PENGANTAR INVESTIGASI KLB KERACUNAN PANGAN
|
|
- Siska Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGANTAR INVESTIGASI KLB KERACUNAN PANGAN BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Roy Sparringa dan Winiati P. Rahayu
2 Agenda Presentasi Pendahuluan Epidemiologi dasar dan KLB penyakit akibat pangan Investigasi KLB Mekanisme dan protap KLB Keracunan Pangan
3 Keamanan pangan sangat kompleks FARM CONSUMPTION PRODUCTION RETAIL HANDLING TRANSPORTATION Indonesian food EXPORT FOOD SERVICE / CATERING
4 Kasus-kasus penyakit akibat pangan? KLB keracunan pangan? Monitoring keamanan pangan? Surveilan keamanan pangan? Kajian pangan? Seberapa penting data ini? Apakah ada keterkaitannya?
5 ANALISIS RISIKO Kajian Risiko Landasan ilmiah Manajemen Risiko Landasan kebijakan Komunikasi Risiko Pertukaran informasi dan opini yang interaktif dan terus menerus
6 ANALISIS RISIKO PENGKAJIAN RISIKO Landasan ilmiah MANAJEMEN RISIKO Landasan kebijakan KOMUNIKASI RISIKO Pertukaran informasi dan opini yang interaktif dan terus menerus
7 Epidemiologi dasar dan KLB Keracunan Pangan Epidemiologi? Elemen epidemiologi? Studi deskriptif dan analitik? KLB Keracunan Pangan?
8 EPIDEMIOLOGY? The study of the distribution and determinants of health-related states in specified populations, and the application of this study to control health problems KEY WORDS Study Distribution Determinants Health-related states Populations Control
9 EPIDEMIOLOGY? Study Distribution Determinants Includes surveillance, observation, hypothesis testing, analytical research and experiment Analysis by time, place and classes of persons affected (Descriptive epidemiology) When, Where, Who Causes or factors that are associated with increased risk or probability of disease (Analytical epidemiology) What, How, Why
10 EPIDEMIOLOGY? Health-related states Populations Control Whole spectrum of health-related events, including chronic diseases, environmental problems, behavior problems, infectious diseases and injuries. Dealing with group of people rather than with individual patients ULTIMATE GOAL Data that steers public health decision making and aids in developing and evaluating interventions to control and prevent health problems
11 The outbreak shall be followed up The study of the distribution and determinants of health-related states in specified populations, and the application of this study to control health problems! ULTIMATE GOAL Data that steers public health decision making and aids in developing and evaluating interventions to control and prevent health problems
12 Perbandingan antara: Dokter VS Epidemiolog Membuat diagnosis deferensial melalui uji diagnostik DOKTER EPIDEMIOLOG Membuat hipotesis umum mengenai hubungan paparan dengan penyakit melalui studi analitik seperti kohort (cohort study) atau studi kasus kontrol (case control study)
13 Epidemiolog dan Mikrobiolog harus bekerjasama X
14 Bagaimana Kasus / KLB penyakit akibat pangan terjadi? HOST Penyakit akibat pangan INFEKSI INTOKSIKASI INTOKSIFIKASI AGENT FOOD
15 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba My name is TOM 1.Food 2.Acidity 3.Temperature 4.Time FAT TOM 5.Oxygen 6.Moisture
16 KLB Penyakit Akibat Pangan 1. POINT SOURCE OUTBREAK KLB yang terjadi pada pesta perkawinan, perayaan, acara keluarga, sekolah dan acara sosial lainnya. 2. PROTRACTED OUTBREAK KLB yang tersebar secara sporadis pada masyarakat atau suatu tempat. Misalnya air atau pangan yang tercemar pada suatu area atau pada suatu tempat, misalnya rumah makan, hotel, pabrik, rumah sakit dan asrama.
17 POINT SOURCE OUTBREAK Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit akibat pangan (Foodborne disease outbreak) adalah kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit dengan gejala-gejala yang sama atau hampir sama setelah mengkonsumsi suatu pangan dan berdasarkan analisis epidemiologi, pangan tersebut terbukti sebagai penyebabnya WHO
18 PROTRACTED OUTBREAK Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit akibat pangan (Foodborne disease outbreak) adalah meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu WHO
19 KLB Penyakit Akibat Pangan? Kasus-kasus sporadis Keracunan pangan Protracted common source - Tersebar dalam masyarakat (misal air, pangan) - Tersebar pada suatu tempat (rumah sakit, hotel, industri, asrama, dll). A point source (pesta, sekolah, pertemuan sosial, rumah tangga dll). Sumber: - Pemberitahuan Wajib - Laporan rumah sakit - Surveilan laboratorium Sumber: - Media massa - Masyarakat
20 KLB Penyakit Akibat Pangan? Bagaimana memutuskan telah terjadi KLB? Statutory notification Hospital report Laboratories Melampaui baseline jumlah kasus pada suatu SPORADIC populasi dan CASES dibandingkan dengan periode tertentu Sumber: Protracted common source Pemberitahuan wajib - dispersed Laporan in community rumah sakit (eg food/water) Laboratorium (Protracted - common dispersed source in specific place misalnya air (eg dan hospital, pangan food supplier) terkontaminasi yang tersebar dalam masyarakat/ suatu tempat) 1 2 FOOD POISONING Common event (eg function, gathering, restaurant, household) 2 orang atau lebih menderita sakit setelah mengkonsusmsi pangan dan secara epidemiologi pangan tersebut terbukti sebagai penyebabnya. (A point source misalnya pesta, perayaan, acara sosial dll)
21 BASIC THEORY EPIDEMIOLOGY STUDY Controlled assignment Uncontrolled assignment EXPERIMENTAL STUDIES OBSERVATIONAL STUDIES Community assignment Randomized Person assignment Descriptive study Analytical study COMMUNITY TRIAL RANDOMIZED CLINICAL TRIAL TIME PLACE PERSON COHORT OR CASE-CONTROL STUDIES
22 KLB Keracunan Pangan? Statutory notification Hospital report Laboratories Bagaimana cara melakukan investigasi? SPORADIC CASES FOOD POISONING Common event Protracted common source (eg function, gathering, restaurant, household) - dispersed in community (eg food/water) - dispersed in specific place (eg hospital, food supplier)
23 BASIC THEORY EPIDEMIOLOGY STUDY Controlled assignment Uncontrolled assignment EXPERIMENTAL STUDIES OBSERVATIONAL STUDIES Community assignment Randomized Person assignment Descriptive study Analytical study COMMUNITY TRIAL RANDOMIZED CLINICAL TRIAL TIME PLACE PERSON COHORT OR CASE-CONTROL STUDIES
24 EPIDEMIOLOGY STUDY Controlled assignment Uncontrolled assignment EXPERIMENTAL STUDIES OBSERVATIONAL STUDIES Community assignment Randomized Person assignment When, where and who? Descriptive study Analytical study COMMUNITY TIME TIME PLACE PLACE TRIAL PERSON PERSON RANDOMIZED COHORT OR CLINICAL CASE-CONTROL TRIAL STUDIES What, How and why?
25 Descriptive study
26 PERBANDINGAN Cohort vs Case-control studies ANALYTICAL STUDY COHORT STUDIES CASE-CONTROL STUDIES Studi populasi yang mengkaji dari penyebab yang dicurigai ke akibatnya (Forward) Studi populasi yang dipilih sesuai dengan paparannya tanpa memperhatikan penyakit yang diakibatkan (outcome) Hubungan antara paparan dan akibatnya dihitung melalui risiko relatif dari paparannya Mengkaji dari akibat ke penyebab yang dicurigai (Backward) Responden dipilih berdasarkan penyakit (case) dan tanpa penyakit (control). Hubungan antara paparan dan akibatnya dihitung melalu odds ratio
27 ANALYTICAL STUDY KEUNTUNGAN Cohort vs Case-control studies COHORT STUDIES CASE-CONTROL STUDIES 1. Mengkaji beberapa dampak (multiple outcome) dari satu paparan. 2. Menghitung langsung insiden suatu penyakit dari setiap kelompok paparan. 3. Cocok untuk investigasi KLB kecil dari populasi yang jelas 1. Mengkaji beberapa paparan untuk satu dampak (single outcome). 2. Membutuhkan kelompok kasus yang lebih sedikit, lebih cepat dan murah. 3. Cocok untuk investigasi KLB yang besar
28 KERUGIAN Cohort vs Case-control studies ANALYTICAL STUDY COHORT STUDIES 1. Mahal dan butuh lebih banyak waktu dan sumber daya. 2. Jika penyakitnya langka membutuhkan jumlah subyek yang lebih besar. CASE-CONTROL STUDIES 1. Tidak cocok untuk kajian paparan penyakit yang langka 2. Harus hati-hati dalam penentuan kelompok kontrol 3. Ketidakpastiannya (uncertainty) lebih besar
29 METODE SURVEILAN PENYAKIT AKIBAT PANGAN 1. Pemberitahuan wajib (Notification) 2. Laporan rumah sakit 3. Surveilan laboratorium 4. Surveilan sentinel 5. Investigasi KLB keracunan pangan 6. Studi masyarakat (Community study)
30 TUJUAN INVESTIGASI KLB KERACUNAN PANGAN UMUM Memberikan dukungan upaya penanggulangan keracunan serta mendapat informasi epidemiologi SPESIFIK 1. Mengidentifikasi kasus dan menanggulangi korban 2. Mengidentifikasi pangan berisiko tinggi. 3. Mengidentifikasi faktor risiko terjadinya KLB. 4. Menarik produk pangan yang telah terkontaminasi. 5. Menghentikan penyebarluasan penyakit. 6. Membuat rekomendasi agar terhindar dari KLB serupa di masa yang akan datang. PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN
31 ELEMEN DARI INVESTIGASI KLB 1. Penelitian 2. Pelatihan 3. Surveilan (providing information for action)
32 Investigasi KLB Keracunan Pangan Serangkaian kegiatan sistematis terhadap KLB Keracunan Pangan untuk mengungkap penyebab, sumber dan cara pencemaran serta distribusi KLB menurut variabel tempat, orang dan waktu
33 Bagaimana Tahapan Investigasi dan Penanggulangan KLB Keracunan Pangan yang Seharusnya? 1. Mengidentifikasi terjadinya KLB Keracunan Pangan 2. Menetapkan formulasi hipotesis awal 3. Merencanakan investigasi 4. Melaksanakan investigasi dan mengkonfirmasi hipotesis 5. Menganalisis dan menginterpretasi data 6. Menentukan faktor-faktor yang berkontribusi 7. Mengidentifikasi dan melaksanakan penanggulangan serta pencegahan keracunan 8. Menghitung dampak ekonomi 9. Membuat laporan
34 DEFINISI KASUS perlu ditetapkan 1. Informasi klinis tentang penyakit 2. Karakteristik orang yang sakit 3. Informasi tentang tempat 4. Spesifikasi waktu selama terjadinya KLB Kriteria klinis Possible / suspected case Confirmed case Konfirmasi melalui verifikasi laboratorium
35 Tahapan kajian etiologis KLB Informasi klinis individu Distribusi gejala Inspeksi Sarana Produksi Masa inkubasi Deskripsi epidemiologi (Tempat, orang, waktu) Kurva epidemi Analisis cohort / case-control Faktor 2 yang berkontribusi Konfirmasi laboratorium Etiologi KLB diketahui
36 Distribusi gejala berasal informasi gabungan klinis individu Diare Mual Pusing Mual Muntah Panas Diare berdarah Menggigil Pusing Mual Diare Mual Muntah Diare berlendir Diare berdarah Mual Pusing Diare 40 (100%) Mual 30 (75%) Muntah 25 (63%) Pusing 20 (50%) Demam 15 (38%) Menggigil 10 (25%) Diare berdarah 4 (10%) Diare berlendir 2 (5%)
37 Masa inkubasi = waktu antara konsumsi dan gejala pertama kali muncul 24 jam 72 jam 24 jam 18 jam 24 jam Terpendek 18 jam Terpanjang 72 jam Median 24 jam
38 Deskripsi epidemiologi KASUS 2 ORANG WAKTU TEMPAT
39 Distribusi kasus berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Jumlah yg mengkonsumsi Jumlah Kasus Meninggal Attack rate (%) CFR (%) Pria Wanita Total AR: Attack Rate = jumlah kasus / jumlah yang mengkonsumsi x 100 CFR: Case Fatality Rate = jumlah yang meninggal / jumlah kasus x 100
40 Distribusi kasus berdasarkan umur Golongan umur Jumlah yg mengkonsumsi Jumlah Kasus Meninggal Attack rate (%) CFR (%) Total AR: Attack Rate = jumlah kasus / jumlah yang mengkonsumsi x 100 CFR: Case Fatality Rate = jumlah yang meninggal / jumlah kasus x 100
41 SPOT MAP Kantin 1 Dapur X Dapur Y KANTOR A KANTOR B Kantin 2 KANTOR C KANTOR D KANTOR E KETERANGAN Dapur X untuk Kantin 1 Dapur Y untuk Kantin 2 Staf Kantor A, B, C dilayani di Kantin 1 Staf Kantor D, E dilayani di Kantin 2
42 Jumlah kasus KURVA EPIDEMI Untuk mengetahui distribusi kasus sehingga sumber cemarannya diketahui, misalnya apakah common source atau person to person Common source Propagated source (person to person) Continuous source Waktu
43 Bilamana menggunakan cohort atau case-control study? Semua yang terpapar baik sehat maupun sakit dapat diwawancarai (KLB kecil) Cohort study Tidak semua yang terpapar dapat diwawancarai (KLB besar) Case control study Kasus / sakit Sehat
44 CONTOH Cohort study PANGAN MAKAN (a) TIDAK MAKAN (b) R R Σ Sakit AR Σ Sakit AR Nasi putih Ayam goreng Karedok Sambal goreng Kerupuk Air minum AR: Attack rate = Sakit / Σ terpapar RR: Relative risk = AR (a) / AR (b)
45 CONTOH Case-control study PANGAN Kasus (sakit) Kontrol (sehat) OR Makan (a) Tdk makan (b) Makan (c) Tdk makan (d) Nasi putih Ayam goreng Karedok Sambal goreng Kerupuk Air minum OR: Odds ratio = ad / bc
46 Uji hipotesis dengan uji laboratorium Distribusi gejala? Gejala dominan pertama kali? Gejala spesifik? Masa inkubasi terpendek? Masa inkubasi terpanjang? Kisaran inkubasi? Median inkubasi? Referensi Bandingkan gejala dan masa inkubasi pada kurva epidemi dengan referensi
47 KURVA EPIDEMI (point source outbreak) Jumlah kasus KLB awal KLB akhir Waktu terpapar Periode KLB waktu
48 Jumlah kasus KURVA EPIDEMI (protracted outbreak) KLB awal KLB akhir Perkiraan periode paparan Periode KLB * Min incubation period* Lihat referensi Max incubation period* waktu
49 Jika ada beberapa agent yang diduga sebagai penyebab keracunan, kisaran masa inkubasi terpendek mungkin dapat membantu untuk menetapkan hipotesis Waktu terpapar KLB belum berakhir 18 jam 60 jam REFERENSI Agent A B C Min incubation 24 jam 12 jam 10 jam Tolak / terima X
50 Jika ada beberapa agent yang diduga sebagai penyebab keracunan, kisaran masa inkubasi mungkin dapat membantu untuk menetapkan hipotesis Waktu terpapar 18 jam 60 jam 42 jam REFERENSI Agent A B C Min incubation 24 jam 12 jam 10 jam Max incubation 120 jam 72 jam 24 jam Tolak / terima X X
51 TIPS PENTING Uji Laboratorium 1. Laboratorium harus mengetahui informasi epidemiologi sebelum analisis. 2. Beberapa patogen yang mempunyai infective doses tinggi harus diuji secara kuantitatif, misalnya Bacillus cereus, Clostridium perfringens, dan Staphylococcus aureus. 3. Jika S. aureus positif dan konsentrasi 10 5 per gram, maka perlu uji enterotoxin. 4. Jika B. cereus positif dan konsentrasi 10 6 per gram serta gejala penderita pertama kali mual/muntah, maka perlu uji enterotoxin. 5. Konfirmasi hasil laboratorium harus memperhatikan kriteria dalam Lampiran 1 Tabel 7 dan Tabel 6 untuk pestisida.
52 Mekanisme dan Protap TUJUAN Memberikan mekanisme dan prosedur baku investigasi KLB keracunan pangan bagi petugas terkait secara terpadu. KELUARAN YANG DIHARAPKAN Penyebab KLB diketahui termasuk sumber dan cara pencemaran serta distribusi KLB menurut variabel tempat, orang dan waktu
53 5 oktober 2004 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun 2004 Tentang KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN Pasal KLB Keracunan Pangan
54 Draft Mekanisme dan Protap Penyelidikan KLB Keracunan Pangan
55 PUSKESMAS DINKES KAB/KOTA LABORATORIUM Keracunan Konfirmasi Laporan lisan Balai POM Laporan lisan Lab lainnnya Penyelidikan awal, penanggulangan korban, pengamanan sampel pangan, buat laporan awal KLB? Ya Bisa ditangani? Tdk Stop Tdk Skenario 2 atau 3 Persiapan penyelidikan Penyelidikan lapangan Analisis dan interpretasi data Pengambilan sampel Laporan sementara Analisis bahaya Laporan akhir Uji laboratorium Hasil uji
56 Keterangan lebih Lanjut? TERIMA KASIH DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN, BADAN POM RI Jl. Percetakan Negara 23, Jakarta Pusat Phone: , , , Fax Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia
KLB KERACUNAN PANGAN
STRATEGI PENANGGULANGAN KLB KERACUNAN PANGAN BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Roy Sparringa dan Winiati P. Rahayu Agenda presentasi
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI SURVEILAN KEAMANAN PANGAN
KEBIJAKAN DAN STRATEGI SURVEILAN KEAMANAN PANGAN BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Winiati P. Rahayu dan Roy A. Sparringa AGENDA
Lebih terperinciMANAJEMEN INVESTIGASI DAN PENANGGULANGAN KLB KERACUNAN PANGAN DI DAERAH
MANAJEMEN INVESTIGASI DAN PENANGGULANGAN KLB KERACUNAN PANGAN DI DAERAH BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Oleh: Roy Sparringa
Lebih terperinciMEKANISME DAN PROTAP PENYELIDIKAN DAN PENANGGULANGAN KLB KERACUNAN PANGAN
PELATIHAN SURVEILAN KEAMANAN PANGAN MEKANISME DAN PROTAP PENYELIDIKAN DAN PENANGGULANGAN KLB KERACUNAN PANGAN BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA
Lebih terperinciOVERVIEW KLB KERACUNAN PANGAN
OVERVIEW KLB KERACUNAN PANGAN Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan adalah suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit dengan gejala yang sama atau hampir sama setelah
Lebih terperinciFORMULIR PENCATATAN LAPORAN KEWASPADAAN KERACUNAN PANGAN
17 Formulir 1 FORMULIR PENCATATAN LAPORAN KEWASPADAAN KERACUNAN PANGAN Nama pelapor No Telp. Alamat :... :........ :... Melaporkan pada hari...tanggal...jam... (korban pertama sakit) terdapat kejadian
Lebih terperinciFood-borne Outbreak. Saptawati Bardosono
Food-borne Outbreak Saptawati Bardosono Pendahuluan Terjadinya outbreak dari suatu penyakit yang disebabkan oleh makanan merupakan contoh yang baik untuk aplikasi epidemiologi dalam mengatasi masalah kesehatan
Lebih terperinciSTUDI KASUS KEJADIAN LUAR BIASA KERACUNAN PANGAN DI DESA JEMBUNGAN KECAMATAN BANYUDONO BOYOLALI
STUDI KASUS KEJADIAN LUAR BIASA KERACUNAN PANGAN DI DESA JEMBUNGAN KECAMATAN BANYUDONO BOYOLALI Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah Disusun Oleh: AGUS HANDOYO J
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama ini pengertian konsep surveilans epidemiologi sering di pahami hanya sebagai kegiatan pengumpulan dana dan penanggulangan KLB, pengertian seperti itu menyembunyikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi untuk manusia melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk menunjang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Setiap manusia hidup membutuhkan pangan untuk pertumbuhan dan mempertahankan hidup. Selain itu pangan juga berfungsi
Lebih terperinci22/11/2010. Public Health Approach. Implementation: How do you do it? Intervention Evaluation: What. works?
System Yan Kes Public Health Authority Data Reporting Informasi Evaluation Analysis & Interpretation Action Feedback Keputusan Public Health Approach Surveillance: What is the problem? Problem Risk Factor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini masalah keamanan pangan sudah merupakan masalah global, sehingga mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan masyarakat. Letusan penyakit
Lebih terperinciPRINSIP ANALISIS RISIKO
PRINSIP ANALISIS RISIKO BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Roy A. Sparringa dan WIniati P. Rahayu Agenda presentasi Pengantar
Lebih terperinciOleh: SYAFRIANI, M.Kes Prinsip-prinsip Epidemiologi STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU
Oleh: SYAFRIANI, M.Kes Prinsip-prinsip Epidemiologi STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU Ukuran Frekuensi; Ukuran Asosiasi; Ukuran Dampak. Ukuran frekuensi merupakan ukuran dalam epidemiologi deskriptif; Ukuran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. utama di daerah perkotaan ( Media Aeculapius, 2007 ). Menurut American Hospital Association (AHA) dalam Herkutanto (2007),
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian gawat darurat dapat diartikan sebagai keadaan dimana seseorang membutuhkan pertolongan segera, karena apabila tidak mendapatkan pertolongan dengan segera maka
Lebih terperinciKEJADIAN LUAR BIASA KERACUNAN MAKANAN (Studi Kasus di SD 3 Sangeh Kabupaten Badung)
KEJADIAN LUAR BIASA KERACUNAN MAKANAN (Studi Kasus di SD 3 Sangeh Kabupaten Badung) I Made Suarjana 1, A.A. Gde Agung 2 Abstract. Diseases caused by food is one cause of death and illness in Indonesia.
Lebih terperinci1. Relatif cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa.
JENIS DESAIN PENELITIAN 1. Cross-Sectional Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktorfaktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG KEJADIAN LUAR BIASA KERACUNAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG KEJADIAN LUAR BIASA KERACUNAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciBAB 1 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI
BAB 1 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI Pendahuluan Era globalisasi yang sedang dihadapi oleh negara-negara berkembang dapat memberikan dampak baik positif maupun negatif. Contoh dampak negatif dari era globalisasi
Lebih terperinciAnalisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian
Analisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian Tekn. Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi Risiko Risiko merupakan ketidakpastian (risk is uncertainty) dan kemungkinan terjadinya hasil yang
Lebih terperinciKONSEP EPIDEMIOLOGI. Oleh : Suyatno, Ir. MKes
KONSEP EPIDEMIOLOGI Oleh : Suyatno, Ir. MKes Contact: E-mail: suyatnofkmundip@gmail.com Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp: 08122815730 / 024-70251915 Sejarah Perkembangan Epidemiologi Catatan kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak asasi setiap orang untuk keberlangsungan hidupnya. Makanan adalah unsur terpenting dalam menentukan
Lebih terperinciPengukuran Kejadian Penyakit
Pengukuran Kejadian Penyakit Deskripsi sesi: Pengukuran adalah bagian terpenting dari suatu penelitian epidemiologi. Aspek pengukuran meliputi alat ukur, cara pengukuran dan hasil pengukuran. Secara umum
Lebih terperinciSTUDI KASUS KEJADIAN LUAR BIASA KERACUNAN PANGAN DI DESA JEMBUNGAN KECAMATAN BANYUDONO BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI
STUDI KASUS KEJADIAN LUAR BIASA KERACUNAN PANGAN DI DESA JEMBUNGAN KECAMATAN BANYUDONO BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : AGUS HANDOYO J 410 100 066 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciINVESTIGASI WABAH Epidemiologi Penyakit Menular
2015 INVESTIGASI WABAH Epidemiologi Penyakit Menular Materi Belajar Online kelas Epidemiologi Penyakit Menular, Kelas Paralel, Universitas Esa Unggul - Jakarta Ade Heryana, MKM Universitas Esa Unggul -
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Penyusun. Kelompok 1
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan izin dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah farmakoepidemiologi tentang Studi Cohort. Dalam makalah
Lebih terperinciPengantar Epidemiologi. Aria Gusti, SKM, M.Kes Created for : Akbid PBH Batusangkar
Pengantar Epidemiologi Aria Gusti, SKM, M.Kes Created for : Akbid PBH Batusangkar What is Epidemiology? EPI = tentang DEMOS = masyarakat/rakyat LOGOS = ilmu pengetahuan Epidemiologi adalah studi yang mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Setiap penyedia jasa penyelanggara makanan seperti rumah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis terutama bisnis makanan semakin ketat sekarang ini. Setiap penyedia jasa penyelanggara makanan seperti rumah makan, kantin maupun kafetaria
Lebih terperinci06/03/2018 TUJUAN. Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif. Pertemuan 4 - Epidemiologi
TUJUAN Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif Pertemuan 4 - Epidemiologi Adalah studi yang menggambarkan karakteristik & sebaran masalah kesehatan/ penyakit;
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.127, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Keracunan Pangan. Kejadian Luar Biasa. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG KEJADIAN LUAR BIASA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciPENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015
PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR 2015 Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015 1 BAB VI PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR
Lebih terperinciSISTEM KEAMANAN PANGAN TERPADU
SISTEM KEAMANAN PANGAN TERPADU Penjaminan ketahanan pangan dipenuhinya beberapa indikator ketahanan pangan: ketersediaan, kemudahan, kenyamanan, KEAMANAN. MENDAPATKAN PANGAN YG AMAN MRP HAK AZASI SETIAP
Lebih terperinciPENGERTIAN EPIDEMIOLOGI
PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI Bahasa Yunani: EPI = pada/tentang DEMOS = penduduk LOGOS = ilmu Ilmu yang mempelajari tentang penduduk EPIDEMIOLOGI : Mempelajari Penyakit Yang terjadi di Masyarakat Konsepnya :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Makanan penting baik untuk pertumbuhan maupun untuk mempertahankan kehidupan.
Lebih terperinciCARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK
CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi SIAP SAJI YANG BAIK BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan
Lebih terperinciPRINSIP PENERAPAN HACCP DI INDUSTRI PANGAN SIAP SAJI
PRINSIP PENERAPAN HACCP DI INDUSTRI PANGAN SIAP SAJI BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Pedoman
Lebih terperinciIsu Pengelolaan Higiene Sanitasi
Isu Pengelolaan Higiene Sanitasi Makanan disekolah Lilis Nuraida dan Purwiyatno Hariyadi SEAFAST Center Institut Pertanian Bogor PENDAHULUAN Kualitas SDM yang baik merupakan syarat mutlak untuk keberhasilan
Lebih terperinciAplikasi Penelitian Epidemiologis di RS
Aplikasi Penelitian Epidemiologis di RS Deskripsi Sesi Tujuan Sesi Sesi ini membahas tentang penggunaan penelitian epidemiologi pada konteks pelayanan kesehatan di rumahsakit terutama dalam mengukur kejadian
Lebih terperinciSURVAILAN EPIDEMIOLOGI. Kenapa survailan
SURVAILAN EPIDEMIOLOGI Kenapa survailan menjadi sangat Penting???? 1 Sistem desentralisasi kesehatan. Meningkatnya peranan dinas kesehatan. Peran Dinas Kesehatan : 1. Memantau status kesehatan masyarakat
Lebih terperinciKLB Penyakit. Penyelidikan Epidemiologi. Sistem Pelaporan. Program Penanggulangan
Penyelidikan Epidemiologi KLB Penyakit & Program Penanggulangan KLB Penyakit Sistem Pelaporan Sholah Imari, Dr. MSc Endah Kusumawardani, Dr. MEpid Badan PPSDM Kesehatan, Kementerian Kesehatan 2013 Identifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan di sekolah menyita waktu terbesar dari aktifitas keseluruhan anak sehari hari, termasuk aktifitas makan. Makanan jajanan di sekolah
Lebih terperinciAMANKAH PANGAN ANDA???
AMANKAH PANGAN ANDA??? BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan KEAMANAN PANGAN Pangan yang tidak
Lebih terperinciSURVEILANS EPIDEMIOLOGI
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI Agus Samsudrajat S, SKM STIKes KAPUAS RAYA SINTANG Beberapa Pengertian (1) Kegiatan pengumpulan,pengolahan, analisis, interpretasi dan informasi data kesehatan secara sistematik
Lebih terperinciTUTORIAL EPIDEMIOLOGI : 1. FREKUENSI MASALAH KESEHATAN DAN PENGUKURAN
TUTORIAL EPIDEMIOLOGI : 1. FREKUENSI MASALAH KESEHATAN DAN PENGUKURAN Tutorial Epidemiologi : 1 Frekuensi Masalah Kesehatan dan Pengukuran Tujuan Pembelajaran Definisi istilah rate, ratio, proportion Membedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Makanan jajanan dapat memberikan kontribusi zat gizi dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan sangat beragam jenisnya dan berkembang pesat di Indonesia. Makanan jajanan dapat memberikan kontribusi zat gizi dalam tubuh yaitu berkisar antara 10-20%.
Lebih terperinci6/5/2010. Analytic. Descriptive Case report Case series Survey. Observational Cross sectional Case-control Cohort studies
Disampaikan oleh: Retna Siwi Padmawati KMPK-2009 Tujuan Memberi pengantar tentang disain metode penelitian Memahami perbedaan penelitian deskriptif dan analytic Mengidentifikasi hirarki disain penelitian,
Lebih terperinciCARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA (IRT)
CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA (IRT) BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA TUJUAN KHUSUS Memberikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebersihan makanan dan minuman sangatlah penting karena berkaitan dengan kondisi tubuh manusia. Apabila makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak terjaga kebersihannya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. s Hak atas Pangan. Ketersediaan Pangan. Pemberdayaan. Akuntabilitas. Berbasis Hak Asasi Manusia
5 TINJAUAN PUSTAKA Aspek Hak atas Pangan Hak atas pangan yang cukup dibangun dari konsep ketahanan pangan. Hak atas pangan yang cukup memberikan penekanan lebih besar pada individu manusia bukan pada istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masyarakat dunia dan juga Indonesia mulai mengutamakan penggunaan obat secara alami (back to nature). Pemanfaatan herbal medicine ramai dibicarakan,
Lebih terperinciSURVAILANCE KESEHATAN. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes
SURVAILANCE KESEHATAN Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes Introduction Surveilans kesehatan masyarakat adalah pengumpulan, analisis, dan analisis data secara terus menerus dan sistematis yang kemudian didiseminasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersih. 4 Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak
bersih. 4 Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan hal yang penting bagi kesehatan manusia. Saat ini banyak terjadi penyakit
Lebih terperinciStudi epidemiologi deskriptif
Studi epidemiologi deskriptif Penelitian Crosectional Adalah rancangan studi epidemiologi yg memepelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit
Lebih terperinciTutorial Epidemiologi : 1. Frekuensi Masalah Kesehatan dan Pengukuran
Tutorial Epidemiologi : 1 Frekuensi Masalah Kesehatan dan Pengukuran Tujuan Pembelajaran Definisi istilah rate, ratio, proportion Membedakan : incidence rate vs prevalence Point prevalence vs period prevalence
Lebih terperinciSTUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK (OBSERVASIONAL DAN EKSPERIMENTAL) Putri Handayani, M. KKK
STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK (OBSERVASIONAL DAN EKSPERIMENTAL) Putri Handayani, M. KKK Epidemiologi Studi yg mempelajari distribusi dan determinant status atau kejadian yg berhubungan dengan kesehatan pada
Lebih terperinciGambaran Umum Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Wabah. Nurul Wandasari Singgih Program Studi Kesehatan Masyarakat
Gambaran Umum Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Wabah Nurul Wandasari Singgih Program Studi Kesehatan Masyarakat Definisi Wabah Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989 Wabah berarti penyakit menular
Lebih terperinciPenyusunan Proposal - 2
Sistematika penulisan proposal Ethical clearance dan informed consent Plagiarism dan hak paten Critical thinking Literature review atau referensi yang dibutuhkan dalam penelitian kebidanan Proposal penelitian
Lebih terperinciKERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN
KERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN Pangan merupakan kebutuhan esensial bagi setiap manusia untuk pertumbuhan maupun mempertahankan hidup. Namun, dapat pula timbul penyakit yang disebabkan oleh pangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah keamanan pangan sudah merupakan masalah global, sehingga mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan masyarakat. Letusan penyakit
Lebih terperinciKESEHATAN MASYARAKAT Epidemiologi
KESEHATAN MASYARAKAT Epidemiologi Oleh: Fatkurahman Arjuna, M.Or E-Mail: Arjuna@UNY.ac.id FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Mengenal EPIDEMIOLOGI Epidemiologi berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Makanan diperlukan untuk kehidupan karena makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Makanan berfungsi untuk memelihara proses tubuh dalam
Lebih terperinciPENGANTAR EPIDEMIOLOGI KLINIK
PENGANTAR EPIDEMIOLOGI KLINIK Oleh : Dr. Edison, MPH Bagian Ilmu Kesehatan Masysarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Andalas EPIDEMIOLOGI : Ilmu yang mempelajari frekuensi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keamanan pangan memegang peranan yang sangat strategis. Terjaminnya kondisi keamanan pangan di Indonesia berarti telah memenuhi hak-hak masyarakat Indonesia untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization atau WHO (2006), mendefinisikan foodborne disease sebagai istilah umum untuk menggambarkan penyakit yang disebabkan oleh makanan dan minuman
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014
ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE Evan Anggalimanto, 2015 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes Pembimbing 2 : dr Rokihyati.Sp.P.D
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sebab makanan yang kita makan bukan saja harus memenuhi gizi tetapi harus juga aman dalam
Lebih terperinciBAB. I Pendahuluan A. Latar Belakang
BAB. I Pendahuluan A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) diketahui sebagai penyakit arboviral (ditularkan melalui nyamuk) paling banyak ditemukan di negara-negara tropis dan subtropis. World Health
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan modern. Bila digunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlu disediakan dan diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya yang berkaitan dengan makanan dan minuman masih menjadi masalah yang paling sering ditemukan di
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciSTUDI EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF. Putri Handayani, SKM., M.KKK
STUDI EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF Putri Handayani, SKM., M.KKK Epidemiologi Definisi: Studi tentang sebaran (distribusi) dan faktor yang berpengaruh (determinan) dari frekuensi penyakit pada populasi (manusia).
Lebih terperinciUKURAN FREKUENSI PENYAKIT
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT ade.heryana24@gmail.com 6 Desember 2015 Universitas Esa Unggul - Jakarta Jenis Ukuran dalam Epidemiologi Tipe Matematik Dengan denominator Tanpa denominator Tipe Epidemiologik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat Indonesia ditentukan oleh banyak faktor, tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana prasarana kesehatan saja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu,
Lebih terperinciCross sectional Case control Kohort
Definisi Cross sectional Case control Kohort Rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan dengan cara mengamati status penyakit dan paparan secara bersamaan pada individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pada umumnya Tuberkulosis terjadi pada paru, tetapi dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Visi pembangunan kesehatan yaitu hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat diantaranya memiliki kemampuan hidup sehat, memiliki kemampuan untuk
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU RI No. 36 Tahun 2009 pasal 3 yaitu pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Makanan dan minuman selain berfungsi dalam mendukung kesehatan juga bisa menjadi sumber penyakit bagi manusia.
Lebih terperinciInformasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan
Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan Sutjipto PKMK FK UGM Disampaikan pada Kursus Kebijakan HIV-AIDS 1 April 216 1 Landasan teori 2 1 EPIDEMIOLOGY (Definisi ) 1.
Lebih terperinciDalam penyakit menular, jumlah kasus baru yang terjadi dalam periode waktu tertentu tergantung pada jumlah penular dalam populasi rentan dan tingkat
KEKUATAN INFEKSI Dalam penyakit menular, jumlah kasus baru yang terjadi dalam periode waktu tertentu tergantung pada jumlah penular dalam populasi rentan dan tingkat kontak antara mereka. Orang yang terinfeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 48 telah. kesehatan keluarga, perbaikan gizi, pengawasan makanan dan minuman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 48 telah dijelaskan bahwa upaya penyelenggaraan kesehatan dilaksanakan melalui kegiatankegiatan kesehatan keluarga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan yang bergizi sangat penting untuk kebutuhan tubuh tetapi makanan yang aman atau terjamin mutunya juga sangat penting agar tidak merusak tubuh karena penularan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang, terutama di Indonesia baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit diare bersifat endemis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan kehidupan selain kebutuhan sandang dan papan. Makanan mengandung nilai gizi yang dibutuhkan
Lebih terperinciBuletin SKDR. Minggu ke: 5 Thn 2017
Gambar 1. Kelengkapan dan Ketepatan laporan SKDR Minggu ke 05 tahun 2017 (Pertanggal 9 Februari 2017) Minggu ke-5 2017, terdapat 13 provinsi yang memiliki ketepatan dan kelengkapan laporan SKDR >= 80%.
Lebih terperinciFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
EPIDEMIOLOGI dr. Maftuhah Nurbeti A. Pendahuluan Knowledge is not enough, we must apply. Willingness is not enough, we must do (Goethe dalam Killoran et al, 2006) Kutipan dari ilmuwan terkenal abad 18
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan satu faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan masyarakat. Makanan dan minuman harus aman dalam arti tidak mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang diperlukan manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan badan. Makanan yang dikonsumsi harus aman dan
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24
DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Persentase Analisis Univariat Masing-masing Variabel Berdasarkan Kepmenkes No.715 Tahun 2008 Penelitian di Universitas X (n=100)... 38 Tabel 5.2.1 Hubungan Sanitasi Kantin Dengan
Lebih terperincidr. Maftuhah Nurbeti Dept. IKM FK UII Karyasiswa S2 Epidemiologi Lapangan FK UGM
dr. Maftuhah Nurbeti Dept. IKM FK UII Karyasiswa S2 Epidemiologi Lapangan FK UGM Fungsi Pokok Deteksi kasus Registrasi Konfirmasi Pelaporan Analisis dan interpretasi Respons segera Respons terencana Feedback
Lebih terperinciPangan dengan potensi bahaya. Bahan Pangan Apa yang Mudah Terkontaminasi? BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA
BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA FISIK BAHAYA KIMIA BEBAS BAHAYA Mengapa Keamanan Pangan Penting? Melindungi
Lebih terperinciEtih Sudarnika Laboratorium Epidemiologi, FKH IPB
Etih Sudarnika Laboratorium Epidemiologi, FKH IPB Merupakan satu di antara studi observasional analitik yang dirancang untuk melihat hubungan asosiasi. Desain ini dimulai dengan menetukan/menyeleksi populasi
Lebih terperinciPERAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK PENJAMINAN KEAMANAN PANGAN
PERAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK PENJAMINAN KEAMANAN PANGAN DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012
ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012 Nugraheni M. Letelay, 2013. Pembimbing I : dr. Ellya Rosa Delima, M.Kes Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.
BAB I PENDAHULUAN 1.4 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk keperedaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus aedes
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia Sejarah dan Perkembangan Badan POM RI
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia 2.1.1. Sejarah dan Perkembangan Badan POM RI Kemajuan teknologi telah membawa perubahan-perubahan yang cepat pada industri obat, kosmetik,
Lebih terperinci