LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI"

Transkripsi

1 2015 LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SEMESTER II TAHUN 2015 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 1

2 DAFTAR ISI Daftar Isi.. 2 Kata Pengantar 3 Bab I. Pendahuluan... 4 A. Latar Belakang.. 4 B. Tujuan 5 C. Ruang Lingkup. 5 Bab II. Monitoring dan Evaluasi Reformasi. 6 A. Monitoring dan Evaluasi Reformasi Badan POM Tahun B. Tindak Lanjut atas Hasil Evaluasi RB oleh Kementerian PAN dan RB 6 7 Bab III. Simpulan, Hambatan, dan Saran. 16 A. Simpulan.. 16 B. Hambatan 16 C. Saran Lampiran. 19 2

3 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas disusunnya Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Badan POM Semester II Tahun 2015 ini. Dalam rangka menilai kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi di Badan POM dan memastikan pelaksanaannya berjalan sesuai dengan yang diharapkan, Badan POM telah membentuk Tim Monitoring dan Evaluasi yang ditetapkan dalam Keputusan Kepala Badan POM No. HK tahun 2015 tentang Pembentukan Tim Reformasi Badan POM.Tim Monitoring dan Evaluasi bertugas memastikan rencana aksi berjalan sesuai target yang telah ditetapkan, mengkoordinir percepatan implementasi pelaksanaan reformasi birokrasi, dan memastikan hasil evaluasi telah ditindaklanjuti oleh masing-masing Tim Pelaksana. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh Tim Monitoring dan Evaluasi dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang lebih obyektif tentang kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi dan menilai hasil pelaksanaannya. Ruang lingkup kegiatan monitoring dan evaluasipelaksanaan reformasi birokrasi yang dituangkan dalam laporan ini meliputi 8 (delapan) area perubahan, yaitu Mental Aparatur, Pengawasan, Akuntabilitas, Kelembagaan, Tatalaksana, SDM Aparatur, Peraturan Perundang-undangan, dan Pelayanan Publik. Badan POM senantiasa melakukan tindak lanjut atas saran-saran perbaikan yang diberikan baik dari pihak internal maupun eksternal Badan POM. Perbaikan secara terus-menerus (continuous improvement) dalam melaksanakan program reformasi birokrasi telah menjadi komitmen Badan POMuntuk mendukung terciptanya Badan POM yang lebih baik. Akhir kata semoga Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Badan POM Semester II Tahun 2015 ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingandan menjadi bahan perbaikan untuk pelaksanaan ke depannya. Jakarta, 00Januari 2016 Inspektur Badan POM selaku Ketua Tim Monev RB, Dra. Zulaimah, Apt., M.Si NIP

4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik, Badan POM melaksanakan reformasi birokrasi secara menyeluruh yang dilaksanakan bertahap 5 (lima) tahunan sampai tahun 2025 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) telah disusun strategi pembangunan melalui tiga dimensi pembangunan, yaitu: 1. Dimensi Pembangunan Manusia, yang meliputi pendidikan, kesehatan, perumahan, dan mental/karakter. 2. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan, yang meliputi kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan ketenagalistrikan, kemaritiman dan kelautan, serta pariwisata dan industri. 3. Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan, yang meliputi antar kelompok pendapatan, antar wilayah desa, pinggiran, luar Jawa, dan Kawasan Timur. Untuk menjamin terlaksananya tiga dimensi tersebut tentunya juga didukung dengan kepastian dan penegakan hukum, keamanan, dan ketertiban, politik dan demokrasi serta tata kelola reformasi birokrasi yang seharusnya berjalan dengan baik. Oleh karena itu pelaksanaan reformasi birokrasi di Badan POM memiliki peran yang penting untuk mendukung pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh Badan POM dalam rangka pengawasan obat dan makanan. Pada tujuan akhir lima tahun ke depan diharapkan Badan POM sudah beranjak pada tahapan selanjutnya dengan berbasis kinerja yang akan mencapai visi reformasi birokrasi secara nasional pada tahun 2025 Terwujudnya Pemerintahan Kelas Dunia, yaitu pemerintahan yang profesional dan berintegritas tinggi yang mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dan manajemen pemerintahan yang demokratis. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, telah dirumuskan sasaran reformasi birokrasi Badan POM yaitu: 1. yang bersih dan akuntabel. 2. yang efektif dan efisien. 3. yang memiliki pelayanan publik berkualitas. Selanjutnya untuk mencapai sasaran tersebut, Badan POM telah memiliki Road Map Reformasi yang dimaksudkan sebagai pedoman dan arahan bagi para pengambil kebijakan/keputusan di lingkungan Badan POM dalam melaksanakan reformasi birokrasi Badan POM dan agar diperoleh kesamaan pola pikir dan pola tindak lanjut dari seluruh jajaran Badan POM mulai dari tingkat pimpinan tertinggi hingga terendah dalam pelaksanaan reformasi birokrasi secara terpadu dan utuh. Dalam perjalanan membangun reformasi birokrasi di Badan POM maka diperlukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi di Badan POM agar rencana 4

5 aksi yang dituangkan dalam Road Map Reformasi dapat berjalan sesuai jadwal, target-target, dan tahapan sebagaimana telah ditetapkan. B. Tujuan Monitoring dan evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi di Badan POM bertujuan untuk: 1. Memastikan rencana aksi berjalan sesuai target yang telah ditetapkan. 2. Mengkoordinir percepatan implementasi pelaksanaan reformasi birokrasi. 3. Memastikan hasil evaluasi telah ditindaklanjuti oleh masing-masing tim pelaksana. C. Ruang Lingkup Kegiatan monitoring dan evaluasi meliputi dua sub kegiatan dengan ruang lingkup sebagai berikut: A. Monitoring Ruang lingkup kegiatan pemantauan kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi atas pelaksanaan program reformasi birokrasi yang telah ditetapkan dalamroad Map Reformasi Badan POM. B. Evaluasi Ruang Lingkup kegiatan evaluasi kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Badan POM atas pelaksanaan program reformasi birokrasi pada 8 (delapan) area perubahan, yaitu: 1) Mental Aparatur. 2) Pengawasan. 3) Akuntabilitas. 4) Kelembagaan. 5) SDM Aparatur. 6) Tatalaksana. 7) Penguatan Peraturan Perundang-undangan. 8) Pelayanan Publik. 5

6 BAB II MONITORING DAN EVALUASI REFORMASI BIROKRASI A. Monitoring dan Evaluasi Reformasi Badan POM Tahun 2015 Untuk mewujudkan ketiga sasaran reformasi birokrasi sebagaimana disebutkan di atas, ditetapkan area-area perubahan birokrasi. -perubahan pada area tertentu dalam lingkup birokrasi diharapkan menciptakan kondisi yang kondusif untuk mendukung pencapaian tiga sasaran reformasi birokrasi, yaitu sebagai berikut: a. yang bersih dan akuntabel Arah kebijakan dari sasaran ini meliputi: 1. Penerapan sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif. 2. Penerapan pengawasan yang independen, profesional, dan sinergis. 3. Peningkatan kualitas pelaksanaan dan integrasi antarasistem akuntabilitas keuangan dan kinerja. 4. Peningkatan fairness, transparansi, dan profesionalisme dalam pengadaan barang dan jasa. Meliputi area perubahan: 1) Mental Aparatur 2) Pengawasan 3) Akuntabilitas b. yang efektif dan efisien Arah kebijakan dari sasaran ini meliputi: 1. Penguatan agenda Reformasi Nasional dan peningkatan kualitasimplementasinya. 2. Penataan kelembagaan instansi pemerintah yang tepat ukuran, tepat fungsi,dan sinergis. 3. Penataan bisnis proses yang sederhana, transparan, partisipatif, dan berbasisegovernment. 4. Penerapan manajemen ASN yang transparan, kompetitif, dan berbasis merit untuk mewujudkan ASN yang profesional dan bermartabat. 5. Penerapan sistem manajemen kinerja nasional yang efektif. 6. Peningkatan kualitas kebijakan publik. 7. Pengembangan kepemimpinan untuk perubahan dalam birokrasi untukmewujudkan kepemimpinan yang visioner, berkomitmen tinggi, dan transformatif. 8. Peningkatan efisiensi (belanja aparatur) penyelenggaraan birokrasi. 9. Penerapan manajemen kearsipan yang handal,komprehensif, dan terpadu. Meliputi area perubahan: 1) Kelembagaan 2) Tatalaksana 3) SDM Aparatur 4) Peraturan perundang-undangan c. yang memiliki pelayanan publik berkualitas Arah kebijakan dari sasaran ini meliputi: 1. Penguatan kelembagaan dan manajemen pelayanan: 1) Implementasi UU Pelayanan Publik 2) Pemanfaatan ICT 3) Integritas dan kualitas SDM Pelayanan 6

7 4) Budaya pelayanan 5) Quick Wins 2. Penguatan kapasitas pengelolaan kinerja pelayanan publik. 1. Penguatan monev kinerja 2. Efektivitas pengawasan 3. Sistem pengaduan 4. Penerapan reward and punishment Meliputi Area : Pelayanan Publik 1) Sub Tim Pelaksana Bidang Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Pre Market 2) Sub Tim Pelaksana Bidang Perkuatan Sistem Pengawasan Post Market 3) Sub Tim Pelaksana Bidang Peningkatan Kualitas Pemberdayaan Masyarakat 4) Sub Tim Pelaksana Bidang Promosi dan Komunikasi Reformasi Monitoring dan evaluasi reformasi birokrasi Badan POM dilakukan terhadap target pada 8 (delapan) area perubahan tersebut di atas dan quick wins serta dibatasi hingga 31 Desember 2015 sebagaimana tercantum pada Lampiran. B. Tindak Lanjut atas Hasil Evaluasi RB oleh Kementerian PAN dan RB Kementerian PAN dan RB memberikan rekomendasi atas hal-hal yang masih perlu disempurnakan dalam pelaksanaan RB di Badan POM. Langkah perbaikan yang telah dilaksanakan Badan POM pada tahun 2015 sebagai bentuk tindak lanjut atas rekomendasi tersebut adalah sebagai berikutl 1. Rekomendasi: Menyusun dan memformalkan road map periode tahun yang memuat strategi pelaksanaan reformasi birokrasi lima tahun mendatang secara konkrit pada masingmasing area perubahan dan Quick Win yang sesuai dengan kinerja utama (core Business) organisasi serta melakukan internalisasi pada seluruh unit organisasi agar seluruh pegawai mengetahui dan ikut serta dalam pengembangan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Badan POM. Tindak lanjut: Badan POM telah menyusun dan memformalkan road map periode tahun dalam suatu Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK tanggal 28 Agustus 2015 tentang Road Map Reformasi Badan POM Tahun Rekomendasi: Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan sistem pengendalian penyusunan peraturan perindang-undangan. Tindak Lanjut: Badan POM telah melakukan evaluasi sistem pengendalian penyusunan peraturan perindang-undangan sebagai berikut: 1) Rencana Penyusunan Peraturan Kepala Badan POM tahun 2015 yaitu sebanyak 23 peraturan teknis pengawasan obat dan makanan dan telah dilakukan pengkajian dengan pembuatan dokumen kajian/policy paper terhadap materi muatan yang akan diatur. Dari 23 rencana penyusunan Rancangan Peraturan tersebut terdapat: 7

8 a. 2 (dua) peraturan yang disusun karena perlu dilakukan harmonisasi dengan peraturan terkait lainnya. b. 4 (empat) peraturan yang disusun karena perlu dilakukan penyesuaian dengan perkembangan IPTEK terkini. c. 9 (Sembilan) peraturan yang disusun karena kebutuhan pengaturan yang selama ini belum diatur. 2) Dari 23 (dua puluh tiga) peraturan teknis pengawasan obat dan makanan yang direncanakan tersebut: a. 15 (lima belas) peraturan telah ditetapkan dan diundangkan. b. 8 (delapan) rancangan peraturan yang belum ditetapkan pada tahun 2015 dan masih perlu dibahas sehingga dimasukkan kembali dalam perencanaan tahun Koordinasi dalam perencanaan penyusunan Peraturan Kepala Badan POM perlu ditingkatkan terutama dalam penetapan Rancangan Peraturan yang akan disusun setiap tahunnya. 4. Dalam setiap penyusunan Peraturan Kepala Badan POM telah dilakukan konsultasi publik baik melalui pertemuan/rapat langsung dengan stakeholder, maupun melalui pengiriman rancangan via atau dengan cara mengunggah rancangan akhir setelah disesuaikan dengan masukan hasil konsultasi publik pada website BPOM. Pada pembahasan penyusunan rancangan juga telah melibatkan ahli di bidangnya untuk lebih menjamin tercapainya rancangan yang dapat mengakomodasi kepentingan masyarakat sesuai dengan kemajuan IPTEK terkini serta menjamin adanya transparansi dalam penyusunan peraturan. 5. Pada tahun 2015 terdapat 2 Peraturan Kepala Badan POM yang dinotifikasi ke WHO yaitu: a) Rancangan Peraturan Kepala Badan POM tentang Kategori Pangan; dan b) Rancangan Peraturan Kepala Badan POM tentang Pengawasan Periklanan Pangan Olahan. 6. Pembahasan finalisasi rancangan akhir peraturan dilakukan bersama antara Bagian Peraturan Perundang-undangan Biro Hukum dan Humas serta Direktorat Standardisasi masing-masing Kedeputian serta melibatkan unit teknis terkait. Pada tahap pembahasan finalisasi rancangan akhir ini dilakukan harmonisasi baik terhadap materi muatan, dan konsepsi terhadap regulasi yang ada baik secara horizontal maupun vertikal, serta terhadap ketentuan teknis legal drafting. Terhadap rancangan akhir hasil finalisasi selanjutnya dilakukan proses verbal kepada Pejabat Eselon II terkait, Kepala Biro Hukmas, Pejabat Eselon I terkait, Sestama dan Kepala Badan POM untuk persetujuan penetapan. Setelah dilakukan verbal, apabila semua telah membubuhkan tanda tangan persetujuan termasuk pembubuhan paraf di setiap halaman oleh Pejabat Eselon 2 unit teknis terkait yang selanjutnya dilakukan penyiapan naskah akhir untuk ditetapkan oleh Kepala Badan POM. 7. Peraturan Kepala Badan POM yang telah ditetapkan dalam rangkap tiga selanjutnya diajukan pengundangan oleh Sekretaris Utama kepada Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan Kementerian Hukum dan HAM. 8. Peraturan Kepala Badan POM yang telah diundangkan oleh Kementerian Hukum dan HAM selanjutnya dilakukan pengunggahan ke website Badan POM oleh Bagian Peraturan Perundang-undangan Biro Hukum dan Humas. 8

9 9. Lama waktu penyelesaian penyusunan dan pembahasan sejak rancangan awal mulai dibahas hingga Peraturan Kepala Badan POM ditetapkan adalah berkisar antara 28 hari sampai dengan 158 hari. 10. Berdasarkan dari hasil evaluasi tersebut di atas masih perlu dilakukan perbaikan perencanaan penyusunan Peraturan Perundang-undangan sehingga lama waktu pembahasan hingga dapat ditetapkan bisa menjadi lebih baik. 3. Rekomendasi: Menganalisis efisiensi dan efektivitas peta proses bisnis dan prosedur sesuai dengan perkembangan birokrasi. Tindak Lanjut: 1) Badan POM telah menyusun peta proses bisnis untuk semua unit kerja yang sesuai dengan tugas dan fungsi berdasarkan pengelompokkan kegiatan. Terdapat 15 (lima belas) proses bisnis Badan POM (POM-01 s.d. POM-15) terdiri atas : (i) proses bisnis POM-01 s.d. POM-04 merupakan Core Process (Fungsi Utama); (ii) proses bisnis POM-05 s.d. POM-13 merupakan Support Process (Fungsi Pendukung); dan (iii) Proses bisnis POM-10 dan POM-14 s.d. POM-15 merupakan Management Process (Fungsi Manajemen). 2) Seluruh proses bisnis telah dirinci ke dalam subproses bisnis dan dijabarkan dalam 95 (sembilan puluh lima) SOP (SOP Makro) yang digunakan oleh seluruh unit organisasi eselon II di lingkungan Badan POM dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Besar/Balai POM. Ke-95 SOP ini dirinci menjadi Instruksi Kerja (SOP Mikro) yang digunakan oleh masing-masing Unit Kerja Pusat dan Balai Besar/Balai POM. 3) Peta proses bisnis ini tercantum dalam dokumen Manual Mutu Quality Management System ISO 9001:2008 Badan POM ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK Tahun 2011 tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System) Badan POM yang telah dicabut dan digantikan dengan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK Tahun ) Terdapat evaluasi peta proses bisnis dan prosedur operasional disesuaikan dengan perkembangan tuntutan efisiensi dan efektivitas birokrasi yang dilakukan melalui kegiatan audit internal yang dilakukan oleh internal Badan POM dan kegiatan audit surveilan yang dilakukan oleh pihak eksternal, dalam hal ini Auditor dari Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu. 5) Hal ini dikarenakan 55 (lima puluh lima) unit kerja di lingkungan Badan POM telah memiliki sertifikat ISO 9001:2008 Quality Management System sejak tahun 2012 dan 2013 dari lembaga sertifikasi United Registrar System (URS) dan tetap dipertahankan hingga tahun Untuk mempertahankan implementasi sistem manajemen mutu harus dilakukan evaluasi berupa audit internal dan audit surveilan secara berkala minimal setiap 6 bulan sekali. 6) Pada tahun 2015 telah dilakukan evaluasi kesesuaian terhadap penerapan SOP termasuk peta bisnis proses dan SOP dengan audit yang dilakukan secara internal dan eksternal. Hal ini dibuktikan dengan didapatkannya sertifikat ISO 9001:2008 untuk 3 (tiga) tahun kedua oleh seluruh unit kerja (55 unit) pada bulan November 2015 dari PT. TUV SUD Indonesia. 7) Telah dilakukan evaluasi kesesuaian terhadap penerapan ISO 9001:2008 termasuk peta bisnis proses dan SOP dengan audit yang dilakukan secara internal dan 9

10 eksternal secara berkala setiap tahun. Rekomendasi dari hasil audit tahun 2015 dan 2014 diantaranya dapat berupa reviu dan perbaikan SOP. Tindak lanjut hasil evaluasi sebagai berikut: a. Telah melakukan analisis efisiensi dan efektivitas peta proses bisnis, peta subproses bisnis dan peta lintas fungsi (cross functional map) sesuai perkembangan birokrasi pada tanggal 21 September Oktober Hasil Evaluasi peta proses bisnis telah diunggah pada subsite sistem manajemen mutu melalui qms.pom.go.id. b. Pada Tahun 2015 telah dilakukan revisi terhadap 29 (dua puluh sembilan) SOP. 4. Rekomendasi: Meningkatkan kualitas pengelolaan SDM melalui peningkatan kapasitas pegawai berdasarkan pada gap kompetensi serta menyusun rencana pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan. Tindak Lanjut: Tim Pelaksana Bidang Penataan Sumber Daya Manusia Aparatur telah melakukan evaluasi melalui upaya peningkatan kapasitas sebagai berikut: a) Melakukan Asesmen / Penilaian Kompetensi Pegawai. b) Melakukan evaluasi dan pengolahan data mapping kompetensi pegawai. c) Melakukan reviu Standar Kompetensi Jabatan (Soft Competency). d) Menyusun Standar Kompetensi Jabatan Teknis (Jabatan Fungsional PFM di bidang Pengujian, Jabatan Fungsional PFM di bidang Penyusun Standar, dan Jabatan Fungsional PFM di bidang Pengawasan Pre Market). e) Menyusun kurikulum diklat dan uji coba pelaksanaan diklat Jabatan Fungsional Perencana dan Jabatan Fungsional yang terkait Kepegawaian. f) Menyusun rencana dan melakukan pengembangan kompetensi melalui Pendidikan Lanjutan S1, S2, dan S3. g) Menyusun rencana dan melakukan pengembangan kompetensi melalui Pelatihan Teknis dan Manajemen. h) Melakukan monitoring dan evaluasi pengembangan pegawai berbasis kompetensi. 5. Rekomendasi: Meningkatkan kualitas implementasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah untuk mendorong terwujudnya budaya kinerja organisasi yang berorientasi pada hasil (outcome). Tindak Lanjut: Kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas implementasi SAKIP di Badan POM telah dilakukan antara lain: a. Pertemuan dalam rangka pembahasan reviu renstra dan indikator kinerja; b. Rancangan implementasi e-performance di beberapa unit kerja; 6. Rekomendasi: Melakukan penilaian kinerja individu dengan mengaitkan pada kinerja organisasi dan selaras dengan kinerja individu level di atasnya, serta memonitor dan mengevaluasinya secara berkala, serta memanfaatkan hasil penilaian untuk pemberian tunjangan kinerja. 10

11 Tindak Lanjut: Tim Pelaksana Bidang Penataan Sumber Daya Manusia Aparatur telah melakukan evaluasi penilaian kinerja individu antara lain: a) Melakukan reviu pelaksanaan penilaian prestasi kerja tahun b) Melakukan bimbingan teknis penyusunan sasaran kinerja pegawai c) Penerapan sasaran kinerja untuk setiap pegawai. d) Mengembangkan aplikasi penilaian prestasi kerja secara elektronik. e) Membangun managemet cockpit. 7. Rekomendasi: Menindaklanjuti hasil evaluasi penanganan gratifikasi dan benturan kepentingan. Tindak Lanjut: a. Hasil evaluasi penanganan gratifikasi dilakukan terhadap kebijakan penanganan gratifikasi, antara lain: 1) Terhadap pasal 2 ayat (2) dan Pasal 3 ayat (1) a poin 2, 3, dan 4, diperlukan pengaturan lebih jelas tentang gratifikasi yang terkait dengan tugas kedinasan mengacu pada Surat Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia nomor B.143/01-13/01/2013 tanggal 21 Januari 2013 perihal Himbauan Terkait Gratifikasi. Dalam suara tersebut dinyatakan bahwa penerimaan gratifikasi dalam kedinasan perlu dilaporkan ke instansi masing-masing. 2) Terhadap pasal 5 dan pasal 7 perlu ditambahkan poin tugas TPG untuk melakukan reviu dan menyusun kajian mengenai titik rawan di mana terdapat potensi terjadinya gratifikasi di lingkungan Badan POM. Hasil analisis tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar penyusunan rekomendasi langkah perbaikan. 3) Saran perbaikan lain, yang meliputi: a. Perlu ditambahkan penjelasan bahwa pelaporan penerimaan gratifikasi yang berhubung dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya kepada KPK paling lambat dilakukan dalam 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi tersebut diterima (sesuai dengan surat Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia nomor B.143/01-13/01/2013 tanggal 21 Januari 2013 perihal Himbauan Terkait Gratifikasi) b. Perlu ditambahkan pasal mengenai perlindungan pelapor c. Perlu ditambahkan pasal mengenai sanksi apabila pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai Badan POM maupun pihak ketiga terhadap ketentuan yang telah diatur dalam peraturan tersebut d. Perlu ditambahkan pasal mengenai pembiayaan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan pengendalian gratifikasi e. Perlu penyusunan rencana aksi dari TPG untuk melakukan sosialisasi baik di internal Badan POM maupun kepada stakeholder terkait f. Perlu pembangunan tools pelaporan dalam rangka memudahkan proses pelaporan g. Penambahan poin perlunya dilakukan reviu terhadap laporan gratifikasi yang disusun oleh TPG Inspektorat Badan POM selaku Tim Pelaksana area perubahan Pengawasan telah menindaklanjutinya dengan: 1) Membuat bahan untuk Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) berupa banner dan stiker yang telah dibagikan kepada seluruh Unit Kerja Badan POM pada saat 11

12 acara Pertemuan Nasional Evaluasi dan Implementasi SPIP dan WBK tanggal 10 s/d 14 Agustus ) Menyusun rancangan revisi Peraturan Kepala Badan POM tentang Pengendalian Gratifikasi sebagai tindak lanjut dari evaluasi atas kebijakan penanganan gratifikasi. b. Hasil evaluasi penanganan benturan kepentingan antara lain: 1) Dari 55 Unit Kerja Badan POM, terdapat 10 Unit Kerja yang mempunyai potensi benturan kepentingan. Potensi benturan kepentingan paling banyak antara lain: a) Pegawai yang melakukan bimbingan teknis atau pembinaan kepada perusahaan juga melakukan pemeriksaan/inspeksi kepada perusahaan yang sama. b) Perencanaan tidak objektif, transparan dan akuntabel. Prosedur penanganan/pencegahannya antara lain: a) Diberikan surat tugas kepada pejabat terkait sesuai tujuan penugasannya. b) Semua Pejabat membuat surat pernyataan potensi benturan kepentingan. c) Mendorong pejabat yang mempunyai benturan kepentingan untuk menyatakan ketidak-independensiannya. d) Pemberian sanksi yang tegas terhadap pelanggaran dalam rangka menimbulkan efek jera. e) Meningkatkan kualitas quality assurance 2) Dalam Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK Tahun 2013 tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan di Lingkungan Badan POM, tidak ada kewajiban bagi Unit Kerja untuk melaporkan potensi benturan kepentingan kepada Inspektorat Badan POM. Inspektorat Badan POM selaku Tim Pelaksana area perubahan Pengawasan telah menindaklanjutinya dengan: 1) Menyusun rancangan revisi Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK Tahun 2013 tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan di Lingkungan Badan POM, antara lain: a) Menambahkan kewajiban setiap Unit Kerja untuk melaporkan potensi benturan kepentingan secara berkala; b) Setiap pegawai yang melaporkan adanya potensi benturan kepentingan kepada Pimpinan Unit Kerja, wajib menembuskan kepada Inspektorat; c) Unit Kerja dan Balai Besar/Balai POM wajib menindaklanjuti laporan atas potensi benturan kepentingan dan mengirimkan hasil tindak lanjut kepada Inspektorat. 2) Melaksanakan sosialisasi Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK Tahun 2013 tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan di Lingkungan Badan POM kepada seluruh Unit Kerja dan Balai Besar/Balai POM. 12

13 8. Rekomendasi: Menetapkan kegiatan pengendalian untuk meminimalisasi risiko yang telah diidentifikasi. Tindak Lanjut: Badan POM telah menetapkan kegiatan pengendalian untuk meminimalisasi risiko yang telah diidentifikasi yang ditetapkan dalam Keputusan Kepala Badan POM No. HK Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan Badan POM. Dalam peraturan tersebut terdapat Atribut Pengendalian yaitu karakteristik/ciri khusus yang melekat pada pengendalian atau bukti yang menunjukkan bahwa pengendalian telah dilaksanakan atas Daftar Pengendalian Utama yang digunakan dalam Kegiatan Pemantauan Pengendalian Intern melalui kegiatan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan (Pencairan Anggaran Kegiatan dan Pengelolaan PNBP) serta Pengelolaan Barang Persediaan. Selain itu, juga telah diterapkan Penilaian Mandiri Evaluasi Pengendalian Intern Tingkat Entitas (PM-EPITE) yang dilakukan secara online, Rencana Pemantauan Tahunan, Tabel Pemantauan Pengendalian Utama, Daftar Uji Pengendalian Utama, Tabel Observasi Pengendalian Utama, Laporan Hasil Pengujian Pengendalian Utama, dan Laporan Akhir Semester Pemantauan Pengendalian Utama. 9. Rekomendasi: Mensosialisasikan penerapan Whistleblowing System (WBS), termasuk evaluasi untuk mengukur efektivitas pelaksanaannya. Tindak Lanjut: Melakukan sosialisasi kembali atas penerapan Whistleblowing System (WBS), Penanganan Benturan Kepentingan, dan Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Badan POM. Sosialisasi penerapan WBS telah dilakukan dalam acara yang dihadiri oleh perwakilan seluruh Unit Kerja dan Balai Besar/Balai POM, yaitu pada tanggal 10 Agustus 2015 di Hotel Balairung bersamaan dengan kegiatan Workshop Pengawasan Internal Badan POM Tahun Efektivitas pelaksanaan WBS telah diukur melalui Survei Kepuasan Masyarakat yang dilakukan oleh Inspektorat secara berkala. Seluruh Unit Kerja dan Balai Besar/Balai POM telah mengetahui adanya WBS. Badan POM tetap berkomitmen untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Sarana yang telah ada untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme salah satunya melalui WBS, namun dengan tidak adanya pengaduan (nihil pengaduan) melalui WBS secara online maka Badan POM akan melakukan upaya perbaikan terusmenerus (continuous improvement) untuk memperbaiki sistem pelaporan WBS secara online dan mengoptimalkan sarana pengaduan. Dengan nihilnya pengaduan, tidak lantas disimpulkan bahwa pegawai di lingkungan Badan POM kurang memiliki kesadaran atas pengungkapan penyimpangan atau penyalahgunaan kewenangan yang mungkin terjadi di lingkungannya. Hal tersebut didasarkan atas masih banyaknya pengaduan yang disampaikan oleh pegawai melalui media/sarana yang lain, antara lain melalui surat, telepon dan pesan singkat melalui media telekomunikasi/handphone. 13

14 10. Rekomendasi: Melakukan reviu dan perbaikan SOP standar pelayanan secara berkala. Tindak Lanjut: Badan POM telah melakukan reviu dan perbaikan atas SOP secara berkala (triwulanan/semesteran): Revisi SOP POM-02.SOP.01 dan 02 tentang Pra Registrasi Serta Registrasi Obat dan Produk Biologi terkait dengan adanya prosedur secara elektronik. Revisi POM-02.SOP.06 tentang Pendaftaran Notifikasi Kosmetik, Pendaftaran Notifikasi (Variasi) Kosmetik dan Pembatalan Notifikasi Kosmetik karena prosedurnya disesuaikan dengan PerKa Badan POM No.39 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Publik. Revisi POM-02.SOP.07 tentang Pendaftaran dan Pembatalan Persetujuan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan karena prosedurnya disesuaikan dengan PerKa Badan POM No.39 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Publik. Revisi POM-03.SOP.20 tentang Surveilan Keamanan Obat Tradisional, Suplemen Makanan dan Kosmetik karena kegiatan survei aktif tidak dilaksanakan lagi dan diterapkannya sistem pelaporan efek samping OT, SM dan Kos secara elektronik. Revisi POM.02.SOP.05 tentang Pendaftaran Produk Pangan karena adanya penambahan produk pangan high risk yang pendaftarannya dilakukan melalui e- registration, notifikasi perubahan data produk pangan serta diterapkan sistem e- payment. Revisi POM.03.SOP.04 tentang Penerbitan SKI/SKK NOM/Izin SAS/SKE Obat dan Makanan karena disesuaikan dengan Peraturan Kepala Badan POM No. 27 Tahun 2013 tentang Pengawasan Pemasukan Obat dan Makanan Ke Dalam Wilayah Indonesia dan Peraturan Kepala Badan POM No. 28 Tahun 2013 tentang Pengawasan Pemasukan Bahan Obat, Bahan Obat Tradisional, Bahan Suplemen Kesehatan, dan Bahan Pangan Ke Dalam Wilayah Indonesia. Reviu IK telah dilaksanakan dalam beberapa tahap yakni: a. Rapat Reviu yang telah dilaksanakan sebanyak 3 kali. b. Diterbitkannya IK antara lain: - IK Registrasi INSW. - IK Pembayaran Manual SKI/SKE. - IK SKI Elektronik Bahan Baku OT, Kos, dan PK serta Bahan Baku OT, Kos, dan PK untuk tujuan lain. - IK SKI Elektronik Produk Jadi OT, Kos, dan PK. - IK SKI Manual Produk Jadi PT, Kos dan PK untuk Tujuan Riset dan Pameran. - IK Surat Keterangan Impor dalam rangka Re-impor Produk Jadi dan Bahan Baku OT, Kos, dan PK. - IK Pembayaran SKI secara e-payment. 11. Rekomendasi: Menindaklanjuti hasil survei kepuasan masyarakat untuk meningkatkan pelayanan dan integritas pemberian layanan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Tindak Lanjut: Menyampaikan hasil kajian sarana dan prasarana yang memerlukan penambahan dan perbaikan kepada Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen. 14

15 Tindak lanjut perbaikan yang telah dilaksanakan terkait hasil Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) oleh Inspektorat antara lain: - Publikasi persyaratan melalui leaflet dan banner. - Publikasi waktu penyelesaian pelayanan publik melalui leaflet dan banner. - Peningkatan kompetensi pelaksana melalui pelatihan. - Peningkatan kenyamanan ruang pelayanan. - Kedisiplinan (PIC tidak terlalu dibebaskan). PIC selalu ada di kantor akan tetapi karena mengerjakan tugas lain, hanya akan ke tempat konsultasi apabila ada yang ingin konsultasi. - Teknologi informasi (konsultasi melalui untuk pelanggan yang berjarak jauh). 12. Rekomendasi: Menerapkan pelayanan berbasis teknologi informasi melalui pengembangan e- government secara terintegrasi. Tindak Lanjut: a) Badan POM telah melakukan implementasi pengembangan e-government untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat antara lain: - Informasi produk terdaftar yang dapat diakses melalui android (aplikasi cek BPOM). - Sistem Pelaporan Informasi Masyarakat Keracunan - Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (spimker.pom.go.id). - Sistem Informasi Obat Bahan Alam (sioba.pom.go.id). - SKI Prioritas. b) Badan POM telah melakukan implementasi pengembangan e-government untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dalam tingkatan transaksional antara lain: - Aplikasi Special Access Scheme (SAS) online untuk memfasilitasi pendaftaran uji klinik dan pemasukan obat ke Indonesia melalui jalur khusus. - Integrasi e-payment (BPOM) dengan Simponi (Kementerian Keuangan) terkait sistem pembayaran PNBP. c) Badan POM telah melakukan pengembangan e-government di lingkungan internal dalam rangka mendukung proses birokrasi secara terintegrasi, antara lain: - Sistem e-cuti. - Sistem e-performance. - Sistem e-skp. - Integrasi Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara (SIASN) dan SIPT. - Pembangunan aplikasi sistem e-arsip. 15

16 BAB III SIMPULAN, HAMBATAN DAN SARAN A. SIMPULAN Perkembangan dan pelaksanaan reformasi birokrasi Badan POM pada 8 area perubahan dapat dijabarkan sebagai berikut: No. Perbandingan Hasil Evaluasi oleh Kementerian PAN & RB tahun 2014 dan 2015 Komponen Penilaian Nilai Maksimal Hasil Evaluasi KemenPANRB 2014 Hasil Evaluasi KemenPANRB 2015 Kenaikan Nilai % Nilai % Nilai % A Pengungkit/Proses 1 Manajemen 5 3,43 68,60 3,76 75,13 0,33 6,53 2 Penataan Peraturan Perundang-undangan 5 2,71 54,25 2,71 54, Penataan dan Penguatan Organisasi 6 2,82 47,00 3,84 64,06 1,02 17,06 4 Penataan Tatalaksana 5 3,34 66,80 3,60 71,90 0,26 5,10 5 Penataan Sistem Manajemen SDM 15 7,5 50,00 12,03 80,19 4,53 30,19 6 Penguatan Akuntabilitas 6 2,65 44,17 3,80 63,40 1,15 19,23 7 Penguatan Pengawasan 12 4,63 38,58 7,01 58,39 2,38 19,81 8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6 3,56 59,33 3,89 64,90 0,33 5,57 Sub TotalKomponen Pengungkit/Proses 60 30,64 51,07 40,64 67,73 10,00 16,66 B Hasil 1 Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi 20 13,51 67,55 14,09 70,43 0,58 2,88 2 Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN 10 6,13 61,30 8,83 88,30 2,70 27,00 3 Kualitas Pelayanan Publik 10 7,29 72,90 7,33 73,30 0,04 0,40 Sub Total Komponen Hasil 40 26,93 67,33 30,24 75,60 3,31 8,27 Indeks Reformasi Badan POM ,57 57,57 70,88 70,88 13,31 13,31 B. HAMBATAN Dalam pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi tahun 2015, Tim Monitoring dan Evaluasi memiliki beberapa hambatan antara lain: 1. Pelayanan Publik dan Keterbukaan Informasi Pelayanan Publik a. Pengaduan melalui kotak saran seringkali tidak mencantumkan data diri, sehingga sulit untuk menindaklanjuti keluhan yang bersangkutan. b. Keluhan yang disampaikan tidak spesifik sehingga sulit untuk diatasi. Beberapa hasil tindak lanjut tidak dapat dikonfirmasi ke pelapor karena identitas tidak jelas. c. Beberapa hasil evaluasi survei kepuasan pelanggan masih dalam proses perbaikan. d. Belum ada jabatan struktural khusus sebagai pelaksana teknis PPID. e. Beberapa informasi publik belum di-update. f. Beberapa informasi publik yang diminta harus dimintakan ke Unit Kerja lain. 2. Penguatan Pengawasan a. Kurangya pemahaman pegawai atas aplikasi WBS. b. Kurangnya pemahaman pegawai atas mekanisme pelaporan apabila terdapat penerimaan gratifikasi. 16

17 c. Kurangnya pemahaman pegawai atas mekanisme pelaporan apabila terdapat potensi benturan kepentingan. d. Belum dilakukan monev secara berkala terhadap kebijakan di bidang pengawasan antara lain WBS, Penanganan Benturan Kepentingan, Pengendalian Gratifikasi, Pengaduan Masyarakat serta melakukan tindak lanjut atas monev tersebut. e. Agen yang telah ditetapkan belum mempunyai rencana kerja dan target yang jelas. f. Masih terdapat Unit Kerja yang belum melakukan survei kepuasan masyarakat secara mandiri, mempublikasikannya di website, serta menindaklanjuti hasil survei tersebut. g. Pemberian reward dan punishment kepada pegawai berdasarkan kinerja secara berkelanjutan belum diimplementasikan. h. Satgas SPIP belum dapat melaksanakan penilaian secara independen dan objektif sehingga hampir seluruh poin mendapatkan nilai baik. 3. Pemantauan Data Kinerja a. Penyampaian Rencana Strategis oleh Unit Kerja tidak sesuai dengan timeline yang telah ditetapkan. b. Tindak lanjut perbaikan atas hasil reviu Renstra tidak disampaikan tepat waktu. c. Belum dibentuk tim khusus penyusunan grand designpengawasan obat dan makanan Badan POM. d. Aplikasi e-performance belum sepenuhnya dapat diaplikasikan dan masih perlu dilengkapi dengan pedoman pemantauan dan evaluasi kinerja melalui e- performance. 4. Pendokumentasian Pelaksanaan Kegiatan Tidak terdokumentasinya pelaksanaan kegiatan dengan baik. Sebagai contoh pendokumentasian sebuah kegiatan sosialisasi harusnya mampu menyediakan datadata seperti laporan pelaksanaan sosialisasi, daftar hadir peserta, notulen/risalah dan perlu dilengkapi dengan foto-foto pelaksanaan kegiatan tersebut. 5. Ketersediaan arsip/dokumen digital Dalam pelaksanaan evaluasi refomasi birokrasi sangat bergantung pada tingkat kemudahan dalam mengakses data pendukung. Data pendukung tersebut diolah menjadi sebuah datasoft (dokumen digital) yang akan di-input atau di-upload kedalam PMPRB. C. SARAN 1. Perlu ditingkatkannya penggunaan teknologi informasi dalam proses penyelenggaraan manajemen pemerintahan. 2. Perlu ditingkatkan kesadaran dari setiap aparatur bahwa reformasi birokrasi akan mengubah birokrasi pemerintah menjadi birokrasi yang mampu mendukung dan mempercepat keberhasilan pembangunan diberbagai bidang serta mampu memberikan fasilitasi dan pelayanan publik. 3. Perlu kiranya segera diambil langkah-langkah yang bersifat mendasar, komprehensif dan sistematik, sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Reformasi di sini merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga tidak termasuk upaya dan/atau tindakan yang bersifat radikal dan revolusioner. 17

18 Demikian Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Badan POM Semester II Tahun 2015 ini disusun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dalam penyelenggaraan Reformasi di lingkungan Badan POM RI. 18

19 Lampiran Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Reformasi di Lingkungan Badan POM Mengacu Pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi No. 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi dan Keputusan Kepala Badan POM No. HK Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Badan POM Tahun Area MentalApar atur A. Manajemen a. Meningkatnya kepuasan masyarakat/ publik atas pelayanan pegawai ASN b. Meningkatnya kinerja seluruh karyawan Badan POM c. Meningkatnya profesionalitas pegawai ASN Badan POM a. Survey Kepuasan Pelanggan/ indeks kepuasan masyarakat b. Capaian indikator pegawai ASN yang berkinerja baik c. Survei Integritas Sektor Pelayanan Publik yang dinilai oleh KPK 1. Sosialisasi Revolusi mental Badan POM 2. Penandantangan komitmen pelaku usaha untuk menerapkan budaya antigratifikasi 3. Pembentukan gugus tugas revolusi mental 4. Pencanangan budaya kerja profesional dan berintegritas tinggi 5. Melakukan survey untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat a. Telah dilakukan sosialisasi Revolusi Mental pada tanggal 7, 9, 12, 16, 19, 21, dan 23 Oktober 2015 di Badan POM Pusat dan pada tanggal 4 November 2015 dilakukan di Balai Besar POM di DKI Jakarta serta tanggal 6 November 2015 di Balai POM di Serang b. Telah dilakukan sosialisasi revolusi mental pada kegiatan REN, pada tanggal November 2015 di Kendari c. Telah dilakukan penandatanganan kesepakatan dengan pelaku usaha tgl 24 Agustus 2015 antara Badan POM dengan GAPMMI, GP Jamu, GP Farmasi dan Asosiasi lainnya, penandatanganan ini merupakan komitmen antara Badan POM dan para pengusaha OM sebagai upaya pencegahan KKN. d. Telah dibentuk gugus tugas sesuai dengan Surat keputusan Kepala Badan POM Nomor HK tahun 2015 tentang pembentukan Tim Reformasi. e. Pencanangan budaya kerja profesional dan berintegritas tinggi f. Telah dilakukan pengukuran indek kepuasan masyarakat, dimulai pada tanggal 6 april tahun 2015 oleh Inspektorat Badan POM Pencanangan budaya kerja profesional dan berintegritas tinggi belum dapat dilaksanakan karena keterbatasan anggaran Akan dilaksanakan penggalangan komitmen pada tahun 2016 untuk seluruh pejabat struktral di badan POM Pengawasan B. Penguatan kebijakan sistem pengawasan intern pemerintah a. Laporan Keuangan Badan POM disusun dengan andal. Mempertahankan Opini WTP Perumusan dan penetapan kebijakan untuk mendorong sinergi antara pengawasan intern, pengawasan ekstern, pengawasan masyarakat, dan penegakan hukum 1. Reviu Laporan Keuangan dengan pendampingan dari BPKP 2. Reviu RKA-K/L Badan POM dengan harapan akan menekan inefisiensi belanja sebagai akibat adanya mark up harga, program yang tidak efektif, dan ketidakkonsistenan dengan program pembangunan nasional yang berjalan 3. Penyusunan Laporan Keuangan dengan pendampingan dari Kementerian Keuangan 4. Asistensi/pendampingan terhadap Balai Besar/Balai POM yang dilakukan pemeriksaan 1. Kurangnya pemahaman petugas penyusun Laporan Keuangan terhadap SAIBA 2. Aplikasi SAIBA masih banyak kekurangan dan kelemahan 1. Pelatihan penyusunan Laporan Keuangan berbasis akrual secara berkelanjutan 2. Berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan atas adanya masalah dalam aplikasi SAIBA 19

20 Laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi pemerintah Perumusan dan penetapan kebijakan untuk mendorong peningkatkan transparansi dalam pengawasan dan pengelolaan tindak lanjut hasil pengawasan Perumusan dan penetapan kebijakan untuk mendorong penyusunan rencana pengawasan intern nasional terpadu dan terfokus Pendampingan penyusunan laporan keuangan Satker Bimtek penyusunan laporan keuangan oleh BPK untuk menyampaikan solusi tindak lanjut atas konsep temuan BPK dan mengupayakan agar satker yang menjadi objek pemeriksaan BPK segera menindaklanjuti konsep temuan BPK 5. Inspektorat ikut serta dalam kegiatan Rekonsiliasi SABMN dan SAK untuk memberi keyakinan yang memadai atas data yang disajikan pada Laporan Keuangan Badan POM 6. Penetapan kebijakan anggaran (Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Tahun 2015), Pedoman Penatausahaan PNBP dan BMN, dan lain sebagainya 7. Pelatihan sistem penyusunan Laporan Keuangan Berbasis Akrual Pelatihan bendahara b. Peningkatan kapasitas manajemen pengawasan Peningkatan level Kapabilitas APIP Inspektorat Level 2 1. IACM Inspektorat berhasil naik ke level 2, bahwa proses audit yang dilakukan Inspektorat dilakukan secara tetap dan berulang dengan pembangunan infrastruktur 2. Inspektorat telah mememnuhi persyaratan pada model IACM Level 2 yaitu telah memenuhi 10 key process area Penggunaan informasi pelaksanaan pengawasan sistem dalam kegiatan Inspektorat akan mengembangkan aplikasi sistem informasi pengawasan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja pengawasan c. Implementasi program anti KKN Implementasi whistleblowing system Sosialisasi WBS Implementasi WBS Evaluasi WBS Tindak lanjut hasil evaluasi WBS 1. Inspektorat telah melakukan sosialisasi WBS baik yang sifatnya umum maupun yang khusus seperti pada kegiatan pengadaan barang/jasa pada bulan Januari 2015 melalui Surat Edaran dari Sekretaris Utama 2. Laporan implementasi WBS telah dibuat dengan periode triwulanan dan disampaikan kepada Bappenas dan Kantor Staf Kepresidenan (dulu UKP4) dengan hasil NIHIL (tidak ada pelaporan pengaduan-wbs) 3. Evaluasi WBS telah dilakukan pada tahun 2015 yang menyimpukan bahwa kurangya pemahaman pegawai atas aplikasi WBS sehingga perlu Kurangya pemahaman pegawai atas aplikasi WBS Sosialisasi WBS secara berkala 20

21 disosialisasikan kembali kepada pegawai 4. Inspektorat melakukan tindak lanjut hasil evaluasi WBS melalui sosialisasi pada bulan Agustus 2015 di Hotel Balairung bersamaan dengan kegiatan Workshop Pengawasan Internal Badan POM Tahun 2015 Pengendalian gratifikasi Penetapan Peraturan Kepala Badan POM tentang Pengendalian Gratifikasi Public Campaign/Sosialisasi Anti Gratifikasi Implementasi Pengendalian Gratifikasi melalui Penandatanganan Pakta Integritas Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan KKN di Lingkungan Badan POM antara Kepala Badan POM dengan Asosiasi/Pelaku Usaha Pelaporan gratifikasi penerimaan 1. Telah ditetapkannya Peraturan Kepala Badan POM Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Badan POM tanggal 21 April Telah ditetapkannya Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK Tahun 2015 tentang Pembentukan Tim Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Badan POM 3. Public campaign dilakukan dengan sosialisasi peraturan melalui Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Badan POM dan melalui banner dengan tema anti korupsi yang berisi pelaporan apabila menerima gratiffikasi 4. Implementasi pengendalian gratifikasi telah dilakukan melalui penandatanganan kesepakatan dengan pelaku usaha tanggal 24 Agustus 2015 antara Badan POM dengan GAPMMI, GP Jamu, GP Farmasi dan Asosiasi lainnya. Penandatanganan ini merupakan komitmen antara Badan POM dan para pengusaha OM sebagai upaya pencegahan KKN di lingkungan Badan POM. Kurangnya pemahaman pegawai atas mekanisme pelaporan apabila terdapat penerimaan gratifikasi Sosialisasi/public campaign atas pengendalian gratifikasi secara berkala Evaluasi atas kebijakan pengendalian gratifikasi Tindak lanjut hasil evaluasi pengendalian gratifikasi 5. Badan POM melalui Inspektorat melaporkan penerimaan gratifikasi baik ada penerimaan maupun NIHIL kepada KPK secara berkala 6. Evaluasi atas kebijakan pengendalian gratifikasi yang sebelumnya hanya menggunakan Surat Edaran Sekretaris Utama tentang Larangan Menerima Gratifikasi Pada Hari Raya telah dilakukan secara berkala sehingga pada tahun 2015 ditetapkanlah Peraturan Kepala Badan POM tentang Pengendalian Gratifikasi 21

22 7. Tindak lanjut hasil evaluasi pengendalian gratifikasi telah dilakukan melalui implementasi monitoring penerimaan dan pelaporan gratifikasi secara berkala Penanganan Benturan Kepentingan Sosialisasi Penanganan Benturan Kepentingan Implementasi Penanganan Benturan Kepentingan 1. Inspektorat telah melakukan sosialisasi penanganan benturan kepentingan berdasarkan Keputusan Kepala Badan POM Tahun 2013 tentang Penanganan Benturan Kepentingan di Lingkungan Badan POM pada bulan Agustus 2015 di Hotel Balairung bersamaan dengan kegiatan Workshop Pengawasan Internal Badan POM Tahun 2015 Kurangnya pemahaman pegawai atas mekanisme pelaporan apabila terdapat potensi benturan kepentingan Sosialisasi penanganan benturan kepentingan secara berkala Evaluasi Penanganan Benturan Kepentingan Tindak lanjut hasil evaluasi Penanganan Benturan Kepentingan 2. Penanganan benturan kepentingan telah diimplementasikan di lingkungan Badan POM melalui subsite RB Badan POM sehingga pegawai dapat mengetahui dan memahami apabila terdapat benturan kepentingan maka pegawai menyatakan dan menandatangani Surat Pernyataan Potensi Benturan Kepentingan dan melaporkannya kepada atasan langsung dan/atau kepada Inspektorat 3. Hasil evaluasi penanganan benturan kepentingan telah dilakukan secara berkala dan diketahui terdapat beberapa benturan kepentingan yang terjadi di lingkungan Badan POM yang harus ditindaklanjuti oleh Kepala Unit Kerja dan dimonitor oleh Inspektorat 4. Tindak lanjut hasil evaluasi tersebut salah satunya yaitu dengan tidak menugaskan pegawai yang mempunyai potensi benturan kepentingan Terciptanya Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Bersih dan Melayani (WBBM) Target : 1. WBK 3 2. WBBM - 1. Badan POM telah menetapkan Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK Tahun 2013 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM di Lingkungan Badan POM. 2. Pada tahun 2015 Badan POM telah menetapkan Keputusan Kepala Badan POM Tahun 2015 tentang Pembentukan Tim Kerja Pembangunan 1. Agen yang telah ditetapkan belum mempunyai rencana kerja dan target yang jelas 2. Pemberian reward dan punishment kepada pegawai berdasarkan kinerja 1. Koordinasi dengan Kementerian PAN dan RB untuk menindaklanjuti rekomendasi atas hasil evaluasi WBK/WBBM 2. Studi banding/benchmark ke Unit Kerja/Satker/Pemda yang memperoleh predikat WBK/WBBM dari Kementerian 22

23 Zona Integritas di Lingkungan Badan POM 3. Badan POM telah menetapkan 3 Unit Kerja di Pusat (Ditwasdist PT-PKRT, Dit PKP, dan PIOM) dan 1 di balai (BBPOM Surabaya) menjadi Unit Kerja/Satuan Kerja berpredikat Menuju WBK/WBBM 4. Hasil evaluasi WBK/WBBM oleh Kementerian PAN dan RB adalah 70, 29 untuk Dit PKP dan 66,01 untuk PIOM dari persyaratan nilai minimal adalah 75,00 secara berkelanjutan belum diimplementasikan 3. Belum dilakukan monev secara berkala terhadap kebijakan di bidang pengawasan antara lain WBS, Penanganan Benturan Kepentingan, Pengendalian Gratifikasi, Pengaduan Masyarakat serta melakukan tindak lanjut atas monev tersebut PAN dan RB 4. Melakukan survei kepuasan masyarakat secara mandiri, mempublikasikannya di website, serta menindaklanjuti hasil survei tersebut d. Penguatan Sistem Pengawasan Intern Pemerintah (SPIP) Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) di seluruh unit kerja 1. Penyusunan draft pedoman tentang pemantauan SPIP 2. Workshop SPIP 1. Badan POM telah menetapkan Keputusan Kepala Badan POM No. HK Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Penerapan SPIP di Lingkungan Badan POM 2. Inspektorat melakukan Evaluasi Pengendalian Intern Tingkat Entitas (EPITE) secara periodik dengan sistem three lines of defence 3. Inspektorat telah membuat dan sedang mengembangkan aplikasi penilaian SPIP melalui PM-EPITE secara online berupa aplikasi teknologi informasi berbasis web. Hasil evaluasi akan menyimpulkan tingkat keandalan pengendalian intern dan selanjutnya dikategorikan dalam penilaian rentang AA-Istimewa (>90-100) s.d. D- Sangat Kurang (0-30) Satgas SPIP belum dapat melaksanakan penilaian secara independen dan objektif sehingga hampir seluruh poin mendapatkan nilai baik Inspektorat secara berkala akan melakukan sosialisasi dan bimtek PM-EPITE secara online kepada manajemen dan Satgas SPIP 23

24 Akuntabilitas C. Penguatan Akuntabilitas Kinerja Meningkatnya kualitas penerapan sistem akuntabilitas keuangan dan kinerja yang terintegrasi Nilai Akuntabilitas Kinerja BPOM meningkat Finalisasi dan Penetapan Renstra BPOM secara partisipatif, top-down dan bottom up Pedoman penyusunan dan Reviu Renstra unit kerja *) Sudah ditetapkan PerKabadan POM No 2 Tahun 2015 Tentang Renstra BPOM Tahun yang disusun secara partisipatif, top-down dan bottom up Telah disusun Pedoman Penyusunan dan Reviu Renstra Tahun di Lingkungan Badan POM HK tahun Pendampingan penyusunan Renstra unit kerja Telah dilakukan Pendampingan penyusunan Renstra unit kerja: - Workshop penyusunan Renstra unit kerja tahun Tanggal 3-5 Maret 2015 di Jakarta *) Belum semua Unit Kerja menyampaikan tepat waktu *) Peningkatan Kompetensi Perencana Kinerja - Asistensi ke Balai: 2015: BBPOM Surabaya, BPOM di Sofifi, BBPOM di Bandar Lampung, BBPOM di Banjarmasin, BPOM di Bengkulu 2016: BPOM di Ambon, BBPOM di Jayapura, BBPOM di Pekanbaru dan Unit Kerja Pusat Melakukan evaluasi kesesuaian Renstra unit kerja dengan Renstra BPOM Telah disampaikan surat: 1) Kepala Badan POM No OR tanggal 7 April 2015 tentang penetapan Renstra BPOM *) Tindak lanjut perbaikan atas reviu renstra tidak disampaikan tepat waktu *) Pertemuan dengan unit kerja dan asistensi ke Balai 2) Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan No OR Tanggal 10 Juli 2015 tentang permintaan penyampaian renstra eselon I/satker/eselon II dan hasil reviu renstra 3) Sekretaris Utama No HK Tanggal 9 Oktober 2015 Tentang Permintaan Kembali renstra satker/eselon II Kajian awal Grand Design BPOM Telah dilakukan penyusunan kajian lingkungan strategis grand design pengawasan obat dan makanan Tahun 2015 *) Pembahasan awal konsep GD tanggal 28 Juli 2015 *) Rapat brainstorming konsep dan pemetaan awal tanggal 25 Agustus 2015 *) Belum dibentuk Tim Khusus Penyusunan Grand Design *) Meminta usulan PIC dari masingmasing unit kerja, sesuai surat Sek No OR tentang usulan PIC penyusunan GD pengawasan obat dan makanan BPOM 24

SEMESTER I TAHUN 2016 LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

SEMESTER I TAHUN 2016 LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SEMESTER I TAHUN 2016 LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas disusunnya

Lebih terperinci

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI INSPEKTORAT UTAMA 7 AGUSTUS 2017 OUTLINE 1 2 3 Tujuan, Sasaran, Arah dan Kerangka Kebijakan RB Ukuran Keberhasilan RB Peran Inspektorat dalam

Lebih terperinci

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO Lampiran A 73 KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 2015 2019 TINGKAT MAKRO Sasaran Reformasi A. yang bersih dan akuntabel. 1. Penerapan sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif. 2.

Lebih terperinci

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH Sasaran Reformasi Birokrasi Maraknya KKN Buruknya Pelayanan Publik Rendahnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja 8 Area Perubahan Bersih dari KKN Pelayanan

Lebih terperinci

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH SASARAN REFORMASI BIROKRASI pemerintahan belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah pemerintahan belum efektif dan efisien pemerintahan yang bersih,

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA - 2-2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014 LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014 BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN PENILAIAN A. PROSES (60) I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 5.0

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS - 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS A. KEMAJUAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Sebagai langkah strategis,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PETA JALAN REFORMASI BIROKRASI BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017 LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017 A. PROSES (60) I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 3,46 1 Tim Reformasi Birokrasi (1) 0,78 a. Tim Reformasi Birokrasi

Lebih terperinci

2017, No Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2

2017, No Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1140, 2017 KEMEN-DPDTT. Road Map. 2017-2019. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ROAD

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

Lebih terperinci

CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENGUATAN PENGAWASAN

CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENGUATAN PENGAWASAN CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENGUATAN PENGAWASAN Road Map Reformasi Birokrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2014, meliputi 4 (empat) area perubahan : Meningkatnya kepatuhan

Lebih terperinci

CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENGUATAN PENGAWASAN

CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENGUATAN PENGAWASAN CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENGUATAN PENGAWASAN Gambar 1. Tampilan Subsite LPSE PENGUATAN PENGAWASAN Road Map Reformasi Birokrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun, untuk

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam

Lebih terperinci

PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Sasaran Reformasi Birokrasi Maraknya KKN Buruknya Pelayanan

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.753, 2015 KEMEN-ESDM. Reformasi Birokrasi. Unit Pengelola. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG UNIT PENGELOLA

Lebih terperinci

CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK Gambar 1. Piagam Penghargaan yang diraih BPOM dalam IT Gambar 2. Pentingnya keamanan data dan informasi mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PADA PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK Pada area perubahan peningkatan kualitas pelayanan publik sasaran yang harus dicapai oleh Badan POM meliputi:

Lebih terperinci

- 2 - Pasal 3. Pasal 5 Area sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala Badan ini.

- 2 - Pasal 3. Pasal 5 Area sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala Badan ini. - 2 - Pasal 1 Menetapkan Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika tentang Road Map Reformasi Birokrasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika 2015 2019. Pasal 2 Road Map Reformasi

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017

REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017 1 REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017 2 REFORMASI BIROKRASI PENGERTIAN Upaya melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut

Lebih terperinci

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT S A L I N A N BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.710, 2015 LEMSANEG. Zona Integritas. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH

Lebih terperinci

LAPORAN PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

LAPORAN PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 1 LAPORAN PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2016 2 KATA PENGANTAR Dalam

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Menteri PAN dan RB, pelaksanaan proses pembangunan zona integritas harus dilaksanakan dengan perencanaan yang baik, karena di sini akan menentukan

Lebih terperinci

PENERAPAN QMS ISO 9001:2015 BPOM

PENERAPAN QMS ISO 9001:2015 BPOM PENERAPAN QMS ISO 9001:2015 BPOM DASAR HUKUM KETATALAKSANAAN K/L 2 DASAR HUKUM KETATALAKSANAAN K/L (2) 3 DASAR HUKUM KETATALAKSANAAN K/L (3) 4 DASAR HUKUM KETATALAKSANAAN K/L (4) DASAR HUKUM KETATALAKSANAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.483, 2011 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015 EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015 Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) adalah Model

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang No.1494, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengawasan Internal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN INTERNAL PADA KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13); 4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 201

2016, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13); 4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 201 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1430, 2016 KEMEN-DPDTT. Road Map RB 2015-2019. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MELALUI PELAYANAN PUBLIK INSPEKTORAT JENDERAL 2016

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MELALUI PELAYANAN PUBLIK INSPEKTORAT JENDERAL 2016 PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MELALUI PELAYANAN PUBLIK INSPEKTORAT JENDERAL 2016 SASARAN REFORMASI BIROKRASI Maraknya KKN Rendahnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Buruknya Pelayanan Publik 8 Area Perubahan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA /PERMEN-KP/2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA /PERMEN-KP/2017 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DAN PENETAPAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI/WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN

Lebih terperinci

SUSUNAN KEANGGOTAAN DAN URAIAN TUGAS TIM RB BPOM

SUSUNAN KEANGGOTAAN DAN URAIAN TUGAS TIM RB BPOM LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.04.1.22.03.18.1314 TAHUN 2018 TENTANG PEMBENTUKAN TIM REFORMASI BIROKRASI BIROKRASI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM Jakarta, Mei 2015 DAFTAR ISI Halaman Pengertian.... 2 Syarat Penetapan WBK/WBBM. 3 Komponen Pengungkit dan Hasil. 3 I. Komponen Pengungkit... 3 II. Komponen

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 30 Tahun 2018

KEPUTUSAN KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 30 Tahun 2018 PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI KECAMATAN CICURUG Jalan Siliwangi Nomor 111 Telepon (0266) 731002 Faksimil (0266) 731002 Website: sidikcicurug@yahoo.com email: cicurug.marema@gmail.com CICURUG 43359 KEPUTUSAN

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 1 ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 2015-2019 DASAR HUKUM ARAH KEBIJAKAN 1. UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOORDINATOR

MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOORDINATOR SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : POLDA NTB TAHUN : 2016

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : POLDA NTB TAHUN : 2016 LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : POLDA NTB TAHUN : 2016 PENILAIAN A. PROSES (60) I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 5.00 100.00% 1 Tim Reformasi Birokrasi (1) 1.00 100.00% a. Tim

Lebih terperinci

Penandatanganan Berita Acara Konsensus Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Penandatanganan Berita Acara Konsensus Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Penandatanganan Berita Acara Konsensus Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pertemuan Penandatanganan Berita Acara Konsensus Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) dilaksanakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62/PERMEN-KP/2017 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DAN PENETAPAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH

Lebih terperinci

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2015 2019 SEKRETARIS JENDERAL

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.400, 2014 ADMINISTRASI. Keuangan. BPKP. Tugas. Fungsi. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

UPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PERIZINAN OBAT

UPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PERIZINAN OBAT Komite Advokasi Nasional Antikorupsi Sektor Kesehatan UPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PERIZINAN OBAT Togi J. Hutadjulu Direktur Penilaian Obat dan Produk Biologi 1. PENDAHULUAN 2. PELAYANAN PUBLIK BADAN POM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MALANG

BAB II GAMBARAN BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MALANG BAB II GAMBARAN BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MALANG A. Gambaran Umum Birokrasi Pemerintah Kota Malang Pemerintah Kota Malang pada dasarnya telah melakukan langkah-langkah perubahan untuk mewujudkan pemerintahan

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Rapat PRA RAKER B2TKE 2017 Tangsel, 30 Maret 2017

REFORMASI BIROKRASI BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Rapat PRA RAKER B2TKE 2017 Tangsel, 30 Maret 2017 REFORMASI BIROKRASI BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI Rapat PRA RAKER B2TKE 2017 Tangsel, 30 Maret 2017 DAFTAR ISI LATAR BELAKANG DASAR HUKUM PROGRAM RB REVIEW KEG RB 2015/2016 KEGIATAN RB 2016/2017

Lebih terperinci

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M No.73, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Penyelenggaraan. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041) PERATURAN

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1249, 2015 BNP2TKI. Zona Integritas. Pembangunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 2015 LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SEMESTER I TAHUN 2015 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

LAPORAN EVALUASI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK)/WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM)

LAPORAN EVALUASI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK)/WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) LAPORAN EVALUASI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK)/WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Irtama 2016 1 Irtama 2016 2 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan internal adalah

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 82 TANGGAL : 2 DESEMBER 2014 TENTANG : PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N No.87,2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Pengaduan Publik. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PUBLIK DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi birokrasi merupakan salah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PETA BISNIS PROSES. Registrasi Obat dan Produk Biologi, Pendaftaran Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan POM-02. Evaluasi Produk dan Administrasi

PETA BISNIS PROSES. Registrasi Obat dan Produk Biologi, Pendaftaran Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan POM-02. Evaluasi Produk dan Administrasi PETA BISNIS PROSES Pemerintah Registrasi Obat dan Produk Biologi, Pendaftaran Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan Pembentukan Undang-undang Perundangundangan dan POM-02 Evaluasi Produk dan Administrasi

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN

KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN 1. Peran APIP harus lebih diitingkatkan agar permasalahan terkait masih adanya Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah yang

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : SETJEN WANTANNAS TAHUN : 2017

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : SETJEN WANTANNAS TAHUN : 2017 LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : SETJEN WANTANNAS TAHUN : PENILAIAN A. PROSES (60) I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 5.00 100.00% 1 Tim Reformasi Birokrasi (1) 1.00 100.00% a.

Lebih terperinci

Pendahuluan. Penguatan Pengawasan. Lemahnya Sistem Pengawasan. Perilaku koruptif ASN dan Pejabat Negara. Penyimpangan Birokrasi

Pendahuluan. Penguatan Pengawasan. Lemahnya Sistem Pengawasan. Perilaku koruptif ASN dan Pejabat Negara. Penyimpangan Birokrasi Dasar Hukum Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 0 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 0-2025 Peraturan Menteri

Lebih terperinci

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM INTERNAL AUDIT (INTERNAL AUDIT CHARTER) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2016

LAPORAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2016 LAPORAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2016 DAFTAR ISI Kata Pengantar..... i Daftar Isi..... ii Daftar Gambar... v Daftar Tabel... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...

Lebih terperinci

LAPORAN PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

LAPORAN PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI LAPORAN PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TAHUN 2017 INSPEKTORAT BADAN POM KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya Laporan Pelaksanaan

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG TAHUN Disusun oleh: TIM PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

DOKUMEN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG TAHUN Disusun oleh: TIM PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS DOKUMEN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG TAHUN Disusun oleh: TIM PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN DOKUMEN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN KAPASITAS DAN TUGAS, INSPEKTORAT UNTUK MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA ORGANISASI

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI A. DASAR HUKUM Dengan berlakunya Peraturan Menteri Pendayagunaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR

RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR A. DASAR 1. Peraturan Menteri Pendayagunanaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN INSPEKTORAT MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2012

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2012 PERATURAN MENTERI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI, Menimbang : a. bahwa Pakta Integritas

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Tahun Anggaran 2016 Inspektorat Kota Pagar Alam Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN PENGAWASAN. Heru Suseno, Yudrika Putra, Nila Yantrisiana, Testianto Hanung F.P

REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN PENGAWASAN. Heru Suseno, Yudrika Putra, Nila Yantrisiana, Testianto Hanung F.P REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN PENGAWASAN Heru Suseno, Yudrika Putra, Nila Yantrisiana, Testianto Hanung F.P Jakarta, 5 September 2017 ELEMEN PENGUATAN PENGAWASAN 1. GRATIFIKASI 2. PENERAPAN SPIP 3. PENGADUAN

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN 17 A. Rincian Pelaksanaan Kegiatan BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN Rincian pelaksanaan kegiatankegiatan reformasi birokrasi pada tahun 2011 meliputi penanggung jawab, time frame per bulan, output /hasil yang

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN PENILAIAN MANDIRI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PELAKSANAAN PENILAIAN MANDIRI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI BAB I PENDAHULUAN TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR LAPORAN PELAKSANAAN PENILAIAN MANDIRI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan

Lebih terperinci

PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 Februari 2016 1 PERMASALAHAN BIROKRASI Mengapa Harus

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci