INTISARI. oleh. Haryono 10/307651/SPA/00348

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INTISARI. oleh. Haryono 10/307651/SPA/00348"

Transkripsi

1 INTISARI oleh Haryono 10/307651/SPA/00348 Field Programmable Gate Array (FPGA) rentan terhadap bahaya radiasi yang mengakibatkan sebuah sistem menjadi fault, sehingga fault tolerance diperlukan. Sebagian besar fault tolerance saat ini hanya menggunakan satu mode, dimana fault tolerance yang diterapkan akan berjalan sepanjang waktu tanpa perubahan konfigurasi. Fault tolerance tersebut mengabaikan tentang kondisi, apakah radiasi bahaya sering terjadi atau tidak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa di orbit, radiasi bahaya sebagian besar terjadi di South Atlantic Anomaly (SAA). Membuat metode baru dengan mempertimbangkan kondisi tingkat radiasi akan memiliki kesempatan untuk menghasilkan fault tolerance yang lebih efisien. Metode baru tersebut adalah dengan perancangan fault tolerance dengan menggunakan dua mode. Penerapan dua mode bertujuan untuk menghasilkan fault tolerance yang lebih efisien dalam penggunaan recource. Ketika radiasi sering terjadi akan diterapkan fault tolerance yang lebih robust, jika tidak sering diterapkan fault tolerance sederhana. Fault tolerance yang robust akan menggunakan lebih banyak resource sedangkan fault tolerance sederhana lebih sedikit resource. Perubahan dari fault tolerance yang robust ke sederhana atau sebalikanya dengan menggunakan metode Dynamic Partial Reconfiguration (DPR) sehingga tidak mengganggu sistem yang sedang berjalan. Dynamic Partial Reconfiguration (DPR) adalah dengan merubah data memori pada FPGA yang bertujuan untuk merubah konfigurasi pada FPGA dengan tanpa menganggu operasi yang sedang berjalan. Penerapan dua mode menghasilkan fault tolerance yang lebih efisien. Pengguanaan resource yang besar hanya terjadi ketika satelit berada pada lintasan kritis. Kata Kunci: FPGA, Fault Tolerance, Dynamic Partial Reconfiguration, South Atlantic Anomaly. xviii

2 ABSTRACT by Haryono 10/307651/SPA/00348 Field Programmable Gate Array (FPGA) is susceptible to hazard radiation that leads to an error state, therefore fault tolerance is required. Most of fault tolerances today are only using one mode, mean the fault tolerance which is applied will run all of the time without any changing its configuration. It is neglect about the condition, when the hazard radiation will occur more frequent or not. As researches have shown in the orbit, hazard radiation happends in South Atlantic Anomaly (SAA) frequently. Creates a new method by considering the radiation level will have a chance to have a fault tolerance which is more efficient. The new method is by designing a fault tolerance using dual mode. Implementing dual mode aims to create more efficient fault tolerance in using resources. When radiation happen frequently more robust fault tolerance is applied, if not frequent simple fault tolerance is used. A robust fault tolerance will use more resources and simple fault tolerance will use less resources. Switching between robust to simple fault tolerance or vice versa is done using Dynamic Partial Reconfiguration (DPR) technique therefore not distrubing to the system which is running. Dynamic Partial Reconfiguration (DPR) is a way to change the memory data in FPGA, it aims to change the configuration of FPGA without disturbing the operation which is running. By implementing above design showed that the system is more efficient. Consumming more resources happens only when the satellite in the critical area. Keywords: FPGA, Fault Tolerance, Dynamic Partial Reconfiguration, South Atlantic Anomaly. xix

3 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Failure adalah ketidakmampuan dari sebuah sistem untuk melakukan operasi dari kebutuhan yang telah ditetapkan (Chillarege, 2014). Fault adalah beberapa sebab yang mengakibatkan terjadinya failure (Chillarege, 2014). Sebuah sistem mempunyai peluang terjadinya fault dan failure, sehingga diperlukan fault tolerance. Fault Tolerance adalah watak sistem yang didesain untuk tetap dapat menjalankan operasinya secara normal walaupun terjadi fault pada sistem (Straka et al., 2010). Ide untuk mengatasi fault tolerance dengan menambahkan redundancy dalam rangka menambah reliabilitas sistem telah dilakukan (Neumann, 1956). Pendekatan umum pada desain fault tolerance adalah dengan menggunakan redundancy untuk memungkinkan operasi berjalan dengan normal pada sebuah sistem setelah terjadinya fault pada bagian tertentu (Shinghal dan Chandra, 2011). Sub sistem satelit On-Board Computer (OBC) harus robust, karena OBC mempunyai peran penting dalam mengatur operasi-operasi satelit. OBC bertugas untuk monitoring, pengendalian, akusisi, analisa, pengambilan keputusan dan eksekusi dari suatu perintah (Maral dan Bousquet, 2002). Karena perannya yang penting maka OBC tersebut harus mempunyai fault tolerance yang baik. Terdapat beberapa keuntungan jika OBC dibuat dengan Field Programmable Gate Array (FPGA). FPGA memungkinkan desainer untuk melakukan rekonfigurasi gerbang (logic) dan sambungan (route). Desainer akan diberikan keleluasaan untuk memilih komponen-komponen yang dibutuhkan. Pada perkembangan terakhir ini FPGA mampu direkonfigurasi secara dinamik disebut dengan Dynamic Partial Reconfiguration (DPR) (Lagger et al., 2006). Bagian/porsi FPGA lain akan tetap bekerja pada saat dilakukan rekonfigurasi, sehingga tidak mengganggu sistem operasi yang sedang berlangsung (Upegui et al., 2005). Berikut beberapa alasan dalam pemilihan FPGA (Xilinx, 2014): 1

4 1. Customize: Pemilihan komponen dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan OBC secara spesifik, dipastikan komponen yang tidak dibutuhkan tidak berada pada FPGA. 2. Mampu bekerja secara paralel: FPGA dapat menjalankan tugastugasnya secara paralel karena FPGA dapat dikonfigurasi untuk bekerja pada time frame yang sama pada masing-masing pekerjaan. 3. Dynamic Partial Reconfiguration (DPR): Konfigurasi FPGA secara dinamik dari sebagian porsi FPGA tanpa menganggu porsi FPGA lain yang sedang running dapat dilakukan. FPGA mengakomodasi task atau fungsi lebih banyak tanpa memenuhi memori dari FPGA, karena task akan dimasukkan pada memori FPGA hanya pada saat task dibutuhkan. DPR juga dapat digunakan untuk melakukan efisiensi dalam penggunaan power pada FPGA. 4. Non-Recurring Engineering (NRE): biaya untuk penelitian, pengembangan, desain, dan tes pada produk baru pada FPGA lebih sedikit dibandingkan dengan Application-Specific Integrated Circuit (ASIC). ASIC membutuhkan tools dan fabrication labs yang lebih lengkap dan mahal. 5. Time To Market lebih cepat dibandingkan dengan ASIC karena development yang lebih cepat. 6. Unjuk kerja lebih baik dibandingkan dengan Mikrokontroler dari sisi kecepatan dan fleksibilitas pemrograman. Beberapa permasalahan atau isu yang tidak dapat dipecahkan pada saat menggunakan mikrokontroler pada pembuatan OBC sebelumnya diantaranya adalah: 1. Mikrokontroler mempunyai limitasi terhadap waktu, untuk mencapai hasil operasi yang lebih, membutuhkan clock yang lebih besar pada mikrokontroler tersebut. Dengan FPGA kendala pada saat pemrosesan data gambar hyper spectral yang membutuhkan komputasi yang besar dapat dilakukan dengan cepat (Gonzalez et al., 2009). 2

5 2. OBC berperan sebagai data handling yang harus menangani berbagai macam data dari beberapa sub sistem satelit. Ketika data tersebut datang bersamaan dan diperlukan penanganan secara bersamaan maka akan muncul kekhawatiran tentang Interrupt Service Rutin (ISR). Seberapa lama penanganan data tersebut dan apakah mampu menangani seluruh interrupt yang datang dari sub sistem yang lain. Berbeda dengan FPGA, FPGA bekerja dengan memfokuskan pada sistem paralel sehingga tidak khawatir akan kehilangan interrupt. 3. FPGA mampu dikonfigurasi dengan mudah untuk beradaptasi dengan misi requirement satelit (Huber et al., 2007). Pada mikrokontroler tidak akan mampu mengubah-ubah konfigurasi komponen yang sudah ada hal ini menyebabkan kesulitan dalam beradaptasi pada perubahan misi satelit yang sudah di orbit. Seperti komponen elektronik lainnya, FPGA termasuk salah satu komponen yang rentan terhadap radiasi. Pada lingkungan luar angkasa, radiasi adalah suatu hal yang sering terjadi. Efek dari radiasi menyebabkan error pada sirkuit elektronik (Fleetwood, 2004). Salah satu efek radiasi pada satelit adalah terjadinya Single Event Effects (SEE), yang menyebabkan perubahan nilai pada memori yang dikenal dengan istilah Single Event Upset (SEU) atau Multiple Event Upset (MEU) (Dodd dan Massengill, 2003). Semakin tinggi orbit akan semakin rentan terhadap SEE. Satelit mikro mempunyai berat antara 10 s.d. 100 kg. Satelit mikro pada umumnya beroperasi pada Low Earth Orbit (LEO) dengan ketinggian orbit dibawah 2000 km. Tercatat beberapa kali terdeteksi SEE pada satelit mikro yang berorbit di LEO (Bentoutou et al., 2010), dengan demikian desain dan implementasi fault tolerance pada sub sistem satelit mikro menjadi penting. Terdapat beberapa teknik fault tolerance diantaranya adalah Triple Modular Redundancy (TMR), Nine Modular Redundancy (NMR), Readback memory, Checker, Error Detection and Correction (EDAC), dan lain lain. TMR adalah sistem fault tolerance dengan cara tripelisasi modul atau fungsi tertentu. Voter pada TMR bertindak membandingkan hasil dari ketiga modul, minimal dua dari modul tersebut menghasilkan hasil yang sama maka sistem dianggap berjalan 3

6 dengan baik (Sterpone dan Violante, 2005). TMR merupakan desain yang banyak digunakan (Sterpone dan Violante, 2005). TMR sistem sederhana dan tidak terlalu overhead. TMR telah dikembangkan diantaranya oleh Pratt et al. (2006), Straka et al. (2010), Sterpone dan Violante (2005) dan Straka et al. (2010). TMR tidak cukup untuk menanggulangi fault di orbit sepenuhnya, tercatat pada Alsat-1 bahwa terjadi radiasi yang menyebabkan kegagalan pada dua modul secara bersamaan (Bentoutou dan Mohammed, 2012). Untuk mengatasi keterbatasan TMR, Nine Modular redundancy (NMR) dikembangkan (Bentoutou, 2012). Sehingga NMR membutuhkan resource yang besar. Fault tolerance lain yang dikembangkan adalah dengan readback memory error (Altera, 2006) dan (Carmichael et al., 2000). Dengan melakukan pembacaan konfigurasi memori pada FPGA. Data yang telah dibaca dicek apakah ada yang error, jika ada error dilakukan mitigasi pada data yang error tersebut. Tetapi pendekatan ini memerlukan tambahan perangkat keras (Salewski dan Taylor, 2007). Readback memory menambahkan overhead pada sistem (Becker et al., 2009). Pada penelitian fault tolerance (Yui et al., 2003) metode Checker telah dikembangkan, akan tetapi membutuhkan effort kerja yang lebih karena kerumitan yang bertambah dalam desain (Salewski dan Taylor, 2007). Teknik lain adalah EDAC, yang dapat menambahkan tingkat robustness pada sistem. Jika terdapat kesalahan pada bit tertentu maka data masih akan tetap mampu dibaca dan dimitigasi. Sistem EDAC toleran terhadap kesalahan atau error pada data (Jacinto et al., 2011). EDAC digunakan untuk memitigasi jika terjadi Single Event Upset (SEU) (Jacinto et al., 2011). Penelitian yang dikembangkan hanya sebatas pada penanganan data. Seluruh fault tolerance yang dibahas tersebut bekerja pada seluruh lintasan orbit tanpa ada perubahan konfigurasi pada fault tolerance Rumusan Masalah Pada umumnya desain sistem fault tolerance yang ada tidak mempertimbangkan tingkat radiasi pada orbit. Fault tolerance tersebut bekerja secara penuh baik dalam kondisi banyak radiasi atau tidak. Fault tolerance yang tidak mempertimbangkan tingkat radiasi pada lintasan orbit mengakibatkan pemakaian resource secara penuh tanpa ada efisiensi. Gambar 1.1 adalah diagram 4

7 tulang ikan rumusan masalah pada fault tolerance yang ada. Ada empat kelompok penyebab yang membuat fault tolerance tidak efisien yaitu ditinjau dari desain, waktu bekerja, modul dan komponen. DESIGN WAKTU BEKERJA Fulltime One Mode Tidak memperhatikan lokasi tingkat radiasi Fault tolerance Tidak Efisien Static Tidak dapat direkoveri Tidak dapat direkonfigurasi pada saat sistem berjalan Tidak menerapkan penghematan resource dengan teknik DPR MODUL KOMPONEN Gambar 1.1 Diagram diagram tulang ikan rumusan masalah Kebutuhan robustness yang tinggi memerlukan resource yang besar, sedangkan resource pada satelit sangat terbatas (Ronga et al., 2008). Oleh karena itu diperlukan suatu sistem fault tolerance yang lebih efisien dengan memperhatikan tingkat radiasi, dimana tingkat radiasi kosmik dan proton yang berbahaya pada lintasan orbit berbeda-beda (Poivey et al., 2003). Merujuk pada penelitian tersebut perlu dikembangkan sebuah sistem fault tolerance yang memperhatikan kondisi tingkat radiasi pada orbit untuk mendapatkan tingkat efisiensi penggunaan resource yang ada secara maksimal Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan desain fault tolerance dan menganalisa desain yang dibuat. Pada penelitian ini dikembangkan 5

8 sebuah fault tolerance yang mampu beradaptasi pada lingkungan orbit sehingga penggunaan resource lebih efisien. Penggunaan resource yang besar hanya diterapkan pada saat dibutuhkan yaitu ketika satelit melintasi lokasi yang terdapat banyak radiasi berbahaya. Manfaat dari penelitian ini adalah resource satelit yang terbatas dapat digunakan secara efisien sesuai dengan kebutuhan fault tolerance. Efisiensi dilakukan dengan mengurangi penggunaan resource pada saat satelit melewati lokasi yang tidak banyak terdapat radiasi berbahaya Batasan Penelitian 1. Fokus pada desain dan analisis fault tolerance yang bertujuan untuk mengatasi kegagalan operasi yang terjadi pada OBC yang disebabkan oleh radiasi berbahaya. 2. Fault tolerance menangani fault yang diakibatkan oleh Single Event Upset (SEU) atau Multiple Event Upset (MEU). Tidak diterapkan pada hardware yang diakibatkan oleh kerusakan atau kebakaran pada hardware atau chip FPGA. 3. Belum dilakukan pengujian yang mewakili kondisi orbit ruang angkasa, untuk mendapatkan tingkat efisiensi energi pada perbedaan kondisi seperti: gravitasi, kecepatan, dan temperatur. 4. Untuk memudahkan uji coba fault tolerance, tugas modul dibuat sederhana, sehingga sinkronisasi pada modul dapat dilakukan dengan memberikan clock. Sinkronisasi belum dilakukan pada modul yang komplek. Tidak dibahas analisa time dependant dan efisiensi komputasi. 5. Tidak dilakukan pengujian dengan fault injection wihtout contact, sehingga belum dilakukan pemodelan skolastik radiasi pada orbit satelit dan analisis probabilistik. 6. Data GPS receiver yang digunakan diasumsikan selalu valid. 7. Fault tolerance hanya diterapkan pada non Geosynchronous orbit, pada penelitian ini akan dianalisa hanya pada Sun Synchronous Polar Orbit (SSPO). SSPO dipilih dikarenakan untuk menunjang kebutuhan misi penginderaan jauh. 6

9 1.5. Kontribusi Penelitian tentang radiasi pada orbit menunjukkan bahwa tingkat radiasi pada lintasan orbit berbeda-beda, radiasi berbahaya banyak terjadi pada saat satelit berada pada area tertentu. Penelitian tentang fault tolerance yang ada, khususnya untuk satelit, tidak memperhatikan kondisi lintasan orbit tersebut. Apakah pada lintasan orbit tertentu mempunyai banyak radiasi berbahaya yang menyebabkan terjadinya fault pada sistem atau tidak. Jika fault tolerance yang didesain membutuhkan resource yang besar sebagai akibat kebutuhan robustness yang tinggi maka penghematan resource tidak dapat dilakukan, dalam hal ini fault tolerance yang didesain bekerja sepanjang waktu tanpa perubahan konfigurasi. Melihat hal tersebut, diperlukan kontribusi baru dalam cara pandang penerapan fault tolerance dengan dua mode. Pada saat terjadi banyak radiasi pada OBC maka diterapkan Critical Mode, jika tidak kembali ke Default Mode. Dengan penerapan hal itu membuat sistem yang didesain menjadi lebih efisien karena bekerja hanya pada saat yang dibutuhkan dan tingkat robustness akan tetap terjaga pada saat yang dibutuhkan. Sehingga kontribusi dari penelitian ini adalah menghasilkan desain fault tolerance dua mode yang lebih efisien yang dapat diimplementasikan pada FPGA. 7

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Failure adalah ketidakmampuan dari sebuah sistem untuk melakukan operasi dari kebutuhan yang telah ditetapkan (Chillarege, 2014). Fault adalah beberapa sebab yang

Lebih terperinci

Voter dan error detector Pengujian Sistem Pengujian perpindahan mode Pengujian dengan fault injection...

Voter dan error detector Pengujian Sistem Pengujian perpindahan mode Pengujian dengan fault injection... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN...iii PERNYATAAN... iv MOTO DAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiv PENGERTIAN DAN SINGKATAN... xv INTISARI... xviii ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi satelit begitu cepat akhir-akhir ini. Saat ini IT Telkom sedang mengembangkan satelit nano atau nanosatelit untuk keperluan riset. Nanosatelit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi dijital telah menunjukkan pengaruh yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Dimulai sejak kurang lebih era tahun 60-an dimana suatu rangkaian

Lebih terperinci

ABSTRAK. tag atau card. Teknologi RFID itu sendiri terfokus pada identifikasi sebuah object

ABSTRAK. tag atau card. Teknologi RFID itu sendiri terfokus pada identifikasi sebuah object ABSTRAK RFID adalah teknologi yang digunakan untuk membaca data pada RFID tag atau card. Teknologi RFID itu sendiri terfokus pada identifikasi sebuah object melalui rangkaian kode yang hanya dapat dibaca

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Teknik design untuk mencapai Fault Tolerance

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Teknik design untuk mencapai Fault Tolerance BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teknik design untuk mencapai Fault Tolerance Fault tolerance system adalah suatu sistem yang dapat melanjutkan tugasnya dengan benar meskipun terjadi kegagalan perangkat keras

Lebih terperinci

Analisa Model Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC)

Analisa Model Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC) Analisa Model Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC) Ferry Wahyu Wibowo 1 Jurusan Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Yogyakarta, Jl. Ring Road

Lebih terperinci

Lampiran A : Listing Instruksi Lampiran B : Tabel

Lampiran A : Listing Instruksi Lampiran B : Tabel ABSTRAK Penggunaan mikrokontroller semakin meluas ke berbagai bidang. MCU (Micro Controller Unit) sekarang ini digunakan bukan saja untuk melakukan penghitungan yang rumit atau pengolahan data, tetapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah lebih dari 20 tahun, Indonesia menjadi negara pengoperasi dan pengguna teknologi antariksa satelit. Bahkan termasuk jajaran negara pengguna

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. diprogram secara digital ditemukan seperti IC sederhana seperti General Array

BAB 1. Pendahuluan. diprogram secara digital ditemukan seperti IC sederhana seperti General Array BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia dalam segala aspek kehidupan makin hari semakin cepat apalagi belakangan ini sangat pesat sekali perkembangnya, terutama perkembangan pada dunia

Lebih terperinci

Pengenalan & Konsep Dasar FPGA. Veronica Ernita Kristianti

Pengenalan & Konsep Dasar FPGA. Veronica Ernita Kristianti Pengenalan & Konsep Dasar FPGA Veronica Ernita Kristianti Apa itu FPGA? FPGA adalah suatu IC program logic dengan arsitektur seperti susunan matrik sel-sel logika yang dibuat saling berhubungan satu sama

Lebih terperinci

Design Capture dalam Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC)

Design Capture dalam Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC) Design Capture dalam Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC) Ferry Wahyu Wibowo 1 Jurusan Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Yogyakarta, Jl. Ring

Lebih terperinci

PERANCANGAN PLC MENGGUNAKAN FPGA

PERANCANGAN PLC MENGGUNAKAN FPGA PERANCANGAN PLC MENGGUNAKAN FPGA Satrio Dewanto 1 ; Hadi Yoshua 2 ; Bambang 3 ; Muhammad Nabil 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara, Jalan K.H. Syahdan No. 9,

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG KONFIGURASI SISTEM SATELIT INASAT-1 UNTUK APLIKASI KOMUNIKASI DATA APRS DAN VOICE REPEATER. Ery Fitrianingsih Gunawan S.

PERANCANGAN ULANG KONFIGURASI SISTEM SATELIT INASAT-1 UNTUK APLIKASI KOMUNIKASI DATA APRS DAN VOICE REPEATER. Ery Fitrianingsih Gunawan S. PERANCANGAN ULANG KONFIGURASI SISTEM SATELIT INASAT-1 UNTUK APLIKASI KOMUNIKASI DATA APRS DAN VOICE REPEATER Ery Fitrianingsih Gunawan S. Prabowo LATAR BELAKANG Penambahan misi: Voice cross-band repeater

Lebih terperinci

PLA & PLD Programmable Logic Array Programmable Logic Device

PLA & PLD Programmable Logic Array Programmable Logic Device PLA & PLD Programmable Logic Array Programmable Logic Device Missa Lamsani Hal 1 Macam-macam Penyusunan Rangkaian Digital IC digital diskret Programmable logic SPLD CPLD FPGA ASIC Missa Lamsani Hal 2 Sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah cryptocurrency akhir-akhir ini (setelah kemunculan bitcoin pada tahun 2009) secara terus menerus menjadi lebih banyak dibicarakan oleh banyak kalangan. Dimulai

Lebih terperinci

Implementasi Prototipe Sistem Kontrol Elevator Berbasis FPGA Menggunakan VHDL

Implementasi Prototipe Sistem Kontrol Elevator Berbasis FPGA Menggunakan VHDL Implementasi Prototipe Sistem Kontrol Elevator Berbasis FPGA Menggunakan VHDL Agfianto Eko Putra 1, Heru Arif Yuliadi 2 1,2 Elektronika dan Instrumentasi (ELINS), FMIPA Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur,

Lebih terperinci

Virtual Memory Ch. 9. Virtual Memory. SISTIM OPERASI (Operating System) IKI Johny Moningka

Virtual Memory Ch. 9. Virtual Memory. SISTIM OPERASI (Operating System) IKI Johny Moningka Virtual Memory Ch. 9 SISTIM OPERASI (Operating System) IKI-00 Johny Moningka (moningka@cs.ui.ac.id) Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Semester 000/00 Virtual Memory Background Demand Paging

Lebih terperinci

i ABSTRACT ii KATA PENGANTAR viii DAFTAR GAMBAR

i ABSTRACT ii KATA PENGANTAR viii DAFTAR GAMBAR ABSTRACT The fast growing of technology, specially in communication technology has help people to get closer and communicate easier one to each other. One of the most develop in communication system is

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan teknologi digital, maka perangkat tersebut memiliki sebuah integrated

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan teknologi digital, maka perangkat tersebut memiliki sebuah integrated BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi digital kini sudah dapat dinikmati hampir di semua produk yang ada di sekitar kita. Mulai dari kamera, televisi, telepon, sampai mesin cuci. Jika sebuah perangkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia selalu berusaha untuk mengembangkan alat bantu yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia selalu berusaha untuk mengembangkan alat bantu yang dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia pada dasarnya selalu menginginkan adanya seorang pembantu disebelahnya yang selalu siap melayani kapanpun dan dimanapun. Sehingga manusia selalu berusaha untuk

Lebih terperinci

Struktur Sistem Komputer

Struktur Sistem Komputer Struktur Sistem Komputer Pengampu Mata Kuliah Casi Setianingsih (CSI) Hp : 081320001220 (WA Only) Email Tugas : casie.sn@gmail.com Email Tel-U : setiacasie@telkomuniversity.ac.id Komposisi Penilaian Quiz

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING METODE EFISIENSI AREA INTEGRATED CIRCUIT (IC) DENGAN REDUKSI WORDLENGTHS UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERANGKAT KOMPUTASI ELEKTRONIK Tahun ke 2 dari rencana 3 tahun

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING METODE EFISIENSI AREA INTEGRATED CIRCUIT (IC) DENGAN REDUKSI WORDLENGTHS UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERANGKAT KOMPUTASI ELEKTRONIK Tahun ke 1 dari rencana 3 tahun

Lebih terperinci

Interupsi Bagian Memori ROM (Read Only Memory) RAM (Random Access Memory) Komuniksai Serial...

Interupsi Bagian Memori ROM (Read Only Memory) RAM (Random Access Memory) Komuniksai Serial... ABSTRAK Data curah hujan banyak diperlukan di berbagai bidang kehidupan manusia, karena itu sangat diperlukan alat yang berguna untuk mengukur kuantitas curah hujan secara otomatis agar pengukuran curah

Lebih terperinci

P11 BUS Universitas Mercu Buana Yogyakarta

P11 BUS Universitas Mercu Buana Yogyakarta P11 BUS Universitas Mercu Buana Yogyakarta A. Sidiq P. Buses Sampai saat ini terjadi perkembangan struktur interkoneksi, namun yang banyak digunakan saat ini adalah sistem bus. Single and multiple BUS

Lebih terperinci

Struktur Sistem Komputer. Abdullah Sistem Informasi Universitas Binadarma

Struktur Sistem Komputer. Abdullah Sistem Informasi Universitas Binadarma Struktur Sistem Komputer Abdullah Sistem Informasi Universitas Binadarma Pembahasan Operasi Sistem Komputer Struktur I/O Struktur Storage Hirarki Storage Proteksi Perangkat Keras Sistem Arsitektur Umum

Lebih terperinci

untuk ASIC tinggi, algoritma harus diverifikasi dan dioptimalkan sebelum implementasi. Namun dengan berkembangnya teknologi VLSI, implementasi perangk

untuk ASIC tinggi, algoritma harus diverifikasi dan dioptimalkan sebelum implementasi. Namun dengan berkembangnya teknologi VLSI, implementasi perangk IMPLEMENTASI SERIAL MULTIPLIERS 8 BIT KE DALAM IC FPGA SEBAGAI PENDUKUNG PERCEPATAN OPERASI PERKALIAN DALAM KOMPRESI CITRA Drs. Lingga Hermanto, MMSi 1 Iman Ilmawan Muharam 2 1. Dosen Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

Penganalan Routing dan Packet Forwarding

Penganalan Routing dan Packet Forwarding Penganalan Routing dan Packet Forwarding Pengenalan Routing dan Packet Forwarding Pada saat ini jaringan komputer memiliki peran yang signifikan pada kehidupan manusia, jaringan komputer mengubah cara

Lebih terperinci

Prio Handoko, S.Kom., M.T.I.

Prio Handoko, S.Kom., M.T.I. Sistem Operasi Prio Handoko, S.Kom., M.T.I. Program Studi Teknik Informatika Universitas Pembangunan Jaya Jl. Boulevard - Bintaro Jaya Sektor VII Tangerang Selatan Banten 15224 Deskripsi Proses Diagram

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah Kode / SKS Program Studi Fakultas : Pemrograman Devais FPGA : IT012254 / 2 SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Pengenalan dan konsep dasar FPGA TIU: konsep dasar FPGA

Lebih terperinci

DISTRIBUSI ANOMALI SATELIT SELAMA SIKLUS MATAHARI KE-23 BERDASARKAN ORBITNYA

DISTRIBUSI ANOMALI SATELIT SELAMA SIKLUS MATAHARI KE-23 BERDASARKAN ORBITNYA DISTRIBUSI ANOMALI SATELIT SELAMA SIKLUS MATAHARI KE-23 BERDASARKAN ORBITNYA 84 NEFLIA 2. Data dan metode Data satelit yang digunakan dalam analisis ini adalah satelit yang mengalami anomali selama siklus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi nirkabel mulai dari generasi 1 yaitu AMPS (Advance Mobile Phone

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi nirkabel mulai dari generasi 1 yaitu AMPS (Advance Mobile Phone BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem komunikasi mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama sistem komunikasi nirkabel. Hal ini dikarenakan tuntutan masyarakat akan kebutuhan komunikasi di

Lebih terperinci

Dukungan Sistem Operasi :

Dukungan Sistem Operasi : Dukungan Sistem Operasi : Kontrol Program, Penjadwalan dan Manajemen Memory STMIK-AUB SURAKARTA 1 Apa itu Sistem Operasi? Sistem operasi merupakan program yang mengontrol eksekusi program aplikasi dan

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Rekayasa Perangkat Lunak Lanjut Real Time System Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285640392988 SILABUS MATA KULIAH

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini transformasi wavelet banyak sekali digunakan dan bermanfaat untuk analisis numerik, analisis isyarat, aplikasi kontrol dan aplikasi audio [1]. Dalam analisis

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SWITCHING EMULATOR PSIM UNTUK AKTUALISASI SOFTWARE KE HARDWARE MENGGUNAKAN JAVA UNTUK APLIKASI INVERTER 1 FASA SKRIPSI.

RANCANG BANGUN SWITCHING EMULATOR PSIM UNTUK AKTUALISASI SOFTWARE KE HARDWARE MENGGUNAKAN JAVA UNTUK APLIKASI INVERTER 1 FASA SKRIPSI. RANCANG BANGUN SWITCHING EMULATOR PSIM UNTUK AKTUALISASI SOFTWARE KE HARDWARE MENGGUNAKAN JAVA UNTUK APLIKASI INVERTER 1 FASA SKRIPSI Oleh Triyanto Saefudin Zuhri NIM 101910201098 PROGRAM STUDI STRATA-1

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGENDALI PID DIGITAL DAN IMPLEMENTASINYA MENGGUNAKAN FPGA

PERANCANGAN PENGENDALI PID DIGITAL DAN IMPLEMENTASINYA MENGGUNAKAN FPGA PERANCANGAN PENGENDALI PID DIGITAL DAN IMPLEMENTASINYA MENGGUNAKAN FPGA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh DEDI TRIYANTO NIM

Lebih terperinci

PERANCANGAN KENDALI SAKLAR ON/OFF MENGGUNAKAN SMS ABSTRAK

PERANCANGAN KENDALI SAKLAR ON/OFF MENGGUNAKAN SMS ABSTRAK PERANCANGAN KENDALI SAKLAR ON/OFF MENGGUNAKAN SMS Yonas Kurniawan / 0727029 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Teknik, Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri 65 Bandung 40164, Indonesia ABSTRAK Semakin berkembangnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sistem sensor infra merah terdiri dari LED infra merah dan fotodioda. Fotodioda merupakan detektor cahaya infra merah yang dibantu penguat transistor. Dalam perancangan ini digunakan untuk mendeteksi

Lebih terperinci

II.4 Optocoupler...21 BAB III PERANCANGAN...22 III.1 Perancangan dan Realisasi Rangkaian Sensor...22 III.1.1 Modul Kompas...22 III.1.

II.4 Optocoupler...21 BAB III PERANCANGAN...22 III.1 Perancangan dan Realisasi Rangkaian Sensor...22 III.1.1 Modul Kompas...22 III.1. ABSTRAK Sejak jaman dahulu kala, kompas magnetik digunakan untuk mengetahui arah utara dari bumi (kutub utara). Dengan perkembangan teknologi dalam bidang navigasi dan elektronik saat ini dapat membantu

Lebih terperinci

Komponen-komponen Komputer

Komponen-komponen Komputer PERTEMUAN II Komponen-komponen Komputer Komponen CPU Register Register yang terdapat dalam CPU, yaitu : MAR (Memory Address Register) Menentukan alamat di dalam memori yang akan diakses untuk operasi Read/Write

Lebih terperinci

INTERFACE LCD DENGAN MENGGUNAKAN FPGA

INTERFACE LCD DENGAN MENGGUNAKAN FPGA INTERFACE LCD DENGAN MENGGUNAKAN FPGA Lukas Tanutama 1 ; Steven 2 ; Dhanny 3 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara Jalan K.H. Syahdan No 9, Palmerah, Jakarta Barat

Lebih terperinci

ASIC Application Spesific Integrated Circuit

ASIC Application Spesific Integrated Circuit ASIC Application Spesific Integrated Circuit Missa Lamsani Hal 1 ASIC Application Specific Integrated Circuit ASIC (application specific integrated circuit) adalah microchip atau semikonduktor yang dirancang

Lebih terperinci

Realisasi Perangkat Pemungutan Suara Nirkabel Berbasis Mikrokontroler

Realisasi Perangkat Pemungutan Suara Nirkabel Berbasis Mikrokontroler Realisasi Perangkat Pemungutan Suara Nirkabel Berbasis Mikrokontroler Disusun Oleh: Nama : Gugi Setiawan NRP : 0922014 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no. 65,

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR

PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR I. SEJARAH PENGEMBANGAN PROGRAM - PROGRAM BANYAK BERISI INSTRUKSI GOTO - BERISI PROSES YANG MELOMPAT MUNDUR KEBARIS SEBELUMNYA Mulai : GOTO Hitung Hitung : GOTO Hitung IDE-IDE :

Lebih terperinci

Read Only Memory (ROM) berbasis Field Programmable Gate Array (FPGA) menggunakan VHDL (VHSIC Hardware Description Language)

Read Only Memory (ROM) berbasis Field Programmable Gate Array (FPGA) menggunakan VHDL (VHSIC Hardware Description Language) Read Only Memory (ROM) berbasis Field Programmable Gate Array (FPGA) menggunakan VHDL (VHSIC Hardware Description Language) Ferry Wahyu Wibowo 1 Jurusan Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Yogyakarta, Jl.

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 7 Memori Internal Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Pengemasan (Packging) Pengemasan (Packging) Gambar (a) EPROM yang merupakan keping 8

Lebih terperinci

Aplikasi Thermopile Array untuk Thermoscanner Berbasis Mikrokontroler ATmega16. Disusun Oleh : Nama : Wilbert Tannady Nrp :

Aplikasi Thermopile Array untuk Thermoscanner Berbasis Mikrokontroler ATmega16. Disusun Oleh : Nama : Wilbert Tannady Nrp : Aplikasi Thermopile Array untuk Thermoscanner Berbasis Mikrokontroler ATmega16 Disusun Oleh : Nama : Wilbert Tannady Nrp : 0822080 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri,

Lebih terperinci

MULTIPLEKSER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD)

MULTIPLEKSER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD) MULTIPLEKSER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD) Oleh Muhammad Irmansyah Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT In middle 1990, electronics industry had the evolution of personal

Lebih terperinci

Kebijakan Data Center di Indonesia

Kebijakan Data Center di Indonesia Indonesia Internet Expo & Summit (IIXS) 2016 Kebijakan Data Center di Indonesia Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Jakarta, 24 November 2016 Apa itu Data Center?...Data Center works as a Hub and

Lebih terperinci

Arsitektur Komputer, Mikroprosesor dan Mikrokontroller. TTH2D3 Mikroprosesor

Arsitektur Komputer, Mikroprosesor dan Mikrokontroller. TTH2D3 Mikroprosesor Arsitektur Komputer, Mikroprosesor dan Mikrokontroller TTH2D3 Mikroprosesor Organisasi berkaitan dengan fungsi dan desain bagian-bagian sistem komputer digital yang menerima, menyimpan dan mengolah informasi.

Lebih terperinci

Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta

Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta Materi Kuliah : Sistem Operasi / OS Semester Genap E.N. Tamatjita 1 Pertemuan Ke-9 & 10 Memory Management : a. Main Memory b. Virtual Memory a. Main Memory

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa studi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa studi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa studi literatur berupa mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan pembahasan

Lebih terperinci

32-bit and 64-bit Windows: Frequently asked questions

32-bit and 64-bit Windows: Frequently asked questions 32-bit and 64-bit Windows: Frequently asked questions // // Here are answers to some common questions about the 32-bit and 64-bit versions of Windows. Frequently asked questions Collapse all What is the

Lebih terperinci

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB MODUL 2 PENGENALAN DESAIN MENGGUNAKAN FPGA Iskandar Setiadi (13511073) Asisten: Alfian Abdi / 13208044 Tanggal Percobaan: 01/10/2012 EL2195-Praktikum Sistem Digital Laboratorium Dasar Teknik Elektro -

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM SORTIR BARANG DENGAN MENGGUNAKAN DUA CONVEYOR TERINTEGRASI BERBASIS PLC OMRON CPM2A

IMPLEMENTASI SISTEM SORTIR BARANG DENGAN MENGGUNAKAN DUA CONVEYOR TERINTEGRASI BERBASIS PLC OMRON CPM2A IMPLEMENTASI SISTEM SORTIR BARANG DENGAN MENGGUNAKAN DUA CONVEYOR TERINTEGRASI BERBASIS PLC OMRON CPM2A Violeta Cintya Dewi¹, M Ary Murti.², Porman Pangaribuan.³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom

Lebih terperinci

Jaringan Switching. Untuk transmisi data yang melampaui area lokal. Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data.

Jaringan Switching. Untuk transmisi data yang melampaui area lokal. Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data. Circuit Switching Jaringan Switching Untuk transmisi data yang melampaui area lokal. Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data. Jaringan switching sederhana Jaringan circuit switching 3 tahap komunikasi

Lebih terperinci

Algoritma Pergantian Page (Page Replacement) Heri Kurniawan OS-Gasal 2009/2010

Algoritma Pergantian Page (Page Replacement) Heri Kurniawan OS-Gasal 2009/2010 Algoritma Pergantian Page (Page Replacement) Heri Kurniawan OS-Gasal 2009/2010 Tujuan Pembelajaran Memahami algoritma pergantian page - FIFO - Optimal - Least Recently Used (LRU) - Least Recently Used

Lebih terperinci

DESAIN MODEL SMARTHOME SYSTEM BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

DESAIN MODEL SMARTHOME SYSTEM BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 DESAIN MODEL SMARTHOME SYSTEM BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 *Hermawan Setiadi 1, Munadi 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

MONITORING DAN PENGISIAN TOKEN PULSA PADA KWH METER MENGGUNAKAN SMARTPHONE ANDROID. Alfathoni Agustian Alaziz 1, Ir. Syahrul, M.

MONITORING DAN PENGISIAN TOKEN PULSA PADA KWH METER MENGGUNAKAN SMARTPHONE ANDROID. Alfathoni Agustian Alaziz 1, Ir. Syahrul, M. MONITORING DAN PENGISIAN TOKEN PULSA PADA KWH METER MENGGUNAKAN SMARTPHONE ANDROID Alfathoni Agustian Alaziz 1, Ir. Syahrul, M.T 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung 1 alfathoni_toni@yahoo.com,

Lebih terperinci

Antarmuka CPU. TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto. Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro.

Antarmuka CPU. TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto. Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro. TSK304 - Teknik Interface dan Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Dasar-dasar elektronik dan kebutuhan desain mikroprosesor Interkoneksi CPU, memori

Lebih terperinci

TI2043 Organisasi dan Arsitektur Komputer Tugas 2 Interrupt Driven I/O

TI2043 Organisasi dan Arsitektur Komputer Tugas 2 Interrupt Driven I/O TI2043 Organisasi dan Arsitektur Komputer Tugas 2 Interrupt Driven I/O Aditya Legowo Pra Utomo 2B 08501039 Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Organisasi dan Arsitektur Komputer

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

SINYAL INTERUPSI. 1. Latar Belakang

SINYAL INTERUPSI. 1. Latar Belakang SINYAL INTERUPSI 1. Latar Belakang Sistem komputer tidak akan berguna tanpa adanya peralatan input dan output. Operasioperasi I/O diperoleh melalui sejumlah perangkat eksternal yang menyediakan alat untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Arduino UNO, SW420, Alarm Gempa. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Arduino UNO, SW420, Alarm Gempa. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring dengan semakin rusaknya alam yang manusia tinggali, kejadian alam dan bencana alam semakin sering terjadi. Salah satu bencana alam yang pada akhir-akhir ini semakin sering terjadi adalah

Lebih terperinci

Struktur Sistem Komputer

Struktur Sistem Komputer Struktur Sistem Komputer ARSITEKTUR UMUM SISTEM KOMPUTER Sistem Komputer Sistem komputer terdiri atas CPU dan sejumlah perangkat pengendali yang terhubung melalui sebuah bus yang menyediakan akses ke memori

Lebih terperinci

Ring Bus. Ring Bus System

Ring Bus. Ring Bus System Ring Bus The Ring Bus configuration is shown in Fig-F. The breakers are so connected and forms a ring. There are isolators on both sides of each breaker. Circuits terminate between the breakers. The number

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 : Xilinx Foundation Series

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 : Xilinx Foundation Series BAB I PENDAHULUAN OBYEKTIF : - Memahami perangkat lunak Xilinx secara umum - Memahami komponen-komponen simulator Xilinx 1.1 Perangkat Lunak Xilinx Xilink ( Xilink Foundation Series) adalah suatu perangkat

Lebih terperinci

RIP dan Static Routing

RIP dan Static Routing MODUL PRAKTIKUM RIP dan Static Routing A. Uraian Materi A.1 Komponen-komponen dari Router 1. CPU (Central Processing Unit) Berfungsi untuk mengeksekusi instruksi pada Operating System. Fungsi yang lain

Lebih terperinci

Thread, SMP, dan Microkernel (P ( e P rtemuan ua ke-6) 6 Agustus 2014

Thread, SMP, dan Microkernel (P ( e P rtemuan ua ke-6) 6 Agustus 2014 Thread,, SMP, dan Microkernel (Pertemuan ke-6) Agustus 2014 Pokok Bahasan Pokok Bahasan: Thread, SMP, dan Microkernel Sub Pokok Bahasan: Multithreading Fungsionalitas thread Jenis-jenis thread TIU: Mahasiswa

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitras Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitras Kristen Maranatha ABSTRAK Kemudahan dalam bertransaksi merupakan hal yang didambakan oleh semua orang. Tidak hanya kemudahan dalam transaksi jual beli saja, namun dalam hal sewa-menyewa sebuah barang pun diharapkan adanya

Lebih terperinci

Simulasi Aplikasi Kendali Multi-Model pada Plant Kolom Distilasi ABSTRAK

Simulasi Aplikasi Kendali Multi-Model pada Plant Kolom Distilasi ABSTRAK Simulasi Aplikasi Kendali Multi-Model pada Plant Kolom Distilasi Galih Aria Imandita / 0322146 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung

Lebih terperinci

Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader. Yeni Agustina

Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader. Yeni Agustina Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader Yeni Agustina 10101804 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah RFID (Radio Frequency Identification) adalah

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi Informasi: Komunikasi Data. Hanif Fakhrurroja, MT

Pengantar Teknologi Informasi: Komunikasi Data. Hanif Fakhrurroja, MT Pengantar Teknologi Informasi: Komunikasi Data Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2012 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Definisi Komunikasi data adalah bergeraknya data dari satu titik

Lebih terperinci

PROTEKSI MEMORI DAN CPU TERHADAP KESALAHAN PROGRAM PADA SISTEM OPERASI

PROTEKSI MEMORI DAN CPU TERHADAP KESALAHAN PROGRAM PADA SISTEM OPERASI PROTEKSI MEMORI DAN CPU TERHADAP KESALAHAN PROGRAM PADA SISTEM OPERASI Septilia Arfida Dosen pada Jurusan Teknik Informatika, Informatics & Business Institute Darmajaya Jl. Z.A Pagar Alam No 93, Bandar

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DI SMK BATIK SAKTI 2 KEBUMEN. Naskah Publikasi

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DI SMK BATIK SAKTI 2 KEBUMEN. Naskah Publikasi ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DI SMK BATIK SAKTI 2 KEBUMEN Naskah Publikasi diajukan oleh Nunung Erfina 08.12.3123 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM

Lebih terperinci

Mahasiswa dapat memahami konsep dasar deskripsi dan kontrol pada proses

Mahasiswa dapat memahami konsep dasar deskripsi dan kontrol pada proses Deskripsi dan Kontrol Proses (Pertemuan ke-3) Agustus 2014 Pokok Bahasan Pokok Bahasan: Deskripsi dan Kontrol Proses Sub Pokok Bahasan: Konsep proses Elemen-elemen proses Model proses 2 status, 5 status,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI. Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia. 2.1 Komunikasi Data

KOMUNIKASI. Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia. 2.1 Komunikasi Data KOMUNIKASI Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia 2.1 Komunikasi Data Komunikasi data merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi

Lebih terperinci

Cache Memori (bagian 3)

Cache Memori (bagian 3) Cache Memori (bagian 3) (Pertemuan ke-13) Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Endro Ariyanto Maret 2015 Elemen Perancangan Cache Ukuran (Size) cache Mapping Cache-Main memory

Lebih terperinci

TESTER IC DIGITAL BERBASIS AVR ATMEGA 8535

TESTER IC DIGITAL BERBASIS AVR ATMEGA 8535 TESTER IC DIGITAL BERBASIS AVR ATMEGA 8535 Laporan Tugas Akhir oleh : KUSTINA J0D 006 016 PROGRAM STUDI D III INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

MODUL TRAINING PRAKTIKUM MENGGUNAKAN FPGA

MODUL TRAINING PRAKTIKUM MENGGUNAKAN FPGA MODUL TRAINING PRAKTIKUM MENGGUNAKAN FPGA Dwi Herlambang; Dicki Hugo Joputra; Rudy Susanto Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

Mahasiswa dapat memahami konsep dasar deskripsi dan kontrol pada proses

Mahasiswa dapat memahami konsep dasar deskripsi dan kontrol pada proses Deskripsi dan Kontrol Proses (Pertemuan ke-4) Agustus 2014 Pokok Bahasan Pokok Bahasan: Deskripsi dan Kontrol Proses Sub Pokok Bahasan: TIU: TIK: Model proses 7 status Struktur kontrol sistem operasi dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN ABSTRACT Nowadays, Information exchange become more easy as the technology progress growing fast. This could unite peolple from around the world without knowing time and place. Cryptography has become

Lebih terperinci

II Protokol Remote Link II Protokol Modbus II Request Read N Bits. 16 II Request Read N Words. 16 II

II Protokol Remote Link II Protokol Modbus II Request Read N Bits. 16 II Request Read N Words. 16 II ABSTRAK Perkembangan dalam bidang industri dewasa ini semakin maju. Sebagian besar bidang industri telah menggunakan teknologi otomasi industri, pengendalian mesin-mesin industri telah dilakukan dengan

Lebih terperinci

Konsep Sistem Operasi (Sesi 2)

Konsep Sistem Operasi (Sesi 2) Konsep Sistem Operasi (Sesi 2) Oleh: Satrio Yudho Jakarta 2008 Tujuan Memahami karakteristik Sistem Operasi. Memahami Evolusi Sistem Operasi dan perubahan pada setiap generasi. Memahami Struktur Komputer

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-10 Cache Memory

Pertemuan Ke-10 Cache Memory Pertemuan Ke-10 Cache Memory Kapasitas relatif lebih kecil dari main memory, tetapi memiliki kecepatan yang relativ lebih tinggi dibanding main memory Cache memory merupakan suatu memori buffer (salinan

Lebih terperinci

PENGARUH GANGGUAN LINGKUNGAN ANTARIKSA PADA SISTEM ELEKTRONIK LAPAN-TUBSAT (EFFECT OF SPACE ENVIRONMENT DISTURBANCE IN LAPAN-TUBSAT SATELLITE)

PENGARUH GANGGUAN LINGKUNGAN ANTARIKSA PADA SISTEM ELEKTRONIK LAPAN-TUBSAT (EFFECT OF SPACE ENVIRONMENT DISTURBANCE IN LAPAN-TUBSAT SATELLITE) PENGARUH GANGGUAN LINGKUNGAN ANTARIKSA PADA SISTEM ELEKTRONIK LAPAN-TUBSAT (EFFECT OF SPACE ENVIRONMENT DISTURBANCE IN LAPAN-TUBSAT SATELLITE) Nayla Najati Perekayasa Bidang Teknologi Ruas Bumi, LAPAN

Lebih terperinci

P10 Media I/O Universitas Mercu Buana Yogyakarta

P10 Media I/O Universitas Mercu Buana Yogyakarta P10 Media I/O Universitas Mercu Buana Yogyakarta A. Sidiq P. 1 Sistem Komputer Komponen utama sistem komputer : CPU Memory (Primary & Secondary) I/O Devices Ex : I Keyboard, Mouse, Modem Ex : O Monitor,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI PLC (Programable Logic Control) adalah kontroler yang dapat diprogram. PLC didesian sebagai alat kontrol dengan banyak jalur input dan output. Pengontrolan dengan menggunakan PLC

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digital sebagai alat yang penting dalam teknologi saat ini menuntut adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. digital sebagai alat yang penting dalam teknologi saat ini menuntut adanya sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya penggunaan komunikasi digital dan munculnya komputer digital sebagai alat yang penting dalam teknologi saat ini menuntut adanya sistem komunikasi yang dapat

Lebih terperinci

Sistem Operasi 9. Virtual Memory. Antonius Rachmat C, S.Kom, M.Cs

Sistem Operasi 9. Virtual Memory. Antonius Rachmat C, S.Kom, M.Cs Sistem Operasi 9 Virtual Memory Antonius Rachmat C, S.Kom, M.Cs Virtual Memory Tidak bisa semua memory logik dipetakan semuanya ke memory fisik, walau dynamic loading bs melakukannya Memori virtual merupakan

Lebih terperinci

FPGA Field Programmable Gate Array

FPGA Field Programmable Gate Array FPGA Field Programmable Gate Array Missa Lamsani Hal 1 FPGA FPGA (Field Programable Gate Array) adalah rangkaian digital yang terdiri dari gerbanggerbang logika dan terinterkoneksi sehingga dapat terhubung

Lebih terperinci

William Stallings Computer Organization and Architecture

William Stallings Computer Organization and Architecture William Stallings Computer Organization and Architecture Chapter 3 Sistem Bus (sistem dan struktur interkoneksi komputer) Konsep Program Sistem Hardware-nya tidak dapat diubah-ubah Fungsi kerja hardware

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin canggih, membuat beberapa bidang menjadi berkembang pesat, salah satunya dibidang transportasi. Teknologi

Lebih terperinci

REALISASI ERROR-CORRECTING BCH CODE MENGGUNAKAN PERANGKAT ENKODER BERBASIS ATMEGA8535 DAN DEKODER MENGGUNAKAN PROGRAM DELPHI

REALISASI ERROR-CORRECTING BCH CODE MENGGUNAKAN PERANGKAT ENKODER BERBASIS ATMEGA8535 DAN DEKODER MENGGUNAKAN PROGRAM DELPHI REALISASI ERROR-CORRECTING BCH CODE MENGGUNAKAN PERANGKAT ENKODER BERBASIS ATMEGA8535 DAN DEKODER MENGGUNAKAN PROGRAM DELPHI Disusun Oleh : Reshandaru Puri Pambudi 0522038 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT. Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkuit

BAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT. Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkuit BAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT 2.1 Konsep Switching Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkuit masukan dan keluaran yang disebut dengan inlet dan outlet.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dunia jaringan komputer (computer network). Penerapan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. adalah dunia jaringan komputer (computer network). Penerapan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi yang dinilai sangat pesat dalam perkembangannya adalah dunia jaringan komputer (computer network). Penerapan teknologi informasi khususnya jaringan

Lebih terperinci

Pembangunan Sistem lnformasi (2)

Pembangunan Sistem lnformasi (2) Pembangunan Sistem lnformasi (2) Metode Daur Hidup System Development Life Cycle (SDLC) Metode daur hidup ini terdiri atas 5 tahapan proses, yaitu: 1. Perencanaan (Planning) 2. Analisis (Analysis) 3. Desain/Perancangan

Lebih terperinci