BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN"

Transkripsi

1 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai kompetensi menulis argumentasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil analisis korelasi menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan dan hubungan yang positif antara pemahaman aspek komposisi terhadap kompetensi menulis argumentasi. Adanya hubungan positif ini dapat diartikan semakin baik pemahaman siswa terkait aspek komposisi, maka kompetensi menulis argumentasi siswa juga akan semakin baik. 2. Hasil analisis korelasi menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan dan hubungan yang positifantara sikap terhadap pada bahasa Indonesiadengan kompetensi menulis argumentasi. Adanya hubungan positif ini dapat diartikan semakin baik sikap siswa pada bahasa Indonesia, maka kompetensi menulis argumentasi siswa juga akan semakin baik. 3. Hasil analisis korelasi ganda antara pemahaman aspek komposisi dan sikap siswa terhadap bahasa Indonesiamenunjukkan adanya hubungan yang signifikan dan hubungan yang positifantara pemahaman aspek komposisi dan sikap siswa terhadap bahasa Indonesia secara bersama-sama dengan kompetensi menulis argumentasi. Adanya hubungan positif ini dapat diartikan semakin baik pemahaman siswa terkait aspek komposisi dan sikap siswa terhadap bahasa Indonesia, maka kompetensi menulis argumentasi siswa juga akan semakin baik. Berdasarkan hasil analisis sebelumnya menunjukkan bahwa ketiga hipotesis diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan dan hubungan yang positifantara pemahaman aspek komposisi dan sikap siswa terhadap bahasa Indonesia secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap kompetensi menulis argumentasi. Hasil pada nilai sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui bahwa pemahaman aspek komposisi merupakan variabel 95

2 96 yang memberikan sumbangan atau kontribusi yang lebih besar terhadap kompetensi menulis argumentasi. B. Implikasi Hasil penelitian ini secara teoretis memberikan informasi bahwa kompetensi siswa dalam menulis argumentasi sangat dipengaruhi oleh pemahaman siswa pada aspek-aspek komposisi serta bagaimana sikap siswa tersebut terhadap bahasa Indonesia. Secara umum, siswa sudah memiliki kemampuan dalam menulis argumentasi baik dalam kualitas yang baik maupun yang kurang, namun siswa akan memiliki kemampuan menulis yang lebih baik lagi jika siswa memiliki pemahaman terhadap aspek-aspek komposisi dan sikap terhadap bahasa Indonesia yang baik pula. Pemahaman aspek-aspek komposisi adalah kemampuan memahami unsur pembentuk karangan. Pemahaman aspek komposisi berperan penting agar tulisan yang dibuat menjadi baik. Hal inilah yang mempengaruhi siswa dalam kemampuan menulis argumentasi. Pemahaman aspek-aspek komposisi tersebut berperan penting dalam membuat karangan melalui rangkaian kalimat yang memiliki unsur kesatuan dan kepaduan dalam sebuah karangan, sehingga pemahaman aspek komposisi menjadi hal yang penting dalam membuat karangan. Kompetensi menulis berhubungan dengan pemahaman aspek komposisi bahasa Indonesia. Apabila penulis memiliki pemahaman aspek komposisi bahasa Indonesia yang baik, maka dalam membuat tulisan argumentasi akan dapat menyusun gagasan dengan memperhatikan struktur kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Akan tetapi, apabila penulis memiliki pengetahuan aspek komposisi berbahasa Indonesia yang rendah, maka penulis akan mengalami kesulitan dalam menyusun argumentasi. Siswa yang mampu memahami struktur paragraf dengan baik akan memudahkan siswa dalam memahami kesatuan dan kepaduan paragraf serta mudah dalam memahami ide pokok paragraf maupun kalimat pendukungnya. Hal ini akan meningkatkan kemampuan siswa untuk mampu mengungkapkan isi gagasan. Siswa yang mampu mengungkapkan isi gagasan dengan baik akan mampu mengembangkan teks tulisannya sesuai dengan topik tulisan.

3 97 Siswa yang memiliki kemampuan dalam memahami struktur kalimat seperti struktur pembentuk kalimat, konsep kalimat efektif, dan memahami penyebab ketidefektifan kalimat, akan memberikan kemudahan pada siswa untuk memahami tulisan dan memudahkan untuk mengembangkan tulisan dengan baik. Penggunaan EyD yang baik juga memberikan hasil tulisan pada siswa akan lebih baik sehingga sesuai dengan aturan dalam bahasa. Siswa yang memiliki pemahaman pemakaian diksi seperti kata sinonim, homofon, konotasi, denotasi, hingga mampu memahami penggunaan kata umum dan khusus ataupun istilah asing, akan mampu meningkatkan hasil tulisan yang baik saat siswa menulis argumentasi. Penggunaan diski yang tepat juga akan memperindah hasil tulisan siswa dan lebih mudah untuk dimengerti. Pemahaman siswa terhadap aspek-aspek komposisi juga sangat dipenguhi cara guru dalam menjelaskan dan menyampaikan materi tersebut. Oleh karena itu di sisi lain, siswa juga membutuhkan bimbingan dari guru untuk dapat meningkatkan pemahamannya pada aspek-aspek komposisi tersebut. Faktor pemahaman aspek komposisi pada siswa dapat dibentuk dan dibimbing oleh guru dengan membuat program pelatihan menulis yang dilakukan secara rutin dan berkesinambungan. Hal ini akan sangat mempengaruhi pemahaman siswa pada aspek-aspek komposisi tersebut sehingga mampu menulis dengan baik dan benar. Sikap siswa pada bahasa Indonesia juga mempengaruhi kemampuan siswa dalam menulis argumentasi. Sikap terhadap bahasa adalah keyakinan mengenai suatu bahasa dalam waktu relatif lama yang memberikan kecenderungan kepada seseorang untuk bertindak dengan cara yang disenanginya. Sikap terhadap bahasa dapat dilakukan dengan cara setia menggunakan bahasa, merasa bangga terhadap bahasa, ataupun sadar dengan aturan maupun norma dari penggunaan suatu bahasa. Kemampuan menulis seseorang dipengaruhi oleh sikap terhadap bahasa Indonesia. Apabila siswa memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia maka, siswa akan mengkomunikasikan tulisannya dengan mempertimbangkan kaidah bahasa Indonesia. Akan tetapi, apabila penulis memiliki sikap negatif terhadap

4 98 terhadap bahasa Indonesia, maka penulis akan senantiasa mengabaikan aturan penggunaan bahasa Indonesia. Siswa memiliki afeksi dan kognisi yang baik terhadap bahasa Indonesia, artinya memiliki kebanggaan tersendiri dan memahami terhadap pemakaian bahasa Indonesia yang baku yang tepat sebagai alat komunikasi, akan meningkatkan kompetensi siswa dalam menulis argumentasi. Salah satu ukuran sikap afeksi dan kognisi tersebut merupakan salah satu ukuran dalam menentukan kompetensi menulis siswa. Hal ini berkaitan dengan bagaimana tata bahasa dan ejaan yang baik dalam menulis. Sikap siswa dalam berbahasa Indonesia yang mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baku secara tepat dan sesuai dengan konsteksnya akan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Hal ini berhubungan dengan bagaimana siswa mampu menggunakan pilihan kata, isi, dan penggunaan kalimat dalam menulis argumentasi. Sikap postif atau negatif siswa terhadap bahasa Indonesia juga sangat dipengaruhi bagaimana orang terdekat mampu menanamkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bagaimana menumbuhkan rasa bangga pada penggunaan pada bahasa sendiri. Oleh karena itu, disisi lain siswa juga membutuhkan bimbingan dari guru dan orangtua untuk dapat meningkatkan sikap positifnya pada bahasa Indonesia. Adanya kesinambungan pemahaman pada aspek-aspek komposisi dan sikap siswa terhadap bahasa Indonesia secara bersama-sama, akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam menulis argumentasi. Siswa yang memiliki pemahaman dan sikap yang baik akan membuat siswa tersebut memiliki kemampuan dalam menulis argumentasi yang lebih baik pula. Pemahaman aspek komposisi dan sikap terhadap bahasa Indonesia merupakan bagian penting untuk mendukung terciptanya tulisan argumentasi yang baik. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman aspek komposisi dan juga sikap yang baik agar individu dapat menggunakan kaidah bahasa Indonesia secara baik dan benar.

5 99 Pemahaman aspek komposisi dan sikap terhadap bahasa Indonesia merupakan aspek yang saling mendukung. Artinya, sulit untuk mengandalkan satu aspek saja seperti hanya mengandalkan kemampuan pemahaman aspek komposisi ataupun mengandalkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia saja. Pemahaman aspek komposisi akan menjadi dasar pengetahuan dalam menulis argumentasi dan sikap akan mengarahkan seseorang untuk menerapkan pengetahuannya dalam menulis argumentasi. Dengan demikian, argumentasi yang dihasilkan akan baik dari segi materi dan akan menumbuhkan sikap nasionalisme dengan mengikuti kaidah bahasa Indonesia. Siswa yang memiliki pemahaman aspek-aspek komposisi yang baik dan memiliki sikap terhadap bahasa Indonesia yang positif, maka berkecenderungan mampu menghasilkan tulisan argumentasi yang baik. Artinya, bahwa semakin baik pemahaman aspek-aspek komposisi dan sikap siswa siswa terhadap bahasa Indonesia, maka akan semakin baik pula keterampilan menulis argumentasinya. Atau dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan positif antara pemahaman aspek komposisi dan sikap siswa terhadap bahasa Indonesia secara bersama-sama dengan kompetensi menulis argumentasi. Siswa yang memiliki pemahaman aspek-aspek komposisi namun memiliki sikap yang kurang terhadap bahasa, akan menghasilkan tulisan argumentasi yang kurang baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki pemahaman dan sikap yang baik. Misalnya, siswa memiliki kemampuan dalam memahami struktur kalimat seperti struktur pembentuk kalimat, konsep kalimat afektif, dan memahami penyebab ketidefektifan kalimat, namun tidak memiliki kebanggaan tersendiri dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku. Hal tersebut akan berpengaruh pada hasil tulisan siswa dalam menulis argumentasi. Siswa yang memiliki sikap yang baik terhadap berbahasa Indonesia, misalnya memiliki kebanggaan dengan menggunakan bahasa Indonesia namun kurang memahami dalam penggunaan EyD yang benar, juga akan mempengaruhi kualitas tulisan siswa. Oleh karena itu, adanya hal kesinambungan dan keselarasan antara pemahaman siswa mengenai aspek-aspek komposisi dan sikap yang baik dalam

6 100 berbahsa Indonesia untuk dapat meningkatkan kemampuan dan kompetensi siswa dalam menulis argumentasi. 1. Upaya Meningkatkan Pemahaman Aspek-aspek Komposisi untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Argumentasi Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan dari pemahaman siswa mengenai aspek komposisi terhadap kompetensi menulis argumentasi. Hasil tersebut memberikan informasi bahwa kemampuan menulis argumentasi siswa sangat dipengaruhi oleh pemahaman siswa pada aspek-aspek komposisi. Semakin baik pemahaman siswa pada aspek-aspek komposisi, maka akan semakin baik pula kemampuan menulis argumentasi siswa.begitu pula sebaliknya, semakin rendah pemahaman siswa pada aspek-aspek komposisi, maka akan semakin rendah pula kemampuan menulis argumentasi siswa. Pemahaman aspek komposisi yang harus dipahami dan diterapkan siswa yaitu yang pertama struktur paragraf yang meliputi pemahaman mengenai kesatuan dan kepaduan paragraf dan memahami ide pokok paragraf serta kalimat pendukung. Kedua yaitu struktur kalimat yang meliputi memahami struktur pembentuk kalimat, konsep kalimat efektif, dan penyebab ketidakefektifan kalimat. Ketiga yaitu diksi yang meliputi pemahaman pemakaian kata sinonim, homofon, konotasi, denotasi, kata umum dan khusus, istilah asing, kata abstrak dan konkret, serta kata populer dan kata kajian. Keempat yaitu EyD yang meliputi pemahaman pemakaian dan penulisan huruf, kata, unsur serapan, dan tanda baca. Pemahaman aspek komposisi dalam menulis merupakan pemahaman dengan jelas mengenai kebenaran maupun kesalahan, serta susunan maupun unsur yang membangun sebuah tulisan. Selain itu memahami juga berarti mampu mengembangkan maupun menyesuaikan tulisan menjadi bentuk lain tanpa mengubah maksud dari tulisan sebelumnya. Oleh karena itu, memahami suatu hal diperlukan kemampuan dalam mengidentifikasi objek yang dipahami. Saat menulis, siswa biasanya hanya terfokus pada isi karangan tanpa memperhatikan aturannya. Aturan menulis karangan ini penting karena tulisan yang sesuai dengan aturannya akan memudahkan pembaca untuk memahami apa yang ingin dikemukakan penulis. Hasil ini sejalan atau relevan dengan pendapat

7 101 Keraf (2001: ) menyatakan bahwa menulis argumentasi harus sesuai dengan prinsip umum sebuah komposisi, yaitu: (1) pendahuluan; (2) tubuh argumen; (3) kesimpulan dan ringkasan. Berdasarkan pendapat di atas, maka sebuah karangan argumentasi tersusun atas bagian pendahuluan, isi, dan kesimpulan. Siswa yang tidak terbiasa menulis cenderung sulit dalam memulai menulis dan sulit mengembangkan tulisan menjadi tulisan yang baik dan indah dibaca. Oleh karena itu, dinilai penting untuk guru memahami kemampuan masingmasing siswa sehingga mampu memfokuskan perhatian pada siswa yang memiliki kemampuan yang kurang. Pada siswa yang sudah memiliki kemampuan yang cukup baik tentunya siswa akan lebih mudah dalam menulis dan mengembangkan tulisan. Pada siswa tersebut, guru dapat lebih meningkatkan kemampuan siswa dengan secara berkala memberikan tugas pada siswa untuk menulis dengan kapasitas tulisan yang lebih berbobot lagi. Penyampaian materi mengenai aspek-aspek komposisi pada siswa dipengaruhi oleh bagaimana guru menyampaikan materi tersebut. Guru diharapkan membuat modul atau cara yang menarik bagi siswa, sehingga siswa mampu memahami dan menerapkannya pada hasil karya tulisannya. Misalnya melalui pembelajaran secara berkelompok dengan menggabungkan siswa yang memiliki kemampuan mengenai pemahaman dengan yang kurang, sehingga para siswa dapat saling melengkapi dan memberi atau menjelaskan pada siswa lain yang kurang memahami. Pada sesi terakhir, setelah siswa berdiskusi secara kelompok guru dapat melakukan pengulasan mengenai materi tersebut. Kedua, siswa dapat diberi tugas menganalisis karangan argumentasi untuk mengasah pemahaman aspek-aspek komposisi. Siswa dapat menganalisis apakah karangan tersebut sudah kohesi dan koherensi. Jika karangan belum kohesi dan koherensi maka perlu dilakukan perbaikan. Ketiga, dengan membiasakan mengkoreksi ejaan dalam setiap kegiatan. Kegiatan mengkoreksi dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri, antar siswa, atau koreksi yang dilakukan oleh guru. Koreksi yang dilakukan oleh siswa dengan cara menumbuhkan kesadaran untuk senantiasa memperhatikan ejaan dan segera

8 102 diminta untuk mengkoreksi kesalahan pada hasil pekerjaannya sendiri jika diketahui terdapat kesalahan pada tulisannya. Koreksi yang dilakukan antar siswa dapat dilakukan saat guru memberikan penugasan menulis, maka siswa diminta untuk menukarkan hasil tulisannya dengan teman sekelasnya untuk selanjutnya melakukan pengkoreksian. Adanya teman yang dapat saling mengkoreksi akan memberikan hasil yang lebih baik. Sementara koreksi yang dilakukan guru adalah dengan memberikan tanda pada kesalahan ejaan yang dilakukan siswa agar siswa mencari tahu kesalahannya dan untuk selanjutnya dapat melakukan perbaikan. Keempat, yaitu dengan mengadakan lomba cerdas cermat terkait penguasaan bahasa Indonesia. Melalui lomba, siswa akan lebih tertarik untuk mempelajari aspek-aspek komposisi maupun materi kebahasaan. Selain itu, adanya penghargaan berupa kejuaraan maupun piala akan memberikan stimulus bagi siswa untuk dapat terus meningkatkan pemahamannya terhadap bahasa Indonesia. Kelima, yaitu dengan mengadakan tes Uji Kompetensi Bahasa Indonesia (UKBI). UKBI sebagai salah satu kriteria pengukuran kemampuan bahasa Indonesia dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman aspekaspek komposisi. Siswa yang melaksanakan tes UKBI akan dapat mengetahui seberapa kemampuannya dalam memahami pemahaman bahasa. Dalam pelaksanannya, sekolah dapat bekerja sama dengan Balai Bahasa Setempat. 2. Upaya Meningkatkan Sikap Siswa terhadap Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Argumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan positif yang signifikan dari sikap siswa pada bahasa Indonesia terhadap kompetensi menulis argumentasi. Hasil tersebut memberikan informasi bahwa kemampuan menulis argumentasi siswa sangat dipengaruhi oleh sikap siswa pada bahasa Indonesia. Semakin baiknya sikap siswa pada bahasa Indonesia, maka akan semakin baik pula kemampuan menulis argumentasi siswa dan begitu pula sebaiknya semakin rendahnya sikap siswa pada bahasa Indonesia pada aspek-aspek komposisi, maka akan semakin rendah pula kemampuan menulis argumentasi siswa.

9 103 Hakikat sikap terhadap bahasa Indonesia adalah respon afeksi, kognisi, dan konasi terhadap bahasa Indonesia. Afeksi berkenaan rasa bangga, kagum, senang, sedih terhadap pemakian bahasa Indonesia (baku) sebagai alat komunikasi formal. Respon kognisi berkenaan dengan bagaimana siswa memahami bahasa Indonesia (baku) secar tepat sebagai alat komunikasi formal. Respon konasi merupakan tindakan siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia (baku) secara tepat sesuai dengan konteksnya. Sikap merupakan perasaan yang dimiliki setiap individu yang menjadi dasar untuk bertingkah laku, karena itulah sikap juga mempengaruhi tingkah laku seseorang saat berkomunikasi. Sikap yang ada dalam diri manusia akan mendorong perasaan yang kemudian dapat mempengaruhi tingkah-lakunya. Tingkah laku yang dihasilkan dapat berupa respon positif maupun negatif tergantung stimulus yang didapatkan sebelumnya. Sikap pada diri setiap individu berkaitan dengan pemikiran, emosi, maupun persepsi yang menjadi dasar untuk seseorang bertindak. Berkaitan dengan bahasa Indonesia, sikap menjadi tatanan kepercayaan mengenai suatu objek maupun aturan. Kepercayaan tersebut yang kemudian mengarahkan seseorang untuk berbuat sesuai cara yang dikehendakinya. Cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia adalah dengan membiasakan anak untuk menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini akan mempengaruhi kebiasan siswa dalam berbicara dan menulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kebiasan siswa akan membentuk sikap siswa dan hal ini sesuai dengan pernyataan Sumarsono (2002: 361) menjelaskan bahwa sikap dan kebiasaan sama-sama dibentuk melalui pengalaman sepanjang sejarah perkembangan hidup seseorang dalam kaitannya dengan objek tertentu. Guru merupakan faktor penentu bagi siswa untuk memiliki sikap positif pada bahasa Indonesia di sekolah. Guru merupakan contoh bagi siswa, sehingga guru harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar terutama saat jam pelajaran berlangsung dan selama di area sekolah. Pelajaran bahasa Indonesia cenderung membosankan bagi siswa. Cara guru dalam menyampaikan materi

10 104 adalah yang paling utama. Guru dapat lebih kreatif dalam menyampaikan materi misalnya dimulai dari posisi kursi yang diubah sehingga adanya nuansa baru dapat belajar, atau penggunaan media lain selain papan tulisan dalam mengajar sehingga siswa tidak merasa bosan saat proses belajar mengajar. Kedua, dengan mengadakan lomba kebahasaan. Lomba kebahasaan misalnya membaca puisi, menulis artikel, membuat cerpen, berpidato dan sebagainya. Adanya perlombaan akan diikuti oleh aturan pengikutsertaan lomba seperti tema, tata cara penulisan, cara bersikap, dan yang lainnya. Aturan ini yang kemudian diharapkan sebagai media dalam membentuk sikap positif siswa. Ketiga, dengan mengadakan class meeting. Adanya class meeting sebagai pertemuan baik antar siswa maupun antar kelas akan menjadi media bagi siswa untuk belajar bersikap dengan menggunakan bahasa yang formal dan baik. Kegiatan class meeting akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat mempraktikan dan menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Keempat, dengan membiasakan menggunakan bahasa Indonesia dalam acara-acara formal maupun dalam percakapan sehari-hari. Penerapakan penggunaan bahasa Indonesia secara langsung akan menumbuhkan sikap bangga terhadap bahasa Indonesia. Melalui kesadaran sikap bangga inilah kemudian siswa dapat menjaga bahasa Indonesia. Kelima, dengan memberikan pengarahan maupun seminar tentang bagaimana sebenarnya berbahasa yang baik. Bahasa sebagai media komunikasi tidak hanya menuntut bagaimana kebenaran penggunaan bahasa, melainkan juga berkaitan dengan ketepatan penggunaan bahasa Indonesia. Siswa yang memiliki pengetahuan tentang bagaimana berbahasa yang baik dan benar, diharapkan akan memiliki sikap senang dan akan menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari.

11 105 C. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai kompetensi menulis argumentasi yang telah dilakukan, dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Pimpinan SMK Negeri se-kabupaten Sleman Pada penelitian ini memberikan gambaran bagaimana kompetensi menulis siswa. Pada hasil deskriptif menunjukkan masih terdapat siswa yang memiliki komptensi menulis yang rendah, sehingga guru atau pihak terkait dapat lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis, dengan metode yang lebih menarik. Penelitian ini menunjukan bahwa kompetensi siswa dalam menulis argumentasi dipengaruhi oleh pemahaman siswa dan sikap siswa yaitu sebesar 34,15%. Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan kompetensi siswa pihakpihak terkait dapat lebih memperhatikan dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap pemahaman aspek komposisi dan menumbuhkan sikap siswa dalam bahasa. 2. Guru Bahasa Indonesia Pada penelitian ini dapat diperoleh gambaran pemahaman siswa pada aspek komposisi, sikap siswa pada bahasa Indonesia, dan kompetensi menulis argumentasi siswa. Kedua hal tersebut sangat mempengaruhi bagaimana kompetensi menulis argumentasi siswa. Cara guru dalam menyampaikan materi adalah yang paling utama. Guru dapat lebih kreatif dalam menyampaikan materi misalnya dimulai dari posisi kursi yang yang diubah sehingga adanya nuansa baru dapat belajar, atau penggunaan media lain selain papan tulis dalam mengajar sehingga siswa tidak merasa bosan saat proses belajar mengajar. Guru diharapkan membuat modul atau cara yang menarik bagi siswa, sehingga siswa mampu memahami dan menerapkannya hasil karya tulisannya. Misalnya melalui pembelajaran secara berkelompok dengan menggabungkan siswa yang memiliki kemampuan mengenai pemahaman dengan yang kurang, sehingga para siswa dapat saling melengkapi dan memberi atau menjelaskan pada siswa lain yang kurang memahami. Pada sesi terakhir, setelah siswa berdiskusi secara kelompok guru dapat melakukan pengulasan mengenai materi tersebut.

12 Peneliti Selanjutnya Pada panelitian ini menganlisis secara keseluruhan bagaimana pemahaman, sikap, dan kompetensi menulis di seluruh SMK, oleh karena itu untuk peneliti selanjutnya dapat lebih menganalisis secara mendetail pada masing-masing SMK sehingga dapat lebih mengetahui bagaimana pemahaman, sikap, dan kompetensi menulis siswa. Peneliti selanjutnya juga dapat menganalisis dengan subjek yang berbeda, misalnya khusus pada siswa dengan kelas bahasa sehingga secara umum memiliki kemampuan yang sama sehingga lebih dapat mengukur kemampuan atau kompetensi menulis argumentasi siswa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa pada hakikatnya merupakan suatu hal yang tak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Herman dan Nur Indah FKIP Universitas Jambi ABSTRACK Artikel ini memberikan hasil penelitian

Lebih terperinci

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK PENGARUH STRATEGI 3M (MENIRU-MENGOLAH-MENGEMBANGKAN) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Beatriz Lasmaria Harianja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian, analisis kelas XI SMK Negeri 1 Sawit disimpulkan sebagai berikut. 1. Bentuk kesalahan penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan bahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berdasarkan empat aspek keterampilan tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa sebagai suatu proses yang sistematik selalu mengarah kepada kegiatan perencanaan, dan penilaian (evaluasi). Kemampuan guru bahasa Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan pada siswa di sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen keterampilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak akan melanjutkan hidup ini dengan baik dan teratur tanpa adanya bahasa. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, manusia menggunakan bahasa baik bahasa lisan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya siswa menghadapi masalah dalam menggunakan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya siswa menghadapi masalah dalam menggunakan bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya siswa menghadapi masalah dalam menggunakan bahasa Indonesia, khususnya bahasa tulis, termasuk siswa kelas XI Program Percepatan Belajar (Akselerasi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis adalah keterampilan seseorang untuk menuangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis adalah keterampilan seseorang untuk menuangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis adalah keterampilan seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan, dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku siswa agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. keterampilan menulis narasi siswa sekolah dasar. Berdasarkan penelitian tersebut

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. keterampilan menulis narasi siswa sekolah dasar. Berdasarkan penelitian tersebut BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Penelitian ini dilaksanakan di Gugus VIII Ki Hajar Dewantara, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pendidikan merupakan hal penting dalam cakrawala kehidupan, Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan akibat untuk menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. dan akibat untuk menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema. Oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak ilmuwan Indonesia yang tidak dapat menggunakan paragraf secara efektif. Kegagalan ini terjadi karena tidak dipahaminya fungsi paragraf sebagai pemersatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar siswa memiliki keterampilan berbahasa dan pengetahuan kebahasaan. Keterampilan berbahasa mencakup 4

Lebih terperinci

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

Aas Asiah   Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD ISLAM AL-IKHLAS CIANJUR TAHUN AJARAN 2011/2012 Aas Asiah Email : aasasiah84@yahoo.com

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : Bahasa Indonesia Kode Mata : DU 23111 Jurusan / Jenjang : D3 TEKNIK KOMPUTER Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa

Lebih terperinci

RINGKASAN. Meringkas karya ilmiah yang sudah ada dengan menggunakan bahasa pengarang asli.

RINGKASAN. Meringkas karya ilmiah yang sudah ada dengan menggunakan bahasa pengarang asli. Ada sejumlah istilah yang berkaitan dengan reproduksi karya ilmiah: 1. Ringkasan (KI, buku) 2. Ikhtisar (KI, buku) 3. Sinopsis (novel) 4. Artikel ilmiah (KI) 5. Resensi (KI, buku, novel) 6. Abstrak (KI).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Menulis merupakan salah satu cara manusia untuk mengungkapkan sebuah ide atau gagasan kepada orang lain melalui media bahasa tulis. Bahasa tulis tentu berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki peran sangat penting untuk diajarkan dalam kehidupan manusia. Dengan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang urgen peranannya dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi antarmanusia. Selain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, ide, dan keinginan kepada orang lain. Bahasa juga merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun-temurun. Menyusun suatu gagasan menjadi rangkaian bahasa tulis yang teratur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun menjadi satu kesatuan dengan suatu kesesuaian yang kemudian membentuk paragraf-paragraf, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek kompetensi berbahasa yang penting. Hal ini dikarenakan tulisan yang dihasilkan dari kegiatan menulis dapat menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap telah belajar. Siswa dikatakan telah belajar apabila tujuan pembelajaran yang dirumuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis argumentasi merupakan salah satu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis argumentasi merupakan salah satu keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis argumentasi merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai siswa SMA. Sebab, keterampilan menulis argumentasi sangat

Lebih terperinci

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO Endang Sulistyaniningsih Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email: esulistyaniningsih@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Peranan bahasa pada sendi-sendi kehidupan manusia mempunyai kedudukan

BAB I. PENDAHULUAN. Peranan bahasa pada sendi-sendi kehidupan manusia mempunyai kedudukan BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan bahasa pada sendi-sendi kehidupan manusia mempunyai kedudukan sangat penting, sehingga dapat dipastikan bahwa tak mungkin manusia menghindar dari aktivitas

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu di arahkan. Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi dari satu pihak ke pihak yang lain. Tanpa bahasa tidak mungkin kita bisa berhubungan baik dengan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Bahasa Indonesia / MKPK 202 2SKS Deskripsi Singkat : Bahasa Indonesia menjadi salah satu instrumen pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Adapun yang termasuk perangkat program pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator (pembicara atau penulis)

I. PENDAHULUAN. dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator (pembicara atau penulis) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat sebagai sarana komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu selalu terlibat dalam komunikasi,

Lebih terperinci

BAB IV TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB IV TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB IV TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ekplanasi Kompleks Teks eksplanasi berisi penjelasan tentang keadaan sesuatu

Lebih terperinci

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1).

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca,

Lebih terperinci

Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa,

Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa, HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011 AMANDA REYNA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada dasarnya bertujuan mengembangkan kemampuan berbahasa siswa yang ditentukan pada aspek kemampuan berbahasa yaitu mendengarkan,

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Ige Janet L. W. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan Laporan laporan kegiatan OSIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KODE : Dasar-Dasar Menulis : IN203 Dra. Novi Resmini, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2013 Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu gabungan huruf, kata, dan kalimat yang menghasilkan suatu tuturan atau ungkapan secara terpadu sehingga dapat dimengerti dan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat terlepas dari peran pentingnya bahasa Indonesia. Sesuai dengan kebijakan Kurikulum 2013 yang tidak hanya mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas menulis tidak pernah lepas dalam kehidupan sehari-hari di berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan bentuk kesalahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis karangan merupakan kompetensi dasar yang harus dicapai pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV sekolah dasar. Terdapat beberapa kompetensi dasar yang memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASADALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMK NEGERI REMBANG KABUPATEN PASURUAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASADALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMK NEGERI REMBANG KABUPATEN PASURUAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASADALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMK NEGERI REMBANG KABUPATEN PASURUAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Yudha Widwiarti Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi sosial. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan berbahasa yang saling mempengaruhi yakni berbicara, menyimak, dan membaca. Keterampilan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan antara penguasaan kosakata (X 1), kemampuan menyusun kalimat efektif (X 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah wacana, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian yang bertemakan analisis wacana. Menurut Deese dalam Sumarlam (2003: 6) mengatakan

Lebih terperinci

SPESIFIKASI SOAL UASBN

SPESIFIKASI SOAL UASBN SPESIFIKASI SOAL UASBN Jenis Sekolah Mata Pelajaran Alokasi waktu Jumlah Soal Bentuk Soal Bahan Kelas : Sekolah Dasar : Bahasa Indonesia 120 menit : 50 butir : Pilihan Ganda : 4, 5, dan 6 SKL Materi Indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari terlihat dalam empat aspek keterampilan berbahasa.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari terlihat dalam empat aspek keterampilan berbahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berperan penting dalam kehidupan sehari-hari karena setiap kegiatan manusia menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seseorang mampu berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM 311 407 049 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa sejak Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan pembelajaran wajib yang telah ditetapkan di setiap jenjang pendidikan SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam keterampilan menulis. Permasalahan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Dosen : Dra. Endang Retnaningdyah Elis Noviati Mariani, M. Hum. Fakultas : Seni Pertujukan NIP : 195711161988112001 Program Studi : Seni Pedalangan Mata Kuliah/Blok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik itu berasal dari aspek bahasa yaitu bahasa Indonesia. Banyak yang

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik itu berasal dari aspek bahasa yaitu bahasa Indonesia. Banyak yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia mempunyai daya tarik sendiri bagi orang asing. Salah satu daya tarik itu berasal dari aspek bahasa yaitu bahasa Indonesia. Banyak yang datang ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi sebagai media pendidikan yang diharapkan mampu mendorong masyarakat dalam menggunakan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi kepada orang lain. Kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa bisa berlangsung secara efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan secara khusus adalah mampu menguasai empat aspek

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan secara khusus adalah mampu menguasai empat aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar pelajar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menulis adalah suatu proses kegiatan menuangkan pikiran manusia yang hendak

II. LANDASAN TEORI. Menulis adalah suatu proses kegiatan menuangkan pikiran manusia yang hendak 7 II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Menulis Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh setiap orang. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasinya. Seseorang yang kaya dengan kosa kata akan mudah

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasinya. Seseorang yang kaya dengan kosa kata akan mudah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penguasaan bahasa seseorang ikut menentukan kemampuan komunikasinya. Seseorang yang kaya dengan kosa kata akan mudah berkomunikasi dengan orang lain. Dalam komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar bidang studi bahasa Indonesia dibutuhkan adanya komunikasi antara guru dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar bidang studi bahasa Indonesia dibutuhkan adanya komunikasi antara guru dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar bidang studi bahasa Indonesia dibutuhkan adanya komunikasi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa. Komunikasi hendaknya bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi mendengarkan,

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kegiatan pembelajaran yang mengedepankan proses dan hasil. Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan unik yang menuntut sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendengarkan, berbicara/ bercerita, membaca, dan menulis/mengarang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendengarkan, berbicara/ bercerita, membaca, dan menulis/mengarang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran bahasa Indonesia berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar, berkomunikasi, mengungkapkan pikiran dan perasaan, serta membina persatuan, dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa yang perlu dimiliki oleh siswa. Melalui menulis siswa bisa mengekspresikan kekayaan ilmu, pikiran,

Lebih terperinci

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ulasan Film/Drama Teks ulasan yaitu teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam mengkomunikasikan ilmunya. Penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan yang terjadi dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ide, gagasan, pengalaman, dan pendapat dalam bentuk tulisan. Kegiatan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. ide, gagasan, pengalaman, dan pendapat dalam bentuk tulisan. Kegiatan tersebut BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa bertujuan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berbahasa siswa. Terampil berbahasa berarti terampil dalam menyimak, berbicara, membaca, dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. gerak manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Tidak ada kegiatan

I. PENDAHULUAN. gerak manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Tidak ada kegiatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Tidak ada kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam pembelajaran bahasa Indonesia menulis merupakan salah satu keterampilan bahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Menulis adalah keterampilan

Lebih terperinci

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Mendengarkan : 1. Memahami informasi dari berbagai laporan PEMAN KEGIATAN PEMAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan/ informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi untuk saling berinteraksi dalam kehidupan manusia baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Indonesia merupakan salah satu

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai peran penting didalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan dan digunakan sebagai bahasa nasional sehingga

Lebih terperinci

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan Laporan Mencatat pokok-pokok antara fakta Laporan kegiatan isi laporan

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Standar Guru C C2 C3 C4 C5 C6 Menggunakan secara lisan wacana wacana lisan untuk wawancara Menggunakan wacana lisan untuk wawancara Disajikan penggalan

Lebih terperinci