Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
|
|
- Adi Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN 54
2 55 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN 2013 REKONSTRUKSI MODEL KELEMBAGAAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) BERBASIS STRUCTURE CONDUCT PERFORMANCE (SCP) DI JAWA TENGAH Tim Peneliti Yuliawati G. Hartono UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA Identitas Responden (PETANI) Nama Responden : Umur :... tahun Alamat : No HP:... Pewawancara : Tgl Wwcara:... No Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan STA oleh petani 1. Pendidikan formal terakhir: a. SD b. SMP c. SMA d. S1 e. Lainnya,.. (ditanyakan tamat/tidak, bila tidak tamat sampai kelas berapa) 2. Komoditas sayuran yang dihasilkan setahun yang lalu: a...., jumlah:...kg b...., jumlah:...kg c...., jumlah:...kg d...., jumlah:...kg 3. Berapa jarak tempat tinggal Bapak dengan STA terdekat?...km 4. Apakah Bapak tahu tentang STA? 1. Ya 2. Tidak 5. Apakah bapak/ibu pernah mendapatkan informasi tentang STA? a. pernah b. tidak 6. Jika pernah berasal darimanakah informasi STA tersebut? (jawaban bisa lebih dari satu)
3 56 a. Kepala Desa b. Petugas Kecamatan c. Penyuluh/KCD d. Lainnya. 7. Bila no. 4 menjawab Ya, dilanjutkan dengan pertanyaan: Apakah Bapak memanfaatkan STA untuk memasarkan hasil pertanian? Isikan : 1 = ya; 0 = tidak Bila jawaban tidak, apa alasannya? 8. Apakah fungsi dari STA menurut Bapak? 9. Apakah ada ikatan informal antara petani dengan kelembagaan non STA berikut: No Pelaku 1 Perusahaan mitra 2 Pengusaha bibit 3 Pedagang input 4 Lembaga keuangan 5 Pedagang supplier 6 Pedagang langganan 7 Supermarket/hipermarket 8 Konsumen institusional 9 Eksportir Thn mulai Status 1) Bidang kerjasama 2) Periode Kelembagaan/ kontrak 3) Penentu aturan main 4) 10 Lainnya : 1) 1= masih berlangsung sampai sekarang; 2= sudah terhenti 2) 1= pengadaan input; 2= pengadaan modal; 3= pembinaan teknis; 4= pemasaran hasil; 5= lainnya 3) 1= satu musim tanam; 2=satu tahun; 3= > satu tahun 4) 1= petani; 2= pelaku yang tercantum di kolom 2; 3= petani + pelaku yang tercantum di kolom 2; 4= lainnya 10. Apakah bapak/ibu pernah mengikuti kegiatan penyuluhan di bidang pertanian? a. pernah b. tidak
4 Jika pernah berasal darimanakah petugas penyuluhan tersebut? (jawaban bisa lebih dari satu) a. Instansi pemerintah b. Lembaga swadaya masyarakat. c. Perusahaan benih/pupuk (formulator) d. Lainnya,. Berapa kali bapak/ibu mendapatkan penyuluhan pertanian dalam satu bulan a. Dua kali b. Satu kali c. Lebih dari dua kali No 1. Struktur Pasar dan Mekanisme Penetapan Harga Apakah mekanisme penetapan harga sudah dirasakan adil/proporsional atau ada salah satu pihak yang dirugikan? 2. Bagaimanakah mekanisme penetapan harga tersebut? Mekanisme penetapan harga a. Ditetapkan secara sepihak oleh pembeli b. Ditetapkan oleh petani/kelompok tani/asosiasi c. Ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama tanpa memperhitungkan fluktuasi harga yang terjadi di pasar d. Ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama dan memperhitungakan fluktuasi harga yang terjadi di pasar Respon petani 1=ya; 0=tidak 3. Secara umum, bagaimana dampak kelembagaan STA terhadap aspek teknis usahatani dan kapasitas SDM petani: Dampak STA 1. Meningkatkan kapasitas SDM petani 2. Memperkuat kelembagaan kelompok tani 3. Meningkatkan efisiensi usahatani 4. Meningkatkan kualitas hasil petani Respon petani (1=ya; 0=tidak)
5 58 4. Secara umum, bagaimana dampak STA terhadap aspek ekonomi usahatani dan kesinambungan usaha : 1. Adanya jaminan pasar 2. Adanya kepastian harga Dampak STA 3. Meningkatkan pendapatan 4. Meningkatkan stabilitas pendapatan petani 5. Meningkatkan kontinyuitas pendapatan petani 6. Sistem pembayaran berjalan lancar 7. Usahatani dapat berkesinambungan Respon petani (1=ya; 0=tidak) 5. Permasalahan pokok yang dihadapi petani dalam kelembagaan STA : Permasalahan pokok 1. Bimbingan teknis yang diberikan kurang 2. Bimbingan manajemen usahatani kurang 3. Bantuan permodalan terbatas 4. Harga sarana produksi tinggi 5. Tingginya beban bunga 6. Tenaga supervisi dan tecnical service terbatas 7. Kurang lancarnya sistem pembayaran 8. Standar kualitas yang ditetapkan terlalu tinggi 9. Tingkat rafaksi/potongan harga tinggi 10. Kurangnya komitmen antar pihak yang bermitra 11.Kurangnya saling kepercayaan 12.Terjadi saling mencedarai/ingkar janji 13.Penegakan kontrak masih lemah 14.Peran pemerintah dalam mediasi, fasilitasi dan pengawasan lemah Respon petani 1=ya; 0=tidak 6. Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut, dan hasilnya: Respon petani Permasalahan pokok 1=ya; 0=tidak 1. Bimbingan teknis telah diintensifkan 2. Bimbingan manajemen telah diintensifkan 3. Bantuan permodalan telah dinaikkan 4. Harga sarana produksi mengikuti harga pasar
6 59 5. Tidak dikenakan beban bunga/dikurangi 6. Tenaga supervisi dan tecnical service telah ditambah 7. Sistem pembayaran telah diperbaiki 8. Standar kualitas telah dibuat moderat 9. Tingkat rafaksi/potongan harga telah diturunkan hingga moderat 10. Komitmen antar pihak yang bermitra telah ditingkatkan 11. Saling kepercayaan telah dibangun 12. Fenomena ingkar janji dapat diminimslisir 13. Penegakan kontrak masih telah diperkuat 14. Peran pemerintah dalam mediasi, fasilitasi dan pengawasan telah ditingkatkan 7. Saran/harapan bapak/ibu terkait dengan kelembagaan STA: No Informasi Pasar dan Pemasaran Hasil Petani 1. Apakah bapak/ibu melakukan perlakuan penanganan pasca panen sebelum menjual hasil produksi? Isikan : 1 = ya; 0 = tidak 2. Jika ya, jenis kegiatan penanganan pasca panen apa saja yang dilakukan : Kegiatan pasca panen Pemilahan (sortasi) Grading Penyimpanan tanpa pendingin Penyimpanan dengan pendingin Lainnya : Respon: 1=ya; 0=tidak Alasan 3. Pemasaran/penjualan hasil sayuran oleh petani (komoditas...) Keterangan: Sebutkan satu jenis komoditas yang dominan diusahakan oleh petani (cross check dengan pertanyaan no 2 di halaman 1)
7 60 No. 1. Jenis dan kualitas produk Dijual bukan borongan berdasarkan kualitas Kwintal/ tahun Volume produk yang diperdagangkan Harga (Rp/Kg) Nilai (Rp) Siapa Pembeli nya 1) Cara pembayaran 2) a. Kualitas A : b. Kualitas B : c. Kualitas C : d. Kualitas D : e. Kualitas E: 2. Dijual bukan borongan Tidak dilakukan grading (campuran) 3. Dijual borongan di xxxxx xxxxx lahan pada saat sayuran siap di panen 4. Dijual ijon di lahan xxxx xxxxx pada saat sayuran belum siap dipanen Keterangan: Isikan: 1) 1 = Pedagang pengumpul; 2 = Pedagang besar kec/kab; 3 = pasar provinsi/pasar induk; 4= Perusahaan Mitra; 5=kelompok tani/gapoktan/asosiasi/koperasi/vendor; dan 6= lainnya, sebutkan: 2) 1 = tunai; 2 = panjar (sebutkan berapa Rp ); 3 = bayar kemudian; 4 = lainnya: 1 = di lahan; 2 = di rumah petani; 3 = di tempat pembeli; 4 = di penampungan; 5 = di pasar 4. Bagaimanakah hubungan petani dengan pembeli Jenis pembeli Hubungan dengan pembeli 1) 1. Pedagang pengumpul 2. Pedagang besar 3. Supermarket/hipermarket 4. Perusahaan Mitra 5. Kelompok/asosiasi/koperasi 6. Lainnya : 1) Keterangan: 1. Hubungan sebagai pembeli bebas 2. Hubungan sebagai pembeli langganan 3. Melalui perjanjian/kesepakatan tidak tertulis 4. Melalui perjanjian yang dituangkan dalam kontrak penjanjian Tempat penjualan 3)
8 61 5. Bagaimana proses pembentukan harga Proses pembentukan harga 1. Harga ditentukan oleh petani 2. Harga ditentukan oleh pembeli 3. Harga ditentukan melalui proses tawar menawar 4.Harga ditentukan secara kontrak sebelum tanam 5.Harga ditentukan secara kontrak sebelum tanam, disesuaikan dengan perubahan harga pasar 6. Lainnya : Respon petani (1=ya; 0 = tidak) Identitas Responden (PEDAGANG) Nama Responden : Umur :... tahun Alamat : No HP:... Pewawancara : Pendidikan: a. SD b. SMP c. SMA d. S1. e. Lainnya...(ditanyakan tamat/tidak, bila tidak tamat sampai kelas berapa) 1. Komoditas sayuran yang ditangani a. komoditas yang bapak/ibu tangani ada. macam b. Lima macam komoditas yang ditangani (diurutkan dari yang paling dominan) No Dominan kuantitas Tempat membeli Tempat menjual No Dominan nilai ekonomi Tempat membeli Tempat menjual
9 62 2. Apa dasar yang dipakai bapak/ibu/saudara dalam menentukan harga komoditas? 3. Bagaimana pembelian komoditas sayuran dari petani dilakukan? a. dibeli bukan borongan dengan dilakukan grading (berdasarkan kualitas) b. dibeli bukan borongan tanpa dilakukan grading (campur) c. dibeli di lahan secara borongan pada saat sayuran siap dipanen d. dibeli di lahan pada saat sayuran belum siap dipanen e. Lainnya Bagaimana proses pembentukan harga Proses pembentukan harga 1. Harga ditentukan oleh petani 2. Harga ditentukan oleh pedagang 3. Harga ditentukan melalui proses tawar Menawar 4. Harga ditentukan secara kontrak sebelum tanam 5. Harga ditentukan secara kontrak sebelum tanam, disesuaikan dengan perubahan harga pasar 6. Lainnya : Respon pedagang: Isikan 1=ya; 0 = tidak 5. Bagaimana hubungan (ikatan) antara pedagang dengan petani? Hubungan pedagang dengan petani 1. Ada perjanjian/kesepakatan tidak tertulis 2. Ada perjanjian yang dituangkan dalam kontrak 3. Lainnya:... Respon 1=ya; 0=tidak 6. Jika pembelian komoditas sayuran dari petani bukan didasarkan secara borongan: a. Berapa harga beli dari komoditas sayuran per kg?... b. Berapa harga jual dari komoditas sayuran tersebut?... c. Selisih harga jual dengan harga beli (selisih b-a = margin) tersebut ditentukan berdasarkan apa?......
10 63 7. Apakah bapak/ibu memperhitungkan biaya penjualan (semisal biaya tunggu, biaya penyimpanan, biaya transpor, bongkar muat, sortasi/grading, pengemasan)? Ya/Tidak Jika Ya, berapa besarnya biaya penjualan tersebut? Jika permintaan tinggi (seperti hari raya dll), apakah bapak/ibu juga akan menaikkan harga? Ya/Tidak Jika Ya, kira-kira berapa % dari harga normal? Dalam menjalankan usaha pemasaran produk hortikultura ini apakah bapak/ibu memanfaatkan STA untuk: No Manfaat Respon pedagang 1=ya; 0=tidak 1 Transaksi: a. Membeli produk dari petani b. Membeli produk dari pedagang lain c. Menjual produk pada pedagang lain 2 Penanganan produk: a. Sortasi/grading b. Pengemasan produk c. Penyimpanan dengan pendinginan d. Penyimpanan tanpa pendinginan e. Pengolahan 3 Bongkar muat 4 Diskusi sesama pedagang/ mencari informasi 5.
11 64 ACUAN WAWANCARA TERSTRUKTUR (untuk Peneliti) Saluran Pemasaran 1. Ambil satu jenis komoditi sayuran yang dominan dipasarkan di STA 2. Telusuri saluran pemasaran mulai dari petani sampai ke pedagang di STA 3. Berapa banyak jenis lembaga pemasaran yang terlibat dan pola saluran pemasaran yang terjadi Fungsi Pemasaran 1. Sebelum komoditas sayuran dijual, apakah dilakukan penyortiran 2. Apakah ada perlakuan terhadap sayuran yang akan dijual (misalnya: pengemasan, pemilahan/grading/standardisasi, dll) 3. Apakah lembaga pemasaran (STA, tengkulak, pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul kecamatan) mempunyai standar tertentu dalam membeli sayuran dari petani? Jika Ya berikan contohnya Pengamatan terhadap Structure-Conduct-Performance Stucture (Output: menentukan struktur/bentuk pasar yang dihadapi petani) 1. Identifikasi banyaknya jumlah penjual dan pembeli yang terlibat (satu/beberapa/banyak) 2. Sifat produk yang dipasarkan (homogen/heterogen/unik) 3. Pengetahuan informasi pasar (sedikit/banyak) 4. Hambatan keluar masuk pasar (rendah/tinggi) Conduct 1. Bagaimana proses penjualan dan pembelian sayuran tersebut berlangsung a. Melalui proses tawar menawar b. Secara borongan c. Secara kontrak d. Lainnya Pada tingkat lembaga manakah yang lebih dominan dalam penentuan harga, 3. Apakah sistem pembayarannya secara tunai atau kredit, 4. Bentuk kerjasama yang terjalin antar petani dan lembaga pemasaran, 5. Praktek fungsi-fungsi pemasaran yaitu, pelaksanaan fungsi pertukaran (pembelian dan penjualan), fungsi fisik (penyimpanan, pengemasan, pengangkutan), dan fungsi fasilitas (standardisasi dan grading, penanggungan risiko, pembiayaan, informasi pasar) Performance 1. marjin pemasaran (cek silang dengan saluran pemasaran) 2. keuntungan lembaga pemasaran, 3. rasio keuntungan dan biaya pemasaran lembaga pemasaran 4. bagian yang diterima oleh petani 5. elastisitas transmisi harga.
12 Lampiran 2. Ijin Penelitian dari Kantor Kesbangpol Pemkab Magelang 65
13 Lampiran 3. Ijin Penelitian dari Kantor BPMP2T Pemkab Magelang 66
14 Lampiran 4. Ijin Penelitian dari Kantor Kesbangpol Pemkab Semarang 67
15 68 Lampiran 5. Personalia dan Kualifikasi Tenaga Peneliti No Nama Peneliti NIDN Kualifikasi 1. Ir. Yuliawati, MP - Ketua S-2 Ekonomi Pertanian UGM, saat ini Peneliti sedang menyelesaikan studi S-3 Ekonomi Pertanian di UGM, Lektor Kepala, mengampu mata kuliah: Ekonomi Pertanian, Ekonomi Produksi Pertanian, Manajemen Produksi Pertanian, Koperasi Pertanian, Manajemen Kualitas Hasil Pertanian, 2. Ir. Georgius Hartono, MS. Anggota Peneliti Manajemen Lingkungan Pertanian S-2 Ekonomi Pertanian UGM, Lektor, mengampu mata kuliah: Tataniaga Pertanian, Ekonomi Pertanian, Managemen Pemasaran, Ekonomi Makro dan Kebijakan Kelembagaan Asisten/Enumerator Peneliti NIM 1. Sherly Kristyanawati Mhs FPB-UKSW Prodi Agribisnis 2. Wijayanto Mhs FPB-UKSW Prodi Agribisnis 3. Resly Darwanto P Mhs FPB-UKSW Prodi Agribisnis 4. A. Aditya Wisnu Graha Mhs FPB-UKSW Prodi Agribisnis 5. Janati Tri Wahyuni Mhs FPB-UKSW Prodi Agribisnis 6. Grasia Mulat Maharsiwi Mhs FPB-UKSW Prodi Agribisnis
16 Lampiran 6. Pengumuman Makalah Seminar Nasional Diterima 69
17 70
18 71
LAPORAN TAHUNAN/AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING
LAPORAN TAHUNAN/AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING REKONSTRUKSI MODEL KELEMBAGAAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) BERBASIS STRUCTURE CONDUCT PERFORMANCE (SCP) DI JAWA TENGAH Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga desa di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yaitu Desa Ciherang, Cipendawa, dan Sukatani. Pemilihan lokasi dilakukan
Lebih terperinciBAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.
BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO Pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Kelompok
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BUAH JERUK DI PASAR JOHAR SEMARANG FACTORS THAT AFFECT THE DEMAND OF ORANGES IN THE JOHAR MARKET SEMARANG
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BUAH JERUK DI PASAR JOHAR SEMARANG FACTORS THAT AFFECT THE DEMAND OF ORANGES IN THE JOHAR MARKET SEMARANG Oleh, GRASIA MULAT MAHARSIWI 522010022 SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Sub Terminal Agribisnis (STA) merupakan sarana pusat informasi dan komoditi produksi unggulan pertanian dan tempat untuk mempertemukan pengusaha/pedagang dengan
Lebih terperinciVII ANALISIS PEMASARAN KEMBANG KOL 7.1 Analisis Pemasaran Kembang Kol Penelaahan tentang pemasaran kembang kol pada penelitian ini diawali dari petani sebagai produsen, tengkulak atau pedagang pengumpul,
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR TA ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI
LAPORAN AKHIR TA. 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAII EKONOMI TINGG GI Oleh: Henny Mayrowani Nur Khoiriyahh Agustin Dewa Ketut Sadra Swastika Miftahul Azis Erna Maria Lokollo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi dalam upaya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian khususnya tanaman hortikultura selama ini mempunyai peluang yang besar, tidak hanya sebagai penyedia bahan pangan bagi penduduk Indonesia yang saat
Lebih terperinciKuisioner ANALISIS KEGIATAN DAN PERMASALAHAN DALAM PEMASARAN SAYURAN ORGANIK
Kuisioner ANALISIS KEGIATAN DAN PERMASALAHAN DALAM PEMASARAN SAYURAN ORGANIK Nomor:... 1. Identitas (Pengusaha) 1.1. Nama :....... 1.2. Alamat :....... 1.3. Jenis Kelamin :......... 1.4. Umur/tempat lahir
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur petani responden Umur Petani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada aktivitas di sektor pertanian. Berdasarkan hasil penelitian
Lebih terperinciLampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam. Petani Klaster
43 Lampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam Petani Klaster 44 Lampiran 1 Usahatani Jahe Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam Petani Non Klater 45 Lampiran 2. Output Karakteristik
Lebih terperinciANALISIS TATANIAGA BERAS
VI ANALISIS TATANIAGA BERAS Tataniaga beras yang ada di Indonesia melibatkan beberapa lembaga tataniaga yang saling berhubungan. Berdasarkan hasil pengamatan, lembagalembaga tataniaga yang ditemui di lokasi
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI
LAPORAN KEGIATAN KAJIAN ISU-ISU AKTUAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI Oleh: Erwidodo PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN
Lebih terperinciLampiran.1 Perkembangan Produksi Bayam Di Seluruh Indonesia Tahun
Lampiran.1 Perkembangan Produksi Bayam Di Seluruh Indonesia Tahun 2003 2006 No Propinsi Produksi Th 2003 Th 2004 Th 2005 Th 2006 1 Aceh 2.410 4.019 3.859 3.571 2 Sum. Utara 10.958 6.222 3.169 8.996 3 Sum.
Lebih terperinciKAJIAN PEMASARAN SAYURAN DI SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) WILAYAH JAWA TENGAH DITINJAU DARI STRUKTUR PERILAKU KINERJA 1 ABSTRACT
ISBN: 978-979-98438-8-3 KAJIAN PEMASARAN SAYURAN DI SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) WILAYAH JAWA TENGAH DITINJAU DARI STRUKTUR PERILAKU KINERJA 1 Yuliawati, Georgius Hartono Fakultas Pertanian dan Bisnis
Lebih terperinciLampiran 1. Data Petani tebu di Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang. Tebu Yang Luas. Di Usia Pendidikan Lahan.
LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Data Petani tebu di Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang No Nama Tebu Yang Luas Di Usia Pendidikan Lahan Hasilkan (kuintal) 1 Sunendro W. S.Sos 40 ha 36 tahun S1 30.000
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Usahatani dan Pemasaran Kembang Kol
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Usahatani dan Pemasaran Kembang Kol Karo (2010) melakukan penelitian mengenai analisis usahatani dan pemasaran kembang kol di Kelompok Tani Suka Tani, Desa Tugu Utara,
Lebih terperinciINSTRUMEN PENELITIAN UNTUK USAHATANI SAYURAN SAYURAN ORGANIK DI DUSUN BALANGAN, WUKIRSARI, CANGKRINGAN, SLEMAN
JENIS VARIETAS SAYURAN : IDENTITAS RESPONDEN Nama : Alamat : 1. Usia/umur : tahun 2. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 3. Pendidikan tertinggi a. SD Tamat/Tidak Tamat (*coret yang tidak perlu) b.
Lebih terperinciVII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT
55 VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT Bab ini membahas sistem pemasaran rumput laut dengan menggunakan pendekatan structure, conduct, dan performance (SCP). Struktur pasar
Lebih terperinciBAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 5. Profil STA Sewukan
23 BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum STA Sewukan, Jetis dan Ngablak STA Sewukan merupakan pengembangan pasar sayuran Soka yang didirikan di atas tanah bengkok oleh H. Riswanto Sudiyono, selaku
Lebih terperinciKUISIONER PRAKTIKUM LAPANG ILMU USAHATANI (Responden : Petani)
I. GAMBARAN UMUM RESPONDEN KUISIONER PRAKTIKUM LAPANG ILMU USAHATANI (Responden : Petani) a. Tanaman di usahakan : ( ) Padi, ( ) Palawija, ( ) Hortikultura, ( ) Lainnya :. b. Luas lahan : Ha c. Luas Lahan
Lebih terperinciTabel 1. State of the Art dalam bidang yang diteliti. studi pustaka (telaah dokumen), deskriptif
8 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of The Art Untuk mengetahui kebaruan (novelties) penelitian yang dilakukan, mencegah dan menghindari duplikasi, replikasi dan plagiasi, berikut ditampilkan hasil penelitian
Lebih terperinciVII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR
VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR 7.1. Analisis Struktur Pasar Struktur pasar nenas diketahui dengan melihat jumlah penjual dan pembeli, sifat produk, hambatan masuk dan keluar pasar,
Lebih terperinciBAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN ANALITIS
BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN ANALITIS 2.1. Kerangka Teoritis Pada bagian ini dibahas mengenai teori kelembagaan pasar, pemasaran dan peningkatan kesejahteraan petani yang berguna dalam pembahasan hasil penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia adalah bawang merah ( Allium ascalonicum ). Banyaknya manfaat yang dapat diambil dari
Lebih terperinciTATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN
TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN TATANIAGA PERTANIAN Tataniaga Pertanian atau Pemasaran Produk-Produk Pertanian (Marketing of Agricultural), pengertiannya berbeda
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BEJI LOR KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BEJI LOR KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG ANALYSIS OF SOCIOECONOMIC FACTORS AFFECTING ON WETLAND RICE FARMING
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk
28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinciBAB 4. METODE PENELITIAN
16 BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Selaras dengan latar belakang dan tujuan yang ingin dicapai, fokus penelitian ini bertumpu pada upaya rekonstruksi (penyusunan kembali) model pengembangan
Lebih terperinciLatar Belakang Pembangunan bidang ekonomi, keseimbangan bidang pertanian dengan industri Pembangunan ekonomi berbasiskan kerakyatan; Pembangunan ekono
MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN BERBASIS AGRIBISNIS DI DAERAH RIAU Tim Peneliti: Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP. Henny Indrawati, SP., MM PENELITIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) dimana sektor pertanian menduduki posisi
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN WORTEL DI SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) KABUPATEN KARANGANYAR
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN WORTEL DI SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) KABUPATEN KARANGANYAR Wayan Cahyono, Kusnandar, Sri Marwanti Magister Agribisnis Program Pascasarjana UNS id@hostinger.com Abstrak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian dan Pola Kemitraan Usaha Kemitraan usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha
Lebih terperinciTATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK
56 TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA Agus Trias Budi, Pujiharto, dan Watemin Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Kerangkan pemikiran konseptual dalam penelitian ini terbagi menjadi empat bagian, yaitu konsep kemitraan, pola kemitraan agribisnis, pengaruh penerapan
Lebih terperinciSISTEM PEMASARAN AGRIBISNIS Sessi 4
SISTEM PEMASARAN AGRIBISNIS Sessi 4 Pemasaran Aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara ke konsumen. Suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu/kelompok
Lebih terperinciVI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA
VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA 6.1. Lembaga Tataniaga Nenas yang berasal dari Desa Paya Besar dipasarkan ke pasar lokal (Kota Palembang) dan ke pasar luar kota (Pasar Induk Kramat Jati). Tataniaga nenas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Saluran Pemasaran, dan Fungsi Pemasaran Saluran pemasaran jagung menurut Soekartawi (2002) merupakan aliran barang dari produsen kepada konsumen. Saluran pemasaran jagung
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini
33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini menggunakan metode sensus. Pengertian sensus dalam penelitian
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pengembangan agribisnis hortikultura, permasalahan klasik yang masih saja muncul adalah pemasaran. Masalah ini timbul karena banyaknya pihak yang terlibat
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) 1 komoditi
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006) tataniaga dapat didefinisikan sebagai tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan
Lebih terperinciLampiran 1. Kuesioner Petani
LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Petani Analisis Pendapatan Usahatani dan Pemasaran Kembang Kol (Studi Kasus Kelompok Tani Suka Tani, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Osin
Lebih terperinciPEMASARAN KOMODITI SAWI DI KELURAHAN TANAH ENAM RATUS KECAMATAN MEDAN MARELAN KOTA MEDAN
PEMASARAN KOMODITI SAWI DI KELURAHAN TANAH ENAM RATUS KECAMATAN MEDAN MARELAN KOTA MEDAN SKRIPSI OLEH: RINA ASLINA LUBIS 070304068 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciLampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011
LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017 sampai April 2017.
Lebih terperinciBagian Ketujuh Bidang Pengembangan Usaha Pasal 20 (1) Bidang Pengembangan Usaha mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan
Bagian Ketujuh Bidang Pengembangan Usaha Pasal 20 (1) Bidang Pengembangan Usaha mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pengembangan usaha peternakan. pada
Lebih terperinciKINERJA PEMASARAN JERUK SIAM DI KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR (Marketing Work of Tangerine in Jember Regency, East Java)
KINERJA PEMASARAN JERUK SIAM DI KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR (Marketing Work of Tangerine in Jember Regency, East Java) Lizia Zamzami dan Aprilaila Sayekti Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR ANALISIS BERBAGAI BENTUK KELEMBAGAAN PEMASARAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN USAHA KOMODITAS PERTANIAN. Oleh :
LAPORAN AKHIR ANALISIS BERBAGAI BENTUK KELEMBAGAAN PEMASARAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN USAHA KOMODITAS PERTANIAN Oleh : Adang Agustian Armen Zulham Syahyuti Herlina Tarigan Ade Supriatna Yana
Lebih terperinciVI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan.
VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. Terutama dalam hal luas lahan dan jumlah penanaman masih
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Komoditi Kubis 2.2. Sistem Tataniaga dan Efisiensi Tataniaga
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Komoditi Kubis Kubis juga disebut kol dibeberapa daerah. Kubis merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan pada sektor agribisnis yang dapat memberikan sumbangan
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Pemasaran Cabai Rawit Merah Saluran pemasaran cabai rawit merah di Desa Cigedug terbagi dua yaitu cabai rawit merah yang dijual ke pasar (petani non mitra) dan cabai
Lebih terperinciLampiran 1. Kuisioner Pemasaran Udang Windu
Lampiran 1. Kuisioner Pemasaran Udang Windu Kuesioner ini digunakan sebagai bahan penyusun skripsi Analisis Efesiensi Pemasaran Udang Windu (Kasus : di Desa Kesambi Serang, Banten) oleh Ahmad Bangun (H34076012),
Lebih terperinciLanjutan Pemasaran Hasil Pertanian
Lanjutan Pemasaran Hasil Pertanian BIAYA, KEUNTUNGAN DAN EFISIENSI PEMASARAN 1) Rincian Kemungkinan Biaya Pemasaran 1. Biaya Persiapan & Biaya Pengepakan Meliputi biaya pembersihan, sortasi dan grading
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan
Lebih terperinciBAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Tataniaga Saluran tataniaga sayuran bayam di Desa Ciaruten Ilir dari petani hingga konsumen akhir melibatkan beberapa lembaga tataniaga yaitu pedagang pengumpul
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan Rakyat 2.1.1 Definisi hutan rakyat Definisi Hutan rakyat dapat berbeda-beda tergantung batasan yang diberikan. Hutan rakyat menurut Undang-undang No. 41 tahun 1999
Lebih terperinciVI HASIL DAN PEMBAHASAN
VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar ini dilakukan di Desa Gunung Malang yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciLampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa)
LAMPIRAN 201 Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun 2009-2025 Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa) Pertumbuhan Penduduk (%) Total Konsumsi (000 ton) 2009 2010 2011
Lebih terperinciSosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (2) 2015 ISSN Tinur Sulastri Situmorang¹, Zulkifli Alamsyah² dan Saidin Nainggolan²
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAWI MANIS DENGAN PENDEKATAN STRUCTURE, CONDUCT, AND PERFORMANCE (SCP) DI KECAMATAN JAMBI SELATAN KOTA JAMBI Tinur Sulastri Situmorang¹, Zulkifli Alamsyah² dan Saidin Nainggolan²
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki peran yang cukup strategis dalam perekonomian nasional. Hal ini tercermin dari perannya sebagai pemenuh kebutuhan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Konsep Tataniaga Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya melibatkan individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TALAS (Kasus di Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh SRI WIDIYANTI A
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TALAS (Kasus di Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh SRI WIDIYANTI A14105608 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan masyarakat tani pekebun,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan masyarakat tani pekebun, komoditas ini juga memberikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian diartikan sebagai rangkaian berbagai upaya untuk meningkatkan pendapatan petani, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, memantapkan
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG. (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province)
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province) Nuni Anggraini, Ali Ibrahim Hasyim, Suriaty Situmorang Program Studi Agribisnis,
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak
ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Yepi Fiona 1, Soetoro 2, Zulfikar Normansyah 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelompok tani Suka Tani di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi
Lebih terperinciSILABUS MATAKULIAH PRAKTIKUM TERPADU AGRIBISNIS
SILABUS MATAKULIAH PRAKTIKUM TERPADU AGRIBISNIS Mata Kuliah : Praktikum Terpadu Agribisnis Kode Matakuliah/sks : AGB304/ 4(0-12) Semester : 6 Prasyarat Deskripsi Singkat : : Matakuliah Usahatani, Pemasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data strategis Kabupaten Semarang tahun 2013, produk sayuran yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Semarang memiliki potensi yang besar dari sektor pertanian untuk komoditas sayuran. Keadaan topografi daerah yang berbukit dan bergunung membuat Kabupaten
Lebih terperinciLAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN
LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN 114 115 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Penelitian Variabel Sub Variabel No Item A. Karakteristik Responden a. Nama b. Alamat c. Jenis Kelamin d. Umur e. Pendidikan f. Pekerjaan
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer) Dimas Kharisma Ramadhani, Endang Siti Rahayu, Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciANALISIS TATANIAGA IKAN PATIN DI TINGKAT PEDAGANG BESAR PENERIMA
1 ANALISIS TATANIAGA IKAN PATIN DI TINGKAT PEDAGANG BESAR PENERIMA (Wholesaler Receiver) DARI DAERAH SENTRA PRODUKSI BOGOR KE PASAR INDUK RAMAYANA BOGOR Oleh Euis Dasipah Abstrak Tujuan tataniaga ikan
Lebih terperinciKemitraan Agribisnis. Julian Adam Ridjal. PS Agribisnis Universitas Jember
Kemitraan Agribisnis Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember www.adamjulian.net KEMITRAAN AGRIBISNIS Teori Kemitraan Menurut Martodireso, dkk, (2001) dalam Agribisnis Kemitraan Usaha Bersama
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Indonesia. Bawang merah bagi Kabupaten Brebes merupakan trademark
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kapupaten Brebes merupakan sentra produksi bawang merah terbesar di Indonesia. Bawang merah bagi Kabupaten Brebes merupakan trademark mengingat posisinya sebagai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sistem dan Pola Saluran Pemasaran Bawang Merah Pola saluran pemasaran bawang merah di Kelurahan Brebes terbentuk dari beberapa komponen lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul,
Lebih terperinci: Saluran, Pemasaran, Buah, Duku, Kabupaten Ciamis
ANALISIS SALURAN PEMASARAN BUAH DUKU (Suatu Kasus di Desa Karanganyar Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis) Oleh: 1 Eman Badruzaman, 2 Soetoro, 3 Tito Hardiyanto 1 Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang
46 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.
37 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang petani mengalokasikan sumberdaya yang ada, baik lahan, tenaga
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN. terhadap barang dan jasa sehingga dapat berpindah dari tangan produsen ke
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Konsep Pemasaran Definisi tentang pemasaran telah banyak dikemukakan oleh para ahli ekonomi, pada hakekatnya bahwa pemasaran merupakan
Lebih terperinciElvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran
ANALISIS PEMASARAN IKAN NEON TETRA (Paracheirodon innesi) STUDI KASUS DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN CURUG JAYA II (KECAMATAN BOJONGSARI, KOTA DEPOK JAWA BARAT) Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah pengembangan hortikultura untuk meningkatkan pendapatan petani kecil. Petani kecil yang dimaksud dalam pengembangan
Lebih terperinciAGRlBISNlS NENAS (Ananas eomusus (L) Merr) Dl KEGAMATAN JALAN CAGAK, KABUPATEN DT. II SUBANG
AGRlBISNlS NENAS (Ananas eomusus (L) Merr) Dl KEGAMATAN JALAN CAGAK, KABUPATEN DT. II SUBANG OIeh CECEP PERMADI A 22.0604 Y ILMU - ILMU SOSIAL EKONOMl PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN '4STITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya
48 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya Lampung Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja). Kecamatan
Lebih terperincidan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya
Lebih terperinciLampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani
LAMPIRAN 69 69 Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani Dengan hormat, Perkenalkan saya Andiyono, Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Program Studi Magister Profesional Industri Kecil Menengah,
Lebih terperinciJENIS-JENIS DAN POLA KEMITRAAN USAHA OLEH : Anwar sanusi
JENIS-JENIS DAN POLA KEMITRAAN USAHA OLEH : Anwar sanusi Penyuluh Pertanian Madya, Pada Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BAKORRLUH) Provinsi NTB Landasan kuat untuk membangun
Lebih terperinciVII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT. menjalankan kegiatan budidaya rumput laut. Dengan demikian mereka dapat
VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT 7.1. Kinerja Lembaga Penunjang Pengembangkan budidaya rumput laut di Kecamatan Mangarabombang membutuhkan suatu wadah sebagai
Lebih terperinciDISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG
DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR A A Gede Ary Gunada 1, Luh Putu Wrasiati 2, Dewa Ayu Anom Yuarini 2 Fakultas Teknologi Pertanian,
Lebih terperinciKAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004
KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.
26 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan rangkaian teori-teori yang digunakan dalam penelitian untuk menjawab tujuan penelitian. Teori-teori yang digunakan
Lebih terperinciKELEMBAGAAN AGRIBISNIS PADA DESA BERBASIS KOMODITAS PERKEBUNAN
KELEMBAGAAN AGRIBISNIS PADA DESA BERBASIS KOMODITAS PERKEBUNAN Wahyuning K. Sejati dan Herman Supriadi PENDAHULUAN Kelembagaan merupakan organisasi atau kaidah baik formal maupun informal yang mengatur
Lebih terperinciPERAN PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Husnarti Dosen Agribisnis Faperta UMSB. Abstrak
PERAN PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Husnarti Dosen Agribisnis Faperta UMSB Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pedagang di Kabupaten Lima Puluh Kota. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang sering diterapkan di pedesaan terutama di daerah yang memiliki potensi memelihara ayam broiler. Pola kemitraan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai dengan November 2013 di Desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon yang berada di sebelah timur
Lebih terperinci