A. STANDART KOMPETENSI / CAPAIAN PEMBELAJARAN Mahasiswa memahami tentang konsep Industri Pengelolaan Usaha Boga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "A. STANDART KOMPETENSI / CAPAIAN PEMBELAJARAN Mahasiswa memahami tentang konsep Industri Pengelolaan Usaha Boga"

Transkripsi

1 A. STANDART KOMPETENSI / CAPAIAN PEMBELAJARAN Mahasiswa memahami tentang konsep Industri Pengelolaan Usaha Boga B. INDIKATOR CAPAIAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat Menjelaskan kembali sejarah berdirinya catering 2. Mahasiswa dapat Menjelaskan 3 macam penggolongan Jasa Boga ditinjau dari segi keuntungan 3. Mahasiswa dapat Menjelaskan 9 macam penggolongan Jasa Boga ditinjau dari tempat usaha 4. Mahasiswa dapat Menjelaskan 2 macam penggolongan Jasa Boga ditinjau dari segi pelayanan 5. Mahasiswa dapat Menjelaskan Ciri-ciri Jasa Boga Hotel 6. Mahasiswa dapat Menjelaskan Ciri-ciri Jasa Boga Rumah Makan/ Restoran 7. Mahasiswa dapat Menjelaskan Ciri-ciri Jasa Boga Hotel dan Rumah Makan/ Restoran 8. Mahasiswa dapat Menjelaskan 3 cara mengembangkan usaha catering 9. Mahasiswa dapat Menjelaskan Jasa Boga Aspek Lain/Other Aspect Catering 10. Mahasiswa dapat Menjelaskan tentang organisasi dapur. 11. Mahasiswa dapat menjelaskan Suvervisi Dapur 12. Mahasiswa mengetahui Perlindungan Dapur. 12

2 1 Sejarah Catering Catering berasal dari kata kerja To Caren yang artinya menyiapkan & menyajikan makanan/minuman untuk umum, seseorang yang menyiapkan & menyajikan disebut Caterer. Pelayanan makanan pertama kali dilakukan di Mesir sekitar Th SM, yaitu di losmen dan kedai minuman, sebagai tenaga pelaksananya ialah anggota keluarga pemilik losmen itu. Bahan makanan tersebut diperoleh dari hasil pertanian/jual beli secara barter. Adapun bahan makanan yang dijual antara lain: buah Apricot, anggur, ayam, itik dll. Usaha ini terus berkembang seiring dengan kejayaan kerajaan Mesir yang berakhir dengan perang Salib, dimana orang Eropa kembali ke tanah air nya dengan membawa kemenangan dan pengetahuan tentang penyajian makanan. Pengetahuan ini berkembang pesat di Eropa, sehingga pada th 400 SM di Yunani terbit buku masak pertama yang kemudian disusul dengan terbitan buku-buku lain, seperti cara-cara yang lebih baik dalam mendapatkan bahan makanan dan transportasi, serta cara penyimpanannya. Pada masa ini diciptakan pula alat-alat masak yang lebih praktis dari sebelumnya, seperti : panci kaldu yang disebut cauldrons, panci pembakar dan alat pembakar yang disebut gridiron, kompor yang dilengkapi oven bagian bawahnya, pisau daging, dan lain-lain. Pada tahun yang sama industri pelayanan makanan di Roma sudah berkembang pesat; ikan, daging, udang, sayuran, dan buah-buahan disuplai dari daerah jajahannya dalam keadaan segar. Pelayanan makanan untuk umum diutamakan untuk asrama-asrama militer dan sebagai tenaga pemasak dari Yunani. Pertengahan abad ke 16 industri pelayanan makanan berpindah ke Prancis melalui Italy, Swiss. Pada saat ini terjadi perubahanperubahan dalam teknik memasak dan cara penyajian sehingga makanan yang disajikan lebih menarik dan lebih enak rasanya karena diberi saus yang bervariasi. Tahun 1760 saat Louis XV memerintah, Boulanger, seorang ahli masak yang terkenal membuka sebuah restoran yang populer akan hidangan supnya yang bergizi. Keberhasilan Boulanger merangsang ahli masak yang lainnya untuk membuka restoran, sehingga selama 30 tahun Perancis memiliki lebih dari 500 restoran. Kemunduran ekonomi di Perancis menyebabkan banyak ahli-ahli masak Perancis berimigrasi ke Inggris. Di negara ini mereka melanjutkan mengembangkan usaha pelayanan makanan, seperti: menciptakan teknik-teknik baru dalam mengolah dan menyajikan makanan, mengadakan royal banguette dengan 1500 undangan yang dilangsungkan selama 19 hari serta hidangan yang disajikan tidak pernah diulang. Pada awal abad ke 18 Inggris merupakan negara yang paling baik di dunia dalam hal pelayanan makanan, tetapi sekitar tahun 1850 revolusi industri mulai merubah keadaan sosial ekonomi negara ini, sehingga usaha pelayanan makananpun mengalami kemunduran dan ahli-ahli masaknya banyak yang kembali ke negara Perancis atau negara lainnya untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Sementara itu di Amerika Serikat th 1800 setelah banyak terdapat kedai minuman dan losmen di setiap kota, tetapi masih sangat sederhana baik penatannya maupun alat pengolahannya. Bahan makanannya diperoleh dari petani, peternak sekitarnya kemudian berdirilah hotel pertama yang mewah di New York dengan nama The Astor House. Karena usaha di bidang ini menguntungkan banyak, maka pada th 1846 sehingga hotel di New York mencapai sekitar 100 buah dan di Chicago sekitar 150 buah hotel. Restoran-restoran yang baik pun mulai bermunculan, antara lain restoran yang diusahakan oleh Lorenzo Delmonico pada tahun 1818 sampai dengan Pada tahun 1880 penduduk dari benua Eropa banyak yang berimigrasi ke Amerika Serikat untuk mencari kehidupan yang lebih baik, banyak diantaranya yang bekerja di pabrik atau di toko-toko. Pada tahun 1887 perusahaan Warner Brothers di Connecticut jadi perusahaan pertama di Amerika Serikat yang menyediakan Club House (gedung pertemuan) bagi para pegawainya. Tujuan utama mendirikan Club 13

3 House tersebut untuk meningkatkan daya kerja dan kesehatan pegawainya sehingga kegiatan ini banyak diikuti oleh perusahaan lain seperti: The National Cash Register Company di Dayton Ohio yang pada tahun 1891 menyediakan ruang makan berkapasitas 1800 kursi dan menyediakan hidangan soup dan kopi untuk pegawai wanitanya. Katering merupakan salah satu bentuk usaha dari industri jasa ( Hospitality Industry), dimana produk utamanya adalah penjualan makanan dan minuman dengan pelayanan jasa lainnya yang berorientasi pada kepuasan konsumen. Pada pengelolaan usahanya, katering menangani penyediaan makanan dan minuman di tempat dimana produk usaha itu diselenggarakan ( In-side catering) atau produk makanan dan minuman di bawa ke luar tempat produksinya ( out-side catering). Penanganan tersebut mencakup dua aspek yaitu aspek pertama berkaitan dengan penyediaan makanan dan minuman yang memenuhi harapan konsumen seperti kualitas produk dilihat dari sisi organoleptik dan visual, keamanan, kenyamanan, jumlah yang sesuai dengan pesanan, ketepatan waktu, dan harga yang relatif terjangkau bagi konsumennya. Aspek kedua berkaitan dengan penjualan makanan dan minuman produk usaha katering. Penanganan usaha jasa katering ada yang berada di bawah koordinasi perusahaan tertentu, hotel atau organisasi sejenis, sehingga menjadi bagian yang selama ini po puler dengan divisi food and beverage di bawah manajemen tingkat menengah atau manajemen operasi lembaga bersangkutan. Ada juga usaha jasa katering yang berdiri sendiri - independent - bukan merupakan bagian dari satu unit usaha lembaga tertentu. Pada dasasarnya penggorganisasian tersebut tidak memberikan perbedaan yang prinsip sebab merupakan bagian dari pendekatan manajemen untuk menjalankan fungsi bisnis dalam menghasilkan output yang baik. Para penulis buku sumber yang berkaitan dengan usaha jasa katering, memfokuskan kajian utama mereka lebih tajam pada pengelolaan dan penanganan penyediaan makanan dan minuman secara profesional sehingga membutuhkan orangorang untuk suatu system pengelolaan yang memiliki profesi di bidangnya. Produk bisnis jasa katering terfokus pada makanan dan minuman yang memberi dampak sensitif terhadap kesehatan konsumennya, oleh karena itu pengendalian kualitas produk berkaitan dengan suatu system pengelolaan bahan makanan oleh orang-orang yang kompeten di bidangnya, memanfaatkan berbagai metoda penanganan bahan makanan dengan berbagai teknik mengolah bahan makanan sehingga menjadi makanan yang aman sehat dan berpenampilan menarik, menggunakan peralatan yang tepat dan akurat ditunjang oleh pengendalian dana dan upaya pemasaran yang dapat memberikan kontribusi pada lancarnya arus perjalanan suatu Bisnis yang memiliki nilai benefit bagi produsen dan konsumen. Motivasi konsumen datang ke bisnis jasa katering sangat beragam, namun bisa dikelompokan pada 3 katagori utama yaitu : pertama konsumen datang untuk memenuhi kebutuhan fisiknya sebagai pemenuhan kebutuhan dasar ( betul betul karena rasa lapar ), kedua ; konsumen datang untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan harga diri ( selain lapar dia membutuhkan makanan dan lingkungan makan yang sehat dan nyaman, dan cenderung mencari suasana baru yang bertujuan rekreatif), ketiga konsumen datang ke bisnis jasa katering untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri ( konsumen yang datang bukan karena lapar secara fisik namun dia memiliki tujuan menempatkan dirinya atau kelompoknya dalam status sosial ekonominya yang menurut persepsi dia berkelas atau di atas standar- kadangkadang bagi konsumen kelompok ini makan hanya sebagai media untuk mencapai tujuan lain misalnya dalam rangka membangun jaringan komunikasi di antara rekan usaha atau aktivitas lain atau sekedar ingin mendapat pengakuan dari peer groupnya ). Berangkat dari kecenderungan motivasi konsumen tadi maka bermunculan bisnis jasa katering yang bisa 14

4 melayani kebutuhan konsumennya di berbagai tempat yang potensial, sehingga dalam perkembangannya di Indonesia lahir macammacam istilah untuk tempat usaha jasa katering seperti ; café kantin rumah makan - restoran katering pesta, dan masih banyak istilah lain dengan memiliki karakteristik khusus. Definisi Katering Istilah katering berasal dari bahasa Inggris yaitu catering. Kata cater mengandung pengertian menyajikan makanan, sedangkan orang yang menyajikan makanan disebut caterer. Istilah katering merupakan istilah khusus yang digunakan untuk bisnis yang menawarkan jasa dan penyedia makanan dan minuman dalam jumlah banyak. Jasa katering biasanya banyak diperuntukkan dalam berbagai acara besar, antara lain perkawinan, pesta, atau Berdasarkan definisi-definisi tersebut, secara umum dapat dijelaskan bahwa katering hadir dengan tujuan untuk menjawab tuntutan masyarakat akan kepraktisan. Mereka yang tidak mau direpotkan dalam urusan makanan, penataan hidangan, hingga setting lokasi acara akan langsung meminta bantuan dari jasa katering. Katering skala kecil memang hanya menyediakan makanan, tetapi katering skala menengah atau besar sudah pasti menambahkan pelayanan lain dari paket kateringnya. Katering pun hadir dalam berbagai format yaitu katering yang khusus menyediakan kebutuhan makanan dan minuman untuk pesta pernikahan, acara kantor, arisan, bahkan sekadar permintaan individu 2. Macam-macam Catering A) Ditinjau dari segi keuntungan sekadar arisan keluarga. Definisi tentang katering 1) Catering bersifat komersial yaitu usaha juga dijelaskan pada beberapa literatur, yaitu: 1. Menurut peraturan Menkes No. 712/1986 Katering (jasa boga) adalah perusahaan atau pelayanan makanan untuk mengambil untung yang besar Catering bersifat semi komersial yaitu usaha pelayanan makanan untuk mengambil perorangan yang melakukan kegiatan untung tidak terlalu besar pengelolaan makanan yang disajikan di luar 2) Catering bersifat Sosial yaitu usaha pelayanan tempat usaha atas dasar pesanan dengan tetap memperhatikan tingkat penyehatan makanan. Kegiatan pengelolaan makanan yang dilakukan makanan yang tidak mengambil keuntungan B) Ditinjau dari jenis tempat usaha 1). Restoran hotel : meliputi: penerimaan bahan mentah atau Restoran hotel ialah restoran yang berada di hotel makanan terolah, pembuatan, pengubahan dan menyajikan hidangan makan pagi, makan bentuk (misalnya dari padat menjadi cair), pengemasan dan pewadahan. Sedangkan tingkat penyehatan makanan yang dimaksud adalah upaya untuk mengendalikan faktor masakan, siang, dan makan malam, makanan kecil, dan minuman. Hotel yang besar biasanya mempunyai lebih dari 1 restoran serta dilengkapi dengan ruang andrawina (banquette). orang serta semua perlengkapan yang dapat atau mungkin menimbulkan penyakit atau 2). Restoran : mengganggu kesehatan. 2. Menurut Badan Pusat Statistik (2006) Katering (jasa boga) adalah kegiatan usaha yang mencakup penjualan makanan jadi (siap Restoran otomatis (vending machine): restoran yang hidangannya diletakkan pada mesin khusus dan orang yang akan membeli memasukkan sejumlah uang sesuai dengan petunjuk yang ada, dikonsumsi) yang terselenggara melalui maka hidangan akan keluar secara otomatis. pesanan-pesanan untuk kantor, perayaan, pesta, Keuntungan mempunyai restoran otomatis ialah seminar, rapat, dan sejenisnya. Biasanya hidangan tersedia selama 24 jam, tidak makanan jadi yang dipesan diantar ke tempat kerja, pesta, seminar, dan sejenisnya berikut pramusaji yang akan melayani tamu-tamu tersebut. Dalam hal ini, kelompok jasa boga yang melayani pesawat angkutan udara, tempat diperlukan tenaga penyaji dan kasir karena pembeli melayani dirinya sendiri, menghemat tenaga pembersih karena menggunakan alat saji yang sekali pakai. Contoh: pengeboran minyak, dan lokasi penggergajian a. Bistro yaitu : Restoran kecil yang menyajikan kayu termasuk di dalamnya. masakan Prancis yang sifat pelayanannya tidak resmi (non formal). 15

5 b. Cafetaria yaitu: Restoran dimana tamu mengambil sendiri hidangan yang tersedia di counter dan pembeli membayar langsung hidangannya di ujung counter, jenis hidangan terbatas dan harganya tak terlalu mahal. Kata cafetaria diambil dari bahasa Perancis yaitu kata cafe yang artinya tempat penjualan kopi secara eceran. Café istilah dari bahasa Francis, yang dalam bahasa Inggris coffee di Amerika atau kopi dalam bahasa Indonesia, istilah ini di Amerika dan Eropa berkembang 1. Coffee shop : Ciri yang menonjol adalah di tertuju pada suatu tempat di pinggir jalan raya yang dilalui kendaraan tujuan jarak jauh semacam antar kota atau antar provinsi menyediakan penjualan minuman khususnya tempat ini ada suasana yang tidak formal, kopi disertai dengan sejenis makanan camilan yang sifatnya tidak mengenyangkan. Di Indonesia khususnya di kota besar 2. Delicatessen yaitu: Restoran yang menjual berkembang istilah kafe untuk suatu tempat hidangan seperti sosis, sandwich, kue dan roti. penjualan makanan dan minuman yang 3. Continental restaurant : Ciri yang menonjol menggunakan system service dengan jenis biasanya atmospirnya lebih nyaman yang makanan terbatas/ tidak banyak pilihan dipersiapkan bagi pengunjung yang mau makan dalam pengaruh menu statis baik makanan utama atau makanan camilan, dan atau dengan waktu yang cukup lama dan santai. Pelayanannya lebih istimewa/ spesipik. makanan sepinggan yang cenderung 4. Specialty Restaurant: Keseluruhan atmosprere mengenyangkan. Banyak tempat yang dan dekorasi dikondisikan untuk suatu tema bernama kafe di Indonesia bernuansa klab malam yaitu selain tempat itu menjual makanan dan minuman untuk umum juga menyediakan life musik yang diselenggarakan khusus. Misalnya restoran yang menawarkan nuansa China, Jepang, Padang. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan thema yang dijual di restoran itu. Restoran ( dari bahasa Inggris Re-Store = menyimpan/mengisi kembali) adalah, salah satu usaha jasa boga komersial yang menjual makanan dan minuman sebagai produk utamanya, bukan kue dan roti. Ada berbagai perlengkapan di ruang makan yang disesuaikan dengan standar restoran tertentu biasanya ditunjukan dengan jenis tata ruang, fasilitas hiburan pendukung, dan kualitas pelayanan. Istilah Restoran yang berkembang secara umum di masyarakat Indonesia memiliki makna tempat statis yang cenderung mengikuti pola menu kontinental walaupun makanan yang dijualnya bernuansa etnis kedaerahan atau etnis oriental. Restaurant dikelompokkan berdasarkan jenis produk yang dijualnya baik itu makanan maupun pelayanan makan. Dalam berbagai sumber tertulis, restoran yang ada di bawah koordinasi organisasi food and beverage department di dalam hotel dibedakan berdasarkan jenisnya yaitu: pelayanannya cepat, table cover sederhana hanya sesuatu yang dianggap terpenting yang ada di meja makan. menyajikan hidangan yang cepat siap, hidangan yang dijual tidak banyak, sistim penyajiannya dilayani tapi tidak formal. pada sore menjelang malam, sampai dini hari 5. Dining Room biasanya ditemukan di hotel-hotel bagi konsumen yang datang ke tempat itu. yang lebih lecil seperti bintang tiga ke bawah, atau di penginapan dimana di tempat itu hanya ada satu tempat untuk menjual jasa pelayanan makanan. Dinning room ini biasanya terbatas diperuntukan bagi tamu yang menginap di hotel itu. 6. Snak Bar, Café, Milk Bar : Jenis restoran yang tidak formal dan menawarkan pelayanan yang cepat. Di Snack bar biasanya disiapkan konter self service untuk makanan-mankanan kecil atau kue-kue yang berukuran kecil, minuman ringan ice cream, dan dekorasi ruang nampat tidak terlalu mewah namun memiliki ciri khas. menjual makanan dan minuman yang komersial 7. Discotheque : Restoran yang pada prinsipnya identik dengan rumah makan yang menjual melayani tamu yang berdansa/ berjoged selain makanan dan minuman berkualitas juga makanan yang ditawarkan pada umumnya yang pelayanan makannya betul-betul memberikan masuk pada katagori snacks. kenyamanan tersendiri bagi konsumennya. 8. Night club. Biasanya restoran yang hanya buka Menu yang dijual ada di bawah pengaruh menu pada malam hari melayani tamu- tamu yang 16

6 datang untuk tujuan dansa diiringi live music dengan tata ruang yang mewah, tamu datang harus dengan pakaian yang formal untuk meningkatkan suasana yang terasa mewah dan memiliki dignity yang tinggi. 9. Delicatessen yaitu: Restoran yang menjual hidangan seperti sosis, sandwich, kue dan roti. 10. Buffet Restaurant yaitu: Restoran yang menyajikan bermacam-macam hidangan pembuka sampai penutup, cara pembayarannya ada 2 macam yaitu yang dibayar berdasarkan hidangan yang diambil saja, ada juga pula yang dibayar per porsi untuk keseluruhan hidangan, walaupun salah satu hidangan ada yang tak diambil. 11. Snack Bar yaitu: Restoran yang umumnya menyajikan minuman, sandwich, selada, buahbuahan dan kue. 12. Drive In yaitu: Restoran yang terletak di tengah kota dan di tepi jalan. Tamu membeli hidangan dari dalam mobil. Hidangan tersebut di makan di mobil atau tempat lain, tetapi dapat juga dimakan di tempat tersebut pada meja-meja yang telah disiapkan dan biasanya di ruang terbuka. 13. Grill yaitu: Restoran yang khusus menjual hidangan steak & hidangan tersebut dibakar sesuai dengan selera tamu. 14. Rath Skeller yaitu: Restoran kecil yang menjual masakan Jerman, umumnya terletak di bawah tangga gedung bertingkat atau di jalan bawah tanah. 15. Tavern yaitu: Restoran kecil yang menjual minuman beralkohol. 16. Club yaitu: Restoran yang pembelinya anggota club tersebut dan biasanya terdiri dari beberapa pimpinan kantor. 17. Restoran khusus yaitu: Restoran yang menjual hidangan khusus seperti restoran Cina Restoran Jawa Timur, Soto Kudus, dll. Restoran yang independen - dimana ada pemilik dan ada karyawan dalam satu manajement yang mandiri - ada yang mengikuti model franchaissee yaitu pengelolaannya di bawah koordinasi hak paten merk dagang tertentu dengan aturan perjanjian dagang yang khusus sehingga memiliki standar yang unik berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan induknya. Di Indonesia bahkan secara mendunia dikenal restaurant semacam ini seperti Mack Donald, Kentucky, Hoka-Hoka Bento. Peraturan Pariwisata Indonesia mengklasifikasikan restoran ke dalam tiga kelompok yaitu talam Talam Selaka, Talam Gangsa dan Talam Kencara. Pengelompokan tesebut didasarkan atas produk barang dan jasa yang dijual di dalam pengelolan restoran bersangkutan, Makin beragam jenis menu yang ditawarkan yang disertai dengan makin meningkatnya fasilitas ruang yang di tawarkan menunjukan tingkat yang makin tinggi yaitu talam kencana. Namun demikian ada batasan standar untuk katagori masing-masing restoran. Kantin dalam sejarahnya berawal dari suatu tempat yang menyediakan makanan untuk captive consumer yaitu mereka yang terperangkap oleh suatu rutinitas aktivitas pekerjaan, sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk makan atau memilih tempat makan, bahkan memilih makanan yang dikehendakinya, seperti terjadi pada pegawai pabrik perusahaan tertentu, warga sekolah, atau para warga kampus yang memiliki jeda istirahat pendek di antara kegiatan yang harus dilaluinya. Di Indonesia kantin tertuju pada tempat menjual makanan secara langsung pada perorangan, atau menjual makanan untuk kelompok berdasarkan pesanan penyediaan makanan secara kolektif melalui seorang penanggungjawab kesejahteraan karyawan yang menyiapkan makanan di lokasi- lokasi dalam komunitas tertentu yang terperangkap oleh kegiatan rutinitas sehingga waktu makan terasa terbatas. Makanan yang dijual melalui kantin ada di bawah pengaruh cycle menu dalam rotasi minimal 10 hari. Harga jual makanan di kantin relatif murah, bisa menyiapkan makanan sepinggan yang disukai oleh konsumennya semacam mie baso. Rumah Makan. Di Indonesia berkembang istilah rumah makan yang tertuju pada satu tempat usaha jasa boga komersial yang sifatnya independent, menjual makanan dan minuman sebagai produk utamanya bukan kue dan roti, terutama makanan untuk kebutuhan makan siang atau makan malam. Menu yang ditawarkan pada umumnya merujuk pada kekhasan etnis kedaerahan tertentu ditawarkan di bawah pengaruh menu statis khas rumah makan itu, ditambah dengan menjual daya tarik pelayanan, lokasi atau tata ruang yang 17

7 mencerminkan nuansa kedaerahan sesuai dengan menu yang ditawarkan; seperti yang populer di wilayah pulau Jawa adalah rumah makan sunda - rumah makan padang- rumah makan khas Jogya - Rumah Makan khas Jawa Timur - Rumah makan Makasar Rumah Makan Nusatenggara - dan lainnya. 3). Catering industri : Catering yang konsumennya adalah pegawaipegawai yang bekerja di daerah perindustrian, hidangan yang disajikan sesuai dengan kebutuhan gizi untuk tenaga kerja, harga hidangan terlebih dahulu disetujui pihak pengusaha. Cara penyajian pada catering di industri di negara kita umumnya cara satu yaitu suatu cara penyajian di mana hidangannya sudah diporsikan. Dalam hal ini ada dua cara yaitu: a).meal coupon (kupon makanan) yang artinya hidangan dibayarkan berdasarkan jumlah kupon orang yang makan. b). Meal order artinya dibayarkan berdasarkan jumlah pesanan tetap dan perusahaan membayar sepenuhnya walaupun di antara pegawai tersebut pada saat-saat tertentu ada yang tidak makan. 4). Catering transportasi : Catering yang menyajikan makanan dan minuman untuk para pengguna jasa transportasi, catering ini terdiri dari : a). Catering kapal udara : Catering yang menyajikan makanan dan minuman untuk penumpang kapal udara selama perjalanan, hidangan tersebut dipesan untuk pihak penerbangan dan biayanya dibebankan ke penumpang dan sudah termasuk harga tiket. Penyelenggara catering kapal udara biasanya berlokasi di sekitar bandar udara. b). Catering kapal api : Catering yang menyajikan makanan dan minuman untuk penumpang kereta api. Untuk kereta api tertentu harga tiket sudah termasuk makan, tetapi pada umumnya harga tiket tidak termasuk makan. Hidangan tidak diolah di kereta api tetapi di dapur catering. c). Catering kapal laut : Catering yang menyajikan hidangan untuk penumpang kapal laut.untuk hidangan tertentu diolah diatas kapal apabila akan disajikan, sehingga dapur kapal laut umumnya lengkap dan besar serta bentuk alat pengolah dan alat sajiannya disesuaikan dengan kondisi kapal laut. 5). Outside catering service : Catering yang menerima pesanan makanan dimana lokasi penyajian berbeda tempat dengan lokasi dapur pengolah. Lokasi penyajian biasanya tergantung kepada permintaan konsumen dapat meminta apakah dilengkapi, dengan pelayanan atau tidak. Apabila dilengkapi dengan pelayanan, maka pihak catering harus menyiapkan tempat penyajian dan pramusajinya, sedangkan tanpa pelayanan, hidanagan hanya diantar ke pihak konsumen. Hotel dan restoran dapat bersifat inside catering dan dapat pula outside catering apabila hidangan disajikan di restorannya dan bersifat outside catering apabila disajikan di luar lingkungan hotel dan restoran. 6). Catering Kesehatan rumah sakit (hospital catering): Catering yang menyajikan hidangan untuk orang yang dirawat di rumah sakit, tujuan utama pemberian makan di rumah sakit adalah membantu proses penyembuhanmelaluhi makanan, sebab makanan juga dapat member dampak factor psikologis seseorang. Sehingga pihak catering harus memperhatikan beberapa faktor yakni : penyajian yang menarik, menu yang bervariasi, Komposisi gizi sesuai kebutuhan pasien serta memperhatikan petunjuk dokter dan ahli gizi. Catering rumah sakit ialah catering yang bersifat semi komersial dan bahkan untuk kelas-kelas tertentu bersifat sosial. a. Penggolongan katering Secara Umum Bisnis katering tidak selamanya identik dengan penyediaan makanan untuk acara pesta saja. Kini, tidak sedikit katering yang merambah format lain, misalnya hanya khusus menyediakan hidangan untuk pesanan sekolah, kantor, atau bahkan kesehatan. Umumnya, jenis katering terbagi dalam kategori berikut ini (Fitria 2009). 1. Katering rantangan Katering jenis ini layaknya seperti warung makan yang melayani permintaan secara individual. Konsumen bisa dengan bebas memilih menu yang disajikan. Setiap paket katering rantangan, biasanya terdiri atas tiga sampai empat 18

8 macam menu rumahan yang dikemas dalam bentuk rantang atau boks. Katering rantangan ini biasanya banyak dipesan saat makan siang oleh karyawan, mahasiswa, atau rumah tangga. 2. Katering sekolah Katering ini tidak jauh berbeda dengan katering rantangan, katering sekolah pun memang ditujukan juga untuk memenuhi kebutuhan individual. Namun, bedanya jumlah yang dilayani dalam sekali pengiriman lebih banyak daripada katering rantangan. Katering ini memenuhi kebutuhan makan staf dan murid sekolah. 3. Katering karyawan Katering ini juga tidak berbeda dengan katering-katering sebelumnya (katering rantangan dan katering sekolah), katering karyawan juga khusus melayani pesanan bagi karyawan perusahaan setiap hari. Umumnya, katering ini akan menyediakan paket makan siang karyawan. Makanan yang disediakan bisa menggunakan kemasan dalam bentuk rantang, boks, atau prasmanan. Selain menyediakan makan siang bagi karyawan, katering jenis ini juga bisa melayani acara-acara khusus, seperti kenaikan dan pelepasan jabatan, ulang tahun perusahaan, dan rapat perusahaan. 4. Katering pernikahan Katering pernikahan merupakan katering yang umum hadir di masyarakat untuk melayani acara-acara besar pernikahan. Konsumen yang menggunakan jasa katering ini akan dimudahkan dari berbagai kerepotan dalam menyelenggarakan hajatan. Pihak katering tidak sekadar menjual makanan, tetapi juga memberikan pelayanan penyusunan hidangan, dekorasi acara, dan pelayanan stand makanan. Jenis makanan yang disajikan umumnya berupa prasmanan (buffet) dengan menu yang beragam mulai dari hidangan pembuka, inti, penutup, hingga sajian camilan. Tingkatan harga yang ditawarkan beragam, tergantung pada paket yang diambil oleh konsumen. 5. Katering kesehatan Katering kesehatan tidak jauh berbeda dengan katering sekolah atau kantoran. Satu hal yang membedakan adalah konsumen yang dituju merupakan pasien dari rumah sakit atau mereka yang fokus terhadap kesehatan. Katering kesehatan identik pula dengan sebutan katering diet. Diet disini tidak selamanya ditujukan untuk mereka yang ingin kurus saja. Namun, mereka yang terkena penyakit tertentu atau sekadar ingin melakukan pola makan yang sehat pun bisa memesan makanan dari katering diet ini. Sesuai dengan namanya, makanan yang ditawarkan oleh katering kesehatan tidak sembarangan. Biasanya, dalam proses memasak diperlukan kehadiran seorang ahli gizi. Ia lah yang akan menghitung asupan gizi yang diperlukan dari setiap konsumen. Dengan demikian, yang disajikan akan ideal mulai dari karbohidrat, protein, hingga vitamin. Tingkatan harga yang ditawarkan sedikit lebih mahal. Hal ini disebabkan proses memasak yang dilakukan satu per satu, sesuai kebutuhan tiap konsumen serta ditambah dengan kemasan yang harus sesuai standar kesehatan. Dari berbagai jenis katering tersebut, pada umumnya pemilik katering pada saat ini tidak terlalu terpaku kepada salah satu segmen. Namun, pemilik katering tetap memiliki kecenderungan untuk melakukan spesialisasi pelayanan kateringnya dalam melayani pelanggan. b. Penggolongan Katering Peraturan Menkes No. 1096/2011 tentang persyaratan kesehatan katering (jasa boga) menjelaskan bahwa penyelenggaraan katering harus memenuhi persyaratan kesehatan terlepas dari format katering secara umum. Adapun persyaratan kesehatan katering, yaitu : 1. Penyelenggaraan katering harus memperhatikan pengelolaan makanan yang baik dan memenuhi syarat kesehatan secara optimal. 2. Penyelenggaraan katering harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 19

9 3. Penyelenggaraan katering perlu memperhatikan perlindungan dari kemungkinan gangguan kesehatan akibat pengelolaan katering yang tidak memenuhi syarat. Penyelenggaraan Jasa Boga Kesehatan Katering (jasa boga) kesehatan merupakan salah satu contoh format katering yang berkembang dalam bisnis katering secara umum. Perubahan gaya hidup yang alami dan menyehatkan bagi sebagian orang merupakan salah satu faktor pendorong bagi usaha jasa boga kesehatan. Meskipun jumlah pelanggan dalam katering kesehatan tidak sebesar jumlah pelanggan dalam katering lainnya, katering kesehatan tetap memiliki prospek yang baik dengan mengambil segmentasi masyarakat kelas menengah ke atas dan golongan masyarakat yang fokus pada pola makan yang sehat. Sehingga tingkatan harga yang ditawarkan pun tidak menjadi masalah bagi pelanggan tersebut dikarenakan kualitas dan manfaat yang sesuai dengan yang diharapkan. Kedepannya, katering kesehatan juga berprospek tidak hanya dalam memenuhi kebutuhan konsumen individu tetapi juga pada penyelenggaraan katering kesehatan dalam jumlah besar seperti kegiatan perusahaan, seminar, dan lainnya. Berdasarkan pada tingkat kebutuhan individu pelanggannya, katering kesehatan dapat dibedakan menjadi beberapa golongan, antara lain: 1. Katering kesehatan bagi orang sakit Katering kesehatan yang menyelenggarakan program diet khusus bagi penderita penyakit seperti: diabetes melitus, jantung, gagal ginjal akut, hati, kandung empedu, saluran cerna, asam urat, dan sebagainya. Program diet tersebut dirancang berdasarkan tingkat kebutuhan gizi pelanggan (penderita) yang disesuaikan dengan keadaan penyakitnya. sesuai dengan umur, berat badan, tinggi badan, dan aktivitas harian. 3. Program penurunan berat badan Katering kesehatan yang menyelenggarakan program khusus yang dirancang untuk pengaturan pola makan yang sehat dan sekaligus untuk menurunkan berat badan. Ada beberapa pilihan program penurunan berat badan, yaitu: a. Weight Management Program Adalah program penurunan berat badan dengan pola pengaturan makan rendah kalori rendah lemak. Program ini akan memperhitungkan kebutuhan kalori tiap orang berdasarkan perhitungan indeks masa tubuh yaitu perbandingan berat badan dengan tinggi badan dalam meter persegi. b. Food combining Adalah program penurunan berat badan dengan prinsip pola makan yang dibuat dengan tidak mempertemukan karbohidrat dan protein hewani pada saat bersamaan. Bentuk makanan dibuat rendah lemak dan rendah minyak, serta kaya serat. Oleh karena itu pada program ini terdapat banyak kandungan buah dan sayuran. c. South Beach Diet (SBD) Adalah program diet yang dirancang untuk penurunan berat badan yang optimal. Prinsip pola makan dalam program SBD yaitu diet rendah karbohidrat, cukup protein, dan cukup lemak. 4. Vegetarian Katering kesehatan yang menyelenggarakan program diet dengan rancangan khusus bagi mereka yang tidak mengkonsumsi makanan hewani. Namun pada vegetarian ada juga yang 2. Profesional Balance Calory Katering kesehatan yang menyelenggarakan program khusus bagi para profesional yang membutuhkan makanan dengan gizi seimbang namun tetap terukur kalorinya ( kalori) 20

10 masih bisa mengkonsumsi ikan, telur, susu, dan hasil olahan susu seperti keju. 5. Okinawa Katering kesehatan yang menyelenggarakan kebutuhan diet yang dirancang khusus sebagai program diet anti oksidan. Program ini mempunyai tujuan untuk mengurangi radikal bebas dan berbagai macam polusi, racun, zat karsinogenik, dan sebagainya. 6. Makrobiotik Katering kesehatan yang menyelenggarakan kebutuhan diet khusus untuk pencegahan penyakit kanker dan sebagai penunjang terapi kanker. Secara garis besar, tujuan diet ini adalah untuk mendapatkan berat badan yang lebih ideal, memicu pembakaran tumpukan lemak, tubuh yang lebih sehat, ketahanan fungsi tubuh yang lebih baik dan menghindari diri dari risiko penyakit kanker serta penyakit jantung. 7. Katering kesehatan lainnya Katering kesehatan yang menyelenggarakan kebutuhan akan pola pangan sehat lainnya, misalnya program bagi ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, dan program lainnya yang menginginkan kebutuhan makanan sehat baik untuk keperluan individu maupun kelompok. 7). School Meals Service : Catering yang menyajikan hidangan untuk anakanak sekolah. Di negara Inggris dan Amerika Serikat pemberian makan anak sekolah merupakan keharusan karena jam sekolah mulai pukul 8.45 sampai dengan pukul Makanan dapat dipesan pada catering dan diawasi oleh organisasi penyediaan makanan anak-anak sekolah. Adapun hal yang harus diperhatikan oleh pihak catering yaitu : menu berpariasi disesuaikan jenis usia anak, penyajian menarik dan bahan makanan yang disuakai anak serta mencukupi kebutuhan gizi anak. 8). Catering di rumah yatim piatu : Umumnya diselenggarakan oleh organisasi sosial atau oleh pemerintah di bawah koordinasi departemen sosial dan sifatnya tidak mencari untung sama sekali.akan tetapi pihak penyelenggara harus tetap memperhatikan kecukupan gizi penerima 9). Catering di rumah jompo : Umumnya diselenggarakan oleh organisasi sosial atau pemerintah, dan pada umumnya bagi yang mempunyai keluarga dipungut biaya. Catering pada rumah jompo tergolong catering sosial. 10). Catering di penjara : Umumnya diselenggarakan oleh pemerintah dan sifatnya sosial. Cara penyajian hidangannya dengan sistim catu. C). Ditinjau dari pelayanannya Maksudnya bagaimana cara hidangan yang telah matang disampaikan kepada pembeli/pemesan/tamu, hal utama untuk menyampaikan hidangan tamu ialah hidangan harus menarik dan disajikan sesuai dengan temperaturnya. Ada beberapa sistem pelayanan hidangan, antara lain : 1. Dilayani : dilayani oleh pramusaji. Dalam hal ini pramuasaji merupakan bagian terdepan dalam penyampaian hidangan (front of the house) karena berhubungan langsung dengan tamu, karena itu ada hal-hal prinsip yang harus diperhatikan oleh pramusaji agar tamu yang dilayani merasa puas tidak saja oleh hidangannya tetapi juga pelayannya. Dilayani pramusaji (waiter and waitress service) : Tamu memesan hidangan Ada beberapa service dalam menyampaikan hidangan yang dilayani oleh pramusaji, yaitu : a). English Service : Cara penyajian ala Inggris dan sering juga disebut family service, pelayan bertugas memotong daging, mengatur hidangan di piring atau memporsikan hidangan kemudian mengedarkan hidangan tersebut pada tamunya atau dapat pula tamu mengambil sendiri. 21

11 Cara penyajian ini merupakan cara penyajian tertua dan sekatang sudah jarang dipakai dalam industri pelayanan makanan. b). French Service : Jenis service yang mahal dan formal. Dalam penyajiannya diperlukan 2 pramusaji yaitu yang disebut chef de rang (pramusaji utama) dan commis de rang (wakil pramusaji) Hidangan sebagian diolah di dapur, dan sebagian diolah di muka tamu oleh karena itu diperlukan alat-alat tertentu dalam ruang penyajian (restoran), seperti: kereta masak (guiridon), meja dorong (trolley cart), gerobak kue (pastry wagon), dll. c). Russian Service : Penyajian ini disebut juga modified french service digunakan untuk restoran yang mahal. Sifatnya formal. Caranya ialah pramusaji menyajikan piring kosong kepada tamu dari arah sebelah kanan tamu, kemudian menyajikan hidangannya dari sebelah kiri.dalam menyajikan hidangan ke piring tamu dalam dilakukan oleh pramusaji dan dapat pula oleh tamu sendiri. d). American Service : Penyajiannya disebut juga ready plate service yaitu sistem penyajian tidak formal dan tidak banyak menggunakan tenaga pramusaji.hidangan di olah dan porsikan di dapur sehingga dapat langsung diberikan kepada tamu. Cara penyajian English service, Rusian service, French service, dan America service adalah cara penyajian yang memerlukan meja makan untuk menghidangkan makanan dan meletakkan alat makannya, maka cara penyajian di atas sering disebut Table service. e). Room Service : Penyajian hidangan yang umumnya terdapat di hotel, tamu memilih dan memesan hidangan dari daftar menu yang tersedia di kamarnya melalui telepon. Hidangan akan diantar ke kamar pemesan oleh pramusaji dengan menggunakan trolley. f). Tray Service : Penyajian dimana hidangan-hidasngan diletakkan dalam baki, umumnya dilakukan di kapal udara, kapal laut, kereta api,dan rumah sakit. g). Take Out Service : Penyajian hidangan dimana makanan setelah siap dipak/dibungkus oleh pramusaji.lalu dibawa oleh tamu sehingga hidangan tidak dimakan di tempat.umumnya take out service banyak dipakai oleh restoran jenis drive in. 2. Tidak dilayani Tamu memilih dan mengambil hidangan sendiri tanpa dibantu oleh pramusaji. Cara penyajian seperti ini umumnya banyak digunakan untuk restoran jenis kafetaria, buffet, kantin sehingga lebih murah harga jualnyaserta pengunjung lebih leluasa menentukan jenios hidangan dan porsi hidangan. Mengembangkan Usaha Catering Sebelum kita menyelenggarakan suatu usaha di bidang makanan terlebih dahulu kita harus mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat, untuk siapa hidangan disajikan, berapa banyak jumlah orang yang akan membeli, berapa daya beli calon pembeli. Dimana lokasi tempat penjualan yang tepat untuk calon pembeli yang kita harapkan, bagaimana suasana tempat penjualan yang disukai pembeli, bagaimana situasi persaingan atau dengan kata lain berapa jumlah catering yang telah mengusahakan hal yang sama, dan bagaimana promosinya, dan lainlain. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas diperlukan adanya penelitian pasar (Market Research). A). Market Research (Penelitian pasar) Hidangan yang disajikan hendaknya berdasarkan pada kebutuhan konsumen (selera konsumen) dimana kita akan membuka usaha. Mengingat selera konsumen selalu berubah-ubah, makanya konsekuensinya hidangan yang akan disajikan harus berubah-ubah atau ada pergantian menu setiap hari disamping ada makanan special yang disajikan setiap hari (dalam hal ini harus diusahakan tepat pada waktunya), misalnya susunan menu atau jenis hidangan, bentuk hidangan, kualitas hidangan, cara menyajikan, dekorasi ruang restoran, pembungkus hidangan. Sebab pembungkus merupakan hal yang penting dalam pemasaran sebab pembungkus dapat dijadikan sebagai promosi. Oleh karena itu pembungkus harus direncanakan dengan hatihati, sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. B). Organisasi Susunan organisasi usaha katering disusun berdasarkan jumlah kerja yang akan dihadapi, dengan dasar berikut bekerja akan semaksimal 22

12 mungkin. Maka hal ini porsi pekerjaan dibagi menurut pertimbangan kemampuan kerja seseorang. Setelah bagian-bagian terpenting sudah ditetarapkan maka langkah berikutnya adalah membuat batasan wewenang dan tanggung jawab masing-masing sehingga struktur organisasi mudah ditentukan. Pimpinan Bentuk struktur organisasi 1. Struktur organisasi garis Struktur ini sangat sederhana, karena wewenang dan tanggung jawab jelas sekali, berikut struktur organisasi garis yang lihat dari sketsa di bawah ini. Kep. Bagian Kep. Bagian Kep. Bagian Kep. Sub Bag. Kep. Sub Bag. Kep. Sub Bag. Kep. Sub. Bag. Kep. Sub Bag. Kep. Sub Bag TK TK TK TK TK TK 2. Struktur organisasi fungsional Struktur ini lebih kompleks dibanding struktur organisasi garis. Mengingat adanya tugas yang tak dapat berdiri sendiri, sehingga sistim garis ini menimbulkan ketakutan dan mempunyai hubungan timbal balik. 3. Struktur organisasi garis dan fungsional Struktur ini merupakan penggabungan kedua struktur diatas, tujuannya menghilangkan kelemahan masing-masing struktur. Pelaksanaan (Actuating) Pada tahap ini pengusaha tinggal menekan tombol sebagai tanda mulai pekerjaan yang sudah direncanakan. Oleh karena rencana kerja telah dibuat, pembagian kerja telah ada tenaga kerja telah siap, dan aturan telah ada, maka penekanan tombol start akan diikuti dengan operasi usaha. Dan langkah ini harus dilaksanakan walaupun mengandung resiko berhasil atau gagal. pekerjaan yang dilakukan bukannya pada orang yang melakukan. Setiap orang mempunyai batasan kemampuan dalam melakukan pengawasan (terutama yang berkaitan dengan pengawasan bawahan), dalam istilah ekonomi sering disebut spend of control. Dan untuk tercapainya tujuan pengawasan, setiap pengawasan harus berdasarkan pada standart kerja (rencana kerja yang telah ditetapkan sebelumnya). Apabila tuntutan kerja yang direncanakan memang tidak dapat dilakukan (mungkin terlalu tinggi), maka rencana itulah yang perlu dilakukan perubahan. Pengawasan (Controlling) Tujuan utama pengawasan adalah untuk mengetahui sejauh mana rencana kerja dapat dilakukan. Jadi pengawasan bukan merupakan tindakan untuk mencari kesalahan orang yang diawasi. Orientasi pengawasan adalah pada 23

13 Fungsi pengawasan dapat dilihat pada sketsa di bawah ini : PENYELENGGARAAN JASA BOGA KESEHATAN Potensi pasar lainnya bagi penyelenggaraan jasa boga kesehatan adalah keberadaan konsumenkonsumen tertentu yang menginginkan menumenu kebutuhan khusus terkait dengan program kesehatan yang dijalaninya. Adapun program kesehatan tersebut diantaranya adalah program diet bagi penderita penyakit tertentu, ibu hamil dan menyusui, program penurunan berat badan, dan program alternatif kesehatan lainnya seperti vegetarian. Kehadiran jasa boga kesehatan membantu para konsumen tersebut dalam menghadirkan kombinasi menu yang sehat berdasarkan manfaat yang diperolehnya. 1. Produk Jasa Boga Kesehatan. Produk adalah segala sesuatu yang dapat atau mampu ditawarkan produsen untuk diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginannya (Budiarto 1993). Produk-produk yang dapat dipasarkan meliputi barang fisik (misalnya mobil, pakaian, buku), jasa (misalnya konsultan gizi), orang (misalnya Michael Jordan), tempat (misalnya Bukit Tinggi, Bali), organisasi (misalnya yayasan kanker), dan ide (misalnya keluarga berencana). Tingkatan Produk Pemasar dalam merencanakan penawaran pasar atau produk maka harus memikirkan lima tingkatan produk (Zainal 1996). Masing-masing tingkatan produk pada hakekatnya mencerminkan tingkatan kebutuhan konsumen. Adapun tingkatan-tingkatan produk tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tingkatan pertama : produk utama 24 Yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pembeli dari setiap produk. Misalnya, dalam hal katering pelanggan membeli makanan. 2. Tingkatan kedua : produk generik Yaitu merubah manfaat utama menjadi produk generik, yaitu versi dasar dari produk tersebut. Misalnya, katering tidak hanya terdiri dari makanan yang disajikan tetapi juga ada dekorasi yang menyertainya. 3. Tingkatan ketiga : produk harapan Yaitu satu set atribut dan persyaratan yang biasanya diharapkan dan disetujui pembeli ketika membeli produk tertentu. Misalnya, dalam katering pelanggan mengharapkan makanan yang enak dan cukup, dan dekorasi yang indah. 4. Tingkatan keempat : produk pelengkap Yaitu meliputi tambahan manfaat yang akan membedakannya dari produk yang dihasilkan oleh pesaing. Misalnya, katering menawarkan pelayanan yang baik, memberikan bonus gubuk, dekorasi dengan bunga-bunga yang segar dan meriah. Pada saat sekarang ini, persaingan terjadi pada tingkat produk pelengkap (tambahan). Menurut Levitt diacu dalam Zainal (1996), persaingan sekarang bukanlah antara apa yang diproduksi perusahaan dalam pabrikpabriknya, tetapi antara apa yang mereka tambahkan pada hasil pabrik tersebut dalam bentuk pengemasan, iklan, konsultan bagi pelanggan, pendanaan, pengiriman, pergudangan, dan hal-hal lainnya yang dianggap penting.

14 5. Tingkatan kelima : produk potensial Yaitu kondisi produk yang mempunyai peluang dan dipersiapkan untuk dikembangkan di masa depan. 2 Tinjauan Usaha Jasa Kesehatan Definisi dan Karakteristik Jasa Kotler diacu dalam Lupiyoadi (2008) menjelaskan bahwa jasa sebagai tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk barang (fisik). Griffin diacu dalam Lupiyoadi (2008) menyebutkan bahwa jasa memiliki tiga karakteristik, yaitu: 1. Tidak berwujud (intangibility) Adalah sifat jasa yang tidak bersifat fisik (meskipun dapat berkaitan dengan produk fisik), sehingga tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tak berwujud yang dialami oleh konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau kenyamanan. 2. Tidak dapat disimpan (unstrorability) Adalah sifat jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga inseparability (tidak dapat dipisahkan), mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. 3. Kustomisasi (customization) Adalah sifat jasa yang sering kali didesain khusus untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Hal ini dimaksudkan bahwa jasa mempunyai berbagai variasi bentuk, kualitas, dan jenisnya yang tergantung dari siapa, kapan, dan dimana produk tersebut dihasilkan. 3. Pengelolaan Kualitas Jasa Kesehatan Salah satu cara utama membedakan sebuah perusahaan jasa adalah memberikan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaing secara konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi ekspektasi kualitas jasa pelanggan sasaran. Ekspektasi pelanggan dibentuk oleh pengalaman masa lalunya, pembicaraan dari mulut ke mulut, dan promosi yang dilakukan oleh perusahaan jasa. Pelanggan memilih penyedia jasa berdasarkan hal tersebut, dan setelah menerima jasa, mereka membandingkan jasa yang dialami dengan jasa yang diharapkan. Jika jasa yang dialami terletak di bawah jasa yang diharapkan, pelanggan tidak akan berminat lagi pada penyedia. Jika jasa yang dialami memenuhi atau melebihi harapan, mereka akan menggunakan kembali penyedia jasa tersebut. Penyelenggaraan Institusi Makanan Perkembangan Institusi Makanan Makanan merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh setiap makhluk hidup, khususnya manusia. Menurut hirarki kebutuhan Maslow, makanan merupakan salah satu kebutuhan paling dasar yang harus dicukupi terlebih dahulu sebagai kebutuhan biologis sebelum memenuhi kebutuhan lainnya yang lebih tinggi. Namun, seiring perkembangan jaman dan perubahan gaya hidup terjadi pergeseran nilai suatu produk dari pemuas kebutuhan fisik menjadi pemuas kebutuhan psikologis. Berdasarkan hal itu, makanan tidak hanya berperan dalam pemenuhan kebutuhan biologis tetapi juga mempunyai peranan sosiokultur. Menurut Almatsier diacu dalam Asra (2005), peranan sosiokultur makanan adalah, pertama makanan mempunyai fungsi kenikmatan, secara umum makanan yang 25

15 disukai adalah makanan yang memenuhi selera yaitu rupa, warna, bau, rasa, suhu, dan tekstur. Kedua untuk menyatakan jati diri, misalnya sebagian besar orang sumatera menganggap daging sebagai makanan prestise. Ketiga mempunyai peranan religi contohnya penggunaan nasi tumpeng dan nasi kuning dalam acara selamatan. Keempat adalah sebagai fungsi komunikasi seperti dalam perjamuan bisnis. Kelima peran status ekonomi digunakan dalam menunjukkan prestise dan status ekonomi seseorang. Terakhir mempunyai peranan sebagai simbol kekuasaan. Perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin praktis juga mempengaruhi tingkat pemenuhan kebutuhan terhadap makanan tersebut. Salah satu faktornya adalah pola hubungan keluarga yang jauh, baik yang disebabkan oleh jarak tempat tinggal yang berjauhan maupun akibat tingkat kesibukan. Hal ini menyebabkan pemenuhan kebutuhan terhadap makanan baik sebagai kebutuhan biologis maupun kebutuhan sosiokultur tidak dapat dipenuhi secara pribadi terkait dengan efektivitas dan efisiensi waktu. Sehingga, sebagian besar konsumen membutuhkan penyelenggaraan institusi makanan dalam memenuhi tingkat kebutuhan makanannya. Kini, penyelenggaraan institusi makanan sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat modern. Perkembangan institusi makanan juga semakin cepat dan menyebar luas. Ruang lingkup penyelenggaraannya pun tidak hanya mencakup perencanaan, persiapan, hingga pengolahan, tetapi juga memperhatikan aspek penghidangan makanan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik. 4. Penggolongan Institusi Makanan Penyelenggaraan institusi makanan dapat dibedakan menjadi tiga golongan menurut tujuan dan sifatnya. Adapun penggolongan tersebut adalah : 1. Institusi Sosial Institusi ini bertujuan untuk memberi kesejahteraan, terutama pada: a. Karyawan institusi, sebagai tambahan makanan b. Asrama yatim piatu dan orang jompo, agar terpelihara kesehatan dan kelangsungan hidupnya c. Anak sekolah, untuk meningkatkan gizi Institusi golongan ini bersifat memberi dan membantu, anggota tidak dipungut biaya, dan dana didapat dari institusi lain atau para donatur. 2. Institusi Semi Sosial Institusi ini memiliki tujuan sama dengan institusi sosial, tetapi karena sedapat mungkin harus berdikari, maka para konsumen harus membayar. Sifat membantu dan mengambil sedikit keuntungan dengan persen ditujukan untuk mengembalikan modal, perbaikan atau penggantian alat-alat, dan terkait dengan penambahan tenaga kerja. 3. Institusi Komersial Institusi ini memiliki tujuan usaha untuk menghidangkan makanan sebaik mungkin sehingga dapat menyenangkan para konsumen. Sifat dari institusi ini adalah mencari keuntungan sebesar mungkin, dikarenakan perlu untuk menghidupi semua bagian personalia dan biaya perkembangan institusi. Adapun contoh dari penyelenggaraan institusi makanan yang bersifat komersial antara lain, restoran, rumah makan, hotel, dan jasa boga (katering). 26

16 Kegiatan utama yang dilakukan bagi penyelenggaraan institusi makanan tersebut adalah mencakup usaha penjualan makanan jadi dan minuman berikut jasa menyajikan dan menghidangkannya bagi umum di tempat penjualannya. Katering (Jasa Boga) Istilah katering berasal dari bahasa Inggris yaitu catering. Kata cater mengandung pengertian menyajikan makanan, sedangkan orang yang menyajikan makanan disebut caterer. Istilah katering merupakan istilah khusus yang digunakan untuk bisnis yang menawarkan jasa dan penyedia makanan dan minuman dalam jumlah banyak. Jasa katering biasanya banyak diperuntukkan dalam berbagai acara besar, antara lain perkawinan, pesta, atau sekadar arisan keluarga. Definisi tentang katering juga dijelaskan pada beberapa literatur, yaitu: 1. Menurut peraturan Menkes No. 1096/2011 Katering (jasa boga) adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan dengan tetap memperhatikan tingkat penyehatan makanan. Kegiatan pengelolaan makanan yang dilakukan meliputi: penerimaan bahan mentah atau makanan terolah, pembuatan, pengubahan bentuk (misalnya dari padat menjadi cair), pengemasan dan pewadahan. Sedangkan tingkat penyehatan makanan yang dimaksud adalah upaya untuk mengendalikan faktor masakan, orang serta semua perlengkapan yang dapat atau mungkin menimbulkan penyakit atau mengganggu kesehatan. 2. Menurut Badan Pusat Statistik (2006) Katering (jasa boga) adalah kegiatan usaha yang mencakup penjualan makanan jadi (siap dikonsumsi) yang terselenggara melalui pesanan-pesanan untuk kantor, perayaan, pesta, seminar, rapat, dan sejenisnya. Biasanya makanan jadi yang dipesan diantar ke tempat kerja, pesta, seminar, dan sejenisnya berikut pramusaji yang akan melayani tamu-tamu tersebut. Dalam hal ini, kelompok jasa boga yang melayani pesawat angkutan udara, tempat pengeboran minyak, dan lokasi penggergajian kayu termasuk di dalamnya. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, secara umum dapat dijelaskan bahwa katering hadir dengan tujuan untuk menjawab tuntutan masyarakat akan kepraktisan. Mereka yang tidak mau direpotkan dalam urusan makanan, penataan hidangan, hingga setting lokasi acara akan langsung meminta bantuan dari jasa katering. Katering skala kecil memang hanya menyediakan makanan, tetapi katering skala menengah atau besar sudah pasti menambahkan pelayanan lain dari paket kateringnya. Katering pun hadir dalam berbagai format yaitu katering yang khusus menyediakan kebutuhan makanan dan minuman untuk pesta pernikahan, acara kantor, arisan, bahkan sekadar permintaan individu. 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Restoran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Restoran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Restoran Makan dan minum merupakan kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidup. Makan yang baik dan memuaskan diawali dengan timbulnya selera makan. Selera seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Marsum (2000), restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisir secara komersil, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua

Lebih terperinci

Ala carte suatu susunan menu, di mana setiap makanan yang dicantumkan pada daftar makanan tersebut disertai dengan harga sendiri

Ala carte suatu susunan menu, di mana setiap makanan yang dicantumkan pada daftar makanan tersebut disertai dengan harga sendiri Ala carte suatu susunan menu, di mana setiap makanan yang dicantumkan pada daftar makanan tersebut disertai dengan harga sendiri - - Table d hote menu susunan hidangan lengkap dengan satu harga yang pasti

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran Menurut SK Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 73/PW 105/MPPT-85, restoran adalah salah satu jenis usaha dibidang jasa pangan yang bertempat disebagian

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran dan Rumah Makan 2.2 Jenis-jenis Restoran atau Rumah Makan

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran dan Rumah Makan 2.2 Jenis-jenis Restoran atau Rumah Makan II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran dan Rumah Makan Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran Restoran adalah salah satu jenis usaha pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjamur di Indonesia khususnya Darah Istimewa Yogyakarta. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjamur di Indonesia khususnya Darah Istimewa Yogyakarta. Semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri perhotelan merupakan salah satu industri pariwisata yang semakin menjamur di Indonesia khususnya Darah Istimewa Yogyakarta. Semakin berkembangnya objek-objek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Restoran Restoran adalah bangunan yang menetap dengan segala peralatan yang digunakan untuk proses pembuatan (pengolahan) dan penjualan (penyajian) makanan dan minuman bagi

Lebih terperinci

Kewirausahaan II. Menjalankan Usaha ( Bagian 7 ) Seni Melayani Studi Kasus : Restoran. Rizal, S.ST., MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI

Kewirausahaan II. Menjalankan Usaha ( Bagian 7 ) Seni Melayani Studi Kasus : Restoran. Rizal, S.ST., MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI Kewirausahaan II Modul ke: 11 Menjalankan Usaha ( Bagian 7 ) Seni Melayani Studi Kasus : Restoran Fakultas EKONOMI Program Studi Manajemen Rizal, S.ST., MM. Seni Melayani Proses ( Pelayanan ) Proses adalah

Lebih terperinci

PROPOSAL USAHA PEMBUATAN CAFE

PROPOSAL USAHA PEMBUATAN CAFE PROPOSAL USAHA PEMBUATAN CAFE Dr. CAFE (Hotspot WI-FI) di Wilayah Bandung DENGAN MENGUTAMAKAN CITA RASA KOPI & KENYAMANAN TEMPAT Oleh Nama : Rangga Praditya Kelas : c NPM : 0112U094 Pendahuluan Latar Belakang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 6 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Coffe Shop Coffe shop atau cafe adalah: suatu tempat yang mempunyai karakteristik gabungan dari bar dengan rumah makan atau restoran, tetapi dalam hal ini coffe

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian mengenai Manfaat Hasil Belajar Manajemen Sistem Penyelenggaraan

Lebih terperinci

A. STANDART KOMPETENSI / CAPAIAN PEMBELAJARAN : Mahasiswa dapat menjelaskan ciri penyelenggaraan makanan komersial dan institusi

A. STANDART KOMPETENSI / CAPAIAN PEMBELAJARAN : Mahasiswa dapat menjelaskan ciri penyelenggaraan makanan komersial dan institusi A. STANDART KOMPETENSI / CAPAIAN PEMBELAJARAN : Mahasiswa dapat menjelaskan ciri penyelenggaraan makanan komersial dan institusi B. INDIKATOR CAPAIAN PEMBELAJARAN : 1. Mahasiswa dapat menjelaskan ciri

Lebih terperinci

Nama : Irfan Ramadhan NIM : Kelas : S1T1 2B ABSTRAKSI

Nama : Irfan Ramadhan NIM : Kelas : S1T1 2B ABSTRAKSI Nama : Irfan Ramadhan NIM : 10.11.3637 Kelas : S1T1 2B ABSTRAKSI Peluang bisnis adalah suatu kesempatan dimana seseorang dapat memulai kegiatannya berperan dalam dunia bisnis, yaitu dengan memproduksi,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ASPEK ASPEK USAHA

BAB II DESKRIPSI ASPEK ASPEK USAHA BAB II DESKRIPSI ASPEK ASPEK USAHA A. Deskripsi Umum Usaha Untuk melayani kebutuhan manusia yang tak lepas dari rutinitas yang harus dilakukan yaitu makan karena dengan makan bias mengembalikan energi

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Perusahaan Restoran Karimata merupakan usaha perseorangan yang didirikan oleh Bapak Agung Eko Widodo pada tanggal 22 Desember 2008. Restoran ini pertama kali didirikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Efisiensi Menurut Sedarmayanti (2001 : 23), pengertian efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Hyatt Regency merupakan salah satu hotel bintang lima terbaik di Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Hyatt Regency merupakan salah satu hotel bintang lima terbaik di Yogyakarta. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hotel Hyatt Regency merupakan salah satu hotel bintang lima terbaik di Yogyakarta. Hotel Hyatt berpusat di Amerika dan mempunyai beberapa Hotel Hyatt yang tersebar di

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. makan di mana hidangan secara lengkap dari hidangan pembuka sampai hidangan

BAB II URAIAN TEORITIS. makan di mana hidangan secara lengkap dari hidangan pembuka sampai hidangan BAB II URAIAN TEORITIS 2. 1 Pengertian Buffet dan Breakfast Buffet Buffet (Prasmanan) merupakan adalah satu tipe dasar pelayanan di ruang makan di mana hidangan secara lengkap dari hidangan pembuka sampai

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : SENI,KERAJINAN DAN PARIWISATA PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TATA BOGA KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. JASA BOGA (099)

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran Restoran adalah salah satu jenis usaha pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS AKHIR. Peluang Bisnis

TUGAS MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS AKHIR. Peluang Bisnis TUGAS MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS AKHIR Peluang Bisnis Disusun Oleh: Nama:Olga Noufela Putra NIM:(11.12.5795) Kelas: (S1-SI-06) JURUSAN SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM Yogyakarta 2012 ABSTRAK Sejak beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan memasak timbul karena adanya kebutuhan manusia yang tidak bisa lepas akan makanan. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow menjelaskan bahwa makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi, maka kehadiran makanan siap saji semakin memanjakan konsumen dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pola konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang dicirikan oleh pesatnya perdagangan, industri pengolahan pangan, jasa dan informasi akan mengubah gaya hidup dan pola konsumsi makan masyarakat,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Restoran Karimata Restoran Karimata didirikan pada tanggal 22 Desember 2008 oleh Bapak Agung Eko Widodo di wilayah Sentul Selatan. Restoran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan menjadi tujuan integrasi ekonomi regional pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Mutu

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Mutu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Mutu Dalam mutu dikenal beberapa pengertian antara lain definisi mutu dan dimensi yang dikenal sebagai konsep mutu. 2.1.1 Definisi Mutu Pengertian mutu secara umum adalah

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Ayam Goreng Fatmawati Restoran Ayam Goreng Fatmawati pertama kali didirikan pada tahun 1986 di Jl. Sawojajar, Bogor oleh ibu Hj. Fatmawati.

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Restoran 2.1.1. Definisi dan Sejarah Perkembangan Restoran Menurut Atmodjo (2005), restoran adalah suatu industri yang tak terbatas, yaitu industri yang melayani makanan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran 2.2 Jenis Restoran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran 2.2 Jenis Restoran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran Restoran berasal dari bahasa Prancis yaitu restaurer. Kemudian kata tersebut di serap ke dalam bahasa Inggris menjadi restaurant yang berarti memulihkan atau

Lebih terperinci

CONTOH PROPOSAL USAHA MAKANAN

CONTOH PROPOSAL USAHA MAKANAN CONTOH PROPOSAL USAHA MAKANAN A. Pendahuluan Latar belakang Pada saat ini banyak orang yang ingin membuat acara atau kegiatan secara simpel dan efisien. Contohnya dalam hal penyiapan makanan dan hidangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata. Oleh karena itu, bisnis-bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata. Oleh karena itu, bisnis-bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Bisnis Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata. Oleh karena itu, bisnis-bisnis yang berkaitan dengan pariwisata seperti hotel, tempat rekreasi, serta kuliner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berikut ini akan dibahas secara lebih detail mengenai hal-hal di atas.

BAB I PENDAHULUAN. Berikut ini akan dibahas secara lebih detail mengenai hal-hal di atas. BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan akan dibahas beberapa hal seperti latar belakang pembuatan bisnis nasi gulung, ide bisnis dengan pendekatan 5W 1H, tujuan dan manfaat pendirian bisnis nasi gulung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan enak dan lebih murah. usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut (Undang-undang No.9 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan enak dan lebih murah. usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut (Undang-undang No.9 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan dalam dunia perhotelan merupakan kegiatan yang mengedepankan standar tentang sikap hospitality yang menjadikan tamu yang datang utuk menginap menjadi nyaman

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Banquet Ada beberapa macam pengertian Banquet antra lain: 1. Berdasarkan kamus pariwisata dan perhotelan, Pengertian Banquet adalah suatu resepsi mewah yang diadakan

Lebih terperinci

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING Penerimaan bahan makanan kering adalah suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas, dan kuantitas bahan makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Perkembangan pariwisata di dunia sudah sangat maju dan terus dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian masyarakat suatu Negara

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Ruang Lingkup Restoran Restoran adalah tempat yang khusus untuk melaksanakan penjualan dan penyajian makanan serta minuman. Suatu usaha komersial yang menyediakan jasa pelayanan

Lebih terperinci

HANDOUT I. : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering. Minggu : 1 dan 2 Pokok Bahasan : Konsep Dasar, Klasifikasi dan Karakteristik

HANDOUT I. : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering. Minggu : 1 dan 2 Pokok Bahasan : Konsep Dasar, Klasifikasi dan Karakteristik Mata Kuliah Program Jenjang : S-1 Semester HANDOUT I : Katering Pelayanan Lembaga : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering : VI Minggu : 1 dan 2 Pokok Bahasan : Konsep Dasar, Klasifikasi dan Karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tempat tujuan wisata yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tempat tujuan wisata yang banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara tempat tujuan wisata yang banyak diminati dan dikunjungi oleh berbagai wisatawan baik dari dalam negeri ataupun luar negeri.

Lebih terperinci

USAHA RUMAH MAKAN. bisnis rumah makan, Sebelum anda menginvestasikan. waktu anda untuk belajar tentang

USAHA RUMAH MAKAN. bisnis rumah makan, Sebelum anda menginvestasikan. waktu anda untuk belajar tentang Tugas lingkungan bisnis Nama : Vicky Niyanda Libriyanto NIM : 10.12.4419 Kelas : S1-SI-2A USAHA RUMAH MAKAN Rumah makan dapat diartikan sebagai suatu tempat yang menyediakan atau menjual makanan untuk

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Restoran 2.1.1. Definisi Restoran Menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Nomor 73/PW.105/MPPT/1985 dalam Christvelldy (2007), restoran adalah salah satu

Lebih terperinci

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan HANDOUT 2 Mata Kuliah : Katering Pelayanan Lembaga Program : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering Jenjang : S-1 Semester : VI Minggu : 3 dan 4 Pokok Bahasan : Cara pengelolaan dan Pelayanan Katering Lembaga

Lebih terperinci

SEJARAH MAKANAN KONTINENTAL

SEJARAH MAKANAN KONTINENTAL SEJARAH MAKANAN KONTINENTAL Atat Siti Nurani Program Studi Pendidikan Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang berdampak pada perkembangan jenis usaha dan bisnis yang semakin berkembang salah satunya adalah bidang bisnis food

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peringkat yang paling atas bagi kehidupan suatu organisme, terutama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peringkat yang paling atas bagi kehidupan suatu organisme, terutama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peringkat yang paling atas bagi kehidupan suatu organisme, terutama manusia adalah kebutuhan fisiologis (Maslow, 1954). Kebutuhan fisiologis ini penting, karena terdiri

Lebih terperinci

Penderita Diabetes Pantang Makan Di Luar? Tenang, Ada Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh

Penderita Diabetes Pantang Makan Di Luar? Tenang, Ada Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh Penderita Diabetes Pantang Makan Di Luar? Tenang, Ada Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh Memiliki diabetes bukan berarti Anda tidak boleh makan di luar. Jika Anda tertib dengan menu makanan dan makan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan utama/primer yang harus dipenuhi. oleh manusia untuk melangsungkan kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan utama/primer yang harus dipenuhi. oleh manusia untuk melangsungkan kehidupannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan utama/primer yang harus dipenuhi oleh manusia untuk melangsungkan kehidupannya. Makanan dapat memberikan sumber energi dan tenaga

Lebih terperinci

HANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga

HANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga HANDOUT PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga MATERI PERKULIAHAN Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga 1. Dapur Usaha Boga

Lebih terperinci

Desain Interior Rumah Cupcakes & BBQ dengan konsep Open kitchen bernuansa Modern Chic

Desain Interior Rumah Cupcakes & BBQ dengan konsep Open kitchen bernuansa Modern Chic Tugas Akhir Desain Interior Rumah Cupcakes & BBQ dengan konsep Open kitchen bernuansa Modern Chic Dosen Koordinator: Anggri Indraprasti SSn, MDs Dosen Pembimbing : Ir. Budiono, MSn Sayuri Dianita 3409100108

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan gaya hidup ke arah yang modern menyebabkan banyak orang lupa akan pentingnya kesehatan mereka. Di daerah perkotaan seperti Jakarta, Bandung, Surabaya

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS KATERING (NASI KOTAK) ABSTRAK

PELUANG BISNIS KATERING (NASI KOTAK) ABSTRAK PELUANG BISNIS KATERING (NASI KOTAK) NAMA : FERY HERDIAWAN NIM : 10.11.4401 JURUSAN : S1 TI - 2L ABSTRAK Pada jaman sekarang ini banyak orang yang ingin membuat acara atau kegiatan secara sederhana dan

Lebih terperinci

BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Restoran Ikan Bakar dalam Bambu Karimata terletak di Depan Pintu Tol Sentul Selatan 2 Grand Sentul City, baru didirikan pada tahun 2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pariwisata dan makanan merupakan duet ideal, manakala ekses dari kegiatan pariwisata selalu membutuhkan makanan, sesuai dengan fitrah manusia atau wisatawan yang selalu

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS CATERING MAKANAN

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS CATERING MAKANAN KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS CATERING MAKANAN NAMA : ILHAM MUSYAFA AHMAD NIM: 10.12.4902 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA PELUANG BISNIS USAHA CATERING MAKANAN

Lebih terperinci

Bisnis ini dikelola secara bersama-sama dan tiap orang mempunyai tugas masing-masing, misalkan dari 5 orang

Bisnis ini dikelola secara bersama-sama dan tiap orang mempunyai tugas masing-masing, misalkan dari 5 orang Contoh Proposal Usaha Makanan Contoh Proposal Usaha yang akan saya kemukakan adalah bagian dari upaya membuat proposal usaha yang reliable. Artinya Contoh Proposal Usaha ini nanti tidak saja menampilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Hal ini bukanlah tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Hal ini bukanlah tugas yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaku pasar pada umumnya menginginkan bahwa pelanggan yang diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Hal ini bukanlah tugas yang mudah mengingat perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Badung, dengan jumlah penduduk jiwa dan luas 420,09

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Badung, dengan jumlah penduduk jiwa dan luas 420,09 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Badung, dengan jumlah penduduk 589.00 jiwa dan luas 420,09 km (Data BPS Kabupaten Badung Tahun 2013) termasuk Kuta dan Nusa Dua merupakan daerah yang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan suatu kebutuhan primer setiap manusia untuk mempertahankan hidupnya. Makanan selalu dibutuhkan manusia untuk dikonsumsi setiap hari, sehingga sebagian

Lebih terperinci

V GAMBARAN USAHA 5.1 Profil Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa 5.2 Sejarah Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa

V GAMBARAN USAHA 5.1 Profil Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa 5.2 Sejarah Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa V GAMBARAN USAHA 5.1 Profil Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa Rumah makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa merupakan rumah makan yang menawarkan aneka makanan bercitarasa khas dari

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah, perusahaan ini termasuk perusahaan baru di dunia kuliner. Berawal dari kesukaan sang pemilik terhadap mie ayam,

Lebih terperinci

HAND OUT. Pendahuluan. usahanya, katering menangani penyediaan makanan dan minuman di tempat dimana

HAND OUT. Pendahuluan. usahanya, katering menangani penyediaan makanan dan minuman di tempat dimana HAND OUT MANAJEMEN BISNIS JASA KATERING Pertemuan ke : 1 Pokok Bahasan : Gambaran Program Perkuliahan Satu Semester Brainstorming pengembangan program perkuliahan di dalam rencana implementainya Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah bidang bisnis food and beverage. Salah satu kebutuhan primer

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah bidang bisnis food and beverage. Salah satu kebutuhan primer 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan jaman yang semakin maju dan berkembang berdampak pada perkembangan jenis usaha dan bisnis yang semakin berkembang salah satunya adalah bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya teknologi dan bertumbuhnya perekonomian dapat

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya teknologi dan bertumbuhnya perekonomian dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin majunya teknologi dan bertumbuhnya perekonomian dapat menyebabkan perubahan pola konsumsi dari masyarakat. Kegiatan makan pada awalnya adalah hanya untuk memenuhi

Lebih terperinci

1. A la Carte Restaurant : adalah restoran yang mendapatkan izin penuh untuk menjual makanan lengkap dengan banyak variasi dimana tamu bebas memilih

1. A la Carte Restaurant : adalah restoran yang mendapatkan izin penuh untuk menjual makanan lengkap dengan banyak variasi dimana tamu bebas memilih II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Restoran Menurut SK Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 73/PW 105/MPPT-85 menjelaskan bahwa Rumah Makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat kebutuhan dan. keinginan manusia terhadap makanan semakin bervariasi.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat kebutuhan dan. keinginan manusia terhadap makanan semakin bervariasi. I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat kebutuhan dan keinginan manusia terhadap makanan semakin bervariasi. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa sangatlah pesat di negara-negara maju begitu pula,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa sangatlah pesat di negara-negara maju begitu pula, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri jasa sangatlah pesat di negara-negara maju begitu pula, perkembangan dan peranan industri jasa yang semakin pesat, didorong oleh kemajuan dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah pangan. Dalam proses pemenuhan kebutuhan pangan, salah satu aktivitas yang bersifat individual adalah konsumsi pangan. Bagi individu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di berbagai belahan dunia (Nonto, 2006, p. 13). Berbagai outlet yang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di berbagai belahan dunia (Nonto, 2006, p. 13). Berbagai outlet yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bisnis makanan dan minuman masih tercatat sebagai pertumbuhan yang tinggi di berbagai belahan dunia (Nonto, 2006, p. 13). Berbagai outlet yang menawarkan produk

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pia Apple Pie didirikan pada tanggal 28 September 1999 oleh tiga orang wanita yang telah lama bersahabat yaitu Dr. Baby

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN GIZI

PEDOMAN PELAYANAN GIZI PEDOMAN PELAYANAN GIZI SOP Direktur 1. Definisi Kegiatan pelayanan gizi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien rawat inap di guna memenuhi keperluan metabolisme tubuh, peningkatan

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI KEJURUAN TATA BOGA TAHUN 2012

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI KEJURUAN TATA BOGA TAHUN 2012 KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI KEJURUAN TATA BOGA TAHUN 2012 A. KOMPETENSI GURU : PEDAGOGIK PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TATA BOGA KOMPETENSI KEAHLIAN : JASA BOGA DAN PATISERI Kompetensi Inti Guru Kompetensi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mengalami banyak proses modernisasi yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan, antara lain pada aspek sosial, budaya, teknologi, dan ekonomi. Aspek sosial,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada era pemasaran moderen saat ini, jumlah merek dan produk yang bersaing dalam pasar menjadi semakin banyak sehingga konsumen memiliki ragam pilihan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Gambaran Umum Food and Beverage Service 2.1.1 Pengertian Service Service Food & Beverage bagi para tamu hotel harus diberikan secara profesional dan semaksimal mungkin. Service

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga banyak diminati pasaran masyarakat era globalisasi. Gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. dan juga banyak diminati pasaran masyarakat era globalisasi. Gaya hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejauh ini bisnis kuliner banyak diminati pelaku bisnis di Indonesia karena bisnis yang bergerak di bidang kuliner ini termasuk bisnis dengan profit yang besar dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Rumah Makan Pondok Bambu Tirza III

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Rumah Makan Pondok Bambu Tirza III BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Rumah Makan Pondok Bambu Tirza III awalnya merupakan salah satu cabang dari Rumah Makan Pondok Bambu Tirza I. Rumah Makan Pondok Bambu Tirza I pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis makanan mulai dari yang berskala kecil yaitu bisnis makanan yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. bisnis makanan mulai dari yang berskala kecil yaitu bisnis makanan yang terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis makanan di Surabaya mengalami perkembangan yang sangat pesat khususnya dalam lima tahun terakhir ini, dimana dapat dijumpai menjamurnya bisnis makanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Pengertian Menurut Prasetijo (2005:15) perilaku konsumen dimaknai sebagai proses yang dialalui oleh seseorang dalam mencari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, salah satunya adalah pengamanan makanan dan minuman. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, salah satunya adalah pengamanan makanan dan minuman. Upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan menyebutkan bahwa peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan diselenggarakan melalui 15 macam kegiatan, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wikipedia merupakan istilah umum untuk menyebut usaha yang menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. Wikipedia merupakan istilah umum untuk menyebut usaha yang menyajikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arti dari rumah makan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indon esia) adalah kedai tempat makan (menjual makanan). Rumah makan menurut Wikipedia merupakan istilah umum

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. No. 7B Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Usaha ini dirintis mulai dari awal tahun

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. No. 7B Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Usaha ini dirintis mulai dari awal tahun BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN I. Gambaran Umum Perusahaan A. Sejarah Singkat Berdirinya Uncle s Kitchen Uncle s Kitchen adalah salah satu restoran yang terletak di Jl. Lempongsari No. 7B Ngaglik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2% BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin majunya perkembangan zaman dan teknologi, gaya hidup masyarakat sekarang mulai berangsur angsur berubah mengikuti perubahan zaman. Banyaknya tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah mereka yang berusia 10-18 tahun. Usia ini merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab, yaitu remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk dapat mencapai tujuan organisasinya. Salah satunya adalah merancang strategi pemasaran yang efektif. Pemasaran merupakan

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah barang atau jasa sebagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pada dasarnya pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam perekonomian yang bukan semata-mata kegiatan untuk menjual barang atau jasa saja, akan tetapi lebih mengarah

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL KEJURUAN TATA BOGA TAHUN 2012

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL KEJURUAN TATA BOGA TAHUN 2012 KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL KEJURUAN TATA BOGA TAHUN 0 KOMPETENSI PROGRAM STUDI PROGRAM KEAHLIAN : KEJURUAN : TATA BOGA : JASA BOGA & PATISERI Kompetensi Inti. Memahami gejala-gejala alam melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. restoran mengalami keberlanjutan ( continue). Selain cita rasa yang

BAB I PENDAHULUAN. restoran mengalami keberlanjutan ( continue). Selain cita rasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restoran saat ini menjadi sebuah usaha yang menjanjikan mengingat setiap manusia memerlukan makanan. Kebutuhan waktu yang tinggi akibat pekerjaan membuat manusia memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan protein bagi tubuhnya, sehingga Rumah Makan dapat didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan protein bagi tubuhnya, sehingga Rumah Makan dapat didefinisikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Makan menurut Istilah terbagi menjadi dua kata, yaitu Rumah, yang berarti tempat tinggal ataupun berteduh, dan juga Makan yang artinya suatu kegiatan seseorang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Restoran Obonk Steak & Ribs Kota Bogor Restoran Obonk Steak & Ribs Kota Bogor berdiri pada tanggal 19 Agustus 2005 oleh pemiliknya Andi Eko Nugroho yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan memasarkan produk suatu kelompok atau individu untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan memperoleh keuntungan. Maka pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh suatu perusahaan untuk mencari keuntungan atau nilai tambah. Saat ini perkembangan bisnis

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. and Beverage Division Hotel, yakni bagian yang juga menyelenggarakan penjualan

BAB II URAIAN TEORITIS. and Beverage Division Hotel, yakni bagian yang juga menyelenggarakan penjualan BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Room Service Room service merupakan salah satu bagian penting lainnya di lingkungan Food and Beverage Division Hotel, yakni bagian yang juga menyelenggarakan penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman. Dalam suatu hotel terdapat section lain yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman. Dalam suatu hotel terdapat section lain yang berperan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hotel merupakan salah satu fasilitas penting dalam dunia parwisata. Hotel tidak hanya menyediakan jasa penginapan akan tetapi juga menawarkan section makanan dan minuman.

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI MATA PELAJARAN JASA BOGA

KISI-KISI MATERI MATA PELAJARAN JASA BOGA KISI-KISI MATERI MATA PELAJARAN JASA BOGA No Kompetensi Utama Kompetensi Inti Guru (KI) Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) a b C D E

Lebih terperinci

ASPEK KULINER DAN CITARASA MAKANAN PADA PELAYANAN GIZI

ASPEK KULINER DAN CITARASA MAKANAN PADA PELAYANAN GIZI ASPEK KULINER DAN CITARASA MAKANAN PADA PELAYANAN GIZI Oleh: Ibu Tuti Soenardi Ahli Gizi Kuliner Yogyakarta, 27 November 2014 Definisi Kuliner Rangkaian kegiatan pengolahan makanan dimulai dari memilih

Lebih terperinci