Buletin SKDR. Minggu ke: 5 Thn 2017
|
|
- Suharto Iwan Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Gambar 1. Kelengkapan dan Ketepatan laporan SKDR Minggu ke 05 tahun 2017 (Pertanggal 9 Februari 2017) Minggu ke , terdapat 13 provinsi yang memiliki ketepatan dan kelengkapan laporan SKDR >= 80%. Provinsi Riau, Bali dan DKI Jakarta adalah 3 provinsi dengan ketepatan dan kelengkapan tertinggi. Namun secara nasional ketepatan dan kelengkapan laporan masih belum optimal. Gambar 2 Capaian Alert SKDR Direspon Kumulatif Minggu 1-5 Tahun 2017 Secara nasional alert SKDR yang direspon masih jauh dari target tetapi dilihat menurut provinsi terdapat 10 provinsi yang mencapai dan melampaui target tahun Sesungguhnya seluruh provinsi itu memiliki potensi untuk mencapai 100% alert yang direspon karena alert yang muncul pasti berasal dari puskesmas yang dapat mengirimkan laporan melalui SMS. Sehingga bila alert muncul maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menghubungi puskesmas melalui SMS atau telpon terlebih dahulu. Bila diperlukan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat membantu puskesmas melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap alert dengan indikasi KLB. Tabel 1 Jumlah Alert Terverifikasi Kumulatif Minggu 1-5 Tahun 2017 Jenis Penyakit KLB Bukan KLB Jumlah Acute Flacid Paralysis (AFP) Gigitan Hewan Penular Rabies Kluster Penyakit yang tidak lazim Malaria Konfirmasi Suspek Antrax Suspek Campak Suspek Difteri Suspek Flu Burung Pada Manusia Suspek HFMD Suspek Kolera Suspek Leptospirosis Suspek Tetanus Suspek Tetanus Neonatorum Jumlah Buletin SKDR Minggu ke: 5 Thn 2017 Direktorat SKK Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Jalan Percetakan Negara No. 29 Kotak Pos 223 Jakarta Pusat Website: skdr.surveilans.org PHEOC/POSKO KLB Sub Direktorat Surveilans Telp , Fax poskoklb@kemkes.go.id; ewars.pusat@gmail.com Tabel 2 Jumlah Kasus Terverifikasi Menurut Provinsi dan Jenis Penyakit Kumulatif Minggu 1-5 Tahun 2017 Jumlah Kasus PROPINSI/ PENYAKIT Indikasi KLB Bukan KLB Grand Total ACEH Gigitan Hewan Penular Rabies 9 9 Malaria Konfirmasi Suspek Campak Suspek Difteri Suspek HFMD BALI Acute Flacid Paralysis (AFP) Gigitan Hewan Penular Rabies Suspek Campak Suspek HFMD 4 4 BANGKA BELITUNG Malaria Konfirmasi Suspek Campak Suspek HFMD 2 2 BANTEN Suspek Campak 9 9 BENGKULU Gigitan Hewan Penular Rabies Malaria Konfirmasi Suspek Campak DI YOGYAKARTA Gigitan Hewan Penular Rabies 6 6 Suspek Campak Suspek Flu Burung Pada Manusia Suspek HFMD 2 2 Suspek Leptospirosis GORONTALO Malaria Konfirmasi 3 3 Suspek Antrax 2 2 Suspek Campak Suspek Flu Burung Pada Manusia 5 5 JAKARTA Gigitan Hewan Penular Rabies 2 2 Suspek Campak JAMBI Gigitan Hewan Penular Rabies Malaria Konfirmasi Suspek Campak JAWA BARAT Gigitan Hewan Penular Rabies Malaria Konfirmasi 3 3 Suspek Campak Suspek HFMD Suspek Leptospirosis 3 3 JAWA TENGAH Acute Flacid Paralysis (AFP) Gigitan Hewan Penular Rabies Kluster Penyakit yang tidak lazim Malaria Konfirmasi 5 5 Suspek Campak Suspek Flu Burung Pada Manusia 2 2 Suspek HFMD Suspek Leptospirosis JAWA TIMUR Acute Flacid Paralysis (AFP) Malaria Konfirmasi Suspek Campak Suspek Difteri Suspek Flu Burung Pada Manusia 2 2 Suspek HFMD Suspek Leptospirosis KALIMANTAN BARAT Gigitan Hewan Penular Rabies Malaria Konfirmasi 1 1 Suspek Campak Suspek HFMD KALIMANTAN SELATAN Gigitan Hewan Penular Rabies Malaria Konfirmasi Suspek Campak Suspek HFMD Suspek Leptospirosis 1 1
2 Jumlah Kasus PROPINSI/ PENYAKIT Indikasi KLB Bukan KLB Grand Total KALIMANTAN TENGAH Gigitan Hewan Penular Rabies Malaria Konfirmasi Suspek Campak Suspek HFMD 4 4 Suspek Leptospirosis 2 2 KALIMANTAN TIMUR Gigitan Hewan Penular Rabies Malaria Konfirmasi Suspek Antrax 1 1 Suspek Campak Suspek Difteri Suspek HFMD 6 6 Suspek Kolera Suspek Tetanus Neonatorum 2 2 KALIMANTAN UTARA Gigitan Hewan Penular Rabies 7 7 Malaria Konfirmasi 1 1 Suspek Campak KEPULAUAN RIAU Suspek Campak Suspek HFMD Suspek Tetanus Neonatorum 3 3 LAMPUNG Gigitan Hewan Penular Rabies Malaria Konfirmasi Suspek Campak Suspek Kolera 1 1 Suspek Leptospirosis Suspek Tetanus Neonatorum 1 1 MALUKU UTARA Malaria Konfirmasi 8 8 Suspek Campak 3 3 NUSA TENGGARA BARAT Gigitan Hewan Penular Rabies 5 5 Malaria Konfirmasi Suspek Campak Suspek Flu Burung Pada Manusia Suspek HFMD Suspek Leptospirosis 4 4 NUSA TENGGARA TIMUR Gigitan Hewan Penular Rabies Malaria Konfirmasi Suspek Campak PAPUA Malaria Konfirmasi Suspek HFMD Suspek Tetanus RIAU Gigitan Hewan Penular Rabies Malaria Konfirmasi Suspek HFMD SULAWESI BARAT Gigitan Hewan Penular Rabies Malaria Konfirmasi Suspek Campak 1 1 Suspek HFMD SULAWESI SELATAN Gigitan Hewan Penular Rabies Malaria Konfirmasi Suspek Campak Suspek Flu Burung Pada Manusia 1 1 Suspek HFMD Suspek Leptospirosis 6 6 Suspek Tetanus SULAWESI TENGAH Acute Flacid Paralysis (AFP) Gigitan Hewan Penular Rabies Kluster Penyakit yang tidak lazim 1 1 Malaria Konfirmasi Suspek Antrax 1 1 Suspek Campak Suspek Leptospirosis 2 2 SULAWESI TENGGARA Gigitan Hewan Penular Rabies 6 6 Malaria Konfirmasi Suspek Campak SULAWESI UTARA Gigitan Hewan Penular Rabies Malaria Konfirmasi Suspek Campak SUMATERA BARAT Gigitan Hewan Penular Rabies Suspek Campak Suspek Kolera 5 5 Suspek Leptospirosis 3 3 SUMATERA SELATAN Acute Flacid Paralysis (AFP) 2 2 Gigitan Hewan Penular Rabies Malaria Konfirmasi Suspek Campak Suspek HFMD Suspek Kolera 1 1 Suspek Tetanus Neonatorum 1 1 SUMATERA UTARA Gigitan Hewan Penular Rabies Malaria Konfirmasi Suspek Campak Grand Total Gambar 3 Tren Kelompok Penyakit Gangguan Pencernaan Gambar 4 Peta Insiden Diare Minggu Ke Insiden diare akut tertinggi minggu ke berada di Lampung, Yogyakarta, NTB, Kalimantan Timur dan Sulawesi Barat. Secara nasional tren diare menurun. Gambar 5 Peta Insiden Suspek Tifoid Minggu Ke Insiden suspek tifoid tertinggi minggu ke adalah Bengkulu, Lampung, Kalimantan Tengah, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB dan Sulawesi Barat. Secara nasional tren relatif stabil. Gambar 6 Peta Insiden Suspek Diare Berdarah Minggu Ke Insiden suspek diare berdarah tertinggi minggu ke adalah Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan NTB. Secara nasional tren relatif stabil. Insiden penyakit kelompok gangguan pencernaan yang disebabkan oleh agent biologi seperti diare, tifoid, disentri, jaundis akut (seperti Hepatitis A atau E) dan kolera akan turun apabila PHBS masyarakat baik, sanitasi dan higienis baik, ketersediaan air bersih baik, pengelolaan bahan pangan juga baik. Yang perlu diwaspadai bagi penderita dengan gejala diare adalah dehidrasi berat yang menyebabkan kematian. Konfirmasi laboratorium dibutuhkan untuk menentukan etiologi penyakit tersebut.
3 Gambar 7 Peta Kasus Jaundis Akut Minggu Ke Gambar 10 Peta Kasus Suspek Difteri Minggu Ke Pada minggu ke , di beberapa provinsi muncul kasus suspek jaundis akut. Adanya kasus jaundis akut mengindikasikan kemungkinan adanya suspek hepatitis A atau E. Kecurigaan terhadap terjadinya KLB ini bila adanya klaster kasus dan ada hubungan epidemiologi di suatu wilayah. Provinsi Sumatera Selatan, Jawa Barat dan Jawa Timur adalah provinsi dengan jumlah kasus terbanyak. Oleh karena itu Dinas Kesehatan Provinsi atau Kabupaten perlu melakukan analisis dan mengidentifikasi apakah kasus yang tersebar tersebut ada hubungan epidemiologi. KLB Hepatitis A maupun E penularan terjadi umumnya melalui makanan atau minuman yang tidak higienis saat pengelolaannya. Selain itu pada anak sekolah muncul KLB Hepatitis A atau E terjadi juga karena murid-murid di sekolah ada kebiasaan sharing makanan atau minuman dengan menggunakan sendok, garpu atau sedotan/ gelas yang sama. Laboratorium penting dalam menentukan etiologi penyakit pada kasus dan pada lingkungan. Walaupun jumlah kasus difteri kecil dibandingkan dengan suspek campak namun menjadi perhatian di beberapa propinsi karena sudah mulai muncul kembali yang sebelumnya propinsi tersebut bebas dari difteri. Pada minggu ke 5, suspek difteri muncul di Aceh, Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Timur. Aceh merupakan provinsi dengan kasus suspek difteri. Secara kumulatif jumlah kasus suspek difteri di Aceh sebanyak 22 kasus berdasarkan hasil konfirmasi laboratorium adalah positif difteri dan Aceh dinyatakan KLB difteri dengan jumlah kematian 1 orang. Tindakan yang sudah dilakukan terhadap kasus adalah pemberian ADS, ORI (Outbreak Response Imunization) pada kelompok rentan. Selain itu penyuluhan pentingnya imunisasi kepada masyarakat setempat. Gambar 11 Peta Kasus Suspek Pertusis Minggu Ke Gambar 8 Tren Kelompok Penyakit Gangguan Pencernaan Demikian juga dengan pertusis adalah salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yang muncul secara sporadis di beberapa propinsi. Di Bengkulu ditemukan kasus klaster suspek pertusis yang telah diperiksa di laboratoirum dan hasilnya adalah positif pada minggu ke-5. Gambar 12 Peta Kasus AFP Minggu Ke Gambar 9 Peta Insiden Suspek Campak Minggu Ke Kasus AFP merupakan salah kasus yang harus ditemukan di masyarakat. Penemuan kasus AFP minimal >= 2 per usia anak <= 15 tahun. Pada minggu ke-5, ada 6 provinsi yang berhasil menemukan kasus AFP. Semakin tinggi angka penemuan kasus AFP non Polio maka semakin baik kinerja surveilans AFP dalam membuktikan bahwa tidak ada kasus Polio baru di Indonesia. Campak merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang masuk kedalam komitmen global untuk dieliminasi. Dalam kelompok PD3I, kasus campak adalah penyakit dengan jumlah kasus terbesar. Namun demikian efikasi vaksin campak hanya 85% saja. Oleh karena itu imunisasi campak secara periodik beberapa tahun dilakukan pemberian dosis kedua atau crash program campak. Selain itu Suspek KLB Campak juga tertinggi dalam hal frekuensi. Pada minggu ke , insiden suspek campak merata di beberapa propinsi. Secara nasional tren suspek campak sedikit meningkat. Pada situasi KLB Campak maka respon yang dilakukan adalah ORI pada kelompok risiko tinggi, pemberian vitamin A dosis tinggi untuk mencegah kebutaan. Gambar 13 Peta Kasus Suspek Tetanus Minggu Ke Suspek Tetanus pada minggu ke ditemukan di beberapa propinsi seperti gambar di atas.
4 Gambar 14 Peta Kasus Suspek TN Minggu Ke Gambar 17 Peta Kasus Suspek Leptospirosis Minggu Ke Minggu ke , terlaporkan oleh puskesmas di Jawa Barat ada kasus suspek TN. Tetapi hasil verifikasi kasus tersebut bukanlah TN. Faktor risiko munculnya TN semakin tinggi bila ibu yang melahirkan belum pernah mendapatkan vaksinasi TT serta pertolongan persalinan yang tidak higienis oleh dukun melahirkan atau paraji. Gambar 15 Tren Kelompok Penyakit Zoonotik Leptospirosis umumnya muncul di masyarakat saat musim hujan dan terjadi banjir di wilayah tersebut. Tetapi untuk provinsi tertentu seperti Yogyakarta hampir sepanjang tahun kasus leptospirosis muncul dan umumnya menjangkit orang yang bekerja sebagai petani. Pada minggu ke-5, kasus suspek leptospirosis muncul di Lampung, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Gambar 18 Peta Insiden Anthrax Minggu Ke Suspek anthrax pada manusia setelah diverifikasi ternyata tidak benar. GHPR (Gigitan Hewan Penular Rabies) bukanlah penyakit tetapi merupakan kejadian yang dapat menimbulkan kasus Rabies pada manusia. Penyakit zoonosis lainnya yang menjadi prioritas dalam SKDR adalah anthrax, leptospirosis, dan flu burung pada manusia. Kasus GHPR pada manusia adalah kejadian yang paling besar jumlahnya dibandingkan dengan 3 penyakit zoonosis lainnya. Walaupun penyakit zoonosis umumnya menjangkit manusia kecil tetapi case fatality rate nya umumnya besar. Gambar 19 Tren Kasus Kelompok Penyakit Tular Vektor Gambar 16 Peta Insiden GHPR Minggu Ke Secara nasional insiden GHPR tertinggi berada di Bali. Rata-rata total kasus GHPR nya perminggu antara kasus dilaporkan oleh puskesmas. Selain Bali daerah tertular rabies ada di Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Gorontalo. Minggu kedua Januari, di Sulawesi Selatan dilaporkan adanya 2 kasus GHPR pada manusia yang menyebabkan 2 org tersebut meninggal. Hasil investigasi menunjukkan kasus tersebut sebelum meninggal mengalami gejala rabies. Pada minggu kedua ada 6 kasus GHPR pada manusia di Bali dan anjing penggigit setelah diperiksa lab hasilnya positif rabies. Oleh karena itu penatalaksanaan kasus sesuai SOP telah dilaksanakan. Di Kalimantan Barat, TNI dikerahkan oleh Panglima untuk membantu melakukan eliminasi anjing liar untuk menurunkan risiko munculnya kasus rabies pada manusia. Malaria dan Demam Dengue (DD) merupakan 2 penyakit tular vektor yang masih menjadi masalah di Indonesia. Selain itu DBD penyakit yang sering menimbulkan kematian bila tidak tertangani lebih dini dengan baik. Suspek DD diamati dalam SKDR dalam rangka untuk deteksi dini kasus DBD. Bila ada tren meningkat pada suspek DD maka peningkatan kewaspadaan DBD dan upaya 3 M Plus perlu ditingkatkan di masyarakat. Malaria penting masuk ke dalam SKDR karena malaria adalah salah satu penyakit yang memiliki tujuan program eliminasi malaria. SKDR penting untuk daerah yang sudah bebas malaria maupun dalam tahap eliminasi. Setiap 1 kasus yang muncul merupakan indikasi adanya kasus import yang harus ditangani dengan serius agar tidak terjadi penularan daerah setempat yang berpotensi menjadi indegenus. Dalam SKDR kasus malaria memiliki tren yang konstan dan stabil menunjukan program pengendalian malaria berjalan di tempat. Mestinya bila kasus malaria dari tahun ke tahun turun jumlah kasusnya berarti program pengendalian malaria memiliki progres yang bagus.
5 Kasus Gambar 20 Peta Insiden Malaria Minggu Ke Insiden malaria minggu ke masih berada di Papua Barat, Papua dan NTT. Tren malaria menunjukan adanya tren peningkatan kasus sampai minggu ke-5. Selama minggu 1-5 ada indikasi KLB malaria di Bengkulu, Jawa Timur dan Sulawesi Tengah. Rekomendasi: 1. Bagi provinsi yang kinerjanya dibawah standar mohon semua alert yang muncul agar diverifikasi/ respon seluruhnya agar tidak ada KLB yang lolos. 2. Provinsi dan kabupaten yg terjadi KLB segera lakukan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan untuk mencegah meluasnya KLB. 3. Laporan KLB direkap kedalam STP KLB.Posko KLB Ditjen P2P melakukan verifikasi alert ke provinsi dan update hasil verifikasi pada laporan harian Posko. 4. Pengelola Surveilans PD3I di provinsi, kabupaten/kota dan puskesmas membuat line list (table data individu) kasus dan dikirimkan sampai ke EPI Data Kementerian Kesehatan. -o0o- Analisa: Edy Purwanto, SKDM Gambar 21 Peta Insiden Suspek Demam Dengue Minggu Ke Insiden suspek demam dengue pada minggu ke-5 tertinggi di Provinsi Yogyakarta. Sebagian besar Pulau Sumatera memiliki insiden yang sama demikian juga dengan sebagian Pulau Kalimantan dan Pulau Jawa, Bali, NTB dan NTT. Secara nasional tren suspek demam dengue menurun. Berdasarka event based surveillance, telah terjadi KLB DBD di Riau dan Jawa Tengah. Gambar 22 Tren Penyakit Kelompok Gangguan Pernafasan Pnemonia ILI (Penyakit Serupa Influenza) Minggu Secara nasional, tren penyakit ILI menunjukkan peningkatan walaupun tidak signifikan. ILI merupakan salah satu penyakit yang memiliki pola tahunan.
BULETIN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPONS
BULETIN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPONS Minggu Epidemiologi Ke-52 Tahun 2016 (Data Sampai Dengan 6 Januari 2017) Website: skdr.surveilans.org Dikeluarkan oleh: Subdit Surveilans, Direktorat SKK, Ditjen
Lebih terperinciPROPINSI LAMPUNG Minggu Epidemiologi ke-21
BULLETIN KEWASPADAAN DINI DAN RESPONS Subdit Kejadian Luar Biasa Direktorat Imunisasi dan Karantina, Ditjen PP dan PL Jl. Percetakan Negara No. 29, Jakarta 156 Telp. (21)42665974, Fax. (21)4282669 e-mail:
Lebih terperinciDAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009
ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT
Lebih terperinciBerikut kami sampaikan Laporan Eksekutif Kewaspadaan KLB Penyakit dan Keracunan Pangan di Indonesia Jumat
Yth. Bapak/Ibu Berikut kami sampaikan Laporan Eksekutif Kewaspadaan KLB Penyakit dan Keracunan Pangan di Indonesia Jumat Minggu Ke-11 Tahun 2015: A. Berdasarkan laporan verifikasi rumor kesehatan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang meningkat sepanjang tahun. Di dunia diperkirakan setiap tahun terdapat 30 juta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit campak merupakan penyebab kematian pada anak-anak di seluruh dunia yang meningkat sepanjang tahun. Di dunia diperkirakan setiap tahun terdapat 30 juta orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia saat ini menghadapi ancaman penjangkitan kejadian luar biasa (KLB) dalam tiga konteks yaitu munculnya bakteri pathogen yang baru yang biasanya tidak diketahui
Lebih terperinciPopulasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),
Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya angka kejadian Rabies di Indonesia yang berstatus endemis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya angka kejadian Rabies di Indonesia yang berstatus endemis Rabies, kini menjadi tantangan bagi pencapaian target Indonesia bebas Rabies pada 2015. Guna penanggulangan
Lebih terperinciBerikut kami sampaikan Laporan Eksekutif Kewaspadaan KLB Penyakit dan Keracunan Pangan di Indonesia Jumat Minggu Ke-9 Tahun 2015
Berikut kami sampaikan Laporan Eksekutif Kewaspadaan KLB Penyakit dan Keracunan Pangan di Indonesia Jumat Minggu Ke-9 Tahun 2015 A. Berdasarkan laporan verifikasi rumor kesehatan dapat kami laporkan KLB
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, November 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi. DR. Bambang Hartono, SKM, MSc. NIP
KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2007 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional dapat terlaksana sesuai dengan cita-cita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional dapat terlaksana sesuai dengan cita-cita bangsa jika diselenggarakan oleh manusia yang cerdas dan sehat. Pembangunan kesehatan merupakan bagian
Lebih terperinciLaporan Eksekutif Kewaspadaan KLB Penyakit dan Keracunan Pangan di Indonesia Tahun 2015 Jumat, Minggu ke-7
Laporan Eksekutif Kewaspadaan KLB Penyakit dan Keracunan Pangan di Indonesia Tahun 2015 Jumat, Minggu ke-7 Berikut kami sampaikan Laporan Eksekutif Kewaspadaan KLB Penyakit dan Keracunan Pangan di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merebaknya kasus flu burung di dunia khususnya Indonesia beberapa tahun terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi masalah kesehatan
Lebih terperinciRUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Pembangunan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Tahun 2016 PERUMAHAN PERBATASAN LAIN2 00 NASIONAL 685.00 1,859,311.06 46,053.20 4,077,857.49 4,523.00 359,620.52 5,293.00 714,712.50 62,538.00 1,344,725.22
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan. Indonesia. Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional Indonesia. Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Polio merupakan (keluarga Picornaviridae), sering disingkat sebagai "Polio" adalah virus yang paling ditakuti abad ke-20 di dunia yang menghasilkan permulaan program
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Wabah. Penyakit. Penanggulangannya.
No.503, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Wabah. Penyakit. Penanggulangannya. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1501/MENKES/PER/X/2010 TENTANG JENIS PENYAKIT
Lebih terperinciNusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.
LAMPIRAN I ZONA DAN KOEFISIEN MASING-MASING ZONA Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Koefisien = 5 Koefisien = 4 Koefisien = 3 Koefisien = 2 Koefisien = 1 Koefisien = 0,5 DKI Jakarta Jawa Barat Kalimantan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1652, 2014 KEMENDIKBUD. Mutu Pendidikan. Aceh. Sumatera Utara. Riau. Jambi. Sumatera Selatan. Kepulauan Bangka Belitung. Bengkulu. Lampung. Banten. DKI Jakarta. Jawa
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi
KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1). Pembangunan bidang kesehatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan amanat Undang-Undang
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT
Menimbang WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, : a. bahwa untuk
Lebih terperinci2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh
No.1368, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Hasil Pemetaan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG HASIL PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG
Lebih terperincimasyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menurut Sistem Kesehatan Nasional adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat,
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Gorontalo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rabies merupakan penyakit menular akut yang dapat menyerang susunan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rabies merupakan penyakit menular akut yang dapat menyerang susunan syaraf pusat hewan berdarah panas disebabkan oleh virus dan dapat menular pada manusia. Penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. xvi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.7. LATAR BELAKANG Cakupan imunisasi secara global pada anak meningkat 5% menjadi 80% dari sekitar 130 juta anak yang lahir setiap tahun sejak penetapan The Expanded Program on Immunization
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016
No. 11/02/82/Th. XVI, 1 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 GINI RATIO DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,309 Pada September 2016, tingkat ketimpangan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk
Lebih terperinci2
2 3 c. Pejabat Eselon III kebawah (dalam rupiah) NO. PROVINSI SATUAN HALFDAY FULLDAY FULLBOARD (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. ACEH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Flu burung merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas bagi masyarakat karena
Lebih terperinciTABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011
TABEL 1 GAMBARAN UMUM No. Provinsi Lembaga Pengelola Pengunjung Judul Buku 1 DKI Jakarta 75 83 7.119 17.178 2 Jawa Barat 1.157 1.281 72.477 160.544 3 Banten 96 88 7.039 14.925 4 Jawa Tengah 927 438 28.529
Lebih terperinciISSN situasi. diindonesia
ISSN 2442-7659 situasi diindonesia PENDAHULUAN Rabies merupakan penyakit zoonosis yang dapat menyerang semua hewan berdarah panas dan manusia. Virus rabies ditransmisikan melalui air liur hewan terinfeksi
Lebih terperinciTabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi
Tabel., dan Padi Per No. Padi.552.078.387.80 370.966 33.549 4,84 4,86 2 Sumatera Utara 3.48.782 3.374.838 826.09 807.302 4,39 4,80 3 Sumatera Barat.875.88.893.598 422.582 423.402 44,37 44,72 4 Riau 454.86
Lebih terperinciKLB Penyakit. Penyelidikan Epidemiologi. Sistem Pelaporan. Program Penanggulangan
Penyelidikan Epidemiologi KLB Penyakit & Program Penanggulangan KLB Penyakit Sistem Pelaporan Sholah Imari, Dr. MSc Endah Kusumawardani, Dr. MEpid Badan PPSDM Kesehatan, Kementerian Kesehatan 2013 Identifikasi
Lebih terperinciAkhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.
KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Avian Influenza (AI) atau flu burung atau sampar unggas merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe H5N1 dari family Orthomyxoviridae.
Lebih terperinciPembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.
ANALISIS BENCANA DI INDONESIA BERDASARKAN DATA BNPB MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA MINING MAHESA KURNIAWAN 54412387 Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D. Bencana merupakan peristiwa yang dapat
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Banten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Imunisasi merupakan program pemerintah yang senantiasa digalakkan dalam upaya untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit dengan melakukan vaksinasi
Lebih terperinciPANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2
PANDUAN Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2 Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyakit
Lebih terperinciPanduan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular
Panduan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular A. Definisi Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular merupakan kegiatan/upaya melakukan pencegahan terhadap timbulnya penyakit menular. B. Ruang Lingkup Pelayanan
Lebih terperinciKEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG
KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG DATA SASARAN PROGRAM KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS
Lebih terperinciINFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE
INFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE I. Kondisi Umum Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan endemis di sebagian kabupaten/kota
Lebih terperinciPIDATO PENGANTAR MENTERI PERTANIAN PADA RAPAT KERJA DENGAN KOMISI IV DPR-RI TANGGAL 1 FEBRUARI 2007
PIDATO PENGANTAR MENTERI PERTANIAN PADA RAPAT KERJA DENGAN KOMISI IV DPR-RI TANGGAL 1 FEBRUARI 2007 Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh Saudara Ketua dan Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI, yang terhormat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Influenza merupakan penyakit saluran pernafasan akut yang di sebabkan infeksi Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C. Penyakit
Lebih terperinciROAD MAP NASIONAL PEMBERANTASAN RABIES DI INDONESIA
KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DIREKTORAT KESEHATAN HEWAN ROAD MAP NASIONAL PEMBERANTASAN RABIES DI INDONESIA N I KETUT DIARMITA DIREKTUR KESEHATAN HEWAN BOGOR,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2010 Kepala Pusat Data dan Surveilans Eidemiologi. dr. Jane Soepardi NIP
KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2008 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain
Lebih terperinci- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018
- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018 MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan kesehatan tersebut difokuskan pada usaha promotif dan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator pelayanan kesehatan dan capaian program kesehatan, yang meliputi indikator angka harapan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI ACEH, PROVINSI SUMATERA UTARA, PROVINSI RIAU,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Campak yang dikenal sebagai Morbili atau Measles, merupakan penyakit yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh virus, 90% anak yang tidak kebal akan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN
BADAN PUSAT STATISTIK No.06/02/81/Th.2017, 6 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO MALUKU PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,344 Pada September 2016,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 949/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 949/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM KEWASPADAAN DINI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit akibat virus yang ditularkan oleh vektor nyamuk dan menyebar dengan cepat. Data menunjukkan peningkatan 30 kali lipat dalam
Lebih terperinciPROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014 1 Jumlah kabupaten/kota 8 Tenaga Kesehatan di fasyankes Kabupaten 9 Dokter spesialis 134 Kota 2 Dokter umum 318 Jumlah 11 Dokter gigi 97 Perawat 2.645 2 Jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puncak kejadian leptospirosis terutama terjadi pada saat musim hujan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit leptospirosis terjadi di seluruh dunia, baik di daerah pedesaan maupun perkotaan, di daerah tropis maupun subtropis. Di daerah endemis, puncak kejadian leptospirosis
Lebih terperinciHasil Evaluasi Pelaksanaan Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik Implementasi Inpres No. 7 tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Dalam rangka implementasi
Lebih terperinciU r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan, sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Millenium
Lebih terperinciTIM PENYUSUN. Pengarah dr. Untung Suseno Sutardjo, M.Kes (Sekretaris Jenderal Kemenkes RI)
TIM PENYUSUN Pengarah dr. Untung Suseno Sutardjo, M.Kes (Sekretaris Jenderal Kemenkes RI) Ketua drg. Oscar Primadi, MPH (Kepala Pusat Data dan Informasi, Setjen. Kemenkes RI) Editor drg. R. Vensya Sitohang,
Lebih terperinciPertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS
Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS Semester II Tahun 2013 GROUP PENJAMINAN DIREKTORAT PENJAMINAN DAN MANAJEMEN RISIKO 0 DAFTAR ISI Jumlah BPR/BPRS Peserta Penjaminan Grafik 1 3 Pertumbuhan Simpanan pada
Lebih terperinciBPS PROVINSI SUMATERA SELATAN
BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No.53/09/16 Th. XVIII, 01 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA SELATAN MARET 2016 GINI RATIO SUMSEL PADA MARET 2016 SEBESAR
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Epidemiologi Penyakit Campak di Indonesia Tahun 2004-2008 5.1.1 Gambaran Penyakit Campak Berdasarkan Variabel Umur Gambaran penyakit campak berdasarkan variabel umur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,
Lebih terperinciPOKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017
POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017 Kepala Subdirektorat Keuangan Daerah Bappenas Februari 2016 Slide - 1 KONSEP DASAR DAK Slide - 2 DAK Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit campak merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak di seluruh dunia yang meningkat sepanjang tahun. Pada tahun 2005 terdapat 345.000 kematian di
Lebih terperinciRPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 56
AWAL 212 213 214 215 216 217 218 218 Angka Penemuan Kasus Malaria per 1. Penduduk
Lebih terperinciOleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan
Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Outline Paparan 1. Kinerja Pelaksanaan Rencana Kerja Kemenkes 2014-2015 - Capaian Indikator
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor lainnya. Sejalan dengan itu, sektor pertanian
Lebih terperinciFungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode. 1 010022 Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154
ALOKASI ANGGARAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN YANG DILIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR (Alokasi Anggaran Dekonsentrasi Per Menurut Program dan Kegiatan) (ribuan rupiah) 1 010022 : DKI Jakarta 484,909,154
Lebih terperinci2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 454, 2016 ANRI. Dana. Dekonsentrasi. TA 2016. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA
Lebih terperinciPENGENDALIAN PENYAKIT, SURVEILANS EPIDEMIOLOGI, IMUNISASI & KESEHATAN MATRA
Katalog Buku Pedoman pada Seksi P2P PENGENDALIAN PENYAKIT, SURVEILANS EPIDEMIOLOGI, IMUNISASI & KESEHATAN MATRA Seksi P2P DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG BIDANG PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT SEKSI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara khususnya negara-negara berkembang. Berdasarkan laporan The World
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Malaria sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama di berbagai negara khususnya negara-negara berkembang. Berdasarkan laporan The World Malaria Report 2005
Lebih terperinciSOSIOSFIR. Sosiosfir. Sosiosfir dan Kesehatan. Lingkungan yang tercipta akibat interaksi antar manusia secara menalar.
SOSIOSFIR Sosiosfir Lingkungan yang tercipta akibat interaksi antar manusia secara menalar. Pola pikir seseorang: Sikap, pengetahuan, kepercayaan dan norma. Pola pikir menentukan perilaku 1 2 Perilaku
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1479/MENKES/SK/X/2003 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1479/MENKES/SK/X/2003 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR DAN PENYAKIT TIDAK MENULAR TERPADU MENTERI KESEHATAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. mamalia dan memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi. Sangat sedikit penderita
PENDAHULUAN Latar Belakang Rabies adalah penyakit viral yang mempengaruhi sistem saraf pusat pada mamalia dan memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi. Sangat sedikit penderita yang dapat bertahan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.366, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.
BAB I PENDAHULUAN 1.4 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk keperedaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus aedes
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN ACEH, SUMATERA UTARA, RIAU,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.
No.1562, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciLampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga TA 2016
Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga TA 2016 Lampiran Perjanjian Kinerja Direktur Kesehatan Keluarga dengan Dirjen Kesehatan Masyarakat. Lampiran, Cakupan Indikator Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan musim hujan. Tata kota yang kurang menunjang mengakibatkan sering
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mengalami dua musim setiap tahun, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Tata kota yang kurang menunjang mengakibatkan sering terjadinya banjir di beberapa daerah.
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG KOMPONEN DALAM PENGHITUNGAN HARGA ECERAN TERTINGGI BUKU TEKS PELAJARAN MILIK KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
Lebih terperinciQS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 3 Maret 2016
QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 3 Maret 2016 PEMANFAATAN DANA PELATIHAN No Provinsi Kota / Kabupaten Jumlah kelurahan / Desa Alokasi Dana yang seharusnya
Lebih terperinciLaporan Keuangan UAPPA-E1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) No Uraian Estimasi Pendapatan
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Rp2.334.880.785 B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN B.1 Pendapatan Negara dan Hibah Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada Tahun Anggaran 2014
Lebih terperinci4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut:
NOMOR: NOTA DINAS Yth. : Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dari : Plh. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Hal : Laporan Perkembangan Serangan OPT, Banjir dan Kekeringan Tanggal : Maret 2017 Bersama ini
Lebih terperinciKEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017
KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017 TENTANG ALOKASI KUOTA AKREDITASI BAP PAUD DAN PNF TAHUN 2018
Lebih terperinciALOKASI TAHUN ANGGARAN 2016
Lampiran 1 Nomor 03 /Per/M.KUKM/I /2016 Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah ALOKASI TAHUN 2016 SASARAN (Jumlah) NO PROVINSI DAK TA.2016 PELATIHAN PENDAMPINGAN KET (ORANG) (ORANG) 1
Lebih terperinci