Muhammad Iqbal, Yadrifil Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Muhammad Iqbal, Yadrifil Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok Abstrak"

Transkripsi

1 Evaluasi Kinerja dan Penentuan Peringkat Pemasok Pada Perusahaan Manufaktur Baja Menggunakan Data Envelopment Analysis Model CCR dan Super-efficiency DEA Muhammad Iqbal, Yadrifil Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok Abstrak Kinerja pemasok sangat berperan penting dalam supply chain perusahaan terutama dalam menerapkan efisiensi proses operasi agar dapat meningkatkan daya kompetitif perusahaan di era persaingan global saat ini. Meningkatnya permintaan pasar terhadap komoditas baja di wilayah domestik yang disebabkan pertumbuhan ekonomi nasional, merangsang perusahaan manufaktur baja untuk meningkatkan output produksinya. Konsekuensi dalam meningkatkan kapasitas produksi membawa perusahaan untuk lebih selektif dalam memilih pemasok yang benar-bernar mampu memberikan pasokan input yang optimal dan terpercaya. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja para pemasok. Penelitian ini mencoba melakukan evaluasi kinerja dan pemeringkatan pemasok menggunakan metode Data Envelopment Analysis dan model Super-efficiency DEA di salah satu perusahan manufaktur baja ternama di Indonesia. Penelitian ini menghasilkan temuan yaitu pemasok ke-3 memperoleh nilai efisiensi tertinggi. Kata kunci: DEA; Evaluasi kinerja; Efisiensi; Pemasok; Super-efficiency DEA Abstract Nowadays, Vendor performance plays a very important role in business supply chain, particularly to construct an efficiency manufacturing process which will support the company to gain more profit and increase the competitive advantages. An increasing demand of steel product in domestic market that influenced by Indonesian economic growth, has led steel manufacturing company to increase their output production. The consequence in increasing production capacity might result in enhancing the company dependence in supplier performance as in fact they supply the crucial input for production necessity. This paper is trying to present an evaluation of performance and efficiency ranking using Data Envelopment Analysis method and Super-efficiency DEA at a well-known steel manufacturing company in Indonesia. The result found that supplier 3 get the highest rank based on Superefficiency DEA and determined as the most efficient supplier based on DEA method. Keywords: DEA; Efficiency; Performance evaluation; Super-efficiency DEA; Supplier 1. Pendahuluan Dalam konteks manufaktur di era globalisasi saat ini, isu kebutuhan pasokan sumber daya (resource) merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Supplier (pemasok) merupakan komponen yang krusial dalam supply chain management. Kegiatan hulu manufaktur seperti pengadaan bahan baku dari pemasok, saat ini menjadi indikator penting bagi Supply Chain perusahaan mengingat resource akan mempengaruhi hasil output

2 produksi. Oleh sebab itu perusahaan harus berhati-hati mengambil langkah untuk bermitra dengan sembarang pemasok, karena boleh jadi hal tersebut berdampak negatif terhadap kinerja supply chain perusahaan [1]. Di pasar yang sangat kompetitif seperti saat ini, kunci kesuksesan bisnis perusahaan sangat bergantung pada pemilihan pemasok. Pemilihan dan evaluasi pemasok merupakan fase yang paling penting dalam proses pembelian (purchasing). Hal ini dikarenakan perusahaan perlu untuk menyesuaikan kemampuan/kinerja para pemasok dengan kebutuhan perusahaan dalam kaitannya dengan kriteria kinerja yang diharapkan [2]. Seiring berkembangnya pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini, membuat pertumbuhan sektor konstruksi dan infrastruktur nasional juga ikut bergerak naik. Sektor ini berkontribusi sebesar 80% terhadap total konsumsi baja nasional [3]. Kedepan, diperkirakan pertumbuhan sektor konstruksi akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga tren konsumsi baja nasional diramalkan akan melonjak signifikan. Pada gambar 1 dibawah ini dapat dilihat pertumbuhan konsumsi baja nasional yang terjadi sampai tahun Konsumsi Baja (juta ton) Produksi baja nasional (juta ton) Impor Baja (juta ton) Gambar 1. Konsumsi, produksi, dan impor baja nasional Sebagai perusahaan manufaktur baja nasional yang sangat berperan dalam menyuplai sebagian besar kebutuhan baja domestik, perusahaan manufaktur baja PT. X terdorong untuk meningkatkan kapasitas output produksinya agar dapat memenuhi tren permintaan baja dan mengurangi ketergantungan baja impor di lingkup pasar nasional. Konsekuensi meningkatkan output produksi yang lebih besar akan meningkatkan ketergantungan perusahaan terhadap suplai dari pemasok, sementara PT. X sendiri mengadopsi pola suplai multisourcing sehingga

3 masing-masing pemasok memiliki kinerja yang berbeda-beda. Untuk itu PT. X perlu melakukan pengukuran kinerja bagi seluruh pemasok, yang mana hasil pengukuran tersebut dapat memberikan informasi pemasok mana yang berkinerja relatif baik dan mana yang kurang baik. Serta dapat memberikan informasi berupa target perbaikan bagi pemasok berkinerja kurang baik. Selain itu, metode evaluasi kinerja pemasok yang diterapkan manajemen procurement PT. X saat ini, dinilai menghasilkan informasi yang kurang kredibel karena penilaian bersifat subjektif dan memiliki kriteria yang kurang representatif dari sisi akademis. Hal ini memungkinkan perusahaan tidak memiliki keakuratan data yang berfungsi sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan decision making. Menurut Laura Gallego (2011) seleksi pemasok bukan proses yang mudah karena seleksi pemasok merupakan persoalan multikriteria yang melibatkan baik faktor kuantitatif maupun faktor kualitatif [4]. Oleh karena itu, PT. X perlu memiliki mekanisme evaluasi kinerja pemasok yang lebih objektif dan memiliki kapabilitas untuk mengakomodasi parameter penilaian yang bersifat multikriteria. Sebagai referensi dalam memilih metode untuk penelitian ini, cukup banyak literatur yang membahas tentang seleksi dan evaluasi pemasok dengan menggunakan metode yang melibatkan multi-kriteria. Sipahi dan Timor (2010) menerangkan bahwa metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan metode yang paling umum digunakan dalam konteks seleksi pemasok [5]. Seperti pada penelitian Tam dan Tumala (2001) yang menggunakan metode AHP untuk seleksi pemasok pada perusahaan telekomunikasi [6]. Penggunaan metode AHP ini cukup digemari karena dinilai relatif mudah yaitu menggunakan pendekatan hirarki dalam menjabarkan kriteria masalah. Narasimhan et al. (2001) melakukan evaluasi kinerja pemasok menggunakan DEA, yaitu metode dengan pendekatan programa linier multi-faktor [7]. DEA merupakan metode yang populer saat ini karena karakteristiknya yang dikenal kuantitatif dan mekanisme perhitungan yang praktis. Roshandel et al. (2013) melakukan evaluasi dan seleksi pemasok menggunakan hirarki fuzzy TOPSIS pada industri manufaktur deterjen [8]. Kelebihan yang dimiliki hirarki fuzzy TOPSIS dibandingkan metode multi-kriteria lainnya antara lain kemampuan dalam membandingkan hasil dengan solusi ideal positif, menghasilkan ranking, pembobotan kriteria lebih realistis dan mengatasi permasalahan fuzziness. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan pengukuran kinerja pemasok dan menentukan peringkat pemasok pada perusahaan manufaktur baja PT. X dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dan model Super-efficiency DEA.

4 Metode Data Envelopment Analysis tersebut dipilih oleh penulis berdasarkan beberapa alasan yang nanti akan dijelaskan pada bagian berikutnya. 2. Tinjauan Pustaka Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan dua metode yaitu DEA dan Superefficiency DEA. Penggabungan kedua metode dalam penelitian ini adalah dengan maksud memberikan gambaran dari berbagai sudut penilaian bagi pihak manajemen dalam mengambil langkah strategis berkaitan dengan pemasok. 2.1 Data Envelopment Analysis Data Envelopment Analysis pertama sekali dikenalkan oleh Charnes, Cooper dan Rhodes (1978) dari hasil pengembangan penelitian Farrell (1957) tentang analisis produktivitas. Farrell dan Fieldhouse mengembangkan suatu teknik baru yang memungkinkan banyak output dan input digunakan secara bersamaan. Namun kendala pada metode Farrell adalah bagaimana menentukan bobot yang sesuai untuk setiap DMU. Charnes, Cooper dan Rhodes mengatasi kendala tersebut dengan menggunakan pendekatan programa linier yang memungkinkan setiap DMU memilih dengan sendirinya bobot input dan output untuk mendapatkan efisiensi tertinggi. DEA merupakan metode programa matematik untuk mengukur efisiensi relatif sekumpulan entitas yang disebut Decision Making Unit (DMU) dengan menggunakan beberapa variabel input dan ouput [1]. Pada dasarnya efisiensi didapatkan dengan melakukan pembagian jumlah terbobot output dengan jumlah terbobot input. Persamaannya matematisnya adalah sebagai berikut :!""#$#%&$#!"#$%#&'!"#$! =!!!!!!!! Keterangan : X ij : nilai input ke i th di unit ke j V i : pembobotan untuk input ke i th Y rj : nilai output ke r th di unit ke j U r : pembobotan untuk output ke r th!!!!"... (1)!!!" Dalam konteks DEA, kinerja dari pemasok dapat dihitung berdasarkan rasio antara jumlah terbobot output dibagi jumlah terbobot input. Bentuk programa linier metode DEA adalah sebagai berikut:

5 !"#"$%: Kendala: Keterangan : s : banyaknya output m : banyaknya input X ij : nilai input ke i th di unit ke j V i : pembobotan untuk input ke i th Y rj : nilai output ke r th di unit ke j U r : pembobotan untuk output ke r th Secara umum, terdapat dua model dasar dari metode DEA yaitu model klasik Charnes, Cooper, dan Rhodes (CCR) dan model Banker Charnes Cooper (BCC). Dalam penelitian ini penulis menggunakan DEA model CCR untuk melakukan evaluasi kinerja pemasok. DEA model CCR mengasumsikan skala produksi DMU yang diukur bersifat konstan (constant return-to-scale) sehingga fungsi produksi yang dihasilkan model tersebut berbentuk linier. Asumsi constant return-to-scale pada model CCR, maksudnya apabila bertambahnya nilai input maka akan menyebabkan pertambahan nilai output secara proporsional. Bentuk persamaan programa linear DEA model CCR adalah sebagai berikut:!"#"$%: Kendala:!"#$! =!!!!"!!!!!!!! Keterangan:!!!!!!!!!"!!!!" 0 ;! = 1,.,!!!!!!!!" = 1 ;!"#!!,!! 0 s : banyaknya output m : banyaknya input X ij : nilai input ke i th di unit ke j

6 V i : pembobotan untuk input ke i th Y rj : nilai output ke r th di unit ke j U r : pembobotan untuk output ke r th Dalam perhitungan pendekatan programam matematik, ada dua model programa linier yang bisa digunakan untuk menyelesaikan model CCR, yaitu model primal dan model dual. Model primal DEA CCR seperti yang ditampilkan diatas akan menghasilkan perhitungan nilai efisiensi yang sama dengan model dualnya. Namun model dual biasanya digunakan untuk memperoleh nilai efficiency reference set yang berguna untuk untuk rekomendasi perbaikan bagi pemasok inefisien. Bentuk programa linear CCR model dual adalah sebagai berikut:!!!!!"#"$"%&!!! +!!. 4!!!!!"#$%&'!"!!!"!!"!!!!! = 0!!! Apabila terdapat n buah pemasok dalam himpunan yang dievaluasi, maka terdapat n model LP yang harus diselesaikan. Dari hasil optimasi model LP tersebut akan diperoleh nilai efisiensi relatif masing-masing DMU. Apabila suatu DMU mendapat nilai θ sama dengan satu menandakan DMU tersebut berkinerja efisien, sedangkan DMU yangg mendapat nilai θ 1 menandakan DMU tersebut kurang efisien. Pada prinsipnya DEA mengukur efisiensi relatif suatu DMU berdasarkan konsep pareto optimal. Prinsip ini menyatakan bahwa suatu DMU dikatakan efisien relatif apabila tidak ada DMU lain atau himpunan DMU lain yang mampu menghasilkan setidaknya jumlah output yang sama dengan menggunakan jumlah input yang sama atau lebih sedikit. Sebaliknya DMU dikatakan inefisien apabila terdapat DMU lain yang mampu menghasilkan output yang lebih besar dengan menggunakan input yang sama atau lebih sedikit. Bila digambarkan kedalam grafik fungsi produksi, himpunan DMU yang efisien dari hasil perhitungan DEA akan membentuk garis production frontier. Garis frontier pada DEA model CCR berbentuk linier. DMU DMU yang berada dibawah garis frontier merupakan DMU yang kurang efisien (inefisien). Setiap DMU yang inefisien memiliki paling tidak satu DMU referensi yang berada pada garis frontier. DMU inefisien tersebut akan di-benchmark dengan referensi DMU efisien yang paling dekat dengannya. Reference set dapat ditentukan dengan menemukan DMU efisien yang memiliki kriteria paling mirip dengan DMU yang bersangkutan. Nilai lambda (λ) dari hasil perhitungan model dual, merepresentasikan proporsi

7 yang dibentuk DMU efisien yang memberikan hipotesa untuk ditiru oleh DMU yang kurang efisien agar dapat menjadi DMU yang efisien. Gambar 2. Contoh garis frontier DEA model CCR Secara garis besar, ada empat alasan mengapa penulis menggunakan DEA dalam melakukan seleksi pemasok. Pertama, DEA menggunakan pendekatan data-oriented dalam melakukan perhitungan nilai efisiensi, sehingga pengukuran DEA bersifat kuantitatif. Kedua, DEA merupakan metode non-parametrik dimana nilai bobot setiap kriteria menjadi variabel didalam penyelesaian model, hal ini menghilangkan subjektivitas dalam menentukan nilai bobot kriteria. Ketiga, penyelesaian model dual metode DEA menghasilkan nilai ERS yang dapat digunakan sebagai benchmark bagi pemasok yang inefisien. Keempat, model programa matematik pada metode DEA dinilai kredibel untuk memperoleh penilaian yang objektif. 2.2 Super-efficiency DEA Sebenarnya metode DEA memberikan hasil evaluasi yang terbatas, yaitu berupa nilai efisiensi relatif masing masing DMU tanpa mampu menghasilkan pemeringkatan bagi DMU-DMU efisien. Super-efficiency DEA merupakan modifikasi model DEA yang dirancang sehingga memungkinkan semua DMU dapat diranking [9]. Super-efficiency DEA memberikan hasil ranking efisiensi pemasok dengan mekanisme programa linier yang sama seperti metode DEA. Penggunaan metode ini sangat berguna untuk menutupi kekurangan metode DEA, sekaligus memberikan gambaran yang jelas bagi pihak yang berkepentingan terkait urutan pemasok berkinerja paling baik. Prinsip dasar model Super-efficiency DEA terdapat pada formulasi model LP-nya yang tidak memasukan DMU yang dievaluasi kedalam constraint, sehingga nilai efisiensi relatif DMU efisien akan lebih besar dari satu. Model ini pertama kali dikenalkan oleh

8 Andersen dan Petersen (1993). Bentuk model programa linier Super-efficiency DEA adalah sebagai berikut: Tujuan : maks Z = s r= 1 u r y rk Kendala : s r= 1 m i= 1 u r y m rj i= 1 vi xik = 1 u r, v r 0 v x i ij 0 Keterangan : s : banyaknya output m : banyaknya input X ij : nilai input ke i th di unit ke j V i : pembobotan untuk input ke i th Y rj : nilai output ke r th di unit ke j U r : pembobotan untuk output ke r th j = 1,2,.., n j k 3. Metode Penelitian Pengumpulan data yang diperlukan untuk penelitian ini berasal data primer yang diambil dari dokumen/arsip perusahaan. Selain itu pemilihan variabel input dan output sebagai kriteria pengukuran DEA juga melibatkan peran pihak manajemen perusahaan tepatnya personel di divisi logistik dan pengadaan barang. Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan manufaktur baja ternama di Indonesia (PT. X) yang memiliki pangsa pasar cukup besar di pasar domestik. PT. X memiliki peluang besar untuk meningkatkan kapasitas ouput produksinya sejalan dengan kondisi pertumbuhan ekonomi nasional yang cenderung terus meningkat stabil. Evaluasi kinerja pemasok menjadi penting bagi PT. X mengingat wacana penambahan kapasitas ouput produksi akan membutuhkan sumber input yang memadai agar proses produksi berjalan lancar. Pengumpulan data yang diperlukan untuk penelitian ini berasal data primer yang diambil dari dokumen/arsip perusahaan. Selain itu pemilihan variabel input dan output sebagai kriteria pengukuran DEA juga melibatkan peran pihak manajemen perusahaan tepatnya personel di divisi logistik dan pengadaan barang.

9 4. Pembahasan dan Hasil Penelitian Dalam melakukan pengumpulan data, ada beberapa tahapan yang menjadi substansi penting dilakukan oleh penulis. Berikut penjabaran setiap tahapan pengumpulan data penelitian ini. 4.1 Penentuan Decision Making Unit DMU merupakan suatu entitas yang memiliki kemampuan mengkonversi input menjadi output sehingga kinerjanya dapat dievaluasi berdasarkan nilai efisiensi DMU tersebut. Dalam konteks penelitian ini, DMU merupakan pemasok yang mengadakan hubungan kemitraan dalam menyuplai barang dan jasa kepada PT. X. Untuk memenuhi unsur Homogeneity pada setiap DMU, pemasok-pemasok yang akan dievaluasi harus memiliki kesamaan output hasil produksi sehingga pengukuran kinerja menjadi sebanding. Setelah mengidentifikasi seluruh pemasok yang ada, penulis menemukan pemasok yang menyuplai bahan baku kapur bakar memenuhi kriteria yang dibutuhkan sebagai DMU. Terdapat enam pemasok yang menyuplai material untuk produksi baja billet tersebut (gambar 1). Keenam pemasok tersebut akan dimasukan kedalam himpunan DMU untuk dievaluasi. Gambar 3. Pemilihan DMU 4.2 Penentuan Kriteria input dan output Dalam melakukan penentuan kriteria input dan output suatu pemasok, Al-faraj (2006) menjelaskan beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama kriteria input harus mewakili sumber daya atau kapabilitas yang dimiliki pemasok tersebut, sebagai contoh; jumlah karyawan, kemampuan teknis, dan lain-lain. Kedua, harus adanya hubungan isotonis antara kriteria input dan ouput yang dipilih, yaitu apabila ada kenaikan sejumlah input akan mempengaruhi kenaikan satu atau beberapa kriteria output. Ketiga, kriteria yang dipilih dapat disesuaikan dengan obyektif manajemen terkait di perusahaan yang sudah ada sebelumnya. Pemilihan kriteria juga dapat dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria yang sudah digunakan pada penelitian sebelumnya. Dalam hal ini penulis mempertimbangkan 23 kriteria seleksi pemasok Dickson (1966).

10 Langkah awal dalam menentukan variabel input dan output adalah dengan mengadakan diskusi bersama beberapa pihak manajemen purchasing PT. X. Diskusi membahas secara mendalam tentang semua alternatif variabel yang mungkin akan digunakan, yaitu dengan mempertimbangkan obyektif manajemen dan Dickson s criteria. Karena jumlah DMU yang diukur relatif kecil maka variabel yang dipilih juga harus dibatasi jumlahnya agar menjaga hasil pengukuran DEA tetap diskriminatif [10]. Setelah mengadakan diskusi bersama pihak manajemen perusahaan dengan, penulis merangkum lima variabel input dan output yang sangat mempengaruhi kinerja vendor. Kriteria input dan output tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Daftar Variabel Input dan Output Historis Jumlah Transaksi INPUT Bisnis Lokasi Geografis Kualitas OUTPUT Waktu Pengiriman Pelayanan Kualitas dan ketepatan waktu pengiriman merupakan tujuan yang paling penting bagi pihak perusahaan. Kualitas akan sangat mempengaruhi hasil akhir barang jadi sedangkan waktu pengiriman akan mempengaruhi berjalannya proses produksi. Material kapur bakar yang digunakan untuk produksi baja harus memiliki spesifikasi kandungan kalsium oksida (CaO) didalamnya paling rendah sebesar 88%. Kualitas material dinyatakan tidak baik apabila pemasok menyediakan material dengan komposisi kandungan CaO yang lebih rendah. Untuk memperoleh informasi persentase jumlah material memenuhi kualitas yang disuplai oleh pemasok, digunakan rumus berikut ini:!"#$%&#'!"#$%&"'!"#$%&' =!"#$%&"'!"!#$%!"#!$%$&'!$ 100%!"#$%&!"#$%&"' Menyediakan pengiriman material dengan tepat waktu merupakan tugas penting pemasok agar proses produksi PT. X berjalan lancar. Ketepatan waktu pengiriman material (Delivery time) dari para pemasok menunjukanno index entries found. sikap integritas dan berkomitmen dalam mewujudkan kesepakatan antara pemasok dan perusahaan untuk menyediakan material sebelum batas waktu yang ditentukan. Informasi mengenai ketepatan waktu pengiriman para pemasok dapat dilihat dari dokumen Delivery Order PT. X. Untuk

11 menghitung persentase material yang memenuhi pengiriman tepat waktu dari pemasok, digunakan rumus berikut ini:!"#"$%#%&!"#$%"&' =!"#$%&"'!"#"$"%!"#$!!"#$%!"#$%&!"#$%&"' 100% Lokasi geografis diukur berdasarkan jarak dari lokasi gudang penyimpanan material pemasok menuju lokasi perusahaan (kilometer). Jumlah historis transaksi bisnis diukur berdasarkan jumlah pembelian material oleh perusahaan dari pemasok pada masa lampau. Kriteria pelayanan (services) menjadi variabel yang unik dibandingkan variabel lainnya karena nilai manfaatnya bersifat intangible. Parameter services menjadi penting bagi perusahaan mengingat proses pengadaan barang biasanya memiliki unsur resiko dan ketidakpastian akan mekanisme dan kondisi barang yang disuplai, sehingga para pemasok dituntut untuk lebih fleksibel dan memberikan pelayanan sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Kemampuan pemasok dalam menyediakan services diklasifikasikan menjadi beberapa subkriteria seperti terlihat pada tabel 2 dan kemudian dinilai dengan menggunakan skala likert. Tabel 2 Subkriteria Variabel Services Kriteria KETANGGAPAN KOMITMEN & KREDIBILITAS Subkriteria Pelayanan Performa dalam merespon undangan tender dari KS Keterbukaan negosiasi Kenyamanan dalam komunikasi Kesigapan dalam memecahkan masalah di lapangan Itikad menjalin hubungan jangka panjang Sikap profesionalisme dan bertanggung jawab 4.3 Pengumpulan data Sesuai dengan variabel-variabel input dan output yang telah ditentukan dan didefinisikan sebelumnya, maka terdapat lima kelompok data yang dinilai dari para pemasok. Rekapitulasi data variabel input dan ouput setiap pemasok dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Rekapitulasi Data Variabel DMU s Delivery Performance Quality Amount of Past Bussiness Service Geographical Location Pemasok 1 99% 78.3% 3,340,000 kg 88.8% 164 km Pemasok % 77% 3,985,000 kg 80% 210 km Pemasok 3 100% 72.3% 1,620,000 kg 86.6% 205 km Pemasok 4 98,9% 68.6% 4,045,000 kg 85.6% 207 km

12 Pemasok 5 99% 72.1% 1,875,000 kg 82.2% 210 km Pemasok % 73.8% 2,435,000 kg 77.7% 173 km 4.4 Penentuan Model DEA Setelah pengumpulan data telah lengkap, tahap selanjutnya adalah menentukan model DEA apa yang digunakan. Secara umum terdapat dua jenis model DEA yang biasa digunakan untuk mengukur efisiensi relatif suatu unit operasi, yaitu DEA model klasik Charnes Cooper Rhodes (CCR) dan DEA model Banker Charnes Cooper (BCC). Pemilihan model akan yang digunakan harus mempertimbangkan karakteristik dari fungsi produksi DMU yang diukur. DEA model CCR mengasumsikan skala produksi DMU yang diukur bersifat konstan (constant return-to-scale) sehingga fungsi produksi yang dihasilkan model tersebut berbentuk linier. Dalam penelitian ini penulis menggunakan Metode DEA model CCR. Pemilihan model DEA CCR berdasarkan asumsi bahwa fungsi produksi para pemasok berada pada kondisi yang optimal dan tidak mengalami fluktuasi sehingga metode DEA lebih efektif digunakan adalah model CCR dengan skala produksi yang konstan. Model Super-efficiency DEA yang digunakan dalam penelitian ini adalah model awal Super-efficiency yang dikembangkan oleh Andersen dan Petersen (1993). Penulis menggunakan model ini karena bentuk model yang cukup sederhana dan hasil pengukuran dapat menunjukan peringkat setiap DMU, bahkan DMU yang efisien sekalipun. 4.5 Formulasi dan Optimasi Menghitung nilai efisiensi relatif suatu pemasok menggunakan metode DEA dilakukan melalui optimasi programa linier. Data variabel output pemasok yang diukur dijadikan tujuan dalam model programa linier, sedangkan variable inputnya berbentuk konstan sama dengan satu dan dimasukan kedalam kendala. Formulasi programa linier metode DEA CCR yang berorientasi input dapat disusun menjadi model primal dan model dual. Contoh formulasi model primal DEA CCR untuk mengukur nilai efisiensi relatif DMU 1 adalah sebagai berikut: DMU 1 (Bintang Mandiri) Model Primal Maks Z = 0,99 X 1 + 0,783 X 2 + 0,888 X 3 Kendala: 3.34 Y Y 2 = 1 0,99 X 1 + 0,783 X 2 + 0,888 X Y Y 2 0 0,975 X 1 + 0,77 X 2 + 0,8 X Y Y 2 0

13 1 X 1 + 0,723 X 2 + 0,866 X Y Y 2 0 0,989 X 1 + 0,686 X 2 + 0,855 X Y Y 2 0 0,99 X 1 + 0,721 X 2 + 0,822 X Y Y 2 0 0,954 X 1 + 0,738 X 2 + 0,777 X Y Y 2 0 Y 1, Y 2, X 1, X 2, X 3 0 Keterangan: Y 1 = bobot untuk kriteria jumlah suplai material Y 2 = bobot untuk kriteria jumlah transaksi bisnis lampau X 1 = bobot untuk kriteria ketepatan waktu X 2 = bobot untuk kriteria kualitas X 3 = bobot untuk kriteria pelayanan Sedangkan formulasi model dual DEA CCR dapat disusun dari model primal yang sudah ada. Contoh formulasi model dual DEA CCR untuk DMU 1 adalah sebagai berikut: DMU 1 (Bintang Mandiri) Model Dual Min θ Kendala: 0,99 λ 1 + 0,975 λ λ 3 + 0,989 λ 4 + 0,99 λ 5 + 0,954 λ 6 0,99 0,783 λ 1 + 0,77 λ 2 + 0,723 λ 3 + 0,686 λ 4 + 0,721 λ 5 + 0,738 λ 6 0,783 0,888 λ 1 + 0,8 λ λ 3 + 0,855 λ 4 + 0,822 λ 5 + 0,777 λ 6 0,888 0,826 λ 1 + 0,985 λ 2 + 0,401 λ λ 4 + 0,464 λ 5 + 0,602 λ 6 0,826 θ 0,781 λ λ 2 + 0,976 λ 3 + 0,986 λ λ 5 + 0,824 λ 6 0,781 θ λ 1, λ 2, λ 3, λ 4, λ 5, λ 6 0 Keterangan: λ n = intensitas untuk pemasok ke -n n = 1,2,...,6 θ = Variabel dual, tidak terbatas (bebas) Sedangkan contoh formulasi model Super-efficiency DEA untuk mengukur nilai efisiensi DMU 1 adalah sebagai berikut: DMU 1 (Bintang Mandiri) Model Super-Efficiency DEA Maks Z = 0,99 X 1 + 0,783 X 2 + 0,888 X 3 Kendala: 3.34 Y Y 2 = 1

14 0,975 X 1 + 0,77 X 2 + 0,8 X Y Y X 1 + 0,723 X 2 + 0,866 X Y Y 2 0 0,989 X 1 + 0,686 X 2 + 0,855 X Y Y 2 0 0,99 X 1 + 0,721 X 2 + 0,822 X Y Y 2 0 0,954 X 1 + 0,738 X 2 + 0,777 X Y Y 2 0 Y 1, Y 2, X 1, X 2, X 3 0 Penyelesaian formulasi programa linier DEA diatas dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Efficiency Measurement System 1.3 (EMS). EMS merupakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh Technical University of Dortmund untuk perhitungan efisiensi relatif dalam metode DEA. 4.6 Hasil Optimasi Melakukan optimasi DEA CCR menggunakan perangkat lunak Efficiency Measurement System 1.3, dapat menampilkan hasil solusi optimasi dari kedua model, baik model primal maupun dual dari seluruh DMU yang diukur. Berikut hasil pengukuran metode DEA CCR berupa nilai efisiensi relatif yang dicapai setiap pemasok % 95.00% 90.00% 85.00% 80.00% 75.00% 70.00% 65.00% 60.00% 55.00% 50.00% Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok 4 Pemasok 5 Pemasok 6 Gambar 4. Nilai Efisiensi Relatif Setiap Pemasok Dari hasil perhitungan DEA pada gambar 4 diatas dapat disimpulkan bahwa pemasok 1, pemasok 3, dan pemasok 6 memperoleh nilai efisiensi maksimal 100% sehingga dikategorikan sebagai pemasok yang efisien. Sedangkan pemasok 2, pemasok 4 dan pemasok 5 memperoleh nilai efisiensi kurang dari 100% sehingga dikategorikan sebagai pemasok yang

15 kurang efisien. Masing-masing pemasok tersebut memperoleh nilai efisiensi sebesar 78.67%, 80.06% dan 94.63% secara berurutan. Selain itu perhitungan DEA model dual menghasilkan nilai efficiency reference set (ERS). Nilai ERS merupakan hasil penyelesaian model dual metode DEA, yang dapat digunakan pemasok inefisien sebagai nilai benchmark untuk memperbaiki kinerjanya agar menjadi efisien. Efficiency reference set masing masing pemasok yang inefisien dapat dilihat pada tabel 4. Nilai ERS dibentuk oleh sekumpulan nilai intensitas yang berasal dari DMU efisien. Contohnya saja DMU inefisien pemasok 2 memiliki nilai ERS yang terdiri dari nilai intensitas DMU efisien pemasok 1 dan pemasok 6. Penjumlahan dari hasil kali masing masing nilai intensitas dengan salah satu nilai variabel DMU efisien tersebut, akan menghasilkan sebuah nilai variabel baru yang menjadi rekomendasi perbaikan bagi pemasok inefisien. Tabel 4. Nilai Efficiency Reference Set DMU s Nilai Efisiensi Efficiency Reference Set 1 100% % DMU 1 (0.782) ; DMU 6 (0.214) 3 100% % DMU 1 (0.882) ; DMU 6 (0.121) % DMU 3 (0.811) ; DMU 6 (0.187) 6 100% -- Adapun hasil perhitungan nilai efisiensi Super-efficiency DEA dapat dilihat pada tabel 5. Model Super-efficiency DEA mampu memberikan hasil pemeringkatan masing-masing pemasok berdasarkan nilai efisiensi yang diperoleh. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasok 3 merupakan pemasok yang memiliki nilai efisiensi paling tinggi diantara pemasok efisien lainnya. Tabel 5. Hasil Optimasi Super-efficiency DEA Peringkat DMUs Nilai Efisiensi Super-Efficiency DEA 1 Pemasok % 2 Pemasok % 3 Pemasok % 4 Pemasok % 5 Pemasok % 6 Pemasok %

16 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan. Kriteria yang dianggap penting dalam merepresentasikan kinerja pemasok bagi perusahaan manufaktur baja PT. X adalah kualitas, kemampuan delivery, pelayanan, lokasi geografis, dan jumlah historis transaksi bisnis. Dari hasil pengukuran kinerja metode Data Envelopment Analysis diperoleh informasi bahwa pemasok 1, 3, dan 6 dikategorikan sebagai pemasok yang efisien. Berdasarkan hasil pemeringkatan model Super-efficiency DEA diperoleh informasi bahwa pemasok 3 merupakan pemasok yang memiliki kinerja yang paling efisien. Daftar Pustaka [1] Amindoust, Atefeh; Ahmed, Shamsuddin; Saghafinia, Ali. (2012). Supplier Selection and Performance Evaluation of Telecomunication Company. American Journal of Engineering and Applied Science; Vol. 5; No. 1. pg [2] Al-faraj, Taqi. (2006). Vendor Selection by Means of Data Envelopment Analysis. Cambridge Bussiness Review; Vol. 6; No. 1. pg. 70 [3] Laporan Kajian Industri Prioritas. (2012). Pengembangan Investasi Industri Logam Dasar. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) [4] Gallego, Laura Virseda. (2011). Review of Existing Methods, Model and Tools for Supplier Evaluation. Dissertation. Department of Management and Engineering. Linkopings Universitet. [5] Sipahi, Seyhan; Timor, Mehpare. (2010). The Analytic Hierarchy Process and Analytic Network Process: an overview of application. Management Decision; Vol. 48; No. 5. pp [6] Tam, Maggie; Tumala, V.M.R. (2001). An Aplication of the AHP in vendor selection of a Telecomunications System. The International Journal of Management Science; Vol. 29. pg [7] Narasimhan, Ram; Talluri, Srinivas; Mendez, David. (2001). Supplier Selection and Rationalization via Data Envelopment Analysis: An Empirical Examination. Journal of Supply Chain Management; Vol. 37; No.3. pg. 28 [8] Roshandel, Jinus; Mirinargesi, S.S.; Hatamishirkouhi, Loghman. (2013). Evaluating and Selecting the Supplier in Detergent Production Industry Using Hierarchical Fuzzy TOPSIS [9] Andersen, Per; Petersen, Niels Christian. (1993). A Procedure for Ranking Efficient Units in Data Envelopment Analysis. Management Science; Vol. 39; No. 10. pg [10] Cooper, William W.; Seiford, Lawrence; Zhu, Joe. Handbook on Data Envelopment Analysis 2 nd Edition. International Series in Operation Research & Management Science; Vol.164.

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur Pengukuran Efisiensi pada Bagian Produksi Genteng di PT. Wisma Wira Jatim Surabaya dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Farida Pulansari ST.MT Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jawa

Lebih terperinci

s r=1 u ry ro m i=1 v ix io max h 0 = s r=1 m i=1 v 1, j = 1,..., n

s r=1 u ry ro m i=1 v ix io max h 0 = s r=1 m i=1 v 1, j = 1,..., n BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan sektor industri sejalan dengan perkembangan metode dalam pengambilan keputusan. Tidak jarang hal tersebut juga mengubah sudut pandang para pelaku industri. Dewasa ini, para

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan PT. SI Plant T2C didirikan pada tahun 2011 sebagai salah satu plant di PT. SI yang bergerak di bidang manufacture tooling/cetakan. Pendirian

Lebih terperinci

Pengukuran Efisiensi Produksi Dengan Metode DEA (Data Envelopement Analysis) Di Divisi Wire Rod Mill PT.XYZ

Pengukuran Efisiensi Produksi Dengan Metode DEA (Data Envelopement Analysis) Di Divisi Wire Rod Mill PT.XYZ Pengukuran Efisiensi Produksi Dengan Metode DEA (Data Envelopement Analysis) Di Divisi Wire Rod Mill PT.XYZ Akbar Utama H.M 1, Achmad Bahauddin 2, Putro Ferro Ferdinant 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

Oleh: Nurul Budi Murtini Drs. Sulistiyo, MT

Oleh: Nurul Budi Murtini Drs. Sulistiyo, MT Pemilihan Supplier Menggunakan Fuzzy-DEA (studi kasus PT elba Fitrah Mandiri Sejahtera Surabaya) Supplier Selection using Fuzzy-DEA (a case study at PT elba Fitrah Mandiri Sejahtera Surabaya) Oleh: Nurul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Sudah banyak sekali penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai efisiensi dari DMU,

BAB III METODOLOGI. Sudah banyak sekali penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai efisiensi dari DMU, BAB III METODOLOGI III. 1 Metode Pengukuran Efisiensi Perbankan Sudah banyak sekali penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai efisiensi dari DMU, hal ini terbukti dari jumlah penelitian yang berjumlah

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA UNIT USAHA MENGGUNAKAN MODEL CCR (STUDI KASUS PADA APOTEK KIMIA FARMA SEMARANG) Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

ANALISIS KINERJA UNIT USAHA MENGGUNAKAN MODEL CCR (STUDI KASUS PADA APOTEK KIMIA FARMA SEMARANG) Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang ANALISIS KINERJA UNIT USAHA MENGGUNAKAN MODEL CCR (STUDI KASUS PADA APOTEK KIMIA FARMA SEMARANG) Laily Rahmania 1, Farikhin 2, Bayu Surarso 3 1,2,3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

Kata Kunci : Data Envelopment Analysis, Technical Efficiency, Scale Effficiency

Kata Kunci : Data Envelopment Analysis, Technical Efficiency, Scale Effficiency PENGUKURAN EFISIENSI JASA PELAYANAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus : SPBU G, SPBU K, SPBU S, SPBU J) Moses L. Singgih dan Viki Chandra

Lebih terperinci

Pengukuran Efisiensi Menggunakan Allocation Model Dalam Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Pada Divisi Doorlock PT. XYZ

Pengukuran Efisiensi Menggunakan Allocation Model Dalam Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Pada Divisi Doorlock PT. XYZ . Pengukuran Efisiensi Menggunakan Allocation Model Dalam Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Pada Divisi Doorlock PT. XYZ Aditiya Eko Saputro 1, Faula Arina 2, Ratna Ekawati 3 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.KERANGKA PENELITIAN Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada kebutuhan untuk melengkapi analisis benchmarking yang telah dilakukan sebelumnya oleh BUMIDA untuk menentukan

Lebih terperinci

Pengukuran Efisiensi Produksi dengan Metode Data Envelopement Analysis di Divisi Wire Rod Mill

Pengukuran Efisiensi Produksi dengan Metode Data Envelopement Analysis di Divisi Wire Rod Mill Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.3, September 2013, pp.233-238 ISSN 2302-495X Pengukuran Efisiensi Produksi dengan Metode Data Envelopement Analysis di Divisi Wire Rod Mill Akbar Utama H.M 1, Achmad Bahauddin

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi)

Evaluasi Kinerja Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi) Evaluasi Kinerja Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi) Raw Material Supplier Performance Evaluation Using Fuzzy Analytic Hierarchy

Lebih terperinci

Integrasi Balanced Scorecard dan Data Envelopment Analysis dalam Pengukuran Kinerja dan Efisiensi

Integrasi Balanced Scorecard dan Data Envelopment Analysis dalam Pengukuran Kinerja dan Efisiensi Petunjuk Sitasi: och, B. N., Muslim, E., & Karina, L. (2017). Integrasi Balanced card dan Data Envelopment Analysis dalam Pengukuran Kinerja dan Efisiensi. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F125-131).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 15 16

Lebih terperinci

APLIKASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK PENGUKURAN EFISIENSI AKTIVITAS PRODUKSI.

APLIKASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK PENGUKURAN EFISIENSI AKTIVITAS PRODUKSI. OPEN ACCESS MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN: 2579-6550 (online) 2528-4363 (print) Vol. 2, No. 2. April 2017 APLIKASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK PENGUKURAN EFISIENSI AKTIVITAS

Lebih terperinci

INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER

INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER Juwita Metrihayu Rahmadani dan Udisubakti Ciptomulyono Program

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS PROGRAM STUDI S 1 DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ANALISIS EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS PROGRAM STUDI S 1 DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Analisis Efisiensi dan... (Atika Widadty) 1 ANALISIS EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS PROGRAM STUDI S 1 DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA ANALYSIS EFFICIENCY AND PRODUCTIVITY STUDI PROGRAM S

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEVELOPMENT ENVELOPMENT ANALYSIS DALAM MENGEVALUASI EFISIENSI UNIT PRODUK GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS ABSTRAK

PENERAPAN METODE DEVELOPMENT ENVELOPMENT ANALYSIS DALAM MENGEVALUASI EFISIENSI UNIT PRODUK GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS ABSTRAK PENERAPAN METODE DEVELOPMENT ENVELOPMENT ANALYSIS DALAM MENGEVALUASI EFISIENSI UNIT PRODUK GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS Dwi Mirafi Orita email: fiorita2002@yahoo.com Mahasiswa Pascasarjana Program Studi

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Program Linear Program linear merupakan model matematik untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber organisasi. Kata sifat linear digunakan untuk

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ)

EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ) EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ) Rista Dwi Novianto 1) dan Suparno 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang keahlian Manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Sumanth (1984) dalam bukunya menjelaskan bahwa efisiensi berhubungan dengan seberapa baik kita menggunakan sumber daya yang ada untuk mendapatkan suatu hasil. Secara matematis efisiensi

Lebih terperinci

CLASTERING PROGRAM STUDI TEKNIK DENGAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

CLASTERING PROGRAM STUDI TEKNIK DENGAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) CLASTERING PROGRAM STUDI TEKNIK DENGAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Joni Mustofa, Budi Santoso Teknik Industri FTI-UPNV Jatim e-mail: iyonakajoni@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Indira Anindita, Isti Surjandari. Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

Indira Anindita, Isti Surjandari. Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia Pemeringkatan Penyedia Sewa Truk pada Perusahaan Jasa Pengeboran Minyak Bumi Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) dengan Minimum Weight Restriction Indira Anindita, Isti Surjandari Departemen Teknik

Lebih terperinci

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (0) ISSN: 0-97 Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Reza P. Adhi, Eko Budi Santoso Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manjemen rantai suplai merupakan suatu proses untuk mengintegrasi,

BAB I PENDAHULUAN. Manjemen rantai suplai merupakan suatu proses untuk mengintegrasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan ketat dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk memiliki keunggulan kompetitif dalam hal memenuhi kebutuhan konsumen. Perusahaan dapat meningkatkan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maju dan berkembangnya kondisi perekonomian menyebabkan persaingan di dunia bisnis menjadi semakin ketat. Persaingan tersebut menuntut para pelaku bisnis melakukan

Lebih terperinci

Pemilihan Pemasok Bahan Baku Produksi Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis

Pemilihan Pemasok Bahan Baku Produksi Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.2, Juni 2013, pp.157-161 ISSN 2302-495X Pemilihan Pemasok Bahan Baku Produksi Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis Harry Darmawan 1, Hadi Setiawan 2, Sirajuddin

Lebih terperinci

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (0) ISSN: 7-59 (0-97 Print) C-8 Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Reza P. Adhi dan Eko Budi Santoso Program Studi Perencanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Pemilihan Sampel Penelitian menggunakan sampel data sekunder yang diperoleh melalui akses data terhadap Laporan tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan hal yang tidak bias dipisahkan dari berbagai penelitian yang dilakukan. Objek penelitian merupakan sebuah sumber yang dapat memberikan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS 1 Rikky Wisnu Nugrha, 2 Romi 1 Program Studi Komputerisasi Akuntansi Politeknik LPKIA 2 Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis data sekunder 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis data sekunder yang diambil dari beberapa sumber, yaitu data Statistik Perbankan Syariah (SPS)

Lebih terperinci

6.4.2 Hasil seleksi Provinsi dengan metode SAA 100 BAB 7 KESIMPULAN 107 DAFTAR PUSTAKA 109

6.4.2 Hasil seleksi Provinsi dengan metode SAA 100 BAB 7 KESIMPULAN 107 DAFTAR PUSTAKA 109 6.4.2 Hasil seleksi Provinsi dengan metode SAA 100 BAB 7 KESIMPULAN 107 DAFTAR PUSTAKA 109 x DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 3.1 Produktivitas φ (bashan i, prod j) 42 6.1 Hirarki Kriteria 74 6.2 Mean

Lebih terperinci

Y u s t i n a N g a t i l a h Teknik Industri FTI-UPNV Jatim

Y u s t i n a N g a t i l a h Teknik Industri FTI-UPNV Jatim PENGUKURAN EFISIENSI RELATIF UD. BAHAN BANGUNAN DAN STRATEGI PERBAIKANNYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS ( DEA ) DI KABUPATEN SIDOARJO Y u s t i n a N g a t i l a h Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan

Lebih terperinci

PENGUKURAN EFISIENSI BANK BUMN DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

PENGUKURAN EFISIENSI BANK BUMN DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS PENGUKURAN EFISIENSI BANK BUMN DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS Bayu Sulistyono bay.sulistyono@gmail.com Magister Manajemen, Universitas Mercubuana Jakarta, Indonesia Abstrak

Lebih terperinci

PEMILIHAN PARTNER SUBKONTRAK DENGAN MODEL INTEGRASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) MONTE CARLO DI PT. ANTAR SURYA JAYA

PEMILIHAN PARTNER SUBKONTRAK DENGAN MODEL INTEGRASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) MONTE CARLO DI PT. ANTAR SURYA JAYA PEMILIHAN PARTNER SUBKONTRAK DENGAN MODEL INTEGRASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) MONTE CARLO DI PT. ANTAR SURYA JAYA Maulin Masyito Putri, Ir. Ibnu Hisyam, M.T, Iwan Vanany, S. T, Ph.D Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan dalam mengevaluasi supplier selalu berkaitan erat dengan pemilihan supplier yang tepat, dengan alokasi kuotanya yang berbeda-beda. Satu kesalahan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 PEMASOK SUSTAINABEL

BAB 2 PEMASOK SUSTAINABEL BAB 2 PEMASOK SUSTAINABEL Pemilihan pemasok merupakan proses penting dan diperhatikan karena hasilnya mempengaruhi kualitas produk, performa perusahaan dan rantai pasok. Karena pasar yang kompetitif pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:161), objek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Di era globalisasi saat ini, persaingan antar perusahaan semakin ketat. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga menuntut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Standard Operating Procedure (SOP) 2.1.1 Pengertian SOP Setiap organisasi perusahaan memiliki pola dan mekanisme tersendiri dalam menjalankan kegiatannya, pola dan mekanisme itu

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Pendahuluan Ngatawi 1 dan Ira Setyaningsih 2 Abstrak:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pujawan (2010) menyatakan bahwa Supply Chain Management tidak hanya berorientasi pada urusan internal sebuah perusahaan, melainkan juga urusan eksternal yang menyangkut hubungan

Lebih terperinci

EVALUASI DUA TAHAP EFISIENSI CABANG BANK MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

EVALUASI DUA TAHAP EFISIENSI CABANG BANK MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) EVALUASI DUA TAHAP EFISIENSI CABANG BANK MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Oleh : Vivit Ninda Mayangsari (1207 100 030) Dosen Pembimbing: Drs. Sulistiyo,, MT 1 Latar Belakang Rumusan Masalah

Lebih terperinci

USULAN PRIORITAS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BAJA DENGAN METODE PROMETHEE DI PT SINAR SAKTI MATRA NUSANTARA *

USULAN PRIORITAS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BAJA DENGAN METODE PROMETHEE DI PT SINAR SAKTI MATRA NUSANTARA * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 USULAN PRIORITAS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BAJA DENGAN METODE PROMETHEE

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Proses pemilihan supplier merupakan salah satu aktifitas penting dalam suatu organisasi. Kesalahan dalam pemilihan supplier dapat berdampak pada terganggunya kelangsungan proses

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus : PT. X cabang Surabaya)

PENGUKURAN KINERJA SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus : PT. X cabang Surabaya) PENGUKURAN KINERJA SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus : PT. X cabang Surabaya) Devita Noviyanti, Bambang Syairudin Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENGUKURAN EFISIENSI PERUSAHAAN DENGAN METODE DEA ( DATA ENVELOPMENT ANALYSIS ) (Studi Kasus Di : PT.Trakindo Utama Surabaya Branch East Area) SKRIPSI

PENGUKURAN EFISIENSI PERUSAHAAN DENGAN METODE DEA ( DATA ENVELOPMENT ANALYSIS ) (Studi Kasus Di : PT.Trakindo Utama Surabaya Branch East Area) SKRIPSI PENGUKURAN EFISIENSI PERUSAHAAN DENGAN METODE DEA ( DATA ENVELOPMENT ANALYSIS ) (Studi Kasus Di : PT.Trakindo Utama Surabaya Branch East Area) SKRIPSI Oleh : RIA RUBYANTI NPM : 0532010126 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Pengukuran Tingkat Efisiensi Pelayanan Unit Hemodialisis di Rumah Sakit H1 dan H2 dengan Data Envelopment Analysis (DEA)

Pengukuran Tingkat Efisiensi Pelayanan Unit Hemodialisis di Rumah Sakit H1 dan H2 dengan Data Envelopment Analysis (DEA) JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X D-219 Pengukuran Tingkat Efisiensi Pelayanan Unit Hemodialisis di Rumah Sakit H1 dan H2 dengan Data Envelopment Analysis (DEA) Riza

Lebih terperinci

1. Pendahuluan ANALISIS PENGARUH TINGKAT EFISIENSI TENAGA KESEHATAN TERHADAP ANGKA PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS (TB) PARU DI GORONTALO

1. Pendahuluan ANALISIS PENGARUH TINGKAT EFISIENSI TENAGA KESEHATAN TERHADAP ANGKA PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS (TB) PARU DI GORONTALO Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn 2477-2364 eissn 2477-2356 ANALISIS PENGARUH TINGKAT EFISIENSI TENAGA KESEHATAN TERHADAP ANGKA PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS (TB) PARU DI GORONTALO 1 Kholis Ernawati, 2

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN Sidang Tesis PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN Disusun oleh : Ivan Angga Shodiqi NRP : 2509 203 011 Dibimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bagian pendahuluan berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. Penjelasan rinci dari masing-masing subbab dijelaskan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 6 No. 2 Februari 2014

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 6 No. 2 Februari 2014 PENGUKURAN PERFORMANSI SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DI PT MISAJA MITRA PATI JAWA TENGAH Lilis Suryani 1, Ira Setyaningsih 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini terjadi perubahan paradigma mengenai kualitas. Suatu produk yang berkualitas tidak hanya merupakan produk dengan kinerja yang baik tetapi juga

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Persaingan perusahaan-perusahaan sangat ketat dalam era globalisasi ini yang menghendaki perdagangan bebas. Persaingan yang sengit dalam pasar global sekarang ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menyebabkan banyak perusahaan harus menghadapi kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut, perusahaan harus senantiasa

Lebih terperinci

Tahapan Penelitian Peningkatan Kinerja Pemasok

Tahapan Penelitian Peningkatan Kinerja Pemasok Lampiran 1 No Tahapan Penelitian Tahapan Penelitian Peningkatan Kinerja Pemasok Deskripsi pelaksanaan Hasil Menentukan sasaran penelitian PT. GTE dan rantai suplainya Pengambil keputusan di perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan intermediasi memandang bahwa sebuah lembaga keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan intermediasi memandang bahwa sebuah lembaga keuangan BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Ruang lingkup pada penelitian ini ialah menganalisis pengaruh efisiensi kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi era pasar bebas, setiap perusahaan harus siap untuk bersaing secara global. Persaingan merupakan sebuah tantangan bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Pemilihan Supplier dan Kriteria Dalam industri manufaktur, pemilihan supplier akan memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja dari perusahaan (Herbon dkk,

Lebih terperinci

Mengukur Efisiensi Relatif Pialang Bursa Berjangka Jakarta

Mengukur Efisiensi Relatif Pialang Bursa Berjangka Jakarta Mengukur Efisiensi Relatif Pialang Bursa Berjangka Jakarta Oleh: Nurlisa Arfani Kinerja pialang yang diukur dalam penelitian ini adalah tingkat efisiensi pialang dalam menjalankan bisnisnya. Pialang dikatakan

Lebih terperinci

EVALUASI SUPPLIER BAHAN BAKU PEMBUATAN TIANG PANCANG PADA PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN AHP DAN LOSS FUNCTION

EVALUASI SUPPLIER BAHAN BAKU PEMBUATAN TIANG PANCANG PADA PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN AHP DAN LOSS FUNCTION EVALUASI SUPPLIER BAHAN BAKU PEMBUATAN TIANG PANCANG PADA PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN AHP DAN LOSS FUNCTION Efraim S. Ginting 1,Sugiharto Pujangkoro 2, Tuti Sarma Sinaga 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Robbins dan Coultier (2012) menyatakan bahwa manajemen mengacu pada proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DI DESA MAINDU, KECAMATAN MONTONG, KABUPATEN TUBAN

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DI DESA MAINDU, KECAMATAN MONTONG, KABUPATEN TUBAN Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA) Volume 2, Nomor 3 (2018): 244-254 ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e) ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.. Landasan Teori a. Saham Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian dari perusahaan (Hartono, 2008: 25). Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor keuangan, terutama industri perbankan, berperan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor keuangan, terutama industri perbankan, berperan sangat penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor keuangan, terutama industri perbankan, berperan sangat penting bagi aktivitas perekonomian. Bank adalah lembaga keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi perekonomian

Lebih terperinci

PENERAPAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER DAN PERBAIKAN PERFORMANSI SUPPLIER

PENERAPAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER DAN PERBAIKAN PERFORMANSI SUPPLIER PENERAPAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER DAN PERBAIKAN PERFORMANSI SUPPLIER Yeni, Suparno, Nurhadi Siswanto Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Lebih terperinci

Penerapan Analytic Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Pengalokasian Pemesanan Bahan Baku Kertas Daur Ulang

Penerapan Analytic Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Pengalokasian Pemesanan Bahan Baku Kertas Daur Ulang Petunjuk Sitasi: Tantrika, C. F., Azlia, W., & Arfiansyah, A. (2017). Penerapan Analytic Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Pengalokasian Pemesanan Bahan Baku Kertas Daur Ulang. Prosiding SNTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di industri jasa penerbangan membuat bisnis layanan semakin berat untuk dihadapi. Upaya PT Garuda Indonesia dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

PEMILIHAN PEMASOK DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP): STUDI KASUS DI PT. AI

PEMILIHAN PEMASOK DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP): STUDI KASUS DI PT. AI PEMILIHAN PEMASOK DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP): STUDI KASUS DI PT. AI Yogi Yusuf Wibisono dan Kristi D. A. Gondo Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyangan Jalan Ciumbuleuit

Lebih terperinci

3 KERANGKA PEMIKIRAN. Konsep Efisiensi Produksi

3 KERANGKA PEMIKIRAN. Konsep Efisiensi Produksi 10 produsen. Kelemahan model tersebut menurut Coelli et al. (1998) dan Adiyoga (1999) yaitu: (1) Model tersebut sulit digunakan pada produsen yang menghasilkan dua output; (2) distribusi dari inefisiensi

Lebih terperinci

EVALUASI PERFORMA SUPPLIER DENGAN METODA FUZZY AHP PADA LAYANAN CATERING DI PT GARUDA INDONESIA TESIS

EVALUASI PERFORMA SUPPLIER DENGAN METODA FUZZY AHP PADA LAYANAN CATERING DI PT GARUDA INDONESIA TESIS EVALUASI PERFORMA SUPPLIER DENGAN METODA FUZZY AHP PADA LAYANAN CATERING DI PT GARUDA INDONESIA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Teknik NIKEN HANDAYANI 0706174215

Lebih terperinci

Pengukuran Produktivitas Perusahaan dengan Metode Data Envelopment Analysis Berbasis Performance Prism

Pengukuran Produktivitas Perusahaan dengan Metode Data Envelopment Analysis Berbasis Performance Prism Pengukuran Produktivitas Perusahaan dengan Metode Data Envelopment Analysis Berbasis Performance Prism Aprillita Putri 1,*, Nur Aini Masruroh 1 1 Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY TOPSIS (Studi Kasus UD PRAKTIS)

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY TOPSIS (Studi Kasus UD PRAKTIS) PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY TOPSIS (Studi Kasus UD PRAKTIS) Skripsi Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik Dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci

SELEKSI PENERIMAAN CALON KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

SELEKSI PENERIMAAN CALON KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS SELEKSI PENERIMAAN CALON KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Sri Lestari IBI Darmajaya t4ry09@yahoo.com ABSTRACT One factor supporting human resource development is qualification. The selection of employees

Lebih terperinci

5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR

5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR 5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Kinerja Rantai Pasok Kinerja rantai pasok merupakan ukuran kinerja secara keseluruhan rantai pasok tersebut (Chopra

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Pendekatan Data Envelopment Analysis untuk Mengukur Efisiensi Healthcare Supply Chain dalam Konteks Ergonomi Makro di Poliklinik UB

Pendekatan Data Envelopment Analysis untuk Mengukur Efisiensi Healthcare Supply Chain dalam Konteks Ergonomi Makro di Poliklinik UB Petunjuk Sitasi: Sugiono, Hamdala, I., & Sundari, N. A. (2017). Pendekatan Data Envelopment Analysis untuk Mengukur Efisiensi Healthcare Supply Chain dalam Konteks Ergonomi Makro di Poliklinik UB. Prosiding

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) (STUDI KASUS HOME INDUSTRY NEDY)

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) (STUDI KASUS HOME INDUSTRY NEDY) PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) (STUDI KASUS HOME INDUSTRY NEDY) Yani Iriani 1, Topan Herawan 2 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E (Studi Kasus: PT ISM Bogasari Flour Mills Surabaya) Edi Suhandoko, Bobby

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pertumbuhan industri baja saat ini sedang tumbuh dengan cepat (fast growing), seiring meningkatnya konsumsi baja nasional dan pertumbuhan ekonomi nasional. Hasil

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Fratika Aprilia Purisabara, Titin Sri Martini, dan Mania Roswitha Program

Lebih terperinci

Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Network Process (FANP) pada PT Putra Gunung Kidul

Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Network Process (FANP) pada PT Putra Gunung Kidul Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Network Process (FANP) pada PT Putra Gunung Kidul Nama : Dewi Wilianti NPM : 31412968 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Rossi Septy Wahyuni, ST.,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metode penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan kerangka penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Studi mengenai efisiensi perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, melainkan juga

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di UD. Karya Jaya ini, beberapa hal yang bisa disimpulkan adalah: a. Berdasarkan analisis AHP maka urutan prioritas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. intermediasi. Aset, deposito dan beban personalia sebagai faktor input serta Kredit

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. intermediasi. Aset, deposito dan beban personalia sebagai faktor input serta Kredit BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis efisiensi teknik bank persero dengan pendekatan intermediasi. Aset, deposito dan beban personalia sebagai faktor input

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif (quantitative method) yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efisiensi

Lebih terperinci

Fakultas Teknik Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN

Fakultas Teknik Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman era persaingan global saat ini, perusahaan dituntut untuk melakukan peningkatan produktivias dalam rangka untuk menghasilkan output yang optimal. Output

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen rantai pasok adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaan yang terintegrasi dari rantai pasok (Pujawan, 2005). Rantai Pasok adalah suatu kegiatan menghubungkan

Lebih terperinci

APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DALAM PENENTUAN LANGKAH PERBAIKAN KINERJA DI BIDANG PROCUREMENT

APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DALAM PENENTUAN LANGKAH PERBAIKAN KINERJA DI BIDANG PROCUREMENT APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DALAM PENENTUAN LANGKAH PERBAIKAN KINERJA DI BIDANG PROCUREMENT Wahyu Harwina, I Nyoman Pujawan Manajemen Industri, Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro. (Received: August 9, 2016 / Accepted: December 21, 2016) ABSTRAK ABSTRACT

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro. (Received: August 9, 2016 / Accepted: December 21, 2016) ABSTRAK ABSTRACT INTEGRASI METODE ANP DAN TOPSIS DALAM EVALUASI KINERJA SUPPLIER DAN PENENTUAN PRIORITAS SUPPLIER BAHAN BAKU UTAMA CETAK KORAN PADA PT MASSCOM GRAPHY SEMARANG Darminto Pujotomo *), Nia Budi Puspitasari,

Lebih terperinci

ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK

ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK Tita Talitha 1 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No. 5-11 Semarang Email : tita@dosen.dinus.ac.id

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV Duta Warna adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa percetakan, dimana pemenuhan kebutuhan bahan baku kertas bergantung kepada supplier. Saat ini perusahaan memiliki 5 supplier bahan baku

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BIJI PLASTIK POLYPROPYLENE MENGGUNAKAN METODE AHP DAN QFD PADA PT ARISAMANDIRI PRATAMA Diana Puspita Sari 1 *, Agil Saputro 2, Susatyo Nugroho 3 1,2,3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan merupakan suatu tantangan bagi perusahaan untuk terus berusaha memberikan yang terbaik bagi konsumen. Perusahaan yang mampu memenuhi keinginan konsumen,

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG 1 Febriarto Adhi Wiwoho 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Jalan

Lebih terperinci