Media Penjajah Dunia Masa dan Departemen Ilmu Hubungan Internasional UMM. Akbar. Penyunting: Nurudin, Muhammad Zulfikar
|
|
- Yuliana Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 Media Penjajah Dunia Masa dan Departemen Ilmu Hubungan Internasional UMM Penulis : Abdul Aziz Adi Surya Andri Eko Prasetya Putra Bagus Ardiansyah Chandra Oktavia Ega Fajar Putra Fitria Wulandari Habibie Muhammad Imaniyah Sabraini Khasiuddin M. Iqbal Maulana M. Wahyu Ramadhan MA. Faisal Datu Sefa Makmum Mufli Akbar Nisrinah Ismail Nurilah Fitrah Ratih Dewanty Putri Rian Ainur Rofiq Rizky Tri Ferdiansyah Rosari Indah Satria Fajar Kurniawan Sebenna Oka Febrita Tri Ajeng Anggraini Yulvika Purwanti Koordinator: Rizky Tri Ferdiansyah Editor:Tri Ajeng Anggraini, Chandra Oktavia, Nurilah Fitrah Penyunting: Nurudin, Muhammad Zulfikar Akbar Perancang Sampul: Nugraha Wirian, Vicky Martin 2
3 Diterbitkan oleh: Mikirlagi dan Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang Kampus III Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang Phone : (hunting); Fax. : Situs Resmi: Bekerja sama dengan Media Mahasiswa Publishing Jl. Simpang Candi Panggung Blok A-18 Perum Garden Palma Kel. Jatimulyo Kec. Lowokwaru Kota Malang penerbit@mediamahasiswa.com Diterbitkan melalui : Nulis Buku Hak cipta dilindungi oleh undang-undang All Rights Reserved Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit Cetakan Pertama Desember
4 Beyond New Imperialism Oleh Nurudin Arti kata imperialisme sering dipahami sama dengan kolonialisme. Hal demikian tidak salah karena imperialisme dan kolonialisme keduanya memiliki arti eksploitasi negara yang dijajah oleh negara penjajah. Tujuannya sama, yakni negara penjajah ingin menguasai dan menjadi makmur. Namun demikian, kolonialisme dengan imperialisme sangat berbeda. Kolonialisme lebih bermakna mengembangkan kekuasaan suatu negara di luar wilayah negara itu. Misalnya, negara A karena ingin hidup lebih makmur menguasai negara B. Jadi, negara A datang secara fisik ke negara B untuk menguasainya. Penguasaan ini biasanya untuk mendominasi sumber daya manusia dan perdagangan. Negara B sebagai negara koloni biasanya kaya akan bahan mentah yang dibutuhkan negara A. Sementara itu, sumber daya alam negara B diangkut ke negara A. Sedangkan imperialisme bermakna memperluas kekuasaan suatu negara ke negara lain. Tujuan imperialisme adalah 4
5 menanamkan pengaruh negara A di semua bidang kehidupan negara B. Dalam perkembangannya, kolonialisme lebih merujuk pada pendudukan sebuah negara ke negara lain secara fisik (menginvasi dan mendatangkan tentara), sementara bagi imperialisme, menguasai negara lain tidak harus secara fisik. Intinya adalah penguasaan seluruh sumber daya yang ada di negara B untuk keuntungan negara A. Seringkali, bentuk-bentuk imperialisme ini tidak bisa dilihat secara fisik tetapi jelas mempunyai efek penguasaan murni. Dengan kata lain, sering berkedok kebaikan tetapi kenyataannya ia berusaha menguasai pihak lain. Penawaran beasiswa bagi pelajar berprestasi di negara berkembang oleh negara maju bisa dianggap kebaikan dan kepedulian negara maju, padahal itu penjajahan terselubung. Sebab, pelajar yang lulus dari sekolah di negara maju itu, bisa kita lihat dari pola pikir, sikap, dan perilakunya mencerminkan kepentingan negara maju tersebut. Imperialisme baru (neo imperialism) dilakukan secara lebih cerdas. Bahkan caracaranya dilakukan dengan kedok memberi bantuan kemanusiaan, tapi ujung-ujungnya 5
6 menguasai. Bantuan kemanusian itu hanya untuk menutupi perilaku imperialisnya. Negara maju juga seolah peduli dengan keterbelakangan negara berkembang. Namun itu hanya kedok saja, mereka memberikan bantuan secuil untuk mendapatkan ikan yang lebih besar. Maurice Duverger pernah memberi catatan menarik tentang perilaku kaum imperialis tersebut. Pertama, mereka mengikat dengan perjanjian yang sangat menguntungkan bagi mereka, tetapi sangat merugikan negara bersangkutan. Kedua, dengan diberikannya bantuan, aktivitas ekonomi berjalan meski terbatas sehingga potensi pasar terhadap barang produksinya menjadi lancar dan terpelihara. Ketiga, terciptalah rasa ketergantungan dari negaranegara terjajah terhadap mereka sehingga tidak ada paksaan dalam pengendaliannya (Mulya, 2012). Pertanyaannya sekarang, siapa inisiator ASEAN Free Trade Area (AFTA), General Agreement on Tariff and Trade (GATT), dan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)? Tentu saja negara-negara maju, tentu saja menguntungkan mereka, tentu saja 6
7 merugikan negara berkembang, dan tentu saja ini bentuk imperialisme baru tersebut. Neo Imperialisme Media Bagaimana dengan imperialisme media? Mengapa ini bisa terjadi? Ada baiknya kita melihat sejarah munculnya imperialisme media itu dulu. Munculnya imperialisme media sebenarnya pernah dikatakan oleh Herb Schiller (1973) dalam tulisannya yang berjudul Communication and Cultural Domination. Kajian Schiller ini melihat peran media massa Barat yang dituduh melakukan imperialisme budaya pada media massa dunia ketiga (berkembang). Media Barat dianggap mempunyai efek yang kuat untuk mempengaruhi media dunia ketiga. Dengan kata lain, media-media negara Barat mempunyai daya tarik tersendiri dari media-media di dunia ketiga. Akibatnya, mereka ingin meniru budaya yang muncul lewat media tersebut. Dalam perspektif ini, ketika terjadi proses peniruan media negara berkembang dari negara maju, saat itulah terjadi penghancuran budaya asli di negara ketiga (Nurudin, 2014). 7
8 Karenanya, kebudayaan Barat memproduksi hampir semua mayoritas media massa di dunia ini, seperti film, berita, komik, foto dan lain-lain. Mengapa mereka bisa mendominasi seperti itu? Pertama, mereka punya uang. Dengan uang mereka akan bisa berbuat apa saja untuk memproduksi berbagai ragam sajian yang dibutuhkan media massa di seluruh dunia. Kedua, mereka memiliki teknologi. Dengan teknologi modern yang mereka miliki memungkinkan sajian media massa diproduksi secara lebih baik, meyakinkan dan seolah nyata. Jika anda pernah menyaksikan film 2012 seolah-olah kita dihadapkan pada sebuah kenyataan akan hancurnya dunia ini, padahal semua itu semu belaka. Semua sudah bisa dikerjakan dengan teknologi komputer sehingga benarbenar terlihat seperti kejadian nyata. Itu semua bisa diwujudkan karena negara Barat mempunyai teknologi modern. Dampak selanjutnya, orang-orang di negara dunia ketiga yang melihat media massa di negaranya akan menikmati sajiansajian yang berasal dari gaya hidup, kepercayaan dan pemikiran yang berasal dari Barat. Kalau kita menonton film Independence 8
9 Day saat itu kita sedang belajar tentang Bangsa Amerika dalam menghadapi musuh atau perjuangan rakyat Amerika dalam mencapai kemerdekaan. Berbagai gaya hidup masyarakatnya, kepercayaan, dan pemikiran orang Amerika ada dalam film itu. Mengapa bangsa di dunia ketiga ingin menerapkan demokrasi yang memberikan kebebasan berpendapat? Semua itu dipengaruhi oleh sajian media massa Barat yang masuk ke dunia ketiga. Apakah kita percaya Amerika selalu menang perang di Vietnam? Amerika menang hanya ada dalam film, kenyataannya tidaklah demikian. Masalahnya masyarakat percaya begitu saja pada kehebatan Amerika dalam perang. Inilah pengaruh imperialisme baru itu, tanpa sadar tetapi nyata terjadi dan merugikan negara berkembang, bukan? Akibat selanjutnya, negara dunia ketiga tanpa sadar meniru apa saja yang disajikan media massa yang sudah banyak diisi oleh kebudayaan Barat tersebut. Saat itulah terjadi penghancuran budaya asli negaranya untuk kemudian mengganti dan disesuaikan dengan budaya Barat. Inilah yang disebut dengan imperialisme budaya Barat dengan mendominasi media massa dunia ketiga. 9
10 Salah satu yang mendasari munculnya kajian imperialisme media itu adalah bahwa pada dasarnya manusia tidak mempunyai kebebasan untuk menentukan bagaimana mereka berpikir, apa yang dirasakan, dan bagaimana mereka hidup. Umumnya, mereka cenderung mereaksi apa saja yang dilihatnya dari televisi. Akibatnya, individuindividu itu lebih senang meniru apa yang disajikan televisi. Mengapa? Karena televisi menyajikan hal baru yang berbeda dengan yang biasa mereka lakukan. Timbul pertanyaan baru, apakah kita bisa lepas dari media massa setiap hari mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi? Jika kita menjawab tidak, itu menjadi bukti bahwa media berperan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Jangan lupa pula bahwa media membawa muatan-muatan terselubung yang sebenarnya tidak kita sadari. Anehnya, muatan-muatan itu tak lain adalah bentuk-bentuk imperialisme baru di sekitar kita. Kumpulan tulisan dalam buku ini merupakan hasil keroyokan mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UMM penempuh mata kuliah Komunikasi Internasional (Kominter). Namanya juga 10
Human Laundry. Propaganda, Media Massa, dan Publik Internasional. Dewi Dilla Novalina, Yuni Yanti, Raudatul Jannah Yamlean, Bilqis Anggun Zafirah, dkk
Human Laundry Propaganda, Media Massa, dan Publik Internasional Dewi Dilla Novalina, Yuni Yanti, Raudatul Jannah Yamlean, Bilqis Anggun Zafirah, dkk 2 Human Laundry Propaganda, Media Massa, dan Publik
Lebih terperinciHASHTAG Sebagai Gerakan Massa dalam Media Internasional Penulis Insyira Yusdiawan Azhar Diannova Nabila Andi Anjar Muh. Darwin Wahyu R dkk
HASHTAG Sebagai Gerakan Massa dalam Media Internasional Penulis Insyira Yusdiawan Azhar Diannova Nabila Andi Anjar Muh. Darwin Wahyu R dkk ii HASHTAG Sebagai Penggerak Massa dalam Media Internasional Fakultas
Lebih terperinciDiplomassa? (Ketika Media Massa Berdiplomasi)
1 Diplomassa? (Ketika Media Massa Berdiplomasi) Penulis: Oktavia Suryani Arrum Dinni Ibnu Hajar Tri Nurwidyanti Prasetiyo Wahyu A dkk 2 Diplomassa? (Ketika Media Massa Berdiplomasi) Penulis: Arrum Dini
Lebih terperinciPenyunting: Nurudin dan Muhammad Zulfikar Akbar
BUDAYAKU KOMUNIKASIKU Penulis: Widya Chury Aini, Nailul Yudha Bhakti, Ulfa Putri Andari, Merryla Aisa Davina, Aditya Surya Pratama, Alfreda Septina Wicaksono, Muhammad Fariz Syafiq, Merry Irawati, Nur
Lebih terperinciCommunication: The Way They Do
1 Communication: The Way They Do Penulis : Sisca Dwi Rismawati, Arsa Fadillah Jala Kartika, Reza Hastadwipa, Muhammad Iqbal, Riska Fauziana, Ganis Muthiarani, Bryan Fatkhurrozi, Aldi Mahendra, Rania KTH,
Lebih terperinciKOMUNIKINIAN Oleh: Aisyah Hardi, Amaliyatul. Mushoffa, Umi Syariyani, Andre Fauzy, dkk
2 KOMUNIKINIAN Oleh: Aisyah Hardi, Amaliyatul Mushoffa, Umi Syariyani, Andre Fauzy, dkk KOMUNIKINIAN Penulis: Aisyah Hardi; Linda Kurnia Lany; Riris Ayu Wahyuni; Husein As Shiddiq; Ariel Pratama Effendi;
Lebih terperinci#HASHTAG. Penulis: Zunnun FerdiaNovianti Ika Retno Wulandari Ravi Eka Faatih Yunanto dkk
#HASHTAG Penulis: Zunnun FerdiaNovianti Ika Retno Wulandari Ravi Eka Faatih Yunanto dkk 2 #HASHTAG Penulis: Inneke Hasti Febdilan, Muslicha Tri Andewi, Novi Hardita Larasati, Zhafirah Nur Amalina, Zunnun
Lebih terperinciCOMMUNICATION CHANGES
COMMUNICATION CHANGES PENULIS: Akhmad Ainul Muttaqin, Arina Widya K, Dewi Wahyuni, Fahd Afdallah Ramadhan, Isna Fajriaty, IraYulia Astutik, Maulina P, Muhammad El Shabir, Moch. Yusuf Randy, Salis Fitria,
Lebih terperinciWarna Warni Komunikasi Pedesaan. Penulis: Janan Shofiyyah M, RR Nanda Della, Arul Ivansyah, Ifa Rusdiana, dkk
Warna Warni Komunikasi Pedesaan Penulis: Janan Shofiyyah M, RR Nanda Della, Arul Ivansyah, Ifa Rusdiana, dkk 2 Warna Warni Komunikasi Pedesaan Penulis: Janan Shofiyyah M, Rr Nanda Della Aprildiah Putri
Lebih terperinciMuhammad Zulfikar Akbar. YangMudaYangMenulis. Sebuah Motivasi Menulis untuk Generasi Muda Indonesia Lebih Baik
Muhammad Zulfikar Akbar YangMudaYangMenulis Sebuah Motivasi Menulis untuk Generasi Muda Indonesia Lebih Baik Muhammad Zulfikar Akbar, 2014 YangMudaYangMenulis; Sebuah Motivasi Menulis Untuk Generasi Muda
Lebih terperinciThe Tentacle of Media Penulis:
The Tentacle of Media Penulis: Muchamad Fahmi Arif, Diego Fudin Permadi Putra, Rekza Maulana Abdulah, Ahmad Ridhani Danie Rahman dkk 2 The Tentacle Of Media Penulis: Muchamad Fahmi Arif, Diego Fudin Permadi
Lebih terperinciLIHAT AKU! Beragam Komunikasi Melalui Budaya
1 LIHAT AKU! Beragam Komunikasi Melalui Budaya Penulis: Ade Wahyuni, Adek Kharisma Rezal Fajrin, Amelia Desvina Fitriyani, Anita Fitriani, Ariana Hilda Felayati, Arinil Hidayah, Dini L, Hidayatul Wahyuni,
Lebih terperinciLife 360. Penulis: Fatkhur Rohman, Ilma Aulia Nisa, Munaziluha, Putri Agil Herawati dkk.
Life 360 Penulis: Fatkhur Rohman, Ilma Aulia Nisa, Munaziluha, Putri Agil Herawati dkk. 2 LIFE 360 Penulis: Ananda Haidhar Putri, Ayu Dyah Triharini, Diah Putri Agustin, Dina Rahmadhanty Pohan, Dwi Agustina
Lebih terperinciMedia Massa: Teror Is Me
Media Massa: Teror Is Me Departemen Ilmu Hubungan Internasional UMM Penulis : Heavy Nala Estriani Dian Rivia Sari Eka Tarina Khairunnisa Musfiroh Fajrin N.S Salasiwa Lucky Dwi Novita Ardo Putra Indhana
Lebih terperinciMedia Mahasiswa Biro UMM 2013. Satu untuk Selamanya. Satu Mimpi, Satu Tujuan, Satu Cita
Media Mahasiswa Biro UMM 2013 Satu untuk Selamanya Satu Mimpi, Satu Tujuan, Satu Cita Media Mahasiswa Publishing, 2014 Satu untuk Selamanya, Satu Mimpi, Satu Tujuan, Satu Cita Penulis : Husnul Puji Lestari
Lebih terperinciBAB V KESEMPATAN KERJA
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI BAB V KESEMPATAN KERJA Dr. KARDOYO, M.Pd. AHMAD NURKHIN, S.Pd. M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Oleh karena itu, kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organization (WTO), General Agreement on Tarrifs and Trade (GATT), dan General Agreement on Trade in Services (GATS) tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan di Indonesia sekarang menghadapi tantangan yang semakin berat. Tantangan tersebut adalah berikut ini. Pertama, World Trade Organization (WTO),
Lebih terperinciERD GANGAN INTERNA INTERN SIONA SION L
PERDAGANGAN INTERNASIONAL PIEw13 1 KEY QUESTIONS 1. Barang-barang apakah yang hendak dijual dan hendak dibeli oleh suatu negara dalam perdagangan internasional? 2. Atas dasar apakah barang-barang tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,
Lebih terperinciMEDIA ECONOMICS Media massa adalah institusi ekonomi yang berkaitan dengan produksi dan penyebab isi media yang ditargetkan pada khalayak atau konsume
EKONOMI MEDIA MATA KULIAH EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL Universitas Muhammadiyah Jakarta Aminah, M.Si MEDIA ECONOMICS Media massa adalah institusi ekonomi yang berkaitan dengan produksi dan penyebab isi
Lebih terperinciPEMASARAN INTERNASIONAL
PENGANTAR PEMASARAN PEMASARAN INTERNASIONAL Suwandi PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG PEMASARAN INTERNASIONAL 1. Globalisasi perdagangan dunia 2. Faktor-faktor
Lebih terperinciii Ekonomi Internasional
Pendahuluan ii Ekonomi Internasional Daftar Isi iii EKONOMI INTERNASIONAL Oleh : Lia Amalia Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2007 Hak Cipta 2007 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di
118 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kebijakan-kebijakan pemerintah Jepang dalam kaitannya dengan pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di sekolah-sekolah yang dikelola oleh Jepang
Lebih terperinciTindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam
Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam Presiden Barack Obama kembali menjejakkan kakinya di Indonesia. Tidak ke Jakarta sebagaimana November 2010
Lebih terperinciMERAYAKAN SABAT. Menemukan Peristirahatan di Dunia yang Tidak Pernah Beristirahat BRUCE A. RAY. Copyright momentum.or.id
MERAYAKAN SABAT Menemukan Peristirahatan di Dunia yang Tidak Pernah Beristirahat ; BRUCE A. RAY Penerbit Momentum 2006 Merayakan Sabat: Menemukan Peristirahatan di Dunia yang Tidak Pernah Beristirahat
Lebih terperinciMenuju Teror Media Massa A Road Map to The New Terrorism Era Departemen Ilmu Hubungan Internasional UMM
Menuju Teror Media Massa A Road Map to The New Terrorism Era Departemen Ilmu Hubungan Internasional UMM Penulis : Silviani Kartika S Rizky A.N Delia Putri Wahyu Rozzaqi Ginanjar Lailul Badriyah Farida
Lebih terperinciperdagangan, industri, pertania
6. Organisasi Perdagangan Internasional Untuk mempelajari materi mengenai organisasi perdagangan internasional bisa dilihat pada link video berikut: https://bit.ly/2i9gt35. a. ASEAN (Association of South
Lebih terperinci2. SEJARAH INVESTASI. Page9 POKOK POKOK HUKUM INVESTASI INDONESIA
Page9 2. SEJARAH INVESTASI Dengan uraian berikut ini diharapkan akan dipahami sejarah terjadinya investasi di berbagai negara, serta motivasi dilakukannya investasi baik oleh negara maupun swasta. Kemudian
Lebih terperinciSerikat Buruh * Sarana dan taktik apa yang harus digunakan. Serikat buruh muncul pertama kali di Inggris, Anton Pannekoek
penebare-news Serikat Buruh * Nomor 8, September - 2005 Redaksi: Edi Cahyono, Maxim Napitupulu, Maulana Mahendra, Muhammad H.T., Hemasari Dharmabumi Diterbitkan oleh: Yayasan Penebar penebar e-news terbit
Lebih terperinciKETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo
KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN Slamet Widodo Teori modernisasi ternyata mempunyai banyak kelemahan sehingga timbul sebuah alternatif teori yang merupakan antitesis dari teori modernisasi. Kegagalan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI ORGANISASI
BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1 Sejarah Sekolah Sejak 30 Juli 1966 SMP Negeri 61 berdiri sebagai sekolah pemerintah. Pada awalnya SMP Negeri 61 beralamat di Jalan Palmerah Utara. Bangunan yang digunakan
Lebih terperinciLEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO
LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO Subjek dan Objek Hukum Arti & Peranan Hak Kekayaan Intelektual Klasifikasi Hak Kekayaan Intelektual Subjek Hukum adalah segala sesuatu yang menurut hukum dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri jasa konstruksi memiliki arti penting dan strategis dalam pembangunan nasional mengingat industri jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan
Lebih terperinciPendekatan Historis Struktural
Teori modernisasi ternyata mempunyai banyak kelemahan sehingga timbul sebuah alternatif teori yang merupakan antitesis dari teori modernisasi. Kegagalan modernisasi membawa kenajuan bagi negara dunia ketiga
Lebih terperincisosial, budaya, ekonomi, agama, filsafat;
PEMIKIRAN BUNG KARNO UNTUK PERDAMAIAN DUNIA Azyumardi Azra, CBE Workshop Memory of the World 2018; Warisan Dokumenter Indonesia untuk Pengetahuan Dunia LIPI, Jakarta 17-1818 April 2018 Memahami Pemikiran
Lebih terperinciHAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI)
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI) 1. Pembahasan HAKI Keberadaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dalam hubungan antar manusia dan antar negara merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM
BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi
BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mencapai tujuan Negara Republik Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia
Lebih terperinci#GusDur
#GusDur www.lpminkmas-feb.trunojoyo.ac.id Http://www.lpminkmas-feb.trunojoyo.ac.id Http://www.lpminkmas-feb.trunojoyo.ac.id KALENDER AKADEMIK Tahun 2015/2016 Semester GASAL Salam Pers Mahasiswa..! Puji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara. Pendidikan tidak terlepas dari Kurikulum pendidikan yang telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha untuk melakukan proses pembelajaran bagi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang diterapkan di suatu negara. Pendidikan tidak
Lebih terperinciKERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3
KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL Bab 3 1. Pengertian Kerjasama Ekonomi Internasional Hubungan antara suatu negara dengan negara lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatan-kesepakatan tertentu, dengan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN AGREEMENT ON TRADE IN GOODS UNDER THE FRAMEWORK AGREEMENT ON COMPREHENSIVE ECONOMIC COOPERATION BETWEEN THE ASSOCIATION OF SOUTHEAST
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Negara-negara di seluruh dunia saat ini menyadari bahwa integrasi ekonomi memiliki peran penting dalam perdagangan. Integrasi dilakukan oleh setiap negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Radio merupakan media massa auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran. Radio sebagai sarana komunikasi yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keteladanan berasal dari kata teladan yaitu hal - hal yang dapat ditiru atau dicontoh. Keteladanan mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan pribadi seseorang.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas, daya guna produksi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus,
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus, artinya, upaya untuk memperindah tubuh manusia secara keseluruhan, mulai dari rambut, mata,
Lebih terperinciKerja sama ekonomi internasional
Meet -12 1 hubungan antara suatu negara dengan negara lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatankesepakatan tertentu, dengan memegang prinsip keadilan dan saling menguntungkan. Tujuan umum kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengecap pahitnya penderitaan dalam sejarah masa lalunya sebagai bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan satu dari sekian bangsa yang pernah mengecap pahitnya penderitaan dalam sejarah masa lalunya sebagai bangsa yang dijajah bangsa lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Antika, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini, demokrasi merupakan salah satu pandangan dan landasan kehidupan dalam berbangsa yang memiliki banyak negara pengikutnya. Demokrasi merupakan paham
Lebih terperinciSanksi Pelanggaran Pasal 72: Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Sanksi Pelanggaran Pasal 72: Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 Ayat
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Get SMART!
DAFTAR ISI Get SMART! i DAFTAR ISI Get SMART! Berpikir dan Bertindak Seperti Orang Paling Sukses dan Bergaji Paling Tinggi Brian Tracy Penerbit PT Elex Media Komputindo iii GET SMART! GET SMART! How to
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1966 TENTANG PENARIKAN DIRI REPUBLIK INDONESIA DARI KEANGGOTAAN DANA MONETER INTERNASIONAL (INTERNATIONAL MONETARY FUND) DAN BANK INTERNASIONAL UNTUK REKONSTRUKSI
Lebih terperinciILMU KOMUNIKASI: TEORI & PRAKTIK
ILMU KOMUNIKASI: TEORI & PRAKTIK Oleh : Marhaeni Fajar Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009 Hak Cipta 2009 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengaplikasikan teori yang sudah mahasiswa pelajari di dalam lingkungan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan kerja praktik dilakukan sebagai salah satu sarana untuk mengaplikasikan teori yang sudah mahasiswa pelajari di dalam lingkungan kerja yang sebenarnya. Hal
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas, daya
Lebih terperinciBAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN
BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Latar Belakang Sejarah Teori Modernisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pekerjaan. Alasan pelarangan yang dikemukakanpun sangat tidak rasional,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelarangan penggunaan jilbab sebagai atribut Islam sangat ketat di beberapa negara. Setelah umat Islam mendapat kemerdekaan menggunakan segala bentuk atribut Islam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita hidup ditengah derasnya perkembangan sistem komunikasi. Media massa adalah media atau sarana penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat
Lebih terperinciANALISIS POLITIK LUAR NEGERI. Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP UNJANI
ANALISIS POLITIK LUAR NEGERI POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI PARLEMENTER : STUDI KASUS KONFERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG ANALISIS KEPENTINGAN NASIONAL Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi telah menjadi kebutuhan masyarakat di era modern. Informasi menambah pengetahuan masyarakat dan membantu mereka membuat keputusan dalam kehidupan
Lebih terperinci1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME
1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. warung kopi modern sekelas Starbucks. Kebiasaan minum kopi dan. pertandingan sepak bola dunia, ruang pertemuan, live music dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Warung kopi adalah tempat yang mudah dijumpai hampir di seluruh wilayah belahan dunia, mulai dari warung kopi tradisional sampai kepada warung kopi modern
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi suatu negara ke dalam kawasan integrasi ekonomi telah menarik perhatian banyak negara, terutama setelah Perang Dunia II dan menjadi semakin penting sejak tahun
Lebih terperinci1. Pengertian dan Latar Belakang Globalisasi.
GLOBALISASI Modul ke: 15 Fakultas Udjiani Ekonomi dan Bisnis 1. Pengertian dan Latar Belakang Globalisasi. 2. Tantangan dan Ancaman Globalisasi. 3. Indonesia Menghadapi Globalisasi. 4. Memperkuat Daya
Lebih terperinciDear Mumtazah. Kumpulan Catatan & Sajak. Penulis: Mumtazah Bura Datu. Penata Aksara: Muhammad Zulfikar Akbar. Desain & Layout: Ady Mulyadi
Dear Mumtazah Kumpulan Catatan & Sajak Penulis: Mumtazah Bura Datu Penata Aksara: Muhammad Zulfikar Akbar Desain & Layout: Ady Mulyadi Penata Letak Muhammad Zulfikar Akbar Ady Mulyadi Diterbitkan melalui:
Lebih terperinciSilabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL EKONOMI
Suroso, Rendro Adi Widigdo MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL EKONOMI 2 untuk Kelas VIII SMP dan MTs Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan arah kebijakan pendidikan, khususnya pendidikan tinggi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki millenium ketiga sekarang ini, penyelenggaraan pendidikan tingkat nasional sedang dan akan menghadapi sejumlah permasalahan. Di antara permasalahan-permasalahan
Lebih terperinciPENDIDIKAN PRASEKOLAH PENDIDIKAN PRASEKOLAH
PENDIDIKAN PRASEKOLAH Dr. Hj. Khadijah, M.Ag Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana KATA PENGANTAR Penulis: Dr. Hj. Khadijah, M.Ag Copyright 2016, pada penulis Hak cipta dilindungi undang-undang All rigths
Lebih terperinciSignifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si
Signifikasi Kawasan Asia Pasifik Yesi Marince, S.Ip., M.Si A NEW WORLD AND ASIA PACIFIC ORDER Bagaimana Berakhirnya Perang Dingin mempengaruhi kawasan Asia Pasifik? 1. Alasan pelaksanaan containment policy
Lebih terperincii. REKAN PERSEKUTUAN I.1. Akuntan Publik No. Reg. Izin AP.0818 (Pemimpin, FAP, FAPM)
V. TANGERANG 1 KAP ABDUL HAMID & KHAIRUNNAS Izin Usaha Nomor : 593/KM.1/2008 (4 September 2008) Perkantoran Ciputat Indah Permai Blok C No.30 Jl. Ir. Juanda No.50 Ciputat Tangerang 15419 Telp : (021) 7417874
Lebih terperinciULUMUL HADIS ULUMUL HADIS
ULUMUL HADIS Dr. Khadijah, M.Ag. Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana KATA PENGANTAR Penulis: Dr. Khadijah, M.Ag. Copyright 2011, pada penulis Hak cipta dilindungi undang-undang All rigths reserved Penata
Lebih terperinciMENEROPONG PROBLEM PENDIDIKAN DI INDONESIA Refleksi Hari Pendidikan Nasional*
MENEROPONG PROBLEM PENDIDIKAN DI INDONESIA Refleksi Hari Pendidikan Nasional* O. Nurhilal, M.Si Jurusan Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran Alamat email : o.nurhilal@unpad.ac.id Abstrak Pendidikan merupakan
Lebih terperinciSAMBUTAN WAKIL MENTERI LUAR NEGERI CEO FORUM 2017 SHARING OF SUCCESS STORIES: EXPERIENCES & BEST PRACTISES JAKARTA, 28 SEPTEMBER 2017
SAMBUTAN WAKIL MENTERI LUAR NEGERI CEO FORUM 2017 SHARING OF SUCCESS STORIES: EXPERIENCES & BEST PRACTISES JAKARTA, 28 SEPTEMBER 2017 Yth. Dirjen Kerja Sama ASEAN selaku Koordinator Sekretariat Nasional
Lebih terperinciDr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.
Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Pertemuan ke-9 (01) Sejarah Lahirnya Teori Modernisasi lahir sebagai produk sejarah 3 peristiwa penting setelah masa perang dunia II, yaitu:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak kepada ketatnya persaingan, dan cepatnya perubahan lingkungan usaha. Perkembangan
Lebih terperinciDEPENDENCY THEORY, GLOBALISASI, DAN PASAR TENAGA KERJA
DEPENDENCY THEORY, GLOBALISASI, DAN PASAR TENAGA KERJA DISUSUN UNTUK TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER Penyusun : Nama : Pulung Septyoko Nim : 21545 Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Lebih terperinci26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara
Lebih terperinciPSIKOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Landasan Untuk Pengembangan Strategi Pembelajaran
Landasan Untuk Pengembangan Strategi Pembelajaran i PSIKOLOGI PENDIDIKAN Landasan Untuk Pengembangan Strategi Pembelajaran Dr. Mardianto, M.Pd Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana ii iii KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu alat media massa yang paling digemari oleh masyarakat. Karena televisi telah ada di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Televisi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2009 BKPM. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR: 4/P/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI
Lebih terperinciBenchmarking dan Pengukuran Performansi. Tita Talitha, MT
Benchmarking dan Pengukuran Performansi Tita Talitha, MT TUJUAN Memberikan pemahaman dan pengetahuan berkaitan dengan sistem baru dalam pengelolaan perusahaan Mampu mengukur sistem kinerja perusahaan Mampu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang membanggakan. Kita dapat melihat hal tersebut dari
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hingga saat ini perkembangan teknologi khususnya di bidang komunikasi merupakan suatu hal yang membanggakan. Kita dapat melihat hal tersebut dari munculnya berbagai
Lebih terperinciJl. KH. Abdurrahman Wahid Kel. Talang Bakung Kec. Jambi Selatan Kota Jambi Kode Pos Telp./Fax Cp
Jl. KH. Abdurrahman Wahid Kel. Talang Bakung Kec. Jambi Selatan Kota Jambi Kode Pos. 36135 Telp./Fax. 0741-570298 Cp. 082136949568 Email : sumarto.manajemeno@gmail.com Email : pustakamaarif16@gmail.com
Lebih terperinciRuko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :
ENTREPRENEURIAL BRANDING AND SELLING Road Map Menjadi Entrepreneur Sejati Oleh : Sandy Wahyudi Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2012 Hak Cipta2012 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperoleh dengan melakukan kerjasama dengan negara-negara lain, walaupun. akan sangat menarik dijalankan (Ulfah, 2013: 2).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi sangat berperan dalam perkembangan dunia secara keseluruhan. Dengan adanya globalisasi seakan dunia tidak memiliki batasan dan jarak, tidak lagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cina mulai mengajukan diri untuk menjadi anggota WTO sejak Juli 1986
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cina mulai mengajukan diri untuk menjadi anggota WTO sejak Juli 1986 dimana saat itu WTO masih berbentuk GATT ( General Agreement On Tariffs and Trade ). Dengan tidak
Lebih terperinciASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.
ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B. Outline Sejarah dan Latar Belakang Pembentukan AFTA Tujuan Strategis AFTA Anggota & Administrasi AFTA Peranan & Manfaat ASEAN-AFTA The
Lebih terperinciEKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI
EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI NAMA : RYAN AKBAR RAMADHAN NIM : 11.12.6308 KELOMPOK : J PRODI DAN JURUSAN : S1 SISTEM INFORMASI DOSEN : Junaidi Idrus, S.Ag., M.Hum
Lebih terperinciProses globalisasi yang bergerak semakin cepat pada dekade terakhir ini
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses globalisasi yang bergerak semakin cepat pada dekade terakhir ini mengakibatkan saling ketergantungan antar negara semakin hat dan semakin sulit bagi sesuatu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Menurut data BPS (2010), jumlah penduduk yang bekerja di sektor
Lebih terperinciFISIP IP UNJANI CIMAHI 2017 MILITER DAN POLITIK DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI
FISIP IP UNJANI CIMAHI 2017 MATA KULIAH HUBUNGAN SIPIL MILITER MILITER DAN POLITIK DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI PERTEMUAN IV Relasi Militer & Politik Alasan Militer Berpolitik Sejarah Militer
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadikan Asean sebagai basis produksi pasar dunia. Dilanjutkan dengan WTO ( World Trade Organization ) yaitu organisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini telah menjadikan setiap negara melakukan perdagangan secara bebas, sehingga tingkat persaingan di berbagai sektor perdagangan semakin
Lebih terperinciIndikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi Indikator Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang Dampak Kebijakan Imperialisme Jepang di Indonesia Uji Kompetensi 2. Kemampuan memahami
Lebih terperinciBENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL.
BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL BADAN-BADAN KERJASAMA EKONOMI KERJA SAMA EKONOMI BILATERAL: antara 2 negara KERJA SAMA EKONOMI REGIONAL: antara negara-negara dalam 1 wilayah/kawasan KERJA SAMA EKONOMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa. Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain, karena potensinya
Lebih terperinci