SKRIPSI. Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk Mencapai gelar Sarjana Pendidikan
|
|
- Vera Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA BANGUN RUANG DENGAN STRATEGI STUDENT TEAM HEROIC LEADERSHIP DAN PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP N 15 SEMARANG SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk Mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Nama : Desy Rikha Setyanty NIM : Prodi : Pendidikan Matematika Jurusan : Matematika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVESITAS NEGERI SEMARANG 007 i
2 ABSTRAK Desy Rikha Setyanty Efektivitas Pembelajaran Matematika Bangun Ruang dengan Strategi Student Team Heroic Leadership dan Pemberian Tugas Terstruktur pada Peserta Didik Kelas VIII SMP N 15 Semarang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Matematika. Fakultas MIPA. Universitas Negeri Semarang. Kata Kunci: Strategi Student Team Heroic Leadership, Tugas Terstruktur, Keterampilan Proses, Hasil Belajar Strategi Student Team Heroic Leadership yang dilengkapi Tugas Terstruktur menjadi salah satu alternatif strategi pembelajaran matematika. Pembelajaran disusun dengan diawali pemberian tugas terstruktur, dalam hal ini berbentuk modul (bisa dikerjakan di rumah) kemudian dilanjutkan dengan tatap muka di kelas diharapkan dapat mencapai tujuan lebih baik. Melihat kondisi pembelajaran matematika Bangun Ruang di SMP N 15 Semarang, diusulkan dalam penelitian ini dilaksanakan pembelajaran matematika Bangun Ruang dengan Strategi Student Team Heroic Leadership yang dilengkapi Tugas Terstruktur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) ketuntasan belajar dengan Strategi Student Team Heroic Leadership yang dilengkapi Tugas Terstruktur, () pengaruh keterampilan proses dengan strategi tersebut terhadap hasil belajar, dan (3) apakah hasil belajar pendekatan tersebut di atas lebih abik dari pada strategi pembelajaran ekspositori. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII yang terdiri dari tujuh kelas SMP N 15 Semarang dengan rataan 44 peserta didik. Sampel dilakukan dengan Cluster random sampling untuk mengambil kelas eksperimen yaitu VIII G dan kelas Kontrol VIII E. Variabel bebas adalah keterampilan proses dan variabel terikat hasil belajar dengan Strategi Student Team Heroic Leadership yang dilengkapi Tugas Terstruktur. Cara pengambilan data dengan lembar pengamatan dan tes. Data yang diperoleh dideskriptifkan dan diolah dengan analisis uji t satu sampel, dan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika Bangun Ruang dengan Strategi Student Team Heroic Leadership yang dilengkapi Tugas Terstruktur (1) mencapai ketuntasan belajar keterampilan proses 70 dan ketuntasan hasil belajar 68, () keterampilan proses dengan Strategi Student Team Heroic Leadership yang dilengkapi Tugas Terstruktur berpengaruh positif terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik (R ) sebesar 83,8%, dan (3) Hasil belajar dengan Strategi Student Team Heroic Leadership yang dilengkapi Tugas Terstruktur lebih baik dibandingkan strategi pembelajaran ekspositori. Saran, sistem pembelajaran di kelas sebaiknya harus memperhatikan keterampilan prosesnya. Salah satu alternatif dalam pembelajaran yang menarik dan menyenangkan adalah dengan menerapkan strategi student team heroic leadership yang dilengkapi tugas terstruktur. ii
3 PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA BANGUN RUANG DENGAN STRATEGI STUDENT TEAM HEROIC LEADERSHIP DAN PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP N 15 SEMARANG Skripsi ini telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang Hari : Rabu Tanggal : 9 Agustus 007 Panitia Ujian, Ketua, Sekretaris, Drs. Kasmadi Imam S., M.S Drs. Supriyono, M.Si NIP NIP Pembimbing Utama Penguji Utama Prof. Dr. YL Sukestiyarno Drs. Suhito, M.Pd. NIP NIP Pembimbing Pendamping Anggota I Drs. Amin Suyitno, M.Pd. Prof. Dr. YL Sukestiyarno NIP NIP Anggota II Drs. Amin Suyitno, M.Pd. NIP iii
4 PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tetulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, Agustus 007 Desy Rikha Setyanty iv
5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO: 1. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q. S. Al Insyiroh: 6);. Kebahagiaan datang dengan memperbaiki apa yang bisa diperbaiki dan menerima apa yang tidak bisa diperbaiki (Christine Webber); 3. Kawan Sejati adalah orang yang berkata benar kepadamu (bila benar ia berkata benar dan bila salah ia berkata salah) bukan orang yang membencikan kamu yang tak tentu benarnya (Syeh Mustofa Al Ghalayini). Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1. Ibuku tercinta;. Adik-adikku tersayang; 3. Sahabat-sahabatku (Heni, Omee, dan Wiwi) yang banyak berkorban dalam membantu skripsi ini; 4. Segenap pengamat, pecinta, dan pelaksana pendidikan. v
6 KATA PENGANTAR Segala puji hanya bagi Allah SWT, dengan limpahan rahmat-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Efektivitas Pembelajaran Matematika Bangun Ruang dengan Strategi Student Team Heroic Leadership dan Pemberian Tugas Terstruktur pada Peserta Didik Kelas VIII SMP N 15 Semarang ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Pendidikan Matematika di Universitas Negeri Semarang. Dalam menyusun skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan rendah hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmojo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang,. Drs. Kasmadi Imam S., M.S, Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang, 3. Drs. Supriyono, M.Si., Ketua Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang, 4. Prof. Dr. YL Sukestiyarno, Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi, 5. Drs. Amin Suyitno, M.Pd, Pembimbing Pendamping yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi, 6. Bapak dan Ibu Dosen, yang telah memberi bekal ilmu yang tidak ternilai harganya selama belajar di jurusan Matematika, 7. Endang Triningsih, S. Pd. MM, Kepala SMP N 15 Semarang yang telah memberikan ijin penelitian, vi
7 8. Ami Murwati, S. Pd., Guru matematika kelas VIII SMP N 15 Semarang yang telah membantu terlaksananya penelitian ini, 9. Siswa-siswi kelas VIII SMP N 15 Semarang tahun pelajaran 006/007 atas ketersediaannya menjadi responden dalam pengambilan data penelitian ini, 10. Bapak dan Ibu Guru SMP N 15 Semarang atas segala bantuan yang diberikan, 11. Ibu dan adik penulis yang telah memberikan bantuan moral dan spiritual. 1. Semua teman-temanku seperjuangan S1 Pendidikan Matematika dan semua pihak terkait yang telah membantu penulisan penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik material maupun spiritual, Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Amien. Semarang, Juli 007 Penulis vii
8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... ABSTRAK... i ii PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR TABEL... xiii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Penegasan Istilah... 6 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 9 E. Sistematika Penulisan Skripsi BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori B. Kerangka Berfikir... 6 C. Hipotesis... 9 BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode Penentuan Objek Penelitian B. Metode Pengumpulan Data... 3 viii
9 C. Instrumen Penelitian D. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian E. Analisis Data BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA ix
10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Daftar Nama Kelas Uji Coba Daftar Nama Kelas Eksperimen Daftar Nama Kelas Kontrol Daftar Nilai Awal Pokok Bahasan Lingkaran Daftar Nilai Kelas Eksperimen Pokok Bahasan Bangun Ruang Daftar Nilai Kelas Kontrol Pokok Bahasan Bangun Ruang Data Rekap Dua Pengamat Variabel Keterampilan Proses Rekap Nilai Rata-Rata Dari Dua Pengamat Keterampilan Proses RPP Kelas Eksperimen RPP Kelas Kontrol Kisi-Kisi Lembar Penilaian Variabel Keterampilan Proses Lembar Pengamatan Variabel Keterampilan Proses Daftar Indikator dan Pemberian Skor Variabel Keterampilan Proses Kisi-Kisi Soal Instrumen Uji Coba Penelitian Kisi-Kisi Soal Instrumen Penelitian Soal Tes Uji Coba Instrumen Soal Tes Instrumen Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba Instrumen Kunci Jawaban Soal Tes Instrumen Modul Pertemuan Pertama x
11 1. Modul Pertemuan Kedua Modul Pertemuan Ketiga Kunci Jawaban Modul Pertemuan Pertama Kunci Jawaban Modul Pertemuan Kedua Kunci Jawaban Modul Pertemuan Ketiga Soal-soal Kunci Jawaban Soal-soal Analisis Validitas, Daya Pembeda, dan Taraf Kesukaraan Soal Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Soal yang Dipakai Dalam Penelitian Contoh Hasil Perhitungan Validitas Soal Contoh Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Contoh Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Contoh Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran Soal Uji Normalitas Keadaan Awal Kelas Eksperimen Uji Normalitas Keadaan Awal Kelas Eksperimen dan Kontrol Uji Normalitas Kelas Eksperimen Pokok Bahasan Bangun Ruang Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kontrol Pokok Bahasan Bangun Ruang Uji Homogenitas Keadaan Awal Kelas Eksperimen dan Kontrol Uji Homogenitas Keadaan Akhir Kelas Eksperimen dan Kontrol Perhitungan Uji Satu Sampel Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen xi
12 4. Perhitungan Regresi Linear Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Kelas Eksperimen Perhitungan Uji Kesamaan Dua Rata- Rata Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Surat Ijin Observasi Awal Oleh Unnes Surat Ijin Penelitian Oleh Unnes Surat Penetapan Dosen Pembimbing Oleh Unnes Surat Keterangan Observasi Awal dan Penelitian Oleh SMP N 15 Semarang xii
13 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Analisis Varians untuk Uji Kelinearan Regresi 43. Ketuntasan Variabel Keterampilan Proses Ketuntasan Variabel Hasil Belajar Kelinearan Regresi Keberartian Regresi Kontribusi Keterampilan Proses Hasil Belajar Uji Varian Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Uji Ketuntasan Variabel Bebas dan Variabel Terikat Analisis Regresi Variabel X dan Y Harga Kritik dari r Product Moment Daftar Kritik Uji t Nilai Chi Square Daftar Kritik Uji F 176 xiii
14 xiv
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interaksi belajar mengajar yang baik adalah guru sebagai pengajar tidak mendominasi kegiatan, tetapi membantu menciptakan kondisi yang kondusif serta memberikan motivasi dan bimbingan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh karena itu dalam pembelajarannya, faktor keaktifan sebagai subjek belajar sangat menentukan. Peserta didik yang baik memiliki karakter bersemangat tinggi dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapinya atau suatu masalah dimohonkan kepadanya untuk dipecahkan, tidak harus ada pada peserta didik yang berotak cerdas/iq tinggi. Namun, bagi peserta didik yang berkemampuan rata-rata sedang atau kurangpun dapat dilatih untuk memiliki karakter yang mampu menyelesaikan masalah. Kecakapan hidup seseorang tidak terjadi dengan sendirinya tetapi melalui suatu proses yang terus berlanjut. Keberlanjutan perkembangan proses kecakapan hidup atau keterampilan hidup seseorang selama proses pembelajaran sebenarnya dapat diamati. Hal ini juga berlaku bagi peserta didik, di mana perkembangan keterampilan proses seorang peserta didik selama proses pembelajaran dapat diikuti atau diamati. Keterampilan proses merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam suatu proses pembelajaran matematika. Mengajar dengan keterampilan 1
16 proses berarti memberi kesempatan peserta didik untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan. Karena sebenarnya melalui pembelajaran matematika tidak semata-mata hanya menanamkan pengetahuan saja. Tetapi sangat mungkin diterapkan pembentukan sikap positif, keterampilan cermat, dan kritis. Peserta didik SMP merupakan peralihan dari tahap operasional konkret menuju tahap operasional formal. Pelajaran matematika di sekolah merupakan pelajaran yang bersifat abstrak, sehingga diperlukan strategi pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan matematika agar peserta didik lebih mudah memahami konsep yang terkandung dalam setiap materi yang dipelajari. Karena sampai saat ini masih banyak kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam belajar matematika, khususnya mengenai materi pokok Kubus dan Balok. Hal ini disebabkan karena banyaknya faktor-faktor tertentu, seperti anggapan bahwa pembelajaran matematika sulit dan kurang diperhatikannya keterampilan proses selama pembelajaran matematika berlangsung. Sehingga hal tersebut akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Berdasarkan penuturan salah satu guru kelas VIII di SMP N 15 Semarang, bahwa masih banyak peserta didik kelas VIII yang kurang pemahamannya mengenai pokok bahasan kubus dan balok. Semua ini bukan semata-mata hanya kesalahan peserta didik tetapi dapat juga karena penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat dan kurang diperhatikannya keterampilan proses selama pembelajaran matematika.
17 3 Pemecahan masalah merupakan kegiatan yang paling kompleks. Suatu soal dikatakan masalah bagi seorang peserta didik tetapi belum tentu menjadi masalah juga bagi peserta didik yang lain. Oleh karena itu peserta didik harus mulai diajak belajar memecahkan masalah baik secara individual maupun secara kelompok. Apabila peserta didik bekerja secara kelompok, maka upaya yang dilakukan agar dapat diterima dalam kelompoknya adalah dengan memberikan kontribusi sesuai kemampuan yang dimiliki. Menurut Lowney (dalam Sukestiyarno, 006:1-), gaya kepemimpinan yang heroik adalah gaya kepemimpinan yang bersifat memiliki kesadaran seperti seorang pahlawan (hero). Kesadaran itu meliputi: 1. kesadaran diri untuk mengembangkan potensi-potensi dengan menambah keterampilan pribadi secara terus menerus;. kesadaran mau mencari kelemahan-kelemahan diri yang dapat dipakai sebagai titik tolak memperbaiki konsep diri; 3. kesadaran untuk mengambil manfaat dari apa yang telah dipelajari; 4. kesadaran untuk menentukan pendirian membela kebenaran sebagai pandangan hidup yang rela berkorban; 5. kesadaran untuk menyemangati diri sendiri dan orang lain dengan ambisi heroik. Strategi pembelajaran yang biasa diterapkan guru kelas VIII di SMP N 15 Semarang adalah strategi pembelajaran ekspositori. Meskipun guru tidak terus menerus bicara, namun proses ini tetap menekankan penyampaian tekstual serta kurang mengembangkan motivasi dan kemampuan belajar
18 4 peserta didik. Strategi pembelajaran ekspositori cenderung meminimalkan keterlibatan peserta didik sehingga guru nampak lebih aktif. Kebiasaan bersikap pasif dalam proses pembelajaran dapat mengakibatkan sebagian besar peserta didik takut dan malu bertanya pada guru mengenai materi yang kurang dipahami. Suasana belajar di kelas menjadi sangat monoton dan kurang menarik. Dan dalam pembelajarannya kurang memperhatikan keterampilan proses peserta didik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu strategi pembelajaran yang tepat dan menarik di mana peserta didik kooperatif, dapat bertanya meskipun tidak pada guru secara langsung, mengemukakan pendapat, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang heroik serta dapat meningkatkan keterampilan proses peserta didik. Strategi Student Team Heroic Leadership adalah suatu strategi pembelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk berpikir, menjawab, saling membantu sama lain, dan dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang heroik. Strategi ini dilakukan dengan membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 peserta didik yang heterogen (dalam hal kemampuan akademik, jenis kelamin). Pada pelaksanaannya, setiap peserta didik diberi tugas terstruktur yang berupa modul yang berisi uraian materi dan soal-soal yang akan didiskusikan sebelum tatap muka di kelas (bisa dikerjakan di rumah). Pada saat tatap muka, setiap peserta didik diminta menyiapkan pertanyaan-pertanyaan (soal-soal) yang akan diajukan/dilempar pada peserta didik kelompok lain. Peran guru pada
19 5 saat kegiatan belajar berlangsung adalah memfasilitasi berlangsungnya diskusi. Di samping itu, guru juga akan menyiapkan beberapa pertanyaan (soal) yang diambil dari bahan tersebut. Pertanyaan tersebut dipakai sebagai review untuk materi yang ditugaskan saat itu. Dan selama pembelajaran berlangsung, keterampilan proses yang ada diikuti dan diamati. Penerapan strategi ini, diharapkan dapat menambah nuansa baru bagi pembelajaran matematika Bangun Ruang khususnya Kubus dan Balok. Agar dalam pembelajarannya, keterampilan proses yang ada dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar dan peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar. Dari uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul Efektivitas Pembelajaran Matematika Bangun Ruang dengan Strategi Student Team Heroic Leadership dan Pemberian Tugas Terstruktur pada Peserta Didik Kelas VIII SMP N 15 Semarang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian dan pokok- pokok pemikiran tersebut di atas, maka permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah strategi pembelajaran student team heroic leadership yang dilengkapi tugas terstruktur pada pembelajaran matematika bangun ruang dapat mencapai ketuntasan belajar (keterampilan proses dan hasil belajar) peserta didik?
20 6. Apakah keterampilan proses strategi pembelajaran student team heroic leadership yang dilengkapi tugas terstruktur pada pembelajaran matematika bangun ruang berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik? 3. Apakah hasil belajar peserta didik dengan strategi student team heroic leadership lebih baik dari pada strategi pembelajaran ekspositori pada pembelajaran matematika Bangun Ruang? C. Penegasan Istilah Penegasan Istilah dimaksudkan untuk memperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini dan tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda dari pembaca. Istilah-istilah yang perlu diberi penegasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Strategi Student Team Heroic Leadership yang dilengkapi dengan tugas terstruktur Strategi Student Team Heroic Leadership yang dilengkapi dengan tugas terstruktur, pada penelitian ini merupakan suatu pembelajaran yang mengatur strategi dengan membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok beranggotakan 4 sampai 5 orang, Pada pelaksanaannya, setiap peserta didik diberi tugas terstruktur yang berupa modul yang berisi uraian materi dan soal-soal yang akan didiskusikan sebelum tatap muka di kelas (bisa dikerjakan di rumah). Pada saat tatap muka, setiap peserta didik diminta menyiapkan pertanyaan-pertanyaan (soal-soal) yang akan
21 7 diajukan/dilempar pada peserta didik kelompok lain. Peran guru pada saat kegiatan belajar berlangsung adalah memfasilitasi berlangsungnya diskusi. Di samping itu, guru juga akan menyiapkan beberapa pertanyaan (soal) yang diambil dari bahan tersebut. Pertanyaan (soal) tersebut dipakai sebagai review untuk materi yang ditugaskan saat itu.. Bangun Ruang Bangun ruang adalah bangun yang semua elemen pembentuknya tidak seluruhnya terletak pada sebuah bidang datar atau lengkung. Bangun ruang dapat berupa luasan dan bukan berupa luasan, misalnya spiral. Yang dibahas hanya berupa luasan saja. Pada penelitian ini bangun ruang yang dibahas adalah Bangun Ruang Kubus dan Balok. 3. Keterampilan Proses Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan keterampilan proses disini adalah suatu tuntutan proses aktif peserta didik dalam melakukan suatu kegiatan secara motorik yang merupakan pengejawantahan fungsi mental yang dilakukan oleh peserta didik dan dirancang secara sistematis strategi pembelajarannya, dari mulai rancangan awal strategi diterapkan hingga menutup stategi tersebut yang dilakukan oleh pengajar untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu secara optimal.
22 8 4. Hasil Belajar Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, penilaian hasil belajar atau tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu pembelajaran matematika diukur dari tiga aspek yaitu aspek pemahaman konsep (peserta didik mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan memberi contoh atau bukan contoh dari konsep), aspek penalaran dan komunikasi (peserta didik mampu memberikan alasan induktif dan deduktif juga mampu menyatakan gagasan matematika secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikan), dan aspek pemecahan masalah (peserta didik mampu memahami masalah, memilih strategi penyelesaian dan menyelesaikan masalah). Jadi yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai tes matematika dalam hal ini nilai tes aspek pemecahan masalah. 5. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar atau disebut juga daya serap adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang telah ditetapkan oleh guru dalam tujuan pembelajaran setiap satuan pelajaran. Pada penelitian ini, ketuntasan belajar yang dimaksud adalah ketuntasan belajar keterampilan proses dan hasil belajar
23 9 6. Efektivitas Efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, adanya partisipasi aktif dari anggota (Hartutik, 006:8). Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah diperolehnya ketuntasan belajar (keterampilan proses dan hasil belajar) peserta didik, keterampilan proses strategi student team heroic leadership yang dilengkapi tugas terstruktur berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik, dan hasil belajar peserta didik dengan strategi student team heroic leadership lebih baik dari pada strategi pembelajaran ekspositori pada pembelajaran matematika Bangun Ruang. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Mengetahui apakah pembelajaran matematika bangun ruang dengan strategi pembelajaran student team heroic leadership yang dilengkapi tugas terstruktur dapat mencapai ketuntasan belajar peserta didik. b. Mengetahui ada tidaknya pengaruh positif keterampilan proses strategi pembelajaran student team heroic leadership yang dilengkapi tugas terstruktur terhadap hasil belajar peserta didik. c. Mengetahui apakah hasil belajar peserta didik antara strategi pembelajaran student team heroic leadership yang dilengkapi tugas
24 10 terstruktur lebih baik dari pada strategi pembelajaran ekspositori pada pembelajaran matematika bangun ruang. Manfaat Penelitian Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain sebagai berikut. a. Bagi peserta didik 1) Dengan menggunakan strategi pembelajaran student team heroic leadership yang dilengkapi tugas terstruktur diharapkan dapat membentuk peserta didik yang memiliki jiwa kepemimpinan kepahlawanan (heroik) secara akademik. ) Mampu memberikan sikap positif terhadap mata pelajaran matematika. b. Bagi guru Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi pembelajaran yang sesuai dan bervariasi. c. Bagi sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah dengan adanya informasi yang diperoleh sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian bersama agar dapat meningkatkan kualitas sekolah. d. Bagi peneliti Dapat menambah pengalaman secara langsung bagaimana penggunaan strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan.
25 11 B. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan tentang isi keseluruhan skripsi ini terdiri dari bagian awal skripsi, bagian inti skripsi, dan bagian akhir skripsi. 1. Bagian awal skripsi berisi tentang halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran.. Bagian inti skripsi terdiri dari lima bab, yaitu sebagai berikut. BAB I Pendahuluan, mengemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, penegasan istilah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II Landasan Teori dan Hipotesis, membahas teori yang melandasi permasalahan skripsi serta penjelasan yang merupakan landasan teoritis yang diterapkan dalam skripsi, uraian materi pokok bahasan yang terkait dengan pelaksanaan penelitian dan hipotesis penelitian. BAB III Metode Penelitian, meliputi metode penentuan objek penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis hasil uji coba instrumen, dan analisis data penelitian. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi semua hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasannya.
26 1 BAB V Penutup, mengemukakan simpulan hasil penelitian dan saran- saran yang diberikan peneliti berdasarkan simpulan. 3. Bagian akhir skripsi, berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
27 13 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Interaksi Belajar Mengajar Belajar diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku karena hasil dari pengalaman yang diperoleh. Sedangkan mengajar adalah kegiatan penyediaan kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar peserta didik/subjek belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku serta kesadaran diri sebagai pribadi (Sardiman, 006:-3). Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi yakni sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan peserta didik sebagai subjek pokoknya. Menurut Edi Suardi (dalam Sardiman, 006:15-17), ciri-ciri interaksi belajar mengajar, yakni memiliki tujuan, ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncana, ditandai dengan adanya aktivitas, ada guru yang berperan sebagai pembimbing, membutuhkan disiplin dan ada batas waktu untuk pencapaian tujuan serta sudah barang tentu perlu adanya kegiatan penilaian. Interaksi belajar mengajar yang baik, khususnya dalam pembelajaran matematika adalah guru sebagai pengajar tidak mendominasi 13
28 14 kegiatan, tetapi membantu menciptakan kondisi yang kondusif serta memberikan motivasi dan bimbingan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar.. Keterampilan Proses Pembelajaran Matematika Menurut Dimyati (00:135), kegiatan pembelajaran yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya belajar pada diri peserta didik. Dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat dikatakan terjadi belajar, apabila terjadi proses perubahan perilaku pada diri peserta didik sebagai hasil dari suatu pengalaman. Piaget (dalam Departemen Pendidikan Nasional, 005) dalam teorinya, mengatakan guru perlu mengupayakan kepada tiap-tiap peserta didik berusaha agar biasa mengembangkan diri masing-masing secara maksimal, yaitu mengembangkan kemampuan berpikir dan beraktivitas secara independen. Sedangkan menurut Vygotsky (dalam Departemen Pendidikan Nasional, 005), dalam upaya untuk melakukan pembelajaran yang efektif, guru perlu mengupayakan supaya setiap peserta didik aktif berinteraksi dengan peserta didik-peserta didik lain. Menurut Depdikbud (dalam Dimyati, 00:138), keterampilan proses diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri peserta didik. Sedangkan menurut Syah (dalam Sukestiyarno
29 15 dan Budi Waluya, 006:8), yang dimaksud keterampilan proses adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku proses aktif yang kompleks dan tersusun secara mulus dan sesuai dengan keadaan strategi pembelajaran yang disusun untuk mencapai hasil tertentu. Selanjutnya dijelaskan bahwa keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik saja melainkan juga pengejawantahan fungsi mental yang bersifat kognitif. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan keterampilan proses disini adalah suatu tuntutan proses aktif peserta didik dalam melakukan suatu kegiatan secara motorik yang merupakan pengejawantahan fungsi mental yang dilakukan oleh peserta didik dan dirancang secara sistematis strategi pembelajarannya oleh pengajar untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu secara optimal. Oleh karena itu keterampilan proses disini akan menjadi ciri kekhasan suatu rancangan strategi pembelajaran dari mulai rancangan awal strategi diterapkan, proses, akibat/dampak yang dihasilkan, hingga menutup strategi tersebut. 3. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Chatarina, 004:4). Sedangkan menurut Winkel (dalam Sukestiyarno dan Budi Waluya, 006:6), hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai peserta didik di mana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas. Penilaian hasil belajar dilakukan sekali setelah suatu kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
30 16 Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah berjalan secara efektif. Keefektifan pembelajaran tampak pada kemampuan peserta didik mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dari segi guru, penilaian hasil belajar akan memberikan gambaran mengenai keefektifan mengajarnya, apakah pendekatan dan media yang digunakan mampu membantu peserta didik mencapai tujuan belajar yang ditetapkan (ketuntasan belajar). Tes hasil belajar yang dilakukan pada peserta didik dapat memberikan informasi sampai di mana penguasaan dan kemampuan yang telah dicapai peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), setiap mata pelajaran khususnya matematika memiliki standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) untuk setiap aspek penilaian. Aspek penilaian dalam mata pelajaran matematika terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek pemahaman konsep, aspek penalaran dan komunikasi matematik, dan aspek pemecahan masalah. Dalam penelitian ini hasil belajar yang dinilai adalah hasil belajar aspek pemecahan masalah. Pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah disarankan mencakup kemampuan yang terlibat dalam proses memecahkan masalah, yaitu memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, menyelesaikan masalah (melaksanakan rencana
31 17 pemecahan masalah), menafsirkan hasilnya. Dari hasil karya peserta didik dalam memecahkan masalah, dapat dilihat seberapa jauh kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah ditinjau dari kemampuankemampuan tersebut. Penilaian dapat dilakukan secara holistik (keseluruhan) atau analitik (perbagian). Pada kenyataannya, peserta didik sering terhalang dalam memecahkan masalah karena lemahnya (tidak terbiasa) mengembangkan strategi pemecahan masalah dan kurangnya pemahaman konsep atau prosedur yang terkandung dalam penyelesaian masalah. Indikator keberhasilan memecahkan masalah ditunjukkan oleh kemampuan: a. menunjukkan pemahaman masalah; b. mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah; c. menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk; d. memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat; e. mengembangkan strategi pemecahan masalah; f. membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah menyelesaikan masalah yang tidak rutin. (Tim PPPG Matematika, 005:79) Penilaian proses pembelajaran dilakukan terus menerus pada tiap pertemuan dengan mengacu pada semua indikator yang telah ditetapkan di setiap kompetensi dasar. Dari hasil penilaian beberapa pertemuan pada
32 18 pembelajaran suatu kompetensi dasar akhirnya akan diperoleh deskripsi atau gambaran pencapaian kompetensi tiap peserta didik pada suatu kompetensi dasar yang mencakup semua indikatornya. 4. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar atau disebut juga daya serap adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang telah ditetapkan oleh guru dalam tujuan pembelajaran setiap satuan pelajaran (Hartutik, 006:0). Pada penelitian ini, ketuntasan belajar yang dimaksud adalah ketuntasan belajar keterampilan proses dan hasil belajar peserta didik. 5. Tugas Terstruktur Tugas ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan guru, untuk mencapai sasaran yang dituju dalam pelajaran itu, dalam hal ini adalah pembelajaran matematika Bangun Ruang. Pada penelitian ini tugas terstruktur yang dimaksud disajikan dalam bentuk modul. Menurut Nasution (dalam Joko, 006:8), modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu peserta didik mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Modul yang diberikan berisi uraian materi yang dilengkapi dengan soal latihan yang diharapkan dapat meningkatkan penalaran dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Modul ini
33 19 diberikan pada pertemuan sebelumnya sehingga peserta didik dapat mempelajarinya di rumah. 6. Strategi Pembelajaran a. Strategi pembelajaran Student Team Heroic Leadership yang dilengkapi Tugas Terstruktur Pendekatan (approach) pembelajaran matematika adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat diadaptasikan oleh peserta didik (Suherman, 003:6) Strategi adalah siasat, maka strategi dalam pembelajaran matematika adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru, berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa hasil belajar bisa tercapai secara optimal. Cara membawakan pembelajaran dapat dipilih pengajar misalnya dengan cara belajar kelompok, cara belajar mandiri, belajar dengan permainan, dan sebagainya. Pada penelitian ini, penulis memilih strategi pembelajaran dengan nama Student Team Heroic Leadership. Student Team merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif (pembelajaran kelompok kecil). Menurut Salvin (dalam Sukestiyarno dan Budi Waluya, 006:9), menjelaskan bahwa dalam student team peserta didik ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan 4 sampai 6 orang
34 0 yang merupakan campuran menurut tingkat kerja, jenis kelamin, dan suku. Di dalam kelompok, peserta didik diberi tugas untuk berdiskusi dan pada akhirnya diberi tes secara individual untuk penjajagan. Sedangkan pengertian heroic leadership (kepemimpinan berjiwa pahlawan), menurut Lowney (dalam Sukestiyarno dan Budi Waluya, 006), menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan yang heroik adalah gaya kepemimpinan yang bersifat memiliki kesadaran seperti seorang pahlawan (hero). Sedangkan pendekatan gaya kepemimpinan menurutnya adalah gaya kepemimpinan yang melawan arus, kebanyakan model kepemimpinan kontemporer. Kepemimpinan yang ditawarkan memandang bahwa: 1) kita semua adalah pemimpin sepanjang waktu. Terkadang kepemimpinan dilaksanakan dengan cara langsung, dramatis, dan jelas nyata, yang lebih sering dengan cara halus, dan sulit diukur; ) kepemimpinan muncul dari dalam bukan apa yang kita lakukan (what we do) melainkan siapa kita (who we are). Bagi seorang pemimpin, alat kepemimpinan yang paling menarik perhatian ialah siap dirinya. Seorang pribadi yang memahami apa yang dianggapnya bernilai atau apa yang diinginkannya, dan memandang dunia secara konsisten; 3) kepemimpinan bukan suatu tindakan tetapi cara hidup. Kepemimpinan bukan tugas yang dapat dikesampingkan sewaktu pulang rumah melainkan memerlukan suatu perilaku yang cocok
35 1 tergantung dari cara kita bertindak. Dengan kita mengetahui apa yang dianggap bernilai dan apa yang ingin dicapai, ia mengorientasikan dirinya pada lingkungan yang baru sembari berkeyakinan beradaptasi; 4) Kepemimpinan berlangsung terus menerus. Kepemimpinan pribadi merupakan sebuah kerja tanpa akhir dan bersumber pada pemahaman diri yang tumbuh. Pemimpin yang kuat menikmati peluang untuk terus belajar tentang diri sendiri dan dunia serta menatap ke depan. Kesadaran kepahlawanan dalam gaya kepemimpinan heroic menurut Lowney (dalam Sukestiyarno dan Budi Waluya, 006:10) dijelaskan meliputi hal-hal sebagai berikut. 1) Kesadaran diri untuk mengembangkan potensi-potensi dengan menambah keterampilan pribadi secara terus menerus. ) Kesadaran mau mencari kelemahan-kelemahan diri yang dapat dipakai sebagai titik tolak memperbaiki konsep diri. 3) Kesadaran untuk mengambil nilai manfaat dari apa yang telah dipelajari. 4) Kesadaran untuk menentukan pendirian sebagai pandangan hidup yang rela berkorban. 5) Kesadaran untuk menyemangati diri sendiri dan orang lain dengan ambisi heroik.
36 Jadi pembelajaran matematika dengan strategi student team heroic leadership yang dilengkapi tugas terstruktur merupakan suatu pembelajaran yang mengatur strategi dengan membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok beranggotakan 4 sampai 5 orang, Pada pelaksanaannya, setiap peserta didik diberi tugas terstruktur yang berupa modul yang berisi uraian materi dan soal-soal yang akan didiskusikan sebelum tatap muka di kelas (bisa dikerjakan di rumah). Pada saat tatap muka, setiap peserta didik diminta menyiapkan pertanyaan-pertanyaan (soal-soal) yang akan diajukan/dilempar pada peserta didik kelompok lain. Peran guru pada saat kegiatan belajar berlangsung adalah memfasilitasi berlangsungnya diskusi. Di samping itu, guru juga akan menyiapkan beberapa pertanyaan (soal) yang diambil dari bahan tersebut. Pertanyaan tersebut dipakai sebagai review untuk materi yang ditugaskan saat itu. Pada kelompok tersebut setiap individu memerankan sebagai pemimpin yang mempunyai semangat kepahlawanan akademik. Pembelajaran dengan menerapkan strategi kepemimpinan yang heroik adalah dimulai dengan menanamkan kesadaran diri bahwa peserta didik baik dalam kelompok maupun dalam kelas supaya merasa dirinya adalah pemimpin yang mempunyai sifat heroik. Dimaksudkan bahwa setiap peserta didik merasa dirinya adalah pemimpin yang menyadari siapa dirinya dalam memilih cara hidup pandang, sadar akan dirinya mau mengembangkan potensi menambah keterampilan, melihat kelemahan, mengambil nilai
37 3 manfaat, dan kesadaran menentukan pendirian untuk menyemangati diri sendiri maupun teman. b. Strategi pembelajaran Ekspositori Strategi pembelajaran ekspositori adalah cara menyampaikan pembelajaran dari seorang guru kepada peserta didik di dalam kelas dengan cara berbicara di awal pelajaran, menerangkan materi, dan contoh soal (Nasution, 007). Strategi pembelajaran ekspositori hampir sama dengan strategi pembelajaran ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran). Seorang guru dalam menerapkan strategi pembelajaran ekspositori telah menyusun bahan pelajaran secara hierarkis dan sistematik, sehingga dalam pembelajaran yang terjadi adalah guru menerangkan dan peserta didik menerima. Perbedaan antara strategi pembelajaran ekspositori dengan strategi pembelajaran ceramah adalah berkurangnya dominasi guru karena guru tidak terus-menerus berbicara. Guru dapat memeriksa pekerjaan peserta didik secara individual, menerangkan lagi kepada peserta didik apabila dirasakan banyak peserta didik yang belum paham mengenai materi. Kegiatan peserta didik tidak hanya mendengar dan mencatat. Peserta didik dalam strategi pembelajaran ekspositori menyelesaikan soal latihan dan bertanya bila belum mengerti.
38 4 c. Uraian Materi Bangun Ruang Bangun Ruang adalah bangun yang semua elemen pembentuknya tidak seluruhnya terletak pada sebuah bidang datar atau lengkung. Bangun Ruang dapat berupa luasan dan bukan berupa luasan, misalnya spiral. Yang dibahas hanya berupa luasan saja. Jika suatu Bangun Ruang tertutup dibatasi seluruhnya oleh segi banyak, maka Bangun Ruang itu disebut bidang banyak. Dalam penelitian ini membahas Bangun Ruang. Dan berdasarkan kurikulum yang dipakai pada peserta didik kelas VIII SMP Bangun Ruang yang dibahas adalah Kubus, Balok, Prisma, dan Limas. Namun, dalam penelitian ini lebih dikhususkan lagi mengenai Bangun Ruang yang dibahas yaitu Kubus dan Balok. Tinjauan materi yang akan dibahas dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut. a. Nama-nama Bangun Ruang. b. Unsur-unsur Balok dan Kubus. 1) Sisi Balok dan Kubus. Sisi-sisi suatu Balok berbentuk persegi panjang. Sisi-sisi suatu Kubus berbentuk persegi. Balok Kubus
39 5 ) Rusuk Balok dan Kubus Suatu Balok memiliki tiga jenis rusuk, yaitu panjang, lebar, dan tinggi dengan ukuran yang tidak sama sedangkan kubus panjang, lebar, dan tinggi mempunyai ukuran yang sama. 3) Titik sudut Balok dan Kubus Titik sudut merupakan titik perpotongan dari tiga buah rusuk atau lebih. 4) Diagonal, diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal Diagonal adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang tidak dihubungkan rusuk pada sebuah bangun. Diagonal sisi adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada sisi-sisi suatu bangun ruang. Diaonal ruang garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan dan tidak terletak pada satu sisi suatu bangun ruang. Bidang diagonal adalah bidang yang menghubungkan rusukrusuk yang berhadapan, sejajar, dan tidak terletak pada satu sisi suatu bangun. c. Melukis Bangun Ruang. 1) Melukis balok dan kubus. ) Jaring-jaring balok dan kubus. 3) Luas sisi balok dan kubus. Untuk setiap Balok yang memiliki panjang = p, dan tinggi = t, maka: Luas seluruh sisi Balok (pl + lt + pt)
40 6 Untuk setiap Kubus yang panjang rusuk-rusuknya s, maka: Luas seluruh sisi Kubus = 6s d. Menghitung Besaran-Besaran pada Bangun Ruang. 1) Volum Balok. Pada sebuah Balok dengan panjang p, lebar l, dan tinggi t berlaku: Volum Balok = plt ) Volum Kubus. Pada sebuah Kubus dengan panjang sisi α berlaku: Volum Kubus = α 3 3) Menyelesaikan persoalan Balok dan Kubus yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. B. Kerangka Berpikir Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar berarti suatu proses mendapatkan pengetahuan sehingga mampu mengubah tingkah laku manusia, sedangkan mengajar berarti proses penyampaian pelajaran oleh guru kepada peserta didik sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
41 7 Dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik sering dihadapkan oleh berbagai masalah yang sering berganti-ganti. Oleh karena itu peserta didik. harus dibiasakan untuk menyelesaikan berbagai masalah. Seluruh rangkaian dan langkah pemecahan masalah merupakan latihan dalam menghadapi segala masalah yang terjadi. Dengan adanya masalah, peserta didik dapat belajar memecahkannya. Materi Bangun Ruang Kubus dan Balok merupakan materi yang mencakup kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah. Strategi student team heroic leadership merupakan strategi yang dapat mendidik peserta didik berpikir secara sistematis, mampu mencari berbagai jalan keluar dari suatu masalah yang dihadapi, dapat belajar menganalisis suatu masalah serta dapat membuat peserta didik memiliki jiwa kepemimpinan yang heroik. Pembelajaran matematika Bangun Ruang Kubus dan Balok dengan strategi Student Team Heroic Leadership yang dilengkapi tugas terstruktur akan dilakukan sebagai berikut. Pada kegiatan ini akan mencobakan suatu pembelajaran yang dapat melatih menumbuhkan semangat peserta didik untuk menyelesaikan masalah. Bentuk kegiatannya akan menerapkan prinsip kepahlawanan (heroik), di mana sifat tersebut dipresentasikan atau ditunjukkan untuk menghadapi diskusi antar kelompok menyelesaikan modul tutorial seperti tersebut di atas. Diskusi kelompok tersebut mengkompetisikan pencarian pemecahan masalah. Menurut Lowney (dalam Sukestiyarno dan Budi waluya, 006), bahwa setiap individu adalah pemimpin sepanjang waktu, kepemimpinan muncul dari dalam, bukan apa yang dilakukan (what we do)
42 8 melainkan siapa kita (who we are), dan kepemimpinan bukan suatu tindakan tetapi cara hidup. Sedangkan gaya kepemimpian heroik adalah memiliki sifat kesadaran diri untuk menambah keterampilan, memahami kelemahan guna memperbaiki konsep diri, mengambil nilai manfaat, dan menentukan pendirian. Jiwa kepahlawanan ditunjukkan dengan menyemangati diri sendiri dan menyemangati orang lain dengan ambisi heroik. Latihan dengan gaya kepemimpinan heroik dalam diskusi ini dikenakan pada pembahasan setiap tugas terstruktur dalam bentuk modul (bisa dikerjakan di rumah). Pembelajaran yang dilakukan dengan membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dengan 4 atau 5 anggota. Dalam tiap kelompok akan diberi masalah berupa soal untuk dikompetensikan pada intern kelompok. Apabila masalah sudah terpecahkan maka peserta didik yang mampu harus mau berjiwa heroik, dia mau membantu mensosialisasikan ke tim kelompoknya. Setiap peserta didik bertanggung jawab dalam kelompoknya. Setiap tim ditanamkan jiwa heroik yakni sifat saling membantu dengan suka rela. Dengan melakukan strategi pembelajaran sesuai skenario di atas diharapkan setiap peserta didik akan aktif, mandiri serta mengalami sendiri aktivitasnya. Pengamatan keterampilan proses selama pembelajaran akan tampak jelas dan dapat diamati dalam lembar pengamatan. Jika keterampilan proses seseorang menunjukkan adanya perkembangan, maka akan dapat memberikan kontribusi yang baik, yaitu peningkatan hasil belajar. Pada akhirnya apabila diberikan tes hasil belajar maka hasil belajar yang dicapai
43 9 kelas eksperimen yang menggunakan strategi student team heroic leadership diharapkan akan lebih baik dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. C. Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir dengan skenario seperti tersebut di atas dapatlah dimunculkan hipotesis tindakan sebagai berikut. 1. Pembelajaran matematika bangun ruang dengan strategi pembelajaran student team heroic leadership yang dilengkapi tugas terstruktur dapat mencapai ketuntasan belajar (keterampilan proses dan hasil belajar) peserta didik.. Keterampilan proses strategi pembelajaran student team heroic leadership yang dilengkapi tugas terstruktur berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik. 3. Hasil belajar peserta didik pada pembelajaran matematika bangun ruang dengan strategi pembelajaran student team heroic leadership yang dilengkapi tugas terstruktur lebih baik daripada strategi pembelajaran ekspositori.
44 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penentuan Objek Penelitian 1. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII semester SMP N 15 Semarang tahun pelajaran 006/007 sebanyak 308 peserta didik yang terbagi dalam 7 kelas yaitu kelas VIII A VIII G masing-masing sebanyak 44 peserta didik. b. Sampel Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu dari tujuh kelas yang ada diambil secara acak dua kelas. Pada penelitian ini terambil kelas VIII G dengan 44 peserta didik sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol dengan jumlah 44 peserta didik. Jumlah responden sampel dalam penelitian ini adalah 88 orang. Untuk menguji coba instrumen diambil satu kelas yang bukan anggota sampel di atas tetapi masih dalam anggota populasi. Dalam hal ini terambil kelas VIII F sebagai kelas uji coba instrument dengan jumlah 44 peserta didik. 30
45 31. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Pada hipotesis 1 dan (pada kelas eksperimen) Variabel bebas: Keterampilan proses strategi pembelajaran student team heroic leadership yang dilengkapi tugas terstruktur Variabel terikat: Hasil belajar peserta didik pada pembelajaran matematika bangun ruang. b. Pada hipotesis 3 (pada kelas eksperimen dan kelas kontrol) Variabel bebas: Jenis strategi pembelajaran (strategi pembelajaran student team heroic leadership yang dilengkapi tugas terstruktur dan strtaegi pembelajaran ekspositori). Variabel terikat: Hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika Bangun Ruang 3. Desain Penelitian Langkah langkah yang dilakukan peneliti pada saat penelitian adalah sebagai berikut. a. Menentukan sampel penelitian dari populasi normal dan homogen. b. Menguji normalitas dan homogenitas kelas sampel dengan mengambil nilai pokok bahasan sebelumnya yaitu pokok bahasan Lingkaran. c. Menyusun instrumen indikator keterampilan proses dan diuji validitas isinya dengan bimbingan dosen pembimbing.
46 3 d. Menyusun kisi-kisi tes uji coba (indikator hasil belajar). e. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang ada. f. Mengujicobakan instrumen tes uji coba pada kelas yang telah dipilih dari populasi yaitu kelas VIII F. g. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas butir soal, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. h. Melaksanakan pembelajaran dengan strategi student team heroic leadership yang dilengkapi tugas terstruktur pada kelas eksperimen yaitu kelas VIII G. i. Melaksanakan pengamatan selama pembelajaran berlangsung untuk mengetahui keterampilan proses pembelajaran tersebut. Dalam hal ini peneliti dibantu oleh dua pengamat. Nilai dari dua pengamat di ratarata untuk mendapatkan nilai keterampilan proses. j. Menyusun kisi-kisi tes hasil belajar. k. Melaksanakan tes hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu kelas VIII G dan VIII E. l. Menganalisis hasil tes. m. Menyusun hasil penelitian. B. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Metode Observasi.
BAB I PENDAHULUAN. modal pendidikan yang memadai, tenaga-tenaga ahli sebagai modal
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi suatu negara. Dengan modal pendidikan yang memadai, tenaga-tenaga ahli sebagai modal pembangunan negara telah tersedia.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pembelajaran Kooperatif Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensi-potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Interaksi yang bernilai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensipotensi
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensipotensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi yang dimiliki anak didik termasuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sasaran utama dalam kerangka sistem dan aktifitas persekolahan di antaranya mempersatukan pendidikan dan kreatifitas peserta didik. Tujuannya untuk menumbuh
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Matematika
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA GARIS SINGGUNG LINGKARAN DENGAN STRATEGI STUDENT TEAM HEROIC LEADERSHIP DAN PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 3 KALIWUNGU SKRIPSI
Lebih terperinciEKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STHL BERBASIS PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 5 KEPIL
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STHL BERBASIS PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 5 KEPIL Adi Rahayuono Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Tomi Hendri Setyawan
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN GANJARAN SISWA KELAS IV SD N 01 NYEMOH KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk Memperoleh
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh Iqbal Yulianto NIM
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD GUGUS-II KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR- SHARE
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR- SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBASIS E-KOMIK TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK LIMIT FUNGSI PADA SISWA KELAS XI JURUSAN
Lebih terperinciPENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI
PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Safitri
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN ACCELERATED TEACHING
PENERAPAN PEMBELAJARAN ACCELERATED TEACHING UNTUK MENGURANGI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS DI KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 8 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA SKRIPSI
UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING
PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X DI SMA PLUS DARUL HIKMAH SKRIPSI Oleh Deni Juwita Ningrum NIM. 070210192110
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO
STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO Herly Kurniyawan, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciMODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh. Rianty Chanshera Dewi NIM
MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI Oleh Rianty Chanshera Dewi NIM 070210192051 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan, sehingga menjadi
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE DENGAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG SISI DATAR DI KELAS VIII MTs DARUSSALAM KROYA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE CO-OP CO-OP DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh:
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE CO-OP CO-OP DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
Lebih terperinciPENGARUH KOMIK MATEMATIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM METODE DISKUSI TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP
PENGARUH KOMIK MATEMATIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM METODE DISKUSI TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN INTERNAL ABSTRAK
1 ARTIKEL PENELITIAN INTERNAL ABSTRAK Iswahyudi Joko Suprayitno dan Dwi Sulistyaningsih, 2011. Keefektifan Pembelajaran Matematika Realistik dipadu Strategi Turnamen Belajar untuk Mencapai Ketuntasan Belajar
Lebih terperinciMETODE ACTIVE LEARNING TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN 33 PADANG. Abstract
METODE ACTIVE LEARNING TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN 33 PADANG Febrianda Yenni Syafei 1), Suherman 2), Yusmet Rizal 3) 1 ) FMIPA UNP, Febrianda@yahoo.co.id 2,3
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Kimia pada Universitas Negeri Semarang. Oleh Mohammad Chanifuddin
KESIAPAN SMA/MA DI KABUPATEN BLORA TERHADAP KEBUTUHAN PERALATAN DAN BAHAN PRAKTIKUM DALAM PELAKSANAAN UJIAN PRAKTIK KIMIA SEBAGAI SYARAT KELULUSAN SISWA SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA. Abstrak. Abstract. Gallant Alim Purbowo, Mashuri, Putriaji Hendikawati
UJME 1 (1) (2012) Unnes Journal of Mathematics Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA Gallant Alim Purbowo,
Lebih terperinci(Skripsi) OLEH: RESNAWATI
HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN KELENGKAPAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PESISIR SELATAN KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010 (Skripsi)
Lebih terperinciARDIANI WIDYA ANGGRAENI
PENGARUH METODE BERMAIN DENGAN PUZZLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS III SD KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh Abdul Rohman MS NIM
HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI GUGUS V KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: M FUADI FARHAN NIM
PENERAPAN TEORI GAGNE DENGAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN SEGI EMPAT PADA KELAS VII SMP NEGERI 3 BALUNG JEMBER TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: M FUADI FARHAN
Lebih terperinciTAHUN PELAJARAN 2015/2016. SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika
EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI KUBUS KELAS VIII MTs N BRANGSONG TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Pendidikan Agama Islam
EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENCAPAI KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MA FUTUHIYAH I MRANGGEN DEMAK TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi
Lebih terperinciMODEL TUGAS ANALISIS WACANA KEJADIAN FISIKA DENGAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
MODEL TUGAS ANALISIS WACANA KEJADIAN FISIKA DENGAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI Oleh Ita Wahyuni NIM 100210102048 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS
Lebih terperinciPENGARUH METODE PEMBELAJARAN BUZZ GROUP
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BUZZ GROUP DENGAN AUTHENTIC ASSESSMENT TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI (Siswa kelas X semester genap SMA Negeri 5 Jember tahun ajaran 2011/2012) SKRIPSI Oleh:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN O X O
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design, yang merupakan bentuk desain dari Quasi Eksperimental, di mana subjek penelitian
Lebih terperinciKONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012
KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciEFEKTIFITAS METODE OBSERVASI LINGKUNGAN ALAM SEKITAR SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK EKOSISTEM
EFEKTIFITAS METODE OBSERVASI LINGKUNGAN ALAM SEKITAR SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs. NU 08 Gemuh Kendal) SKRIPSI Diajukan untuk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap
23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 254 siswa yang
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : Yovanti Armella Putri
KUALITAS SOAL ULANGAN HARIAN YANG DIKEMBANGKAN OLEH GURU PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DAN TINGKAT KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VII DI SMP NEGERI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh : Yovanti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA MATERI LINGKARAN DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK SISWA SMP KELAS VIII SEMESTER 2 SKRIPSI
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA MATERI LINGKARAN DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK SISWA SMP KELAS VIII SEMESTER 2 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
PERBANDINGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN PENDEKATAN KONVENSIONAL PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KALIBAGOR SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH KONSENTRASI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI
PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH KONSENTRASI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Konsentrasi Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP Universitas Jember Tahun
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: RAHMAT ARIF HIDAYAT NIM
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SEQIP (SCIENCE EDUCATIOAN QUALITY IMPROVEMENT PROJECT) DENGAN MENGGUNAKAN PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE ASSESSMENT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP (Sub
Lebih terperinciPENGARUH MODEL BELAJAR MANDIRI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI PANGEBATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN AJARAN 2010/2011
PENGARUH MODEL BELAJAR MANDIRI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI PANGEBATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk
Lebih terperinciEFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY DAN INQUIRY
EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY DAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KOMPETENSI DASAR MENDESKRIPSIKAN SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA DI SMP NEGERI 2 SUBAH SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI Oleh: Yuliana Retnaningsih 09144100067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap penduduk Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan diharapkan untuk selalu
Lebih terperinciGayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL PADA MATERI OPERASI PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 1 SIANTAR T.A. 2012/2013 Gayus Simarmata FKIP Universitas
Lebih terperinciOleh FENI TRISTANTI NIM
ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MENURUT POLYA POKOK BAHASAN VOLUME KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS V SDN 2 BLAMBANGAN BANYUWANGI SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI diajukan
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN METODE DISKUSI BUZZ-GROUP
PERBEDAAN HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN METODE DISKUSI BUZZ-GROUP DAN SYNDICATE-GROUP PADA KOMPETENSI DASAR ANALISIS PELUANG USAHA (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI SMK
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah B. Batasan Masalah C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian...
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v SARI... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI...
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: Rochmah Kusuma Dewi NIM. K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015
TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK PADA POKOK BAHASAN SUMBERDAYA ALAM KELAS XI DI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: Rochmah Kusuma Dewi
Lebih terperinciKORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI SE-KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI
KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI SE-KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Lebih terperinciHALAMAN JUDUL EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
HALAMAN JUDUL EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KLATEN
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN PADA SISWA KELAS II SD
PENGARUH PENERAPAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN PADA SISWA KELAS II SD LABORATORIUM SATYA WACANA SALATIGA SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2011/ 2012
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DENGAN STRATEGI THE POWER OF TWO
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DENGAN STRATEGI THE POWER OF TWO DISERTAI AUTHENTIC ASSESMENT PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 JENGGAWAH SKRIPSI
Lebih terperinciBerlian Mangestuti. Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas PGRI Semarang ABSTRAK
Prosiding KEEFEKTIFAN Mathematics MODEL and Sciences PEMBELAJARAN Forum 2014 GUIDED NOTE TAKING... ISBN 978-602-0960-00-5 723 KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING DAN MODEL PELAJARAN TRADE
Lebih terperinciPERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP N 1 KALIBAGOR ANTARA YANG DIAJAR DENGAN PEMBELAJARAN GENERATIF DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG
PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP N 1 KALIBAGOR ANTARA YANG DIAJAR DENGAN PEMBELAJARAN GENERATIF DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI Oleh Shaufan Habibi NIM 080210102031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
Lebih terperinci2 menguasai bidang ilmu lainnya. Abdurahman (2009:253) mengatakan bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) s
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan khususnya pendidikan matematika telah menjadi perhatian utama dari berbagai kalangan. Hal ini disadari bahwa betapa pentingnya
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN MODEL TEAM TEACHING
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN MODEL TEAM TEACHING GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 SUKOWONO JEMBER TAHUN AJARAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. laku peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu berdasarkan pengalaman dan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses yang membawa perubahan tingkah laku peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu berdasarkan pengalaman dan latihan terus menerus.
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DENGAN MEDIA PERMAINAN KARTU SOAL DISERTAI JAWABAN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DENGAN MEDIA PERMAINAN KARTU SOAL DISERTAI JAWABAN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI Oleh : Windi Astutik NIM 070210192080 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) STRATEGI THINK, WRITE, AND TALK DENGAN MEDIA LKS PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) STRATEGI THINK, WRITE, AND TALK DENGAN MEDIA LKS PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI Oleh Agus Widayoko NIM 070210102079 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciMOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH
MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SMK N 3 Semarang sejak tanggal 17 September 2014 sampai dengan 18 Oktober 2014. Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II KECAMATAN GEDONGTENGEN KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012
HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II KECAMATAN GEDONGTENGEN KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciDeti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; Abstrak
Jurnal Euclid, vol.3, No.1, p.394 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN PENDEKATAN INQUIRY/DISCOVERY Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; dheti_ah@yahoo.com
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
PERBANDINGAN ANTARA METODE MAKE A MATCH DENGAN METODE THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk Memenuhi
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: KHAMARIYAH NUR LAILY NIM
PENGARUH PENDEKATAN PMRI DENGAN MODALITAS VISUAL, AUDITORI, DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 SAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KAUMAN LOR 03 KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Kontekstual Istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan dengan strategi. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
Lebih terperinciBAB IV METODE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KHUSUSNYA PADA MAPEL FIKIH
BAB IV METODE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KHUSUSNYA PADA MAPEL FIKIH A. Deskripsi Proses Penelitian 1. Kondisi awal penelitian Siswa MI Miftahussyibyan genuk dalam kegiatan
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI Oleh Tita Riani NIM 080210102050 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PERMAINAN MONOPOLI FISIKA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VII
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI REACT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUSUKAN
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI REACT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUSUKAN SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
Lebih terperinciPERSETUJUAN. Skripsi yang berjudul Persepsi Pengurus Ormawa UNY Terhadap SCOT-Lead
i PERSETUJUAN Skripsi yang berjudul Persepsi Pengurus Ormawa UNY Terhadap SCOT-Lead (School of Trainer and Leader) yang disusun oleh Zamzam Adnan FE, NIM 08601241100 ini telah disetujui oleh pembimbing
Lebih terperinciPROGRAM STUDI S-1 PEDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
PENGARUH PENGGUNAAN CERITA BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS 1 SD NEGERI KECANDRAN 01 KECAMATAN SIDOMUKTI SALATIGA SEMESTER 11 TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Disusun Untuk
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI HALAMAN KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 6 C.
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh
MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP SKRIPSI Oleh CARINA ASTRIE LEONY WIYANDA NIM 090210102082 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK
BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran
Lebih terperinciDian Mayasari, Ismarti. Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau Kepulauan Batam Korespondensi:
PYTHAGORAS, Vol. 3(2): 21-28 ISSN 2301-5314 Oktober 2014 PERBANDINGAN METODE DISKUSI DAN DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG KELAS VIII MTs USB SAGULUNG BATAM
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KERTOSARI KABUPATEN TEMANGGUNG SKRIPSI Untuk Memperoleh
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana
PENINGKATAN SIKAP POSITIF DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DELIK 02 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.
III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 01-013 sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup tidak lepas dari pendidikan. Untuk menghadapi tantangan IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara global. Oleh
Lebih terperinciPROPOSAL SKRIPSI. Oleh : Niken Tyara Septiana NIM Pembimbing 1: Dra. Dinawati T., M. Pd. Pembimbing 2: Susi Setiawani, S. Si., M. Sc.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER BERNUANSA KONTEKSTUAL PADA LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 5 BONDOWOSO TAHUN AJARAN
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED
PENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (SPLDV) KELAS VIIIB SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 BALUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Lebih terperinciKOMPARASI HASIL BELAJAR KIMIA ANTARA SISWA YANG DIBERI METODE DRILL DENGAN RESITASI
360 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 3 No.1, 2009, hlm 360-365 KOMPARASI HASIL BELAJAR KIMIA ANTARA SISWA YANG DIBERI METODE DRILL DENGAN RESITASI Kusoro Siadi, Sri Mursiti, Ida Nur Laelly Jurusan
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga. Oleh ANDRIYANTO
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MACROMEDIA FLASH 8.0 TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V DI SD NEGERI KEBUMEN 01 KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2011/2012
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KONKRET PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN BANJARANYAR SKRIPSI
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KONKRET PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN BANJARANYAR SKRIPSI Diajukan kepada Fakulltas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciRATNA DWI WULANDARI NIM
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012
Lebih terperinciSKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika
STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN CONTEXTUAL LEARNING DENGAN QUANTUM LEARNING BERBASIS MEDIA LINGKUNGAN DALAM MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 SEMARANG
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SIWARAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SIWARAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan kepada : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Oleh RIYADI NIM :
SKRIPSI PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) MATERI CINTA TANAH AIR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING SISWA KELAS IV SDN 3 BADEGAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Lebih terperinciEFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)
EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) PADA MATERI PEMBELAJARAN SEGIEMPAT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 2 BERBAH SKRIPSI Diajukan Kepada
Lebih terperinciOleh: KHOLIDAH NIM:
EFEKTIVITAS PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF DALAM MATA PELAJARAN FISIKA MATERI POKOK GERAK PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SEMESTER GENAP MTs
Lebih terperinci