EFEK DARK MATTER TERHADAP EKSPANSI ALAM SEMESTA
|
|
- Hendri Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EFEK DARK MATTER TERHADAP EKSPANSI ALAM SEMESTA Marthen Wayong Nim Program Studi S1 Pendidikan Geografi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo 2013 Pembimbing : 1. Muhammad Yusuf, S.Si, M.Si 2. Ahmad Zainuri, S.Pd, MT Marthen Wayong (2013). Efek Dark Matter Terhadap Ekspansi Alam Semesta Efek Dark Matter di alam semesta, dengan melalui penelusuran literatur ilmiah yang relevan sehingga mendapatkan hasil berupa teoritis yang membahas tentang efek Dark Matter terhadap ekspansi alam semesta. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka, dimana rujukan yang digunakan berupa jurnal-jurnal ilmiah yang diakses melalui internet.dark Matter merupakan materi gelap yang sulit mendeteksinya dialam semesta, karena materi ini tidak dapat berinteraksi dengan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan. Akan tetapi keberadaan dark matter bisa terungkap melalui gravitasi yang dihasilkan oleh dark matter itu sendiri, dimana dark matter di alam semesta terdapat sebanyak 25%. Dark Matter ini tersebar dialam semesta terutama banyak tersebar di galaksi dan Dark Matter juga dapat menentukan nasib alam semesta kita apakah terbuka, tertutup atau datar. Page 1
2 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Alam semesta yang kita pijaki sekarang bukanlah alam semesta yang bersifat statis, akan tetapi alam semesta ini bersifat dinamis, selalu berubah beriring dengan waktu. Berdasarkan hasil pengamatan para ilmuan, bahwa alam semesta kita terus mengembang. Sehingga para astronomi dan ilmuan berusaha menjelaskan mengapa alam semesta terus mengembang. Alam Semesta mengembang secara aseleratif karena momentum dari dentuman besar. Setelah sejumlah besar energi berubah menjadi benda bermassa, maka lahirlah gaya gravitasi yang menarik benda-benda bermassa lainnya. Aselerasi pengembangan harusnya menjadi berkurang karena dilawan oleh gaya gravitasi. Seiring dengan waktu semakin banyak massa terbentuk, gaya gravitasi makin besar dan seharusnya pada satu titik aselerasi berubah menjadi deselerasi (perlambatan) artinya Alam Semesta menyusut, menyusut, dan kembali menjadi satu titik seperti sedia kala (Perlmutter, 2011) Akan tetapi dari hasil pengamatan terhadap supernova tipe 1a yang menunjukan bahwa ekspansi alam semesta mengalami percepatan. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar bagi para ilmuan, siapa yang mendorong ataukah ada sesuatu yang menarik dari luar Alam Semesta sehingga gaya gravitasi yang begitu perkasa takluk yang membuat alam semesta terus mengembang? (Perlmutter, 2011) Pada tahun 1933 seorang astronom Swiss Frits Zwicky mempelajari Kluster Koma dan mendapati bahwa kecepatan orbit galaksi-galaksi pada sisi terluar kluster ini lebih cepat daripada perhitungan distribusi massa yang didapat dari pengamatan intensitas kluster. Perhitungan Zwicky yang berdasarkan pergerakan kluster memberikan angka bahwa Kluster Coma lebih massif 400 kali dari pada perhitungan berdasarkan intensitas cahaya. Permasalahan adanya massa yang hilang ini oleh Zwicky dipostulatkan bahwa ada materi yang luput dari pengamatan para astronom, materi tersebut tidak meradiasikan cahaya. Page 2
3 Sehingga dari hasil studi cluster galaksinya,frits menemukan adanya materi gelap atau dark matter dialam semesta.( Pretzl 2000 ; 3) Oleh karena Dark Matter di alam semesta turut menyumbang dalam ekspansi alam semesta ini, maka dalam penelitian ini penulis ingin meneliti efek dari dark matter terhadap ekspansi alam semesta itu sendiri. KAJIAN TEORITIS Edwin P Hubble terkenal untuk penemuan hubungan jarak dan kecepatan radial galaksi.(bagla 2009 : 216). Di tahun 1920-an, Edwin P. Hubble menemukan bahwa galaksi semua bergerak dari Bima Sakti (dan Kelompok lokal). Bukan hanya itu, semakin jauh ia mengamati, semakin cepat galaksi surut. Ia menemukan hubungan yang sekarang dikenal sebagai Hukum Hubble: kecepatan recessional suatu galaksi sebanding dengan jarak dari kami. Persamaan yang terlihat seperti ini: v = Ho * d (1) Di mana v adalah kecepatan galaxy (dalam km/sec), d adalah jarak ke galaksi (Megaparsec; 1 Mpc = 1 juta parsec), dan Ho proporsionalitas konstan, yang disebut "Konstan Hubble." Persamaan ini memberitahu kita bahwa galaksi bergerak menjahui kita dua kali lebih cepat, galaksi lain akan menjadi dua kali lebih jauh. Kostanta Hubble adalah salah satu angka yang paling penting Dalam kosmologi karena dibutuhkan untuk memperkirakan ukuran dan umur alam semesta. Angka ini lama dicari menunjukkan tingkat di mana alam semesta adalah mengembang, dari primordial "Big Bang". Konstan Hubble dapat digunakan untuk menentukan intrinsik kecerahan dan massa bintang di galaksi dekatnya, banyak orang yang meneliti lebih jauh di kluster galaksi, menyimpulkan jumlah materi gelap yang hadir dalam alam semesta, mendapatkan ukuran skala gugusan galaksi jauh, dan berfungsi sebagai tes untuk teoritis kosmologi model. (Wilson 1996 :3 ) Galaksi elips yang halus, dua bintang yang bertumpukan merupakan salah satu struktur yang ditemukan digalaksi spiral. Mereka tidak ada disk, tidak mempunyai struktur Page 3
4 spiral dan hanya sejumlah kecil gas dan debu. Akibatnya tidak ada gejala jelas dalam pembentukan bintang-bintang: tidak ada gugus bintang muda. Mereka adalah sistem galaksi yang paling sederhana terdiri dari hanya satu komponen, relatif cerah di pusat tetapi memudar dengan cepat dengan meningkatnya radius. Galaksi elips banyak ditemukan di daerah yang lebih padat pada alam semesta, dari kelompok yang kaya gumpalan untuk kelompok-kelompok kecil; benar-benar relatif jarang terisolasi ellipticals. Galaksi elips paling bercahaya di antara galaksi- galaksi yang paling terang yang kita tahu. Materi gelap dan energi gelap diyakini sebagian besar berada di alam semesta. Sejauh ini, itu tidak langsung terlacak, tidak dapat dilihat dan gagal untuk memancarkan radiasi elektromagnetik yang bisa mendeteksi. Kami percaya ada hal yang gelap karena dari gerak bintang, galaksi, dan gugusan galaksi, tetapi ada alternatif seperti dimodifikasi Newtonian dinamika. Dengan mengukur kecepatan objek-objek astronomi ini, kita tahu bahwa massa harus cukup untuk menjaga bintang, galaksi atau kluster galaksi dari tecerai berai. Dalam hal pengukuran kecepatan skala besar, jumlah materi-materi barion atau bercahaya adalah hanya sebagian kecil dari total massa diperlukan untuk menjaga objek bersama-sama. Ini massa yang hilang karena itu disebut sebagai materi gelap. Awal tahun 1933, pengamatan pada gugusan-gugusan galaksi menunjukkan bahwa kecepatan di beberapa komponen yang mengorbit pusat terlihat jauh lebih tinggi dari pada perkiraan massa akan memungkinkan pada kenyataannya, untuk beberapa perkiraan jumlah massa di dalam cluster diperlukan untuk menjadi 400 kali lebih besar. Ini dikenal sebagai "hilang massa" masalah. Selama tahun 1920-an friedman menunjukkan bahwa persamaan medan enstain memiliki solusi untuk alam semesta yang mengembang yang sangat dekat dengan persamaan 'newton cannon ball'. Persamaan hampir dibedakan dari keseimbangan energi newton. Friedmann setara. GM R 2 k R (2) Page 4
5 Diman M adalah massa total alam semesta dan R jari-jari radius keseluruhan (tidak ada bagian yang diamati). R = dr/dt adalah kecepatan ekspansi dan k adalah kelengkungan skalar, memilih antara alam semesta terbuka, datar dan tertutup Metode Penelitian Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di ruang Kk Fisika Teori, melalui kajian pustaka dengan studi literature, yang membahas : studi teoritis tentang alam semesta mengembang dan dark matter serta persamaan Friedmann HASIL DAN PEMBAHASAN Ekspansi Alam Semesta Ekspansi alam semesta adalah dimana alam semesta mengalami pengembangan atau perluasan. Banyak teori serta bukti yang menyatakan alam semesta itu mengembang. Pada tahun 1922 fisikawan Rusia Alexander Friedmann meramalkan alam semesta memuai atau mengalami ekspansi. Menurut friedman galaksi-galaksi juga bergerak kesamping tetapi dengan kecepatan rendah. Hal inilah yang disebut dengan alam semesta mengembang. (Andrew Liddle 2003;18) Primodial alam semesta mengembang atau memuai berawal dari suatu ledakan besar yang disebut dengan big bang dengan suhu yang sangat panas dan padat, yang kemudian mencapai kondisi seperti sekarang dimana alam semesta tidak panas seperti dulu dan semakin luas. Pembuktian bahwa jagat raya mengalami ekspansi bisa dilakukan dengan menggunakan efek Doppler. Frekwensi yang berbeda pada cahaya akan menghasilkan warna yang berbeda pula, frekwensi rendah muncul pada ujung merah, frekwensi tinggi pada ujung biru spectra. Jadi bintang menjahui kita, spektrumnya bergeser ka ujung spectra merah sedangkan bintang yang mendekati kita menunjukan pergeseran biru. Derajat pergeseran ke sisi merah dan ke sisi biru menunjukan laju gerakannya. Para astronom Page 5
6 menemukan katrakter bintang-bintang galaksi bima sakti bergeser ke ujung merah ini menunjukkan galaksi menjauh dan berekspansi. (Andrew liddle 2003; 9) Efek Dark Matter Dalam astronomi Dark Matter adalah materi yang tidak memancarkan atau memantulkan radiasi elektromagnetik lain atau cahaya, sehingga tidak dapat langsung dideteksi melalui astronomi optic atau radio. Dark matter dikemukakan pertama kali oleh astrofisikawan Frits Zwisky pada tahun 1993, dengan menerapakan teorema virial pada gugus galaksi koma dan menemui adanya massa yang tak terlihat. Dengan memperhitungkan total massa dari galaksi-galaksi yang tampak seharusnya tidak mencapai sebesar hasil perhitungan, dipastikan pasti ada materi tambahan yang menyebabkan hal ini terjadi. Dari hasil pengamatannya Frits Zwisky menyimpulkan bahwa terdapat materi yang tak terlihat yang menopang gugus ini melalui interaksi gravitasi dan memberikan kontribusi pada massa totalnya.(pretzl 2000 ; 4) Para astronomi banyak melakukan hipotesis pada gugus galaksi, untuk mencari serta membuktikan adanya materi gelap dialam semesta. Pengamatan terhadap Dark Matter ini dilakukan dengan mengamati efek gravitasi yang dialami oleh materi yang terlihat dan lensa gravitasi latar belakang. Di galaksi Dark Matter terkosentrasi pada bagian halo yang berada diluar piringan galaksi, yang menyebabkan materi tampak yang berada ditepi piringan galaksi memiliki kecepatan orbit yang tetap atau bahkan mengalami percepatan, tidak seperti yang dijelaskan oleh dinamika Keplerian bahwa kecepatan orbit galaksi mengalami penurunan berdasarkan jarak dari pusat galaksi (marissa cevallos 2004: 1). Page 6
7 Meskipun Dark Matter dialam semesta hanya 25%, akan tetapi sangat berperan dalam sebagian besar evolusi dari galaksi dan kluster serta mempercepat laju rotasi galaksi. Dark Matter ini juga dapat berinteraksi dengan materi lain melalui gravitasi, serta dengan adanya gravitasi dari Dark Matter ini sehingga galaksi-galaksi yang berada dalam cluster tidak mudah terceri berai. Para ahli astronomi berpendapat bahwa gravitasi dari Dark Matter dan materi biasa dapat memperlambat ekspansi alam semesta, akan tetapi kekuatan gravitasi dari Dark Matter belum mampu melawan besarnya energy yang membuat alam semesta terus mengembang. Jadi sepanjang Dark Energy dialam semesta lebih banyak dibandingkan dengan Dark Matter dan materi normal, maka alam semesta akan terus berekspansi. Dan apabila beberapa tahun kemudian Dark Matter dialam semesta lebih besar dibanding dengan Dark Energy, maka ekspansi alam semesta akan melambat. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil pembahasan diatas penulis dapat menyimpulkan, bahwa : 1. Dark Matter merupakan materi yang tidak memancarkan atau memantulkan radiasi elektromagnetik lain atau cahaya 2. Dark matter tersebar dialam semesta dengan komposisi 25 %. 3. Dark matter dialam semsta berfungsi sebagai pembentuk struktur galaksi, serta dapat mempercepat laju rotasi galaksi serta grafitasi yang dihasilkan oleh dark matter dapat menjaga galaksi agar tidak tercerai berai. 4. Dark matter dilalm semsta mempunyai efek dalam ekspansi yaitu dapat memperlambat ekspansi alam semesta. Saran Dari pembahasan serta kesimpulan diatas bahwa gravitasi dari Dark Matter dapat mempengaruhi ekspansi alam semesta, karena Dark Matter di alam semesta ini penting untuk dikaji guna mengetahui nasib alam semesta kita nanti, oleh karena itu penelitian ini Page 7
8 masih perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan mempelajari sifat-sifat dari Dark Matter, dengan menggunakan referensi ilmiah yang memadai. Daftar Pustaka Anonim.2006.The Friedmann Equation. copyright engineers.com Archive Wilson Mt The Hubble Law An Introductory Astronomy Lab. hubblelaw_students2.doc Bagla J S Hubble, Hubble s Law and the Expanding Universe. haris-chandra research is institute Allahabad Cevallos Marissa.2004.Distribution And Detectability Of Dark Matter In The Present Universe. Research Science Institute Davies L roger Elliptical Galaxies. Institute of Physics Publishing Bristol and PhiladelphiaDOI: / /1672 IOP Publishing Ltd 2006 SBN: Gehrels Tom.2009.The Physics And Identity Of Dark Matter. Space Sciences Building, University of Arizona, Tucson, AZ Hadley J Mark.2007.Classical Dark Matter. Department of Physics, University of Warwick, Coventry CV4 7AL, UK. arxiv:gr-qc/ v1 17 Jan 2007 Hasan Nailul.2011.Dark Matter. Liddle Andrew.2003.An Introduction To Modern Cosmology. Univessity of Sussex Mickle E Ronald The Search For Dark Matter Using Gravitational Lensing. Denver, Colorado Ronald E. Mickle Pertlmutter saul Supernovae, Dark Energy, and the Accelerating Universe American Institute of Physics, S Pretzl Klaus.2000.In Search Of Dark Matter In The Universe. SPATIUM Published by the Association Pro ISSI twice a year Page 8
9 Rubin Vera Dark Matter In The Universe. Scientific American Presents.Copyright 1998 Scientific American, Inc. Verley at al.2007.the Amiga Sample Of Isolated Galaxies. Astronomy & Astrophysics A&A 462, (2007) DOI: / : c_ ESO 2007 Page 9
ABSTRAK. Kata Kunci : Alam Semesta, Teori Big Bang, Persamaan Friedmann
ABSTRAK Solehatun. 2013. Studi Kerapatan Vakum Terhadap Alam Semesta Di Tinjau Dari Teori Big Bang. Jurusan Pendidikan Fisika Program Studi Geografi Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo.
Lebih terperinciTINJAUAN DARK MATTER TERHADAP PEMBENTUKAN GALAKSI
TINJAUAN DARK MATTER TERHADAP PEMBENTUKAN GALAKSI Elin M. Kabi, Muhammad Yusuf *, Nova E. Ntobuo ** Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Geografi F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email:elinkabi@ymail.com
Lebih terperincisangat pesat adalah kosmologi, yaitu studi tentang asal-mula, isi, bentuk, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang kajian fisika yang paling menarik dan berkembang sangat pesat adalah kosmologi, yaitu studi tentang asal-mula, isi, bentuk, dan evolusi alam semesta.
Lebih terperinciJAGAD RAYA TEORI TERBENTUKNYA JAGAD RAYA TEORI LEDAKAN BESAR
JAGAD RAYA TEORI TERBENTUKNYA JAGAD RAYA TEORI LEDAKAN BESAR Menurut teori ini dijelaskan bahwa jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi kira-kira 13.700 juta tahun yang lalu. Akibat ledakan
Lebih terperinciGalaksi. Ferry M. Simatupang
Ferry's Astronomy Page Galaksi Ferry M. Simatupang Galaksi adalah suatu sistem bintang-bintang, gas dan debu yang amat luas, dimana anggotanya saling mempengaruhi secara gravitasional. Matahari kita (bersama-sama
Lebih terperinciOleh : Chatief Kunjaya. KK Astronomi, ITB
Oleh : Chatief Kunjaya KK Astronomi, ITB Kompetensi Dasar XI.3.10 Menganalisis gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum XII.3.1 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam teknologi
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Pada salah satu cabang ilmu fisika yaitu kosmologi merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Kosmologi merupakan ilmu yang mengulas alam semesta beserta dinamikanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fisika merupakan upaya menemukan pola-pola keteraturan alam dan membingkainya menjadi bagan berpikir yang runtut, yakni berupa kaitan logis antara konsepkonsep
Lebih terperinciAsal-usul dan Evolusi Alam Semesta Julieta Fierro, Susana Deustua, Beatriz Garcia
Asal-usul dan Evolusi Alam Semesta Julieta Fierro, Susana Deustua, Beatriz Garcia International Astronomical Union, Universidad Nacional Autónoma de México, México Universidad Tecnológica Nacional, Mendoza,
Lebih terperincisisanya merupakan dark matter (25%) dan dark energy (70%) (Vogt, 2015). Materi biasa merupakan materi yang mampu berinteraksi dengan cahaya (baryonic)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alam semesta yang kita tempati ini terdiri dari 5% materi biasa, dan 95% sisanya merupakan dark matter (25%) dan dark energy (70%) (Vogt, 2015). Materi biasa merupakan
Lebih terperinciPopulasi Bintang. Ferry M. Simatupang
Ferry's Astronomy Page Populasi Bintang Ferry M. Simatupang Populasi bintang adalah kelompok bintang-bintang dalam skala galaktik, yang memiliki kesamaan usia, lokasi, kinematik, dan komposisi kimia (terutama
Lebih terperinciTeori Big Bang. 1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau
Teori Big Bang Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut
Lebih terperinciLaju Pengembangan Alam Semesta Berdasarkan Data Supernova Tipe Ia
ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 Laju Pengembangan Alam Semesta Berdasarkan Data Supernova Tipe Ia Fitri Rahma Yanti 1*, Wildian 1, Premana W. Premadi 2 Jurusan Fisika, Universitas
Lebih terperinciPengaruh Konstanta Kosmologi Terhadap Model Standar Alam Semesta
B-8 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (6) 7-5 (-98X Print) Pengaruh Konstanta Kosmologi Terhadap Model Standar Alam Semesta Muhammad Ramadhan dan Bintoro A. Subagyo Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut
Lebih terperinciMISTERI JAGAT BAYI (BABY UNIVERSES), LUBANG HITAM DAN JAGAT GAIB
MISTERI JAGAT BAYI (BABY UNIVERSES), LUBANG HITAM DAN JAGAT GAIB AGUS SISWANTO Jagat Raya berawal dari singularitas (titik awal) yang kemudian terjadi Big Bang (Dentuman Besar). Namun teori ini tidak menjawab
Lebih terperinciBUMI DAN ALAM SEMESTA
BUMI DAN ALAM SEMESTA ALAM SEMESTA Universe (alam semesta berasal dari bahasa Perancis kuno (Univers/Universum), dari kata : #Uni yang berarti satu #Vorsum yang berarti sesuatu yang berputar, menggulung,
Lebih terperinciindahbersamakimia.blogspot.com Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit
Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit Pilihan Berganda, 20 Soal 1. Jika jarak rata-rata planet Mars adalah 1,52 SA dari Matahari, maka periode orbit planet Mars mengelilingi
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
Dapatkan soal-soal lainnya di http://forum.pelatihan-osn.com KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Tes Seleksi Olimpiade Astronomi
Lebih terperinciSTUDI FUNDAMENTAL RADIASI LATAR GELOMBANG MIKROKOSMIK ALAM SEMESTA.
STUDI FUNDAMENTAL RADIASI LATAR GELOMBANG MIKROKOSMIK ALAM SEMESTA. Yeyen, Muhammad Yusuf *, Ahmad Zainuri ** Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Geografi F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email:yeyenarjo@yahoo.co.id
Lebih terperinciPROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014
PROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014 NAMA PROVINSI TANGGAL LAHIR ASAL SEKOLAH KABUPATEN/ KOTA TANDA TANGAN 1. Dilihat dari Bumi, bintang-bintang tampak
Lebih terperinciKELOMPOK 1 Anggi Juliansa ( ) Reza AlFajri ( )
BUMI DAN TATA SURYA KELOMPOK 1 Anggi Juliansa (121020220001) Reza AlFajri (121020220008) Alam semesta ini terdiri dari semua materi termasuk tenaga dan radiasi serta hal yang telah diketahui dan baru dalam
Lebih terperinciALAM SEMESTA. Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan?
ALAM SEMESTA Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? bumi hanyalah sebesar debu jika dibandingkan dengan ukuran alam semesta
Lebih terperinciSOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 3. Mengenal Planet Bumilatihan soal 3.1
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 3. Mengenal Planet Bumilatihan soal 3.1 1. UNAS 2014 Menurut teori Dentuman Besar, Jagatraya terbentuk karena.... jagatraya bersifat statis, tidak bermula dan berakhir
Lebih terperinciUM UGM 2017 Fisika. Soal
UM UGM 07 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM07FIS999 Version: 07- Halaman 0. Pada planet A yang berbentuk bola dibuat terowongan lurus dari permukaan planet A yang menembus pusat planet dan berujung di permukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Upaya para fisikawan, khususnya fisikawan teoretik untuk mengungkap fenomena alam adalah dengan diajukannya berbagai macam model hukum alam berdasarkan
Lebih terperinciSatuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB
Satuan Besaran dalam Astronomi Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Kompetensi Dasar X.3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsipprinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian dan aturan angka penting) X.4.1 Menyajikan
Lebih terperinciBAB 1 HAKIKAT GEOGRAFI
BAB 1 HAKIKAT GEOGRAFI A. Ruang Lingkup Geografi 1. Gejala-gejala dibedakan Aspek fisik: gejala-gejala yang beraitan dengan menjadi 2 aspek, antara alam. lain: Aspek sosial: Antroposfer (manusia), hewan,
Lebih terperinciILMU FISIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.
ILMU FISIKA Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DEFINISI ILMU FISIKA? Ilmu Fisika dalam Bahasa Yunani: (physikos), yang artinya alamiah, atau (physis), Alam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari mana datangnya dunia? Sepanjang sejarah kehidupan manusia, pertanyaan di atas selalu ada dan setiap zaman memiliki caranya masing-masing dalam menjawab.
Lebih terperinciBEBERAPA CATATAN SAINS MODERN TENTANG PEMBENTUKAN KOSMOS
BEBERAPA CATATAN SAINS MODERN TENTANG PEMBENTUKAN KOSMOS SISTEM MATAHARI Bumi dan planet-planet yang beredar sekitar matahari merupakan suatu alam yang teratur yang dimensinya sangat besar bagi ukuran
Lebih terperinciBab III INTERAKSI GALAKSI
Bab III INTERAKSI GALAKSI III.1 Proses Dinamik Selama Interaksi Interaksi merupakan sebuah proses saling mempengaruhi yang terjadi antara dua atau lebih obyek. Obyek-obyek yang saling berinteraksi dapat
Lebih terperinciPOSITRON, Vol. II, No. 1 (2012), Hal ISSN : Efek Reaksi Balik Gelombang Gravitasi pada Lensa Gravitasi
Efek Reaksi Balik Gelombang Gravitasi pada Lensa Gravitasi Imamal Muttaqien 1) 1)Kelompok Keahlian Astrofisika, Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fisika adalah upaya menemukan kaidah-kaidah atau pola-pola keteraturan yang ditaati oleh alam. Pola-pola keteraturan itu sering pula disebut hukum alam (Rosyid,
Lebih terperinciSTAR FORMATION RATE (SFR) PADA GALAKSI YANG BERINTERAKSI
Bab IV STAR FORMATION RATE (SFR) PADA GALAKSI YANG BERINTERAKSI IV.1 Star Formation Rate (SFR) di Galaksi Star formation adalah suatu peristiwa pembentukan bintang yang terjadi di suatu daerah. Sebagai
Lebih terperinciPengembangan Alam Semesta
Pengembangan Alam Semesta Ricardo Moreno, Susana Destua, Rosa M. Ros, Beatriz García Colegio Retamar de Madrid, España Space Telescope Science Institute, Estados Unidos Universidad Politécnica de Cataluña,
Lebih terperinciMENGAPA ENERGI GELAP SANGAT RINGAN SEKALI. Ahmad Sudirman
MENGAPA ENERGI GELAP SANGAT RINGAN SEKALI Ahmad Sudirman Pendidikan teknik CAD, CAM dan CNC (3CTEQ) STOCKHOLM, 9 Januari 2014 1 MENGAPA ENERGI GELAP SANGAT RINGAN SEKALI Copyright 2014 Ahmad Sudirman*
Lebih terperinciRadio Aktivitas dan Reaksi Inti
Radio Aktivitas dan Reaksi Inti CHATIEF KUNJAYA KK ASTRONOMI, ITB Reaksi Inti di Dalam Bintang Matahari dan bintang-bintang umumnya membangkitkan energi sendiri dengan reaksi inti Hidrogen menjadi Helium.
Lebih terperinciSOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI BIDANG ASTRONOMI Waktu : 180 Menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciPenulis : Hizbullah Abdul Aziz Jabbar. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Oktober Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.
Penulis : Hizbullah Abdul Aziz Jabbar Copyright 2013 pelatihan-osn.com Cetakan I : Oktober 2012 Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.com Kompleks Sawangan Permai Blok A5 No.12 A Sawangan, Depok, Jawa Barat
Lebih terperinciDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Kabupaten/Kota 2010 Waktu : 150 menit Nama Provinsi Tanggal
Lebih terperinci8 planet baru dalam tata surya Posted by Pinkyy - 05 May :25
8 planet baru dalam tata surya Posted by Pinkyy - 05 May 2009 12:25 PLANET BARU DELAPAN planet baru di tata surya kembali ditemukan, baru-baru ini. Penemunya, astronom asal Indonesia Johny Setiawan. Ia
Lebih terperinciBAB III. Proses Fisis Penyebab Fluktuasi Temperatur CMB
BAB III Proses Fisis Penyebab Fluktuasi Temperatur CMB III.1 Penyebab Fluktuasi Struktur di alam semesta berasal dari fluktuasi kuantum di awal alam semesta. Akibat pengembangan alam semesta, fluktuasi
Lebih terperinciMODUL V FISIKA MODERN RADIASI BENDA HITAM
1 MODUL V FISIKA MODERN RADIASI BENDA HITAM Tujuan instruksional umum : Agar mahasiswa dapat memahami tentang radiasi benda hitam Tujuan instruksional khusus : Dapat menerangkan tentang radiasi termal
Lebih terperinciBahan Minggu XV Tema : Pengantar teori relativitas umum Materi :
Bahan Minggu XV Tema : Pengantar teori relativitas umum Materi : Teori Relativitas Umum Sebelum teori Relativitas Umum (TRU) diperkenalkan oleh Einstein pada tahun 1915, orang mengenal sedikitnya tiga
Lebih terperinciApakah bintang itu? Jika malam datang dan langit sedang cerah, pergilah ke halaman rumah lalu
Apakah bintang itu? Jika malam datang dan langit sedang cerah, pergilah ke halaman rumah lalu lihatlah ke langit. Indah bukan? Benda di angkasa yang berkelap-kelip memancarkan cahaya itulah bintang. Apakah
Lebih terperinciθ = 1.22 λ D...1 point θ = 2R d...2 point θ Bulan θ mata = 33.7 θ Jupiter = 1.7
Soal & Kunci Jawaban 1. [HLM] Diketahui diameter pupil mata adalah 5 mm. Dengan menggunakan kriteria Rayleigh, (a) hitunglah limit resolusi sudut mata manusia pada panjang gelombang 550 nm, (b) hitunglah
Lebih terperinciFISIKA 2014 TIPE A. 30 o. t (s)
No FISIKA 2014 TIPE A SOAL 1 Sebuah benda titik dipengaruhi empat vektor gaya masing-masing 20 3 N mengapit sudut 30 o di atas sumbu X positif, 20 N mnegapit sudut 60 o di atas sumbu X negatif, 5 N pada
Lebih terperinciBAB IV. Analisis Power spectrum CMB dan Power spectrum Galaksi. IV.1 Model Concordance
BAB IV Analisis Power spectrum CMB dan Power spectrum Galaksi IV.1 Model Concordance Fisikawan teoritis hanya dapat menduga bentuk power spectrum dari pemodelan berdasarkan alam semesta mengembang dengan
Lebih terperinciGALAKSI. Sabar Nurohman, M.Pd
GALAKSI Sabar Nurohman, M.Pd Jika malam cukup cerah, dan bulantidak munculdilangit, mata kita dapat melihat ada kabut cahaya melintang membelah langit dari horizon ke horizon. OrangYunani kuno menamainya
Lebih terperinci4. Orbit dalam Medan Gaya Pusat. AS 2201 Mekanika Benda Langit
4. Orbit dalam Medan Gaya Pusat AS 2201 Mekanika Benda Langit 4. Orbit dalam Medan Gaya Pusat 4.1 Pendahuluan Pada bab ini dibahas gerak benda langit dalam medan potensial umum, misalnya potensial sebagai
Lebih terperinciPlanet-planet dalam sistem tatasurya kita
Cari planet yuuuk Film-film fiksi ilmiah sering menampilkan impian terpendam akan adanya dunia lain di jagad raya ini. Sejauh mana kebenaran film-film tersebut? Apakah memang ada bumi lain di sistem tatasurya
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMA NEGERI 3 DUMAI Kelas / Semester : XII / II Mata Pelajaran : FISIKA Standar : 3. Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas berlakunya relativitas
Lebih terperinciRuang Lingkup IPA. Ilmu alamiah dasar -4. Dini Rohmawati
Ruang Lingkup IPA Ilmu alamiah dasar -4 Dini Rohmawati dini_rohmawati@uny.ac.id Flash back Hakekat IPA Flash back FACTS EVENTS SCIENCE Flash back Flash back Kualitatif Kuantitatif IPA IPA Alam semesta
Lebih terperinciKEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2012 Waktu 180 menit Nama Provinsi Tanggal Lahir.........
Lebih terperinciDoc. Name: SBMPTN2015FIS999 Version:
SBMPTN 2015 Fisika Kode Soal Doc. Name: SBMPTN2015FIS999 Version: 2015-09 halaman 1 16. Posisi benda yang bergerak sebagai fungsi parabolik ditunjukkan pada gambar. Pada saat t 1 benda. (A) bergerak dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kumpulan Rasi Bintang (Sumber:
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sejak masa lampau bintang-bintang telah menjadi bagian dari kebudayaan manusia. Banyak kebudayaan masa lampau yang menjadikan bintang-bintang sebagai patokan dalam kegiatan
Lebih terperinciDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
Dapatkan soal-soal lainnya di http://forum.pelatihan-osn.com DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Solusi Tes Olimpiade Sains Nasional
Lebih terperinciKOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN FISIKA SMA NEGERI 78 JAKARTA
DAN MATA PELAJARAN FISIKA SMA NEGERI 78 JAKARTA FISIKA 1 (3 sks) responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal. 1-7 ISSN : Visualisasi Efek Relativistik Pada Gerak Planet
PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (13), Hal. 1-7 ISSN : 337-8 Visualisasi Efek Relativistik Pada Gerak Planet Nurul Asri 1, Hasanuddin 1, Joko Sampurno 1, Azrul Azwar 1 1 Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas
Lebih terperinciLatihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang
Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan
Lebih terperinciDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2004 Materi Uji : ASTRONOMI Waktu :
Lebih terperinciBab 2 Metode Pendeteksian Planet Luar-surya
Bab 2 Metode Pendeteksian Planet Luar-surya Mendeteksi sebuah planet di bintang lain sangat sulit. Cahaya bintang terlalu terang sehingga kalaupun terdapat planet di bintang tersebut, kontras cahaya antara
Lebih terperinciIkhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Raja Kerajaan Tata Surya
Raja Kerajaan Tata Surya Matahari merupakan salah satu bintang di antara milyaran bintang yang ada di galaksi kita. Seperti bintang yang lainnya, Matahari merupakan bola gas panas raksasa yang sangat terang.
Lebih terperinciIkhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Komet
Komet Apakah komet membawa sial? Pada zaman purbakala, komet yang terang merupakan suatu kejadian yang menakutkan. Kemunculan komet dianggap sebagai lambang suatu bencana seperti penyakit pes, kelaparan,
Lebih terperinciSOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL FISIKA SMA N 1 SINGARAJA. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah.. mm
SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL FISIKA SMA N 1 SINGARAJA 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah.. mm A. 2, 507 ± 0,01 B. 2,507 ± 0,005 C. 2, 570 ± 0,01 D. 2, 570 ± 0,005 E. 2,700 ±
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN Fakta Kunci. Fakta kunci mengenai Animasi Edukasi Exploring Space :
21 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Dengan melihat tema mengenai luar angkasa beserta benda-benda luar angkasa merupakan tema edukasi yang akan menjadi media untuk memperkenalkan
Lebih terperinciLow Mass X-ray Binary
Bab II Low Mass X-ray Binary Sco X-1 merupakan obyek yang pertama kali ditemukan sebagai sumber sinar- X di luar Matahari (Giacconi et al., 1962). Berbagai pengamatan dilakukan untuk mencari sumber sinar-x
Lebih terperinciSOAL SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG ASTRONOMI
SOAL SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG ASTRONOMI Waktu Jumlah Soal : 150 menit : 30 Soal 1. Bintang A memiliki tingkat kecemerlangan tiga kali lebih besar dibandingkan dengan Bintang B. Bintang
Lebih terperinciOLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2009 TINGKAT KABUPATEN/KOTA FISIKA SMP
OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2009 TINGKAT KABUPATEN/KOTA FISIKA SMP Materi Pokok 1. Besaran Satuan dan Pengukuran Sub Materi Indikator Pokok 1.1. Besaran Mengidentifikasi dan mengklasifikasi besaran-besaran
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMA... Kelas / Semester : XII / II Mata Pelajaran : FISIKA Standar : 3. Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas berlakunya relativitas Einstein
Lebih terperinciDINAMIKA GERAK FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.
1/30 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) DINAMIKA GERAK Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id Definisi Dinamika Cabang dari ilmu mekanika yang meninjau
Lebih terperinciInfo Astronomy JELAJAH SEMESTA. Penerbit Info Astronomy
Info Astronomy JELAJAH SEMESTA Penerbit Info Astronomy JELAJAH SEMESTA Oleh: Info Astronomy Hak Cipta 2013 by Info Astronomy Penerbit Info Astronomy www.infoastronomy.uni.me info.astronomy@gmail.com Desain
Lebih terperinciMedan Magnet Benda Angkasa. Oleh: Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB
Medan Magnet Benda Angkasa Oleh: Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Kompetensi Dasar XII.3.4 Menganalisis induksi magnet dan gaya magnetik pada berbagai produk teknologi XII.4.4 Melaksanakan pengamatan induksi
Lebih terperinciMODUL 1 FISIKA MODERN MODEL MODEL ATOM
MODUL 1 FISIKA MODERN MODEL MODEL ATOM Oleh JAJA KUSTIJA, Drs. MSC. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI J a k a r t a 2005 1 Nama Mata Kuliah / Modul Fisika Modern / Modul 1 Fakultas / Jurusan
Lebih terperinciFisika UMPTN Tahun 1986
Fisika UMPTN Tahun 986 UMPTN-86-0 Sebuah benda dengan massa kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari, m. Jika
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 3 (2013), Hal ISSN :
PRISMA FISIKA, Vol. I, No. (01), Hal. 1-17 ISSN : 7-804 Aplikasi Persamaan Einstein Hyperbolic Geometric Flow Pada Lintasan Cahaya di Alam Semesta Risko 1, Hasanuddin 1, Boni Pahlanop Lapanporo 1, Azrul
Lebih terperinciMinggu ke 4 Newton : Hukum Gravitasi
Minggu ke 4 Newton : Hukum Gravitasi Kontribusi Newton pada Fisika Hukum-hukum Gerak ( Hukum 1, 2, dan 3 Newton) Hukum Gravitasi. Hukum Gravitasi Newton mungkin boleh dikatakan sebagai dasar bagi Kosmologi
Lebih terperinciMEKANIKA BENDA LANGIT MARIANO N., S.SI.
MEKANIKA BENDA LANGIT MARIANO N., S.SI. MEKANIKA BENDA LANGIT Adalah ilmu yang mempelajari gerakan benda-benda langit secara kinematika maupun dinamika : Posisi Kecepatan Percepatan Interaksi Gaya Energi
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata Kuliah : Fisika Kode/SKS : FIS 100 / 3 (2-3) Deskrisi : Mata Kuliah Fisika A ini diberikan untuk mayor yang berbasis IPA tetapi tidak memerlukan dasar fisika yang
Lebih terperinciOLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2009 TINGKAT KABUPATEN/KOTA FISIKA SMP
OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2009 TINGKAT KABUPATEN/KOTA FISIKA SMP Materi Pokok 1. Besaran Satuan dan Pengukuran Sub Materi Indikator Pokok 1.1. Besaran dan mengklasifikasi besaranbesaran fisika Membedakan
Lebih terperinci10. Mata Pelajaran Fisika Untuk Paket C Program IPA
10. Mata Pelajaran Fisika Untuk Paket C Program IPA A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi
Lebih terperinciBAB 2 GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA
BAB 2 GRAVITASI PLANET DALAM SISTEM TATA SURYA PET AK ONSEP PETA KONSEP Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya Gravitasi Gravitasi planet Hukum Gravitasi Newton Menentukan massa bumi! Fisika XI
Lebih terperinciD. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan
1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,
Lebih terperinciSIFAT BINTANG. Astronomi. Ilmu paling tua. Zodiac of Denderah
PERTEMUAN KE 2 Ide Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar nuklirnya habis. SIFAT BINTANG Astronomi Ilmu
Lebih terperinci52. Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan
52. Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis,
Lebih terperinciDINAMIKA BENDA LANGIT
DINAMIKA BENDA LANGIT CHATIEF KUNJAYA KK A S T R O N O M I, I N S T I T U T T E K N O L O G I B A N D U N G TPOA, Kunjaya 2014 KOMPETENSI DASAR X.3.3 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus
Lebih terperinciLembar Pengesahan JURNAL. Telaah Fundamental Weak Interaction dan Nambu-Goldstone. ( Suatu Penelitian Teori Berupa Studi Pustaka )
Lembar Pengesahan JURNAL Telaah Fundamental Weak Interaction dan Nambu-Goldstone ( Suatu Penelitian Teori Berupa Studi Pustaka ) Oleh La Sabarudin 4 4 97 Telah diperiksa dan disetujui oleh TELAAH FUNDAMENTAL
Lebih terperinciSolusi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2009
Solusi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2009 Typed by Mariano N. Typed and Solved by Mariano N. Mohon saya dikontak jika ada yang perlu direvisi mariano.nathanael@gmail.com 1. Pilih mana yang BENAR
Lebih terperinciFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN DATA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN RPS KONSEP DASAR IPA (KKNI) No. Dokumen Revisi: 00 Tgl. Berlaku Hal. Deng Semester: V Judul Praktek: Jam Pertemuan: 100 menit/ tatap muka Nama Mata Kuliah : Konsep Dasar IPA Kode
Lebih terperinciPENGENALAN ASTROFISIKA
PENGENALAN ASTROFISIKA Hukum Pancaran Untuk memahami sifat pancaran suatu benda kita hipotesakan suatu pemancar sempurna yang disebut benda hitam (black body) Pada keadaan kesetimbangan termal, temperatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi yang semakin canggih, teori dan observasi mengenai benda-benda langit seperti bintang, planet, galaksi serta benda
Lebih terperinciPertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM
Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1 Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM Agenda Pengantar sensor Pengubah analog ke digital Pengkondisi sinyal Pengantar sensor medan EM Transduser
Lebih terperinciseperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani.
GALAKSI Pada malam yang cerah, ribuan bintang dapat kamulihat di langit. Sesungguhnya yang kamu lihat itu belum seluruhnya, masih terdapat lebih banyak lagi bintang yangtidak mampu kamu amati. Di angkasa
Lebih terperinciIde Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar
PERTEMUAN KE 2 Ide Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar nuklirnya habis. SIFAT BINTANG Astronomi Ilmu
Lebih terperinci3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas
Soal Multiple Choise 1.(4 poin) Sebuah benda yang bergerak pada bidang dua dimensi mendapat gaya konstan. Setelah detik pertama, kelajuan benda menjadi 1/3 dari kelajuan awal benda. Dan setelah detik selanjutnya
Lebih terperinci1. Pendahuluan Bumi dilahirkan sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Tata surya kita yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu (nebula) di
1. Pendahuluan Bumi dilahirkan sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Tata surya kita yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu (nebula) di angkasa raya yang dalam proses selanjutnya tumbuh menjadi
Lebih terperinci1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas
1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : jenis gas suhu gas tekanan gas D. volume gas E. banyak partikel 2. Seorang anak duduk di atas kursi pada roda yang berputar
Lebih terperinciTUGAS AKHIR BATASAN DARI PELURUHAN MATERI GELAP MENJADI NEUTRINO
TUGAS AKHIR BATASAN DARI PELURUHAN MATERI GELAP MENJADI NEUTRINO Michael Hidayat NPM: 2013720005 PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN SAINS UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN 2017 FINAL
Lebih terperinciLatihan Soal UN Fisika SMA. 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 C. ML-1T-2 D. ML2 T-2 E. ML-2T-2
Latihan Soal UN Fisika SMA 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 ML-1T-2 ML2 T-2 ML-2T-2 2. Apabila tiap skala pada gambar di bawah ini = 2 N, maka resultan kedua gaya tersebut adalah...
Lebih terperinci