BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
|
|
- Sugiarto Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan suatu perusahaan tentunya tidak terlepas dari aset yang dimiliki. Salah satu aset penting perusahaan adalah sumber daya manusia atau karyawan. Sumber daya manusia harus dikelola dengan baik karena mempunyai peran sebagai 1) mitra strategis dan 2) agen perubahan dalam mencapai tujuan organisasi, 3) ahli dalam pelayanan dan proses administrasi yang efektif dan efisien, serta 4) sumber daya unggul yang berkomitmen untuk berkontribusi bagi perusahaan (Ulrich, 1998). Perusahaan harus memiliki strategi untuk mendapatkan karyawan yang potensial dan memiliki kinerja yang baik, salah satu strategi melalui kompensasi atau remunerasi yang layak dan memotivasi karyawannya. Milkovich & Newman (2005) mendefinisikan kompensasi mengarah kepada semua pengembalian dalam bentuk keuangan, jasa dan manfaat yang nyata diterima karyawan sebagai bagian dari hubungan kerja (compensation refers to all forms of financial returns and tangible services and benefits employees receive as part of an employment relationship). Sistem kompensasi sepatutnya disusun dengan tujuan karyawan mendapat penghasilan yang layak dan berkeadilan sesuai dengan macam pekerjaan dan apa yang dicapai dalam melaksanakan pekerjaannya, dan menjadi daya dorong untuk meningkatkan pencapaian target pekerjaan. Teori tentang remunerasi atau kompensasi banyak ditulis oleh pakar manajemen sumber daya manusia, tetapi pembahasan pada perusahaan atau industri umum. Belum ada secara khusus teori yang membahas remunerasi dan sistemnya untuk perusahaan yang khusus seperti rumah sakit. Remunerasi menjadi isu penting yang dibicarakan termasuk di instansi kesehatan khususnya Rumah Sakit (RS). Saat ini di negara kita telah ada regulasi yang mengatur remunerasi di Rumah Sakit Pemerintah yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum. Menurut PERMENKES No. 18/2014 tentang Pedoman Penyusunan Sistem Remunerasi Pegawai Balai 1
2 2 Kesehatan di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Kementerian Kesehatan, 2014), menyatakan sistem remunerasi wajib meliputi 3 (tiga) komponen utama, yaitu : 1. Pay for position (pembayaran untuk jabatan): terkait langsung dengan pekerjaan yaitu berupa gaji pokok, dan tunjangan pekerjaan sesuai dengan ketentuan tertentu. 2. Pay for performance (pembayaran untuk kinerja): terkait langsung dengan pencapaian total target kinerja seperti yang diharapkan perusahaan, berupa insentif dan atau bonus, besarannya tergantung pada tingkat pencapaian total target kinerja. 3. Pay for people (pembayaran untuk individu): terkait dengan kondisi-kondisi perorangan atau individu yang dianggap perusahaan perlu untuk diberikan penghargaan melalui remunerasi dan disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan keuangan perusahaan, berupa bantuan dan atau premi asuransi, uang jasa masa kerja, uang pensiun dan lainnya. Pembayaran untuk kinerja menjadi isu di rumah sakit karena tenaga kesehatan di rumah sakit selama ini belum terbiasa dengan penilaian atas pencapaian target suatu pekerjaan atau penilaian kinerja. Umumnya tenaga kesehatan mendapat bayaran atau uang jasa atas setiap tindakan (fee for service) yang dilakukan tanpa memperhatikan target kinerja. Diberlakukannya Jaminan Kesehatan Nasional pada 1 Januari 2014 melalui program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengakibatkan peningkatan jumlah pasien yang sangat signifikan, tetapi pemberlakuan pelayanan ini juga merubah cara pembayaran atas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Program BPJS Kesehatan ini melakukan pembayaran dengan metode prospektif dimana pembayaran dilakukan atas layanan kesehatan yang diterima pasien berdasarkan diagnosa dari penyakitnya, besarannya sudah diketahui sebelum pelayanan kesehatan diberikan. Menentukan uang jasa atas tindakan atau pelayanan yang diberikan ke pasien dengan pola pembayaran seperti ini perlu penyesuaian dan kesepakatan antara rumah sakit dan pelaku pelayanan. Berbeda dengan metode retrospektif yang umumnya dikenal
3 3 masyarakat kita, dimana pembayaran dilakukan atas layanan kesehatan yang diterima pasien berdasarkan setiap aktifitas layanan yang diberikan. Semakin banyak layanan kesehatan yang diterima pasien maka semakin besar biaya yang harus di bayarkan. Bagi rumah sakit swasta Program BPJS Kesehatan menimbulkan masalah yang perlu diatasi, karena: 1. Jaminan Kesehatan Nasional akan berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia ditahun 2019, dimana kesertaan rumah sakit swasta untuk melayani pasien BPJS Kesehatan diyakini menjadi suatu keharusan agar tetap mendapat pasien dan kemungkinan adanya perubahan regulasi pemerintah yang mewajibkan RS swasta melayani pasien BPJS Kesehatan. 2. Tidak ada perbedaan tarif pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Pemerintah maupun Rumah Sakit Swasta. 3. Rumah sakit swasta yang saat ini telah melayani pasien BPJS Kesehatan harus membuat skema pembiayaan pelayanan pasien yang disesuaikan dengan cara pembayaran paket berdasarkan diagnose penyakit. 4. Penyesuaian pada pembiayaan pelayanan kesehatan di rumah sakit termasuk jasa medik dokter yang tidak lagi fee for service. Karena tarif normal jasa medik bagi dokter tinggi dan dihitung tiap visite atau tindakan, maka untuk pasien BPJS Kesehatan tarif jasa medik diturunkan dan perhitungan secara paket. Hal ini menyebabkan penurunan penerimaan uang jasa medis yang dapat mengakibatkan penurunan daya dorong kinerja. Regulasi yang mengatur kompensasi bagi RS swasta belum ada, karena kompensasi RS swasta ditentukan oleh pemilik. Regulasi sistem remunerasi di RS pemerintah bisa menjadi acuan dalam menyusun sistem kompensasi di RS swasta. Pemilik rumah sakit harus memahami adanya kelompok tenaga Dokter Spesialis dan Dokter Umum tetap dan kelompok Dokter Mitra atau Dokter tidak tetap di rumah sakit dalam menentukan besarnya kompensasi yang akan diberikan. Kompensasi yang baik menyebabkan RS swasta mempunyai daya saing mendapatkan tenaga kerja yang mumpuni dan potensial, tidak sekedar menjadi batu loncatan. Banyak dokter dan tenaga kesehatan lainnya berminat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dikarenakan sistem remunerasi PNS yang semakin
4 4 baik dan ada kepastian gaji pokok yang menyesuaikan dengan laju inflasi dalam biaya hidup sehingga tenaga kerja bisa hidup layak. Rumah sakit swasta perlu melakukan evaluasi: 1. Apakah sistem kompensasi yang ada sudah memenuhi harapan dari tenaga kelompok medis, paramedis dan kelompok umum yang bekerja di rumah sakit? 2. Apakah besaran gaji yang diberikan telah menggambarkan bobot suatu pekerjaan dan hasil kinerja? 3. Apakah rumah sakit swasta sudah melaksanakan kompensasi dengan komponen yang berdasar? 4. Bagaimana menghasilkan sistem kompensasi yang dapat meningkatkan performance atau kinerja karyawan? Kota Magelang dengan luas ±18,2 Km 2 Jumlah penduduk ± 132 ribu orang, terdapat 6 Rumah Sakit terdiri dari 1 RSUD tipe B, 1 RSUP Jiwa tipe A, 1 RST tipe B, 1 RS Swasta tipe C dan 2 RS Swasta tipe D. Salah satu rumah sakit swasta di Kota Magelang yaitu RS Harapan berdiri sejak tahun RS Harapan merupakan satu-satunya RS swasta tipe C dan sampai saat ini hanya melayani pasien dengan pembayaran mandiri dan pasien yang dibiayai oleh perusahaan atau asuransi swasta. Sebuah keuntungan buat RS Harapan memiliki 29 dokter spesialis mitra, yang berasal dari 3 RS pemerintah yang ada di Kota Magelang. Dokter spesialis mitra tidak mendapat penghasilan tetap dari rumah sakit, tetapi mendapatkan jasa medis berdasarkan pelayanan atau tindakan yang diberikan ke pasien. Tahun 2014 angka BOR rumah sakit 41 %. Dimana BOR perawatan ruang utama 76,5 %, BOR perawatan ruang bangsal 35,5 %. Pasien yang berobat di Poli rawat jalan atau di Instalasi Gawat Darurat maupun rawat inap rela membayar sendiri dan lebih mahal dengan harapan mendapat pelayanan yang cepat, ramah dan tidak berbelit-belit dalam pengurusan administrasi. RS Harapan sejak tahun 2010, menerapkan sistem penggajian dengan melakukan penilaian kinerja bagi karyawan pelaksana disetiap akhir tahun. Hasil penilaian menjadi dasar gaji pokok karyawan pelaksana ditahun berikutnya.
5 5 Komponen penilaian terdiri dari: 1. persyaratan jabatan : jenjang pendidikan dan masa kerja ( maksimal 15 %) jenjang pendidikan poin maksimal 5 % untuk tingkat pendidikan yang sesuai dengan syarat pekerjaan, masa kerja poin maksimal 10 % dengan lama bekerja yang dihitung 5 tahun pertama saja 2. teknikal, terkait dengan pekerjaan utama dan berbeda untuk tiap macam pekerjaan ( maksimal 25 %) 3. perilaku, terkait dengan pekerjaan utama dan berbeda untuk tiap macam pekerjaan ( maksimal 35 %) 4. hasil yang diharapkan ( maksimal 25 % ) Pada pelaksanaannya, angka penilaian dari komponen satu dan dua relatif tetap setiap tahun, penilaian untuk komponen tiga dan empat lebih bersifat subyektif karena angka berdasarkan dari pendapat atasan sebagai penilai. Dalam lima tahun penilaian hasil angka komponen tiga dan empat yang relatif berubah-ubah. Jumlah angka yang didapat dalam %, dikalikan poin sesuai dengan jenis pekerjaan pada penggolongan jabatan pelaksana dan skala upah, dikalikan harga Rupiah dari satu poin yang nilainya berubah setiap tahun dan ditentukan oleh PT sebagai pemilik rumah sakit. Hasil akhir menjadi besaran gaji pokok yang diberikan perusahaan kepada karyawan pelaksana di tahun berikut. Kemungkinan hasil yang didapat: 1. Jika angka poin penilaian yang didapat lebih besar dari tahun sebelumnya, maka karyawan pelaksana akan menerima perubahan besaran gaji ditahun depan (mendapatkan kenaikan gaji), 2. Jika angka poin penilaian yang didapat sama atau lebih kecil dari tahun sebelumnya, maka karyawan pelaksana akan menerima besaran gaji tahun depan sama dengan tahun penilaian atau ada juga kemungkinan menerima kenaikan gaji dikarenakan perubahan nilai Rupiah dari tiap poin.
6 6 Data penilaian karyawan di RS Harapan dan besarnya penggajian yang diberikan dalam kurun waktu sebagai berikut: Gambar 1. Grafik nilai rata-rata kinerja karyawan pelaksana RS Harapan Gambar 2. Grafik gaji rata-rata karyawan RS Harapan
7 7 Dari gambar satu dan dua dapat disimpulkan: 1. Nilai rata-rata kinerja perawat pelaksana tahun 2011 mengalami penurunan 12.1 % dibandingkan penilaian tahun 2010, dan meningkat ditahun berikutnya sampai tahun 2014 dengan kisaran 0.2 % %. 2. Nilai rata-rata kinerja tenaga kesehatan penunjang medik (analis laboratorium, radiographer, fisiotherapis, asisten apoteker) tahun 2011 mengalami penurunan 9.9 %, tahun ada kenaikan 0.6 % %, mengalami penurunan lagi untuk penilaian 2014 sebesar 3 %. 3. Nilai rata-rata kinerja tenaga non kesehatan tahun 2011 mengalami penurunan 10.3 %, tahun mengalami kenaikan 0.4 % 3.1 %, penilaian 2014 turun 0.6 %. 4. Pada kelompok perawat jika dibandingkan dengan hasil penilaian ternyata kenaikan gaji pada tahun 2012 paling tinggi (18.7 %). 5. Kenaikan gaji tenaga kesehatan penunjang medik tahun 2012 tertinggi (20.3%), tahun 2015 tetap ada kenaikan sebesar 1.4 % walaupun penilaian mengalami penurunan. 6. Kelompok tenaga non kesehatan tahun 2012 juga mendapatkan kenaikan paling tinggi prosentasenya (17.8 %), tahun 2015 tetap ada kenaikan gaji 6,4 % walaupun angka penilaian turun. 7. Penurunan hasil penilaian tidak berpengaruh terhadap besarnya gaji pokok yang diterima, hal ini dimungkinkan karena besarnya gaji pokok tergantung dari harga Rupiah satu poin yang ditetapkan oleh pihak PT sebagai pemilik. 8. Kenaikan gaji belum mempertimbangkan laju inflasi yang mempengaruhi nilai uang yang diterima oleh karyawan.
8 8 Tabel 1. Perbandingan prosentase perubahan nilai kinerja, gaji dan laju inflasi Kel Nilai Gaji LI* Nilai Gaji LI* Nilai Gaji LI* Nilai Gaji LI* Perawat Nakes penunjang Non kesehatan LI* = Laju Inflasi, data BPS LI 2015 = perkiraan Perubahan angka proesentase dibandingkan dengan tahun sebelumnya Dampak penggajian berdasarkan penilaian kinerja yang dilakukan di RS Harapan selama ini belum pernah secara khusus dikaji, tapi melihat hasil penilaian kinerja dari tahun ke tahun dapat disimpulkan bahwa: a) sistem penggajian yang ada saat ini tidak menyebabkan peningkatan kinerja ( lihat gambar 1), b) besarnya gaji yang dibayarkan kepada karyawan tidak relevan dengan hasil penilaian kinerja (lihat gambar 2), c) kinerja SDM yang turun dapat mengakibatkan penurunan kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan. Gaji dan tunjangan yang didapat karyawan tentunya diharapkan menjadi bagian yang berperan dalam meningkatkan kinerja karyawan. Karena bagi rumah sakit yang menjual jasa pelayanan, sumber daya manusia menjadi tumpuan dalam memberikan pelayanan bermutu sesuai standar untuk kepuasan pasien. Perusahaan menghendaki setiap karyawan memiliki kinerja yang baik, agar apa yang menjadi tugas dan fungsi dari suatu pekerjaan dapat terlaksana dengan sempurna dan memberi keuntungan bagi perusahaan. Karyawan juga ingin menghasilkan kinerja yang baik agar mendapat gaji yang lebih dan mendapat kesempatan promosi atas jabatannya.
9 9 B. Perumusan Masalah Kompensasi yang diterima karyawan tidak relevan dengan hasil penilaian kinerja, dan belum berdampak pada peningkatan kinerja sehingga perlu dilakukan evaluasi dan pengembangan sistem remunerasi atau kompensasi yang ada saat ini. C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem kompensasi yang berbasis kinerja di Rumah Sakit Harapan, secara khusus bertujuan: 1. Mengukur persepsi pemilik dan karyawan di RS Harapan terhadap sistem kompensasi dan komponennya yang berlaku saat ini 2. Mengevaluasi penilaian kinerja yang dilakukan selama ini 3. Memberikan opsi sistem kompensasi berbasis kinerja yang dapat meningkatkan kinerja karyawan. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini bermanfaat untuk: a. Memberikan wawasan kepada perusahaan dan karyawan tentang sistem kompensasi dan komponennya yang berdasar. b. Memberikan rekomendasi perbaikan pada penilaian kinerja dan sistem kompensasi yang dapat meningkatkan kinerja karyawan kepada pihak PT sebagai pemilik rumah sakit. c. Bahan penelitian lanjutan penyusunan sistem kompensasi di Rumah Sakit Swasta. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang sistem remunerasi bagi rumah sakit swasta di Indonesia masih sedikit. Penelitian yang menyerupai yaitu remunerasi berdasarkan kinerja digunakan sebagai pembanding.
10 10 1. Penelitian Hidayati (2014), yang berjudul Penilaian Kinerja Dokter Sebagai Dasar Sistem Remunerasi Di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, desain penelitian action research, menuliskan bahwa perlu kesepakatan untuk membuat mekanisme penilaian kinerja dokter, berdasarkan jumlah dan jenis tindakan medis yang dilakukan oleh seorang dokter sebagai dasar pembagian uang jasa medik pasien BPJS Kesehatan. Hasil penilaian dalam bentuk poin tiap bulan dikonversikan menjadi nilai rupiah dengan mengalikan dengan total jasa pelayanan medis dokter bulan berjalan yang persentasenya mengikuti Peraturan Bupati Sragen Nomor 58.a Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 3 Tahun 2009 Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen Dan Distribusi Penggunaan Uang Hasil Pemungutannya Kepada Komponen Terkait. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada konsep penilaian kinerja karyawan yang menjadi dasar pemberian remunerasi secara menyeluruh. 2. Dalam penelitian Tangkas (2010) yang berjudul Pola Distribusi Remunerasi Yang Memenuhi Persepsi Keadilan Internal Karyawan RSIA Puri Bunda, desain penelitian kualitatif. Hasil yang didapat persepsi karyawan terhadap pola distribusi sistem remunerasi yang berlaku belum memenuhi rasa keadilan internal. Manajemen RSIA Puri Bunda dianggap belum memiliki sistem penilaian baku, baik terhadap penilaian kinerja maupun pola distribusi remunerasi. Perbedaan dengan penelitian ini adalah subyek penelitian yang terdiri dari kelompok tenaga medik, nakes penunjang medik, umum. Perbedaan lainnya adalah evaluasi terhadap konsep remunerasi. 3. Penelitian dilakukan Boachie-Mensah & Delali Dogbe (2011) dengan judul Performance-Based Pay as a Motivational Tool for Achieving Organisational Performance: An Exploratory Case Study, menguji isu pembayaran berdasarkan kinerja di sebuah perusahaan manufaktur di Ghana. Tujuan utama dari penelitian ini untuk menilai dampak pembayaran berdasarkan kinerja pada motivasi karyawan dan pencapaian tujuan perusahaan. Desain penelitian studi kasus dengan instrumen penelitian utama adalah kuesioner. Sampel
11 11 meliputi 20 orang staf manajerial dan 60 orang staf non manajerial. Tabel ANOVA dua arah digunakan untuk menguji hipotesis utama. Hasil studi ini mengungkapkan bahwa pembayaran berdasarkan kinerja adil dan memotivasi karyawan tapi berefek minimal pada kinerja karyawan, karena efek motivasi dari merit pay sering tumpul oleh bias penilaian kinerja. Sistem pembayaran berdasarkan kinerja harus didukung oleh penilaian kinerja yang fair. Keterbatasan penelitian ini adalah tidak bisa meliputi semua perusahaan manufaktur karena keterbatasan waktu dan dana. Interpretasi hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah jenis perusahaan yaitu rumah sakit yang menjual produk jasa, dan tujuan penelitian yang akan mengembangkan sistem remunerasi berbasis kinerja.
12 12 Tabel 2. Penelitian yang relevan Penulis (tahun) Judul Tujuan Rancangan penelitian Sasaran Hasil utama Hidayati (2014) Tangkas (2010) Boachie- Mensah & Delali Dogbe (2011) Tesis Penilaian Kinerja Dokter Sebagai Dasar Sistem Remunerasi Di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen Pola Distribusi Remunerasi Yang Memenuhi Persepsi Keadilan Internal Karyawan RSIA Puri Bunda Denpasar Bali Performance- Based Pay as a Motivational Tool for Achieving Organisational Performance: An Exploratory Case Study Membuat mekanisme penilaian kinerja dokter berdasarkan jumlah dan jenis tindakan medis sebagai dasar pembagian uang jasa medik pasien BPJS Kesehatan Untuk mendalami pola distribusi remunerasi yang diinginkan karyawan RSIA Puri Bunda yang dapat memenuhi persepsi keadilannya. Menilai dampak pembayaran berdasarkan kinerja pada motivasi karyawan dan pencapaian tujuan perusahaan Action research Kualitatif Studi kasus Dokter Karyawan tetap Pekerja pabrik terdiri dari staf manajerial dan non manajerial Hasil penilaian dalam bentuk poin tiap bulan dikonversikan menjadi nilai rupiah dan mengalikan dengan total jasa pelayanan medis dokter bulan berjalan yang persentasenya mengikuti Perda Karyawan RSIA Puri Bunda Denpasar mempersepsikan pola distribusi sistem remunerasi yang berlaku belum memenuhi rasa keadilan internal dan manajemen belum mempunyai pola distribusi remunerasi Pembayaran berdasarkan kinerja adil dan memotivasi karyawan tapi berefek minimal pada kinerja karyawan, karena efek motivasi dari merit pay sering tumpul oleh bias penilaian kinerja. Sistem pembayaran berdasarkan kinerja harus didukung oleh penilaian kinerja yang fair.
Sistem yang digunakan di RSUD Simo Boyolali berbeda antara dokter spesialis, dokter umum dan perawat. Untuk insentif dokter spesialis berdasarkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem remunerasi adalah suatu sistem pengupahan yang mengatur gaji, insentif, merit dan bonus pegawai pada suatu perusahaan. Sistem ini berbeda antara satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat baik masyarakat umum maupun peserta asuransi kesehatan misalnya
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REMUNERASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO
1 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REMUNERASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,
Lebih terperinciWALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 6.
WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 6.2 TAHUN 2014 TENTANG PEMANFAATAN HASIL JASA PELAYANAN PADA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaminan Kesehatan Nasional Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
Lebih terperinciBAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan
55 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem kompensasi berbasis kinerja telah dilaksanakan di Rumah Sakit Harapan, tetapi implementasi nya yang belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciREMUNERASI BAGI DSPK DALAM ERA JKN. Nina Susana Dewi 12/09/2014. Tujuan Sistem Pembiayaan Pelayanan Kesehatan:
REMUNERASI BAGI DSPK DALAM ERA JKN Nina Susana Dewi Tujuan Sistem Pembiayaan Pelayanan Kesehatan: Meningkatkan mutu pelayanan Berorientasi pada pasien Mendorong efisiensi Mencegah overtreatment,undertreatment
Lebih terperinciBAB I 1 PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya status perekonomian masyarakat, kemudahan komunikasi
BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meningkatnya status perekonomian masyarakat, kemudahan komunikasi serta peningkatan pengetahuan sebagai hasil pembangunan nasional di segala bidang telah menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembiayaan kesehatan di Indonesia mempunyai tujuan untuk menyediakan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biaya tetapi juga dari segi kualitas. Meningkatkan kualitas layanan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dewasa ini persaingan bisnis semakin kompetitif, tidak hanya dari segi biaya tetapi juga dari segi kualitas. Meningkatkan kualitas layanan dan memuaskan
Lebih terperinciProf. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K) Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan
Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K) Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan 1. Latar Belakang 2. Sistem Pembiayaan dalam SJSN 3. Contoh dari negara lain (US) 4. Kondisi Yang Diharapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu kebijakan pemerintah bidang kesehatan yang terintegrasi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implementasi dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sudah dimulai sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit Umum Daerah Malinau (RSUD Malinau) yang berada di Kabupaten Malinau diresmikan pada tanggal 19 Januari 2005 oleh Gubernur Kalimantan Timur dengan kapasitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan masyarakat menjadi tugas utama dari pemerintah. Perihal ini tercantum jelas dalam pasal 34 ayat 2 dan 3 Undang-Undang Dasar Republik
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM REMUNERASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYEN KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hasibuan (2003), sumber daya manusia adalah. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Hasibuan (2003), sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan
Lebih terperinciBUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,
SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 30 TAHUN 2016 TENTANG JASA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALUYO JATI KRAKSAAN YANG MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG REMUNERASI PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Berdasarkan Undang Undang nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tajam dari waktu ke waktu. Berdasarkan Indonesian Policy Health yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini Pemerintah Indonesia sedang menghadapi permasalahan yang cukup serius dalam menghadapai pelayanan kesehatan yang meningkat tajam dari waktu ke waktu. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum RSUD Pasaman Barat merupakan Rumah sakit Kelas C yang berdiri berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2005 pada tanggal 1 April 2005 dalam bentuk Lembaga Teknis Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dibidang kesehatan merupakan salah satu bagian yang penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang kesehatan adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciBUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G
BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G SISTEM REMUNERASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya baik pemerintah maupun swasta. Puskesmas merupakan upaya pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah bentuk investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Oleh karenanya Indonesia selalu berupaya meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya tenaga medis dan tehnologi kesehatan yang diciptakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius karena merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskuler, penyakit ginjal kronis, penurunan kognitif
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR Survey Indeks Kepuasan Masyarakat sesuai Kepmenpan Nomor 25/M.PAN/2/2004 RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan 2016
LAPORAN AKHIR Survey Indeks Kepuasan Masyarakat sesuai Kepmenpan Nomor 25/M.PAN/2/2004 RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan 2016 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia PRAKATA Sesuai dengan
Lebih terperinciPROGRAM DAN KEGIATAN RSUD KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2014
PROGRAM DAN KEGIATAN RSUD KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2014 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintah Daerah dan Program Kegiatan Indikator Kinerja Program/Kegiatan Lokasi Rencana Tahun 2014 Target capaian
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG JASA PELAYANAN PADA POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undangundang Nomor 25
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka sampai saat ini memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini didasarkan pada dasar hukum yang telah ditetapkan sebagai berikut 1. Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998
Lebih terperinciSISTEM KOMPENSASI PEGAWAI
SISTEM KOMPENSASI PEGAWAI 1. Latar Belakang Salah satu tujuan utama seorang menncari pekerjaaan adalah untuk mendapat sejumlah nominal penghasilan yang akan dibayarkan oleh perusahaan atau yang kita kenal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumber Daya Manusia Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit pelayanan. Berbagai unit tersebut terdiri dari sekumpulan individu yang berusaha
Lebih terperinciKAJIAN STANDAR KEBUTUHAN SDM KESEHATAN DI FASYANKES
KAJIAN STANDAR KEBUTUHAN SDM KESEHATAN DI FASYANKES Disajikan Pada : Lokakarya Nasional Pengembangan dan Pemberdayaan SDMK Tahun 2014 KA. PUSRENGUN SDM KESEHATAN PENDAHULUAN ISU STRATEGIS PENGEMBANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan beradu strategi dalam usaha
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara cross sectional retrospektif
Lebih terperinciKONSEP REMUNERASI DOKTER PANDUAN IDI UNTUK REMUNERASI PROFESI DOKTER DI INDONESIA TIM MONEV JKN
KONSEP REMUNERASI DOKTER PANDUAN IDI UNTUK REMUNERASI PROFESI DOKTER DI INDONESIA TIM MONEV JKN JASA MEDIS ERA JKN Menganut pre payment sistim Pentarifan dengan pola case mix/drg Pelayanan mengikuti pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu komponen vital bagi setiap individu karena kesehatan mempengaruhi berbagai sektor kehidupan. Kesehatan adalah tanggung jawab bersama setiap
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medis dan melaksanakan pelayanan administratif. Sumber Daya Manusia (SDM)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
Lebih terperinciKEBIJAKAN REMUNERASI BLU RS/BALAI DITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TIM PEMBINA REMUNERASI DITJEN BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI
KEBIJAKAN REMUNERASI BLU RS/BALAI DITJEN BINA UPAYA KESEHATAN TIM PEMBINA REMUNERASI DITJEN BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DASAR HUKUM REMUNERASI BLU UU No. 44 Tahun 2009 Pasal 30 : Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggara upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi khususnya pada bidang kesehatan, mendorong pelayanan kesehatan untuk terus berupaya meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam menjalani kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat komplek sifatnya dan menyangkut semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mengalami perubahan sistem pelayanan kesehatan sejak Januari 2014. Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran biaya kesehatan langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan kesehatan. Sebagai suatu industri jasa maka rumah sakit tentunya juga harus menjalankan fungsi-fungsi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2)
BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang dibentuk karena tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks karena masyarakat mulai menyadari arti pentingnya kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis menjadi semakin tajam, hal ini menuntut setiap pelaku bisnis untuk berupaya keras mempertahankan pelanggan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Mereka mengeluh, oleh karena sakit menjadi mahal. Semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pembiayaan kesehatan, pada akhir akhir ini banyak dikeluhkan masyarakat. Mereka mengeluh, oleh karena sakit menjadi mahal. Semakin meningkatnya biaya pelayanan
Lebih terperinciNAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI. a. Penyelenggaraan pelayanan medis
NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BA'A Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah Berkualitas Bertumpu Pada Semangat Melayani Dengan Memanfaatkan Sumber Daya Secara Optimal 1. Mewujudkan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang
Lebih terperinciACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN
ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN Elsa Pudji Setiawati 140 223 159 BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD DAFTAR ISI DAFTAR ISI I Pendahuluan... II Falsafah Pada Sistem
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
Lebih terperinciPelayanan Antidiskriminasi
Pelayanan Antidiskriminasi 07 Jan 2015 Perbaikan Pemberian Pelayanan Kepada Masyarakat Memperkenalkan Pendekatan Baru Meningkatkan Efisiensi Keadilan dan Kemudahan akses pelayanan bagi kelompok rentan
Lebih terperinci09/02/2012. Sistem kompensasi harus dihubungkan dengan tujuan tujuan strategis organisasi. Tujuan program kompensasi yang efektif:
Pemahaman akan pentingnya kompensasi strategis Beberapa teori yang terkait dengan kompensasi Pemahaman sistem kompensasi, komponen kompensasi dan sistem bayaran Pemahaman evaluasi pekerjaan dalam kompensasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan mengenai pendahuluan pembuatan laporan tugas akhir. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan batasan masalah penelitian serta sistematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaminan kesehatan bagi semua orang merupakan hak azasi manusia, dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Pengakuan itu tercantum dalam Deklarasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki era reformasi yang ditandai. dengan berbagai perubahan di segala bidang khususnya dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia telah memasuki era reformasi yang ditandai dengan berbagai perubahan di segala bidang khususnya dalam bidang kesehatan. Perubahan-perubahan di bidang kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dan menjadi bagian penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjalankan program Indonesia Case Based Groups (INA-CBG) sejak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sukoharjo telah menjalankan program Indonesia Case Based Groups (INA-CBG) sejak tanggal 1 Oktober 2010 sebagai landasan perhitungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen utama dalam meningkatkan derajat kesehatan. Menurut Depkes RI (2008) dalam Permenkes RI No 269/Menkes/Per/III/2008
Lebih terperinciTESIS Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S 2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit
ANALISIS FAKT0R FAKTOR MOTIVASI YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPATUHAN DOKTER SPESIALIS DALAM PENULISAN RESEP SESUAI FORMULARIUM DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TESIS Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia akan bisa menjalani aktifitas kehidupannya dengan baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia, baik itu sehat jasmani maupun rohani. Dengan tubuh dan jiwa yang sehat, setiap manusia akan bisa menjalani aktifitas kehidupannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan kepuasan yang dirasakan seorang pekerja secara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan kerja merupakan kepuasan yang dirasakan seorang pekerja secara individual melalui perbandingan antara masukan yang digunakan dan hasil yang diperoleh apakah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti diketahui pengelolaan obat di rumah sakit sangat penting dimana biaya obat yang dikeluarkan pada negara berkembang mengambil dana yang cukup besar yaitu
Lebih terperinciBUPATI SIKKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
SALINAN BUPATI SIKKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI SIKKA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SIKKA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGATURAN JASA PELAYANAN PADA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tahun 2003 pemerintah menyiapkan rancangan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) 1. Rancangan SJSN disosialisasikan ke berbagai pihak termasuk ke Perguruan Tinggi dan
Lebih terperinciBAB 1 PE DAHULUA. Universitas Indonesia. Analisis hubungan bauran..., Tri Yuliana, FKM UI, 2009
BAB 1 PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universal Health Coverage merupakan sistem penjaminan kesehatan yang memastikan semua orang dapat menerima pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan tanpa harus mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara tentang kesejahteraan sosial sudah pasti berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial, politik, pendidikan, kesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan, merupakan kegiatan yang padat moral serta padat karya
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Rumah sakit sebagai bagian integral dari seluruh sistem pelayanan kesehatan, merupakan kegiatan yang padat moral serta padat karya (Satyanegara, 1994). Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 269/MenKes/Per/III/2008 pasal 1 rekam medis yaitu berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasien rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap dengan berbagai jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan tempat rujukan kesehatan yang melayani pasien rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap dengan berbagai jenis pelayanan medis dan penunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care). (Depkes RI, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang memuaskan harapan dan kebutuhan masyarakat melalui pelayanan yang efektif oleh
Lebih terperinciNURPENI. Universitas Lancang Kuning,Jl.DI Pandjaitan Km 8 Pekanbaru.
PELAKSANAAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA ( SDM) DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENINGKATAN PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ( RSUD) SELASIH KABUPATEN PELALAWAN NURPENI Universitas Lancang Kuning,Jl.DI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi, dan seseorang yang
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya. Seseorang yang menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan berarti orang tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingginya pendidikan masyarakat, maka orientasi sistem nilai dalam masyarakat pun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin membaiknya keadaan sosial ekonomi serta bertambah tingginya pendidikan masyarakat, maka orientasi sistem nilai dalam masyarakat pun telah mulai berubah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat dari industri Rumah Sakit dapat dilihat dari tingginya tingkat investasi,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang saat ini menjadi industri yang kian berkembang pesat (Nurina, 2012). Perkembangan yang pesat
Lebih terperinciBAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN
BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN 1.1 Kesimpulan Pada bab sebelumnya telah diuraikan pembahan mengenai Rumah Sakit Korban Lakalantas Kendal, sehingga dapat disimpulkan berbagai masalah, dan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Loyalitas adalah kesediaan pelanggan untuk menggunakan suatu produk atau jasa yang sama secata berkelanjutan dalam waktu yang panjang, menggunakan jasa yang sama secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang optimal dari rumah sakit cenderung terus meningkat. Fenomena ini menuntut pihak rumah sakit
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 15 TAHUN 2003 IZIN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi pada saat ini, kesehatan merupakan suatu unsur yang paling penting di dalam kehidupan manusia. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan di bidang pelayanan kesehatan saat ini makin tinggi seiring dengan munculnya banyak institusi-institusi pelayanan kesehatan dari tingkat manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam strategi World Trade Organization (WTO) pada tahun 2010 Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi yang dilakukan oleh tenaga medis professional yang terorganisir baik dari sarana prasarana kedokteran yang permanen, pelayanan kedokteran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Kesehatan merupakan hak bagi setiap
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 67 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN REMUNERASI PEMBAGIAN JASA PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya teknologi
Lebih terperinciBUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PENDAPATAN DAN PENGGUNAAN DANA YANG BERASAL DARI KLAIM PT ASKES DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Patient Safety yang menjadi bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang berkualitas dapat meraih pencapaian standar dari patient safety yang dibutuhkan di
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Strategis Suatu filosofi, cara berpikir dan cara mengelola organisasi merupakan pengetian dari manajemen strategis. Kata strategy berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya tugas rumah sakit adalah menyediakan keperluan untuk pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan suatu bagian dari seluruh proses pelayanan yang mempunyai peran sangat besar dalam rumah sakit. Tugas perawat secara umum adalah memberikan pelayanan
Lebih terperinci