BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
|
|
- Ari Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja jaringan infrastruktur publik di seluruh dunia (misalnya transportasi, air bersih, sistem pembuangan limbah) sangat mempengaruhi kelayakan ekonomi dan kesejahteraan social bangsa-bangsa. Selama bertahun-tahun, badan publik terusmenerus mengalokasikan anggaran yang besar untuk pekerjaan perawatan, renovasi dan rekonstruksi untuk menjamin tingka tkinerja yang memenuhi harapan para stakeholder infrastruktur yang berbeda. Dalam beberapa tahun terakhir, bagaimanapun, banyak lembaga telah dihadapkan pada keterbatasan anggaran yang menempatkan tekanan pada lingkup kegiatan perawatan, renovasi dan rekonstruksi. Pada saat yang sama, harapan dalam hal keandalan, keselamatan, dan ketersediaan jaringan infrastruktu rtelah terus meningkat (Arts dkk, 2008). Untuk menguasai tantangan ini, lembaga publik mencari langkah-langkah baru dan proses untuk mengelola aset infrastruktur secara lebih efektif (Schraven dkk, 2011). Pengelolaan aset telah muncul sebagai pendekatan di sector infrastruktur publik, yang menjanjikan untuk mencapai nilai lebih dengan sumber daya lebih sedikit (Moon dkk, 2009). Tidak mengherankan, prinsip-prinsip manajemen aset yang semakin memperluas ke dalam praktek kerja lembaga-lembaga publik (Switzer dan McNeil, 2004), dan semakin banyak praktek dan penelitian sebagai literatur yang menawarkan model dan alat untuk mendukung pembuatan keputusan infrastruktur (IIMM, 2006; Garland dkk, 2009). Banyak alat dan prinsip manajemen aset yang telah dikembangkan dan diterapkan di industri manufaktur (Liyanage dan Kumar, 2003; Schuman dan Brent 2005) untuk mencapai tujuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dengan mempertahankan peralatan produksi untuk tingkat 1
2 kinerja yang langsung berkaitan dengan investasi yang dilakukan (Schraven dkk, 2011). Manajemen Aset merupakan suatu bidang keilmuan baru yang muncul akibat adanya kenyataan terutama di Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya, baik sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM) dan juga infrastruktur yang masih belum dikelola dengan baik. Manajemen aset telah didefinisikan sebagai "suatu set yang strategis dan terpadu dari proses yang komprehensif (keuangan, manajemen, teknik, operasi dan pemeliharaan) untuk mendapatkan efektivitas terbesar seumur hidup, pemanfaatan dan hasil dari aset fisik (produksi dan peralatan operasi dan struktur)" (Mitchell dan Carlson, 2001). Aset merupakan harta atau kekayaan yang dimiliki oleh individu atau suatu organisasi. Karena aset merupakan harta atau kekayaan, maka aset harus dijaga dan dipelihara dengan baik. Dengan demikian nilai dari aset tersebut tidak mengalami penurunan dan untuk beberapa aset-aset tertentu bisa ditingkatkan. Peningkatan nilai aset tersebut dilakukan melalui optimasi. Optimasi aset merupakan proses kerja dalam manajemen aset yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume, legal dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut (Sutrisno, 2004). Untuk mengoptimalkan suatu aset, dapat dilakukan Highest and Best Use Analysis (Siregar, 2004). Tujuan HBU Analysis adalah untuk mengetahui produk pengembangan terbaik dan optimal di atas tanah atau tanah dan bangunan yang dianggap memiliki potensi untuk dikembangkan atau yang dirasakan belum optimal pemanfaatannya. Hasil studi ini akan sangat berguna bagi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dalam melakukan optimasi penggunaan aset, baik untuk keperluan penjualan maupun kerja sama dengan pihak ketiga (BOT, KSO, JV) dalam rangka efisiensi dan efektivitas pengelolaan aset yang dimiliki. Aset Tanah dan Bangunan Ex Depot Sukabumi adalah Aset Penunjang Usaha (APU) yang dikelola oleh PT Pertamina (Persero) Area JBB. Ex Depot Sukabumi tidak digunakan lagi sejak tahun 2003 dan dipindahkan ke Depot Padalarang. Aset lahan dan bangunan Ex Depot di Sukabumi yang memiliki luas tanah 12,050 m 2 dan 2
3 luas bangunan 6,919 m 2 pada tahun 2012 tidak digunakan oleh PT Pertamina untuk kegiatan apapun. Biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan yakni biaya PBB sebesar Rp ,00 per tahun, gaji satpam Rp ,00 per bulan, beban listrik Rp ,00 per bulan, beban telepon Rp ,00 per bulan dan babat rumput Rp ,00 per bulan. Sedangkan aset ini tidak menghasilkan pendapatan apapun bagi PT Pertamina. Maka dari itu, aset ini berstatus idle capacity. Aset ini merupakan APU ex Aset Operasi yang berstatus Free and Clear sehingga dimungkinkan untuk dioptimasi. Berdasarkan SK No. Kpts 35/C00000/2010-S0 PT Pertamina (Persero), optimasi aset adalah upaya yang dilakukan untuk mengamankan, memelihara, meningkatkan nilai manfaat, mengurangi beban biaya Perusahaan, serta meningkatkan pendapatan Perusahaan dengan cara swakelola, sewa, kerjasama dan divestasi. Tujuan optimasi APU di dalam SK No.Kpts 35/C00000/2010-S0 adalah meningkatkan nilai ekonomi APU, menghasilkan dan meningkatkan pendapatan atas APU, meningkatkan status kepemilikan serta panguasaan atas APU, mengurangi beban perusahaan biaya Perusahaan (cost saving) dan menyediakan layanan properti bagi Perusahaan. Berdasarkan tujuan tersebut, maka optimasi atas APU memprioritaskan Perusahaan dan Anak Perusahaan. Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) Area JBB telah menawarkan kerjasama optimasi pemanfaatan aset Ex Depot Sukabumi kepada anak-anak Perusahaan PT Pertamina (Persero). Diantara seluruh anak Perusahaan PT Pertamina (Persero), yang saat ini sedang membutuhkan pengembangan bisnis di daerah Sukabumi adalah PT Patra Jasa untuk pengembangan Hotel dan PT Pertamina Bina Medika untuk pengembangan Rumah Sakit. Vice President Asset Management PT Pertamina (Persero) mengemukakan bahwa optimasi aset harus mempertimbangkan kajian HBU (SK No. Kpts 35/C00000/2010-S0). Menurut Siregar (2004:779), Highest and Best Use Analysis (HBU Analysis) adalah suatu analisis yang bertujuan untuk mengembangkan aset yang mempunyai potensi untuk dikembangkan atau aset yang dirasakan belum optimal pemanfaatannya (idle capacity). 3
4 Alur optimasi aset menurut Siregar dilakukan dengan Highest and Best Use Study dan berakhir pada pemilihan portofolio pengembangan aset. Portofolio tersebut terdiri dari KSO, BOT dan JV (Siregar, 2004). Sedangkan proses optimasi APU yang dikemukakan di dalam SK No. Kpts 35/C00000/2010-S0 adalah menetapkan persetujuan lokasi yang akan dioptimalkan, menetapkan persetujuan bentuk portofolio optimalisasi APU, dan memberikan persetujuan atas usulan optimasi. Optimasi atas aset Ex Depot Sukabumi dilakukan dengan Analisis HBU dan berakhir pada pemilihan bentuk kerjasama optimasi aset. Namun, Permen BUMN PER- 06/MBU/2011 menyatakan bahwa proses pendayagunaan aktiva tetap harus disertakan hasil studi kelayakan, sedangkan studi kelayakan atas pengembangan Rumah Sakit pada lahan Ex Depot Sukabumi belum dilakukan. Maka, sebelum menentukan bentuk kerjasama optimasi aset dilakukan studi kelayakan atau analisis kelayakan atas solusi pengembangan aset Ex Depot Sukabumi berdasarkan hasil analisis HBU. Bentuk kerjasama yang terdapat di dalam SK No. Kpts-35/C00000/2010-S0 terdiri atas Kerjasama Bangun Guna Serah (Build Operate and Transfer/BOT), Kerjasama Bangun Guna Milik (Build Operate and Owned/BOO), Kerjasama Bangun Serah Guna (Build Transfer and Operate/BTO), Kerjasama Bangun Milik Sewa (Build Owned and Rent/BOR), Kerjasama Bangun Sewa Serah (Build Rent and Transfer/BRT). Namun, belum diketahui bentuk kerjasama manakah yang paling tepat bagi pengembangan aset Ex Depot Sukabumi dengan PT Pertamina Bina Medika untuk dikembangkan menjadi Rumah Sakit. Berdasarkan penjelasan di atas, maka terdapat permasalahan sebagai berikut: 1. APU Ex Depot Sukabumi dengan luas tanah 12,050 m 2 dan luas bangunan 6,919 m 2 sudah tidak digunakan oleh PT Pertamina (Persero) untuk kegiatan apapun, sehingga aset ini berstatus idle capacity. 2. Biaya pemeliharaan APU Ex Depot Sukabumi besar, yakni Biaya PBB Rp ,00 per tahun, gaji satpam Rp ,00 per bulan, beban listrik Rp ,00 per bulan, beban telepon Rp ,00 per bulan dan babat 4
5 rumput Rp ,00 per bulan. Sedangkan, APU Ex Depot Sukabumi saat ini tidak menghasilkan pendapatan bagi PT Pertamina (Persero). 3. Salah satu tujuan optimalisasi APU adalah menyediakan layanan properti bagi Perusahaan. Anak Perusahaan PT Pertamina (Persero) yang saat ini sedang membutuhkan pengembangan untuk bisnisnya di daerah Sukabumi adalah PT Pertamina Bina Medika untuk Rumah Sakit dan PT Patra Jasa untuk Hotel. Namun, dari dua alternatif optimalisasi tersebut belum jelas alternatif manakah yang paling tepat dipilih berdasarkan Analisis HBU. 4. Permen BUMN PER-06/MBU/2011 menyatakan bahwa proses pendayagunaan aktiva tetap harus disertakan hasil studi kelayakan, sedangkan studi kelayakan atas pengembangan Rumah Sakit pada lahan Ex Depot Sukabumi belum dilakukan. 5. APU Ex Depot Sukabumi berstatus Free and Clear sehingga dapat optimalisasi melalui 3 portofolio, yaitu swakelola, sewa dan kerjasama. Portofolio optimasi aset telah yang ditetapkan oleh PT Pertamina (Persero) Area JBB adalah kerjasama. Pilihan bentuk kerjasama optimasi aset PT Pertamina (Persero) terdiri atas BOT, BOO, BTO, BOR, dan BRT. Namun, belum diketahui bentuk kerjasama manakah yang paling tepat untuk pengembangan aset lahan Ex Depot Sukabumi PT Pertamina (Persero) Area JBB. Oleh karena itu, menarik untuk dikaji melalui Tugas Akhir dengan judul Analisis Kelayakan Investasi dan Kerjasama Optimasi Aset Ex Depot Sukabumi PT Pertamina (Persero) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka teridentifikasi adanya permasalahan sebagai berikut: 5
6 1. APU Ex Depot Sukabumi dengan luas tanah 12,050 m 2 dan luas bangunan 6,919 m 2 sudah tidak digunakan oleh PT Pertamina (Persero) untuk kegiatan apapun, sehingga aset ini berstatus idle capacity. 2. Biaya pemeliharaan APU Ex Depot Sukabumi besar, yakni Biaya PBB Rp ,00 per tahun, gaji satpam Rp ,00 per bulan, beban listrik Rp ,00 per bulan, beban telepon Rp ,00 per bulan dan babat rumput Rp ,00 per bulan. Sedangkan, APU Ex Depot Sukabumi saat ini tidak menghasilkan pendapatan bagi PT Pertamina (Persero). 3. Salah satu tujuan optimalisasi APU adalah menyediakan layanan properti bagi Perusahaan. Anak Perusahaan PT Pertamina (Persero) yang saat ini sedang membutuhkan pengembangan untuk bisnisnya di daerah Sukabumi adalah PT Pertamina Bina Medika untuk Rumah Sakit dan PT Patra Jasa untuk Hotel. Namun, dari dua alternatif optimalisasi tersebut belum jelas alternatif manakah yang paling tepat dipilih berdasarkan Analisis HBU. 4. Permen BUMN No. 06 tahun 2011 menyatakan bahwa proses pendayagunaan aktiva tetap harus disertakan hasil studi kelayakan, sedangkan studi kelayakan atas pengembangan Rumah Sakit pada lahan Ex Depot Sukabumi belum dilakukan. 5. APU Ex Depot Sukabumi berstatus Free and Clear sehingga dapat optimalisasi melalui 3 portofolio, yaitu swakelola, sewa dan kerjasama. Portofolio optimasi aset telah yang ditetapkan oleh PT Pertamina (Persero) Area JBB adalah kerjasama. Pilihan bentuk kerjasama optimasi aset PT Pertamina (Persero) terdiri atas BOT, BOO, BTO, BOR, dan BRT. Namun, belum diketahui bentuk kerjasama manakah yang paling tepat untuk pengembangan aset lahan Ex Depot Sukabumi PT Pertamina (Persero) Area JBB. 6
7 1.3 Pembatasan Masalah Peneliti akan membatasi permasalahan yang akan dibahas di dalam Tugas Akhir ini. Permasalahan yang menjadi kajian pada Tugas Akhir ini yaitu : 1. Salah satu tujuan optimalisasi APU adalah menyediakan layanan properti bagi Perusahaan. Anak Perusahaan PT Pertamina (Persero) yang saat ini sedang membutuhkan pengembangan untuk bisnisnya di daerah Sukabumi adalah PT Pertamina Bina Medika untuk Rumah Sakit dan PT Patra Jasa untuk Hotel. Namun, dari dua alternatif optimalisasi tersebut belum jelas alternatif manakah yang paling tepat dipilih berdasarkan analisis HBU. 2. Permen BUMN No. 06 tahun 2011 menyatakan bahwa proses pendayagunaan aktiva tetap harus disertakan hasil studi kelayakan, sedangkan studi kelayakan atas pengembangan Rumah Sakit pada lahan Ex Depot Sukabumi belum dilakukan. 3. Pilihan bentuk kerjasama optimasi aset PT Pertamina (Persero) terdiri atas BOT, BOO, BTO, BOR, dan BRT. Namun, belum diketahui bentuk kerjasama manakah yang paling tepat untuk pengembangan aset lahan Ex Depot Sukabumi PT Pertamina (Persero) Area JBB. 1.4 Perumusan Masalah Berikut ini adalah rumusan masalah penelitian: 1. Berdasarkan kebutuhan properti Perusahaan bagi Anak Perusahaan PT Pertamina (Persero), yaitu PT Pertamina Bina Medika untuk pengembangan Rumah Sakit dan PT Patra Jasa untuk pengembangan Hotel, maka pengembangan manakah yang paling tepat berdasarkan analisis HBU yang meliputi : a. Aspek Fisik b. Aspek Legal c. Aspek Keuangan 7
8 d. Aspek Produktivitas Maksimal 2. Berdasarkan jawaban pada rumusan masalah nomor 1 (satu), seberapa layakkah solusi pengembangan tersebut bagi optimasi aset Ex Depot Sukabumi. Untuk menjawab hal ini dilakukan analisis kelayakan investasi yang terdiri dari: a. Aspek Kelayakan Legal b. Aspek Kelayakan Ekonomi dan Sosial c. Aspek Kelayakan Kebutuhan Layanan Kesehatana Masyarakat d. Aspek Kelayakan Teknis dan Teknologi e. Aspek Kelayakan Manajemen dan Sumber Daya Manusia f. Aspek Kelayakan Finansial 3. Bentuk kerjasama optimasi manakah yang paling tepat berdasarkan analisis pendapatan dan efisiensi biaya bagi optimasi aset Ex Depot Sukabumi PT Pertamina (Persero) yang terdiri dari: a. Build Operate and Transfer (BOT) b. Build Operate and Owned (BOO) c. Build Transfer and Operate (BTO) d. Build Owned and Rent (BOR) e. Build Rent and Transfer (BRT) 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan pada penelitian ini untuk mendapatkan alternatif solusi yang tertinggi dan terbaik (highest and best use) pada APU Ex Depot Sukabumi PT Pertamina (Persero) Area JBB; mendapatkan tingkat kelayakan atas solusi pengembangan berdasarkan hasil analisis HBU tersebut; dan untuk mendapatkan bentuk kerjasama optimasi aset Ex Depot Sukabumi yang tepat. Adapun tujuan penelitian ini dirinci dalam pernyataan berikut: 8
9 1. Mendapatkan gambaran yang jelas dan terperinci mengenai solusi alternatif bentuk pegembangan yang tertinggi dan terbaik (highest and best use) pada APU Ex Depot Sukabumi PT Pertamina (Persero) Area JBB 2. Mendapatkan gambaran yang jelas dan terperinci mengenai kelayakan investasi dari bentuk pengembangan yang tertinggi dan terbaik bagi APU Ex Depot Sukabumi PT Pertamina (Persero) Area JBB 3. Mendapatkan bentuk kerjasama yang tepat bagi optimasi aset lahan Ex Depot Sukabumi Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Manfaat bagi PT Pertamina (Persero) a. Membantu memberikan masukan sebagai pertimbangan dalam melakukan optimalisasi APU Ex Depot Sukabumi yang sesuai dengan kajian HBU terhadap dua alternatif optimalisasi, yaitu Rumah Sakit dan Hotel. b. Membantu memberikan informasi mengenai kelayakan investasi pada alternatif pengembangan yang tertinggi dan terbaik bagi APU Ex Depot Sukabumi c. Membantu memberikan masukan sebagai pertimbangan dalam melakukan optimasi mengenai bentuk kerjasama yang tepat untuk pengembangan Ex Depot Sukabumi 2. Manfaat bagi Program Studi Manajemen Aset Politeknik Negeri Bandung a. Memberikan umpan balik dalam mengevaluasi kegiatan perkuliahan yang telah diberikan kepada mahasiswa Program Studi Manajemen Aset. b. Menjalin hubungan baik dan kerjasama antara Program Studi dengan Perusahaan. 3. Manfaat bagi pembaca, yaitu sebagai referensi atau bahan acuan dalam penelitian yang bahasannya hampir sama dengan Tugas Akhir ini. 9
10 4. Manfaat bagi peneliti, yaitu dapat menerapkan ilmu Manajemen Aset yang selama ini telah dipelajari selama kuliah di Program Studi Manajemen Aset, Politeknik Negeri Bandung. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT Pertamina (Persero) Area JBB dengan objek aset lahan dan bangunan Ex Depot Sukabumi Jalan Otto Iskandardinata No. 62, Desa Lingkar Tipar, Sukabumi. Adapun lokasi penelitian dapat terlihat pada gambar di bawah ini: Sumber : Gambar 1.1Peta Lokasi Waktu penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Maret 2012 sampai dengan 9 Juli Uraian Kegiatan dan waktu pelaksanaan dapat dilihat dalam Tabel 1.1 berikut ini: 10
11 No Kegiatan Pengajuan Proposal 1 TA Pengumuman 2 Pembimbing Pertemuan dengan 3 Pembimbing 4 Seminar Proposal TA 5 Penulisan TA 6 Pengajuan Laporan TA 7 Sidang TA Pengumpulan Revisi 8 TA Sumber: Peneliti,2012 Tabel 1.1 Jadwal Penelitian 2012 Maret April Mei Juni Juli
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan lahan dan bangunan gedung untuk berbagai aktifitas meningkat dari waktu ke waktu. Lahan/tanah adalah sebuah sumber daya alam yang merupakan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN PT. Pegadaian merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mempunyai bisnis inti berupa usaha gadai yang dinamakan kredit cepat aman (KCA). Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aset adalah suatu potensi yang baik yang dimiliki oleh organisasi atau individu untuk mencapai tujuan. Aset dapat berbentuk riil atau terukur yang disebut sebagai
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Otonomi daerah dimulai sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah dimulai sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Pegadaian merupakan BUMN di Indonesia yang usaha intinya bergerak di bidang jasa penyaluran kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai. Dasar hukum pendirian
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Negara Indonesia memasuki era baru dalam sistem pemerintahannya, dari yang sentralistik
Lebih terperinciPERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG TERKAIT
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG TERKAIT 1. UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah 2. PP 121/2015 tentnag Pengusahaan Sumber Daya Air 3. PP 122/2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum 4. Perpres 38/2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. otonomi daerah, yang ditandai dengan lahirnya Undang-undang Nomor 22 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia, terhitung sejak tahun 1999 telah menggunakan sistem pemerintahan yang bersifat Desentralisasi, atau yang lebih dikenal dengan otonomi daerah, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri properti merupakan industri yang sedang mengalami perkembangan yang pesat di Indonesia pada saat ini. Perkembangan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan kegiatan produktif manusia, baik sebagai wadah maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah memiliki fungsi dan kedudukan yang sangat penting dalam berbagai kehidupan, menyebabkan tanah menjadi komoditi yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Building Management Gedung Wahana Bakti Pos Bandung (BM GWBPB) merupakan unit di bawah divisi bisnis properti PT. Pos Indonesia (Persero). Unit bisnis ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemilik aset. Aset berarti kekayaan atau harta yang nantinya diharapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aset merupakan hal yang sangat fundamental bagi perseorangan maupun organisasi, karena merupakan bagian yang penting dalam pencapaian tujuan dari pemilik aset. Aset
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nilai kekayaan negara yang dikuasai oleh pemerintah daerah yang sebelumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya urusan yang menjadi kewenangan daerah sebagai konsekuensi dari otonomi daerah, otomatis akan menimbulkan volume urusan terutama berkenaan dengan pengurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pengelolaan aset bertujuan untuk memberikan kejelasan status kepemilikan aset, inventarisasi kekayaan, optimasi penggunaan dan pemanfaatan aset dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertamina didirikan dengan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1971 tentang perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi Negara. Kemudian berdasarkan
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DAN POTENSI KERJASAMA OPTIMASI ASET EX DEPOT SUKABUMI PT PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DAN POTENSI KERJASAMA OPTIMASI ASET EX DEPOT SUKABUMI PT PERTAMINA (PERSERO) FEASIBILITY ANALYSIS AND POTENTIAL OPTIMIZATION PARTNERSHIP ASSET EX DEPOT SUKABUMI PT PERTAMINA
Lebih terperinciMODEL PENDANAAN KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN MAGETAN
MODEL PENDANAAN KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN MAGETAN DOSEN PEMBIMBING : CHRISTIONO UTOMO, ST, MT, Ph.D. Ir. RETNO INDRYANI, MT. Oleh : ROKHMAT ZAINUDDIN NRP. 3109207701 ISI 1. Pendahuluan:
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. maupun non komersial, karena aset memegang peranan penting dalam
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Keberadaan aset tidak bisa diabaikan dalam sebuah organisasi komersial maupun non komersial, karena aset memegang peranan penting dalam keberlangsungan sebuah organisasi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Manajemen Aset
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Manajemen Aset Manajemen aset sering menjadi salah satu pilihan terakhir untuk memaksimalkan penghematan biaya dalam ekonomi global yang semakin kompetitif karena
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Pemerintah daerah di dalam menjalankan kewenangannya telah diberikan
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah di dalam menjalankan kewenangannya telah diberikan kebebasan yang lebih besar setelah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 1998 (PP.19/1998) dan Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1999
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN PT Kereta Api Indonesia (Persero) disingkat PT. KAI merupakan kegiatan bisnis sebagai badan usaha, didirikan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Aset Aset ( assets) aset lancar
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Aset Menurut Warren et al. (2014, h.56) mengatakan Aset (assets) adalah sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis...berupa benda yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan lahan pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan lahan pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus ditingkatkan. Contoh wujud pendayagunaan lahan yang telah dilakukan antara lain melalui sinergi antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan prasarana untuk kepentingan umum (infrastruktur). 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang melakukan pembangunan dengan tujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur sebagaimana tujuan Negara Indonesia yang termaktub
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun mengamanatkan diselenggarakannya otonomi seluas-luasnya dalam kerangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan diselenggarakannya otonomi seluas-luasnya dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NO : 10 2001 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 18 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KERJASAMA PEMERINTAH DAERAH DENGAN PIHAK KETIGA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keputusan publik pada suatu wilayah kota. Dengan demikian, pertimbangan aspek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut O Sullivan (2009: 4), pertumbuhan ekonomi kota didasarkan pada bagaimana masyarakat kota mampu memaksimalkan potensi ekonomi yang dimilikinya di tengah keterbatasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh keberhasilan pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan aset daerah. Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjanjikan, menjadikan investasi di bidang properti komersial merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan properti komersil di daerah Jakarta yang cukup menjanjikan, menjadikan investasi di bidang properti komersial merupakan salah satu alternatif jenis investasi
Lebih terperinciBAB 1 LATAR BELAKANG. dengan munculnya krisis budaya moral. Di beberapa negara Asia pondasi
BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang pernah terjadi di beberapa negara Asia telah menyadarkan kita semua bahwa sesungguhnya yang menjadi penyebab utama dari krisis ekonomi adalah
Lebih terperinciPENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA BANGUNAN DI KORIDOR JL. BASUKI RACHMAT KAYUTANGAN MALANG
PENGGUNAAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA BANGUNAN DI KORIDOR JL. BASUKI RACHMAT KAYUTANGAN MALANG Afief Fithrotun Nisa 1, *), Purwanita Setijanti 2) dan Christiono Utomo 3) Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka melaksanakan pembangunan di Indonesia, maka beberapa puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build Operate and Transfer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH
I. PENJELASAN UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH Dalam kenyataan urusan dan tanggung jawab roda Pemerintahan Kabupaten Siak setiap
Lebih terperinciMENTERI N EGA RA BADAN USAHA MILIK NEGARA
MENTERI N EGA RA SALINAN KEPUTUSAN NOMOR : SK - 165/MBU/2012 TENTANG PENETAPAN SEBAGIAN KEWENANGAN BUMN SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH SELAKU PEMILIK MODAL PADA PERUSAHAAN UMUM (PERUM) MENJADI KEWENANGAN DEWAN
Lebih terperinciSALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : SK - 164/MBU/2012 TENTANG
SALINAN KEPUTUSAN NOMOR : SK - 164/MBU/2012 TENTANG PENETAPAN SEBAGIAN KEWENANGAN BUMN SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH SELAKU RUPS PADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) MENJADI KEWENANGAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Reformasi tahun 1998 telah membuat perubahan politik dan administrasi, bentuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi merupakan suatu langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah, salah satunya pada bidang pemerintahan daerah dan pengelolaan keuangan. Reformasi tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dan ketatnya persaingan saat ini menjadi sebuah tantangan yang wajib dihadapi setiap perusahaan untuk mempertahankan eksistensi dan kehidupannya. Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perkotaan yang terjadi dari akibat adanya perubahan pada suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perkotaan yang terjadi dari akibat adanya perubahan pada suatu kawasan tertentu, akan berdampak pada semakin tingginya kebutuhan lahan berupa tanah dalam
Lebih terperinciANALISA HIGHEST AND BEST USE (HBU) PADA LAHAN BEKAS SPBU BILITON, SURABAYA
1 ANALISA HIGHEST AND BEST USE (HBU) PADA LAHAN BEKAS SPBU BILITON, SURABAYA T.Defi Anysa Rasyid dan Christiono Utomo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciAnalisa Highest And Best Use (HBU) pada Lahan Bekas SPBU Biliton Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-181 Analisa Highest And Best Use (HBU) pada Lahan Bekas SPBU Biliton Surabaya T. Defi Anysa Rasyid, Christiono Utomo Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (BPK RI) merupakan salah satu target setiap daerah di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) merupakan salah satu target setiap daerah di Indonesia. Opini yang diberikan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PH 193 Tahun 2015 TENTANG KONSESI DAN BENTUK KERJASAMA LAINNYA ANTARA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA BANDAR
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian mengenai Analisis Potensi Bentuk Kerjasama Optimasi Aset Lahan Milik PT KAI di Pangandaran, bertujuan untuk mengetahui alternatif bentuk kerjasama pemanfaatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur, merata baik materil maupun spiritual. Negara yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur, merata baik materil maupun spiritual. Negara yang berlandaskan Pancasila dan Undang-undang
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 8 TAHUN 2001 T E N T A N G KEMITRAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciGAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu
BAB - III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Kinerja Keuangan Masa Lalu Arah Kebijakan Pengelolaan Keuangan Kebijakan Umum Anggaran Bab ini berisi uraian tentang gambaran umum mengenai pengelolaan keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan jalan dibutuhkan beberapa jenis peralatan untuk membantu pekerja lapangan dalam melaksanakan tugasnya. Peralatan dibutuhkan karena
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi INTISARI... xii ABSTRACT...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bertambah. Oleh karena itu ekonomi secara terus-menerus mengalami
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekonomi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman, tentu kebutuhan terhadap manusia bertambah. Oleh karena
Lebih terperinciRENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA
BAB 4 4.1 INDIKASI PROGRAM Indikasi program merupakan penjabaran lebih lanjut kebijakan dan strategi pengembangan kawasan perencanaan ke dalam program-program atau proyek-proyek pembangunan. Penyusunan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Setelah Jakarta kian sesak akibat maraknya pembangunan properti, apartemen pun merambah daerah di luar Ibu Kota Jakarta yaitu Bekasi,
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Setelah Jakarta kian sesak akibat maraknya pembangunan properti, apartemen pun merambah daerah di luar Ibu Kota Jakarta yaitu Bekasi, Tangerang, Depok, dan Bogor menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pelabuhan umum di Indonesia terdiri dari pelabuhan umum yang
I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pelabuhan umum di Indonesia terdiri dari pelabuhan umum yang diusahakan (komersial) dan pelabuhan umum yang tidak diusahakan. Pengelolaan pelabuhan umum yang tidak diusahakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Sumber daya alam yang dimiliki Indonesia adalah sebuah Harta Kekayaan Negara (HKN) sekaligus aset yang berharga. Melimpahnya sumber daya alam di Indonesia, membuka
Lebih terperinciKONSEP DASAR LINGKUP KEAHLIAN MANAJEMEN ASET INFRASTRUKTUR WILAYAH Usulan dari Sudut Pandang Teknik Sipil
KONSEP DASAR LINGKUP KEAHLIAN MANAJEMEN ASET INFRASTRUKTUR WILAYAH Usulan dari Sudut Pandang Teknik Sipil Hitapriya Suprayitno dan Ria A.A. Soemitro Jurusan Teknik Sipil, Insitut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan diberlakukannya UU No.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan diberlakukannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR TAHUN 2006 TENTANG
PENJELASAN ATAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SAMARINDA I. PENJELASAN UMUM Dalam kenyataannya urusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai amanat Undang-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dalam melaksanakan kewajibannya untuk meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai amanat Undang- Undang Dasar 1945, tentunya perlu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Aset BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Aset merupakan suatu bidang keilmuan baru dalam dunia pendidikan yang muncul akibat adanya fenomena kekayaan sumber daya, baik sumber daya alam (SDA),
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI
LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2012 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI TANGGAL : 9 APRIL 2012 NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG : KERJA SAMA DAERAH Sekretariat Daerah Kota Sukabumi Bagian Hukum 2012
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan tanah dengan berbagai macam tujuan penggunaannya akan
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan tanah dengan berbagai macam tujuan penggunaannya akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di suatu daerah atau kota. Tanah perkotaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorangan atau lembaga dengan tujuan tertentu. Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah mempertahankan kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Indonesia, menurut Undang-Undang Dasar Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pemerintahan Indonesia, menurut Undang-Undang Dasar Tahun 1945 termasuk amandemennya, UU No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan UU No 25 Tahun 1999
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED
LAPORAN KEUANGAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA 2016 LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA 2016 PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset Manajemen Aset merupakan suatu bidang keilmuan baru dalam dunia pendidikan yang muncul akibat adanya kenyataan terutama di Indonesia yang memiliki kekayaan sumber
Lebih terperinciIKATAN AKUNTAN INDONESIA
0 0 PENDAHULUAN 0 Dunia bisnis selalu ditandai oleh keinginan untuk melakukan investasi pada usaha yang menguntungkan dengan risiko yang kecil. Keinginan dunia bisnis untuk melakukan investasi seringkali
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dalam mengelola daerah serta mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki. Hal ini
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sistem pemerintahan daerah di Indonesia dewasa ini memasuki paradigma baru di mana salah satu tujuan dari penyelenggaraan pemerintah adalah terciptanya good governance
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selain sektor penggerak ekonomi yang lain, sektor pariwisata telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selain sektor penggerak ekonomi yang lain, sektor pariwisata telah menjadi sumber pendapatan daerah yang berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Latihan Kerja Industri (UPTD BLKI)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Latihan Kerja Industri (UPTD BLKI) adalah bagian dari 3 (tiga) UPTD yang terdiri dari, Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Indonesia Property Watch (2015), menunjukkan bahwa rata-rata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan pengembang properti berdasarkan survei yang dilakukan oleh Indonesia Property Watch (2015), menunjukkan bahwa rata-rata jumlah pengembang di bidang
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Peralatan sebagai sarana pendukung bagi terselenggaranya aktifitas
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Peralatan sebagai sarana pendukung bagi terselenggaranya aktifitas pemerintahan sangatlah penting sebagai proses penyelenggaraan kegiatan administrasi kantor pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki aset tetap yang kurang produktif dan belum termanfaatkan atau kurang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara atau selanjutnya disingkat dengan BUMN, memiliki aset tetap yang kurang produktif dan belum termanfaatkan atau kurang optimal pemanfaatannya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat, dikarenakan tingkat kebutuhan tiap daerah berbeda. Maka
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Realitas menunjukkan tidak semua daerah mampu untuk lepas dari pemerintah pusat, dikarenakan tingkat kebutuhan tiap daerah berbeda. Maka dalam kenyataannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), merupakan salah satu perwujudan dari peran pemerintah di bidang ekonomi, yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan amanat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia. Salah satu dari sekian banyak reformasi yang membawa kepada
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 3 TAHUN 2005 KAWASAN INDUSTRI JELITIK SUNGAILIAT B U P A T I B A N G K A,
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 3 TAHUN 2005 T E N T A N G KAWASAN INDUSTRI JELITIK SUNGAILIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B U P A T I B A N G K A, Menimbang : a. bahwa dalam upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi. PT. Telekomunikasi Indonesia,
Lebih terperinciFORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN
Lebih terperinciBab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi
Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1 BUMN II.1.1.1 Pengertian BUMN BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR TENTANG PEDOMAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN JALAN. 1 Pendahuluan
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR TENTANG PEDOMAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN JALAN 1 Pendahuluan Jalan merupakan kekayaan atau aset yang sangat besar yang secara tradisional dikelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat hal ini ditandai dengan munculnya industri baru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini perekonomian dunia mengalami perkembangan yang begitu pesat hal ini ditandai dengan munculnya industri baru yang berbasis
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG
PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pemerintah pusat sehingga dengan demikian pembangunan daerah diupayakan sejalan
Lebih terperinciBAB IV SIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Simpulan. Berikut ini merupakan simpulan atas hasil penelitian dan pembahasan yang telah
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berikut ini merupakan simpulan atas hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, secara kronologis sesuai dengan perumusan masalah.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Aset tetap bersifat tangible dan digunakan dalam jangka panjang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi Aset tetap merupakan komponen yang signifikan dalam neraca perusahaan. Aset tetap bersifat tangible dan digunakan dalam jangka panjang. Dalam PSAK 16 aset tetap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perusahaan-perusahaan yang ada sekarang ini telah bersiap menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Ini berarti persaingan tidak hanya terjadi
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, setiap perusahaan harus dapat bersaing baik dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika pengendalian
Lebih terperinciFORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan (corporate sustainability) akan terjamin
Lebih terperinciSTRATEGI MEMBANGUN INFRASTRUKTUR PEMERINTAH DAERAH
STRATEGI MEMBANGUN INFRASTRUKTUR PEMERINTAH DAERAH Oleh : Marsuki Disampaikan dalam acara Workshop Inn Red International dengan Tema : Manajemen Pembiayaan Infrasturktur Regional Pemerintah Daerah. Hotel
Lebih terperinciLaporan Hasil Paparan Publik Tahunan. PT XL Axiata Tbk. ( Perseroan )
Laporan Hasil Paparan Publik Tahunan PT XL Axiata Tbk. ( Perseroan ) Hari : Kamis, 29 Maret 2012 Waktu : 10.00 11.00 WIB Tempat : Dua Mutiara 1 & 2 Hotel JW Marriot, Jakarta. Jl. Lingkaran Mega Kuningan
Lebih terperinciINOVASI BIROKRASI DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
INOVASI BIROKRASI DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Ir. M. Saiful Imam, MM. Mantan Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk email: m.saiful.imam@gmail.com; saiful@adhi.co.id ABSTRAK Pada makalah ini akan
Lebih terperinciBUPATI PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG KEMITRAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG KEMITRAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka rnewujudkan peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan memperoleh dana dari dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajer memerlukan dana untuk mengembangkan dan menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan memperoleh dana dari dalam perusahaan atau dari luar
Lebih terperinci