bimbingannya akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan naskah Laporan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "bimbingannya akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan naskah Laporan"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Puji Syukur Kami Panjatkan Kepada Allah SWT, karena hanya atas petunjuk dan bimbingannya akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan naskah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Blitar Tahun 2013, yang merupakan salah satu kewajiban Kepala Daerah sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Masyarakat. Pelaksanaan kewajiban sesuai dengan yang diamanatkan Undang-Undang tersebut sangat dirasakan manfaatnya bagi Bupati Blitar beserta seluruh jajaran Aparaturnya terutama dalam rangka mewujudkan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagai upaya untuk mewujudkan Good Governance. Seperti kita ketahui bersama, di era Reformasi saat ini, pemerintah daerah sebagai pengemban amanat Otonomi tidak berperan sebagai penguasa yang diikuti oleh masyarakat, namun justru sebagai pelayan dan abdi masyarakat dimana segala aktifitasnya dapat diketahui atau diakses oleh masyarakat. Berangkat dari pemahaman tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Blitar sangat berkomitmen dalam menyampaikan berbagai bentuk laporan yang menjadi kewajibannya, agar sedapat mungkin dapat memberikan gambaran kepada Pemerintah, DPRD dan masyarakat, atas pelaksanaan berbagai program pembangunan setiap tahunnya. Dengan demikian seluruh Stakeholder dapat mengetahui perkembangan hasil pelaksanaan program pembangunan daerah pada tahun tersebut, sekaligus turut berpartisipasi memberikan masukan untuk penyelenggaraan pemerintahan dareah pada tahun tahun berikutnya. i

2 Pada kesempatan yang baik ini dan atas selesainya penyusunan Laporan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Blitar tahun 2013 kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada : 1. Ketua dan seluruh anggota DPR Kabupaten Blitar, atas kerjasama yang telah terjalin dengan baik selama tahun 2013 sehingga penyelenggaraan program pembangunan tahun 2013 dapat terlaksana dengan baik ; 2. Seluruh Forpimda Kabupaten Blitar atas koordinasi dan kerjasamanya yang baik selama tahun 2013 ; 3. Sdr. Wakil Bupati Blitar, Sekretaris Daerah, Asisten Sekretaris Daerah, seluruh Kepala SKPD dan jajaran Aparatur di lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar, atas pelaksanaan tugas dan kewajiban selama tahun 2013 dalam mewujudkan pencapaian Visi dan Misi Daerah ; 4. Sdr. Pimpinan Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar serta lembaga atau instansi vertical lainnya yang telah membantu dalam menyediakan data yang sangat berguna dalam penyusunan LKPJ tahun 2013 ; 5. Seluruh Tim Penyusunan naskah LKPJ yang telah bekerja keras guna mengumpulkan data, melakukan editing, konfirmasi dan penyempurnaan naskah sehingga naskah LKPJ ini dapat tersaji dengan baik ; 6. Seluruh pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan baik moril dan materiilnya guna kelancaran penyusunan naskah LKPJ. Demikian yang dapat disampaiakan dalam rangka mengantar Naskah LKPJ Bupati Blitar Tahun Semoga Naskah ini dapat dijadikan bahan evaluasi atas pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah selama tahun 2013, sekaligus dapat bermanfaat bagi semua pihak guna merumuskan perencanaan pembangunan di tahun tahun mendatang, sehingga apa yang kita harapkan yaitu pencapaian Visi dan Misi Kabupaten Blitar yang telah dicanangkan dapat terwujud. ii

3 Akhirnya semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan dan ridho-nya kepada kita semua, dalam rangka pengabdian kita kepada masyarakat Kabupaten Blitar, Bangsa dan Negara yang kita cintai ini, Amin. Blitar, Maret 2014 BUPATI BLITAR HERRY NOEGROHO iii

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL BAB I PENDAHULUAN BAB I - 1 A. DASAR HUKUM BAB I - 1 B. GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR BAB I Kondisi Geografis dan Topografi BAB I Gambaran Umum Demografi BAB I Kondisi Perekonomian Kabupaten Blitar BAB I - 17 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH BAB II - 1 A. VISI DAN MISI BAB II Visi BAB II Misi BAB II - 6 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH BAB II Strategi Pembangunan Daerah BAB II Arah Kebijakan Pembangunan Daerah BAB II - 9 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 BAB II - 13 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III - 1 A. KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAHBAB III - 2 B. KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN BELANJA DAERAH BAB III - 7 C. KEBIJAKAN UMUM PEMBIAYAAN DAERAH BAB III - 13 D. TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH BAB III - 14 E. PAGU DAN REALISASI BELANJA DAERAH BAB III - 38 F. PAGU DAN REALISASI PEMBIAYAAN DAERAH BAB III - 45 BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV - 1 A. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN BAB IV - 2 B. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN BAB IV - 97 BAB V PELAKSANAAN TUGAS PEMBANTUAN BAB V - 1 A. Tugas Pembantuan Yang Diterima BAB V - 3 B. Tugas Pembantuan Yang Diberikan BAB V - 16 C. Kendala Yang Dihadapi dan Solusi BAB V - 16 BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN BAB VI - 1 A. Kerjasama Antar Daerah BAB VI - 2 B. Kerjasama Dengan Pihak Ketiga BAB VI - 3 C. Koordinasi dengan Instansi Vertikal di daerah BAB VI - 3 D. Pembinaan Batas Wilayah BAB VI - 5 E. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana BAB VI - 5 F. Pengelolaan Kawasan Khusus BAB VI - 7 G. Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban BAB VI - 20 Umum ` BAB VII PENUTUP BAB VII - 1

5 DAFTAR TABEL HAL Tabel 1.1 Tabel 1.2 Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk, dan Sex Ratio Penduduk di Kabupaten Blitar Tahun Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) dan Peserta KB Aktif di Kabupaten Blitar Tahun BAB I - 8 BAB I - 8 Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Blitar Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2013 BAB I - 9 Tabel 1.4 Tabel 1.5 Tabel 1.6 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blitar Atas Dasar Harga Konstan Tahun (%) BAB I - 19 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Blitar Atas BAB I - 20 Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor (%) Tahun Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blitar Sektor BAB I - 23 Pertanian Atas Dasar Harga Konstan Tahun (%) Tabel 2.1 Hubungan Prioritas Pembangunan Daerah dalam RPJMD dengan Prioritas Pembangunan Daerah 2013 BAB II - 14 Tabel 3.1 Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)Tahun BAB III Tabel 3.2 Realisasi Pajak Daerah Tahun 2013 BAB III - 17 Tabel 3.3 Realisasi Retribusi Jasa Umum Tahun 2013 BAB III - 19 Tabel 3.4 Realisasi Retribusi Jasa Usaha Tahun 2013 BAB III - 22 Tabel 3.5 Realisasi Retribusi Perijinan Tertentu Tahun 2013 BAB III - 26 Tabel 3.6 Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang BAB III - 27 Dipisahkan Tahun 2013 Tabel 3.7 Target dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan Asli BAB III - 28 Daerah Yang Sah Tabel 3.8 Target dan Realisasi Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil BAB III - 32 Bukan Pajak Tahun 2013 Tabel 3.9 Target dan Realisasi Penerimaan Dana Alokasi BAB III - 34 Khusus Tahun 2013 Tabel 3.10 Target dan realisasi Dana Bagi Hasil Pajak Dari BAB III - 36 Provinsi dan pemerintah Daerah Lainnya Tahun 2013 Tabel 3.11 Target dan Realisasi Dana Penyesuaian dan BAB III - 37 Otonomi Khusus Tahun 2013 Tabel 3.12 Target dan Realisasi Bantuan keuangan dari BAB III - 38 Propinsi Tahun 2013 Tabel 3.13 Pagu dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun BAB III

6 Tabel 3.14 Pagu dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2013 BAB III - 44 Tabel 3.15 Pagu dan Realisasi Pembiayaan Tahun 2013 BAB III - 45 Tabel 4.1 Capaian Kinerja Urusan Pendidikan Tahun 2013 BAB IV - 5 Tabel 4.2 Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan BAB IV - 11 Tahun 2013 Tabel 4.3 Target dan Capaian Kinerja Pelayanan RSUD Ngudi BAB IV - 12 Waluyo Wlingi Tahun 2013 Tabel 4.4 Jumlah Kasus Penyakit Menular di Kabupaten BAB IV - 13 Blitar Tahun 2013 Tabel 4.5 Realisasi Pelayanan Jaminan Kesehatan dan BAB IV - 14 Jaminan Persalinan Kabupaten Blitar Tahun 2013 Tabel 4.6 Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Tahun BAB IV Tabel 4.7 Capaian Kinerja Badan Lingkungan Hidup Tahun BAB IV Tabel 4.8 Target dan Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan BAB IV - 20 Umum oleh Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Tahun 2013 Tabel 4.9 Hasil Kegiatan Pembangunan Dinas PU Bina Marga BAB IV - 21 dan Pengairan Tahun Tabel 4.10 Kondisi Jalan dan Irigasi Kabupaten Blitar Tahun BAB IV Tabel 4.11 Hasil Kegiatan Pembangunan Urusan Pekerjaan BAB IV - 24 Umum oleh Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Tahun 2013 Tabel 4.12 Target dan Capaian Kinerja Urusan Perumahan BAB IV - 33 Tahun 2013 Tabel 4.13 Target dan Capaian Kinerja Urusan Pemuda dan BAB IV - 34 Olahraga Tahun 2013 Tabel 4.14 Jumlah SK Perijinan yang Diterbitkan oleh KPTSP BAB IV - 37 Kabupaten Blitar Tahun Tabel 4.15 Realisasi Investasi Daerah Non PMA/PMDN Tahun BAB IV Tabel 4.16 Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan UKM 2013 BAB IV - 41 Tabel 4.17 Perkembangan Koperasi dan UMKM di Kabupaten Blitar Tahun Tabel 4.18 Target dan Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013 Tabel 4.19 Perkembangan Ketenagakerjaan Kabupaten Blitar Tahun 2013 Tabel 4.20 Target dan Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan Tahun 2013 Tabel 4.21 Target dan Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2013 BAB IV - 42 BAB IV - 44 BAB IV - 46 BAB IV - 49 BAB IV - 52 Tabel 4.22 Tabel 4.23 Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan BAB IV - 53 Anak yang Dilaporkan Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan BAB IV - 55 keluarga Sejahtera Tahun 2013

7 Tabel 4.24 Capaian Program Keluarga Berencana Tahun 2013 BAB IV - 56 Tabel 4.25 Jumlah Keluarga Sesuai Tahapan Keluarga Tahun BAB IV Tabel 4.26 Capaian Kinerja Urusan Perhubungan Tahun 2013 BAB IV - 58 Tabel 4.27 Angkutan Trayek di Kabupaten Blitar Tahun 2013 BAB IV - 59 Tabel 4.28 Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan BAB IV - 61 Informatika Tahun 2013 Tabel 4.29 Capaian Kinerja Urusan Pertanahan 2013 BAB IV - 63 Tabel 4.30 Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan BAB IV - 68 Politik Dalam Negeri 2013 Tabel 4.31 Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah, BAB IV - 78 pemerintahan Umum, Administrasi keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian (yang dilaksanakan oleh BKD) Tahun 2013 Tabel 4.32 Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah, BAB IV - 80 pemerintahan Umum, Administrasi keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian (yang dilaksanakan oleh Inspektorat) Tahun 2013 Tabel 4.33 Kasus Pengaduan yang Ditangani Oleh Inspektorat BAB IV - 81 Tahun 2013 Tabel 4.34 Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah, BAB IV - 83 pemerintahan Umum, Administrasi keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian (yang dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan) Tahun 2013 Tabel 4.35 Capaian Kinerja Urusan Sosial 2013 BAB IV - 88 Tabel 4.36 Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan 2013 BAB IV - 91 Tabel 4.37 Capaian Kinerja Urusan Statistik 2013 BAB IV - 93 Tabel 4.38 Capaian Kinerja Urusan Kearsipan 2013 BAB IV - 94 Tabel 4.39 Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan BAB IV - 96 Tabel 4.40 Capaian Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan BAB IV Tabel 4.41 Produksi Perikanan Tangkap Laut Tahun BAB IV Tabel 4.42 Produksi Perikanan Budidaya Tahun BAB IV Tabel 4.43 Produksi Ikan Hias Tahun BAB IV Tabel 4.44 Capaian Kinerja Urusan Pertanian (Sub Sektor BAB IV Pertanian) 2013 Tabel 4.45 Peruntukan Lahan Sawah di Kabupaten Blitar BAB IV Tabel 4.46 Penggunaan Lahan Non Sawah di Kabupaten Blitar BAB IV Tabel 4.47 Capaian Kinerja Urusan Pertanian (oleh BP4K) BAB IV Tahun 2013 Tabel 4.48 Capaian Kinerja Urusan Pertanian (Sub Sektor BAB IV Perkebunan) Tahun 2013 Tabel 4.49 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat BAB IV - 116

8 Tabel 4.50 Capaian Kinerja Urusan Pertanian (Sub Sektor BAB IV Peternakan) Tahun 2013 Tabel 4.51 Perkembangan Populasi Ternak Tahun 2011 s/d BAB IV Tahun 2013 Tabel 4.52 Capaian Kinerja Urusan Kehutanan Tahun 2013 BAB IV Tabel 4.53 Perkembangan Produksi Hutan Rakyat Kabupaten BAB IV Blitar Tahun Tabel 4.54 Luas Lahan Kritis di Kabupaten Blitar Tahun 2013 BAB IV Tabel 4.55 Capaian Kinerja Urusan Pariwisata 2013 BAB IV Tabel 4.56 Perkembangan Kepariwisataan di Kabupaten Blitar BAB IV Tahun Tabel 4.57 Perolehan PAD dari Sektor Pariwisata Tahun BAB IV Tabel 4.58 Perkembangan Penerimaan PAD dari BUMD Tahun BAB IV Tabel 5.1 SKPD Kabupaten Blitar Penerima Tugas BAB V - 5 Pembantuan Tahun 2013 Tabel 6.1 Kejadian Bencana di Kabupaten Blitar Tahun 2013 BAB VI - 6 Tabel 6.2 Kegiatan Kantor Ketahanan Pangan Dalam BAB VI - 6 Antisipasi Bencana Tabel 6.3 Jenis dan Penanggulangan Bencana BAB VI - 8 Tabel 6.4 Produksi Hutan negara di Wilayah Kabupaten BAB VI - 11 Blitar Tabel 6.5 Kegiatan Penyelenggaraan Trantibum di Wilayah BAB VI - 14 kabupaten Blitar Tahun 2013

9 DAFTAR GAMBAR HAL Gambar 1.1 Peta Kabupaten Blitar BAB I - 4 Gambar 1.2 Perbandingan Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan di Kabupaten Blitar Tahun BAB I - 7 Gambar 1.3 Piramida Penduduk Kabupaten Blitar Tahun 2013 BAB I - 11 Gambar 1.4 Gambar 1.5 Gambar 1.6 Persentase Penduduk Kabupaten Blitar Tahun 2013 Menurut Golongan Usia Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Blitar Tahun Nilai Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan, dan Indeks Daya Beli Penduduk Kabupaten Blitar Tahun BAB I - 12 BAB I - 13 BAB I - 14 Gambar 1.7 Gambar 1.8 Gambar 1.9 Angka Melek Huruf (%) Kabupaten Blitar dan Propinsi Jawa Timur Tahun Angka Rata-Rata Lama Sekolah (Mean Years School/MYS) Kabupaten Blitar dan Propinsi Jawa Timur Tahun Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Blitar dan Propinsi Jawa Timur Tahun Gambar 1.10 PPP Kabupaten Blitar dan Propinsi Jawa Timur (Ribu Rupiah) Tahun Gambar 1.11 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Blitar dan Propinsi Jawa Timur (%) Tahun Gambar 1.12 PDRB Kabupaten Blitar ADHB dan ADHK (juta rupiah) Tahun Gambar 1.13 Kontribusi Sektor Primer, Sekunder, dan Tersier (%) dalam Perekonomian Kabupaten Blitar Tahun Gambar 1.14 Distribusi Persentase PDRB ADHB pada Sektor Pertanian Tahun BAB I - 15 BAB I - 16 BAB I - 16 BAB I - 17 BAB I - 18 BAB I - 19 BAB I - 21 BAB I - 22 Gambar 1.15 Peternakan Unggas dan Sapi di Kabupaten Blitar BAB I - 23 Gambar 1.16 Perbandingan Pertumbuhan PDRB Per Kapita (ADHB) dan Inflasi Kabupaten Blitar Tahun BAB I - 25

10 Gambar 1.17 Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Blitar (%) Tahun Gambar 1.18 Persentase Pengangguran Terhadap Angkatan Kerja di Kabupaten Blitar Tahun 2013 BAB I - 26 BAB I - 27 Grafik 3.1 Komposisi Pendapatan Daerah Tahun 2013 BAB III - 2 Grafik 3.2 Perkembangan Penerimaan Daerah Tahun BAB III Grafik 3.3 Belanja Daerah Tahun 2013 BAB III - 10 Grafik 3.4 Belanja Tidak Langsung Tahun 2013 BAB III - 11 Grafik 3.5 Belanja Langsung Tahun 2013 BAB III - 12 Grafik 3.6 Target dan Realisasi Penerimaan Pendapatan BAB III - 14 Daerah Tahun 2013 Grafik 3.7 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah BAB III - 15 Tahun 2013 Grafik 3.8 Realisasi Pajak Daerah Tahun 2013 BAB III - 16 Grafik 3.9 Realisasi Retribusi Daerah Tahun 2013 BAB III - 19 Grafik 3.10 Realisasi Dana Perimbangan Tahun 2013 BAB III - 31 Grafik 3.11 Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah BAB III - 35 yang Sah Tahun 2013 Grafik 3.12 Pagu dan Realisasi Belanja Daerah Tahun 2013 BAB III - 39 Grafik 4.1 Perkembangan Produksi Tanaman Pangan Utama BAB IV Grafik 4.2 Perkembangan Produksi Tanaman Sayuran dan BAB IV Buah Semusim Kabupaten Blitar ( ) Grafik 4.3 Perkembangan Produksi Tanaman Buah Tahunan BAB IV Kabupaten Blitar ( ) Grafik 4.4 Perkembangan Produksi Ternak Kabupaten Blitar BAB IV Grafik 4.5 Perkembangan Industri Kecil Kabupaten Blitar Tahun BAB IV - 129

11 BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Otonomi daerah merupakan bentuk kewenangan dan kewajiban suatu daerah dalam mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu daerah. Kebijakan mengenai otonomi daerah diatur dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Tujuan pemberian hak otonomi kepada Pemerintah Daerah dimaksudkan untuk mempercepat terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. Pelaksanaan otonomi daerah tentunya harus dilaksanakan seiring dengan upaya mewujudkan pemerintah yang bersih, bertanggungjawab, serta mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif dan efisien sesuai prinsip tata pemerintahan. Pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah daerah setiap tahunnya dilaporkan kepada DPRD melalui Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah. Hal tersebut sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat. Mekanisme penyampaian LKPJ diawali dengan penyampaian laporan tersebut oleh Bupati Blitar kepada DPRD dalam rapat paripurna DPRD, yang kemudian dibahas secara internal oleh Panitia Khusus (Pansus) sesuai dengan tata tertib DPRD. Hasil pembahasan internal tersebut dituangkan dalam keputusan DPRD selambat-lambatnya I - 1

12 30 hari setelah LKPJ diterima. Keputusan DPRD, untuk selanjutnya, disampaikan kepada Bupati sebagai rekomendasi perbaikan penyelenggaraan pemerintahan daerah kedepan. Penyusunan dan penyampaian LKPJ merupakan wujud kerjasama dan kemitraan antara eksekutif dan legislatif dalam suatu daerah 1. Hubungan kemitraan tersebut sangat penting dalam rangka menyusun kebijakan daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah sebaik mungkin. Secara garis besar, dasar hukum yang menjadi landasan dalam penyusunan LKPJ Bupati Blitar berpedoman pada: 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur; 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota; 6. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengamanatkan bahwa hubungan antara pemerintah dan DPRD merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Hubungan setara dimaknai bahwa diantara dua lembaga tersebut memiliki kedudukan yang sama dan sejajar dalam menjalankan fungsi dan tugas pokok masingmasing I - 2

13 7. Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Blitar Tahun ; 8. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Blitar Tahun ; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 1 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 6 Tahun 2013 tentang Perubahan APBD Kabupaten Blitar Tahun Anggaran 2013; 11. Peraturan Bupati Blitar Nomor 17 Tahun 2012 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Blitar Tahun 2013; 12. Peraturan Bupati Blitar Nomor 1 Tahun 2013 tentang Penjabaran APBD Kabupaten Blitar Tahun Anggaran 2013; 13. Peraturan Bupati Blitar Nomor 38 Tahun 2013 tentang Penjabaran Perubahan APBD Kabupaten Blitar Tahun Anggaran B. Gambaran Umum Kabupaten Blitar 1. Kondisi Geografis dan Topografi Kabupaten Blitar merupakan salah satu wilayah di bagian selatan Provinsi Jawa Timur yang secara geografis terletak diantara ' ' Bujur Timur dan ' 8 0 9'5'' Lintang Selatan. Sementara itu secara administratif, Kabupaten Blitar berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang di sebelah utara, Kabupaten Malang di sebelah timur, Samudera Indonesia di sebelah selatan serta Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri di sebelah barat. Letak yang cukup strategis tersebut menjadikan perkembangan kabupaten yang mempunyai luas wilayah 1.588,79 km² dan terbagi ke dalam 22 kecamatan, 248 desa dan 24 kelurahan ini layak diperhitungkan. I - 3

14 Gambar 1.1 Peta Kabupaten Blitar Kondisi alam Kabupaten Blitar sangat beragam, terdiri dari wilayah pegunungan, dataran rendah, daerah aliran sungai dan pesisir. Secara spesifik, kondisi topografi kabupaten yang memiliki ketinggian wilayah ± 167 meter adalah sebagai berikut: 1. Wilayah utara memiliki kemiringan berkisar 2% - 15%, 15% - 40% dan lebih besar dari 40%, dengan relief bergelombang hingga berbukit. Wilayah ini merupakan bagian dari wilayah Gunung Kelud dan Gunung Butak. 2. Wilayah Tengah merupakan daerah yang relatif datar dengan kemiringan 0-20%. Namun, bagian timur dari wilayah ini agak bergelombang dengan kemiringan rata-rata 2-15%. I - 4

15 3. Wilayah Selatan yang sebagian besar merupakan wilayah perbukitan dengan kemiringan 15% - 40%. Terdapat sebagian kecil dari wilayah ini yang berada di sekitar DAS Brantas dengan kontur agak landai antara 0-20%. Diantara dua wilayah (Blitar Utara dan Selatan) membentang Sungai Brantas, yang merupakan sungai terpanjang ke dua di Jawa Timur setelah Bengawan Solo (sebagian alirannya terdapat di Propinsi Jawa Tengah). Sungai ini sekaligus merupakan muara dari sungai-sungai utama yang mengalir dari bagian utara Kabupaten Blitar seperti Sungai Lekso dan Sungai Putih. Adanya daerah aliran sungai di bagian tengah ini ditambah dengan kondisi alam berupa dataran rendah yang membentang sampai ke bagian barat membuat Kabupaten Blitar mengandalkan dan menggantungkan diri pada sektor pertanian. Kabupaten Blitar bagian utara merupakan daerah pegunungan alluvial yang sangat subur. Bagian ini mencakup 56,6% dari total luas wilayah yang meliputi empat belas kecamatan, antara lain Kecamatan Kanigoro, Talun, Selopuro, Kesamben, Selorejo, Doko, Wlingi, Gandusari, Garum, Nglegok, Sanankulon, Ponggok, Srengat, Wonodadi, dan Udanawu. Disamping karena banyaknya aliran sungai yang melintas, Gunung Kelud yang hingga saat ini masih menyimpan aktivitas vulkanik, menjadi salah satu faktor penyebab suburnya daerah yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Kediri ini. Dengan aliran air yang mencukupi setiap tahunnya, wilayah ini juga sesuai untuk budidaya perikanan, baik perikanan konsumsi maupun ikan hias yang salah satu jenisnya merupakan komoditas unggulan Kabupaten Blitar yaitu ikan Koi. Kondisi ini berbanding terbalik dengan wilayah bagian selatan kabupaten ini yang mencakup Kecamatan Bakung, Wonotirto, Panggungrejo, Wates, Binangun, Sutojayan, dan Kademangan. Pegunungan kapur yang membentang di sepanjang pesisir pantai selatan menjadikan wilayah yang sering disebut area I - 5

16 Blitar Selatan ini kurang subur. Namun begitu, masyarakat di daerah ini tidak pantang menyerah. Tanaman tahunan seperti jati, maupun tanaman lain seperti cabai dan ketela pohon terus dibudidayakan. Walaupun daerah Blitar selatan kurang mendapat asupan lahan subur, potensi yang ada di wilayah tersebut juga tidak sedikit. Bahan tambang golongan C seperti Feldspar, Kaolin, Zeolit, Pasir Besi dan Batu Kapur merupakan produk unggulan wilayah ini. Keberadaan bahan tambang tersebut sebagian telah dieksploitasi, seperti penambangan Kaolin di Kecamatan Bakung dan Sutojayan, Ball Clay di Kecamatan Sutojayan, Bentoit di Kecamatan Binangun, Batu Bintang di Kecamatan Binangun, Panggungrejo, Wonotirto dan Sutojayan, Batu Tufa di Kecamatan Wates, Feldspar di Kecamatan Sutojayan dan Kecamatan Panggungrejo, serta Pasir besi yang berada di Kecamatan Bakung dan Panggungrejo. Pengembangan eksplorasi potensi tambang yang dimiliki masih terus diupayakan pemerintah daerah agar kesenjangan antara Blitar bagian utara dan selatan tidak terlalu besar. Letak geografis Kabupaten Blitar yang berbatasan langsung dengan kabupaten/kota di sekitarnya dengan berbagai kultur maupun budaya, sedikit banyak juga memberikan pengaruh bagi tata kehidupan masyarakat Blitar. Seperti di wilayah barat, kebudayaan masyarakatnya condong ke budaya mataraman yang merujuk pada suatu teritori budaya maupun dialek yang digunakan wilayah tersebut. Sedangkan di bagian timur cenderung pada dialek yang diucapkan oleh penduduk Kabupaten Malang atau yang lazim disebut budaya arek. 2. Gambaran Umum Demografi Secara umum, aspek demografis Kabupaten Blitar yang akan disajikan pada bagian ini meliputi pertumbuhan penduduk dan persebarannya, serta struktur dan karateristik penduduknya. I - 6

17 Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Blitar mencatat bahwa pada 2013, jumlah penduduk Kabupaten Blitar sebesar jiwa. Jumlah tersebut menunjukkan adanya peningkatan dari jumlah penduduk tahun sebelumnya sebanyak jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,43%. Selama tiga tahun terakhir, kondisi jumlah penduduk Kabupaten Blitar ditunjukkan oleh grafik di bawah ini. Gambar 1.2 Perbandingan Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan di Kabupaten Blitar Tahun , , , , , , Laki-Laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014 (diolah) Dari ilustrasi di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2013, populasi penduduk perempuan di Kabupaten Blitar melampaui jumlah penduduk laki-laki. Kondisi tersebut berbeda dengan kondisi dua tahun sebelumnya dimana populasi penduduk laki-laki Kabupaten Blitar lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Hal tersebut sesuai dengan angka sex ratio yang disajikan pada tabel berikut. I - 7

18 Tabel 1.1 Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk, dan Sex Ratio Penduduk di Kabupaten Blitar Tahun Indikator Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 0,48 0,42 0,43 Sex Ratio 100,4 100,4 99,9 Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014 (diolah) Pada 2013, angka sex ratio sebesar 99,9 di atas menunjukkan bahwa dalam 1000 jiwa penduduk perempuan terdapat 999 jiwa penduduk laki-laki. Angka sex ratio tersebut berguna bagi perencanaan pembangunan khususnya dalam rangka pelaksanaan program kesetaraan gender. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Blitar selama kurun waktu tiga tahun terakhir berkisar di bawah 0,5%. Hal ini mengindikasikan bahwa program pengendalian penduduk melalui program Keluarga Berencana yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Pusat sejak tahun 1970-an mampu dilaksanakan secara efektif oleh Pemerintah Kabupaten Blitar. Hal tersebut ditunjukkan oleh meningkatnya persentase pasangan usia subur (PUS) yang secara aktif melaksanakan program KB seperti ditunjukkan oleh tabel di bawah ini. Tabel 1.2 Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) dan Peserta KB Aktif di Kabupaten Blitar Tahun Uraian PUS Peserta KB Aktif Persentase 72,26 72,78 73,50 Sumber: BPPKB Kab. Blitar, 2014 I - 8

19 Jumlah penduduk Kabupaten Blitar yang tersebar di seluruh kecamatan memiliki kepadatan sebesar 712 jiwa/km 2. Persebaran penduduk tersebut memperlihatkan bahwa Kecamatan Ponggok memiliki jumlah penduduk terbanyak diantara 22 kecamatan yang ada, yaitu sebesar jiwa. Namun, dilihat dari kepadatan penduduk di masing-masing wilayah kecamatan menunjukkan bahwa Kecamatan Sanankulon merupakan kecamatan terpadat dengan kepadatan penduduk jiwa/km 2. Kondisi ini berbeda dengan Kecamatan Wonotirto yang terletak di Blitar bagian selatan yang hanya memiliki kepadatan penduduk 216 jiwa/km 2. Kecamatan Wonotirto tersebut merupakan kecamatan terluas yang mencakup 10% lebih dari luas wilayah Kabupaten Blitar. Selain Wonotirto, Kecamatan Bakung yang juga terletak di Blitar selatan merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu sebanyak jiwa dengan kepadatan terendah kedua sebesar 227 jiwa/km 2. Secara lengkap, persebaran penduduk Kabupaten Blitar disajikan pada tabel berikut. Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Blitar Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2013 No Kecamatan Luas Wilayah (Km 2 ) Penduduk (Jiwa) Laki-laki Perempuan Jumlah Sex rasio (%) Kepadatan (Jiwa/Km 2 ) 1 Bakung 111, , Wonotirto 164, , Panggungrejo 119, , Wates 68, , Binangun 76, , Sutojayan 44, , Kademangan 105, , Kanigoro 55, , Talun 49, , Selopuro 39, , Kesamben 56, , Selorejo 52, , Doko 70, , Wlingi 66, ,1 758 I - 9

20 No Kecamatan Luas Wilayah (Km 2 ) Penduduk (Jiwa) Laki-laki Perempuan Jumlah Sex rasio (%) Kepadatan (Jiwa/Km 2 ) 15 Gandusari 88, , Garum 54, , Nglegok 92, , Sanankulon 33, , Ponggok 103, , Srengat 53, , Wonodadi 40, , Udanawu 40, ,6 976 Kabupaten Blitar 1.588, ,9 712 Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014 Dari tabel di atas, nampak bahwa persebaran penduduk Kabupaten Blitar masih terkonsentrasi di wilayah tengah yang secara geografis memiliki kemudahan akses terhadap sarana transportasi, komunikasi maupun sarana lainnya seperti Kecamatan Sanankulon, Kanigoro, Talun, Srengat, dan Garum yang merupakan lima kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi. Terkonsentrasinya penduduk di beberapa wilayah tersebut menunjukkan pula besarnya potensi sumber daya manusia yang ada. Oleh karenanya, kondisi yang demikian perlu diimbangi dengan upaya penciptaan lapangan kerja yang sebaiknya disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing wilayah serta upaya penataan ruang yang memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga dampak negatif yang ditimbulkan dari tingginya kepadatan penduduk dapat diminimalisir. Misalnya, pengelolaan wilayah dan penataan ruang di Kecamatan Kanigoro sebagai ibukota Kabupaten Blitar, yang merupakan wilayah terpadat kedua, perlu dilakukan secara serius sejak dini agar tidak menimbulkan permasalahan yang kompleks di masa yang akan datang. Sementara itu, dapat dikatakan pula bahwa kemudahan aksesibilitas terhadap infrastruktur dan sarana penunjang lain masih perlu ditingkatkan di wilayah kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah antara lain Kecamatan Wonotirto, Bakung, Panggungrejo, dan Wates yang semuanya berada di wilayah I - 10

21 Blitar Selatan. Mengingat kondisi geografis yang kurang begitu subur, potensi sumber daya manusia yang ada di wilayah tersebut perlu diberdayakan agar mampu memanfaatkan potensi alam yang ada baik di sektor pertambangan dan penggalian maupun sektor pertanian dengan spesifikasi perkebunan dan perikanan laut dengan memperhatikan kearifan dalam pengelolaan lingkungan. Upaya-upaya tersebut pada akhirnya akan mampu mengurangi disparitas antara wilayah utara dan selatan yang selama ini merupakan tantangan pembangunan di Kabupaten Blitar. Berbicara mengenai karakteristik kependudukan, struktur penduduk Kabupaten Blitar pada 2013 dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut. Gambar 1.3 Piramida Penduduk Kabupaten Blitar Tahun Perempuan Laki-laki Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014 (diolah) Dari piramida penduduk tersebut, penduduk Kabupaten Blitar mayoritas berada pada rentang usia tahun yang disebut sebagai usia produktif dengan persentase sebesar 66,21%. Sisanya merupakan usia non produktif yang terdiri I - 11

22 dari penduduk usia muda yang memiliki usia < 15 tahun sebesar 24,91% dan penduduk usia lanjut dengan usia 65 tahun sebesar 8,88%. Gambar 1.4 Persentase Penduduk Kabupaten Blitar Tahun 2013 Menurut Golongan Usia Usia Muda (< 15) Usia Produktif (15-64) Usia Lanjut ( 65) Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014 (diolah) Melalui informasi di atas, dapat diketahui bahwa Kabupaten Blitar memiliki potensi besar dalam hal penyediaan tenaga kerja yang ditunjukkan dengan besarnya persentase usia produktif. Hal tersebut perlu diimbangi dengan tingginya kualitas sumber daya manusia agar mampu bersaing di pasar tenaga kerja. Selain itu, diperoleh informasi pula bahwa dependency ratio atau rasio ketergantungan yang merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia non produktif dan usia produktif Kabupaten Blitar sebesar 0,51. Angka tersebut memiliki arti bahwa setiap 100 orang yang berusia kerja (dan dianggap produktif) menanggung sebanyak 51 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Rasio ketergantungan ini merupakan salah satu indikator demografi penting yang menunjukkan bahwa semakin kecil rasio tersebut maka semakin baik pula kondisi penduduknya. I - 12

23 Untuk mengetahui kualitas sumber daya manusia suatu wilayah, penelaahan terhadap nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) perlu dilakukan. IPM Kabupaten Blitar terus mengalami peningkatan setiap tahunnya seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini. Gambar 1.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Blitar Tahun Kab Blitar Prov Jatim Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014 Nilai IPM pada 2013 sebesar 74,76 mendudukkan Kabupaten Blitar pada urutan ke-13 dari 38 kabupaten dan kota di Propinsi Jawa Timur. Hal tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Blitar masih perlu berupaya meningkatkan pembangunan manusia baik dari sisi ekonomi, pendidikan, serta kesehatan. Hal tersebut ditunjukkan oleh pencapaian nilai IPM daerah lain di sekitar wilayah Kabupaten Blitar yang memiliki struktur dan kultur serupa, antara lain Kota Blitar (78,63 atau urutan ke-3), Kabupaten Tulungagung (74,89 atau urutan ke-11), Kabupaten Trenggalek (74,45 atau urutan ke-15) dan Kabupaten Kediri (73,09 atau urutan ke-19). Nilai IPM tersebut tersusun dari tiga komponen yaitu Indeks Pendidikan yang mencerminkan seberapa luas pengetahuan dan tingkat pendidikan dari I - 13

24 masyarakat, Indeks Kesehatan yang mencerminkan tingkat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat, serta Indeks Daya Beli yang menggambarkan kemampuan daya beli masyarakat. Nilai masing-masing indeks tersebut untuk Kabupaten Blitar disajikan pada gambar di bawah ini. Gambar 1.6 Nilai Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan, dan Indeks Daya Beli Penduduk Kabupaten Blitar Tahun Indeks Pendidikan Indeks Kesehatan Indeks Daya Beli Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014 Indeks Pendidikan dihitung berdasarkan Angka Melek Huruf (AMH) dan rata-rata lama sekolah (Mean Years School / MYS). BPS Kab. Blitar mencatat AMH Kabupaten Blitar pada 2013 sebesar 92,08 yang berarti 92% penduduk usia 10 tahun keatas dapat membaca dan menulis huruf latin maupun huruf lainnya. Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 0,03% dari AMH tahun sebelumnya. Pencapaian AMH Kabupaten Blitar dalam kurun waktu lima tahun terakhir melampaui pencapaian AMH Propinsi Jawa Timur. I - 14

25 Gambar 1.7 Angka Melek Huruf (%) Kabupaten Blitar dan Propinsi Jawa Timur Tahun Kab. Blitar Jatim Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014 Sementara itu tercatat MYS Kabupaten Blitar pada 2013 sebesar 7,43. Dari nilai MYS tersebut, rata- rata penduduk Kabupaten Blitar hanya bersekolah selama 7 tahun atau hanya berhenti sampai pendidikan wajib belajar sembilan tahun. Pencapaian angka tersebut tidak jauh berbeda dengan angka rata-rata lama sekolah Propinsi Jawa Timur sebesar 7,5. Gambar 1.8 Angka Rata-Rata Lama Sekolah (Mean Years School/MYS) Kabupaten Blitar dan Propinsi Jawa Timur Tahun Kab. Blitar Jatim Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014 I - 15

26 Angka Harapan hidup (AHH) Kabupaten Blitar yang mencerminkan indeks kesehatan pada 2013 tercatat sebesar 71,46 atau dengan kata lain penduduk Kabupaten Blitar memiliki harapan untuk hidup sampai dengan usia 71 tahun. Angka tersebut naik sebesar 0,16 dibanding tahun sebelumnya. Gambar 1.9 Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Blitar dan Propinsi Jawa Timur Tahun Kab. Blitar Jatim Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014 Selanjutnya, tingkat kehidupan layak masyarakat yang ditunjukkan oleh indeks daya beli diukur melalui pengeluaran per kapita yang telah disesuaikan dengan daya beli (Purchasing Power Parity/PPP). PPP Kabupaten Blitar pada 2013 sebesar Rp ,00 berada di atas nilai PPP Propinsi Jawa Timur yang berada pada angka Rp ,00. I - 16

27 Gambar 1.10 PPP Kabupaten Blitar dan Propinsi Jawa Timur (Ribu Rupiah) Tahun Kab. Blitar Jatim Sumber: BPS Kab. Blitar, Kondisi Perekonomian Kabupaten Blitar Untuk melihat pencapaian pembangunan ekonomi suatu wilayah, termasuk Kabupaten Blitar, tidak dapat dilepaskan dari laju pertumbuhan ekonomi karena indikator tersebut dapat menggambarkan pergerakan dari siklus perekonomian suatu wilayah. Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Blitar, terlihat bahwa aktivitas perekonomian Kabupaten Blitar yang sempat mengalami perlambatan pada kembali mengalami percepatan sejak 2010, meskipun pencapaian pertumbuhan pada periode 2010 sampai 2012 tersebut berada di bawah pencapaian pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Perlambatan aktivitas perekonomian kembali terjadi pada tahun 2013 baik di tingkat Kabupaten Blitar maupun pada level propinsi. 2 Melambatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi disinyalir sebagai dampak dari kenaikan harga BBM di dalam negeri yang pada akhirnya hal tersebut mendorong naiknya harga barang dan jasa termasuk struktur biaya produksi yang pada akhirnya mempengaruhi kuantitas barang maupun jasa yang diproduksi. Krisis ekonomi global yang terjadi pada penghujung 2008 hingga kuartal I 2009 juga disinyalir ikut memberi andil terhadap perlambatan perekonomian yang terjadi. Kondisi perekonomian global yang mengalami kontraksi tersebut memberikan pukulan yang cukup keras bagi negara-negara di dunia terutama yang struktur perekonomiannya banyak dibangun dari ekspor I - 17

28 Gambar 1.11 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Blitar dan Propinsi Jawa Timur (%) Tahun Kab. Blitar Jawa Timur Sumber: BPS Kab. Blitar dan BPS Prop. Jatim, 2014 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blitar menurut sektor dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.4 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blitar Atas Dasar Harga Konstan Tahun (%) SEKTOR Pertanian 4,41 3,72 2,94 3,91 4,33 3,20 2. Pertambangan dan Penggalian 5,06 5,02 7,95 11,63 3,31 10,82 3. Industri Pengolahan 6,49 3,07 4,10 3,73 3,24 6,41 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 7,87 7,91 7,81 6,73 7,31 5,76 5. Bangunan 6,67 5,94 11,35 6,94 7,43 10,64 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 8,27 8,08 10,98 9,87 10,17 9,33 7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,35 6,74 7,17 6,97 5,52 7,39 8. Bank dan Lembaga Keuangan Lain 6,56 5,68 7,31 8,16 7,00 5,83 9. Jasa-jasa 8,56 5,32 7,31 6,73 6,78 4,61 Kabupaten Blitar 6,04 5,18 6,08 6,33 6,35 5,76 Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014 I - 18

29 Selanjutnya, di bawah ini disajikan nilai PDRB Kabupaten Blitar yang meliputi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan. Gambar 1.12 PDRB Kabupaten Blitar ADHB dan ADHK (juta rupiah) Tahun ,137, ,366, ,786, ,308, ,468, ,841, PDRB ADHB 11,011, ,935, ,126, ,392, ,720, ,082, PDRB ADHK Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014 Dilihat dari struktur perekonomiannya, Tabel 1.5 menunjukkan bahwa sampai tahun 2013 Kabupaten Blitar masih didominasi oleh dua sektor utama yaitu sektor Pertanian serta sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR). Jika dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya pada Tabel 1.4, kedua sektor tersebut mengalami perlambatan aktivitas di tahun Hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Blitar secara umum mengalami perlambatan dari 6,35% di tahun 2012 menjadi 5,76% di tahun I - 19

30 Tabel 1.5 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Blitar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor (%) Tahun SEKTOR Pertanian 47,92 47,11 45,54 44,40 43,74 42,35 2. Pertambangan dan Penggalian 2,38 2,36 2,36 2,54 2,46 2,52 3. Industri Pengolahan 6,49 3,07 2,55 2,44 2,40 2,43 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,42 0,41 0,40 0,40 0,39 0,38 5. Bangunan 2,15 2,19 2,38 2,45 2,43 2,62 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 26,86 27,75 28,93 29,67 30,33 31,78 7. Pengangkutan dan Komunikasi 2,34 2,32 2,30 2,28 2,25 2,26 8. Bank dan Lembaga Keuangan Lain 4,27 4,36 4,43 4,53 4,52 4,50 9. Jasa-jasa 11,01 10,92 11,09 11,30 11,48 11,16 Kabupaten Blitar Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014 Dari tabel di atas, terdapat fenomena menarik dari struktur perekonomian Kabupaten Blitar khususnya di dua sektor utama seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Pada kurun waktu lima tahun terakhir, sektor pertanian yang mewakili sektor primer, cenderung mengalami penurunan kontribusi. Sebaliknya, sektor PHR sebagai tulang punggung sektor tersier, terus meningkatkan kontribusinya. Sehingga secara perlahan, terjadi pergeseran peranan dua sektor tersebut terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Blitar. Hal ini cukup menggembirakan, mengingat sektor tersier dibangun dari sektor-sektor yang tidak tergantung pada sumber daya alam. Disamping itu, ada suatu teori yang mengatakan bahwa salah satu ciri daerah yang maju adalah jika daerah tersebut lebih didominasi oleh sektor yang tidak bergantung pada keberadaan sumber daya alam. I - 20

31 Gambar 1.13 Kontribusi Sektor Primer, Sekunder, dan Tersier (%) dalam Perekonomian Kabupaten Blitar Tahun Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014 (diolah) Primer Sekunder Tersier Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014 (diolah) Sebagai leading sector perekonomian Kabupaten Blitar, pergerakan sektor Pertanian memerlukan perhatian ekstra. Penurunan kontribusi sektor Pertanian yang terjadi hingga tahun 2013 dipengaruhi oleh sub sektor Tanaman Bahan Makanan (Tabama) dan sub sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya, karena memang dua sub sektor inilah yang memberikan sumbangan terbesar pada sektor utama Kabupaten Blitar. Seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini, kedua sub sektor tersebut mengalami penurunan kontribusi setiap tahunnya. I - 21

32 Gambar 1.14 Distribusi Persentase PDRB ADHB pada Sektor Pertanian Tahun % 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014 Dalam rentang waktu , kontribusi sub sektor Tabama selalu mengalami penurunan. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah peningkatan konversi lahan sawah menjadi lahan terbangun. Tidak dapat dipungkiri bahwa ketersediaan lahan, khususnya lahan sawah, merupakan modal dasar utama kegiatan usaha pertanian karena semakin luas lahan maka semakin besar pula potensi pertanian yang dapat dikembangkan. Hal tersebut semakin diperkuat dengan melambatnya pertumbuhan yang terjadi di sub sektor tabama dari 6,17% pada tahun 2012 menjadi 1,87% di tahun I - 22

33 Tabel 1.6 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blitar Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Konstan Tahun (%) Sub Sektor a. Tanaman Bahan Makanan 7,09 7,73 4,72 6,70 6,17 1,87 b. Tanaman Perkebunan -3,23-0,19-0,23 1,60 2,28 6,23 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 4,40 1,23 1,38 0,96 2,18 2,67 d. Kehutanan -8,42-29,41 23,09 11,96 7,76 5,26 e. Perikanan 2,96 2,45 3,84 4,34 7,35 6,77 Pertanian 4,41 3,72 2,94 3,91 4,33 3,20 Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014 Dari tabel di atas, diketahui pula bahwa sub sektor peternakan dan hasilhasilnya mengalami peningkatan aktivitas dari 2,18% di tahun 2012 menjadi 2,67% pada tahun Sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya di Kabupaten Blitar sangat dipengaruhi oleh peternakan unggas jenis ayam ras petelur dan pedaging sebagai komoditas utamanya serta peternakan sapi potong yang menduduki urutan kedua. Gambar 1.15 Peternakan Unggas dan Sapi di Kabupaten Blitar Selanjutnya, sebagai sektor unggulan kedua, sektor PHR di Kabupaten Blitar lebih didominasi oleh perdagangan eceran. Meningkatnya kontribusi sektor tersebut terhadap pembentukan PDRB menunjukkan bahwa terjadi peningkatan I - 23

34 aktivitas perdagangan didalamnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa masyarakat tidak mengalami kendala dalam melakukan aktivitas jual beli khususnya eceran. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan daya beli masyarakat ikut pula mengalami peningkatan seperti yang telah ditunjukkan oleh meningkatnya Indeks Daya Beli masyarakat pada bagian sebelumnya. Apabila dilakukan analisis sektor unggulan 3 dari data perekonomian yang dimiliki maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat tiga sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat di Kabupaten Blitar dibandingkan dengan kondisi secara umum Propinsi Jawa Timur yaitu: a. Sektor Pertanian b. Sektor Pertambangan dan Penggalian c. Sektor Jasa-jasa 2. Terdapat tiga sektor yang potensial atau masih dapat berkembang dengan pesat apabila dikelola dengan baik, antara lain: a. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih b. Sektor Konstruksi/Bangunan c. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 3. Terdapat tiga sektor yang relatif tertinggal dibanding dengan Propinsi Jawa Timur yaitu: a. Sektor Industri Pengolahan b. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi c. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa perusahaan 3 Analisis sektor unggulan dilakukan dengan cara membandingkan nilai rata-rata data series tahun pertumbuhan ekonomi sektoral serta kontribusi per sektor antara Kabupaten Blitar dan Propinsi Jawa Timur I - 24

35 Kesimpulan di atas pada akhirnya dapat memberikan informasi awal bagi pemerintah daerah dalam pengambilan kebijakan di tahun-tahun yang akan datang dalam rangka peningkatan perekonomian Kabupaten Blitar. Sementara itu, untuk melihat secara kasar tingkat kemakmuran rakyat suatu daerah dapat didekati dari PDRB per kapita. Sejak tahun 2008, PDRB per kapita Kabupaten Blitar berada diatas 8 juta rupiah. Pada 2013, BPS mencatat PDRB per kapita Kabupaten Blitar mencapai Rp ,-. Dari nominal tersebut dapat terlihat bahwa secara umum rata-rata PDRB per kapita sebulan di tahun 2013 sebesar Rp ,- atau Rp ,- per hari. Data laju pertumbuhan PDRB per kapita dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 1.16 Perbandingan Pertumbuhan PDRB Per Kapita (ADHB) dan Inflasi Kabupaten Blitar Tahun Laju PDRB Per Kapita Inflasi Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014 (diolah) Dari gambar di atas, dapat dipastikan bahwa angka laju pertumbuhan PDRB Per Kapita, yang dalam hal ini didasarkan pada harga berlaku, jauh berada di atas angka laju inflasi. Hal tersebut menjelaskan bahwa secara umum masyarakat Kabupaten Blitar tidak mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan hidup karena angka inflasi jauh lebih kecil dibanding nilai pendapatan I - 25

36 perkapita masyarakat yang diwakili oleh PDRB per kapita. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan daya beli masyarakat Kabupaten Blitar dapat dikatakan cukup tinggi, dan secara riil, masyarakat masih mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Kenaikan inflasi yang terjadi pada tahun 2013 disebabkan oleh kenaikan harga BBM pada 22 Juni 2013 yang lalu. Artinya, inflasi yang terjadi lebih didrive oleh efek kebijakan tersebut (Pemerintah Pusat). Secara makro, perlambatan aktivitas perekonomian yang terjadi di Kabupaten Blitar pada tahun 2013 ditunjukkan pula oleh meningkatnya angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 4. Selama kurun waktu lima tahun terakhir, angka TPT Kabupaten Blitar masih fluktuatif. Gambar 1.17 Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Blitar (%) Tahun Tingkat Pengangguran Terbuka Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014 Angka TPT sempat menunjukkan penurunan dari 3,61% di tahun 2011 menjadi 2,86% pada tahun Namun pada akhir 2013, BPS Kabupaten Blitar 4 TPT didefinisikan sebagai bagian dari angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan, yang mempersiapkan usaha, yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja, dan pada waktu yang bersamaan mereka tidak bekerja (jobless) I - 26

37 mencatat bahwa angka TPT kembali meningkat pada level 3,74%. Angka tersebut menunjukkan bahwa dari jiwa angkatan kerja, terdapat jiwa yang menganggur. Gambar 1.18 Persentase Pengangguran Terhadap Angkatan Kerja di Kabupaten Blitar Tahun 2013 Angkatan Kerja yang Bekerja Pengangguran 4% 96% Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014 Dari gambar di atas dapat dikatakan bahwa meskipun angka TPT mengalami peningkatan pada tahun 2013, namun persentase pengangguran di Kabupaten Blitar masih menunjukkan angka yang relatif kecil. I - 27

38 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH Seiring dengan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945, kebijakan tentang Pemerintahan Daerah mengalami perubahan yang cukup mendasar. Perubahan dilatarbelakangi oleh kehendak untuk menampung semangat otonomi daerah dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat daerah. Otonomi daerah memberi keleluasaan kepada daerah mengurus urusan rumah tangganya sendiri secara demokratis dan bertanggung jawab dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Diberlakukannya otonomi daerah yang dimulai sejak tanggal 1 Januari 2001 telah membawa implikasi yang luas dan serius. Otonomi daerah merupakan fenomena politis yang menjadikan penyelenggaraan Pemerintahan yang sentralistik-birokratis ke arah desentralistik-partisipatoris. 1 Sesuai dengan tuntutan jaman dan dinamika politik dalam masyarakat maupun daerah, maka undang-undang tentang pelaksanaan pemerintahan daerah juga mengalami perubahan. Perubahan Pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah mengalami perubahan untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun Melalui perubahan kedua atas Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah tersebut, 1 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan yang telah direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 membangun paradigma baru dalam pelaksanaan otonomi daerah. Yaitu meletakkan otonomi penuh, luas dan bertanggung jawab pada daerah kabupaten dan kota. Perubahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pelayanan masyarakat, menumbuhkan semangat demokratisasi dan pelaksanaan pembangunan daerah secara berkelanjutan, dan lebih jauh diharapkan akan menjamin tercapainya keseimbangan kewenangan dan tanggung jawab antara pusat dan daerah. II- 1

39 pelaksanaan otonomi daerah diharapkan mampu menjawab tuntutan globalisasi dimana sudah seharusnya lebih memberdayakan daerah, pemberian kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab. Terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerahnya masingmasing. Adanya perubahan Undang-Undang tersebut diharapkan juga memberikan implikasi positif bagi dinamika aspirasi masyarakat setempat. Kebijakan daerah tidak lagi bersifat given dan uniform (selalu menerima dan seragam) dari pemerintah pusat, namun justru pemerintah daerah yang mesti mengambil inisiatif dalam merumuskan kebijakan daerah yang sesuai dengan aspirasi, potensi dan sosio-kultural masyarakat setempat. Undang-Undang ini juga membuka jalan bagi terselenggaranya pemerintahan yang baik (good governance) di satu pihak dan pemberdayaan ekonomi rakyat di pihak lain. Karena dengan otonomi, pemerintah kabupaten atau kota memiliki kewenangan yang memadai untuk mengembangkan program-program pembangunan berbasis masyarakat (ekonomi rakyat). Jika selama ini program-program pemberdayaan ekonomi rakyat di desain dari pusat, tanpa daerah memiliki kewenangan untuk berkreasi, sekaranglah saatnya pemerintah daerah kabupaten/kota menunjukkan kemampuannya. Visi otonomi daerah sendiri dapat dirumuskan dalam tiga ruang ligkup utama, yaitu: politik, ekonomi serta sosial dan budaya. Bidang politik, pelaksanaan otonomi harus dipahami sebagai proses untuk membuka ruang bagi lahirnya kepala pemerintahan daerah yang dipilih secara demokratis, memungkinkan berlangsungnya penyelenggaraan pemerintahan yang responsif terhadap kepentingan masyarakat luas, dan memelihara suatu mekanisme pengambilan keputusan yang taat pada asas pertanggungjawaban publik. Gejala yang muncul dewasa ini partisipasi masyarkat begitu besar dalam pemilihan Kepala Daerah, baik propinsi, kabupaten maupun kota. II- 2

40 Hal ini bisa dibuktikan dari meningkatnya jumlah calon-calon Kepala Daerah dalam setiap pemilihan Kepala Daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten atau kota. Bidang ekonomi, otonomi daerah di satu pihak harus menjamin lancarnya pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional di daerah, dan di pihak lain terbukanya peluang bagi pemerintah daerah mengembangkan kebijakan regional dan lokal untuk mengoptimalkan pendayagunaan potensi ekonomi di daerahnya. Dalam konteks ini, otonomi daerah akan memungkinkan lahirnya berbagai prakarsa pemerintah daerah untuk menawarkan fasilitas investasi, memudahkan proses perizinan usaha, dan membangun berbagai infrastruktur yang menunjang perputaran ekonomi di daerahnya. Dengan demikian otonomi daerah akan membawa masyarakat ke tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi dari waktu ke waktu. Bidang sosial budaya, otonomi daerah harus dikelola sebaik mungkin demi menciptakan keteraturan sosial dan keseimbangan (ekuilibrium) sosial, dan pada saat yang sama, juga memelihara kearifan lokal yang dipandang kondusif terhadap kemampuan masyarakat dalam merespon dinamika kehidupan disekitarnya. A. VISI DAN MISI Kabupaten Blitar sebagai salah satu daerah otonom di wilayah Provinsi Jawa Timur, sejak awal pelaksanaan otonomi daerah telah mengarahkan pembangunan kearah pemberdayaan masyarakat baik dalam bidang ekonomi, sosial maupun budaya menuju kondisi yang lebih baik dengan melibatkan masyarakat sebagai pemrakarsa kebijakan daerah. 2 Perumusan kebijakan Pemerintah Daerah pada intinya adalah 2 Perberdayaan masyarakat yang dimaksud ialah, masyarakat mempunyai hak dalam berpartisipasi, baik dalam proses pembentukan dan implementasi kebijakan sosial. Pentingnya partisipasi masyarakat menjadi ukuran keberhasilan pembangunan dan kredibilitas pada fasilitator ataupun pemerintah daerah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya (Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan UU Republik Indonesia no 12 tahun 2008). Menurut Jim Ife, dalam melaksanakan pembangunan pentingnya partisipasi masyarakat merupakan modal sosial membangun kesepakatan (consensus) sehingga II- 3

41 dengan memanfaatkan segenap potensi daerah untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan cita-cita Pemerintah Daerah tersebut, maka dibuatlah beberapa rencana pembangunan daerah baik dalam jangka waktu panjang, menengah ataupun tahunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yaitu dalam jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan jangka waktu 5 tahun dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang dibuat setiap tahunnya sebagai penjabaran dari RPJMD dimana dalam setiap dokumen perencanaan pembangunan tersebut memuat visi dan misi daerah yang dijabarkan dalam tujuan atau sasaran, strategi, program dan kegiatan serta capaian program. Laporan Keterangan Pemerintah Daerah (LKPJ) Bupati Blitar Tahun 2013 ini, merupakan laporan pelaksanaan program dan kegiatan pada tahapan tahun ketiga RPJMD tahun Oleh karena itu, pencapaian kinerja dalam LKPJ tahun 2013 berdasarkan pada target pembangunan tahun ketiga yang telah ditetapkan dalam dokumen RPJMD Untuk itu dalam LKPJ Bupati Blitar Tahun 2013 ini juga akan dijabarkan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Blitar. 1. Visi Visi merupakan gambaran mental (mental picture) tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang akan diwujudkan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar. Visi tersebut berfungsi untuk menyediakan fokus jangka panjang, menjadi dasar atau rujukan dalam menentukan arah dan kebijakan bagi seluruh unsur Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar dalam membawa gerak langkah Kabupaten Blitar menuju masa depan menjadikan arah pembangunan sesuai harapan dan membangun kemandirian masyarakat yang berdasarkan asas lokalitas. II- 4

42 yang lebih baik. Visi Pemerintah Kabupaten Blitar tersebut harus menjadi milik bersama, diyakini dan didukung oleh seluruh anggota organisasi. Sebagaimana yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Blitar Tahun , Visi Kabupaten Blitar adalah: TERWUJUDNYA KABUPATEN BLITAR YANG SEJAHTERA, RELIGIUS DAN BERKEADILAN Untuk mewujudkan masyarakat yang Sejahtera perlu penerapan nilai-nilai keagamaan atau ketaqwaan terhadap TYME (masyarakat relegius) dan pemerintahan yang berkeadilan sehingga tercipta ketentraman, keamanan dan ketertiban. Dengan ketentraman, keamanan, ketertiban, maka akan mendorong masyarakat maju yang ditandai dengan jiwa enterpreneurship dan produktif. Makna atau penjabaran dari visi Pemerintah Kabupaten Blitar tersebut adalah: a. Sejahtera Sejahtera dimaknai sebagai suatu kondisi daerah yang masyarakatnya memiliki kemandirian secara sosial dan ekonomi, sehingga mampu melangsungkan kehidupan individu maupun kemasyarakatan secara layak. Kemandirian secara sosial dapat ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dengan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain, atau kemampuan seseorang untuk melakukan fugsi sosialnya yaitu kemampuan untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan tanpa hambatan yang berarti. Sedangkan kemandirian secara ekonomi ditunjukkan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang lain serta memiliki pendapatan yang cukup untuk membiayai kebutuhannya. II- 5

43 b. Religius (Agamis) Religius (Agamis) dimaknai sebagai suatu kondisi dimana semua aktivitas kemasyarakatan dilandaskan pada nilai-nilai religi atau agama yang diyakini sehingga terwujud suatu kehidupan bermasyarakat yang berbudaya dan bermartabat. c. Berkeadilan Adil dimaknai sebagai terwujudnya pembangunan merata, yang dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat untuk terciptanya masyarakat yang religius, demokratis, berbudaya dan bermartabat di Kabupaten Blitar. Dalam pelaksanaannya, pembangunan berkeadilan dilandasi oleh nilai-nilai kebenaran, tidak bersifat sewenang-wenang, bersifat proporsional namun tetap memiliki keberpihakan terhadap elemen yang lemah. Visi Kabupaten Blitar tersebut diharapkan mampu menciptakan kondisi Kabupaten Blitar yang lebih baik terutama dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan yang dimaksud adalah sebagai suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material, maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan setiap penduduk Kabupaten Blitar untuk mengadakan usaha-usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, rumah tangga serta masyarakat. Kesejahteraan merupakan terminology lain dari kualitas hidup manusia (quality of human life), yaitu suatu keadaan ketika terpenuhinya kebutuhan dasar serta terealisasikannya nilai-nilai hidup. 2. Misi Misi adalah penjabaran dari visi sebagai pangkal dari perencanaan strategik. Perumusan dan penetapan misi Pemerintah Kabupaten Blitar harus secara eksplisit menyatakan apa yang akan dicapai atau fungsi apa yang dilaksanakan oleh Pemerintah II- 6

44 Kabupaten Blitar untuk mencapai tujuan. Penetapan misi sebagai pernyataan cita-cita organisasi dan seluruh komponen yang terkait yang akan menjadi landasan kerja yang harus diikuti oleh seluruh komponen organisasi guna mewujudkan tujuan organisasi. Misi Pemerintah Kabupaten Blitar terkait dengan pencapaian visi di atas antara lain adalah: 1. Mewujudkan kesejahteraan, keberdayaan, kesempatan kerja dan partisipasi masyarakat; 2. Mewujudkan peningkatan kualitas infrastruktur dan kualitas pelayanan publik serta akses masyarakat terhadap sumber daya ekonomi, pelayanan kesehatan dan pendidikan; 3. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan dengan didukung penguatan Sistem Inovasi Daerah 4. Mewujudkan penerapan nilai-nilai kehidupan beragama dalam perilaku kehidupan bermasyarakat yang memiliki kepekaan dan kepedulian sosial berdasarkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Yang Maha Kuasa; 5. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban di lingkungan masyarakat serta penegakan hukum dan HAM; 6. Mewujudkan optimalisasi pengendalian sumber daya alam, pelestarian lingkungan hidup dan penataan ruang yang berkelanjutan; 7. Mewujudkan revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah melalui reformasi birokrasi yang profesional dan bersih. B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH 1. Strategi Pembangunan Daerah Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan yang mana didalamnya mencakup tujuan yang ingin dicapai, metode yang akan digunakan, teknik pelaksanaannya serta tolok ukur yang sudah ditetapkan dalam rangka pencapaian II- 7

45 tujuan. Strategi kebijakan daerah ini merupakan serangkaian kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan agenda dan prioritas-prioritas pembangunan di Kabupaten Blitar. Mengacu pada dokumen RPJMD Kabupaten Blitar tahun , maka strategi pembangunan Pemerintah Kabupaten Blitar tahun adalah sebagai berikut: 1. Membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dalam kesehatan, pendidikan dan kompetensi kerja sehingga mampu berpartisipasi dalam pembangunan. 2. Menyediakan infrastruktur wilayah yang mampu mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan budaya. 3. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, strategi diarahkan terutama melalui pengembangan agroindustri yang berdaya saing dan ekonomi pedesaan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. 4. Membentuk masyarakat yang berakhlak mulia dan berkesolehan sosial, mematuhi aturan hukum, menerapkan nilai-nilai budaya luhur dalam rangka memantapkan landasan spiritual, dan etika pembangunan. 5. Menciptakan iklim yang kondusif bagi pelaksanaan pemerintahan dan pembagunan serta memenuhi hak-hak asasi manusia. 6. Mewujudkan keseimbangan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dengan pemeliharaan kualitas dan fungsi lingkungan hidup. 7. Membentuk birokrasi yang profesional dalam melayani masyarakat sehingga terwujud birokrasi yang efisien dan efektif, bebas KKN. Berdasarkan rumusan strategi pembangunan Pemerintah Kabupaten Blitar dalam RPJMD Tahun dan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2013, memperhatikan hasil evaluasi, rancangan kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan, serta dalam rangka pencapaian sasaran prioritas pembangunan tahun 2013, maka fokus pembangunan di Kabupaten Blitar pada tahun ketiga ini adalah Sinergitas Pengelolaan Potensi Daerah dan Pemantapan II- 8

46 Infrastruktur untuk Mendukung Pertumbuhan Perekonomian Wilayah dalam Upaya Mendorong Daya Saing dan Kesejahteraan Masyarakat. Fokus pembangunan tahun ketiga Kabupaten Blitar tersebut, ditempuh dengan strategi pembangunan antara lain: a. Revitalisasi sektor pertanian serta transformasi sektor pertanian dari pertanian tradisional menuju industri berbasis pertanian dan komoditi lokal diharapkan dapat memperbaiki kondisi kesejahteraan masyarakat. b. Dalam jangka panjang, peningkatan mutu dan kualitas pendidikan diharapkan mampu menyediakan tenaga kerja yang terampil sehingga kombinasi-kombinasi kebijakan ekonomi, pertanian dan pendidikan diupayakan dapat untuk mengatasi masalah kemiskinan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 2. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Arah kebijakan daerah merupakan serangkaian kebijakan pembangunan yang ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten Blitar dalam upaya melaksanakan dan mencapai tujuan pembangunan Kabupaten Blitar sebagaimana yang telah tertuang dalam strategi pembangunan daerah Kabupaten Blitar tahun Arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Blitar tersebut yaitu sebagai berikut: a. Untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dalam kesehatan, pendidikan dan kompetensi kerja sehingga mampu berpartisipasi dalam pembangunan diarahkan melalui serangkaian kebijakan sebagai berikut: 1. Peningkatan akses, sarana dan mutu pelayanan kesehatan yang merata di setiap wilayah. 2. Peningkatan akses dan mutu pendidikan serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan baik formal maupun non formal. II- 9

47 3. Peningkatan kualitas, profesionalisme pendidik, tenaga kependidikan dan lembaga pendidikan yang berwawasan luas dan terbuka untuk menghasilkan sumber daya manusia (anak didik) yang berkualitas. 4. Peningkatan peran dan fungsi Komite Pendidikan disetiap jenjang dan wilayah pendidikan untuk mewujudkan integritas antar elemen dalam dunia pendidikan. 5. Peningkatan sistem pembinaan dan informasi ketenagakerjaan, kesejahteraan serta perlindungan tenaga kerja baik di sektor formal maupun informal. 6. Perluasan dan penciptaan lapangan kerja berkualitas bagi seluruh jenjang pendidikan. b. Untuk menyediakan infrastruktur wilayah yang mampu mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan budaya maka kebijakan-kebijakan pembangunan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan jumlah dan mutu infrastruktur jalan, jembatan, transportasi dan teknologi informasi (TIK) yang handal dan terintegrasi. 2. Peningkatan perbaikan dan pembangunan infrastruktur khususnya sektor primer seperti pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan. 3. Peningkatan penyediaan infrastruktur sumberdaya air. 4. Peningkatan pembangunan perumahan dengan harga terjangkau, penyediaan sarana air bersih, persampahan dan pengolahan limbah baik untuk limbah rumah tangga maupun limbah industri. 5. Peningkatan pengelolaan potensi wisata baik wisata alam, sejarah, budaya melalui pola kemitraan maupun investasi oleh pihak swasta. 6. Revitalisasi pasar tradisional agar mampu bersaingan dengan pasar modern khususnya pengusaha retail. II- 10

48 7. Melaksanakan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur Pemerintahan Kabupaten Blitar, diwilayah kecamatan dan desa/kelurahan secara bertahap dan simultan. c. Untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan agar dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, terutama melalui pengembangan agroindustri yang berdaya saing dan ekonomi pedesaan serta penerapan iptek dilaksanakan melalui: 1. Pengembangan kawasan dan tata ruang pertanian untuk meningkatkan ketersediaan pangan. 2. Mendorong pemerataan pembangunan dengan percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah tertinggal, strategis dan cepat tumbuh yang mempunyai potensi sumber daya alam dan lokasi yang strategis dalam suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis serta mendorong terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan kerjasama antar sektor, dunia usaha, dan masyarakat guna mendukung peluang berusaha dan investasi di daerah. 3. Pengembangan Koperasi dan UMKM berbasis klaster. 4. Peningkatan daya tarik dan daya saing daerah berdasarkan potensi daerah. d. Untuk membentuk masyarakat yang berakhlak mulia dan berkesholehan sosial, mematuhi aturan hukum, menerapkan nilai-nilai budaya luhur dalam rangka memantapkan landasan spiritual, dan etika pembangunan, arah kebijakan yang akan ditempuh adalah: 1. Menciptakan suasana yang makin kondusif bagi umat beragama untuk beribadah dan menjalankan kewajiban agamanya melalui perbaikan sarana-sarana peribadatan, perayaan hari besar agama. II- 11

49 2. Meningkatkan komunikasi yang harmonis antar tokoh-tokoh keagamaan dan antar umat beragama, serta meningkatkan kerjasama lintas agama dalam bidang sosial dan budaya. 3. Peningkatan apresiasi terhadap budaya daerah melalui pelestarian kebudayaan dan kesenian asli daerah, pengembangan potensi budaya lokal (local genius), pameran dan pementasan seni budaya tradisional asli daerah. e. Untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan serta memenuhi hak-hak asasi manusia, arah kebijakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk memelihara ketertiban umum dan ketenteraman melalui sosialisasi pelaksanaan peraturan daerah, peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kondisi lingkungan sekitar. 2. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk patuh dan disiplin terhadap hukum melalui sosialisasi serta penerapan sangsi yang tegas bagi pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku. 3. Peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup melalui sosialisasi dan kegiatan pelestarian lingkungan, kerja bakti dan bersih desa. f. Untuk mewujudkan keseimbangan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dengan pemeliharaan kualitas dan fungsi lingkungan hidup maka arah kebijakan yang dilaksanakan adalah: 1. Peningkatan kesadaran dan kepekaan masyarakat terhadap kelestarian sumber daya alam di sekitarnya, terutama sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. II- 12

50 2. Pelaksanaan program pelestarian dan menjaga kekayaan alam yang ada di daerahnya misalnya melalui penghijauan, penggunaan hutan produksi secara bijaksana. 3. Menjaga keseimbangan antara ketersediaan ruang terbuka hijau dengan jumlah bangunan yang terdapat di Kabupaten Blitar. 4. Pengolahan dan pemanfaatan limbah produksi bagi industri dan pelaku usaha. g. Untuk membentuk birokrasi yang profesional dalam melayani masyarakat sehingga terwujud birokrasi yang efisien, efektif dan bebas KKN maka arah kebijakan yang dilaksanakan adalah: 1. Peningkatan profesionalisme birokrasi, kinerja dan disiplin aparatur, kualitas sumber daya aparatur pemerintah, pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel berbasis teknologi informasi, serta kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah yang efektif dan efisien untuk mewujudkan good governance. 2. Pemberdayaan dan penguatan kelembagaan masyarakat dalam perencanaan pembangunan daerah melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan daerah dan dalam kehidupan politik. C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 Prioritas pembangunan daerah merupakan kebutuhan pembangunan daerah yang diutamakan. Prioritas pembangunan daerah pada tahun 2013 merupakan prioritas pembangunan pada tahun ketiga sebagai kelanjutan pembangunan dari tahun-tahun sebelumnya sebagaimana yang telah tersusun dalam RPJMD Kabupaten Blitar tahun Hubungan antara program prioritas yang terdapat dalam RPJMD Kabupaten Blitar dengan prioritas pembangunan yang telah dilaksanakan pada tahun 2013 dapat disajikan dalam tabel dibawah ini: II- 13

51 Tabel 2.1 Hubungan Prioritas Pembangunan Daerah dalam RPJMD dengan Prioritas Pembangunan Daerah 2013 Program Prioritas Pembangunan dalam Prioritas Pembangunan Daerah No. 1 RPJMD Peningkatan pelayanan pendidikan dan memperluas akses masyarakat dalam memperoleh pendidikan (RKPD) tahun 2013 Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan : 1. Penyediaan Sarana Prasana Pendidikan yang memadai 2. Meningkatkan pendidikan dasar wajib belajar 9 tahun 3. Penuntasan jumlah buta aksara 4. Meningkatkan kualitas pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin. Peningkatan Penanggulangan kemiskinan, pengangguran dan perbaikan iklim ketenagakerjaan Peningkatan kualitas dan penyediaan infrastruktur daerah serta optimalisasi pemanfaatan infrastruktur yang telah terbangun dan upaya pemeliharaannya. Peningkatan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan. Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan : 1. Mengurangi angka kematian ibu dan anak 2. Mengurangi jumlah balita kurang gizi 3. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas, Pustu, dan Poskesdes Peningkatan Efektifitas untuk penanggulangan Kemiskinan di Daerah : 1. Meningkatkan Efektifitas koordinasi dan Sinkronisasi dalam penanggulangan kemiskinan 2. Meningkatkan pengembangan kelembagaan, produktivitas dan pelatihan kewirausahaan bagi calon wirausahawan baru. 3. Meningkatkan investasi yang mendorong terciptanya lapangan kerja Pengembangan dan rehabilitasi Infrastruktur daerah : 1. Meningkatkan dan memperlancar distribusi barang dan jasa antar wilayah 2. Mengurangi jumlah Rumah Tidak layak Huni (RTLH) 3. Meningkatkan pencapaian target MDG s untuk akses penduduk terhadap air minum. 4. Meningkatnya infrastruktur dikawasan wisata 5. Penguatan kelembagaan dalam rangka paduserasi perencanaan pembangunan dengan RT/RW Kab. Blitar. Peningkatan Perekonomian Daerah melalui: a. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan b. Pengembangan UMKM yang berdaya saing II- 14

52 No. Program Prioritas Pembangunan dalam RPJMD Prioritas Pembangunan Daerah (RKPD) tahun 2013 c. Peningkatan Kemandirian Pangan d. Revitalisasi pertanian 6 7 Penegakan dan pembuatan peraturan daerah untuk meningkatkan keamanan, ketertiban serta menjamin pelaksanaan demokrasi. Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup berdasarkan tata ruang wilayah. Penurunan Jumlah kasus dan pemakai Narkoba dengan BNNK Kab. Blitar Peningkatan upaya pelestarian lingkungan hidup melalui : 1. Meningkatkan kegiatan penghijauan terutama pada lahan kritis 2. Menurunkan dan memelihara sumber daya mata air dari pencemaran limbah rumah tangga 8 Peningkatan kapasitas kelembagaan, penyempurnaan tugas pokok dan fungs, penyempurnaan norma standar pelayanan SKPD, peningkatan kesejahteraan aparatur pemerintah dan penegakan disiplin pegawai Sumber: RKPD Kabupaten Blitar Tahun 2013 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, meliputi ; a. Penataan Organisasi Pemerintah Daerah b. Pelaksanaan Administrasi Kependudukan (e-ktp). c. Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan partisipatif d. Peningkatan Pemanfaatan TIK dillingkungan Pemkab. Blitar Sesuai dengan pencapaian Visi dan Misi Kabupaten Blitar yang menjadi prioritas pembangunan pada tahun 2013 yang telah dipaparkan di atas sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Blitar Tahun , sebagai tindak lanjut penjabarannya dalam program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD selama tahun 2013 akan diuraikan secara lebih terperinci pada Bab IV naskah LKPJ ini. II- 15

53 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DARAH Kebijakan anggaran mendasarkan pada pendekatan kinerja dan berkomitmen untuk menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Anggaran kinerja adalah suatu anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kegiatan atau output dari rencana alokasi biaya atau input yang ditetapkan dengan memperhatikan kondisi semua komponen keuangan. Efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas merupakan prinsip pengelolaan keuangan yang dilakukan diantaranya dengan mengefektifkan fungsi pengawasan serta upaya-upaya penghematan sehingga dana yang terbatas dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kegiatan pembangunan dan pemerintahan serta berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan pembangunan. KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN Pengelolaan keuangan Daerah merupakan rangkaian siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), yang pelaksanaannya dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/pemeriksaan sampai kepada pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemberlakuan anggaran kinerja memungkinkan adanya surplus atau defisit pada penyusunan APBD. Untuk menutup defisit dan surplus diperlukan pembiayaan daerah. Jika pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran berjalan, arah pengelolaan pembiayaan harus berdasarkan prinsip kemampuan dan kesinambungan fiskal daerah. Selanjutnya untuk pengeluaran pembiayaan diprioritaskan pada pengeluaran yang bersifat wajib, antara lain untuk pembayaran hutang pokok yang telah jatuh tempo. Setelah III - 1

54 pengeluaran wajib terpenuhi, maka pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk penyertaan modal kepada BUMD yang berorientasi keuntungan dan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dengan penyertaan modal yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan bagi hasil laba yang dapat meningkatkan pendapatan daerah sekaligus kinerja lembaga yang mendapat tambahan modal dalam melayani masyarakat. Secara lebih rinci Kebijakan Umum Anggaran Kabupaten Blitar Tahun 2013 adalah sebagai berikut A. KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH Otonomi daerah dan desentralisasi berimplikasi pada semakin luasnya kewenangan daerah untuk mengatur dan mengelola pendapatan daerah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka secara bertahap daerah dituntut untuk mengupayakan kemandirian pendapatannya dengan mengoptimalkan seluruh potensi pendapatan yang dimilikinya. Dalam konteks pengelolaan pendapatan daerah di Kabupaten Blitar, proporsi sumber pendapatan utama daerah yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan proporsi rata-rata dibawah 8% dari total pendapatan daerah, maka perlu adanya strategi-strategi dalam rangka peningkatan PAD di waktu yang akan datang. Grafik 3.1 Komposisi Pendapatan Daerah Tahun 2013 PENDAPATAN ASLI DAERAH DANA PERIMBANGAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERH III - 2

55 Disamping itu, sumber sumber pendapatan lainnya juga perlu ditingkatkan, antara lain bagian laba Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), lain-lain pendapatan yang sah, dana perimbangan bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak, sehingga dimasa mendatang, proporsi DAU secara bertahap dapat mulai digantikan oleh sumber sumber pendapatan yang dapat diupayakan oleh daerah. Berdasarkan penjabaran kondisi keuangan serta kebijakan kebijakan yang mempengaruhi perekonomian daerah, sebagaimana telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, kebijakan umum pendapatan daerah tahun pada tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah Adapun sumber-sumber pendapatan daerah di Kabupaten Blitar berasal dari berbagai komponen, yaitu: 1) Pajak Daerah yang meliputi Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Mineral Bukan Logam, dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. 2) Retribusi Daerah yang meliputi Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi Perizinan Tertentu. Retribusi Jasa Umum terutama berasal dari Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan), Retribusi Penggantian Biaya KTP dan Akte Catatan Sipil, Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum, Retribusi Pelayanan Pasar, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran, Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta, Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi. Retribusi Jasa Usaha terdiri dari Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, Retribusi Tempat Pelelangan, Retribusi Terminal, Retribusi Tempat Khusus Parkir, Retribusi Tempat Villa, Retribusi Rumah Potong Hewan, Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga. Retribusi Perijinan Tertentu berasal dari Retribusi Ijin III - 3

56 Mendirikan Bangunan, Retribusi Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol, Retribusi Ijin Gangguan, Retribusi Ijin Trayek, Retribusi Ijin Usaha Perikanan. 3) Hasil Perusahaan Milik Daerah (PMD) dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan yang meliputi hasil penyertaan modal pada PT. Bank Jatim, PT. Bank Perkreditan Jawa Timur, Bank Perkreditan Rakyat Artha Selaras, Perusahaan Savitri Indah, dan Apotik Ismangil. 4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah dimaksudkan untuk menampung penerimaan-penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah di luar Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan. Penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah antara lain terdiri dari Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan, Jasa Giro, Penerimaan Bunga Deposito, Tuntutan Ganti Kerugian Daerah (TGR), Pendapatan Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan, Pendapatan dari Pengembalian, Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum, Hasil Pengelolaan Dana Bergulir, Pendapatan dari Badan Layanan Umum Daerah. 5) Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang pendapatan daerah dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dari dana perimbangan yang meliputi: Bagi hasil pajak, bagi hasil bukan Pajak, DAU, DAK 6) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Yang Sah berasal dari Bagi hasil pajak, bagi hasil bukan Pajak dari Propinsi, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Bantuan Keuangan dari Provinsi. Dari berbagai penerimaan tersebut, selama tiga tahun terakhir terjadi kecenderungan kenaikan penerimaan daerah dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah. III - 4

57 Grafik 3.2 Perkembangan Penerimaan Daerah Tahun PENDAPATAN ASLI DAERAH DANA PERIMBANGAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERH *) dalam Juta Rupiah Prosentis Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Penerimaan Daerah masih sangat kecil. Terkait dengan arah pengelolaan keuangan peningkatan pendapatan daerah, maka Pemerintah Kebaupaten Blitar perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan PAD yaitu dengan: a. Perbaikan Manajemen Melalui perbaikan manajemen diharapkan setiap potensi pendapatan daerah dapat direalisasikan. Manajemen yang profesional dapat dicapai dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan perbaikan serta penyederhanaan sistem dan prosedur. Perbaikan manajemen ini baik pada internal Pemerintah Kabupaten Blitar maupun pada BUMD: Penyiapan Perangkat PBB P2 menjadi Pajak Daerah Pengadaan Software NPWPD III - 5

58 Pengadaan Sofware Aplikasi Penerimaan Pendapatan Bimtek Implementasi Perundang-Undangan Pelatihan dan Pendidikan Formal b. Perlindungan dan Pelayanan masyarakat Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; Sosialisasi-Publikasi dan Advetorial melalui LPPD Radio Persada, RTV untuk meningkatkan kesadran masyarakat membayar pajak; Sosialisasi Pajak dan Retribusi Daerah; Sosialisasi pengalihan PBB P2 menjadi Pajak Daerah c. Peningkatan Investasi Peningkatan investasi dapat didorong dengan membangun iklim usaha yang kondusif bagi berlangsungnya investasi, permudahan dan fasilitasi perijinan. B. Optimalisasi Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Blitar memiiki aset yang dapat lebih dioptimalkan pemanfaatannya untuk pelayanan kepada masyarakat maupun untuk peningkatan pendapatan. Optimalisasi aset daerah dapat dicapai dengan perbaikan pengelolaan aset, peningkatan kerjasama dengan pihak lain/swasta, dan pembentukan badan usaha baru yang khusus untuk pengoptimalan aset daerah. Disamping itu, optimalisasi aset Pemerintah Kabupaten Blitar juga dapat dilaksanakan melalui kerjasama dengan pihak lain/swasta, baik dalam bentuk Build Operating Transfer (BOT) maupun Kontrak Konsesi.: Optimalisasi pengelolaan tanah eks Bengkok melaui mekanisme lelang. III - 6

59 C. Peningkatan Dana Perimbangan dan Bagi Hasil Dana yang berasal dari DAU perlu dikelola dengan sebaik baiknya, meskipun relatifsulit untuk memperkirakan jumlah realisasinya karena bergantung pada pemerintah pusat. Sumber dana yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) juga dapat diupayakan peningkatannya melalui penyusunan program program unggulan, pemenuhan data teknis yang dapat diajukan untuk dibiayai dengan DAK. Bagi hasil pajak provinsi dan pusat dapat diupayakan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Pendapatan bagi hasil sangat terkait dengan aktivitas perekonomian daerah. Dengan demikian semakin meningkatnya aktivitas ekonomi akan berkorelasi dengan naiknya pendapatan yang berasal dari bagi hasil, oleh karena itu Pemerintah Daerah harus mendorong peningkatan aktivitas perekonomian di daerah. II. KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN BELANJA DAERAH Belanja daerah diarahkan untuk dapat mendukung pencapaian visi dan misi pembangunan lima tahun ke depan ditambah satu tahun transisi. Sesuai dengan visi pembangunan yang telah ditetapkan, belanja daerah dapat digunakan sebagai instrumen pencapaian visi tersebut. Pengelolaan belanja sejak proses perencanaan, pelaksanaan hingga pertanggungjawaban harus memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas. Belanja harus diarahkan untuk mendukung kebijakan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan perbandingan antara masukan dan keluaran (efisiensi). Keluaran dari belanja dimaksud seharusnya dapat dinikmati hasilnya oleh masyarakat (efektifitas). Selanjutnya alokasi anggaran perlu dilaksanakan secara terbuka berdasarkan skala prioritas dan kebutuhan (transparansi), selain itu pengelolaan belanja harus diadministrasikan III - 7

60 dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku (akuntabilitas). Arah pengelolaan belanja daerah tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1) Efisiensi dan Efektivitas Anggaran Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan pelayanan pada masyarakat yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan masyarakat dapat diwujudkan dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia aparatur daerah, terutama yang berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat. 2) Prioritas Penggunaan anggaran diprioritaskan untuk mendanai kegiatan-kegiatan penyediaan infrastruktur dasar, sarana pemerintahan dan peningkatan pendapatan masyarakat serta penyediaan pelayanan kesehatan dan pendidikan, guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Disamping itu, prioritas penggunaan anggaran juga diarahkan untuk mendanai program strategis pada sektor-sektor unggulan Pemerintah Kabupaten Blitar, seperti sektor Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Peternakan serta membenahi sektor Pariwisata. 3) Tolok ukur dan target kinerja Belanja daerah pada setiap kegiatan harus disertai tolok ukur dan target pada setiap indikator kinerja yang meliputi masukan, keluaran dan hasil sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. 4) Optimalisasi belanja langsung Belanja langsung diupayakan untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan secara efisien dan efektif. Belanja langsung disusun atas dasar kebutuhan nyata masyarakat, sesuai strategi pembangunan untuk III - 8

61 meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Optimalisasi belanja langsung untuk pembangunan infrastruktur publik dapat dikerjasamakan dengan pihak swasta. 5) Transparan dan akuntabel Setiap pengeluaran belanja, dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, melalui publikasi masyarakat sehingga mudah dan tidak mendapatkan hambatan dalam mengakses informasi belanja. Pertanggungjawaban belanja tidak hanya menyangkut aspek administrasi keuangan, tetapi juga proses, keluaran dan hasil. Gambaran Umum Belanja Daerah Kebijakan umum belanja daerah diarahkan pada peningkatan efisiensi, efektifitas, transparansi, akuntabilitas melalui penetapan prioritas alokasi anggaran. Kebijakan belanja daerah juga diarahkan untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan dalam rangka memperbaiki kualitas dan kuantitas pelayanan publik. Belanja daerah dikelompokan ke dalam belanja langsung dan tidak langsung yang masingmasing kelompok dirinci kedalam jenis belanja. Untuk belanja tidak langsung, jenis belanjanya terdiri atas belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan keuangan, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, dan belanja tidak terduga. Sementara itu, untuk belanja langsung jenis belanjanya terdiri atas belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal. Prinsip efisiensi dan efektifitas harus diterapkan pada semua pos belanja daerah tersebut di atas. III - 9

62 Grafik 3.3 Gambaran belanja daerah hingga tahun 2013 masih didominasi oleh belanja tidak langsung dengan rata-rata proporsinya terhadap belanja total adalah sebesar 61,72%, sedangkan untuk belanja langsung diperkirakan sekitar 38,28 % atau sisanya. Alokasi belanja hingga tahun 2013 adalah sebagai berikut: a) Belanja Tidak Langsung Arah kebijakan belanja tidak langsung sampai dengan 2013 didominasi oleh belanja pegawai yang masih merupakan proporsi terbesar. Proyeksi pengeluaran belanja pegawai yang menjadi beban APBD Kabupaten Blitar diperkirakan sebesar 57,04%. Proporsi pengeluaran belanja tidak langsung terbesar kedua adalah pada bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa dengan presentasi sebesar 2,73%. Besarnya proporsi belanja pegwai disebabkan jumlah PNS di Kabupaten Blitar mencapai orang dimana sebagian besar sejumlah orang merupakan tenaga pendidik yang selain gaji juga menerima tunjangan sertifikasi dan tambahan penghasilan sebagai guru. Tunjangan sertifikasi dan tambahan penghasilan guru tersebut dibiayai oleh sumber pendapatan dari lain-lain Pendapatan daerah berupa Dana Penyesuaian dari pemerintah pusat. Belanja III - 10

63 yang signifikan pada kelompok belanja tidak langsung adalah belanja bantuan Hibah dan Belanja bantuan Sosial. Alokasi belanja hibah sosial diarahkan kepada masyarakat/kelompok masyarakat dan berbagai organisasi baik profesi maupun kemasyarakatan. Tujuan alokasi belanja belanja hibah sosial merupakan manifestasi pemerintah dalam memberdayakan masyarakat yang mendukung program-program dan visi pemerintah daerah. Sedangkan Tujuan alokasi belanja bantuan sosial selain untuk mendukung program PNPM Perdesaan dan Perkotaan juga ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Proporsi Belanja Hibah mencapai 1,24% dan Proporsi Belanja bantuan Sosial mencapai 0.22% Mekanisme anggaran yang dilaksanakan adalah bersifat block grant, artinya masyarakat dapat merencanakan sendiri sesuai dengan kebutuhan, sepanjang tidak keluar dari koridor peraturan yang berlaku. Grafik 3.4 Selain itu, komitmen Pemerintah Kabupaten Blitar untuk meningkatkan pembangunan masyarakat desa diwujudkan dengan bagi hasil pajak dan retribusi III - 11

64 daerah kepada pemerintah desa sesuai dengan Perda Kabupaten Blitar Nomor 10 Tahun 2012 sebesar 0.34% yang juga akan dipengaruhi oleh target dan realisasi penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah pada tahun Disisi lain untuk mengantisipasi kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya dialokasikan Belaja Tidak Terduga. b) Belanja Langsung Belanja langsung adalah belanja pemerintah daerah yang berhubungan langsung dengan program dan kegiatan. Program dan kegiatan yang diusulkan pada belanja langsung disesuaikan dengan kebijakan umum APBD, prioritas dan plafon anggaran, dan Rencana Strategis SKPD. Belanja langsung terdiri atas belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal. Belanja pegawai dalam belanja langsung ini berbeda dengan belanja pegawai pada belanja tidak langsung. Belanja pegawai pada belanja langsung antara lain untuk honorarium, uang lembur. Belanja langsung untuk pada tahun 2013 diarahkan pada pencapaian visi dan misi tahun ke tiga Pemerintah kabupaten Blitar. Grafik 3.5 III - 12

65 III. KEBIJAKAN UMUM PEMBIAYAAN DAERAH Dengan diberlakukannya anggaran kinerja, maka dalam penyusunan APBD dimungkinkan adanya defisit maupun surplus. Pembiayaan defisit anggaran antara lain bersumber dari pinjaman daerah, sisa lebih perhitungan anggaran, dana cadangan dan penjualan aset.. Setelah pengeluaran wajib terpenuhi, maka pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk penyertaan modal kepada BUMD yang berorientasi keuntungan dan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dengan penyertaan modal yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan bagi hasil laba yang dapat meningkatkan pendapatan daerah sekaligus kinerja lembaga yang mendapat tambahan modal dalam melayani masyarakat. Transaksi pembiayaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu penerimaan pembayaran dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan Pembiayaan daerah dapat bersumber pada : Sisa lebih pembiayaan (perhitungan) anggaran tahun lalu (SiLPA); Pencairan/transfer dari dana cadangan; Hasil penjualan aset kekayaan daerah yang dipisahkan; Penerimaan pinjaman dan obligasi Penerimaan kembali pinjaman Penerimaan piutang daerah Penerimaan kembali penyertaan modal investasi daerah. Adapun pengeluaran pembiayaan daerah meliputi; Pembentukan dana cadangan Penyertaan modal pemerintah daerah Pembayaran pokok utang yang jatuh tempo Pemberian pinjaman daerah Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan (SILPA) III - 13

66 IV. TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH Pada Tahun Anggaran 2013 Pendapatan Daerah Kabupaten Blitar ditargetkan mencapai Rp ,- Target rencana penerimaan pendapatan daerah menunjukkan bahwa pada Tahun Anggaran 2013 target pendapatan daerah mengalami peningkatan sekitar % dibandingkan target Pendapatan Daerah pada APBD Tahun Anggaran Pada tahun 2013, dari target penerimaan daerah sebesar Rp ,- realisasi penerimaan pendapatan daerah mencapai Rp ,- atau mencapai 101,6 % dari taregt yang ditetapkan. Capaian realisasi pendapatan tersebut berasal dari dari relisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp ,- atau mencapai 113,31% realisasi penerimaan Dana Perimbangan sebesar Rp ,- atau mencapai 100,20 % dan realisasi penerimaan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesa Rp atau mencapai %. Berikut secara rinci target dan realisasi penerimaan pendapatan Daerah : Grafik 3.6 Target dan Realisasi Penerimaan Pendapatan Daerah Tahun 2013 III - 14

67 A. TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Mendasar pada Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 6 Tahun 2013 tanggal 9 Oktober 2013 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013 dan Peraturan Bupati Blitar Nomor Tahun 2013 tanggal Oktober 2013 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013, bahwa target Pendapatan Daerah Kabupaten Blitar pada Tahun Anggaran 2013 adalah sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp atau terrealisasi 113,71% sehingga terdapat selisih lebih. Secara umum capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2013 mencapai lebih dari 100% tepatnya %. Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang capaiannya melampaui target adalah, Pajak Daerah dengan capaian 114%, dan lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah mencapai 122,80%. Sedangkan capaian PAD yang tidak memenuhi target adalah pada Retribusi Daerah dan hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan. Capaian Retribusi mencapai 95,28 % dari target yang ditetapkan pada tahun Sedangkan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan baru mencapai 58,39%. Rendahnya capaian Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan disebabkan sebgain penerimaan Daerah yang bersumber dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dibukukan pada Pos Pembiayaan Daerah. Grafik 3.7 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2013 III - 15

68 Secara lengkap realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai berikut : Tabel 3.1 Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2013 Uraian TARGET REALISASI Bertambah (berkurang) % PENDAPATAN ASLI DAERAH , , ,71 113,71 Pendapatan Pajak Daerah , , ,50 114,59 Hasil Retribusi Daerah , ,72 ( ,28) 95,28 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Ket : Data LKD Tahun 2013 Non Audit , ,30 ( ,70) 58, , , ,19 122,80 A1. TARGET DAN REALISASI PAJAK DAERAH Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah yang ditindaklanjuti dengan Perda Kabupaten Blitar Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah, pajak daerah yang dipungut di Kabupaten Blitar meliputi : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Mineral Bukan Logam, dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. Secara lengkap berikut capaian Pajak Daerah pada Tahun Grafik 3.8 Realisasi Pajak Daerah tahun 2013 III - 16

69 Berikut secara rinci target dan capaian realisasi pajak daerah pada tahun 2013 : Tabel 3.2 Realisasi Pajak Daerah tahun 2013 TARGET REALISASI Bertambah % Uraian (berkurang) Pendapatan Pajak Daerah , , ,50 114,59 Pajak Hotel , , ,00 103,24 Pajak Hotel Melati Satu , , ,00 103,15 Pajak Losmen/Penginapan/Pesanggrahan/Rumah Kost , , ,00 103,39 Pajak Restoran , , ,00 170,62 Rumah Makan , , ,00 109,41 Kafetaria , , ,00 100,41 Kantin , , ,00 100,21 Katering , , ,00 177,40 Pajak Hiburan , , ,00 113,29 Pajak Pagelaran Kesenian/Musik/Tari/Busana , , ,00 100,40 Pacuan Kuda , , ,00 113,64 Balap Kendaraan Bermotor , , ,00 100,83 Pajak Penyelenggaraan Pertandingan Olahraga , , ,00 159,80 Pajak Reklame , , ,50 100,81 Pajak Reklame Papan / Billboard / Videotron / Megatron , , ,50 100,73 Pajak Reklame Kain , , ,00 100,75 Pajak Reklame Melekat (Stiker) , , ,00 101,76 Pajak Penerangan Jalan , , ,00 110,39 Pajak Penerangan Jalan PLN , , ,00 110,39 Pajak Parkir , , ,00 100,26 Pajak Parkir , , ,00 100,26 Pajak Air Tanah , , ,00 102,24 Pajak Air Tanah , , ,00 102,24 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan , , ,00 103,92 Batu Kapur , , ,00 100,22 Granit / Andesit , , ,00 100,96 Sirtu , , ,00 125,64 Felspart , , ,00 100,26 Ball Clay , , ,00 100,53 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan sumber : Dinas Pendapatan tahun , , ,00 146, , , ,00 146,90 III - 17

70 Secara umum capaian pajak Daerah pad atahun 2013 sangat menggembirakan. Dari 9 Jenis pajak yangditangani oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Blitar pada tahun 2013 realisasinya diatas 100%. Bahkan untuk Pajak Restoran dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTP) mencapai 170,62 % dan 146.9%. Hal ini menunjukan masih besarnya potensi pajak daerah yang masih menungkinkan untuk dikembangkan (dipungut) khususnya pada Pajak Katering yang merupakan bagian dari pajak restoran dan BPHTP. Salah satu aspek yang perlu mendapatkan apresiasi adalah kinerja Dinas Pendapatan yang telah melakukan sosialisasi, menerbitkan NPWPD sehingga potensi yang ada dapat dikelola maksimal. Pada sisi lain menunjukan kesadaran masyarakat kabupaten Blitar dalam hal ini wajib pajak juga menjadi salah satu faktor keberhasilan pencpaian target pajak daerah. A2. TARGET DAN REALISASI RETRIBUSI DAERAH Sebagai tindak lanjut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah yang ditetapkan dengan Perda Kabupaten Blitar Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum, Perda Kabupaten Blitar Nomor 22 Tahun Tentang Retribusi Jasa Usaha, Perda Kabupaten Blitar Nomor 23 Tahun Tentang Retribusi Perijinan Tertentu. Dari Tiga golongan retribusi terbagi menjadi 28 jenis retribusi yang dipungut di Kabupaten Blitar. Dari 3 golongan Retribusi yang dipungut di Kabupaten Blitar hanya Retribusi Perijinan tertentu yang realisasinya pada tahun 2013 melebihi target yang telah ditetapkan. III - 18

71 Grafik 3.9 Realisasi Retribusi Daerah tahun 2013 A.2.1 RETRIBUSI JASA UMUM Jasa umum merupakan jasa yang disediakan atau di berikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan masyarakat umum. Bentuk jasa umum yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintahan Daerah kepada masyarakat umum diwujudkan dalam jasa pelayanan. Dengan demikian, Retribusi Jasa Umum adalah retribusi yang dikenakan terhadap orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah. Sesuai Perda Kabupaten Blitar Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum ada 8 jenis Retribusi Jasa Umum yang dipungut pada tahun Tabel 3.1 Realisasi Retribusi Jasa Umum Tahun 2013 Jenis Retribusi TARGET REALISASI Bertambah (berkurang) % Retribusi Jasa Umum , ,72 ( ,28) 94,39 Retribusi Pelayanan Kesehatan , ,00 ( ,00) 86,90 Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan Retribusi Penggantian Biaya KTP dan Akte Catatan Sipil Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum , ,00 ( ,00) 69, , ,00 ( ,00) 99, , ,00 ( ,00) 95,83 Retribusi Pelayanan Pasar , ,00 ( ,00) 91,22 III - 19

72 Bertambah (berkurang) % , , ,00 101,71 Jenis Retribusi TARGET REALISASI Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi , , ,00 101, , , ,72 101,30 Dinas Kesehatan Retribusi Jasa Umum yang dipungut oleh Dinas Kesehatan adalah Retribusi Pelayanan Kesehatan dengan target sebesar Rp ,00 dan terealisasi sebesar Rp ,00 atau % dari target yang ditetapkan. Tidak tercapainya target layanan kesehatan disebabkan adanya program Jamkesmas dan Jampersal dimana layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat sebagian besar oleh Puskesmas dan Jaringannya ditanggung atau diklaimkan kepada program Jamkesmas dan Jampersal. Disisi lain program jampersal dimana dimungkinkan Bidan dengan perjanjian kerjasama dapat memberikan layanan sehingga merupakan pendapatan pribadi bidan. Dinas PU Cipta Karya Retribusi Jasa Umum yang dipungut oleh Dinas PU Cipta Karya adalah Retribusi Pelayanan Kebersihan dengan target sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp ,-atau 7 % dari target yang ditetapkan. Tidak tercapainya target layanan Kebersihan disebabkan masihminimnya sarana kebersihan yang dimiliki oleh Pemda dan masyarakat kabupaten blitar masih banyak yang mengupakan kebersihan secara mandiri. Dinas Peternakan Retribusi Jasa Umum yang dipungut oleh Dinas Peternakan adalah Retribusi Pelayanan Kebersihan (untuk Pasar Hewan) dan Retribusi Pelayanan Pasar (Hewan) dengan target sebesar Rp untuk kebersihan Pasar hewan dan Rp ,00 untuk layanan pasar hewan. Sedangkan untuk realisasi sebesar Rp ,00 untuk kebersihan pasar hewan atau 115,77 % dan capaian realisasi untuk layanan pasar hewan Rp ,00 atau 102,45 dari target yang ditetapkan. III - 20

73 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Retribusi Jasa Umum yang dipungut oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil adalah Retribusi Penggantian Biaya KTP dan Akte Catatan Sipil dengan target sebesar Rp ,00. Capaian realisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 99.67%. Program E KTP dan akta kelahiran gratis banyak mempengaruhi tidak tercapainya target Retribusi Penggantian Biaya KTP dan Akte Catatan Sipil. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Retribusi Jasa Umum yang dipungut oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika adalah Retribusi Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi dengan target masing-masing sebesar Rp ,00 untuk Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum, Rp ,00 untuk Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor dan Rp ,00 untuk Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi. Capaian realisasi Retribusi Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum mencapai 95,83 %, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor mencapai 101,71%, dan capaian Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi mencapai 101,30 %. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Retribusi Jasa Umum yang dipungut oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran dengan target sebesar Rp ,-. Capaian realisasi pada tahun 2013 sebesar Rp ,- atau 101,9 %. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Retribusi Jasa Umum yang dipungut oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan (Pasar Kabupaten) dan Retribusi Pelayanan Pasar (Pasar Kabupaten) dengan target sebesar Rp ,00 dan Rp ,00. Capaian realisasi sebesar Rp ,00 atau % III - 21

74 untuk Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan (Pasar Kabupaten) dan Rp ,00 sebesar 91.13%. Retribusi Pelayanan Pasar (Pasar Kabupaten). A.2.2 RETRIBUSI JASA USAHA Jasa Usaha merupakan jasa yaitu retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta; Bentuk jasa usaha yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintahan Daerah sesuai Perda kabupaten Blitar nomor 13 tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha terdiri dari 13 jenis meliputi : Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah ; Retribusi Tempat Pelelangan; Retribusi Terminal; Retribusi Tempat Khusus Parkir; Retribusi Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/Villa; Retribusi Rumah Potong Hewan; Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga; Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah; Retribusi Rumah Dinas; Retribusi Gedung Serba Guna; Retribusi Tanah dan Bangunan; Retribusi Tanah Bekas Eks Bengkok; Retribusi Stadion. Secara lengkap berikut capaian realisasi Realisasi Retribusi Jasa Usaha Tahun 2013 Tabel 3.4 Realisasi Retribusi Jasa Usaha Tahun 2013 Jenis Retribusi TARGET REALISASI Bertambah (berkurang) % Retribusi Jasa Usaha , ,00 ( ,00) 97,88 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah , ,00 ( ,00) 99,31 Retribusi Tempat Pelelangan , , ,00 101,01 Retribusi Terminal , ,00 ( ,00) 97,07 Retribusi Tempat Khusus Parkir , , ,00 120,64 Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa , , ,00 166,67 Retribusi Rumah Potong Hewan , ,00 ( ,00) 97,71 Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah , ,00 ( ,00) 92, , , ,00 102,38 Retribusi Rumah Dinas , ,00 ( ,00) 94,97 Retribusi Gedung Serba Guna , , ,00 103,09 Retribusi Tanah dan Bangunan , , ,00 102,43 Retribusi Tanah Bekas Eks Bengkok , ,00 ( ,00) 99,67 Retribusi Stadion , ,00 ( ,00) 79,22 III - 22

75 Dinas Kesehatan Retribusi Jasa Usaha yang dipungut oleh Dinas Kesehatan adalah Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah berupa Mobil Jenazah dan Ambulans. Pada Tahun 2013 ditargetkan Rp ,- dan realisasisinya 0. Tidak/belum tercapainya terget yang ditetapkan disebabkan layanan yang diberikan bersaing dengan layanan secara Cuma- Cuma yang diberikan oleh beberpa lembaga. Diharapkan dengan peningkatan kualitas layanan, ketersediann unit layanan pada tahun mendatang akan mecapai target yang ditetapkan. Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Retribusi Jasa Usaha yang dipungut oleh Dinas PU Bina Marga dan Pengairan adalah Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah berupa sewa tanah dan asset lainnya, sewa alat-alat berat, wales dan perlatan lainnya. Pada Tahun 2013 ditargetkan Rp ,00,- dan realisasisinya Rp ,- atau mencapai 104,9%. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Retribusi Jasa Usaha yang dipungut oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika adalah Retribusi Terminal dan Retribusi Tempat Parkir Khusus dengan target masing-masing sebesar Rp ,00 untuk Retribusi Terminal dan Rp ,00 untuk Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor dan Rp ,00 untuk Retribusi Tempat Parkir Khusus. Capaian realisasi Retribusi Terminal mencapai 97,07 %, sedangkan Retribusi Tempat Parkir Khusus 120,57%,. Dinas Peternakan Retribusi Jasa Usaha yang dipungut oleh Dinas Peternakan adalah Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah : sewa los pasar hewan,pemakaian alat pemeriksaan pakan dan spesimen; Pemakaian alat Pemeriksaan dan Penyimpanan Straw, Pemakaian RPU, dan Retribusi Rumah Potong Hewan.. Pada Tahun 2013 target Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Rp ,00 dan realisasisinya Rp ,- atau mencapai 100,23%. Sedangkan target Retribusi Rumah Potong III - 23

76 Hewan pada tahun 2013 Rp ,00 dan Realisasinya Rp ,- atau mencapai 97,71%. Tidak/belum tercapainya terget yang ditetapkan disebabkan masih banykanya masyarakat yang memotong hewan ternaknya tidak di Rumah Potong Hewan. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Retribusi Jasa Usaha yang dipungut oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata adalah Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga meliputi : Wisata Lahor/Olak-alen; Wisata Penataran; Wisata Pantai Tambakrejo; Wisata Pantai Serang Wisata Pantai Jolosutro; Wisata Rambut Monte; Wisata Arung Jeram dan Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa. Target retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga pada tahun 2013 sebesar Rp ,00 dengan realisasi Rp ,- atau 92,39 %. Sedangkan Target retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa Rp ,- dengan realisasi Rp ,- atau mencapai 166,67%. Tidak tercapainya target retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga selain kurangnya sarana-dan prasarana pendukung, juga masih kurangnya promosi kepariwisataan. Dengan pembenahan sarana dan prasarana serta ditinggkatkannya promosi, diharapkan dapat meningkatkan target dan realisasi pendapatan. Dinas Kelautan dan Perikanan Retribusi Jasa Usaha yang dipungut oleh Dinas Kelauatan dan Perikanan adalah Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah (sewa tanah); Retribusi Tempat Pelelangan, dan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah. Pada Tahun 2013 target Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah (sewa tanah) sebesar Rp ,- dan realisasinya mencapai Rp ,- atau mencapai 115%. Target Retribusi Tempat Pelelangan Rp ,00 dan realisinya Rp ,00 atau 101,01%. Sedangkan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah target pada tahun 2013 Rp ,00 dengan realisasi mecapai Rp ,00 atau mencapai 102,38%. III - 24

77 Badan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah Retribusi Jasa Usaha yang dipungut oleh Badan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah meliputi : Retribusi Rumah Dinas; Retribusi Gedung Serba Guna; Retribusi Tanah dan Bangunan; Retribusi Tanah Bekas Eks Bengkok; Retribusi Stadion. Dari 5 jenis Retribusi Jasa usaha yang dikeloa BPKAD 2 diantaranya target realisasinya mencapai di atas 100 %, sedang 3 jenis lainnya tidak memenuhi target yang telah ditetapkan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Retribusi Jasa Umum yang dipungut oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah (Sewa Los/Kios Pasar Kabupaten) dengan target sebesar Rp ,00. Capaian realisasi pada tahun 2013 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah (Sewa Los/Kios Pasar Kabupaten) sebesar Rp ,00 atau %. A.2.3 RETRIBUSI PERIJINAN TERTENTU Retribusi Perijinan Tertentu merupakan retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan; Bentuk Retribusi Perijinan Tertentu yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintahan Daerah sesuai Perda kabupaten Blitar nomor 22 tahun 2011 tentang Retribusi Perijinan Tertentu terdiri dari 5 jenis perijinan meliputi : Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB); Retribusi Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol; Retribusi Ijin Gangguan; Retribusi Ijin Trayek; Retribusi Ijin Usaha Perikanan. Secara lengkap berikut capaian target dan realisasi Realisasi Retribusi Perijinan Tertentu Tahun 2013 III - 25

78 Tabel 3.5 Realisasi Retribusi Perijinan Tertentu Tahun 2013 Jenis Retribusi TARGET REALISASI Bertambah (berkurang) % Retribusi Perizinan Tertentu , , ,00 100,99 Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan , ,00 ( ,00) 98,43 Retribusi Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol , ,00 0,00 100,00 Retribusi Ijin Gangguan , , ,00 106,21 Retribusi Ijin Trayek , , ,00 108,26 Retribusi Ijin Usaha Perikanan , ,00 ( ,00) 46,02 Dinas PU Cipta Karya Retribusi Perijinan Tertentu yang dikeluarkan oleh Dinas PU Cipta Karya adalah Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan dengan target pada tahun 2013 Rp ,00 dan capaian Realisasi Rp ,00 atau 98,43%. Belum tercapainya target retribusi Ijin Mendirikan Bangunan disebabkan masih rendahnya masyarakat untuk mengurus IMB khususnya masyarakat pedesaan, dan masih kurangnya sosialiasi. Badan Lingkungan Hidup Retribusi Perijinan Tertentu yang dikeluarkan oleh Badan Lingkungan Hidup adalah Retribusi Ijin Gangguan dengan target pada tahun 2013 Rp ,00 dan capaian Realisasi Rp ,00 atau 106,21%. Dinas Kelautan dan Perikanan Retribusi Perijinan Tertentu yang dikeluarkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan adalah Retribusi Ijin Usaha Perikanan dengan target pada tahun 2013 Rp ,00 dan capaian Realisasi Rp atau 46,02%. Belum tercapainya target retribusi Ijin Usaha Perikanan disebabkan masih rendahnya masyarakat untuk mengurus Ijin Usaha Perikanan khususnya masyarakat pedesaan, dan masih kurangnya sosialiasi. III - 26

79 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Retribusi Perijinan Tertentu yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah Retribusi Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol dengan target pada tahun 2013 Rp ,00 dan capaian Realisasi 100,00% Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Retribusi Perijinan Tertentu yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika adalah Retribusi Ijin Trayek dengan target pada tahun 2013 Rp ,00 dengan capaian ,00 atau 108,26% A.3. TARGET DAN REALISASI HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Penerimaan ini antara lain dari Perusahaan Daerah Safitri Indah; PT Bank BPD Jawa Timur; PT Bank Perkreditan Jawa Timur; Bank Perkreditan Rakyat BPD Tabel 3.6 Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Tahun 2013 Uraian TARGET REALISASI Bertambah (berkurang) % Hasil Pengelolaan Kekayaan , ,30 ( ,70) 58,39 Daerah yang Dipisahkan Perusahaan Daerah Safitri Indah ,00 0,00 ( ,00) 0,00 PT Bank BPD Jawa Timur , ,30 ( ,70) 74,74 PT Bank Perkreditan Jawa Timur , ,00 ( ,00) 77,78 Bank Perkreditan Rakyat ,00 0,00 ( ,00) 0,00 Dari 4 jenis pendapatan asli daerah yang bersumber dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan terdapat 2 jenis pendapatan yang capaian realisasinya 0% yaitu pada Deviden Perusahaan Daerah Safitri Indah dan Deviden Bank Perkreditan Rakyat III - 27

80 Artha Hambangun Salaras dimana secara akuntansi dicatat pada penerimaan pembiayaan daerah. Disisi lain penerimaan yang diperoleh dari PT Bank BPD Jawa Timur belum sesuai dengan target yang ditetapkan karena realisasi Tahun 2013 berdasarkan RUPS tahun 2013 dengan dasar tahun buku tahun A4. TARGET DAN REALISASI LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH Lain-lain Pendapatan Asli Daerah merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain milik pemerintah daerah. Penerimaan ini berasal dari hasil penjualan barang milik daerah, dan penerimaan jasa giro, Bunga deposito, dan lain-lain pendapatan daerah meliputi : Tuntutan Ganti Kerugian Daerah (TGR), Pendapatan Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan, Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan, Pendapatan dari Pengembalian, Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum. Pada Tahun 2013 Realisasi Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah mencapai %. Secara lengkap capaian dan realisasi Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah pada Tahun 2013 sebagai berikut ; Tabel 3.7 Target Dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Uraian TARGET REALISASI Bertambah (berkurang) % Lain-lain Pendapatan Asli , , ,19 122,80 Daerah yang Sah Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan Penjualan Peralatan/Perlengkapan Kantor Tidak Terpakai Penjualan Kendaraan Dinas Roda Dua , , ,00 117, , , ,00 554, , ,00 0,00 100,00 Penjualan Hasil Perkebunan , , ,00 102,80 Penerimaan Jasa Giro , , ,52 128,49 Jasa Giro Kas Daerah , , ,14 0,00 Jasa Giro Pemegang Kas 0, , ,38 0,00 Penerimaan Jasa Giro RSUD 0, ,00 ( ,00) 15,63 Penerimaan Bunga Deposito , , ,37 126,08 Penerimaan Bunga Deposito Bank Jatim Penerimaan Bunga Deposito Bank BNI , , ,04 131, , ,00 ( ,00) 53,85 III - 28

81 Uraian TARGET REALISASI Bertambah (berkurang) % Penerimaan Bunga Deposito , , ,37 115,10 Bank BRI Penerimaan Bunga Deposito Bank Mandiri Penerimaan Bunga D eposito BTN Tuntutan Ganti Kerugian Daerah (TGR) Tuntutan Ganti Rugi atas Kerugian Uang Tuntutan Ganti Rugi atas Kerugian Barang Pendapatan Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan Denda Keterlambatan Pekerjaan Bidang Pendidikan Denda Keterlambatan Pekerjaan Bidang Kesehatan Denda Keterlambatan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum Denda Keterlambatan Pekerjaan Bidang Penataan Ruang Denda Keterlambatan Pekerjaan Bidang Pertanian/Perkebunan Denda Keterlambatan Pekerjaan Bidang Perikanan/Peternakan Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan Hasil Eksekusi Jaminan atas Pelaksanaan Pekerjaan Pendapatan dari Pengembalian Pendapatan dari Pengembalian Kelebihan Pembayaran Gaji & Tunjangan Pendapatan dari Pengembalian Uang Muka , , ,00 120, , , ,96 191, , ,00 ( ,00) 23, , ,00 ( ,00) 21,37 0, , ,00 0, , , ,15 133, , ,00 ( ,00) 98, , , ,00 462, , ,00 ( ,00) 66,20 0, , ,15 0, , , ,00 133,04 0, , ,00 0,00 0, , ,00 0,00 0, , ,00 0, , , ,15 209,02 0, , ,00 0,00 0, , ,00 0,00 Penerimaan Hutang Negara , , ,00 544,14 Setoran Kembali Pemegang Kas Anggaran Tahun Lalu Pendapatan dari Pengembalian Kegiatan Pendapatan Kapitasi dari Puskesmas Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum Lain-lain PAD dari Fasilitas Umum Hasil Pengelolaan Dana Bergulir Hasil Pengelolaan Dana Bergulir dari Kelompok Masyarakat Pendapatan dari Badan Layanan Umum Daerah Pendapatan dari Badan Layanan Umum Daerah 0, , ,00 0, , , ,15 111, , , ,00 100, , , ,00 106, , , ,00 106, , ,00 ( ,00) 7, , ,00 ( ,00) 7, , , ,00 119, , , ,00 119,10 III - 29

82 Dari 10 Jenis pendapatan daerah yang merupakan lain-lain pendapatan daerah yang sah 8 dianataranya dikelola oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKAD) selau SKPD dan 2 lainnya dikelola BLUD RSUD dan Dinas Peternakan. Badan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah Dari 10 Jenis merupakan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah yang dikeloala oleh Badan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah target realisasinya mencapai di atas 100 %, Kecuali Dana Bergulir dari kelompok masyarakat yang hanya mencapai 7.81% dimana pada pos ini hanya bunga yang dicatat sebagai pendapatan sedangkan dana pokok dicatat pada pembiayaan daerah. Hal ini disebabkan sebagian besar pengeloaan dana bergulir masyarakat dilaihkan melaui BPR Hambangun selaras. Pada sisi lain tinggi pendapatan dari Bunga Deposito, Jasa Giro menunjukan dana Idle yang cukup besar di Kas Daerah ataupun pemegang Kas. Hal ini seringkali disebabkan penyerapan anggaran yang cenderung dilaksakan pada akhir tahun anggaran. Masih adanya keterlambatan kegiatan, syang merupakan akibat dari proses keterlambatan penetapan APBD menjadi pekerjaan rumah bersama eksektif dan legislative agar pada tahun mendatang APBD dapat ditetapkan tepat waktu, selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tahun anggaran berakhir. Dinas Peternakan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah yang dikelola oleh Dinas Peternakan meliputi Pemanfaatan RMMC, dan Pemanfaatan Aset KINAK. Pada Tahun 2013 target Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Rp ,00 dan realisasisinya Rp ,00 atau mencapai 106,67%. Rumah Sakit Umum Daerah Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah yang dikelola oleh Rumah Sakit Umum Daerah meliputi Penapatan Layanan Kesehatan BLUD, Pendapatan Pelayanan Pendidikan Kesehatan, Penapatan Tempat Parkir dan Sewa Tempat. Pada Tahun III - 30

83 2013 target Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah RSUD adalah Rp ,00 dan realisasisinya Rp ,00 atau mencapai %. B. TARGET DAN REALISASI DANA PERIMBANGAN Mendasar pada Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta Undang- Undang Nomor Tahun 2007 Tentang Cukai dan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor Nomor 54/PUU-VI/2008 ditetapkan bahwa Provinsi penghasil tembakau juga menerima DBHCHTdana Perimbangan yang diperoleh Kabupaten Blitar dari pemerintah pusat terbagi menjadi 3 Jenis : Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak dan DBH Sumber Daya Alam, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Pada tahun 2013 realisasi pendapatan Dari Dna Perimbangan diluar Dana Bagi Hasil pajak capaiannya sesuai target atau lebih. Tidak tercapainya target DBH pajak disebabkan secara nasional Penerimaan negara dari pajak juga berkurang terkait dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi nasinal maupun regional. Grafik 3.10 Realisasi Dana Perimbangan Tahun 2013 III - 31

84 B1. DANA BAGI HASIL PAJAK DAN SUMBER DAYA ALAM Dana Bagi Hasil Pajak dan Sumber Daya Alam yang diterima oleh Kabupaten Blitar pada tahun 2013 terdiri dari : Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan; Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan Orang / Pribadi pasal 21, 25, 29; Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam Bagi Hasil dari Provisi Sumber Daya Hutan; Bagi Hasil dari Pungutan Hasil Perikanan; Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi; Bagi Hasil dari Pertambangan Gas Bumi; Bagi Hasil dari Pertambangan Panas Bumi; Bagi Hasil dari Cukai Hasil Tembakau; Bagi Hasil Pertambangan Umum. Alokasi dan Realisasi Penyaluran Dana Bagi Hasil Pajak dan Sumber Daya Alam ditetapkan melalui peraturan Menteri Keuangan realisasinya berdasarkan realisasi penerimaan negara. Secara lengkap berikut realisasi Dana Bagi Hasil Pajak Dan Sumber Daya Alam sebagai berikut : Tabel 3.8 Target Dan Realisasi Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Tahun 2013 Uraian TARGET REALISASI Bertambah (berkurang) % Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil , , ,00 103,00 Bukan Pajak Bagi Hasil Pajak , ,00 ( ,00) 98,54 Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan Orang / Pribadi pasal 21, 25, 29 Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam Bagi Hasil dari Provisi Sumber Daya Hutan Bagi Hasil dari Pungutan Hasil Perikanan Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi Bagi Hasil dari Pertambangan Gas Bumi Bagi Hasil dari Pertambangan Panas Bumi , , ,00 104, , ,00 ( ,00) 82, , , ,00 110, , ,00 ( ,00) 94, , , ,00 115, , , ,00 107, , , ,00 281, , ,00 ( ,00) 40,00 Bagi Hasil dari Cukai Hasil , , ,00 103,19 Tembakau Bagi Hasil Pertambangan Umum , , ,00 518,43 III - 32

85 B2. DANA ALOKASI UMUM Dana Alokasi Umum sesuai UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebesaranya adalah 26 % dari Pendapatan Dalam Negeri Netto. Dibagi Kabupaten, Kota dan propinsi se Indonesia sesuai parameter yang telah diatur dalam UU Nomor 33 Tahun 2004 dan selanjutnya ditetapkan dalam bentuk Peraturan Presiden. Sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2013 Tentang Dana Alokasi Umum Daerah Provinsi Dan Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2013 Kabupaten blitar memperoleh alokasi Rp ,- yang sebagaian besar digunakan untuk mencukupi belanja pegawai dan tugas-tugas umum pemerintahan. Realisasi DAU 2013 Rp ,- atau 100% yang disalurkan 1/12 atau setiap bulan pada akhir bulan berjalan. B3. DANA ALOKASI KHUSUS Dana Alokasi Khusus sesuai UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Pedoman umum dan alokasi Dana Alokasi Khusus, ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Pedoman Umum Dan Alokasi Dana Alokasi Khusus setiap tahunnya. Pada tahun 2013 ada 19 Bidang Dana Alokasi Khusus (DAK) dan ada DAK tambahan untuk daerah tertinggal. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.07/2012 tentang Pedoman Umum Dan Alokasi Dana Alokasi Khusus Kabupaten Blitar memperoleh alokasi Rp ,00 untuk 13 Bidang DAK dan tersalurkan 100%. Penyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) berdsarkan prestasi dan realisasi III - 33

86 pelaksanaan penyerapan Anggaran). Secara lengkap berikut realisasi Dana Alokasi Khusus Tahun 2013 sebagai berikut : Tabel 3.9 Target Dan Realisasi Penerimaan Dana Alokasi Khusus Tahun 2013 Uraian TARGET REALISASI Bertambah (berkurang) % Dana Alokasi Khusus , ,00 0,00 100,00 Dana Alokasi Khusus , ,00 0,00 100,00 DAK Bidang Pendidikan , ,00 0,00 100,00 DAK Bidang Kesehatan , ,00 0,00 100,00 DAK Bidang Infrastruktur Jalan , ,00 0,00 100,00 DAK Bidang Infrastruktur Irigasi , ,00 0,00 100,00 DAK Bidang Kelautan dan Perikanan , ,00 0,00 100,00 DAK Bidang Pertanian , ,00 0,00 100,00 DAK Bidang Lingkungan Hidup , ,00 0,00 100,00 DAK Bidang Keluarga Berencana , ,00 0,00 100,00 DAK Bidang Kehutanan , ,00 0,00 100,00 DAK Bidang Perdagangan , ,00 0,00 100,00 DAK Bidang Infrastruktur Air Minum , ,00 0,00 100,00 DAK Bidang Infrastruktur Sanitasi , ,00 0,00 100,00 DAK Bidang Transportasi Darat , ,00 0,00 100,00 C. TARGET DAN REALISASI LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH Mendasar pada Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan serta Permendagri nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan APBD tahun 2013, Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah merupakan penerimaan daerah yang berasal dari Dana Bagi Hasil Pajak Dan Bukan Pajak Dari Propinsi, Dana Penyesuaian/Otonomi Khusus Dari Pemerintah Pusat, bantuan Keuangan dari Pemerintah pusat/propinsi, dan hibah yang diterima pemerintah daerah. Pada Tahun 2013 Realisasi Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah mencapai % III - 34

87 Grafik 3.11 Target Dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Tahun 2013 C1. DANA BAGI HASIL PAJAK DAN BUKAN PAJAK DARI PROPINSI Dana Bagi Hasil Pajak Dan Bukan Pajak Dari Propinsi yang diterima Kabupaten Blitar pada tahun 2013 terdiri dari : Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor, Bagi Hasil Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Bagi Hasil Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Bagi Hasil Pajak Pengambilan & Pemanfaatan Air Permukaan, Dana Bagi Hasil Bantuan dari Pihak Ketiga (SP 3), Dana Bagi Hasil Bea Tera Ulang ; Dana Bagi Hasil Pemeriksaan Ternak. Secara lengkap berikut realisasi Dana Bagi Hasil Pajak Dan Bukan Pajak Dari Propinsi tahun 2013 sebagai berikut : III - 35

88 Tabel 3.8 Target Dan Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi Uraian dan Pemerintah Daerah Lainnya Tahun 2013 TARGET REALISASI Bertambah (berkurang) Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan , ,00 ( ,00) 96,50 Pemerintah Daerah Lainnya Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi , ,00 ( ,00) 96,07 Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor , ,00 ( ,00) 96,29 Bagi Hasil Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor , ,00 ( ,00) 95,33 Bagi Hasil Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Bagi Hasil Pajak Pengambilan & Pemanfaatan Air Permukaan , ,00 ( ,00) 96, , ,00 ( ,00) 79,34 Dana Bagi Hasil Bantuan dari Pihak Ketiga (SP 3) , , ,00 109,14 Dana Bagi Hasil Bantuan dari Pihak Ketiga (SP 3) , , ,00 109,14 Dana Bagi Hasil Bea Tera Ulang , , ,00 264,77 Dana Bagi Hasil Bea Tera Ulang , , ,00 264,77 Dana Bagi Hasil Pemeriksaan Ternak , , , ,09 Dana Bagi Hasil Pemeriksaan Ternak , , , ,09 % C2. DANA PENYESUAIAN DAN OTONOMI KHUSUS Dana penyesuaian adalah dana yang dialokasikan untuk membantu daerah dalam rangka melaksanakan kebijakan tertentu Pemerintah sesuai peraturan perundangan, yang terdiri atas dana insentif daerah, Dana Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD), dana-dana yang dialihkan dari Kementerian Pendidikan Nasional ke Transfer ke Daerah, berupa Tunjangan Profesi Guru dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah, serta Kurang Bayar Dana Sarana dan Prasarana Infrastruktur Provinsi Papua Barat. Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (DP2D2). Pada Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Blitar berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.07/2013 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 42/PMK.07/2013 tanggal 27 Pebruari 2013 tentang Pedoman Umum Dan Alokasi Dana Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Kepada Daerah Provinsi, Kabupaten, Dan Kota Tahun Anggaran 2013 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 127/PMK.07/2013 tanggal 2 September 2013 tentang III - 36

89 Pedoman Umum Dan Alokasi Dana Proyek Pemerintah Daerah Dan Desentralisasi Tahun Anggaran Alokasi Dana Penyesuaian sebesar Rp ,00 dan realisasi sebsesar 100%. Dana P2D2 merupakan reimburtsmen DAK Bidang Infrastruktur Tahun 2012 yang disalurkan apda tahun Secara lengkap berikut realisasi Dana Penyesuaian Dan Otonomi Khusus tahun 2013 sebagai berikut : Tabel 3.11 Target Dan Realisasi Dana Penyesuaian Dan Otonomi Khusus Tahun 2013 Uraian TARGET REALISASI Bertambah (berkurang) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus , ,00 0,00 100,00 Dana Penyesuaian , ,00 0,00 100,00 Tambahan Penghasilan Guru PNSD , ,00 0,00 0,00 Tambahan Penghasilan Tunjangan Profesi Guru PNSD Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (DP2D2) , ,00 0,00 100, , ,00 0,00 100,00 % C3. BANTUAN KEUANGAN PROPINSI Bahwa dalam bahwa dalam rangka mewujudkan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun dan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang bisa meningkatkan pembangunan ekonomi wilayah dengan memberdayakan Pemerintah Kabupaten/Kota melalui dukungan pendanaan, maka perlu diberikan Bantuan Keuangan Khusus kepda Kabupaten Kota dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur. Pada tahun 2013 berdasarkan Surat Sekretaris Daerah Propinsi Jawa Timur 903/10777 /202/2012 tanggal 3 Desember 2012 tentang Plafon Anggaran Keuangan Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota Pada APBD Provinsi Jawa Tlmur Tahun 2013; Sekretaris Daerah Propinsi Jawa Timur 903/9638/202/2012 tanggal 3 Oktober 2013 tentang Plafon Anggaran Keuangan Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota Pada P APBD Provinsi Jawa Timur Tahun 2013; Sekretaris Daerah Propinsi Jawa Timur 903/9641/202/2013 tanggal 3 Oktober 2013 tentang ralat Plafon Anggaran III - 37

90 Keuangan Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota Pada P APBD Provinsi Jawa Tlmur Tahun Tabel 3.10 Target Dan Realisasi Bantuan Keuangan dari Propinsi Tahun 2013 Uraian TARGET REALISASI Bertambah (berkurang) % Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau , , ,00 130,24 Pemerintah Daerah Lainnya Bantuan Keuangan dari Provinsi , , ,00 130,24 Bantuan Keuangan dari Propinsi Jawa Timur , , ,00 130,24 V. PAGU DAN REALISASI BELANJA DAERAH Belanja pemerintah merupakan salah satu stimulus dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi belanja yang dikeluarkan oleh pemerintah diharapkan dapat mendukung pembangunan perekonomian. Bahkan adanya otonomi daerah menuntut daerah-daerah untuk lebih mandiri dengan efisiensi pengelolaan APBD. Demikian pula yang terjadi di Kabupaten Blitar, pengelolaan APBD diharapkan dapat menstimulus potensi-potensi perekonomian sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Alokasi belanja daerah diharapkan sesuai dengan kebutuhan daerah dalam mencapai tujuan pembangunan perekonomian daerah. Dengan demikian maka belanja daerah di harapkan mampu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi pengangguran dengan menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi tingkat kemiskinan daerah, pemerataan pembangunan daerah di seluruh kawasan, meningkatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan masyarakat, serta pelayanan-pelayanan publik yang lainnya. Intinya penganggaran belanja daerah diharapkan dapat menciptakan kesejahteraan dan memperbaiki pelayanan publik. Pada tahun 213 Pagu Belanja Daerah Rp ,18 terbagi menjadi Belanja Tidak Langsung Rp ,75 atau 61.72% dan Belanja Langsung III - 38

91 Rp ,43 atau 38.28%. Realisasi Belanja daerah pada tahun 2013 tidak mencapai 100% Grafik 3.12 Pagu dan Realisasi Belanja Daerah Tahun 2013 A. PAGU DAN REALISASI BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Tidak Langsung adalah belanja yang tidak terkait langsung dengan program dan kegiatan. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2013 Belaja Tidak Langsung di Kabupaten Blitar meliputi : Belanja Pegawai, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil Kepada Propini/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa; Belanja Bantuan Keuangan Kepada Propinsi, Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa; dan Belanja Tidak Terduga. Secara lengkap berikut pagu dan realisasi belanja tidak langsung pada tahun 2013 : III - 39

92 Tabel 3.13 Pagu dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun 2013 BELANJA TIDAK LANGSUNG Uraian TARGET REALISASI , ,0 0 Belanja Pegawai , ,0 0 Bertambah (berkurang) ( ,75 ) ( ,75 ) % 94,07 93,90 Belanja Hibah , ,00 ( ,00) 94,29 Belanja Bantuan Sosial , ,00 ( ,00) 98,37 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan Desa Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Kabupaten/Kota Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Propinsi (Parkir Berlangganan) Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Lembaga/Instansi (Parkir Berlangganan) Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Kepada Pemerintahan Desa Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintahan Desa dan Parpol Belanja Bantuan Keuangan kepada kabupaten/kota Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Kabupaten/Kota Belanja Bantuan Keuangan kepada Desa Bantuan Keuangan untuk Alokasi Dana Desa (ADD) Bantuan Keuangan untuk Tambahan Penghasilan Perangkat Desa Bantuan Keuangan untuk Pilkades Bantuan keuangan untuk tali asih perangkat desa Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai Politik Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai Politik , ,00 ( ,00) 98, , ,00 ( ,00) 95, , ,00 ( ,00) 97, , ,00 ( ,50) 97, , ,00 ( ,50) 97, , ,00 ( ,00) 100, , ,00 ( ,00) 100, , ,00 ( ,00) 99, ,00 0,00 ( ,00) 0, ,00 0,00 ( ,00) 0, , ,00 ( ,00) 99, , ,00 0,00 100, , ,00 ( ,00) 98, , ,00 ( ,00) 99, , ,00 ( ,00) 95, , ,00 0,00 100, , ,00 0,00 100,00 Belanja Tidak Terduga , ,00 ( ,00) 25,57 Belanja Tidak Terduga , ,00 ( ,00) 25,57 Belanja Tidak Terduga , ,00 ( ,00) 25,57 III - 40

93 A.1 Belanja Pegawai Sesuai dengan intruksi dari pemerintah pusat melalui Permendagri 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan APBD tahun 2013 Belanja Gaji Pegawai meliputi Gaji Pegawai, DPRD dan Kepala Daerah beserta wakilnya, Tunjangan Sertifikasi Guru dan tambahan penghasilan guru,tunjangan Kelengkapan DPRD dan BPO Kepala Daerah/Wakil serta Upah Pungut Pajak & Retribusi serta tambahan kesejahteraan pegawai. Pada tahun 2013 Pagu Belanja Pegawa pada tahun 2013 sebesar Rp ,75 dan realisasi 93,90%. A.2 Belanja Hibah Hibah diberikan dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah. Pagu Belanja Hibah tahun 2013 sebesar Rp ,00 dimana Senilai Rp ,- bersumber dari bantuan Keuangan Propinsi : Bantuan Penyelenggaran Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta (BPDGS) tahun Realisasi Belanja Hibah pada tahun 2013 sebesar Rp ,00 atau % dari pagu yang telah ditetapkan. A.3 Bantuan Sosial Bantuan Sosial adalah bantuanyang diberikan diberikan dalam bentuk uang kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan Sosial terbagi menjadi direncanakan dan Tidak Direncanakan. Bantuan Sosial direncanakan pada tahun 2013 merupakan Dana Urusan Bersama (DUB) Program PNPM Mandiri Perdesaan dan Perkotaan, dan Belanja Bantuan Sosial kepada Lembaga Pendidikan (BOS) III - 41

94 untuk siswa SLTA (Bantuan Khusus Siswa Miskin), yang bersumber dari bantuan Keuangan Propinsi Tahun Pagu Belanja Sosial pada tahun 2013 sebesar Rp ,00 dan Realisasi Belanja Sosial pada tahun 2013 sebesar Rp ,00 atau %. A.4 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/ Kabupaten / Kota Dan Pemerintah Desa Belanja bagi hasil bersumber dari bagi hasil penerimaan daerah dari pajak dan retribusi daerah sebagai bentuk komitmen daerah untuk melaksankan perimbangan keuangan kepada desa khususnya sebgai daerah otonom dibawah Pemerintah Kabupaten. Bagi hasil pajak dan retribusi diterima desa sebagai salah satu sumber penerimaan Desa pada APBDes setiap tahunnya. Besaran bagi hasil pajak dan retribusi ditetapkan melalui Perda Nomor 10 Tahun 2012 dan disalurkan berdasarkan realisasi penerimaan pajak dan retribusi daerah yang diatur melalui perbup. Di sisi lain juga terdapat alokasi bagi hasil kepada Propinsi dan Instansi vertikal terkait dengan retribusi parkir berlangganan. Pada tahun 2013 pagu Belanja Bagi Hasil Rp ,00 dan realisasinya Rp ,00 atau 98.12%. A.5 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintahan Desa Dan Parpol Belanja Bantuan Keuangan Kepada Desa Bahwa dalam rangka pemerataan pembangunan dan akselerasi (percepatan) pembangunan di desa serta sebagai bentuk perimbangan keuangan antara Kabupaten dengan pemerintah Desa dibawahnya baik dalam bidang infrastruktur, peningkatan ekonomi masyarakat, pembangunan sosial kemasyarakatan dialokasikan bantuan keuangan kepada desa dalam bentuk Alokasi Dana Desa (ADD) sesuai dengan amanat PP Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Disisi lain bahwa dalam rangka mewujudkan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Blitar Jawa Timur Tahun dan III - 42

95 untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang bisa meningkatkan pembangunan ekonomi wilayah dengan memberdayakan Pemerintah Desa melalui dukungan pendanaan, maka perlu diberikan Bantuan KeuanganDesa dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Blitar. Pada belanja dini juga dialokasikan bantuan Keuangan kepda partai politik sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 2009 tentan Bantuan Keuangan Kepada Parpol. Pada Tahun 2013 dialokasikan Bantuan keuangan kepada Kabuaten/Kota Musi Rawas Di Sumatera Selatan sebesar Rp ,- untuk membantu transmigran asal Kabupaten Blitar dan belum direalisasikan. Pada tahun 2013 dialokasikan Bantuan Keuangan desa : (1) Untuk program Alokasi Dana Desa (ADD) (2) Untuk Tambahan Penghasilan Aparatur Pemerintah Desa (TPAPD), (3) Bantuan Penyelanggaran PILKADES dan Bantuan tali Asih perangkat desa. Pada Tahun 2013 Bantuan Keuangan Desa dialokasikan Rp ,00 dan realisasinya Rp ,00 atau 99.31%. Bantuan Keuangan Kepada partai politik pada tahun 2013 sebesar Rp ,00 untuk 10 Partai Politik yang memiliki Kursi hasil Pemilu Legislatif 2009 di DPRD Kabupaten Blitar. Realisasi Bantuan Keuangan Kepada partai politik pada tahun 2013 sebesar 100%. A6. Belanja Tidak Terduga Belanja Tak Terduga adalah pos pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah. Kegiatan yang sifatnya tidak biasa sebagaimana dimaksud di atas yaitu untuk tanggap darurat dalam rangka pencegahan gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan, ketertiban, ketentraman dan ketertiban masyarakat di daerah. Kegiatan darurat sebagaimana dimaksud di atas harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : III - 43

96 1. bukan merupakan kegiatan normal dari aktifitas pemerintah daerah dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya; 2. tidak diharapkan terjadi secara berulang; 3. berada di luar kendali dan pengaruh pemerintah daerah; dan 4. memiliki dampak yang signifikan terhadap anggaran dalam rangka pemulihan yang disebabkan oleh keadaan darurat. Pada tahun 2013 pagu Belanja Tidak Terduga sebesar Rp ,00 dan realisasinya Rp ,00 atau 25.57%. B. PAGU DAN REALISASI BELANJA LANGSUNG Belanja Langsung adalah belanja yang tidak terkait langsung dengan program dan kegiatan, yang dilaksanakan oleh SKPD Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2013 Belaja Langsung di Kabupaten Blitar meliputi : Belanja Pegawai, Belanja Barang-Jasa dan Belanja Modal dilaksanakan untuk mendanai 32 SKPD dan 26 Usuran Wajib dan 8 urusan pilihan. Pagu Belanja Langsung pada tahun 2013 Rp ,43 dan relaisasinya Rp ,00 atau %. Secara lengkap berikut pagu dan realisasi belanja langsung pada tahun 2013 : Tabel 3.14 Pagu dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2013 Uraian TARGET REALISASI Bertambah % (berkurang) BELANJA LANGSUNG , ,00 ( ,43) 97,37 Belanja Pegawai , ,00 ( ,00) 99,46 Belanja Barang dan Jasa , ,00 ( ,28) 95,42 Belanja Modal , ,00 ( ,15) 98,76 III - 44

97 VI. PAGU DAN REALISASI PEMBIAYAAN DAERAH DAERAH A. Target dan Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah Pada tahun 2013 Penerimaan Pembiayaan ditargetkan sebesar Rp ,18 dan realisasinya sebesar Rp ,18 atau %. sumber utama penerimaan pembiayaan daerah adalah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) dimana merupakan akumulasi dari Pagu Belanja yang tidak terserap atau terjadi penghematan belanja dan Pendapatan yang melampui target yang telah ditetapkan. Dalam penerimaan pembiayaan juga dibukukan penerimaan dari dana bergulir berupa pengembalian pokok dana, dan juga dibukukan penerimaan yang bersumber dari Badan Usaha Milik Daerah : BUMD Savitri Indah dan BUMD BPR Hambangun Salaras; B. Pagu dan Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah Pada Pos pengeluaran pembiayan dialokasikan Pembentukan Dana Cadangan tahap I Sebesar Rp ,- untuk pelaksanaan PEMILUKADA tahun 2015 dan telah direalisasikan sesuai Perda Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pembentukan Dana Cadangan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun Pada pos Pengeluran Pembiayaan juga dialokasikan penyertaan Modal kepda BUMD PDAM sebesar Rp ,- untuk menambah modal PDAM dalam rangka turut serta program kemitraan dengan AUSAID untuk menyediakan air bersih kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Tambahan modal akan dipergunakan PDAM untuk peningkatan infratruktur dan subsidi sambungan. Dikarenakan program AUSAID belum siap digulirkan maka penyertaan modal kepada PDAM sesuai Perda Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 8 Tahun 2011 tentang Penyertaan Modal Daerah Kabupaten Blitar pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Blitar belum direalisasikan. Secara rinci realisasi penerimaan dan pengeluaran pembiayan daerah pada tahun 2013 sebagai berikut : III - 45

98 Tabel 3.13 Pagu dan Realisasi Pembiayaan Tahun 2013 Uraian Anggaran REALISASI Bertambah (berkurang) % PEMBIAYAAN DAERAH 99,27 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya , , ,00 100, , ,18 0,00 100,00 Sisa Pembiayaan Daerah , ,18 0,00 100,00 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Penerimaan kembali Pemberian Pinjaman Penerimaan Kembali Dana Bergulir Peternakan Penerimaan Kembali Dana Bergulir Industri dan Perdagangan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan Hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan - PD Savitri Indah Hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan - PT. BPR HAS , ,18 0,00 100,00 0, , ,00 0,00 0, , ,00 0,00 0, , ,00 0,00 0, , ,00 0,00 0, , ,00 0,00 0, , ,00 0,00 0, , ,00 0,00 0, , ,00 0,00 PENGELUARAN PEMBIAYAAN , ,00 ( ,00) 50,00 DAERAH Pembentukan Dana Cadangan , ,00 0,00 100,00 Pembentukan Dana Cadangan , ,00 0,00 100,00 Pembentukan Dana Cadangan , ,00 0,00 100,00 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah ,00 0,00 ( ,00) 0,00 Badan usaha milik daerah (BUMD) ,00 0,00 ( ,00) 0,00 Penyertaan Modal pada Perusahaan Daerah Air Minum ,00 0,00 ( ,00) 0,00 Pembiayaan Netto , , ,00 102,11 III - 46

99 BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Sesuai dengan maksud dan tujuan otonomi daerah, maka setiap daerah diberi kewenangan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan yang kemudian disebut dengan urusan pemerintahan daerah. Urusan dimaksud dibedakan menjadi urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib merupakan urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. Sedangkan urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan. Dalam ranah ini Kabupaten Blitar mempunyai 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan meliputi 1 : Urusan Wajib : 1. Pendidikan 2. Kesehatan 3. Lingkungan Hidup 4. Pekerjaan Umum 5. Penataan Ruang 6. Perencanaan Pembangunan 7. Perumahan 8. Kepemudaan Dan Olahraga 9. Penanaman Modal 10. Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah 11. Kependudukan Dan Catatan Sipil 12. Ketenagakerjaan 13. Ketahanan Pangan 14. Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak 15. Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera 16. Perhubungan 17. Komunikasi Dan Informatika 1 Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota tentang pembagian urusan wajib dan urusan pilihan. IV-1

100 18. Pertanahan 19. Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri 20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian 21. Pemberdayaan Masyarakat Desa 22. Sosial 23. Kebudayaan 24. Statistik 25. Kearsipan, Dan 26. Perpustakaan Urusan Pilihan : 1. Kelautan Dan Perikanan 2. Pertanian 3. Kehutanan 4. Energi Dan Sumber Daya Mineral 5. Pariwisata 6. Industri 7. Perdagangan 8. Ketransmigrasian Pelaksanaan urusan pemerintahan di Kabupaten Blitar pada tahun 2013 secara umum dapat berjalan dengan baik. Hal tersebut dikarenakan adanya komitmen yang cukup tinggi dari seluruh aparatur pemerintah daerah beserta stakeholders terkait untuk mematuhi ketentuan yang berlaku di bidang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi program dan kegiatan pembangunan daerah. Gambaran secara lengkap tentang penyelenggaraan urusan pemerintahan Kabupaten Blitar tahun 2013 diuraikan sebagai berikut: A. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN Sebagaimana disampaikan diatas bahwa pada tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Blitar melaksanakan 26 Urusan Wajib yang dilaksanakan oleh SKPD-SKPD sesuai bidangnya. Pelaksanaan program dan kegiatan untuk masing-masing urusan diuraikan sebagai berikut : 1. URUSAN PENDIDIKAN Urusan pendidikan pada tahun 2013 dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan yang mendapat alokasi anggaran sebesar Rp yang direalisasikan sebesar IV-2

101 Rp atau sebesar 94,58%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi diuraikan sebagai berikut : a. Program dan Kegiatan 1. Program Pendidikan Anak Usia Dini Program Pendidikan Anak Usia Dini mendapat alokasi anggaran sebesar Rp Yang direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 77,87%. Program ini dilaksanakan melalui tiga kegiatan meliputi; Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidik, Gebyar PAUD, dan Hari Anak Nasional (HAN). Output dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu terselenggaranya pelatihan bagi pendidik PAUD, Gebyar PAUD dan terselenggaranya kegiatan peringatan HAN. 2. Program Wajib Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Wajib Pendidikan Dasar Sembilan Tahun mendapat alokasi anggaran sebesar Rp direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 96,36%. Program ini dilaksanakan melalui 27 kegiatan diantaranya: pembangunan gedung sekolah, pembinaan minat, peningkatan bakat dan kreatifitas siswa SD, pengadaan gedung sekolah SD/SDLB/SMP dan perlengkapannya (DAK dan pendamping DAK 2013), penguatan kapasitas guru dan manajemen sekolah, dan pelaksanaan DAK SD/SMP (Silpa 2012). Output dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut yaitu terselenggaranya pembangunan gedung sekolah, terlaksananya kegiatan pembinaan minat,bakat dan kreatifitas siswa SD, terpenuhinya pembangunan gedung dan peningkatan mutu pendidikan, terlaksananya kegiatan penguatan kapasitas guru dan manajemen sekolah, dan terlaksananyadak Silpa SD/ SMP (Silpa 2012). 3. Program Pendidikan Menengah Program Wajib Pendidikan Menengah mendapat alokasi anggaran sebesar Rp direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 85,84%. Program ini dilaksanakan melalui 25 kegiatan diantaranya pembinaan minat, bakat dan kreatifitas siswa SMP,SMA,SMK, pelaksanaan PSB, SMP RSBI, SMA dan SMK, penyelenggaraan Liga Pendidikan Indonesia (LPI), pembinaan guru mapel, penyelenggaraan festival kesenian tingkat SMP, SMA, SMK (festival panji, seminar, pameran komik, leaflet dan studi banding) dan peningkatan mutu pendidikan SMK (Banprop). Output dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut yaitu terlaksananya kegiatan pembinaan minat, bakat dan kreatifitas siswa SMP, SMA, SMK, terlaksananya kegiatan pelaksanaan PSB, SMP RSBI, SMA dan SMK, dll. IV-3

102 4. Program Pendidikan Non Formal Program Pendidikan Non Formal mendapat alokasi anggaran sebesar Rp direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 88,15%. Program ini dilaksanakan melalui 9 kegiatan diantaranya pembinaan lembaga kursus dan kelembagaan, penyelenggaraan ujian paket A,B,C, sosialisasi dan pelatihan tutor keaksaraan usaha mandiri, dan sosialisasi manajemen LKP. Output dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut yaitu terlaksananya kegiatan pembinaan instruktur kursus, terselenggaranya ujian paket A,B,C, dan terlaksananya kegiatan sosialisasi dan pelatihan tutor keaksaraan usaha mandiri. 5. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp yang direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 99,30% Program ini dilaksanakan melalui 8 kegiatan diantaranya pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga kependidikan, pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standart kompetensi, dan kenaikan pangkat, NUPTK, Gaji Berkala, pensiun dan impassing tenaga kependidikan, dll. Output dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut yaitu terlaksanannya pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga kependidikan, dan terlaksanannya pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi, dll. 6. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 91,62%. Program ini dilaksanakan melalui 12 kegiatan diantaranya penerapan sistem dan informasi manajemen pendidikan, penyediaan operasional BOS SD, SMP, SMA (Banprop), bimtek perencanaan, pengadministrasian dan pelaporan BOS SD, SMP, SMA, dan sosialisasi bantuan siswa miskin, dll. Output dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut yaitu terlaksanannya kegiatan penerapan sistem dan informasi manajemen pendidikan, terpenuhinya penyediaan operasional BOS SD/SMP/SMA, terselenggarannya bimtek, dan terlaksanannya sosialisasi guru dan kepala sekolah, dll. IV-4

103 b) Capaian Kinerja Sesuai RPJMD Kabupaten Blitar Tahun , maka capaian kinerja urusan pendidikan diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: Tabel 4.1 Capaian Kinerja Urusan Pendidikan Tahun 2013 No Indikator Target Capaian 1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) - Usia 7 12 tahun 0,93 0,97 - Usia tahun 0,83 0,82 2 Angka Partisipasi Kasar (APK) - SD/MI 0,97 0,99 - SMP/MTs 0,95 0,99 - SMA/SMK/MA 0,35 0,52 3 Angka Partisipasi Murni (APM) - SD/MI 0,88 0,90 - SMP/MTs 0,77 0,81 - SMA/SMK/MA 0,28 0,40 4 Rasio Ketersediaan Sekolah/ Penduduk - Pendidikan Dasar 1 : : Pendidikan Menengah 1 : : Rasio Guru/Murid - SD/MI 1 : 14 1 : 15 - SMP/MTs 1 : 14 1 : 10 - SMA/SMK/MA 1 : 14 1 : 10 6 Angka Putus Sekolah - SD/MI 0,00% 0,0006% - SMP/MTs 0,01% 0,0090% - SMA/SMK/MA 0,01% 0,0083% 7 Angka Kelulusan - SD/MI 100% 100% - SMP/MTs 100% 100% - SMA/SMK/MA 100% 100% Penduduk >15 tahun melek huruf 8 (buta aksara) Sumber : Dinas Pendidikan, Tabel diatas menunjukkan bahwa beberapa target dapat terpenuhi dan bahkan melampaui, namun beberapa masih berada dibawahnya. Beberapa target yang terpenuhi diantaranya APS Usia 7 12 tahun, APK, APM, Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk jenjang Pendidikan Dasar, Rasio Guru/Murid untuk jenjang SMP/MTs dan SMA/SMK/MA, Angka Kelulusan, dan Jumlah penduduk > 15 tahun yang melek huruf. Sementara, target yang tidak terpenuhi antara lain APS Usia tahun, Angka Putus Sekolah jenjang Sekolah Dasar, Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Pendidikan Menengah. Kurangnya Ketersediaan Sekolah di level IV-5

104 Pendidikan Menengah berbanding lurus dengan rendahnya APK SMA/SMK/MA. Penyebab lain rendahnya APK SMA/SMK/MA yaitu adanya lulusan SMP/MTs yang langsung bekerja dan adanya lulusan SMP/MTs yang melanjutkan ke luar daerah (Kota Blitar, dll). Selama tahun 2013 banyak prestasi yang diraih oleh Dinas Pendidikan baik di tingkat Nasional maupun tingkat provinsi. 12 Prestasi di tingkat nasional telah diraih, diantaranya Juara II Lomba karya tulis ilmiah, Juara III Lomba Mapel Kompetisi Matematika, Juara I PORSENI Cabang Pencak Silat Kelompok Kelas dan Kelompok Beregu Putra dan Putri, dll. Di tingkat Provinsi juga meraih 12 prestasi, diantaranya Juara I Pengawas Berprestasi, Juara I Porseni Cabang Tari, dll. c) Permasalan dan Solusi Rendahnya APM SMA/SMK/MA menjadi suatu permasalahan yang perlu mendapat solusi. Solusi yang dapat dilakukan untuk memecahkan permasalahan ini adalah : a. Menambah kuota dan penambahan kelas penerimaan Siswa Baru pada jenjang SLTA. b. Memberikan pelayanan pendidikan yang optimal di sekolah perbatasan dalam bentuk pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai, SDM (guru yang berkualitas), dan peningkatan sumber daya lainnya. c. Memberikan pemahaman kepada orang tua wali murid pada saat pertemuan orang tua (khususnya siswa SLTP) tentang pentingnya pendidikan 12 tahun. 2. URUSAN KESEHATAN Urusan Kesehatan pada tahun 2013 dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar dan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Alokasi anggaran untuk pelaksanaan urusan kesehatan sebesar Rp yang direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 98,95%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi masing-masing SKPD diuraikan sebagai berikut: A. Dinas Kesehatan Urusan Kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan pada tahun 2013 medapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang terealisasi sebesar Rp. IV-6

105 ,- atau sebesar 89,31%. Adapun realisasi program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi diuraikan sebagai berikut : a) Program dan Kegiatan 1. Program Obat dan Perbekalannya (DAK dan Pendamping DAK) Program Obat dan Perbekalannya (DAK dan Pendamping DAK) mendapat alokasi anggaran sebesar Rp yang direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 92,09% yang dilaksanakan melalui kegiatan Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan, Peningkatan mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan kesehatan (DAK dan Pendamping DAK), dan Pengadaan Obat dan Perbekalannya (DAK dan Pendamping DAK). Output dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut antara lain tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang mencukupi. 2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Upaya Kesehatan Masyarakat mendapat alokasi anggaran sebesar Rp yang direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 88,17% yang dilaksanakan melalui kegiatan pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik essensial (bagi penderita akibat dampak rokok/dbhct), peningkatan kesehatan masyarakat, pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita dan anak pra sekolah, peningkatan mutu kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, peningkatan pelayanan kesehatan remaja, serta jaminan kesehatan masyarakat dan jampersal. Terealisasinya program ini menghasilkan output yakni tersedianya obat dan alkes dalam jumlah yang cukup, tersedianya dana untuk pengadaan alkes dan obat generik, meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas, terpenuhinya operasional puskesmas, memberikan pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana bagi PUS. 3. Program Pengawasan Obat dan Makanan Program pengawasan obat dan makanan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp yang direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 99.43% yang dilaksanakan melalui kegiatan pengawasan keamanan pangan bahan berbahaya. Terialisasinya program ini menghasilkan output yakni terlaksananya pengawasan pangan dan bahan berbahaya di toko. IV-7

106 4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang direalisasikan sebesar Rp ,- atau sebesar 99,89% program ini dilaksanakan melalui kegiatan pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat, penyuluhan masyarakat pola hidup sehat, peningkatan kualitas SDM kesehatan dan pemantapan taman posyandu. Output dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut yakni perubahan perilaku/pola hidup sehat, terbentuknya SDM kesehatan yang berkualitas, dan pemantauan kesehatan balita. 5. Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program perbaikan gizi masyarakat mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dengan realisasi sebesar Rp dengan prosentase 98,48% yang dilaksanakan melalui kegiatan penanggulangan KEP, AGB, GAKY, Kekurangan Vitamin A dan zat gizi mikro. Output dari pelaksanaan kegiatan ini yakni tersedianya sarana obat gizi, PMT & terlaksananya pertemuan gizi. 6. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dengan realisasi sebesar Rp atau sebesar 92,43% yang dilaksanakan melalui kegiatan penanggulangan DBD, pelayanan, pencegahan & penanggulangan penyakit menular, peningkatan imunisasi, peningkatan surveylance epidemiologi dan penanggulangan wabah. Terealisasinya program ini menghasilkan output yakni terlaksananya pemberantasan penyakit demam berdarah, tercapainya tujuan P2TB, HIV, Kusta, Diare, ISPA, terimunisasinya bayi, WUS, balita, terpantaunya pola penyakit tertentu & kasus AFP serta tertanggulanginya Kejadian luar biasa (KLB). 7. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp yang direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 94,91% yang dilaksanakan melalui kegiatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan. Terealisasinya program ini menghasilkan output yakni terselenggaranya monitoring, evaluasi & pelaporan administrasi pembangunan dan pemutakhiran data. IV-8

107 8. Progam Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya mendapat alokasi anggaran sebesar Rp yang direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 89,75% yang dilaksanakan melalui kegiatan pembangunan dan rehab puskesmas, pustu, poskesdes dan jaringannya (DAK dan Pendamping DAK), pengadaan sarana dan prasarana puskesamas (bantuan keuangan propinsi), pembangunan puskesmas, pustu dan poskesdes (DAU), pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas. Terialisasinya program ini menghasilkan output yakni tersedianya bangunan fisik puskesmas dan poskesdes, tersedianya bangunan fisik puskesmas/pustu/poskesdes yang layak dan sesuai standart, tersedianya bangunan fisik puskesmas yang memadai. 9. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansiamendapat alokasi anggaran sebesar Rp yang direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 98,60% yang dilaksanakan melalui Pelayanan pemeliharaan kesehatan Lansia. Terialisasinya program ini menghasilkan output yakni tersedianya vitamin, kms, dan register kartu status di puskesmas cukup. 10. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp yang direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 100% yang dilaksanakan melalui kegiatan pengawasan keamanan dan kesehatan makanan hasil industri. Terialisasinya program ini menghasilkan output yakni terlaksananya pengawasan dan pengendalian P-IRT. B. RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Urusan Kesehatan yang dilaksanakan oleh RSUD Ngudi Waluyo Wlingi pada tahun 2013 medapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang terealisasi sebesar Rp ,- atau 102,91%. Adapun realisasi program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi diuraikan sebagai berikut : 1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat mendapat alokasi anggaran sebesar Rp yang direalisasikan sebesar Rp dengan prosentase 99,95% yang dilaksanakan melalui kegiatan Biaya Promosi IV-9

108 Pelayanan Kesehatan. Terealisasinya program ini menghasilkan output yakni tersedianya promosi pelayanan kesehatan. 2. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Perbaikan Sarana Rumah Sakit Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 100,38%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit, jasa pengelola teknis pembangunan/penyesuaian bangunan ICU, dan pengadaan ambulance/mobil jenazah. Output dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut yaitu tersedianya sarana dan prasarana rumah sakit, tersedianya jasa pengelola teknis pembangunan/penyesuaian bangunan ICU, dan tersedianya ambulance/mobil jenazah 3. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit mendapat alokasi anggaran sebesar Rp yang tereallisasi sebesar Rp atau sebesar 75,35%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan belanja pemeliharaan rumah sakit, pemeliharaan kendaraan ambulance/jenasah, dan belanja pemeliharaan alkes. Output dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan yaitu terpeliharanya rumah sakit, terpeliharanya kendaraan ambulance/jenasah, dan terpeliharanya alat kesehatan. 4. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit t mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang tereallisasi sebesar Rp ,- dengan prosentase 112,16 %. Program ini dilaksanakan melalui 3 kegiatan yaitu Jasa Pelayanan dan Lembur, Jasa Penguburan, dan Biaya Pelayanan Maskin. Output dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut yaitu tersedianya Jasa Pelayanan dan Lembur, tersedianya jasa penguburan, dan tersedianya Biaya Pelayanan Maskin. b) Capaian Kinerja Kinerja Urusan Kesehatan yang telah ditetapkan targetnya dalam RPJMD Kabupaten Blitar Tahun diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: IV-10

109 Tabel 4.2 Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun 2013 No Indikator Target Capaian 1 Prosentase balita gizi buruk 0,12 0,11 2 Cakupan Desa / Kelurahan Universal Child Immunization 93 87,9 3 Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100% 100%00% Cakupan pertolongan persalinan 4 oleh tenaga kesehatan yang 98% 99,9% memiliki kompetensi kebidanan 5 Rasio puskesmas, pustu per satuan penduduk 1 : : Rasio Rumah Sakit, Klinik rawat 6 inap, Puskesmas perawatan per - 1 : satuan penduduk 7 Rasio dokter per satuan penduduk 1 : : Rasio tenaga paramedis per satuan penduduk 1 : 73 1 : Penurunan angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup 13,8 14,33 10 Prevalensi gizi kurang pada balita 6, Angka kematian ibu 84, ,65,25 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa beberapa kinerja yang masih berada di bawah target diantaranya adalah Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization, dan angka kematian ibu dengan capaian 12,45% di bawah target. Cakupan Desa/Kelurahan UCI tidak mencapai target karena penetapan target bayi yang akan mendapatkan imunisasi di desa tidak sesuai dengan jumlah bayi yang lahir di desa. Angka kematian ibu juga tidak dapat memenuhi target karena adanya faktor sosial budaya masyarakat yang berada di luar kendali Pemerintah. Cakupan pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin terealisasi untuk pelayanan dasar sejumlah pelayanan, yang dilanjutkan dengan rujukan sebanyak pelayanan dari masyarakat miskin yang terdaftar. Adapun capaian kinerja RSUD Ngudi Waluyo Wlingi yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada masyarakat selama tahun 2013 disajikan dalam tabel berikut : IV-11

110 Tabel 4.3 Target dan Capaian Kinerja Pelayanan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Tahun 2013 No Uraian Target Capaian % Capaian 1 Kunjungan Rawat Inap , Kunjungan Rawat Jalan , Kunjungan Radiologi Kunjungan Laboratorium Kunjungan Farmasi Kunjungan Bedah Sentral Kunjungan Rehab Medik Menerima Rujukan (Rawat Jalan) Menerima Rujukan (Rawat Inap) Jumlah Tempat Tidur ALOS (Rata-rata hari rawat) 5 7 hari 4 hari BOR (Prosentase tempat tidur terisi) BTO (Frekuensi Pemakaian tempat tidur dalam 1 tahun) TOI (selang waktu tempat tidur kosong) 75 85% % 3,4 4,5 6, hari 0,8 hari 15 GDR (angka kematian kasar) <3% 4,90 NDR (rate kematian kurang dari jam) Sumber : RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, 2014 <2,5% 2,30% Melebihi standar Sesuai standar Melebihi standar Melebihi standar Melebihi standar Melebihi Standar Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar pelayanan melampaui target, hal ini menunjukan bahwa kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan dalam mengatasi gangguan kesehatan mereka semakin tinggi, sehingga mereka tidak lagi takut untuk datang ke rumah sakit selain itu juga tingkat kepercayaan masyarakat yang semakin meningkat terhadap pelayanan kesehatan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar dan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi bekerja sama untuk penanggulangan Kesehatan masyarakat dalam rangka pelayanan dan penanganan penyakit menular. Adapun data kasus penyakit menular yang telah ditangani di Kabupaten Blitar selama tahun 2013 disajikan dalam tabel berikut: IV-12

111 Tabel 4.4 Jumlah Kasus Penyakit Menular di Kabupaten Blitar Tahun 2013 NO PENYAKIT SATUAN JUMLAH SKPD Penanggung Jawab Dinas Kesehatan dan RSUD Orang Ngudi Waluyo Wlingi 1 HIV RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Kunjungan (Rawat Jalan & Rawat Inap) 2 KUSTA Orang Dinas Kesehatan RSUD Ngudi Waluyo (Rawat Kunjungan Jalan & Rawat Inap) 3 DIARE Kunjungan Dinas Kesehatan RSUD Ngudi Waluyo (Rawat Kunjungan Jalan & Rawat Inap) 4 ISPA Kunjungan Dinas Kesehatan Sumber : Dinas Kesehatan dan RSUD Ngudi Waluyo, 2013 Dari kasus penyakit menular di Kabupaten Blitar yang ditunjukkan oleh tabel diatas, penyakit menular yang paling banyak diderita oleh masyarakat adalah penyakit Diare dengan jumlah kunjungan selama tahun 2013, meskipun angka tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jenis penyakit menular kedua yang paling banyak diderita adalah ISPA dengan kunjungan. Jenis penyakit menular lain yang perlu mendapat perhatian adalah HIV/AIDS. Dalam kurun waktu lima tahun sampai dengan tahun 2013, penderita HIV/AIDS di Kabupaten Blitar berjumlah 475 orang. Hal ini perlu mendapat perhatian karena HIV/AIDS menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, dan ketika virus ini telah menyerang maka penyakit yang lain akan lebih mudah masuk. Dalam hal penanganan penyakit menular ini Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar telah melakukan langkah-langkah penanggulangan DBD, pelayanan, pencegahan & penanggulangan penyakit menular, peningkatan imunisasi, peningkatan surveylance epidemiologi dan penanggulangan wabah. Sedangkan RSUD Ngudi Waluyo memberikan pelayanan perawatan terhadap penderita yang berobat ke RSUD Ngudi Waluyo. Khusus untuk penanganan HIV/AIDS sejak tahun 2009 telah disediakan Poli VCT (Voluntary Conseling & Testing HIV) dan CST (Care Support & Treatment) yang memberikan pelayanan berupa perawatan dan konseling bagi penderita. Pada tahun 2013 RSUD Ngudi Waluyo Wlingi juga merealisasikan pembangunan sarana fasilitas pelayanan dan perawatan tambahan berupa: a. CT Scan, yaitu suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak. IV-13

112 b. Unit Hemodialisa, yaitu proses pembersihan darah dari zat-zat sampah, melalui proses penyaringan di luar tubuh. c. Endoscopy, yaitu alat yang digunakan untuk melihat langsung saluran cerna bagian atas (gastroscopy) dan saluran cerna bagian bawah (colonoscopy). d. Pelayanan PONEK dengan Program EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival), yaitu pelayanan obstetric dan neonatal regional berupa pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu, komprehensif dan terintegrasi 24 jam. Sebagai wujud perhatian Pemerintah terhadap pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin, pemerintah memberikan jaminan kesehatan dan jaminan persalinan kepada masyarakat melalui program Jamkesmas, Jamkesda, dan Jampersal (khusus Jampersal tidak hanya untuk masyarakat miskin, tetapi seluruh ibu melahirkan yang belum mendapat jaminan kesehatan). Adapun realisasi Pelayanan Kesehatan melalui Jamkesmas, Jamkesda dan Jampersal disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.5 Realisasi Pelayanan Jaminan Kesehatan Dan Jaminan Persalinan Kabupaten Blitar Tahun 2013 No. Uraian Kunjungan Biaya A. RSUD Ngudi Waluyo Wlingi 1 Jamkesda 468 Rp SPM Rp Jamkesmas/Jampersal Rp Jumlah Rp B. Dinas Kesehatan 1. Jamkesmas (Puskesmas) Rp Jampersal (Puskesmas & Rp BPS) 3. Jamkesda (Puskesmas) : - Rawat Inap Rawat Jalan 485 JUMLAH Rp Sumber : Dinas Kesehatan dan RSUD Ngudi Waluyo, 2014 c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan yang dialami oleh Dinas Kesehatan atas realisasi program 2013 adalah adanya perubahan sistem melalui E katalog, ketersediaan operasional puskesmas tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan yang semakin meningkat. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan anggaran pada IV-14

113 tahun berikutnya untuk peningkatan pelayanan kesehatan seperti puskesmas, dan menyesuaikan E-Katalog melalui pengembangan tim pembinaan. 3. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP Urusan Lingkungan Hidup pada tahun 2013 yang dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 98,57%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi akan diuraikan sebagai berikut : a) Program dan Kegiatan 1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup mendapat alokasi anggaran sebesar Rp yang tereallisasi sebesar Rp atau sebesar 97,96%. Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya koordinasi penilaian Kota Sehat/Adipura, Koordinasi Penilaian Adiwiyata, fasilitasi pengelolaan lingkungan bagi perkebunan tembakau dan pendukungnya, peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga (Bank Sampah), dst. Output dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah Kota Wlingi berhasil meraih penghargaan ADIPURA kategori Kota Kecil Terbersih, 5 sekolah mendapat penghargaan Adiwiyata Tingkat Nasional dan 2 sekolah mendapat penghargaan Adiwiyata Tingkat Provinsi, peningkatan pengelolaan lingkungan pada perkebunan, terselenggaranya Bintek pengelolaan sampah rumah tangga (Bank Sampah), dst. 2) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang tereallisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 99,69%. Program ini dilaksanakan melalui 2 kegiatan yaitu konservasi sumberdaya air dan dan pengendalian kerusakan sumber-sumber air dan kegiatan program Desa/Kelurahan BERSERI (Bersih, Sehat, dan Lestari). Output dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah terlaksananya pembinaan/sosialisasi konservasi sumberdaya air dan dan pengendalian kerusakan sumber-sumber air serta teraihnya penghargaan Desa/Kelurahan BERSERI Kategori Mandiri oleh Desa Semen Kecamatan Gandusari, Kategori Madya oleh IV-15

114 Desa Purworejo Kecamatan Sanankulon, dan Kategori Pratama oleh Kelurahan Beru Kecamatan Wlingi dan Kelurahan Bajang Kecamatan Talun. 3) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang tereallisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 99,07%. Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya penyusunan Buku Informasi Lingkungan Hidup, Penyusunan Dokumen Lingkungan, Penyusunan Naskah Akademik Ranperda Ijin Gangguan (HO) di Kabupaten Blitar, dst. Output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah tersusunnya Buku Informasi Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar, tersusunnya 1 (satu) dokumen lingkungan yaitu dokumen SLHD; serta tersusunnya naskah akademik Ranperda Ijin Gangguan (HO) di Kabupaten Blitar. 4) Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang tereallisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 98,90%. Program ini dilaksanakan melalui 2 kegiatan yaitu penataan RTH dan pemeliharaan taman, gapura perbatasan Kota Wlingi. Output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terlaksananya penataan RTH dan terlaksananya pemeliharaan taman, gapura perbatasan Kota Wlingi. b) Capaian Kinerja Kinerja Urusan Lingkungan Hidup yang telah ditetapkan targetnya dalam RPJMD Kabupaten Blitar Tahun diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: Tabel 4.6 Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Tahun 2013 No Indikator Target Capaian 1 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan dokumen Lingkungan % Peningkatan kesadaran industri dalam pengolahan limbah 5% 5% 3 Penegakan hukum lingkungan % peningkatan akses informasi bagi masyarakat 20% 25% 5 % Sosialisasi pada masyarakat tentang lingkungan hidup 4% 70% 6 Tersedianya dokumen / informasi IV-16

115 No Indikator Target Capaian tentang Lingkungan Hidup 7 Tersedianya fasilitas RTH 4 4 zona 8 Jumlah sekolah yang ikut ADIWIYATA Jumlah masyarakat yang dicalonkan memperoleh Kaplataru Jumlah kegiatan/usaha yang punya dokumen lingkungan usaha 915 usaha 11 Jumlah sungai yang telah dipantau 32 titik 32 titik 12 Jumlah sumber mata air yang telah dipelihara 33 titik 33 titik Sumber : Badan Lingkungan Hidup, 2014 Selain indikator yang telah ditetapkan dalam RPJMD tersebut, beberapa capaian lain selama tahun 2013 yang diperoleh oleh Badan Lingkungan Hidup disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.7 Capaian Kinerja Badan Lingkungan Hidup Tahun 2013 No Indikator Target Capaian 1 Peningkatan kesadaran industri dalam pengolahan limbah 80 usaha 74 usaha 2 Jumlah Bank Sampah yang terbentuk 9 unit 12 unit 3 Bintek Pengelolaan Lingkungan Hidup 2 kali 2 kali 4 Peningkatan akses informasi bagi masyarakat 1 tahun 1 tahun 5 Sosialisasi pada masyarakat tentang lingkungan hidup 12 kali 15 kali 6 Pencemaran status mutu air 2,22 2,22 7 Peningkatan penggunaan teknologi ramah lingkungan 49 unit 49 unit 8 Jumlah Desa/Kelurahan yang ikut program Desa/Kelurahan Berseri Jumlah orang yang menjadi kader lingkungan Jumlah Ibukota Kecamatan yang mengikuti Program Adipura 60 orang 60 orang 1 (Tk. Nasional) 21 (Tk. Kabupaten) 1 (Tk. Nasional) 21 (Tk. Kabupaten) c) Permasalahan dan Solusi Dari Bidang Pengawasan dan Pengendalian Dampak Lingkungan menghadapi permasalahan banyaknya titik pantau yang harus diuji dan kurangnya anggaran sehingga pengujian tidak dapat dilakukan secara menyeluruh. Untuk itu solusi yang diambil adalah menentukan skala prioritas dalam pengambilan sampel untuk pengujian kualitas air permukaan dan air bawah tanah, serta membentuk Tim IV-17

116 Teknis dan mengadakan rapat koordinasi secara rutin dengan instansi terkait untuk meningkatkan koordinasi. 4. URUSAN PEKERJAAN UMUM Urusan pekerjaan umum pada tahun 2013 dilaksanakan oleh Dinas PU Bina Marga dan Pengairan dan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang direalisasikan sebesar Rp ,-atau sebesar 98,45%. Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi dari masing-masing SKPD akan diuraikan sebagai berikut : A. Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Dinas PU Bina Marga dan Pengairan dalam pelaksanaan urusan pekerjaan umum mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- dan teralisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 98,61%. Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi diuraikan sebagai berikut: a) Program dan Kegiatan 1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Program Pembangunan Jalan dan Jembatan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang tereallisasi sebesar Rp ,-atau sebesar 97,14%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pembangunan jalan sebanyak 44 paket. 2. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang tereallisasi sebesar Rp ,-atau sebesar 98,99%. Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan yaitu rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan serta peningkatan dan pembangunan jalan dan jembatan. Total paket pekerjaan yang diselesaikan melalui program ini adalah sebanyak 296 paket. 3. Program Tanggap Darurat Jalan dan Jembatan Program Tanggap Darurat Jalan dan Jembatan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang tereallisasi sebesar Rp ,-atau sebesar 99,66%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan rehabilitasi jalan dalam kondisi tanggap darurat sebanyak 10 paket. 4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang tereallisasi sebesar Rp ,-atau sebesar 94,95%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan IV-18

117 pengadaan alat-alat berat sebanyak 6 paket dan kegiatan penunjang pengadaan tanah pelurusan jalan Brongkos Karangkates sebanyak 4 paket. 5. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang tereallisasi sebesar Rp ,-atau sebesar 98,20%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pemeliharaan/rehabilitasi jaringan irigasi sebanyak 50 paket dan optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun sebanyak 24 paket. 6. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang tereallisasi sebesar Rp ,-atau sebesar 98,21%. Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan yaitu pemeliharaan, rehabilitasi dan pembangunan prasarana pengambilan dan saluran pembawa sebanyak 122 paket 7. Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang tereallisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 98,28%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sungai, danau dan sumber daya lainnya dengan output terlaksananya pengendalian daerah aliran sungai sebanyak 9 paket. 8. Program Pengendalian Banjir Program Pengendalian Banjir mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang tereallisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 97,98%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan banjir sebanyak 33 paket. 9. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang tereallisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 99,43%. Program ini dilaksanakan melalui 2 kegiatan yaitu pembangunan/peningkatan infrastruktur sebanyak 70 paket dan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan sebanyak 14 paket. IV-19

118 10. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Program pembangunan infrastruktur perdesaan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang direalisasikan sebesar Rp dengan prosentase 98,48%. Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya pembangunan pembangunan/pengembangan PJU dan jaringan listrik desa/dusun sebanyak 42 paket, pembangunan infrastruktur jaringan listrik perdesaan sebanyak 9 paket, pembangunan jalan dan jembatan sebanyak 846 paket, dst. b) Capaian Kinerja Kinerja urusan pekerjaan umum yang dilaksanakan oleh Dinas PU Bina Marga dan Pengairan sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: Tabel 4.8 Target dan Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum Oleh Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Tahun 2013 HASIL NO KEGIATAN 2013 Target Capain 1 Program Pembangunan jalan dan jembatan -Jumlah jalan aspal yang dibangun = 1857 km Jumlah panjang jalan makadam yang dibangun = 699 km Jumlah jembatan yang dibangun = 16 buah Program pemeliharaan jalan dan jembatan - Jumlah panjang jalan yang rusak ringan yang dipelihara = km - Jumlah jembatan rusak ringan yang dipelihara = Jumlah panjang jalan hotmix yang dibangun= Jumlah panjang goronggorong yang dibangun=750 m Jumlah panjang talud yang dibangun = 6,0 km 1,3 2,5 3 Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan - Jumlah alat berat yang dipelihara = Jumlah titik lampu PJU yang diperbaiki = 5 km Jumlah jaringan listrik yang dipelihara = 15,43 km Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya - Pembangunan rehabilitasi dan 14 8 IV-20

119 NO KEGIATAN pemeliharaan dam = 95 buah - Pembangunan rehabilitasi dan pemeliharaan saluran irigasi = 243 km - Rehabilitasi pintu air irigasi = 660 buah Sumber : Dinas PU Bina Marga dan Pengairan, 2014 Target HASIL 2013 Capain Dari tabel diatas diketahui bahwa kinerja yang dilaksanakan oleh Dinas PU Bina Marga dan pengairan ada yang jauh melampaui target, dan beberapa di bawah target karena pada akhirnya pembangunan kebinamargaan dan pengairan dilaksanakan menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran serta skala prioritas. Secara lebih terperinci hasil kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Dinas PU Bina Marga dan pengairan disajikan dalam tabel berikut : Tabel 4.9 Hasil Kegiatan Pembangunan Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Tahun NO KEGIATAN HASIL SATUAN A. BINA MARGA 1 Pembangunan jalan hotmix Km 2 Pembangunan jalan aspal Km 3 Pemeliharaan jalan Km 4 Pembangunan jalan makadam Km 5 Pembangunan jalan rabat M 6 Jalan paving m 7 Pelebaran jalan m 8 Pembangunan jembatan 5 1 unit 9 Rehabilitasi jembatan 1 35 unit 10 Pembangunan drainase jalan m 11 Pembangunan talud pengaman badan jalan m 12 Pembangunan plat duiker 28 4 unit 13 Pembangunan jaringan PJU 4 38 desa 14 Pemeliharaan jaringan PJU 6 desa 15 Pengadaan alat berat 1 unit 16 Pemeliharaan alat berat 5 unit 17 Pembangunan infrastruktur jaringan listrik 6 9 desa perdesaan B PENGAIRAN 1 Pembangunan saluran m 2 Rehabilitasi/normalisasi sungai m IV-21

120 NO KEGIATAN HASIL SATUAN 3 Rehabilitasi dan pemeliharaan dam 7 8 unit 4 Pemeliharaan pintu air 2 unit Sumber : Dinas PU Bina Marga daan Pengairan, 2014 Dari hasil pembangunan tersebut maka didapatkan kondisi jalan dan irigasi di Kabupaten Blitar pada tahun 2013 sebagai berikut : Tabel 4.10 Kondisi Jalan dan Irigasi Kabupaten Blitar Tahun 2013 NO URAIAN VOLUME SATUAN KONDISI BAIK KONDISI SEDANG KONDISI RUSAK A. JALAN 1 Jalan aspal km Jalan makadam/ kerikil 597 km Jalan beton/ 47 km rabat beton 4 Tanah km JUMLAH KM B. IRIGASI I BANGUNAN UTAMA 1 Bendung Tetap 524 bh Bendung gerak 15 bh Pompa 7 bh Pengambilan 102 bh bebas JUMLAH 648 bh II SALURAN 1 Induk m Sekunder m Pembuang m Suplisi m JUMLAH m III BANGUNAN 1 Bagi 41 bh Bagi sadap 44 bh Sadap 193 bh Kantong lumpur 183 bh Talang 26 bh Shipon 12 bh Jembatan 146 bh Got miring 3 bh IV-22

121 NO URAIAN VOLUME SATUAN KONDISI KONDISI KONDISI BAIK SEDANG RUSAK 9 Gorong-gorong 268 bh Terjun 239 bh Pelimpah 7 bh Pembilas 64 bh JUMLAH bh Sumber : Dinas PU Bina Marga dan Pengairan, 2014 B. Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Program dan kegiatan urusan pekerjaan umum yang dilaksanakan oleh Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang mendapatkan anggaran sebesar ,- dan direalisasikan sebesar Rp ,- atau sebesar 97,55%. Adapun realisasi program dan kegiatan diuraikan sebagai berikut : a) Program dan Kegiatan 1. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang terealisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 98,14%. Program ini dilaksanakan melalui 2 kegiatan yaitu pembangunan jaringan air bersih/air minum dan dana proyek pemerintah daerah dan desentralisasi bidang Infrastruktur Air Minum Tahun Anggaran Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp yang direalisasikan sebesar Rp ,- atau sebesar 97,52%. Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya: pembangunan jalan dan jembatan perdesaan, pembangunan sarana dan prasarana air bersir perdesaan, pembangunan trotoar kota wlingi, dst. b) Capaian Kinerja Pelaksanaan pembangunan bidang pekerjaan umum yang dilaksanakan oleh Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang pada tahun 2013 menghasilkan beberapa keluaran sebagai berikut : IV-23

122 Tabel 4.11 Hasil Kegiatan Pembangunan Urusan Pekerjaan Umum Oleh Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Tahun 2013 NO URAIAN VOLUME SATUAN 1 Pembangunan jalan dan jembatan perdesaan : - jalan 68 km - jembatan 2 unit 2 Pembangunan jalan lingkungan 68 km 3 Pembangunan trotoar kota wlingi m Sumber : Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang, Urusan Penataan Ruang Urusan penataan ruang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi menjadi urusan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang. Pada tahun 2013 Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang tidak melaksanakan kegiatan yang berkaitan langsung dengan penataan ruang. Namun demikian, berkaitan dengan urusan penataan ruang pada tahun 2013 melalui BAPPEDA telah ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Blitar Tahun Permasalahan yang dihadapi oleh Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang dalam hal penataan ruang adalah belum tersedianya dokumen perencanaan ruang detail mengakibatkan tidak adanya acuan dalam pemberian ijin pemanfaatan ruang. Oleh sebab itu di tahun mendatang seyogyanya segera disusun rencana detail ruang untuk masing-masing wilayah guna memberikan kejelasan fungsi ruang di masing-masing wilayah. 6. URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN Urusan perencanaan pembangunan pada tahun 2013 yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang direalisasikan sebesar Rp ,- atau sebesar 87,15%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan urusan perencanaan pembangunan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi diuraikan sebagai berikut: a) Program dan Kegiatan 1. Program Pengembangan Data dan Informasi Program Pengembangan Data dan Informasi mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang direalisasikan sebesar Rp ,- atau sebesar 94,20%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan penyusunan sistem informasi IV-24

123 perencanaan pembangunan daerah (SIRENDA) Kabupaten Blitar, koordinasi penyusunan kompilasi dan publikasi data statistik dan hasil pembangunan daerah Kabupaten Blitar Tahun 2013, publikasi di media cetak dan elektronik kegiatan perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Blitar, publikasi hasil pembangunan 2 tahun periode Bupati-Wakil Bupati Blitar, dan publikasi radio kegiatan bidang perencanaan pembangunan Kabupaten Blitar. Adapun output dari program ini adalah terbangunnya sistem informasi perencanaan pembangunan daerah (SIRENDA), tersusun dan terpublikasikannya data-data statistik daerah dalam bentuk buku Kabupaten Blitar Dalam Angka, PDRB Kabupaten Blitar, PDRB Kecamatan dan Indikator Makro Sosial Ekonomi Tahun 2013, terpublikasinya kegiatan-kegiatan pembangunan Kabupaten Blitar melalui media cetak, tersusunnya buku 2 tahun periode kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Blitar, dan terpublikasinya kegiatan-kegiatan pembangunan Kabupaten Blitar melalui media elektronik Radio Persada. 2. Program Perencanaan Pengembangan Kota-Kota Menengah dan Besar Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang direalisasikan sebesar Rp ,- dengan prosentase 99,12%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan legislasi penetapan Ranperda RTRW Kabupaten Blitar , dan penyusunan masterplan drainase skala perkotaan. Adapun output dari program ini adalah Penetapan Perda No. 5/2013 tentang RTRW Kabupaten Blitar , sosialisasi perda no. 5/2013 tentang RTRW kepada stake holders (seluruh SKPD, ormas, LSM, akademisi, pelaku usaha, dll), dan tersusunnya dokumen masterplan drainase skala perkotaan. 3. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah mendapat alokasi anggaran sebesar Rp yang direalisasikan sebesar Rp dengan prosentase 88,39%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan fasilitasi kegiatan badan koordinasi perencanaan ruang daerah (BKPRD). Adapun output dari program ini adalah fasilitasi perencanaan dan penyelesaian permasalahan penataan ruang di Kabupaten Blitar serta peningkatan kualitas SDM penataan ruang di Kabupaten Blitar. 4. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Program Perencanaan Pembangunan Daerah mendapat alokasi anggaran sebesar Rp yang direalisasikan sebesar Rp dengan IV-25

124 prosentase 93,66%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan penyusunan rancangan RKPD, koordinasi penyusunan laporan keterangan pertanggung jawaban (LKPJ) Bupati Tahun 2012, koordinasi dan asistensi penyusunan LAKIP 2012 dan TAPKIN Kabupaten Blitar 2013, penyusunan persetujuan KUA-PPAS TA 2014, koordinasi perencanaan umum dan pengendalian program, koordinasi, evaluasi penyelenggaraan dana tugas pembantuan dan dana alokasi khusus (DAK) serta sosialisasi aplikasi sisitem evaluasi pembangunan (SIEVAP), dan koordinasi serta fasilitasi pelaporan pelaksanaan rencana aksi daerah dan sosialisasi format 8 kolom. Adapun output dari program ini adalah tersusunnya rancangan RKPD Tahun 2014, tersusunnya LKPJ Bupati tahun 2012, tersusunnya LAKIP Tahun 2012 dan TAPKIN Kabupaten Blitar Tahun 2013, tersusunnya KUA-PPAS TA 2014, terlaksananya koordinasi dan evaluasi pelaksanaan dana tugas pembantuan dan dana alokasi khusus, terlaksananya sosialisasi aplikasi sistem evaluasi pembangunan (SIEVAP), dan terlaksananya koordinasi dan fasilitasi pelaporan pelaksanaan rencana aksi daerah dan sosialisasi format 8 kolom. 5. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Program perencanaan pembangunan ekonomi mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang direalisasikan sebesar Rp ,- dengan prosentase 83,82%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan penyusunan review masterplan pengembangan kawasan agropolitan Kecamatan kanigoro, koordinasi dan fasilitasi sharing program hibah kompetensi berbasis institusi (PHKI), sharing program penanganan lahan kritis sumberdaya air berbasisi mnasyarakat (PLKSDA- BM), studi analisis dampak sosial ekonomi program putri kencana Kabupaten Blitar, koordinasi, monev pelaporan pelaksanan anti poverty program (APP) Kabupaten Blitar, penyusunan study kelayakan pembangunan BLK bagi petani tembakau dan Ex pekerja pabrik rokok di Kabupaten Blitar, dan kajian potensi lahan budidaya tebu di Kabupaten Blitar. Adapun output dari program ini adalah dokumen review masterplan pengembangan kawasan agropolitan Kecamatan Kanigoro, terlaksananya koordinasi dan fasilitasi sharing program hibah kompetensi berbasis institusi (PHKI), sosialisasi program penanganan lahan kritis kepada masyarakat di 5 lokasi yaitu Dusun Selok dan Dusun Sambirejo Desa Binangun dan Desa Sumber Kembar Kecamatan Binangun, serta Dusun Balerejo Blok A dan Blok B Desa Balerejo Kecamatan Panggungrejo, dokumen hasil kajian analisis dampak sosial ekonomi program putri kencana Kabupaten Blitar, terlaksananya koordinasi, evaluasi dan IV-26

125 pelaporan APP di Kabupaten Blitar tahun 2013, dan dokumen study kelayakan pembangunan BLK bagi petani tembakau dan ex pekerja pabrik rokok di Kabupaten Blitar,dst. 6. Program Perencanaan Sosial dan Budaya Program Perencanaan Sosial dan Budaya mendapat alokasi anggaran sebesar Rp yang direalisasikan sebesar Rp dengan prosentase 94,88%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan yaitu pemetaan akses informasi perempuan di Kabupaten Blitar, koordinasi monev program PNPM mandiri perkotaan dan PLPBK, koordinasi, evaluasi serta pendampingan pelaksanaan PUG Kabupaten Blitar, koordinasi, monev program penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kinerja TKPKD, pengembangan data terpilah gender dan anak Kabupaten Blitar tahun 2013, penyusunan feasibility study pembangunan RSUD Type D diwilayah Kabupaten Blitar bagian Barat, kajian pengaruh belanja dan investasi pemerintah daerah terhadap PDRB, dan koordinasi dan fasilitasi tanggungjawab sosial perusahaan pada upaya penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Blitar. Adapun output dari program ini adalah terlaksananya dokumen hasil kajian pemetaan melek informasi perempuan, pedoman dasar penyusunan kebijakan dan program peningkatan kesejahteraan serta pengatasan permasalahan perempuan di Kabupaten Blitar, terlaksananya koordinasi dan monev PNPM mandiri perkotaan dan PLPBK, terlaksananya lomba badan keswadayaan masyarakat (BKM), yang dimenangkan oleh BKM Merdeka Desa Wonorejo, peningkatan SDM (Pelatihan) dalam penyusunan perencanaan anggaran responsif gender, terselenggaranya raker penanggulangan kemiskinan yang menghasilkan program-program kerja pronangkis (program penanggulangan kemiskinan) SKPD, peningkatan SDM (pelatihan) Badan Pengelola WSLIC dan penanggung jawab (Kepala Desa), workshop menuju Kabupaten Blitar layak anak dengan peserta SKPD se- Kabupaten Blitar termasuk Kecamatan dan forum anak, dan dokumen hasil kajian pengaruh belanja dan investasi pemerintah daerah terhadap PDRB. 7. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alammendapat alokasi anggaran sebesar Rp yang direalisasikan sebesar Rp dengan prosentase 94,78%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan penyusunan review rencana pembangunan infrastruktur jangka menengah (RPIJM) Kabupaten Blitar, penyusunan kajian pelurusan jalan perkebunan bantuan (Penunjang Akses Wisata dan Ekonomi), fasilitasi dan IV-27

126 koordinasi pelurusan jalan brongkos (Kabupaten Blitar) Karangkates (Kabupaten Malang), penyusunan kajian infrastruktur pendukung rencana pembangunan bandara pengumpan di Kabupaten Blitar, fasilitasi kanwil X DJKN mendukung rencana pembangunan bandara pengumpan di Kabupaten Blitar, penyusunan kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP) daerah lingkungan kerja (DLKR) dan daerah lingkungan kepentingan (DLKP) bandar Udara di Kabupaten Blitar, penyusunan kajian pelurusan jalan desa mronjo kecamatan selopuro (Akses Jalan ke Ibukota Kabupaten), dan penyusunan DED pelurusan jalan bantaran Kecamatan Gandusari. Adapun output dari program ini adalah dokumen hasil review rencana pembangunan investasi jangka menengah (RPIJM) Kabupaten Blitar, dokumen hasil kajian pelurusan jalan perkebunan bantaran (penunjang akses wisata dan ekonomi), terlaksananya koordinasi kegiatan bidang prasarana wilayah ke luar daerah, terlaksananya fasilitasi kanwil X DJKN mendukung rencana pembangunan bandara pengumpan di Kabupaten Blitar, dokumen hasil kajian Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) daerah lingkungan kerja (DLKR) dan dan daerah lingkungan kepentingan (DLKP) bandar udara di Kabupaten Blitar, dokumen hasil kajian pelurusan jalan Desa Mronjo, Kecamatan Selopuro (Akses jalan ke Ibukota Kabupaten), dokumen hasil review rencana induk sistem pengelolaan air minum , dan dokumen DED pelurusan jalan bantaran Kecamatan Gandusari. 8. Program Penelitian dan Pengembangan Program Penelitian dan Pengembangan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,00 yang direalisasikan sebesar Rp ,00 dengan prosentase 82,75%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan fasilitasi dewan riset daerah Kabupaten Blitar, fasilitasi dan koordinasi kegiatan penelitian dan pengembangan, penyusunan kajian mengenai sistem pongelolaan sampah terpadu, penyusunan kajian dampak sosial ekonomi perpindahan ibukota Kabupaten Blitar ke Kecamatan Kanigoro, fasilitasi koordinasi dan konsultasi rencana pengembangan bandara di Kabupaten Blitar, penyusunan kajian potensi kerjasama dan kemitraan antara Kabupaten Blitar dengan Swasta dan Daerah Sekitarnya, serta penyusunan kajian potensi wisata unggulan di Kabupaten Blitar. Adapun output dari program ini adalah terlaksananya fasilitasi kegiatan DRID Kabupaten Blitar, terlaksananya fasilitasi dan koordinasi kegiatan penelitian dan pengembangan, dokumen hasil kajian dampak sosial ekonomi perpindahan Ibukota Kabupaten Blitar ke Kecamatan Kanigoro, terlaksananya fasilitasi, IV-28

127 koordinasi dan konsultasi Rencana Pengembangan bandara di Kabupaten Blitar, dokumen hasil kajian potensi kerjasama dan kemitraan antara Kabupaten Blitar dengan Swasta dan Daerah Sekitarnya, dan dokumen hasil kajian potensi wisata unggulan di Kabupaten Blitar. b) Capaian Kinerja Melengkapai pelaksanaan program dan kegiatan sebagaimana disajikan di atas, beberapa hasil kinerja yang dapat disampaikan berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan perencanaan diantaranya adalah pelaksanaan : 1. Hasil pelaksanaan Kegiatan Sharing Program Hibah Kompetisi Berbasis Institusi (PHKI) Kegiatan Sharing Program Hibah Kompetisi Berbasis Institusi (PHKI) merupakan kelanjutan dari program serupa pada tahun Untuk tahun 2013 hasil yang diperoleh dari program ini adalah lahan inti nilam seluas 30 Ha yang dikelola sebagai lahan budidaya atsiri produktif berbasis nilam, pabrik produsen minyak atsiri berbasis nilam dan persiapan unit suling sereh atau jeruk purut, laboratorium lapang, inisiasi diversifikasi produk atsiri (sereh wangi dan/atau jeruk purut), unit produksi kompos, dan produk diversifikasi nilam skala rumah tangga. 2. Rencana pengembangan Bandar Udara di Kabupaten Blitar Rencana pengembangan bandar udara di Kabupaten Blitar merupakan pengejawantahan dari amanat RTRW Provinsi jawa timur (perda No. 5 Tahun 2012 tentang RTRW Propinsi Jatim ) pasal 38 bahwa rencana pengembangan bandar udara pengumpan di Provinsi Jawa Timur salah satunya berada di Kabupaten Blitar. Amanat tersebut kemudian diperkuat dalam RTRW Kabupaten Blitar Tahun yang menyatakan bahwa tatanan kebandarudaraan di kabupaten Blitar berupa pengembangan lapangan udara pengumpan di Kecamatan Ponggok. Lapter di Kabupaten Blitar direncanakan sebagai bandara pengumpan dan transit yang dapat mengakomodir perjalanan dari wilayah utama (kota-kota besar) ke wilayah Jawa Timur bagian tengah dan barat. Keberadaan lapter di kabupaten Blitar dalam hubungannya terhadap pertumbuhan provinsi jatim diarahkan sebagai salah satu fungsi katalisator dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah mengingat potensi-potensi Kabupaten Blitar dan daerah hinterland (Kota Blitar, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Tulungagung, dan Kabupaten Trenggalek) yang mendukung, diantaranya potensi wisata, industri, peternakan, pertanian, perikanan, pertambangan dan jasa. IV-29

128 Selain itu hasil analisa kebutuhan yang dilaksanakan oleh BPP-FTUB didapatkan jumlah penumpang rata-rata per hari untuk rute Blitar menuju Surabaya sebanyak 179 penumpang, menuju Jakarta sebanyak 101 penumpang, menuju Yogyakarta sebanyak 30 penumpang, menuju Bandung sebanyak 8 penumpang, dan menuju Denpasar sebanyak 59 penumpang. Menindaklanjuti amanah tersebut, maka rencana pengembangan bandar udara pengumpan di Kabupaten Blitar telah dirintis sejak tahun 2012 dengan pelaksanaan kegiatan : 1. Kajian Studi Kelayakan (FS) Pembangunan Lapangan Terbang di Kecamatan Ponggok Tahun 2012, kerjasama BAPPEDA Kabupaten Blitar dengan BPKM Fakultas Teknik universitas Brawijaya Malang 2. Kajian Studi Kelayakan (FS) Rute Penerbangan dari Blitar ke Jakarta, Denpasar, Jogjakarta, dan Bandung Penunjang Study Kelayakan Lapter/Bandar Udara Pengumpan di Kecamatan Ponggok Tahun 2012, kerjasama BAPPEDA dengan BPKM Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang 3. Permohonan Ijin Survey di Lokasi Pangkalan TNI AU Abd. Saleh Detasemen Ponggok kepada Komandan Lanud Abd. Saleh melalui Surat Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar tanggal 5 April 2012 Nomor 050/206/ /2012, dan mendapat balasan surat pemberian ijin survey tertanggal 24 April 2012 Nomor B/104/IV/2012. Survey dilaksanakan oleh pihak konsultan. 4. Koordinasi Bupati Blitar dengan Danlanud Abdul Rahman Saleh Malang pada tanggal 18 September 2012 terkait rencana pembangunan lapter yang lahannya sebagian menggunakan lahan milik TNI AU. 5. Koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur terkait pendanaan dan tahapan rencana pembangunan Bandar Udara. 6. Koordinasi dengan Panglima TNI pada tanggal 22 oktober 2012 terkait rencana pembangunan Bandar Udara 7. Penandatangan MoU antara Kakanwil X DJKN Surabaya dengan Bupati Blitar terkait Pengelolaan Manajemen Aset/Barang Milik Pemerintah pada tanggal 24 Oktober Koordinasi Bupati Blitar dengan KASAU TNI AU tanggal 25 Oktober 2012 terkait rencana pendirian Bandar Udara 9. Ijin Pemanfaatan Tanah Milik TNI AU untuk Bandar Udara di Kabupaten Blitar melalui Surat ijin dari MABES TNI AU tanggal 27 November 2012 Nomor B/ /27/62/Slogau. IV-30

129 Kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2012 dilanjutkan pada tahun 2013 dengan melaksanakan kegiatan: 1. Rapat Koordinasi pembentukan Tim Koordinasi Percepatan Rencana Pembangunan Bandar Udara di Kabupaten Blitar, tanggal 22 Januari Permohonan Ijin Pemanfaatan Barang Milik Negara oleh Bupati Blitar kepada Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara melalui surat Nomor 050/45/ /2013 tanggal 5 Februari Rapat-rapat koordinasi dengan Dinas Perhubungan dan LLAJ Prov Jatim, dengan Kementrian Perhubungan, dan dengan Kanwil DJKN X Surabaya. 4. Penyusunan Masterplan Bandar Udara di Kabupaten Blitar 5. Penyusunan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Bandar Udara di Kabupaten Blitar. Dari langkah-langkah kajian, tinjauan hukum dan koordinasi dengan instansi terkait yang telah dilaksanakan pada tahun 2012 dan 2013 maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan Bandar Udara di Kabupaten Blitar layak untuk dilaksanakan, akan tetapi terkendala oleh Permenhub Nomor PM69 Tahun 2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional yang mengatur bahwa jarak antar bandara adalah 200 km. Sementara Bandar Udara terdekat dengan Kabupaten Blitar adalah Bandar udara Adurrahman Saleh Malang yang hanya berjarak kurang lebih 80 km. Namun demikian, bandar udara di Kabupaten Blitar tetap dapat diwujudkan mengingat Kabupaten Blitar dan daerah hinterlandnya memiliki kebutuhan dan potensi yang mendukung seperti potensi wisata, pemberangkatan TKI, perdagangan, pertanian (termasuk peternakan dan perikanan), dll. Tindak lanjut yang akan dilaksanakan pada tahun 2014 adalah menyelesaikan ijinijin yang diperlukan seperti ijin pemanfaatan lahan, ijin pintu udara, dan lain-lain. 7. URUSAN PERUMAHAN Urusan perumahan pada tahun 2013 yang dilaksanakan oleh Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dan dapat direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 98,22%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi pada urusan perumahan akan diuraikan sebagai berikut : IV-31

130 a) Program dan Kegiatan 1) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang tereallisasi sebesar Rp dengan prosentase 99,11%. Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan, pengadaan sarana dan prasarana kebersihan, penanggulangan pencemaran sampah di lingkungan TPA, dst.. 2) Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang tereallisasi sebesar Rp atau sebesar 99,55%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pembangunan saluran drainase/gorong-gorong. 3) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga mendapat alokasi anggaran sebesar Rp yang tereallisasi sebesar Rp atau sebesar 96,56%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pembangunan stadion olahraga Kabupaten Blitar di Kecamatan Nglegok sehingga terbangun badan lapangan dan drainase lapangan. 4) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang tereallisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 99,99%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan penyediaan prasarana dan sarana air limbah 5) Program Pembangunan Gedung Perkantoran Program Pembangunan Gedung Perkantoran mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang tereallisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 97,99%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pembangunan kantor Sekretariat Bupati dan SKPD Kabupaten Blitar di Kanigoro yaitu terwujudnya urugan Kantor Bupati, Pendopo dan Alon-alon serta rehabilitasi sedang/berat gedung kantor. b) Capaian Kinerja Kinerja urusan perumahan dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: IV-32

131 Tabel 4.12 Target dan Capaian Kinerja Urusan Perumahan Tahun 2013 No Indikator Target Capaian 1 Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman (mencakup persampahan, air bersih, air limbah) a. Rumah tangga pengguna air bersih b. % pengelolaan air limbah secara swadaya oleh 100% 150% masyarakat c. % penduduk berakses air minum 100% 100% d. Jumlah sarana air bersih yang dibangun e. % peningkatan distribusi air bersih 100% 100% f. Jumlah saluran air limbah yang dibangun Terlaksananya pembangunan 2 fisik Ibukota Kabupaten Blitar di Kecamatan Kanigoro 20% 20% Terlaksananya pembangunan 3 fisik GOR Kabupaten Blitar di Kecamatan Nglegok 15% 15% Pada tahun 2013 di Tingkat Propinsi berhasil diraih Juara III Lomba HIPPAM (Himpunan Penduduk pemakai Air Minum) yang diraih oleh Desa Krisik Kecamatan Gandusari, dan Juara III Lomba SANIMAS (Sanitasi) yang diraih oleh Ponpes Al Kamal Desa Kunir Kecamatan Wonodadi. 8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA Urusan kepemudaan dan olahraga tahun 2013 yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- terealisasi Rp ,-atau sebesar 99,05%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi sebagai berikut : a) Program dan kegiatan 1. Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda Program pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 99,97% dilaksanakan melalui kegiatan pendataan dan pembinaan potensi kepemudaan. IV-33

132 Output dari program ini adalah terlaksananya pembinaan potensi pemuda di wilayah Kabupaten Blitar. 2. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan Program peningkatan peran serta kepemudaan dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 98,14%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan diantaranya pembinaan organisasi kepemudaan, jambore pemuda Indonesia dan bhakti pemuda Kabupaten Blitar, peringatan sumpah pemuda, dan pembinaan kelompok usaha pemuda produktif (KUPP). Output dari program ini adalah meningkatnya kualitas organisasi kepemudaan, terlaksananya jambore pemuda Indonesia dan bhakti pemuda, terjaganya semangat sumpah pemuda dan nasionalisme serta terlaksananya kegiatan pembinaan pemuda. 3. Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga Program pengembangan kebijakan dan manajemen olahraga dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 95,42%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pelatihan cabang olahraga catur. Output dari program ini adalah terlaksananya pelatihan cabang olahraga catur. 4. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 99,36%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan diantaranya peningkatan kesegaran jasmani dan rekreasi, penyelenggaran even olahraga lari wisata (Protar), seleksi dan pengiriman kontingen PORSD/MI TK tingkat provinsijatim, Gebyar Olahraga Wisata Alam Adventure Trail, dan penyelenggaraan olahraga jalan sehat dalam rangka HUT Prop Jatim. Output dari program ini adalah terlaksananya kegiatan SKJ rutin, sepeda sehat, jalan sehat, terlaksananya kegiatan Olahraga Lari Wisata Proklamator - Penataran (Protar), keikutsertaan kontingen Kabupaten Blitar dalam kegiatan POR SD/MI Tingkat Propinsi, terlaksananya kegiatan olahraga wisata alam adventure trail, dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui olahraga jalan sehat. b) Capaian Kinerja Kinerja urusan kepemudaan dan olahraga dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: IV-34

133 Tabel 4.13 Target dan Capaian Kinerja Urusan Pemuda dan Olahraga 2013 No Indikator Target Capaian 1 Meningkatnya peran pemuda dan prestasi olahraga dalam pembangunan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat a. Jumlah pemuda yang dibina 250 pemuda 500 pemuda b. Jumlah organisasi olahraga 25 cabor 26 Cabang Olahraga c. Jumlah kegiatan kepemudaan 11 kegiatan 7 Kegiatan d. Jumlah kegiatan olahraga ( 8 kegiatan ) 9 kegiatan 10 Kegiatan e. Lapangan olahraga (744 lapangan) lapangan lapangan f. Jumlah klub olahraga per penduduk 5 klub 5 klub g. Jumlah gedung olahraga 1 unit 2 unit 2 Terlaksananya pembinaan SDM kepemudaan a. Jumlah peserta sosialisasi (800 orang) orang 220 orang 3 Peningkatan jumlah pemuda pelopor a. Jumlah pemuda pelopor tingkat kabupaten 5 orang 4 orang b. Jumlah pemuda pelopor tingkat provinsi 2 orang 3 orang 4 Peningkatan jumlah lembaga kepemudaan a. Jumlah dan bentuk lembaga kepemudaan 25 organisasi 18 organisasi 5 Terwujudnya pameran produk karya pemuda a. Jumlah pameran produk karya pemuda 2 Kali 1 Kali 6 Meningkatnya profesionalisme tenaga keolahragaan dan kesehatan masyarakat a. Jumlah peserta pembinaan cabang olahraga prestasi 25 cabor 25 cabor b. Peningkatan jumlah peralatan olahraga 3 paket - c. Jumlah kegiatan senam kesegaran jasmani dan 48 kali 48 kali rekreasi d. Terlaksananya pembinaan olahraga arung jeram 1 kali 1 Kali e. Terlaksananya pengiriman POR SD/MI Propinsi ( - ) 1 kali 1 kali 7 Terwujudnya data base kelolahragaan a. Jumlah database bidang olahraga 1 unit 1 unit 8. Peningkatan jumlah atlet pelajar yang berprestasi a. Jumlah atlet pelajar yang berprestasi pada masingmasing cabang olahraga 93 Orang 93 Orang 9. Peningkatan sarana dan prasarana olahraga a. Jumlah sarana dan prasarana olahraga panjat 1 unit 1 Unit IV-35

134 No Indikator Target Capaian dinding b. Pembuatan/penyediaan sarana dan prasarana olahraga paralayang Sumber: Dinas PORBUDPAR, Paket - Dari hasil pembinaan kepemudaan dan olahraga di Kabupaten Blitar, maka telah berhasil diraih beberapa prestasi baik di tingkat nasional maupun provinsi. Di tingkat nasional berhasil meraih Juara II Pemuda Pelopor Bidang Teknologi Tepat Guna yang diraih oleh Solimin, SPd. Di tingkat Provinsi berhasil meraih Juara II Pemuda Pelopor Bidang Kewirausahaan atas nama Hendro Widodo dan Juara III Pemuda Pelopor Bidang Bela Negara atas nama Dolis Setiawan. Selain prestasi yang telah diraih, Kabupaten Blitar selama tahun 2013 telah menyelenggarakan beberapa event seperti Invitasi Olahraga Tradisional, Lari Wisata (Protar), dan Gebyar Olahraga Wisata Alam Adventure Trail. Sedangkan event yang diikuti selain seleksi Pemuda Pelopor yang telah menghasilkan prestasi sebagaimana disebutkan di atas, Kabupaten Blitar juga mengikuti seleksi Jambore Pemuda Indonesia (JPI) tingkat Provinsi, serta menjadi peserta dalam JPI tingkat Nasional. c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan yang dialami oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata atas realisasi program pada tahun 2013 ialah tidak dianggarkan pameran produk karya pemuda hanya mengikuti expo pemuda pelopor Tingkat Nasional dan pemerintah daerah belum memiliki gelanggang / balai remaja. Solusi yang dapat dilakukan adalah mendirikan balai remaja. Hal ini bertujuan balai remaja tersebut sebagai media penggerak olahraga, kebudayaan dan pariwisata. Selain itu balai remaja berperan sebagai koordinator yang mengindentifikasi nilai-nilai kekayaan budaya Blitar, sehingga nilai jangka panjangnya balai remaja menjadi pusat pengembangan olahraga, budaya dan pariwisata yang disertai dengan bentuk kerjasama dengan beberapa pihak terkait. 9. URUSAN PENANAMAN MODAL Urusan penanaman modal pada tahun 2013 di Kabupaten Blitar ditangani oleh dua SKPD yaitu Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (KPTSP) dan Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang terealisasi Rp ,- atau sebesar 96,96%. Adapun IV-36

135 realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi akan diuraikan di bawah ini. A. Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (KPTSP) Alokasi anggaran sebesar Rp ,- pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (KPTSP) mampu teralisasi sebesar Rp ,- atau 95,47%. Anggaran tersebut dilaksanakan melalui Program Peningkatan Pelayanan Perijinan yang dilaksanakan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksaan perizinan, pelaksanaan survey/tinjau lokasi, sosialisasi pelaksanaan perizinan, dan publikasi di media cetak dan baliho kegiatan perizinan di Kabupaten Blitar. B. Bagian Perekonomian Alokasi anggaran sebesar Rp ,- pada Bagian Perekonomian mampu teralisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 99,99% yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah yang dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan manajemen investasi daerah, penyusunan Reperbup tentang RUPM, penyusunan Reperbup tentang pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal. Output dari program ini adalah adanya investor yang menanamkan modalnya di Kabupaten Blitar, tersusunnya Reperbup tentang RUPM sampai tahun 2015, dan tersusunnya Reperbup tentang pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal. b) Capaian Kinerja berikut: Kinerja urusan penanaman modal dapat dilaporkan beberapa capaian sebagai Tabel 4.14 Jumlah SK Perijinan yang Diterbitkan oleh KPTSP Kabupaten Blitar Tahun NO. JENIS IJIN JUMLAH SK YANG DITERBITKAN Ijin Prinsip Ijin Lokasi Ijin HO (Hinder Ordonantiee) 4 Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) 5 Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) 6 Ijin Usaha Industri (IUI) Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) IV-37

136 NO. JENIS IJIN JUMLAH SK YANG DITERBITKAN Ijin Penggunaan Kios/Los Pasar 9 SIPU Eksplorasi Baru SIPU Eksplorasi Perpanjangan 11 SIPU Eksploitasi Baru SIPU Eksploitasi Perpanjangan Daftar Ulang SIPU Eksploitasi 13 SIPU Eksploitasi Penciutan 14 SIPPAT Ijin Juru Bor (SIJB) Ijin Pengeboran Air Bawah Tanah (SIP) dan Ijin Pengambilan Air Bawah Tanah (SIPA) Daftar Ulang Ijin Pengeboran Air Bawah Tanah (SIP) dan Ijin Pengambilan Air Bawah Tanah (SIPA) 17 Ijin Pengambilan Mata Air (SIPMA) 18 Ijin Penurapan Mata Air (SIPM) 19 Ijin Eksplorasi Air Bawah Tanah (SIE) 20 Ijin Mendirikan SPBU Daftar Ulang SPBU Ijin Pemasangan Papan Reklame, Iklan, Spanduk & Baliho 22 Ijin Tempat Hiburan dan Permainan 23 Ijin Usaha Hotel Ijin Usaha Rumah Makan/Bar 25 Ijin Usaha Perikanan Ijin Usaha Peternakan Ijin Pemanfaatan Jalan Selain Sebagai Fungsi Jalan 28 Ijin Apotik Ijin Laboratorium Ijin Pengobatan Tradisional 31 Ijin Toko Obat Ijin Balai Pengobatan, Rumah Sakit Bersalin, Balai Kesehatan Ibu dan Anak 33 Ijin Optik Ijin Toko Alat Kesehatan Ijin Pemanfaatan/ IV-38

137 NO. NO. JENIS IJIN Pemakaian Asset Daerah 36 Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 37 Tanda Daftar Gudang (TDG) 38 Tanda Daftar JUMLAH SK YANG DITERBITKAN Peternakan Rakyat JUMLAH Sumber : KPTSP Kabupaten Blitar 2014 Secara umum jumlah permohonan ijin pada tahun 2013 menurun hingga 23,54%, penurunan terbesar pada permohonan TDP dan SIUP. Namun demikian KPTSP pada tahun 2013 juga tetap mengadakan kegiatan One Day Service (ODS). Seperti halnya tahun lalu, kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pelayanan perijinan SIUP dan TDP secara jemput bola kepada masyarakat dengan mendatangi beberapa kecamatan dan memberikan pelayanan perijinan (SIUP dan TDP) satu hari jadi. Untuk tahun 2013, cakupan pelayanan ODS adalah 11 Kecamatan yaitu Kecamatan Sanankulon, Wonodadi, Udanawu, Nglegok, Sutojayan, Wonotirto, Selopuro, Gandusari, Kesamben, Binangun dan Talun. Dari hasil pelaksanaan ODS Tahun 2013 diperoleh 275 SIUP baru dan 265 TDP baru. Demikian juga dengan realisasi investasi daerah juga mengalami penurunan jumlah baik unit usaha maupun nilai investasi sebesar 1,75% dan 16,15%. Secara terperinci realisasi investasi daerah non PMA/PMDN tahun 2013 disajikan dalam tebel berikut : Tabel 4.15 Realisasi Investasi Daerah Non PMA/PMDN Tahun Unit Usaha Investasi (Rp.) BIDANG USAHA Penggilingan Padi Peternakan Perikanan Perkebunan/kehutanan Pertambangan dan Penggalian - - Mineral Non Logam Perindustrian Perdagangan Perhotelan/Losmen/Penginapan Restoran/Rumah Makan & Bar/Café 10 Perumahan dan Ruko Perkantoran, Supermarket IV-39

138 NO. BIDANG USAHA Unit Usaha Investasi (Rp.) Jasa Konstruksi Pergudangan Transportasi Darat dan Laut Kesehatan Koperasi Jasa Hiburan/Rekreasi J U M L A H Sumber : KPTSP Kabupaten Blitar, Tahun 2014 Untuk meningkatkan iklim investasi dan memberikan rasa aman serta kemudahan bagi investor dalam berinvestasi, Pemerintah Kabupaten Blitar pada tahun 2013 telah menyusun 2 rancangan Peraturan Bupati yaitu Raperbup tentang RUPM sampai tahun 2015, dan Raperbup tentang pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal. 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) pada tahun 2013 dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UKM dengan alokasi anggaran Rp ,-. Anggaran tersebut mampu terealisasi 95,48% atau sebesar Rp ,-. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi akan dijelaskan sebagai berikut: a) Program dan Kegiatan 1. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif Program ini memiliki alokasi anggaran sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar 99,48% atau sebesar Rp ,-. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan fasilitasi media konsultasi bisnis usaha mikro kecil dan menengah. Output dari program ini adalah terpenuhinya pelayanan konsultasi bisnis bagi UKM. 2. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah dengan alokasi anggaran Rp ,- dapat terealisasi Rp ,- atau sebesar 66,64%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan antara lain pelatihan budidaya jamur bagi masyarakat di lingkungan industri, pembinaan kemampuan dan ketrampilan masyarakat di lingkungan industri hasil tembakau dan/atau daerah penghasil bahan baku, industri hasil tembakau melalui IV-40

139 pelatihan pembuatan kue, penguatan ekonomi masyarakat di lingkungan industri hasil tembakau dalam rangka pengentasan kemiskinan, mengurangi penggangguran dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui pemberian bantuan sarana usaha. Output dari program ini yaitu meningkatnya ketrampilan dan kesejahteraan keluarga usaha kecil. 3. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Program dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- mampu terealisasi Rp ,- atau sebesar 95,49%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan jaringan kerjasama antar lembaga. Output dari program tersebut yaitu meningkatnya usaha ritail koperasi. b) Capaian Kinerja Kinerja urusan koperasi dan UKM dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: Tabel 4.16 Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan UKM 2013 No Indikator Target Capaian 1 Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan KUMKM dalam pengembangan ekonomi lokal yang berdaya saing a. Prosentase koperasi aktif 100% 80% b. Jumlah UKM non BPR/LKM UKM c. Jumlah BPR/LKM d. Jumlah peraturan yang memberikan kebijakan dalam pengembangan UMKM 9 9 e. % peningkatan akses permodalan bagi KUMKM 20% 10% f. Jumlah Usaha Mikro dan Kecil g. % peningkatan kemudahan dengan legalitas bagi usahawan baru - - h. % peningkatan efektivitas jaringan distribusi usaha UMKM 20% 15% i. % peningkatan kualitas SDM IMKM - - j. Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informasl Meningkatnya jumlah perkuatan kemandirian Usaha Mikro Meningkatnya jumlah akses permodalan bagi KUMKM Meningkatnya jumlah lembaga keuangan mikro Meningkatnya jumlah usahawan baru IV-41

140 No Indikator Target Capaian 6 Peningkatan kemudahan legalitas bagi usahawan baru (jumlah usahawan baru yang dengan legalitas) 7 Jumlah KUMKM yang dapat mengakses permodalan Jumlah sarana prasarana produk KUMKM bantuan pemerintah Jumlah sarana prasarana produk yang dimiliki koperasi Peningkatan kualitas SDM UMKM Meningkatnya jumlah usaha mikro yang mandiri Meningkatnya jumlah peraturan yang 12 memberikan kebijakan dalam 7 7 pengembangan KUMKM 13 Meningkatnya jumlah usaha produktif berskala mikro Jumlah koperasi yang sudah melaksanakan RAT tepat waktu Jumlah pengurus koperasi yang sudah 15 memahami prinsip-prinsip perkoperasian 16 Jumlah koperasi yang sudah memiliki sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan perkoperasian Jumlah koperasi yang sudah pernah 17 mendapatkan penghargaan koperasi berprestasi Jumlah koperasi yang sudah 18 menerapkan manjemen administrasi organisasi koperasi dengan tertib dan benar Sumber : Dinas Koperasi & UKM, 2013 Pencapaian target-target yang telah ditetapkan merupakan hasil kerja keras baik pemerintah daerah maupun masyarakat pelaku koperasi dan UMKM. Perkembangan hasil usaha tersebut tersaji dalam tabel berikut: Tabel 4.17 Perkembangan Koperasi dan UMKM di Kabupaten Blitar Tahun NO URAIAN SATUAN TARGET REALISASI TARGET REALISASI 1 Koperasi Aktif % 65% 70% 100% 80% 2 Jumlah UMKM UMKM Sumber : Dinas Koperasi & UKM, 2013 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa perkembangan UMKM di Kabupaten Blitar mengalami peningkatan yang positif yaitu meningkat sebesar 0,11%. Adapun IV-42

141 jumlah koperasi aktif yang hanya mencapai 80%menunjukkan perlunya pembinaan lebih lanjut bagi koperasi-koperasi yang tidak aktif agar dapat digerakkan kembali mengingat koperasi merupakan soko guru perekonomian rakyat. c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan yang dialami oleh Dinas Koperasi dan UKM atas realisasi program tahun 2013 adalah banyaknya tumbuh koperasi baru (KOPWAN) yang belum memahami tata cara pelaksanaan RAT, Banyak UKM yang belum diidentifikasi, belum adanya PERDA yang mengatur pemberdayaan koperasi dan UMKM, dan persyaratan perbankan masih menjadi kendala bagi UMKM untuk mengakses permodalan. Solusi yang dilakukan ialah perlunya tim fasilitator untuk melakukan pembinaan kepada koperasi yang baru agar memahami tata cara pelaksanaan RAT, tim fasilitator juga berperan dalam mengindentifikasi jumlah UKM yang belum terdata. Selain itu untuk mengatur koperasi dan kegiatannya perlu pembuatan PERDA tentang pemberdayaan Koperasi dan UMKM yakni dengan memunculkan industri unggulan Putri Kencana sebagai program pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) demi mempertahankan perekonomian masyarakat Kabupaten Blitar. Peraturan tersebut selain mengatur tentang adminitratif koperasi, juga mengatur perguliran modal yang dipinjamkan kepada tiap koperasi demi memperrkuat kemandirian Usaha Mikro yang bersumber dari APBD II. 11. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL Urusan kependudukan dan catatan sipil tahun 2013 dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan alokasi anggaran Rp terealisasi Rp atau sebesar 99,30%. Yang dilaksanakan melalui Program Penataan Adminitrasi Kependudukan dengan kegiatan diantaranya pelatihan tenaga pengelola SIAK, implementasi sistem administrasi kependudukan, peningkatan pelayanan publik dalam bidang kependudukan, sosialisasi kebijakan kependudukan, dan peningkatan pelayanan pencatatan sipil. Output dari program ini adalah terlaksananya pelatihan tenaga pengelola SIAK, terbangunnya jaringan online pencatatan sipil, memperlancar pelayanan dan tersedianya perangkat keras yang dibutuhkan, terlaksananya pelayanan terhadap setiap dokumen kependudukan, terlaksananya sosialisasi kebijakan kependudukan, dan terlaksananya pelayanan terhadap setiap dokumen akta catatan sipil. IV-43

142 a) Capaian Kinerja Kinerja urusan kependudukan dan catatan sipil dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: Tabel 4.18 Target dan Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013 No Indikator Target Capaian 1 Tercatatnya seluruh kelahiran, perkawinan, kematian, dan mutasi penduduk a. Rasio penduduk berktp persatuan penduduk b. Rasio bayi berakte kelahiran c. Rasio pasangan berakte nikah d. Kepemilikian KTP e. Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk f. Ketersediaan database kependudukan skala provinsi 1 unit 1 unit g. Penerapan KTP nasional berbasis NIK 1 sistem 1 sistem 2 Meningkatnya pelayanan administrasi kependudukan a. Jumlah KTP diselesaikan 1 tahun b. Jumlah KK yang diselesaikan 1 tahun c. Jumlah akta kelahiran yang diselesaikan 1 tahun d. Jumlah akta nikah e. Akta kematian f. Akta perceraian g. Akta pengangkatan anak 10 9 h. Akta pengakuan anak 9 4 i. Ganti nama 6 2 j. Jumlah penduduk k. % penduduk berakta kelahiran - - l. Tersedianya data jumlah penduduk per semester, perbulan, dan per tahun 1 1 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2014 Dari tabel capaian kinerja Badan Kependudukan dan Pencatatan sipil selama tahun 2013 menunjukkan pencapaian target. Program E-KTP yang dilaksanakan secara nasional telah menyadarkan masyarakat tentang pentingnya memiliki KTP serta lebih tertibnya kepemilikan KTP karena satu penduduk hanya dapat memiliki satu KTP, sehingga kini data kepemilikan KTP dapat menjadi acuan data penduduk yang akurat. Selain KTP juga jumlah bayi berakte kelahiran yang melalmpaui target juga menunjukkan tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kepemilikan dokumen kependudukan. Diaplikasikannya SIAK juga membantu pencatatan data kependudukan hingga ke wilayah kecamatan. b) Permasalahan dan Solusi Beberapa indikator dalam capaian kinerja belum dapat terisi, seperti misalnya persentase penduduk berakta kelahiran dan kepemilikan KTP per 1000 penduduk. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem pencatatan yang ada sekarang belum dapat IV-44

143 menjawab indikator tersebut, karena untuk dapat menjawab indikator tersebut diperlukan semacam sensus penduduk untuk mendapatkan data yang benar-benar akurat. Selain itu juga perlu dilakukan sosialisasi yang lebih intensif kepada masyarakat agar masyarakat lebih memahami akan pentingnya data kependudukan termasuk tercatatnya kematian dan migrasi. 12. URUSAN KETENAGAKERJAAN Urusan ketenagakerjaan tahun 2013 dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan alokasi anggaran Rp terealisasi Rp atau sebesar 97,60%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi diuraikan sebagai berikut: a) Program dan Kegiatan 1. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 99,36%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan diantaranya monitoring, evaluasi dan pelaporan, penyusunan profil data ketenagakerjaan dan transmigrasi, pelatihan kewirausahaan pembuatan aneka kue, pelatihan tata rias temanten di Kecamatan Binangun. Output dari program ini adalah tersusunnya profil data ketenagakerjaan dan transmigrasi, pembekalan pembuatan kue, dan adanya perwakilan masyarakat yang memahami tatarias temanten di Kecamatan Binangun. 2. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 99,09%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan diantaranya fasilitasi pencegahan, penyelesaian prosedur penyelesaian perselisihan hubungan industrial, fasilitasi penyelesaian prosedur pemberian perlindungan penilaian kecelakaan nihil, dan fasilitasi penerapan upah minimum Kabupaten UMK. Output dari program iniadalah terselenggaranya fasilitasi pencegahan, konsolidasi konflik industrial, terlaksananya perlindungan penilaian kecelakaan nihil, dan adanya standar penerapan upah minimum Kabupaten Blitar. IV-45

144 3. Program Peningkatan Kesempatan Kerja Program Peningkatan Kesempatan Kerja dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 94,86%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan penyusunan informasi bursa tenaga kerja, dan pelayanan penempatan tenaga kerja luar negeri. Output dari program ini adalah terlaksananya informasi bursa tenaga kerja, dan pelayanan penempatan tenaga kerja luar negeri 4. Program Peningkatan Pelayanan Informal Program Peningkatan Pelayanan Informal dengan alokasi anggaran sebesar Rp terealisasi Rp ,- atau sebesar 99,98%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan optimalisasi sekretariat penilaian angka kredit petugas operasional. b) Capaian Kinerja Beberapa prestasi yang dicapai oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi selama tahun 2013 diantaranya : 1. Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terbaik tingkat propinsi oleh Bupati Blitar Kabupaten Blitar. 2. Penempatan Tenaga Kerja Produktif dan TKI kompeten tingkat provinsi oleh Bupati Kabupaten Blitar. 3. Penghargaan program kecelakaan nihil ( Zero Accident Award ) tahun 2013 di tingkat provinsi diraih oleh 20 perusahaan. Adapun gambaran kondisi ketenagakerjaan Kabupaten Blitar tahun 2013 disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.19 Perkembangan Ketenagakerjaan Kabupaten Blitar 2013 NO URAIAN SATUAN Pencari Kerja Orang Penempatan Orang Penghapusan Pencari kerja Orang Belum ditempatkan Orang Permintaan lowongan Lowongan Dipenuhi Lowongan Penghapusan lowongan Lowongan Sisa Lowongan Lowongan IV-46

145 NO URAIAN SATUAN Pengangguran terbuka % 3,61 2,86 3, Jumlah Angkatan Kerja Orang Upah Minimum Kabupaten Rp Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2014 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa yang belum mendapatkan tempat kerja di Kabupaten Blitar mencapai dari total pencari kerja sebanyak Hal ini disebabkan ketidakseimbangan antara perkembangan jumlah pencari kerja dengan perkembangan lowongan kerja yang tersedia, apalagi jumlah angka penghapusan lowongan kerja yang cukup tinggi yaitu dari jumlah lowongan yang ada. Pada tahun 2013 penawaran lowongan kerja manurun yaitu lowongan, dan ditambah adanya peningkatan jumlah penghapusan lowongan kerja cukup tinggi (25,39% dari jumlah lowongan) maka belum dapat menyerap tenaga kerja yang ada, selain itu juga karena tidak terpenuhinya kriteria yang diminta oleh penyedia lowongan sehingga tidak semua lowongan bisa terserap oleh perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa permintaan dari perusahaan ataupun lowongan pekerjaan, tidak sesuai dengan kemampuan tiap calon pekerja, dan disertai dengan menurunnya jumlah lowongan kerja yang ada. Tingginya angka tingkat pengangguran terbuka adalah merupakan dampak dari naiknya harga BBM pada tahun Selain itu juga melambatnya pertumbuhan sektor primer yang banyak menyerap tenaga kerja juga menjadi penyebab meningkatnya TPT pada tahun Dari sisi pendapatan tenaga kerja, Upah Minimum Kabupaten (UMK) juga terus menunjukkan peningkatan nominal pada 5 (lima) tahun terakhir ini yaitu Rp ,- pada tahun 2009, Rp ,- pada tahun 2010, Rp ,- pada tahun 2011, dan Rp ,- pada tahun 2012 dan menjadi Rp ,- pada tahun Rata-rata peningkatan upah minimum ini adalah sebesar 15,44% per tahun. Peningkatan tertinggi adalah pada tahun 2010 yaitu sebesar 26,32% dan peningkatan tertinggi kedua adalah sebesar 21,95% pada tahun Peningkatan UMK ini adalah kebijakan pemerintah untuk menyesuaikan dengan inflasi dan kenaikan BBM, sehingga pekerja masih dapat mengandalkan upah sebagai penghasilan. IV-47

146 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Urusan ketahanan pangan pada tahun 2013 dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 96,44%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi masing-masing SKPD adalah sebagai berikut : a) Program dan Kegiatan A. Dinas Pertanian Urusan Ketahanan Pangan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian pada tahun 2013 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 96,29% yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) dengan kegiatan diantaranya penyusunan database potensi produksi pangan, pengembangan sistem informasi pasar, updating Geografis Informasi Sistem, pembangunan sarana dan prasarana pertanian padat karya, dst. Output dari pelaksanaan program ini adalah tersusunnya database potensi produksi pangan, tersedianya sistem informasi pasar, terlaksananya updating Geografis Informasi Sistem, tersedianya sarana dan prasarana pertanian padat karya, dst. B. Kantor Ketahanan Pangan Urusan Ketahanan Pangan yang dilaksanakan oleh Kantor Ketahanan Pangan pada tahun 2013 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 99,32% yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) dengan kegiatan diantaranya pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan, Kegiatan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian, kegiatan pengembangan desa mandiri pangan, kegiatan pengembangan diversifikasi tanaman melalui kawasan rumah pangan lestari, dst. Output dari program ini adalah sosialisasi dan bantuan kebun bibit, mengikuti lomba cipta menu tingkat propinsi dalam rangka hari pangan sedunia, dan terlaksananya sosialisasi dan bantuan kebun bibit, dst. b) Capaian Kinerja Kinerja urusan ketahanan pangan dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: IV-48

147 Tabel 4.20 Target dan Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan 2013 No Indikator Target Capaian SKPD 1 Meningkatnya cadangan pangan masyarakat (Jumlah kelompok lumbung pangan) 10 kelompok 25 Kelompok 2 Tercapainya stabilitas harga gabah kering giling a. Terbelinya gabah waktu panen ton/t ton/th b. Terjualnya gabah waktu harga tinggi Terwujudnya distribusi pangan di desa safari mapan bener (jumlah desa safari mapan bener) Terwujudnya kemandirian pangan di desa (jumlah desa mandiri pangan) Tercapainya kecukupan pangan baik jumlah, mutu, gizi, dan keamanannya (% peningkatan kecukupan pangan) Meningkatnya distribusi pangan (% peningkatan ketersediaan bahan pangan): - Gabah/beras ton/th 3.256,5 ton/th 1 desa 1 desa 1 desa 5 desa 3% 3 % ton/bln 689 ton/bln ton/th to/th - Jagung Menguatnya kapasitas kelembagaan pangan (jumlah penguatan kelembagaan 19 LPG 11 LPG pangan) Terlaksananya pertemuan Dewan ketahanan pangan (terkoodinasinya kegiatan Dinas, badan lingkup Pemda 2 kali - yang menangani ketahanan pangan/ekonomi Meningkatnya pengawasan mutu dan keamanan pangan (jumlah peningkatan 200 orang 1000 orang pengetahuan) Terpenuhinya kecukupan pangan yang bermutu, aman dan terjangkau (% sosialisai penganekaragaman pangan 2% 2% kepada masyarakat) Peningkatan SDM kelompok tentang penanganan pasca panen dan pengolahan hasil a. Jumlah kelompok yang dengan pelatihan b. % peningkatan penanganan pasca panen 4 kelompok 8 kelompok 3% 3 % Meningkatnya aktifitas ekonomi regional berbasis potensi lokal (jumlah usaha produktif berskala mikro) 8 8 Meningkatnya pemanfaatan pekarangan untuk menambah cadangan pangan keluarga Kantor Ketahan Pangan Kantor Ketahan Pangan Kantor Ketahan Pangan Kantor Ketahan Pangan Kantor Ketahan Pangan Kantor Ketahan Pangan Kantor Ketahan Pangan Kantor Ketahan Pangan Kantor Ketahan Pangan Kantor Ketahan Pangan Kantor Ketahan Pangan Kantor Ketahan Pangan Kantor a. Jumlah KK yang memanfaatkan Ketahan pekarangan Pangan b. % berkurangnya pengeluaran 10% 30% Kantor IV-49

148 No Indikator Target Capaian SKPD kebutuhan sehari-hari Ketahan Pangan Terpantaunya kondisi riil keragaman pola Kantor 14 konsumsi masyarakat menuju Pola 66 82,5 Ketahan Pangan Harapan (PPH) (skor PPH) Pangan 15 Terciptanya kreasi pengolahan pangan lokal non beras (lomba kreasi pangan olahan dan lomba cipta menu non beras) 16 Meningkatnya penganekaragaman pangan masyarakat 2 lomba 1 lomba a. Jumlah kelompok yang dilatih 10 kelompok 8 kelompok b. Jumlah kelompok yang menerapkan teknologi 10 kelompok 8 kelompok Sumber : Kantor Ketahanan Pangan, 2014 Kantor Ketahan Pangan Kantor Ketahan Pangan Kantor Ketahan Pangan Selain capaian tersebut diatas, pada tahun 2013 juga dilaksanakan penilaian atau skoring Pola Pangan Harapan (PPH). PPH merupakan penilaian terhadap pola konsumsi masyarakat dalam hal keanekaragaman pangan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai pola konsumsi masyarakat, kebutuhan pangan, hingga perumusan kebijakan strategis ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Blitar. Penilaian dilaksanakan dengan metode survey, dengan mengambil sampel sebanyak 9 (sembilan) kecamatan yang terdiri dari 3 kecamatan daerah pertanian, 3 kecamatan daerah pesisir, dan 3 kecamatan daerah perkotaan. Total sampel adalah sebanyak 270 keluarga yang tersebar di 27 desa/kelurahan pada 9 kecamatan. Hasil dari penilaian atau survey PPH tersebut didapati bahwa jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi masyarakat Kabupaten Blitar belum ideal dalam arti belum beragam dan jumlahnya belum sesuai harapan. Rekomendasi yang diberikan untuk mengatasi permasalahan ini adalah pengembangan P2KP (Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan, Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), Peningkatan Ketersediaan Aneka Ragam Pangan Segar dan Olahan Berbasis Sumber Daya Lokal, Promosi dan Sosialisasi penganekaragaman/diversifikasi pangan, survey dan analisis konsumsi pangan wilayah secara berkelanjutan, dan pemantapan Dewan Ketahanan Pangan. (Laporan Analisis Pola Konsumsi Pangan Berbasis Pola Pangan Harapan (PPH) 2013, Kantor Ketahanan Pangan Kab. Blitar, 2013) Beberapa prestasi yang diraih oleh Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Blitar di tahun 2013 yaitu: 1. Juara II lomba KRPL tingkat propinsi diraih oleh KWT Ngudi Lestari Kelurahan Klemunan Kecamatan Wlingi IV-50

149 2. Juara II PPL pendamping KRPL tingkat propinsi diraih oleh Ullimatul Laili, SPT. 3. Mendapatkan penghargaan AGFUND Prizes Tahun 2012 dari Committee of AGFUND (the Arab of Gulf) Prizes yang dilaksanakan di Manila Philipina berup penghargaan atas pelaksanaan Desa Mandiri Pangan. 14. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak tahun 2013 dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 99,84%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi sebagai berikut: a) Program dan Kegiatan 1. Program keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan Program keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp atau sebesar 99,77%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan fasilitasi forum anak menuju blitar layak anak. Output dari program ini adalah keikutsertaan anak dalam rangka hari anak nasional, hari layak anak, hari AIDS 2. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 100%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan peran wanita menuju keluarga sehat sejahtera (P2WKSS). Output dari program ini adalah terlaksananya pembinaan dan pelatihan kepada wanita. 3. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 99,85%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan. Output dari program ini adalah sosialisasi undang-undang perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan IV-51

150 4. Program Peningkatan peranserta dan kesetaraan gender dalam pembangunan Program Peningkatan peranserta dan kesetaraan gender dalam pembangunan dengan alokasi anggaran Rp terealisasi Rp atau sebesar 100%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pembinaan organisasi perempuan dengan output Sosialisasi KDRT. 5. Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak dengan alokasi anggaran Rp terealisasi Rp atau sebesar 98,28%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pengumpulan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak. Output dari program iniadalah pelatihan kader BKB. b) Capaian Kinerja Kinerja urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: Tabel 4.21 Target dan Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungn Anak Tahun 2013 No Indikator Target Capaian 1 Meningkatnya kualitas kehidupan dan peran perempuan serta perlindungan anak a. % jumlah tenaga kerja di bawah umur 40% 13% b. Jumlah kasus traficking 4 kasus 1 kasus c. Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan 100% 100% anak dari tindakan kekerasan d. % peningkatan kasus yang telah ditangani 40% 86,67% e. % peningkatan efektivitas Komisi Perlindungan Anak 40% 40% 2 Terhapusnya aturan, peraturan dan praktek yang bersifat diskriminatif terhadap warga negara, kelompok, atau golongan masyarakat a. % partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 60% 35% b. Partisipasi perempuan di lembaga swasta 13% 5% c. Rasio KDRT 3% 28% d. Partisipasi angkatan kerja perempuan Meningkatkan kualitas hidup keluarga IV-52

151 No Indikator Target Capaian a. Peningkatan jumlah keluarga pra-ks dan KS I yang aktif keluarga keluarga berusaha b. Peningkatan jumlah kelompok Bina Lingkungan Keluarga (BLK) 79 kelompok 44 kelompok aktif c. Peningkatan kegiatan BLK 750 kali 704 kali d. Peningkatan jumlah kelompok Binas Keluarga Lansia (BKL) aktif 230 kelompok 274 kelompok e. Peningkatan kegiatan BKL kali kali 4 Meningkatnya kualitas hidup keluarga 5 a. Peningkatan jumlah kader kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) 898 kader kader b. Peningkatan kegiatan BKB 390 kali 567 kali Meningkatkan kualitas hidup keluarga (peningkatan kelompok 462 kelompok 355 kelompok UPPKS) 6 Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak a. Pengembangan lembaga perlindungan perempuan dan anak b. Peningkatan jumlah vocal point gender di masing-masing SKPD c. Peningkatan fasilitasi kasus KDRT 7 Peningkatan jumlah lembaga yang menangani gender Sumber : BPPKB, kegiatan 6 kegiatan 10 SKPD 2 SKPD 40 kasus 21 kasus 13 lembaga 13 lembaga Pada tahun 2013, tercatat beberapa kasus tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Blitar sebagaimana disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.22 Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Yang Dilaporkan No. URAIAN Satuan KDRT Kasus Pelecehan seksual Kasus Kekerasan anak Kasus Traficking Kasus Pencabulan Kasus Anak dalam kasusu Kasus - 1 hukum Sumber : BPPKB, 2014 IV-53

152 Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah kasus terbanyak adalah kasus pelecehan seksual, selain kasus terbanyak peningkatannya pun dari tahun lalu juga tinggi. Hal ini dapat disebabkan karena kesadaran masyarakat untuk melapor lebih tinggi sehingga jumlah kasus yang terctat menjadi lebih banyak. Pada tahun ini Kabupaten Blitar juga kembali menerima penghargaan Tingkat Nasional berupa Anugerah Parahita Ekapraya Kategori Madya. 15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA Urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera tahun 2013 dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB). Program ini dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 94,86%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi sebagai berikut : a) Program dan Kegiatan 1. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dengan alokasi anggaran Rp terealisasi Rp atau sebesar 93,47%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan sarana dan prasarana aparatur. Output dari program ini adalah terbangunnya balai penyuluhan KB, terpeliharanya kendaraan dinas/operasional, terbayarnya her registrasi kendaraan dinas/operasional, dan terbelinya alat kesehatan non medis (BKB Kit) 2. Program Pelayanan Kontrasepsi Program pelayanan kontrasepsi dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 92,35%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pelayanan pemasangan kontrasepsi KB dan pelayanan KB medis kontrasepsi. Output dari program ini adalah terlaksananya pemasangan KB dalam rangka momentum dgn TNI, IBI, PKK, Dharma Wanita, dan Bayangkara. 3. Program Kesehatan Reproduksi Remaja Program kesehatan reproduksi remaja dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 92,13%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan Advokasi KIE tentang kesehatan reproduksi dan pelatihan PIK KRR bagi penyuluh KB. IV-54

153 Output dari program ini adalah TOT pendidik sebaya KRR untuk siswa SMU dan terlaksananya pelatihan PIK KRR. 4. Program Keluarga Berencana Program keluarga berencana dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 98,45%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan Pelayanan KIE dan Peningkatan Perlindungan Hak reproduksi individu. Output dari program ini pelatihan jurnalistik tentang KB, publikasi PP dan KB melalui media cetak, publikasi PP dan KB melalui media elektronik, dan publikasi KB melalui Mupen. 5. Program Pembinaan Peranserta Masyarakat dalam Pelayanan KB/KR yang Mandiri Program peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR Mandiri dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 99,95%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat peduli KB. Output dari program ini adalah operasional kegiatan PPKBD 248 kader. 6. Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR dengan alokasi anggaran Rp terealisasirp atau sebesar 100%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan fasilitasi forum pelayanan KRR bagi Kelompok Remaja dan Kelompok Sebaya Output dari program ini adalatot PIK KRR bagi remaja/sebaya. b) Capaian Kinerja Kinerja urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: Tabel 4.23 Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 2013 No Indikator Target Capaian 1 Terkendalinya angka pertumbuhan penduduk a. Jumlah PIK-KRR aktif 35 kelompok 56 kelompok b. Jumlah penyuluhan KRR di SLTA 18 kali 22 kali c. Peningkatan kegiatan KIE dan advokasi 643 kali 561 kali d. Peningkatan sarana kegiatan KIE KB dan KIE KRR 18 unit 13 unit 2 Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak dan remaja a. Jumlah kelompok BKB aktif 520 kelompok 652 kelompok IV-55

154 No Indikator Target Capaian b. Jumlah kelompok BKR aktif 202 kelompok 255 kelompok c. Jumlah keluarga yang aktif dalam kegiatan BKB (Binas Keluarga keluarga keluarga Balita) d. Jumlah keluarga yang aktif dalam kegiatan BKR (Bina Remaja Aktif) keluarga keluarga 3 Terkendalinya angka pertumbuhan penduduk a. Jumlah peserta KB baru peserta peserta b. Jumlah peserta KB pria baru peserta peserta c. Prosentase unmeetneed terhadap PUS 8.9% 10.76% d. Jumlah tempat pelayanan KB 410 tempat 418 tempat 4 Jumlah perkawinan 20 tahun ke atas perkawinan perkawinan 5 Meningkatnya peran serta masyarakat dalam KB/KR (jumlah kelompok KB) kelompok kelompok 6 Meningkatnya sarana dan prasarana advokasi KIA 9 unit 6 unit Sumber : BPPKB, 2014 Data lain yang dapat disajikan dari pelaksanaan urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera adalah : Tabel 4.24 Capaian Program Keluarga Berencana Tahun 2013 No. Uraian Jumlah Satuan 1. Peserta KB baru semua metode Akseptor 2. Peserta KB baru pria Akseptor 3. Jumlah PUS PUS 4. Peserta KB Aktif Akseptor 5. Perkawinan perempuan usia kawin pertama > 20 tahun Kejadian 6. PIK RR 56 kelompok Sumber : BPPKB, 2014 Adapun jumlah keluarga sesuai tahapan keluarga pada tahun 2013 tercatat sebagai berikut : IV-56

155 Tabel 4.25 Jumlah Keluarga sesuai Tahapan Keluarga Tahun 2013 Jumlah No. Uraian (Keluarga) 1. Pra Sejahtera Sejahtera I Sejahtera II Sejahtera III Sejahtera III Plus Sumber : BPPKB, URUSAN PERHUBUNGAN Urusan perhubungan pada tahun 2013 dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dengan alokasi anggaran Rp terealisasi Rp atau sebesar 98,22%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi sebagai berikut: a) Program dan Kegiatan 1. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Program peningkatan pelayanan angkutan dengan alokasi anggaran Rp terealisasi Rp atau sebesar 99,75%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan diantaranya parkir berlangganan, survey angkutan orang, sosialisasi pas kecil bagi perahu nelayan (cap bakar), Output dari program ini adalah terwujudnya kegiatan parkir berlangganan, terlaksananya survey angkutan orang, terlaksannya pendataan kapal nelayan. 2. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas dengan alokasi anggaran Rp terealisasi Rp atau sebesar 96,76%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan diantaranya pengadaan rambu-rambu lalu lintas (dana pendamping), pengadaan marka jalan, pengadaan pagar pengaman jalan, pengadaan dan pemasangan traffic light, pengadaan dan pemasangan portal, pengadaan traffic anouncer system dan cermin tikungan, dan pengadaan ramburambu lalu lintas dana alokasi khusus (sisa pelelangan ta 2011 dan ta 2012). Output dari program ini adalah terwujudnya pengadaan rambu-rambu lalu lintas, terwujudnya pengadaan marka jalan, dan terwujudnya pagar pengaman jalan, IV-57

156 3. Program Peningkatan Kelayakan Pengoperasian Kendaraan Bermotor Program peningkatan kelayakan pengoperasian kendaraan bermotor Sakitdengan alokasi anggaran Rp terealisasi Rp atau sebesar 99,15%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan penyediaan kelengkapan pengujian kendaraan bermotor. Output dari program iniadalah tercukupinya bahan kebutuhan penyelenggaran pengujian kendaraan bermotor. 4. Program Peningkatan Pelayanan Keselamatan Pengguna Jalan Program peningkatan keselamatan penggunaan jalan dengan alokasi anggaran Rp terealisasi Rp atau sebesar 99,78%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan diantaranya peningkatan pengendalian ketertiban pengguna jalan, sosialisasi keselamatan lalu lintas siswa sekolah, pemantauan arus / volume lalu lintas saat lebaran 2013, dan andalalin pembangunan kawasan atas pembangunan pusat pemerintahan Kabupaten Blitar di kecamatan Kanigoro. Output dari program ini adalah terwujudnya peningkatan pengendalian ketertiban pengguna jalan, terlaksananya sosialisasi keselamatan ber lalu lintas siswa sekolah, terwujudnya peningkatan pengendalian ketertiban pengguna jalan, dan tersusunya dukungan andalalin atas pembangunan pusat pemerintahan kabupaten Blitar di Kanigoro. 5. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp atau sebesar 99,21%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan diantaranya rehabilitasi/pemeliharaan sarana alat pengujian kendaraan bermotor, rehabilitasi/pemeliharaan terminal/pelabuhan, rehabilitasi fasilitas LLAJ, dan rehabilitasi Berat Traffic Light. Output dari program ini adalah terwujudnya rehabilitasi/pemeliharaan sarana alat pengujian kendaraan bermotor, terwujudnya kegiatan pemeliharaan terminal, dan pemeliharaan 11 unit traffic light dan 35 unit lampu kedip. b) Capaian Kinerja Capaian Kinerja urusan perhubungan dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: IV-58

157 Tabel 4.26 Capaian Kinerja Urusan Perhubungan 2013 No Indikator Target Capaian 1 Bertambahnya kualitas prasarana dan fasilitas perhubungan (jumlah sarana dan prasarana yang diperbaiki) 28 Unit 9 unit Trafficlight dan 19 Unit Warning light 2 Terpeliharanya fasilitas perhubungan a. % fasilitas terminal yang direhab 20% 20% b. % kenaikan parkir berlangganan 100% 95,82% 3 4. Meningkatnya ketertiban angkutan orang dan barang (rata-rata jumlah angkutan orang dan barang yang diawasi) Bertambahnya prasarana dan fasilitas perhubungan (rata-rata pengadaan rambu-rambu lalu lintas) unit unit -469 bh rambu lalin ukuran sedang m Guadril - 70 m2 Marka Jalan Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, bh rambu lalin ukuran sedang -144 m Guadril -70 m2 Marka Jalan Selain capaian tersebut di atas, pada tahun 2013 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika juga telah melakukan beberapa kegiatan pembangunan dengan hasil bertambahnya prasarana dan fasilitas perhubungan (pengadaan ramburambu lalu lintas) berupa: - 76 buah RPPJ - 1 unit traffic light - 2 paket traffic anouncer system dan cermin tikungan - 50 paket trafficcone dan rambu portable Dalam upaya meningkatkan pelayanan masyarakat khususnya petani nelayan di wilayah pesisir pantai selatan Kabupaten Blitar, maka pada Tahun anggaran 2013 Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika telah melaksanakan sosialisasi sekaligus penerbitan dokumen pas kapal nelayan (Cap Bakar/Tanda Selar). Dengan diterbitkannya dokumen pas kapal nelayan (Cap Bakar/Tanda Selar) ini tidak hanya sebagai bukti kepemilikan kapal saja, akan tetapi merupakan kelengkapan surat ijin berlayar, serta sebagai bukti sah untuk dapatnya bertransaksi hasil tangkapan di tengah laut. Penerbitan dokumen pas kapal ini sebagai tindak lanjut amanat Pertauran Menteri perhubungan Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pendaftaran dan Kebangsaan Kapal. Selama Tahun Anggaran 2013, telah diterbitkan sebanyak 182 dokumen pas kapal dan akan senantiasa diupayakan untuk terus dilaksanakan pada tahun-tahun mendatang. IV-59

158 Dalam rangka memperlancar mobilitas dan akses masyarakat dari kecamatan satu ke kecamatan lainnya, pemerintah Kabupaten Blitar sampai dengan tahun 2013 telah menyediakan trayek angkutan umum pedesaan yang menjangkau seluruh kecamatan di Kabupaten Blitar. Data Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar sampai dengan tahun 2013 berkenaan dengan trayek angkutan umum pedesaan tersebut disajikan dalam tabel 4.27 berikut: Tabel 4.27 Angkutan Trayek di Kabupaten Blitar Tahun 2013 NO KODE JML TRAYEK JUMLAH URAIAN TRAYEK TRAYEK MPU MKL TOTAL 1. BB Blitar-Nglegok-Penataran-Dayu-Blitar PP BW Brongkos- Binangun- Wates WPt Wlingi-Kanigoro-Terminal Patria PP WK Wlingi-Semen-Krisik PP WKn Wlingi-Selopuro-Bendosewu-Kanigoro PP WR Wlingi-Doko-Resapombo PP KB Kademangan-Gawang-Bakung PP KBK Kademangan-Lodoyo-Binangun-Birowo- Ngadri-Jugo-Kesamben PP LS Lodoyo-Panggungrejo-Serang PP BL Blitar-Lodoyo- PP BG Blitar-Kademangan-Gawang- PP Total Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar, 2014 Apabila dibandingkan dengan tahun 2012, jumlah trayek di Kabupaten Blitar pada tahun 2013 mengalami penurunan yang cukup besar yaitu dari 163 menjadi 56 atau sebesar 65,64%. Hal ini disebabkan oleh banyaknya angkutan umum yang beralih fungsi menjadi kendaraan pick up sebagai dampak menjamurnya sepeda motor, mobil pribadi dan handphone yang mengakibatkan pengusaha angkutan merugi. Pada tahun 2013, Kabupaten Blitar berhasil meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha Kategori Kota Kecil yang diwakili oleh Kota Wlingi. 17. URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Urusan komunikasi dan informatika pada tahun 2013 dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. Program dan kegiatan urusan komunikasi dan informatika mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dan dapat direalisasikan sebesar Rp dengan prosentase 78,29 %. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi diuraikan sebagai berikut: IV-60

159 a) Program dan Kegiatan 1. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi Dan Media Masa Program Pengembangan Komunikasi, Informasi Dan Media Masa mendapat alokasi anggaran sebesar Rp yang tereallisasi sebesar Rp dengan prosentase 96,96%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan diantaranya pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi, pemeliharaan website pekan informasi jawa timur, penerbitan majalah penataran, pengembangan infrastruktur jaringan tik terintegrasi (e-gov), dan pelayanan informasi dan dokumentasi publik. Terialisasinya program Program Pengembangan Komunikasi, Informasi Dan Media Masa mampu menghasilkan beberapa output diantaranya beroperasinya telecenter, terpeliharanya website terwujudnya kegiatan pekan informasi jawa timur, penerbitan majalah penataran, terwujudnya jaringan tik skpd terintegrasi (e-gov), dan terlaksananya pengelolaan dan pelayanan informasi dan dokumentasi. 2. Program Kerjasama Informasi Dengan Mas Media Program Kerjasama Informasi Dengan Mas Media mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang tereallisasi sebesar Rp dengan prosentase 81,33%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah, dan kegiatan publikasi sosialisasi pas kecil bagi perahu nelayan (cap bakar). Output dari terlaksananya program ini adalah telaksananya informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah, dan terselenggaranya publikasi sosialisasi pas kecil bagi perahu nelayan. b) Capaian Kinerja Capaian Kinerja urusan komunikasi dan informatika dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: Tabel 4.28 Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika 2013 No Indikator Target Capaian 1 % peningkatan kualitas materi komunikasi dan informasi 80% 80% % peningkatan peran lembaga 2 pemberitaan independen dan media 60% 60% massa 3 xjumlah jaringan komunikasi Astinet 3 MB Astinet 3 MB 4 Rasio wartel/warnet terhadap penduduk 0.02% 0.02% IV-61

160 No Indikator Target Capaian 5 Jumlah surat kabar nasional/lokal Jumlah penyiaran radio/tv lokal 11 stasiun 11 stasiun 7 Tercapainya kelancaran arus informasi antara SKPD dengan masyarakat a. % peningkatan jaringan informasi 75% 75% b. % peningkatan kualitas komunikasi dan informasi 60% 60% Pengetahuan pengelola tower dan SKPD Kabupaten Blitar tentang perda 8 pembangunan dan penataan menara telekomunikasi bersama dan peraturan perundangan di bidang media massa elektronaika meningkat a. % sosialisasi wawasan sadar informasi bagi masyarakat 90% 85% Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, 2014 Beberapa prestasi juga telah berhasil diraih oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika selama tahun 2013, yaitu: 1. ICT Pura Kategori Muda Tingkat Nasional 2. Juara III Lomba Cerdik Cermat Komunikatif tingkat Provinsi Jawa Timur diraih oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Waradesa Desa Sumberasri Kecamatan Nglegok 3. Juara II PPID Award tingkat Provinsi Jawa Timur c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan yang di alami oleh Dinas Komunikasi dan Informatika atas realisasi program 2013 ialah belum semua desa di Kabupaten Blitar mempunyai KIM dan kurangnya kepedulian masyarakat untuk mengakses informasi yang telah ada. Serta belum semua SKPD mempunyai Website dan masih adanya provider yang melakukan pembangunan menara sebelum mengajukan rekomendasi zona menara dan masih adanya ego sektoral dari beberapa SKPD. Solusi yang dilakukan adalah sosialisasi dan terus mendorong agar desa segera membentuk KIM dan memberdayakan KIM yang sudah ada. Setiap SKPD Proaktif dalam memasukkan data ke website pemerintah Kabupaten Blitar dan bekerjasama dengan Tim Penataan dan Pengawasan Pembangunan Menara Telekomunikasi. Kemudian pro aktif membuat surat edaran dan mengevaluasinya. IV-62

161 18. URUSAN PERTANAHAN Urusan pertanahan tahun 2013 dilaksanakan oleh Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 57,65%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi sebagai berikut: a) Program dan Kegiatan 1) Prorgam Fasilitasi Penyelesaian Masalah Sengketa Pertanahan Program Fasilitasi Penyelesain Masalah Sengketa Pertanahan dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 75,53%. Program ini menghasilkan outpu terlaksananya kegiatan fasilitais penyelesaian masalah sengketa pertanahan. 2) Program Fasilitasi Penyelesain Masalah Sengketa Batas Daerah Program Fasilitasi Penyelesain Masalah Sengketa Batas Daerah dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 48,77%. Program ini menghasilkan output terlaksananya kegiatan penetapan wilayah perbatasan. b) Capaian Kinerja Capaian Kinerja urusan pertanahan dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: Tabel 4.29 Capaian Kinerja Urusan Pertanahan 2013 No Indikator Target Capaian 1 Terselesaikannya konflik pertanahan yang ada secara bertahap a. Jumlah kegiatan fasilitasi yang dilakukan 6 kasus 2 kasus b. Jumlah permasalahan yang berhasil diselesaikan 5 kasus 1 kasus c. Jumlah workshop pertanahan yang dilaksanakan - - c) Permasalahan dan Solusi Upaya fasilitasi tindak lanjut penanganan permasalahan kompensasi penggunaan kawasan hutan oleh PT Semen Dwima Agung di Kecamatan Wates, sampai pada tahap penyelesaian Tata Batas kawasan hutan dengan kawasan lain yang dikuasai masyarakat ; IV-63

162 Tindak lanjut upaya penyelesaian permasalahan perkebunan Karangnongko Kecamatan Nglegok. Putusan Pengadilan tentang masalah ini telah ditetapkan namun eksekusi oleh pihak yang berwenang sesuai permintaan masyarakaat belum dapat dilaksanakan karena adanya perbedaan substansi antara Amar Putusan Pengadilan dengan Berita Acara Eksekusi. Permasalahan ini akan ditindaklanjuti dengan fasilitasi dan upaya penyelesaian antar para pihak ; Tindak lanjut permasalahan Perkebunan Swaru Buluroto Kecamatan Garum tentang tuntutan redistribusi lahan untuk masyarakat. Saat ini pemilik hak perkebunan telah melepaskan ± 108Ha lewat Akta Notaris, namun redistribusi belum dapat dilaksanakan karena masyarakat masih terpecah menjadi beberapa kelompok yang berbeda pendapat mengenai luasan tanah yang harus diredistribusi. Terus dilaksanakan upaya untuk mendorong masyarakat agar mencapai kesatuan pendapat sehingga dapat segera membentuk kepanitiaan untuk pelaksanaan redistribusi lahan ; Tindak lanjut permasalahan Perkebunan Roto Rejokruwuk Kecamatan Garum, pemilik hak telah melepaskan ± 24Ha dan kepanitiaan sudah dibentuk. Akan terus difasilitasi penyelesaian proses redidtribusi dengan memperrtemukan Pemilik kebun, masyarakat dan Tokoh tokohnya untuk mencapai kesepakatan. 19. URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri pada tahun 2013 dengan alokasi anggaran Rp ,- dan terealisasi Rp ,- atau sebesar 96,14%. Urusan tersebut dilaksanakan oleh 3 (tiga) SKPD, yaitu: A. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Badan Kesatuan Bangsa dan Politik melaksanakan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp atau sebesar 98,62%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan diuraikan sebagai berikut: 1) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program pengembangan wawasan kebangsaan dengan Alokasi anggaran Rp terealisasi Rp atau sebesar 99,34%. program ini dilaksanakan melalui kegiatan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur budaya bangsa, forum kerukunan umat beragama (FKUB ), pemantapan wawasan kebangsaan, kegiatan ranham, fasilitasi kegiatan forum kewaspadaan dini masyarakat (FKDM), dan fasilitasi forum pembauran kebangsaan (FPK). IV-64

163 Output dari program ini adalah terselenggaranya kegiatan upacara HUT RI dan Hari Kesaktian Pancasila dengan lancar dan sukses, terselenggaranya kegiatan silaturahmi antar tokoh agama serta penanganan konflik khususnya masalah agama, terselenggaranya sosialisasi pemantapan wawasan kebangsaan bagi aparat Desa/Kelurahan, terselenggaranya rakor panitia ranham, terlaksananya kegiatan rapat koordinasi anggota FKDM, dan terlaksananya kegiatan fasilitasi kegiatan dalam rangka pembauran kebangsaan di Kabupaten Blitar. 2) Program kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan dengan alokasi anggaran sebesar Rp terealisasi Rp atau sebesar 99,34%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan rakor KONIMDA. Output dari program initerlaksananya kegiatan rapat koordinasi antar anggota KONIMDA. 3) Program pendidikan politik masyarakat Program pendidikan politik masyarakat dengan alokasi anggaran Rp terealisasi Rp atau sebesar 97,16%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan diantaranya fasilitasi pemilukada gubernur 2013, pengembangan data base organisasi masyarakat (Ormas), fasilitasi verifikasi organisasi masyarakat (Ormas), fasilitasi koordinasi partai politik dan stake holder, pengelolaan kegiatan pemberdayaan parpol yang dengan kursi di DPRD hasil Pemilu tahun 2009, pembinaan organisasi kemasyarakatan, informasi laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah, publikasi program dan kegiatan badan kesbangpol Kabupaten Blitar melalui media elektronik, publikasi penyelenggaraan pemilukada jawa timur, fasilitasi penyelenggaraan pemilu legislatif, dan publikasi program dan kegiatan badan kesbangpol Kabupaten Blitar melalui media Cetak. Output dari program ini adalah terlaksananya kegiatan pemilukada jawa timur dengan tertib dan lancar, tersedianya sarana komputer untuk menunjang kegiatan, terlaksananya kegiatan verifikasi Ormas, terlaksananya kegiatan silaturahmi / komunikasi antara parpol dan stake holder, terlaksananya kegiatan evaluasi parpol yang dengan bantuan keuangan, terlaksananya kegiatan pembinaan Organisasi kemasyarakatan, terlaksananya penyusunan laporan ILPPD, terlaksananya publikasi kegiatan, terlaksananya publikasi kegiatan, dan terlaksananya publikasi kegiatan. IV-65

164 B. Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) melaksanakan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp atau sebesar 92,84%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan diuraikan sebagai berikut: 1. Program Peningkatan Disiplin Aparatur Program Peningkatan Disiplin dengan alokasi anggaran Rp terealisasi Rp ,- atau sebesar 99,95%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan sarana dan prasarana aparatur. Output dari program ini terselenggaranya pelaksanaan kegiatan operasi penertiban PNS dan Pelajar. 2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dengan alokasi anggaran Rp terealisasi Rp atau sebesar 91,25%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan sarana dan prasarana aparatur. Output dari program ini adalah HUT dan jambore Satpol PP, dan bimbingan teknis satpol PP. Terialisasinya program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Perbaikan Sarana Rumah Sakit yaitu output yaitu terlaksananya HUT dan jambore satpol PP, terselenggaranya kegiatan pengembangan dsiplin aparatur. 3. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan dengan alokasi anggaran Rp terealisasi Rp atau sebesar 92,67%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan diantaranya pengendalian keamanan lingkungan, pengamanan wilayah, penegakan dan penindakan pelanggaran peraturan daerah, belanja makanan dan minuman petugas keamanan. Output dari program ini adalah terselenggaranya kegiatan pengamanan Pilgub Jatim dan Pilkades serentak di wilayah Kabupaten Blitar tahun 2013, terselenggaranya kegiatan pengamanan wilayah, terselenggaranya kegiatan penegakan dan penindakan Perda, dan tercukupinya kebutuhan makanan dan minuman petugas pengamanan. 4. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan dengan alokasi anggaran Rp terealisasi Rp atau sebesar 94,37%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatandiklatsar Linmas dan HUT Linmas. IV-66

165 Output dari program ini adalah terlaksananya kegiatan diklatsar Linmas dan HUT Linmas. 5. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat) Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat) dengan alokasi anggaran Rp terealisasi Rp atau sebesar 99,24% yang dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan pencegahan peredaran/penggunaan minuman keras sebanyak 4 kali. Output dari program iniadalah terlaksananya kegiatan penyuluhan, pencegahan, peredaran/penggunaan miras sebanyak 2 kali. C) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badan penanggulangan bencana daerah dengan alokasi anggaran Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 95,52%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan diuraikan sebagai berikut: 1. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam dengan alokasi anggaran Rp terealisasi Rp atau sebesar 95.98%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam, sosialisasi terhadap kesiapsiagaan bencana alam, kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, kajian tentang partisipasi masyarakat dalam menghadapi bencana banjir dan longsor, dan rencana kontigensi bencana gunung Kelud. Output dari program ini adalah meningkatakan pengetahuan masyarakat dalam penanggulangan bencana, meningkatkan pemahaman, kesiapsiagaan dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi benacana, meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam menghadapi banjir dan longsor, serta kesiapan dalam menghadapi bencana gunung Kelud. 2. Program Kedaruratan dan Logistik Program kedaruratan dan logistik dengan alokasi anggaran Rp terealisasirp atau sebesar 82,72%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan diantaranya peningkatan pelatihan dan gladi lapang ketanggap daruratan, operasional mobil pemadam kebakaran, sosialisasi penanganan dini bencana kebakaran, pelatihan petugas pemadam kebakaran, antisipasi bencana, dan pengadaan logistik. Output dari program ini adalah meningkatkan SDM dalam menghadapi bencana, Kelancaran mobil DAMKAR, meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam IV-67

166 penangulangan kebakaran, meningkatnya pengetahuan petugas damkar, kesiapsiagaan terjadinya bencana, dan tersedianya logistik. 3. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Program rehabilitasi dan rekonstruksi dengan alokasi anggaran Rp terealisasi Rp atau sebesar 95,95%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan diantaranya monitoring dan evaluasi sarana prasarana daerah rawan bencana, sosialisasi pemeliharan sarana prasarana di daerah rawan bencana, operasional Tim DALA, sistim informasi sarana dan prasarana daerah rawan bencana, rehabilitasi dan rekonstruksi sarana prasarana pasca bencana, serta pendataan sarana prasarana pasca bencana. Output dari program ini adalah terlaksananya koordinasi perencanaan & pelaksanaan RR bidang prasarana fisik di wilayah pasca bencana agar masyarakat ikut menjaga sarana & prasarana di bidang rawan bencana, lancar tugas -tugas tim dala, tersediannya informasi tentang sarana/prasarana, terbenahinya sarana prasarana masyarakat kab blitar, dan tersediannya data sarana prasarana 4. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi dilaksanakan melalui kegiatan optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi sehingga menghasilkan output terwujudnya anggota pengarah BPBD dan masyarakat yang Profesional dalam memanfaatkan teknologi informasi. b) Capaian Kinerja Capaian Kinerja urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri secara keseluruhan dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: Tabel 4.30 Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri 2013 No Indikator Target Capaian a. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 1 Terwujudnya koordinasi dan kerjasama yang mantap antara pemerintah dan anggota FKUB (jumlah pertemuan dengan anggota 12 bln/th 12 bln / th FKUB) 2 Mengamankan Pancasila dari gangguan yang ingin merubah keberadaan ideologi agama (jumlah kegiatan) 2 kali 2 kali 3 Meningkatnya kondisi masyarakat yang berwawasan kebangsaan dan memahami etika kehidupan berbangsa dan bernegara (jumlah pertemuan di wilayah Kabupaten Blitar) 2 kali pertemuan 1 kali pertemuan IV-68

167 Dipahaminya pengertian HAM bagi aparatur pemerintah dan terlaksananya kegiatan RANHAM (jumlah pertemuan) Menghindari/mencegah terjadinya konflik di masyarakat (jumlah pertemuan) Terwujudnya perekatan dan pembauran bangsa (jumlah pertemuan) Terkoordinasinya Tim Sipora dan terpantaunya orang asing di Kabupaten Blitar (jumlah pertemuan) Terciptanya situasi dan kondisi masyarakat yang kondusif (jumlah laporan kegiatan) Terwujudnya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai luhur budaya bangsa (jumlah kegiatan) Terciptanya stabilitas sosial dan keamanan di wilayah (jumlah kegiatan) Terwujudnya koordinasi dan kerjasama yang mantap lintas anggota Kominda (jumlah kegiatan) Terjalinnnya hubungan yang harmonis antara pemerintah, Toga, dan tolek (ormas, LSM, parpol) (jumlah kegiatan) Meningkatnya kinerja dan kerjasama parpol dan pemerintah (jumlah evaluasi) Tersedianya laporan pertanggungjawaban keuangan parpol yang bersifat akuntabel (jumlah kegiatan) Terjalinnya koordinasi antara ormas, LSM dan pemerintah serta validasi ormas tersebut agar timbul pemahaman sesuai dengan ketentuan undang-undang (jumlah kegiatan) Tersedianya laporan penyelenggaraan pemerintahan kepada masyarakat yang bersifat transparan dan akuntabel (jumlah laporan) 2 kali pertemuan 1 paket daerah 4 kali pertemuan 1 paket laporan 1 paket laporan 2 kali kegiatan 1 paket laporan 3 kali pertemuan 1 paket daereah rawan konflik 4 kali pertemuan 1 paket laporan 1 paket laporan 2 kali kegiatan 1 paket laporan 12 bln/thn 12 bln / th 4 kali keg 4 klai keg 1 kali evaluasi 1 kali evaluas 1 paket 1 paket 4 kali kegiatan 5 kali kegiatan 1 paket/th 1 paket/th b. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) 1 Terciptanya penegakkan hukum tanpa memandang kedudukan, pangkat dan jabatan seseorang a. Penegakkan perda 50 kasus 148 kasus b. % peningkatan kerjasama dalam penegakkan hukum Meningkatnya peran pemerintah dan masyarakat dalam pemeliharaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat a. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per penduduk 1 0,51 b. Jumlah Linmas per penduduk c. Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan 25 5 d. Cakupan patroli petugas Satpol PP 3x patroli dalam sehari 2x patroli dalam sehari IV-69

168 3 Meningkatnya kepatuhan dan disiplin masyarakat terhadap hukum a. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di kabupaten 252,21% 239,64% b. Angka kriminalitas 50 kasus 40 kasus 4 Meningkatnya penuntasan kasus kriminalitas untuk menciptakan rasa tentram, tertib dan aman masyarakat a. Angka kriminalitas yang tertangani 50 kasus 40 kasus b. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten 90% 85% Tercapainya kerjasama pengembangan 5 kemampuan aparat Pol PP dengan TNI/POLRI dan Kejaksaan (jumlah personil yang mengikuti pelatihan gabungan) 54% 0 Terciptanya suasana yang terkendali, 6 kondusif di wilayah Kabupaten Blitar untuk menunjang proses pembangunan daerah (pembinaan keamanan di wilayah Kabupaten Blitar) 1 paket/th - Sumber : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Satpol PP, 2014 c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan yang dialami oleh Satuan Polisi Pamong Praja adalah adanya pelanggaran Perda terbanyak didominasi oleh Perda HO & Perda IMB, perda trantibum belum lengkap (anjal, gepeng, PKL), terbatasnya PPNS Satpol PP, dan minimnya pemahaman anggota Satpol tentang Produk hukum daerah Kabupaten Blitar. Solusi yang dilakukan ialah perlu adanya sosialisasi langsung ke masyarakat/lapangan khususnya para pelaku usaha mengenai perlunya kepengurusan perijinan bangunan dan perijinan usaha, melakukan koordinasi dengan dinas/instansi terkait mengusulkan Rancangan Perda, dan Pengusulan PNS untuk mengikuti Diklat PPNS, serta perlu adanya bimbingan khusus anggota Satpol tentang Produk-produk hukum yang berlaku. 20. URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian pada tahun 2013 dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD), Badan Kepegawaian Daerah IV-70

169 (BKD) dan Inspektorat.Masing-masing program, kegiatan, capaian kinerja, permasalahan dan solusi diuraikan sebagai berikut: 1) Sekretariat Daerah Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian di Sekretariat Daerah dilaksanakan oleh 8 Bagian, dengan total alokasi anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (84,37%). Pelaksanaan program dan kegiatan secara terperinci oleh masing-masing bagian disajikan berikut ini : a. Bagian Pemerintahan Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Blitar mendapat alokasi anggaran sebesar Rp terealisi Rp denga prosentase 74,29%. Kegiatan yang dilaksanakan adalah koordinasi penyusunan LPPD tahun 2012 dan fasilitasi pelaksanaan EKPPD, fasilitasi kerjasama antar daerah, fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan PATEN, fasilitasi penyelesaian masalah sengketa pertanahan, pembakuan nama geografis kecamatan, dan fasilitasi penyelesaian sengketa batas daerah. Output dari program ini adalah tersusunnya laporan penyelenggaraan pemerintah daerah tahun 2012, terlaksananya fasilitasi aparatur pemerintah dan DPRD, terlaksananya tahap awal pelaksanaan PATEN, penyelesaian sengketa pertanahan, terlaksananya pemberian nama geografis di wilayah Blitar, dan terlaksananya penetapan wilayah pembatasan, fasilitasi pemilihan kepala desa serentak di Kabupaten Blitar, penanganan kasus pada pemerintahan desa/kelurahan, dan faslilitasi penyelenggaraan pemerintahan desa, terlantiknya kepala desa serentak di Kabupaten Blitar, terselesainya penanganan kasus di pemerintahan desa, dan terfasilitasinya penyelenggaraan pemerintahan desa. b. Bagian Perekonomian Bagian Perekonomian mendapat alokasi anggaran sebesar Rp terealisasi Rp dengan prosentase 86,89%. Program dan kegiatan serta permasalahan dan solusi diuraikan sebagai berikut: IV-71

170 a) Program dan Kegiatan 1) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Program Peningkatan Kesejahteraan Petani mendapat alokasi anggaran sebesar Rp terealisasi Rp dengan prosentase 93,35%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan monitoring pupuk dan pestisida yang menghasilkan monitoring pendistribusian dan harga pupuk dan pestisida di 22 kecamatan. 2) Program Pengembangan Usaha dan Lembaga Perdagangan Program Pengembangan Usaha dan Lembaga Perdagangan mendapat alokasi sebesar Rp terealisasi Rp atau sebesar 82,32%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pengawasan dan pengendalian raskin, pendistribusian raskin, dan penyelenggaraan pasar murah Kabupaten Blitar menjelang Idul Fitri. Output dari program ini adalah terlaksananya pengendalian raskin, pendistribusian raskin, dan penyelenggaraan pasar murah menjelang Idul Fitri. 3) Program Peningkatan Sumber Daya Alam Program peningkatan sumber daya alam mendapat alokasi anggaran Rp terealisasi Rp dengan prosentase 100%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan penyelenggaraan promosi pameran produk unggulan Kabupaten Blitar. Output dari program ini adalah terpromosinya produk Blitar dan penyelenggaraan pameran Kabupaten Blitar. b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan yang dialami oleh bagian perekonomian atas realisasi program 2013 adalah terdapat penunggakan pembayaran realisasi pendistribusian raskin di Kecamatan Kanigoro dan Kecamatan Kademangan, serta kurang jelasnya tempat yang akan dimonitoring. Solusi yang perlu dilakukan adalah memberikan penjelasan kepada kepala desa sebelum realisasi program raskin dan dilakukan proses penyaringan lebih lanjut atas tempat yang akan dimonitoring. IV-72

171 c. Bagian Hukum Bagian Hukum mendapat alokasi anggaran sebesar Rp terealisasi Rp dengan prosentase 69,93% yang dilaksanakan melalui Program Rencana Kerja Rancangan Peraturan Perundangundangan Dengan kegiatan penyusunan rencanan kerja rancangan peraturan perundang-undangan, legislasi rancangan peraturan perundangundangan, fasilitasi peraturan perundang-undangan, kajian peraturan perundang-undangan daerah, sengketa hukum dan penegakan peraturan perundang-undangan. Output dari pelaksanaan program ini adalah penyusunan draf rancangan peraturan perundang-undangan, raperda, penataan peraturan perundang-undangan, penerbitan buku lembaran daerah Kabupaten Blitar, dan penegakan perundang-undangan. d. Bagian Organisasi Bagian Organisasi melaksanakan 1 (satu) program yaitu Program Peningkatan Efektivitas Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Perangkat Daerah dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- terealisasi Rp ,- atau sebesar 82,43% dengan kegiatan-kegiatan Penyusunan Peraturan Bupati tentang Pencapaian Standar Pelayanan Minimal, Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), Gelar Pelayanan Publik Kabupaten Provinsi, dan Gelar Kelompok Budaya Kerja Provinsi. Output program ini adalah tersusunnya Peraturan Bupati tentang Standart Pelayanan Minimal dan meningkatnya indeks kepuasan (IKM), serta terialisasinya gelar kelompok budaya kerja provinsi. e. Bagian Pembangunan Bagian Pembangunan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- terealisasi Rp ,- dengan prosentase 87,27%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi yang dilaksanakan oleh bagian pembangunan diuraikan sebagai berikut: a) Program dan Kegiatan 1. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- terealisasi Rp ,- dengan IV-73

172 prosentase 65,68%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan Bimbingan Teknis/Sertifikasi Perpres 54 tahun Output dari program ini yaitu peningkatan kualitas sumber daya aparatur pemerintah dibidang pengadaan barang / jasa Pemerintah. 2. Program Peningkatan Mutu Perencanaan Pembangunan di Bidang Administrasi Pembangunan Program Peningkatan Mutu Perencanaan Pembangunan di Bidang Administrasi Pembangunan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- terealisasi Rp ,- dengan prosentase 88,01%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan Layanan pengadaan secara elektronik (LPSE), proses pengadministrasian pengadaan barang/jasa tahun 2013, fasilitasi unit layanan pengadaan (ULP). Output dari program ini yaitu tercapainya prosentase peningkatan mutu perencanaan di bidang adminitrasi pembangunan. 3. Program Pengendalian Administrasi Penyelenggaraan Pembangunan Program Pengendalian Administrasi Penyelenggaraan Pembangunan Tahun 2013 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- terealisasi Rp ,- dengan prosentase 95,45%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pelaksanaan pengendalian administrasi penyelenggaran pembangunan pada tahun Output dari program ini yaitu tercapainya prosentase pengendalian pelaksanaan administrasi pembangunan. 4. Program Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Program Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- terealisasi Rp ,- dengan prosentase 84,47%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan penyelenggaran monitoring, evaluasi dan pelaporan pembangunan pada tahun Output dari program ini yaitu tercapainya prosentase program monitoring, evaluasi dan pelaporan. IV-74

173 b) Capaian Kinerja Pada tahun 2013 LPSE Kabupaten Blitar telah melaksanakan Paket pegadaan secara Elektronik (E-Procurement) sebanyak 186 Paket melalui 5 SKPD yaitu : 1. Bagiaan Pembangunan 61 Paket 2. Dinas PU Bina Marga dan Pengairan 69 Paket 3. Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang 43 Paket 4. Dinas Pertanian 8 Paket 5. RSUD Ngudi Waluyo 5 Paket Dalam memberikan layanan, LPSE Kabupaten Blitar pada tanggal 20 Nopember 2013 telah mendapatkan Award kategori Kinerja Sistem Elektronik dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). f. Bagian Umum dan Perlengkapan Bagian Umum dan Perlengkapan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- terealisasi Rp ,- dengan prosentase 90,06%. Adapun program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Bagian Umum dan Perlengkapan diuraikan sebagai berikut: 1. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah mendapat alokasi anggaran sebesar Rp terealisasi Rp dengan prosentase 91,14%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan Kunjungan kerja/inspeksi kepala daerah/wakil kepala daerah, Koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah lainnya, Penyelenggaraan kerumahtanggaan KDH/ Wakil KDH dan Peningkatan sarana dan prasarana aparatur. Output dari program ini adalah terlaksananya kunjungan kerja/inspeksi kepala daerah/wakil kepala daerah, terlaksananya koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah lainnya, terlaksananya penyelenggaraan kerumahtanggaan kepala daerah/wakil kepala daerah, dan terlaksananya penyediaan sarana dan prasarana KDH/ Wakil KDH. 2. Program Peningkatan Kerjasama dengan Pemerintah Pusat Program Peningkatan Kerjasama dengan Pemerintah Pusat mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- terealisasi Rp ,- dengan prosentase 83,85%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan IV-75

174 Operasional Mess/Guest House Jakarta. Output dari program ini adalah terlaksananya operasional mest/guest house. g. Bagian Humas dan Protokol Bagian Humas dan Protokol mendapat alokasi anggaran sebesar Rp terealisasi Rp dengan prosentase 82,52% yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi dengan kegiatan diantaranya publikasi advetorial potensi/hasil pembangunan, peningkatan pelayanan seremonial dan keprotokolan, operasional korsik, peningkatan pelayanan kehumasan, dan dokumentasi kebijakan keberhasilan pembangunan. Output dari pelaksanaan program ini adalah terlaksananya kegiatan peningkatan kualitas pelayanan informasi dengan baik, terlaksananya pemberitaan tentang kebijakan capaian keberhasilan pembangunan daerah, terlaksananya kegiatan seremonial dan keprotokolan dengan tertib dan lancar, terwujudnya korps musik pendukung kegiatan pemerintah daerah yang berkualitas, dan tersedianya fisik berupa dokumentasi dari hasil pembangunan daerah. h. Bagian Kesejahteraan Rakyat Bagian Kesejahteraan Rakyat mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- terealisasi Rp ,- dengan prosentase 92,75% yang dilaksanakan melalui Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial dengan kegiatan diantaranya monev dan bantuan sosial tempat ibadah, penyelenggaraan ziarah leluhur Kabupaten Blitar, Rukyatul hilal awal romadhon, 1 syawal dan dzulhijah, lomba MTQ tingkat provinsi Jawa Timur, dan pembinaan calon jemaah haji. Output dari pelaksanaan program ini adalah termonitornya pembangunan tempat ibadah, terlaksananya ziarah leluhur Kabupaten Blitar, terselelenggaranya rukyatulhilal, terlaksananya pengiriman lomba MTQ tingkat Provinsi Jawa Timur, terlaksananya pembinaan calon jemaah haji. 2) Sekretariat DPRD Sekretariat DPRD mendapat alokasi anggaran sebesar Rp terealisasi Rp dengan prosentase 88,83% yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah dengan kegiatan diantaranya pembahasan, perumpunan dan harmonisasi kajian IV-76

175 akademis/naskah akademis dan Ranperda yang dibahas pada tahun 2013, pembahasan perubahan APBD tahun 2013, pembahasan Ranperda Pansus I III, pembahasan Ranperda Inisiatif Komisi I-IV, pembahasan KUA PPAS, perubahan APBD tahun 2013, pembahasan KUA PPAS APBD tahun 2014, pembahasan RKA RAPBD tahun 2014 SKPD mitra komisi I-IV, pengawasan program kerja SKPD mitra komisi I-IV, pendalaman tugas komisi I, kegiatan dan penyusunan kajian naskah akademis Ranperda inisiatif komisi I-IV tentang kerjasama pemerintah Kabupaten Blitar, rapat konsultasi dan koordinasi Wakil ketua I-III DPRD, dan Peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota DPRD (LEMHANAS), dst. Output dari program ini adalah terlaksananya pembahasan perubahan APBD 2013, terbahasnya KUAPPAS APBD 2014, terbahasnya RKA mitra komisi I-IV, Intensitas pengawasan program kerja SKPD, terlaksananya rapat konsultasi dan koordinasi anggota DPRD, dan terlaksananya kegiatan LEMHANAS, dst 3) Badan Kepegawaian Daerah Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- terealisasi Rp ,- dengan prosentase 85,28%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi diuraikan sebagai berikut: a) Program dan Kegiatan 1. Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- dengan prosentase 90,48% yang dilaksanakan melalui kegiatan pemulangan pegawai yang pensiun dan Pemindahan tugas PNS. Output dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terlaksananya pelaksanaan pengiriman berkas pensiun, dan terlaksananya mutasi staf. 2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dengan realisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 92,27%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan sosialisasi peraturan perundang-undangan, diklat dasar pajak bumi bangunan, pendidikan dan pelatihan struktural bagi pns daerah/pengiriman diklat PIM II, pendidikan dan pelatihan tehnis tugas dan fungsi bagi PNS Daerah, ujian dinas, ujian sertifikasi pengadaan barang/jasa pemerintah, dan IV-77

176 ujian penyesuaian ijasah, peningkatan kapasitas dan motivasi kerja pegawai BKD Kabupaten Blitar. Output dari program ini adalah terlaksananya penyelenggaraan sosialisasi perundang-undangan, terlaksananya penyelenggaraan diklat dasar PBB, terlaksananya pengiriman diklat PIM II, terlaksananya pengiriman pendidikan dan pelatihan tehnis dan tugas fungsi, terlaksananyan ujian dinas, terlaksananya penyelenggaraan diklat dan ujian sertifikasi pengadaan barang/jasa pemerintah, terlaksananya ujian penyesuaian ijasah, dan terlaksananya penyelenggaraan peningkatan kapasitas dan motivasi pegawai BKD Kabupaten Blitar. 3. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur mendapat alokasi anggaran sebesar Rp terealisasi sebesar Rp dengan prosentase 89,06%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan seleksi penerimaan calon PNS, penataan sistem administrasi kenaikan pangkat PNS, perceraian PNS, pemberian bantuan penyelenggaraan penerimaan Praja IPDN, penyelenggaraan diklat teknis, pemrosesan penanganan LP2P, proses pengurusan KARIS, KARSU, KARPEG, TASPEN, TAPERUM dan konversi NIP, pembinaan PNS daerah, penyusunan evaluasi jabatan, informasi faktor dan database kepegawaian. Output dari program ini adalah terlaksananya mutasi PNS dalam jabatan struktural dan fungsional, terlaksananya kegiatan penerimaan CPNSD Kabupaten Blitar, terlaksananya pembinaan karir pegawai melalu proses kenaikan pangkat fungsional, terlaksananya proses penanganan kasus-kasus pelanggaran disiplin PNS, terlaksananya pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas dan ijin belajar, terlaksananya pendaftaran calon praja IPDN, terlaksananya peningkatan kualitas bagi pegawai, terlaksananya proses pengurusan KARIS, KARSU, KARPEG, TASPEN, TAPERUM dan Konversi NIP, terlaksananya proses pengusulan tanda penghargaan satyalencana bagi PNS, dan tercapainya laporan harta kekayaan pejabat penyelenggara negara. 4. Program Pengembangan Data/Informasi Program Pengembangan Data/Informasi mendapat alokasi anggaran sebesar Rp terealisasi sebesar Rp dengan prosentase 56,78%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan meliputi seleksi dan pengalihan status GTT/PTT, penyusunan formasi/data bezzeting/kekuatan pegawai, penyusunan produk data kepegawaian, penyedia jasa tenaga IV-78

177 penunjang tehnis administrasi perkantoran, dan pembuatan profil BKD berbentuk multimedia dan penyusunan SOP dan SPP BKD Kabupaten Blitar. Output dari program ini adalah terlaksananya kegiatan ujian kompetensi dasar tenaga honorer menjadi calon PNS, terlaksananya pelaksaan penyusunan formasi bezzeting, tersedianya produk data kepegawaian, dan terlaksananya kegiatan pembuatan profil BKD berbentuk multimedia interaktif dan pendampingan penysunan SOP dan SPP BKD Kabupaten Blitar. b) Capaian Kinerja Capaian Kinerja urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian yang dilaksanakan oleh BKD dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut; Tabel 4.31 Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian (yang Dilaksanakan oleh BKD) Tahun 2013 No Indikator Target Capaian 1 Peningkatan PNS yang mengikuti Diklat Teknis dan Fungsional ( PNS yang mengikuti Diklat Teknis 145 orang 137 orang dan Fungsional) 2 Peningkatan jumlah penyelenggaraan Diklat Teknis Fungsional ( penyelenggaraan diklat) 6 kegiatan 6 kegiatan 3 Peningkatan tingkat kelulusan peserta ujian a. peserta ujian keseluruhan 250 orang 253 orang b. peserta ujian keseluruhan yang lulus 250 orang 157 orang c. peserta yang ujian pengadaan barang dan jasa 100 orang 100 orang d. peserta yang lulus ujian pengadaan barang dan jasa 100 orang 26 orang e. peserta ujian dinas 50 orang 53 orang f. peserta yang lulus ujian dinas 50 orang 53 orang g. peserta ujian penyesuaian ijasah 100 orang 100 orang h. peserta yang lulus ujian penyesuaian ijasah 100 orang 78 orang 4 Peningkatan PNS yang mengikuti Diklat Struktural a. PNS yang mengikuti diklat kepemimpinan 130 orang 130 orang b. PNS yang mengikuti diklat kepemimpinan tingkat II 6 orang 6 orang c. PNS yang mengikuti diklat kepemimpinan tingkat III 4 orang 4 orang d. PNS yang mengikuti diklat kepemimpinan tingkat IV 120 orang 120 orang 5 % peningkatan penyempurnaan Sistem Informasi Kepegawaian (% penyempurnaan) - - Sumber: Badan Kepegawaian Daerah, 2014 IV-79

178 c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan yang dialami Dinas BKD atas realisasi program tahun 2013 ialah rendahnya pemahaman PNS terkait peraturan kepegawaian yang ada, kurang ketatnya persyaratan untuk memperoleh penghargaan satyalencana, dan ABK yang telah disusun belum dapat digunakan karena jabatan fungsional umum belum menyebut nomenklatur. Solusi yang dilakukan adalah memperketat persyaratan dan selektif adminitrasi penghargaan penghargaan satyalencana, melalakukan sosialisasi mengenai peraturan kepegawaian dan imtag bagi PNS, serta perlu diadakan anjab ABK ulang agar lebih jelas nomerklatur jabatan fungsional umum tiap SKPD. 4) Inspektorat Inspektorat mendapat alokasi anggaran sebesar Rp terealisasi sebesar Rp dengan prosentase 95,47%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi sebagai berikut: a) Program dan Kegiatan 1. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp dengan prosentase 95%. Program inidilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya pelaksanaan pengawasan internal secara berkala, inventarisasi, pelaporan dan pemutakhiran data hasil pemeriksaan, reviu laporan keuangan pemerintah daerah, pelaksanaan pengawasan khusus di lingkungan Pemda, dan pengawasan dalam rangka proses pengadaan CPNSD. Output dari program ini adalah terlaksananya pengawasan rutin oleh aparat pengawasan, tersusunya data hasil pemeriksaan, meningkatnya kualitas hasil reviu SKPD, dan terlaksananya pengawasan penerimaan CPNSD / K2. IV-80

179 2. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan Program Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp terealisasi sebesar Rp ,- dengan prosentase 99%. Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya workshop perundang-undangan, bimbingan teknis pemetaan SPIP, dan bimbingan teknis penyusunan SOP bidang pengawasan. Output dari program ini adalah terselenggaranya workshop, terselenggaranya bimbingan teknis pemetaan SPIP. b) Capaian Kinerja Kinerja urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian yang dilaksanakan oleh Inspektorat dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: Tabel 4.32 Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian (Yang Dilaksanakan oleh Inspektorat) Tahun 2013 NO Indikator Target Capaian 1 meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur yang berbasis kompetensi a. % penurunan jumlah pns yang melanggar aturan 100% 2 b. % efektivitas penegakan hukum untuk pns 100% 100% 2 program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur a. jumlah pengawas dalam pengawasan aparatur 41 orang 27 b. rasio antara pengawas dengan pns jumlah pengawas/pns 27:11456 c. % peningkatan transparansi dalam pengawasan - - d. % peningkatan profesionalisme pengawas 100% 12,5% e. % penyempurnaan sistem pengawasan 100% 60% 3 jumlah obrik yang diperiksa a. jumlah pemenuhan pelaksanaan pkpt 94 obrik 94 b. non pkpt 75 obrik 75 4 menurunnya temuan hasil pemeriksaan a. jumlah hasil temuan pemeriksaan b. jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti 850 etl 98% c. jumlah kasus yang masuk 69 kasus 63 5 meningkatnya sdm dan aparatur pengawasan (jumlah tenaga pemeriksa yang mengikuti bintek) Sumber : Inspektorat, 2014 Berikut ini disajikan kasus yang ditangani dan rekomendasi atau sanksi oleh Inspektorat selama tahun 2013 : IV-81

180 Tabel 4.33 Kasus Pengaduan yang Ditangani Oleh Inspektorat Tahun 2013 NO URAIAN JUMLAH (kasus) 1 Perceraian 41 2 Indispliner 17 3 Perselingkuhan 5 4 Narkoba 1 5 Lain-lain 6 Jumlah 70 kasus Sumber : Inspektorat, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Badan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Blitar (BPKAD) mendapat alokasi anggaran sebesar Rp terealisasi Rp dengan prosentase 74,39%. Adapun program dan kegiatan dan capaian kinerja yang dilaksanakan diuraikan sebagai berikut: 1. Program Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah mendapat alokasi anggaran sebesar Rp terialisasi Rp dengan prosentase 85,56%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2012, penyusunan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah, penyelenggaraan monitoring, koordinasi dan pelaporan realisasi transfer dana dari Pemerintah Pusat, dan Penyusunan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga. Output dari program ini adalah tersedianya Ranperda Pertanggungjawaban APBD 2012, tersedianya sistem informasi pengelolaan keuangan daerah, terselenggaranya monitoring, koordinasi dan pelaporan realisasi transfer dana dari Pemerintah Pusat, dan Terselesaikannya Peraturan Bupati tentang pedoman pemberian hibah dan bantuan sosial, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. 2. Program Perumusan Kebijakan Pengelolaan Asset Daerah Program Perumusan Kebijakan Pengelolaan Asset Daerah mendapat alokasi anggaran sebesar Rp terealisasirp dengan prosentase 48,91%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan penyelesaian IV-82

181 tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi, operasional pengelolaan tanah eks bengkok di kelurahan, dan penyusunan standart harga barang. Output dari program ini adalah penyelesaian tuntutan kerugian daerah, terselesainya pengelolaan tanah eks bengkok di kelurahan, dan Terlaksananya penyusunan standar harga barang. 3. Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota mendapat alokasi anggaran sebesar Rp terealisasirp atau sebesar 92,23%. Program ini dilaksanakan melalui program pembinaan dan pengelolaan keuangan daerah kabupaten blitar, penatausahaan pengelolaan keuangan Daerah se-kab. Blitar, Pembuatan Surat Penyediaan Dana (SPD), dan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Penatausahaan Pengelolaan Keuangan di Wilayah. Output dari program ini adalah terselesaikannya peraturan bupati tentang pedoman pemberian hibah dan bantuan sosial, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga, terlaksananya pembinaan pengelolaan keuangan daerah, dan terlaksananya monitoring dan evaluasi pelaksanaan penatausahaan pengelolaan keuangan di wilayah. 6. Dinas Pendapatan Dinas Pendapatan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- terealisasi Rp dengan prosentase 96,91%. Adapun program dan kegiatan dan capaian kinerja yang dilaksanakan diuraikan sebagai berikut: a) Program dan Kegiatan 1) Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp atau sebesar 96,64%. Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah, sosialisasi publikasi pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah melalui mass media, optimalisasi fasilitasi dan pelayanan pajak daerah, sosialisasi pengalihan PBB P2 menjadi Pajak Daerah, intensifikasi peningkatan penerimaan PBB, dst. Output dari pelaksanaan program ini antara lain tercapaianya target pendapatan daerah, terlaksananya sosialisasi publikasi pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah melalui IV-83

182 media cetak dan media elektronik, terlaksananya fasilitasi dan pelayanan pajak daerah, terlaksananya sosialisasi pengalihan PBB P2 menjadi Pajak Daerah, terlaksananya penagihan PBB se-kabupaten Blitar, dst. 2) Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi dilaksanakan melalui kegiatan penyusunan sistem informasi pendataan pajak daerah dengan anggaran sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp atau sebesar 99,23%. 3) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan Program Penataan Peraturan Perundang-undangan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp atau sebesar 97,16%. Kegiatan yang dilaksanakan adalah sosialisasi pajak daerah dan penyusunan peraturan perundang-undangan tentang Pajak Daerah yang menghasilkan 2 dokumen. b) Capaian Kinerja Kinerja urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian yang dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: Tabel 4.34 Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian (Yang Dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan) Tahun 2013 NO Indikator Target Capaian 1 Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerah serta pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan berbasisi teknologi informasi a. % peningkatan intensifikasi pendapatan daerah 5% 14,59% b. % peningkatan ekstensifikasi pendapatan daerah 5% 14,59% c. Jumlah penerimaan pajak daerah Rp. Rp , ,50 d. % penerimaan pajak dibanding target ,59 Sumber : Dinas Pendapatan, 2014 c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Pendapatan adalah kurangnya perangkat pendukung pemungutan pajak daerah. Hal ini dapat diselesaikan dengan cara secara bertahap melakukan penyempurnaan perangkat pemungutan pajak daerah baik software maupun hardware. IV-84

183 20. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA Urusan pemberdayaan masyarakat desa pada tahun 2013 dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp dengan prosentase 95.54%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi sebagai berikut: a) Program dan Kegiatan 1. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dengan realisasi sebesar Rp dengan prosentase 98,79%. Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya sosialisasi monitoring dan evaluasi ADD, pengembangan lembaga keuangan mikro (LKM), program-program peningkatan keberdayaan masyarakat, pendataan program pembangunan desa/kelurahan, dan sosialisasi dan verifikasi TPAPD. Output dari program ini adalah tersalurkannya alokasi dana desa, terwujudnya kapasitas pengurus UPKU, terwujudnya koordinasi peningkatan keberdayaan masyarakat, tersedianya database potensi desa/ kelurahan, dan tersalurkannya dana tambahan penghasilan aparatur desa. 2. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dengan realisasi sebesar Rp dengan prosentase 99,79%. Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya peningkatan kapasitas kelembagaan BUMDes, fasilitasi pendampingan kelembagaan BUMDes, dan pengembangan kelembagaan pasar desa. Output dari program ini adalah terwujudnya peningkatan SDM pengurus BUMDes, terwujudnya manajemen kelembagaan BUMDes, dan tersedianya rancangan perda pasar desa. 3. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dengan terealisasi sebesar Rp dengan prosentase 98,79%. Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya terselenggaranya pencanangan bulan bhakti gotong royong masyarakat (BBGRM) Kabupaten Blitar dan hari kesatuan gerak PKK ke-41, peningkatan kapasitas lembaga pemberdayaan masyarakat Desa/Kel IV-85

184 (LPMD/K) bidang sosial budaya dan PKK, lomba desa tahun 2013, bantuan semen mandiri kepada masyarakat desa/kel Kabupaten Blitar, Fasilitasi Sarana dan Prasarana Adat, dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Masyarakat. Output program ini adalah terselenggaranya BBGRM dan HKG-PKK di Kabupaten Blitar, terselenggaranya Bimtek Pengurus LPMD/K Bidang Sosbud dan PKK, terlaksanakannya lomba desa/kelurahan, tersalurkannya bantuan semen pada masyarakat, tersedianya sarana dan prasarana adat kematian, dan tersedianya sarana dan prasarana adat kematian. 4. Pengembangan Data dan Informasi Program Pengembangan Data dan Informasi mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dengan terealisasi sebesar Rp dengan prosentase 99%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pengembangan database profil desa. Output dari program ini adalah terlaksanakannya entri database profil Desa/kelurahan. 5. Fasilitasi Pengolahan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna Program Pengolahan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dengan terealisasi sebesar Rp dengan prosentase 88,93%. Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya gelar TTG dan produk unggulan, fasilitasi TTG perdesaan hand tracktor, pemanfaatan peralatan TTG mesin paving hidrolik, mesin pres batako dan mesin molen, pemanfaatan peralatan TTG alat pembuat es batu, pemanfaatan peralatan TTG alat sari belimbing, pemanfaatan peralatan TTG alat sari buah/keripik buah, pemanfaatan TTG mesin cooller dan mesin pembubuk, dan pemanfaatan ttg hand sprayer, pompa air dan mesin diesel pompa air. Output dari program ini yaitu terlaksananya gelar tentang dan produk unggulan, tersedianya handtractor, tersedianya alat mesin paving hidrolik, mesin pres batako dan mesin molen, tersedianya alat pembuat es batu, tersedianya alat pembuat tusuk sate, tersedianya alat sari buah/keripik buah, dan tersedianya mesin hand sprayer, pompa air dan mesin diesel pompa air. 6. Peningkatan Kemandirian Masyarakat Perdesaan Program Kemandirian Masyarakat Perdesaan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dengan terealisasi sebesar Rp dengan prosentase 99,81%. Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya peningkatan nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM-MP) dan pengadaan pedum dan petunjuk teknis operasional (PTO) integrasi. IV-86

185 Output dari program ini yaitu tersalurkannya modal usaha untuk masyarakat miskin dan tersedianya pedum dan petunjuk teknis operasional (PTO) intregrasi. b) Capaian Kinerja Beberapa prestasi berhasil diraih oleh Kabupaten Blitar yang dimotori oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat selama tahun 2013, prestasi-prestasi tersebut adalah: - Juara IV lomba desa tingkat Provinsi Jatim, diraih oleh Kecamatan Wlingi - Juara IV lomba pasar desa tingkat Provinsi Jatim, diraih oleh Desa Wonodadi Kecamatan Monodadi - Juara V lomba UPK Berhasil tingkat Provinsi, diraih oleh Desa Kaligrenjeng Kecamatan Wonotirto. 21. URUSAN SOSIAL Urusan sosial pada tahun 2013 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- terealisasi Rp dengan prosentase 96,94%. Urusan sosial pada tahun 2013 dilaksanakan oleh Dinas Sosial. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi sebagai berikut: a) Program dan Kegiatan 1. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya mendapat alokasi anggaran Rp dan terealisasi sebesar Rp dengan prosentase 92,25%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan diantaranya pelatihan ketrampilan berusaha bagi keluarga miskin, peningkatan kemampuan sasaran petugas dan pendamping sosial, pemberdayaan fakir miskin, KAT dan PMKS melalui program keluarga harapan (PKH). Output dari program ini yaitu terbinanya stimulan usaha bagi masyarakat lingkungan lokalisasi yang kehilangan pekerjaan / usaha, dan terlaksananya kesejahteraan sosial PKH guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas pendamping dan sasaran kegiatan PKH di Kabupaten Blitar. 2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial mendapat alokasi anggaran Rp dan terealisasi sebesar Rp dengan IV-87

186 prosentase 94,22%. Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya pengembangan kebijakan tentang akses sarana dan prasarana public bagi penyandang cacat dan lansia, penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa, serta monitoring, evaluasi dan pelaporan. Output dari program ini yaitu terbinanya para lanjut usia yang produktif, terbantunya para korban bencana / musibah, terbinanya perintis dan janda perintis dengan pemberian sembako dan terlaksananya peringatan hari pahlawan. 3. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Eks Trauma Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Eks Trauma mendapat alokasi anggaran Rp dan terealisasi sebesar Rp dengan prosentase 98,73%. Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat dan eks trauma, pendayagunaan para penyandang cacat dan eks trauma, peningkatan pelayanan bagi para penyandang cacat (DBHCHT), dan peningkatan pelayanan bagi para penyandang cacat dan eks trauma (DBHCHT). Output dari program ini adalah terlaksananya kegiatan pelatihan penjahitan terhadap penyandang disabilitas, dan terlaksananya pemberian bantuan sembako kepada penyandang disabilitas. 4. Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo mendapat alokasi anggaran Rp dan terealisasi Rp dengan prosentase 100%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan Operasi dan pemeliharaan Sarana Panti Asuhan / Jompo. Output dari program ini adalah terbantunya anak yatim piatu dalam panti asuhan. 5. Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya) Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial) mendapat alokasi anggaran Rp dan terealisasi sebesar Rp dengan prosentase 98,95%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan Pemberdayaan eks penyandang penyakit sosial. Output dari program ini yaitu tertanganinya penyandang masalah sosial. 6. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial mendapat alokasi anggaran Rp dan terealisasi sebesar Rp dengan prosentase 95,63%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan diantaranya IV-88

187 peningkatan jejaring kerjasama pelaku-pelaku usaha kesejahteraan sosial masyarakat, peningkatan kwalitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat, pemantauan penyelenggaraan dan pengumpulan sumbangan berhadiah, dan pembinaan mental spiritual dan pendidikan agama. Output dari program ini adalah terbinanya kerjasama antar mitra sosial dalam penanganan PMKS, terbinanya karang taruna/pemuda, terwujudnya pemahaman terhadap peraturan undian bagi penyelenggara undian, dan terlaksananya kegiatan peringatan hari besar agama. b) Capaian Kinerja Kinerja urusan sosial dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: Tabel 4.35 Capaian Kinerja Urusan Sosial 2013 No Indikator Target Capaian Jumlah sarana sosial seperti panti 1 asuhan, panti jompo dan panti 20 PA 20 PA rehabilitasi 2 Jumlah kegiatan penanganan bencana alam 60 orang 60 orang 3 Jumlah perintis dan janda perintis yang dibantu 55 orang 41 orang 4 Jumlah lansia yang dilayani 150 orang 100 orang 5 Jumlah penyandang cacat dan eks 180 orang trauma yang dibina 8 sekolah 8 sekolah 6 Jumlah anak/manula dalam panti/jompo 750 anak 700 anak 7 Jumlah pembinaan ANKN, WTS, dan penyakit social lainnya 140 PMKS 15 PMKS 8 Jumlah pelatihan ketrampilan bagi PMKS 50 orang 15 PMKS 9 Jumlah kegiatan konseling (LK3) 36 orang 60 orang 10 Jumlah PSM dan TKSK yang mendapat penyuluhan 50 orang 22 orang 11 Jumlah yang mengikuti pendidikan agama 5 agama 1 agama 12 Jumlah sosialisasi 60 orang 60 orang 13 Jumlah karang taruna yang dibina 22 karang taruna 22 karang taruna Sumber : Dinas Sosial, 2013 Dari tabel di atas menyatakan bahwa penanganan Dinas Sosial terhadap permasalah sosial masyarakat Kabupaten Blitar merujuk pada pengembangan mentalitas dan kemandirian masyarakat PMKS seperti melalui pembinaan 22 karang taruna yang berfungsi sebagai fasilitator dan agen pemberdayaan masyarakat khususnya pemuda, pembangunan infrastruktur pendidikan sebanyak IV-89

188 8 sekolah bagi penyandang cacat dan eks-trauma, merupakan media utama untuk menfasilitasi dan mengarahkan mereka kepada pembentukan karakter dan pengembangan diri. c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan yang di alami Dinas Sosial atas terlaksananya urusan sosial Kabupaten Blitar tahun 2013 diantaranya kurangnya waktu dan dana untuk pelaksanaan pelatihan, belum meratanya bantuan sembako bagi penyandang disabilitas, dan belum tertanganinya janda-janda perintis kemerdekaan secara maksimal. Solusi yang dapat dilakukan diantaranya: 1) Perlunya identifikasi standar umur bagi janda perintis, bagi janda printis tua perlu disediakan jenis mata pencaharian yang sesuai barupa kerajinan tangan, pedagang, dan lain-lain. 2) Peningkatan kapasitas Karang Taruna, dan 3) Peningkatan anggaran ditahun yang akan datang. Hal ini dilakukan untuk menambah tenaga atas program siap-siaga bencana, penanganan Anjal, Janda printis tua, panti jumpo, dan program penanganan kemiskinan. 22. URUSAN KEBUDAYAAN Urusan kebudayaan pada tahun 2013 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- terealisasi Rp dengan prosentase 93,20%. Urusan kebudayaan pada tahun 2013 dilaksanakan oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi sebagai berikut: a) Program dan kegiatan 1. Program Pengembangan Nilai Budaya Program pengembangan nilai budaya mendapat alokasi anggaran Rp dan terealisasi sebesar Rp dengan prosentase 92,09%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan upacara adat siraman pusaka gong kyai pradah dan upacara adat larung sesaji.output dari program ini yaitu terlaksananya upacara IV-90

189 adat siraman pusaka gong kyai pradah dan terlaksananya upacara adat larung sesaji. 2. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Program Pengelolaan Kekayaan Budaya mendapat alokasi anggaran Rp dan terealisasi sebesar Rp dengan prosentase 93,73%. Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya pergelaran seni dalam rangka HUT Provinsi Jatim ke 68, resepsi hari jadi Kabupaten Blitar Ke- dan HUT RI Ke-68, pentas seni budaya secara periodik, festival kesenian kawasan selatan, pembuatan pagar candi penataran, pengadaan barang bantuan gamelan, pementasan kesenian di dalam daerah, sarasehan seni budaya, sarasehan sejarah museum dan purbakala, dan pengiriman tim kesenian ke luar daerah. Output dari program ini adalah terselenggaranya pergelaran seni dalam rangka HUT Provinsi Jatim ke 68, resepsi hari jadi Kabupaten Blitar dan HUT RI ke-68, pentas seni budaya secara periodik, festival kesenian kawasan selatan, terbangunnya pagar kompleks candi penataran, tersedianya barang bantuan gamelan, pementasan kesenian di dalam daerah, sarasehan seni budaya, sarasehan sejarah museum dan purbakala, dan terkirimnya tim kesenian ke luar daerah. 3. Program Pengelolaan Keragaman Budaya Program pengelolaan keragaman budaya mendapat alokasi anggaran Rp dan terealisasi sebesar Rp dengan prosentase 92,47%. Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya pameran keris, purnama seruling penataran, pementasan pesona bumi penataran, pemberian penghargaan kepada seniman berdedikasi, pementasan seni budaya Kabupaten Blitar di TMII Jakarta, dan gelar seni budaya daerah Jawa Timur. Output dari program ini adalah terselenggaranya pameran keris, pagelaran purnama seruling penataran, pagelaran pesona bumi penataran, penghargaan kepada seniman berdedikasi, pementasan seni budaya Kabupaten Blitar di TMII Jakarta, dan terlaksananya gelar seni budaya daerah Jawa Timur. b) Capaian Kinerja Kinerja urusan kebudayaan dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: IV-91

190 Tabel 4.36 Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan 2013 No Indikator Target Capaian 1 Berkembangnya penerapan nilai budaya yang positif dan produktif dalam rangka memantapkan kebijakan pembangunan a. Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan 31 buah 32 buah b. Jumlah museum 1 unit 1 unit c. Jumlah petugas pengelola kekayaan budaya 61 orang 57 orang d. % petugas pengelola yang memiliki kompetensi 10% 50% e. % petugas pengelola kekayaan budaya yang telah mengikuti 100% 90% pelatihan f. Jumlah lembaga yang mengelola kekayaan budaya 5 lembaga 5 lembaga g. Lembaga pengelola yang memiliki sistem manajerial yang baik 75% 75% h. Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga 60% 60% kekayaan budaya 2 Meningkatnya pelaksanaan interaksi budaya dalam rangka peningkatan modal sosial a. Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya (tempat pentas) 5 unit 5 unit b. Jumlah grup kesenian 160 grup 164 grup c. Jumlah gedung 1 unit - d. Jumlah lembaga yang bergerak di bidang pelestarian budaya 5 lembaga 5 lembaga 3 Terlaksananya pelestarian nilai-nilai budaya a. Jumlah kegiatan upara adat siraman Gong Kyai Pradah 1 kali 1 kali b. Jumlah kegiatan upara adat Larung Sesaji 1 kali 1 kali c. Rehab panggung siraman Gong Kyai Pradah 1 unit 1 unit 4 Terlaksananya pembinaan kesenian karawitan a. Jumlah peserta pembinaan karawitan 1 kelompok 1 kelompok 5 Terlaksananya pelestarian nilai-nilai budaya a. Jumlah kegiatan Festival Kesenian Kawasan Selatan 1 kali 1 kali b. Jumlah kegiatan pementasan Pesona bumi Penataran 1 kali 1 kali c. Jumlah kegiatan pengiriman tim kesenian dalam Festival Karya Lagu Daerah 1 kali - d. Jumlah kegiatan pengiriman tim kesenian dalam Festival Karya Tari Daerah 1 kali - e. Jumlah kegiatan pengiriman tim kesenian dalam Festival Duta Tari Daerah 1 kali - f. Jumlah kegiatan pengiriman tim kesenian dalam Festival Seni Pertunjukan 1 kali - IV-92

191 No Indikator Target Capaian g. Jumlah kegiatan pengiriman tim kesenian dalam Festival Dalang 1 kali - h. Jumlah kegiatan pengiriman tim kesenian dalam Festival makanan khas daerah 1 kali - i. Jumlah kegiatan pengiriman tim kesenian dalam Pawai Budaya Hari Jadi Provinsi Jatim 1 kali 1 kali j. Jumlah kegiatan upacara dan resepsi peringatan Hari Jadi 1 kali 1 kali Kabupaten Blitar 6 Terwujudnya pemeliharaan dan penambahan koleksi museum a. Jumlah kegiatan pemeliharaan Museum Penataran 1 paket 1 paket 7 Terwujudnya pemeliharaan kompleks wisata Candi Penataran a. Jumlah kegiatan pemeliharaan kompleks wisata Candi penataran 1 paket 1 paket Sumber : Dinas PORBUDPAR, Urusan Statistik Urusan statistik pada tahun 2013 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- dan direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 98,84%. Urusan statistik pada tahun 2013 dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Blitar. Urusan statistik dilaksanakan melalui program Pengembangan Data/Informasi dengan kegiatan Koordinasi, Penyusunan, Kompilasi dan Publikasi Data Statistik dan Hasil Pembangunan Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2013 yang menghasilkan buku Kabupaten Blitar Dalam Angka 2013, PDRB Kabupaten Blitar 2013, PDRB Kecamatan Tahun 2013 dan Indikator Makro Sosial Ekonomi Kabupaten Blitar 2013, dan Data Terpilah Gender Kabupaten Blitar Tahun 2013 Selain kerjasama dengan BPS, Kabupaten Blitar juga mengunggah data-data profil daerah melalui website nasional SIPD (Sistem Informasi Profil Daerah) Online. a) Capaian Kinerja Kinerja urusan statistik dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: IV-93

192 Tabel 4.37 Capaian Kinerja Urusan Statistik 2013 No Indikator Target Capaian 1 Meningkatnya ketersediaan data dan informasi kinerja pembangunan daerah 5 publikasi 5 publikasi b) Permasalahan dan Solusi Belum adanya sistem informasi yang dapat mengolah dan menyimpan data dasar daerah sehingga ketersediaan data belum terkelola dengan baik. Mengingat pentingnya data yang akurat bagi pembangunan maka perlu disediakan suatu sistem informasi untuk menampung dan mencatat data-data dasar daerah yang diperlukan bagi perencanaan daerah. 25. URUSAN KEARSIPAN Urusan kearsipan pada tahun 2013 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp terealisasi Rp dengan prosentase 97,32%. Urusan kearsipan dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi sebagai berikut: a) Program dan Kegiatan 1. Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp dengan prosentase 92,67%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan Pendataan dan Penataan Dokumen/Arsip Daerah dan Penduplikasian Dokumen/Arsip Daerah dalam bentuk Informatika. Output dari program ini yaitu terdokumentasikannya penulisan sejarah desa dan terdokumentasinya kegiatan-kegiatan pemerintah Kabupaten Blitar yang berkaitan dengan sejarah dan budaya. 2. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Program peningkatan kualitas pelayanan informasi mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp dengan prosentase IV-94

193 99,86%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan bimbingan teknis kearsipan. Output dari program ini adalah terlaksananya bintek bagi sekretaris desa. 3. Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp dengan prosentase 99,40%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan kajian sistem administrasi kearsipan. Output dari program ini adalah terlaksananya peraturan Bupati Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Kearsipan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar. 4. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp dengan prosentase 97,95%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan penyediaan dan peningkatan administrasi perkantoran. Output dari program ini adalah terlaksananya administrasi di kantor perpustakaan, arsip dan dokumentasi berjalan dengan baik dan lancer b) Capaian Kinerja Capaian Kinerja urusan kearsipan dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: Tabel 4.38 Capaian Kinerja Urusan Kearsipan 2013 No Indikator Target Capaian 1 Meningkatnya sistem administrasi kearsipan desa/kel 2 Meningkatnya kualitas pelayanan informasi 18-3 Terpeliharanya sarana dan prasarana kearsipan 2 50 Meningkatnya penataan, 4 penyelamatan dan pelestarian arsip Sumber : Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi IV-95

194 c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan yang dialami oleh Urusan Kerasipan atas realisasi program tahun 2013 ialah masih rendahnya partisipasi dimasing-masing desa untuk mengikuti penulisan sejarah desa. Solusi yang dilakukan adalah pihak kearsipan perlu mengetahui indikator-indikator penyebab rendahnya partisipasi, hal ini bisa dilakukan oleh pihak kearsipan melalui pastisipasi langsung pada masyarakat. Untuk membuat dokumen sejarah desa tidak semua orang mengetahui, perlunya partisipasi ialah untuk mengindentifikasi pihak-pihak yang mempunyai pengetahuan lebih terhadap sejarah desa. Kemudian hasil dari identifikasi diberikan pembekalan ataupun pelatihan khusus untuk membuat tulisan tentang sejarah desanya. 26. URUSAN PERPUSTAKAAN Urusan perpustakaan pada tahun 2013 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp terealisasi Rp dengan prosentase 99,66%. Urusan perpustakaan dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi yang dilaksanakan melalui Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan dengan kegiatan diantaranya pengembangan minat dan budaya baca, penyediaan bahan pustaka perpustakaan umum daerah, dan perpustakaan keliling. Output dari program ini adalah terlaksananya pengembangan siswa-siswa sekolah untuk mengikuti lomba-lomba perpustakaan sekolah dan perpustakaan desa serta mengikuti lomba story telling di tingkat provinsi dan nasional, tersedianya bahanbahan bacaan untuk pemustaka, dan terlaksananya mobil perpustakaan keliling untuk mengunjungi sekolah-sekolah di wilayah Kabupaten Blitar. a) Capaian Kinerja Capaian Kinerja urusan perpustakaan dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: Tabel 4.39 Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan 2013 No Indikator Target Capaian 1 Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan a. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun b. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 300 exemplar exemplar IV-96

195 No Indikator Target Capaian c. Sosialisasi layanan perpustakaan : perpustakaan keliling d. % pembinaan lembaga swasta 5 5 Sumber : Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan yang dialami oleh urusan perpustakaan Kabupaten Blitar atas realisasi program 2013 ialah kurangnya tenaga pustakawan, untuk Tahun 2013 tidak ada pengadaan bahan pustaka anggaran digunakan untuk rehap taman baca Desa Sumberjo, dan target belum dapat terpenuhi dikarenakan lokasi perpustakaan masih tetap di jalan veteran kota Blitar. Solusi yang dilakukan adalah perlunya penambahan karyawan perpustakaan dan penambahan anggaran untuk merehap taman baca di Desa Sumberjo ditahun IV-97

196 B. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN Pada tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Blitar melaksanakan 8 (delapan) urusan pilihan yaitu urusan kelautan dan perikanan, urusan pertanian, urusan kehutanan, urusan energi dan sumber daya mineral, urusan pariwisata, urusan industri, urusan perdagangan dan urusan ketransmigrasian. 1. URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Urusan kelautan dan perikanan tahun 2013 dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan dengan alokasi anggaran sebesar Rp dan dapat direalisasikan sebesar Rp atau sebesar 84,06%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi dari masingmasing SKPD diuraikan sebagai berikut: a) Program dan Kegiatan 1. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Program peningkatan pengembangan sistem mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp yang dilaksanakan melalui dua kegiatan meliputi; validasi dan verifikasi BMD serta penigkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan. Terealisasinya program tersebut mampu menghasilkan beberapa output yaitu tersusunnya laporan barang milik daerah yang valid dan tersusunnya laporan capaian kinerja dan keuangan SKPD. 2. Program Pengembangan Budidaya Perikanan Program Pengembangan Budidaya Perikanan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dengan terealisasi sebesar Rp yang dilaksanakan melalui tiga kegiatan meliputi; Pembangunan Balai Benih Ikan ( DAK dan Pendamping DAK ), Pendampingan Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya Ikan, dan Optimalisasi Balai Benih Ikan (BBI). Output dari pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu terbangunnya kolam BBI Babadan dan BBI Klemunan, tersedianya biaya administrasi untuk kegiatan sertifikasi hak atas tanah pembudidaya ikan dan tersedianya sarana pembenihan yang cukup. 3. Program Pengembangan Budidaya Perikanan Program pengembangan budidaya perikanan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp yang dilaksanakan melalui kegiatan pendataan dan pelaporan produksi perikanan tangkap, potensi pesisir dan PUD. Output dari pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu tersedianya bukti penerbitan pencatatan kapal. IV-98

197 4. Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp yang dilaksanakan melalui beberapa kegiatan diantaranya optimalisasi SDM kelembagaan kelautan dan perikanan, pendampingan pasca sertifikasi nelayan, dan pendataan pelaporan produksi perikanan tangkap dalam meninjau potensi pesisir (DAK dan Pendamping DAK ). Output dari pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu terlaksananya kegiatan pengiriman pelaku usaha perikanan untuk mengikuti pembinaan pelatihan temu bisnis bimtek dan sosialisasi, terlaksananya pendampingan terhadap nelayan pasca mendapatkan sertifikasi tanah nelayan dan tersedianya sarana prasarana bagi petugas pendataan. 5. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dengan terealisasi sebesar Rp yang dilaksanakan melalui empat kegiatan yaitu introduksi promosi hasil perikanan, pameran dan kontes ikan hias, optimalisasi sub raiser ikan hias dan pendampingan pengembangan usaha mina perdesaan (PUMP). Output dari pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu terlaksananya kegiatan introduksi dan promosi hasil perikanan, terlaksananya kegiatan pameran dan kontes ikan hias, tersedianya biaya operasional sub raiser ikan hiasdan tersedianya biaya operasional kegiatan PUMP. 6. Program Pengembangan Kawasan Budidaya Air Program Pengembangan Kawasan Budidaya Air mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dengan terealisasi sebesar Rp yang dilaksanakan melalui kegiatan pendamping dana tugas pembantuan kegiatan pengembangan sistem prasarana dan sarana di kawasan minapolitan. Output dari pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu terciptanya karya perencanaan dan biaya operasional kegiatan pembangunan budidaya. 7. Program Pengelolaan Sumber Daya Laut Pesisir Program pengelolaan sumber daya laut pesisir mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dengan terealisasi sebesar Rp dilaksanakan melalui dua kegiatan yaitu Pembinaan dan Evaluasi Pokmaswas dan inventarisasi kawasan kelautan, pesisir dan pulau-pulau Kecil Kabupaten Blitar. Output dari pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu terlaksananya pembinaan dan evaluasi Pokmaswas serta terlaksananya pendataan lahan PPI Tambakrejo dan data potensi pesisir. IV-99

198 b) Capaian Kinerja Kinerja urusan kelautan dan perikanan dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: Tabel 4.40 Capaian Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan 2013 No Indikator Target RPJMD 2013 Capaian 1 Ketersediaan fasilitas pelayanan pemasaran TPI 2 buah 1 buah 2 Peningkatan ketersediaan kios 1 kios - 3 Peningkatan sarana pemasaran bergerak 1 buah 2 4 Peningkatan pengguna sarana pemasaran bergerak - 10 orang 5 Peningkatan prasarana penstabil mutu ikan Peningkatan pengadaan peralatan penstabil mutu ikan 5 unit 5 7 Peningkatan pemeriksaan mutu ikan di pasaran 60-8 Peningkatan kualitas ikan yang dipasarkan 80% 75% 9 Peningkatan sarana pengolahan ikan - 2 unit 10 Peningkatan jumlah produk olahan ikan Peningkatan jumlah rakit rumput laut 30 rakit - 12 Tersedianya alat bantu penangkapan ikan (rumpon, mesin kapal) 30 unit - 13 Meningkatnya jumlah kapal yang ada di kolam labuh 45 kapal - 14 % capaian pendataan potensi kelautan 10% 10 % 15 % pelanggaran pemanfaatan sumber daya laut yang dapat dipantau % peningkatan produksi: - Nila (benih) 15% 5,8% - Gurami (benih) 15% 5,7% - Lele (benih) 15% 12% 17 % jumlah tangkapan di perairan umum 15% 4% 18 % peningkatan produksi: - Benih Nila 10% 9,6% - Gurami 10% 18,3% - Lele 25% 15,2% - Ikan Nila 25% - - Koi 10% ekor 19 % peningkatan produksi ikan di Kawasan Minapolitan: - Koi 10% 15,6% - Gurami 10% 2,3% - Lele 10% 0,19% - Nila 10% 0,2% Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan, 2014 IV-100

199 Berikut disajikan data hasil produksi dan nilai produksi perikanan tangkap laut tahun : Tabel 4.41 Produksi Perikanan Tangkap Laut (KG) Tahun No. Jenis Ikan Alu-alu/Manggilala/Pucul Bawal Putih Cakalang Cendro Cucut Lanyam Gurita Ikan Layaran HIU Kakap merah/bambangan Kembung Kerapu lumpur Kuwe Layang Layur Lemadang Lemuru Madidihang Pari Selar Tengiri Tongkol Udang Barong/Udang Karang Cumi-Cumi Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan 2014 Tabel di atas menunjukkan bahwa produksi perikanan tangkap laut sangat fluktuatif, hal ini lebih disebabkan oleh faktor alam yaitu cuaca dan musim. Adapun produksi perikanan darat yang terdiri dari perikanan budidaya dan ikan hias disajikan berturut-turut dalam tabel berikut: IV-101

200 Tabel 4.42 Produksi Perikanan Budidaya Tahun (Kg) No. Jenis Ikan Mas Nila Mujair Gurami Tawes Lele Jumlah Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Tabel diatas menunjukkan bahwa secara umum produksi perikanan darat Kabupaten Blitar cenderung meningkat, secara keseluruhan dibandingkan tahun lalu mengalami peningkatan sebesar 10,16% walaupun terdapat penurunan produksi pada beberapa jenis ikan seperti ikan mas, mujair dan tawes. Hal ini disebabkan karena pembudidaya beralih atau lebih fokus pada budidaya ikan nila, gurami dan lele yang lebih bernilai ekonomis karena lebih digemari masyarakat, hal ini terbukti pada peningkatan yang cukup tinggi dalam produksi ketiga jenis ikan tersebut. Tabel 4.43 Produksi Ikan Hias Tahun (ekor) No. Jenis Ikan Koi Akara Barbir Gapi Cupang Ialia Manvis Moli Koki Oscar Plati Rainbow Ikan hias lain Jumlah Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan, 2014 IV-102

201 Sebagaimana produksi perikanan budidaya, secara umum produksi ikan hias Kabupaten Blitar juga meningkat dari tahun ke tahun, dibandingkan tahun lalu produksi tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 12,86%. Tabel di atas menunjukkan bahwa ikan koi masih menjadi primadona budidaya ikan hias di Kabupten Blitar dengan jumlah produksi jauh melebihi produksi ikan-ikan hias yang lain. Bahkan ikan koi dari Kabupaten Blitar selama beberapa tahun terakhir selalu mendapatkan penghargaan di berbagai kejuaraan di tingkat Nasional. Pada tahun 2013, 9 prestasi nasional dari beberapa kelompok penilaian diraih oleh pembudidaya ikan koi Kabupaten Blitar. Selain meraih penghargaan dari produksi ikan, pada tahun 2013 Kelompok Pembudidaya Ikan Koi Kabupaten Blitar yaitu POKDAKAN Beringin Koi juga berhasil meraih Juara I Lomba Kinerja dan Kelembagaan Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Tingkat Nasional. Di tingkat provinsi kelompok binaan Dinas Perikanan dan Kelautan juga berhasil meraih Juara I Lomba Kelompok Pembudidaya Ikan Bidang Perikanan Budidaya yang diraih oleh POKDAKAN Pandanarum Gurami, dan meraih Juara III Lomba Evaluasi POKMAWAS yang diraih oleh POKMAWAS Bina Samudra Serang, Kecamatan Panggungrejo. c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan yang dialami oleh urusan kelautan dan perikanan Kabupaten Blitar tahun 2013 atas realiasasi program yang terlaksana yaitu adanya pembangunan Kolam BBI Babadan mengalami keterlambatan penyelesaian pekerjaan, tingginya minat masyarakat untuk mengikuti pelatihan bimtek dan kurangnya waktu untuk pelaksanaan kegiatan pendataan lahan PPI Tambakrejo. Solusi yang dilakukan adalah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan dengan menerapkan denda terkait keterlambatan penyelesaian pembangunan kolam BBI, diberikan tambahan dana untuk kegiatan pelatihan bimtek dan perlu dianggarkan kegiatan sejenis untuk kejelasan status lahan PPI Tambakrejo pada tahun URUSAN PERTANIAN Urusan pertanian pada tahun 2013 dilaksanakan oleh beberapa SKPD yaitu: (a)dinas Pertanian; (b) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K); (c) Dinas Kehutanan dan Perkebunan; dan (d) Dinas Peternakan. Secara keseluruhan alokasi anggaran untuk urusan pertanian adalah sebesar Rp. IV-103

202 ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- atau 92,61%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi dari masing-masing SKPD diuraikan sebagai berikut: a. Dinas Pertanian Dinas Pertanian dalam melaksanakan urusan pertanian sub sektor pertanian mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dan dapat direalisasikan sebesar Rp dengan prosentase 86,31%. Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja, serta permasalahan dan solusi diuraikan sebagai berikut: a) Program dan Kegiatan 1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Program peningkatan kesejahteraan petani mendapat alokasi anggaran Rp yang direalisasikan Rp atau sebesar 94,13. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan Pendamping Anti Poverty Program (APP) Pertanian. Output dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu tersedianya pendamping Anti Poverty Program (APP) Pertanian. 2. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan mendapat alokasi anggaran Rp yang direalisasikan 100%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah dan gelar potensi produk unggulan pertanian/perkebunan. Output dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu terselenggaranya pameran di Provinsi dan terselenggaranya gelar potensi di Kecamatan Kanigoro. 3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan mendapat alokasi anggaran Rp yang direalisasikan Rp atau sebesar 83,28%. Program ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan yaitu pengadaan sarana & prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna, penyebarluasan informasi teknologi melalui media cetak dan elektronik, teknologi pengembangan perbenihan, dan pengadaan alat-alat laboratorium pertanian. Output dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu terpenuhinya sarana teknologi pertanian, tersampaikannya informasi teknologi, terwujudnya pengembangan perbenihan hortikultura, dan terwujudnya alat-alat laboratorium pertanian. IV-104

203 4. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan mendapat alokasi anggaran Rp yang direalisasikan Rp atau sebesar 99,40%. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pendampingan SLPTT Padi, Jagung dan Kedelai, pengembangan agribisnis tanaman sayuran dan tanaman hias, dan pengembangan agribisnis tanaman buah-buahan dan biofarmaka. Output dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu terealisasinya SLPTT, Berkembangnya agribisnis jamur, dan berkembangnya agribisnis alpukat. b) Capaian Kinerja Kinerja urusan pertanian sub sektor pertanian dalam RPJMD Kabupaten Blitar diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut: Tabel 4.44 Capaian Kinerja Urusan Pertanian (Sub Sektor Pertanian) 2013 No Indikator Target Capaian 1 Meningkatnya aktivitas ekonomi regional berbasis potensi lokal/pertanian a. % peningkatan hasil agribisnis/produksi: - Padi ton ton - Jagung ton ton - Kedelai ton ton - Cabe ton ton - Kentang 208 ton 550 ton - Durian 927 ton ton - Manggis 746 ton ton - Nanas ton ton - Belimbing ton ton - Pisang ton b. Penyediaan dan pengembangan bibit unggul tanaman pangan dan hortikultura 3 komoditas 3 komoditas c. Peningkatan dukungan infrastruktur pertanian - Peningkatan jumlah jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani 9,2 km 14,5 km - Peningkatan panjang jalan usaha tani 8,5 km 17 km - Penambahan jumlah lumbung pangan 3 unit 1 unit - Penambahan jumlah embung 6 unit 2 unit - Penambahan jumlah sumur resapan 13 unit 0 unit - Penambahan jumlah gedung BPP 1 unit 1 unit IV-105

204 No No Indikator Target Capaian d. Peningkatan kawasan percontohan komoditi 1 komoditas 1 komoditas e. Peningkatan penanganan pasca panen 1 komoditas 2 komoditas f. Peningkatan standar mutu produk 2 komoditas 3 komoditas g. % peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan - Pembuatan pupuk organik berupa Appo 22 4 unit 0 unit - Pembuatan pestisida hayati 22 kelompok 22 kelompok h. Peningkatan pemasaran produk komoditi (promosi) 2 komoditas 3 komoditas i. % monitoring distribusi pupuk bersubsidi 100% 100% 2 a. % peningkatan petani yang mendapat pelatihan 894 kelompok tani 646 kelp tani teknologi/sekolah Lapang b. Peningkatan kemitraan antara petani dengan pengusaha 1 komoditas 1 komoditas c. % peningkatan perlindungan petani dari persaingan usaha yang tidak sehat (pembentukan asosiasi petani) 1 asosiasi 1 asosiasi d. Jumlah pertauran yang memberikan perlindungan pada 1 peraturan 1 peraturan HET petani e. % peningkatan alsintan yang dihibahkan kepada kelompok tani 33 unit 76 unit Sumber : Dinas Pertanian, 2014 Ketersediaan lahan khususnya lahan sawah merupakan modal dasar utama kegiatan usaha pertanian, semakin luas lahan maka semakin besar pula potensi yang dapat dikembangkan. Kabupaten Blitar memiliki luas Ha, dengan lahan sawah seluas Ha dan non sawah seluas Ha. Rincian penggunaan lahan sawah tersebut adalah sebagai berikut : Uraian Tabel 4.45 Peruntukan Lahan Sawah di Kabupaten Blitar (Dalam Ha Bilangan Bulat) Frekuensi Tanam Padi dalam satu tahun Non Padi Belum Diusaha kan Jumlah 1X 2X 3X 1 Irigasi Tadah Hujan Pasang Surut Lebak Jumlah Sumber : Dinas Pertanian Kab. Blitar Tahun 2014 Dari tabel tersebut diatas diketahui bahwa masih ada potensi yang dapat digali dari ketersediaan lahan sawah di Kabupaten Blitar untuk meningkatkan IV-106

205 produksi padi sebagai sumber pangan utama di Kabupaten Blitar. Beberapa langkah untuk menggali potensi tersebut diantaranya adalah: - Indeks penanaman padi dari satu kali panen menjadi dua kali lebih panen dalam setahun; - Peningkatan sarana irigasi dari setengah teknis ke teknis penuh, dari sederhana ke teknis dan dari irigasi desa menjadi irigasi teknis PU; - Peningkatan mutu intensifikasi lahan sawah. Sedangkan untuk lahan non sawah rincian penggunaannnya dijelaskan pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.46 Penggunaan lahan Non Sawah di Kabupaten Blitar No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) 1. Bukan Lahan Sawah a.tegal / kebun b. Ladang/huma c. Perkebunan d. Ditanami pohon/hutan rakyat e. Padang penggembalaan/padang rumput 18 f. Sementara tidak diusahakan 124 g. Lainnya (Tambak, kolam, empang, tebat, hutan negara dll.) 2. Lahan Bukan Pertanian (jalan, pemukiman, perkantoran, sungai, dll) Jumlah Sumber : BPS dan Dinas Pertanian, 2014 Sebagai daerah yang berbasis pertanian, hasil produksi pertanian terutama tanaman pangan, memegang peranan penting bagi perkembangan ekonomi masyarakat Kabupaten Blitar, hal ini terlihat dari besarnya sumbangan sektor pertanian pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) setiap tahunnya yang mencapai 40% lebih. Berikut gambaran produksi tanaman pangan utama di Kabupaten Blitar dari tahun ke tahun sebagaimana tertera pada gambar di bawah ini. IV-107

206 Gambar 4.1 Perkembangan Produksi Tanaman Pangan Utama 318, , , , , ,065 61, ,407 90,087 21,135 Padi Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar , ,786 12,577 11,562 Kedelai 6,614 6,242 Kacang Tanah 5,096 Sumber : Dinas Pertanian, 2014 (diolah) Bila dilihat perkembangannya, produksi pertanian tanaman pangan padi pada tahun 2013 naik jika dibandingkan 2012 sebesar 3,21%. Hal ini mengindikasikan bahwa program peningkatan ketahanan pangan melalui Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) tahun 2013 di Kabupaten Blitar pada tahun 2013 berhasil mendongkrak produktivitas. Sedangkan jagung mengalami penurunan produksi sebesar 5,57% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut diakibatkan menurunnya luas tanam sebesar ha dibandingkan tahun 2012, juga kondisi iklim tahun 2013 yang tidak mendukung tanaman jagung sehingga terjadi munculnya penyakit bulai. Komoditi lain yang mengalami peningkatan dibanding tahun 2012 adalah kedelai sebesar 1,67%. Keadaan tersebut didukung harga kedelai yang bagus sehingga petani bersemangat dalam budidaya kedelai yang menghasilkan produktivitas yang lebih baik dari pada tahun Selain tanaman pangan utama, pertanian Kabupaten Blitar juga menghasilkan tanaman sayuran dan buah semusim. Perkembangan produksi tanaman sayuran dan buah semusim di Kabupaten Blitar pada tahun disajikan pada gambar berikut: IV-108

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN

BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Lamandau tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2013 dapat

Lebih terperinci

PENUTUP BAB 7 LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN BUPATI BLITAR TAHUN 2014 VII - 1

PENUTUP BAB 7 LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN BUPATI BLITAR TAHUN 2014 VII - 1 BAB 7 PENUTUP Secara garis besar, pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan sepanjang tahun 2014 yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar dapat dikatakan berjalan

Lebih terperinci

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 A. DASAR HUKUM Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Masa Jabatan Bupati dimaksudkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK.. BAB I PENDAHULUAN... I-1

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK.. BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK.. i ii iii iv v vi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan....

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Kata Pengantar D engan memanjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan Rahmat,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Blitar, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar, Bagus Sunggono, SE.MM.

Sekapur Sirih. Blitar, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar, Bagus Sunggono, SE.MM. Sebagai pengemban amanat Undang undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010 (Population

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI HASIL DAN PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU SERTA CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH

BAB II EVALUASI HASIL DAN PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU SERTA CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH BAB II EVALUASI HASIL DAN PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU SERTA CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH Penyusunan RKPD Tahun 2015 ini pada hakekatnya didasarkan pada evaluasi hasil pelaksanaan RKPD 2013

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Cianjur tahun 2013 tidak terlepas dari arah kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i vii xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4 1.3.1 Hubungan RPJMD

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN BAB VII PENUTUP KESIMPULAN Pencapaian kinerja pembangunan Kabupaten Bogor pada tahun anggaran 2012 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari sejumlah capaian kinerja dari indikator

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM... I-1 1.3. GAMBARAN UMUM JAWA BARAT... I-4 1.3.1.

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb S egala puji bagi Alloh SWT, yang senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga seluruh rangkaian proses penyusunan Laporan Keterangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN D A F T A R I S I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL.... ix DAFTAR GAMBAR.... xi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG... I 1 B. DASAR HUKUM... I 1 C. GAMBARAN UMUM DAERAH...

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (vii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016...

Lebih terperinci

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD 143 2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD 2.2.1 Evaluasi Indikator Kinerja Utama Pembangunan Daerah Kinerja pembangunan Jawa Timur tahun 2013 diukur

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO. selamat siang dan salam sejahtera bagi kita sekalian,

BUPATI WONOSOBO. selamat siang dan salam sejahtera bagi kita sekalian, BUPATI WONOSOBO SAMBUTAN BUPATI WONOSOBO DALAM RAPAT PARIPURNA DPRD KABUPATEN WONOSOBO PENYAMPAIAN LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN BUPATI WONOSOBO TAHUN ANGGARAN 2013 Yang terhormat, Saudara Ketua,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2014

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2014 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BLITAR, Menimbang a. bahwa Rencana Kerja Pembangunan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Kota Bogor Salah satu indikator perkembangan ekonomi suatu daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (ILPPD) PROVINSI BANTEN TAHUN 2013 I. Pendahuluan Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR 4.5.4. Penjelasan Perubahan Anggaran Pada tahun anggaran 2014 terjadi perubahan atas penjabaran perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah Tahun Anggaran 2014 yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum... 1 B. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis dan Demografis... 4 2. Perkembangan Indikator Pembangunan Jawa Barat...

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman... 2 Tabel 1.2. Ketinggian Wilayah Kabupaten Sleman... 3 Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Sleman Menurut Jenis Kelamin, Kepadatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

NOMOR : 72 TAHUN 2016 TANGGAL : 08 NOPEMBER Tentang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PERUBAHAN PERUBAHAN (RKPD-P) TAHUN 2017 KATA PENGANTAR

NOMOR : 72 TAHUN 2016 TANGGAL : 08 NOPEMBER Tentang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PERUBAHAN PERUBAHAN (RKPD-P) TAHUN 2017 KATA PENGANTAR LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR : 72 TAHUN 2016 TANGGAL : 08 NOPEMBER 2016 Tentang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PERUBAHAN PERUBAHAN (RKPD-P) TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi 3. Status Pembangunan Manusia 4. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum...... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 5 1.4. Sistematika Dokumen RKPD... 5 1.5. Maksud dan Tujuan... Hal BAB II EVALUASI HASIL

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Gambaran Umum 1.3.1. Kondisi Geografis Daerah 1.3.2. Gambaran Umum Demografis 1.3.3.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii Daftar Isi KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii BAB. I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Dasar Hukum... I-1 1.2. Gambaran Umum Wilayah... I-2 1.2.1. Kondisi Geografis Daerah... I-2 1.2.2. Topografi...

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 4.1. Gambaran Umum inerja perekonomian Jawa Barat pada tahun ini nampaknya relatif semakin membaik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 61 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tasikmalaya meliputi area seluas 2,563.35 km persegi. Kabupaten Tasikmalaya ini berbatasan dengan Kabupaten Garut dari sebelah timur,

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN 2015 DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Nota Kesepakatan...

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH, LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. bimbingannya akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan naskah Laporan Keterangan

KATA PENGANTAR. bimbingannya akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan naskah Laporan Keterangan KATA PENGANTAR Puji Syukur Kami Panjatkan Kepada Allah SWT, karena hanya atas petunjuk dan bimbingannya akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan naskah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kondisi perekonomian Kabupaten Lamandau Tahun 2012 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2013-2014 dapat digambarkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG 2.1. Batas Administratif Kabupaten Soppeng merupakan salah satu bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan yang secara administratif dibagi menjadi 8 kecamatan, 21 kelurahan,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang.

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang. BAB I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme telah secara tegas mengamanatkan tata kelola

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis statistik Perekonomian Daerah, sebagai gambaran umum untuk situasi perekonomian Kota

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan trend ke arah zona ekonomi sebagai kota metropolitan, kondisi ini adalah sebagai wujud dari

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kerangka ekonomi makro daerah akan memberikan gambaran mengenai kemajuan ekonomi yang telah dicapai pada tahun 2010 dan perkiraan tahun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010-2015 DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR....

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i iii vii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum... I-2 1.3 Maksud dan Tujuan... I-4 1.4 Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci