KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2015 Direktur Utama, Eko Prasetyo. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan RBA TA 2015 iv

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2015 Direktur Utama, Eko Prasetyo. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan RBA TA 2015 iv"

Transkripsi

1

2

3

4

5 KATA PENGANTAR Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) adalah satuan kerja pada Kementerian Keuangan R.I. yang ditetapkan sebagai satuan kerja yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 18/KMK.05/2012 tentang Penetapan LPDP sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan PPK BLU. LPDP bertugas melaksanakan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional baik dana abadi pendidikan (Endowment Fund) maupun Dana Cadangan Pendidikan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Sebagai satuan kerja yang menerapkan PPK BLU pada Kementerian Keuangan, LPDP berkewajiban memenuhi Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum yaitu menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) yang mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Bisnis. Pada Tahun 2015, LPDP melakukan pengembangan dana kelolaan pada instrumen dengan risiko rendah, dengan harapan untuk mendapatkan return berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). PNBP tersebut selanjutnya disalurkan dalam bentuk pemberian beasiswa, pendanaan riset dan dana cadangan untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam. Diharapkan tahun 2015, LPDP dapat meningkatkan kinerja dan layanan dalam penyaluran dana beasiswa, pendanaan riset dan pendanaan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam melalui pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional yang professional, transparan, dan optimal Jakarta, Desember 2015 Direktur Utama, Eko Prasetyo iv

6 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN.. i KATA PENGANTAR.. iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR. xiii RINGKASAN EKSEKUTIF 1 BAB I PENDAHULUAN UMUM VISI DAN MISI BLU LPDP Visi Misi Layanan NILAI DAN BUDAYA Nilai-nilai Budaya Organisasi ORGANISASI DAN PEJABAT PENGELOLA Organisasi Direktorat Keuangan dan Umum Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Satuan Pemeriksa Intern Kelompok Jabatan Fungsional Dewan Pengawas Dewan Penyantun Pejabat Pengelola Dewan Pengawas Direksi dan Manajemen BAB II KINERJA BLU TAHUN KONDISI INTERNAL Pelayanan Layanan Pengelolaan DPPN Layanan Penyaluran Dana Layanan Beasiswa v

7 1) Perkembangan Pendaftar Beasiswa... 2) Pendaftar Beasiswa Berdasarkan Daerah Asal 3) Penerima Beasiswa Menurut Program Beasiswa dan Program Studi. 4) Penerima Beasiswa LPDP Berdasarkan Asal Provinsi 5) Penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Magister, Doktor, Tesis & Disertasi... 6) Penerima Beasiswa Pendidikan Dokter Spesialis (BPDS)... 7) Calon Penerima BPI Afirmasi... 8) Penerima Beasiswa Presiden Republik Indonesia (BPRI). 9) Data Kontrak... 10) Sebaran Penerima Beasiswa Magister dan Doktoral Berdasarkan Bidang Keilmuan... 11) Alumni Layanan Pendanaan Riset... 1) Riset Inovatif Produktif (RISPRO) 2) Riset Afirmasi Nasional Layanan Rehabilitasi fasilitas Pendidikan yang Rusak Karena Bencana Alam Dukungan Operasional Penyaluran Dana Kegiatan Lain... 1) Kerjasama... 2) Kegiatan Sosialisasi Dukungan Operasional Penyaluran Dana Keuangan Laporan Keuangan TA 2014 (audited) Realisasi Pendapatan Realisasi Belanja Realisasi Penyaluran Dana.. 1) Beasiswa. 2) Pendanaan Riset 3) Pendanaan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan yang vi

8 Rusak Akibat Bencana Alam Realisasi Operasional Penyaluran Dana ) Realisasi Operasional Penyaluran Dana Beasiswa. 45 2) Realisasi Operasional Penyaluran Pendanaan Riset ) Realisasi Operasional Penyaluran Pendanaan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Realisasi Operasional Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana ) Realisasi Operasional Perencanaan Usaha dan Manajemen Data 46 2) Realisasi Operasional Pendapatan Pengelolaan DPPN ) Realisasi Operasional Penyelenggaraan Kemitraan dan Sosialisasi Realisasi Operasional Manajemen dan Perkantoran ) Realisasi Dukungan Manajemen 46 2) Realisasi Layanan Perkantoran Realisasi Belanja Modal Sumber Daya Manusia Komposisi SDM Pelatihan dan Pengembangan Pegawai Kelembagaan Data dan Sistem Informasi Peralatan dan Fasilitas. 2. KONDISI EKSTERNAL Kondisi Pendidikan di Indonesia Perkembangan Riset di Indonesia Kerusakan Fasilitas Pendidikan di Indonesia Kondisi Ekonomi Makro Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Nilai Tukar Kinerja Perbankan Kinerja Pasar Keuangan BAB III RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN TAHUN ASUMSI 66 vii

9 1.1. Asumsi Makro Asumsi Mikro Asumsi Volume Layanan Layanan Pengembangan Dana.. 1) Asumsi Tarif 2) Asumsi Portofolio Investasi.. 3) Asumsi Pendapatan dan Dana Kelolaan Layanan Beasiswa Layanan Pendanaan Riset Layanan Pendanaan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Pengembangan Pelayanan Baru Penghargaan Hasil Karya Riset Pembentukan Talent Management Keuangan Standar Biaya Beasiswa Alokasi Dana untuk Layanan dan Operasional Sistem Akuntansi Sumber Daya Manusia Kelembagaan Data dan SIstem Informasi Peralatan dan Fasilitas. 2. TARGET KINERJA TAHUN Tujuan, Sasaran Strategis, dan Peta Strategis Tujuan Sasaran Strategis Peta Strategis Kerangka Pelaksanaan Kegiatan Penyaluran Program Pelaksanaan Kegiatan Operasional Pendukung Penyaluran Program Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana Operasional Perkantoran Belanja Modal. 2.2 Target dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun Pengelolaan Dana Khusus Target Penyaluran Dana viii

10 2.5. Pendapatan dan Belanja Ikhtisar Target Pendapatan Tahun Target Pendapatan Tahun Pendapatan Per Unit Kerja Tahun Ikhtisar Target Belanja Tahun Target Belanja Tahun Belanja Per Unit Kerja Tahun Belanja Per Output Tahun Belanja Per Klasifikasi Biaya Tahun Prakiraan Maju Prakiraan Maju Pendapatan dan Belanja Prakiraan Maju DPPN AMBANG BATAS BAB IV PENUTUP ix

11 DAFTAR TABEL Tabel I.1 Susunan Pejabat Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Tabel II.1 DPPN dan Pendapatan LPDP (dalam jutaan rupiah) Tabel II.2 Rincian Penempatan DPPN (dalam jutaan rupiah) Tabel II.3 Rincian Re-investasi atas Pendapatan LPDP Tabel II.4 Rincian Investasi BLU pada Obligasi Negara Tabel II.5 Realisasi Pendapatan Per Desember 2014 Per Jenis Bank Tabel II.6 Daftar Penerima Beasiswa Tahun 2014 Tabel II.7 Komposisi Penerima Beasiswa Tabel II.8 Penerima Beasiswa Menurut Program Beasiswa (Tahun 2013 dan 2014) Tabel II.9 Calon Penerima Beasiswa LPDP Tahun 2014 Berdasarkan Asal Provinsi Tabel II.10 Calon Penerima BPI Magister, Doktor, Tesis & Disertasi LPDP Tahun 2014 Berdasarkan Asal Provinsi Tabel II.11 Calon Penerima Beasiswa Afirmasi Berdasarkan Asal Provinsi Tabel II.12 Calon Penerima Beasiswa Presiden Republik Indonesia Berdasarkan Asal Provinsi Tabel II.13 Sebaran Penerima Beasiswa Magister dan Doktoral Berdasarkan Benua Universitas Tujuan Tabel II.14 Sebaran Penerima Beasiswa Magister dan Doktoral Berdasarkan Bidang Keilmuan Tabel II.15 Sebaran Alumni Berdasarkan Benua Universitas Tujuan Tabel II.16 Sebaran Alumni Berdasarkan Bidang Keilmuan Tabel II.17 Penerima Pendanaan Riset yang Berkontrak Tabel II.18 Data Pemohon Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Tabel II.19 Penyaluran Dana Rehabilitasi Pendidikan Tabel II.20 Kegiatan Rehabilitasi Dana Pendidikan LPDP Tahun 2014 Tabel II.21 Kerjasama dengan Universitas Dalam Negeri Tabel II.22 Kerjasama dengan Universitas Luar Negeri Tabel II.23 Kerjasama dengan Perusahaan & Lembaga Nirlaba Tabel II.24 Posisi Kas dan Investasi LPDP Tabel II.25 Penempatan Dana Tidak Terikat LPDP pada Obligasi Negara Tabel II.26 Dana Kelolaan BLU LPDP Tabel II.27 Surplus/Defisit LPDP 2012 s.d Tabel II.28 Komposisi Belanja Kas 2012 s.d x

12 Tabel II.29 Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi PNBP Tabel II.30 Rincian Klasifikasi PNBP TA 2014 Tabel II.31 Realisasi Penyaluran Beasiswa sampai dengan 31 Desember 2014 Tabel II.32 Realisasi Penyaluran Dana Riset sampai dengan 31 Desember 2014 Tabel II.33 Realisasi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan sampai dengan 31 Desember 2014 Tabel II.34 Realisasi Belanja Operasional Penyaluran Dana sampai dengan 31 Desember 2014 Tabel II.35 Belanja Operasional Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana sampai dengan 31 Desember 2014 Tabel II.36 Belanja Operasional Dukungan Manajemen sampai dengan 31 Desember 2014 Tabel II.37 Belanja Operasional Perkantoran sampai dengan 31 Desember 2014 Tabel II.38 Belanja Modal sampai dengan 31 Desember 2014 Tabel II.39 Jumlah Pegawai LPDP Tahun 2014 Tabel II.40 Rencana Pelatihan / Pengembangan Pegawai LPDP Tahun 2014 Tabel II.41 Jumlah SOP Per Direktorat Tabel II.42 Jumlah Inisiatif Taktis Tahun 2014 Tabel II.43 Inisiatif Taktis Common System Layer Tahun 2014 Tabel II.44 Inisiatif Taktis Core System Layer Tahun 2014 Tabel II.45 Inisiatif Taktis Data & Decision System Layer Tahun 2014 Tabel II.46 Inisiatif Taktis Service Management Layer Tahun 2014 Tabel II.47 Inisiatif Taktis Network & Platform Layer Tahun 2014 Tabel II.48 Realisasi Jumlah Pembelian Unit Barang LPDP Per 31 Desember 2014 Tabel II.49 Performa Anggota ASEAN dalam GCI dari 148 Negara Tabel II.50 Data Kerusakan Fasilitas Pendidikan Akibat Bencana Alam pada Tiap- Tiap Provinsi di Indonesia dari Januari 2009 hingga Maret 2014 Tabel III.1 Asumsi Tingkat Pengembalian Tahun 2015 Tabel III.2 DPPN dan Pendapatan (Dalam Jutaan Rupiah) Tabel III.3. Rencana Penyaluran Dana Beasiswa Tahun Anggaran 2015 Tabel III.4. Target Jumlah Penerima Beasiswa Tahun 2015 Tabel III.5. Perkembangan Target dan Realisasi Penyaluran Pendanaan Riset Tabel III.6 Perkembangan Target dan Realisasi Penyaluran Pendanaan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Tabel III.7 Standar Biaya Beasiswa Tahun 2015 Tabel III.8 Komponen Biaya Beasiswa Tahun 2015 Tabel III.9 Biaya Beasiswa Semester Pertama (Semester 1) xi

13 Tabel III.10 Tabel III.11 Tabel III.12 Biaya Beasiswa Semester Tengah (Semester 2 3 untuk Program Magister dan Semester 2 7 untuk Program Doktor) Biaya Beasiswa Semester Akhir (Semester 4 untuk Program Magister dan Semester 8 untuk Program Doktor) Jumlah Mahasiswa Penerima Beasiswa yang Dibiayai dengan Anggaran Tahun 2015 Tabel III.13 Akumulasi Biaya Beasiswa Tahun 2015 Tabel III.14 Rencana Pelatihan Pegawai Tahun 2015 Tabel III.15 Peraturan/Perjanjian/SOP yang Telah DIterbitkan LPDP Tabel III.16 Jumlah Inisiatif Taktis Tahun 2015 Tabel III.17 Rencana Pelaksanaan Belanja Modal Tahun 2015 Tabel III.18 Klasifikasi Kegiatan Penyaluran Program Tabel III.19 Klasifikasi Kegiatan Operasional Pendukung Penyaluran Program Tabel III.20 Klasifikasi Kegiatan Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana Tabel III.21 Klasifikasi Kegiatan Operasional Perkantoran Tabel III.22 Klasifikasi Kegiatan Belanja Modal Tabel III.23 Capaian Kinerja Utama Tahun 2014 Tabel III.24 Perkembangan DPPN sampai dengan Tahun 2015 Tabel III.25 Target Pendapatan Menurut Program Dan Kegiatan TA 2015 Tabel III.26 Perkembangan PNBP sampai dengan Tahun 2015 Tabel III.27 Revenue dan Cost Center LPDP 2015 Tabel III.28 Rincian Pendapatan Per Unit Kerja Tahun 2015 Tabel III.29 Belanja LPDP Tahun 2015 Tabel III.30 Belanja Per Unit Kerja Tahun 2015 Tabel III.31 Belanja Per Output Tahun 2015 Tabel III.32 Belanja Per Klasifikasi Tahun 2015 Tabel III.33 Resume Prakiraan Maju Pendapatan Tabel III.34 Target Perbandingan Inflasi dan Aktual Inflasi Tabel III.35 Asumsi Kenaikan Volume Penyaluran Tabel III.36 Resume Prakiraan Maju Belanja Tabel III.37 Prakiraan Maju DPPN Tabel IV.1 Prakiraan Maju DPPN Tabel IV.2 Prakiraan Maju PNBP Tabel IV.3 Prakiraan Maju Belanja Operasional (Indirect Cost) xii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar I.1 Struktur Organisasi LPDP Gambar II.1 Perkembangan Pendaftar dan Penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia s.d Tahun 2014 Gambar II.2 Jumlah Pendaftar Beasiswa Menurut Daerah Asal Kumulatif Tahun Desember 2014 Gambar II.3 Calon Penerima Beasiswa Pendidikan Dokter Spesialis (BPDS) Tahun 2014 Berdasarkan Asal Provinsi Gambar II.4 Pendaftar Riset yang Submit Gambar II.5 Porsi Kegiatan Kerjasama LPDP Tahun 2014 Gambar II.6 Laporan Posisi Keuangan Per 31 Desember 2014 Gambar II.7 Penempatan DPPN berupa Deposito pada Bank Nasional Gambar II.8 Penempatan Dana Tidak Terikat LPDP berupa Deposito Bank dan Obligasi Negara Gambar II.9 Penempatan Dana Tidak Terikat LPDP berupa Deposito Bank Gambar II.10 Laporan Aktivitas untuk Periode Tahun 2014 Gambar II.11 Laporan Arus Kas untuk Periode Tahun 2014 Gambar II.12 Rincian Pendapatan LPDP 2014 Gambar II.13 Rincian Pendapatan LPDP 2014 Gambar II.14 Komposisi Pegawai LPDP Berdasarkan Tingkat Pendidikan Gambar II.15 Komposisi Pegawai LPDP Berdasarkan Tingkat Pendidikan Gambar II.16 Grafik Pertumbuhan Kredit Baru Gambar II.17 Potensi Masa Depan Indonesia Gambar II.18 Posisi PDB, PDB Per Kapita dan Populasi Gambar II.19 Bonus Demografi Indonesia Gambar II.20 Tingkat Inflasi 2014 Gambar II.21 Grafik Pertumbuhan Kredit Baru Gambar III.1. Model Talent Management Alumni Beasiswa Gambar III.2 Inisiatif Strategis Pengembangan Teknologi dan Informasi Komunikasi tahun 2015 Gambar III.3 Peta Strategi LPDP Tahun 2015 xiii

15 RINGKASAN EKSEKUTIF Studi McKinsey Global Institute menunjukkan besarnya potensi perekonomian Indonesia. Saat ini, Indonesia berada pada peringkat 16 perekenomian di dunia, Pada tahun 2030, diperkirakan perekonomian Indonesia berada pada peringkat 7 besar dunia. World Economic Forum (WEF) juga menunjukkan adanya perbaikan daya saing perekonomian Indonesia. Pada tahun , dari 148, Indonesia berada pada peringkat 50. Pada tahun peringkat tersebut menjadi menjadi 38 dari 148 negara. Kondisi ini harus dipertahankan dan dimanfaatkan, terutama dalam menjelang ASEAN Economic Community tahun Untuk mewujudkan hal tersebut, menurut Studi McKinsey Global Institute, diperlukan tambahan tenaga terdidik (skilled workers) sebanyak 58 juta orang, sehingga pada tahun 2030 jumlah tenaga terdidik menjadi 113 juta orang dari 55 juta orang tenaga terdidik yang ada saat ini. Oleh karena itu, sumber daya manusia harus menjadi faktor prioritas yang mendapatkan perhatian dari semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, termasuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Dengan alokasi Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp15,617 triliun pada APBN tahun , LPDP diharapkan dapat melaksanakan layanan pengembangan DPPN. Dari pengembangan dana tersebut diharapkan dapat diperoleh pendapatan yang diharapkan mencukupi untuk penyaluran beasiswa, pendanaan riset dan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak karena bencana alam. Sesuai arahan Dewan Penyantun, DPPN tersebut diinvestasikan dalam instrumen deposito dan obligasi negara. Pada tahun 2015, dari pengelolaan DPPN tersebut diproyeksikan akan diperoleh pendapatan sebesar Rp Proyeksi pendapatan tahun 2015 tersebut meningkat sebesar Rp dibandingkan target pendapatan tahun 2014 yaitu sebesar Rp ,00 Sesuai kebijakan Dewan Penyantun, maka setiap tahun, bagian dari PNBP yang diperoleh dari pengelolaan DPPN dialokasikan sebesar 10% untuk menambah pokok DPPN. Oleh karena itu, pada tahun 2015 direncanakan akan dialokasikan sebesar 10% dari total PNBP tahun 2015 yaitu sebesar Rp ,00 untuk menambah pokok DPPN. Pada tahun 2015 direncanakan terdapat peningkatan volume layanan. Target jumlah penerima beasiswa tahun 2015 adalah sebanyak orang. Namun sesuai dengan tahun akademik pendaftaran mahasiswa baik pada universitas dalam negeri maupun luar negeri yang sebagian besar hanya dibuka 2 (dua) kali dalam setahun, maka dari total target sebanyak orang tersebut, yang akan mulai dibiayai pada tahun 2015 adalah sebanyak orang. Total akumulasi penerima beasiswa tahun yang akan dibiayai pada tahun 2015 adalah sebanyak orang yang terdiri atas penerimaan tahun 2013 sebanyak 881 orang, penerimaan tahun 2014 sebanyak orang dan penerimaan tahun 2015 sebanyak orang. Sedangkan 1

16 untuk pendanaan riset, total akumulasi pendanaan riset direncanakan sebanyak 58 proposal riset yang terdiri dari hasil seleksi tahun 2015 sebanyak 30 proposal dan hasil seleksi tahun 2013 dan 2014 sebanyak 28 proposal. Volume pendanaan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak karena bencana alam pada tahun 2015 ditargetkan bagi 9 pemerintah daerah (pemda), yang terdiri atas hasil verifikasi tahun 2015 sebanyak 4 pemda dan hasil verifikasi tahun 2014 sebanyak 5 pemda. Alokasi anggaran pada tahun 2015 sebesar Rp yang terdiri atas penyaluran dana beasiswa sebesar Rp , penyaluran dana riset dan penghargaan hasil karya riset sebesar Rp , penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan sebesar Rp , operasional penyaluran dana (direct cost) sebesar Rp , operasional manajemen (indirect cost) sebesar Rp , operasional perkantoran (indirect cost) sebesar Rp dan belanja modal Rp Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, pada tahun 2015 direncanakan beberapa pengembangan pelayanan baru diantaranya penyaluran Beasiswa Presiden Republik Indonesia, Penghargaan Hasil Karya Riset, dan pembentukan Talent Management. 2

17 BAB I PENDAHULUAN 1. UMUM The Economist pernah memberikan gambaran, pada tahun 2025, perekonomian Indonesia berada pada peringkat 12 dan pada tahun 2030 akan meningkat lagi menjadi berada pada peringkat 7 dunia. Ekonomi Indonesia akan mengalahkan Inggris dan Jerman, dan hanya berada di bawah China, Amerika Serikat, India, Jepang, Brasil dan Rusia. McKinsey Global Institute juga memberikan pandangan yang hampir sama. Hal itu terjadi apabila produktivitas dapat ditingkatkan secara signifikan. Mckinsey juga menyarankan empat area prioritas, diantaranya membangun perekonomian dengan penggunaan sumber daya yang cerdas dan berinvestasi dalam pengembangan keterampilan. Berdasarkan laporan yang dipublikasikan oleh World Economic Forum (WEF) terkait peringkat daya saing global tahun (the Global Competitiveness Report ), daya saing Indonesia naik 12 peringkat dari 50 pada menjadi 38 pada dari 148 negara. Indonesia kini semakin memiliki daya tarik yang besar bagi investasi asing. Kondisi ini harus dipertahankan dan dimanfaatkan, terutama dalam menjelang ASEAN Economic Community tahun 2015 nanti. Untuk mendukung perkembangan Indonesia, dari tahun , Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melakukan langkah strategis dengan mengalokasi dalam APBN Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) yang secara kumulatif berjumlah Rp15,716 triliun. Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) adalah alokasi anggaran dalam APBN yang diperuntukkan bagi pembentukan Endowment Fund untuk menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban antar generasi, dan Dana Cadangan Pendidikan untuk mengantisipasi keperluan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam. Amanat undang-undang menyatakan bahwa pengelolaan DPPN dilakukan oleh Badan Layanan Umum (BLU) Pengelola Dana di bidang pendidikan. Pengelolaan atas DPPN tersebut dilakukan dengan membentuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), yang berdiri berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 tahun 2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. LPDP merupakan Satuan Kerja yang berbentuk Badan Layanan Umum yang penetapannya berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 18/KMK.05/2012 tahun 2012 tentang Penetapan Lembaga Pengelola Dana 3

18 Pendidikan pada Kementerian Keuangan sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Dengan penetapan tersebut, LPDP diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan sesuai dengan PP No. 23 Tahun 2005 sebagaimana yang telah diubah menjadi PP No. 74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Sesuai dengan PMK tersebut di atas, LPDP mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional baik Dana Abadi Pendidikan (Endowment Fund) maupun Dana Cadangan Pendidikan. Pengelolaan tersebut meliputi pengembangan dana dan penyaluran dana baik untuk kegiatan pendidikan, berupa beasiswa, riset, maupun untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam. 2. VISI, MISI BLU LPDP DAN LAYANAN 2.1. Visi Menjadi lembaga pengelola dana yang terbaik di tingkat regional untuk mempersiapkan pemimpin masa depan serta mendorong inovasi bagi Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan Misi a. Mempersiapkan pemimpin dan profesional masa depan Indonesia melalui pembiayaan pendidikan; b. Mendorong riset strategis dan/atau inovatif yang implementatif dan menciptakan nilai tambah melalui pendanaan riset; c. Menjamin keberlangsungan pendanaan pendidikan bagi generasi berikutnya melalui pengelolaan Dana Abadi Pendidikan yang optimal; d. Sebagai last resort, mendukung rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam melalui pengelolaan Dana Cadangan Pendidikan Layanan Layanan yang diberikan LPDP dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan dana (investasi) yaitu pengelolaan DPPN dalam bentuk penempatan pada berbagai instrumen untuk mendapatkan nilai tambah yang diharapkan (expected return). 2. Penyaluran dana yaitu penggunaan hasil pengembangan DPPN (investasi) untuk kegiatan pendidikan berupa: 4

19 a. Beasiswa Beasiswa diperuntukkan kepada warga negara Indonesia yang berkeinginan melanjutkan pendidikannya ke jenjang magister dan doktoral (S2/S3) di dalam maupun di luar negeri (termasuk penyelesaian tesis dan desertasi) serta berprestasi akademis di jenjang pendidikan sebelumnya. Disamping itu, beasiswa diperuntukan bagi yang memiliki jiwa kepempimpinan dan komitmen untuk berkontribusi kepada bangsa dan Negara. b. Bantuan dana riset dan penghargaan hasil karya riset Bantuan dana riset diperuntukan kepada kelompok periset yang berminat dan memiliki kompetensi untuk melakukan riset inovatif produktif dengan fokus pangan, energi, tata kelola, dan pembangunan ekonomi ramah lingkungan (ecogrowth). Sementara itu, penghargaan hasil karya riset diperuntukkan kepada periset yang memiliki hasil karya riset yang telah diaplikasikan serta terbukti memberi nilai tambah. c. Pembentukan Dana Cadangan Pendidikan untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana. Dana Cadangan Pendidikan dibentuk sebagai last resort dalam rangka mendukung rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam melalui pengelolaan Dana Cadangan Pendidikan yang diberikan hanya jika diperlukan atas dasar penugasan Dewan Penyantun. LPDP diarahkan untuk menjadi lembaga yang secara berkelanjutan mempersiapkan pemimpin bagi Indonesia sekarang dan masa depan baik di sektor pemerintah, swasta dan masyarakat untuk mendukung pertumbuhan dalam jangka panjang. 3. NILAI DAN BUDAYA 3.1. Nilai-nilai Nilai-nilai merupakan dasar dan pedoman bagi setiap pegawai untuk melaksanakan tugas dan fungsinya agar selalu searah dalam pencapaian misi dan visi organisasi. Sebagai satuan kerja yang berada di lingkungan Kementerian Keuangan, maka LPDP berpegang pada nilai-nilai Kementerian Keuangan yang diharapkan dapat dijadikan pedoman dan motivasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Nilai nilai Kementerian Keuangan tersebut adalah sebagai berikut: a. Integritas Berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral. b. Profesionalisme Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab dan komitmen tinggi. 5

20 c. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku. d. Pelayanan Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan yang dilakukan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat dan aman. e. Kesempurnaan Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik Budaya Organisasi Budaya organisasi yang dikembangkan LPDP adalah sebagai berikut: a. One information a day. Setiap hari, setiap pegawai LPDP paling tidak, memperoleh satu informasi baru terkait pelaksanaan tugas. b. Two minute before schedule time. Pegawai LPDP harus sudah siap paling tidak dua menit sebelum kegiatan berlangsung. c. Three greeting a day. Setiap hari, pegawai LPDP paling tidak memberikan tiga salam, yaitu salam, sapa dan senyum. d. Four step management in process : plan, do, ceck, action. Dalam pelaksanaan tugas setiap pegawai LPDP harus melaksanakan empat tahapan, pertama, merencanakan dengan baik pekerjaan yang akan dilaksanakan. Kedua, melaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan. Ketiga, memeriksa dan meneliti kembali kesesuaian antara pelaksanaan tugas dengan perencanaan atau dengan yang seharusnya. Keempat, melakukan tindakan perbaikan sebagai tindak lanjut dari evaluasi pelaksanaan tugas. e. Five R, yaitu ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin. Dalam melaksanakan tugas pegawai LPDP harus menjaga kesederhanaan, kerapian/keteraturan, kebersihan dan kerapian sesuai dengan standardisasi pelayanan. 4. ORGANISASI DAN PEJABAT PENGELOLA 4.1. Organisasi Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan menyelenggarakan fungsi: 1. Penyusunan rencana strategis bisnis, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan serta rencana kerja dan anggaran satuan kerja; 2. Pengelolaan dan pengembangan dana Endowment Fund dan Dana Cadangan Pendidikan; 6

21 3. Penyaluran Dana Pengembangan Pendidikan Nasional serta monitoring dan evaluasi atas penyaluran; 4. Penyusunan dan pelaksanaan anggaran, akuntansi dan penyelesaian transaksi (setelmen), serta pelaporan; 5. Pengendalian intern dan penerapan manajemen risiko dengan prinsip kehatihatian terhadap pelaksanaan tugas LPDP; dan 6. Pengelolaan sumber daya manusia, urusan umum dan kerumahtanggaan LPDP. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan terdiri atas: 1. Direktorat Keuangan dan Umum; 2. Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana; 3. Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan; 4. Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan; 5. Satuan Pemeriksaan Intern; dan 6. Kelompok Jabatan Fungsional. Gambar I.1. Struktur Organisasi LPDP Untuk menciptakan tata kelola yang baik dalam pengelolaan DPPN, di luar struktur tersebut, LPDP dilengkapi dengan Dewan Penyantun dan Dewan Pengawas. Dewan Penyantun terdiri dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama. Penjelasan lebih lanjut mengenai struktur organisasi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan dijelaskan sebagai berikut: Direktorat Keuangan dan Umum Direktorat Keuangan dan Umum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan dan anggaran satuan kerja, pengelolaan anggaran, akuntansi dan pelaporan, penyelesaian transaksi (settlement), pengelolaan sumber daya manusia, serta urusan umum Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. 7

22 Direktorat Keuangan dan Umum menyelenggarakan fungsi: a. Pengelolaan anggaran dan keuangan; b. Penyusunan sistem dan manual akuntansi, laporan keuangan dan kinerja, serta akuntansi atas setiap transaksi; c. Pelaksanaan settlement; d. Perencanaan, pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia; dan e. Pelaksanaan urusan kerumahtanggaan. Direktorat Keuangan dan Umum terdiri dari dua divisi, yaitu: a. Divisi Anggaran dan Akuntansi mempunyai tugas melakukan koordinasi anggaran satuan kerja, pengelolaan anggaran operasional dan pelaksanaan setelmen, penyusunan sistem dan manual akuntansi, serta penyusunan laporan keuangan dan kinerja organisasi. b. Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum mempunyai tugas melakukan perencanaan kebutuhan pengadaan, penempatan dan pengembangan sumber daya manusia, serta pelaksanaan urusan umum dan kerumahtanggaan Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis perencanaan usaha berupa rencana strategis bisnis, penyusunan rencana bisnis tahunan, renstra, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan, rencana kerja pengembangan dana kelolaan dan pendapatan, pengelolaan kerjasama pendanaan, penyusunan rencana penyaluran dana, riset serta manajemen data. Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan, rencana kerja dan anggaran satuan kerja; b. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis perencanaan usaha berupa rencana strategis bisnis dan rencana bisnis tahunan; c. Penyiapan pengembangan dana kelolaan dan hasil pendapatan; d. Pengelolaan kerja sama pendanaan; e. Penyiapan penyusunan rencana penyaluran dana; dan f. Riset dan manajemen data. Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Dana terdiri atas: a. Divisi Perencanaan Usaha dan Manajemen Data mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis perencanaan usaha berupa rencana strategis bisnis dan rencana bisnis tahunan, koordinasi penyusunan rencana penyaluran dana, riset, pengelolaan data dan informasi, serta pelaporan usaha. 8

23 b. Divisi Pengembangan Dana Kelolaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis pengembangan dana kelolaan dan hasil pendapatan, dan pengelolaan kerja sama pendanaan Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana penyaluran dana kegiatan pendidikan, verifikasi dan penilaian atas proposal kegiatan pendidikan, penyaluran dana untuk kegiatan pendidikan, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan penyaluran dana kegiatan pendidikan. Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan dan koordinasi untuk penyusunan rencana penyaluran dana kegiatan pendidikan; b. Pelaksanaan verifikasi dan penilaian atas proposal kegiatan pendidikan dan penyaluran dana untuk kegiatan pendidikan; dan c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana kegiatan pendidikan. Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan terdiri atas: a. Divisi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan rencana penyaluran dana kegiatan pendidikan, verifikasi dan penilaian atas proposal kegiatan pendidikan dan menyalurkan dana untuk kegiatan pendidikan. b. Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan mempunyai tugas melakukan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana beasiswa Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam, verifikasi dan penilaian atas proposal, penyaluran dana, monitoring dan evaluasi atas pelaksananaan penyaluran rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam. Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan dan koordinasi untuk penyusunan rencana penyaluran dana untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam; b. Pelaksanaan verifikasi dan penilaian atas proposal, serta penyaluran dana untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam; dan c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan. Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan terdiri atas: a. Divisi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan rencana penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan, verifikasi dan penilaian atas proposal 9

24 rehabilitasi fasilitas pendidikan, menyalurkan dana untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan. b. Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam. Berdasarkan Lembar Persetujuan Dewan Penyantun tertanggal 28 Maret 2013, terdapat persetujuan atas kebijakan pendanaan riset dengan jenis layanan berupa Bantuan Dana Riset dan Penghargaan Atas Hasil Karya Riset. Fokus bidang pendanaan riset terdiri dari ketahanan pangan, ketahanan energi, tata kelola, ekonomi ramah lingkungan (eco-growth), kesehatan, sosial keagamaan, dan budaya. Menindaklanjuti persetujuan Dewan Penyantun serta memperhatikan bahwa secara struktur belum ada pelaksana fungsi penyelenggara pendanaan riset pada LPDP (PMK No. 252/LPDP/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPDP), maka melalui Surat Tugas Nomor ST-49/LPDP/2012, Direktur Utama LPDP menugaskan kepada Sdr. Mohammad Sofwan Effendi (NIP ) disamping tugasnya sebagai Direktur Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan, yang bersangkutan diberi tugas untuk melaksanakan penyaluran dan evaluasi pengelolaan bantuan dana dan penghargaan karya riset inovatif produktif (RISPRO). LPDP selanjutnya mengejawantahkan kebijakan pendanaan riset ke dalam sebuah bentuk program yang disebut dengan Program Bantuan Dana RISPRO (Perdirut LPDP No. PER-11/LPDP/2013 tentang Pedoman Bantuan Dana Riset Inovatif Produktif (RISPRO)) Satuan Pemeriksaan Intern Satuan Pemeriksaan Intern mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan intern atas pelaksanaan tugas Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Fungsi Satuan Pemeriksaan Intern adalah: a. Penyusunan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan audit charter dan audit program; b. pelaksanaan audit berbasis risiko khususnya pada aktivitas usaha Lembaga Pengelola Dana Pendidikan; dan c. Melakukan reviu terhadap laporan keuangan untuk meyakinkan bahwa isi, penyajian, dan pengungkapannya sesuai dengan standar akuntansi pemerintah dan standar akuntansi keuangan yang berlaku Kelompok Jabatan Fungsional Pejabat Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan. 10

25 Dewan Pengawas Dalam PP. No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, pasal 34 diatur bahwa untuk melaksanakan pengawasan BLU dapat membentuk Dewan Pengawas. Dalam Tata Kelola LPDP diatur, Dewan Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap: a. Pengelolaan endowment fund dan dana cadangan pendidikan yang dilakukan oleh Direksi; b. Pelaksanaan Rencana Strategi Bisnis (Renstra) yang dilakukan oleh Direksi; c. Pelaksanaan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) oleh Direksi; dan d. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan. Dewan Pengawas LPDP terdiri dari 5 (lima) orang yang berasal dari Kementerian Keuangan (2 orang), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2 orang) dan Kementerian Agama ( 1orang) Dewan Penyantun Berdasarkan surat persetujuan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor B- 3101/M.PAN-RB/12/2011 disebutkan bahwa dengan pertimbangan tugas yang dilaksanakan bersifat lintas sektoral, maka dalam rangka pelaksanaan tugasnya, LPDP berada di bawah supervisi Dewan Penyantun yang terdiri atas Menteri Keuangan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Agama. Dalam PMK nomor 252/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPDP pasal 32 disebutkan bahwa Dewan Penyantun mengatur ketentuan pelaksanaan lebih lanjut PMK tersebut. Dewan Penyantun memiliki fungsi: a. Mengarahkan strategi kebijakan umum pengelolaan DPPN oleh LPDP; b. Menetapkan perencanaan jangka panjang serta tujuan LPDP; c. Menetapkan kebijakan umum pengembangan dan penyaluran DPPN; dan d. Menetapkan proporsi alokasi DPPN untuk endowment fund dan dana cadangan pendidikan Pejabat Pengelola Dewan Pengawas Pada tahun 2014, telah ditetapkan ketua dan anggota Dewan Pengawas LPDP, yaitu: 1. Prof. Dr. Ainun Na im (Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) selaku Ketua Merangkap anggota; 2. Dr. Hadiyanto, SH., LLM (Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan) selaku anggota; 3. Dr. Dini Kusumawati, S.E., M.E (Tenaga Pengkaji Bidang Perencanaan Stratejik Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan) selaku anggota; 4. Ir. Ananto Kusuma Seta, M.Sc., Ph.D. (Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) selaku anggota. 11

26 Direksi dan Manajemen Sesuai dengan PMK Nomor 252/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPDP, Menteri Keuangan memutuskan untuk mengangkat Direktur Utama, Direktur Keuangan dan Umum (Direktur KU) dan Direktur Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana (Direktur PUPD), beserta Kepala Divisi di bawahnya, berasal dari Kementerian Keuangan. Sedangkan Direktur Dana Kegiatan Pendidikan (Direktur DKP) dan Direktur Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan (Direktur DRFP), beserta Kepala Divisi di bawahnya, berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Susunan direksi LPDP adalah sebagai berikut: Tabel I.1 Susunan Pejabat Lembaga Pengelola Dana Pendidikan No. Nama Posisi Nomor SK 1 Eko Prasetyo Direktur Utama 325/KMK.01/ Mokhamad Mahdum Direktur Perencanaan Usaha Dan Pengembangan Dana 326/KMK.01/ Syahrul Elly Mahyudin Direktur Keuangan dan Umum 327/KMK.01/ Abdul Kahar Direktur Dana Kegiatan Pendidikan 328/KMK.01/ M. Sofwan Effendi Direktur Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan 329/KMK.01/ Febriana Kusuma R. Kepala Satuan Pengawas Internal 583//UP.11/ Gribig Darojat Kepala Divis Sdm dan Umum 392/KMK.01/ M. Lukmanul Hakim Kepala Divisi Anggaran dan Akuntansi 391/KMK.01/ Agung Sudaryono 10 Shanti Sukmawati 11 Rumtini 12 Ratna Prabandari 13 Diki Candra Setiawan 14 Dyah Kartiningdyah Kepala Divisi Pengembangan Dana Kelolaan Kepala Divisi Perencanaan Usaha dan Manajemen Data Kepala Divisi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan Kepala Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan Kepala Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Kepala Divisi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan 394/KMK.01/ /KMK.01/ /KMK.01/ /KMK.01/ /KMK.01/ /KMK.01/

27 BAB II KINERJA BLU TAHUN KONDISI INTERNAL 1.1. Pelayanan Pelayanan yang diberikan LPDP terdiri atas layanan pengembangan DPPN, dalam bentuk investasi pada instrumen deposito dan obligasi dan layanan penyaluran dana kegiatan pendidikan untuk beasiswa, pendanaan riset dan pendanaan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak karena bencana alam Layanan Pengelolaan DPPN Sampai dengan 31 Desember 2014, DPPN yang dialokasikan dalam APBN dan yang telah dikelola LPDP berjumlah Rp Sesuai dengan persetujuan Dewan Penyantun, DPPN ditempatkan pada instrumen yang beresiko rendah, yaitu deposito dan obligasi negara. Penempatan dana dalam obligasi negara tersebut mulai dilaksanakan bulan November Target pendapatan dari pengelolaan DPPN pada tahun 2014 sebesar Rp Dari target pendapatan tersebut direncanakan sebesar 10% atau sebesar Rp akan dialokasikan untuk menambah DPPN. Rincian DPPN dan target pendapatan dari pengelolaan DPPN adalah sebagai berikut: Tabel II.1 DPPN dan Pendapatan (Dalam Jutaan Rupiah) DPPN Tahun Pendapatan Tambahan Dari APBN dari Kumulatif Pendapatan Pada awal tahun 2014, Dewan Penyantun tetap memberikan arahan investasi LPDP dilaksanakan pada instrumen yang berisiko rendah, yaitu deposito dan obligasi pemerintah, dengan proporsi penempatan pada deposito adalah sebesar 75% dan SBN sebesar 25%. Per tanggal 31 Desember 2014, DPPN sebesar Rp ditempatkan pada deposito pada bank-bank yang termasuk dalam kategori bank aman dan stabil. Terbukti dari pemeringkatan yang dilakukan oleh Pefindo, Moody's, dan 13

28 Fitchs Ratings terhadap bank di mana DPPN dan reinvestasi PNBP ditempatkan. Misalnya Bank Mandiri yang mendapatkan peringkat idaa+ dari Pefindo yang berarti Mandiri memiliki kemampuan dan kekuatan posisi keuangan yang sangat baik sehingga aman untuk berinvestasi pada produk bank Mandiri. Penempatan dana pada obligasi pemerintah juga sangat aman. Berdasarkan data Bloomberg, credit rating untuk surat utang yang diterbitkan pemerintah Indonesia adalah BB+ dari S&P, BAA3 dari Moody's, dan BBB- dari Fitch Rating, sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa surat utang yang diterbitkan pemerintah Indonesia berada dalam kisaran lower medium atau adequate financial capability yang berarti penerbit surat utang memiliki kemampuan yang cukup untuk melunasi kewajibannya. Oleh karena itu, surat utang yang diterbitkan pemerintah RI adalah andal dengan nilai risiko 0% atau risk free. Di samping ditempatkan pada bank konvensional, dana LPDP juga ditempatkan pada deposito bank syariah dengan pertimbangan adanya penerima beasiswa yang mempertimbangkan unsur halal sumber pendanaan. Penempatan dilakukan dengan tenor waktu 3 bulan, dengan return 9,50% - 10%. Rincian penempatan DPPN dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel II.2. Rincian Penempatan DPPN (Dalam Jutaan Rupiah) No Bank Jumlah Keterangan 1 Bank Rakyat Indonesia cabang, 19 rekening 2 Bank Tabungan Negara cabang, 4 rekening 3 Bank Mandiri cabang, 11 rekening 4 Bank Bukopin rekening 5 BTN Syariah cabang, 4 rekening 6 Bank Permata (Unit Usaha Syariah) rekening Hasil Investasi DPPN berupa PNBP digunakan untuk membiayai operasional LPDP dan direinvestasikan kembali dalam bentuk Investasi jangka pendek-blu. Investasi tersebut terdiri dari Investasi dalam bentuk Deposito Bank Umum dan Obligasi Negara per 31 Desember 2014 sebesar Rp ,00. Investasi PNBP LPDP berupa deposito pada bank umum konvensional dan syariah per 31 Desember 2014 sebesar Rp dan sebesar Rp ,00 ditempatkan pada obligasi pemerintah. Perincian penempatan dana kelolaan hasil investasi adalah sebagai berikut. 14

29 Tabel II.3 Rincian Re-investasi atas Pendapatan LPDP No Bank Jumlah Keterangan 1 Bank Jabar Banten cabang, 2 rekening 2 Bank Negara Indonesia rekening 3 Bank Rakyat Indonesia rekening 4 Bank Tabungan Negara rekening 5 Bank Tabungan Negara Syariah cabang 5 rekening 6 Bukopin rekening 7 Bank Mandiri rekening 8 Bank Muamalat Indonesia rekening 9 Bank Permata (Unit Usaha Syariah) rekening Investasi pada obligasi per 31 Desember 2014 sebesar Rp ,00. LPDP telah menunjuk PT Mandiri Sekuritas sebagai broker investasi. Perincian penempatan dana pada obligasi pemerintah adalah sebagi berikut. Tabel II.4 : Rincian Investasi BLU pada Obligasi Negara (dalam rupiah) Price Per 31 Serie Nominal Acq Cost Matured Coupon Bases Acq Cost Dec '14 FR Mar ,375% ,1 100,66 FR Jun ,250% ,9 98,86 FR Sep ,375% ,75 101,52 Total Sampai dengan 31 Desember 2014, dari target pendapatan sebesar Rp , telah direalisasikan sebesar Rp ,00. Tabel II.5 : Realisasi Pendapatan per 31 Desember 2014 Per Jenis Bank No Uraian Estimasi Realisasi Persen 1 Pendapatan Deposito % 2 Pendapatan Obligasi % 3 Pendapatan Denda % 4 Pendapatan Hibah % 5 Pendapatan Bunga Jasa Giro % 6 Pendapatan Lain-lain % Jumlah % Rata-rata imbal hasil DPPN dan hasil re-investasi selama 2014 adalah 10,67%. Berdasarkan data BI, inflasi rata-rata tahun 2014 (per 31 Desember 2014) adalah 15

30 sebesar 6,23%, sehingga imbal hasil yang diperoleh LPDP sudah dapat menutup target imbal hasil sebesar inflasi ditambah 1% Layanan Penyaluran Dana PNBP yang diperoleh LPDP disalurkan untuk pemberian beasiswa, pendanaan riset, dan last resort dana cadangan untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan Layanan Beasiswa 1) Perkembangan Pendaftar Beasiswa Pada tahun 2013, telah dilaksanakan penerimaan pendaftaran beasiswa, seleksi administrasi dan seleksi wawancara. Beasiswa LPDP telah mendapatkan sambutan yang luas dari masyarakat. Penerima BPI Reguler Tahun 2014 sebanyak penerima yang ddinyatakan lolos seleksi dan berhak memperoleh beasiswa LPDP. Dari mahasiswa tersebut, sebanyak mahasiswa telah didanai beasiswanya oleh LPDP pada tahun 2014 ini. Di lihat dari program yang dipilih, sebagian besar penerima beasiswa LPDP memilih program magister luar negeri sebesar 55,0%. Sedangkan dilihat dari sisi bidang keilmuan, sebagian besar penerima tersebut memilih bidang studi teknik (28%,1), disusul bidang sains (22,0%). Pencapaian sudah seperti yang diharapkan mengingat Indonesia masih sangat kekurangan tenaga terdidik di bidang teknik dan sains. Gambar II.1 Perkembangan Pendaftar dan Penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia s.d Tahun ,000 PENDAFTAR BEASISWA 5,000 PENERIMA BEASISWA 4,500 50,000 4,000 40,000 3,500 3,000 30,000 2,500 2,000 20,000 1,500 10,000 1, Akumulasi Akumulasi Magister 13,643 24,990 38,633 Magister 766 2,349 3,115 Doktoral 3,238 4,278 7,516 Doktoral Tesis 2,396 2,789 5,185 Tesis Disertasi 1,283 1,058 2,341 Disertasi Profesi Profesi TOTAL TOTAL Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa seleksi yang dilaksanakan oleh LPDP cukup kompetitif. Dari orang yang mendaftar, yang dinyatakan lulus seleksi sebanyak orang (8,45%). Dari jumlah penerima beasiswa tersebut, sebanyak mahasiswa telah didanai LPDP pada tahun Sebaran penerima beasiswa yang didanai pada tahun 2014 berdasarkan program beasiswa: 16

31 Tabel II.6 Daftar Penerima Beasiswa Tahun 2014 Program Beasiswa Dalam Negeri Luar Negeri Jumlah Magister Doktor Tesis Disertasi Jumlah ) Pendaftar Beasiswa Berdasarkan Daerah Asal Daerah asal pendaftar beasiswa LPDP sampai saat ini masih terkonsentrasi di Jawa Barat yang jumlahnya mencapai dua kali lipat dari daerah asal terbanyak berikutnya yaitu Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah. Gambar II.2 Jumlah Pendaftar Beasiswa Menurut Daerah Asal Kumulatif Tahun Desember 2014 SULAWESI BARAT PAPUA BARAT KALIMANTAN TENGAH MALUKU UTARA KEPULAUAN BANGKA BELITUNG GORONTALO KEPULAUAN RIAU MALUKU PAPUA KALIMANTAN SELATAN SULAWESI TENGAH NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT SULAWESI UTARA LUAR NEGERI BENGKULU JAMBI BALI KALIMANTAN TIMUR SULAWESI TENGGARA NUSA TENGGARA BARAT SUMATERA SELATAN RIAU LAMPUNG ACEH SUMATERA BARAT SUMATERA UTARA DI YOGYAKARTA BANTEN SULAWESI SELATAN JAWA TENGAH DKI JAKARTA JAWA TIMUR JAWA BARAT

32 3) Penerima Beasiswa Menurut Program Beasiswa dan Program Studi Pada tahun 2014, data per 31 Desember 2014 menunjukan jumlah penerima beasiswa yang telah ditetapkan lolos seleksi substansi beasiswa LPDP berjumlah orang. Sebagian besar penerima beasiswa LPDP adalah untuk program Magister, yaitu beasiswa Magister BPI Luar Negeri sebanyak orang (38%), kemudian disusul Magister Afirmasi Dalam Negeri sebanyak 531 orang (18%) dan Doktor BPI Luar Negeri sebanyak 234 orang (8%). Tabel II.7 Komposisi Penerima Beasiswa Program Beasiswa Dalam Neger i Luar Neger i Total % Dalam Neger i % Luar Neger i % Total Magister % 38% 51% Doktoral % 8% 10% Sub Total - BPI - Magister dan Doktor % 46% 61% Tesis % 0% 6% Disertasi % 1% 3% Sub Total - BPI - Tesis dan Disertasi % 2% 9% Magister - Afirmasi % 6% 24% Doktoral - Afirmasi % 1% 2% Sub Total - Beasiswa Afirmasi % 7% 25% Dokter Spesialis % 0% 1% Sub Total - Dokter Spesialis % 0% 1% Magister % 3% 3% Doktoral % 1% 1% Sub Total - BPRI % 4% 4% Total % 59% 100 % Tabel II.8 Penerima Beasiswa Menurut Program Beasiswa (Tahun 2013 dan 2014) Program Beasiswa Magister Reguler 766 1,546 Doktoral Reguler Magister - Afirmasi Doktoral - Afirmasi - 50 Dokter Spesialis - 37 Tesis Disertasi Magister - BPRI - 88 Doktoral - BPRI - 21 Total 1,555 3,025 18

33 4) Penerima Beasiswa LPDP Berdasarkan Asal Provinsi Penerima Beasiswa tahun 2014 dilihat dari sebaran asal daerahnya, terbanyak berasal dari Jawa Barat sebesar 20,36% kemudian DKI Jakarta sebesar 16,00%. Rincian penerima beasiswa LPDP berdasarkan asal daerahnya adalah sebagaimana tersaji pada gambar berikut: Tabel II.9 Calon Penerima Beasiswa LPDP Tahun 2014 Berdasarkan Asal Provinsi PROVINSI TOTAL % Jawa Barat ,36% DKI Jakarta ,00% Jawa Timur ,47% Jawa Tengah 232 7,67% Di Yogyakarta 202 6,68% Sulawesi Selatan 127 4,20% Banten 122 4,03% Aceh 118 3,90% Papua 91 3,01% Nusa Tenggara Barat 85 2,81% Sumatera Barat 69 2,28% Sumatera Utara 62 2,05% Nusa Tenggara Timur 59 1,95% Bali 40 1,32% Sulawesi Tenggara 39 1,29% Riau 36 1,19% Papua Barat 30 0,99% Sumatera Selatan 30 0,99% Lampung 29 0,96% Kalimantan Barat 27 0,89% Maluku 23 0,76% Sulawesi Tengah 23 0,76% Jambi 22 0,73% Kalimantan Timur 22 0,73% Bengkulu 17 0,56% Sulawesi Utara 13 0,43% Sulawesi Barat 11 0,36% Kepulauan Bangka Belitung 10 0,33% Maluku Utara 8 0,26% Kalimantan Selatan 7 0,23% Kepulauan Riau 6 0,20% Kalimantan Tengah 3 0,10% Luar Negeri 15 0,50% JUMLAH ,00% 19

34 5) Penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Magister, Doktor, Tesis & Disertasi Penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Magister, Doktor, Tesis & Disertasi tahun 2014 adalah sejumlah orang, dilihat dari sebaran asal daerahnya, terbanyak berasal dari Jawa Barat sebesar 25,54% kemudian DKI Jakarta sebesar 19,96%. Rincian penerima beasiswa LPDP berdasarkan asal daerahnya adalah sebagaimana tersaji pada tabel berikut Tabel II.10 Calon Penerima BPI Magister, Doktor, Tesis & Disertasi LPDP Tahun 2014 Berdasarkan Asal Provinsi Provinsi Total % Jawa Barat ,54% DKI Jakarta ,96% Jawa Timur ,87% Jawa Tengah 185 8,75% DI Yogyakarta 174 8,23% Banten 106 5,01% Sulawesi Selatan 87 4,12% Sumatera Utara 45 2,13% Aceh 41 1,94% Sumatera Barat 34 1,61% Bali 30 1,42% Riau 30 1,42% Lampung 20 0,95% Sumatera Selatan 20 0,95% Jambi 17 0,80% Kalimantan Timur 17 0,80% Kalimantan Barat 14 0,66% Nusa Tenggara Barat 13 0,61% Bengkulu 10 0,47% Sulawesi Tenggara 9 0,43% Kepulauan Bangka Belitung 7 0,33% Nusa Tenggara Timur 7 0,33% Kepulauan Riau 4 0,19% Sulawesi Utara 4 0,19% Papua 3 0,14% Kalimantan Selatan 2 0,09% Kalimantan Tengah 2 0,09% Maluku Utara 2 0,09% Papua Barat 2 0,09% Sulawesi Tengah 2 0,09% Maluku 1 0,05% Sulawesi Barat 1 0,05% Luar Negeri 12 0,57% TOTAL ,00% 20

35 6) Penerima Beasiswa Pendidikan Dokter Spesialis (BPDS) Selama tahun 2014 LPDP telah 2 (dua) kali menetapkan penerima Beasiswa Pendidikan Dokter Spesialis (BPDS) sejumlah 37 penerima. Dari 37 penerima tersebut daerah yang terbanyak penerimanya adalah Jawa Barat sebanyak 7 penerima, DI Yogyakarta, DKI Jakarta dan Jawa Tengah masing-masing sebanyak 5 penerima. Sebaran penerima Beasiswa Pendidikan Dokter Spesialis (BPDS) berdasarkan asal daerah adalah sebagaimana tersaji pada tabel berikut: Gambar II.3 Calon Penerima Beasiswa Pendidikan Dokter Spesialis (BPDS) Tahun 2014 Berdasarkan Asal Provinsi JAWA BARAT DI YOGYAKARTA DKI JAKARTA 6 JAWA TENGAH JAWA TIMUR SUMATERA UTARA BALI BANTEN JAMBI KALIMANTAN TENGAH NUSA TENGGARA BARAT PAPUA SULAWESI SELATAN 0 SULAWESI TENGGARA SUMATERA BARAT 7) Calon Penerima BPI Afirmasi Calon Penerima Beasiswa Afirmasi untuk tahun 2014 adalah sejumlah 765 orang, berdasarkan asal provinsinya, paling banyak berasal dari Papua sejumlah 87 orang, Jawa Timur 80 orang kemudian Aceh 76 orang. Sebaran Calon Penerima Beasiswa Afirmasi berdasarkan asal provinsi adalah sebagaimana tersaji pada tabel berikut: Tabel II.11 : Calon Penerima Beasiswa Afirmasi Berdasarkan Asal Provinsi PROVINSI Total % Papua 87 11,37% Jawa Timur 80 10,46% Aceh 76 9,93% Nusa Tenggara Barat 70 9,15% Nusa Tenggara Timur 52 6,80% Jawa Barat 38 4,97% Jawa Tengah 37 4,84% Sulawesi Selatan 37 4,84% Sumatera Barat 34 4,44% Sulawesi Tenggara 29 3,79% Papua Barat 28 3,66% 21

36 PROVINSI Total % DKI Jakarta 26 3,40% Maluku 22 2,88% Sulawesi Tengah 21 2,75% Di Yogyakarta 16 2,09% Sumatera Utara 15 1,96% Kalimantan Barat 13 1,70% Banten 11 1,44% Sulawesi Barat 10 1,31% Sulawesi Utara 9 1,18% Sumatera Selatan 9 1,18% Lampung 8 1,05% Bali 6 0,78% Bengkulu 6 0,78% Maluku Utara 5 0,65% Riau 5 0,65% Jambi 4 0,52% Kalimantan Selatan 4 0,52% Bangka Belitung 2 0,26% Kalimantan Timur 2 0,26% Kepulauan Riau 2 0,26% Kepulauan Bangka Belitung 1 0,13% Total ,00% 8) Penerima Beasiswa Presiden Republik Indonesia (BPRI) Untuk tahun 2014, pendaftaran gelombang pertama BPRI dilaksanakan pada 20 April - 20 Mei 2014 dan gelombang kedua yaitu 23 Juli - 17 Agustus Proses seleksi wawancara hanya sekali dalam setahun, yaitu pada tanggal 1-4 September Program BPRI hanya hanya diperuntukkan bagi pendidikan di luar negeri dan diutamakan pada 50 perguruan tinggi terbaik dunia hasil rekomendasi LPDP yang telah ditetapkan pada Keputusan Direktur Utama LPDP Nomor 45/LPDP/2014. Tabel II.12 : Calon Penerima Beasiswa Presiden Republik Indonesia Berdasarkan Asal Provinsi Provinsi Total % DKI Jakarta 31 28,44% Jawa Barat 31 28,44% Jawa Timur 12 11,01% DI Yogyakarta 7 6,42% Jawa Tengah 5 4,59% Banten 4 3,67% Bali 3 2,75% Kalimantan Timur 3 2,75% Sulawesi Selatan 2 1,83% 22

37 Aceh 1 0,92% Bengkulu 1 0,92% Kalimantan Selatan 1 0,92% Lampung 1 0,92% Maluku Utara 1 0,92% Nusa Tenggara Barat 1 0,92% Riau 1 0,92% Sumatera Selatan 1 0,92% Luar Negeri 3 2,75% Total ,00% 9) Data Kontrak Sepanjang tahun 2014 terdapat penerima beasiswa LPDP (magister dan doktoral) yang melakukan penandatanganan kontrak untuk menempuh pendidikan pada berbagai perguruan tinggi di dunia. Tabel II.13 : Sebaran Penerima Beasiswa Magister dan Doktoral berdasarkan Benua Universitas Tujuan Benua Jumlah % Eropa ,41% Asia ,26% Australia ,52% Amerika 97 5,64% Afrika 3 0,17% Jumlah ,00% Penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Magister dan Doktoral yang berkontrak tahun 2014 dilihat dari sebaran lokasi perguruan tingginya, terbanyak adalah di Indonesia sebanyak 31,32%% kemudian Inggris sebanyak 28,24%. Rincian Penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Magister dan Doktoral yang berkontrak tahun 2014 berdasarkan sebaran negara perguruan tingginya adalah sebagaimana tersaji pada tabel berikut : 10) Sebaran Penerima Beasiswa Magister dan Doktoral Berdasarkan Bidang Keilmuan Sebaran Penerima Beasiswa Magister dan Doktoral berdasarkan Bidang Keilmuan, terbanyak adalah pada bidang keilmuan Teknik sebanyak 23,94% kemudian Sains sebanyak 20,86%. Sebaran penerima beasiswa Magister dan Doktoral yang berkontrak tahun 2014 berdasarkan sebaran perguruan tingginya adalah sebagaimana tersaji pada tabel berikut: Tabel II.14 Sebaran Penerima Beasiswa Magister dan Doktoral Berdasarkan Bidang Keilmuan Bidang Keilmuan Jumlah % Teknik ,94% Sains ,86% 23

38 Bidang Keilmuan Jumlah % Bidang Lain 157 9,12% Akuntansi/Keuangan 133 7,73% Sosial 123 7,15% Ekonomi 104 6,04% Pertanian 101 5,87% Hukum 90 5,23% Kedokteran/Kesehatan 88 5,11% Budaya/Bahasa 66 3,83% Agama 37 2,15% Pendidikan 37 2,15% Ekonomi/Manajemen 10 0,58% Spesialis Kedokteran 2 0,12% Militer 1 0,06% Sosial 1 0,06% Jumlah ,00% 11) Alumni Dalam mempersiapkan pemimpin masa depan, pendidikan tidak lantas berhenti dari sisi formal, pengelolaan para calon pemimpin setelah pendidikan formal selesai turut pula dipertimbangkan dalam bentuk manejemen talenta bagi para alumni beasiswa LPDP. Jumlah per 31 Desember 2014 berjumlah 104 orang. Tabel II.15 : Sebaran Alumni Berdasarkan Benua Universitas Tujuan Benua Jumlah % Eropa 88 84,62% Australia 10 9,62% Amerika 3 2,88% Asia 3 2,88% Total ,00% Alumni beasiswa LPDP berdasarkan negara lokasi perguruan tingginya, terbanyak adalah di Inggris sebanyak 70,19% kemudian Australia sebanyak 9,62%. Sebaran alumni berdasarkan Bidang Keilmuan, terbanyak adalah pada bidang keilmuan Teknik sebanyak 25,00% kemudian Bidang Lain sebanyak 24,04%. Sebaran alumni berdasarkan bidang keilmuannya adalah sebagaimana tersaji pada tabel berikut: Tabel II.16 : Sebaran Alumni Berdasarkan Bidang Keilmuan Bidang Studi Jumlah % Teknik 26 25,00% Bidang Lain 25 24,04% Sains 22 21,15% Akuntansi / Keuangan 16 15,38% 24

39 Hukum 5 4,81% Kedokteran 5 4,81% Budaya/Bahasa 3 2,88% Sosial Keagamaan 2 1,92% Total ,00 % Layanan Pendanaan Riset 1) Riset Inovatif Produktif (RISPRO) Tujuan pemberian layanan pendanaan riset adalah untuk mendorong dan menghasilkan riset-riset unggulan yang dapat diimplementasikan untuk memberi nilai tambah dan/atau inovasi inovasi di bidang bidang pangan, energi, kesehatan, pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan (eco-growth), tata kelola, sosial keagamaan dan budaya. Pendanaan riset tersebut diberikan maksimal sebesar Rp untuk setiap proposal riset. Seleksi proposal dilakukan dalam 2 batch, yaitu batch I tahun 2014 berakhir tanggal 31 Januari dan batch II berakhir tanggal 30 Juni Gambar II.4 : Pendaftar Riset yang Submit energi Kesehatan EcoGrowth Tata Kelola Budaya Sosial Keagamaan Akumulasi Tabel II.17 : Penerima Pendanaan Riset yang Berkontrak No Fokus Akumulas i % 1 Pangan ,67% 2 Energi ,00% 3 Kesehatan EcoGrowth Tata Kelola Budaya Sosial Keagamaan TOTAL ,71% 25

40 Total Total Total 2) Riset Afirmasi Nasional Riset Afirmasi Nasional adalah program pendanaan riset unggulan strategis nasional yang dilaksanakan atas dasar penugasan Dewan Penyantun LPDP, terdiri atas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama. Dalam periode Januari sd. 31 Desember 2014, LPDP sudah mendanai dua riset afirmasi nasional yaitu Riset Mobil Listrik Nasional dengan nilai kontrak sebesar Rp dilaksanakan oleh lima perguruan tinggi (Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Negeri Sebelas Maret). Untuk penyaluran dana hingga 31 Desember 2014, telah disalurkan sebesar Rp ,00. Di samping itu, LPDP juga mendanai Riset Gunung Padang dengan nilai kontrak sebesar Rp , dan dilaksanakan oleh Tim Riset Terpadu di bawah koordinasi Direktorat Jenederal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Belum ada penyaluran untuk pendanaan Riset Gunung Padang pada tahun Layanan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan yang Rusak Karena Bencana Alam Layanan ini merupakan bantuan dana untuk merehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam. Mempertimbangkan bahwa terdapat layanan serupa di beberapa instansi pemerintah, maka penyaluran ini difungsikan sebagai last resort. Perkembangan keseluruhan layanan rehabilitasi fasilitas pendidikan dapat dilihat dalam tabel di bawah. Sampai dengan 31 Desember 2014, LPDP telah menerima sejumlah permohonan, melakukan verifikasi dan melakukan penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan ke beberapa daerah. Rincian terkait kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel II.18 : Data Pemohon Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Pemohon Hasil Verifikasi Disetujui ITEM Jumlah Sekolah Jumlah Ruangan n/a n/a n/a Rincian nilai penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan yang telah terealisasi s.d. tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagaimana tersaji pada tabel berikut: 26

41 SEKOLAH RUANG SEKOLAH RUANG SEKOLAH RUANG SEKOLAH RUANG Tabel II.19 : Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan NILAI (Rp) NO. PEMOHON USULAN VERIFIKASI OFFERING LETTER TOTAL PENYALURAN KONTRAK 1 2 Kab. Aceh Tengah Kab. Bener Meriah Rincian jumlah data proposal, verifikasi, offering letter sampai dengan data kontrak penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan yang telah terealisasi s.d. tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagaimana tersaji pada tabel berikut : Tabel II.20 : Kegiatan Rehabilitasi Dana Pendidikan LPDP Tahun 2014 NO PEMOHON DATA PROPOSAL DATA VERIFIKASI DATA OFFERING LETTER DATA KONTRAK Kemdikbud Kemenag Kab. Aceh Tengah Kab. Bener Meriah Kab. Aceh Tengah Kab. Bener Meriah Kab. Maluku Kemdikbud Kota Ambon Kota Manado Kemenag Kota Manado Kemdikbud UNAND, Padang Kota Kediri Kemdikbud 11 Kab. Kediri Kemdikbud Kab. Karo

42 SEKOLAH RUANG SEKOLAH RUANG SEKOLAH RUANG SEKOLAH RUANG NO PEMOHON DATA PROPOSAL DATA VERIFIKASI DATA OFFERING LETTER DATA KONTRAK Total Dukungan Operasional Penyaluran Dana Pada tahun 2014, dilakukan kegiatan-kegiatan operasional penyaluran dana, antara lain: 1. Persiapan, berupa penyusunan pedoman Beasiswa Presiden Republik Indonesia (BPRI), pedoman seleksi BPRI, pedoman rencana stategis Teknologi Informasi dan Komunikasi, pedoman penghargaan hasil karya riset dan pedoman Talent Management. 2. Sosialiasi dalam rangka penyaluran dana beasiswa, baik reguler maupun afirmatif, riset dan rehabilitasi fasilitas pendidikan. Sosialiasi ini dilaksanakan secara secara langsung dengan tatap muka dengan mahasiswa, akademisi, peneliti, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan yang lain. Sosialisasi juga dilaksanakan dengan pelaksanaan seminar dan pameran. 3. Pendaftaran beasiswa dan riset telah dilaksanakan secara online dan terus dibuka sepanjang tahun. Khusus untuk beasiswa afirmasi dan proposal rehabilitasi fasilitas pendidikan, penyeleksiannya dilakukan secara offline. 4. Untuk mempermudah pendaftar beasiswa seleksi dilaksanakan di beberapa tempat, antara lain : Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Medan, dan Makasar. 5. Program Kepemimpinan telah dilaksanakan dalam 2 batch sampai dengan bulan Maret 2014 dan hingga akhir tahun 2014 direncanakan dapat dilaksanakan dalam 10 batch Kegiatan Lain 1) Kerjasama Jumlah penerima pendanaan beasiswa LPDP yang menempuh pendidikan akan terus berkembang seiring waktu berjalan. Agar kebutuhan para penerima tersebut dapat terpenuhi dan terlayani dengan baik, diperlukan hubungan kemitraan yang sinergis antara LPDP dengan perguruan tinggi tujuan, baik dalam maupun luar negeri. Bentuk kerjasama dengan universitas yang menjadi prioritas LPDP saat ini adalah kerjasama dalam hal administrasi pembayaran dan pelaporan hasil studi dari penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia. LPDP dan perguruan tinggi mitra, selain bekerjasama dalam hal administrasi pembayaran dan pelaporan hasil studi penerima pendanaan beasiswa LPDP, dapat juga mengeksplorasi lebih dalam potensi-potensi kerjasama lainnya, seperti joint 28

43 program, short course, dan program-program lainnya sejalan dengan visi dan misi LPDP. Dalam merealisasi kerjasama tersebut, LPDP dan perguruan tinggi mitra harus terlebih dahulu mendiskusikan kebutuhan-kebutuhan terkait hal-hal yang akan dikerjasamakan. Hal-hal tersebut selanjutnya akan diakomodir dalam bentuk dokumen Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) yang kemudian dapat diturunkan lebih detil dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama. Apabila kesepakatan antara kedua belah pihak sudah tercapai, dokumen tersebut dapat ditindaklanjuti dengan penandatanganan oleh pihak-pihak yang berwenang. Kegiatan kerjasama yang telah dilakukan oleh LPDP sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 mencakup Nota kesepahaman / MoU (Memorandum of Understanding) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS). Kegiatan kerjasama LPDP selama tahun 2014 yang mengambil porsi terbesar adalah dengan pihak universitas dalam negeri sebesar 69% dari 80 kegiatan kerjasama. Gambaran porsi kegiatan kerjasama LPDP selama tahun 2014 adalah sebagaimana tersaji pada gambar berikut: Gambar II.5: Porsi Kegiatan Kerjasama LPDP Tahun Pemerintah Lokal Sektor Swasta Perguruan Tinggi LN Perguruan Tinggi DN Grand Total Rincian 55 (lima puluh lima) kegiatan kerjasama LPDP selama tahun 2014 dengan universitas dalam negeri adalah sebagaimana tersaji pada tabel berikut: Tabel II.21 : Kerjasama dengan Universitas Dalam Negeri No Partner Nomor 1 Universitas Airlangga NK-001/LPDP/ Universitas Indonesia NK-002/LPDP/ Universitas Gadjah Mada NK-003/LPDP/ Institut Teknologi Sepuluh Nopember NK-006/LPDP/ Institut Teknologi Bandung NK-005/LPDP/ Universitas Brawijaya NK-009/LPDP/ Universitas Hasanuddin NK-007/LPDP/ Universitas Padjadjaran NK-008/LPDP/ UIN Sunan Kalijaga NK-012/LPDP/

44 No Partner Nomor 10 UIN Syarif Hidayatullah NK-014/LPDP/ IAIN Walisongo NK-016/LPDP/ Universitas Diponegoro NK-004/LPDP/ Institut Pertanian Bogor NK-010/LPDP/ UIN Sunan Ampel NK-013/LPDP/ Universitas Gadjah Mada PRJ-011/LPDP/ UIN Sunan Kalijaga PRJ-010/LPDP/ Institut Teknologi Sepuluh Nopember PRJ-017/LPDP/ UIN Sunan Ampel PRJ-019/LPDP/ Universitas Airlangga PRJ-018/LPDP/ Universitas Brawijaya PRJ-020/LPDP/ Universitas Diponegoro PRJ-012/LPDP/ Universitas Padjadjaran PRJ-016/LPDP/ Institur Teknologi Bandung PRJ-015/LPDP/ Universitas Telkom NK-001/LPDP/ UIN Maulana Malik Ibrahim NK-002/LPDP/ UIN Maulana Malik Ibrahim PRJ-021/LPDP/ Institut Teknologi Sepuluh Nopember PRJ-021/LPDP/ Institut Pertanian Bogor PRJ-014/LPDP/ Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah PRJ-023/LPDP/ Universitas Indonesia PRJ-013/LPDP/ Universitas Andalas NK-003/LPDP/ Universitas Gadjah Mada PRJ-921/LPDP/ Universitas Mataram NK-009/LPDP/ Universitas Mataram PRJ-1424/LPDP/ Institut Teknologi Sepuluh Nopember PRJ-1472/LPDP/ Universitas Diponegoro PRJ-1473/LPDP/ Universitas Airlangga PRJ-1474/LPDP/ Universitas Negeri Yogyakarta NK-010/LPDP/ Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada PRJ-1677/LPDP/ Pusat Pelatihan Bahasa Universitas Gadjah PRJ-1675/LPDP/2014 Mada 41 Universitas Negeri Padang NK-012/LPDP/ Universitas Padjadjaran PRJ-1974/LPDP/ UIN Sunan Kalijaga NK-015/LPDP/ Universitas Padjadjaran NK-019/LPDP/ Universitas Indonesia PRJ-1765/LPDP/ Universitas Airlangga NK-020/LPDP/ Institur Teknologi Bandung PRJ-1477/LPDP/ Institur Teknologi Bandung PRJ-1476/LPDP/ Universitas Negeri Makassar NK-014/LPDP/

45 No Partner Nomor 50 UIN Sunan Kalijaga PRJ-2059/LPDP/ Universitas Brawijaya PRJ-2060/LPDP/ Universitas Negeri Makassar PRJ-2061/LPDP/ UIN Maulana Malik Ibrahim NK-016/LPDP/ Universitas Negeri Malang NK-021/LPDP/ Institut Pertanian Bogor PRJ-1676/LPDP/2014 Rincian 17 (tujuh belas) kegiatan kerjasama LPDP selama tahun 2014 dengan universitas luar negeri adalah sebagaimana tersaji pada tabel berikut: Tabel II.22 : Kerjasama dengan Universitas Luar Negeri No Negara Partner Nomor 1 New Zealand Victoria University of Wellington - 2 United Kingdom The University of Manchester PRJ-1444/LPDP/ Sweden Lund University PRJ-1475/LPDP/ United Kingdom The University of Birmingham NK-008/LPDP/ Netherlands Universitet Leiden PRJ-1678/LPDP/ Belgium Ghent university PRJ-1679/LPDP/ Netherlands University of Twente PRJ-1816/LPDP/ United Kingdom University College London MoU 9 Australia The University of New South Wales PRJ-1911/LPDP/ Japan Osaka University NK-023/LPDP/ Belgium KU Leuven NK-024/LPDP/ Canada University of Alberta NK-025/LPDP/ Netherlands TU Delft NK-0/LPDP/ Australia Monash University NK-0/LPDP/ Netherlands VU University Amsterdam NK-0/LPDP/ Australia Queensland University of Technology NK-/LPDP/ Australia The University of Queensland NK-/LPDP/2014 Rincian 7 (tujuh) kegiatan kerjasama LPDP selama tahun 2014 dengan perusahaan dan lembaga nirlaba adalah sebagaimana tersaji pada tabel berikut: Tabel II.23 : Kerjasama dengan Perusahaan & Lembaga Nirlaba No. Partner ID Number 1 Dompet Dhuafa NK-011/LPDP/ PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. NK-011/LPDP/ PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PRJ-862/LPDP/ PT Pindad (Persero) NK-006/LPDP/ PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk NK-013/LPDP/ PT Balai Pustaka NK-013/LPDP/ PT Bank Permata Tbk. NK-015/LPDP/

46 2) Kegiatan Sosialisasi Sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, 94 kegiatan sosialisasi telah dilaksanakan di beberapa tempat di Indonesia dan luar negeri baik berupa pameran, sosialisasi, dan seminar Keuangan Laporan Keuangan TA 2014 (Audited) Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2018 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BLU, BLU LPDP menyusun Laporan Keuangan sebagai pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan dan menyusun Laporan Keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dalam rangka integrasi Laporan Keuangan Kementerian Keuangan. Laporan Keuangan LPDP disusun melalui sistem akuntansi LPDP yang telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 562/KMK.01/2014 tentang Sistem Akuntansi BLU LPDP. Sebagai wujud pertanggungjawaban kepada publik masyarakat, Laporan Keuangan LPDP Tahun 2014 telah dilakukan audit oleh Kantor Akuntan Publik Price Waterhouse Coopers (PWC) dan mendapatkan opini Unqualified Opinion (Wajar Tanpa Pengecualian). 32

47 a. Laporan Posisi Keuangan/Neraca LPDP Per 31 Desember 2014 Gambar II. 6 : Laporan Posisi Keuangan Per 31 Desember 2014 Jumlah Aset yang dikelola LPDP pada Tahun 2014 sebesar Rp18,066,924,230,198. Terdapat kenaikan sebesar Rp atau 6,56% dari nilai aset periode sebelumnya. Kenaikan nilai aset LPDP pada tahun 2014 didominasi karena kenaikan investasi jangka pendek LPDP. Kenaikan nilai investasi jangka pendek LPDP tersebut dikarenakan penempatan atas pendapatan PNBP LPDP 33

48 yang dari pengelolaan dana DPPN dan dana reinvestasi hasil pengelolaan DPPN yang terus meningkat. Ekuitas LPDP terdiri dari Ekuitas Terikat dan Ekuitas Tidak Terikat. Ekuitas Terikat yang dikelola LPDP adalah Ekuitas dalam bentuk Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) yang terdiri dari Dana Abadi Pendidikan (Endowment Fund) dan Dana Cadangan Pendidikan. DPPN disajikan sebagai Aset Lainnya Terbatas yang merupakan penempatan dana pada instrumen investasi deposito di berbagai bank baik konvensional maupun syariah. Sampai dengan 31 Desember 2014, DPPN yang dikelola LPDP sebesar Rp dengan penempatan dana pada Bank Nasional Konvensional Rp ,00 dan pada Bank Nasional Syariah Rp berupa deposito. Tabel II.24: Posisi Kas dan Investasi LPDP Uraian DPPN KAS REINVESTASI Gambar II.7 Penempatan DPPN berupa Deposito pada Bank Nasional Investasi deposito syariah merupakan investasi LPDP sebagai sohibul maal menitipkan dana tunai kepada bank sebagai mudharib untuk dikelola dimana LPDP akan mendapat pembagian keuntungan investasi berupa nisbah. Hasil penempatan deposito DPPN yang merupakan PNBP LPDP, digunakan untuk belanja operasional dan layanan LPDP serta dikelola melalui re-investasi berupa penempatan dana investasi jangka pendek dalam bentuk instrumen investasi deposito di berbagai bank serta obligasi pemerintah. Sampai dengan 31 Desember 2014 nilai investasi dana PNBP LPDP tersebut berjumlah Rp dengan nilai wajar Rp Penempatan dana PNBP tersebut dapat dilihat gambar berikut: 34

49 Gambar II.8 : Penempatan Dana Tidak Terikat LPDP berupa Deposito Bank dan Obligasi Negara Sampai 31 Desember 2014, penempatan Deposito dana PNBP senilai Rp pada bank konvensional dan syariah dengan komposisi sebagai berikut: Gambar II.9: Penempatan Dana Tidak Terikat LPDP berupa Deposito Bank 38,54% konvensional syariah 62,46% LPDP juga mengelola dana PNBP dalam bentuk pembelian obligasi negara sebesar Rp ,00. Deposito dana PNBP senilai Rp pada bank konvensional dan syariah dengan komposisi sebagai berikut: Tabel II.25: Penempatan Dana Tidak Terikat LPDP pada Obligasi Negara Seri Nominal Harga Perolehan Nilai Wajar FR68 Rp FR58 Rp FR 56 Rp Total

50 LPDP sebagai satuan kerja pemerintah yang menerapkan Pola Keuangan Badan Layanan Umum menggunakan hasil penempatan dana DPPN dan mengelolanya untuk keperluan operasional dan layanan LPDP. Dana tidak terikat LPDP tersebut terus bertambah dikarenakan surplus pengelolaan dana LPDP dengan rincian sebagai berikut: Tabel II.26 : Dana Kelolaan BLU LPDP Uraian Saldo Awal Dana Tidak Terikat BLU Pendapatan Kas Belanja Kas Koreksi - - (69.999) Saldo Akhir Dana Tidak Terikat BLU DPPN Total Dana Kelolaan

51 b. Laporan Aktivitas dan Arus Kas LPDP Gambar II. 10 : Laporan Aktivitas untuk Periode Tahun

52 Gambar II.11 : Laporan Arus Kas untuk Periode Tahun 2014 Dalam menjalankan aktivitas operasional sesuai dengan tugas dan fungsi yang telah ditetapkan, LPDP mendapatkan pendapatan (akrual) pada periode tahun 2014 sebesar Rp1,721,583,971,799. Kenaikan pendapatan pada tahun 2014 sebesar Rp atau 62,32% dari pendapatan tahun 2013 sebesar Rp ,00 Dengan beban sebesar Rp597,528,867,206 dan pengalihan aset tetap renovasi sebesar Rp2,181,657,835 maka surplus/kenaikan dana tidak terikat LPDP pada tahun 2014 sebesar Rp

53 Gambar II.12 : Rincian Pendapatan LPDP Deposito Obligasi Jasa Giro Pend. Lain-Lain Tabel II.27 : Surplus/Defisit LPDP 2012 s.d Uraian Pendapatan Beban Ung/Rigi Lain-Lain Surplus/Defisit Realisasi PNBP (basis kas) per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp ,00 atau mencapai 132,50 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp ,00 Gambar II.13 Rincian Pendapatan LPDP ( ) Pendapatan Deposito Pendapatan Obligasi Pendapatan Denda Pendapatan Hibah Pendapatan Bunga Jasa Giro Pendapatan Lain-lain

54 Realisasi Belanja LPDP terdiri dari belanja operasional manajemen dan belanja layanan. Belanja Layanan LPDP terdiri dari penyaluran beasiswa, riset, dan rehabilitasi fasilitas pendidikan serta operasional masing-masing layanan. Belanja Operasional Manajemen terdiri dari belanja dukungan manajemen, perkantoran, dan belanja modal. Masing-maing belanja tersebut dapat dilita pada tabel berikut: Tabel II.28 : Komposisi Belanja Kas 2012 s.d 2014 URAIAN Layanan : Beasiswa Operasional Beasiswa Pendanaan Riset Operasional Pendanaan Riset Pendanaan Rehabilitasi FP Operasional Rehabilitasi FP Total Layanan Operasional Manajemen : Dukungan Manajemen Perkantoran Belanja Modal Total Operasional Realisasi Pendapatan Sampai dengan Desember 2014, dari total target PNBP sebesar Rp , telah direalisasikan sebesar Rp ,00 atau sekitar 132,50% dari target pendapatan tahun Rincian Estimasi Pendapatan dan realisasi PNBP lainnya per tanggal pelaporan dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel II.29 : Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi PNBP No Uraian Estimasi Realisasi Persen 1 Pendapatan Depos ito 1,262,000,000,000 1,591,589,424, % 2 Pendapatan Obligasi - 79,628,000, % 3 Pendapatan Denda % 4 Pendapatan Hibah % 5 Pendapatan Bunga Jasa Giro - 521,741, % 6 Pendapatan Lain-lain 429,942, % Jumlah 1,262,000,000,000 1,672,169,109, % 40

55 Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak pada TA 2014 dibagi berdasarkan jenis pendapatan yang berasal dari bank konvensional dan bank syariah dapat dirinci sebagai berikut: Tabel II.30 : Rincian Klasifikasi PNBP TA 2014 No Uraian Realisasi Persen Proporsi 1 Penda pa ta n Ba nk Konvens iona l 1,419,560,775,161 85% 2 Pendapatan Bank Syariah 252,608,333,896 15% Jumlah 1,672,169,109, % Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak pada TA 2014 meningkat sebesar Rp ,00 atau sebesar 68,74% persen dibandingkan periode TA Realisasi Belanja 1. Realisasi Penyaluran Dana 1) Beasiswa Total anggaran penyaluran dana beasiswa tahun 2014 sebesar Rp Sampai dengan 31 Desember 2014, total realisasi penyaluran dana beasiswa sebesar Rp ,00 atau sebesar Rp99,91%. Rincian realisasi penyaluran dana beasiswa sampai dengan 31 Desember 2014 dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel II.31 : Realisasi Penyaluran Beasiswa sampai dengan 31 Desember 2014 No. Program Pagu Anggaran Realisasi % 1 Program Magister DN 31,476,400, ,721,229, % 2 Program Magister LN 420,700,800, ,449,615, % 3 Program Doktor DN 7,385,900, ,890,231, % 4 Program Doktor LN 101,809,600, ,245,052, % 5 Program Tesis DN 2,537,500, ,574,360, % 6 Program Tesis LN 2,537,500, ,264, % 7 Program Disertasi DN 3,825,000, ,657,921, % 8 Program Disertasi LN 3,825,000, ,423,944, % 9 Afirmasi 5,467,000, ,659,732, % 10 2) Pendanaan Riset Insentif Peringkat Kampus 3,000,000, % TOTAL 582,564,700, ,024,350, % Sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, total realisasi penyaluran dana riset sebesar Rp atau sebesar 99,99% dari total anggaran penyaluran dana riset sebesar Rp Rincian realisasi penyaluran dana riset sampai dengan 31 Desember 2014 dapat dilihat dalam tabel berikut: 41

56 Tabel II.32 : Realisasi Penyaluran Dana Riset sampai dengan 31 Desember 2014 No Rekapitulasi Realisasi 1 Program Pengembangan Integrasi Sawit-sapi dan Transfer Teknologi Tepat Guna di PT.Perkebunan Nusantara V 2 Pengembangan Purwarupa Sistem Pengerak dan Motor Listrik 3 Pengembangan Purwarupa Sistem Penyedia Energi Listrik pada Mobil Listrik Nasional 4 Komersialisasi Produk Permen Hisap Propolis sebagai Pangan Fungsional Kesehatan Gigi 5 Pengembangan Teknologi Pengolahan Pasir Besi Menjadi Nano Partikel Black Oxide Sebagai Bahan Baku Pigmen Untuk Toner Printer dan Mesin Foto Copy 6 Pengembangan Bio Power Plant Menuju Pasar Buah Mandiri Energi dan Ramah Lin gkungan 7 Pengembangan Teknologi Manufaktur Gliserol Hasil Samping Industri Biodiesel sebagai Aditif untuk Lumpur Pemboran berbasis Air (Water based mud) 8 Industrialisasi Bahan Prebiotik Berbasis Umbi-umbian Lokal untuk Produksi Pangan Fungsional Melalui Sinergi UMKM, BUMN, Universitas dan Pemerintah 9 Fabrikasi Battery Li-ION Berbasis LifePO4 Nano Partikel Untuk Aplikasi Mobil Listrik Nasional 10 Riset Pengembangan Teknologi Biodegradasi Anaerob pada Makroalga Laut untuk menghasilkan Biogas di Pulau-Pulau kecil 11 Komersialisasi Produk Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah Kaya Karoten 12 Fungsi Fisiologis aktif dan produksi serta Komersialisasi Ramuan Fungsional Berbasis Kumis Kucing 13 Produksi dan Pengembangan Benih Gama Melon Kultivar Hikadi dalam Memperkuat Ketahanan Benih Nasional 14 Pengembangan dan Pemanfaatan Ubi Jalar varietas Unggul Beradaptasi Luas dan Spesifik Lingkungan Serta Spesifik Guna Peningkatan Daya Saing Bahan Baku Pangan dan Industri Nasional serta Ekspor 15 Produksi Zat Warna alami Berwawasan Lingkungan untuk Aplikasi Green Art dan Green energy 16 Material Baterai Berbasis Lithium dan Pengelolaannya untuk Aplikasi di Mobil Listrik 17 Penyaluran Dana Riset berjudul "Produksi dan Komersialisasi Penyedap Rasa Alami Kaya Iodium Berbasis Ikan Asap serta Pemanfaatan Biopolimer dari Limbah Industri Perikanan sebagai Edible Sachet Film" 18 Pengembangan Purwarupa Sistem Pengerak dan Motor Listrik 19 Pengembangan Purwarupa Sistem Penyedia Energi Listrik pada Mobil Listrik Nasional 20 Komersialisasi Produk Permen Hisap Propolis sebagai Pangan Fungsional Kesehatan Gigi 21 Penyaluran Dana Riset berjudul "Riset Mobil Listrik Nasional (Institut Teknologi Sepuluh November)" 22 Penyaluran Dana Riset Pengembangan Teknologi Manufaktur Gliserol Hasil Samping Industri Biodisel sebagai Aditif untuk Lumpur Pemboran Berbasis Air (Water Based Mud)

57 No Rekapitulasi Realisasi 23 Penyaluran RISET Pengembangan Teknologi Pengolahan Pasir Besi menjadi Nano Partikel Black Oxide sebagai Bahan Baku Pigmen untuk Coating, Tinta, Toner Printer, dan Mesin Fotocopy 24 Dashboard Tata Kelola Korporasi Perusahaan bagi Seluruh Entitas Bisnis BUMD/N dan Swasta 25 Program Pengembangan Integrasi Sawit-sapi dan Transfer Teknologi Tepat Guna di PT.Perkebunan Nusantara V 26 Penyaluran Dana Riset berjudul "Riset Mobil Listrik Nasional (Institut Teknologi Sepuluh November)" 27 Penyaluran Dana Riset Berdujul Riset Mobil Listrik Nasional (UGM) 28 Penyaluran Dana Riset Berdujul Riset Mobil Listrik Nasional (ITB) 29 Penyaluran Dana Riset Berjudul Riset Mobil Listrik Nasional (Universitas Indonesia) 30 Pengembangan Mini Plant Super Teh Hijau Kompetitif melalui Proses Inaktivasi Enzimatis dengan Menggunakan Mechanically Dispersed-Rotary Steamer 31 Fish Apartment Tipe Piramida untuk Peningkatan Populasi dan Produksi Perikanan Tangkap di Wilayah Barat Sumatera 32 Industrialisasi Bahan Prebiotik Berbasis Umbi-umbian Lokal untuk Produksi Pangan Fungsional melalui Sinergi UMKM, BUMN, Universitas dan Pemerintah. 33 Fabrikasi Battery Li-ION Berbasis LifePO4 Nano Partikel Untuk Aplikasi Mobil Listrik Nasional 34 Produksi dan Pengembangan Benih Gama Melon Kultivar Hikadi dalam Memperkuat Ketahanan Benih Nasional 35 Produksi dan Komersialisasi Penyedap Rasa Alami Kaya Iodium Berbasis Ikan Asap Serta Pemanfaatan Bioplimer dari Limbah Industri Perikanan sebagai Edible Sachet Film 36 Pengarusutamaan Kesehatan Reproduksi Remaja Sebagai Jembatan Strategi Penurunan Angka Kematian Ibu di Indonesia 37 Produksi Zat Warna alami Berwawasan Lingkungan untuk Aplikasi Green Art dan Green energy 38 Komersialisasi Produk Permen Hisap Propolis sebagai Pangan Fungsional Kesehatan Gigi 39 Pengembangan Teknologi Pengolahan Pasir Besi Menjadi Nano Partikel Black Oxide Sebagai Bahan Baku Pigmen Untuk Toner Printer dan Mesin Foto Copy 40 Fungsi Fisiologis aktif dan produksi serta Komersialisasi Ramuan Fungsional Berbasis Kumis Kucing 41 Komersialisasi Produk Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah Kaya Karoten 42 Pengembangan dan Pemanfaatan Ubi Jalar varietas Unggul Beradaptasi Luas dan Spesifik Lingkungan Serta Spesifik Guna Peningkatan Daya Saing Bahan Baku Pangan dan Industri Nasional serta Ekspor 43 Program Pengembangan Integrasi Sawit-sapi dan Transfer Teknologi Tepat Guna di PT.Perkebunan Nusantara V 44 Pengembangan Purwarupa Sistem Pengerak dan Motor Listrik 45 Pengembangan Purwarupa Sistem Penyedia Energi Listrik pada Mobil Listrik Nasional

58 No Rekapitulasi Realisasi 46 Pengembangan dan Penerapan Pembangkit Listrik Hibrida Tenaga Surya Termal dan Tenaga Angin di Kawasan Pesisir 47 Pengembangan Bio Power Plant Menuju Pasar Buah Mandiri Energi dan Ramah Lin gkungan 48 Riset Pengembangan Teknologi Biodegradasi Anaerob pada Makroalga Laut untuk menghasilkan Biogas di Pulau-Pulau kecil 49 Material Baterai Berbasis Lithium dan Pengelolaannya untuk Aplikasi di Mobil Listrik TOTAL 80,893,894,044 Sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, dari total anggaran penghargaan hasil karya riset sebesar Rp , realisasi penghargaan hasil karya riset belum dapat direalisasikan. Realisasi penghargaan hasil karya riset baru akan direalisasikan pada tahun ) Pendanaan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan yang Rusak karena Bencana Alam Sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, total realisasi penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam sebesar Rp atau sebesar 98,79% dari total anggaran penyaluran dana riset sebesar Rp Rincian realisasi penyaluran dana riset sampai dengan 31 Desember 2014 dan proyeksi sampai dengan akhir tahun 2014 dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel II.33 : Realisasi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan sampai dengan 31 Desember 2014 No. Judul Riset Pagu 1 Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Aceh Tengah Realisasi Jan - Nov 2014 % % 2 Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Bener Meriah TOTAL % % Realisasi Operasional Penyaluran Dana Realisasi belanja operasional penyaluran dana sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel II.34 : Realisasi Belanja Operasional Penyaluran Dana sampai dengan 31 Desember 2014 Kode Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi % Operasional Penyaluran Dana Beasiswa ,176,514, % 1 Persiapan Penyaluran Beasiswa ,225,549, % 44

59 2 Seleksi Beasiswa ,237,875, % 3 Program Kepemimpinan ,528,089, % Monitoring dan Evaluasi Penyaluran Beasiswa ,185,000, % Operasional Penyaluran Dana Riset ,487,602, % 1 Persiapan Penyaluran Dana Riset ,175,912, % 2 Seleksi Riset ,190, % 3 Monitoring dan Evaluasi Penyaluran Riset ,500, % Operasional Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Persiapan Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan ,838, % ,092, % 2 Verifikasi Lapangan ,133, % 3 4 Monitoring dan Evaluasi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Serah Terima Hasil Pelaksanaan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan ,613, % % TOTAL 43,022,436, % a) Realisasi Operasional Penyaluran Dana Beasiswa Melalui Tabel II.16, realisasi anggaran belanja operasional beasiswa sampai dengan 31 Desember 2014 secara keseluruhan sebesar 96,38%. b) Realisasi Operasional Penyaluran Pendanaan Riset Sampai dengan 31 Desember 2014, dari total anggaran dukungan operasional riset, telah terealisasikan sebesar 94,04% c) Realisasi Operasional Penyaluran Pendanaan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Sampai dengan 31 Desember 2014, anggaran dukungan operasional pendanaan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak sebesar 54,83% Realisasi Operasional Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana Realisasi belanja operasional perencanaan usaha dan pengembangan dana sampai dengan tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2014 dan proyeksi sampai dengan 31 Desember 2014 ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel II.35 : Belanja Operasional Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana sampai dengan 31 Desember 2014 Kode Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi % Perencanaan Usaha dan Manajemen Data % 11 Optimalisasi Perencanaan Usaha % 12 Optimalisasi Manajemen Data % Optimalisasi Pendapatan Pengelolaan DPPN Pelaksanaan Pengelolaan Dana pada Obligasi dan Deposito % % 45

60 12 Penyusunan dan Evaluasi SOP / Kebijakan / Pedoman Investasi % 13 Jasa Konsultan % Penyelenggaraan Kemitraan dan Sosialisasi % Kemitraan dengan Universitas Dalam Negeri / Perusahaan / Pemda % 12 Kemitraan dengan Universitas Luar Negeri % 14 Public Awareness % 15 Sosialisasi Layanan % TOTAL % a) Realisasi Operasional Perencanaan Usaha dan Manajemen Data Sampai dengan 31 Desember 2014, anggaran dukungan operasional perencanaan usaha dan manajemen data sebesar 97,69% b) Realisasi Operasional Pendapatan Pengelolaan DPPN Sampai dengan 31 Desember 2014, anggaran dukungan operasional pendapatan pengelolaan DPPN sebesar 83,91% c) Realisasi Operasional Penyelenggaraan Kemitraan dan Sosialisasi Sampai dengan 31 Desember 2014, anggaran operasional penyelenggaraan kemitraan dan sosialisasi sebesar 95,49% Realisasi Operasional Manajemen dan Perkantoran a) Realisasi Dukungan Manajemen Sampai dengan 31 Desember 2014, realisasi anggaran dukungan manajemen sebesar 72,50% atau sebesar Rp ,00. Tabel II.36 : Belanja Operasional Dukungan Manajemen sampai dengan 31 Desember 2014 Kode Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi % Layanan SDM % 11 Pembahasan Kepegawaian % 12 Rekrutmen/Seleksi Pegawai % 13 Pelatihan/Pengembangan SDM % 14 Survey Kepuasan Pengguna Layanan % Dokumen Organisasi dan Kelembagaan % Penyusunan dan Evaluasi SOP / Kebijakan / Pedoman Keuangan dan Umum Penyusunan dan Evaluasi SOP / Kebijakan / Pedoman Layanan Beasiswa Penyusunan dan Evaluasi SOP / Kebijakan / Pedoman Layanan Riset % % % 46

61 Kode Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi % Penyusunan dan Evaluasi SOP / Kebijakan / Pedoman Layanan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan % Perencanaan dan Keuangan % 11 Perencanaan dan Penyusunan Anggaran % 12 Penyelenggaraan Aplikasi Sistem Akuntansi % 13 Penyusunan Laporan Keuangan % Rekonsiliasi Pendapatan dan Belanja dengan Bank Mitra Evaluasi Pelaksanaan Sistem Pengelolaan Keuangan % % 16 Jasa Konsultan % Layanan Data dan Informasi % 11 Layanan Data dan Informasi % Dukungan Manajemen Lainnya % 11 Perjalanan Dinas Pimpinan % 12 Focus Group Discussion % Layanan Legal Drafting % 11 Layanan Legal Drafting % TOTAL % b) Realisasi Layanan Perkantoran Sampai dengan 31 Desember 2014, realisasi layanan perkantoran sebesar 86,68% atau sebesar Rp ,00. Tabel II.37 : Belanja Operasional Perkantoran sampai dengan 31 Desember 2014 Kode Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi % Belanja Pegawai % 11 Remunerasi Pegawai BLU % Uang Lembur dan Uang Makan Lembur Pegawai Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan % % 11 Honorarium Pengelola Keuangan % 12 Honorarium Satpam, Pramubakti dan Resepsionis % 13 Keperluan Operasional Kantor % 14 Belanja Sewa % 15 Pemeliharaan Kantor % TOTAL % 47

62 Realisasi Belanja Modal Sampai dengan 31 Desember 2014, realisasi belanja modal mencapai 93,08% atau sebesar Rp ,00. Tabel II.38 : Belanja Modal sampai dengan 31 Desember 2014 Kode Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi % Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi % 1 CCTV - Camera Control Television System % 2 Alat Penghancur Kertas % 3 LCD Projector/Infocus % 4 Focusing Screen/Layar LCD Projector % 5 Televisi % 6 Dispenser % 7 Kamera Digital % 8 PC Unit % 9 Lap Top % 10 Printer (Peralatan Personal Komputer) % 11 Scanner (Peralatan Personal Komputer) % 12 Server % 13 Distance Meter Electronic % 14 Telephone (PABX) % TOTAL % 1.3. Sumber Daya Manusia Komposisi SDM Pada tahun 2014, jumlah total pegawai BLU LPDP dapat di lihat dalam table di bawah ini: Tabel II.39 : Jumlah Pegawai LPDP Tahun 2014 No. Uraian Jumlah Pegawai 1 PNS Golongan IV 4 orang 2 PNS Golongan III 12 orang 3 PNS Golongan II 7 orang 4 PNS Golongan I - 48

63 5 Pegawai BLU Non PNS Professional 49 orang 6 Pramubakti 4 orang 7 Supir 5 orang 8 Caraka 1 orang Total 82 orang Jika dilihat dari komposisi pendidikan, dari 82 orang pegawai LPDP, sebagian besar memiliki pendidikan Diploma Empat / Strata Satu sebanyak 32 orang atau sekitar 39%, disusul Diploma Tiga sebanyak 24 orang atau 29%, kemudian Strata Dua sebanyak 14 orang atau 17%, SMA sebanyak 8 orang atau 10%, SLTP sebanyak 2 orang atau 2% dan Strata Tiga sebanyak 2 orang atau 3%. Komposisi pendidikan pegawai tersebut dapat dilihat pada Gambar II.7 Gambar II.14 : Komposisi Pegawai LPDP Berdasarkan Tingkat Pendidikan 2% 2% 10% 17% Strata 3 29% Strata 2 Diploma 4 / Strata 1 39% Diploma 3 SMA SLTP Pelatihan dan Pengembangan Pegawai Dalam rangka meningkatkan kompetensi pegawai, maka pada tahun 2014 direncanakan untuk dilaksanakan beberapa pelatihan / pengembangan pegawai baik soft competency maupun hard competency seperti tergambar pada Tabel berikut. Tabel II.40 : Rencana Pelatihan / Pengembangan Pegawai LPDP Tahun 2014 No Nama Pelatihan / Pengembangan Jenis Training Dilaksanakan 1 Pelatihan Bahasa Inggris Public Training V 2 Effective Presentation Skill & Ms Power Point Advance Public Training V 3 Advanced Service Excellence Inhouse Training V 4 Supervisory Development Program Public Training - 49

64 No Nama Pelatihan / Pengembangan Jenis Training Dilaksanakan 5 Pelatihan Legal Drafting Inhouse / Konsinyering - 6 Financial Statement Analysis Public Training V 7 Pelatihan dan Sertifikasi Balance Scorecard Public Training - 8 Pelatihan Internal Audit Public Training - 9 Pelatihan Risk Management Public Training - 10 Certified Human Resources Professional Public Training V 11 Certified General Affair Programs Public Training - 12 Vehicle Database Management System (VDMS) Public Training - 13 Secretarial Development Training Public Training V 14 Company Strategic Planning Training Public Training - 15 Pelatihan IT Business Process Public Training - 16 Pelatihan Project Management Public Training - 17 Pelatihan dan Sertifikasi Pengadaan Barang dan Inhouse / Jasa Konsinyering V 18 Pelatihan Protokoler Inhouse / Konsinyering - 19 Pelatihan Coaching and Counceling Inhouse / Konsinyering V 20 Pelatihan Microsoft Excel Advanced Inhouse / Kantor V 21 Pembinaan Mental Pegawai Inhouse / Kantor V 22 Pelatihan 5S Powerful Effective Improvement Inhouse / Kantor V 23 Capacity Building Nilai dan Budaya Kerja LPDP Outbond V 24 The Professional Director Program (PDP) Public Training V 25 Human Resources Management Public Training - 26 Pelatihan Audit 5R Inhouse / Kantor V 27 Agent of Change Development Program Training Inhouse / Konsinyering - 28 Young Manager's Program Training Public Training - 29 Pendidikan Dasar Penilai Aset (Properti) Public Training - 30 Project Procurement and Risk Management Public Training - 31 Owner's Estimate Public Training 32 Feasibility Study Public Training Pelatihan Service Level Agreement dan Jiwa Melayani Public Training V Kelembagaan LPDP dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. LPDP ditetapkan sebagai Satuan Kerja yang berbentuk Badan Layanan 50

65 Umum (BLU) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 18/KMK.05/2012 tentang Penetapan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan pada Kementerian Keuangan sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Pada tahun 2014, telah disusun beberapa kelengkapan tata kelola organisasi, antara lain: a. Rencana Strategis Teknologi Informasi dan Komunikasi LPDP b. Pedoman Beasiswa Presiden Republik Indonesia c. Kebijakan Investasi d. Standar Operasi dan Prosedur (SOP), sebanyak 42 buah, antara lain Tabel II.41 Jumlah SOP Per Direktorat No Direktorat Jumlah SOP 1 Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan 7 2 Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan 18 3 Direktorat Keuangan dan Umum 17 Total 42 Di samping itu, pada 2014, telah diinisiasi penyusunan/perubahan peraturan, baik PP maupun PMK/KMK, antara lain: a. Penyusunan Peraturan Presiden yang mengatur tentang DPPN. b. Keputusan Menteri Keuangan (KMK) tentang Standar Biaya Beasiswa. c. Revisi Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 252/PMK.01/2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. d. Keputusan Menteri Keuangan nomor 460 tentang Surat Perintah Membayar (SPM) LPDP. e. Keputusan Menteri Keuangan tentang Sistem Akuntansi. f. Peraturan Menteri Keuangan tentang Pelaksanaan Penyaluran Pendanaan Riset dan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan yang Rusak Karena Bencana Alam. g. Keputusan Menteri Keuangan tentang Persetujuan Investasi Jangka Panjang Data dan Sistem Informasi Sumber daya TIK yang meliputi data, informasi, layanan berbasis sistem elektronik, sistem aplikasi, sistem basis data, dan sistem infrastruktur TIK merupakan aset penting lembaga yang harus dikelola secara efektif melalui praktik tata kelola sesuai dengan common/best practices. Pada tahun 2014, LPDP telah menyusun Rencana Strategis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Renstra TIK) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Tahun Perkembangan dan pengelolaan TIK di lingkungan LPDP dilakukan dengan berorientasi kepada pencapaian Visi dan pelaksanaan Misi pengelolaan informasi LPDP serta arahan dari Kementerian Keuangan dan Kementerian Kominfo berkenaan dengan TIK. 51

66 Perumusan rencana strategis TIK periode tahun dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan para pihak dalam melaksanakan fungsinya masing-masing. Dalam rangka pengimplementasian Renstra TIK tersebut, maka beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: Gambar II.15 : Komposisi Pegawai LPDP berdasarkan Tingkat Pendidikan Organisasi Pengelola (Struktur formal pengelolaan TIK LPDP) Menetapkan struktur dan tupoksi organisasi pengelola TIK Kebijakan dan Prosedur TIK (Acuan dalam kegiatan perencanaan, operasionalisasi, dan pengawasan TIK) 1. Melakukan kajian atas relevansi kebijakan dan prosedur TIK Pusintek bagi LPDP 2. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan prosedur TIK sesuai inisiatif taktis Personil TIK (Personil yang melaksanakan kegiatan perencanaan, pengembangan, operasional, dan pengawasan TIK) 1. Merumuskan kamus kompetensi personil TIK 2. Melakukan asesmen, analisis kesenjangan, dan menggulirkan program peningkatan kompetensi 3. Melakukan analisis beban kerja tahun Merumuskan strategi pemenuhan kebutuhan personil 5. Mengisi formasi personil TIK Pada tataran implementasi, pada tahun 2014 terdapat 13 inisiatif taktis yang harus dilaksanakan untuk mendukung 68 pekerjaan/data. Rincian inisiatif taktis tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut: Uraian Common System Layer Core System Layer Data & Decision Support System Layer Data & Decision Support System Layer Service Management Layer Tabel II.42 Jumlah Inisiatif Taktis Tahun 2014 System Jumlah Data / Pekerjaan Human Resource Information System 3 Enterprise Resource Planning 12 Collaboration & Document Management System 4 General Affairs 1 Governance & Risk Assurance 1 Customer Relationship Management 2 Scholarship Funding Management System 6 Research Funding Management System 5 Investment & Fundraising Management System 2 Reporting 0 Analytics 2 Database, Data Warehouse, & Datamart 28 IT Service Management 2 TOTAL 68 52

67 Inisiatif taktis tersebut dapat dirinci berdasarkan data / system / pekerjaan apa yang diperlukan untuk mendukung pencapaian roadmap inisiatif taktis tahun 2014 sebagai berikut: COMMON SYSTEM LAYER Human Resource Information System Enterprise Resource Planning Collaboration & Document Management System Tabel II.43 Inisiatif Taktis Common System Layer Tahun 2014 Kondisi per Januari 2014 Inisiatif Taktis Tahun Nama Aplikasi/ ba sk ap ak Dibutuhkan Penanggung Jawab Sem.1 Sem.2 Sem.1 Sem.2 Sem.1 Sem.2 A 1 Absensi ABSENSI 2015 kuatkan A 2 Surat Tugas dan Perjadin ST-SPD 2014 kuatkan kuatkan A 3 Penggajian 2014 adakan A 4 Manajemen Data Pegawai 2016 adakan A 5 Cuti 2015 adakan A 6 Training 2015 adakan A 7 Manajemen Kinerja 2014 adakan B 1 Perencanaan Usaha (Business Scenario) 2014 adakan B 2 Pengembangan Usaha (Analytical Application) 2014 adakan B 3 Perencanaan Anggaran RKAKL 2014 B 4 Penggunaan Anggaran RKAKL 2014 B 5 Perbendaharaan SPP-SPM 2014 lanjutkan B 6 Permintaan Pembayaran SPP-SPM 2014 lanjutkan B 7 Perintah Membayar SPP-SPM 2014 lanjutkan B 8 Administrasi Pengadaan 2015 adakan B 9 Manajemen Vendor 2016 adakan B 10 Akuntansi SAKPA & ZAHIR 2014 lanjutkan lanjutkan B 11 Pengelolaan Persediaan SIMAK 2014 B 12 Manajemen Kas Internal 2014 adakan B 13 Manajemen Data Aset Tetap SIMAK 2014 B 14 Pemeliharaan Aset 2016 adakan B 15 Disposal Aset SIMAK 2014 C 1 Administrasi Persuratan W-DOS 2014 kuatkan C 2 Manajemen Dokumen (e-filing) 2015 adakan C 3 Administrasi Dokumen Hukum 2015 adakan C 4 Surat Elektronik Pusintek 2014 C 5 Koneksi Internet & Intranet Pusintek 2014 C 6 Knowledge Management 2015 adakan adakan C 7 Local Searching 2015 adakan C 8 Local Chat 2015 adakan General Affairs D 1 Manajemen Perpustakaan 2015 adakan D 2 Manajemen Ruangan & Fasilitas PEMINJAMAN 2014 lanjutkan Governance Risk E 1 Manajemen Data Risiko 2016 adakan Assurance E 2 Asesmen Risiko 2015 adakan E 3 Sistem Pengaduan WISE 2014 E 4 Kertas Kerja Audit Elektronik 2015 adakan E 5 Manajemen Kepatuhan Internal 2015 adakan Customer F 1 Pusat Informasi 2014 adakan Relationship F 2 Customer Profile 2015 adakan Management F 3 Penanganan Keluhan 2014 adakan F 4 Manajemen Best Talent 2015 adakan F 5 Manajemen Survei 2015 adakan CORE SYSTEM LAYER Scholarship Management System Research Funding Management System Tabel II.44 Inisiatif Taktis Core System Layer Tahun 2014 Kondisi per Januari 2014 Inisiatif Taktis Tahun Nama Aplikasi/ ba sk ap ak Dibutuhkan Penanggung Jawab Sem.1 Sem.2 Sem.1 Sem.2 Sem.1 Sem.2 G 1 Pendaftaran & Seleksi Pereviu & Psikolog Beasiswa 2014 adakan G 2 Pendaftaran & Seleksi Beasiswa APLIKASI BEASISWA 2014 kuatkan kuatkan G 3 Manajemen Kontrak Penerima Beasiswa 2014 adakan G 4 Monitoring Status Penerima Beasiswa SIMONEV 2014 lanjutkan G 5 Monitoring Kinerja Penerima Beasiswa SIMONEV 2014 lanjutkan G 6 Evaluasi Beasiswa SIMONEV 2014 lanjutkan G 7 Manajemen Data Alumni Penerima Beasiswa 2014 adakan H 1 Pendaftaran Calon Pereviu Riset 2014 adakan H 2 Manajemen Data Pereviu Riset 2015 adakan H 3 Pendaftaran Pendanaan Riset SIPENSEL 2014 kuatkan H 4 Manajemen Data Proposal Riset 2015 adakan H 5 Manajemen Data Penerima Dana Riset SIMONI 2014 lanjutkan H 6 Manajemen Kontrak Pendanaan Riset SIMONI 2014 lanjutkan H 7 Manajemen Data HKI 2016 adakan H 8 Manajemen Data Alumni Penerima Dana Riset 2015 adakan H 9 Monitoring & Evaluasi Pendanaan Riset 2014 adakan H 10 Penghargaan Karya Riset 2015 adakan I 1 Manajemen Data Calon Penerima Dana Rehabilitasi 2016 adakan Rehabilitation Funding Management I 2 Manajemen Kontrak Dana Rehabilitasi 2016 adakan System I 3 Monitoring & Evaluasi Pendanaan Rehabilitasi 2016 adakan Investment & J 1 Monitoring Dana Kelolaan 2014 kuatkan Fundraising J 2 Simulasi Portofolio Investasi 2015 Management System J 3 Manajemen Kemitraan 2015 adakan J 4 Manajemen Sosialisasi 2015 adakan 53

68 Analytics Reporting Tabel II.45 Inisiatif Taktis Data & Decision Support System Layer Tahun 2014 DATA & DECISION SUPPORT SYSTEM LAYER Kondisi per Januari 2014 Nama Aplikasi/ ba sk ap ak Tahun Dibutuhkan Inisiatif Taktis Sem.1 Sem.2 Sem.1 Sem.2 Sem.1 Sem.2 Penanggung Jawab K 1 Ad Hoc Reporting 2015 adakan K 2 Standard Reporting 2015 adakan K 3 Business Intelligence 2015 adakan adakan K 4 Dashboard 2014 adakan K 5 Document/Process Tracking 2015 adakan adakan L 1 Data Analytics 2014 adakan L 2 Digital Analytics 2014 adakan Kondisi per Januari 2014 Inisiatif Taktis Tahun Nama Aplikasi/ ba sk ap ak Dibutuhkan Penanggung Jawab Sem.1 Sem.2 Sem.1 Sem.2 Sem.1 Sem.2 M 1 Database Mitra Investasi 2015 adakan M 2 Database Mitra Donatur 2015 adakan M 3 Database Mitra Periset SIMONI 2015 adakan M 4 Database Pereviu Beasiswa 2014 adakan M 5 Database Perguruan Tinggi 2014 adakan M 6 Database Pendaftar Beasiswa APLIKASI BEASISWA 2014 kuatkan kuatkan M 7 Database Penerima Beasiswa SIMONEV 2014 lanjutkan M 8 Database Alumni Penerima Beasiswa 2014 adakan M 9 Database Calon Pereviu Riset 2014 adakan M 10 Database Pereviu Riset 2015 adakan M 11 Database Pendaftar Pendanaan Riset SIPENSEL 2014 kuatkan M 12 Database Penerima Dana Riset SIMONI 2014 lanjutkan M 13 Database Alumni Penerima Dana Riset 2015 adakan M 14 Database Penerima Dana Rehabilitasi 2016 adakan M 15 Database Best Talent 2014 adakan adakan M 16 Database Jurnal/Tesis/Disertasi 2014 adakan M 17 Database Hasil Riset 2015 adakan M 18 Database HKI 2016 adakan M 19 Database Portofolio Investasi 2014 kuatkan M 20 Database Dana Kelolaan 2014 kuatkan M 21 Database Tingkat Suku Bunga 2014 kuatkan M 22 Database Narasumber 2014 adakan M 23 Database Kajian 2014 adakan M 24 Database Regulasi eksternal 2014 adakan M 25 Database Keuangan 2014 kuatkan kuatkan M 26 Database Aset Tetap dan Persediaan SIMAK & PEMINJAMAN 2014 kuatkan M 27 Database Arsip & Dokumen 2014 adakan M 28 Database Perpustakaan 2014 adakan M 29 Database Kinerja 2014 adakan M 30 Database Pegawai 2016 kuatkan M 31 Database Kerumahtanggaan 2014 adakan M 32 Database Audit Internal 2015 adakan M 33 Database Resiko dan Pengendalian 2016 adakan M 34 Database Laporan Pengaduan 2014 adakan M 35 Database Manajemen Layanan TIK 2014 adakan M 36 Database Knowledge Management 2015 adakan adakan M 37 Database Konfigurasi Aset TIK 2015 adakan M 38 Database Rencana & Realisasi Kegiatan 2014 adakan M 39 Database Pemetaan Sosialisasi 2014 adakan M 40 Database Survei 2014 adakan M 41 Database Absensi 2014 adakan DATA & DECISION SUPPORT SYSTEM LAYER Database, Data Warehouse, & Datamart SERVICE MANAGEMENT LAYER IT Service Management Tabel II.46 Inisiatif Taktis Service Management Layer Tahun 2014 Kondisi per Januari 2014 Nama Aplikasi/ ba sk ap ak Tahun Dibutuhkan Inisiatif Taktis Sem.1 Sem.2 Sem.1 Sem.2 Sem.1 Sem.2 Penanggung Jawab N 1 Service Catalog Management 2015 adakan N 2 Service Level Management 2015 adakan N 3 Service Desk Pusintek 2014 N 4 Application Lifecycle & Software Release Management 2015 adakan N 5 Change Management 2015 adakan N 6 Configuration Management Database 2015 adakan N 7 IT Asset Management Pusintek

69 NETWORK & PLATFORM LAYER IT Network Management Tabel II.47 Inisiatif Taktis Network & Platform Layer Tahun 2014 Kondisi per Januari 2014 Inisiatif Taktis Tahun Nama Aplikasi/ ba sk ap ak Dibutuhkan Penanggung Jawab Sem.1 Sem.2 Sem.1 Sem.2 Sem.1 Sem.2 O 1 IT Network Monitoring 2016 adakan O 2 IP Telephony 2016 adakan Peralatan dan Fasilitas Kantor LPDP pada saat ini berada di Gedung A.A. Maramis II Lantai 2 di komplek perkantoran Kementerian Keuangan Jl. Lapangan Banteng Timur Nomor 1, Jakarta Pusat. Agar sarana dan prasarana gedung sesuai dengan kebutuhan LPDP, pada tahun 2014 telah dilaksanakan penambahan unit barang seperti yang terdapat pada table berikut. Tabel II.48 Realisasi Jumlah Pembelian Unit Barang LPDP Per 31 Desember 2014 No. Nama barang Unit 1 PC 9 2 PC Server 1 3 Server 1 4 Printer NonPortable 2 5 Printer Portable 3 6 Voice PABX External Memory 1 7 LED TV Besar 1 8 LED TV Kecil 1 9 Kamera DSLR 2 10 Mini Desktop 4 11 Scanner Portable 5 12 LCD Projector Portable 2 13 Screen LCD Authomatic 2 14 Mesin Penghancur Kertas 3 15 Dispenser 3 Total Belanja Modal 40 Jumlah pegawai LPDP terdapat 82 orang. Pada beberapa tahun ke depan juga sangat dimungkinkan akan terjadi penambahan pegawai. Oleh karena itu, LPDP berencana mengajukan penambahan area kerja bagi pegawai LPDP agar terbentuk lingkungan kerja yang ideal. 55

70 2 KONDISI EKSTERNAL 2.1. Kondisi Pendidikan di Indonesia Studi McKinsey Global Institute menunjukkan besarnya potensi perekonomian Indonesia dan kebutuhan tenaga kerja terdidik untuk mewujudkannya. Saat ini, Indonesia berada pada peringkat 16 perekenomian di dunia, dengan 55 juta tenaga terdidik (skilled workers). Pada tahun 2030, diperkirakan perekonomian Indonesia berada pada peringkat 7 besar dunia, dengan kebutuhan tenaga terdidik mencapai 113 juta orang. Hasil studi Mc Kinsey tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar II.17 : Potensi Masa Depan Indonesia Sumber: Mc Kinsey The Economist juga memberikan gambaran yang hampir sama untuk tahun Pada tahun 2011, Indonesia berada pada peringkat 17, akan meningkat menjadi berada pada peringkat 12 pada tahun 2025 dan akan meningkat lagi menjadi berada pada peringkat tujuh dunia. Gambar II.18 : Posisi PDB, PDB per Kapita dan Populasi Sumber : The Economist,

71 Untuk mewujudkan hal tersebut, sumber daya manusia merupakan faktor prioritas. Berdasarkan laporan yang dipublikasikan oleh World Economic Forum (WEF) terkait peringkat daya saing global tahun (the Global Competitiveness Report ), daya saing Indonesia naik 12 peringkat dari 50 pada menjadi 38 pada dari 148 negara. Indonesia kini semakin memiliki daya tarik yang besar bagi investasi asing. Kondisi ini harus dipertahankan dan dimanfaatkan, terutama dalam menjelang ASEAN Economic Community tahun 2015 nanti. Peringkat daya saing ini diukur berdasarkan beberapa faktor, termasuk kebijakan pemerintah yang mempengaruhi tingkat produktivitas dan pembangunan suatu negara. Pada tahun ini, peringkat teratas masih ditempati oleh Swiss, diikuti Singapura dan Finlandia yang masing-masing berada diurutan kedua dan ketiga. Dibandingkan negara anggota ASEAN lainnya, Indonesia termasuk cukup kompetitif. Selain Singapura, hanya Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand yang berada di atas Indonesia peringkatnya, yaitu masing-masing berada di urutan 24, 26, dan 37. Berdasarkan laporan tersebut, Indonesia masih harus terus memperbaiki beberapa permasalahan yang dapat mempengaruhi iklim usaha, antara lain tingkat korupsi, birokrasi pemerintah yang kurang efisien, infraktruktur yang belum baik, akses terhadap pembiayaan, regulasi tenaga kerja yang ketat, dan ketidakstabilan politik. Tabel II.49 : Performa Anggota ASEAN dalam GCI dari 148 negara Sumber: The Global Competitive Report , World Economic Forum Jika dilihat dari dua belas pilar pendukung Global Competitive Index pada Tabel di atas, Indonesia mempunyai kekuatan pada pilar ke-10 yakni Market Size. Pada indikator tersebut Indonesia menduduki peringkat 15. Kekuatan Indonesia berikutnya terdapat pada pilar ke-3 (Macroeconomic Environment). Indonesia menempati peringkat ke-26 pada indikator tersebut. 57

72 Kondisi sosial, budaya dan lingkungan juga mempengaruhi pembangunan pendidikan dan kebudayaan dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Jumlah penduduk yang makin tinggi menempatkan Indonesia dalam posisi yang semakin penting dalam percaturan global. Di Indonesia fenomena ini terjadi karena proses transisi demografi yang berkembang sejak beberapa tahun lalu dipercepat oleh keberhasilan kita menurunkan tingkat fertilitas, meningkatkan kualitas kesehatan dan suksesnya program-program pembangunan sejak era Orde Baru hingga sekarang. Dengan demikian Indonesia memiliki bonus demografi yang merupakan bonus atau peluang (window of opportunity) yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya. Kemudian muncul parameter yang disebut rasio ketergantungan (dependency ratio), yaitu rasio yang menunjukkan perbandingan antara kelompok usia produktif dan nonproduktif. Rasio ini sekaligus menggambarkan berapa banyak orang usia nonproduktif yang hidupnya harus ditanggung oleh kelompok usia produktif. Semakin rendah angka rasio ketergantungan suatu negara, negara tersebut semakin berpeluang mendapatkan bonus demografi sebagai modal pembangunan di masa mendatang. Hal ini dapat dilihat pada Gambar berikut. Gambar II.19 : Bonus Demografi Indonesia Sumber: Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Perkembangan Riset di Indonesia Kemampuan menguasai dan mengembangkan teknologi merupakan salah satu komponen penting dalam menentukan keberhasilan suatu negara untuk tumbuh lebih cepat dari negara-negara lain. Bagi Indonesia sebagai negara berkembang, kemampuan menguasai dan mengembangkan teknologi dapat menjadi bekal dalam upaya mengurangi ketertinggalan dari negara-negara maju. 58

73 Indeks kapasitas teknologi yang dianalisis oleh tim peneliti dari Kelompok Kerja untuk Daya Saing Indonesia (KKDSI) Universitas Gajah Mada memperlihatkan bahwa penguasaan teknologi Indonesia masih rendah. Secara keseluruhan, Indonesia hanya berada di peringkat ke-57 dari 61 negara, kalah dari negara-negara tetangga seperti Singapura yang berada di peringkat ke-13, Vietnam peringkat ke-45, Malaysia peringkat ke-46 dan Thailand di peringkat ke-51. Peringkat pertama ditempati Amerika Serikat, sedangkan peringkat ke-2 dan ke-3 masing-masing ditempati oleh Korea Selatan dan Jepang. Begitulah hasil analisis terkait penguasaan dan pengembangan teknologi di Indonesia. Demikian pula dengan kemampuan Indonesia dalam mengembangkan teknologi, indeks kapabilitas inovasi Indonesia berada di peringkat ke-56 dari 61 negara. Meski unggul dari Filipina dan Vietnam yang berada di peringkat ke-57 dan 60, namun Indonesia masih kalah jauh dari Singapura yang menempati peringkat ke-5, Thailand di peringkat ke-16 dan Malaysia yang menempati peringkat ke-31. Sementara, Finlandia menempati peringkat pertama, disusul Korea Selatan dan Swedia. Koordinator KKDSI UGM menjelaskan, indeks kapasitas teknologi merupakan sebuah indeks komposit yang terdiri atas tiga indikator, yaitu banyaknya publikasi ilmiah di jurnal-jurnal internasional per-1000 penduduk, jumlah paten yang didaftarkan oleh residen per-1000 penduduk, dan besarnya total pendapatan yang diterima dari izin pemanfaatan kekayaaan intelektual. Sedangkan indeks kapabilitas inovasi mencakup tujuh indikator yang masing-masing menunjukkan ketersediaan sumber daya manusia ahli dan intensitas riset di suatu negara, baik yang dilakukan oleh pemerintah, perguruan tinggi maupun dunia usaha. Terkait hal itu, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah serius dalam rangka meningkatkan kemampuan Indonesia dalam penguasaan dan pengembangan teknologi. Diantaranya adalah dengan menambah alokasi dana pemerintah untuk riset sekaligus memberikan insentif bagi dunia usaha untuk kegiatan riset. Data terakhir dari UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan) memperlihatkan alokasi dana pemerintah Indonesia untuk riset hanya sekitar 0,05 persen dari produk domestik bruto (PDB). Alokasi dana riset oleh perguruan tinggi hanya 0,03 persen dari PDB, sementara alokasi dana riset oleh dunia usaha nyaris mendekati nol persen dari PDB. Oleh karena itu, pemerintah perlu menata ulang pengelolaan riset di Indonesia agar lebih sinergis. Sebab bukan rahasia lagi, bila selama ini telah terjadi tumpang-tindih antarlembaga riset. Data Dewan Riset Nasional mencatat terdapat 622 lembaga riset di Indonesia, sebanyak 114 lembaga riset di perguruan tinggi negeri, 301 di perguruan tinggi swasta, 8 di Badan Usaha Milik Negara, 8 Badan Usaha Milik Swasta, 76 lembaga riset di bawah kementerian, 91 lembaga riset non-kementerian dan 24 lembaga riset pembangunan daerah. 59

74 2.3. Kerusakan Fasilitas Pendidikan di Indonesia Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di dunia berdasar data yang dikeluarkan oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR). Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dengan morfologi yang beragam dari daratan sampai pegunungan tinggi. Keragaman morfologi ini banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas pergerakan lempeng tektonik aktif di sekitar perairan Indonesia diantaranya adalah lempeng Eurasia, Australia dan lempeng Dasar Samudera Pasifik. Pergerakan lempeng-lempeng tektonik tersebut menyebabkan terbentuknya jalur gempa bumi, rangkaian gunung api aktif serta patahan-patahan geologi yang merupakan zona rawan bencana gempa bumi dan tanah longsor. Kerusakan fasilitas pendidikan di Indonesia yang disebabkan bencana alam menunjukkan angka yang cukup memprihatinkan. Sebaran kerusakan fasilitas pendidikan pada tiap-tiap provinsi dapat disajikan dalam Tabel berikut. Tabel II.50 : Data Kerusakan Fasilitas Pendidikan Akibat Bencana Alam pada Tiap-Tiap Provinsi di Indonesia dari Januari 2009 hingga Maret 2014 No. Provinsi Jumlah 1 Bali 32 2 Bangka-Belitung 1 3 Banten 13 4 Di Yogyakarta Dki Jakarta 6 6 Gorontalo 16 7 Jambi Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Utara 2 16 Kepulauan Riau 6 17 Lampung Maluku Maluku Utara 7 20 Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Papua Papua Barat Pemerintah Aceh Riau Sulawesi Barat 9 27 Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara Sumatera Barat Sumatera Selatan Sumatera Utara 62 Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana 60

75 Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel di atas, dalam kurun waktu lima tahun terakhir dapat dilihat bahwa jumlah kerusakan fasilitas pendidikan akibat bencana alam yang terbesar terdapat pada provinsi Jawa Barat (5.807). Kemudian secara berturut-turut jumlah kerusakan cukup besar terjadi pada provinsi Sumatera Barat (4.760) dan provinsi Aceh (1.642) Kondisi Ekonomi Makro Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan data yang dirilis Bank Dunia pada Desember 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 diprediksikan hanya akan mencapai 5,2 persen. Angka ini lebih rendah dari perkiraan yang dikeluarkan bulan Juli 2014, yaitu 5,6 persen. Menurunnya angka prediksi disebabkan oleh melemahnya pertumbuhan investasi dan ekspor. Melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia ikut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang juga akan berakibat pada melemahnya harga-harga barang sejumlah komoditas Indonesia sehingga berdampak pada berkurangnya peluangpeluang baru. Namun demikian, estimasi angka ini dapat naik apabila investasi di tahun 2015 melampaui ekspektasi. Selain itu pertumbuhan konsumsi masyarakat yang diperkirakan masih cukup tinggi akan turut pula menopang pertumbuhan ekonomi. Jika pemerintah menambahnya dengan penguatan pondasi ekonomi dan penguatan iklim investasi, diperkirakan laju pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi dan lebih cepat. Bank Pembangunan Asia (ADB) meramalkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 sebesar 5,8 persen. Rendahnya pertumbuhan ekonomi ini didorong penurunan ekspor akibat adanya larangan ekspor bijih minel mentah dan kondisi moneter yang lebih ketat. Perbaikan iklim investasi dan birokrasi serta percepatan pembangunan infrastruktur diharapkan akan mampu menambah pertumbuhan ekonomi sebesar 0,5 persen pada tahun Ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2014 diasumsikan hanya tumbuh sebesar 4,9% (yoy), melemah dibanding pertumbuhan triwulan III yang sebesar 5,01%. Namun begitu Bank Indonesia memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun 2015 berada di kisaran 5,4 sampai 5,8 persen. BI menilai tahun 2014 tergolong sangat dinamis dengan adanya perhelatan politik yang cukup panjang hingga terjadinya inflasi tinggi akibat pemotongan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Namun begitu kinerja perekonomian Indonesia masih cukup baik dengan stabilitas makroekonomi yang terjaga sehingga kedepannya ekonomi domestik diperkirakan masih tetap tumbuh dengan baik walaupun diperkirakan melambat sejalan dengan perlambatan ekonomi global dan kebijakan stabilisasi ekonomi nasional. Dalam Nota Keuangan RAPBN 2015 disebutkan bahwa sebagai dampak dari melambatnya perekonomian global, pertumbuhan ekonomi di sebagian besar negara emerging economies, termasuk Indonesia, mulai menunjukkan perlambatan sejak tahun Selain itu kebijakan pengurangan stimulus moneter atau tapering off oleh Bank Sentral Amerika Serikat, mengakibatkan gejolak yang amat tajam di sektor keuangan di 61

76 banyak negara emerging economies, termasuk India, Turki, Brazil, Afrika Selatan dan juga Indonesia Inflasi Sasaran inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk periode , masing-masing sebesar 4,5%, 4,5%, dan 4% masing-masing dengan deviasi ±1%. Berdasarkan data Bank Indonesia, inflasi 2014 tercatat 8,36% (yoy), jauh berada diatas sasaran inflasi yang telah ditetapkan 4,5±1% walaupun lebih rendah dari tahun 2013 yang sebesar 8,38%. Tingginya tingkat inflasi ini disebabkan salah satunya akibat dampak langsung maupun dampak lanjutan kenaikan harga BBM bersubsidi. Dampak negatif ini diperkirakan bersifat sementara. Dengan kebijakan pemotongan subsidi BBM tersebut, Pemerintah bisa menghemat anggaran lebih dari Rp 100 triliun pada 2015, bila tidak terkikis oleh depresiasi kurs rupiah ataupun perubahan harga minyak dunia. Melihat prognosa yang cukup baik ini dan mengingat inflasi inti 2014 tetap terkendali sesuai sasaran (4,93% (yoy)), dengan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menjamin pasokan serta lancarnya arus distribusi kebutuhan bahan pokok, Pemerintah memperkirakan laju inflasi dapat dikendalikan pada tingkat 4,4% (empat koma empat persen).ekonomi pada 2014, diperkirakan mendekati batas bawah kisaran 5,8-6,2% sejalan proses konsolidasi ekonomi domestik menuju ke kondisi yang lebih seimbang. Gambar II.20 Tingkat Inflasi 2014 Sumber: Bank Indonesia Nilai Tukar Neraca perdagangan dan neraca pembayaran sering menjadi faktor yang dapat mendorong naik atau turunnya kurs mata uang suatu negara. Kenaikan atau surplus dari neraca perdagangan dan neraca pembayaran akan diinterpretasikan sebagai indikasi awal kemungkinan terjadinya apresiasi suatu mata uang. Sebaliknya penurunan 62

77 atau defisit neraca perdagangan dan neraca pembayaran akan diterjemahkan sebagai indikasi awalnya terjadi depresiasi mata uang suatu negara. Pada triwulan III tahun 2014 Bank Indonesia mencatat NPI (Neraca Pembayaran Indonesia) menunjukkan kinerja yang semakin baik yang ditunjang defisit transaksi berjalan yang lebih rendah dari kuartal sebelumnya sejalan dengan proses penyesuaian ekonomi ke arah yang lebih seimbang dan berkesinambungan. Adanya kondisi tersebut, BI meyakini kinerja NPI akan semakin sehat sejalan dengan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang ditempuh BI, serta langkah reformasi struktural yang akan ditempuh Pemerintah, termasuk di sektor migas. Disisi lain, dalam data ekonomi Indonesia yang dirilis pada Januari 2015 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) neraca perdagangan November 2014 mengalami defisit 420 juta dolar AS atau lebih buruk dari prediksi surplus 150 juta dolar AS dan publikasi November yang mengalami surplus 20 juta dolar AS seiring tajamnya kejatuhan ekspor. Kondisi ini dinilai sudah cukup menekan nilai Rupiah menjadi Rp dibandingkan sebelumnya Rp per dolar AS (per 5 Januari 2015). Namun adanya kebijakan yang dinilai mampu menyelaraskan praktik umum kegiatan usaha di dalam negeri serta upaya mendorong pembangunan infrastruktur melalui penyempurnaan Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/21/PBI/2014 tanggal 29 Desember 2014 tentang Penerapan Prinsip Kehati-hatian dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Nonbank dan Surat Edaran Ekstern Nomor 16/24/DKEM tanggal 30 Desember 2014 perihal Penerapan Prinsip Kehati-hatian dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Nonbank, diharapkan mampu menjaga rupiah tidak tertekan lebih dalam Kinerja Perbankan Bank Indonesia (BI) kembali memutuskan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate) di level 7,75% walaupun Pemerintah berniat menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). BI rate bertahan 7,75% sejak November Suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing tetap pada level 8% dan 5,75%. Konsistensi tingkat acuan suku bunga tersebut diharapkan dapat menekan inflasi jangka pendek dan mendukung transaksi berjalan yang lebih sehat sehingga pada akhirnya akan berdampak pada sasaran inflasi di angka 4 persen plus minus 1 persen. Hasil Survei Perbankan triwulan IV 2014 mengindikasikan menguatnya pertumbuhan kredit baru. Hal itu tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) hasil Survei Perbankan triwulan IV 2014 sebesar 84,0%, lebih tinggi dari 75,3% pada triwulan sebelumnya. 63

78 Gambar II.21 Grafik Pertumbuhan Kredit Baru Sumber: Bank Indonesia Survei menunjukkan peningkatan tersebut bersumber dari membaiknya prospek nasabah dan meningkatnya permintaan kredit, terutama kredit investasi. Untuk kredit modal kerja dan kredit konsumsi, trennya masih melambat. Peningkatan permintaan kredit baru terutama terjadi pada sektor konstruksi sejalan dengan semakin banyaknya proyek pembangunan baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Pada triwulan I 2015, responden survei memperkirakan adanya perlambatan pertumbuhan kredit baru yang diiringi dengan masih rendahnya kebutuhan pembiayaan dari nasabah. Suku bunga kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi pada triwulan I 2015 diperkirakan mengalami kenaikan masing-masing menjadi 13,6%, 13,46%, 15,61%. Pertumbuhan kredit tahun 2015 diperkirakan naik menjadi 15,7%, lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan kredit tahun 2014 sebesar 11,9%. Dalam pandangan responden, pertumbuhan ini didorong oleh asumsi kondisi ekonomi 2015 yang lebih baik dari tahun Namun demikian, tingginya suku bunga dan resiko penyaluran kredit kenaikan suku bunga kredit dapat menjadi penghambat laju pertumbuhan kredit Kinerja Pasar Keuangan Pada perdagangan terakhir di tahun 2014, IHSG ditutup menguat ke level 5.226,95 atau naik 22,3% dibandingkan penutupan tahun lalu. Sepanjang tahun 2014, IHSG mencatatkan nilai tertinggi pada tanggal 8 September 2014 di level 5.246,483 dan titik terendah pada tanggal 7 Januari 2014 di level 4.175,806. Sepanjang tahun 2014, dibandingkan dengan bursa-bursa utama di kawasan regional dan dunia, kinerja IHSG tercatat sebagai yang tertinggi keempat dengan pertumbuhan sebesar 22,3% dibawah Tiongkok (52,9%), India (29,9%), dan Filipina 64

79 (22,8%). Nilai kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) di pasar modal Indonesia menembus $414,29 miliar per 24 Desember Pencapaian market cap ini naik dibandingkan periode yang sama tahun 2013, senilai $345,54 miliar. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator pasar modal meyakini kinerja pasar modal Indonesia akan naik di tahun Walaupun diprediksi akan terjadi perlambatan ekonomi dan adanya rencana The Fed menaikkan suku bunga, kebijakan fiskal dan moneter yang dikeluarkan pemerintah dan Bank Indonesia diyakini akan mendorong pergerakan positif seluruh indikator makroekonomi di

80 BAB III RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN TAHUN ASUMSI 1.1. Asumsi Makro Beberapa asumsi yang diperkirakan akan mempengaruhi terhadap pengelolaan DPPN antara lain pertumbuhan ekonomi, inflasi dan nilai tukar. Dalam penyusunan RBA ini, asumsi yang digunakan adalah perubahan asumsi APBN-P 2015, sebagai berikut: Pertumbuhan ekonomi ditetapkan 5,7%, lebih tinggi dibandingkan dengan asumsi APBNP 2014 sebesar 5,5%. Inflasi sebesar 5,0%, lebih rendah dibandingkan dengan asumsi APBNP 2014 yang besarnya 5,3%. Nilai tukar rupiah sebesar Rp12.200, lebih tinggi dibandingkan dengan asumsi APBNP 2014 yang besarnya Rp Suku bunga SPN 3 Bulan sebesar 6,2% 1.2. Asumsi Mikro Asumsi Volume Layanan Layanan Pengembangan Dana (Investasi) 1) Asumsi Tarif Tarif LPDP terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu tarif yang dikenakan atas penyaluran dana/penggunaan atas hasil pengelolaan DPPN (Penggunaan PNBP untuk Layanan Beasiswa serta Bantuan Dana Riset dan Penghargaan Hasil Karya Riset) dan tarif pengembangan dana (investasi). Pada tahun 2015, dalam melaksanakan penyaluran dana, LPDP mengenakan tarif sebesar 0%. Sementara itu untuk pengembangan dana, tarif yang digunakan dalam perhitungan pendapatan pengelolaan DPPN pada tahun 2015 adalah Inflation Rate + 3 untuk deposito dan Inflation Rate + 2 untuk obligasi. Sehingga dengan menggunakan asumsi tingkat inflasi menurut asumsi APBN-P 2015, expected return untuk deposito sebesar 7,4% dan expected return untuk obligasi sebesar 6,4%. 2) Asumsi Portofolio Investasi Dalam rangka pengembangan dana, LPDP telah membuat suatu kebijakan investasi yang dituangkan dalam Investment Guidelines. Di dalam Investment Guidelines, LPDP mendefinisikan prinsip-prinsip investasi, proporsi portofolio investasi, sekaligus asumsi tingkat pengembalian yang diharapkan (tarif pengembangan dana). Adapun proporsi portofolio investasi dan asumsi tingkat pengembalian yang diharapkan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: 66

81 Tabel III.1 Asumsi Tingkat Pengembalian Tahun 2015 Instrumen Tingkat Pengembalian yang Diharapkan (expected return) Deposito Inflation Rate + 3 % Obligasi Inflation Rate + 2 % Penentuan tingkat pengembalian yang diharapkan tersebut terkait dengan prinsip kehati-hatian (prudent) yang diterapkan oleh LPDP dengan pertimbangan dana yang dikelola LPDP adalah Endowment Fund dan Dana Cadangan Pendidikan yang merupakan dana abadi. Oleh karena itu, LPDP menjalankan prinsip kehati-hatian demi menjaga kestabilan nominal dana abadi ini. 3) Asumsi Pendapatan dan Dana Kelolaan Pada tahun 2015, diproyeksikan total PNBP sampai dengan akhir tahun sebesar Rp Total PNBP tersebut diperoleh dengan asumsi expected return untuk deposito sebesar 7,4% dan expected return untuk obligasi sebesar 6,4%. Total PNBP ini juga menggunakan asumsi total DPPN sampai dengan akhir tahun 2015 sebesar Rp Total DPPN ini berasal dari akumulasi DPPN tahun ditambah dengan penambahan pokok DPPN sebesar 10% dari total PNBP tahun DPPN yang akan dikelola oleh LPDP pada awal tahun 2014 adalah sebesar Rp Pada tahun 2014, LPDP tidak memperoleh DPPN dari APBN, sehingga dana yang dikelola adalah saldo tahun 2013 sebesar Rp Dari pengelolaan dana tersebut diharapkan diperoleh pendapatan sebesar Rp ,00 Sebesar 10% dari pendapatan tersebut atau sekitar Rp ,00 dimasukkan ke DPPN, sehingga DPPN menjadi Rp pada akhir Dengan asumsi penambahan DPPN tahun 2015 sebesar Rp0, maka total DPPN sampai dengan akhir tahun 2015 sebesar Rp Tabel III.2 DPPN dan Pendapatan (Dalam Jutaan Rupiah) DPPN Tahun Tambahan Pendapatan Dari APBN dari Kumulatif Pendapatan 2012 (saldo ) *) *) *) *) *) *) asumsi tahun

82 Layanan Beasiswa Pada tahun 2015, direncanakan dapat disalurkan beasiswa sebanyak orang. Target penyaluran tersebut sudah termasuk jumlah penerima beasiswa afirmasi. Total penyaluran dana beasiswa adalah Rp yang terdiri atas biaya program kepemimpinan sebesar Rp dan pelaksanaan penyaluran dana beasiswa sebesar Rp dengan perincian untuk setiap program adalah sebagai berikut: Tabel III.3. Rencana Penyaluran Dana Beasiswa Tahun Anggaran 2015 Tahun In take Tingkat Σ Awardee Jumlah A. BEASISWA Magister DN Angkatan 2013 sem 1 Magister LN Doktor DN Doktor LN Magister DN Magister LN Angkatan 2013 sem 2 Doktor DN Doktor LN Afirmasi Magister DN Magister LN Angkatan 2014 sem 1 Doktor DN Doktor LN Afirmasi Magister DN Magister LN Angkatan 2014 sem 2 Doktor DN Doktor LN Afirmasi Magister DN Magister LN Doktor DN Angkatan 2015 sem 1 Doktor LN Afirmasi Tesis DN &LN Disertasi DN & LN Magister DN Magister LN Doktor DN Angkatan 2015 sem 2 Doktor LN Afirmasi Tesis DN &LN Disertasi DN & LN SUBTOTAL B. INSENTIF PERGURUAN TINGGI C. PERSIAPAN KEBERANGKATAN TOTAL PENYALURAN DANA BEASISWA

83 Penerima beasiswa sebanyak 438 orang merupakan penerimaan pada tahun Angkatan 2013 pada semester 1 telah mulai dibayar pada tahun Kemudian, angkatan 2013 pada semester 2 mulai dibayar pada tahun Sedangkan target sebanyak orang merupakan gabungan antara angkatan 2014 semester 1 yang akan dibayar pada tahun anggaran 2014 dan penerimaan angkatan 2014 semester 2 yang akan dibayar pada tahun anggaran Tabel III.4. Target Jumlah Penerima Beasiswa Tahun 2015 No Uraian Penerima an Tahun 2013 (Mulai Dibayar 2013) Penerima an Tahun 2013 (Mulai Dibayar 2014) Penerima an Tahun 2014 (Mulai Dibayar 2014) Penerima an Tahun 2014 (Mulai Dibayar 2015) Penerima an Tahun 2015 (Mulai Dibayar 2015) Penerima an Tahun 2015 (Mulai Dibayar 2015) 1 Magister DN Magister LN Doktor DN Doktor LN Afirmasi Tesis DN &LN Disertasi DN & LN SUBTOTAL Insentif Peringkat Kampus JUMLAH Layanan Pendanaan Riset Pada tahun 2014, target dan pagu pendanaan riset adalah sebesar Rp untuk 21 proposal dan analisisnya telah dilaksanakan tahun Pada tahun 2015, pendanaan riset yang dibayarkan ditargetkan sebesar Rp untuk 30 proposal. Dari 243 peserta Seleksi Desk Evaluation tersebut, sebanyak 46 proposal lolos sampai ke tahap Paparan. Dari 46 proposal pada tahap Paparan, terbanyak adalah pada fokus Tata Kelola, sebanyak 9 proposal atau 3.2%. Rincian peserta Paparan riset Dengan pelaksanaan sosialisasi yang intensif dan terarah, diharapkan proposal riset yang diterima LPDP tahun 2015 lebih banyak dibandingkan dengan tahun Perkembangan target dan realisasi layanan pendanaan riset dapat dilihat dalam tabel berikut: 69

84 Tabel III.5. Perkembangan Target dan Realisasi Penyaluran Pendanaan Riset No Uraian Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun Target 28 proposal 21 proposal 30 proposal 2 Realisasi 5 proposal 8 propsoal 2 proposal Layanan Pendanaan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Pada tahun 2015, LPDP telah melakukan 3 (tiga) penandatangan kontrak pendanaan rehabilitasi fasilitas pendidikan dengan pada 3 (tiga) kabupaten/kota, dengan nilai total kontrak mencapai Rp Namun, nilai kontrak yang diestimasikan dapat terselesikana pada akhir tahun 2015 hanya sebesar Rp berupa pekerjaan jasa perencanaan saja. Kontrak rehabilitasi fasilitas pendidikan tersebut akan dilanjutkan pada tahun Perkembangan target dan realisasi layanan pendanaan rehabilitasi fasilitas pendidikan dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel III.6. Perkembangan Target dan Realisasi Penyaluran Pendanaan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan No Uraian Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun Target 45 Milyar 10 Milyar 15 Milyar 2 Realisasi - 1,9 Milyar 0,18 Milyar Pengembangan Pelayanan Baru Pada tahun 2015, telah dilaksanakan tujuh program layanan, yaitu Beasiswa Pendidikan Indonesia, Beasiswa Afirmasi, Beasiswa Presiden Republik Indonesia, Beasiswa Pendidikan Dokter Spesialis, pendanaan riset, riset afirmasi, dan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak karena bencana alam. Selanjutnya, pada tahun ini juga direncanakan dilaksanakan program penganugerahan Penghargaan Hasil Karya Riset dan pembentukan Talent Management bagi alumni beasiswa LPDP Penghargaan Hasil Karya Riset Penghargaan Hasil Karya Riset ditujukan untuk hal yang sama sebagaimana Bantuan Dana Riset. Hanya saja Penghargaan Hasil Karya Riset diberikan atas hasil-hasil publikasi ilmiah internasional dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh LPDP dan juga hasil riset yang telah diimplementasikan dan sudah dirasakan kemanfaatannya oleh industri, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), pemerintah daerah atau masyarakat untuk peningkatan efisiensi produksi, kesejahteraan masyarakat atau perbaikan tata kelola instansi pemerintah dan swasta. Hadiah atas penghargaan publikasi ilmiah internasional yang diberikan untuk setiap publikasi sebesar Rp ,00, dengan kriteria penerima sebagai berikut: 70

85 1. Jurnal yang didaftar terindeks oleh scopus atau thomson reuters dengan IF Artikel diajukan telah diterima (accepted) oleh jurnal 3. Artikel bukanlah bagian dari thesis dan disertasi 4. Artikel ditulis dalam bahasa PBB (Inggris, Spanyol, Perancis, Cina, Rusia, dan Arab) 5. Penulis dapat mengajukan lebih dari satu artikel, tetapi hanya satu artikel yang akan mendapatkan penghargaan di tahun yang sama. Untuk penghargaan hasil karya riset, penghargaan ini diberikan dalam 4 kategori, yaitu: 1. Ilmuwan/peneliti profesional (Scientist) 2. Masyarakat (Grassroot Scientist) 3. Peneliti muda (Young Scientist) 4. Industri Hadiah yang diberikan untuk setiap kategori adalah sebagai berikut: 1. Ilmuwan/peneliti profesional (Scientist) a. Juara 1: Rp & sertifikat b. Juara 2: Rp & sertifikat c. Juara 3: Rp & sertifikat 2. Masyarakat (Grassroot Scientist) a. Juara 1: Rp & sertifikat b. Juara 2: Rp & sertifikat c. Juara 3: Rp & sertifikat 3. Peneliti muda (Young Scientist) a. Juara 1: Rp & sertifikat b. Juara 2: Rp & sertifikat c. Juara 3: Rp & sertifikat 4. Industri a. Juara 1: Rp & sertifikat b. Juara 2: Rp & sertifikat c. Juara 3: Rp & sertifikat Seleksi penghargaan hasil karya riset melewati 4 tahap, yaitu: 1. Tahap 1: Administrasi 2. Tahap 2: Penilaian Berkas 3. Tahap 3: Presentasi Pembentukan Talent Management Beasiswa LPDP ditujukan untuk menyiapkan pemimpin masa depan. Sebagai konsekuensi dari tujuan tersebut, LPDP harus menyiapkan infrastruktur yang bisa 71

86 menjembatani mahasiswa untuk menjadi pemimpin masa depan, baik pemimpin pada institusi publik, swasta maupun masyarakat. Karena itu, mulai tahun 2014, mengembangkan talent management dan diharapkan akan bisa mulai berjalan pada tahun Model talent management yang dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar III.1 Model Talent Management Alumni Beasiswa Talent pool management LPDP dikembangkan untuk alumni penerima beasiswa LPDP, baik beasiswa BPI, BPRI maupun program afirmatif. Secara garis besar, talent management pool tersebut diarahkan menjadi dua program, yaitu program penyaluran dan program pengembangan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberdayakan alumni (khususnya freshgraduate) di berbagai bidang pembangunan Indonesia. Bentuk program ini antara lain: 1. Jobfair Alumni Beasiswa LPDP; 2. Penyediaan database alumni bagi institusi mitra LPDP Bertujuan untuk mengembangkan potensi alumni baik yang sudah maupun yang belum bekerja. Bentuk program ini antara lain: 1. Program magang 2. Seminar 3. Mentorship 4. Studi lanjutan (S3 untuk alumni magister dan post-doctoral untuk alumni doktor) Keuangan Standar Biaya Beasiswa Asumsi standar biaya penyaluran dana beasiswa tahun 2015 adalah dengan menggunakan rekapitulasi realisasi penyaluran dana beasiswa tahun 2014 baik dalam dan luar negeri, sehingga diperoleh data sebagai berikut: 72

87 No Uraian Tabel III.7 Standar Biaya Beasiswa Tahun 2015 Penerimaan Tahun 2013 (Mulai Dibayar 2013) Penerimaan Tahun 2013 (Mulai Dibayar 2014) Penerimaan Tahun 2014 (Mulai Dibayar 2014) Penerimaan Tahun 2014 (Mulai Dibayar 2015) Penerimaan Tahun 2015 (Mulai Dibayar 2015) 1 Magister DN Magister LN Doktor DN Doktor LN Afirmasi Tesis DN - LN Disertasi DN - LN Perhitungan unit cost beasiswa yang digunakan mengacu pada Peraturan Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Nomor PER-04/LPDP/2014 tanggal 28 Februari 2014 tentang Standar Biaya Beasiswa Pendidikan Indonesia Program Magister dan Doktor Dalam Negeri dan Luar Negeri Lembaga Pengelola Dana Pendidikan yang mengatur besaran komponen beasiswa sebagai berikut: Tabel III.8 Komponen Biaya Beasiswa Tahun 2015 No. Komponen Biaya Keterangan DANA PENDIDIKAN a. Dana Pendaftaran At cost b. Dana SPP (tuition fee) At cost c. Dana Tunjangan Buku Rp ,00 d. Dana Bantuan Penelitian dan Ujian Rp ,00 1) Tesis 1 2) Disertasi Rp ,00 e. Dana Bantuan Seminar Internasional At cost f. Dana Bantuan Publikasi Jurnal Internasional 1) Dalam Negeri 2) Luar Negeri At cost Rp ,00 Rp ,00 2 BIAYA PENDUKUNG a. Dana Transportasi b. Dana Aplikasi Visa c. Dana Asuransi Kesehatan 1) Dalam Negeri 2) Luar Negeri d. Dana Hidup Bulanan e. Dana Kedatangan f. Dana Keadaan Darurat (Force Majeur) g. Tunjangan Keluarga h. Insentif Universitas At cost At cost Rp ,00 Rp ,00 Sesuai Negara Tujuan Sesuai Negara Tujuan At cost Sesuai Negara Tujuan Rp ,00 Besaran komponen unit cost beasiswa sebagaimana tercantum dalam RKA-K/L tahun 2015 dihitung dengan metode rata rata (average) terhadap realisasi penyaluran dana beasiswa TA dengan rincian sebagai berikut: 73

88 Tabel III.9 Biaya Beasiswa Semester Pertama (Semester 1) Program Magister Program Doktor No. Komponen Biaya Dalam Dalam Luar Negeri Luar Negeri Negeri Negeri (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 1 Dana Pendaftaran Dana SPP Dana Tunjangan Buku Dana Transportasi Dana Aplikasi Visa Dana Asuransi Kesehatan Dana Hidup Bulanan Dana Kedatangan Dana Bantuan Publikasi Jurnal / Seminar Dana Bantuan Penelitian TOTAL Tabel III.10 Biaya Beasiswa Semester Tengah (Semester 2 3 untuk Program Magister dan Semester 2 7 untuk Program Doktor) No. Komponen Biaya Program Magister Dalam Negeri (Rp) Luar Negeri (Rp) Program Doktor Dalam Negeri (Rp) 1 Dana Pendaftaran Dana SPP Dana Tunjangan Buku Dana Transportasi Dana Aplikasi Visa Dana Asuransi Kesehatan Dana Hidup Bulanan Dana Kedatangan Dana Bantuan Publikasi Jurnal / Seminar Dana Bantuan Penelitian Luar Negeri (Rp) TOTAL

89 Tabel III.11 Biaya Beasiswa Semester Akhir (Semester 4 untuk Program Magister dan Semester 8 untuk Program Doktor) Program Magister Program Doktor No Komponen Biaya Dalam Negeri (Rp) Luar Negeri (Rp) Dalam Negeri (Rp) Luar Negeri (Rp) 1 Dana Pendaftaran Dana SPP Dana Tunjangan Buku Dana Transportasi Dana Aplikasi Visa Dana Asuransi Kesehatan Dana Hidup Bulanan Dana Kedatangan Dana Bantuan Publikasi Jurnal / Seminar Dana Bantuan Penelitian TOTAL Tabel III.12 Jumlah Mahasiswa Penerima Beasiswa yang dibiayai dengan Anggaran Tahun 2015 Program Layanan Beasiswa Penerima Beasiswa 2013 Penerima Beasiswa 2014 Penerima Beasiswa 2015 Magister DN Magister LN Doktor DN Doktor LN Afirmasi Tesis DN &LN 51 Disertasi DN & LN 22 Sub Total Grand Total

90 Angkatan 2013 sem 1 Angkatan 2013 sem 2 Angkatan 2014 sem 1 Angkatan 2014 sem 2 Angkatan 2015 sem 1 Angkatan 2015 sem 2 Tahun In take Tabel III.13 Akumulasi Biaya Beasiswa Tahun 2015 Σ mahasiswa Unit Cost 2015 Biaya TA 2015 TA 2015 TA 2015 Sem 1 Sem 2 Sem 1 Sem 2 Sem 1 Sem 2 Magister DN Magister LN Doktor DN Doktor LN Afirmasi Tesis DN &LN Disertasi DN & LN Magister DN Magister LN Doktor DN Doktor LN Afirmasi Tesis DN &LN Disertasi DN & LN Magister DN Magister LN Doktor DN Doktor LN Afirmasi Tesis DN &LN Disertasi DN & LN Magister DN Magister LN Doktor DN Doktor LN Afirmasi Tesis DN &LN Disertasi DN & LN Magister DN Magister LN Doktor DN Doktor LN Afirmasi Tesis DN &LN Disertasi DN & LN Magister DN Magister LN Doktor DN Doktor LN Afirmasi Tesis DN &LN Disertasi DN & LN Total per Semester ,282,015,400,000 Komponen biaya pada semester awal terdiri dari registration fee, admission fee, application fee, transportation fee, application visa fee / visa, settlement allowance (dana kedatangan), tuition fee, book allowance, dan living allowance insurance. Sedangkan 76

91 pembayaran mulai semester kedua adalah tuition fee, book allowance, living allowance dan insurance Alokasi Dana untuk Layanan dan Operasional Sesuai dengan arahan Dewan Pengawas, dalam penyusunan RBA tahun 2015, acuan pengalokasian anggaran untuk layanan dan operasional adalah anggaran operasional langsung (direct cost) dan operasional tidak langsung (indirect cost), masing-masing tidak lebih dari 5% dari total anggaran Sistem Akuntansi Kebijakan akuntansi yang direncanakan untuk dilaksanakan oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mengacu kepada dua peraturan umum penyusunan kebijakan akuntansi untuk Badan Layanan Umum (BLU), yaitu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 76 tahun 2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum. Secara umum kebijakan akuntansi LPDP mengacu pada peraturan tersebut di atas, yang mengatur hal-hal sebagai berikut: 1) Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan meliputi: kemandirian entitias, kesinambungan entitas (going Concern), keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement). 2) Periode pelaporan, terhitung sejak tanggal 1 Januari dan berakhir 31 Desember. 3) Karakteristik Kualitatif dan Kendala Pelaporan yang harus dipenuhi agar laporan keuangan pemerintah agar dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki. 4) Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan a) Basis Akuntansi. b) Prinsip Nilai Historis (Historical Cost). c) Prinsip Realisasi (Realization). d) Prinsip Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance Over Form). e) Prinsip Periodisitas (Accounting Period). f) Prinsip Konsistensi (Consistency). g) Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure). h) Prinsip Penyajian Wajar (Fair Presentation). i) Prinsip Kehati-hatian (Conservatism). Kebijakan Pencatatan dan Pengukuran 5) Kebijakan Pencatatan dan Pengakuan a) Kebijakan Pengakuan Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa agar dapat diakui/dicatat b) Kebijakan Pengukuran Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan (historical value). 77

92 Sumber Daya Manusia Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi LPDP, pada tahun 2015, diperkirakan diperlukan sumber daya manusia sebanyak 84 orang. Jumlah tersebut diharapkan sudah bisa mendukung semua fungsi termasuk fungsi kepatuhan, manajemen risiko, customer service, corporate secretary. Agar semua fungsi LPDP dapat berjalan sebagaimana mestinya, perlu didukung kualitas SDM yang memadai. Karena itu, pada tahun 2015, disusun rencana pelatihan yang diharapkan dapat meningkatkan hard dan soft competency SDM sesuai dengan kebutuhan setiap unit dalam LPDP. Rencana pelatihan tahun 2015 sebagai berikut: Tabel III.14 Rencana Pelatihan Pegawai Tahun 2015 No Nama Pelatihan / Kegiatan Jenis Training 1 Pelatihan Bahasa Inggris Public Training 2 Effective Presentation Skill Public Training 3 Advanced Service Excellence Public Training / Inhouse Training (Kantor) 4 Supervisory Development Program Public Training 5 Pelatihan Legal Drafting Lanjutan 1 Inhouse / Konsinyering 6 Pelatihan Financial Analys Public Training 7 Pelatihan dan Sertifikasi Balance Scorecard Public Training 8 Pelatihan Internal Audit Public Training 9 Pelatihan Risk Management Public Training 10 Certified General Affair Programs Public Training 11 Vehicle Database Management System (VDMS) Public Training 12 Management for Profesional Secretary Public Training 13 Company Strategic Planning Training Public Training 14 Pelatihan IT Business Process Public Training 15 Pelatihan Project Management Public Training 16 Pelatihan dan Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa Inhouse / Konsinyering 17 Pelatihan Protokoler Inhouse / Konsinyering 18 Pelatihan Coaching and Counceling Inhouse / Konsinyering 19 Pelatihan Microsoft Excel Advanced Inhouse / Kantor 20 Pelatihan Microsoft Power Point Advance Inhouse / Kantor 21 Pembinaan Mental Pegawai Inhouse / Kantor 22 Pelatihan Penyegaran 5R Inhouse / Kantor 23 Capacity Building Nilai dan Budaya Kerja LPDP Outbond 24 The Professional Director Program (PDP) Public Training 25 Agent of Change Development Program Training Inhouse / Konsinyering 26 Young Manager's Program Training Public Training 27 Pendidikan Dasar Penilai Aset (Properti) tingkat 2 Public Training 28 Project Procurement and Risk Management Public Training 29 Owner's Estimate Public Training 30 Feasibility Study Public Training 78

93 T T T T Kelembagaan Pada tahun 2014, diharapkan seluruh kelengkapan peraturan dalam bentuk Peraturan Presiden, Peraturan Menteri Keuangan dan Keputusan Menteri Keuangan telah diselesaikan. Karena itu, pada tahun 2015, peningkatan kapasitas kelembagaan lebih diarahkan pada penyusunan/perbaikan peraturan yang menjadi amanah Peraturan Presiden yang telah disusun tahun Di samping itu, peningkatan kelembagaan diarahkan juga pada optimalisasi semua fungsi yang dilaksanakan LPDP, dengan penyusunan/perbaikan SOP/pedoman/ petunjuk teknis terutama untuk fungsi-fungsi yang baru ditetapkan pada tahun Tabel Peraturan/Perjanjian/SOP yang Telah Diterbitkan LPDP Jenis Produk Hukum Perdirut Perjanjian Surat Edaran SOP Beasiswa Riset Rehab Investasi 2 2 Kerjasama DN Kerjasama LN Keuangan Umum dan Organisasi SDM Data dan Sistem Informasi Pada tahun 2015, pengembangan teknologi dan informasi komunikasi diarahkan untuk melanjutkan inisiatif strategis yang telah dilaksanakan tahun Inisiatif strategis pengembangan teknologi dan informasi komunikasi tahun 2015 adalah sebagai berikut. 79

94 Gambar III.2 Inisiatif Strategis Pengembangan Teknologi dan Informasi Komunikasi tahun 2015 Pada tahun 2015, direncanakan telah diselesaikan beberapa inisitif taktis, baik pada Common System Layer, Core System Layer, Data & Decision Support System Layer, dan Service Management Layer untuk menunjang pelaksanaan berbagi fungsi LPDP sebagai berikut. Uraian Tabel III.16 Jumlah Inisiatif Taktis Tahun 2015 System Jumlah Data / Pekerjaan Human Resource Information System 3 Enterprise Resource Planning 6 Common System Layer Collaboration & Document Management System 5 General Affairs 1 Governance & Risk Assurance 3 Customer Relationship Management 4 Scholarship Funding Management System 0 Core System Layer Research Funding Management System 4 Investment & Fundraising Management System 3 Data & Decision Support System Layer Service Management Layer Reporting 4 Analytics 0 Database, Data Warehouse, & Datamart 9 IT Service Management 5 80

95 Peralatan dan Fasilitas Pada tahun 2015 direncanakan akan dilaksanakan belanja modal sebagai berikut: Tabel III.17 Rencana Pelaksanaan Belanja Modal Tahun 2015 No. Output Nama Barang Volume Harga Satuan Total Biaya PC 5 Unit Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Laptop 5 Unit Printer Nonportable 2 Unit Printer Portable 3 Unit Meja Kantor 5 Unit Kursi 5 Unit Filling Cabinet 1 Unit TOTAL 26 Unit TARGET KINERJA TAHUN Tujuan, Sasaran Strategis, dan Peta Strategis Tujuan Tujuan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) adalah menjamin keberlangsungan program pendidikan (endowment fund) yang bertujuan untuk menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban antar generasi, antara lain untuk beasiswa, dan dana cadangan pendidikan untuk mengantisipasi keperluan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam, yang dilakukan oleh Badan Layanan Umum (BLU) pengelola dana di bidang pendidikan Sasaran Strategis Dalam rangka mengukur pencapaian tujuan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional maka tujuan tersebut diterjemahkan dalam sasaran strategis yang merupakan pernyataan tentang apa yang ingin dicapai LPDP (bersifat output/outcome) atau apa yang ingin dilakukan LPDP (bersifat proses) dalam jangka waktu satu tahun ke depan. Sasaran strategis yang ingin dicapai LPDP dikelompokkan dalam tiga perspektif, yaitu: 1) Perspektif pemangku kepentingan dan pelanggan (stakeholder and customer perspective). Dalam perspektif ini, dilihat sejauh mana LPDP memperhatikan dan memenuhi kebutuhan dari pemangku kepentingan. Hal ini dapat dicapai dengan mengupayakan pencapaian sasaran strategis berupa Kinerja Lembaga yang Tinggi. 81

96 Kinerja Layanan Lembaga yang Tinggi adalah tercapainya target kuantitas (rata-rata presentase target layanan program) dan kualitas (indeks kepuasaan pengguna layanan) layanan program yang telah ditetapkan. Indeks kepuasan pengguna layanan adalah suatu ukuran atas seberapa besar program layanan yang diberikan LPDP dapat memenuhi harapan pengguna. 2) Perspektif Internal Proses (Internal Process Perspective). Dalam perspektif ini, dilihat sejauh mana LPDP mengembangkan serangkaian aktivitas/proses untuk menciptakan dan menyampaikan produk layanan dalam rangka memenuhi kebutuhan penerima layanan. Serangkaian aktivitas/proses tersebut diterjemahkan dalam beberapa sasaran strategis, yaitu: efektifitas sosialisasi, seleksi yang akurat, fasilitasi penerima layanan dan efektifitas monitoring dan evaluasi. Efektifitas Sosialisasi adalah salah satu hal penting dalam siklus Customer Relationship Management. Efektifitas Sosialisasi adalah efektifitas lembaga dalam melakukan / memasarkan layanan LPDP. Semakin banyak masyarakat yang mengetahui LPDP dan layanan-layanan yang diberikan semakin besar kemungkinan masyarakat melamar layanan LPDP. Seleksi yang Akurat adalah terpilihnya penerima layanan yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang diharapkan, serta aturan-aturan yang ada. Customer Relationship Management adalah bagaimana para penerima layanan mendapatkan layanan yang memenuhi harapan mereka, sehingga para penerima layanan merasa puas. Fasilitasi Penerima Layanan adalah memberikan layanan terbaik guna mememenuhi ekspektasi para penerima layanan. Efektifitas Monitoring dan Evaluasi adalah efektifitas lembaga dalam melakukan monitoring dan evaluasi guna mewujudkan pengembagan berkelanjutan (continues improvement). 3) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective). Dalam perpektif ini, dilihat sejauhmana LPDP membangun beberapa infrastruktur yang diperlukan dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Infrastruktur yang perlu dibangun tersebut adalah sumber daya manusia, peralatan dan keuangan. Karena itu, dalam perpektif ini, LPDP harus mencapai beberapa sasaran strategis, yaitu: SDM yang kompetitif, Organisasi yang Sehat dan Berkinerja Tinggi, E-Corporate Service, dan Pengelolaan Keuangan yang Optimal. SDM yang Kompetitif adalah SDM yang mampu membangun organisasi untuk mencapai keunggulan kompetitif, yaitu memiliki kepemimpinan yang tepat, memanfaatkan semua informasi yang diterima dengan tepat dan memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk keberhasilan organisasi. Organisasi yang sehat adalah organisasi yang memenuhi kriteria kondisi internal mencakup unsur: arahan, akuntabilitas, koordinasi dan kendali, orientasi eksternal, kepemimpinan, inovasi dan pembelajaran, kemampuan, motivasi, budaya dan iklim. 82

97 E-Corporate Service merupakan upaya LPDP untuk mewujudkan e-government. Melalui layanan yang dikelola secara elektronik, diharapkan pelayanan LPDP menjadi lebih efisien, akurat dan dapat dimanfaatkan secara real time. Corporate Services adalah kegiatan konsolidasi dan penyelarasan beberapa layanan pendukung dalam organisasi, yang disediakan dengan dasar pengetahuan khusus sesuai best practices dan dukungan teknologi yang bertujuan untuk peningkatan pelayanan internal dan stakeholder. Optimalisasi sumber daya keuangan ditujukan untuk memberikan dukungan keuangan yang efektif bagi tugas-tugas LPDP Peta Strategi Peta strategi yang merupakan hiring dashboard (panel instrument) yang menggambarkan keterkaitan dan kontribusi setiap sasaran strategis dalam mendukung sasaran strategis yang lain dalam rangka mewujudkan visi dan misi LPDP. Peta strategi tersebut diharapkan memudahkan LPDP dalam mengkomunikasikan keseluruhan strategi kepada seluruh anggota organisasi. Dengan peta strategi, visi-misi LPDP didefinisikan dengan jelas dan proses manajemen yang lengkap (input/sumber daya, proses internal, dan output/outcome). Peta strategi LPDP selengkapnya adalah sebagai berikut: Gambar III.3 Peta Strategi LPDP Tahun Kerangka Pelaksanaan Kegiatan Dalam rangka mewujudkan visi dan misi, sasaran strategis dan indikator kinerja utama (IKU), LPDP merencanakan untuk melaksanakan 4 kegiatan yaitu: penyaluran program, pelaksanaan kegiatan operasional pendukung pelaksanaan program, perencanaan usaha dan pengembangan dana, operasional perkantoran dan pengadaan sarana-prasarana. 83

DAFTAR ISI Lembar Pengesahan..... i Kata Pengantar... iv Daftar Isi... v Daftar Tabel dan Gambar... viii Daftar Lampiran... xii Ringkasan Eksekutif... 1 BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1. UMUM... 3 1.2. VISI,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... BAB I Pendahuluan Visi, Misi, Tugas dan Fungsi, Serta Layanan LPDP...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... BAB I Pendahuluan Visi, Misi, Tugas dan Fungsi, Serta Layanan LPDP... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...... RINGKASAN EKSEKUTIF... v vi BAB I Pendahuluan...1 1.1. Visi, Misi, Tugas dan Fungsi, Serta Layanan LPDP... 1 1.1.1. Visi... 1 1.1.2. Misi... 1 1.1.3. Tugas dan Fungsi...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... BAB I Pendahuluan Visi, Misi, Tugas dan Fungsi, Serta Layanan LPDP...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... BAB I Pendahuluan Visi, Misi, Tugas dan Fungsi, Serta Layanan LPDP... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...... RINGKASAN EKSEKUTIF... v vi BAB I Pendahuluan...1 1.1. Visi, Misi, Tugas dan Fungsi, Serta Layanan LPDP... 1 1.1.1. Visi... 1 1.1.2. Misi... 1 1.1.3. Tugas dan Fungsi...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN.. i KATA PENGANTAR.. iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR. ix DAFTAR LAMPIRAN. x RINGKASAN EKSEKUTIF 1 BAB I PENDAHULUAN. 3 A. UMUM. 3 B. VISI DAN MISI BLU

Lebih terperinci

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan R.I. Kebijakan Umum Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Indonesia Endowment Fund for Education (IEFE) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Gedung A.A. Maramis II Lantai 2, Jalan

Lebih terperinci

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) POTENSI MASA DEPAN INDONESIA SAAT INI 16 besakor perenomian di dunia 53% dari populasi di perkotaan menyumbang 74% PDB 55 juta tenaga kerja terdidik (skilled workers)

Lebih terperinci

Kebijakan Pendanaan Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)

Kebijakan Pendanaan Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan R.I. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Kebijakan Pendanaan Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Bandung, 1 Maret 2013 Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Gedung A.A.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN. KATA PENGANTAR. iii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN ix RINGKASAN EKSEKUTIF.

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN. KATA PENGANTAR. iii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN ix RINGKASAN EKSEKUTIF. DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN. ii KATA PENGANTAR. iii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. iv vi viii DAFTAR LAMPIRAN ix RINGKASAN EKSEKUTIF. 1 BAB I PENDAHULUAN 2 A. UMUM B. VISI, MISI, DAN KEGIATAN

Lebih terperinci

Pokok Bahasan. Kebijakan Pendanaan Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) 18/02/2013. Latar Belakang. Organisasi.

Pokok Bahasan. Kebijakan Pendanaan Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) 18/02/2013. Latar Belakang. Organisasi. Kementerian Keuangan R.I. Kementerian dan Kebudayaan R.I. Kebijakan Pendanaan Lembaga Pengelola Dana (LPDP) Jogjakarta, 11 Februari 2013 Lembaga Pengelola Dana Gedung A.A. Maramis II Lantai 2, Jalan Lapangan

Lebih terperinci

F O R U M B A K O H U M A S, 30 J U L I KONTRIBUSI KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM MEMPERSIAPKAN PEMIMPIN MASA DEPAN INDONESIA MELALUI LPDP

F O R U M B A K O H U M A S, 30 J U L I KONTRIBUSI KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM MEMPERSIAPKAN PEMIMPIN MASA DEPAN INDONESIA MELALUI LPDP F O R U M B A K O H U M A S, 30 J U L I 2 0 1 5 KONTRIBUSI KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM MEMPERSIAPKAN PEMIMPIN MASA DEPAN INDONESIA MELALUI LPDP 1 LATAR BELAKANG PROFIL LPDP PROGRAM LPDP HIGHLIGHT REPORT

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 135/PMK.01/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE TAHUN 2013 SEMESTER I

LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE TAHUN 2013 SEMESTER I 1 KATA PENGANTAR Kualitas belanja yang baik merupakan kondisi ideal yang ingin diwujudkan dalam pengelolaan APBD. Untuk mendorong tercapainya tujuan tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh penyerapan

Lebih terperinci

2017, No Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (

2017, No Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara ( No.908, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KUKM. LPDB-KUMKM. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 /PER/M.KUKM/ VII /2017 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE - TAHUN ANGGARAN 2013 - TRIWULAN III

LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE - TAHUN ANGGARAN 2013 - TRIWULAN III LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE - 1 LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE TAHUN 2013 TRIWULAN III KATA PENGANTAR Kualitas belanja yang baik merupakan kondisi ideal yang ingin

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Lembaga Pengelola Dana Bergulir. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Lembaga Pengelola Dana Bergulir. Organisasi. Tata Kerja. No.727, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Lembaga Pengelola Dana Bergulir. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Semester 1 Tahun 2013

Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Semester 1 Tahun 2013 RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan 233/PMK.05/2011

Lebih terperinci

Buku Profil DJPK COVER DEPAN. Selayang Pandang DJPK

Buku Profil DJPK COVER DEPAN. Selayang Pandang DJPK Buku Profil DJPK 1 COVER DEPAN Selayang Pandang DJPK Buku Profil DJPK 3 Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Selayang Pandang DJPK 4 Buku Profil DJPK NILAI-NILAI KEMENTERIAN KEUANGAN Integritas Berpikir,

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

MENTER! KEUANGAN REPUBUK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 143/PMK.01/2016 TENT ANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

MENTER! KEUANGAN REPUBUK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 143/PMK.01/2016 TENT ANG ORGANISASI DAN TATA KERJA MENTER! KEUANGAN REPUBUK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.01/2016 TENT ANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BAUBAU SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Monitoring Realisasi APBD 2013 - Triwulan I

Monitoring Realisasi APBD 2013 - Triwulan I Monitoring Realisasi APBD 2013 - Triwulan I 1 laporan monitoring realisasi APBD dan dana idle Tahun 2013 Triwulan I RINGKASAN EKSEKUTIF Estimasi realisasi belanja daerah triwulan I Tahun 2013 merupakan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN PEDOMAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA TESIS DAN DISERTASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bonus demografi bagi bangsa Indonesia berupa proporsi usia produktif terbaik sejak kemerdekaan terjadi dari 2010

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 18 /PER/M.KOMINFO/11/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 18 /PER/M.KOMINFO/11/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 18 /PER/M.KOMINFO/11/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENYEDIA DAN PENGELOLA PEMBIAYAAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1)

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagaimana termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1) melindungi segenap bangsa

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-115.1-/217 DS887-83-754-948 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, maka diperlukan suatu pedoman dan arahan yang jelas sebagai acuan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Pedoman dan arahan dituangkan dalam

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SOSIALISASI PROGRAM LAYANAN LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN

SOSIALISASI PROGRAM LAYANAN LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN SOSIALISASI PROGRAM LAYANAN LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN Riset Pembangunan Indonesia MOHAMMAD SOFWAN EFFENDI Direktur Pendanaan Riset dan Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan sofwan.effendi@depkeu.go.id

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-33.-/216 DS334-938-12-823 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS Semester II Tahun 2014 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko DAFTAR ISI Jumlah BPR/BPRS Peserta Penjaminan Grafik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.6-/21 DS264-891-4155-6432 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN PEDOMAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA MAGISTER DAN DOKTOR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bonus demografi bagi bangsa Indonesia berupa proporsi usia produktif terbaik sejak kemerdekaan terjadi dari 2010

Lebih terperinci

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara. LAMPIRAN I ZONA DAN KOEFISIEN MASING-MASING ZONA Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Koefisien = 5 Koefisien = 4 Koefisien = 3 Koefisien = 2 Koefisien = 1 Koefisien = 0,5 DKI Jakarta Jawa Barat Kalimantan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH KONSEP PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PER/M.KUKM/VI/2011 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le No.1876, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMKES. BLU. Pengelolaan Keuangan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS Semester I Tahun 2015 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko DAFTAR ISI Jumlah BPR/BPRS Peserta Penjaminan Grafik

Lebih terperinci

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1792, 2016 KEMENKEU. PPK-BLU Satker. Penetapan. Pencabutan Penerapan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.05/2016 TENTANG PENETAPAN DAN PENCABUTAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENYEDIA DAN PENGELOLA PEMBIAYAAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN

Lebih terperinci

Pendanaan Riset Pembangunan Indonesia

Pendanaan Riset Pembangunan Indonesia Pendanaan Riset Pembangunan Indonesia (Dukungan Finansial Terhadap Riset Terapan yang Mendukung Penguatan Industri Strategis Nasional) Moh. Sofwan Effendi Direktur Pendanaan Riset Mohammad.sof wan@kemdikbud.go.id

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 315, 2016 BAPPENAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. Pelimpahan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

RPP tentang Gaji, Tunjangan, Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB

RPP tentang Gaji, Tunjangan, Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB RPP tentang Gaji, Tunjangan, dan Fasilitas PNS Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB 1 Kondisi Saat ini 1. Perbandingan Gaji Pangkat Terendah : Gaji Pangkat Tertinggi sangat rendah 1 : 3,781 2.

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N No.1764, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Dekonsentrasi. TA 2017. Dana. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.886, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Pengelola Dana. Kelapa Sawit. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.01/2015 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1292, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Dekonsentrasi. Kegiatan. Anggaran. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1043, 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsentrasi. PERATURAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA DIREKTORAT FASILITASI DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Laporan Keuangan UAPPA-E1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) No Uraian Estimasi Pendapatan

Laporan Keuangan UAPPA-E1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) No Uraian Estimasi Pendapatan Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Rp2.334.880.785 B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN B.1 Pendapatan Negara dan Hibah Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada Tahun Anggaran 2014

Lebih terperinci

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS Semester I Tahun 2014 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko DAFTAR ISI Jumlah BPR/BPRS Peserta Penjaminan Grafik

Lebih terperinci

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.917, 2011 BAPPENAS. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS. Semester I Tahun 2013

Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS. Semester I Tahun 2013 Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS Semester I Tahun 2013 DAFTAR ISI Pertumbuhan Simpanan pada BPR/BPRS Grafik 1 10 Dsitribusi Simpanan pada BPR/BPRS Tabel 9 11 Pertumbuhan Simpanan Berdasarkan Kategori Grafik

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi. No.522, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN ACEH, SUMATERA UTARA, RIAU,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DANA ABADI UMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DANA ABADI UMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DANA ABADI UMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor), Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera

Lebih terperinci

TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P. 13/MENHUT-II/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KEHUTANAN

TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P. 13/MENHUT-II/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KEHUTANAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 15 /Menhut-II/2008 TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P. 13/MENHUT-II/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KEHUTANAN MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 08 /Per/M.KUKM/XII/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 08 /Per/M.KUKM/XII/2010 TENTANG MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 08 /Per/M.KUKM/XII/2010 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi Boks 2 REALISASI INVESTASI DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU I. GAMBARAN UMUM Investasi merupakan salah satu pilar pokok dalam mencapai pertumbuhan ekonomi, karena mampu memberikan multiplier effect

Lebih terperinci

SNAPSHOT PERBANKAN SYARIAH INDONESIA

SNAPSHOT PERBANKAN SYARIAH INDONESIA SNAPSHOT PERBANKAN SYARIAH INDONESIA Posisi 30 September 2017 Kondisi Perbankan Syariah Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif dengan tingginya pertumbuhan Aset, Pembiayaan yang Disalurkan (PYD),

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG DANA ABADI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ACEH

QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG DANA ABADI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ACEH QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG DANA ABADI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI PENILIK

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI PENILIK ( PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI PENILIK KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang PENGANTAR

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang PENGANTAR PENGANTAR (LAKIP) Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja DJPU tahun 2011 sebagai salah satu Unit Eselon I Kementerian Keuangan. LAKIP DJPU disusun

Lebih terperinci

2015, No dan Usaha Kecil dan Menengah yang dilaksanakan dan dikelola secara efisien, efektif, berdaya guna dan berhasil guna yang dikelola Satua

2015, No dan Usaha Kecil dan Menengah yang dilaksanakan dan dikelola secara efisien, efektif, berdaya guna dan berhasil guna yang dikelola Satua BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.236, 2015 KEMENKOP-UKM. Pedoman. Kegiatan. Anggaran Dekonsentrasi. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR/PER/M.KUKM/II/2015

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1712, 2016 PERRPUSNAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH BIDANG PENGELOLAAN TAMAN PINTAR DINAS PARIWISATA

Lebih terperinci

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN PASCA OPTIMALISASI DAN PENGHENTIAN KEGIATAN DEKONSENTRASI URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA TAHUN ANGGARAN 2016

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN PASCA OPTIMALISASI DAN PENGHENTIAN KEGIATAN DEKONSENTRASI URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA TAHUN ANGGARAN 2016 MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN PASCA OPTIMALISASI DAN PENGHENTIAN KEGIATAN DEKONSENTRASI URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA TAHUN ANGGARAN 2016 Oleh Kepala Bagian Keuangan Setditjen Politik dan Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desentralisasi fiskal sudah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2001. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia merupakan salah satu syarat mutlak bagi kelangsungan hidup bangsa dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Menciptakan pembangunan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.35, 2016 KEMEN-KUKM. Anggaran. Dekonsentrasi. Pelaksanaan. Pedoman. Tahun 2016 PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 /PER/M.KUKM/XII/2015

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.97,2012 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Pelimpahan. Sebagian Urusan. Dekonsentrasi PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan No.1161, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan Perpusnas. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

SOSIALISASI PROGRAM LAYANAN LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN. Riset Pembangunan Indonesia

SOSIALISASI PROGRAM LAYANAN LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN. Riset Pembangunan Indonesia SOSIALISASI PROGRAM LAYANAN LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN Riset Pembangunan Indonesia SEKILAS TENTANG LPDP VISI Menjadi lembaga pengelola dana yang terbaik di tingkat regional untuk menyiapkan pemimpin

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PERMEN/M/2010 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh karena itu perekonomian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENYEDIA DAN PENGELOLA PEMBIAYAAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2011 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2011 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR BKPM menyusun laporan pertanggung jawaban kinerja dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tahun 2011 mengacu pada Instruksi Presiden RI Nomor 7

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.1-/216 DS771-654-627-359 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN PERTANIAN 2. Program : Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat 3.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.03-0/AG/2014 DS 9057-0470-5019-2220 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja. No.2, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN POLITEKNIK KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN POLITEKNIK KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN 11 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN POLITEKNIK KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA BISNIS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN ENTERI PENDIDIKAN BLIK INDONESI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 1 TAHUN

Lebih terperinci

Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu. peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam

Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu. peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya peningkatan kinerja dan institusi kelembagaannya, Kementerian Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu peningkat- an efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci