PERANCANGAN PLAZA FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN ISI YOGYAKARTA RIZKY PUJI LESTARINA A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN PLAZA FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN ISI YOGYAKARTA RIZKY PUJI LESTARINA A"

Transkripsi

1 PERANCANGAN PLAZA FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN ISI YOGYAKARTA RIZKY PUJI LESTARINA A DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

2 RINGKASAN RIZKY PUJI LESTARINA. Perancangan Plaza Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Yogyakarta. Dibimbing oleh SITI NURISJAH. Kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan fisiologi, keamanan, afiliasi, aktualisasi diri, penghargaan, dan terakhir adalah estetika. Semua kebutuhan dasar manusia tersebut seharusnya dapat dipenuhi oleh lembaga pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi, namun seringkali lahan di sekolah hanya berupa ruang terbuka yang bernilai estetika tanpa adanya kesinambungan dengan kegiatan pendidikan. Idealnya suatu lanskap buatan manusia juga turut memasukan faktor sosial untuk mengarahkan kondisi dan perilaku pengguna ke arah yang lebih positif. Selain itu, penataan ruang terbuka juga dapat menjadi penyeimbang suasana jenuh dari kegiatan rutin di dalam ruang tertutup. Penataan ruang terbuka dapat memajukan kualitas pendidikan karena adanya lanskap yang aman, nyaman, akomodatif, dan kondusif bagi berjalannya proses belajar-mengajar. Perencanaan kampus beserta desain arsitektur serta lanskapnya terus menjadi topik yang penting bagi tiap perguruan tinggi, untuk tiga alasan yang sangat penting (Neuman, 2003): (1) Arsitektur dan lanskap sebuah perguruan tinggi membentuk latarbelakang yang mendukung visi dan misi dari suatu institusi pendidikan tersebut, (2) Menciptakan identitas yang mewakili alumni, civitas akademis, mahasiswa (saat ini dan yang akan datang) serta pengunjung, (3) Membantu mempertahankan status yang melekat pada institusi tersebut diantara lingkungannya. Fakultas Seni Rupa dan Desain adalah bagian dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI Jogyakarta), yang adalah sebuah perguruan tinggi seni negeri yang terdapat di Kota Jogyakarta, Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat karya rancangan lanskap plaza Fakultas Seni Rupa dan Desain, kampus ISI Yogyakarta yang diharapkan dapat memfasilitasi seluruh kegiatan dan aktivitas civitas akademikanya serta memberikan identitas tersendiri sebagai kampus seni yang merefleksikan Yogyakarta sebagai kota budaya dan kota pelajar. Penelitian ini dilaksanakan di areal kompleks perguruan tinggi ISI Yogyakarta, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari Pada bulan Februari 2008 dan Maret 2009 dilaksanakan penyebaran kuesioner dan wawancara terhadap pengguna tapak (mahasiswa) serta wawancara terhadap pihak kampus (rektor, dsb). Dalam rangkaian penelitian ini dilakukan survei dan pengamatan lapang,yang kemudian diikuti dengan pengolahan data, analisis spasial, pembuatan rancangan dan detil rancangan. Konsep desain kampus ISI Yogyakarta ini didasarkan dalam sebuah konsep dasar yaitu memunculkan karakteristik budaya sosial, yaitu pengguna (human culture) dalam kawasan FSRD dan identitas kampus ISI Yogyakarta sebagai kampus seni. Desain yang akan dikembangkan terinspirasi dari sebuah motif batik khas jogja yang dikenal dengan nama Kawung. Motif ini berasal dari buah dari pohon aren, yang dikenal juga dengan nama pohon enau yang menghasilkan kolang-kaling. Pohon aren dari atas (ujung daun) sampai pada akarnya sangat berguna bagi kehidupan manusia, baik itu batang, daun, nira, dan buah. Secara filosofis kawung memiliki makna yaitu manusia harus dapat berguna

3 bagi siapa saja dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pengembangan desain dilakukan berdasarkan pada keadaan fisik tapak, analisa kebutuhan pengguna, serta harapan dari pengelola kampus. Perancangan plaza FSRD terutama dikembangkan berdasarkan harapan/keinginan pihak kampus yang juga disesuaikan dengan keadaan tapak dan penggunaan tapak, serta kemampuan pihak kampus untuk memelihara tapak yang menjamin keberlanjutan desain pada tapak. Perancangan juga dilakukan untuk memberikan sarana dan fasilitas berkarya bagi mahasiswa, yaitu dengan mengembangkan rencana tata ruang yang mendukung kegiatan-kegiatan mahasiswa baik sosial maupun akademis. Hasil dan kegiatan kreativ mahasiswa juga dapat menunjang lanskap plaza yang memperkuat karakter plaza tersebut. Permasalahan utama yang muncul di dalam tapak antara lain: kenyamanan yang kurang karena suhu yang tertalu tinggi akibat kurangnya jumlah vegetasi pada tapak, keadaan vegetasi yang tidak terawat, dan jalur sirkulasi tapak yang sering disalahgunakan (kendaraan bermotor roda dua sering melewati jalur pejalan kaki). Masalah ini dapat diatasi dengan pemberian batasan yang lebih baik (sehingga tidak mudah diterabas dan disalahgunakan), serta penambahan vegetasi pada tapak yang tidak memerlukan perawatan yang berlebihan. Selain itu sebagai salah satu plaza kampus, maka plaza FSRD harus dapat menjadi landmark bagi kampus ISI Yogyakarta dan memunculkan karakteristik kampus. Karakter yang dimaksud adalah Kampus ISI Yogyakarta sebagai kampus seni yang memiliki dan memenuhi kebutuhan komunitas pengguna yang heterogen. Ini berarti karakter yang dimunculkan sebisa mungkin mewakili komunitas pengguna yang heterogen, bukan melulu mewakili karakter budaya tempat kampus itu berada. Ini berarti karakter budaya yang muncul terutama adalah budaya sosial pada Fakultas Seni Rupa dan Desain, dengan menggunakan elemen yang mengambil karakter budaya tradisional dan budaya modern yang lebih internasional universal.

4 PERANCANGAN PLAZA FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN ISI YOGYAKARTA RIZKY PUJI LESTARINA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

5 LEMBAR PENGESAHAN Judul Nama NRP : Perancangan Plaza Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Yogyakarta : Rizky Puji Lestarina : A Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. NIP Tanggal disetujui:

6 Hak cipta milik Rizky Puji Lestarina, tahun 2010 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya

7 Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Perancangan Plaza Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Yogyakarta belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi atau lembaga mana pun untuk tujuan memperoleh gelar akademik tertentu. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Januari 2010 Rizky Puji Lestarina A

8 RIWAYAT HIDUP Rizky Puji Lestarina, dilahirkan di Depok pada tanggal 26 Maret Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Afrizal Nursin dan Ibu Erry Sriyanti. Penulis menamatkan pendidikan dasarnya pada tahun 1997 di SDN Anyelir I, Depok, kemudian melanjutkan pendidikan ke SLTPN II Depok hingga tamat pada tahun Tahun 2003 penulis menyelesaikan pendidikan lanjutan atas di SMU Negeri 1 Depok. Pada Tahun 2003, melalui jalur PMDK, penulis diterima menjadi mahasiswa Program Studi Arsitektur Lanskap, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selama masa kuliah penulis aktif sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) dan Studio Pro Arsitektur Lanskap. Pada tahun 2008 penulis diberi kesempatan menjadi sebagai duta pemuda dalam Kapal Pemuda Asean Jepang bersama 28 rekan lainnya dari seluruh Indonesia, untuk bergabung bersama 330 pemuda dari ASEAN-Jepang diatas kapal Nippon Maru.

9 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul Perancangan Plaza Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Yogyakarta ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Atas semua bimbingan, bantuan, dukungan dan perhatian yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ibu Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini, serta untuk kesabaran dan pengertian yang luar biasa. 2. Bapak Dr. Ir. Nizar Nasrullah, MAgr. selaku pembimbing akademik atas bimbingannya selama masa kuliah. 3. Dr. Ir. Afrizal Nursin, Papi, yang selalu bisa dijadikan teman untuk brainstorming. Dra. Erry Sriyanti, Mami, yang teramat sabar dan selalu punya kata-kata pembangkit semangat. Rizky Puti Minanga, Adik, my stress reliever at the most crazy times. 4. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Arsitektur Lanskap. 5. Seluruh Staff dan Mahasiswa Kampus ISI Yogyakarta, terutama Fakultas Seni Rupa dan Desain. 6. PT Gita Rencana Multiplan, yang telah membantu dengan pinjaman datanya. 7. Teman-teman seperjuangan ARL angkatan 40 atas persahabatan yang sangat berharga dan seluruh waktu yang telah dilewati bersama-sama, terutama Sasha, Mi-chan, Ayu, Hendri, No-chan, Komti, Opeh my cheerleaders!! 8. Binbo Joshi ( 便簿女子 ): Panda, kak Diti dan Nadia. 9. Teman-teman kontingen Indonesia Participating Youth 2008, cabin mates 358, segenap rekan dan staf admin SSEAYP 35 dan awak kapal Nippon Maru, serta keluarga besar SSEAYP International Indonesia, yang mengajari saya begitu banyak hal dan memberikan saya sebuah keluarga baru. 10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

10 Penulis menyadari masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki dalam skripsi ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi peningkatan kualitas di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis serta bagi yang menggunakannya. Bogor, Januari 2010 Penulis

11 vi DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR.... x DAFTAR LAMPIRAN... xiii I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat Kerangka Pikir Penelitian... 4 II TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Ruang Terbuka Kampus Lanskap Kampus Plaza Perancangan Budaya III METODOLOGI Tempat dan Waktu Alat dan Bahan Metode dan Pendekatan Perancangan Proses Perancangan Persiapam Penelitian Konsep Dasar Pengumpulan Data Analisis Perancangan Batasan Studi IV KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep Konsep Tata Ruang Konsep Aktivitas Konsep Tata Sirkulasi... 27

12 vii Konsep Tata Hijau Konsep Fasilitas V DATA DAN ANALISIS Aspek Fisik Lokasi dan Batas Tapak Tanah dan Topografi Sirkulasi dan Aksesibilitas Vegetasi dan Satwa Iklim Tata Guna Lahan Lapangan Parkir Plaza FSRD Bangunan Potensi Visual Akustik Aspek Sosial Latar Belakang ISI Yogyakarta Pengguna Tapak Wawancara dan Kuesioner VI PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Sirkulasi Tapak Jalur kendaraan Sirkulasi Kendaraan Bermotor Sirkulasi Sepeda Jalur Pejalan Kaki Bollard Tata Hijau Tata Hijau dengan Fungsi Ekologis Tata Hijau dengan Fungsi Arsitektural Utilitas dan Fasilitas Plaza Amphitheatre Tempat Duduk Tangga Boks Tanaman Pemanfaatan Amphitheatre Outlet Listrik Pencahayaan Light Box Sculpture dan Sign Dinding Mural... 74

13 viii VI SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 79

14 ix DAFTAR TABEL Halaman 01. Jenis, sumber, cara pengambilan dan bentuk data biofisik Jenis, sumber, cara pengambilan dan bentuk data sosial Konsep fungsi aktivitas pada plaza FSRD... 26

15 x DAFTAR GAMBAR Halaman 01. Kerangka pikiran penelitian Diagram yang menunjukan akar dari budaya Bagan proses perancangan penyesuaian (Gold, 1980) Diagram pembagian zona tata ruang Berbagai macam kegiatan pengguna yang dapat dilakukan pada tapak Konsep tata Hijau Berbagai macam referensi untuk konsep fasilitas plaza Peta lokasi Kampus ISI Yogyakarta dilihat dari Titik Nol Yogyakarta Situasi bagian sebelah selatan tapak Peta lokasi Kampus ISI Yogyakarta Peta Fakultas Seni Rupa dan Desain pada Kampus ISI Yogyakarta Peta topografi Kampus ISI Yogyakarta Peta aksesibilitas Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Yogyakarta Peta sirkulasi pejalan kaki Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Yogyakarta Peta persebaran vegetasi berupa pohon di Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Yogyakarta Contoh vegetasi yang tersebar di Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Yogyakarta Perkiraan awal musim hujan 2008/2008 dan perbandingannya terhadap rata-ratanya (zona musim di Jawa Tengah dan D.I.Y) Perkiraan sifat musim hujan 2008/2008 dan perbandingannya terhadap rata-ratanya (zona musim di Jawa Tengah dan D.I.Y) Lahan Parkir yang ada di area FSRD, ISI Yogyakarta Peta area Plaza Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Yogyakarta Foto area Plaza Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Yogyakarta Fasad bangunan Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Yogyakarta Area pada Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Yogyakarta yang kurang sedap dipandang... 44

16 xi 24. Mural yang ada di dinding salah satu gedung departemen desain di Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Yogyakarta Lambang ISI Yogyakarta Area peruntukan jalur sirkulasi pengguna sepeda Area parkir sepeda berupa rak sepeda Contoh detil jalur sirkulasi sepeda dan pejalan kaki pada tapak Contoh paving block triheksagonal yang digunakan pada jalur sepeda Contoh rak sepeda sederhana yang dapat diterapkan pada tapak Area sirkulasi berdasarkan kondisi eksisting area plaza FSRD Hasil desain area sirkulasi pejalan kaki pada tapak Contoh perkerasan pada sirkulasi pejalan kaki pada tapak Area pada tapak yang menggunakan perkerasan berupa concrete Area pada tapak yang menggunakan perkerasan berupa paving block triheksagonal (cat hijau) Area pada tapak yang menggunakan perkerasan berupa slab stone warna hitam Contoh penggunaan bollard Area tapak dimana bollard digunakan Detail bollard yang ada pada tapak Rencana Tata Hijau untuk plaza FSRD Rencana Tata Hijau untuk Area yang ditutupi Pennisetum purpureum (rumput gajah) Rencana Tata Hijau untuk pohon Filicium decipiens (Kerei Payung) Pennisetum purpureum dan Filicium decipiens Rencana Tata Hijau untuk area yang ditutupi Zephyranthes sp Rencana Tata Hijau untuk area yang ditutupi Arenga pinnata Zephyranthes sp. dan Arenga pinnata Area amphitheatre pada tapak Konsep seating area yang akan diterapkan pada amphitheatre Seating area pada amphitheatre Rekomendasi feature tangga pada tapak... 67

17 xii 51. Zephyranthes sp., Pennisetum purpureum, dan kerikil putih yang akan mengisi planter box Contoh kegiatan mahasiswa yang dapat dilakukan di tapak Titik-titik outlet listrik yang ada pada tapak Rekomendasi fitur outlet listrik pada tapak Contoh-contoh pencahayaan yang dapat diterapkan pada tapak Contoh-contoh lampu yang dapat digunakan untuk pencahayaan pada tapak Titik-titik pencahayaan pada tapak Batik kawung Titik-titik posisi light box sculpture Desain light box sculpture tampak atas Contoh signage baru pada ISI Yogyakarta dan signage pada departemen Kriya saat ini Contoh signage masing-masing departemen Lokasi dinding mural yang dapat dikembangkan pada tapak Contoh Mural... 74

18 xiii DAFTAR LAMPIRAN Halaman 01. Kuisioner Preferensi Pengguna Site Plan Planting Plan Hardscape Plan Lighting Plan (Night Vision) Lighting and Electrical Plan Detil Penanaman Detil Amphitheatre Plaza FSRD Detil Amphitheatre Plaza FSRD Konstruksi Amphitheatre Plaza FSRD Detil Perkerasan Detil Perkerasan Detil Lighting Fixtures dan Electrical Outlet Detil Light Box Sculpture - 1 Fine Art Detil Light Box Sculpture - 2 Design Detil Light Box Sculpture - 3 Crafts Detil Sign Jurusan Seni Murni Detil Sign Jurusan Kriya Detil Sign Jurusan Desain Potongan Tampak Fakultas Seni Rupa dan Desain... 97

19 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi (Depdiknas, 2007). Pendidikan dapat dibagi menjadi pendidikan formal dan pendidikan informal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Untuk mendukung kegiatan pendidikan maka diperlukan adanya suatu lingkungan yang menyediakan sarana prasarana yang baik. Sudah selayaknya keadaan fisik suatu kompleks pendidikan menjadi titik perhatian karena menurut Greenbie (1985), kondisi fisik lingkungan dapat membentuk perilaku sosial manusia yang ada didalamnya. Kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan fisiologi, keamanan, afiliasi, aktualisasi diri, penghargaan, dan terakhir adalah estetika. Semua kebutuhan dasar manusia tersebut seharusnya dapat dipenuhi oleh lembaga pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi, namun seringkali lahan di sekolah hanya berupa ruang terbuka yang bernilai estetika tanpa adanya kesinambungan dengan kegiatan pendidikan. Idealnya suatu lanskap buatan manusia juga turut memasukan faktor sosial untuk mengarahkan kondisi dan perilaku pengguna ke arah yang lebih positif. Selain itu, penataan ruang terbuka juga dapat menjadi penyeimbang suasana jenuh dari kegiatan rutin di dalam ruang tertutup. Penataan ruang terbuka dapat memajukan kualitas pendidikan karena adanya lanskap yang aman, nyaman, akomodatif, dan kondusif bagi berjalannya proses belajar-mengajar.

20 2 Perencanaan kampus beserta desain arsitektur serta lanskapnya terus menjadi topik yang penting bagi tiap perguruan tinggi, untuk tiga alasan yang sangat penting (Neuman, 2003) 1. Arsitektur dan lanskap sebuah perguruan tinggi akan mendukung visi dan misi dari suatu institusi pendidikan tersebut. 2. Menciptakan identitas (kampus) yang mewakili alumni, civitas akademis, mahasiswa (saat ini dan yang akan datang) serta pengunjung. 3. Membantu mempertahankan reputasi yang melekat pada institusi tersebut diantara lingkungannya. Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI Jogyakarta), adalah sebuah perguruan tinggi seni negeri yang terdapat di Kota Jogyakarta, Indonesia. ISI Jogyakarta dibentuk atas Keputusan Presiden RI No: 39/1984 tanggal 30 Mei 1984, dan diresmikan berdirinya oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Nugroho Notosusanto, pada tanggal 23 Juli Institut ini mengkhususkan pada pendidikan di bidang kesenian, yang terkelompok ke dalam tiga fakultas, yakni: Fakultas Seni Rupa, Fakultas Seni Pertunjukan, Dan Fakultas Seni Media Rekam. ISI dibentuk setelah dilakukannya penggabungan sejumlah sekolah tinggi bidang kesenian termasuk AMI (Akademi Musik Indonesia), ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) dan ASTI (Akademi Seni Tari Indonesia). Sebagai kota budaya dan juga kota pelajar, Yogyakarta memiliki Taman Budaya, Sekolah Menengah Kejuruan Kesenian, Pusat Pengembangan dan Penataran Guru (PPPG) Kesenian, serta sanggar-sanggar seni yang tersebar di seluruh wilayah DIY, dengan demikian keberadaan ISI Yogyakarta tidak saja memperoleh manfaat dari lingkungan seni budaya yang subur, namun juga dapat lebih berperan serta dalam membina dan mengembangkan kehidupan seni di Indonesia. Akibat dari gempa yang melanda Yogyakarta 27 Mei 2006, kegiatan di ISI Yogyakarta sempat terhenti karena jumlah kerusakan pada bangunan pendukung yang cukup besar. Kondisi paska gempa bisa dikatakan hampir 40% bangunan dan infrastruktur telah rusak. Tindakan perbaikan untuk pemanfaatan (utility) membutuhkan waktu serta rencana yang matang. Oleh karena itu kajian menyeluruh dilakukan sekaligus dipakai untuk memperoleh keterpaduan antara

21 3 program strategis (strategic planning) dengan rencana tindakan pembangunan fasilitas. Pertumbuhan fasilitas fisik dalam bentuk rencana rekonstruksi dan pembangunan gedung adalah suatu perencanaan fisik berjangka (bertahap) yang dicapai melalui keterpaduan yang sistematik dengan rencana strategis pengembangan perguruan tinggi ISI Yogyakarta. Selain pembangunan fasilitas fisik (bangunan), penataan kembali lanskap Kampus ISI Yogyakarta juga diperlukan. Lanskap Kampus selain memberikan nilai estetika pada tapak, juga memegang peranan penting dalam mendukung dan memfasilitasi segala kegiatan kampus dan penghuni kampus serta masyarakat disekitarnya. Selain itu lanskap kampus juga dapat memberikan trademark dan identitas tersendiri bagi kampus. Dalam hal ini kampus ISI Yogyakarta sebagai kampus seni dapat menunjukan identitasnya sebagai kampus seni yang sekaligus dapat mencerminkan Yogyakarta sebagai Kota Budaya dan Kota Pelajar. Sebuah ruang terbuka pada dasarnya merupakan wadah yang dapat menampung dan menunjang semua aktivitas, baik secara individu maupun berkelompok. Bentuk dari ruang terbuka ini tergantung pada pola dan susunan massa bangunan. Dalam menciptakan ruang terbuka yang ideal bagi kawasan kampus yang berorientasi terhadap pengembangan kesenian dan kebudayaan perlu diperhatikan mengenai masalah sirkulasi, aktivitas yang ada dan tata ruang terbuka luar didalam tapak agar dapat menunjang fleksibilitas pemanfaatannya dengan kegiatan seni dan serasi dengan lingkungan sekitarnya Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat karya rancangan lanskap plaza Fakultas Seni Rupa dan Desain, kampus ISI Yogyakarta yang diharapkan dapat memfasilitasi seluruh aktivitas dari civitas akademikanya serta memberikan identitas sebagai kampus seni yang merefleksikan Yogyakarta sebagai kota budaya dan kota pelajar.

22 Manfaat Hasil perancangan lanskap pada kompleks kampus ISI Yogyakarta ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Acuan dan masukan bagi perencana, perancang dan pengelola kompleks kampus ISI Yogyakarta dalam perencanaan, perancangan dan pengelolaan lingkungan yang dapat mencerminkan trademark serta identitas ISI Yogyakarta sebagai kampus seni, terutama pada fakultas seni rupa, kampus ISI Yogyakarta. 2. Sebagai landasan atau tolak ukur bagi perencana dan perancang dalam mengembangan lanskap kampus seni pada umumnya. 3. Memberi manfaat, fungsi serta kenyamanan bagi civitas akademika maupun warga masyarakat disekitar kampus Kerangka Pikir Penelitian Ruang terbuka suatu kawasan dapat diisi dengan hijauan, area perkerasan, maupun dibuat fasilitas-fasilitas lain untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang ada di sekitarnya. Sebuah kampus seni seperti ISI yogyakarta seharusnya memiliki ruang terbuka yang dapat mendukung seluruh kegiatan civitas akademi yang ada didalamnya. Ruang terbuka yang ada juga harus dapat memberikan identitas tersendiri pada kampus, terutama karena kampus ISI Yogyakarta merupakan kampus seni yang harus memiliki ciri yang kuat, baik dalam hal seni maupun budaya. Ruang terbuka yang ada pada kampus harus dapat mewadahi kebutuhan mahasiswa dan civitas akademik kampus tersebut, dapat menjadi sarana untuk ruang kelas outdoor, tempat mengisi waktu luang antar kelas, diskusi, bercengkrama, maupun aktivitas lain yang dapat dilakukan secara berkelompok maupun individual.

23 5 KAMPUS ISI YOGYAKARTA Lanskap Kampus Plaza Fakultas Seni Rupa - Sebagai ruang terbuka pada kampus - Memenuhi kebutuhan pengguna kampus (terutama civitas akademik) - Memberikan fasilitas tambahan bagi kegiatan civitas akademik - Menjadi ruang sosial pada kampus. - Memberikan cerminan pada kampus ISI sebagai kampus seni & budaya - Menunjukan identitas tersendiri bagi kampus. Tata ruang, tata aktivitas, tata sirkulasi, tata letak fasilitas, dan tata elemen PERANCANGAN PLAZA FAKULTAS SENI RUPA SEBAGAI BAGIAN DARI LANSKAP KAMPUS INSTITUT SENI YOGYAKARTA SEBAGAI KAMPUS BERWAWASAN SENI DAN BUDAYA Gambar 1. Kerangka Pikir penelitian

24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Lanskap Lanskap adalah wajah atau karakter lahan atau tapak dan bagian dari muka bumi ini dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya, baik yang bersifat alami maupun yang buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang sejauh indra dapat menangkap dan sejauh imajinasi dapat membayangkan. Beberapa objek yang dapat menjadi pengamatan antara lain adalah kota, jalan, lapangan golf, sungai, pantai, pemukiman, sekolah kampus dan lain-lain (Rachman, 1984) Ruang Terbuka Ruang terbuka adalah salah satu jenis ruang yang pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu baik secara individu atau secara kelompok diluar bangunan. Ditinjau dari jenis aktivitasnya maka ruang terbuka terdiri dari ruang terbuka yang aktif dan ruang terbuka pasif. Ruang terbuka aktif adalah ruang terbuka yang mengandung aktivitas manusia didalamnya, antara lain olah raga, dan lain-lain. Ruang terbuka pasif adalah ruang terbuka yang didalamnya tidak terdapat aktivitas manusia didalamnya, yaitu berupa hijauan maupun taman dan lain sebagainya (Hakim, 1991). Menurut Simonds (1983) ruang terbuka berhubungan langsung dengan penggunaan struktur sehingga dapat mendukung fungsi struktur tersebut. Fungsi ruang terbuka menurut Hakim (1991) adalah sebagai sarana penghubung antara suatu tempat dengan tempat lainnya, pembatas, atau jarak antara masa bangunan dan pelembut arsitektur bangunan. Suatu ruang terbuka menurut Lynch (1981) tidak berdasarkan pada banyaknya struktur yang ada di area tersebut, tetapi ditentukan oleh jumlah aktivitas yang dapat dilakukan oleh penggunanya di dalam area tersebut. Bentuk dari ruang terbuka sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan (Hakim 1991). Bentuk bangunan mempunyai hubungan dengan lanskap alami dan buatan, tidak berhubungan dengan strukturnya saja tetapi juga susunan

25 7 dan karakter lanskap yang mempengaruhinya (Simonds, 1983). Menurut Laurie (1986) bentuk keseluruhan ruang terbuka tersebut dapat dipertegas dengan mengunakan bahan-bahan alami, bentuk lahan, dan tumbuhan. Tetapi dapat juga dibentuk dengan cara mengkombinasikan antara struktur-struktur buatan manusia dan bahan-bahan alami. Seperti juga yang dikemukakan Lynch (1981) bahwa ruang terbuka tidak selalu berupa area yang bersifat alami saja, tetapi dapat menggunakan struktur buatan manusia. Simonds (1983) mengemukakan bahwa dengan mengatur struktur dan ruang yang baik tidak hanya sekedar menekankan bangunannya saja tetapi juga berfungsi untuk menciptakan kesatuan ruang secara total. Bangunan mempunyai hubungan yang erat dengan struktur lain, ruang, dan lanskap alami disekitarnya. Hubungan antar ruang, struktur dan lanskap yang mengelilinginya harus dipertimbangkan bersama dalam suatu proses desain (Simonds, 1983). Proses mendesain ruang terbuka merupakan bagian dari perencanaan tapak (Lynch, 1981) Kampus Menurut Dinas Kebersihan dan Pertamanan Propinsi Dati I Bali dengan Universitas Udayana (1989, dalam Setyorini 1999), kampus menjadi sebuah kota tersendiri. Kampus sebagai suatu lingkungan yang lengkap dan merupakan sebuah kota yang mempunyai corak tersendiri yaitu suatu bentuk kehidupan dengan corak kehidupan ilmiah. Penciptaan kehidupan ilmiah dan kehidupan kemanusiannya merupakan hal utama sehingga gubahan lanskap dituntut agar mampu menciptakan suasana fungsional ilmiah dan suasana kemanusian dengan segala kegiatannya. Untuk itu wilayah kampus dibagi kedalam beberapa zona, yaitu: 1. Lingkungan Pendidikan (Academic Zone). Lingkungan dimana berlangsung semua proses pendidikan ilmiah termasuk kegiatan laboratorium. Suasana yang perlu diciptakan dalam zona ini adalah suasana teduh, tenang, segar agar proses belajar-mengajar berlangsung baik. 2. Lingkunan Kegiatan (Activity Zone).

26 8 Dalam lingkungan ini terjadi komunikasi antara mahasiswa dengan civitas lainnya, demikian juga antara lembaga dan masyarakat dalam bentuk kegiatan sosial budaya. Suasana yang dikehendaki adalah meriah, indah, segar dan dinamis. 3. Lingkungan Perumahan (Residental Zone). Lingkungan ini dimaksudkan untuk tempat tinggal para dosen, pegawai, dan asrama mahasiswa. Suasana yang diperlukan untuk lingkungan ini adalah suasana tenang, teduh, aman, intim, dan privasi terjaga dari kesibukan kampus Lanskap Kampus Eckbo (1964) menyatakan bahwa ruang terbuka dalam kampus merupakan perlengkapan dalam kehidupan kampus. Di dalamnya tertampung aktivitas belajar, komunikasi sosial, dan hubungan timbal balik dari berbagai disiplin ilmu. Karena itu menurutnya didalamnya harus tercipta suasana yang intim dan tempat duduk yang menyenangkan. Fasilitas-fasilitas rekreasi dapat dibangun diatasnya. Lanskap kampus mengacu pada total kompleks dari elemen fisik yang ada dalam kampus dan terbentuk akibat interaksi antara manusia sebagai individu dan bagian dari makhluk sosial dengan alam selain manusia (non-human nature) (Campus Landscape Master Plan University of California Riverside, 1996 dalam Nugroho, 2001). Didalamnya tidak hanya terdiri dari material tanaman (area rumput, pohon, semak, dan penutup tanah, tetapi juga meliputi pengembangan tapak luar seperti elemen keras penutup tanah (ground surfaces) seperti paving, dan cor semen, bentukan lahan seperti grading dan land form. Elemen fisik kampus terbangun atas tiga elemen primer (Campus Landscape Master Plan University of California Riverside, 1996 dalam Nugroho, 2001). Elemen tersebut adalah elemen struktur (strucure), ruang terbuka, dan alam (nature). Struktur direpresentasikan sebagai bangunan, jalan, area parkir, dan utilitas. Ruang terbuka direpresentasikan sebagai ruang tanpa ruang terbangun (struktur) diatasnya, seperti plaza, lapangan olah raga, dan sebagainya. Alam direpresentasikan dalam bentukan lahan (land form), tanaman, bebatuan, dan air, dan habitat satwa didalamnya.

27 9 Menurut Dinas Kebersihan dan Pertamanan Propinsi Dati I Bali dengan Universitas Udayana (dalam Setyorini, 1999), membagi jenis ruang terbuka pada lanskap kampus berdasarkan fungsi/kegiatan yang terjadi, yaitu: 1. Halaman Utama Kampus (Campus Plaza). Merupakan ruang terbuka yang terletak di pusat kampus yang juga merupakan pusat penghubung kegiatan ilmiah antara mahasiswa dengan Universitas atau Universitas dengan masyarakat. Ruang ini bisa diselesaikan dengan perkerasan, dilengkapi dengan pertamanan pada tempat-tempat strategis yang diperlukan. Jenis-jenis tanaman yang digunakan berskala rendah, dengan variasi tajuk dan warna. 2. Taman Kampus. Ruang untuk pertamanan terdapat diseluruh zona kegiatan yang penempatannya diatur sedemikian rupa untuk menambah keindahan kampus dan untuk memberikan penampilan yang sesuai dengan karakteristik masingmasing kegiatan yang diwadahi. Berdasarkan fungsinya, taman diklasifikasikan lagi kedalam taman aktif dan taman pasif. a. Taman Aktif Dimaksudkan selain sebagai ruang untuk memperindah lingkungan juga dimanfaatkan untuk tempat-tempat kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan dalam kampus yang meliputi kegiatan formal dan non-formal (kegiatan upacara/apel, belajar bersama/outdoor study, istirahat dan kegiatan komunikatif lainnya). b. Taman Pasif Dimaksidkan hanya untuk memperindah dan menambah kenyamanan dan kesegaran lingkungan. Penyelesaian lanskapnya merupakan komposisi tanaman-tanaman yang tergolong semak rendah/sedang yang mampu memberikan suasana segar pada lingkungan. 3. Lapangan Olahraga. Diusahakan terletak dekat dengan lingkungan perumahan (asrama mahasiswa dan perumahan dosen/pegawai). Gubahan lanskapnya agar memberikan suasana segar, santai dan dinamis.

28 10 4. Arboretum. Merupakan zona laboratorium botani yang terdiri dari gugusan berbagai jenis pohon untuk kepentingan ilmiah. 5. Jalur Hijau. Merupakan bentangan alam yang terdiri dari kumpulan jenis-jenis pohon untuk jalur hijau. Terkadang tempat ini juga dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi. Jalur hijau juga kadang-kadang berfungsi sebagai pembatas dan penghubung antara bangunan-bangunan fakultas. 6. Jalan-Jalan dan Tempat Parkir Jalan merupakan ruang terbuka yang langsung merupakan pembatas wilayah kegiatan. Sebagai penghubung ruang ke-ruang, suasana yang tercipla dalam ruang jalan/disekitar jalan dapat sebagai ruang transisi dari ruang yang satu dengan ruang yang lainnya. Tempat/Area parkir ditempatkan pada daerah pinggir dari daerah kegiatan/aktivitas dengan maksud untuk mengurangi terganggunya lingkungan kegiatan dari kebisingan (noise). Ruang parkir merupakan ruang peralihan sepanjang pencapaian (street pictures). Sebagai ruang peralihan akan menuntut suatu penataan yang khusus dan berpenampilan lain daripada yang lain, terutama dalam menentukan jenis pohon. Bentuk lanskap yang menarik perhatian juga selalu diusahakan untuk ditampilakan dalam suatu kampus perguruan tinggi dengan bentuk tanaman, kebun tanaman yang tertata. Fungsi utama tanaman lanskap pada suatu kampus adalah untuk menunjang suasana kegiatan kampus dan meningkatkan kualitas visual yang terdapat pada kampus tersebut (Carpenter et al., 1975). 2.5 Plaza Menurut Greenbaum (2009), plaza berasal dari bahasa Spanyol plaza,dari bahasa latin platea, dan dari bahasa yunani kuno πλατεῖα (plateia, kependekan dari πλατεῖα ὁδός plateia hodos), plaza memiliki arti pusat kota, atau area pusat perkumpulan. Sebuah plaza adalah area yang merupakan ameniti bagi masyarakat, dimana area itu melayani berbagai macam pengguna dan segala kebutuhan mereka.

29 11 Pertimbangan yang paling utama dari fungsi sebuah plaza adalah pertimbangan potensi tapak tersebut di masa kini dan masa yang akan dating. Plaza harus didesain mengikuti berbagai macam aktivitas baik pasif maupun aktif, untuk kelompok maupun perorangan, formal maupun informal, terencana ataupun umpromptu. Plaza haruslah dapat mengundang pengguna untuk menggunakan fasilitas yang sudah disediakan (misalnya: penyediaan tempat duduk dan meja di area teduh dapat digunakan untuk makan siang di area tersebut), tetapi juga harus fleksibel untuk mengakomodir aktivitas lain yang terpikirkan oleh pengguna (misalnya: area teduh berumput dapat menjadi area untuk diadakan pertunjukan seni impromptu, dsb). Biasanya plaza pada pada umumnya memiliki tujuan desain yang dapat diterapkan seperti berikut: 1. Aksesibilitas: Akses terhadap fitur yang ada: Desain yang ada (kontur lanskap, level, pembatas arsitektural lainnya) tidak akan menjadi penghalang bagi pengguna tapak untuk mengakses amenity yang ada pada plaza tersebut. Rute yang mudah dilalui: plaza dengan rumput dan tanah harus terjaga dengan baik untuk menjaga adanya jalur yang dapat dilalui oleh pengguna. Bagaimanapun permukaan dengan perkerasan juga dapat didesain dengan kemiringan untuk memenuhi standar aksesibilitas dan mengalirkan air permukaan. 2. Estetika Material: Gunakan material, furniture, signage, dan elemen lainnya yang mencerminkan atmosfir yang ingin dicapai di plaza tersebut. Fitur Air: Air dapat dijadikan sebagai elemen visual dan akustik. Namun keberadaannya tidaklah mutlak dan jangan sampai membebani perawatan lanskap yang harus dilakukan. Instalasi seni (patung): Penempatan patung sebaiknya disesuaikan dengan tema dan atmosfer tapak. Jika menempatkan lebih dari satu patung akan lebih baik jika patung tersebut letaknya berkesinambungan dan jika perlu konsultasikan dengan seniman yang mengerjakan patung tersebut. Akan lebih baik jika rangkaian patung tersebut mempunyai tema dan cerita dan

30 12 didesain alur bagi pengguna untuk dapat menikmati rangkaian isntalasi seni tersebut. 3. Biaya Efisien Perawatan dengan biaya efisien: adalah hal yang penting untuk memastikan adanya program perawatan yang rutin terhadap tapak yang telah di desain. Fungsinya adalah untuk menjaga kondisi tapak denagn biaya yang efisien dan seminimal mungkin. Gunakan material tahan cuaca: Sebaiknya penggunaan material untuk tapak dipilih yang sangat tahan cuaca, tahan lama, dan tidak mudah dirusak (dengan vandalisme). 4. Fungsional/Operasional Fleksibel: Plaza harus di desain dengan utilitas dan infrastruktur yang sederhana untuk memudahkan penggunaan dan fleksibilitas dan penggunaan yang multifungsi. Furnitur Outdoor: Tempat duduk, bollards, rak sepeda, tempat sampah, dan sebagainya harus dipertimbangkan sebagai bagian dari desain awal tapak tersebut. Furnitur ini harus seirama dengan arsitektur bangunan dan lanskap disekitarnya, baik ukuran, desain, dan warnanya. Furnitur Outdoor adalah elemen yang esensial dalam menciptakan ruang outdoor yang fungsional. Maintenance: perawatan jangka panjang terhadap elemen lanskap, pencahayaan, dan elemen sejenisnya harus dipertimbangkan pada tahap desain. Program Plaza: pertimbangan harus diberikan untuk pengembangan plaza untuk pengguna tapak, untuk aktivitas aktif dan pasif, baik yang terencana maupun yang impromptu. Dapat juga fungsi bangunan yang ada disekitarnya dimasukan kedalam plaza. 5. Produktif Memenuhi kebutuhan pengguna gedung yang ada disekitarnya: Plaza yang didesain dengan baik dapat memberikan fungsi tambahan bagi pengguna gedung yang ada di sekitarnya.

31 13 Dukungan untuk berbagai macam aktifitas: desainer harus berdiskusi dengan calon pengguna tapak untuk dapat menambahkan potensi kedalam tapak. Tapak dapat mendukung potensi kegiatan outdoor dan berkaitan dengan kegiatan indoor di gedung yang berkaitan dengan tapak. Aktivitas yang direncanakan harus meliputi kegiatan aktif maupun pasif, untuk kegiatan terencana maupun impromptu, berkelompok maupun perseorangan, dan sebagainya, 6. Keamanan dan Keselamatan Bollard dan elemen lanskap: untuk menghindari jalur masuk dari arah yang tidak dikehendaki, sangat disarankan penggunaan pembatas di bagian pinggir dari plaza. Pembatas yang dimaksud dapat berupa bollard, tangga, patung, elemen air, boks tanaman, dan elemen lanskap lainnya yang dapat dinikmati nilai estetiknya oleh pengguna tapak namun tetap memberikan keamanan bagi pengguna tapak. 7. Berkelanjutan (sustainable) Perencanaan tapak: entrance plaza harus memiliki kemiringan minimal 1% dan maksimal 5% untuk memastikan aliran air permukaan (akibat hujan). Storm Water Management: Dimana area dengan perkerasan yang berbatasan langsung dengan gedung memiliki kemiringan minimal 2% dari struktur ke alur drainase untuk memastikan adanya mengalirnya aliran permukaan ke drainase. Konservasi Air: Konsumsi air harus diminimalisir, terutama pada daerah dengan iklim kering dengan laju evaporasi yang tinggi. Rak sepeda: berkaitan dengan program go green yang mendukung bike to campus maupun bike to work, sebaiknya disediakan rak sepeda untuk pengguna tapak, minimal untuk mengakomodir 5% pengguna gedung yang berdekatan dengan tapak. Rak sepeda dapat diletakan di plaza, dekat dan dapat dilihat dari entrance gedung, dan aman. Rak harus dapat digunakan untuk menggunakan kunci bagi sepeda dan sesuai dengan disain gedung dan tapak.

32 Perancangan Perancangan adalah perluasan dari perencanaan yang berkenaan dengan seleksi komponen-komponen rancangan, bahan-bahan, tumbuh-tumbuhan dan kombinasinya sebagai pemecah masalah di dalam perencanaan. Disamping dasar dasar teknik mengenai bahan-bahan atau elemen-elemen, perancang juga berhubungan dengan visual. Seperti halnya dalam perencanaan, bentuk dan wujud dalam rancangan timbul dari kendala-kendala dan potensi yang dimiliki tapak serta suatu perumusan yang jelas atas masalah perancangan (Laurie, 1986). Perhatian pada perancangan ditujukan pada penggunaan volume dan ruang, setiap volume memiliki bentuk, tekstur, ukuran, bahan, warna, dan kualitas lain. Kesemuaan ini dapat dengan baik mengekspresikan dan mengakomodasikan fungsi-fungsi yang diinginkan (Simonds 1983). Dasar-dasar estetika dalam perancangan lanskap berkaitan dengan titik, garis, tekstur, warna, variasi, perulangan, keseimbangan dan penekanan. Garis merupakan pembentuk dan pengontrol pola, pergerakan, visual, dan fisik. Bentuk berkaitan dengan bentuk vertikal dan horizontal dan kedalaman. Tekstur berkaitan dengan halus-kasarnya bentuk. Bentuk dan tekstur dalam perancangan lanskap banyak dibentuk oleh elemen tanaman. Warna dikaitkan dengan pengaruh kejiwaan yang dihasilkannya. Variasi berperan dalam mengurangi kemonotonan. Sementara perulangan menjadikan variasi menjadi lebih memiliki ekspresi. Keseimbangan berperan dalam penentuan bentukan formal maupun non-formal dan simetris maupun asimetris. Sedangkan penekanan berperan dalam mengarahkan mata pada satu atau dua obyek yang dipentingkan dalam sebuah komposisi (Carpenter et al, 1975). Pemilihan materi atau bahan juga merupakan hal penting dalam perancangan lanskap (Laurie, 1986). Perbedaan jenis bahan yang digunakan dapat mengkomunikasikan kegunaan-kegunaan tertentu. Begitu pula dengan merancang obyek, ruang dan materi harus didisain seefektif mungkin dalam fungsinya (Simonds, 1983). Seorang perancang harus memiliki kemampuan imajinatif untuk merencana bentuk baru dan kreatif dalam menganalisa permasalahan dan faktorfaktor penentu bentuk. Sebuah rancangan yang dibangun di atas tapak dapat

33 15 dinilai berhasil jika terlihat keterkaitan antara tapak dengan program-programnya (Laurie, 1986). Sasaran dari perancangan adalah kesesuaian dan respon terhadap situasi sekitar. Kesesuaian, menurutnya, adalah sasaran mayor dalam perancangan dan berhubungan dengan penempatan elemen-elemen dalam tapak, sehingga penting bagi perancang untuk mengetahui lebih jauh karakter dari tapak, baik kondisi awal maupun fungsi yang diusulkan. Respon terhadap situasi dan keadaan sekitar berkaitan dengan respon terhadap identitas atau ciri pokok suatu karakter yang menonjol dari tapak. Keberhasilan dari perancangan adalah bila perancang dapat menanggapi kebutuhan-kebutuhan penggunanya, mempertemukan fungsi yang dibutuhkan dan beradaptasi terhadap tekanan dari lingkungan yang mempengaruhinya. Dalam Campus Landscape Master Plan University of California Riverside, (1996, dalam Nugroho, 2001) dijelaskan secara lebih spesifik tentang perancangan sebuah lanskap kampus. Perancangan lanskap kampus haruslah mempertimbangkan prinsip desain lanskap kampus, yaitu : 1. Lanskap sangat penting dalam komunitas kampus, oleh sebab itu harus memperhitungkan rencana pengembangan bangunan kampus ke depan, 2. Perancangan lanskap kampus haruslah menjadi komponen integral dari lingkungan kampus, 3. Perancangan lanskap harus memperhatikan atribut yang telah eksis sebelumnya, 4. Habitat tanaman harus diperhatikan baik dalam pemilihan jenis maupun dalam peletakannya (lay out). Untuk menghindari kelebihan penanaman, perawatan berlebihan, kebutuhan penggunaan air yang berlebihan, dan konflik dengan tanaaman lain, maupun struktur. 5. Perancangan ruang terbuka harus memperhatikan lokasi dan gerak pengguna dan pemerhati tapak (viewer). Perancangan lanskap harus memperhatikan pandangan dinamis, bukan statis. 6. Perancangan yang bersifat multi-sensory dengan memberikan warna, aroma, tekstur, dan pencahayaan dalam lanskap akan memberikan kesan mendalam.

34 16 Laurie (1986) dalam perencanaan Foothill Collage di California menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan perkerasan khusus dan tumbuhantumbuhan ornamental diperlukan untuk memberikan identitas pada suatu tapak ataupun bagian-bagiannya. Kampus direncanakan secara logis dan efisien mencerminkan program untuk sekolah tersebut dan sekaligus tanggap terhadap lingkungan sekitar beserta faktor-faktor sosialnya Budaya Budaya merupakan sebuah kata yang memiliki pengertian yang kompleks. Raymond Williams, seorang pengamat dan kritikus kebudayaan mengatakan bahwa kebudayaan (culture) merupakaan satu dari dua atau tiga kata yang paling kompleks penggunaannya. Budaya sering diartikan secara sempit sebagai bentuk kegiatan intelektual artistic dengan produknya yang turun temurun (heritage). Sering kali terjadi salah kaprah bahwa budaya disama artikan dengan kesenian tradisional. Menurut Meuthia Djaluputro (2008) budaya (culture) berakar dari kebiasaan (habbit) dan gaya hidup (lifestyle) yang ada pada sebuah kelompok. Kebiasaan tersebut akan berkembang dan diteruskan secara turun temurun dan dan menjadi perilaku (manner) dari kelompok tersebut. Manner yang terus menerus dilakukan ini akan menjadi sebuah dasar dari etika (ethic) yang ada dalam masyarakat tersebut. Etika yang ada mulai memiliki nilai (value) dan ada konsekuensi jika dilaksanakan maupun jika tidak dilaksanakan, etika tersebut menjadi norma (norm). Norma-norma yang ada pada suatu kelompok akan berkembang dan diteruskan secara turun temurun oleh pelaku hingga lamakelamaan menjadi budaya (culture) bagi kelompok tersebut.

35 17 Gambar 2. Diagram yang menunjukan akar dari budaya 1 1 Meuthia Djaluputro dalam Pelatihan Kepemimpinan Kapal Pemuda ASEAN-Jepang 2008 (SSEAYP), kerjasama antara Kemenegpora dan SSEAYP International Indonesia.

36 BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di areal kompleks perguruan tinggi ISI Yogyakarta, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari Pada bulan Februari 2008 dan Maret 2009 dilaksanakan penyebaran kuesioner dan wawancara terhadap pengguna tapak (terutama mahasiswa) serta wawancara terhadap pihak kampus (rektor,pengurus kampus). Dalam rangkaian penelitian ini dilakukan survei dan pengamatan lapang, yang kemudian diikuti dengan pengolahan data, analisis spasial, pembuatan rancangan dan detil rancangan Alat dan Bahan Dalam penelitian ini digunakan beberapa alat dan bahan seperti: kamera, komputer, tablet, scanner, printer/plotter, peralatan gambar, kertas, dan lain-lain. Kamera diperuntukan sebagai alat dokumentasi, Komputer digunakan untuk pengolahan data, tablet sebagai alat bantu dalam membuat ilustrasi, scanner untuk memindai gambar atau data yang perlu dimasukan dalam pengolahan data, printer/plotter untuk mencetak hasil penelitian dan gambar pendukung Metode dan Pendekatan Perancangan Penelitian ini menggunakan metode survai dan analisis deskriptif. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan antroposentris, dengan metode Gold (1980) yang disesuaikan dengan tujuan penelitian Proses Perancangan Proses perancangan lanskap kampus ini berdasarkan metode Gold (1980) yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Bagan proses perancangan penyesuaian yang digunakan dalam penelitian ini terlihat pada Gambar 3.

37 19 Penelitian ini merupakan perancangan lanskap kampus ISI Yogyakarta sebagai kampus seni, yang dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan yaitu Persiapan penelitian Pada tahap ini dilakukan perumusan masalah, penetapan tujuan penelitian, pembuatan usulan penelitian dan perijinan penelitian. Konsep Dasar Persiapan Penelitian Pengumpulan Data Analisis Perancangan Usulan & Perijinan Penelitian Biofisik Lokasi Tapak Topografi Iklim Sirkulasi & Aksesibilitas Tata guna Lahan Vegetasi dan satwa Kualitas visual dan akustik Nilai Estetik Potensi Kenyamanan Rancangan akhir Potongan Perspektif Detail SDM: Preferensi pengguna (Civitas Akademika Kampus ISI Jogja Gambar 3. Bagan proses perancangan penyesuaian (Gold,1980) Konsep Dasar Pada tahap ini dilakukan pembuatan konsep dasar rancangan kampus yang akan dikembangkan berdasarkan potensi yang dimiliki oleh kawasan penelitian dan gambaran serta informasi umum yang telah diperoleh.

38 Pengumpulan Data Merupakan tahapan pengambilan data berupa data primer dan data sekunder serta informasi tapak di lapangan maupun dari pustaka yang mendukung penelitian melalui survei tapak berupa pengamatan dan pengambilan foto atau sketsa, pengambilan pustaka dan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap keinginan mahasiswa, civitas akademika, maupun pihak tertentu lainnya yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Jenis, Sumber, Cara Pengambilan dan Bentuk Data Biofisik Jenis Sumber Cara Pengambilan Bentuk Data Lokasi Lahan Lokasi dan batas tapak Lapang Survey lapang Deskriptif dan spasial Topografi Sirkulasi dan Aksesibilitas Primer dan Sekunder Lapang Lapang Gita Rencana Multiplan Survey lapang Deskriptif dan spasial Deskriptif dan spasial Vegetasi dan Satwa Jenis vegetasi Jenis satwa Iklim Curah hujan, Hari hujan,suhu udara Kelembaban udara, Kecepatan angin, Radiasi matahari Lapang Lapang BMKG Survey lapang Survey Lapang BMKG Deskriptif dan spasial Deskriptif dan spasial Deskriptif Tata Guna Lahan Zonasi Tata Guna Lahan Lapang Survey Lapang Deskriptif dan spasial Sense of Quality Sounds, Lapang Survey lapang Deskriptif Kenyamanan, Visual Keterangan : BMKG Lapang Wawancara : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Deskriptif

PERANCANGAN PLAZA FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN ISI YOGYAKARTA RIZKY PUJI LESTARINA A

PERANCANGAN PLAZA FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN ISI YOGYAKARTA RIZKY PUJI LESTARINA A PERANCANGAN PLAZA FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN ISI YOGYAKARTA RIZKY PUJI LESTARINA A34203016 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN RIZKY PUJI LESTARINA.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Lanskap Lanskap adalah wajah atau karakter lahan atau tapak dan bagian dari muka bumi ini dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya, baik yang bersifat alami maupun yang buatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan

BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di areal kompleks perguruan tinggi ISI Yogyakarta, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari 2008.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN 23 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Desain Lanskap kampus Fakultas Seni Rupa dan Desain menitikberatkan pada sebuah plaza dengan amphitheatre di bagian tengah kampus yang menghubungkan semua gedung

Lebih terperinci

BAB VI PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PLAZA

BAB VI PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PLAZA 51 BAB VI PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PLAZA 6.1 Sirkulasi Tapak. Sirkulasi yang ada adalah sirkulasi kendaraan bermotor, sepeda dan pejalan kaki di bagian luar tapak dan sirkulasi untuk pejalan kaki dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A34203058 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Dengan ini

Lebih terperinci

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A34203039 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN INDRA SAPUTRA. A34203039.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A34201023 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YULIANANTO

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN Oleh : Mutiara Ayuputri A34201043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN Oleh: Syahroji A34204015 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SYAHROJI. Perancangan

Lebih terperinci

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN Disusun oleh: DENI HERYANI A34203018 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DENI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Kampus

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Kampus TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Kampus Lanskap merupakan ruang di sekeliling manusia, tempat mereka melakukan aktivitas sehari-hari sehingga menjadi pengalaman yang terus menerus di sepanjang waktu. Simond (1983)

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK Oleh : Dina Dwi Wahyuni A 34201030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004)

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004) VII. RENCANA TAPAK Tahap perencanaan ini adalah pengembangan dari konsep menjadi rencana yang dapat mengakomodasi aktivitas, fungsi, dan fasilitas bagi pengguna dan juga makhluk hidup yang lain (vegetasi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian ini akan dijabarkan kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan berisi rangkuman dari hasil penelitian dan pembahasan sekaligus menjawab tujuan penelitian di bab

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 33 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Studi ini dilakukan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Secara administrasi pemerintahan Kota Padang Panjang terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Agustus Oktober 2010, mencakup pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 6 Peta lokasi penelitian. Sumber: www. wikimapia.com 2010 dan BB Litbang Sumber Daya Lahan, 2008.

METODOLOGI. Gambar 6 Peta lokasi penelitian. Sumber: www. wikimapia.com 2010 dan BB Litbang Sumber Daya Lahan, 2008. METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian berlokasi di Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia (YAPIPI) yang secara administratif berlokasi di Kp. Bojongsari RT 03 RW 05 Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses BAB III METODE PERANCANGAN Secara umum kajian perancangan dalam tugas ini, merupakan paparan dari langkah-langkah dalam proses merancang. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode berdasarkan logika,

Lebih terperinci

KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA

KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN ARSYAD KHRISNA A44052252. Kajian Pencahayaan

Lebih terperinci

PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI

PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 Judul Nama NRP : Pengaruh

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A34203044 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Pe rancangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Pe rancangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Perencanaan adalah suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan saat awal, keadaan yang diharapkan, dan cara terbaik untuk mencapai keadaan yang diharapkan

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro atau yang biasa kita sebut UNDIP merupakan salah satu universitas ternama di Jawa Tengah yang berada di Kota Semarang. Berdiri sejak tahun 1956

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A

PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR Oleh : Annisa Budi Erawati A34201035 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI

KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN INDAH CAHYA IRIANTI. A44050251.

Lebih terperinci

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A i SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A34203053 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Pusat Pengembangan Musik Tradisional Jawa Timur di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan. BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

Lebih terperinci

SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses BAB 3 METODE PERANCANGAN Pada perancangan Malang Indie Culture Center sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas indie ini metode perancangan berisi sebuah paparan deskriptif mengenai

Lebih terperinci

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI.1. Konsep Desain Lanskap Tepian Sungai Martapura Kota Banjarmasin menitikberatkan kepada sungai sebagai pusat perhatian dan pemandangan

Lebih terperinci

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Kelapa Rapat (Klara) Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, dengan luas area ± 5.6 Ha (Gambar 2). Penelitian ini dilaksanakan selama 4

Lebih terperinci

Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan

Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kebutuhan Fasilitas Pariwisata Kota Kota Depok adalah sebuah kota yang terletak di perbatasan antara wilayah Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah terus berupaya memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia. Sejalan dengan itu,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan 116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta)

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta) BAB III METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai lanskap kawasan ekowisata karst ini dilakukan di Lembah Mulo, Desa Mulo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam BAB III METODE PERANCANGAN Suatu proses perancangan membutuhkan suatu metode yang memudahkan bagi perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam Perancangan Pusat Dokumentasi

Lebih terperinci

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian. III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea Bogor, Propinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian terlihat pada Gambar 2. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia termasuk dalam universitas yang bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Persaingan yang ketat di

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan BAB III METODE PERANCANGAN Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan sebuah metode perancangan yang memudahkan perancang untuk mengembangkan sebuah ide perancangannya secara deskriptif.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode perancangan Metode merupakan sebuah strategi atau cara yang dapat mempermudah dalam mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga dalam proses perancangan membutuhkan

Lebih terperinci

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram...

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram... DAFTAR ISI Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta lokasi studi

Gambar 2 Peta lokasi studi 15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN 1 BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Site Plan Akses masuk ke site ini melalui jalan utama. Jalan utama tersebut berasal dari arah Cicaheum Bandung. Jalur mobil/ kendaraan di dalam bangunan dibuat satu arah

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas

Lebih terperinci

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PAMERAN SENI RUPA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)

Lebih terperinci

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. permasalahan terkait dengan objek rancangan. Setelah itu akan dirangkum dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. permasalahan terkait dengan objek rancangan. Setelah itu akan dirangkum dalam BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Perancangan Bagian terpenting dalam merumuskan tahap-tahap metode yang terdiri dari rangkaian studi arsitektur, yang dilakukan secara runtut dan sistematis dimulai

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu: mengetahui karakteristik

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP AGROWISATA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

PERANCANGAN LANSKAP AGROWISATA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT PERANCANGAN LANSKAP AGROWISATA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT Oleh: GIN GIN GINANJAR A34201029 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A 34202006 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V ANALISIS SINTESIS BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,

Lebih terperinci

BAB V DATA DAN ANALISIS

BAB V DATA DAN ANALISIS 29 BAB V DATA DAN ANALISIS 5.1 Aspek Fisik 5.1.1 Lokasi dan Batas Tapak Kampus ISI Yogyakarta terletak di sebelah selatan pusat kota Yogyakarta, tepatnya di Jalan Parangtritis Km 6, D.I. Yogyakarta. Terletak

Lebih terperinci

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10 MK. DASAR DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Proses Perancangan 3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang ini mempunyai ruang lingkup

Lebih terperinci

LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE)

LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE) Magister Desain Kawasan Binaan (MDKB) LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE) Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, SP., MAgr, PhD. Pendahuluan Tujuan : Memberi pemahaman tentang: - Pengertian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Studi mengenai Perencanaan Jalur Hijau Jalan sebagai Identitas Kota Banjarnegara dilakukan di jalan utama Kota Banjarnegara yang terdiri dari empat segmen,

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT Oleh : RINRIN KODARIYAH A 34201017 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. untuk mencapai tujuan penelitian dilaksanakan untuk menemukan,

BAB III METODE PERANCANGAN. untuk mencapai tujuan penelitian dilaksanakan untuk menemukan, BAB III METODE PERANCANGAN Metode pada dasarnya diartikan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Penelitian adalah suatu penyelidikan dengan prosedur ilmiah untuk mengetahui dan mendalami suatu

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A

PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A34203015 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide perancangan Gua Lowo merupakan obyek wisata alam yang berada di pegunungan dengan dikelilingi hutan jati yang luas. Udara yang sejuk dengan aroma jati yang khas, serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap adalah suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

A (1fAfPP- ;LOOI 0\?'--I STUDI PERANCANGAN LANSKAP KAMPUS FAKULTAS PERTANIAN. INSTITUT PERTANIAN BOGOR DARMAGA BOGOR. Oleh: Cahyo Nugroho

A (1fAfPP- ;LOOI 0\?'--I STUDI PERANCANGAN LANSKAP KAMPUS FAKULTAS PERTANIAN. INSTITUT PERTANIAN BOGOR DARMAGA BOGOR. Oleh: Cahyo Nugroho (1fAfPP- ;LOOI 0\?'--I STUDI PERANCANGAN LANSKAP KAMPUS FAKULTAS PERTANIAN. INSTITUT PERTANIAN BOGOR DARMAGA BOGOR Oleh: Cahyo Nugroho A02495006 JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Perencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006)

Perencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) Perencanaan MK. DASAR-DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Kajian perancangan dalam seminar ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau uraian secara sistematis

Lebih terperinci

masjidlah Rasulullah membina generasi pertama Islam. Maka pertanyaan tentang keterlibatan masjid kampus dalam pusat perkembangan Islam, adalah

masjidlah Rasulullah membina generasi pertama Islam. Maka pertanyaan tentang keterlibatan masjid kampus dalam pusat perkembangan Islam, adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah bangunan bisa memiliki posisi sentral dalam mempengaruhi suatu peristiwa penting. Dalam skala individu hal itu bisa jadi karena bangunan tersebut menyimpan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar mengacu kepada tema yang telah diusung yaitu Ekspos Arsitektur untuk Rakyat, dalam tema ini arsitektur haruslah beradaptasi dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat

METODOLOGI Waktu dan Tempat 41 METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan di base camp Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat (Gambar 15). Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Mei 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk ditunjukkan pada pengunjung sekaligus sebagai pusat produksi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini menunjukkan kualitas estetika pohon-pohon dengan tekstur tertentu pada lanskap jalan dan rekreasi yang bervariasi. Perhitungan berbagai nilai perlakuan

Lebih terperinci

Pokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan. Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT.

Pokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan. Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT. Pokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT. Instructional Designer Rehulina Apriyanti, ST., MT. Lia Rosmala S., ST.,MT. Multimedia

Lebih terperinci

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK HANDOUT PERKULIAHAN MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU PROF. Dr. H. MAMAN HILMAN, MPd, MT. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,

Lebih terperinci

Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD.

Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD. Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD. Tujuan Memahami makna dan manfaat hutan kota pada penerapannya untuk Lanskap Kota. Memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA Oleh: PUTERA RAMADHON A34204046 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan,

Lebih terperinci

III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA

III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, S.P., MAgr, PhD. Tujuan Memahami bentuk-bentuk ruang dengan tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Estetika

TINJAUAN PUSTAKA Estetika 4 TINJAUAN PUSTAKA Estetika Istilah estetika dikemukakan pertama kali oleh Alexander Blaumgarten pada tahun 1750 untuk menunjukkan studi tentang taste dalam bidang seni rupa. Ilmu estetika berkaitan dengan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA Oleh : RIDHO DWIANTO A34204013 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SINTESIS

ANALISIS DAN SINTESIS 55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011).

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011). 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Bandara Internasional SoekarnoHatta, Tangerang, Banten dengan lokasi yang berada pada Terminal 3 (Gambar 2). Waktu penelitian

Lebih terperinci

GELANGGANG REMAJA MUSIK DI BANDUNG

GELANGGANG REMAJA MUSIK DI BANDUNG GELANGGANG REMAJA MUSIK DI BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO PERANCANGAN TUGAS AKHIR SEMESTER I TAHUN 2007/2008 Sebagai Sebagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur oleh:

Lebih terperinci

PERENCANAAN KAMPUNG BERBASIS LINGKUNGAN (ECOVILLAGE) DI KAWASAN PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON BANTEN

PERENCANAAN KAMPUNG BERBASIS LINGKUNGAN (ECOVILLAGE) DI KAWASAN PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON BANTEN PERENCANAAN KAMPUNG BERBASIS LINGKUNGAN (ECOVILLAGE) DI KAWASAN PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON BANTEN (Kasus Kampung Cimenteng, Desa Taman Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Propinsi Banten)

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A

PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A Skripsi PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A34203012 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang

Lebih terperinci