Proses Perencanaan Komprehensif (Teoritik)
|
|
- Yuliana Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 4 Proses Perencanaan Komprehensif (Teoritik) Bahan Kuliah--Dipakai terbatas di lingkungan sendiri Dosen: Achmad Djunaedi Komunikasi achmaddjunaedi@yahoo.com FB: Layanan Akademik A-Djunaedi (adjun@ugm.ac.id) Versi 2012 Proses Perencanaan Komprehensif (Teoritik) DAFTAR TOPIK 1. Pengantar (mengapa kita perlu memahami dasar teorinya?) 2. Perkembangan Paradigma Perencanaan di Dunia dan di Indonesia 3. Teori/Konsep Rasionalitas & Keputusan Publik 4. Menyikapi Ketidakpastian dalam Perencanaan publik 5. Perencanaan Komprehensif di AS Referensi: Bab 3 Proses Penyusunan Rencana Komprehensif, dari buku A, Djunaedi, 2012, Proses Perencanaan Wilayah dan Kota, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 2 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 1
2 Topik 1: Pengantar Tujuan: memberikan pemahaman terhadap dasar teori Rational Comprehensive Planning () 3 Perencanaan adalah Praxis Perencanaan adalah Praxis (dalam arti gabungan antara Teori dan Praktek) Contoh bidang ilmu yg merupakan praxis: kedokteran, perencanaan (wilayah, kota & daerah). Praktek perencanaan memerlukan teori bukan hanya untuk menata dunia dan lingkungan, tapi juga untuk menjelaskan praktek tsb ke para pelakunya. Tindakan perencanaan saling tergantung dgn pelaku dan lingkungannya serta interaksi antar pelaku/ manusia. Perencanaan merupakan kegiatan preskriptif (memberi solusi), bukan deskriptif (menjelaskan). Sumber: Alexander, E.R Approaches to Planning: Introducing Current Planning Theories, Concepts, and Issues. Gordon and Breach Science Publishers. New York. 4 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 2
3 Hubungan Teori & Praktek dan Paradigma Abstraksi Paradigma Teori Model/Rumus/Prosedur Empiri Praktek / Kegiatan Rencana / Artefak 5 Hubungan Teori & Praktek dalam Perencanaan Praktek mengacu Teori dan Per-UU-an yg berlaku. Paradigma Teori & Prosedur Pedoman/ Per-UU-an Praktek Pedoman/ Per-UU-an berpihak pada suatu (cara pandang) tertentu, maka pedoman mengacu pada teori-teori tertentu di bawah yg dipilih. 6 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 3
4 Topik 2: Perkembangan Paradigma Perencanaan Tujuan: Memahami (secara teoritis) perkembangan perencanaan di dunia dan di Indonesia 7 Sumber Keputusan Perencanaan Rasionalitas (kepakaran individual) Kesepakatan (kelompok) Paradigma dasar: Rational Comprehensive Planning () & perkembangannya (a.l. incremental planning) Paradigma yg mengkritik, antara lain: Strategic Planning, Advocacy Planning, Adaptive Planning 8 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 4
5 Pra Jatuh-Bangun (1) Pengembangan Zaman keemasan Anomali : Di Dunia Krisis Master Planning, dsb. Incremental Planning Banyak kritik Strategic Planning Dsb Pra Jatuh-Bangun (2) Pengembangan Zaman keemasan Anomali : Di Dunia Krisis Pre-paradigm Period. Didalam perioda ini Incremental tidak ada konsensus Planning diantara para ilmuwan tentang dasar. Schools Strategic of thought yang saling berkompetisi berusaha untuk Master Planning mendapatkan legitimasi dan dominasi. Perioda ini dimulai pada akhir abad Dsb. ke- Planning, 19 sampai dengan awal tahun 1920-an. Sebagai ilustrasi dsb. dikemukakan adanya berbagai variasi aliran perencanaan kota di Amerika dan Eropa pada masa itu, misalnya Banyak (1) city beautiful movement, (2) master planning, (3} the park kritik movement, (4) housing reform, (5) social reform-settlement houses dan (6) municipal reform. Keanekaragaman aliran mewarnai keadaan pada preparadigm period 10 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 5
6 Pra Jatuh-Bangun (3) Pengembangan Zaman keemasan Anomali : Di Dunia Krisis Paradigm development. Secara garis besar Incremental perioda ini Planning terjadi antara tahun 1920-an sampai pertengahan tahun Strategic Adanya semacam konsensus diantara para teoritisi Master Planning dan praktisi yang mengarah pada orientasi proses perencanaan Dsb. Planning, tertentu. Didalam lingkup perencanaan kota, perencanaan tata dsb. guna tanah yang komprehensif merupakan bentuk/model perencanaan yang banyak diterapkan diberbagai Banyak kota di Amerika dan Eropa. Comprehensive land kritik use planning dan zoning merupakan proses dan produk perencanaan yang dilegitimasi oleh berbagai pemerintahan kota sebagai arah dan alat untuk pengelolaan/pengembangan kota Pra Jatuh-Bangun (4) Pengembangan Zaman keemasan Anomali : Di Dunia Krisis Paradigm articulation. Didalam perioda Incremental ini, Planning penelitian tentang pemecahan problem (problemsolving research) dan pengembangan teori didalam Strategic Master perencanaan dirangsang dan diarahkan oleh Planning Dsb. Planning, dominan. Perioda ini terjadi antara dsb. pertengahan tahun 1940 sampai dengan tahun 1950-an. Didalam perioda ini, teori perencanaan Banyak yang bersifat rasional dan komprehensif kritik ini secara lebih lanjut dikembangkan oleh para ilmuwan termasuk Hebert Simon, Branch dan yang lainnya Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 6
7 Pra Jatuh-Bangun (5) Pengembangan Zaman keemasan Anomali : Di Dunia Krisis Paradigm anomaly. Pada kurun waktu Incremental ini, Planning dominan mengalami fenomena yang paradoksial. Strategic Perioda ini terjadi antara tahun 1960-an dan Master Planning awal tahun 1970-an. Ketidaktepatan didalam peramalan serta Dsb. Planning, kegagalan didalam pemecahan problema sosial dan dsb. rasial, serta ketidakmampuan untuk menanggapi isu-isu politik mulai dirasakan oleh para teoritisi Banyak dan praktisi. Kritik terhadap kelemahan mulai kritikbermunculan diberbagai tempat. Aliran perencanaan yang berwawasan sosial dan aliran yang memihak golongan lemah mulai muncul Pra Jatuh-Bangun (6) Pengembangan Zaman keemasan Anomali : Di Dunia Krisis Paradigm Crisis. Upaya memecahkan Incremental anomali didalam Planning yang telah ada (proses modifikasi) Strategic dan proses penyusunan alternatif baru Master Planning mulai dilakukan sebagai reaksi atas kelemahan Dsb. Planning, yang telah ada. Didalam kurun waktu ini, terjadi lagi dsb. munculnya berbagai school of thought yang saling bersaing. Perioda ini terjadi antara Banyak akhir tahun 1970-an dan tahun 1980-an. Perioda ini diwarnai kritik dengan fragmentasi orientasi dari para perencana. Batas-batas profesi para perencana menjadi tidak jelas dan saling tumpang tindih Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 7
8 Pergeseran Paradigma Perencanaan (Kota) di Indonesia Pra Pengembangan Master Planning (penyusunan Rencana Induk Kota/ RIK) Zaman keemasan Anomali Krisis (penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota / RUTRK, dsb) Perencanaan Strategis ?? Perencanaan Partisipatori 15 Topik 3: Teori/Konsep Rasionalitas & Keputusan Publik Tujuan: Memahami teori/konsep rasionalitas & keputusan publik sebagai dasar teori bagi Rational Comprehensive Planning 16 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 8
9 Pengertian Rasionalitas Rasionalitas (rationality) adalah cara berfikir mengenai problema, yg ditandai dgn pemakaian pendekatan ilmiah dalam analisisnya serta cara tertentu dalam pencarian solusi thd problema. Rasionalitas dilakukan secara sistematis dan dilakukan evaluasi terhadap berbagai alternatif cara; dalam rangka memilih cara/strategi yg terbaik utk mencapai tujuan. Rasionalitas menjadi dasar aliran Rational Comprehensive Planning (). Sumber: Alexander, E.R Approaches to Planning: Introducing Current Planning Theories, Concepts, and Issues. Gordon and Breach 17 Science Publishers. New York: halaman 11-. Proses Perencanaan berdasar Rasionalitas Pengumpulan & Pengolahan data Analisis perencanaan Masukan balik (feed back) Penyusunan Dokumen Rencana Monitoring & Evaluasi Penyusunan Program & Proyek/Tindakan Tindakan/Kegiatan 18 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 9
10 Proses Perencanaan berdasar Rasionalitas Pengumpulan & Pengolahan data Analisis perencanaan Masukan balik (feed back) Perumusan Tujuan & Sasaran Perencanaan Pengembangan Alternatif Rencana Evaluasi & Seleksi Alternatif Rencana Monitoring & Evaluasi Penyusunan Dokumen Rencana Penyusunan Program & Proyek/Tindakan Tindakan/Kegiatan 19 Perkembangan Rasionalitas Rasionalitas (rationality) bersifat kepakaran homogen Bila dalam suatu kelompok heterogen, apakah punya cara berfikir yang sama? Pemikiran kelompok mengarah pada kesepakatan bersama (meskipun tiap individu berfikir berdasar rasionalitas masingmasing). Kritik yang lain: betulkah manusia mampu mempertimbangkan semua alternatif cara yang mungkin? Dan masih banyak kritik lainnya lagi. 20 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 10
11 Pergeseran Rasionalitas Tadinya rasionalitas hanyalah cara berfikir (instrumental). Tapi dalam cara berfikir tersebut ada: penetapan tujuan, serta memilih alternatif terbaik; maka akan terkait dengan nilai (values) yg diyakini. Values tergantung pada / keyakinan yang mendasari perencanaan. Pertimbangan nilai (values) dalam perencanaan, misalnya, secara eksplisit masuk dalam proses perencanaan dalam aliran perencanaan strategis (lihat slide berikut). 21 Pembuatan Keputusan Kolektif Pilihan rasional perorangan biasanya berbeda jauh dari pilihan kelompok meskipun tiap anggota kelompok berfikir rasional. Pembuatan keputusan kelompok dilakukan secara demokratis (kesepakatan mayoritas). Keputusan kelompok tidak selalu harus rasional dipandang dari pemikiran perorangan. Apalagi bila berdasar keputusan kelompok secara politis, sering mengandung: bargaining, kerjasama/ negosiasi dan konsensus dan resolusi konflik. 22 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 11
12 Keputusan Kolektif Publik Kebanyakan perencanaan publik akan diputuskan secara kolektif, maka proses pengambilan keputusan secara politis paling sering terjadi. Para perencana perlu memahami proses politis utk pengambilan keputusan perencanaan di lingkungan kerjanya. 23 Topik 4: Menyikapi Ketidakpastian dalam Perencanaan Publik Tujuan: Memahami sikap Rational Comprehensive Planning dalam menghadapi ketidakpastian dalam perencanaan 24 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 12
13 Tiga macam ketidakpastian 1. Ketidakpastian terkait lingkungan: masa depan lingkungan eksternal yg berada di luar kendali perencanaan kita. 2. Ketidakpastian tentang keputusankeputusan yang terkait (di luar kendali kita). 3. Ketidakpastian terkait value judgment (berdasar nilai makna, tdk terukur) 25 Sikap Comprehensive Planning thd. Ketidakpastian (1) 1. Ketidakpastian terkait lingkungan: masa depan lingkungan eksternal yg berada di luar kendali perencanaan kita. Analisis Hinterland (daerah belakang): hanya terbatas pada wilayah sekitar daerah perencanaan (yg di luar itu dianggap tdk mempengaruhi) 26 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 13
14 Sikap Comprehensive Planning thd. Ketidakpastian (2) 2. Ketidakpastian tentang keputusankeputusan yang terkait (di luar kendali kita) Analisis oleh para pakar (rasionalitas): dianggap semua pakar mempunyai rasionalitas yg sama (semua pakar berfikir rasional yg sama) 27 Sikap Comprehensive Planning thd. Ketidakpastian (3) 3. Ketidakpastian terkait value judgment (berdasar nilai makna, tdk terukur). Analisis rasional diartikan sebagai obyektif, bebas dari nilai (perbedaan nilai/makna tidak perlu dipertimbangkan) 28 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 14
15 Topik 5: Perencanaan Komprehensif di AS Tujuan: Memahami sejarah Rational Comprehensive Planning di AS dan proses perencanaannya 29 Dimulai dari gerakan City Beautiful Awal tahun 1900an muncul City Beautiful Movement yg memberi landasan bagi proses perencanaan komprehensif (yang melibatkan pakar perencanaan guna lahan dan komisi perencanaan). Karakteristik perencanaan komprehensif: Sumber Diakses tgl 1 Okt Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 15
16 Cakupan Unsur-unsur Unsur-unsur dalam perencanaan komprehensif: (public highway/ main roads) Sumber Diakses tgl 1 Okt Proses Perenc. Komprehensif Sumber: Tgl akses: 1 Okt Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 16
17 Dasar Hukum di AS Sumber: Tgl akses: 1 Okt Penutup Sesi ini Dasar dari pendekatan perencanaan komprehensif adalah rasionalitas (berfikir rasional). Semua pakar dianggap mempunyai cara berfikir sama (yaitu rasional, obyektif, sistematis) Sampai saat ini pendekatan perencanaan komprehensif ini masih dipakai di Indonesia, terutama untuk perencanaan tata ruang. Pada sesi berikutnya kita akan membahas pedoman perencanaan tata ruang di Indonesia. 34 Proses Perencanaan Kuliah 04: Proses Perenc Komprehensif Teoritik (A. Djunaedi, 2012) Hal. 17
Ragam Pendekatan Proses Perencanaan
S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 3 Ragam Pendekatan Proses Perencanaan Bahan Kuliah--Dipakai terbatas di lingkungan sendiri Dosen: Achmad Djunaedi Komunikasi email: achmaddjunaedi@yahoo.com
Lebih terperinciS1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 8 Penyusunan Rencana Strategis (Strategic Planning): Konsep Umum & Pedoman
S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 8 Penyusunan Rencana Strategis (Strategic Planning): Konsep Umum & Pedoman Sumber: http://www.zaheerspeaks.com/tag/...planning Bahan Kuliah--Dipakai terbatas
Lebih terperinciS1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 1. Pengantar Kuliah
S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 1 Pengantar Kuliah Bahan Kuliah--Dipakai terbatas di lingkungan sendiri Dosen: Achmad Djunaedi Komunikasi email: achmaddjunaedi@yahoo.com FB: Layanan Akademik
Lebih terperinciProses Perencanaan Komprehensif: Praktek Proses Penyusunan RTRW Provinsi-Kabupaten-Kota
S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 5 Proses Perencanaan Komprehensif: Praktek Proses Penyusunan RTRW Provinsi-Kabupaten-Kota Bahan Kuliah--Dipakai terbatas di lingkungan sendiri Dosen: Achmad
Lebih terperinciS1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 7. Penyelenggaraan & Pengendalian Penataan Ruang
S1 PWK UGM TKP 1107 Proses Perencanaan Kuliah ke 7 Penyelenggaraan & Pengendalian Penataan Ruang Bahan Kuliah--Dipakai terbatas di lingkungan sendiri Dosen: Achmad Djunaedi Komunikasi email: achmaddjunaedi@yahoo.com
Lebih terperinciWacana ke Masa Depan
S1 PWK UGM Proses Perencanaan Wacana ke Masa Depan Bahan Kuliah Dipakai terbatas di lingkungan sendiri Dosen: Achmad Djunaedi Email: achmaddjunaedi@yahoo.com 2011 Wacana berbasis Prediksi (1) Prediksi
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGIS. Proses Perencanaan Semester 2
PERENCANAAN STRATEGIS Proses Perencanaan Semester 2 PERENCANAAN STRATEGIS VIDEO PERENCANAAN STRATEGIS Latar belakang/konteks Rencana statutori vs rencana berbasis kinerja Manajemen strategis Perencanaan
Lebih terperinciPERENCANAAN SKENARIO DAN PERENCANAAN STRATEGIS. Proses Perencanaan Semester 2
PERENCANAAN SKENARIO DAN PERENCANAAN STRATEGIS Proses Perencanaan Semester 2 PERENCANAAN SKENARIO Konteks Perencanaan Skenario kemasadepanan dan ketidakpastian ramalan dan visi Pemahaman Dasar Perencanaan
Lebih terperinciWORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan. Yogyakarta, Juni 2010 MAKALAH. Otda & Konflik Tata Ruang Publik. Oleh: Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM
WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan Yogyakarta, 21-22 Juni 2010 MAKALAH Otda & Konflik Tata Ruang Publik Oleh: Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM Otda & Konflik Tata Ruang Publik Wawan Mas udi JPP Fisipol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengarusutamaan Penanggulangan Bencana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pengarusutamaan Penanggulangan Bencana Dengan adanya kesepakatan internasional untuk mengurangi risiko bencana (disaster risk reduction), maka sejak beberapa
Lebih terperinciAn issue ignored is a crisis ensured (Regested & Larkin, 2008:95)
MANAJEMEN ISU An issue ignored is a crisis ensured (Regested & Larkin, 2008:95) The reality of a crisis is socially constructed through languange, a process whereby meaning is created and agreed upon.
Lebih terperinciMODEL DALAM KEBIJAKAN PUBLIK. R. Slamet Santoso
MODEL DALAM KEBIJAKAN PUBLIK R. Slamet Santoso KONSEP MODEL KEBIJAKAN PUBLIK Model digunakan krn adanya eksistensi masalah publik yg kompleks. Model = pengganti kenyataan. A model is an abstraction of
Lebih terperinciMASALAH PARTISIPASI. Masalah pembentukan partisipasi menurut Jochen Ropke adalah : 1. Konflik kepentingan / Perbedaan keinginan (Conflict of interest)
MASALAH PARTISIPASI Masalah pembentukan partisipasi menurut Jochen Ropke adalah : 1. Konflik kepentingan / Perbedaan keinginan (Conflict of interest) 2. Biaya partisipasi (The cost of participation) 3.
Lebih terperinciOtda & Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM. Disampaikan pada acara WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan, yang diselenggarakan oleh Pusham UII
Otda & Konflik Tata Ruang Publik Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM Disampaikan pada acara WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan, yang diselenggarakan oleh Pusham UII bekerjasama dengan NCHR Uuniversity
Lebih terperinciModel-model Kebijakan Publik
Kuliah 6 Model-model Kebijakan Publik Marlan Hutahaean 1 Model-model Kebijakan Publik Model Umum Model Perceptual-Process Model Struktural Model Elite Model Kelompok Model Rasional Model Inkremental Marlan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN SD (GD 522)
METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN SD (GD 522) PROGRAM STUDI S1 PGSD UPI CAMPUS BUMI SISIWANGI DRS. ZULKIFLI SIDIQ M.PD NIP. 131 755 068 KONSEP DASAR PTK PENGERTIAN PTK LATAR BELAKANG PERLUNYA PTK SEJARAH
Lebih terperinciBULETIN ORGANISASI DAN APARATUR
BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR I. Pendahuluan Banyaknya kebijakan yang tidak sinkron, tumpang tindih serta overlapping masih jadi permasalahan negara ini yang entah sampai kapan bisa diatasi. Dan ketika
Lebih terperinciIdentitas Kewarganegaraan. By : Amaliatulwalidain
Identitas Kewarganegaraan By : Amaliatulwalidain Pengantar Identitas adalah unsur penting yang tidak dapat diabaikan ketika berbicara tentang kewarganegaraan, baik di level teoritis maupun di level praksis
Lebih terperinciPENGERTIAN PERENCANAAN MYRNA SUKMARATRI, ST., MT.
PENGERTIAN PERENCANAAN MYRNA SUKMARATRI, ST., MT. PENGERTIAN PERENCANAAN All those making decision about the allocation & distribution of public resources (Moore) Suatu himpunan dari keputusan akhir, keputusan
Lebih terperinciPengantar Ilmu Kebijakan. Retno Muninggar, S.Pi. ME
Pengantar Ilmu Kebijakan Retno Muninggar, S.Pi. ME DEFINISI Kebijakan Sebuah ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku konsisten dan berulang, baik dari yang membuatnya maupun yang terkena kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tata guna lahan ialah pengarahan penggunaan lahan dengan kebijakan umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata guna lahan ialah pengarahan penggunaan lahan dengan kebijakan umum (public policy) dan program tata ruang untuk memperoleh manfaat total sebaikbaiknya secara
Lebih terperinciBAB II SEJARAH PERKEMBANGAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA (Lanjutan)
BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA (Lanjutan) 2.3 Regional Planning Setelah Tahun 1930 The Great Depression (kemerosotan yang besar) and The New Deal (rencana baru). The Impetus of
Lebih terperinciPLANO MADANI VOLUME 5 NOMOR 2, OKTOBER 2016, P ISSN X - E ISSN
PLANO MADANI VOLUME 5 NOMOR 2, OKTOBER 2016, 136-142 2016 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973 KETIMPANGAN SPASIAL PERKOTAAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER Ratih Yuliandhari 1, Agam Marsoyo 2, M Sani Royschansyah
Lebih terperinciKeragaman Pilihan Corak Perencanaan (Planning Styles) untuk Mendukung Kebijakan Otonomi Daerah 1
Keragaman Pilihan Corak Perencanaan (Planning Styles) untuk Mendukung Kebijakan Otonomi Daerah 1 Presentasi: Achmad Djunaedi (E-mail: adjun@ugm.ac.id) Program MPKD Jurusan Arsitektur FT UGM Abstract During
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu keberlanjutan (sustainability) merupakan isu yang kian melekat dengan proses perencanaan dan perancangan lingkungan binaan. Dengan semakin rumitnya
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK
KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK Mada Sutapa *) Abstract In the context of public goods, education is publicly owned goods and services, which the public has a right to get education
Lebih terperinciTiga Model Praktek Pengorganisasian Masyarakat (CO) (Rothman & Tropman/Pertemuan VII) By. AGUS SURIADI
Tiga Model Praktek Pengorganisasian Masyarakat (CO) (Rothman & Tropman/Pertemuan VII) By. AGUS SURIADI Pengembangan Masyarakat Lokal (Locality Development) Perencanaan Sosial (Social Planning) Aksi Sosial
Lebih terperinciBAB I MENGENAL ARSITEKTUR KOTA, BENTUK DAN DINAMIKANYA
BAB I MENGENAL ARSITEKTUR KOTA, BENTUK DAN DINAMIKANYA PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT MATERI Dalam bab ini mahasiswa diajarkan untuk mengenal arsitektur kota secara konseptual. Dimana hubungannya arsitektur
Lebih terperinciDisusun oleh : Tedi Sudrajat, S.H. M.H. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Tahun 2011
Disusun oleh : Tedi Sudrajat, S.H. M.H. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Tahun 2011 1 Keberadaan Sosiologi Hukum Dalam Konteks Ilmu Hukum Kecenderungan Ilmu hukum dititik beratkan pada sifat
Lebih terperinciKuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi
Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana. Ph.D a.wardana@uny.ac.id Overview Perkuliahan Konstruksi Teori Sosiologi Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Ilmu Pengetahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penataan ruang merupakan suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penataan ruang merupakan suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Selain itu penyelenggaraan penataan ruang
Lebih terperinciKATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS)
KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) RASIONAL PROGRAM Layanan program PLS tumbuh subur dan tersebar luas di tengah masyarakat, baik program-program yang bersifat institusional, informasional,
Lebih terperinciPENDIDIKAN AKUNTANSI DAN AKUNTAN PROFESIONAL. Prof. Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE, M.Si, Ak, CA Ketua IAI KAPD
PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN AKUNTAN PROFESIONAL Prof. Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE, M.Si, Ak, CA Ketua IAI KAPD AGENDA GLOBALISASI DAN PENDIDIKAN AKUNTANSI PERMASALAHAN PENDIDIKAN AKUNTANSI GLOBAL MEMBENTUK
Lebih terperinciPengampu: Maya Andria Nirawati Sumber: Rizon Pamardhi-Utomo Prodi PWK UNS
Pengampu: Maya Andria Nirawati Sumber: Rizon Pamardhi-Utomo Prodi PWK UNS 1 Zm Purba < ± 3000 SM Zm Klasik ± 3000 SM ~ Zm Gelap ± 500 ~ Abad Pertengahan ± 1000 ~ Zm Peralihan ± 1400 ~ Zm Industri ± 1800
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK. Mada Sutapa *) Abstract
KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK Mada Sutapa *) Abstract In the context of public goods, education is publicly owned goods and services, which the public has a right to get education
Lebih terperinciKebijakan Publik Keputusan Kebijakan. 2. Teori Pengambilan Keputusan. 3. Kebijakan Isu Politik
Kebijakan Publik - 2 1. Keputusan Kebijakan. 2. Teori Pengambilan Keputusan. 3. Kebijakan Isu Politik 1 Pengantar KP : hasil kegiatan politik. Hubungan kebijakan (publik) dengan keputusan (politik). Kebijakan
Lebih terperinciACTION RESEARCH DALAM PEMBELAJARAN
ACTION RESEARCH DALAM PEMBELAJARAN Oleh : Budi Murtiyasa Pendahuluan Setiap pengajar dituntut untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kemampuan mengajarnya. Action Research memberikan cara berfikir
Lebih terperinciSchool of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4
Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4 PERSEPSI Persepsi adalah suatu proses pengorganisasian dan
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Negara Kode : BNe220131 Semester : I SKS : 3 Jurusan/Prodi : Ilmu Negara Dosen Pengampu : Dr. Marlan Hutahaean, M.Si. Capaian Pembelajaran
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009
KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009 Tema: Perumahan dan Permukiman Indonesia: Masa Lalu, Kini dan Ke Depan I. LATAR BELAKANG Sarasehan ini merupakan
Lebih terperinciMAKNA PENELITIAN BAGI PENGAJARAN DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
MAKNA PENELITIAN BAGI PENGAJARAN DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si Guru Besar Bidang Sosiolingustik pada Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Perkembangan
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN, KEKUASAAN DAN POLITIK DALAM ORGANISASI IKA RUHANA
PENGAMBILAN KEPUTUSAN, KEKUASAAN DAN POLITIK DALAM ORGANISASI IKA RUHANA Keputusan: Suatu pilihan dari strategi tindakan. Suatu pilihan tentang suatu bagian tindakan (course of action). Suatu pilihan yang
Lebih terperinciisu kebijakan dan dinamikanya. Kemudian pada bagian kedua kita akan Isu kebijakan publik sangat penting dibahas untuk membedakan istilah
4 Isu Kebijakan Publik A. Pendahuluan Pada bagian ini, anda akan mempelajari konsep isu kebijakan publik dan dinamikanya dalam pembuatan kebijakan. Untuk itu, kita akan membagi uraian ini menjadi tiga
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (APLIKASI UNTUK PEMERINTAH PUSAT)
PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (APLIKASI UNTUK PEMERINTAH PUSAT) 1 ANGGARAN BERBASIS KINERJA Metode Penganggaran bagi Manajemen yang mengaitkan setiap biaya yang dibebankan dalam kegiatan-kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Penelitian kali ini ditujukan untuk membantu pihak manajemen Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya dalam membuat suatu rencana strategi yang lebih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberadaan industri ekstraksi secara langsung maupun tidak. langsung akan mempengaruhi kondisi ekonomi, sosial-budaya dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan industri ekstraksi secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kondisi ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan masyarakat yang berada di sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memiliki pengaruh luas dalam dunia pendidikan. Di sekolah dia adalah pelaksana administrasi pendidikan yaitu bertanggung jawab agar pendidikan dapat berlangsung
Lebih terperinciADOVOKASI MEDIA (MEDIA ADVOCACY)
F a k u l t a s K e s e h a t a n M a s y a r a k a t U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a Sesi 9 ADOVOKASI MEDIA (MEDIA ADVOCACY) Oleh : Prof. dr. Hadi Pratomo, MPH, Dr.PH Advokasi Media DEFINISI:
Lebih terperinciMENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. Oleh. Sudrajat. Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta
MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Oleh Sudrajat Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta A. Muqadimah Bagi kebanyakan siswa IPS merupakan mata pelajaran yang membosankan. Mereka
Lebih terperinciPAR. Dr. Tantan Hermansah
PAR Dr. Tantan Hermansah PENGANTAR DISKUSI 1. Seorang pekerja masyarakat (community worker) pemula datang ke sebuah desa untuk melakukan identifikasi awal masalahmasalah di masyarakat. 2. Berdasarkan data
Lebih terperinciTEORI AKUNTANSI POSITIF
TEORI AKUNTANSI POSITIF Definisi Teori Akuntansi Positif Teori akuntansi positif yaitu yang berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan
Lebih terperinciBatasan dan Ruang Lingkup Kebijakan Publik
Kuliah 3 Batasan dan Ruang Lingkup Kebijakan Publik Marlan Hutahaean 1 Batasan Kebijakan dan Kebijakan Publik. Ragam Istilah Kebijakan - Graycar menyebutkan 4 penggunaan istilah kebijakan : 1) kebijakan
Lebih terperinciSchool of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Kepemimpinan Pertemuan 11 SM III
Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Pengembangan Kepemimpinan Pertemuan 11 SM III 2017-2018 JENIS DAN TIPE KEPUTUSAN Mahasiswa dapat memahami jenis dan tipe
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi didunia telah berkembang sangat pesat. Didorong dengan kemajuan manusia untuk dapat berfikir lebih modern dalam
Lebih terperinciMAKALAH SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN
MAKALAH SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN Oleh : Nama : MI Natalis Widhiasti NIM : 11130055 Kelas : 11.7B.01 DAFTAR ISI Judul Makalah. 1 Daftar Isi. 2 BAB I PENGERTIAN PERILAKU POLITIS. 3 BAB II METODE-METODE
Lebih terperinci4/16/2012 16/04/2012 11:16
D. Conyers dan Hills (1984): Perencanaan adalah proses yang kontinyu, terdiri dari keputusan atau pilihan dari berbagai cara untuk menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran a untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciHIBAH PENGEMBANGAN INOVASI DAN KEBIJAKAN AKADEMIK. Fakultas Kedokteran UGM 2016
HIBAH PENGEMBANGAN INOVASI DAN KEBIJAKAN AKADEMIK Fakultas Kedokteran UGM 2016 Latar Belakang Dalam menjalankan mandat Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2013 tentang Statuta Universitas Gadjah Mada tersebut,
Lebih terperinciCRITICAL THEORIES Bagian III
CRITICAL THEORIES Bagian III 1 Jurgen Habermas Jürgen Habermas (18 Juni, 1929, Düsseldorf) ialah seorang filsuf dan sosiolog yang berada di dalam tradisi Critical Theory dan pragmatisme Amerika. Dia paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Daya Tampung dan Peminat Kedkteran Gigi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu indikator utama dalam mengukur kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu negara. Semakin baik sistem pendidikan suatu negara, maka kualitas
Lebih terperinciThe Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan)
The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan) Tujuan utama buku ini adalah untuk menjawab tentang peran teori terkait permasalahan administrasi publik. Sebagaimana diketahui, tujuan utama
Lebih terperinciDASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
BAB VIII DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 8 0 Mendefinisikan dan mengklasifikasikan kelompok Kelompok dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era dimana kita hidup sekarang ini merupakan zaman yang berubah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era dimana kita hidup sekarang ini merupakan zaman yang berubah dengan cepat. Revolusi teknologi informasi, komunikasi dan transportasi telah membuat dunia semakin kecil,
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. manusia. Pada sisi lainnya, tembakau memberikan dampak besar baik bagi
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Tembakau merupakan tanaman dilematis bagi Indonesia yang melahirkan dua sisi yang saling bertentangan. Pada satu sisi tembakau dianggap sebagai komoditas yang harus dibatasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk bersosialisasi, bekerjasama dan membutuhkan keberadaan manusia yang lainnya. Untuk itu keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan faktor yang paling menentukan dalam setiap organisasi, karena di samping sumber daya manusia sebagai salah satu unsur kekuatan daya saing
Lebih terperinciCARA MEMBUAT PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK ORGANISASI
CARA MEMBUAT PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK ORGANISASI Ari Khusuma Sumber: http://www.newschool.edu/public-engagement/post-masters-organizationdevelopment-certificate/ Berdirinya suatu organisasi baik yang
Lebih terperinciTUGAS, FUNGSI DAN KOMPETENSI DOSEN DALAM INOVASI MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
TUGAS, FUNGSI DAN KOMPETENSI DOSEN DALAM INOVASI MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN Tuntutan peningkatan mutu PT Laju pertumbuhan iptek Persaingan utk memperoleh kesempatan kerja Mutu
Lebih terperinciKEBIJAKAN KESEHATAN (Dimensi Makro) Dra. AYUN SRIATMI, M.Kes
KEBIJAKAN KESEHATAN (Dimensi Makro) Dra. AYUN SRIATMI, M.Kes KEBIJAKAN KESEHATAN DAPAT DILIHAT SEBAGAI JARINGAN KEPUTUSAN (decisions-networking) YANG SALING BERHUBUNGAN UNTUK MEMBENTUK SUATU STRATEGI/PENDEKATAN
Lebih terperinciManajemen Strategik dalam Pendidikan
Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. rentang perjalanan sejarah yang panjang. Sejarah kehidupan ketatanegaraan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bukittinggi yang sering disebut Kota Jam Gadang mempunyai rentang perjalanan sejarah yang panjang. Sejarah kehidupan ketatanegaraan pemerintah daerah Kota Bukittinggi
Lebih terperinciKekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan
KMA Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Proses Pembuatan Kebijakan
Lebih terperinciPengambilan Keputusan
Pengambilan Keputusan LOGO lantip1975@gmail.com Dr. Lantip Diat Prasojo Lingkup Keputusan DM (Decision Making) berdasarkan Intuisi DM berdasarkan rasional DM berdasarkan analisis keputusan Definisi Pengambilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. McGough (1974) menyatakan bahwa auditor merupakan penghubung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini akuntan publik memiliki peran yang sangat penting dalam dunia bisnis. Profesi dan peran mereka diharapkan mampu mendukung terciptanya iklim usaha dan
Lebih terperinciPembangunan bertumpu masyarakat
Pembangunan bertumpu masyarakat SP 6102 Kuliah 2 3 Maret 2007 W D Pratiwi Proses Perencanaan komprehensif Pengumpulan & Pengolahan data Analisis Perencanaan Monitoring & Evaluasi Perumusan Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi antara individu atau organisasi dan masyarakat. Humas dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan masyarakat atau biasa disingkat Humas adalah praktek mengelola penyebaran informasi antara individu atau organisasi dan masyarakat. Humas dapat mencakup sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan hidupnya tanpa adanya pangan. Karena itu, usaha
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Manusia tidak dapat mempertahankan hidupnya tanpa adanya pangan. Karena itu, usaha pemenuhan kebutuhan pangan merupakan
Lebih terperinciManagement Support System: Scope of Coverage. Presentation from url teknik.unitomo.ac.id/ elearning
Management Support System: Scope of Coverage Noviyanto, ST Sistem Penunjang Keputusan Presentation from url http:// teknik.unitomo.ac.id/ elearning Pengambilan Keputusan Managerial Manajemen adalah proses
Lebih terperinciPerumusan Masalah Dalam Analisis Kebijakan : Lanjutan
Kuliah 5 Perumusan Masalah Dalam Analisis Kebijakan : Lanjutan 1 Pendahuluan Syarat untuk memecahkan masalah yang rumit tidak sama dengan syarat untuk memecahkan masalah yang sederhana. Masalah yang sederhana
Lebih terperinciEFISIENSI EKONOMI dan PASAR
EFISIENSI EKONOMI dan PASAR Kuliah Ekonomi Lingkungan Sesi 5 Efisiensi Ekonomi (1) Efisiensi Ekonomi keseimbangan antara nilai produk dengan nilai dari input yang digunakan untuk memproduksinya (dgn kata
Lebih terperinciDiterbitkan di Manajemen Pembangunan No. 58/II/Tahun XVI, 2007
Manajemen Stratejik, Instrumen Peningkatan kinerja Lembaga Pelayanan Publik di Daerah. (Oleh: Asropi ) Abstrak Kinerja lembaga pelayanan publik di daerah dipengaruhi oleh faktor kemampuan lembaga dalam
Lebih terperinciOLEH SUNARYO, SE. BLOG S : baduttumin.wordpress.com HP :
OLEH SUNARYO, SE BLOG S : baduttumin.wordpress.com EMAIL : baduttumin@gmail.com HP : 08126415057 PENGERTIAN SUSUNAN KONSEP, DEFINISI, DAN DALIL YANG MENYAJIKAN SECARA SISTEMATIS GAMBARAN FENOMENA AKUNTANSI
Lebih terperinciParadigma Pembangunan Perspektif Taxonomi : Paradigma Behavioralisme dan Psikodinamika
Kuliah 11 dan 12 Paradigma Pembangunan Perspektif Taxonomi : Paradigma Behavioralisme dan Psikodinamika 1 Paradigma Pembangunan Perspektif Taxonomi Paradigma Pembangunan -Behavioralisme -Psikodinamika
Lebih terperinciBab II PERSEPSI & PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU. Persepsi?
Bab II PERSEPSI & PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU 1 Persepsi? Proses yg digunakan indvidu mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dlm rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka 2 1 Mengapa persepsi
Lebih terperinciTEKNIK PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM TIM DOSEN : DIANA MA RIFAH
TEKNIK PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM TIM DOSEN : DIANA MA RIFAH Teknik sumbang saran/penyaringan digunakan untuk merangsang kreativitas. Setiap anggota tim bebas menyampaikan berbagai gagasannya. Setelah semua
Lebih terperinciPERENCANAAN DOSEN : DIANA MA RIFAH
PERENCANAAN DOSEN : DIANA MA RIFAH MEMAHAMI PERENCANAAN Perencanaan adalah suatu jenis pembuatan keputusan untuk masa depan yang spesifik yang dikehendaki oleh manajer bagi organisasi mereka Perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan pengendalian internal di suatu perusahaan dapat dilakukan secara langsung oleh anggota perusahaan dan dapat pula dilakukan oleh suatu departemen
Lebih terperinciPELAYANAN PUBLIK KULIAH PSDM UNAIR 2007 OLEH : PROF. HARYONO SUYONO. 9 April 2007 HARYONO SUYONO 1
PELAYANAN PUBLIK KULIAH PSDM UNAIR 2007 OLEH : PROF. HARYONO SUYONO 9 April 2007 HARYONO SUYONO 1 PERUBAHAN POLITIK SENTRALISASI DESENTRALISASI : OLEH PEMDA DAN JARINGAN LAIN DAVID FARNHAM DAN SYLVIA HORTON
Lebih terperinciPENGANTAR PSIKOLOGI KLINIS
PENGANTAR PSIKOLOGI KLINIS Psikologi Abnormal Psikologi Kepribadian PSIKOLOGI KLINIS Psikologi Perkembangan Asesmen dan Intervensi Psikopatologi Pengertian Metode yg digunakan untuk mengubah dan mengembangkan
Lebih terperinciRANGKUMAN MATERI KULIAH TEORI AKUNTANSI BAB IV : TEORI AKUNTANSI DAN PERUMUSANNYA
RANGKUMAN MATERI KULIAH TEORI AKUNTANSI BAB IV : TEORI AKUNTANSI DAN PERUMUSANNYA KURNIA AJI TRITAMTAMA 02320130278 S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 1 A. TEORI AKUNTANSI Pada awal dipraktikkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Divisi Public Relations (PR) diperlukan untuk mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Public Relations di Indonesia dewasa ini sangat signifikan. Semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan peran dan fungsi Public Relations karena mereka
Lebih terperinciTopik : Pengertian Kebijakan Publik Pentingnya Kebijakan Publik Studi Kebijakan Publik
Topik : Pengertian Kebijakan Publik Pentingnya Kebijakan Publik Studi Kebijakan Publik What is public policy? Keputusan dan tindakan pemerintah yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah publik (pattern
Lebih terperinciMODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific
MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung Siklus Proyek Policy & Strategy Pre-project discussion & activities Project Identification Pre-feasibility
Lebih terperinciStrategic Human Resource Management
Modul ke: Strategic Human Resource Management Pengertian Strategic Human Resource Management (HRM) dan Perkembangan Pemikiran tentang HRM Fakultas Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan. dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan fondasi yang sangat penting dan esensial bagi keunggulan suatu bangsa. Pendidikan tidak akan pernah habis untuk diperbincangkan oleh siapapun terutama
Lebih terperinciRPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)
RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) Berdasarkan : KBK (KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI) KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN KUI 661 Koordinator mata kuliah: Laksono Trisnantoro BAGIAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi hasil penelitian yang telah disajikan pada Bab IV, dapat ditarik kesimpulan dan rekomendasi penelitian sebagai berikut: A. Kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu masalah
Lebih terperinciLATIHAN KETERAMPILAN TEKNIK DAN KELELAHAN PADA OLAHRAGA PRESTASI
LATIHAN KETERAMPILAN TEKNIK DAN KELELAHAN PADA OLAHRAGA PRESTASI PEMBINAAN OLAHRAGA PRESTASI KEMAMPUAN DASAR DAN TEKNIK TINGGI EFSIENSI WAKTU EFSIENSI TENAGA EFSIENSI BIAYA PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
Lebih terperinciPengertian, Batasan dan Ruang Lingkup Administrasi Publik (Negara)
Kuliah 2 Pengertian, Batasan dan Ruang Lingkup Administrasi Publik (Negara) Marlan Hutahaean 1 Istilah Administrasi Publik (Negara) (1) Istilah Adm. Publik tidak dipergunakan pada UUD 1945 demikian halnya
Lebih terperinciKONTRAK PERKULIAHAN (LEARNING CONTRACT)
KONTRAK PERKULIAHAN (LEARNING CONTRACT) Oleh : Prof. Dr. H. Wahyuddin Hamid, M.Si Unit Pengembangan Sumber Daya Manusia Kopertis Wilayah IX Sulawesi 1 CP PELATIHAN Menyusun kontrak perkuliahan untuk satu
Lebih terperinci