Khairul Amri dan Jen Surya Fakultas Ekonomi Universitas Abulyatama Aceh Jl. Blang Bintang Km. 8,5 Banda Aceh

Transkripsi

1 Kajian Perilaku Mahasiswa... (Khairul Amri dan Jen Surya) KAJIAN PERILAKU MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN INTERNET DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) STUDENT BEHAVIOUR STUDY IN INTERNET USING WITH THE APPROACH OF TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) Khairul Amri dan Jen Surya Fakultas Ekonomi Universitas Abulyatama Aceh Jl. Blang Bintang Km. 8,5 Banda Aceh amriconsulting@yahoo.com Naskah diterima : 16 Maret 2013; Direvisi : 10 Oktober 2013; Disetujui : 17 Oktober 2013 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi kegunaan/manfaat dan persepsi kemudahan menggunakan terhadap minat berperilaku mahasiswa menggunakan internet di Kota Banda Aceh. Sampel penelitian sebanyak 100 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi Unsyiah yang diambil secara purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan peralatan statistik regresi linier berganda. Penelitian menemukan bahwa persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan berpengaruh positif terhadap dikalangan mahasiswa. Sebesar 33,5 persen dipengaruhi oleh persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan. Sisanya sebesar 66,5 persen lagi dipengaruhi oleh variabel lain selain dua variabel tersebut. Hasil pengujian statistik menunjukkan nilai F hitung > F tabel dan nilai t hitung masing-masing variabel independen lebih besar dari nilai t tabel, dapat disimpulkan baik secara simultan maupun parsial, persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap dikalangan mahasiswa. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah tinggi rendahnya dikalangan mahasiswa dipengaruhi secara nyata oleh persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan. Kata Kunci : Minat Berperilaku, Persepsi Kegunaan dan Persepsi Kemudahan Menggunakan ABSTRACT This study aims to determine the effect of perceived usefulness and perceived ease of use on behavioral intention using internet in Banda Aceh City. The numbers of samples in this research are about 100 students of management departement of Economics Faculty of Syiah Kuala University taken by purposive sampling. Data collection using questionnaires and subsequent data is analyzed by using multiple linear regressions. The study found that perceived usefulness and perceived ease of use have positively effect on behavioral intention. Amounting to 33.5% behavioral intention to use for internet is effected by perceived usefulness and perceived ease of use. The remaining 66.5 percent is effected by other variables. Statistical test results showed F test > F table and t test each independent variable is greater than t tables, it can be concluded either simultaneously or partially, the perception of usefulness and perceived ease of use have positively and significant effect on the behavioral intention to use internet. The conclusion of this study is behavioral intention to use internet among college students effected by perceived usefulness and perceived ease of use. Keywords : Behavioral Intention to Use, Perceived Usefulness and Perceived Ease of Use 67

2 Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 1 September 2013 : PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan internet di Indonesia mengalami perkembangan pesat, terutama dikalangan dunia akademik dan praktek bisnis. Fenomena penggunaan internet dapat dipotret dengan technology acceptance model (TAM). Di luar negeri, penelitian mengenai TAM sudah banyak dilakukan. Teori tersebut menjelaskan bahwa niat berperilaku menggunakan teknologi informasi dipengaruhi oleh persepsi manfaat dan kemudahan menggunakan teknologi informasi tersebut (Venkatesh & Morris, 2000). Kehadiran teknologi informasi yang diwujudkan dalam bentuk layanan internet pada berbagai instansi, diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi pengguna internet. Sejalan dengan itu, provider penyedia jasa internet juga akan diuntungkan dari adanya pengguna terhadap layanan yang diberikan. Hal yang perlu diperhatikan oleh penyedia jasa internet adalah pada umumnya setiap pengguna pelayanan menginginkan adanya pelayanan yang cepat, akurat, dan dinilai efektif dan efisien dalam pelayanan jasa internet. Kebutuhan pengguna internet akan terpenuhi apabila layanan yang mereka terima dinilai cepat, akurat, efektif dan efisien. Hal ini berarti bahwa kepuasan pengguna internet sangat dapat dipengaruhi oleh kecepatan, akurasi, efektifitas dan efisiensi layanan internet. Karena itu usaha layanan jasa internet dipandang perlu untuk meningkatkan kepuasan pengguna internet melalui peningkatan akurasi, efektifitas dan efisiensi layanan tersebut. Sebagai salah satu segmen pengguna jasa internet, mahasiswa dianggap memiliki potensi yang besar. Perilaku mahasiswa sebagai pengguna internet tentunya tidak terlepas dari kemudahan-kemudahan yang ditawarkan layanan internet. Dengan kata lain, perilaku mahasiswa dalam menggunakan internet tidak terlepas dari penerimaan teknologi informasi tersebut bagi mahasiswa itu sendiri. Model yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi tersebut antara lain lebih dikenal dengan technology acceptance model (TAM). Davis yang dikutip oleh Surachman (2008) menyatakan, TAM adalah sebagai teori sistem informasi, yang membuat model tentang bagaimana pengguna mau menerima dan menggunakan teknologi. Model ini memberikan gambaran bahwa ada sejumlah faktor yang mempengaruhi keputusan pengguna dalam menggunakan sistem yang baru yakni kebermanfaatan dan kemudahan. Model TAM dapat menjelaskan bahwa persepsi pengguna akan menentukan sikapnya dalam kemanfaatan penggunaan teknologi informasi (Wibowo, 2007). Model ini secara lebih jelas menggambarkan bahwa penerimaan penggunaan teknologi informasi dipengaruhi oleh kemanfaatan 68

3 Kajian Perilaku Mahasiswa... (Khairul Amri dan Jen Surya) (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use). Penelitian ini menggunakan 5 (lima) konstruk yang telah dimodifikasi dari model penelitian TAM sebelumnya yaitu: (1) persepsi kegunaan (perceived usefulness), (2) persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use), (3) sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) atau sikap menggunakan teknologi (attitude towards using technology), (4) minat perilaku (behavior intention) atau minat perilaku menggunakan teknologi (behavioral intention to use), dan (5) perilaku (behavior) atau penggunaan teknologi sesungguhnya (actual technology use). Dari berbagai konstruk yang merupakan bagian dari technology acceptance model (TAM) seperti dijelaskan di atas, maka yang menjadi fokus penelitian ini adalah persepsi kegunaan (perceived usefulness), persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) dan minat berperilaku (behavior intention). Minat perilaku (behavioral intention) adalah suatu keinginan (minat) seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu. Seseorang akan melakukan suatu perilaku (behavior) jika mempunyai keinginan atau minat (behavioral intention) untuk melakukannya (Jogiyanto, 2007:116). Wibowo (2007) menyatakan Behavioral Intention to Use adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginan menambah peripheral pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain. Persepsi kegunaan adalah tingkat dimana seorang individu percaya bahwa menggunakan sistem akan memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan tertentu yang dalam hal ini adalah meningkatkan kinerjanya (Ma ruf, 2005:62). Persepsi kegunaan (perceived usefulness) merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, jika seseorang percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya, jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi kurang berguna maka dia tidak akan menggunakannya. Persepsi kegunaan juga sering disebut dengan persepsi tentang kemanfaatan (Jogiyanto, 2007:114). Persepsi terhadap kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya. Persepsi manfaat berpengaruh signifikan terhadap minat konsumen. Persepsi manfaat mempengaruhi keinginan memanfaatkan layanan internet untuk berbagai keperluan. Semakin baik persepsi pengguna internet terhadap manfaat yang mereka peroleh dengan menggunakan layanan internet, akan semakin tinggi pula niat untuk 69

4 Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 1 September 2013 : menggunakan layanan tersebut. Berkaitan dengan penggunaan internet dikalangan mahasiswa, Palupi dan Tjahjono (2008) menyatakan, mahasiswa akan mempertimbangkan faktor manfaat penggunaan internet. Apabila mereka mempersepsikan internet adalah hal yang bermanfaat bagi mereka dan membantu menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dan tugas-tugas mereka, maka akan mendorong keinginan mereka untuk menggunakan internet. Persepsi kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan bebas dari usaha (Davis, dalam Ma ruf, 2005: 63). Kemudahan penggunaan akan mengurangi usaha (baik waktu dan tenaga) seseorang dalam mempelajari teknologi informasi yang dalam hal ini adalah teknologi internet. Konstruk persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) juga merupakan kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan keputusan. Persepsi kemudahan dapat mempengaruhi perilaku penggunaan internet. Sejumlah peneliti menemukan hubungan langsung secara positif dan signifikan antara persepsi kemudahan menggunakan dengan niat berperilaku (Ma ruf, 2005:40). Umumnya setiap pengguna internet termasuk mahasiswa menginginkan kemudahan dalam memanfaatkan layanan internet. Mahasiwa akan mempertimbangkan kemudahan penggunaan internet. Semakin mudah menggunakannya akan mendorong mereka berperilaku menggunakan internet (Palupi &Tjahjono, 2008). Penelitian Sanjaya (2005) menemukan bahwa manfaat (perceived usefulness) dapat mempengaruhi seseorang dalam menggunakan suatu teknologi. Hal ini didukung oleh suatu premis yang menyatakan bahwa seseorang akan menggunakan suatu teknologi (komputer) jika teknologi (komputer) ini memberi manfaat atau hasil yang positif bagi para penggunanya. Akan tetapi, penelitian tersebut gagal membuktikan pengaruh kemudahan (perceived ease of use) terhadap minat berperilaku para mahasiswa dan mahasiswi dalam menggunakan internet. Berbeda halnya dengan penelitian Putro dan Widyarini (2008) terhadap niat nasabah menggunakan internet banking menemukan bahwa pengaruh persepsi kemudahan menggunakan internet banking terhadap niat menggunakan internet banking tidak signifikan, sebaliknya pengaruh persepsi kemudahan menggunakan internet banking terhadap persepsi daya guna internet banking dinilai signifikan. Penelitian tentang penggunaan teknologi internet juga dilakukan oleh Widiatmika dkk (2007) yang menemukan bahwa kemudahan menggunakan internet memberikan pengaruh positif terhadap manfaat yang dirasakan oleh pelajar dan tingkah laku atau kebiasaan pelajar dalam menggunakan internet. Manfaat yang dirasakan pelajar 70

5 Kajian Perilaku Mahasiswa... (Khairul Amri dan Jen Surya) dalam menggunakan internet juga memberikan pengaruh positif terhadap tingkah laku atau sikap pelajar menggunakan internet, perilaku pelajar dalam menggunakan internet, dan penggunaan nyata teknologi internet oleh pelajar. Sikap pelajar dalam menggunakan internet seperti rasa senang yang diperoleh atau dirasakan pelajar ketika berinternet akan memberikan dampak yang positif pada peningkatan keinginan untuk menggunakan internet. Kripanont (2007) juga menemukan bahwa persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan berpengaruh signifikan terhadap minat menggunakan internet. Penggunaan teknologi internet sudah familiar dikalangan mahasiswa yang kuliah pada PTN dan PTS di Kota Banda Aceh. Mereka memanfaatkan teknologi internet untuk memenuhi berbagai kebutuhan, baik kebutuhan yang berhubungan langsung dengan status mereka sebagai mahasiswa seperti pencarian jurnal ilmiah dan literatur-literatur terkait dengan materi perkuliahan misalnya, maupun untuk memenuhi kebutuhan lain seperti hiburan, komunikasi, pembelian online dan lain sebagainya. Di antara sekian banyak mahasiswa yang menggunakan teknologi internet, mahasiswa Fakultas Ekonomi Unsyiah relatif memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih baik tentang penggunaan teknologi tersebut. Namun demikian harus diakui masih ada di antara mahasiswa yang menggunakan internet hanya dalam waktu-waktu tertentu saja sesuai dengan intensitas urgensi pemenuhan kebutuhan penggunaan teknologi tersebut. Mereka yang termasuk dalam kelompok ini menggunakan teknologi internet dengan frekuensi yang relatif jarang sesuai dengan intensitas kebutuhan mereka akan teknologi internet. Di sisi lain, banyak di antara mahasiswa yang sudah menjadikan penggunaan teknologi internet sebagai bagian aktivitas sehari-hari. Adanya perbedaan intensitas penggunaan teknologi internet dikalangan mahasiswa dapat dijadikan salah indikasi bahwa minat berperilaku menggunakan internet juga relatif berbeda. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah minat berperilaku mahasiswa dalam menggunakan internet terkait dengan berbagai konstruk yang terdapat dalam technologi acceptance model (TAM) terutama persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan teknologi tersebut? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi kegunaan/manfaat dan persepsi kemudahan penggunaan terhadap minat berperilaku mahasiswa menggunakan internet di Kota Banda Aceh. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Fakultas Ekonomi Unsyiah. Objek penelitian berhubungan dengan minat berperilaku 71

6 Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 1 September 2013 : mahasiswa menggunakan internet yang dikaitkan dengan persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan internet. facebook, twitter dan cheting, akan tetapi juga untuk kepentingan tugastugas kuliah. Populasi dan Penarikan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi Unsyiah yang menggunakan layanan internet yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti. Keterwakilan populasi oleh sampel dalam penelitian merupakan syarat penting untuk melakukan interpretasi, maka Ferdinand (2002) menyatakan bahwa bila ukuran sampel terlalu besar maka model menjadi sangat sensitif sehingga sulit untuk mendapatkan goodness of fit yang baik. Untuk itu disarankan ukuran sampel adalah 100 responden mengikuti Sudman yang dikutip oleh Ma ruf (2005) menyarankan bahwa untuk riset atau penelitian tentang sikap/persepsi biasanya jumlah minimum yang menjadi responden penelitian adalah 100 orang. Dalam penelitian ini sampel penelitian adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Unsyiah. yang menggunakan layanan internet untuk berbagai keperluan. Penarikan sampel sejumlah tersebut dilakukan secara purposive sampling dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Sudah familiar dengan teknologi internet ditandai dengan penggunaan internet minimal dua kali dalam seminggu. 2. Penggunaan internet tidak hanya untuk kepentingan komunikasi seperti , Data dan Skala Pengukuran Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari mahasiswa melalui penyebaran kuesioner. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan/ pernyataan yang berhubungan dengan variabel yang diteliti yaitu persepsi kegunaan/manfaat dan persepsi kemudahan menggunakan internet serta minat berperilaku pengguna internet. Masing-masing pertanyaan/ pernyataan disediakan alternatif pilihan jawaban dalam bentuk tingkat kesetujuan. Responden diminta untuk memilih salah satu alternatif pilihan jawaban tersebut yang dianggap paling cocok pada setiap item pernyataan. Data yang diperoleh melalui kuesioner pada dasarnya adalah data kualitatif, sehingga belum bisa diolah secara statistik. Karena itu data tersebut perlu dikuantitatifkan terlebih dahulu agar bisa diolah secara statistik. Untuk mengkuantitatifkan data tersebut diperlukan adanya skala pengukuran. Skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert (Likert Scale) dengan dengan interval berkisar antara 1 sampai 5. Pemberian skala tersebut dimaksudkan untuk memberikan skor/bobot 72

7 Kajian Perilaku Mahasiswa... (Khairul Amri dan Jen Surya) pada masing-masing alternatif pilihan jawaban (tingkat kesetujuan) pada setiap item pernyataan kuesioner. Karena setiap item pernyataan berbentuk pernyataan positif, maka pemberian skor/bobot tersebut berlaku skor rendah poin rendah dan skor tinggi poin tinggi, dimana skor 1 = tidak setuju, skor 2 = kurang setuju, skor 3 = ragu-ragu, skor 4 = setuju, dan skor 5 = sangat setuju. Operasional Variabel Variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini terdiri dari minat berperilaku menggunakan internet sebagai variabel dependen (terikat) dengan persepsi kegunaan/manfaat dan persepsi kemudahan menggunakan internet sebagai variabel terikat. Minat berperilaku menggunakan internet dikalangan mahasiswa terdiri dari 7 (tujuh) indikator yang diadopsi dari Kripanont (2007) dan Widiatmika (2007) yang kemudian disesuaikan dengan kepentingan penelitian. Indikator-indikator tersebut meliputi: minat menggunakan internet ketika menyelesaikan tugas-tugas kuliah, minat menggunakan internet untuk meningkatkan pengetahuan, membuat jadwal/waktu menggunakan internet, minat untuk terus menggunakan internet di masa mendatang, adanya harapan untuk selalu menggunakan internet dikemudian hari, minat menggunakan internet untuk mencari informasi yang inginkan dan minat menggunakan internet untuk berbagai kegunaan termasuk berbelanja melalui internet. Persepsi kegunaan internet terdiri dari 5 (lima) indikator meliputi: Internet bisa mempercepat penyelesaian tugas kuliah, Internet bisa meningkatkan kualitas sebagai mahasiswa, Internet bisa memudahkan pengerjaan tugas termasuk tugas kuliah, Internet bisa meningkatkan efektifitas pekerjaan dan Internet memberikan banyak manfaat. Selanjutnya variabel persepsi kemudahan menggunakan terdiri dari 5 (lima) indikator meliputi Belajar menggunakan internet sangat mudah, Mudah mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan dari internet, Menu internet jelas dan mudah dipahami, Mudah untuk menjadi ahli menggunakan internet dan Internet mudah digunakan. Keseluruhan indikator-indikator tersebut diadopsi dari Kripanont dan Widiatmika. Peralatan Analisis Data Peralatan analisis data yang digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis). Analisis regresi linier berganda (Gujarati, 2005:124) diformulasikan sebagai berikut: Y = a + b1x1 + b2x2 + e Dimana: a = Konstanta Y = Minat berperilaku. X 1 = Persepsi kegunaan X2 = Persepsi kemudahan menggunakan 73

8 Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 1 September 2013 : X2. b1 dan b2 = Koefisien regresi variabel X1 dan e = Error term Untuk mengetahui keeratan hubungan antara kedua variabel independen dengan minat berperilaku digunakan koefisien korelasi (R), sedangkan untuk melihat besarnya pengaruh variabel independen terhadap minat berperilaku digunakan koefisien determinasi (R 2 ). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan skor pilihan jawaban responden yang mengacu pada skala Likert 1-5, kemudian dilakukan rekoding ulang untuk menentukan katagori persepsi responden, interval 0,80 digunakan untuk membagi skor dari 1 5 secara adil. Rekoding ulang tersebut dilakukan mengingat value (nilai) pada kuisioner (tidak setuju - sangat setuju) dianggap tidak memadai untuk menilai persepsi responden. Sehingga, dengan menentukan interval nilai rata-rata yang baru (tidak baik/rendah-sangat baik/sangat tinggi) akan dapat diketahui persepsi dan minat berperilaku menggunakan internet dikalangan responden yang diambil dalam penelitian ini. Satuan ukur dalam proses rekoding selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pengkodingan Ulang Nilai Minat Berperilaku, Persepsi Kegunaan dan Persepsi Kemudahan Menggunakan Internet Skor Skor Lama Katagori Baru 1,00 1,80 1,81 2, Rendah/tidak baik Agak rendah/kurang 2,61 3,40 3 baik 3,41 4,20 4 Biasa saja/biasa saja 4,21 5,00 5 Tinggi/baik Sangat tinggi/sangat baik Sumber: Data Primer (Diolah), 2012 Hasil pengolahan data dengan menggunakan statistik deskriptif menghasilkan skor rata-rata dan standar deviasi pililihan jawaban responden untuk masing-masing variabel seperti terlihat dalam Tabel 2. Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Variabel Penelitian No Variabel Penelitian Skor Standar Ratarata Deviasi 1 Minat berperilaku 3,790 0, Persepsi kegunaan 3,180 0, Persepsi kemudahan 4,124 0,5503 menggunakan Rata-rata 3,698 0,6207 Sumber: Data Primer (Diolah), 2012 Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa nilai skor rata-rata untuk variabel minat berperilaku menggunakan internet sebesar 3,790. Mengacu nilai pengkodingan ulang (recording) yang telah dijelaskan sebelumnya, nilai rata-rata skor tersebut berada pada interval 3,41 4,20 atau termasuk dalam katagori tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa termasuk dalam katagori tinggi. Selanjutnya nilai skor rata-rata untuk persepsi kegunaan sebesar 3,180 untuk 74

9 Kajian Perilaku Mahasiswa... (Khairul Amri dan Jen Surya) persepsi kegunaan nilai skor rata-rata tersebut berada pada interval 2,61 3,40 dapat diartikan secara umum persepsi mahasiswa terhadap kegunaan internet termasuk dalam katagori biasa-biasa saja atau sedang, tidak termasuk dalam katagori baik dan tidak pula masuk dalam katagori tidak baik. Terakhir nilai skor rata-rata untuk persepsi kemudahan menggunakan sebesar 4,124 berada pada interval 2,61 3,40 dapat diartikan secara umum persepsi mahasiswa terhadap kemudahan menggunakan internet termasuk dalam katagori baik. Analisis Pengaruh Persepsi Kegunaan dan Persepsi Kemudahan Menggunakan Terhadap Minat Menggunakan Internet Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa menggunakan internet. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi masingmasing variabel ditunjukkan dalam persamaan regresi linier seperti terlihat di bawah ini. Tabel 3. Koefisien Regresi pada Uji Individual Model 1 (Constant) Kegunaan kemudahan Unstandardized B Coefficients Standardized Coefficients Std. Error Beta a. Dependent Variable: Minat berperilaku Sumber: Data Primer (Diolah), Collinearity Statistics t Sig. Tol VIF Berdasarkan bagian tabel hasil SPSS di atas maka persamaan regresi yang memperlihatkan minat berperilaku dikalangan mahasiswa dalam menggunakan internet sebagai fungsi dari persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan dapat diformulasikan dalam persamaan berikut. Y = 1, ,339X1 + 0,253X2 Persamaan di atas memperlihatkan nilai konstanta sebesar 1,671. Secara statistik dapat diartikan bahwa apabila variabel X1 (persepsi kegunaan) dan variabel X2 (persepsi kemudahan menggunakan) bernilai 0 (nol), maka variabel Y (minat berperilaku menggunakan internet) akan bernilai 1,671. Angka ini mendekati 1 (skor pilihan jawaban tidak setuju) pada satuan skala Likert yang bermakna bahwa minat berperilaku menggunakan internet termasuk katagori sangat rendah. Dengan demikian nilai konstanta tersebut dapat diinterpretasikan bahwa apabila nilai variabel persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan mendekati 0,00 yang bermakna mahasiswa memiliki persepsi yang tidak baik terhadap kedua variabel tersebut, maka minat berperilaku menggunakan internet termasuk katagori sangat rendah. Persamaan di atas memperlihatkan nilai koefisien regresi untuk variabel persepsi kegunaan (X1) sebesar 0,339. Hal ini dapat diartikan setiap kenaikan skor variabel persepsi kegunaan sebesar 1,00 pada satuan skala likert akan dapat meningkatkan skor 75

10 Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 1 September 2013 : sebesar 0,339. Dengan kata lain setiap peningkatan skor variabel persepsi kegunaan sebesar 1% akan dapat meningkatkan skor sebesar 0,339%. Hal ini mengisyaratkan bahwa persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap. Sehingga jelaslah bahwa semakin baik persepsi kegunaan internet oleh seseorang mahasiswa, akan semakin tinggi pula minat berperilaku menggunakan internet untuk berbagai keperluan. Sebaliknya apabila mahasiswa memiliki persepsi yang kurang baik terhadap kegunaan internet, maka minat berperilaku menggunakan internet juga rendah. Nilai koefisien regresi variabel persepsi kemudahan menggunakan (X2) menunjukkan angka sebesar 0,253. Secara statistik angka tersebut dapat diartikan bahwa setiap peningkatan skor variabel persepsi kemudahan menggunakan sebesar 1,00 pada satuan skala likert, akan dapat meningkatkan skor minat berperilaku menggunakan internet sebesar 0,253. Dengan kata lain, setiap peningkatan skor persepsi kemudahan menggunakan sebesar 1% dapat meningkatkan skor minat berperilaku menggunakan internet sebesar 0,253%. sehingga jelaslah bahwa persepsi kemudahan menggunakan juga berpengaruh positif terhadap dikalangan mahasiswa. Artinya semakin baik persepsi kemudahan menggunakan, akan semakin tinggi pula minat berperilaku menggunakan internet untuk berbagai keperluan. Di antara dua variabel independent seperti dijelaskan di atas, variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap adalah persepsi kegunaan (X1) dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,339 lebih besar bila dibandingkan dengan nilai koefisien regresi variabel persepsi kemudahan menggunakan (X2) sebesar 0,253. Dengan demikian persepsi kegunaan memiliki pengaruh positif yang lebih besar terhadap bila dibandingkan dengan perssepsi kemudahan menggunakan. Hubungan antara minat berperilaku menggunakan internet dengan persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan tergolong katagori tidak erat dan tidak lemah. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (R) bernilai positif sebesar 0,579 (berada pada interval 0,40-60,00; tolok ukur keeratan hubungan menurut Sugiyono, 2008). Selanjutnya besarnya pengaruh kedua variabel independen tersebut terhadap minat berperilaku menggunakan internet dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi (R 2 ). Bagian output SPSS yang memperlihatkan nilai koefisien korelasi (R) dan nilai koefisien determinasi (R 2 ) seperti terlihat dibawah ini. Tabel 4. Model Summary Koefisien Determinasi 76

11 Kajian Perilaku Mahasiswa... (Khairul Amri dan Jen Surya) Model 1 Model Summary b Adjusted Std. Error of Durbin- R R Square R Square the Estimate Watson.579 a a. Predictors: (Constant), Persepsi kemudahan menggunakan, Persepsi Kegunaan b. Dependent Variable: Minat berperilaku Sumber: Data Primer (Diolah), Berdasarkan bagian output SPSS di atas dapat dilihat nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,335, dapat diartikan sebesar 33,5 persen variasi yang terjadi pada variabel minat berperilaku menggunakan internet dapat dijelaskan oleh dua variabel independen (persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan). Sisanya sebesar 66,5 persen lagi (1-0,335) dijelaskan oleh variabel lain selain dua variabel tersebut. Dengan kata lain, sebesar 33,5 dipengaruhi oleh persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan. Sisanya sebesar 66,5 persen lagi dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel tersebut seperti sikap terhadap penggunaan (Attitude Towards Using) dan lain sebagainya. Pembuktian Hipotesis Pembuktian hipotesis menggunakan peralatan statistik yaitu statistik uji F untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen secara simultan, dan statistik uji t untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen secara parsial terhadap minat berperilaku menggunakan internet dikalangan mahasiswa. Hasil pengujian statistik menunjukkan nilai F hitung sebesar 24,428 dengan nilai sig sebesar 0,000. Nilai F tabel pada tingkat keyakinan 95 persen menunjukkan angka sebesar 3,090. Karena nilai F hitung > F tabel (24,428 > 3,090) dapat diartikan secara simultan kedua variabel independen (persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan) berpengaruh signifikan terhadap minat berperilaku menggunakan internet dikalangan mahasiswa, sehingga hipotesis Ha diterima dan sebaliknya hipotesis Ho ditolak. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan nilai t hitung sebesar 5,410 untuk variabel persepsi kegunaan (X1) dan sebesar 2,930 untuk variabel persepsi kemudahan menggunakan (X2). Kedua nilai t hitung tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan nilai t tabel sebesar 1,984, sehingga dapat diartikan bahwa secara parsial kedua variabel independen (persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan) berpengaruh signifikan terhadap minat berperilaku menggunakan internet. Berdasarkan pengujian statistik dapat dipahami baik secara simultan maupun secara parsial, persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan berpengaruh signifikan terhadap minat berperilaku menggunakan internet dikalangan mahasiswa. 77

12 Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 1 September 2013 : Implikasi Penelitian ini memiliki dua implikasi yang meliputi implikasi teoritis dan implikasi penelitian. 1. Implikasi Teoritis Implikasi teoritis menunjukkan bahwa keterkaitan antara persepsi kegunaan dengan sesuai dengan pendapat Vijayasarathy dan Jones yang dikutip oleh Ma ruf (2005:45) menyatakan bahwa persepsi manfaat berpengaruh signifikan terhadap minat konsumen. Persepsi manfaat mempengaruhi keinginan memanfaatkan layanan internet untuk berbagai keperluan. Semakin baik persepsi pengguna internet terhadap manfaat yang mereka peroleh dengan menggunakan layanan internet, akan semakin tinggi pula niat untuk menggunakan layanan tersebut. Adanya pengaruh signifikan persepsi kemudahan menggunakan dengan minat berperilaku menggunakan internet sesuai dengan pendapat Ma ruf (2005:40) menyatakan bahwa sejumlah peneliti menemukan hubungan langsung secara positif dan signifikan antara persepsi kemudahan menggunakan dengan niat berperilaku (Ma ruf, 2005:40). Umumnya setiap pengguna internet termasuk mahasiswa menginginkan kemudahan dalam memanfaatkan layanan internet. Semakin baik persepsi mereka terhadap kemudahan menggunakan internet, akan semakin tinggi pula minat untuk memanfaatkan internet guna memenuhi berbagai keperluan. Dalam konteks penggunaan internet dikalangan mahasiswa, Palupi dan Tjahjono (2008) menyatakan, mahasiwa akan mempertimbangkan kemudahan penggunaan internet. 2. Implikasi Penelitian Adanya pengaruh signifikan persepsi kegunaan dengan minat berperilaku menggunakan internet sesuai dengan temuan penelitian Widiatmika dkk (2007) yang menemukan bahwa kemudahan menggunakan internet memberikan pengaruh positif terhadap manfaat yang dirasakan oleh pelajar dan juga memberikan pengaruh positif terhadap tingkah laku atau kebiasaan pelajar dalam menggunakan internet. Manfaat yang dirasakan pelajar dalam menggunakan internet juga memberikan pengaruh yang positif terhadap tingkah laku atau sikap pelajar menggunakan internet, prilaku pelajar dalam menggunakan internet, dan penggunaan nyata teknologi internet oleh pelajar. Sikap pelajar dalam menggunakan internet seperti rasa senang yang diperoleh atau dirasakan pelajar ketika berinternet akan memberikan dampak yang positif pada peningkatan keinginan untuk menggunakan internet. Temuan yang sama juga merupakan kesimpulan dari penelitian Kripanont (2007) bahwa persepsi kegunaan dan 78

13 Kajian Perilaku Mahasiswa... (Khairul Amri dan Jen Surya) persepsi kemudahan menggunakan berpengaruh signifikan terhadap minat menggunakan internet. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan berpengaruh positif terhadap dikalangan mahasiswa. Semakin baik persepsi mahasiswa terhadap kegunaan dan kemudahan menggunakan internet, akan semakin tinggi pula minat berperilaku mereka untuk menggunakan internet. Di antara dua variabel independen tersebut (perpsepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan) variabel yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap minat berperilaku menggunakan internet adalah persepsi kegunaan. Hubungan antara minat berperilaku menggunakan internet dengan persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan terhadap katagori tidak erat dan tidak lemah ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,579. Sebesar 33,5 persen dipengaruhi oleh persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan. Sisanya sebesar 66,5 persen lagi dipengaruhi oleh variabel lain selain dua variabel tersebut. Mengacu pada hasil pengujian statistik uji F dan uji t dapat disimpulkan baik secara simultan maupun parsial, persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap dikalangan mahasiswa. Saran Persepsi kegunaan dan kemudahan menggunakan internet berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berperilaku menggunakan internet dikalangan mahasiswa. Karena itu, dalam rangka meningkatkan minat berperilaku menggunakan internet dikalangan mahasiswa, sebaiknya provider jasa internet mempertimbangkan upaya peningkatan persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan menggunakan internet bagi pengguna internet terutama kalangan mahasiswa. Selain itu, mahasiswa sebagai pengguna internet sebaiknya mempelajari penggunaan internet secara baik di antaranya dengan membiasakan penggunaan internet untuk berbagai keperluan yang relevan dengan tujuan penyediaan jasa internet tersebut. Pelajari buku-buku panduan penggunaan internet sehingga penggunaan internet lebih mudah dipahami dan pada akhirnya dapat berdampak pada minat berperilaku menggunakan internet untuk mendukung kelancaran penyelesaian tugas-tugas kuliah. 79

14 Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 1 September 2013 : Terakhir kepada peneliti yang akan datang, yang tertarik pada topik penelitian berkaitan dengan minat berperilaku menggunakan internet, sebaiknya memasukkan variabel lain selain persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan sebagai predictor variable bagi minat berperilaku. Hal ini dimaksudkan agar prediksi terhadap minat berperilaku menggunakan internet lebih tepat dan akurat. DAFTAR PUSTAKA Gujarati, D. (2005). Ekonometrika Dasar, Cet. Keempat, Alih Bahasa : Drs. AK. Sumarno Zein, MBA. Jakarta: Erlangga. Jogiyanto. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Kripanont, N. (2007). Examining a Technology Acceptance Model of Internet Usage by Academics within Thai Business Schools (Thesis Doctor of Philosophy). School of Information Systems Faculty of Business and Law Victoria University Melbourne, Australia. Ma ruf, J. J. (2005). Riset Perilaku Konsumen Niat Membeli Melalui Internet. MM- Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Palupi, M dan Heru, K. T.(2008). Aplikasi Technology Acceptance Model (TAM) Dengan Mempertimbangkan Gender Pada Perilaku Penggunaan Internet. EKOBIS Vol. 9, No. 2, Juli 2006: Pp Sanjaya, P. S. (2005). Pengaruh Rasa Manfaat dan Kemudahan Terhadap Minat Berperilaku (Behavioral Intention) Para Mahasiswa dan Mahasiswi Dalam Penggunaan Internet. KINERJA, Volume 9, No.2, Th. 2005: Hal Surachman, A. (2008). Analisis Penerimaan Sistem Informasi Perpustakaan (SIPUS) Terpadu Versi 3 di Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM). Hasil Penelitian, Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga. Venkatesh, V. dan Moris, M. (2000). Why Don Men Ever Stop to Ask for Direction? Gender Social Influence, and Their Role in Technology Acceptance and Usage Behavior. MIS Quartely, 24 No. 1, Pp Wibowo, A. (2007). Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi Dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM). Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur arief@bl.ac.id. Widiatmika, I. M. dan Dana I S. (2007). Pengembangan Model Penerimaan Teknologi Internet Oleh Pelajar Dengan Menggunakan Konsep Technology Acceptance Model (TAM). Jurnal Sistem Informasi MTI-UI, Volume 4, Nomor 2, ISBN , Pp Widyarini dan Putro. (2008). Analisis Hubungan Faktor-Faktor Technology Acceptance, Trust dan Risk Pada Niat Nasabah Bank Untuk Menggunakan Internet Banking. The 2 nd National Conference UKWMS Surabaya 6 September 2008, Pp