BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Strategis Suatu filosofi, cara berpikir dan cara mengelola organisasi merupakan pengetian dari manajemen strategis. Kata strategy berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos yang artinya merencanakan untuk menghancurkan musuh melalui penggunaan sumber daya yang ada dengan efektif, apabila strategi diaplikasikan kedalam suatu lembaga usaha maka memiliki pengertian sebagai rencana oleh pemimpin organisasi untuk mencapai tujuan organisasi (Trisnantoro, 2005). Manajemen strategi memiliki tiga elemen dasar yaitu analisis lingkungan, penetapan visi, misi dan obyektif, serta strategi sebagai elemen terakhir (Dirgantoro, 2007). Pengertian manajemen strategi yang dikeluarkan oleh Pacific Association of Supreme Audit Institutions (2012) dalam Strategic Management and Operational Guidelines, menyatakan bahwa manajemen strategi adalah proses dan koleksi yang komprehensif dari kegiatan yang sedang berlangsung dalam sebuah organisasi yang secara sistematis mengkoordinasikan dan menyelaraskan sumber daya dan tindakan dengan misi, visi dan strategi. Pengertian strategi lainnya menyatakan bahwa strategi sangat penting digunakan untuk keberhasilan dalam bersaing (Sulastini, 2012). Strategi dalam manajemen pelayanan kesehatan oleh Sulastini (2012) menjelaskan tiga aspek yaitu: a. Strategi digambarkan sebagai suatu pola dalam pengambilan keputusan dengan memperhatikan organisasi di dalam lingkungannya. 1

2 2 b. Strategi adalah suatu prilaku organisasi yang berhubungan dengan apa yang akan, sedang dan harus dilakukan. c. Strategi merupakan rencana yang berpedoman pada masa depan yang berfungsi sebagai suatu perangkat panduan bagi manajemen. Definisi analisis strategis menurut The Chartered Institute of Management Accountants (2007), menjelaskan secara umum tahapan-tahapan yang perlu dilakukan antara lain identifikasi dan evaluasi data yang relevan dengan perumusan strategi kemudian mencari informasi tentang lingkungan eksternal dan internal untuk dianalisis dan berbagai metode analisis yang dapat digunakan dalam analisis. Menurut Achmadi (2008), manajemen strategis terdiri dari sembilan tugas kritikal, antara lain : 1. Memformulasikan misi perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud, falsafah dan sasaran. 2. Mengembangkan profil perusahaan yang merefleksi kondisi internal dan kemampuan. 3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan. 4. Menganalisis opsi perusahaan dengan menandingi sumber daya perusahaan dengan lingkungan eksternal. 5. Mengidentifikasi opsi yang yang diinginkan dengan memerhatikan misi perusahaan. 6. Memilih sekumpulan tujuan jangka panjang dan strategi total yang akan mencapai opsi yang paling diinginkan. 7. Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan tujuan jagka panjang yang sudah ditentukan dari strategi secara keseluruhan.

3 3 8. Melaksanakan pilihan strategi dengan sumber daya yang sudah dianggarkan. 9. Menilai keberhasilan proses strategi sebagai masukan untuk proses pengambilan keputusan di masa yang akan datang. 2.2 Analisis Lingkungan Analisis lingkungan dilaksanakan dengan tujuan utama adalah untuk melihat kemungkinan-kemungkinan peluang serta ancaman yang dapat terjadi akibat perubahan yang ada baik pada lingkungan bisnis atau industri. Analisis lingkungan juga dibutuhkan dalam perencanaan strategi, karena perencenaan strategi memiliki pengertian yaitu sekumpulan keputusan serta tindakan strategis dengan memperhitungkan pengaruh lingkungan eksternal dan internal untuk menghasilan formulasi dan implemntasi lintas sistem fungsional termasuk menyeimbangkan kebijakan dan tindakan di seluruh tingkat manajemen (Achmadi, 2008). Analisis juga dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada didalam organisasi serta melihat bagaimana upaya yang dilakukan suatu organisasi dalam memanfaatkan peluang dan mengantisipasi ancaman yang datang (Dirgantoro, 2007) Analisis Lingkungan Internal Faktor internal adalah faktor-faktor di dalam lingkungan organisasi yang cenderung lebih mudah untuk dikendalikan sedangkan faktor eksternal berada diluar organisasi dan faktor eksternal cenderung tidak dapat dikendalikan (Sulastini, 2012). Analisis lingkungan internal menghasilkan sejumlah informasi tentang kekuatan organisasi dan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang ada di organisasi serta menentukan apakah kelemahan tersebut mempunyai makna strategi. Lingkungan eksternal dapat memberikan dampak positif ataupun negatif bagi organisasi yang

4 4 artinya faktor lingkungan eksternal tersebut dapat memberikan peluang namun sebaliknya dapat memberikan ancaman juga bagi organisasi tersebut (Rahmati, 2006). Komponen analisis internal menurut Trisnantoro (2005) antara lain: a. Subsistem keuangan dapat dilihat sistem keuangan yang dipergunakan, keadaan staf keuangan, model akuntansi yang digunakan, kemampuan dalam mendeteksi kebocoran dalam sumber keuangan serta kemampuan proses pembiayaan pasien secara tepat dan cepat. b. Subsistem klinik merupakan kegiatan inti rumah sakit. Terdiri dari tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, farmasis, ahli gizi dan berbagai profesi lainnya. c. Subsistem pemasaran merupakan aspek internal yang relatif baru bagi rumah sakit. Pemasaran adalah aspek penting untuk menghadapi situasi yang kompetitif untuk meningkatkan citra dan peran rumah sakit di masyarakat. d. Subsistem administrasi adalah kegiatan-kegiatan di rumah sakit yang bersifat administratif. e. Subsistem informasi merupakan fungsi agar rumah sakit berjalan efektif dan efisien. Untuk subsistem ini perlu didukung teknologi informasi yang saat ini sudah berkembang dengan cepat. f. Manajemen umum mencakup kondisi rumah sakit dalam melaksanakan perencanaan, pengangaran, pelaksanaan dan system pengendalian suatu kegiatan. g. Budaya organisasi mempengaruhi bebagai kegiatan yang ada di subsistem. Dalam konteks kelemahan serta kekuatan rumah sakit,

5 5 budaya organisasi merupakan dasar dari subsistem yang ada. Rumah sakit yang memiliki budaya organisasi yang lemah tanpa adanya keyakinan bersama maka akan berpengaruh terhadap sub-sistem lainnya Analisis Lingkungan Eksternal Sedangkan menurut Trisnantoro (2005) untuk komponen faktor eksternal berdasarkan sistem kesehatan adalah: a. Masyarakat yang dilihat dari sisi demografis terdiri dari jumlah penduduk, umur, jenis kelamin dan pendidikan. Kemudian derajat kesehatan masyarakat melihat kondisi kesehatan masyarakat dalam kurun waktu tertentu. b. Pemerintah berperan sebagai regulator dan pembayar. Sebagai regulator pemerintah menetapkan dan merumuskan standar-standar, melakukan monitoring secara teknis, mendefinisikan paket-paket pemeliharaan kesehatan yang tepat, mengawasi melalui peraturan agar terjadi efisiensi pelayanan kesehatan. c. Asuransi kesehatan akan berjalan kalau masyarakat menyadari risiko jatuh sakit. Artinya, apabila seseorang jatuh sakit maka biaya pengobatan sangat besar sehingga dapat menimbulkan kebangkrutan. Kekhawatiran akan bangkrut kalau jatuh sakit, mendorong masyarakat membeli premi asuransi kesehatan. Seperti yang terjadi pada asuransi lain, premi dapat menjadi mahal sehingga tidak terjangkau oleh sebagian masyarakat. Oleh karena itu, pada berbagai negara maju

6 6 pemerintah berperan membiayai masyarakat yang tidak mampu membeli premi. d. Lembaga pendidikan tenaga kesehatan yang mendidik masyarakat untuk menjadi SDM kesehatan yang mampu mendukung aktivitas pelayanan kesehatan. e. Teknologi medik, obat dan peralatan kesehatan merupakan faktorfaktor yang perlu di perhatikan. Teknologi kedokteran semakin berkembang dan mempunyai pilihan luas. Teknologi ini dapat memjadi peluang namun sekaligus sebagai ancaman. Selain itu, harga obat yang semakin mahal dapat menjadi ancaman bagi rumah sakit karena membebani masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut. f. Pemberi hibah yang memberikan bantuan untuk berjalannya pelayanan kesehatan di suatu lembaga kesehatan. Definisi lingkungan eksternal lainnya menurut Pacific Association of Supreme Audit Institutions (2012) dalam Strategic Management and Operational Guidelines adalah penilaian eksternal pada dasarnya berfokus pada ancaman dan peluang. Ancaman merupakan faktor yang menghambat suatu organisasi dari mencapai tujuannya. Peluang adalah kebalikan dari ancaman dan dapat membantu organisasi tersebut dalam mencapai tujuannya. Faktor-faktor eksternal berikut dapat dipertimbangkan ketika mengevaluasi ancaman atau peluang yaitu kondisi ekonomi, pesaing baru, produk pengganti, setiap perubahan peraturan dan kebijakan pemerintah, perubahan dalam strategi pesaing, tindakan pemasok, perubahan geografis, dan setiap kemajuan teknologi.

7 7 Menurut Babatunde dan Adebisi (2012), analisis lingkungan eksternal juga diartikan sebagai analisis PEST yang merupakan singkatan dari "Politik, Ekonomi, Sosial-budaya, dan Teknologi". Analisis PEST menggambarkan kerangka faktor makro-lingkungan yang digunakan dalam pemindaian komponen lingkungan untuk manajemen strategis. Analisis PEST adalah bagian dari analisis eksternal ketika melakukan analisis strategis atau melakukan riset pasar, dan memberikan gambaran makro yang berbeda tentang faktor lingkungan, yang harus dipertimbangkan oleh sebuah perusahaan. Analisis PEST berguna sebagai alat strategi untuk pemahaman pertumbuhan pasar, posisi bisnis, potensi dan arah untuk operasi. Penjelasan tentang analisis PEST sebagai berikut: 1. Faktor-faktor politik menjelaskan bagaimana campur tangan perintah dalam perekonomian. Secara khusus, faktor-faktor politik meliputi bidang-bidang seperti kebijakan pajak, hukum perburuhan, lingkungan hukum, pembatasan perdagangan, tarif, dan stabilitas politik. Selain itu, pemerintah memiliki pengaruh besar pada kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur suatu bangsa. 2. Faktor ekonomi meliputi pertumbuhan ekonomi, suku bunga, nilai tukar dan tingkat inflasi. Faktor-faktor ini memiliki dampak besar pada bagaimana bisnis beroperasi dan membuat keputusan. Untuk misalnya, suku bunga mempengaruhi biaya perusahaan modal dan bagaimana perubahan tersebut mempengaruhi tumbuh kembang suatu perusahaan. 3. Faktor sosial-budaya meliputi aspek budaya dan termasuk kesadaran kesehatan, tingkat pertumbuhan penduduk, distribusi usia, sikap karir dan penekanan pada keselamatan. Tren faktor sosial mempengaruhi

8 8 permintaan akan produk perusahaan dan bagaimana perusahaan tersebut beroperasi. 4. Faktor teknologi meliputi aspek otomatisasi, insentif teknologi dan tingkat perubahan teknologi. Mereka dapat menentukan hambatan masuk, tingkat produksi yang efisien dan dalam melakukan pengambilan keputusan. Selain itu, pergeseran teknologi dapat mempengaruhi biaya, kualitas, dan menyebabkan inovasi. Analisis lingkungan eksternal terdiri dari tiga perangkat faktor yaitu lingkungan jauh, lingkungan industri dan lingkungan operasional (Suyanto, 2007a). Lingkungan jauh terdiri dari faktor-faktor bersumber dari luar dan biasanya tidak berhubungan dengan keadaan operasi suatu perusahaan, antara lain adalah faktor teknologi, demografi, politik, ekonomi, sosial-budaya dan ekologi. Mengenali peluang dan ancaman lingkungan jauh akan membantu suatu organisasi dalam mengembangkan visi dan misi yang jelas serta mampu merancang strategi untuk mencapai tujuan jangka panjang (Suyanto, 2007b). Untuk lingkungan industri terdiri dari persaingan antara anggota industri, hambatan masuk, produk substitusi, daya tawar pembeli dan pemasok. Lingkungan berikutnya adalah lingkungan operasional yang meliputi posisi bersaing, profil pelanggan, kreditor, pemasok dan pasar tenaga kerja. Analisis yang penting dalam lingkungan operasional adalah memahami pelanggan perusahaan, baik pelnggan konsumen maupun industri. Profil pelanggan konsumen dapat disusun menurut informasi geografis, demografis, psikografis, perilaku dan manfaat. Sedangkan informasi industri mencakup variabel operasional, pendekatan pembelian, fakor situasional dan karakteristik pribadi (Suyanto, 2007b). 2.3 Rumah Sakit

9 9 Rumah sakit oleh Muninjaya (2011) diartikan sebagai salah satu sub-sistem pelayanan kesehatan kesehatan yang menyelenggarakan dua jenis pelayanan yaitu pelayanan kesehatan serta pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan meliputi pelayanan medik, penunjang medik, rehabilitasi medik dan layanan keperawatan, sdangkan untuk pelayanan administrasi terdiri dari pelayanan yang bersifat adminstratif. Rumah sakit juga memiliki pengertian sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Depkes RI, 2009). Dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 menjelaskan bahwa tugas sebuah rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugas tersebut rumah sakit harus melaksanakan fungsinya yaitu memberikan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai standar pelayanan rumah sakit, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan, penyelenggaraan pelatihan bagi SDM demi meningkatkan kemampuan pegawai rumah sakit untuk memberikan jasa pelayanan serta penelitian dan pengembangan teknologi di bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dirumah sakit tesebut. Klasifikasi rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan dikategorikan dalam 2 bagian yaitu rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum akan memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit sedangkan rumah sakit khusus hanya akan memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu. Rumah sakit juga dibedakan dari segi pengelolaannya yaitu rumah sakit publik yang dikelola pemerintah dan rumah sakit privat yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit (Depkes RI, 2009). Berikutnya

10 10 adalah klasifikasi berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan untuk rumah sakit umum menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MenKes/PER/III/2010: a. Rumah Sakit Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5 (lima) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12 (dua belas) Pelayanan Medik Spesialis Lain dan 13 (tiga belas) Pelayanan Medik Sub Spesialis. b. Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya dan 2 (dua) Pelayanan Medik Subspesialis Dasar. c. Rumah Sakit Umum Kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik. d. Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar. 2.4 Analisis Lingkungan di Beberapa Rumah Sakit Berikut adalah beberapa penelitian mengenai analisis lingkungan di beberapa rumah sakit dengan tujuan untuk perumusan manajemen strategis : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Refiana dan Hasbi (2008) adalah tentang analisis faktor lingkungan eksternal dan internal RSUD Ulin Banjarmasin.

11 11 RSUD Ulin Banjarmasin merupakan salah satu rumah sakit pemerintah dibawah peyelenggaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selaan. RSUD Ulin terakreditasi B pendidikan. Penelitian ini ingin memformulasikan langkah awal perencanaan strategi yaitu dengan analisis lingkungan internal dan eksternal di RSUD Ulin Banjarmasin yang dapat mendukung dan memperkuat strategi yang akan dijalankan rumah sakit agar dapat memenuhi target yaitu menjadi rumah sakit kelas A pendidikan pada tahun Diawali dengan menggali informasi mengenai faktor-faktor lingkungan yang ada. Faktor lingkungan eksternal terdiri dari regulasi pemerintah, masyarakat, asuransi kesehatan, kompetitor dan perkembangan IPTEKDOK. Sedangkan faktor lingkungan internal terdiri dari kualitas pelayanan, penelitian dan pengembangan, sumber daya manusia, manajemen operasi, permodalan/keuangan, pemasaran dan perilaku organisasi. Setelah proses analisis lingkungan, dilanjutkan dengan analisa IFAS untuk menganalisis lingkungan internal, lalu analisa EFAS untuk lingkungan eksternal. Analisis terkhir menggunakan matrix SFAS yang merupakan gabungan analisa IFAS dan EFAS. Matrik SWOT juga akan digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis rumah sakit. Matrik ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh rumah sakit dapat disesuaikan dengan kelemahan dan kekuatan yang ada, sehingga diketahui sejauh mana strategi yang saat ini dapat dilaksanakan manajemen rumah sakit dalam menghadapi lingkungannya. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa semua faktor lingkungan eksternal dan internal terindentifikasi sebagai variabel penting dalam formulasi strategi RSUD Ulin Banjarmasin.

12 12 2. Penelitian yang dilakukan oeh Permatasari (2013) di RS Bhayangkara Palembang pada tahun 2013 merupakan penelitian untuk merancang rencana strategis di rumah sakit tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pedekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan berjumlah 23 orang yang terdiri dari 23 pejabat struktural. Teknik pengambilan sampel adalah sampling jenuh. Data kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi untuk menginterpretasikan data tersebut. Peneliti terlebih dahulu akan mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal, kemudian menganalisis posisi dan merumuskan rencana strategi serta memprioritaskan rencana pengembangan strategi RS. Bhayangkara Palembang. Variabel pada faktor internal yang akan diteiti adalah pemasaran, keuangan, kegiatan produksioperasi, SDM dan sistem manajemen informasi. Sedangkan variabel faktor eksternal adalah politik, ekonomi, sosial dan teknologi medis sebagai faktor eksternal lingkungan jauh serta faktor eksternal lingkungan industri yang terdiri dari pendatang baru, kekuatan pesaing, produk pengganti, kekuatan pembeli dan kekuatan pemasok. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 46 faktor penentu keberhasilan pada RS Bhayangkara dengan 21 faktor kekuatan, 3 faktor kelemahan, 15 faktor peluang dan 7 faktor ancaman. Dari hasil penelitian tersebut membantu RS Bhayangkara dalam prioritas rencana strategi yaitu dengan meningkatkan kegiatan promosi, meningkatkan kualitas produk dan jasa pelayanan kesehatan rumah sakit, mencoba memiliki keunggulan pesaing, meningkatkan dan menjalin kemitraan yang efektif dengan pemasok.

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih berat dibandingkan dengan pohon yang berdiri dan tumbuh di lingkungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih berat dibandingkan dengan pohon yang berdiri dan tumbuh di lingkungan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah pohon yang hidup di lingkungan yang buruk memiliki tantangan yang lebih berat dibandingkan dengan pohon yang berdiri dan tumbuh di lingkungan yang baik. Pohon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen berarti bahwa kinerja suatu barang atau jasa sekurang kurangnya sama dengan apa yang diharapkan (Kotler & Amstrong, 1997).

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN DALAM MEMFORMULASIKAN RENCANA STRATEGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ULIN BANJARMASIN

ANALISIS LINGKUNGAN DALAM MEMFORMULASIKAN RENCANA STRATEGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ULIN BANJARMASIN ANALISIS LINGKUNGAN DALAM MEMFORMULASIKAN RENCANA STRATEGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ULIN BANJARMASIN Laila Refiana Staf Pengajar MM Unlam & Muhammad Hasbi Staf Manajemen RSUD Ulin ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Sebuah perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Perubahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang kompleks dan mempunyai fungsi luas menyangkut fungsi pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No. 5777 KESEHATAN. Rumah Sakit Pendidikan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 295). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan

Lebih terperinci

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Memahami Organisasi Pelayanan

Lebih terperinci

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT 1. Mewujudkan kualitas pelayanan paripurna yang prima dengan mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan pelanggan. 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan zaman yang begitu pesat, diera globalisaasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan zaman yang begitu pesat, diera globalisaasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman yang begitu pesat, diera globalisaasi teknologi dan komunikasi menuntut perkembangan kebutuhan informasi yang cepat dan akurat. Sehubung dengan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA I. Tujuan : Untuk mencari ruang lingkup perusahaan dan proses bisnisnya. 1. Bagaimana alur proses bisnis Rumah Sakit?

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA I. Tujuan : Untuk mencari ruang lingkup perusahaan dan proses bisnisnya. 1. Bagaimana alur proses bisnis Rumah Sakit? L 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA I Tgl : 04 Maret 2009 Pukul : 13.00-14.00 Tujuan : Untuk mencari ruang lingkup perusahaan dan proses bisnisnya Daftar Pertanyaan : 1. Bagaimana alur proses bisnis Rumah

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR. SOEKANDAR KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini terdapat perubahan dalam paradigma pelayanan jasa yang diberikan oleh suatu rumah sakit dari pandangan masyarakat dan pengelola rumah sakit. Perubahan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 17 ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan beberapa tahun terakhir masih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan beberapa tahun terakhir masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan beberapa tahun terakhir masih menghadapi berbagai permasalahan yang belum dapat diatasi sepenuhnya oleh pemerintah. Berbagai

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen utama dalam meningkatkan derajat kesehatan. Menurut Depkes RI (2008) dalam Permenkes RI No 269/Menkes/Per/III/2008

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambar Umum Objek Observasi Sejarah Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambar Umum Objek Observasi Sejarah Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambar Umum Objek Observasi Puskesmas Tagog Apu beralamat di Jl. Raya Purwakarta Desa Tagog Apu, RT 01, RW 04, Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Pada ruas jalan Raya Purwakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan terdiri dari berbagai kegiatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut sarana kesehatan.

Lebih terperinci

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta, I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan berkualitas ini harus dapat dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang semakin kompetitif, suatu industri jasa khususnya di

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang semakin kompetitif, suatu industri jasa khususnya di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan yang semakin kompetitif, suatu industri jasa khususnya di bidang kesehatan harus membuat perencanaan yang strategis di setiap bagian manajemen rumah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat melakukan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017 BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PAKUHAJI

Lebih terperinci

ANALISIS VALUE CHAIN PADA UNIT LAYANAN TRAUMA CENTE R DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Teddy Wahyu Nugroho, dr, M.Kes

ANALISIS VALUE CHAIN PADA UNIT LAYANAN TRAUMA CENTE R DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Teddy Wahyu Nugroho, dr, M.Kes ANALISIS VALUE CHAIN PADA UNIT LAYANAN TRAUMA CENTE R DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK Teddy Wahyu Nugroho, dr, M.Kes Latar Belakang Pelayanan Trauma Center Unit layanan unggulan dari RSUD Sunan Kaliga Demak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang fungsi utamanya memberikan pelayanan, perawatan, dan pengobatan kepada seluruh pasien, baik rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT A. SEJARAH DAN KEDUDUKAN RUMAH SAKIT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rengat Kabupaten Indragiri Hulu pada awalnya berlokasi di Kota Rengat Kecamatan Rengat (sekarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi mendorong rumah sakit menjadi semakin kompetitif dan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi mendorong rumah sakit menjadi semakin kompetitif dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi mendorong rumah sakit menjadi semakin kompetitif dan mempertajam persaingan yang akhirnya membawa konsekuensi hanya rumah sakit yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan. rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan. rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi, teknologi dan komunikasi menuntut perkembangan kebutuhan informasi yang akurat dan cepat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka informasi harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi khususnya pada bidang kesehatan, mendorong pelayanan kesehatan untuk terus berupaya meningkatnya

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 16 SERI D PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada penyakit, yaitu hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya tenaga medis dan tehnologi kesehatan yang diciptakan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satu dari sepuluh Kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten Sukabumi Periode 2006-2010 adalah Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Sosial. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan reformasi administrasi publik makin nyata di berbagai negara termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting Government yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemenkes RI menyatakan mutu pelayanan kesehatan merupakan segala hal yang meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH BERDIRI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN Kebutuhan akan RS pendidikan dikemukakan oleh para dosen Fakultas

BAB II SEJARAH BERDIRI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN Kebutuhan akan RS pendidikan dikemukakan oleh para dosen Fakultas BAB II SEJARAH BERDIRI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN 1993 2000 2.1 Berdirinya Rumah Sakit Kebutuhan akan RS pendidikan dikemukakan oleh para dosen Fakultas Kedokteran kepada Menteri Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB II DESKIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kabupaten Tangerang dikenal sebagai Kabupaten 1000 industri, ada sejumlah 5.190. perusahaan dengan 388.753 tenaga kerja. Rumah Sakit Umum Daerah Balaraja

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.401, 2012 KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. RS. Kusta Dr. Tadjuddin Chalid. Makasar. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 009 TAHUN 2012

Lebih terperinci

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisa eksternal dan internal maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisa eksternal dan internal maka dapat diambil BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisa eksternal dan internal maka dapat diambil kesimpulan formulasi strategi RS Dr. OEN SOLO BARU dalam menghadapi persaingan era Jaminan Kesehatan Nasional

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016 - 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan, maka perlu diselenggarakan sarana kesehatan yang mampu melayani masyarakat

Lebih terperinci

PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG 1 PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BIREUEN

Lebih terperinci

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata-1 pada Jurusan Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN A. Profil Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang paling berharga bagi manusia, sehingga mendorong untuk segera menyediakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Secara singkat perkembangan RSUD Arifin Achmad Pekanbaru sejak tahun 1950 sampai dengan tahun 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial, yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai tenaga medik, keperawatan, penunjang medik dan rujukan, pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya

Lebih terperinci

Materi Minggu 3. Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu:

Materi Minggu 3. Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu: M a n a j e m e n S t r a t e g i k 15 Materi Minggu 3 Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) 3.1 Proses Manajemen Strategik Manajemen strategik merupakan proses tiga tingkatan yang melibatkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS. Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB

PERENCANAAN STRATEGIS. Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB PERENCANAAN STRATEGIS Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB Audit External Visi & Misi Audit Internal Tujuan Jangka Panjang Strategi Implementasi Strategi Isu Manajemen Implementasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas sebagai salah satu jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.886, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Perubahan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan memberikan dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009). memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009). memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era persaingan yang ketat, hal utama yang perlu diperhatikan oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing, mempertahankan pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan yang berkualitas di rumah sakit sangat erat kaitannya dengan performa sumber daya manusia (SDM). Pada organisasi penyedia jasa seperti rumah sakit,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kesehatan bersifat holistik atau menyeluruh. Dalam mengupayakan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kesehatan bersifat holistik atau menyeluruh. Dalam mengupayakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat sekarang ini kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental dan sosial tetapi juga dari aspek produktivitas dalam arti mempunyai pekerjaan

Lebih terperinci

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS A. PENDAHULUAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS 2014 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

PANDUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CISALAK

PANDUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CISALAK PANDUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CISALAK BAB I PENDAHULUAN Rumah SakiT Sentra Medika Cisalak adalah unit pelayanan kesehatan dan rujukan yang memberi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan serta

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

BAB I. PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna BAB I. PENDAHULUAN Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

Lebih terperinci

BAB II. RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI

BAB II. RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI BAB II RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI A. Sejarah Ringkas Rumah sakit Dr.H.Kumpulan Pane Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat 1 di Kota Tebing Tinggi pada tahun 1958,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang adil dan merata. Salah satu pelayanan kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang adil dan merata. Salah satu pelayanan kesehatan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dibidang kesehatan di Indonesia bertujuan untuk mencapai masyarakat yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan keadaan yang sehat baik secara jesmani maupun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN STRATEGIS SKPD VISI DAN MISI 1. Pernyataan Visi Visi RSUD

Lebih terperinci

g.pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan keteknisan medik

g.pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan keteknisan medik Contoh Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo Struktur Organisasi ( lampiran 1) Rumah sakit umum pusat nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo/RSCM) merupakan Unit

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT PARU RESPIRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Rumah sakit umum daerah Dr. Hi Abdul Moeloek (RSUD.AM) merupakan rumah sakit di Provinsi Lampung yang menjadi rujukan

Lebih terperinci

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BATU BARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB II ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

BAB II ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN BAB I PENDAHULUAN Rumah Sakit Islam `Aisyiyah Nganjuk adalah unit pelayanan kesehatan dan rujukan yang memberi pelayanan kesehatan paripurna. Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Strategi pemerintah dalam pembangunan kesehatan nasional 2015-2019 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan

Lebih terperinci