BAB I PENDAHULUAN. bergerak. Beberapa keputusan bersifat strategis, bilamana keputusan tersebut
|
|
- Hendri Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dari waktu ke waktu, manajemen senantiasa dihadapkan pada kondisi dimana keputusan harus dibuat untuk memastikan aktivitas perusahaan terus bergerak. Beberapa keputusan bersifat strategis, bilamana keputusan tersebut berdampak luas pada aktivitas perusahaan tersebut, berdampak pada faktor-faktor kunci sukses penerapan strategi perusahaan dan menentukan hidup-matinya suatu perusahaan. Pada dasarnya strategi manajemen digunakan untuk memenangkan perubahan (to be the winner of change) yang senantiasa terjadi dengan cara mengoptimalkan 2 (dua) nilai ekstrim, yaitu maksimalisasi dan minimalisasi. Strategi manajemen digunakan untuk memaksimalkan keuntungan (benefit) dengan cara meningkatkan daya saing dan keefektifan, dan untuk meminimalkan risiko (risk) dengan cara meningkatkan efisiensi. Thompson, Strickland dan Gamble, (2010) mendefinisikan bahwa strategi perusahaan adalah rencana tindakan manajemen untuk menggerakkan bisnis dan mengelola aktivitas operasional. Penyusunan suatu strategi adalah suatu perwujudan komitmen manajemen untuk melanjutkan serangkaian tindakan tertentu untuk menumbuhkan bisnis, menarik perhatian dan memuaskan pelanggan, mensukseskan kompetisi, mengelola aktifitas operasional, dan memperbaiki keuangan perusahaan dan kinerja pasar. 1
2 Thompson et al., (2010) menyimpulkan bahwa strategi suatu perusahaan berkaitan dengan faktor bagaimana : 1. Bagaimana manajemen akan menumbuhkan bisnis 2. Bagaimana strategi digunakan untuk membangun hubungan pelanggan yang loyal dan memenangkan kompetisi 3. Bagaimana tata kelola yang akan diterapkan pada setiap bagian dari proses bisnis (riset dan pengembangan, produksi, pemasaran dan penjualan, distribusi, keuangan, sumber daya manusia, dan rantai pemasok) 4. Bagaimana meningkatkan kinerja Keputusan strategis yang ditetapkan oleh suatu perusahaan sering kali merupakan suatu keputusan yang tidak mudah, dan bahkan beberapa diantaranya gagal dalam penerapannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Namun hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk tidak membuat keputusan strategis yang diperlukan. Berkaitan dengan hal ini, manajemen PT XYZ juga menghadapi pilihan yang harus diambil guna mensukseskan bisnis dan mengelola aktivitas operasional yang produktif. Situasi yang sedang dihadapi manajemen PT XYZ dijelaskan sebagai berikut. PT XYZ memiliki 2 pabrik. Satu pabrik berlokasi di kota Jogjakarta (A), sedangkan lainnya berlokasi di suatu desa di Klaten, Jawa Tengah (B). Kedua pabrik dipisahkan jarak sekitar 30 km. Pabrik A menempati lahan kira-kira seluas 2 ha, sedangkan pabrik B menempati lahan kira-kira seluas 14 ha. 2
3 Pabrik A memiliki 2 (dua) unit mesin pengering susu (spray dryer), salah satu unit mesin pengering susu tersebut dilengkapi dengan mesin pencampur kering (dry mixer). Pabrik A juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti unit penyedia energi (utility), bengkel teknik (workshop), gudang penyimpan bahan mentah dan produk setengah jadi, serta area bongkar muat barang (loadingunloading dock). Pabrik B memiliki 1 (satu) unit mesin pengering susu, 3 (tiga) unit mesin pencampur kering dan 8 (delapan) unit mesin pengisian dan pengepakan produk jadi. Selain itu, pabrik B juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung yang sama seperti pabrik A, hanya dalam skala lebih besar. Saat ini pabrik A hanya memproduksi produk setengah jadi (semi-finished goods) berupa susu bubuk (blended powder). Bahan mentahnya didatangkan dari gudang yang berlokasi di pabrik B. Produk setengah jadi yang dihasilkan di pabrik A tersebut kemudian dikirim ke pabrik B untuk diproses lebih lanjut dengan menggunakan mesin pencampur kering, sebelum diisikan dan dipak dalam kemasan akhir menjadi produk jadi (finished goods). Pabrik A juga melayani pembuatan produk setengah jadi untuk PT PQR yang berlokasi di Jakarta. Produk setengah jadi untuk PT PQR selanjutnya diproses lebih lanjut di pabrik PT PQR hingga proses pengemasannya. Selain memproduksi produk setengah jadi dengan menggunakan unit mesin pengering susunya, pabrik B juga memiliki fasilitas mesin pencampur kering dan mesin pengisian dan pengepakan (filling and packing), sehingga keseluruhan produk yang dihasilkan oleh pabrik B bisa diproses secara berkesinambungan dari sejak bahan mentah hingga menjadi produk jadi di pabrik 3
4 B sendiri. Pabrik B juga memiliki gudang yang amat luas untuk menampung bahan mentah (raw material) dan bahan pengemas (packing material) yang didatangkan dari para penyalur (supplier), serta produk jadi yang dihasilkan dari proses pengisian dan pengepakan di pabrik B. Dalam proses pengiriman produk setengah jadi dari pabrik A ke pabrik B, terdapat beberapa risiko yang harus dihadapi oleh PT XYZ, diantaranya sebagai berikut: 1. Risiko kualitas produk Proses pengiriman produk setengah jadi dari pabrik A ke pabrik B dilakukan dengan cara mengisikan produk tersebut kedalam kemasan kantong kertas berukuran 25 kg. Kantongkantong tersebut kemudian dimuatkan kedalam truk untuk dikirimkan ke pabrik B. Sesampainya di pabrik B, kantongkantong tersebut kemudian diturunkan dari truk, dan dikirimkan ke bagian produksi. Di bagian produksi, kantong-kantong tersebut lantas dibuka satu persatu dan isinya dituangkan kedalam mesin pencampur kering. Meskipun prosedur kerja tersebut sudah diatur sedemikian rupa dan juga sudah divalidasi dari aspek kualitas, namun risiko tercemarnya produk akibat proses pengisian produk kedalam kantong kertas berukuran 25 kg di pabrik A, pengiriman dari pabrik A ke pabrik B, dan pembukaan kantong kertas serta penuangan isinya kedalam mesin pencampur kering di pabrik B selalu ada. 4
5 2. Risiko biaya Dari uraian di atas, terdapat biaya yang muncul akibat adanya proses pengemasan dan pembongkaran kemasan 25 kg, material pengemas itu sendiri, biaya penyimpanan kantong kertas kemasan 25 kg, biaya penyimpanan sementara produk setengah jadi di dalam kemasan 25 kg, biaya bongkar-muat produk dan biaya pengiriman dari pabrik A ke pabrik B. Biaya-biaya tersebut tentu tidak muncul bila tidak ada proses pengiriman produk dari pabrik A ke pabrik B. 3. Risiko keselamatan kerja Proses pengiriman dari pabrik A ke pabrik B juga memunculkan risiko kecelakaan kerja akibat proses bongkar-muat produk dan pada proses pengiriman itu sendiri (lalu-lintas di jalan raya). 4. Risiko pencemaran lingkungan hidup Penggunaan kantong kertas pengemas 25 kg dan penggunaan bahan bakar untuk memindahkan produk setengah jadi dari pabrik A ke pabrik B mengkontribusikan tambahan pencemaran lingkungan hidup berupa gas CO2. Berdasarkan risiko-risiko di atas, manajemen PT XYZ sedang mengevaluasi peruntukan pabrik A hanya untuk memproduksi produk dasar susu formula dari proses basah (wet process) hingga menjadi produk dasar (base powder) saja. Perubahan kebijakan ini memunculkan pemikiran untuk 5
6 menganalisis apakah kebijakan baru manajemen PT XYZ dalam kaitannya dengan proses produksi di pabrik A adalah kebijakan yang tepat. Thompson et al., (2010) mengajukan 3 (tiga) pertanyaan yang dapat digunakan untuk membedakan apakah suatu strategi akan sukses untuk diterapkan atau tidak. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Seberapa sesuai (fit) strategi yang dipilh dengan situasi perusahaan? Agar strategi berhasil diterapkan, strategi tersebut harus sesuai dengan kondisi eksternal dan internal perusahaan. 2. Apakah strategi yang dipilih akan membantu mencapai tujuan perusahaan berupa keuntungan kompetitif yang berkesinambungan (sustainable competitive advantage)? 3. Apakah strategi yang dipilih akan berujung pada perbaikan kinerja perusahaan? Strategi yang baik akan meningkatkan kinerja perusahaan. Ada 2 (dua) macam perbaikan kinerja yang dimaksud disini, yaitu (1) mendapatkan kekuatan keuntungan dan keuangan (profitability and financial strength), dan (2) mendapatkan kekuatan kompetitif (competitive strength) dan posisi di pasar. Larry Goldman, To Centralize or Not To Centralize (2006) menyatakan ada 3 (tiga) faktor kunci untuk menentukan apakah suatu aktifitas organisasi perlu disentralisasi atau tidak, sebagai berikut: 1. Urgency, apakah keputusan tersebut sudah mempertimbangkan aspek waktu yang tepat untuk diterapkan segera. 6
7 2. Redundancy Teknologi, apakah keputusan tersebut dapat memaksimalkan penggunaan teknologi yang ada sehingga redundancy dapat dihindari. 3. Fungsi, yang meliputi adanya best practice yang bisa dicontoh, kemungkinan cross-sell yang ada, dan siapa yang menguasai data Rumusan Masalah Dari uraian yang diungkap pada latar belakang permasalahan, perlu dianalisis apakah kebijakan manajemen PT XYZ sudah tepat untuk mengubah peruntukan pabrik A dari yang saat ini hanya sebagai produsen produk setengah jadi (blended powder producer) menjadi produsen produk dasar (base powder producer)? 1.3. Batasan Penelitian Penelitian ini dibatasi pada evaluasi atas 4 (empat) indikator utama, yaitu: (1) kualitas produk, (2) biaya, (3) risiko keselamatan kerja, dan (4) tingkat pencemaran CO2, pada setiap alternatif strategi yang diajukan, yang berdampak langsung pada pengambilan keputusan manajemen berkaitan dengan pengoperasian pabrik A, apakah sebaiknya tetap menjadi produsen produk setengah jadi (blended powder) atau diubah menjadi produsen produk dasar (base powder) susu formula seperti yang direncanakan saat ini. 7
8 Adapun kondisi yang akan dianalisa berdasarkan 4 (empat) indikator utama di atas adalah: 1. Alternatif 1 - Kondisi saat ini Analisa akan dilakukan berdasarkan kondisi saat ini, dimana pabrik A memproduksi base powder dan blended powder, kemudian dikirim ke pabrik B untuk dikemas. 2. Alternatif 2 - Kondisi masa depan Analisa akan dilakukan berdasarkan kondisi dimana pabrik A memproduksi base powder saja, kemudian dikirim ke pabrik B untuk dilakukan proses pencampuran kering (dry mixing) dan dikemas Pertanyaan dan Tujuan Penelitian Pertanyaan Penelitian 1. Apakah keempat indikator utama yang dianalisa memiliki pengaruh dan harus diperhatikan untuk mengubah peruntukan pabrik A dari produsen produk setengah jadi (blended powder) menjadi produsen produk dasar (base powder)? 2. Apa sajakah faktor-faktor yang harus dipenuhi untuk mengubah peruntukan pabrik A dari produsen produk setengah jadi (blended powder) menjadi produsen produk dasar (base powder)? 3. Berapa biaya yang diperlukan untuk mengubah peruntukan pabrik A menjadi produsen produk dasar (base powder)? 8
9 Tujuan Penelitian 1. Menganalisis indikator-indikator utama yang berpengaruh dan harus diperhatikan manajemen PT XYZ untuk mengubah peruntukan pabrik A menjadi produsen produk dasar (base powder). 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang harus dipenuhi untuk mengubah peruntukan pabrik A dari produsen produk setengah jadi menjadi produsen produk dasar (base powder). 3. Menghitung biaya yang diperlukan untuk mengubah peruntukan pabrik A menjadi produsen produk dasar (base powder) Penjelasan Metoda Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif atas kedua alternatif strategi peruntukan pabrik A yang dapat dijadikan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan manajemen PT XYZ. Masing-masing alternatif strategi tersebut akan dievaluasi berdasarkan hal-hal sebagai berikut: 1. Analisa kualitatif atas risiko kualitas produk 2. Analisa biaya 3. Analisa kualitatif atas faktor keselamatan kerja 4. Analisa pencemaran lingkungan hidup 5. Wawancara dengan manajemen PT XYZ 9
10 Keseluruhan data yang diperlukan akan dikumpulkan langsung dari sumber-sumber yang relevan di PT XYZ, seperti bagian keuangan, bagian produksi, bagian gudang, dan sebagainya. Analisa kualitas produk Metode kualitatif atas risiko kualitas produk yang digunakan adalah dengan cara menganalisa potensi sumber-sumber pencemaran kualitas produk dan mendapatkan informasi mengenai tingkat kerusakan kualitas produk akibat proses pengiriman dari pabrik A ke pabrik B. Analisa Biaya Metode analisis biaya yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menghitung potensi penghematan yang mungkin ada di kondisi masa depan dibandingkan dengan kondisi masa kini, dan biaya yang diperlukan untuk menerapkan kondisi masa depan. Analisa faktor keselamatan kerja Metode kualitatif atas faktor keselamatan kerja yang digunakan adalah dengan cara menganalisa risiko kecelakaan kerja yang mungkin timbul akibat proses bongkar muat barang di pabrik A dan menghitung jumlah truk yang mengakses pabrik A. 10
11 Analisa tingkat pencemaran lingkungan hidup Metode analisa kuantitatif digunakan untuk menghitung emisi CO2 dari hasil pembakaran bahan bakar yang digunakan dalam proses pengiriman produk dari pabrik A ke pabrik B. Selain itu juga akan dianalisa hasil pengukuran tingkat pencemaran udara di pabrik A yang dilakukan secara rutin setiap tahun sekali oleh Laboratorium Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi pemerintah daerah Yogyakarta. Tingkat pencemaran lingkungan hidup lainnya seperti limbah padat dan cair tidak dianalisa dalam tulisan ini karena dinilai tidak memberikan dampak penting dalam penelitian ini. Wawancara dengan manajemen Wawancara dengan manajemen dilakukan sebagai upaya untuk menyeimbangkan dan mengkonfirmasi hasil penelitian serta untuk mendapatkan masukan lebih jauh mengenai dampak yang mungkin timbul dari hasil penelitian ini. Wawancara tersebut juga diperlukan untuk mendapatkan informasi yang mungkin belum tercakup dalam penelitian ini Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini akan memberikan masukan yang bermanfaat bagi manajemen PT XYZ untuk meninjau kebijakan yang telah ditetapkan saat ini. Selain itu, hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi untuk menghilangkan atau paling tidak meminimalkan risiko pada kualitas produk, biaya, keselamatan kerja dan dampak pada lingkungan hidup. Bagi akademisi dan peneliti lainnya, 11
12 hasil penelitian ini akan memberikan pemahaman pengetahuan yang lebih baik mengenai dasar-dasar pengambilan keputusan strategis dan dampak atas keputusan strategis yang ditetapkan Susunan Penelitian Secara garis besar penelitian ini terbagi menjadi lima bab yang dijelaskan secara ringkas sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menjelaskan latar belakang dan pokok permasalahan (landasan konseptual dan konstektual), rumusan masalah, batasan penelitian, pertanyaan dan tujuan penelitian, metode analisa yang dilakukan, manfaat penelitian dan susunan penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis akan menjelaskan konsep-konsep serta teori mengenai manajemen strategik dan keputusan strategik, definisi dan manfaatnya bagi perusahaan. Teori ini berasal dari data riset yang bersifat sekunder berupa referensi, jurnal, artikel dan buku. BAB III METODA PENELITIAN DAN PROFIL PERUSAHAAN Pada bab ini penulis akan mengemukakan tentang jenis penelitian dan sumber informasi yang digunakan, metoda pengumpulan data, 12
13 teknik analisis data serta kerangka penelitian. Pada bab ini juga akan disampaikan gambaran umum perusahaan dan kaitannya dengan keputusan strategi yang dibuat. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disampaikan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan dan kemudian dikaitkan dengan landasan teori yang telah dijelaskan secara rinci pada BAB II. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian dan saran-saran perbaikan yang diharapkan bermanfaat bagi penelitian selanjutnya dan untuk pihak manajemen perusahaan. 13
SIH Standar Industri Hijau
SIH Standar Industri Hijau INDUSTRI PENGASAPAN KARET (RIBBED SMOKED SHEET RUBBER) Daftar isi Daftar isi... 1 Prakata... 2 1 Ruang Lingkup... 3 2 Acuan... 3 3 Definisi... 3 4 Simbol dan Singkatan Istilah...
Lebih terperinci5.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. secara terpadu. Perusahaan ini termasuk perusahaan perseroan terbatas dengan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis semen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan sebuah usaha yang mengubah bahan mentah menjadi
BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Industri merupakan sebuah usaha yang mengubah bahan mentah menjadi barang yang siap dimanfaatkan oleh konsumen, yang dalam setiap kegiatannya membutuhkan sumber energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan barang di PT Bio Farma (Persero) merupakan salah satu masalah fenomenal yang bersifat fundamental dalam perusahaan. Kinerja manajemen persediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era global dalam dunia industri telah menyebabkan bertambahnya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, baik perusahaan yang berskala kecil maupun besar.
Lebih terperinciBab V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis penulis mengenai analisis efisiensi manajemen distribusi fisik pada PT. Idar Buana, maka diambil kesimpulan sebagai berikut
Lebih terperinciLay out TPST. ke TPA. Pipa Lindi
Lay out TPST A A B ke TPA 1 2 3 B 14 10 11 12 13 4 Pipa Lindi 18 15 9 8 18 7 5 19 16 17 18 1) Area penerima 2) Area pemilahan 3) Area pemilahan plastik 4) Area pencacah s.basah 5) Area pengomposan 6) Area
Lebih terperinciTATA LETAK PABRIK. A. Lokasi Pabrik. Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam
VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, namun kakao
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, namun kakao yang dihasilkan sebanyak 70% diekspor dalam bentuk biji kakao (raw product). Hal ini
Lebih terperinciVII. TATA LETAK PABRIK
VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Lokasi pabrik sangat mempengaruhi kemajuan dan kelangsungan dari suatu industri. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan hidup pabrik
Lebih terperinciBalai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah APA ITU STRATEGI? Oleh: M. Nashiruddin Haramaini, S.T. MBA.
Seri Artikel Manajemen 2 APA ITU STRATEGI? Oleh: M. Nashiruddin Haramaini, S.T. MBA. Strategi adalah hal yang sering dikemukakan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi apa itu sebenarnya strategi? Mengapa
Lebih terperinci1.1 Profil Perusahaan
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Profil Perusahaan PT. XYZ merupakan sebuah perusahaan swasta yang secara resmi didirikan pada tanggal 25 Juni 1988.Tujuan utama pendirian perusahaan ini adalah
Lebih terperinci1. BAB I 2. PENDAHULUAN. Johnson Indonesia merupakan perusahaan industri susu kelas premium yang
1. BAB I 2. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data retail audit AC Nielsen untuk periode tahun 2012, PT Mead Johnson Indonesia merupakan perusahaan industri susu kelas premium yang berada di peringkat
Lebih terperinciVII. TATA LETAK PABRIK
VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Sumatra Industri Cat merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang produksi cat. PT Sumatra Industri Cat didirikan pada bulan Juni tahun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam pengembangan suatu wilayah, terdapat beberapa konsep pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS), konsep pengembangan
Lebih terperinci8. NILAI TAMBAH RANTAI PASOK
69 adalah biaya yang ditanggung masing-masing saluran perantara yang menghubungkan petani (produsen) dengan konsumen bisnis seperti PPT dan PAP. Sebaran biaya dan keuntungan akan mempengarhui tingkat rasio
Lebih terperinciBAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
116 BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik merupakan salah satu pertimbangan penting dalam upaya mendirikan suatu pabrik, karena harus dapat memberikan keuntungan
Lebih terperinciDepartemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
KMA 43026 Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Unit Operasional RS Kajian Kajian pada 3 unit kegiatan
Lebih terperinciMerancang Jaringan Supply Chain
Merancang Jaringan Supply Chain Pendahuluan Perancangan jaringan supply chain juga merupakan satu kegiatan penting yang harus dilakukan pada supply chain management. Implementasi strategi supply chain
Lebih terperinciPEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK)
TM. 091486 - Manufaktur TUGAS AKHIR PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK) Cipto Adi Pringgodigdo 2104.100.026 Dosen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Kidung Agung Food terkenal dengan produk kacang atom serta berbagai macam kudapan tradisional Indonesia (kuping gajah, plintiran dan
Lebih terperinciVII. TATA LETAK PABRIK. Tata letak pabrik adalah tempat kedudukan dari bagian-bagian pabrik yang
VII. TATA LETAK PABRIK A. Tata Letak Alat dan Pabrik Tata letak pabrik adalah tempat kedudukan dari bagian-bagian pabrik yang meliputi tempat bekerja karyawan, tempat penyimpanan bahan baku, dan produk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagai daerah yang memiliki tanah yang subur, Wonogiri bisa menjadi daerah yang berkembang dengan meningkatkan taraf hidup penduduknya. Untuk mencapai hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang. Hal ini mendorong banyak pengusaha untuk lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa peluang..., Alex Julius Chaidir, FT UI, 2010.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kinerja dipakai luas oleh unit-unit usaha dan industri dalam upaya untuk mengukur secara kuantitatif efektifitas dan efisiensi kegiatankegiatan yang dilaksanakan
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... INTISARI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... INTISARI..... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... i ii iii iv vi xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah
Lebih terperinciStruktur Organisasi Perusahaan. Direksi. Manajer Umum
Lampiran 1 Struktur Organisasi Perusahaan Direksi Manajer Umum Kabag Adm& Umum Kabag Produksi Keuangan Personalia Pemasaran Produksi Quality Control Pergudangan xii Lampiran 2 Tugas dan Wewenang 1. Direksi
Lebih terperinciBAB VII TATA LETAK PABRIK. kelancaran proses produksi. Pabrik T-Butyl Alcohol dengan kapasitas
92 BAB VII TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Lokasi pabrik sangat mempengaruhi kemajuan dan kelangsungan dari suatu industri. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak diperlukan lagi. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan dalam upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Tchobanoglous dkk. ( 1993) sampah dapat didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan,
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:
29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ekonomi pasar bebas telah membuka potensi dagang yang sangat luas,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ekonomi pasar bebas telah membuka potensi dagang yang sangat luas, dimana produk produk sebuah perusahaan dapat diekspor ke negara negara lain. Dengan kemungkinan
Lebih terperinciKonsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk
Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174
IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG Roswita Sela 14.I1.0174 OUTLINE PROFIL PERUSAHAAN PROSES PRODUKSI SANITASI KESIMPULAN SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disesuaikan dengan jumlah order yang dimiliki oleh suatu industri, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang industri dihadapkan pada tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk
Lebih terperinciLAMPIRAN Bagaimana sejarah berdirinya PT Margono Dian Graha? 2. Apa visi dan misi PT Margono Dian Graha?
LAMPIRAN 1 Daftar Pertanyaan Wawancara Pertanyaan untuk pemilik perusahaan : 1. Bagaimana sejarah berdirinya PT Margono Dian Graha? 2. Apa visi dan misi PT Margono Dian Graha? 3. Bagaimana struktur organisasi
Lebih terperinciTATA CARA PENGAMBILAN CONTOH ASPAL
TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH ASPAL 1. Ruang Lingkup 1.1 Tata cara ini digunakan untuk pengambilan contoh aspal di pabrik, tempat penyimpanan atau saat pengiriman. 1.2 Besaran dinyatakan dalam Satuan SI
Lebih terperinciMANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN
Pert 8 MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Biaya lingkungan mendapatkan perhatian yang semakin besar dalam manajemen perusahaan. Peraturan mengenai lingkungan menjadi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Industri kayu lapis menghasilkan limbah berupa limbah cair, padat, gas, dan B3, jika limbah tersebut dibuang secara terus-menerus akan terjadi akumulasi limbah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. anti nyamuk bakar, PT FK mengutamakan kualitas dari
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisa Data 1. Proses Produksi Anti Nyamuk Bakar Dalam memproses anti nyamuk bakar, PT FK mengutamakan kualitas dari produk jadi yang dihasilkan,
Lebih terperinciSTANDAR USAHA JASA BOGA. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK Penyediaan Makanan dan Minuman
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA JASA BOGA STANDAR USAHA JASA BOGA I. PRODUK Penyediaan Makanan dan Minuman II. PELAYANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam Supply Chain, gudang memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan keberhasilan bisnis dalam tingkat biaya dan pelayanan pelanggan. Pergudangan adalah salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero), disingkat PTPN VIII, dibentuk berdasarkan PP No. 13 Tahun 1996, tanggal 14 Februari 1996. PTPN VIII mengelola 24 perkebunan
Lebih terperinciVII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK. dan dapat memberikan keuntungan-keuntungan lain. Beberapa hal yang
VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK A. Lokasi Pabrik Lokasi pabrik sangat mempengaruhi kemajuan dan kelangsungan dari suatu industri. Penentuan lokasi pabrik yang tepat dapat menekan biaya produksi dan dapat
Lebih terperinci2.2 INDUSTRI DAN LINGKUNGAN
2.2 INDUSTRI DAN LINGKUNGAN PENTINGKAH? Merupakan motor penggerak bagi peningkatan kemakmuran dan mobilitas perorangan Essensial untuk memperluas landasan pembangunan dan memenuhi kebutuhan masyarakat
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UKM Gunung Jati merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan paving block dan Riol. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1980an oleh bapak
Lebih terperinciHUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN
HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN 2013 Hamdani STIKES Harapan Ibu Jambi Prodi IKM Korespondensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.1.1 Pengertian Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah usaha yang kompleks dan tidak memiliki kesamaan persis dengan proyek manapun sebelumnya sehingga
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Barat memiliki potensi cukup besar di bidang perkebunan, karena didukung oleh lahan yang cukup luas dan iklim yang sesuai untuk komoditi perkebunan. Beberapa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam bagian kesimpulan pada thesis ini memuat jawaban dari rumusan masalah yang terdapat pada bab I yaitu mengenai analisis rantai nilai yang dikemukakan oleh
Lebih terperinciBAB III PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Tupoksi Badan Lingkungan Hidup Daerah Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Donggala Nomor: 11 tahun 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Lebih terperinciBAB VII TATA LETAK PABRIK
BAB VII TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan
Lebih terperinciSIH Standar Industri Hijau
SIH Standar Industri Hijau INDUSTRI UBIN KERAMIK Daftar isi Daftar isi... 1 Prakata... 2 1 Ruang Lingkup... 3 2 Acuan Normatif... 3 3 Definisi... 3 4 Simbol dan Singkatan Istilah... 4 5 Persyaratan Teknis...
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sistem dan Pola Saluran Pemasaran Bawang Merah Pola saluran pemasaran bawang merah di Kelurahan Brebes terbentuk dari beberapa komponen lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darurat (contingency planning) dan mengelola risiko (risk management) dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan strategi pemasaran dan daya saing perusahaan, saat ini banyak perusahan yang hanya berfokus kepada peningkatan produktivitas dan penghasilan
Lebih terperinciSIH Standar Industri Hijau
SIH Standar Industri INDUSTRI SEMEN PORTLAND Daftar isi Daftar isi... 1 Prakata... 2 1 Ruang Lingkup... 3 2 Acuan Normatif... 3 3 Definisi... 3 4 Simbol dan Singkatan Istilah... 4 5 Persyaratan Teknis...
Lebih terperinciTHE VIET TRI PAPER DESKRIPSI PERUSAHAAN DESKRIPSI PROSES
THE VIET TRI PAPER DESKRIPSI PERUSAHAAN THE VIET TRI PAPER, sebuah perusahaan negara, didirikan pada tahun 1961 dan berlokasi di propinsi Phu Tho. Viet Tri berada pada peringkat empat dalam hal kapasitas
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Hasil penelitian yang telah diperoleh dan simpulan merupakan jawaban. dari perumusan masalah yang ada sebagai berikut:
BAB V PENUTUP Hasil penelitian yang telah diperoleh dan simpulan merupakan jawaban dari perumusan masalah yang ada sebagai berikut: 5.1. Simpulan 5.1.1. Hasil analisis menunjukkan bahwa dapat didentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari Korlantas Polri tahun 2012 (Tabel 1.1), diketahui bahwa jumlah kendaraan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia transportasi di tanah air berkembang dengan sangat pesat. Jumlah kendaraan yang lalu lalang di jalan raya kian hari kian meningkat. Menurut data dari Korlantas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam bidang usaha logistik baik di dunia maupun di Indonesia sudah semakin ketat. Saat ini dapat dikatakan bahwa industri logistik sudah menjadi
Lebih terperinciMEMPRODUKSI BARANG DAN JASA (PRODUCING GOODS AND SERVICES) Gambar 11.1 Proses Transformasi Sumber Daya
MEMPRODUKSI BARANG DAN JASA (PRODUCING GOODS AND SERVICES) A. MANAJEMEN OPERASI/PRODUKSI Manajemen Operasi (atau produksi) adalah pengarahan dan pengendalian suatu proses secara sistematis untuk mengubah
Lebih terperinciPENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS
PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS 7 Definisi Pabrik Pabrik/Industri setiap tempat dimana faktor-faktor seperti : manusia, mesin dan peralatan (fasilitas) produksi
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia Analisis understanding..., Ratu Kania Puspakusumah, FE UI, 2009.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kimia pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian di Indonesia dan sudah berkembang pesat. Hal ini dikarenakan Indonesia adalah negara yang kaya akan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
23 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Supply Chain Management 3.1.1 Definisi Supply Chain Management Pengertian Supply Chain Management menurut para ahli, antara lain: 1. Levi, et.al (2000) mendefinisikan Supply
Lebih terperinciPENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM
ISSN 1979-2409 Penanganan Llmbah Radioaktif Padat Aktivitas Rendah Pasca Penggantian Hepa Filter Di IRM (Susanto, Sunardi, Bening Farawan) PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN
Lebih terperinciperluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan pertanian dan ketahanan pangan adalah meningkatkan produksi untuk memenuhi penyediaan pangan penduduk, mencukupi kebutuhan bahan baku industri dalam
Lebih terperinciDAFTAR ISI. A Latar Belakang Masalah... 1 B Rumusan Masalah... 5 C Tujuan Penelitian... 5 D Kegunaan Penelitian... 5
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iii PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RIWAYAT HIDUP... vii LEMBAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi diantara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber
Lebih terperinciBAB. VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
BAB. VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap
Lebih terperinciMateri Minggu 3. Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu:
M a n a j e m e n S t r a t e g i k 15 Materi Minggu 3 Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) 3.1 Proses Manajemen Strategik Manajemen strategik merupakan proses tiga tingkatan yang melibatkan
Lebih terperinciSTRATEGI TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH MELALUI TATA KELOLA YANG APIK (GHK)
J. Tek. Ling Edisi Khusus Hal. 15-19 Jakarta Juli 2008 ISSN 1441-318X STRATEGI TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH MELALUI TATA KELOLA YANG APIK (GHK) Indriyati Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era pasar bebas dan globalisasi sekarang ini. Tingkat persaingan di dalam dunia usaha semakin tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut
Lebih terperinciPT. SUKSES SEJAHTERA ENERGI
+ Minyak Sintetik (minyak bakar) E88 Carbon Briket CB88 Gas Sintetik Steel Wire Scrap (Kawat Besi Baja) PT. SUKSES SEJAHTERA ENERGI Jl. Manisrenggo Km. 4,5 Prambanan, Klaten, Jawa Tengah T. 0274-7459008
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru dalam dunia bisnis global, persaingan di dunia industri semakin meningkat. Pelanggan mulai bisa membedakan
Lebih terperinciPRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR. Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D
PRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D 004 349 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di iklim tropis. Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas pertanian terbesar di Indonesia yang
Lebih terperinciBAB VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK
121 BAB VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK A. Lokasi Pabrik Lokasi merupakan salah satu kegiatan awal yang harus ditentukan sebelum perusahaan mulai beropersi. Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal yang
Lebih terperinciYAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH PERANCANGAN UNIT PENGOLAHAN TATA LETAK DI PT. GUNAWAN PLASTIK Oleh : SAIFUL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara. Perusahaan ini berada di JL. Raya Moh Toha Km 5/23
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT KYODA MAS MULIA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan spare part yang memiliki pasar sasaran baik untuk domestik maupun mancanegara. Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari gelombang globalisasi menuntut para pelaku usaha atau perusahaan untuk lebih responsif dalam menghadapi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Riwayat Singkat Perusahaan
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Riwayat Singkat Perusahaan Pusat Koperasi Industri Susu (PKIS) Sekar Tanjung berdiri dan diresmikan oleh menteri Koperasi Indonesia pada tanggal 18 April 2005. PKIS Sekar Tanjung
Lebih terperinciVII PENGUKURAN DAN STRATEGI PENANGANAN RISIKO
VII PENGUKURAN DAN STRATEGI PENANGANAN RISIKO 7.1 Analisis Probabilitas Risiko Operasional Usaha pemasaran benih ikan patin sering kali dihadapkan pada risiko yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Istilah keberlanjutan (sustainability)
Lebih terperinciLAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN
LAMPIRAN PENELITIAN Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN BATIK MUKTI RAHAYU DIKABUPATEN MAGETAN LAMPIRAN 1 FORMULA WAWANCARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bisnis eceran ( Retail Businesses ) atau yang juga populer dengan sebutan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Bisnis eceran ( Retail Businesses ) atau yang juga populer dengan sebutan Peoples Businesses merupakan salah satu cabang kegiatan perdagangan jasa yang berkembang
Lebih terperinciVI IDENTIFIKASI RISIKO PERUSAHAAN
VI IDENTIFIKASI RISIKO PERUSAHAAN 6.1 Sumber-sumber Risiko pada Usaha Pemasaran Benih Ikan Patin PT Mitra Mina Nusantara (PT MMN) dalam menjalankan kegiatan usahanya menghadapi risiko operasional. Risiko
Lebih terperinciPERANCANGAN PABRIK: PENENTUAN LOKASI PABRIK
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT (SPEED) PERANCANGAN PABRIK: PENENTUAN LOKASI PABRIK Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya
Lebih terperinciVII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK. pabrik, karena harus dapat memberikan keuntungan jangka panjang dan
VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK A. Lokasi Pabrik Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal yang sangat penting dalam perancangan pabrik, karena harus dapat memberikan keuntungan jangka panjang dan dimungkinkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep Supply Chain Management (SCM) telah menerima banyak perhatian dalam literatur marketing (pemasaran), logistic (logistik), dan purchasing (pembelian).
Lebih terperincimelakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelabuhan Perikanan Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang secara khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek produksi, pengolahan maupun aspek pemasarannya
Lebih terperinciWaktu yang dihabiskan kapal selama berada di pelabuhan akan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di
BAB I PENDAHULUAN Perdagangan internasional merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai peranan dalam menunjang pembangunan Indonesia. Transaksi antar negara-negara di dunia akan menciptakan kerjasama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya sebagai sumber pendapatan petani dan penghasil bahan baku
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang mempunyai kontribusi yang cukup nyata dalam perekonomian Indonesia, diantaranya sebagai sumber pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam peningkatan aliran bahan maupun informasi sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan mempunyai supply chain yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam peningkatan aliran bahan maupun informasi sehingga perusahaan dapat beroperasi
Lebih terperinciNARA SUMBER : aan/
NARA SUMBER : http://jodie.ngeblogs.com/2010/04/13/peranan-it-dalam-organisasi-perusah aan/ Saat ini penerapan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis sebagai alat bantu dalam
Lebih terperinci