Serikat Buruh * Sarana dan taktik apa yang harus digunakan. Serikat buruh muncul pertama kali di Inggris, Anton Pannekoek
|
|
- Agus Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 penebare-news Serikat Buruh * Nomor 8, September Redaksi: Edi Cahyono, Maxim Napitupulu, Maulana Mahendra, Muhammad H.T., Hemasari Dharmabumi Diterbitkan oleh: Yayasan Penebar penebar e-news terbit sebagai media pertukaran dan perdebatan soal-soal perburuhan dan globalisasi. Kami mendukung gerak antiglobalisasi masyarakat Indonesia. Globalisasi dan perdagangan bebas merupakan jebakan negerinegeri imperialis untuk menjadikan negeri-negeri miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri maju. Kami menerima tulisan-tulisan yang sejalan dengan misi kami untuk dimasukkan dan diedarkan melalui e-news ini. Anton Pannekoek Sarana dan taktik apa yang harus digunakan untuk mengalahkan kapitalis? Pertanyaan ini sering terlintas di pikiran para buruh. Tidak ada teori yang menyediakan jawaban untuk pertanyaan itu, tapi lambat-laun, dengan merasakan dan memperhatikan pengalamanpengalaman sesama buruh, mereka mendapat gambaran tentang cara-cara perjuangan yang bisa dilakukan. Mereka melihat bahwa secara individual buruh tidak mempunyai kekuatan di hadapan kapitalis. Mereka menyadari perlunya menggabungkan diri ke dalam satu organisasi. Terbentuklah serikat buruh sebagai organisasi untuk menghadapi kapitalis secara bersamasama. Serikat buruh muncul pertama kali di Inggris, negeri tempat kemunculan sistem kapitalis industrial. Kemudian serikat-serikat buruh muncul di negeri-negeri lain di mana sistem kapitalis industrial juga diadakan, seperti Jerman, Prancis, dan Amerika. Namun kemunculan serikat buruh di Amerika terjadi dalam situasi yang berbeda. Di negeri itu serikat buruh muncul pertama kalinya ketika kapitalis industrial sedang mengalami kekurangan buruh. Hal itu membuat daya tawar-menawar serikat * Naskah asli: Anton Pannekoek, Trade Unionism, dari situs internet: index.htm. Alih bahasa oleh Maxim Napitupulu. Yayasan Penebar ~ Jl. Makmur, no. 15, Rt. 009/Rw.02, Kelurahan Susukan, Jakarta 13750, Indonesia Tel./Facs. ~ ( ) ~ ypenebar@yahoo.com website ~
2 o. 8, september 2005 cukup kuat. Buruh industrial di Amerika dengan mudah mendapat upah yang lebih tinggi dan kondisi kerja yang lebih bagus ketimbang buruh industrial di negeri-negeri Eropa saat itu. Dalam situasi yang menyenangkan seperti itu tidak terlintas keinginan para buruh di Amerika untuk bertengkar dengan kapitalis, apalagi sampai membongkar sistem kapitalis. Di tengah kehidupan yang sejahtera, sistem kapitalis tampak cukup baik untuk mereka. Yang tumbuh bukan keinginan untuk membongkar, tapi justru keinginan untuk memelihara dan mengembangkan sistem kapitalis yang ada. Serikat buruh menjadi wadah bersama para buruh untuk mendukung kapitalis pemilik perusahaan tempat mereka bekerja. Serikat seperti itu tujuan jangka panjangnya bukan mengganti sistem kapitalis dengan sistem sosialis, tapi mempertahankan kehidupan yang dirasa sudah cukup enak dalam sistem kapitalis. Serikat buruh seperti itu tidak bersikap revolusioner, tapi konservatif. Sikap konservatif itu membentuk kesenjangan antara perjuangan serikat buruh dan perjuangan klas buruh. Perjuangan klas ingin melampaui, ingin melanggar batas-batas sistem kapitalis, sementara perjuangan serikat ingin bertahan dalam batas-batas sistem itu. Perjuangan serikat yang berkaitan dengan upah dan kondisi kerja pada akhirnya hanya memuat sebagian aspek dari perjuangan klas buruh. Bagaimanapun kepentingan kapitalis pada dasarnya bertentangan dengan kepentingan buruh. Kapitalis menginginkan peningkatan nilai lebih melalui penurunan upah dan peningkatan intensitas kerja. Sementara buruh menginginkan peningkatan upah dan penurunan intensitas kerja. Serikat buruh yang konservatif pun menyadari hal itu, walau tidak mau mengatakannya secara terbuka. Perkembangan serikat buruh sejalan dengan perkembangan industri yang terkait. Jika suatu sektor industri berkembang - 2 -
3 pesat, serikat di sektor itu juga akan berkembang pesat, anggotanya bertambah dan daerah cakupannya makin luas. Para pemimpin serikat menjadi orang-orang terhormat dan sama diseganinya dengan kapitalis pemimpin perusahaan. Karena sering mengadakan rapat membicarakan berbagai masalah perusahaan, para pemimpin serikat menjadi akrab dengan kapitalis. Mungkin lebih sering berdiskusi dengan kapitalis ketimbang dengan para anggota serikat. Para pemimpin serikat tidak lagi bekerja langsung dalam pelaksanaan produksi di dekat mesin-mesin bising atau di dalam ruangan pengap, dan mereka tidak mudah dipecat oleh kapitalis. Dalam situasi yang lebih aman penilaian para pemimpin terhadap kapitalis agak berbeda dengan penilaian para anggota. Untuk mereka kapitalis tidak sekejam yang digambarkan oleh para anggota serikat. Para pemimpin serikat adalah orang-orang yang pernah bekerja sebagai buruh dalam suatu perusahaan. Mereka pernah merasakan beratnya bekerja di bawah tekanan kapitalis. Namun suasana kehidupan yang baru, setelah mereka menjadi pemimpin serikat, berangsur-angsur mengubah perasaan mereka. Mereka kerap duduk dalam satu ruangan dengan kapitalis mendiskusikan berbagai hal tentang kegiatan perusahaan. Mereka diajak memahami kepentingankepentingan kapitalis dan masalah-masalah yang dihadapinya. Mereka memahami posisi buruh dan kapitalis dalam proses produksi dan mencoba menjadi penengah ketika terjadi konflik antara dua pihak itu. Tindakan menengahi itu kadang menimbulkan ketegangan antara para pemimpin dan para anggota serikat. Pemimpin-pemimpin serikat buruh di negeri kapitalis maju menjadi cukup kuat untuk membentuk kelompok dengan kepentingan sendiri, yang ditempatkan di tengah antara kepentingan buruh dan kepentingan kapitalis. Sebagai penengah, para pemimpin serikat berusaha meredakan no. 8, september 2005
4 o. 8, september 2005 pertikaian antara buruh dan kapitalis, mendamaikan konflik klas, dan menjaga kedamaian industrial. Karena terbiasa mengukur keberhasilan serikat dalam batas-batas sistem kapitalis, para pemimpin serikat tidak mau melihat kemungkinan-kemungkinan lebih jauh, tidak mau melampaui batas-batas yang ditetapkan oleh kapitalis. Para pemimpin serikat adalah orang-orang yang paling gigih mempertahankan keberadaan serikat. Hal itu karena serikat adalah sumber pendapatan (nafkah) dan sumber wewenang mereka. Jika serikat bubar, para pemimpin tidak hanya kehilangan pendapatan, tapi juga wewenang untuk berbicara atas nama para buruh. Mereka mempunyai peran besar selama ada serikat yang menjadi organisasi kekuatan kolektif para buruh. Tanpa organisasi itu mereka tidak punya peran apa pun. Serikat-serikat besar di negeri-negeri kapitalis maju menjadi lemah karena sikap para pemimpinnya yang lembek terhadap kapitalis. Kadang ada situasi ketika para anggota hendak melakukan pemogokan untuk menekan kapitalis, tapi para pemimpin menghalanginya. Para pemimpin kuatir pemogokan itu akan merusak hubungan mereka dengan kapitalis. Mereka mengajak para anggota untuk bersabar dan membatalkan pemogokan yang sudah direncanakan. Dalam situasi itu para pemimpin melakukan tindakan yang lebih menguntungkan kapitalis ketimbang para anggota. Para pemimpin seolah-olah berperan sebagai juru bicara kapitalis yang dikirim untuk mencegah pemogokan. Kapitalis benci melihat perjuangan serikat untuk mendapat kondisi kerja yang lebih bagus, tapi tidak mempunyai alasan untuk melakukan kekerasan terhadapnya. Lain halnya jika serikat berjuang untuk membubarkan sistem kapitalis. Jika itu terjadi, kapitalis yang satu akan bekerjasama dengan kapitalis-kapitalis lain untuk melakukan kekerasan lewat tangan aparat negara. Sebaliknya jika serikat bersikap patuh - 4 -
5 dan mau menahan diri dalam batas-batas sistem kapitalis, kapitalis akan bersikap ramah dan memperlakukan serikat buruh sebagai suatu lembaga yang berharga, yang harus dilestarikan demi keberlanjutan sistem kapitalis. Sistem kapitalis berkembang makin kuat dan kemudian menuju keruntuhan. Sistem kapitalis harus dilawan sebagai suatu mahluk hidup yang berada dalam bentuk peralihan. Selain berjuang untuk mendapat upah dan kondisi kerja yang lebih bagus, para buruh juga harus mengembangkan dan mempopulerkan gagasan-gagasan sosialis di tengah masyarakat kapitalis. Berkaitan dengan itu serikat harus dikembangkan menjadi lembaga perjuangan klas yang turut menyiapkan pembentuk sistem sosialis setelah keruntuhan sistem kapitalis. Di negeri-negeri kapitalis maju hal itu tidak terjadi karena serikat-serikat di sana bersandar pada sistem kapitalis. Ketika industri menguat, serikat juga menguat. Ketika industri melemah dalam masa resesi ekonomi, serikat juga melemah, bahkan banyak yang bubar terkait dengan kebangkrutan perusahaan. Untuk buruh sebagai suatu klas, kemakmuran sistem kapitalis tidak penting. Ketika sistem kapitalis lemah, klas buruh justru mendapat kesempatan bagus untuk merombaknya melalui revolusi. Hal itu tidak terjadi di negeri-negeri kapitalis maju, karena klas buruh terkungkung dalam lingkungan serikat yang konservatif dan bersandar pada sistem kapitalis. Para kapitalis di negeri-negeri kapitalis maju meluaskan wilayah kekuasaannya hingga ke negeri-negeri jauh. Mereka merampok kekayaan alam di negeri-negeri itu dan setengah memperbudak penduduknya. Klas buruh di negeri-negeri kapitalis maju mengecam kolonisasi (penjajahan), tapi para pemimpin serikat mendukungnya, karena mereka berharap kolonisasi itu akan memperbaiki sistem kapitalis yang sedang mengalami resesi. Para kapitalis di negeri-negeri Eropa menggunakan negara masing-masing dalam menjalankan no. 8, september 2005
6 no. 8, september 2005 kolonisasi. Hal itu memunculkan persaingan sengit antara negara-negara pro kapitalis dalam penguasaan negeri-negeri koloni sebagai daerah penyedia bahan mentah dan sekaligus daerah pemasaran. Persaingan itu diwarnai perang di berbagai tempat yang dikenal sebagai perang dunia. Untuk klas buruh di Eropa perang dunia tidak hanya merusak persahabatan internasional mereka, tapi juga meningkatkan eksploitasi terhadap klas mereka. Klas buruh di negeri-negeri Eropa dipaksa menanggung beban perang. Klas buruh tidak hanya dipaksa mencurahkan tenaga mereka, tapi juga mengorbankan kesehatan dan kehidupan mereka untuk keperluan perang. Dalam Perang Dunia Pertama serikat-serikat di Eropa mendampingi negara pro kapitalis di negeri masing-masing. Serikat-serikat turut menyebarluaskan kebanggaan nasional dan kebencian terhadap negara-negara lain. Hal itu memudahkan negara pro kapitalis dalam usahanya menarik orang-orang muda dari keluarga buruh untuk dijadikan tentara dan juga memudahkannya dalam membungkam kelompok-kelompok penentang perang. Pemimpin-pemimpin serikat di Eropa saat itu tidak menyukai gagasan revolusi dan sistem sosialis. Revolusi membongkar hubungan produksi antara buruh dan kapitalis. Dalam masa revolusi buruh memberontak terhadap kapitalis. Dalam pemberontakan itu kemahiran negosiasi yang dimiliki para pemimpin serikat tidak akan berguna, para pemimpin tidak bisa lagi berperan sebagai penengah dalam konflik antara buruh dan kapitalis. Gagasan tentang sistem sosialis tidak disukai karena dalam sistem itu tidak ada kapitalis. Produksi dalam sistem sosialis direncanakan dan dijalankan oleh para buruh sendiri. Dengan tidak adanya kapitalis, tidak ada alasan untuk mempertahankan keberadaan serikat buruh. Sistem sosialis tidak disukai para pemimpin serikat karena sistem itu akan menghapus serikat buruh, tempat para pemimpin - 6 -
7 berpijak dan mendapat nafkah serta status terhormat. Penentangan para pemimpin serikat terhadap gagasan revolusi menghambat kemajuan perjuangan buruh sebagai klas yang dieksploitasi dalam sistem kapitalis. Terbitan-terbitan berkala yang dipunyai serikat bisa digunakan para pemimpin sebagai alat untuk melemahkan minat para anggota yang menyuarakan kepentingan klas mereka, yang hanya bisa dimenangkan melalui revolusi. Keberhasilan-keberhasilan serikat tidak bisa bertahan lama sepanjang sistem kapitalis masih berjalan. Perjuangan serikat dalam hal upah dan kondisi kerja tidak akan menghentikan eksploitasi apalagi meruntuhkan sistem kapitalis. Dengan banyak cara para kapitalis akan membuat buruh tetap miskin, walau upah dan kondisi kerja ditingkatkan berkali-kali. Dalam jangka pendek para kapitalis mungkin terdesak ke belakang dan memberi kelonggaran-kelonggaran ke para buruh, tapi dalam jangka panjang para kapitalis akan lebih kuat daripada para buruh dan bisa melanjutkan eksploitasi mereka. Pemogokan-pemogokan yang terisolasi, sebatas satu perusahaan atau satu tempat kerja, tanpa kerjasama dengan serikat-serikat lain, hanya menyerang satu atau beberapa kapitalis. Beberapa kapitalis itu mungkin terpukul oleh pemogokan, tapi mayoritas klas kapitalis tidak terusik oleh pemogokan itu. Lain halnya dengan pemogokan umum yang berlangsung serentak di berbagai perusahaan dan berbagai sektor dalam satu negeri. Pemogokan umum akan memukul mayoritas klas kapitalis dalam satu negeri. Negara pro kapitalis tidak akan sanggup menghentikan pemogokan umum, karena jumlah buruh yang harus dihadapi terlalu besar dan daerah yang harus diawasi terlalu luas. Pemogokan seperti itu mungkin untuk dilakukan, tapi sangat sulit untuk menyiapkannya. Tidak cukup hanya para anggota no. 8, september 2005
8 serikat, para buruh yang tidak tergabung dalam serikat pun harus ambil bagian dalam pemogokan umum. Pemogokan umum bukan tindakan serikat buruh, tapi tindakan klas buruh. Pandangan sempit perjuangan serikat perlu diluaskan menjadi pandangan perjuangan klas. Perhatian dan kepedulian para buruh perlu diperluas wilayahnya, mulai dari lingkup tempat kerja ke lingkup masyarakat. Tidak hanya berhadapan dengan kapitalis, tapi juga negara pro kapitalis. Tidak hanya berbicara tentang ekonomi, tapi juga politik. Tidak hanya peningkatan upah dan kondisi kerja, tapi juga penggantian sistem. >><< no. 8, september 2005 Yayasan Penebar adalah institusi nir-laba independen. Kami berharap saudara/i (individu) maupun organisasi bersedia mendukung aktivitas kami. Kami menerima donasi, hibah dan dukungan tak mengikat dalam bentuk apapun. Bila saudara/i bermaksud mendukung kami dengan mendonasikan uang, rekening bank kami adalah: BCA (Cabang Cimanggis), rekening Tahapan BCA, nomor account:
Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Kelas Menengah*
Nomor 15, Januari - 2008 Redaksi: Edi Cahyono, Maxim Napitupulu, Maulana Mahendra, Muhammad Husni Thamrin, Hemasari Dharmabumi Diterbitkan oleh: Yayasan Penebar penebar e-news terbit sebagai media pertukaran
Lebih terperinciPernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia
Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Mukadimah Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan
Lebih terperinciPERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA
PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA MUKADIMAH Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM
BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan
Lebih terperinciRelevansi Pemikiran Bung Karno dalam Era Globalisasi. Oleh Max Lane. Oldefo vs Nefo
Relevansi Pemikiran Bung Karno dalam Era Globalisasi Oleh Max Lane Oldefo vs Nefo Indonesia sekarang menghadapi serangan dari negara-negara industri, terutama Amerika Serikat, Eropa Barat, Jepang, dan
Lebih terperinciManifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini
Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Ilustrasi: Moh. Dzikri Handika Melalui buku Peranan Koperasi Dewasa Ini (PKDI), Aidit secara tegas meletakkan koperasi sebagai gerakan sosial dan ekonomi
Lebih terperinciHUBUNGAN SERIKAT KARYAWAN - MANAJEMEN
HUBUNGAN SERIKAT KARYAWAN - MANAJEMEN PERTEMUAN 12 1 Pengertian SERIKAT KARYAWAN Organisasi para keryawan yang dibentuk untuk mempromosikan atau menyatakan pendapat, melindungi, dan memperbaiki, melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep
Lebih terperinciDEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA
DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III) Mukadimah Menimbang, bahwa pengakuan atas martabat alamiah
Lebih terperinciSURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA
Surat Kepercayaan Gelanggang SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia dan kebudayaan ini kami teruskan dengan cara kami sendiri. kami
Lebih terperinciDEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA. Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III)
DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III) Mukadimah Menimbang, bahwa pengakuan atas martabat alamiah
Lebih terperinciKomunisme dan Pan-Islamisme
Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat
Lebih terperinciPara filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.
Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber
Lebih terperinciPERSETUJUAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK FEDERAL JERMAN TENTANG PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN TIMBAL BALIK PENANAMAN MODAL
PERSETUJUAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK FEDERAL JERMAN TENTANG PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN TIMBAL BALIK PENANAMAN MODAL Republik Indonesia dan Republik Federal Jerman (selanjutnya disebut sebagai
Lebih terperincinegara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk
BAB IV KESIMPULAN Sejak berakhirnya Perang Dingin isu-isu keamanan non-tradisional telah menjadi masalah utama dalam sistem politik internasional. Isu-isu keamanan tradisional memang masih menjadi masalah
Lebih terperinciAnggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman
Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman Pembukaan ANGGARAN DASAR Bab I (Tata Organisasi) 1. Nama, Waktu dan Kedudukan 2. Sifat dan Bentuk 3. Lambang Bab II (Dasar,
Lebih terperinci1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME
1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2012 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5355) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciDeklarasi Penghapusan Semua Bentuk Intoleransi dan Diskriminasi berdasarkan Agama...
DEKLARASI PENGHAPUSAN SEMUA BENTUK INTOLERANSI DAN DISKRIMINASI BERDASARKAN AGAMA ATAU KEPERCAYAAN (Diumumkan oleh resolusi Sidang Perserikatan Bangsa- Bangsa No. 36/55 pada tanggal 25 Nopember 1981) -
Lebih terperinciANGGARAN DASAR INDONESIAN RAILWAY PRESERVATION SOCIETY
ANGGARAN DASAR INDONESIAN RAILWAY PRESERVATION SOCIETY Yang dimaksud dengan: 1. Indonesian Railway Preservation Society (atau disingkat IRPS) adalah organisasi yang dibentuk berdasarkan hobi dan kecintaan
Lebih terperinciPertemuan 2 Bisnis dan Etika dalam Dunia Modern
Pertemuan 2 Bisnis dan Etika dalam Dunia Modern Tiga Aspek Pokok dari Bisnis 1. Sudut Pandang Ekonomis 2. Sudut Pandang Moral 3. Sudut Pandang Hukum Sudut Pandang Ekonomis Bisnis adalah kegiatan ekonomis
Lebih terperinciANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS TELINGA HIDUNG TENGGOROK-BEDAH KEPALA DAN LEHER INDONESIA
ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS TELINGA HIDUNG TENGGOROK-BEDAH KEPALA DAN LEHER INDONESIA MUKADIMAH Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, melalui perjuangan panjang dan sarat dengan pengorbanan,
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 83, 2004 () KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Historis Kekalahan Uni Soviet dalam perang dingin membuatnya semakin lemah sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini dimanfaatkan oleh negara-negara
Lebih terperinciSISTEM EKONOMI INDONESIA BY DIANA MA RIFAH
SISTEM EKONOMI INDONESIA BY DIANA MA RIFAH DEFINISI Sistem ekonomi adalah suatu cara untuk mengatur dan mengorganisasi segala aktivitas ekonomi dalam masyarakat baik yang dilakukan oleh pemerintah atau
Lebih terperinciIslam dalam Tatanan Kehidupan Bermasyarakat
Islam dalam Tatanan Kehidupan Bermasyarakat Kampungmuslim.org Di dalam al-quran, Adam adalah nama dari Nabi Adam [as]. Namun Adam juga digunakan al-quran untuk menyebut umat manusia. Atau manusia sebagai
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI SAYAP PEMUDA PARTAI PERINDO Jakarta, 17 Desember 2015 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PERINDO PEMBUKAAN Pemuda Indonesia sebagai salah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian
Lebih terperinciANGGARAN DASAR FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA
ANGGARAN DASAR FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA PEMBUKAAN Kegiatan panjat tebing di Indonesia merupakan wujud nyata dari dinamika warga negara Indonesia yang dengan sadar menghimpun dirinya dalam berbagai
Lebih terperinciProtokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata
Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata 12 Februari 2002 Negara-negara yang turut serta dalam Protokol ini,terdorong oleh dukungan yang melimpah atas Konvensi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh
Lebih terperinciKOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA
1 KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA Mukadimah Negara-negara Pihak Kovenan ini, Menimbang, bahwa sesuai dengan prinsip-prinsip yang diumumkan dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa,
Lebih terperinciPentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa
Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata toleran yang berarti sifat/sikap menenggang (menghargai,
Lebih terperinciKETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo
KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN Slamet Widodo Teori modernisasi ternyata mempunyai banyak kelemahan sehingga timbul sebuah alternatif teori yang merupakan antitesis dari teori modernisasi. Kegagalan
Lebih terperinciAndi Sabrina Qamarani (4) Dhara Devina Velda (8) REVOLUSI AMERIKA KELAS XI IIS 2
+ Andi Sabrina Qamarani (4) Dhara Devina Velda (8) REVOLUSI AMERIKA KELAS XI IIS 2 + Revolusi Amerika Revolusi Amerika dikenal sebagai Perang Kemerdekaan Amerika Merupakan perang kemerdekaan Amerika untuk
Lebih terperinciANGGARAN DASAR-ANGGARAN RUMAH TANGGA
ANGGARAN DASAR-ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN SOLIDARITAS PEREMPUAN UNTUK KEMANUSIAAN DAN HAK ASASI MANUSIA (SPEK HAM) 2013-2017 Jl. Srikoyo No. 14 Rt 01 Rw 04 Karangasem Laweyan Surakarta Jawa Tengah 57145
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi ini merupakan hasil kajian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Wilayaha Eritrea yang terletak
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1966 TENTANG PENARIKAN DIRI REPUBLIK INDONESIA DARI KEANGGOTAAN DANA MONETER INTERNASIONAL (INTERNATIONAL MONETARY FUND) DAN BANK INTERNASIONAL UNTUK REKONSTRUKSI
Lebih terperinciAgen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan
Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan Oleh Hardy Merriman Aksi tanpa kekerasan menjadi salah satu cara bagi masyarakat pada umumnya, untuk memperjuangkan hak, kebebasan, dan keadilan. Pilihan tanpa
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan
Lebih terperinciMENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL
MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL Resolusi disahkan oleh konsensus* dalam Sidang IPU ke-128 (Quito, 27 Maret 2013) Sidang ke-128 Inter-Parliamentary
Lebih terperinciK29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA
K29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA 1 K 29 - Kerja Paksa atau Wajib Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki
Lebih terperinciContoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari
Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari Kemerdekaan. Bisa juga dalam acara kepemudaan. Silahkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperoleh dengan melakukan kerjasama dengan negara-negara lain, walaupun. akan sangat menarik dijalankan (Ulfah, 2013: 2).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi sangat berperan dalam perkembangan dunia secara keseluruhan. Dengan adanya globalisasi seakan dunia tidak memiliki batasan dan jarak, tidak lagi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Kesimpulan. Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat kapitalisme di era globalisasi saat ini. Keterpurukan klas buruh di dunia dari awal membawa semangat pembebasan
Lebih terperinciMERCEDES BENZ CLUB MEDAN (MBCM) ANGGARAN DASAR
MERCEDES BENZ CLUB MEDAN (MBCM) ANGGARAN DASAR ANGGARAN DASAR MERCEDES BENZ CLUB MEDAN PENDAHULUAN Bahwa pada dasarnya, persatuan dan kesatuan bangsa yang merupakan salah satu persyaratan keberhasilan
Lebih terperinciDEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH
DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH Bahwa pengakuan atas martabat yang melekat pada dan hak-hak yang sama dan tidak dapat dicabut dari semua anggota keluarga manusia adalah landasan bagi
Lebih terperinciPROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA
PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Didorong oleh dukungan penuh terhadap Konvensi tentang Hak-Hak Anak, yang
Lebih terperinciBab 2. Bab. Bab. Bab 1. Bab 3 Bab 8. 4 Bab 9. Tingkatan 5. Bab. Bab
SeJaRaH Modul ini mengandungi soalan objektif, struktur dan esei Soalan disusun mengikut bab Dihasilkan daripada analisa soalan SPM 2005 2010 Turut dimuatkan soalan aras KBKK, aplikasi kemahiran dan isu
Lebih terperinciPERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI
FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERADABAN MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Revolusi Amerika 1776 Perang Sipil di Amerika 1861-1845 Perkembangan Amerika Serikat dan Amerika Latin Amerika Serikat Sebagai
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN MUSYAWARAH MUSEA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB I LAMBANG DAN DUAJA
Lampiran 2 KEPUTUSAN MUSDA BARAHMUS DIY Nomor: /KEP. MUSDA/BARAHMUS/2014 Tanggal 27 September 2014 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN MUSYAWARAH MUSEA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB I LAMBANG DAN DUAJA Pasal
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi merupakan wadah usaha bersama yang
Lebih terperinciKOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1
KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1 MUKADIMAH Negara-Negara Pihak pada Kovenan ini, Menimbang bahwa, sesuai dengan prinsip-prinsip yang diproklamasikan dalam Piagam Perserikatan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1
ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah
Lebih terperinciDiadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH
Deklarasi Hak dan Kewajiban Individu, Kelompok dan Badan-badan Masyarakat untuk Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Dasar yang Diakui secara Universal Diadopsi oleh resolusi Majelis
Lebih terperinciMedia Penjajah Dunia Masa dan Departemen Ilmu Hubungan Internasional UMM. Akbar. Penyunting: Nurudin, Muhammad Zulfikar
Media Penjajah Dunia Masa Kini @Mikirlagi dan Departemen Ilmu Hubungan Internasional UMM Penulis : Abdul Aziz Adi Surya Andri Eko Prasetya Putra Bagus Ardiansyah Chandra Oktavia Ega Fajar Putra Fitria
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.
BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, Sangsekerta, dan Latin. Dimana istilah kebijakan ini memiliki arti menangani masalah-masalah publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blokade ekonomi adalah perang ekonomi yang pernah diterapkan oleh Napoleon Bonaparte di Eropa pada saat memerintah Prancis tahun 1806-. Penulis ingin mengetahui
Lebih terperinciPIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )
PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII. KEBERLAKUAN
Lebih terperinciAnggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH
Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.
BAB VIII KESIMPULAN Puisi Maḥmūd Darwīsy merupakan sejarah perlawanan sosial bangsa Palestina terhadap penjajahan Israel yang menduduki tanah Palestina melalui aneksasi. Puisi perlawanan ini dianggap unik
Lebih terperinciANGGARAN DASAR PERSATUAN MAHASISWA INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT (PERMIAS) NEW JERSEY
ANGGARAN DASAR PERSATUAN MAHASISWA INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT (PERMIAS) NEW JERSEY DAFTAR ISI PEMBUKAAN 3 BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU DIDIRIKAN 4 PASAL 1 NAMA 4 PASAL 2 TEMPAT KEDUDUKAN 4
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang
134 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Globalisasi ekonomi adalah proses pembentukan pasar tunggal bagi barang, jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang juga sebagai
Lebih terperinciWestget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.
Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka, dapat disimpulkan bahwa, Rusia merupakan negara yang memiliki latar belakang sejarah Islam. Islam masuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan
Lebih terperinciAIBI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (Indonesian Business Incubator Association)
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Sadar akan kedudukan tugas kewajiban dan tanggung jawab sebagai organisasi yang bergerak di bidang pembinaan dan pengembangan
Lebih terperinciPENGARUH ADAPTASI SOSIAL TERHADAP INTEGRASI MASYARAKAT DI KELURAHAN CIKUTRA (Studi Deskriptif di Komplek Delima Cikutra dan Gang Sukarapih 3)
PENGARUH ADAPTASI SOSIAL TERHADAP INTEGRASI MASYARAKAT DI KELURAHAN CIKUTRA (Studi Deskriptif di Sukarapih 3) Yoni Oktaviani 1, Elly Malihah 2, Mirna Nur Alia A 3 1 SMA Negeri 10 Bandung 2 Dosen Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Media massa adalah istilah yang digunakan sampai sekarang untuk jenis media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada masyarakat secara luas.
Lebih terperinci5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)
Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,
Lebih terperinciDitulis oleh Advokat Jumat, 07 Agustus :08 - Pemutakhiran Terakhir Jumat, 11 September :48
Periodisasi hukum perburuhan Dalam teori hukum perburuhan terdapat dua jenis hukum perburuhan yaitu hukum perburuhan otonom dan hukum perburuhan heteronom. Pembedaan dua jenis hukum perburuhan ini lebih
Lebih terperinciH. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI
PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI Pasal 2 (3) dari Piagam PBB Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa
Lebih terperinciACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA JAKARTA, 20 MEI 2008 Rabu, 21 Mei 2008
ACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA JAKARTA, 20 MEI 2008 Rabu, 21 Mei 2008 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL
Lebih terperinciSISTEM PENANGANAN DINI KONFLIK SOSIAL DENGAN NUANSA AGAMA
Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & Non-Empiris Vol. 2., No. 1., 2016. Hal. 57-65 JIPP Non-Empiris SISTEM PENANGANAN DINI KONFLIK SOSIAL DENGAN NUANSA AGAMA a Subhan El Hafiz Universitas
Lebih terperinciDEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA
DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA Disahkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 9 Desember 1998 M U K A D I M A H MAJELIS Umum, Menegaskan kembalimakna penting dari ketaatan terhadap
Lebih terperinciMATA KULIAH TEORI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI-TEORI KERJASAMA INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si
MATA KULIAH TEORI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI-TEORI KERJASAMA INTERNASIONAL Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si Teori Aliansi Teori Integrasi Teori Kerjasama Teori Peranan TEORI ALIANSI TEORI ALIANSI
Lebih terperinciBAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN
BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Latar Belakang Sejarah Teori Modernisasi
Lebih terperinciPIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )
PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII.
Lebih terperinciMenuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015
Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015 1 Konteks Regulasi terkait politik elektoral 2014 UU Pilkada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya
Lebih terperinciWulansari Budiastuti, S.T., M.Si.
Modul ke: Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Sistem ekonomi demokrasi pancasila Kajian ilmiah tentang
Lebih terperinciHUBUNGAN SERIKAT KARYAWAN MANAJEMEN PERTEMUAN 13
HUBUNGAN SERIKAT KARYAWAN MANAJEMEN PERTEMUAN 13 Pengertian: Organisasi para karyawan yang dibentuk untuk mempromosikan atau menyatakan pendapat, melindungi dan memperbaiki, melalui kegiatankegiatan kolektif,kepentingan-kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Antika, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini, demokrasi merupakan salah satu pandangan dan landasan kehidupan dalam berbangsa yang memiliki banyak negara pengikutnya. Demokrasi merupakan paham
Lebih terperinciSerikat Pekerja dan Hubungan Industrial
MSDM Materi 13 Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial http://deden08m.com 1 Tujuan Serikat Pekerja (Mondy 2008) Menjamin dan meningkatkan standar hidup dan status ekonomi dari para anggotanya. Meningkatkan
Lebih terperinciMSDM Materi 13 Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial
MSDM Materi 13 Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial http://deden08m.com 1 Tujuan Serikat Pekerja (Mondy 2008) Menjamin dan meningkatkan standar hidup dan status ekonomi dari para anggotanya. Meningkatkan
Lebih terperinciPendekatan Historis Struktural
Teori modernisasi ternyata mempunyai banyak kelemahan sehingga timbul sebuah alternatif teori yang merupakan antitesis dari teori modernisasi. Kegagalan modernisasi membawa kenajuan bagi negara dunia ketiga
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia
101 BAB 5 KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya. Fokus utama dari bab ini adalah menjawab pertanyaan penelitian. Bab ini berisi jawaban yang dapat ditarik dari pembahasan dan
Lebih terperinciDalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.
Pengantar: Kerajaan Arab Saudi mengelompokkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris, sama dengan Al Qaeda, dan lainnya. Ada apa di balik semua ini? Adakah negara lain punya peran? Simak pembahasannya
Lebih terperinciKOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA. Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI)
KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI) tertanggal 16 Desember 1966, dan terbuka untuk penandatangan, ratifikasi, dan aksesi MUKADIMAH
Lebih terperinciKOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA
KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI) tertanggal 16 Desember 1966, dan terbuka untuk penandatangan, ratifikasi, dan aksesi MUKADIMAH
Lebih terperinciPENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK
PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK I. UMUM Salah satu perkembangan yang aktual dan memperoleh perhatian saksama dalam masa sepuluh tahun terakhir ini dan kecenderungan
Lebih terperinci