BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian terhadap Penelitian yang Relevan Sebelumnya
|
|
- Yanti Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian terhadap Penelitian yang Relevan Sebelumnya Sepanjang hasil penelusuran dan pengetahuan penulis, kajian tentang kemampuan menyusun karya ilmiah pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia belum pernah dilakukan sebelumnya.meskipun demikian, hasil penelitian yang relevan terkait penulisan karya ilmiah telah ada. Berikut hasil-hasil penelitian dimaksud. 1) Rizka Nurella Mohtar Judul penelitian Kemampuan Menulis Karya Ilmiah Sederhana dengan Menggunakan Berbagai Sumber Siswa Kelas X-I MAN 2 Tulungagung. Masalah yang dikaji kemampuan siswa dalam menulis karya ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan instrumen penelitian perintah dan petunjuk menulis karya ilmiah sederhana dari berbagai sumber dan rubrik penilaian.hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada aspek merumuskan masalah karya ilmiah sederhanasiswa kelas X-I MAN 2 Tulungagung belum mampu. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tidak mencantumkan rumusan masalah dalam karya ilmiah sederhana.rata-rata nilai siswa adalah 4 yang termasuk kategori kurang. Selanjutnya, aspek merumuskan judul dalam karya ilmiah bahwa siswa kelas X-I MAN 2 Tulungagung belum mampu. Pada aspek mengembangkan gagasan dalam karya ilmiah sederhana, dapat diketahui bahwa siswa kelas X-I MAN 2 Tulungagung belum mampu. Demikian juga pada aspek menggunakan kebahasan dalam menulis karya ilmiah, dapat 8
2 diketahui bahwa siswa kelas X-I MAN 2 Tulungagung belum mampu. Pada aspek menulis rujukan dalam karya ilmiah sederhana, dapat diketahui bahwa siswa kelas X-I MAN 2 Tulungagung belum mampu menulis rujukan. Simpulan atas penelitian ini ialah siswa kelas X-1 MAN 2 Tulungagung belum mampu menulis karya ilmiah sesuai dengan indikator yang ditetapkan. Persamaan hasil penelitian di atas dengan penelitian ini adalah tentang kemampuan menulis karya ilmiah dengan melihat rumusan masalah, dan judul, sedangkan perbedaannya terletak pada kajian dalam penelitian ini terfokus pada proses awal sebelum menulis makalah yang mencakup pemilihan tema, penentuan judul, identifikasi masalah, dan rumusan masalah. 2) Rika Pujianti Judul penelitian Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Ilmiah Sederhana dengan Menggunakan Strategi Pemodelan Pada Siswa Tingkat Unggul Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMKN 1 Bandung, Tulungagung Tahun Ajaran Permasalahan yang dikaji adalah tentang rendahnya kemampuan menulis laporan ilmiah pada siswa. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan menulis laporan ilmiah sederhana pada siswa tingkat unggul jurusan TKR SMKN 1 Bandung, Tulungagung dengan menggunakan strategi pemodelan. Hal ini dilihat dari hasil peningkatan sebesar 4,2% pada siklus I dibanding dengan pratindak. Kemudian pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 11,5% dibanding dengan siklus I. Peningkatan ini berdasarkan ketercapaian nilai yang diperoleh siswa terhadap nilai SKM sekolah (70).Peningkatan kemampuan menulis bagian
3 pendahuluan dengan menggunakan strategi pemodelan dilihat dari meningkatnya skor rata-rata yang diperoleh siswa pada setiap siklus. Pada bagian ini, peningkatan kemampuan menulis laporan ilmiah sederhana terdapat pada aspek sistematika dan isi. Namun pada aspek bahasa belum terjadi peningkatan. Pada bagian ini terjadi peningkatan sebesar 0,2% pada siklus I dibanding pratindak, dan terjadi peningkatan 2,6% pada siklus II dibanding siklus I. Peningkatan kemampuan menulis bagian kajian pustaka dan bagian metode laporan ilmiah sederhana meningkat pada aspek sistematika, isi, dan bahasa. Peningkatan ini terjadi karena pembelajaran melibatkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa untuk menyusun bagian kajian pustaka dan bagian metode laporan ilmiah sederhana. Pada bagian ini terjadi peningkatan sebesar 5,8% pada siklus I dibanding dengan pratindak, dan terjadi peningkatan 7,5% pada siklus II dibanding siklus I. Simpulan hasil penelitian bahwa dalam pembelajaran menulis laporan ilmiah sederhana, disarankan bagi guru untuk menerapkan strategi pemodelan dengan cara menyediakan model bagian-bagian laporan ilmiah sederhana. Selain itu, juga disarankan bagi guru untuk menerapkan pembelajaran kontekstual agar siswa merasakan langsung manfaat pembelajaran bahasa Indonesia dalam kehidupan nyata. Berdasarkan kedua hasil penelitian di atas, persamaan pokok terletak pada kemampuan mengembangkan gagasan dan menulis daftar pustaka atau rujukan. Mengembangkan gagasan dan menulis daftar rujukan merupakan sesuatu hal yang harus dipenuhi dalam penulisan karya ilmiah, sehingga bisa menghasilkan sebuah
4 karya yang berstandar atau sistematis.hasil-hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa belum terlihat adanya peningkatansecara siginifikan kemampuan siswa dalam menulis karya ilmiahdengan menggunakan media dan strategi pembelajaran. Letak perbedaan hasil penelitian di atas dengan penelitian ini adalah masalah-masalah yang dikaji. Peneliti mengkaji masalah kemampuan memilih tema, memilih topik, mengindentifikasi masalah, menentukan masalah, menentukan tujuan penelitian, dan melakukan pengutipan. Masalah-masalah ini dikaji secara teknis dan operasional terkait karya ilmiah mahasiswa harus lebih fokus dalam pencarian masalah, penyusunan materi, pengembangan konsep, dan penulisan rujukan dengan benar. 2.2 Hakikat Karya Ilmiah Menurut Susilo (1995:11) bahwa karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya. Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain: memberi penjelasan, memberi komentar atau penilaian, memberi saran, menyampaikan sanggahan, dan membuktikan hipotesis.karya ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses perwujudannya lewat metode ilmiah.
5 Selain itu, Pateda (2003:108) memberikan penjelasan bahwa karya ilmiah atau tulisan ilmiah merupakan hasil pemikiran ilmiah tentang disiplin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis, benar, logis, utuh, dan bertanggungjawab, yang menggunakan bahasa yang benar. Bila fakta yang disajikan berupa fakta umum yang objektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang disajikan berupa dakta pribadi yang subjektif dan tidak dapat dibuktikan benar tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk karya tulis nonilmiah. Seperti dikemukakan oleh Chaer (2007:4-5) bahwa dalam memperoleh pengetahuan yang benar, ada dua jenis kegiatan yang dilakukan: (1) kegiatan yang bersifat ilmiah, dan (2) kegiatan yang bersifat nonilmiah. suatu kegiatan ilmiah dilakukan melalui penelitian ilmiah dan dibangun di atas teori ilmiah tertentu. Teori ini berkembang melalui penelitian yang sistematis dan terkontrol berdasar atas data empiris, konsistensi teori, dan kemantapan internal bila melakukan kajian yang sama. Kegiatan nonilmiah dilakukan tanpa adanya teori dan prosedur tertentu, melainkan hanya berdasarkan akal sehat, prasangka, intuisi, penemuan secara kebetulan atau coba-coba, dan pendapat otoritas ilmiah/pikiran kritis. Karya ilmiah sebagai bentuk produktif dari kegiatan ilmiah, sudah tentu memperhatikan konsep di atas, seperti berkembang dari acuan teori, memiliki konsistensi, dan hasil karya ilmiah dapat ditelaah kembali oleh orang lain dengan memperoleh hasil yang sama atau justru membatah hasil temuan pertama.
6 Menurut Brotowidjojo (1988:15-16) bahwa karya ilmiah sebaiknya: 1) menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik. 2) ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat terkaan. Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulisan ilmiah, yakni penyebutan rujukan dan kutipan yang jelas. 3) disusun secara sistematis, setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual, dan prosedural. 4) menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan. 5) mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis. 6) hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, tidak bersifat ambisius dan berprasangka. Penyajiannya tidak boleh bersifat emotif. 7) pada dasarnya bersifat ekspositoris. Pembaca dibiarkan mengambil kesimpulan sendiri berupa pembenaran dan keyakinan akan kebenaran karya ilmiah tersebut. Menurut Djunaedi (2002:13) bahwa ciri-ciri sebuah karya ilmiah dapat dikaji dari minimal empat aspek, yaitu struktur sajian, komponen dan substansi, sikap penulis, serta penggunaan bahasa. Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan),
7 dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut. Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak. Cholid, dkk (2001:9) bahwa sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku. Menurut pemahaman penulis bahwa bahasa baku dan keefektifan penulisan mencakup hal-hal berikut. Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
8 Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku. Hal ini seperti dikemukakan pula oleh Poewadaminta (1997:38) bahwa struktur karya ilmiah meliputi: judul, nama penulis, abstrak, pendahuluan, bahan dan metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka. 2.3 Jenis-Jenis Karya/Tulisan Ilmiah Menurut Pateda (2003: ) bahwa tulisan ilmiah dapat dibagi atas: (1) paper, (2) makalah, (3) modul, (4) diktat, (5) tulisan ilmiah untuk mencapai gelar akademik seperti skripsi, tesis, dan disertasi, (6) laporan buku, (7) timbangan buku, (8) laporan penelitian, dan (9) tulisan ilmiah popular.penjenisan atau peragaman karya ilmiah oleh para pakar lain seperti yang dikemukakan oleh Tuloli (2011: 7) bahwa tulisan atau karya ilmiah yang biasa dipenuhi secara akademik berupa: paper, makalah, laporan, skripsi, tesis, dan disertasi. Paper, makalah, dan laporan biasanya merupakan jenis karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa terkait tugas-tugas perkuliahan yang diberikan, atau juga digunakan sebagai bahan diskusi dalam forum-forum diskusi.
9 Berdasarkan kedua pandangan di atas, penulis mengelompokkan karya limiah dalam beberapa kelompok berikut ini. 1) Karya Ilmiah Berbentuk Makalah Makalah pada umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi. Terkait dengan masalah penelitian, secara ilmiah penulisan makalah ini mengacu pada karakteristik khusus atau struktur penulisan makalah. 2) Karya Ilmiah Berbentuk Report/Laporan Ilmiah yang Dibukukan Karya ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi, atau survei yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah pada jenjang S-1, tesis untuk jenjang S-2, dan disertasi untuk jenjang S-3. 3) Buku Ilmiah Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain. Pemahaman secara umum bahwa tulisan ilmiah diklasifikasi dalam wujud atau bentuk-bentuk seperti dibawah ini.
10 1) Artikel Ilmiah Popular Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena itu aturanaturanpenulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel ilmiahpopular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa dibungkus dengan opini penulis. 2) Artikel Ilmiah Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya.artikel ilmiah bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-jurnal ilmiah mensyaratkan aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada setiap komponen artikel ilmiah ada pehitungan bobot. Karena itu, jurnal ilmiah dikelola oleh ilmuwan terkemuka yang ahli dibidangnya. Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel. Akredetasi jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau bertaraf internasional. Bagi ilmuwan, apabila artikel ilmiahnya ditebitkan pada jurnal internasional, pertanda keilmuawannya diakui.
11 3) Skripsi Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan mengawal dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru. 4) Tesis Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan pengetahuan baru.tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi.dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri, sekalipun dipandu dosen
12 pembimbingmenjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri. 5) Disertasi Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci.disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi. 6) Kertas Kerja Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Pada perhelatan ilmiah tersebut kertas kerja dijadikan acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja dimentahkan karena lemah, baik dari susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau kemanfaatannya.
13 7) Makalah Lazimnya, makalah dibuat melalui kedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang penting, tidak berdasar opini belaka.makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling soft dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau bahasan keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa. Makalah mahasiswa lebih kepada memenuhi tugas-tugas pekuliahan. Karena itu, aturannya tidak seketad makalah para ahli. Bisa jadi dibuat berdasarkan hasil bacaan tanpa menandemnya dengan kenyataan lapangan. Makalah lazim dibuat berdasarkan kenyatan dan kemudian ditandemkan dengan tarikan teoritis; mengabungkan cara pikir deduktif-induktif atau sebaliknya.makalah adalah karya tulis (ilmiah) paling sederhana. 2.4 Tahap-Tahap Penulisan Karya Ilmiah Penulisan karya ilmiah dilakukan menurut tahapan-tahapan tertentu. Secara umum, dipahami urutan atau tahapan penulisan dimulai dari pencarian masalah, perumusan judul, perumusan masalah, pengembangan materi tulisan yang didukung oleh pendapat pakar atau teori-teori yang relevan. Menurut McMahan (1981:12-26) bahwa proses atau tahapan penulisan karya ilmiah meliputi: (1) merencanakan, (2) menetapkan masalah, (3) membatasi masalah, (4)mengkaji tulisan yang relevan, (5) membuat kerangka, (6) mengumpulkan bahan, (7) menyusun konsep, (8) menyeleksi kata dan kalimat
14 yang digunakan, (9) melaksanakan verifikasi, (10) menyusun konsep akhir, (11) mengetik dan menggandakan, (12) menyiarkan dan menyampaikan dalam pertemuan ilmiah. Tahapan di atas secara teknis sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah yang dikhususkan untuk kepentingan publikasi atau kebutuhan penelitian terhadap masalah tertentu. Urutan atau tahapan tersebut tidak sepenuhnya berlaku untuk penulisan makalah yang dimaksudkan sebagai bahan diskusi matakuliah. Umumnya dikenal tiga tahapan penting dalam penulisan makalah, yakni: (1) mencari masalah, judul, rumusan masalah; (2) menyusun dan mengembangkan materi; (3) mendiskusikan hasil tulisan. Menurut Chaer (2007:18-19) bahwa langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan penelitian harus serasi dan saling melengkapi, dan mempunyai bobot yang cukup memadai dan memberikan kesimpulan yang tidak meragukan. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian mencakup: (1) pembahasan mengenai masalah penelitian, (2) telaah pustaka, (3) penyusunan hipotesis (bila ada), (4) identifikasi, (5) pemilihan dan pengembangan metodologi, (6) penyusunan rancangan penelitian, (7) penentuan populasi dan sampel, (8) pengumpulan data, (9) pengolahan dan analisis data, (10) interpretasi hasil analisis, (11) penyusunan laporan. Pencarian masalah merupakan tahap pertama yang dilakukan oleh seorang peneliti atau penulis, dengan memahami gejala atau fenomena tertentu yang bisa ditelaah secara ilmiah. Dengan menemukan masalah, judul dan rumusan masalah dapat dipenuhi dengan baik. Setelah langkah ini dipenuhi, penyusunan dan
15 pengembangan materi menjadi bagian yang sangat penting. Kemahiran, wawasan, dan tingkat analisis penulis sangat menentukan kualitas tulisan yang akan dihasilkan. Penulis diharapkan mampu memilih kata yang tepat, merangkai kalimat dengan pola pengembangan paragraf yang baik, dan keutuhan gagasan secara keseluruhan dapat memberikan gambaran yang jelas kepada para pembaca. Tahapan terakhir ialah mendiskusikan hasil tulisan. Pada tahapan ini, para pembaca memiliki hak untuk mengkritisi, menambahkan, menanggapi, bertanya, atau memberikan masukan kepada penulis atas hasil tulisan yang dipresentasikan. Pada kegiatan ini, penulis mencatat hal-hal yang dianggap positif dalam menyempurnakan hasil tulisannya. 2.5 Komponen Karya Ilmiah Setiap karya ilmiah disusun mengacu pada standar komposisi atau komponen tertentu.oleh Alek dan Achmad (2011:166) bahwa karya ilmiah ialah karya tulis yang memaparkan pendapat, gagasan, tanggapan, atau hasil penelitian yang berhubungan dengan kegiatan keilmuan. Pendapat ini memberikan pemahaman bahwa karya ilmiah pada dasarnya hasil proses pemikiran penulis melalui pengamatan atau hasil studi ilmiah tertentu, melalui komponen-komponen yang menyajikan tulisan secara ilmiah. Seorang penulis termasuk mahasiswa yang senantiasa dituntut untuk melahirkan gagasan-gagasan ilmiah melalui tulisan-tulisan ilmiah, yang nantinya dapat dibaca oleh orang lain. Mahasiswa dapat menulis karya ilmiah dengan baik, bila memahami komponen-komponen karya ilmiah sebagai kerangka pengembangan gagasan atau idenya.
16 Menurut Chaer (2011:181) bahwa komponen karya ilmiah mencakup: (1) masalah penelitian, (2) metode penelitian, (3) tujuan penelitian, (4) landasan teori penelitian, (5) objek penelitian, dan (6) hasil penelitian, serta daftar pustaka. Berdasarkan komponen ini, peneliti memahami bahwa komponen karya ilmiah sebaiknya dimulai dari pencarian masalah ilmiah yang aktual atau relevan untuk dikaji/ditulis. Setelah itu, merumuskan atau menetapkan metode penelitian sebagai rambu-rambu sekaligus alat untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Melalui metode ini kemudian seorang mahasiswa yang hendak menyusun makalah dapat merumuskan tujuan penelitian. Isi tulisan yang disusun pun harus mencerminkan keilmiahan dengan melandaskan pandangan atau analisis pada teori atau pendapat para pakar. Selanjutnya, menetapkan objek penelitian sebagai sasaran pengumpulan data dan informasi. Komponen terakhir ialah seorang mahasiswa sebaiknya menuangkan hasil penelitiannya dalam sebuah laporan atau tulisan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Komponen yang dijelaskan di atas sangat erat kaitannya dengan sistematika karya tulis ilmiah. Menurut Nurjamal, dkk (2013:73) bahwa karya tulis ilmiah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni: bagian depan, bagian tengah, dan bagian belakang. Penjelasan atas pendapat ini ialah bagian depan berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan penulisan, dan manfaat penulisan. Bagian tengah biasanya merupakan komponen yang berisi kajian teori pendukung dan metodologi. Bagian belakang ialah komponen karya ilmiah berupa hasil penelitian dan pembahasan dari penulis
17 yang ditutup dengan simpulan serta saran. Sebagai bagian paling terakhir berisi seluruh referensi atau literatur yang digunakan oleh seorang penulis. 2.6 Sikap Ilmiah Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni aptus yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Sikap mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek dan sikap terhadap objek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau objek. Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Brotowidjoyo (1985:31-34) bahwa yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain: Sikap ingin tahu: apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang objek dan peristiea; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak
18 mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen. Sikap kritis : Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti-bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat. Sikap objektif: Melihat sesuatu sebagaimana adanya objek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek. Sikap ingin menemukan: Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya. Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain. Sikap tekun: Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan tidak akan berhenti melakukan kegiatankegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
19 Sikap terbuka: Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya. 2.6 Kesalahan dalam Penulisan Karya Ilmiah Rata-rata kesalahan penulisan karya ilmiah yang menghambat penyelesaiannya dikarenakan tidak konsisten dalam penulisan. Menurut Rivai (2005:64) bentuk ketidakkonsistenan itu menyangkut banyak hal, dapat berupa diksi, teknik mengutip, atau bahkan alur berpikir sendiri.berbagai kendala yang jumpai dalam proses penulisan penelitian ilmiah adalah sebagai berikut. 1) salah mengerti audiens atau pembaca tulisannya, 2) salah dalam menyusun struktur pelaporan, 3) salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat), 4) salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan, 5) penggunaan Bahasa Indonesia yang belum baik dan benar, 6) tata cara penulisan Daftar Pustaka yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan seenaknya sendiri), 7) tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang berubah-ubah). Dalam penulisan karya ilmiah mengacu pada berbagai uraian di atas, penulis menyimpulkan terdapat tujuh sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah tersebut adalah sebagai berikut.
20 1) Sikap ingin tahu; sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya. 2) Sikap kritis; sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibandingbanding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya. 3) Sikap objektif; sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi. 4) Sikap ingin menemukan; selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif. Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya. 5) Sikap menghargai karya orang lain; sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain. 6) Sikap tekun; tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai. Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti. 7) Sikap terbuka; Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada
21 akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai. 2.7 Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar, alat komunikasi, dan bahasa ilmiah. Sebagai bahasa pengantar karena di dunia pendidikan bahasa Indonesia digunakan untuk mentransformasi ilmu pengetahuan dan teknologi kepada para siswa/mahasiswa. Digunakan sebagai alat komunikasi mencakup peran bahasa Indonesia dalam menghadapi tantangan banyaknya bahasa daerah di Nusantara. Dalam dunia akademik atau keilmuan, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar dan alat komunikasi dalam melakukan berbagai riset atau publikasi ilmiah kepada masyarakat luas. Sebagaimana dinyatakan oleh Pranowo (2009:25) bahwa bahasa Indonesia digunakan untuk mentrasformasi, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan lain-lain secara lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Alek dan Achmad (2011:21) bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa ilmu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk kepentingan pembangunan nasional. Dengan cara ini, masyarakat Indonesia tidak perlu ketergantungan terhadap ilmu pengetahuan berbahasa asing. Pemakaian dalam dunia ilmiah, bahasa Indonesia digunakan dalam setiap karangan (produk) ilmiah. Menurut Chaer (2011:3-4) bahwa bahassa ilmiah sebagai salah satu ragam bahasa Indonesia memiliki ciri: lugas, berkaidah, efektif,
22 beristilah, struktural, tidak bermakna kias, bernalar, dan mematuhi kaidah berbahasa. Pemakaian bahasa ragam ilmiah dalam makalah oleh mahasiswa sebaiknya memperhatikan konsep di atas. Terutama masalah kaidah berbahasa sesuai tuntunan Ejaan yang Disempurnakan. Menurut Sugihastuti (2012:1-2) bahwa rumpangnya bahasa dalam ragam berbahasa lebih banyak didominasi oleh tidak dikuasainya EyD, pedoman umum pembentukan istilah, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Seorang mahasiswa yang benar-benar memahami dan menguasai ketiga komponen di atas, dapat dipastikan bahwa bahasa Indonesia yang digunakan dalam karya ilmiah (makalah) dapat bernilai ilmiah, berbobot, dan menarik untuk dibaca atau dikaji lebih lanjut. Meskipun demikian, fakta yang sebenarnya sering ditemui di kalangan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia justru kurang mencerminkan kompetensi berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam setiap tulisannya. Oleh karena itu, sepantasnya masalah penggunaan bahasa Indonesia dalam karya ilmiah perlu ditelaah dan ditindaklanjuti melalui pembinaan-pembinaan berbahasa secara berkesinambungan.
TATA CARA PENULISAN KARYA ILMIAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
TATA CARA PENULISAN KARYA ILMIAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seluruh aktivitas menulis, baik menulis puisi, novel, komentar di facebook, atauun karya ilmiah merupakan suatu proses kreatif. Selama
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi
KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas negeri
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal
Lebih terperinciBab 1 Konsep Karya Ilmiah [
Bab 1 Konsep Karya Ilmiah [ 1.1 Pengertian Karya Ilmiah Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan,
Lebih terperinciANALISIS KARYA TULIS (SKRIPSI) TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PERIODE 2008/2009 dan 2009/2010
ANALISIS KARYA TULIS (SKRIPSI) TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PERIODE 2008/2009 dan 2009/2010 Dosen Prodi PG PAUD FKIP UNRI ABSTRAK Penelitian laboratorium ini berjudul Analisis
Lebih terperinciMATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Modul ke: 08 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KARYA ILMIAH SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/0812 9479 4583 E-Mail:
Lebih terperinciSEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA
MATERI: 13 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) MENULIS KARYA ILMIAH 1 Kamaruddin Hasan 2 arya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (ya ng berupa hasil pengembangan) yang
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi
BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi Karya tulis ilmiah memiliki kedudukan yang sangat penting. Mahasiswa harus menghasilkan karya ilmiah, baik berupa tugas akhir, skripsi atau
Lebih terperinciCONTOH KARANGAN ILMIAH, SEMI ILMIAH & NON ILMIAH
CONTOH KARANGAN ILMIAH, SEMI ILMIAH & NON ILMIAH TUGAS BAHASA INDONESIA 2 1. KARANGAN ILMIAH Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan
Lebih terperinciSeminar Pendidikan Matematika
Seminar Pendidikan Matematika TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH Oleh: Khairul Umam dkk Menulis Karya Ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat melalui berbagai Latihan menulis. Hasil pemikiran,
Lebih terperinciTEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH
TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH R. POPPY YANIAWATI UNIVERSITAS PASUNDAN, BANDUNG Disajikan pada Bimtek Penulisan Karya Ilmiah bagi Dosen PTS di Lingkungan Kopertis Wilayah IV, 20-22 Pebruari 2018, Jati Nangor,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENULISAN ILMIAH
METODOLOGI PENULISAN ILMIAH Pertemuan Ke-2 Karya Ilmiah :: Noor Ifada :: noor.ifada@if.trunojoyo.ac.id S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 POKOK BAHASAN Pengertian Karya Ilmiah Jenis Karya Ilmiah Sikap Ilmiah
Lebih terperinciKarya Tulis Ilmiah (KTI)
Mata Kuliah: Seminar Pendidikan Matematika Karya Tulis Ilmiah (KTI) Dosen: Harry Dwi Putra, S.Pd., M.Pd STKIP Siliwangi Bandung 2014 1. Pengertian Karya Tulis Ilmiah Karya tulis ilmiah disebut juga dengan
Lebih terperinciPengertian Tulisan Ilmiah
Karya tulis ilmiah A. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN 1. Peserta memiliki pengetahuan yang memadai tentang pengertian dan jenis-jenis tulisan ilmiah 2. Peserta mampu merencanakan, menyusun, dan mengembangkan
Lebih terperinciPengantar Penulisan Ilmiah U M M I K A L S U M
Pengantar Penulisan Ilmiah U M M I K A L S U M Pre Test 1. Apa yang dimaksud karya tulis ilmiah? 2. Apa ciri-ciri karya ilmiah? 3. Sebutkan jenis-jenis karya ilmiah yang Saudara ketahui dan berikan penjelasan
Lebih terperinciMATERI KARYA TULIS ILMIAH
MATERI KARYA TULIS ILMIAH A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah Karya tulis ilmiah adalah kegiatan penuangan data lapangan atau gagasan pemikiran dalam bentuk karangan dengan mengikuti aturan dan metode ilmu
Lebih terperinciBAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH
BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH 1.1 Pengertian Karya tulis akademik dan ilmiah menuntut kecermatan bahasa karena karya tersebut harus disebarluaskan kepada pihak yang tidak secara langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )
BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI Skripsi, tesis, dan disertasi hasil penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan. Ditinjau dari
Lebih terperinciPERSYARATAN KARYA TULIS ILMIAH
MENULIS MAKALAH Makalah: Makalah merupakan karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup pengetahuan. Dalam arti lain makalah juga bermakna sebagai tulisan resmi tentang
Lebih terperinciABDUL JAMIL, S.KOM., MM TATA TULIS KARYA ILMIAH TAHUN AKADEMIK 2016/
KONSEP KARYA ILMIAH ABDUL JAMIL, S.KOM., MM TATA TULIS KARYA ILMIAH TAHUN AKADEMIK 2016/2017 2016 1. Pengertian Karya Ilmiah >>Karya tulis ilmiah=karya ilmiah= Scientific paper Menurut Robert Day and Barbara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Intelektual dan Penulisan Karya Ilmiah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Intelektual dan Penulisan Karya Ilmiah Kemampuan berpikir analitis dan sintetis merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap intelektual (ilmuwan, cendekiawan) termasuk
Lebih terperinciBerpikir & Menulis Ilmiah
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen http://www.unusida.ac.id Berpikir & Menulis Ilmiah 2. Critical Thinking Oleh: Sabtu, 14 April 2017 Dewi Lestari dewil2441@gmail.com
Lebih terperinciMATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Modul ke: 06 MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MENULIS AKADEMIK SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail: supriyadibahasa@gmail.com
Lebih terperinciMengapa perlu menulis karya ilmiah?
Bambang Prihadi Mengapa perlu menulis karya ilmiah? Merupakan bagian dari kehidupan akademis, untuk berkomunikasi serta memberdayakan diri sendiri dan orang lain. Guru sebagai ilmuwan memiliki tanggung
Lebih terperinciBahasa dlm KTI menggunakan Bahasa Formal. Keterampilan Menulis yg Kreatif & Inovatif menghasilkan KTI yg Argumentatif.
1 KTI mrp Bentuk Komunikasi Tertulis yg menyajikan Argumen Keilmuan Berdasarkan Fakta. KTI sbg Media Komunikasi antara Penulis dengan Pembaca memerlukan Tatanan & Struktur Bahasa yg Logis & Efektif. Agar
Lebih terperinciOleh: Dudun Ubaedullah
Oleh: Dudun Ubaedullah Definisi Karya Ilmiah Rangkaian kegiatan penulisan secara sistematis yang didasari atas hasil penelitian dengan metode ilmiah untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan
Lebih terperinciBahasa dlm KTI menggunakan Bahasa Formal. Keterampilan Menulis yg Kreatif & Inovatif menghasilkan KTI yg Argumentatif.
1 KTI mrp Bentuk Komunikasi Tertulis yg menyajikan Argumen Keilmuan Berdasarkan Fakta. KTI sbg Media Komunikasi antara Penulis dengan Pembaca memerlukan Tatanan & Struktur Bahasa yg Logis & Efektif. Agar
Lebih terperinciTEKNIK PENULISAN TULISAN & METODE ILMIAH YULYANA AURDIN, ST., M.ENG
TEKNIK PENULISAN TULISAN & METODE ILMIAH YULYANA AURDIN, ST., M.ENG Apa Itu Metode Penulisan / Teknik Penulisan Suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis (Senn, 1971:4;
Lebih terperinciOleh: HARRY SULASTIANTO
Oleh: HARRY SULASTIANTO PENGERTIAN KARYA TULIS ILMIAH Karya seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ipteks yang diperolehnya melalui studi kepustakaan, pengalaman, penelitian,
Lebih terperinciMEMBANGUN DAYA NALAR DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH. Jongga Manullang. Abstrak
MEMBANGUN DAYA NALAR DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Jongga Manullang Abstrak Kegiatan-kegiatan pengembangan, penyebarluasan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan sangat menentukan kualitas perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan menulis merupakan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menerangkan bahwa mata kuliah bahasa Indonesia adalah mata kuliah wajib
Lebih terperinciSifat dan Bentuk Karangan
Sifat dan Bentuk Karangan by webmaster - Wednesday, December 02, 2015 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=51 Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Bobot Mata Kuliah : 2 Sks GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Deskripsi Mata Kuliah : Dasar-dasar fundamental kemahiran bahasa. Penyusunan secara efektif dan analisis
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MATAKULIAH : SEMINAR SEMESTER : VI KODE : MKB07112 SKS : 4 JURUSAN : SENI RUPA MURNI DOSEN : Nunuk Nur Shokiyah, M.Si. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI : Setelah mengikuti mata kuliah
Lebih terperinciBahasa Indonesia UMB. Penulisan Karya Ilmiah. Kundari, S.Pd, M.Pd. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Sistem Informasi
Bahasa Indonesia UMB Modul ke: Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi Kundari, S.Pd, M.Pd. Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Standar Kompetensi : Memiliki pengetahuan dan pemahaman
Lebih terperinciJenis Karya Tulis Ilmiah. Makalah Laporan Buku Anotasi Bibliografi Skripsi Tesis Disertasi Artikel
KARYA TULIS ILMIAH Untuk mengungkapkan pikiran secara sistematis sesuai dengan kaidah keilmuan Untuk menyajikan nilai-nilai praktis maupun nilai-nilai teoritis hasil pengkajian dan penelitian ilmiah Mengkomunikasikan
Lebih terperinciBAHASA TATA TULIS ILMIAH
BAHASA TATA TULIS ILMIAH BAHASA KARYA TULIS ILMIAH Syarat Keabsahan Baku Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga,
Lebih terperinciVII. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
VII. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN Langkah penelitian adalah serangkaian proses penelitian dimana seorang peneliti dari awal yaitu merasa menghadapi masalah, berupaya untuk memecahkan masalah, memecahkan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Nama Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Kode Mata Kuliah : MU 002 Bobot Kredit : 2 SKS Semester Penempatan : I Kedudukan Mata Kuliah : Mata Kuliah Umum Mata Kuliah Prasyarat
Lebih terperinciTATA TULIS KARYA ILMIAH SEMESTER PENDEK
TATA TULIS KARYA ILMIAH SEMESTER PENDEK PENGANTAR UMUM DAN KONTRAK BELAJAR Penjelasan umum tentang mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah (TTKI) Penjelasan Umum Karya Ilmiah adalah laporan tertulis dan dipublikasi
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Bobot Mata Kuliah : 3 Sks Deskripsi Mata Kuliah : Dasar-dasar fundamental kemahiran bahasa. Penyusunan kalimat secara efektif
Lebih terperinciMENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH
MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH Dosen : Dr. Hj. Teti Sobari, M.Pd. Rizski Audina 16210356 Eltria Anita Johan 16210436 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG 2017 Pengertian Karya
Lebih terperinciPENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN DALAM BENTUK TULISAN ILMIAH DAN POPULER
PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN DALAM BENTUK TULISAN ILMIAH DAN POPULER Oleh: Sri Hayati UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG PENDAHULUAN Temuan-temuan penelitian seyogianya disebarluaskan ke khalayak
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Nama Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Kode Mata Kuliah : MU 002 Bobot Kredit : 2 SKS Semester Penempatan : I Kedudukan Mata Kuliah : Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Mata
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Dalam KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU
KARYA TULIS ILMIAH Dalam KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU Oleh: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Guru Besar Universita Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; http://almasdi.unri.ac.id Disampaikan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Semakin terampil seseorang berpikir, semakin jelas dan cerah jalan pikirannya. Kemampuan ini
Lebih terperinciBAB II RAGAM DAN LARAS BAHASA
BAB II RAGAM DAN LARAS BAHASA 1. Ragam Dan Laras Bahasa Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara,
Lebih terperinciKarya Tulis Ilmiah (Penelitian Tindakan Kelas) 1
Karya Tulis Ilmiah (Penelitian Tindakan Kelas) 1 Oleh: Muhammad Nursa ban 2 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 1 Disampaikan dalam workshop penelitian tindakan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 1 Kode / SKS : PB012101 / 1 SKS Program Studi : Sistem Komputer Fakultas : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Peranan dan fungsi bahasa Indonesia Sub Instruksional Khusus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Di era informasi sekarang ini kiranya tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Simpulan hasil penelitian ini difokuskan pada hasil yang telah dideskripsikan dan dikaitkan dengan teori-teori yang menjadi acuan. Studi pendahuluan yang
Lebih terperinciTeknis Penulisan Karya Ilmiah
Modul ke: Teknis Penulisan Karya Ilmiah Silahkan mencoba menulis karya ilmiahsesuai dengan sistematika yang benar Fakultas TEKNIK Drs. Masari, MM Program Studi TEKNIK MESIN http://www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciA. Konsep Dasar Karya Ilmiah
A. Konsep Dasar Karya Ilmiah BAB 8 KARYA TULIS ILMIAH A. Konsep Dasar Karya Tulis Ilmiah B. Tahapan Penulisan C. Sistematika D. Bahasa karya Tulis Ilmiah Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang membahas
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Bab ini memaparkan hasil penelitian terutama berkaitan dengan rancangan
213 BAB V HASIL DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bab ini memaparkan hasil penelitian terutama berkaitan dengan rancangan dan dampak implementasi model pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian serta peningkatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk mengumpulkan data, menyusun, serta menganalisis
Lebih terperinciPELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH UNTUK GURU SMP SE-KOTAMADYA YOGYAKARTA
PROPOSAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH UNTUK GURU SMP SE-KOTAMADYA YOGYAKARTA Oleh: Dr. Suroso Prihadi, M. Hum. Yayuk Eny Rahayu, M. Hum. Kusmarwanti, M. Pd. PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI WIDYAISWARA
PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI WIDYAISWARA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA JAKARTA 2008 PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI
Lebih terperinciIII. LITERATUR REVIEW
III. LITERATUR REVIEW Literatur review berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam literatur
Lebih terperinciBAHASA INDONESIA PENULISAN KARYA ILMIAH. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.
BAHASA INDONESIA Modul ke: PENULISAN KARYA ILMIAH Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Karya Ilmiah Adalah hasil kreasi manusia yang didasarkan atas
Lebih terperinciKesalahan Umum Penulisan Disertasi. (Sebuah Pengalaman Empirik)
Kesalahan Umum Penulisan Disertasi (Sebuah Pengalaman Empirik) Setelah membimbing dan menguji disertasi di sejumlah perguruan tinggi selama ini, saya memperoleh kesan dan pengalaman menarik berupa kesalahan-kesalahan
Lebih terperinciMenulis Artikel Ilmiah
Menulis Artikel Ilmiah Disampaikan dalam rangka kegiatan PPM Pelatihan penulisan Artikel Ilmiah bagi Guru-guru Bahasa Prancis Se-Karisidenan Banyumas di SMAN 1 Cilacap pada Tanggal 28-29 Mei 2011 Oleh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Tugas dan Kompetensi Guru. 1. Pengertian Guru. Menurut UU No.14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1, guru adalah pendidik
BAB II KAJIAN TEORI A. Tugas dan Kompetensi Guru 1. Pengertian Guru Menurut UU No.14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
Lebih terperinciGambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang ditemukan, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010:128), penelitian tindakan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai kompetensi menulis argumentasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil analisis korelasi
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Bahasa Indonesia / MKPK 202 2SKS Deskripsi Singkat : Bahasa Indonesia menjadi salah satu instrumen pengembangan
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH SEBAGAI SALAH SATU KARYA PENGEMBANGAN PROFESI GURU Oleh : Dra. Umi Chotimah, M. Pd
KARYA TULIS ILMIAH SEBAGAI SALAH SATU KARYA PENGEMBANGAN PROFESI GURU Oleh : Dra. Umi Chotimah, M. Pd 1. Pendahuluan Profesionalisme merupakan tuntutan yang saat ini dituntut bagi seorang guru, tidak hanya
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Arikunto (2010: 2), penelitian
Lebih terperinciTEKNIK PENULIS PUBLIKASI JURNAL. DR. YUPONO BAGYO, SE., MS., MM. HANIF MAULUDIN SE., M.Si STIE Makangkucecwara 2012
TEKNIK PENULIS PUBLIKASI JURNAL DR. YUPONO BAGYO, SE., MS., MM. HANIF MAULUDIN SE., M.Si STIE Makangkucecwara 2012 yuponobagyo@yahoo.com www.kafebisnis2010.wordpress.com www.bookboon.com MYTHW ABOUT PUBLISHABLE
Lebih terperinciMENULIS Karya ILMIAH. dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Pendidik
MENULIS Karya ILMIAH dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Pendidik PENULISAN KTI MASALAH YANG DIHADAPI: APA YANG DITULIS? BAGAIMANA CARA MENULISKANNYA? Tulisan Paragraf Kalimat Klausa Frasa Kata Huruf
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika
59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Penelitian pengembangan modul pembelajaran Fisika berbasis scientific approach yang dilakukan meliputi tahapan:
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran- lembaran yang berisi tugas
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa 1. Pengertian Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran- lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan peserta didik. LKS biasanya berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Artikel ilmiah merupakan sejenis tulisan yang menyajikan atau menganalisis suatu topik secara ilmiah. Keilmiahan suatu tulisan didasarkan pada ragam bahasa yang digunakannya
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU MELALUI PENULISAN KARYA ILMIAH
PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU MELALUI PENULISAN KARYA ILMIAH Oleh : Amat Jaedun Dosen Fakultas Teknik UNY Puslit Dikdasmen, Lemlit UNY Email: a_jaedun@yahoo.com Makalah Disampaikan Pada Pelatihan Penulisan
Lebih terperinciBAGIAN II DESKRIPSI KOMPONEN PROPOSAL SKRIPSI ATAU TUGAS AKHIR
BAGIAN II DESKRIPSI KOMPONEN PROPOSAL SKRIPSI ATAU TUGAS AKHIR Proposal penelitian untuk menyusun skripsi atau tugas akhir terdiri atas komponen yang sama. Perbedaan di antara keduanya terletak pada kadar
Lebih terperinciBAHASA INDONESIA 2 KARANGAN ILMIAH
BAHASA INDONESIA 2 KARANGAN ILMIAH Nama : Sri Setiawaty NPM : 18211261 Kelas : 3EA27 Dosen : Rini Sawitri Program Sarjana Ekonomi Manajemen UNIVERSITAS GUNADARMA Tahun 2011 KARANGAN ILMIAH 1. Definisi
Lebih terperinciBAHASA INDONESIA TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJAEMEN
BAHASA INDONESIA Modul ke: TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi MANAJAEMEN www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN Karangan yang disusun secara sistematis
Lebih terperinciLazimnya, orang mempunyai kemauan dan termotivasi
PEMILIHAN TOPIK DAN OUTLINE PENULISAN KARYA ILMIAH Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Universitas Indo Global Mandiri Palembang PENDAHULUAN Menulis itu mudah, terutama bagi yang mau menulis Jadi, syarat
Lebih terperinciPROGRAM DOKTOR MATEMATIKA
PROGRAM DOKTOR MATEMATIKA SILABUS DAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG MAM 8001 Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian Kode dan MAM 8001 Filsafat Ilmu
Lebih terperinciMenulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2
Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2 A. Pendahuluan Menulis belum menjadi tradisi bagi bangsa Indonesia, meskipun sudah sejak abad IV bangsa ini masuk ke zaman sejarah. Aktivitas berbicara
Lebih terperinciLARAS dan RAGAM BAHASA
LARAS dan RAGAM BAHASA STMIK CIC CIREBON - 2016 Kedudukan Bahasa Indonesia FUNGSI BAHASA LARAS & RAGAM BAHASA Implikasi BI dalam hidup sehari-hari LARAS BAHASA Adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi
Lebih terperinciModul ke: BAHASA INDONESIA MENULIS. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen
Modul ke: BAHASA INDONESIA MENULIS Fakultas FEB Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Standar Kompetensi Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang benar mengenai konsep menulis
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan
ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: Pebrina Pakpahan A1B110064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.
PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk
Lebih terperinciKARANGAN ILMIAH DAN TEKNIK PENULISAN KARANGAN ILMIAH. Oleh Novi Resmini. Universitas Pendidikan Indonesia
KARANGAN ILMIAH DAN TEKNIK PENULISAN KARANGAN ILMIAH Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia MAKALAH Tujuan pokok penulisan makalah adalah untuk menyakinkan pembaca bahwa topik yang ditulis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Masalah ini akan dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Berdasarkan permasalahan yang muncul di
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BUG1A2 BAHASA INDONESIA Disusun oleh: Diyas Puspandari, S.S., M.Pd. PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTASI FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY 1 LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH 1
BAHAN AJAR FASILITASI DAN BIMBINGAN TEKNIS PENGUATAN PENGAWAS SEKOLAH KARYA TULIS ILMIAH 1 Oleh MUHAMMAD NURSA BAN 2 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010
KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 FOKUS KAJIAN 1. Makna karya ilmiah 2. Jenis-jenis karya ilmiah 3. Sistematika penulisan karya tulis ilmiah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.
Lebih terperinciPERTEMUAN XIII-XVI V. KARYA ILMIAH DAN PARAGRAF DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH Kemampuan akhir yang diharapkan: Mahasiswa akan mampu: Hardskill: 1.a.
PERTEMUAN XIII-XVI V. KARYA ILMIAH DAN PARAGRAF DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH Kemampuan akhir yang diharapkan: Mahasiswa akan mampu: Hardskill: 1.a. Memahami pengertian dan jenis karya ilmiah b. Memilih
Lebih terperinciMEMBUDAYAKAN MENULIS BUKU AJAR
WORKSHOP BUDAYA MENULIS DI KAMPUS MEMBUDAYAKAN MENULIS BUKU AJAR PROF. DR. IR. GIYATMI, MSI Jakarta, 10 Pebruari 2016 BUDAYA MENULIS UNTUK DOSEN UMUM 1. Mendokumentasikan hasil TRI DHARMA (pengajaran,
Lebih terperinciKONSEP-KONSEP DASAR PENELITIAN
KONSEP-KONSEP DASAR PENELITIAN A. Upaya-upaya Manusia Untuk Memperoleh Kebenaran Kebenaran berkaitan dengan kualitas pengetahuan. Artinya, setiap pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang mengetahui
Lebih terperinciUNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA
UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENDAHULUAN Kesuksesan pelaksanaan pembelajaran karena adanya rancangan pembelajaran yang dilakukan dengan baik. Hal ini menjadi kewajiban bagi para guru termasuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bertujuan agar kegiatan praktis terlaksana secara rasional dan terarah sehingga
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu cara bertindak menurut sistem aturan tertentu yang bertujuan agar kegiatan praktis terlaksana secara rasional dan terarah sehingga dapat
Lebih terperinci1. Pendekatan rasional, merumuskan pendekatan berdasarkan kajian data yang diperoleh dari berbagai rujukan (literatur) data sekunder
TKS 4209 Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Metode ilmiah menggunakan dua pendekatan : 1. Pendekatan rasional, merumuskan pendekatan berdasarkan kajian data yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek kompetensi berbahasa yang penting. Hal ini dikarenakan tulisan yang dihasilkan dari kegiatan menulis dapat menjadi salah satu
Lebih terperinciOleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK
PENGARUH STRATEGI 3M (MENIRU-MENGOLAH-MENGEMBANGKAN) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Beatriz Lasmaria Harianja
Lebih terperinciPROPOSAL PENELITIAN PENGEMBANGAN
PROPOSAL PENELITIAN PENGEMBANGAN Kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. keterampilan menulis narasi siswa sekolah dasar. Berdasarkan penelitian tersebut
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Penelitian ini dilaksanakan di Gugus VIII Ki Hajar Dewantara, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran menulis
Lebih terperinciMenulis Karya Ilmiah Remaja 1
Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2 A. Pendahuluan Menulis belum menjadi tradisi bagi bangsa Indonesia, meskipun sudah sejak abad IV bangsa ini masuk ke zaman sejarah. Aktivitas berbicara
Lebih terperinci