Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3

4

5

6 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN.. i KATA PENGANTAR.. iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR. ix DAFTAR LAMPIRAN. x RINGKASAN EKSEKUTIF 1 BAB I PENDAHULUAN. 3 A. UMUM. 3 B. VISI DAN MISI BLU LPDP Visi Misi 4 C. NILAI DAN BUDAYA Nilai-nilai Budaya Organisasi.. 6 D. SUSUNAN PEJABAT PENGELOLA DAN DEWAN PENGAWAS Direktorat Keuangan dan Umum Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana 9 3. Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Satuan Pemeriksa Intern Kelompok Jabatan Fungsional Dewan Pengawas Dewan Penyantun.. 13 BAB II KINERJA BLU TAHUN A. KONDISI INTERNAL Pelayanan 14 a. Layanan Pengelolaan DPPN.. 14 b. Layanan Penyaluran Dana 15 1) Layanan Beasiswa a) Pendaftar Beasiswa b) Perkembangan Seleksi Penerimaan Beasiswa c) Penerima Beasiswa Menurut Program Studi d) Penerima Beasiswa pada 50 Perguruan TInggi Terbaik Dunia 16 e) Penerima Beasiswa Menurut Jenis Kelamin iv

7 f) Penerima Beasiswa LPDP Berdasarkan Daerah Asal.. 18 g) Realisasi Beasiswa Afirmasi 3T ) Layanan Pendanaan Riset ) Layanan Rehabilitasi fasilitas Pendidikan yang Rusak Karena Bencana Alam c. Dukungan Operasional Penyaluran Dana Keuangan.. 21 a. Realisasi Pendapatan b. Realisasi Belanja Sumber Daya Manusia 22 a. Rekrutmen b. Komposisi SDM c. Pelatihan dan Pembinaan Pegawai Organisasi Data dan Sistem Informasi Peralatan dan Fasilitas 27 B. KONDISI EKSTERNAL Kondisi Pendidikan di Indonesia Perkembangan Penelitian di Indonesia Kerusakan Fasilitas Pendidikan di Indonesia Kondisi Ekonomi Makro.. 33 a. Pertumbuhan Ekonomi b. Inflasi.. 35 c. Nilai Tukar. 36 d. Kinerja Perbankan e. Kinerja Pasar Keuangan BAB III RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN TAHUN A. ASUMSI Asumsi Makro Asumsi Mikro 40 a. Kebijakan Akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi yang Berlaku 40 b. Dana Kelolaan 42 c. Asumsi Tarif 42 d. Asumsi Volume Pelayanan.. 42 e. Pengembangan Pelayanan Baru 46 B. TARGET KINERJA TAHUN v

8 1. Tujuan, Sasaran Strategis, Proses Bisnis dan Peta Strategis.. a. Tujuan.. b. Sasaran Strategis.. c. Peta Strategis. d. Indikator Kinerja Utama Tahun Target Kinerja Tahun a. Pengelolaan Dana Khusus. b. Target Penyaluran Program. c. Ikhitsar Pendapatan dan Belanja Tahun d. Ikhtisar Target Pendapatan Tahun e. Ikhtisar Target Belanja Tahun f. Biaya Layanan Per Unit Kerja. 67 g. Prakiraan Maju Pendapatan dan Belanja.. C. AMBANG BATAS BAB IV PENUTUP.. 72 vi

9 DAFTAR TABEL Tabel II.1 Tabel II.2 Tabel II.3 Tabel II.4 Tabel II.5 DPPN dan Pendapatan LPDP (dalam jutaan rupiah) Sebaran Penerima Beasiswa BPI pada 50 Perguruan Tinggi Terbaik Dunia Sebaran Penerima Beasiswa Afirmatif Menurut Daerah Asal Komposisi Proposal Riset Berdasarkan Fokus Riset Proposal Permohonan Pendanaan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Tabel II.6 Realisasi Belanja TA 2013 Tabel II.7 Pelatihan Pegawai LPDP yang Telah Dilaksanakan Tahun 2013 Tabel II.8 Tabel II.9 Tabel II.10 Tabel II 11 Tabel III.1 Tabel III.2 Pelatihan yang Telah Dilaksanakan pada Tahun 2013 per Direktorat Perbandingan Mahasiswa S3 Beberapa Negara Perbandingan Jumlah Penerbitan Buku Suku Bunga Rata - Rata DPPN dan Pendapatan LPDP (Dalam Jutaan Rupiah) Rincian Proporsi Portofolio Investasi dan Asumsi Tingkat Pengembalian Tabel III.3 Rencana Penyaluran Beasiswa Tahun 2014 Tabel III.4 Target Jumlah Penerima Beasiswa Tahun 2014 Tabel III.5 Standar Biaya Beasiswa Tahun 2014 Tabel III.6 Tabel III.7 Tabel III.8 Tabel III.9 Kebijakan Beasiswa Afirmasi Kriteria Umum Beasiswa Kepresidenan Indonesia Persyaratan Khusus Cluster Leaders Persyaratan Khusus Cluster Scientist Tabel III.10 Indikator Kinerja Utama LPDP Tahun 2014 vii

10 Tabel III.11 Rincian Penyaluran Dana Tabel III.12 Ikhtisar Pendapatan dan Belanja Agregat LPDP TA 2014 Tabel III.13 Target Pendapatan Menurut Program Dan Kegiatan TA 2014 Tabel III.14 Perkembangan PNBP sampai dengan Tahun 2014 Tabel III.15 Revenue dan Cost Center LPDP Tabel III.16 Rincian Pendapatan Per Unit Kerja Tahun 2014 Tabel III.17 Tabel III.18 Tabel III.19 Tabel III.20 Tabel III.21 Klasifikasi Kegiatan Penyaluran Program Klasifikasi Kegiatan Operasional Pendukung Penyaluran Program Klasifikasi Kegiatan Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana Klasifikasi Kegiatan Operasional Perkantoran Klasifikasi Kegiatan Belanja Modal Tabel III.22 Belanja LPDP Tahun 2014 Tabel III.23 Tabel III.24 Tabel III.25 Belanja Per Unit Kerja Belanja Per Output Resume Prakiraan Maju Belanja Tabel III.26 Sasaran Inflasi Indonesia Tahun Table III.27 Tabel III.28 Tabel IV.1 Tabel IV.2 Tabel IV.3 Asumsi Kenaikan Volume Penyaluran Resume Prakiraan Maju Belanja Prakiraan Maju PNBP Prakiraan Maju Belanja Operasional Prakiraan Maju Penyaluran viii

11 DAFTAR GAMBAR Gambar I.1 Gambar II.1 Gambar II.2 Gambar II.3 Gambar II.4 Gambar II.5 Gambar II.6 Gambar II.7 Struktur Organisasi LPDP Sebaran Pendaftar BPI Berdasarkan Pilihan Program Perkembangan Seleksi Penerimaan Beasiswa Sebaran Penerima Beasiswa BPI Berdasarkan Program Studi Sebaran Penerima Beasiswa Menurut Jenis Kelamin Sebaran Penerima Beasiswa Menurut Daerah Asal Komposisi Pegawai LPDP berdasarkan Tingkat Pendidikan Potensi Masa Depan Indonesia Gambar II.8 Posisi 2008: PDB, PDB per Kapita dan Populasi Gambar II.9 Perbandingan Komposisi Pendidikan Angkatan Kerja, Jumlah Insinyur per Satu Juta Penduduk, dan Persentase Mahasiswa Teknik dan Pertanian terhadap Keseluruhan Mahasiswa Gambar II.10 Perbandingan Jumlah Paten Gambar II.11 Kerusakan Fasilitas Pendidikan di Berbagai Propinsi Gambar II.12 Empat Negara Dengan Jumlah Bencana Alam Terbanyak ( ) Gambar II.13 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%) ( ) Gambar II.14 Tingkat Inflasi Indonesia (%) ( ) Gambar III.1. Peta Strategi LPDP Tahun 2014 ix

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I-RBA/LPDP/2013 Rincian Belanja Per Output TA 2014 Lampiran II-RBA/LPDP/2013 Ikhtisar Belanja/Pembiayaan Per Jenis Belanja TA 2014 Lampiran III-RBA/LPDP/2013 Pendapatan dan Belanja Agregrat Lampiran IV-RBA/LPDP/2013 Biaya Layanan Per Unit Kerja Lampiran V-RBA/LPDP/2013 Prakiraan Maju Pendapatan dan Belanja x

13 RINGKASAN EKSEKUTIF The Economist pernah memberikan gambaran, pada tahun 2025, perekonomian Indonesia berada pada peringkat 12 dunia, dan pada tahun 2045, akan berada pada peringkat 7 dunia. Ekonomi Indonesia akan mengalahkan Inggris dan Jerman, dan hanya berada di bawah China, Amerika Serikat, India, Jepang, Brasil dan Rusia. McKinsey Global Institute juga memberikan pandangan yang serupa. Untuk mewujudkan hal tersebut, sumber daya manusia merupakan faktor prioritas yang harus mendapatkan perhatian dan kerja keras semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, termasuk LPDP. Dengan alokasi Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) dari APBN sebesar Rp15,617 triliun pada APBN tahun , LPDP diharapkan dapat melaksanakan layanan pengembangan DPPN. Dari pengembangan dana tersebut diharapkan dapat diperoleh pendapatan yang diharapkan mencukupi untuk penyaluran beasiswa, pendanaan riset dan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak karena bencana alam. Pada tahun 2013, target pendapatan LPDP dari pengembangan DPPN sebesar Rp Sampai dengan 31 Desember 2013, realisasi pendapatan LPDP mencapai Rp atau sekitar 106,01% dari target pendapatan. Dari pendapatan tersebut, pada tahun 2013, dialokasikan anggaran belanja sebesar Rp Sampai dengan 31 Desember 2013, realisasi belanja LPDP mencapai Rp atau sekitar 33,77% dari total anggaran belanja. Dengan anggaran tersebut, telah dilaksanakan seleksi dan penyaluran beasiswa serta seleksi dan penyaluran dana riset. Sampai dengan 31 Desember 2013, peserta seleksi beasiswa mencapai orang dan yang telah lulus seleksi sebanyak orang. Sampai dengan 31 Desember 2013, LPDP telah menerima proposal riset sebanyak 602 proposal riset. Dari jumlah tersebut, jumlah proposal riset yang telah mendapatkan penetapan Direksi sebanyak 14 proposal riset. Sampai dengan 31 Desember 2013, LPDP telah melakukan reviu untuk proposal rehabilitasi fasilitas pendidikan dari 4 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Maluku Tengah, dan Kota Ambon. Untuk Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah telah ditandatangani kontrak untuk penyaluran dana rehabilitasi sekolah sebesar masing masing Rp dan Rp

14 Pada tahun 2014, layanan pengembangan dana direncanakan dilaksanakan secara lebih optimal dengan memperbesar portofolio investasi pada obligasi negara. Dari pengembangan dana tersebut diharapkan diperoleh pendapatan sebesar Rp Sampai dengan 30 November 2014, realisasi pendapatan LPDP sebesar Rp atau sebesar 120% dari target pendapatan awal tahun. Alokasi anggaran pada tahun 2014 berdasarkan DIPA Revisi Keempat TA 2014 sebesar Rp atau mengalami kenaikan sebesar Rp dari anggaran awal tahun sebesar Rp Kenaikan alokasi anggaran tersebut menggunakan mekanisme revisi DIPA melalui Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta. Alokasi anggaran berdasarkan DIPA Revisi Keempat TA 2014 terdiri atas penyaluran dana beasiswa sebesar Rp , penyaluran dana riset dan penghargaan hasil karya riset sebesar Rp , penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan sebesar Rp , operasional penyaluran dana (direct cost) sebesar Rp , operasional manajemen (indirect cost) sebesar Rp , operasional perkantoran (indirect cost) sebesar Rp dan belanja modal Rp Sampai dengan 30 November 2014, total realisasi belanja LPDP sebesar Rp atau sebesar 84,93% dari total pagu anggaran berdasarkan DIPA Revisi Keempat TA

15 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM The Economist pernah memberikan gambaran, pada tahun 2025, perekonomian Indonesia berada pada peringkat 12 dan akan, pada tahun 2014, meningkat lagi menjadi berada pada peringkat 7 dunia. Ekonomi Indonesia akan mengalahkan Inggris dan Jerman, dan hanya berada di bawah China, Amerika Serikat, India, Jepang, Brasil dan Rusia. McKinsey Global Institute juga memberikan pandangan yang hampir sama. Hal itu terjadi apabila produktivitas dapat ditingkatkan secara signifikan. Mckinsey juga menyarankan empat area prioritas, diantaranya membangun perekonomian dengan penggunaan sumber daya yang cerdas dan berinvestasi dalam pengembangan keterampilan. Namun permasalahannya, kualitas sumber daya manusia Indonesia, masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain. pendidikan di Indonesia juga masih kurang menggembirakan. Akses dan kualitas pendidikan masih masih menjadi permasalahan. Global Competitiveness Report Study yang diterbitkan oleh World Economic Forum menunjukkan peringkat pendidikan dasar dan pendidikan tinggi Indonesia masih berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Pemerataan akses pendidikan bagi semua warga negara, terkait dengan kondisi geografis yang berada di wilayah rawan bencana alam, gender, kemampuan ekonomi dan budaya juga masih menjadi persoalan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dari tahun , Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melakukan langkah strategis, dengan mengalokasi dalam APBN Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN), yang secara kumulatif berjumlah Rp15,617 triliun. Pada tahun 2014, LPDP tidak memperoleh tambahan DPPN. Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) adalah alokasi anggaran dalam APBN yang diperuntukkan bagi pembentukan Endowment Fund untuk menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban antar generasi, dan Dana Cadangan Pendidikan untuk mengantisipasi keperluan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam. Amanat undang-undang menyatakan bahwa pengelolaan DPPN dilakukan oleh Badan Layanan Umum (BLU) Pengelola Dana di bidang pendidikan. 3

16 Pengelolaan atas DPPN tersebut dilakukan dengan membentuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), yang berdiri berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 tahun 2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. LPDP merupakan Satuan Kerja yang berbentuk Badan Layanan Umum yang penetapannya berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 18/KMK.05/2012 tahun 2012 tentang Penetapan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan pada Kementerian Keuangan sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Dengan penetapan tersebut, LPDP diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan sesuai dengan PP No. 23 Tahun 2005 sebagaimana yang telah diubah menjadi PP No. 74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Sesuai dengan PMK tersebut di atas, LPDP mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional baik Dana Abadi Pendidikan (Endowment Fund) maupun Dana Cadangan Pendidikan. Pengelolaan tersebut meliputi pengembangan dana dan penyaluran dana baik untuk kegiatan pendidikan, berupa beasiswa dan penelitian, maupun untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana. B. VISI DAN MISI BLU LPDP 1. Visi Menjadi lembaga pengelola dana yang terbaik di tingkat regional untuk mempersiapkan pemimpin masa depan serta mendorong inovasi bagi Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan. 2. Misi a. Mempersiapkan pemimpin dan profesional masa depan Indonesia melalui pembiayaan pendidikan; b. Mendorong riset strategis dan/atau inovatif yang implementatif dan menciptakan nilai tambah melalui pendanaan riset; c. Menjamin keberlangsungan pendanaan pendidikan bagi generasi berikutnya melalui pengelolaan Dana Abadi Pendidikan yang optimal; d. Sebagai last resort, mendukung rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam melalui pengelolaan Dana Cadangan Pendidikan. 4

17 Layanan yang diberikan LPDP dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut adalah: 1. Pengembangan dana (investasi) yaitu pengelolaan DPPN dalam bentuk penempatan pada berbagai instrumen untuk mendapatkan nilai tambah yang diharapkan (expected return). 2. Penyaluran dana yaitu penggunaan hasil pengembangan DPPN (investasi) untuk kegiatan pendidikan berupa: a. Beasiswa; Beasiswa diperuntukkan kepada warga negara Indonesia yang berkeinginan melanjutkan pendidikannya ke jenjang magister dan doktoral (S2/S3) di dalam maupun di luar negeri (termasuk penyelesaian tesis dan desertasi) serta berprestasi akademis di jenjang pendidikan sebelumnya. Disamping itu, beasiswa diperuntukan bagi yang memiliki jiwa kepempimpinan dan komitmen untuk berkontribusi kepada bangsa dan Negara. b. Bantuan dana penelitian dan penghargaan hasil karya penelitian; Bantuan dana penelitian diperuntukan kepada kelompok periset yang berminat dan memiliki kompetensi untuk melakukan riset inovatif-produktif dengan fokus pangan, energi, tata kelola, dan pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan (eco-green). Sementara itu, penghargaan hasil karya penelitian diperuntukan kepada periset yang memiliki hasil karya penelitian yang telah diaplikasikan serta terbukti memberi nilai tambah. c. Pembentukan Dana Cadangan Pendidikan untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana. Dana Cadangan Pendidikan dibentuk sebagai last resort dalam rangka mendukung rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam melalui pengelolaan Dana Cadangan Pendidikan. LPDP diarahkan untuk menjadi lembaga yang secara berkelanjutan mempersiapkan pemimpin bagi Indonesia sekarang dan masa depan baik di sektor pemerintah, swasta dan masyarakat untuk mendukung pertumbuhan dalam jangka panjang. 5

18 C. NILAI DAN BUDAYA 1. Nilai-nilai Nilai-nilai merupakan dasar dan pedoman bagi setiap pegawai untuk melaksanakan tugas dan fungsinya agar selalu searah dalam pencapaian misi dan visi organisasi. Sebagai satuan kerja yang berada di lingkungan Kementerian Keuangan, maka LPDP berpegang pada nilai-nilai Kementerian Keuangan yang diharapkan dapat dijadikan pedoman dan motivasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut adalah sebagai berikut: a. Integritas Berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral. b. Profesionalisme Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab dan komitmen tinggi. c. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku. d. Pelayanan Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan yang dilakukan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat dan aman. e. Kesempurnaan Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik. 2. Budaya Organisasi Budaya organisasi yang dikembangkan LPDP adalah sebagai berikut: a. One information a day. Setiap hari, setiap pegawai LPDP paling tidak, memperoleh satu informasi baru terkait pelaksanaan tugas. b. Two minute before schedule time. Pegawai LPDP harus sudah siap paling tidak dua menit sebelum kegiatan berlangsung. c. Three greeting a day. Setiap hari, pegawai LPDP paling tidak memberikan tiga salam, yaitu salam, sapa dan senyum. 6

19 d. Four step management in process : plan, do, ceck, action. Dalam pelaksanaan tugas setiap pegawai LPDP harus melaksanakan empat tahapan, pertama, merencanakan dengan baik pekerjaan yang akan dilaksanakan. Kedua, melaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan. Ketiga, memeriksa dan meneliti kembali kesesuaian antara pelaksanaan tugas dengan perencanaan atau dengan yang seharusnya. Keempat, melakukan tindakan perbaikan sebagai tindak lanjut dari evaluasi pelaksanaan tugas. e. Five R, yaitu ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin. Dalam melaksanakan tugas pegawai LPDP harus menjaga kesederhanaan, kerapian/keteraturan, kebersihan dan kerapian sesuai dengan standardisasi pelayanan. D. SUSUNAN PEJABAT PENGELOLA DAN DEWAN PENGAWAS Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan menyelenggarakan fungsi: 1. Penyusunan rencana strategis bisnis, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan serta rencana kerja dan anggaran satuan kerja; 2. Pengelolaan dan pengembangan dana Endowment Fund dan Dana Cadangan Pendidikan; 3. Penyaluran Dana Pengembangan Pendidikan Nasional serta monitoring dan evaluasi atas penyaluran; 4. Penyusunan dan pelaksanaan anggaran, akuntansi dan penyelesaian transaksi (setelmen), serta pelaporan; 5. Pengendalian intern dan penerapan manajemen risiko dengan prinsip kehatihatian terhadap pelaksanaan tugas LPDP; dan 6. Pengelolaan sumber daya manusia, urusan umum dan kerumahtanggaan LPDP. 7

20 Lembaga Pengelola Dana Pendidikan terdiri atas: 1. Direktorat Keuangan dan Umum; 2. Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana; 3. Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan; 4. Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan; 5. Satuan Pemeriksaan Intern; dan 6. Kelompok Jabatan Fungsional. Untuk menciptakan tata kelola yang baik dalam pengelolaan DPPN, di luar struktur tersebut, LPDP dilengkapi dengan Dewan Penyantun dan Dewan Pengawas. Dewan Penyantun terdiri dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama. Adapun struktur organisasi LPDP dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar I.1. Struktur Organisasi LPDP Menteri Keuangan Dewan Penyantun Dewan Pengawas Direktur Utama Satuan Pemeriksaan Internal Direktorat Keuangan dan Umum Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Divisi Anggaran dan Akuntansi Divisi Perencanaan Usaha dan Manajemen Data Divisi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan Divisi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum Divisi Pengembangan Dana Kelolaan Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Kelompok Jabatan Fungsional 8

21 1. Direktorat Keuangan dan Umum Direktorat Keuangan dan Umum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan renstra, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan, rencana kerja dan anggaran satuan kerja, pengelolaan anggaran, akuntansi dan pelaporan, penyelesaian transaksi (setelmen), pengelolaan sumber daya manusia, serta urusan umum Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Direktorat Keuangan dan Umum menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan, rencana kerja dan anggaran satuan kerja; b. Pengelolaan anggaran dan keuangan; c. Penyusunan sistem dan manual akuntansi, laporan keuangan dan kinerja, serta akuntansi atas setiap transaksi; d. Pelaksanaan setelmen; e. Perencanaan, pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia; dan f. Pelaksanaan urusan kerumahtanggaan. Direktorat Keuangan dan Umum terdiri dari dua divisi, yaitu: a. Divisi Anggaran dan Akuntansi mempunyai tugas melakukan koordinasi penyiapan bahan penyusunan rencana strategis, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan, rencana kerja dan anggaran satuan kerja, pengelolaan anggaran operasional dan pelaksanaan setelmen, penyusunan sistem dan manual akuntansi, serta penyusunan laporan keuangan dan kinerja organisasi. b. Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum mempunyai tugas melakukan perencanaan kebutuhan pengadaan, penempatan dan pengembangan sumber daya manusia, serta pelaksanaan urusan umum dan kerumahtanggaan. 2. Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis perencanaan usaha berupa rencana strategis bisnis, penyusunan rencana bisnis tahunan, pengembangan dana kelolaan dan pendapatan, pengelolaan kerjasama pendanaan, penyusunan rencana penyaluran dana, riset serta manajemen data. 9

22 Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis perencanaan usaha berupa rencana strategis bisnis dan rencana bisnis tahunan; b. Penyiapan pengembangan dana kelolaan dan hasil pendapatan; c. Pengelolaan kerja sama pendanaan; d. Penyiapan penyusunan rencana penyaluran dana; dan e. Riset dan manajemen data. Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Dana terdiri atas: a. Divisi Perencanaan Usaha dan Manajemen Data mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis perencanaan usaha berupa rencana strategis bisnis dan rencana bisnis tahunan, koordinasi penyusunan rencana penyaluran dana, riset, pengelolaan data dan informasi, serta pelaporan usaha. b. Divisi Pengembangan Dana Kelolaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis pengembangan dana kelolaan dan hasil pendapatan, dan pengelolaan kerja sama pendanaan. 3. Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana penyaluran dana kegiatan pendidikan, verifikasi dan penilaian atas proposal kegiatan pendidikan, penyaluran dana untuk kegiatan pendidikan, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan penyaluran dana kegiatan pendidikan. Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan dan koordinasi untuk penyusunan rencana penyaluran dana kegiatan pendidikan; b. Pelaksanaan verifikasi dan penilaian atas proposal kegiatan pendidikan dan penyaluran dana untuk kegiatan pendidikan; dan c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana kegiatan pendidikan. Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan terdiri atas: a. Divisi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan rencana penyaluran dana kegiatan pendidikan, verifikasi dan penilaian atas proposal kegiatan pendidikan dan menyalurkan dana untuk kegiatan pendidikan. 10

23 b. Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan mempunyai tugas melakukan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana beasiswa. 4. Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam, verifikasi dan penilaian atas proposal, penyaluran dana, monitoring dan evaluasi atas pelaksananaan penyaluran rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam. Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan dan koordinasi untuk penyusunan rencana penyaluran dana untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam; b. Pelaksanaan verifikasi dan penilaian atas proposal, serta penyaluran dana untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam; dan c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan. Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan terdiri atas: a. Divisi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan rencana penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan, verifikasi dan penilaian atas proposal rehabilitasi fasilitas pendidikan, menyalurkan dana untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan. b. Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam. Berdasarkan Lembar Persetujuan Dewan Penyantun tertanggal 28 Maret 2013, terdapat persetujuan atas kebijakan pendanaan riset dengan jenis layanan berupa Bantuan Dana Riset dan Penghargaan Atas Hasil Karya Riset. Fokus bidang pendanaan riset terdiri dari ketahanan pangan, ketahanan energi, tata kelola, ekonomi ramah lingkungan (eco-growth), kesehatan, sosial keagamaan, dan budaya. Menindaklanjuti persetujuan Dewan Penyantun serta memperhatikan bahwa secara struktur belum ada pelaksana fungsi penyelenggara pendanaan riset pada LPDP (PMK No. 252/LPDP/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPDP), maka melalui Surat Tugas Nomor ST-49/LPDP/2012, Direktur Utama LPDP 11

24 menugaskan kepada Sdr. Mohammad Sofwan Effendi (NIP ) disamping tugasnya sebagai Direktur Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan, yang bersangkutan diberi tugas untuk melaksanakan penyaluran dan evaluasi pengelolaan bantuan dana dan penghargaan karya riset inovatif produktif (RISPRO). LPDP selanjutnya mengejawantahkan kebijakan pendanaan riset ke dalam sebuah bentuk program yang disebut dengan Program Bantuan Dana RISPRO (Perdirut LPDP No. PER-11/LPDP/2013 tentang Pedoman Bantuan Dana Riset Inovatif Produktif (RISPRO)). 5. Satuan Pemeriksaan Intern Satuan Pemeriksaan Intern mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan intern atas pelaksanaan tugas Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Fungsi Satuan Pemeriksaan Intern adalah: a. Penyusunan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan audit charter dan audit program; b. pelaksanaan audit berbasis risiko khususnya pada aktivitas usaha Lembaga Pengelola Dana Pendidikan; dan c. Melakukan reviu terhadap laporan keuangan untuk meyakinkan bahwa isi, penyajian, dan pengungkapannya sesuai dengan standar akuntansi pemerintah dan standar akuntansi keuangan yang berlaku. 6. Kelompok Jabatan Fungsional Pejabat Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan. 7. Dewan Pengawas Dalam PP. No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, pasal 34 diatur bahwa untuk melaksanakan pengawasan BLU dapat membentuk Dewan Pengawas. Dalam Tata Kelola LPDP diatur, Dewan Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap: a. Pengelolaan endowment fund dan dana cadangan pendidikan yang dilakukan oleh Direksi; b. Pelaksanaan Rencana Strategi Bisnis (Renstra) yang dilakukan oleh Direksi; c. Pelaksanaan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) oleh Direksi; dan d. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan. 12

25 8. Dewan Penyantun Berdasarkan surat persetujuan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor B- 3101/M.PAN-RB/12/2011 disebutkan bahwa dengan pertimbangan tugas yang dilaksanakan bersifat lintas sektoral, maka dalam rangka pelaksanaan tugasnya, LPDP berada di bawah supervisi Dewan Penyantun yang terdiri atas Menteri Keuangan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Agama. Dalam PMK nomor 252/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPDP pasal 32 disebutkan bahwa Dewan Penyantun mengatur ketentuan pelaksanaan lebih lanjut PMK tersebut. Dewan Penyantun memiliki fungsi: a. Mengarahkan strategi kebijakan umum pengelolaan DPPN oleh LPDP; b. Menetapkan perencanaan jangka panjang serta tujuan LPDP; c. Menetapkan kebijakan umum pengembangan dan penyaluran DPPN; dan d. Menetapkan proporsi alokasi DPPN untuk endowment fund dan dana cadangan pendidikan. 13

26 BAB II KINERJA BLU TAHUN 2013 A. KONDISI INTERNAL 1. Pelayanan Pelayanan yang diberikan LPDP terdiri dari: layanan pengembangan DPPN dan layanan penyaluran dana kegiatan pendidikan. a. Layanan Pengelolaan DPPN Sampai dengan tahun 2013, DPPN yang dialokasikan dalam APBN dan dikelola LPDP berjumlah Rp Sesuai dengan persetujuan Dewan Penyantun, DPPN ditempatkan pada instrumen yang beresiko rendah, yaitu deposito sebesar Rp dan obligasi negara sebesar Rp Penempatan dana dalam obligasi negara tersebut mulai dilaksanakan bulan Oktober Target pendapatan dari pengelolaan DPPN tersebut pada tahun 2013 sebesar Rp Sesuai dengan kebijakan Dewan Penyantun, dari target pendapatan sebesar Rp tersebut direncanakan sebesar 10% atau sebesar Rp akan dialokasikan untuk menambah DPPN. Rincian DPPN dan target pendapatan dari pengelolaan DPPN adalah sebagai berikut: Tabel II.1 DPPN dan Pendapatan LPDP (dalam Jutaan Rupiah) DPPN Tahun Dari APBN Tambahan dari Pendapatan Kumulatif Pendapatan *) *) Sampai dengan 31 Desember 2013, dari target pendapatan sebesar Rp , telah direalisasikan sebesar Rp

27 b. Layanan Penyaluran Dana PNBP yang diperoleh LPDP disalurkan untuk pemberian beasiswa, pendanaan riset, dan last resort dana cadangan untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan. 1) Layanan Beasiswa Tujuan pemberian beasiswa LPDP adalah untuk menyiapkan pemimpin dan profesional untuk menjadi lokomotif kemajuan Indonesia. Beasiswa yang diberikan LPDP adalah untuk Program Magister, Doktor, Tesis dan Disertasi baik di dalam dan di luar negeri. Program studi sasaran pemberian beasiswa LPDP adalah teknik, sains, pertanian, hukum, akuntansi dan keuangan, kedokteran dan agama. a) Pendaftar Beasiswa Pada tahun 2013, telah dilaksanakan penerimaan pendaftaran beasiswa, seleksi administrasi dan seleksi wawancara. Jumlah pendaftar beasiswa LPDP sampai dengan 31 Desember 2013 berjumlah orang. Sebaran pendaftar BPI berdasarkan pilihan program adalah sebagai berikut. Gambar II.1 Sebaran Pendaftar BPI Berdasarkan Pilihan Program b) Perkembangan Seleksi Penerimaan Beasiswa Berikut ini diagram perkembangan seleksi penerimaan BPI yang sudah dilaksanakan sampai dengan 31 Desember 2013 dengan jumlah penerima beasiswa mencapai orang. 15

28 Gambar II.2 Perkembangan Seleksi Penerimaan Beasiswa c) Penerima Beasiswa Menurut Program Studi Sampai dengan 31 Desember 2013, jumlah penerima beasiswa yang lulus seleksi sebanyak orang dengan sebaran sebagai berikut: Gambar II.3 Sebaran Penerima Beasiswa BPI Berdasarkan Program Studi d) Penerima Beasiswa pada 50 Perguruan Tinggi Terbaik Dunia Beasiswa Pendidikan Indonesia mendorong penerimanya untuk memasuki universitas-universitas peringkat terbaik dunia. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013, sebanyak 64 penerima beasiswa telah diterima pada perguruan tinggi berperingkat 50 16

29 besar dunia dengan sebaran tertinggi sebanyak 49% berada pada universitas yang berlokasi di Inggris. Tabel II.2 Sebaran Penerima Beasiswa BPI pada 50 Perguruan Tinggi Terbaik Dunia No. Rank Institution Jumlah 1 3 Harvard University University College London University of Oxford Imperial College London University of Pennsylvania ETH Zurich (Swiss Federal Institute of Technology) University of Edinburgh Australian National University National University of Singapore University of Tokyo University of Manchester Kyoto University 4 No. Rank Institution Jumlah University of Melbourne University of Sydney University of Queensland Australia Nanyang Technological University Osaka University Grand Total 1 64 e) Penerima Beasiwa Berdasarkan Jenis Kelamin Setiap 20 orang penerima BPI, 11 di antaranya adalah laki-laki. Secara total, jumlah penerima BPI berjenis kelamin laki-laki berjumlah 851 dan perempuan berjumlah 704. Sebaran penerima BPI cukup mewakili kedua gender dan persentasenya tidak banyak berubah dibandingkan dengan persentase gender saat mendaftar. Gambar II.4 Sebaran Penerima Beasiswa Menurut Jenis Kelamin 17

30 f) Penerima Beasiswa LPDP Berdasarkan Daerah Asal Beasiswa LPDP telah diterima mahasiswa dari 32 propinsi. Sebaran penerima beasiswa LPDP adalah sebagai berikut: Gambar II.5 Sebaran Penerima Beasiswa Menurut Daerah Asal Dari tabel tersebut terlihat, bahwa penerima beasiswa LPDP masih terkonsentrasi dari propinsi-propinsi yang selama ini telah relatif maju, seperti : Jawa Barat (363 orang), DKI Jakarta (175 orag), DI Yogyakarta (167 orang), Jawa Timur ( 141 orang), Jawa Tengah (122 orang), Sulawesi Selatan (87 orang) dan Banten (63 orang). Sedangkan yang berasal dari propinsi lainnya berkisar antara 2 orang sampai 50 orang. Hanya saja belum ada penerima beasiswa LPDP yang berasal dari Kalimantan Utara dan Papua Barat. g) Realisasi Beasiswa Afirmasi 3T Memperhatikan komposisi penerima beasiswa LPDP yang sebagian berasal dari Jawa, maka pada tahun 2013, telah dilaksanakan seleksi beasiswa afirmatif, khususnya untuk daerah yang termasuk kategori 3T (terdepan, terluar dan tertinggal). Sampai dengan 31 Desember 2013, hasil seleksi beasiswa afirmasi sebanyak 25 orang lolos seleksi. Sebaran penerima beasiswa afirmatif adalah sebagai berikut: 18

31 Tabel II.3 Sebaran Penerima Beasiswa Afirmatif Menurut Daerah Asal Dari tabel tersebut terlihat, penerima beasiswa afirmatif berasal dari 12 propinsi, yaitu Sulawesi Tenggara, NTT, NTB, Sulawesi Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Barat, Sulawesi Tenggara, Bengkulu dan Riau, masing-masing sebanyak 1-4 orang. Pelaksanaan pembayaran beasiswa afirmatif direncanakan dilaksanakan pada tahun ) Layanan Pendanaan Riset Tujuan pemberian layanan pendanaan riset adalah untuk mendorong dan menghasilkan riset-riset unggulan yang dapat diimplementasikan untuk memberi nilai tambah dan/atau inovasi-inovasi di bidang bidang pangan, energi, kesehatan, pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan (eco-growth), tata kelola, sosial keagamaan dan budaya. Pendanaan riset tersebut diberikan maksimal sebesar Rp untuk setiap riset. Pada tahun 2013, telah dilaksanakan seleksi administrasi proposal riset sebanyak 602 proposal. Dari semua proposal yang masuk tersebut, sebanyak 336 proposal riset lolos seleksi administrasi, dan selanjutnya 37 proposal ditetapkan lolos seleksi substansi. Jumlah proposal riset yang telah mendapatkan penetapan direksi sebanyak 14 proposal riset. 19

32 Fokus Riset Pangan Energi Kesehatan EcoGrowth Tata Kelola Budaya Sosial Keagamaan Batch I Pendaftar Tabel II.4 Komposisi Proposal Riset Berdasarkan Fokus Riset Batch II Lolos Administrasi Batch Batch I II Lolos Substansi Batch I Batch II Penetapan Direksi Batch Batch I II Batch I Kontrak TOTAL GRAND TOTAL Batch II 3) Layanan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan yang Rusak Karena Bencana Alam Sampai dengan 31 Desember 2013, Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan sudah melakukan reviu untuk proposal rehabilitasi fasilitas pendidikan dari 4 Kabupaten yang berada di 3 provinsi di Indonesia. Verifikasi lapangan telah dilaksanakan pada tanggal September 2013 di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, sedangkan usulan rehabilitasi fasilitas pendidikan untuk Kabupaten Maluku Tengah dan Kota Ambon sedang dianalisis. Untuk Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, telah ditandatangani kontrak untuk penyaluran dana rehabilitasi sekolah sebesar masing-masing Rp dan Rp pada tanggal 24 Desember Tabel II.5 Proposal Permohonan Pendanaan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan 20

33 c. Dukungan Operasional Penyaluran Dana Pada tahun 2013, telah dilakukan kegiatan-kegiatan operasional penyaluran dana, antara lain: 1) Persiapan berupa penyusunan/perbaikan pedoman beasiswa, riset dan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak karena bencana alam. Khusus beasiswa, telah disusun maupun beasiswa afirmatif. 2) Sosialiasi dalam rangka penyaluran dana beasiswa, baik reguler maupun afirmatif, riset dan rehabilitasi fasilitas pendidikan. Sosialiasi ini dilaksanakan secara secara langsung dengan tatap muka dengan mahasiswa, akademisi, peneliti, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan yang lain. Sosialisasi juga dilaksanakan dengan pelaksanaan seminar dan pameran. 3) Pendaftaran beasiswa dan riset telah dilaksanakan mulai bulan Maret 2013 secara online dan terus dibuka sepanjang tahun. Khusus untuk beasiswa afirmatif dan proposal rehabilitasi fasilitas pendidikan dilaksanakan tidak secara on line. 4) Seleksi administrasi dan seleksi wawancara beasiswa telah dilaksanakan dalam beberapa batch. Untuk mempermudah pendaftar beasiswa seleksi dilaksanakan di beberapa tempat, antara lain : Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Medan dan Makasar. Sedangkan untuk riset telah dilaksanakan seleksi administrasi dan substansi sebanyak dua batch. 5) Program Kepemimpinan direncanakan dilaksanakan dalam 8 batch sampai dengan bulan Oktober 2013, dan sampai akhir tahun direncanakan dapat dilaksanakan dalam 9 batch. 2. Keuangan a. Realisasi Pendapatan Sampai dengan 31 Desember 2013, dari target pendapatan sebesar Rp , telah direalisasikan sebesar Rp b. Realisasi Belanja Pada tahun 2013, dialokasikan anggaran belanja sebesar Rp Sampai dengan 31 Desember 2013, realisasi belanja LPDP mencapai Rp atau sekitar 33,77% dari total anggaran belanja. Rincian realisasi belanja dapat dilihat dalam tabel berikut: 21

34 Tabel II.6. Realisasi Belanja TA 2013 NO. KEGIATAN PAGU ANGGARAN 2013 REALISASI 2013 RINCIAN TOTAL RINCIAN TOTAL % 1 PENYALURAN DANA 368,161,880, ,175,476, % 1 Beasiswa 295,161,880, ,021,563, % 2 Riset 28,000,000,000 1,153,912, % 3 Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan 45,000,000, % 2 OPERASIONAL PENYALURAN DANA 25,388,902,000 23,720,452, % 1 Penyaluran Beasiswa 20,624,604,000 19,859,100, % 1 Persiapan Penyaluran Beasiswa 1,120,248,000 1,108,819,200 2 Sosialisasi 1,793,624,000 1,433,001,200 3 Seleksi 9,677,054,000 9,440,823,000 4 Program Kepemimpinan (Orientasi) 7,442,858,000 7,328,093,300 5 Monitoring dan Evaluasi 590,820, ,364,000 2 Penyaluran Dana Riset 4,135,838,000 3,598,306, % 1 Persiapan Penyaluran Riset 232,260, ,381,600 2 Sosialisasi 1,064,160,000 1,056,738,000 3 Seleksi 2,270,486,000 2,056,737,100 4 Monitoring dan Evaluasi 568,932, ,449,647 3 Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan 628,460, ,045, % 1 Persiapan Penyaluran Rehab Verifikasi Administrasi dan Penilaian Lapangan 412,200, ,045,000 3 Monitoring dan Evaluasi 216,260,000-3 DUKUNGAN MANAJEMEN 8,842,596,000 7,227,230, % 1 Layanan SDM 955,438, ,074, % 2 Organisasi dan Kelembagaan 1,830,648,000 1,824,809, % 3 Perencanaan dan Keuangan 351,200, ,074, % 4 Layanan Data dan Informasi 1,579,250,000 1,395,653, % 5 Layanan Penyusunan Peraturan % 6 Layanan Pemeriksaan Intern % 7 Dukungan Manajemen Lainnya 2,923,720,000 2,095,653, % 8 Perencanaan Usaha dan Manajemen Data 567,640, ,173, % 9 Layanan Pengembangan Dana 634,700, ,793, % 4 OPERASIONAL PERKANTORAN 13,200,440,000 4,392,686, % 1 Belanja Pegawai 8,139,000, ,230, % 2 Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan 5,061,440,000 4,242,456, % 5 BELANJA MODAL 6,949,068,000 6,183,078, % 1 Kendaraan Bermotor 1,856,000,000 1,827,079, % 2 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 547,338, ,440, % 3 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 1,787,100,000 1,725,450, % 4 Gedung / Bangunan 2,758,630,000 2,142,107, % JUMLAH 422,542,886, ,698,922, % 3. Sumber Daya Manusia a. Rekrutmen Pada tahun 2013, telah ditetapkan ketua dan anggota Dewan Pengawas LPDP, yaitu: Prof. DR. Ainun Na im (Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) selaku Ketua Merangkap Anggota Drs. Kiagus Ahmad Badaruddin, M.Sc. (Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan) selaku Anggota Sumiati, AK., M.F.M. (Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan - Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan) selaku Anggota Ir. Ananto Kusuma Seta, M.Sc., Ph.D. (Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Keuangan) selaku Anggota. 22

35 Di samping keempat orang tersebut, telah diusulkan pula satu orang calon anggota Dewan pengawas dari Kementerian Agama melalui NDR- 6/LPDP/2013 tanggal 20 Agustus 2013 hal Usulan Penetapan Dewan Pengawas LPDP. Direksi LPDP juga telah ditetapkan, yang terdiri dari Direktur Utama, Direktur Keuangan dan Umum (Direktur KU) dan Direktur Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana (Direktur PUPD). Ketiganya berasal dari Kementerian Keuangan. Sedangkan Direktur Dana Kegiatan Pendidikan (Direktur DKP) dan Direktur Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan (Direktur DRFP) berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kelima anggota Direksi tersebut ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan nomor /KMK.01/2012 tanggal 8 Oktober Pada level Kepala Divisi, telah ditetapkan empat orang Kepala Divisi pada Direktorat KU dan pada Direktorat PUPD, masing-masing dua orang. Semua Kepala Divisi tersebut berasal unsur Kementerian Keuangan. Ketiga Kepala Divisi tersebut ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan nomor /KMK.01/2012 tanggal 20 Nopember Sedangkan empat Kepala Divisi pada Direktorat DKP dan DRFP tetah melaksanakan tugas di LPDP sebanyak 3 orang namun penetapannya masih dalam proses. Adapun Kepala Satuan Pemeriksaan Internal sedang pada tahapan rekrutmen. Untuk memenuhi kebutuhan staf telah dilaksanakan seleksi staf, baik dari PNS maupun Non-PNS. Staf PNS diperoleh dari lulusan STAN sebanyak 3 orang. Di luar itu, LPDP juga melaksanakan seleksi pada bulan April - Mei 2013 dan diperoleh 3 orang PNS dari eselon satu di luar Sekjen Kementerian Keuangan. Hanya saja, proses alih tugas ketiga PNS tersebut memakan waktu yang lamam, sehingga baru dapat melaksanakan tugas bulan November Memperhatikan proses alih tugas staf PNS sangat lama, harus dilakukan rekrutmen dari Non-PNS untuk mengisi pegawai profesional. Proses rekrutmen tersebut dilaksanakan dengan seleksi wawancara dan bila diperlukan dilaksanakan seleksi tertulis dan tes psikologi. 23

36 b. Komposisi SDM Di lihat dari komposisi pendidikan, dari 69 orang pegawai LPDP, sebagian besar memiliki pendidikan Strata Satu sebanyak 24 orang atau sekitar 24%, disusul Diploma Tiga sebanyak 14 orang atau 41%, baru kemudian Strata Dua sebanyak 11 orang atau 19%, SMA sebanyak 9 orang atau 15% dan Strata Tiga sebanyak 1 orang atau 2 %. Komposisi pendidikan pegawai tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar II.6. Komposisi Pegawai LPDP berdasarkan Tingkat Pendidikan 2% 15% 19% Strata 3 = 1 Strata 2 = 11 Strata 1 = 24 24% Diploma 3 = 14 SMA = 9 41% c. Pelatihan dan Pembinaan Pegawai Pada tahun 2013, untuk meningkatkan kompetensi pegawai, baik soft competency maupun hard competency, telah dilakukan beberapa pelatihan antara lain : 24

37 Tabel II.7 Pelatihan Pegawai LPDP yang Telah Dilaksanakan Tahun 2013 NO Nama pelatihan Peserta 1 Capacity Building Internalisasi Nilai dan Budaya Kerja LPDP 53 orang 2 Pembinaan Mental Pegawai (Rutin) 68 orang 3 Pelatihan Bahasa Inggris EF 13 orang 4 Advance Excell 24 orang 5 Service Excellence 25 orang 6 Pelatihan Orientasi Pegawai Baru LPDP 19 orang 7 Sharing Knowledge 45 orang 8 Personnal Transformation Training Program 68 orang 9 Pola Pengelolaan Keuangan BLU 1 orang 10 Investasi Keuangan 2 orang 11 Pelatihan Fix Income and Bond 2 orang 12 Activity Based Costing: Concept and Application 5 orang 13 Effective Budget Costing 3 orang 14 Updating PPh 21 3 orang 15 Pelatihan Keselamatan Mengemudi oleh POLDA 8 orang 16 General Affair Professional 3 orang 17 Certified General Affairs Management 1 orang 18 Certified Human Resources Professional 1 orang 19 Certified NLP Practitionair 1 orang 20 Legal Drafting 3 orang 4. Organisasi LPDP dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. LPDP ditetapkan sebagai Satuan Kerja yang berbentuk Badan Layanan Umum (BLU) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 18/KMK.05/2012 tentang Penetapan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan pada Kementerian Keuangan sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Pada tahun 2013, telah disusun beberapa kelengkapan tata kelola organisasi, antara lain: 25

38 Rencana Strategis LPDP tahun Good Corporate Governance Charter Pedoman Seleksi Beasiswa dan Riset Kebijakan Penyaluran Beasiswa dan Riset Kebijakan Investasi Modul Human Resources Integrated System sebanyak 6 modul, yaitu Accountability Map Matrix, Job Evaluation, Performance Management System, Reward management, Kamus Kompetensi, Job Grade, dan Job Description. Standar Operasi dan Prosedur (SOP), sebanyak 42 buah, antara lain. Tabel II.8 Pelatihan yang Telah Dilaksanakan pada Tahun 2013 per Direktorat No Direktorat Jumlah SOP 1 Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan 7 2 Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan 18 3 Direktorat Keuangan dan Umum 17 Jumlah 42 Di samping itu, pada tahun 2013, juga telah diinisiasi penyusunan/perubahan peraturan, baik PP maupun PMK/PMK, antara lain: Penyusunan Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur tentang DPPN. Penyusunan PP tersebut diperlukan dengan pertimbangan, dari tahun , peraturan yang tertinggi yang mengatur DPPN adalah UU APBN, yang berubah setiap tahun, yang hanya menetapkan besaran DPPN. Untuk memberikan kepastian KMK tentang Penyempurnaan Standar Pelayanan Minimum KMK tentang Standar Akuntansi LPDP KMK tentang Standar Biaya Beasiswa 5. Data dan Sistem Informasi Pada tahun 2013, LPDP telah membangun website sebagai media informasi terbatas mengenai kelembagaan dan program LPDP. LPDP juga telah mengembangkan microsite yang dirancang digunakan sebagai media penyebaran informasi/publikasi produk layanan LPDP, terutama bea siswa dan pendanaan riset. Pelaksanaan hosting untuk microsite tersebut dilaksanakan 26

39 pada triwulan pertama tahun 2013 bersamaan dengan pelaksanaan pengumuman dibukanya beasiswa dan pendanaan riset. Untuk mendukung pelaksanaan penyaluran dana beasiswa dan riset telah dikembangkan beberapa aplikasi antara lain: Sistem informasi pendaftaran bea siswa Sistem informasi pengelolaan riset Sistem informasi monitoring beasiswa Sistem informasi monitoring riset Aplikasi Workflow Document System untuk mendukung pengelolaan persuratan dan kearsipan Aplikasi penyusunan surat tugas dan surat perjalanan dinas. Untuk mendukung pelaksanaan penyaluran beasiswa yang direncanakan dapat dilakukan, saat ini sedang dilakukan penyusunan standar biaya untuk bea siswa dan perhitungan akuntansi biaya untuk layanan beasiswa, riset dan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak karena bencana alam. Di samping telah disusun pula peringkat program studi pada 20 universitas terbaik dunia, sebagai dasar pembayaran insentif peringkat universitas. 6. Peralatan dan Fasilitas Kantor LPDP pada saat ini berada di Gedung A.A. Maramis II Lantai 2 Kementerian Keuangan Jl. Lapangan Banteng Timur Nomor 1, Jakarta Pusat. Saat ini, ruangan yang ditempati LPDP merupakan bekas dari ruangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, sehingga desainnya belum memenuhi kebutuhan LPDP sebagai satuan kerja yang harus melayani masyarakat secara langsung. Agar sarana gedung sesuai dengan kebutuhan LPDP, pada tahun 2013 telah dilaksanakan pelaksanaan renovasi gedung LPDP. Sarana dan prasarana seperti meubelair, kendaraan bermotor roda 4, kendaraan bermotor roda 2 dan peralatan pengolah data dan komunikasi diproyeksikan dapat diselesaikan pada tahun

40 B. KONDISI EKSTERNAL 1. Kondisi Pendidikan di Indonesia Studi McKinsey Global Institute menunjukkan besarnya potensi perekonomian Indonesia dan kebutuhan tenaga kerja terdidik untuk mewujudkannya. Saat ini, Indonesia berada pada peringkat 16 perekenomian di dunia, dengan 55 juta tenaga terdidik (skilled workers). Pada tahun 2030, diperkirakan perekonomian Indonesia berada pada peringkat 7 besar dunia, dengan kebutuhan tenaga terdidik mencapai 113 juta orang. Hasil studi Mc Kinsey tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar II.7. Potensi Masa Depan Indonesia The Economist tahun 2011 juga memberikan gambaran yang hampir sama. Pada tahun 2011, Indonesia berada pada peringkat 17, akan meningkat menjadi berada pada peringkat 12 pada tahun 2025 dan akan meningkat lagi menjadi berada pada peringkat 7 dunia. 28

41 Gambar II.8. Posisi 2008: PDB, PDB per Kapita dan Populasi Sumber : The Economist, 2011 Untuk mewujudkan hal tersebut, sumber daya manusia merupakan faktor prioritas. Namun, di sini lah letak permasalahannya. Beberapa indikator menunjukkan kondisi yang kurang menggembirakan. Global Competitiveness Report menunjukkan kondisi pendidikan yang kurang menggembirakan, pada akhirnya mempengaruhi peringkat daya saing Indonesia. Pada tahun 2013, tingkat daya saing Indonesia berada pada peringkat 50, lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga, seperti China pada peringkat 29, Malaysia pada peringkat 25, Brunei Darussalam pada peringkat 28, Thailand berada pada peringkat 38 dan Singapura berada pada peringkat 2. Peringkat Indonesia hanya lebih baik dibandingkan dengan Vietnam yang berada pada peringkat 75 dan Philipina 65. Di samping dipengaruhi oleh pilar institusi, infrastruktur, macroeconomic environment, goods market efficiency, labor market development, dan pilarpilar yang lain, rendahnya daya saing Indonesia juga dipengaruhi oleh pilar kesehatan dan pendidikan dasar dan pilar pendidikan tinggi dan pelatihan. Pada pilar kesehatan dan pendidikan dasar, kualitas pendidikan di Indonesia relatif tertinggal. Indonesia berada pada peringkat 70 dari 144 negara. Peringkat tersebut lebih rendah dibandingkan dengan dengan negara tetangga, misalnya Singapura dan Malaysia. Singapura pada peringkat 3 dan Malaysia pada peringkat 33. Rendahnya peringkat pilar kesehatan dan pendidikan dasar tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya 29

42 kualitas pendidikan dasar yang rendah dan primary education enrollment rate yang juga rendah. Kondisi yang sama juga terjadi pada indikator pendidikan tinggi dan pelatihan. Pada indikator ini, Indonesia berada pada peringkat 73, lebih rendah dibandingkan dengan Singapura pada peringkat 2, Malaysia pada peringkat 39 dan Thailand pada peringkat 60. Sedangkan untuk pilar pendidikan tinggi dan pelatihan dipengaruhi oleh beberapa faktor faktor diantaranya secondary education enrollment rate, secondary education enrollment rate, quality of the education system dan sebagainya. Pada indikator yang lain, seperti perbandingan jumlah mahasiswa strata 3, Indonesia juga masih tertinggal. Pada tahun 2011, jumlah mahasiswa S3 di Indonesia berjumlah orang atau sebesar 98 orang per satu juta penduduk. Angka ini jauh di bawah negara-negara lain, bahkan bila dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia. Jumlah mahasiswa S3 di Malaysia mencapai orang atau 509 orang per satu juta penduduk. Dengan asumsi pertambahan mahasiswa S3 di Indonesia sebesar 15% per tahun, Indonesia baru bisa menyamai Malaysia pada kondisi saat ini pada tahun Data perbandingan mahasiswa S3 Indonesia dengan beberapa negara adalah sebagai berikut : Negara Tabel II.9. Perbandingan Mahasiswa S3 Beberapa Negara Jumlah S3 Tahun 2011 Populasi S3 per 1 Juta Penduduk Indonesia Malaysia India Jerman Perancis Jepang USA Sumber : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012 Ketertinggalan Indonesia juga terlihat pada indikator komposisi pendidikan angkatan kerja Indonesia, jumlah insinyur untuk setiap satu juta penduduk, persentase mahasiswa teknik dan pertanian terhadap keseluruhan mahasiswa. Indikator tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. 30

43 Gambar II.9 Perbandingan Komposisi Pendidikan Angkatan Kerja, Jumlah Insinyur per Satu Juta Penduduk, dan Persentase Mahasiswa Teknik dan Pertanian terhadap Keseluruhan Mahasiswa 2. Perkembangan Penelitian di Indonesia Dilihat dari indikator jumlah paten, Indonesia sebanyak masih tertinggal dari negara tetangga seperti Filipina dan Singapura. Bahkan bila dibandingkan dengan jumlah patent Malaysia, jumlah paten Indonesia hanya berkisar setengah dari jumlah patent Malaysia. Jumlah paten pada beberapa negara adalah sebagai berikut: Gambar II.10. Perbandingan Jumlah Paten Sumber : Kementrian Ristek 31

44 Sedangkan bila dilihat dari perbandingan penerbitan jumlah buku, Indonesia memiliki peringkat yang cukup baik yakni peringkat 19. Peringkat Indonesia tersebut berada di atas Malaysia (23), Thailand (29) dan Singapura (32). Perbandingan jumlah penerbitan buku dapat dilihat dalam tabel berikut: Rank Global Tabel II.10. Perbandingan Jumlah Penerbitan Buku Country (rank) Books (Title) Sumber : Unesco Population (mn) Books per mn people 1 USA (1) 288, UK (2) 206, ,323 3 China (3) 136,226 1, Russia (4) 123, Germany (5) 93, ,150 7 India (7) 82,537 1, Japan (8) 78, South Korea (13) 40, Vietnam (18) 24, Indonesia (19) 24, Brazil (20) 22, Malaysia (23) 15, Thailand (29) 13, Singapore (32) 12, , Kerusakan Fasilitas Pendidikan di Indonesia Kerusakan fasilitas pendidikan di Indonesia yang disebabkan bencana alam menunjukkan angka yang cukup memprihatinkan. Sebaran kerusakan fasilitas pendidikan tersebut dapat disajikan dalam diagram sebagai berikut : Gambar II.11 Kerusakan Fasilitas Pendidikan di Berbagai Propinsi Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana 32

45 Berdasarkan data UN-ISDR (Badan PBB untuk Strategi International Penanggulangan Bencana), Indonesia memiliki risiko-risiko bencana alam dan kerugian yang disebabkan oleh bencana alam sebagai berikut: Risiko tsunami nomor 1 di dunia; Risiko gempa bumi nomor 3 di dunia; Risiko banjir nomor 6 di dunia; Risiko angin topan nomor 67 di dunia; Kerugian akibat bencana alam ( ) sebesar USD22.5 miliar, rangking 8 dunia; Selama terjadi 312 bencana alam di Indonesia, rangking 4 terbanyak di dunia; Empat negara dengan jumlah bencana alam terbanyak ( ) dapat dilihat dalam grafik berikut: Gambar II.12. Empat Negara Dengan Jumlah Bencana Alam Terbanyak ( ) Sumber : UN-ISDR 4. Kondisi Ekonomi Makro a. Pertumbuhan Ekonomi Di tengah pelemahan ekonomi global yang masih terus berlanjut ditambah dengan adanya pelemahan kurs nilai tukar rupiah terhadap US dolar sejak bulan Mei 2013, pertumbuhan perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2013 mengalami perlambatan sejak triwulan II-2013 (yoy) yaitu sebesar 5.83%. Hingga saat ini pertumbuhan ekonomi triwulan III-2013 tercatat 5,62% (yoy). Perlambatan ekonomi terutama bersumber dari belum kuatnya investasi akibat menurunnya pertumbuhan 33

46 investasi bangunan dan masih lemahnya investasi non-bangunan. Net ekspor juga masih lemah akibat masih kuatnya impor. Sementara itu, konsumsi baik konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah menunjukkan peningkatan. Bank Indonesia memandang perlambatan ekonomi domestik adalah hasil dari kebijakan stabilisasi yang dilakukan oleh Pemerintah dan Bank Indonesia dalam membawa pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih sehat dan seimbang. Dengan perkembangan hingga triwulan III-2013, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013 masih dalam kisaran proyeksi sebelumnya di 5,5-5,9%. H al ini menunjukkan walaupun target pertumbuhan telah disesuaikan dalam APBN-P 2013, sebesar 6.2%, target pertumbuhan tetap tidak tercapai, bahkan kini dibawah 6%. Gambar II.13. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%) ( ) Sumber: World Bank national accounts data (data.worldbank.org) Namun demikian Pemerintah dan DPR memproyeksikan pertumbuhan perekonomian untuk tahun 2014 adalah 6%, hal ini tertuang dalam asumsi dasar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Bank Pembangunan Asia (ADB) juga memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 sekitar 6 persen. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2014 adalah 5,8 persen-6,2 persen. Sebaliknya, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun depan melambat. 34

47 Dari perkiraan tahun ini sebesar 5,6 persen, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,3 persen. Dalam Nota Keuangan RAPBN 2014 disebutkan bahwa Perekonomian nasional dalam tahun 2014 diperkirakan mampu tumbuh lebih baik jika dibandingkan kondisinya dalam tahun Hal tersebut seiring dengan kondisi perekonomian global yang diperkirakan akan kembali membaik dan volume perdagangan dunia juga diperkirakan akan meningkat. Pada gilirannya, meningkatnya permintaan dunia akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama dari sisi ekspor-impor. Sektor industri akan bergerak untuk memenuhi permintaan dunia. Di samping itu, permintaan domestik juga diperkirakan meningkat didukung oleh meningkatnya daya beli masyarakat dan adanya penyelenggaraan Pemilu b. Inflasi Sepanjang tahun 2013, inflasi mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibanding 2012, hingga Oktober 2013 mencapai 8.32 dan sudah melewati asumsi BI yang sebelumnya berada diangka 4,5% ± 1%. Naiknya harga BBM akibat tindakan Pemerintah yang memangkas beban subsidi BBM dalam rangka penyehatan anggaran pada bulan Juni 2013 dikatakan ikut menyumbang angka terhadap tingkat inflasi. Pemerintah dan DPR memproyeksikan bahwa tekanan inflasi dalam tahun 2014 diperkirakan akan mereda seiring dengan kecenderungan penurunan tekanan harga-harga komoditas dan energi di pasar internasional. Perbaikan aktivitas produksi di berbagai negara diperkirakan mendorong peningkatan pasokan bahan pangan di pasar global. Pada saat yang sama, pasokan minyak mentah di pasar dunia juga diperkirakan meningkat, baik oleh OPEC maupun non-opec, yang diperkirakan berdampak pada penurunan harga minyak dunia. Makin meningkatnya kegiatan produksi dan aktivitas perekonomian nasional, serta kelancaran arus distribusi barang/jasa, akan mendorong terjaminnya pasokan kebutuhan yang memadai. Selanjutnya, harga bahan pangan domestik diperkirakan masih tetap terjaga seiring dengan perbaikan kebijakan di bidang ketahanan pangan. Di samping itu, makin membaiknya koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter, serta peran aktif pemerintah daerah untuk menjaga laju inflasi di tiap-tiap wilayahnya akan memberi kontribusi positif bagi stabilitas harga nasional. 35

48 Gambar II.14. Tingkat Inflasi Indonesia (%) ( ) Sumber: World Bank national accounts data (data.worldbank.org) c. Nilai Tukar Sepanjang Januari-November 2013, secara konstan rupiah terus melemah, dan sempat menembus angka Rp per dolar AS pada akhir September Hal ini terjadi karena pernyataan yang dikeluarkan oleh Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat, Bernanke, bahwa The Fed akan menurunkan nilai stimulus fiskalnya, sehingga nilai suku bunga di AS diperkirakan akan meningkat. Pasar bertindak sangat responsif hingga capital outflow menjadi deras. Untuk menahan derasnya capital outflow ini, Bank Indonesia telah mengeluarkan langkah antisipatifdengan menaikkan BI Rate menjadi 7.25% pada September 2013 setelah sebelumnya menaikkan suku bunga Fasilitas Simpanan Bank Indonesia. Langkah ini dinilai telah membuat rupiah menguat walaupun tipis dan kini berada di kisaran Rp per dolar AS. Namun demikian, dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2014, Pemerintah dan DPR cukup optimis bahwa nilai tukar akan menurun hingga level Rp per dolar AS pada Rata rata nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dalam tahun 2014 diperkirakan relatif lebih stabil. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tahun 2014 masih akan dipengaruhi oleh bauran berbagai faktor yang berasal dari dalam dan luar negeri. Peningkatan impor, khususnya impor bahan baku, barang modal, serta komoditas energi dalam rangka mendukung aktivitas ekonomi dan 36

49 investasi nasional merupakan salah satu faktor pendorong depresiasi nilai tukar. Di samping itu, risiko pelemahan juga dapat dipengaruhi skenario pilihan kebijakan harga BBM dalam negeri yang juga akan memengaruhi besaran impor bahan bakar minyak untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Pada saat yang sama, kinerja ekspor Indonesia diperkirakan akan kembali meningkat seiring dengan perbaikan pertumbuhan dan permintaan ekonomi dunia dan beberapa mitra dagang utama Indonesia. Kondisi itu merupakan faktor positif untuk mendorong apresiasi nilai tukar rupiah. d. Kinerja Perbankan Dalam upaya mengendalikan ekspektasi inflasi dan keseimbangan eksternal, sejak September 2013, Bank Indonesia menaikkan BI rate pada tingkat 7,25%. Sejalan dengan kenaikan BI rate, suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) juga mengalami kenaikan dari yang semula haya di kisaran 4% pada awal 2013, kini menebus angka 5,3%. Begitu juga dengan suku bunga simpanan dan kredit perbankan yang tercermin dalam JIBOR Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) yang semula berada dibawah 5,3% kini mencapai 5,8%. Dalam Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BI per 5 September 2013, dinyatakan bahwa kondisi sistem keuangan Indonesia dan khususnya perbankan masih terjaga stabil. Di sisi ketahanan perbankan terjaganya kondisi perbankan diindikasikan melalui kondisi permodalan perbankan yang mencukupi untuk mengantisipasi risiko yang dihadapi. Rasio permodalan (Capital Adequacy Ratio) yang mencapai 17,98% jauh di atas kecukupan minimal sebesar 8. Pertumbuhan penyaluran kredit mencapai 20,64% (yoy). Pertumbuhan kredit hingga triwulan III 2013 juga mengalami kenaikan. Tingginya penyaluran kredit diimbangi dengan kualitas kredit yang tetap terjaga. Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan tercatat 1,88%. Pertumbuhan kredit juga meningkat pada triwulan II-2013 diikuti dengan membaiknya kualitas kredit yang tercermin dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) gross perbankan. Pada tahun 2013, tingkat suku bunga perbankanmengalami kenaikan dibandingkandengan tahun sebelumnya. Deposito satu bulan misalnya, pada tahun 2013 rata-rata sebesar 5,61% turun menjadi rata-rata 37

50 sebesar 5,51% pada triwulan pertama tahun Penurunan ini tidak akan berlangsung lama mengingat BI baru saja menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps ke level 6% di pertengahan Juni Namun demikian kenaikan ini diharapkan tidak akan mengganggu kestabilan perbankan nasional.berikut tingkat suku bunga deposito tahun 2012dan triwulan kedua 2013: Tabel II.11 Suku Bunga Rata - Rata Sementara itu, prediksi untuk tingkat suku bunga SPN 3 bulan dalam tahun 2014 diperkirakan tidak akan bergerak jauh dari tingkat suku bunga di tahun Perkiraan tersebut didasarkan pada kemungkinan membaiknya kondisi ekonomi global di tahun 2014 sehingga beberapa kebijakan pelonggaran likuiditas di berbagai negara juga akan selesai. Perkiraan kondisi ekonomi global tersebut akan menyebabkan daya tarik investasi di berbagai negara juga membaik, yang selanjutnya diperkirakan akan menyebabkan peningkatan persaingan untuk menarik likuiditas global, demikian juga dengan arus modal ke negara-negara berkembang kawasan Asia, termasuk Indonesia. Peningkatan persaingan tersebut diperkirakan akan mendorong peningkatan suku bunga instrumen investasi, termasuk suku bunga SPN 3 bulan. Namun, masih tingginya beban utang Pemerintah di negara-negara kawasan Eropa dan negara maju, akan menjadi insentif positif bagi daya tarik instrumen surat utang negara. 38

51 e. Kinerja Pasar Keuangan Selama tahun 2013, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski pergerakan IHSG diwarnai oleh beberapa gejolak sebagai imbas dari peningkatan risiko eksternal. Sampai dengan dengan 9 November 2013, IHSG ditutup pada level atau tumbuh sebesar 12,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perbaikan kinerja terus berlanjut sampai dengan bulan Mei Selama periode Mei-Juni 2013, IHSG terkoreksi 8,32% mencapai titik terendah Namun setelah itu, IHSG terus mengalami perbaikan kinerja. Jika mengamati tren secara keseluruhan sejak 2007, maka kemungkinan IHSG akan terus meningkat untuk tahun

52 BAB III RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN TAHUN 2014 A. ASUMSI 1. Asumsi Makro Untuk RAPBN 2014, DPR, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia telah menyepakati asumsi makro sebagai berikut: Anggaran belanja negara tahun 2014 ditetapkan sebesar Rp 1.842,4 triliun yang terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 1.249,9 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp592,5 triliun. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan 6%, lebih rendah dibandingkan dengan asumsi APBNP 2013 sebesar 6,3%. Inflasi sebesar 5,5%, jauh lebih rendah dibandingkan dengan asumsi APBNP 2013 yang besarnya 7,2%. Nilai tukar rupiah sebesar Rp10.500, lebih tinggi dibandingkan dengan asumsi APBNP 2013 yang besarnya Rp Suku bunga SBN 3 Bulan masih tetap 5,5%. Proyeksi kondisi perekonomian tahun 2014 yang diproyeksikan lebih baik dibandingkan dengan tahun 2013, diharapkan akan berdampak yang baik pula terhadap belanja LPDP, terutama pada kegiatan penyaluran beasiswa, dan riset dan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak karena bencana alam. Nilai tukar Rupiah yang lebih baik, diharapkan akan membawa dampak pada penurunan biaya per unit pembayaran beasiswa dan peningkatan jumlah penerima beasiswa ke luar negeri. Inflasi yang terkendali diharapkan juga membawa dampak pada penurunan biaya pelaksanaan riset dan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak karena bencana alam. 2. Asumsi Mikro a. Kebijakan Akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi yang Berlaku Kebijakan akuntansi yang direncanakan untuk dilaksanakan oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mengacu kepada dua peraturan umum penyusunan kebijakan akuntansi untuk Badan Layanan 40

53 Umum (BLU), yaitu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 76 tahun 2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum. Secara umum kebijakan akuntansi LPDP mengacu pada peraturan tersebut di atas, yang mengatur hal-hal sebagai berikut: 1) Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan meliputi: kemandirian entitias, kesinambungan entitas (Going Concern), keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement). 2) Periode pelaporan, terhitung sejak tanggal 1 Januari dan berakhir 31 Desember. 3) Karakteristik Kualitatif dan Kendala Pelaporan yang harus dipenuhi agar laporan keuangan pemerintah agar dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki. 4) Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan a) Basis Akuntansi. b) Prinsip Nilai Historis (Historical Cost). c) Prinsip Realisasi (Realization). d) Prinsip Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance Over Form). e) Prinsip Periodisitas (Accounting Period). f) Prinsip Konsistensi (Consistency). g) Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure). h) Prinsip Penyajian Wajar (Fair Presentation). i) Prinsip Kehati-hatian (Conservatism). Kebijakan Pencatatan dan Pengukuran 5) Kebijakan Pencatatan dan Pengakuan a) Kebijakan Pengakuan Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa agar dapat diakui/dicatat b) Kebijakan Pengukuran Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan (historical value). 41

54 b. Dana Kelolaan DPPN yang akan dikelola oleh LPDP sampai dengan akhir tahun 2013 diproyeksikan sebesar Pada tahun 2013, dari proyeksi pendapatan sebesar Rp , sebesar 10% atau Rp dimasukkan sebagai DPPN, sehingga DPPN diproyeksikan menjadi Rp Tabel III.1 DPPN dan Pendapatan LPDP (Dalam Jutaan Rupiah) DPPN Tahun Tambahan Pendapatan Dari APBN dari Kumulatif Pendapatan 2012 (saldo ) *) *) Pada tahun 2014, LPDP tidak memperoleh DPPN dari APBN, sehingga dana yang dikelola ada saldo tahun 2013 sebesar Rp Dari pengelolaan dana tersebut diharapkan diperoleh pendapatan sebesar Rp Sebesar 10% dari pendapatan tersebut atau sekitar Rp dimasukkan ke DPPN, sehingga DPPN menjadi Rp pada akhir c. Asumsi Tarif Tarif LPDP terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu tarif yang dikenakan atas penyaluran dana/penggunaan atas hasil pengelolaan DPPN (Penggunaan PNBP untuk Layanan Beasiswa serta Bantuan Dana Riset dan Penghargaan Hasil Karya Riset) dan tarif pengembangan dana (investasi). Pada tahun 2013, dalam melaksanakan penyaluran dana, LPDP mengenakan tarif sebesar 0%. Sementara itu untuk pengembangan dana, DPPN pada tahun 2014 adalah Inflation Rate + 0,5 untuk deposito dan Inflation Rate + 1 untuk obligasi. d. Asumsi Volume Pelayanan 1) Layanan Pengembangan Dana (Investasi) Dalam rangka pengembangan dana, LPDP telah membuat suatu kebijakan investasi yang dituangkan dalam Investment Guidelines. 42

55 Di dalam Investment Guidelines, LPDP mendefinisikan prinsipprinsip investasi, proporsi portofolio investasi, sekaligus asumsi tingkat pengembalian yang diharapkan (tarif pengembangan dana). Adapun proporsi portofolio investasi dan asumsi tingkat pengembalian yang diharapkan pada tahun 2013 adalah sebagai berikut: Tabel III.2 Rincian Proporsi Portofolio Investasi dan Asumsi Tingkat Pengembalian Instrumen Proporsi Investasi Tingkat Pengembalian yang Diharapkan (expected return) Deposito % Inflation Rate + 0,5 % Obligasi 10% Inflation Rate + 1,0 % Penentuan tingkat pengembalian yang diharapkan tersebut terkait dengan prinsip kehati-hatian (prudent) yang diterapkan oleh LPDP dengan pertimbangan dana yang dikelola LPDP adalah Endowment Fund dan Dana Cadangan Pendidikan yang merupakan dana abadi. Oleh karena itu, LPDP menjalankan prinsip kehati-hatian demi menjaga kestabilan nominal dana abadi ini. Pada tahun 2014, dari pengelolaan DPPN sebesar Rp , dengan menggunakan komposisi portofolio investasi tersebut di atas diharapkan diperoleh pendapatan sebesar Rp Sebesar 10% dari pendapatan tersebut atau sekitar Rp dimasukkan ke DPPN, sehingga DPPN menjadi Rp pada akhir Pendapatan tersebut diharapkan dapat diperoleh dari penempatan dana dalam deposito dan SUN dengan imbal hasil masing-masing sebesar 6,0% dan 6,5%. 2) Layanan Beasiswa Pada tahun 2014, direncanakan dapat disalurkan beasiswa sebanyak orang dengan alokasi dana sebesar Rp582,56 miliar. Perincian untuk setiap program adalah sebagai berikut: 43

56 Tabel III.3 Rencana Penyaluran Beasiswa Tahun 2014 No. Uraian Jumlah Penerima Beasiswa Jumlah (Rp) I Penerima Beasiswa Angkatan 2013 Semester I Magister Dalam Negeri Magister Luar Negeri Doktor Dalam Negeri Doktor Luar Negeri I Penerima Beasiswa Angkatan 2013 Semester II Magister Dalam Negeri Magister Luar Negeri Doktor Dalam Negeri Doktor Luar Negeri Afirmasi II Penerima Beasiswa Angkatan Magister Dalam Negeri Magister Luar Negeri Doktor Dalam Negeri Doktor Luar Negeri Afirmasi Tesis Dalam dan Luar negeri Disertasi Dalam dan Luar negeri III Insentif Peringkat Kampus JUMLAH Penerima beasiswa sebanyak 535 orang merupakan penerimaan tahun 2013 semester I dan sebanyak 499 orang merupakan penerimaan tahun 2013 semester II, sedangkan target sebanyak orang merupakan penerimaan yang baru pada

57 Tabel III.4. Target Jumlah Penerima Beasiswa Tahun 2014 N o. Uraian Penerimaan Tahun 2013 (Mulai Dibayar 2013) Penerimaan Tahun 2013 (Mulai Dibayar 2014) Penerimaan Tahun 2014 (Dibiayai 2014) 1 Magister DN Magister LN Doktor DN Doktor LN Tesis DN - LN Disertasi DN - LN Afirmasi JUMLAH Standar biaya yang digunakan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tabel III.5 Standar Biaya Beasiswa Tahun 2014 No. Uraian Penerimaan Tahun 2013 (Mulai Dibayar 2013) Penerimaan Tahun 2013 (Mulai Dibayar 2014) Penerimaan Tahun 2014 (Dibiayai 2014) 1 Magister DN Magister LN Doktor DN Doktor LN Afirmasi Tesis DN - LN Disertasi DN - LN Komponen biaya pada semester awal terdiri dari registration fee, admission fee, application fee, transportation fee, application visa fee/visa, settlement allowance (dana kedatangan), tuition fee, book allowance, dan living allowance insurance. Sedangkan pembayaran mulai semester kedua adalah tuition fee, book allowance, living allowance dan insurance. Sedangkan standar biaya komponen insentif peringkat kampus sebesar $2.500 atau setara dengan Rp per orang. 45

58 3) Layanan Pendanaan Riset Pada tahun 2014, pendanaan riset yang dibayarkan ditargetkan sebesar Rp Sedangkan untuk penyaluran penghargaan hasil karya riset dialokasikan bagi 4 proposal riset dengan alokasi dana sebesar Rp Dengan pelaksanaan sosialisasi yang intensif dan terarah, diharapkan proposal riset yang diterima LPDP tahun 2014 lebih banyak dibandingkan dengan tahun ) Layanan Pendanaan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Pada tahun 2014, ditargetkan akan disalurkan dana rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam sebesar Rp yang diproyeksikan akan cukup untuk membiayai 2 proposal dari pemerintah daerah yang telah mengajukan proposal. e. Pengembangan Pelayanan Baru Pada tahun 2013, telah dilaksanakan tiga program layanan, yaitu beasiswa, riset dan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak karena bencana alam. Pada tahun 2014, direncanakan dilaksanakan kebijakan Program Beasiswa Afirmasi. 1) Kebijakan Program Beasiswa Afirmasi Pada tahun 2013, LPDP telah melaksanakan program beasiswa, baik untuk beasiswa magister, doktor, tesis maupun disertasi. Namun, ternyata sebaran pendaftar dan penerima penerima beasiswa tidak merata. Pendaftar dan penerima beasiswa sebagian besar dari Jawa. Penerima beasiswa dari luar Jawa, terutama yang berasal dari daerah 3 T (tertinggal, terluar dan termiskin), masih sangat sedikit. Memperhatikan hal tersebut dan memenuhi arahan DPR, maka LPDP merencanakan pelaksanaan kebijakan afirmatif. Tujuan pemberian akses kepada seluruh masyarakat Indonesia dengan memperhatikan asal daerah, prestasi non akademik, kebutuhan negara, dan asas keadilan. 46

59 Karakteristik kebijakan program afirmatif tersebut adalah sebagai berikut: Tabel III.6 Kebijakan Beasiswa Afirmasi Jenis Layanan Perguruan Tinggi Penyelenggara Sasaran Program Persiapan Persyaratan a. Jenis Program Beasiswa : Beasiswa Afirmasi Magister dan Doktor DN/LN b. Program studi sasaran: Bidang keilmuan yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan kebutuhan pembangunan nasional Perguruan tinggi dalam negeri; Terakreditasi minimal B institusi dan terakreditasi A program studi oleh BAN- PT 1. Berasal dari daerah 3T (Tertinggal, Terluar, Terdepan) 2. Sektor strategis yang dibutuhkan oleh Negara berdasarkan prioritas pembangunan nasional. 3. Masyarakat yg berjasa membawa nama Bangsa Indonesia dalam bidang Olimpiade Sains dan Teknologi, olah raga dan seni/ budaya di tk. Nasional/ Internasional. 4. Mahasiswa Indonesia di luar negeri yang memiliki prestasi akademik dan terancam tidak dapat melanjutkan/ menyelesaikan studi. Program Persiapan bagi penerima beasiswa afirmasi untuk dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi tujuan selama maksimal 12 bulan, meliputi; 1. kursus dan ujian kemampuan berbahasa asing; 2. persiapan dan ujian tes potensi akademik (tpa); 3. bimbingan masuk perguruan tinggi; dan 4. peningkatan soft skill. 1. Warga Negara Indonesia, usia pada saat pendaftaran Magister : maksimal 40 tahun, dan Doktor : maksimal 45 tahun 2. Prestasi Akademik Magister - Sarjana, atau sedang aktif menyelesaikan program Sarjana yang telah menyelesaikan 120 SKS; - Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) min. 2,75; - Memiliki kemampuan dasar dasar bahasa asing yang dibuktikan dengan surat keterangan dari lembaga kursus. Doktor - Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) min. 2,85; - Memiliki skor TOEFL prediction min. 450 atau yang setara. 47

60 2) Beasiswa Kepresidenan Indonesia Beasiswa Kepresidenan Indonesia adalah program beasiswa prestisius atas inisiatif Presiden yang diberikan Pemerintah Indonesia melalui LPDP kepada warga terbaik Indonesia untuk menempuh jenjang pendidikan magister dan doktor. Tujuan beasiswa kepresidenan Indonesia adalah menyiapkan human capital yang berkualitas dan berkemampuan yang mumpuni sebagai pemimpin masa depan Indonesia, dalam berbagai bidang. Beasiswa kepresidenan Indonesia, dibedakan dalam dua cluster, yaitu leaders dan scientist. Untuk mendapatkan Beasiswa Kepresidenan Indonesia, harus memenuhi kriteria umum dan khusus. Tabel III.7 Kriteria Umum Beasiswa Kepresidenan Indonesia 1. Lulusan program studi: a) Perguruan Tinggi dalam negeri yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi atau lulusan Perguruan Tinggi kedinasan yang diakui oleh pemerintah Indonesia; b) Perguruan Tinggi di luar negeri yang berkategori baik sesuai daftar pada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; Kriteria Umum 2. Mempunyai jiwa kepemimpinan yang ditunjukkan dengan pengalaman memimpin sebuah organisasi atau lembaga yang ditunjukkan dengan bukti dokumen yang relevan; atau penelitian dan riset berkualitas (penelitian bermanfaat untuk publik); 3. Aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan yang ditunjukkan dengan bukti dokumen yang relevan; 4. Berkomitmen kuat untuk berkontribusi/kembali ke tanah air. 48

61 Kriteria Khusus Cluster Leaders Tabel III.8 Persyaratan Khusus Cluster Leaders 1. Telah menyelesaikan dan memperoleh gelar akademik; a) Sarjana/Sarjana Terapan untuk pelamar program Magister; b) Magister/Magister Terapan untuk pelamar program Doktor; 2. Usia maksimum bagi pelamar beasiswa pada saat penutupan pendaftaran adalah: a) 35 (tiga puluh lima) tahun untuk program Magister; b) 40 (empat puluh) tahun untuk program Doktor; 3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimum adalah: a) 3,00 dari skala 4,00 untuk lulusan Sarjana/Sarjana Terapan yang akan studi program Magister; b) 3,25 dari skala 4,00 untuk lulusan Magister/Magister Terapan yang akan studi program Doktor; 4. Kemampuan penguasaan bahasa asing: a) TOEFL PBT minimal 550 atau yang setara untuk studi pada program Magister/Doktor di Perguruan Tinggi luar negeri dan/atau telah memiliki Letter of Acceptance (LoA); b) Untuk pelamar yang memilih program studi Magister atau Doktor di luar negeri yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar akademiknya dapat menyesuaikan dengan persyaratan kemampuan berbahasa asing yang berlaku di perguruan tinggi tersebut; 5. Memahami dan menyetujui persyaratan dan ketentuan beasiswa sebagai berikut: 6. Menyelesaikan studi maksimal dalam 2 (dua) tahun untuk program Magister sesuai masa studi yang berlaku; 7. Menyelesaikan studi maksimal dalam 4 (empat) tahun untuk program Doktor sesuai masa studi yang berlaku 49

62 Persyaratan Khusus Cluster Scientist Tabel III.9 Persyaratan Khusus Cluster Scientist 1. Telah menyelesaikan dan memperoleh gelar akademik; a) Sarjana/Sarjana Terapan untuk pelamar program Magister; b) Magister/Magister Terapan untuk pelamar program Doktor; c) LoA dari program S3 yg sesuai dengan kriteria LPDP, untuk program S3 yang tidak memerlukan gelar S2; 2. Usia diprioritaskan bagi pelamar beasiswa pada saat penutupan pendaftar (tanggal [ ]) adalah: a) 35 (tiga puluh lima) tahun atau lebih muda untuk program Magister; b) 40 (empat puluh) tahun atau lebih muda untuk program Doktor; 3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimum adalah: 3,25 (masuk S2), 3,50 (masuk S3) dengan skala 4,00; atau sudah mendapatkan LoA dari universitas yang sesuai dgn kriteria LPDP; 4. Kemampuan penguasaan bahasa asing: a) TOEFL PBT minimal 575 atau IELT 7,00 yang setara untuk studi pada program Magister/Doktor di Perguruan Tinggi luar negeri atau telah memiliki Letter of Acceptance (LoA); b) Untuk pelamar yang memilih program studi Magister atau Doktor di luar negeri yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar akademiknya dapat menyesuaikan dengan persyaratan kemampuan berbahasa asing yang berlaku di perguruan tinggi tersebut; 5. Memahami dan menyetujui persyaratan dan ketentuan beasiswa sebagai berikut: 6. Menyelesaikan studi maksimal dalam 2 (dua) tahun untuk program Magister sesuai masa studi yang berlaku; 7. Menyelesaikan studi maksimal dalam 4 (empat) tahun untuk program Doktor sesuai masa studi yang berlaku 50

63 3) Penghargaan Hasil Karya Riset Sementara itu, Penghargaan Hasil Karya Riset ditujukan untuk hal yang sama sebagaimana Bantuan Dana Riset. Hanya saja Penghargaan Hasil Karya Riset diberikan atas hasil-hasil riset yang telah diimplementasikan dan sudah dirasakan kemanfaatannya oleh industri,usaha Kecil dan Menengah (UKM), pemerintah daerah atau masyarakat untuk peningkatan efisiensi produksi, kesejahteraan masyarakat atau perbaikan tata kelola instansi pemerintah dan swasta. Penghargaan atas hasil karya riset adalah sebesar Rp ,00 (dua ratus juta rupiah) untuk setiap karya riset. B. TARGET KINERJA TAHUN Tujuan, Sasaran Strategis, Peta Strategis dan Indikator Kinerja Utama a. Tujuan Tujuan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional adalah menjamin keberlangsungan program pendidikan (endowment fund) yang bertujuan untuk menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban antar generasi, antara lain untuk beasiswa, dan dana cadangan pendidikan untuk mengantisipasi keperluan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam, yang dilakukan oleh BLU pengelola dana di bidang pendidikan. b. Sasaran Strategis Dalam rangka mengukur pencapaian tujuan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional maka tujuan tersebut diterjemahkan dalam sasaran strategis yang merupakan pernyataan tentang apa yang ingin dicapai LPDP (bersifat output/outcome) atau apa yang ingin dilakukan LPDP (bersifat proses) dalam jangka waktu satu tahun ke depan. Sasaran strategis yang ingin dicapai LPDP dikelompokkan dalam tiga perspektif, yaitu: 1) Perspektif pemangku kepentingan (stakeholder perspective). Dalam perspektif ini, dilihat sejauhmana LPDP memperhatikan dan memenuhi kebutuhan dari pemangku kepentingan. Hal ini dapat dicapai dengan mengupayakan pencapaian sasaran strategis berupa Kinerja Lembaga yang Tinggi. 51

64 2) Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective). Dalam perspektif ini, dilihat sejauhmana LPDP mengembangkan serangkaian aktivitas/proses untuk menciptakan dan menyampaikan produk layanan dalam rangka memenuhi kebutuhan penerima layanan. Serangkaian aktivitas/proses tersebut diterjemahkan dalam beberapa sasaran strategis, yaitu: efektifitas sosialisasi, seleksi yang akurat, fasilitasi penerima layanan dan efektifitas monitoring dan evaluasi. 3) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective). Dalam perpektif ini, dilihat sejauhmana LPDP membangun beberapa infrastruktur yang diperlukan dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Infrastruktur yang perlu dibangun tersebut adalah sumber daya manusia, peralatan dan keuangan. Karena itu, dalam perpektif ini, LPDP harus mencapai beberapa sasaran strategis, yaitu: SDM yang kompetitif, penguatan kelembagaan, E-Corporate Service, dan Pengelolaan Keuangan yang Optimal. c. Peta Strategi Peta strategi yang merupakan hiring dashboard (panel instrument) yang menggambarkan keterkaitan dan kontribusi setiap sasaran strategis dalam mendukung sasaran strategis yang lain dalam rangka mewujudkan visi dan misi LPDP. Peta strategi tersebut diharapkan memudahkan LPDP dalam mengkomunikasikan keseluruhan strategi kepada seluruh anggota organisasi. Dengan peta strategi, visi-misi LPDP didefinisikan dengan jelas dan proses manajemen yang lengkap (input/sumber daya, proses internal, dan output/outcome). Peta strategi LPDP selengkapnya adalah sebagai berikut: 52

65 Gambar III.1. Peta Strategi LPDP Tahun

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) POTENSI MASA DEPAN INDONESIA SAAT INI 16 besakor perenomian di dunia 53% dari populasi di perkotaan menyumbang 74% PDB 55 juta tenaga kerja terdidik (skilled workers)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2015 Direktur Utama, Eko Prasetyo. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan RBA TA 2015 iv

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2015 Direktur Utama, Eko Prasetyo. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan RBA TA 2015 iv KATA PENGANTAR Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) adalah satuan kerja pada Kementerian Keuangan R.I. yang ditetapkan sebagai satuan kerja yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Lebih terperinci

Kebijakan Pendanaan Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)

Kebijakan Pendanaan Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan R.I. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Kebijakan Pendanaan Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Bandung, 1 Maret 2013 Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Gedung A.A.

Lebih terperinci

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan R.I. Kebijakan Umum Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Indonesia Endowment Fund for Education (IEFE) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Gedung A.A. Maramis II Lantai 2, Jalan

Lebih terperinci

Pokok Bahasan. Kebijakan Pendanaan Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) 18/02/2013. Latar Belakang. Organisasi.

Pokok Bahasan. Kebijakan Pendanaan Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) 18/02/2013. Latar Belakang. Organisasi. Kementerian Keuangan R.I. Kementerian dan Kebudayaan R.I. Kebijakan Pendanaan Lembaga Pengelola Dana (LPDP) Jogjakarta, 11 Februari 2013 Lembaga Pengelola Dana Gedung A.A. Maramis II Lantai 2, Jalan Lapangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN. KATA PENGANTAR. iii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN ix RINGKASAN EKSEKUTIF.

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN. KATA PENGANTAR. iii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN ix RINGKASAN EKSEKUTIF. DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN. ii KATA PENGANTAR. iii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. iv vi viii DAFTAR LAMPIRAN ix RINGKASAN EKSEKUTIF. 1 BAB I PENDAHULUAN 2 A. UMUM B. VISI, MISI, DAN KEGIATAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Lembar Pengesahan..... i Kata Pengantar... iv Daftar Isi... v Daftar Tabel dan Gambar... viii Daftar Lampiran... xii Ringkasan Eksekutif... 1 BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1. UMUM... 3 1.2. VISI,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... BAB I Pendahuluan Visi, Misi, Tugas dan Fungsi, Serta Layanan LPDP...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... BAB I Pendahuluan Visi, Misi, Tugas dan Fungsi, Serta Layanan LPDP... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...... RINGKASAN EKSEKUTIF... v vi BAB I Pendahuluan...1 1.1. Visi, Misi, Tugas dan Fungsi, Serta Layanan LPDP... 1 1.1.1. Visi... 1 1.1.2. Misi... 1 1.1.3. Tugas dan Fungsi...

Lebih terperinci

Pendanaan Riset Pembangunan Indonesia

Pendanaan Riset Pembangunan Indonesia Pendanaan Riset Pembangunan Indonesia (Dukungan Finansial Terhadap Riset Terapan yang Mendukung Penguatan Industri Strategis Nasional) Moh. Sofwan Effendi Direktur Pendanaan Riset Mohammad.sof wan@kemdikbud.go.id

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... BAB I Pendahuluan Visi, Misi, Tugas dan Fungsi, Serta Layanan LPDP...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... BAB I Pendahuluan Visi, Misi, Tugas dan Fungsi, Serta Layanan LPDP... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...... RINGKASAN EKSEKUTIF... v vi BAB I Pendahuluan...1 1.1. Visi, Misi, Tugas dan Fungsi, Serta Layanan LPDP... 1 1.1.1. Visi... 1 1.1.2. Misi... 1 1.1.3. Tugas dan Fungsi...

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 135/PMK.01/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

F O R U M B A K O H U M A S, 30 J U L I KONTRIBUSI KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM MEMPERSIAPKAN PEMIMPIN MASA DEPAN INDONESIA MELALUI LPDP

F O R U M B A K O H U M A S, 30 J U L I KONTRIBUSI KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM MEMPERSIAPKAN PEMIMPIN MASA DEPAN INDONESIA MELALUI LPDP F O R U M B A K O H U M A S, 30 J U L I 2 0 1 5 KONTRIBUSI KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM MEMPERSIAPKAN PEMIMPIN MASA DEPAN INDONESIA MELALUI LPDP 1 LATAR BELAKANG PROFIL LPDP PROGRAM LPDP HIGHLIGHT REPORT

Lebih terperinci

SOSIALISASI PROGRAM LAYANAN LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN

SOSIALISASI PROGRAM LAYANAN LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN SOSIALISASI PROGRAM LAYANAN LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN Riset Pembangunan Indonesia MOHAMMAD SOFWAN EFFENDI Direktur Pendanaan Riset dan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan sofwan.effendi@depkeu.go.id

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN PEDOMAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA MAGISTER DAN DOKTOR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bonus demografi bagi bangsa Indonesia berupa proporsi usia produktif terbaik sejak kemerdekaan terjadi dari 2010

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

SOSIALISASI PROGRAM LAYANAN LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN. Riset Pembangunan Indonesia

SOSIALISASI PROGRAM LAYANAN LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN. Riset Pembangunan Indonesia SOSIALISASI PROGRAM LAYANAN LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN Riset Pembangunan Indonesia SEKILAS TENTANG LPDP VISI Menjadi lembaga pengelola dana yang terbaik di tingkat regional untuk menyiapkan pemimpin

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN PEDOMAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA TESIS DAN DISERTASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bonus demografi bagi bangsa Indonesia berupa proporsi usia produktif terbaik sejak kemerdekaan terjadi dari 2010

Lebih terperinci

MENTER! KEUANGAN REPUBUK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 143/PMK.01/2016 TENT ANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

MENTER! KEUANGAN REPUBUK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 143/PMK.01/2016 TENT ANG ORGANISASI DAN TATA KERJA MENTER! KEUANGAN REPUBUK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.01/2016 TENT ANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

Buku Profil DJPK COVER DEPAN. Selayang Pandang DJPK

Buku Profil DJPK COVER DEPAN. Selayang Pandang DJPK Buku Profil DJPK 1 COVER DEPAN Selayang Pandang DJPK Buku Profil DJPK 3 Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Selayang Pandang DJPK 4 Buku Profil DJPK NILAI-NILAI KEMENTERIAN KEUANGAN Integritas Berpikir,

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le No.1876, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMKES. BLU. Pengelolaan Keuangan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-115.1-/217 DS887-83-754-948 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-.11-0/2013 DS 2577-4700-3268-5439 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-15.1-/215 DS741-6895-9721-8948 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 NOMOR SP DIPA-15.11-/217 DS61-6686-6748-91 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.11-0/AG/2014 DS 5285-5913-0762-4090 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.886, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Pengelola Dana. Kelapa Sawit. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.01/2015 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-15.11-/215 DS32-7897-872-849 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 7953-0644-7459-7080 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-15.1-/216 DS5272-8985-171-5367 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

PELUNCURAN BEASISWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (BPRI) The President of the Republic of Indonesia Scholarship

PELUNCURAN BEASISWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (BPRI) The President of the Republic of Indonesia Scholarship Konferensi Pers PELUNCURAN BEASISWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (BPRI) The President of the Republic of Indonesia Scholarship 2 April 2014 di Istana Negara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta,

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RBA BLU. Direktorat Pembinaan PK BLU Bimtek Penyusunan RBA BLU Jakarta, 29 Maret 2012

PENYUSUNAN RBA BLU. Direktorat Pembinaan PK BLU Bimtek Penyusunan RBA BLU Jakarta, 29 Maret 2012 PENYUSUNAN RBA BLU Direktorat Pembinaan PK BLU Bimtek Penyusunan RBA BLU Jakarta, 29 Maret 2012 AGENDA I. LATAR BELAKANG II. POKOK-POKOK PENGATURAN III. PERBANDINGAN FORMAT RBA IV. SISTEMATIKA FORMAT RBA

Lebih terperinci

PEMBUKAAN PENDAFTARAN LPDP 2018

PEMBUKAAN PENDAFTARAN LPDP 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN GEDUNG ALI WARDANA LANTAI 2, JALAN LAPANGAN BANTENG TIMUR NOMOR 1, JAKARTA 10710, KOTAK POS 1139 TELEPON (021)

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-015.12-0/2015 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.6-/21 DS264-891-4155-6432 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 0310-1636-8566-5090 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-33.-/216 DS334-938-12-823 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.01-0/2013 DS 5903-0340-5288-0144 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.1-/216 DS771-654-627-359 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-15.11-/216 DS4533-677-63-2338 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-33.15-/216 DS2674-4626-1342-553 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

OVERVIEW IMPLEMENTASI DAN EVALUASI RBA BLU. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan

OVERVIEW IMPLEMENTASI DAN EVALUASI RBA BLU. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan OVERVIEW IMPLEMENTASI DAN EVALUASI RBA BLU Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan AGENDA PEMBAHASAN 1. Pendahuluan 2. Mekanisme Penyusunan dan Pengajuan RBA BLU 3. Hal-Hal yang Perlu

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 288-1. NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Pengelolaan Kinerja 2. IKHTISAR JABATAN : Melakukan penyusunan, penelaahan, monitoring, dan evaluasi pencapaian kinerja berdasarkan Indikator Kinerja Utama, serta

Lebih terperinci

1 of 6 18/12/ :41

1 of 6 18/12/ :41 1 of 6 18/12/2015 15:41 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Lembaga Pengelola Dana Bergulir. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Lembaga Pengelola Dana Bergulir. Organisasi. Tata Kerja. No.727, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Lembaga Pengelola Dana Bergulir. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-041.01-0/2015 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

Bantuan Dana RISPRO. (Riset Inovatif Produktif)

Bantuan Dana RISPRO. (Riset Inovatif Produktif) RISPRO (Riset Inovatif Produktif) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Gedung A.A. Maramis II Lantai 2, Jalan Lapangan Banteng Timur No. 1, Jakarta 10710 Telepon/Fax (021) 384 6474, Laman www.lpdp.depkeu.go.id

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-33.1-/218 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

Revisi ke : 07 Tanggal : 24 Desember 2014

Revisi ke : 07 Tanggal : 24 Desember 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.03-0/AG/2014 DS 9057-0470-5019-2220 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-33.1-/216 DS2286-196-725-318 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-33.13-/216 DS6661-495-3652-64 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.01-0/AG/2014 DS 2788-9070-1320-6272 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1792, 2016 KEMENKEU. PPK-BLU Satker. Penetapan. Pencabutan Penerapan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.05/2016 TENTANG PENETAPAN DAN PENCABUTAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.3-/216 DS71-99-46-4 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-015.07-0/2015 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja - 107-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja 2. IKHTISAR JABATAN: Melakukan penyiapan bahan penyusunan dokumen perencanaan dan evaluasi kinerja Direktorat meliputi perencanaan

Lebih terperinci

Revisi ke : 05 Tanggal : 6 Nopember 2014

Revisi ke : 05 Tanggal : 6 Nopember 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

Beasiswa Afirmasi. 1. Overview

Beasiswa Afirmasi. 1. Overview Beasiswa Afirmasi 1. Overview Indonesia memiliki wilayah luas dengan karakteristik geografis dan sosiokultural yang heterogen. Oleh sebab itu, diperlukan kontribusi dari sumber daya berkualitas untuk menjadi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-78.1-/217 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-015.07-0/2016 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Revisi ke 05 Tanggal : 24 Desember 2013

Revisi ke 05 Tanggal : 24 Desember 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-18.1-/216 DS933-1269-654-625 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 18 /PER/M.KOMINFO/11/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 18 /PER/M.KOMINFO/11/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 18 /PER/M.KOMINFO/11/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENYEDIA DAN PENGELOLA PEMBIAYAAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-033.13-0/2015 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-015.07-0/2017 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PROGRAM LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN (LPDP) Institut Pertanian Bogor, 3 Maret 2014

KEBIJAKAN DAN PROGRAM LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN (LPDP) Institut Pertanian Bogor, 3 Maret 2014 KEBIJAKAN DAN PROGRAM LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN (LPDP) Institut Pertanian Bogor, 3 Maret 2014 1 Daftar Isi 1 Latar Belakang dan Organisasi LPDP 2 Jenis Layanan 3 Program Beasiswa 4 Program Beasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, serta

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-022.12-0/2013 DS 4105-0456-6406-8058 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN ANGGARAN UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN Oleh: Wakil Rektor IV

RENCANA PROGRAM DAN ANGGARAN UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN Oleh: Wakil Rektor IV RENCANA PROGRAM DAN ANGGARAN UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN 2016 Oleh: Wakil Rektor IV 1 1) Penyampaian Alokasi Pagu Anggaran Unand Tahun 2016 2 4 5 Isu Mendasar Anggaran Unand 2016 - Berkurangnya Alokasi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 MOR SP DIPA-18.1-/215 DS8665-5462-5865-5297 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, maka diperlukan suatu pedoman dan arahan yang jelas sebagai acuan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Pedoman dan arahan dituangkan dalam

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan Perencanaan Anggaran Satker BLU BLU membuat rencana bisnis lima tahunan mengacu

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

lembaga pengelola dana pendidikan BUKU PEDOMAN RISET PEMBANGUNAN INDONESIA

lembaga pengelola dana pendidikan BUKU PEDOMAN RISET PEMBANGUNAN INDONESIA lembaga pengelola dana pendidikan BUKU PEDOMAN RISET PEMBANGUNAN INDONESIA OVERVIEW PENDANAAN RISET PEMBANGUNAN INDONESIA OVERVIEW PENDANAAN RISET PEMBANGUNAN INDONESIA Latar Belakang : Penguasaan dan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.02-0/2013 DS 2887-2051-5773-8818 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-078.01-0/2013 DS 5976-2607-1781-0807 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

bulelengkab.bps.go.id

bulelengkab.bps.go.id KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

Revisi ke : 04 Tanggal : 19 Nopember 2014

Revisi ke : 04 Tanggal : 19 Nopember 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-078.01-0/AG/2014 DS 1701-7126-6142-9885 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.99, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Rencana Bisnis dan Anggaran. BLU. Ditjen Bina Upaya Kesehatan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-32.12-/217 DS551-299-21-3845 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.542, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Rencana Bisnis. Anggaran. Politeknik Kesehatan. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2013

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-041.01-0/2016 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-022.12-0/AG/2014 DS 0429-8282-0028-9458 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

[WWW.SEKOLAHJEPANG.COM]

[WWW.SEKOLAHJEPANG.COM] SekolahJepang.com, Kuliah S2- S3 berbeasiswa di Jepang kini semakin lebar saja kesempatannya. Setelah DIKTI meluncurkan ribuan beasiswa bagi para dosen baik swasta maupun negeri, Departemen Keuangan pun

Lebih terperinci

2017, No Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (

2017, No Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara ( No.908, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KUKM. LPDB-KUMKM. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 /PER/M.KUKM/ VII /2017 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci