Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, selain menyusun Kebijakan Umum APBD (KUA) Kepala Daerah juga menyusun Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dijelaskan bahwa Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) merupakan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk setiap program dan kegiatan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD. Dokumen Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Skala prioritas pembangunan daerah; 2. Prioritas program untuk masing-masing urusan yang disinkronisasikan dengan prioritas dan program nasional yang tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah setiap tahun; 3. Plafon anggaran sementara untuk masing-masing program/kegiatan. 1.2 Tujuan Tujuan penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara adalah : 1. Sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD 2. Sebagai dasar bagi Tim Anggaran Pemerintah Daerah untuk melakukan verifikasi usulan RKA-SKPD 3. Untuk membangun disiplin anggaran yang bersifat menyeluruh sesuai plafon yang telah disepakati. 1

2 4. Sebagai alat validasi relevansi dokumen perencanaan dengan dinamika kehidupan sosial budaya dan tuntunan aspirasi masyarakat yang sedang berkembang. 5. Sebagai dasar bagi DPRD untuk menilai Ranperda tentang APBD. 1.3 Dasar Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) disusun antara lain berdasarkan hal-hal sebagai berikut : 1. Pelaksanaan kewenangan dan urusan wajib. 2. Kebutuhan dasar dan pemberdayaan masyarakat. 3. Kinerja pelaksanaan program dan kegiatan. 4. Efektivitas dan efesiensi anggaran. 2

3 BAB II RENCANA PENDAPATAN DAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH Dalam tahun anggaran 2016, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bali ditargetkan sebesar Rp ,00 yang terdiri dari pendapatan yang bersumber dari pajak daerah sebesar Rp ,00, retribusi daerah sebesar Rp ,00, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp ,83 dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar Rp ,00. Dibandingkan APBD tahun 2015 (Induk) target PAD 2016 meningkat sebesar Rp ,00 atau 17,92%. Pendapatan terbesar dari PAD bersumber dari pajak daerah yang tergantung pada kondisi perekonomian daerah. Pendapatan daerah dari Dana Perimbangan dimana besar pengalokasiannya tergantung dari kemampuan dan kebijakan pemerintah pusat dengan mempertimbangkan beberapa kriteria yang ditetapkan antara lain; luas wilayah, jumlah penduduk dan kondisi fiskal daerah pada Tahun 2016 ditargetkan sebesar Rp ,33 yang meliputi dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak sebesar Rp ,33, dan Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp ,00. Dibandingkan APBD tahun 2015 (Induk), Dana Perimbangan menurun sebesar Rp ,67 atau 3,97%. Adanya penurunan disebabkan karena untuk tahun 2016 belum dapat diperhitungkan besaran Dana Alokasi Khusus dari Pemerintah Pusat. Sementara dari Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah tahun 2016 ditargetkan sebesar Rp ,00 terdiri dari Hibah sebesar Rp ,00, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sebesar Rp ,00 dan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerahnya Lainnya sebesar Rp ,00. Dibandingkan dengan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah APBD tahun 2015 (Induk) sebesar Rp ,00 maka terjadi peningkatan sebesar Rp ,00 atau 9,21%. 3

4 Dengan demikian secara total pendapatan daerah tahun 2016 direncanakan sebesar Rp ,33 meningkat sebesar Rp ,33 atau 11,65% dari pendapatan daerah tahun 2015 (Induk) sebesar Rp ,00. Selain dari pendapatan daerah sumber pendanaan juga berasal dari Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan Pembiayaan untuk tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp ,57 bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun anggaran sebelumnya. SILPA tersebut yang terdiri dari pelampauan target pendapatan dan efesiensi penggunaan. Adapun rincian pendapatan dan penerimaan pembiayaan sebagaimana tersebut diatas tertuang dalam tabel 2.1 sebagai berikut. Tabel 2.1 Target Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2016 No Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Target Tahun Pendapatan Asli Daerah , Pajak Daerah , Retribusi Daerah , Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan , Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah , Dana Perimbangan , Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak , Dana Alokasi Umum , Dana Alokasi Khusus 0, Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah , Hibah , Dana Darurat 0, Sumbangan Pihak Ketiga 0, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus ,00 0, Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya ,00 JUMLAH PENDAPATAN DAERAH , PENERIMAAN PEMBIAYAAN , Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA) , Pencairan dana cadangan 0,00 4

5 No Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Target Tahun Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan 0, Penerimaan pinjaman daerah 0, Penerimaan kembali pemberian pinjaman 0, Penerimaan piutang daerah 0,00 JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN ,57 JUMLAH DANA TERSEDIA ,90 5

6 BAB III PRIORITAS BELANJA DAERAH Dilihat dari sisi pendapatan, kemampuan keuangan daerah sangat terbatas, oleh karena itu besaran belanja daerah disesuaikan dengan kapasitas anggaran yang tersedia agar terjadi keseimbangan antara pendapatan dengan belanja. Disamping itu penggunaan belanja daerah diarahkan untuk membiayai program/kegiatan yang prioritas, serta dilakukan secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan hal tersebut perlu disusun skala prioritas program/kegiatan yang diselaraskan dengan prioritas pembangunan daerah, sehingga antara proses perencanaan dan penganggaran dapat berjalan secara sinergis untuk mewujudkan tujuan pembangunan. Prioritas belanja daerah tahun anggaran 2016 diarahkan untuk mendukung prioritas dan sasaran pembangunan daerah, yaitu sebagai berikut : Prioritas Pembangunan 1 : Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Prioritas belanja dialokasikan untuk Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola untuk mencapai sasaran sebagai berikut : a. Terwujudnya kepemerintahan yang baik (good governance) b. Meningkatnya peran gender dalam pembangunan Fokus program yang akan dibiayai dari belanja daerah yang terkait dengan penanggulangan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola antara lain sebagai berikut: a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; c. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur; d. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik; e. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan; f. Program Peningkatan Disiplin Aparatur; g. Program Kerjasama Pembangunan; h. Program Perencanaan Pembangunan Daerah; 6

7 i. Program Perencanaan Sosial dan Budaya; j. Program Pengembangan IPTEK; k. Program Perencanaan Pembangunan Prasarana Wilayah; l. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan; m. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah; n. Program Penataan Daerah Otonomi Baru; o. Program Bantuan Hukum; p. Program Pembinaan Hukum dan HAM; q. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan; r. Pengelolaan Desentralisasi dan Otonomi Daerah; s. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah; t. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota; u. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH; v. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah; w. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah; x. Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa / Kelurahan. Prioritas Pembangunan 2 : Penanggulangan Kemiskinan dan Pengurangan Pengangguran Untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan dan pengurangan pengangguran, maka prioritas belanja diarahkan untuk mencapai sasaran sebagai berikut: a. Berkurangnya penduduk miskin dan penyandang masalah sosial b. Meningkatnya kualitas dan daya saing tenaga kerja dan lembaga pendidikan ketenagakerjaan Adapun fokus program yang akan dibiayai dari belanja daerah dalam rangka mencapai sasaran antara lain sebagai berikut: a. Program Pengembangan Sarana Dasar Perumahan dan Permukiman (Bedah Rumah); b. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan PMKS Lainnya; 7

8 c. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial; d. Program Pembinaan Anak Terlantar; e. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial; f. Program Jaminan Kesejahteraan Sosial; g. Program Kesejahteraan Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus; h. Program Pembinaan Anak Terlantar; i. Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo; j. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial; k. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan; l. Program Pengembangan Potensi dan Peran Serta Masyarakat; m. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja (Penyuluhan dan Pelatihan Bahasa dalam Program Pemagangan ke Jepang); n. Program Perluasan Kesempatan Kerja; o. Program Pembinaan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan p. Program Pengawasan Ketenagakerjaan; q. Program Peningkatan Kesempatan Kerja; r. Program Perlindungan Tenaga Kerja Perempuan dan Anak; s. Program Pemberdayaan Pembangunan Perdesaan; t. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa; u. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan; v. Program Pengembangan Wilayah dan Pemberdayaan TTG; w. Program Penanggulangan Bencana dan Korban Tindak Kekerasan; x. Gerbang Sadu;. y. Program Kecakapan Hidup (PKH); z. Jamkrida; Prioritas Pembangunan 3 : Kesehatan Untuk mempercepat peningkatan bidang kesehatan bagi masyarakat maka prioritas belanja diarahkan untuk mencapai sasaran sebagai berikut: a. Meningkatnya mutu dan layanan kesehatan 8

9 b. Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak dalam kesehatan Fokus program yang akan dibiayai dari belanja daerah dalam rangka mencapai sasaran tersebut antara lain adalah : a. Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) b. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan; c. Program Perbaikan Gizi Masyaraka; d. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan; e. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia; f. Program Upaya Kesehatan Masyarakat; g. Program Pengawasan Obat dan Makanan; h. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia; i. Program Pengembangan Lingkungan Sehat; j. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan pada BLUD; Prioritas Pembangunan 4 : Pendidikan Alokasi belanja yang diperuntukan untuk prioritas pembangunan pendidikan diarahkan untuk mencapai beberapa sasaran yaitu : a. Meningkatnya akses dan mutu layanan pendidikan b. Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak dalam pendidikan c. Meningkatnya IPTEK dan daya saing sumberdaya manusia Untuk mewujudkan sasaran dari prioritas pembangunan 4, maka prioritas program yang ditetapkan antara lain adalah sebagai berikut : a. Siswa miskin bagi siswa dan mahasiswa miskin; b. Pengembangan Sekolah Menengah Atas Bali Mandara; c. Program Pendidikan Dasar; d. Program Pendidikan Menengah; e. Program Pendidikan Luar Biasa; f. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun; g. Program Pemuda dan Olahraga; h. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan; i. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan; 9

10 j. Penggunaan Bahasa dan Sastra Indonesia yang Benar; k. Program Peningkatan Kualitas dan Penyebarluasan Informasi; l. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan; m. Program Penelitian IPTEK; n. Program Pendidikan Non Formal; o. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan pada BLUD; p. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat; q. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan; r. Program Keluarga Berencana; s. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak; t. Program Perlindungan Perempuan dan Anak; u. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular. Prioritas Pembangunan 5 : Infrastruktur Peningkatan pengelolaan infrastruktur diarahkan untuk mencapai sasaran, sebagai berikut : a. Terpeliharanya sumber daya air dan terpenuhinya ketersediaan air baku b. Meningkatnya prasarana dan sarana publik yang memadai, ketersediaan energi dan infrastruktur Untuk mewujudkan sasaran dari prioritas pembangunan 5, maka prioritas program yang ditetapkan antara lain adalah sebagai berikut : a. Pendayagunaan Perencanaan Pengelolaan dan Pelaksanaan Pengawasan ke PU-an; b. Penataan angkutan umum Trans SARBAGITA; c. Pembangunan Dermaga Penyeberangan Gunaksa Tahap IV; d. Pembangunan pelabuhan Tanah Ampo; e. Rehabilitasi / pemeliharaan rutin jalan dan jembatan provinsi; f. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan; g. Program Pengembangan Jalan dan Jembatan; h. Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi; i. Pengembangan Distribusi Air Minum; j. Kajian Pembangunan Bandar Udara di Bali Utara; k. Program kehumasan Ke-PU-an; 10

11 l. Pengembangan Jasa Konstruksi; m. Program Perencanaan dan Pengawasan Bidang Cipta Karya; n. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah; o. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan; p. Program Perencanaan Tata Ruang; q. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ; r. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan; s. Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor; t. Peningkatan Pelayanan Keselamatan Penerbangan dan Kebandarudaraan; u. Program Pengelolaan Sumber-Sumber Air dan Penyediaan Air Baku v. Pengembangan Perumahan dan Permukiman Prioritas Pembangunan 6 : Lingkungan Hidup, Tata Ruang dan Pengelolaan Bencana Prioritas lingkungan hidup, tata ruang dan pengelolaan bencana diarahkan untuk mencapai sasaran, sebagai berikut : a. Meningkatnya pemulihan dan fungsi kawasan hutan, perlindungan, konservasi alam dan partisipasi masyarakat dalam pengelolan hutan serta pelestarian panorama alam Bali b. Terwujudnya pengaturan tata ruang Untuk mewujudkan sasaran dari prioritas pembangunan 6, maka prioritas program yang ditetapkan antara lain adalah sebagai berikut : a. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam; b. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup; c. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam; d. Program Pemberdayaan Kelembagaan dan Penegakan Hukum dalam Pelestarian Lingkungan Hidup; e. Pengembangan Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat; f. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup; g. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan Umum; h. Program Peningkatan Efektivitas Pengelolaan, Konservasi dan Rehabilitasi Sumber Daya Alam; 11

12 i. Program Pembinaan dan Pengembangan Usaha Ketenagalistrikan, Usaha Energi Terbarukan dan Konservasi Energi; j. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan; k. Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan; l. Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan; m. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan; n. Program Penataan Bangunan; o. Program Perencanaan Tata Ruang; p. Program Pemanfaatan Ruang; q. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam; r. Program Pembinaan Kekuatan Masyarakat; Prioritas Pembangunan 7 : Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Upaya meningkatkan bidang kebudayaan, pariwisata, dan Ekonomi Kreatif, diarahkan untuk mencapai sasaran sebagai berikut: a. Terwujudnya pelestarian nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dalam kehidupan bermasyarakat b. Meningkatnya keharmonisan hubungan antar masyarakat dan antar kelembagaan tradisional Bali c. Berkembangnya kepariwisataan yang berkualitas dan berkelanjutan Untuk mewujudkan sasaran dari prioritas pembangunan 7, maka prioritas program yang ditetapkan antara lain adalah sebagai berikut : a. Pesta Kesenian Bali; b. Bantuan Kepada Desa Pakraman; c. Bantuan Kepada Subak dan Subak Abian; d. Program Pengembangan Nilai Budaya; e. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya; f. Program Pengelolaan Keragaman Budaya; g. Penerangan Bimbingan dan Kerukunan Hidup Beragama; h. Peningkatan Kelembagaan Sarana dan Prasarana Agama; i. Program Perencanaan Pengembangan Kewirausahaan dan Daya Saing Pengusaha Kecil, Menengah dan Koperasi; j. Program Pengembangan Kemitraan; 12

13 k. Pengelolaan Warisan Budaya Dunia; l. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata; m. Program Pengembangan Aksesibilitas Kepariwisataan, Industri, Perdagangan dan Perhubungan Telekomonikasi; n. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata; o. Program Pengembangan dan Pengelolaan Produk Wisata; p. Peningkatan SDM Ekonomi Kreatif. Prioritas 8 : Pertanian dan Ketahanan Pangan Upaya meningkatkan kualitas pertanian dan ketahanan pangan, diarahkan untuk mencapai sasaran sebagai berikut: a. Meningkatnya peran sektor pertanian dalam perekonomian Bali b. Meningkatnya kerjasama pengembangan budidaya, pelatihan dan pemanfaatan teknologi pertanian c. Berkembangnya komoditas andalan, unggulan dan rintisan serta meningkatnya produktivitas dan produksi pertanian d. Meningkatnya pengelolaan sumberdaya ikan serta ekosistem perairan, pesisir dan daratan e. Meningkatnya lapangan kerja, ekspor, komsumsi ikan per kapita dan kesejahteraan masyarakat f. Meningkatnya kerjasama kemitraan pembangunan pertanian dengan sektor pariwisata Untuk mewujudkan sasaran dari prioritas pembangunan 8, maka prioritas program yang ditetapkan antara lain adalah sebagai berikut : a. Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI); b. Subsidi pupuk organik; c. Program Peningkatan Pertanian dan Kelautan; d. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan); e. Program Peningkatan Ketahanan Pangan; f. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan; g. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan; h. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan; i. Program Pengembangan Agribisnis; 13

14 j. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak; k. Program Pengembangan Wilayah Pesisir dan Laut; l. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani; m. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan danpengendalian Sumberdaya Kelautan; n. Program Pengembangan Perikanan Tangkap; o. Program Pengembangan Budidaya Perikanan; p. Program Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan; q. Program Pelayanan dan Pengembangan Usaha Perikanan; r. Pengembangan Perbenihan Perikanan; Prioritas Pembangunan 9 : Investasi, Industri Kecil, Koperasi dan UMKM Untuk meningkatkan kualitas investasi, industri kecil, koperasi dan UMKM, maka sasaran yang ingin dicapai, yaitu : a. Terwujudnya ekonomi kerakyatan yang tangguh b. Meningkatnya minat investasi dengan menyederhanakan kebijakan dan regulasi c. Meningkatnya kemitraan pemasaran hasil industri kecil dan menengah d. Berkembangnya industri kecil dan industri rumah tangga yang berdaya saing tinggi Untuk mewujudkan sasaran dari prioritas pembangunan 9, maka prioritas program yang ditetapkan antara lain adalah sebagai berikut : a. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi; b. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi; c. Program Pengkajian dan Pengembangan; d. Program Mengendalikan Pelaksanaan Penanaman Modal; e. Program Mengkoordinasikan dan Mendorong Peran Swasta dalam Pembangunan; f. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Daya Saing Pengusaha Kecil, Menengah dan Koperasi; g. Program Pengembangan dan Pembinaan Sumber Daya Pertambangan; h. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah; 14

15 i. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan; j. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan; k. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor; l. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri; m. Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional; n. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah; o. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah; Prioritas Pembangunan 10 : Ketentraman, Ketertiban dan Keamanan Alokasi Belanja untuk peningkatan Ketentraman, Ketertiban, dan Keamanan diarahkan untuk menciptakan Keamanan yang Kondusif dan Kewaspadaan Dini, dengan sasaran yang ingin dicapai, sebagai berikut: a. Meningkatnya Kecerdasan Masyarakat Dalam Bidang Politik b. Terkendalinya Pertumbuhan, Persebaran dan Administrasi Kependudukan c. Terwujudnya Sistem Keamanan Berstandar Internasional d. Meningkatnya Kesadaran akan Perbedaan, Toleransi dan Kerjasama Antar Umat Beragama. Untuk mewujudkan sasaran dari prioritas pembangunan 10, maka prioritas program yang ditetapkan antara lain adalah sebagai berikut : a. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan b. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan; c. Program Pendidikan Politik Masyarakat; d. Program Peningkatan Kesadaran Bela Negara; e. Program Pemeliharaan Kamtramtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal; 15

16 BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN 4.1 Plafon Anggaran Sementara berdasarkan Urusan Pemerintahan Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintahan Provinsi, Pemerintahan Kab./Kota, Pemerintah Provinsi Bali pada Tahun 2016 menyelenggarakan bidang Urusan Wajib dan bidang Urusan Pilihan. Bidang urusan wajib yang dilaksanakan tersebut, yaitu : 1. Pendidikan Urusan Pendidikan merupakan program prioritas dalam pembangunan daerah Bali dengan tujuan meningkatkan kecerdasan masyarakat serta terwujudnya SDM yang handal dan mandiri melalui peningkatan mutu pendidikan, tenaga pendidik, serta penyediaan prasarana dan sarana yang memadai dan berorientasi pada pemanfaatan IT. Anggaran yang dialokasikan untuk fungsi Pendidikan sebesar Rp ,00, dengan komponen perhitungan Belanja Langsung pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga sebesar Rp ,00, pada Biro Kesejahteraan Rakyat sebesar Rp ,00 dan pada UPT Akademi Kebidanan Rp ,00. Selanjutnya Belanja Tidak Langsung berupa Belanja Pegawai pada Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga sebesar Rp ,00, Belanja Hibah untuk Fungsi Pendidikan (termasuk BOS dan Sarpras Pendidikan) sebesar Rp ,00, Belanja Bantuan Sosial untuk Bea Siswa kepada Siswa dan Mahasiswa Miskin sebesar Rp ,00, serta Bantuan Keuangan Kepada Kab./Kota untuk Fungsi Pendidikan sebesar Rp ,00. Jika dibandingkan dengan total belanja APBD yang sebesar Rp ,90, maka persentase anggaran untuk Fungsi Pendidikan telah mencapai sebesar 20,01%. 16

17 2. Kesehatan Urusan Kesehatan merupakan program prioritas dalam pembangunan daerah Bali dengan tujuan meningkatkan pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Plafon Anggaran yang dialokasikan untuk urusan kesehatan pada Belanja Langsung diluar alokasi anggaran untuk Akademi Kebidanan sebesar Rp ,62, dan belanja hibah urusan kesehatan sebesar Rp ,00. Jadi total belanja urusan kesehatan sebesar Rp ,62. Jika dibandingkan dengan total belanja daerah (diluar belanja gaji dan tunjangan) yang sebesar Rp ,35 maka persentase belanja urusan kesehatan mencapai sebesar 10,56% yang pelaksanaannya dilakukan oleh beberapa SKPD seperti Dinas Kesehatan dan UPT-nya, Rumah Sakit Jiwa, Rumah Sakit Indera, dan Dinas Pekerjaan Umum. 3. Pekerjaan Umum Urusan Pekerjaan Umum mendapat plafon anggaran belanja sebesar Rp ,00. Penyelenggaraan urusan bertujuan untuk membangun prasarana wilayah yang lebih memadai sehingga dapat menunjang dan mendukung pembangunan di bidang ekonomi, sosial dasar dan sosial budaya. Untuk menyelenggarakan urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan UPT-nya. 4. Penataan Ruang Untuk menyelenggarakan urusan penataan ruang dialokasikan plafon anggaran belanja sebesar Rp ,00. Urusan penataan ruang dimaksudkan untuk mewujudkan keserasian dan keselarasan lingkungan melalui pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana peruntukannya. Penyelenggaraan urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Lingkungan Hidup. 17

18 5. Perencanaan Pembangunan Plafon anggaran belanja yang dialokasikan untuk menyelenggarakan urusan Perencanaan Pembangunan adalah sebesar Rp ,00. Urusan perencanaan pembangunan dimaksudkan menyusun rencana pembangunan daerah untuk mempermudah pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan serta mengefektifkan penggunaan sumber daya yang dimiliki daerah. Penyelenggaraan urusan ini dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 6. Perhubungan Plafon anggaran belanja yang dialokasikan untuk menyelenggarakan urusan perhubungan adalah sebesar Rp ,00. Anggaran dimaksudkan untuk membangun prasarana perhubungan dalam rangka memperlancar arus lalu lintas dan keselamatan tranportasi. Penyelenggaraan urusan Perhubungan dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi beserta UPT-nya. 7. Lingkungan Hidup Urusan Lingkungan Hidup dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup beserta UPT-nya dengan alokasi dana belanja sebesar Rp ,00. Penyelenggaraan urusan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas lingkungan agar dapat memberikan manfaat bagi manusia dan mahluk hidup lainnya. 8. Pertanahan Penyelenggaraan urusan Pertanahan dalam tahun 2016 memperoleh plafon anggaran sebesar Rp ,00 yang diarahkan untuk fasilitasi penyelesaian konflik-konflik pertanahan yang dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah (Biro Pemerintahan). 9. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Plafon anggaran belanja untuk penyelenggaraan urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebesar Rp ,00. Penyelenggaraan urusan ini bertujuan untuk peningkatan kesetaraan gender dalam kehidupan keluarga, 18

19 bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta memberikan perlindungan terhadap anak. Urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 10. Sosial Plafon anggaran belanja dalam tahun 2016 untuk urusan sosial sebesar Rp ,00. Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Sosial beserta UPT-nya dan Sekretariat Daerah (Biro Kesejahteraan Rakyat) yang bertujuan untuk membina dan memberdayakan masyarakat penyandang masalah sosial. 11. Ketenagakerjaan Urusan ketenagakerjaan mendapat plafon dana belanja sebesar Rp ,00. Dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi beserta UPT-nya yang bertujuan untuk mendata jumlah tenaga kerja, meningkatkan ketrampilan pencari kerja, menciptakan peluang kerja dalam rangka mengurangi pengangguran. 12. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Urusan koperasi dan usaha kecil dilaksanakan oleh beberapa SKPD dengan plafon anggaran belanja sebesar Rp ,00, yang bertujuan untuk meningkatkan akses permodalan, kewirausahaan, ketrampilan dalam rangka meningkatkan daya saing koperasi dan usaha kecil menengah. Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah beserta UPT-nya. 13. Penanaman Modal Urusan Penanaman Modal dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan dengan anggaran belanja sebesar Rp ,00 yang bertujuan untuk meningkatkan iklim investasi baik dari luar maupun dalam negeri sehingga mampu meciptakan lapangan kerja serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 19

20 14. Kebudayaan Urusan kebudayaan dilaksanakan oleh beberapa SKPD dengan plafon anggaran belanja sebesar Rp ,94 yang dimaksudkan untuk lebih menggali, mengembangkan dan melestarikan serta mempromosikan budaya dan kesenian daerah sebagai modal dasar pembangunan. Urusan kebudayaan dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan beserta UPT-nya, Kantor Perwakilan dan Biro Kesejahteraan Rakyat. 15. Pemuda dan Olah raga Urusan pemuda dan olah raga dilaksanakan oleh Biro Kesejahteraan Rakyat dengan plafon anggaran belanja sebesar Rp ,00 yang bertujuan untuk lebih meningkatkan peranan pemuda dalam pembangunan, meningkatkan pengetahuan pembina sekaa teruna dan pengetahuan sekaa teruna, meningkatkan prestasi olah raga, meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga, serta wawasan kebangsaan dan cinta tanah air. 16. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Penyelenggaraan urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri dilaksanakan oleh beberapa SKPD dengan plafon anggaran belanja sebesar Rp ,00, yang dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan, ketentraman dan perlindungan masyarakat. Mendata dan membina organisasi sosial politik dan kemasyarakatan, menciptakan iklim demokrasi yang kondusif serta menjamin kebebasan masyarkat dalam menyalurkan aspirasi politiknya. Urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik serta Satuan Polisi Pamong Praja. 17. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah serta kepegawaian serta persandian penyelenggaraan urusannya dilaksanakan oleh beberapa SKPD dengan alokasi plafon anggaran belanja sebesar Rp ,00 yang bertujuan untuk meningkatkan peranan dan fungsi Gubernur selaku wakil 20

21 pemerintah pusat di daerah, meningkatkan penyelenggaraan otonomi daerah, meningkatkan kemampuan keuangan pemerintah daerah dalam pembangunan serta peningkatan kemampuan dan kualitas SDM aparatur. Urusan tersebut dilaksanakan Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Kantor Perwakilan, Dinas Pendapatan beserta UPT-nya, Satuan Polisi Pamong Praja, Badan Pendidikan dan Pelatihan, Badan Kepegawaian Daerah serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan UPT Pusdalop. 18. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Penyelenggaraan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa dengan alokasi dana belanja sebesar Rp ,00. Penyelenggaraan urusan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan peran masyarakat serta kelembagaan desa dalam proses perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan. SKPD yang melaksanakan urusan ini adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah serta Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. 19. Statistik Penyelenggaraan urusan statistik dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,00 yang bertujuan menyiapkan informasi untuk mendukung penyusunan kebijakan perencanaan pembangunan. 20. Kearsipan Penyelenggaraan urusan kearsipan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,00, yang bertujuan untuk mengelola dan menyimpan arsip daerah. Penyelenggaraan urusan ini dilaksanakan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah. 21. Komunikasi dan Informatika Penyelenggaraan urusan ini dengan alokasi anggaran belanja sebesar Rp ,00 yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi, Dinas Kebudayaan, serta 21

22 Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah yang bertujuan untuk membangun dan mengelola sistem informasi pembangunan. 22. Perpustakaan Penyelenggaraan urusan perpustakaan dilaksanakan dengan plafon anggaran belanja sebesar Rp ,00 yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat baik berupa bacaan yang bersifat latin maupun yang berbahasa daerah dan aksara Bali. Penyelenggaraan urusan ini dilaksanakan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah. Sedangkan Urusan Pilihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Bali adalah sebagai berikut : 1. Pertanian Pertanian bagi pemerintah dan masyarakat adalah sangat penting disamping memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto, pertanian juga sebagai salah satu aspek penunjang aktivitas budaya serta penyangga lingkungan, yang perlu dilindungi, dilestarikan dan dikembangkan. Plafon anggaran belanja yang dialokasikan untuk melaksanakan urusan ini adalah sebesar Rp ,00 yang dilaksanakan oleh beberapa SKPD yaitu Dinas Pertanian Tanaman Pangan beserta UPT-nya, Dinas Perkebunan beserta UPT-nya serta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan beserta UPT-nya. 2. Kehutanan Pelaksanaan urusan kehutanan di Daerah Bali lebih diarahkan pada upaya meningkatkan fungsi kawasan agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi kehidupan masyarakat. Plafon anggaran belanja yang dialokasikan untuk melaksanakan urusan ini adalah sebesar Rp ,00 dengan pelaksana adalah Dinas Kehutanan beserta UPT-nya. 3. Energi dan Sumber Daya Mineral Plafon anggaran yang dialokasikan untuk melaksanakan urusan ini adalah sebesar Rp ,00 yang diarahkan untuk pembinaan terhadap pengembangan penggalian bahan galian golongan C, air bawah 22

23 tanah, serta pengembangan sumber-sumber energi terbarukan. Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum. 4. Pariwisata Urusan kepariwisataan bagi daerah Bali adalah merupakan suatu hal yang sangat penting karena pariwisata merupakan sektor andalan sekaligus unggulan karena mampu memberikan kontribusi terhadap pembangunan perekonomian daerah serta memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Plafon anggaran belanja yang dialokasikan untuk melaksanakan urusan ini adalah sebesar Rp ,00 yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata. 5. Kelautan dan Perikanan Sumber daya kelautan dan perikanan adalah merupakan sumber daya alternatif lainnya yang dapat dikembangkan bagi kemajuan pembangunan daerah, namun sumber daya ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Untuk melaksanakan urusan ini dialokasikan plafon angaran belanja sebesar Rp ,00 yang dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan beserta UPT-nya. 6. Perdagangan Penyelenggaraan urusan perdagangan dimaksudkan untuk meningkatkan nilai dan volume perdagangan dalam negeri maupun luar negeri. Plafon anggaran yang dialokasikan untuk menyelenggarakan urusan ini adalah sebesar Rp ,00 yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan beserta UPT-nya. 7. Industri Untuk melaksanakan urusan industri dialokasikan anggaran belanja sebesar Rp ,70 yang diharapkan dapat menumbuh kembangkan industri kecil dan menengah dalam rangka mendukung sektor pariwisata. Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan beserta UPT-nya. 23

24 8. Ketransmigrasian Untuk melaksanakan urusan ketransmigrasian dialokasikan anggaran belanja sebesar Rp ,00. Urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Rincian Plafon Anggaran Sementara berdasarkan Urusan Pemerintah dan Organisasi Tahun Anggaran 2016 dari Belanja Langsung sebagaimana terlampir (Lampiran 1). 4.2 Plafon Anggaran Sementara Berdasarkan Program dan Kegiatan Berdasarkan Rencana Kerja dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk tahun 2016 dari belanja langsung yang dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan direncanakan sebesar Rp ,15. Secara rinci plafon anggaran sementara program dan kegiatan berdasarkan Urusan Pemerintah dan Organisasi Tahun Anggaran 2016 sebagaimana terlampir (Lampiran.2) Plafon Anggaran Sementara untuk Belanja Pegawai, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Belanja Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga a. Belanja Pegawai Belanja pegawai pada tahun 2016 direncanakan sebesar Rp ,55 meningkat dibandingkan tahun 2015 (Induk) yang berjumlah Rp ,53, atau meningkat sebesar Rp ,02 (3,93%). Hal ini disebabkan adanya kebijakan kenaikan gaji pegawai dari Pemerintah Pusat, adanya kenaikan gaji berkala dan kenaikan pangkat pegawai serta kenaikan insentif akibat kenaikan pendapatan dari sektor pajak dan retribusi. b. Belanja Subsidi Kebijakan belanja subsidi diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian berupa subsidi pupuk organik. Besaran belanja subsidi tahun 2016 ini direncanakan sama dengan tahun 2015 (Induk) sebesar Rp ,00. 24

25 c. Belanja Hibah Belanja Hibah diarahkan untuk mendukung fungsi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dilakukan oleh pemerintah/instansi vertikal, semi pemerintah, pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditentukan peruntukannya. Belanja Hibah dalam tahun 2016 direncanakan sebesar Rp ,00 meningkat sebesar Rp ,00 (29,95%) dibandingkan dengan APBD tahun 2015 (Induk). d. Bantuan Sosial Dalam rangka menjalankan fungsi pemerintah daerah dibidang kemasyarakatan dan guna memelihara kesejahteraan masyarakat dalam skala tertentu, pemerintah daerah dapat memberikan bantuan sosial kepada kelompok/anggota masyarakat yang dilakukan secara selektif, tidak mengikat. Dalam penetapan besaran bantuannya sejalan dengan jiwa Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Alokasi bantuan sosial dalam tahun 2016 direncanakan sebesar Rp ,00, meningkat sebesar Rp ,00 dibandingkan dengan APBD tahun 2015 (Induk) yang berjumlah Rp ,00. e. Belanja Bagi Hasil Kebijakan belanja bagi hasil dimaksudkan sebagai upaya pemerataan atas pendapatan yang diperoleh dari pajak kepada seluruh kabupaten/kota di Bali dalam rangka meningkatkan percepatan pembangunan diwilayah masing-masing. Belanja bagi hasil dalam tahun 2016 direncanakan sebesar Rp ,00 meningkat sebesar Rp ,00 (15,82%) dibandingkan dengan APBD Tahun 2015 (Induk) yang berjumlah Rp ,00. f. Belanja Bantuan Keuangan Kebijakan bantuan keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota/Pemerintah Desa diarahkan untuk mengatasi 25

26 kesenjangan fiskal, membantu pelaksanaan urusan Pemerintah Kabupaten/Kota dan pemerintahan Desa dalam upaya mempercepat pemerataan pembangunan. Bantuan keuangan Tahun 2016 direncanakan sebesar Rp ,20 meningkat sebesar Rp ,20 (11,37%) apabila dibandingkan dengan APBD tahun 2015 (Induk) sebesar Rp ,00. g. Belanja Tidak Terduga Kebijakan belanja tak terduga diarahkan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah, serta tanggap darurat yang tidak diharapkan berulang dan belum tertampung dalam bentuk program dan kegiatan. Belanja tidak terduga Tahun 2016 direncanakan sebesar Rp ,00. Tabel 4.1 Plafon Anggaran Sementara untuk Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 No Uraian Belanja Plafon Anggaran (Rp.) 2.1 Belanja Tidak Langsung , Belanja Pegawai , Belanja Bunga 0, Belanja Subsidi , Belanja Hibah , Belanja Bantuan Sosial , Belanja Bagi Hasil Kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota/ Pemerintah Desa dan Partai Politik , , Belanja Tidak Terduga , Belanja Langsung ,15 Jumlah Belanja Daerah ,90 26

27 BAB V RENCANA PEMBIAYAAN DAERAH Rencana penerimaan pembiayaan dihitung berdasarkan besarnya SiLPA tahun sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, dan penerimaan piutang daerah. Pada tahun 2016 penerimaan pembiayaan direncanakan sebesar Rp ,35 yang hanya bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA). Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebesar Rp ,35 tersebut terdiri dari efisiensi belanja tahun 2015 sebesar Rp ,57, dan Silpa tahun berkenan sebesar Rp ,78 Sedangkan Pengeluaran Pembiayaan dihitung berdasarkan besaran pembentukan dana cadangan, penyertaan modal, pembayaran pokok hutang, pemberian pinjaman daerah dan penguatan modal pemerintah daerah. Pada tahun 2016 pengeluaran pembiayaan direncanakan sebesar Rp ,00 diperuntukan sebagai penyertaan modal di PT Jamkrida Bali Mandara (sebagaimana disajikan pada tabel 5.1). Tabel 5.1 Rincian Plafon Anggaran Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2016 No Uraian Plafon Anggaran (Rp.) PEMBIAYAAN DAERAH 1 Penerimaan Pembiayaan 1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA) , Pencarian dana cadangan 0, Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan 0, Penerimaan pinjaman daerah 0, Penerimaan kembali pemberian pinjaman 0, Penerimaan piutang daerah 0,00 Jumlah Penerimaan Pembiayaan ,35 2 Pengeluaran Pembiayaan 2.1 Pembentukan dana cadangan 0, Penyertaan modal (Investasi) daerah , Pembayaran pokok utang 0, Pemberian pinjaman daerah 0, Penguatan Modal Pemerintah Daerah 0,00 Jumlah Pengeluaran Pembiayaan ,00 Pembiayaan Neto ,35 27

28 Berdasarkan tabel tersebut diatas, maka terdapat Pembiayaan Netto sebesar Rp ,35. Pembiayaan Netto tersebut diarahkan untuk menutupi kekurangan dana (defisit) anggaran baik untuk keperluan belanja langsung maupun belanja tidak langsung sebesar Rp ,57, sehingga masih terdapat Sisa Lebih Perhitungan Anggaran sebesar Rp ,78 yang merupakan silpa terikat BLUD Rumah Sakit Indera sebesar Rp ,45, BLUD Rumah Sakit Jiwa sebesar Rp ,33, sisa dana transfer Pemerintah Pusat (DAK) sebesar Rp ,00 dan sisa alokasi dana DBH-CHT sebesar Rp ,00. 28

29 BAB VI PENUTUP Demikianlah Kesepakatan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dibuat untuk menjadi pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD dan RAPBD Provinsi Bali Tahun Anggaran Guna mewujudkan efisiensi dan efektifitas dalam penyusunan RKA SKPD dan RAPBD perlu menyusun dan menetapkan pengaturan lebih lanjut, antara lain : a. Pedoman atau petunjuk teknis penyusunan RKA SKPD; b. Standar harga satuan barang dan jasa; c. Sistem aplikasi komputer penyusunan dokumen rencana pembangunan daerah; d. Penyusunan dan penelitian RKA SKPD. 29

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan serta pencapaian target-target pembangunan pada tahun 2016, maka disusun berbagai program prioritas yang

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS Pembangunan yang diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mendesak yang memberikan dampak luas bagi masyarakat, sebagai berikut : 8.1. Indikasi Program

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN Upaya untuk mewujudkan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan dari setiap misi daerah Kabupaten Sumba Barat

Lebih terperinci

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Misi 1 163 358,829,768,129 302,555,469,461 84.32% Urusan Pendidikan 79 233,617,961,655 200,628,537,308 85.88% 1 Program Pendidikan Anak Usia Dini 5 1,300,000,000 1,275,743,850 98.13% 2 Program Wajib Belajar

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan Prioritas Dearah Tahun 2013 yang dituangkan dalam Bab V, adalah merupakan formulasi dari rangkaian pembahasan substansi

Lebih terperinci

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja NO NAMA SKPD HALAMAN 1 SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar 2 2 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Denpasar 3 3 SKPD : RSUD Wangaya Kota Denpasar 4 4 SKPD : Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang II. Dasar Hukum III. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Gambaran Umum Demografis 3. Kondisi Ekonomi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , , Anggaran (Sebelum 21 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Dan 4.654.875.000,00 18.759.324.259,00 15.731.681.490,00 83,86 Prasarana Rumah Sakit 22 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rumah 39.808.727.000,00

Lebih terperinci

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN 2009-2014 No AGENDA PROGRAM Pagu Indikatif Tahunan dan Satu Tahun Transisi (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1. INDIKASI DAN PROGRAM PRIORITAS Program prioritas perlu ditetapkan untuk mengarahkan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang

Lebih terperinci

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Visi Kabupaten Sleman adalah Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, mandiri, berbudaya dan terintegrasinya sistem e-government menuju smart

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH A. KEBIJAKAN UMUM Pembangunan Daerah harus didasarkan pada sasaran tertentu yang hendak dicapai; untuk itu, kebijakan yang dibuat dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada tanggal 30 Desember 2013 Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2013 tentang

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 65.095.787.348 29.550.471.790 13.569.606.845 2.844.103.829 111.059.969.812 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 64.772.302.460

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.583.925.475 29.611.683.617 8.624.554.612 766.706.038 105.586.869.742 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.571.946.166

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Gambaran Umum 1.3.1. Kondisi Geografis Daerah 1.3.2. Gambaran Umum Demografis 1.3.3.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi 3. Status Pembangunan Manusia 4. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMK Aceh Tamiang Tahun 2013-2017, baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Menurunnya angka 1 Angka Kemiskinan (%) 10-10,22 kemiskinan 2 Pendapatan per kapita

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Pada Tahun 2014, rencana program dan kegiatan prioritas daerah adalah: Program indikatif prioritas daerah 1 : Agama dan syariat islam. 1. Program Peningkatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum... 1 B. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis dan Demografis... 4 2. Perkembangan Indikator Pembangunan Jawa Barat...

Lebih terperinci

REKAPITULASI HASIL EVALUASI KESELARASAN PROGRAM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016

REKAPITULASI HASIL EVALUASI KESELARASAN PROGRAM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016 REKAPITULASI HASIL EVALUASI PROGRAM PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016 KETERSEDIAAN RPJMD RKPD 1 01 15 Program Pendidikan Anak Usia Dini 1 1 1 1 1 1 1 1 01 16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan

Lebih terperinci

Dinas Kesehatan balita 4 Program Perencanaan Penanggulangan

Dinas Kesehatan balita 4 Program Perencanaan Penanggulangan 1 Menanggulangi kemiskinan secara 1 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan terpadu dan berkelanjutan Sembilan Tahun 2 Program pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin, RSUD Dr. Soeroto 3 Program

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.396.506.021 27.495.554.957 7.892.014.873 639.818.161 102.423.894.012 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.384.518.779

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 70.623.211.429 31.273.319.583 8.012.737.962 316.844.352 110.226.113.326 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 70.609.451.524

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada tanggal 29 Desember 2016 Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, pada tanggal 9 Januari 2012 Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Anggaran

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan;

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan; BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VII.1 Program Pembangunan Daerah Berdasarkan visi, misi serta tujuan yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya dijabarkan secara sistematik melalui

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 - PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KaT A BLITAR KOTABUTAR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan akuntabel serta berorientasi pada

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada tanggal 21 Oktober 2013 Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2013 tentang

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada tanggal 15 September 2014 Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2014 tentang

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1. KEBIJAKAN UMUM Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan adanya pembagian/klasifikasi urusan pemerintahan yang

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN Prioritas pembangunan Kabupaten Lingga Tahun diselaraskan dengan pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan sesuai dengan amanat dari Peraturan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB V I I I 1 BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Pada bab ini diuraikan hubungan urusan pemerintah dengan Perangkat Daerah terkait beserta program yang menjadi tanggungjawab

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI DAN PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI DAN PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN I.5. : PERATURAN DAERAH BANYUWANGI NOMOR : 04 Tahun 2015 TANGGAL : 22 JULI 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI

Lebih terperinci

REKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014

REKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014 REKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014 BULAN : NOPEMBER 2014 NO 1 DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA OLAHRAGA, PARIWISATA DAN 46.877.699.625,00 82,74 20.845.634.092,00

Lebih terperinci

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1 PEDOMAN TRANSISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak Tahun 2011-2016 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program

Lebih terperinci

DAFTAR PRIORITAS DAERAH DAN SASARAN KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2015

DAFTAR PRIORITAS DAERAH DAN SASARAN KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2015 DAFTAR PRIORITAS DAERAH DAN SASARAN KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2015 No Prioritas Daerah Sasaran Program SKPD 1 Peningkatan Mutu Pendidikan - Meningkatnya pemerataan dan kualitas pendidikan anak usia sekolah

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan pemerintahan daerah terdiri dari

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 1 Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan 1. Jumlah rumah ibadah yang difasilitasi 400 jumlah kegiatan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Pada dasarnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2011-2016 diarahkan untuk menjadi

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan Umum adalah arahan strategis yang berfungsi sebagai penunjuk arah pembangunan Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk jangka panjang. Kebijakan

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR Urusan Pemerintahan 1 - URUSAN WAJIB 1.20 - Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, 1.20.05 - BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR 15.090.246.60 5.844.854.40

Lebih terperinci

BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan prioritas merupakan uraian rinci yang menjelaskan nama program, nama kegiatan, indikator keluaran (output) kegiatan

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

VISI : TERWUJUDNYA BANGKALAN YANG MAKMUR, MANDIRI DAN AGAMIS

VISI : TERWUJUDNYA BANGKALAN YANG MAKMUR, MANDIRI DAN AGAMIS Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Arah Kebijakan 1 Mewujudkan sumber daya manusia Bangkalan yang agamis, produktif, berkualitas dan berdaya saing kualitas sumber daya manusia agar berdaya saing,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan RE. Martadinata N0.1 Bangkalan

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan RE. Martadinata N0.1 Bangkalan PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan RE. Martadinata N0.1 Bangkalan DAFTAR INFORMASI PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2017 URUSAN WAJIB PELAYANAN DASAR PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pemerintah Provinsi Bali

Pemerintah Provinsi Bali BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah dan kemampuan pendapatan daerah yang memiliki fungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Dengan memperhatikan target capaian Indikator Kinerja Utama yang termuat dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 dan capaian tahun 2014 maka ditetapkan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 INDIKASI DAN RENCANA PROGRAM UNTUK MEWUJUDKAN MISI SATU Dalam upaya mewujudkan Misi satu: Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2005-2010 menetapkan visi yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai, yaitu TERWUJUDNYA

Lebih terperinci

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN 3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/ kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Untuk mewujudkan misi pembangunan daerah Kabupaten Sintang yang selaras dengan strategi kebijakan, maka dibutuhkan adanya kebijakan umum dan program

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Rencana program prioritas dan kebutuhan pendanaan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Wakatobi tahun

Lebih terperinci

TABEL 3.2 MATRIKS PRIORITAS PEMBANGUNAN

TABEL 3.2 MATRIKS PRIORITAS PEMBANGUNAN TABEL 3.2 MATRIKS NO 1. Pemantapan Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah Produk Pertanian 1 Peningkatan peluang usaha dibidang agribisnis 2 Peningkatan ketahanan pangan pertanian 3 Peningkatan sarana dan prasarana

Lebih terperinci

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO 1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan

Lebih terperinci

DAFTAR PROGRAM (KEGIATAN) SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2014

DAFTAR PROGRAM (KEGIATAN) SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2014 DAFTAR PROGRAM (KEGIATAN) SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2014 NO SATUAN KERJA KODE REKENING PROGRAM PAGU ANGGARAN 1 DISDIKPORA 1.1.1 101.1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN Komplek Perkantoran Jl.

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN Komplek Perkantoran Jl. BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN Komplek Perkantoran Jl. Serasan Seandanan mor Telp/faks : (07) 90770 Kode Pos e-mail : okusbapeda@yahoo.co.id

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 1. Tema pembangunan tahun 2018 : Meningkatnya Pelayanan Publik yang Berkualitas Menuju Kota Yogyakarta yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Semangat Segoro Amarto.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Lampiran PK NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) (4) 1. 2. 3. Terwujudnya masyarakat yang toleran, rukun dan damai

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMD 2013-2017 baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan Standar Pelayanan

Lebih terperinci

Lampiran 6. Menteri Keuangan RI DAFTAR BIDANG DAN PROGRAM. Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 13/PMK.06/2005 URAIAN BIDANG DAN PROGRAM

Lampiran 6. Menteri Keuangan RI DAFTAR BIDANG DAN PROGRAM. Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 13/PMK.06/2005 URAIAN BIDANG DAN PROGRAM 6 KODE POLITIK DAFTAR BIDANG DAN PROGRAM URAIAN BIDANG DAN PROGRAM 01 01 Program Penyempurnaan dan Penguatan Kelembagaan Politik 01 02 Program Peningkatan Kapasitas Poltik dan Hubungan Luar Negeri 01 03

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi kepada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Agus Bastian,

Lebih terperinci

(19) Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah; (20) Peningkatan pelayanan kedinasan Bupati/Wakil Bupati; (21) Pengembangan budaya baca d

(19) Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah; (20) Peningkatan pelayanan kedinasan Bupati/Wakil Bupati; (21) Pengembangan budaya baca d BAB VII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Berdasarkan isu-isu strategis, visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih, serta kebijakan umum pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar maka dirumuskan agenda,

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN A. Indikasi Rencana Program Prioritas RPJMD Kabupaten Pati tahun 2012 2017 merupakan penjabaran dari RPJPD Kabupaten Pati Tahun

Lebih terperinci

BAB I RENCANA KERJA TAHUN 2016

BAB I RENCANA KERJA TAHUN 2016 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I RENCANA KERJA TAHUN 2016 1. TUJUAN DAN

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaiman pemerintah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Berdasarkan strategi pembangunan daerah yang telah ditetapkan, dirumuskan kebijakan umum dan program-program pembangunan yang akan dilaksanakan, disertai

Lebih terperinci

Tabel 3.1. Matrik Prioritas Pembangunan Kota Tahun 2008

Tabel 3.1. Matrik Prioritas Pembangunan Kota Tahun 2008 Tabel 3.1. Matrik Prioritas Pembangunan Kota Tahun 2008 NO. PRIORITAS PEMBANGUNAN KOTA SASARAN 1. Percepatan Pembangunan Wilayah Lingkar Luar dan Penanggulangan Kemiskinan - Terwujudnya keseimbangan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi perekonomian Kota Ambon sepanjang Tahun 2012, turut dipengaruhi oleh kondisi perekenomian

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun 2009, maka disusunlah prioritas pembangunan Kota Banda Aceh yang sesuai dengan kedudukan

Lebih terperinci

ALOKASI APBD KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2013

ALOKASI APBD KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2013 ALOKASI APBD KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2013 1. Pendapatan Daerah Kebijakan umum pendapatan daerah tahun 2013, adalah sebagai berikut: a. Menyesuaian struktur pendapatan dan mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1. KEBIJAKAN UMUM Kebijakan umum adalah arah/tindakan yang ditetapkan oleh Instansi Pemerintah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Kebijakan pada

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BIMA

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BIMA RENCANA KINERJA TAHUNAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BIMA Sasaran Strategis 1. Terwujudnya peningkatan sosial keagamaan 2. Terwujudnya peningkatan pengamalan nilai-nilai religius dalam masyarakat 3. Meningkatnya

Lebih terperinci

KEPALA DINAS BIDANG PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN BIDANG TANAMAN PANGAN BIDANG TANAMAN HORTIKULTURA BIDANG PETERNAKAN

KEPALA DINAS BIDANG PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN BIDANG TANAMAN PANGAN BIDANG TANAMAN HORTIKULTURA BIDANG PETERNAKAN DINAS PERTANIAN KEPEG DAN KEU TANAMAN PANGAN TANAMAN HORTIKULTURA PETERNAKAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN SARANA PRASARANA TANAMAN PANGAN SARANA PRASARANA TANAMAN HORTIKULTURA SARANA PRASARANA

Lebih terperinci

Lampiran I Peraturan Daerah Nomor : TAHUN 08 Tanggal : Januari 08 PEMERINTAH PROVINSI PAPUA RINGKASAN APBD Tahun Anggaran 08 NOMOR URUT URAIAN JUMLAH. PENDAPATAN.8..0.8,00 PENDAPATAN ASLI DAERAH.008.78..8,00..

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa dalam rangka penyusunan Rancangan APBD diperlukan penyusunan Kebijakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 1, 2009 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci

RANPERDA APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018

RANPERDA APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018 Dalam upaya mewujudkan manajemen keuangan pemerintah yang baik, diperlukan transparansi, akuntabilitas dan

Lebih terperinci

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana Program dan kegiatan untuk Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015 yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah selain Program Pelayanan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAMPIRAN I PERATURAN STRUKTUR ORGANISASI DAERAH STAF AHLI 1. STAF AHLI HUKUM, POLITIK DAN PEMERINTAHAN 2. STAF AHLI EKONOMI, DAN PEMBANGUNAN 3. STAF AHLI KEMASYARAKATAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA SEKRETARIS

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2017

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2017 196 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2017 Rencana program dan kegiatan prioritas merupakan uraian rinci yang menjelaskan nama program/kegiatan, indikator kinerja program/kegiatan, tahun

Lebih terperinci

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016 DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (TIPE A) LAMPIRAN I NOMOR 21 TAHUN 2016 LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH TENTANG NOMOR : PERENCANAAN, DAN BMD PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN PEMBINAAN SMA PEMBINAAN SMK PEMBINAAN

Lebih terperinci