SUSUNAN KEANGGOTAAN DAN URAIAN TUGAS TIM RB BPOM
|
|
- Leony Utami Darmali
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2
3
4
5 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2018 TENTANG PEMBENTUKAN TIM REFORMASI BIROKRASI BIROKRASI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN SUSUNAN KEANGGOTAAN DAN URAIAN TUGAS TIM RB BPOM A. TIM PENGARAH 1. Susunan Keanggotaan Tim Pengarah Ketua : Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. Sekretaris : Sekretaris Utama. a. Inspektur Utama; b. Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif; c. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik; d. Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan; dan e. Deputi Bidang Penindakan. 2. Tugas Tim Pengarah a. memberikan arahan dalam penyusunan dan menetapkan Road Map Reformasi Birokrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan; b. memastikan pelaksanaan reformasi birokrasi sesuai dengan sasaran reformasi birokrasi nasional, yang dapat memberikan dampak pada perbaikan birokrasi dan memberikan dampak pada masyarakat; dan c. memberikan arahan agar pelaksanaan reformasi birokrasi tetap berjalan konsisten, terarah sesuai dengan Road Map, dan berkelanjutan.
6 -2- B. TIM PELAKSANA Ketua : Sekretaris Utama. Sekretaris : Kepala Biro Hukum dan Organisasi. 1. Kelompok Kerja 1 - Bidang Manajemen Perubahan. a. Susunan Keanggotaan Kelompok Kerja 1 Koordinator : Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengawasan Obat dan Makanan. Sekretaris : Kepala Bidang Perencanaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia. 1) Direktur Pengamanan; 2) Direktur Intelijen Obat dan Makanan; 3) Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana; 4) Kepala Bagian Pengelolaan Kinerja dan Kearsipan; 5) Kepala Bagian Dukungan Strategis Pimpinan; 6) Kepala Bidang Tata Kelola Data dan Informasi; 7) Kepala Subbagian Tata Usaha Inspektorat II; dan 8) Asesor Sumber Daya Manusia Aparatur Muda. b. Tugas Kelompok Kerja 1 Bidang Manajemen Perubahan Mengubah secara sistematis dan konsisten dari sistem dan mekanisme kerja organisasi serta pola pikir dan budaya kerja individu atau unit kerja di dalamnya menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran Reformasi Birokrasi, dengan cara antara lain: 1) mengoordinasi peningkatan komitmen pimpinan dan pegawai dalam melakukan reformasi birokrasi di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, melalui: a) menyusun Tim Reformasi Birokrasi; b) menyusun Road Map Reformasi Birokrasi; dan c) melakukan pemantauan dan evaluasi reformasi birokrasi. 2) mengoordinasi terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan; dan
7 -3-3) menurunkan risiko kegagalan yang disebabkan kemungkinan timbulnya resistensi terhadap perubahan. 2. Kelompok Kerja 2 - Bidang Penguatan Sistem Pengawasan. a. Susunan Keanggotaan Kelompok Kerja 2 Koordinator : Inspektur II. Sekretaris : Kepala Bagian Tata Usaha Inspektorat Utama. 1) Kepala Bidang Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi; 2) Kepala Subbagian Tata Usaha Inspektorat II; 3) Kepala Subbagian Layanan Pengaduan Masyarakat; 4) Noviana Susanti (Auditor Madya); 5) Wiwi Wiratini (Auditor Madya); 6) M. Nur Herman Syah (Auditor Muda); 7) Farizka Dhian W. (Auditor Muda); 8) Mahardhika H. (Auditor Muda); 9) Fadhila Nurfida Hanif (Auditor Pertama); 10) Brigitta Melati I.O. (Auditor Pertama); 11) Dedi Gunawan (Auditor Pertama); dan 12) Irwan Setiawan (Auditor Pertama). b. Tugas Kelompok Kerja 2 - Bidang Penguatan Sistem Pengawasan Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, dengan cara antara lain: 1) meningkatkan kepatuhan dan efektivitas terhadap pengelolaan keuangan negara melalui: a) pembuatan kebijakan, sosialisasi, penanganan, evaluasi penanganan gratifikasi di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan; b) mengelola Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan; dan c) mengelola Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan;
8 -4-2) meningkatkan status opini Badan Pemeriksa Keuangan terhadap pengelolaan keuangan negara melalui koordinasi pencanangan, pengembangan, monitoring, dan evaluasi atas pembangunan zona integritas di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM); dan 3) menurunkan tingkat penyalahgunaan wewenang di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui: a) pembuatan kebijakan, penanganan, evaluasi penanganan atas pengaduan masyarakat terhadap Badan Pengawas Obat dan Makanan; b) mengelola pelaksanaan whistle blowing system dan melakukan evaluasinya; dan c) melakukan sosialisasi, penanganan, dan evaluasi atas benturan kepentingan di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan. 3. Kelompok Kerja 3 - Bidang Penguatan Akuntabilitas Kinerja. a. Susunan Keanggotaan Kelompok Kerja 3 Koordinator : Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan. Sekretaris : Kepala Bagian Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Kinerja. 1) Kepala Bagian Perencanaan; 2) Kepala Bagian Penganggaran; 3) Kepala Subbagian Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Kinerja I; 4) Kepala Subbagian Pengelolaan Kinerja dan Disiplin Sumber Daya Manusia; 5) Kepala Subbagian Monitoring dan Evaluasi Program Strategis Pimpinan; 6) Kepala Subbagian Alatntansi dan Pelaporan Keuangan; 7) Agus Sulisno (Auditor Madya); 8) Wikan Yogi P. (Auditor Muda); dan 9) Ardianto Nugroho (Auditor Pertama).
9 -5- b. Tugas Kelompok Kerja 3 Bidang Penguatan Akuntabilitas Kinerja Meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja Badan Pengawas Obat dan Makanan, dengan cara antara lain: 1) koordinasi keterlibatan pimpinan dalam penyusunan perencanaan kinerja dan pemantauan penyampaian kinerja secara berkala; 2) melaksanakan peningkatan kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja; 3) menyusun pedoman akuntabilitas kinerja; 4) melakukan pengukuran kinerja berbasis elektronik; dan 5) melakukan pemutakhiran data kinerja secara berkala. 4. Kelompok Kerja 4 - Bidang Penguatan Kelembagaan. a. Susunan Keanggotaan Kelompok Kerja 4 Koordinator : Kepala Biro Hukum dan Organisasi. Sekretaris : Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana. 1) Direktur Penyidikan Obat dan Makanan; 2) Kepala Subbidang Pengelolaan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi; 3) Kepala Subbagian Organisasi; dan 4) Kepala Subbagian Perencanaan dan Pengelolaan Data Sumber Daya Manusia. b. Tugas Kelompok Kerja 4 - Penguatan Kelembagaan Meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi secara proporsional sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas masing-masing, sehingga organisasi menjadi tepat fungsi dan tepat ukuran, antara lain dengan cara: 1) melakukan evaluasi terkait penilaian ketepatan fungsi dan ketepatan ukuran organisasi, pengukuran jenjang organisasi, analisis kemungkinan duplikasi dan tumpang tindih fungsi, penilaian kesesuaian struktur organisasi dengan mandat maupun kinerja yang dihasilkan, serta analisis organisasi telah adaptif terhadap perubahan lingkungan strategis; dan
10 -6-2) melakukan penataan dengan mengajukan usulan perubahan organisasi kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sebagai tindak lanjut hasil evaluasi yang telah dilakukan. 5. Kelompok Kerja 5 - Bidang Penguatan Tata Laksana. a. Susunan Keanggotaan Kelompok Kerja 5 Koordinator : Kepala Biro Hukum dan Organisasi. Sekretaris : Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana. 1) Direktur Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang; 2) Kepala Bidang Sistem Informasi; 3) Kepala Bagian Komunikasi dan Publikasi; 4) Kepala Subdirektorat Standardisasi Khasiat dan Keamanan Obat; 5) Kepala Subbagian Tata Laksana; dan 6) Kepala Subbagian Persuratan dan Kearsipan. b. Tugas Kelompok Kerja 5 - Bidang Penguatan Tata Laksana Meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, dan terukur, antara lain dengan cara: 1) menyusun peta proses bisnis yang sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Pengawas Obat dan Makanan serta dijabarkan dalam Standar Operasional Prosedur (SOP); 2) mengoordinasi penerapan Sistem Manajemen Mutu atau Quality Management System (QMS) di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan; 3) melakukan evaluasi dan penyesuaian peta proses bisnis dan SOP terhadap perkembangan tuntutan efisiensi dan efektivitas birokrasi; 4) mengoordinasi penyusunan rencana dan pelaksanaan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan; dan 5) mengoordinasi penerapan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi publik.
11 -7-6. Kelompok Kerja 6 - Bidang Penguatan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur Sipil Negara. a. Susunan Keanggotaan Kelompok Kerja 6 Koordinator : Kepala Biro Umum dan Sumber Daya Manusia. Sekretaris : Kepala Bagian Perencanaan dan Pengelolaan Karier Sumber Daya Manusia. 1) Kepala Bagian Pengelolaan Kinerja dan Kearsipan; 2) Kepala Bidang Perencanaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia; 3) Kepala Subbagian Perencanaan dan Pengelolaan Data Sumber Daya Manusia; 4) Kepala Subbagian Pengelolaan Karier Jabatan Struktural; 5) Kepala Subbagian Pengelolaan Kinerja dan Disiplin Sumber Daya Manusia; 6) Kepala Subbagian Kesejahteraan, Gaji, dan Tunjangan; dan 7) Kepala Subbidang Arsitektur Sistem Informasi. b. Tugas Kelompok Kerja 6 - Bidang Penguatan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur Sipil Negara Meningkatkan profesionalisme SDM Aparatur di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, yang didukung oleh sistem rekrutmen dan promosi aparatur berbasis kompetensi, transparan, serta memperoleh gaji dan bentuk jaminan kesejahteraan yang sepadan, antara lain dengan cara: 1) meningkatkan ketaatan terhadap pengelolaan SDM Aparatur di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui melakukan perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi; 2) meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM aparatur di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui: a) proses penerimaan pegawai secara transparan, objektif, akuntabel, dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; b) promosi jabatan dilakukan secara terbuka;
12 -8-3) meningkatkan disiplin SDM Aparatur di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui penegakan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku pegawai; 4) meningkatkan efektivitas manajemen SDM Aparatur di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui: a) penetapan kinerja individu; b) pelaksanaan evaluasi jabatan; c) pengembangan sistem informasi kepegawaian; dan d) meningkatkan profesionalisme SDM Aparatur di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui pengembangan pegawai berbasis kompetensi. 7. Kelompok Kerja 7 - Bidang Penguatan Peraturan Perundangundangan. a. Susunan Keanggotaan Kelompok Kerja 7 Koordinator : Kepala Biro Hukum dan Organisasi. Sekretaris : Kepala Bagian Peraturan Perundangundangan. 1) Direktur Standardisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif; 2) Direktur Standardisasi Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik; 3) Direktur Standardisasi Pangan Olahan; 4) Kepala Subdirektorat Standardisasi Produksi dan Distribusi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif; 5) Kepala Subdirektorat Standardisasi Suplemen Kesehatan; 6) Kepala Subdirektorat Standardisasi Pangan Olahan Tertentu; 7) Kepala Bagian Kerja Sama Regional dan Multilateral; 8) Kepala Subbagian Peraturan Perundang-undangan I; 9) Kepala Subbagian Peraturan Perundang-undangan II; dan 10) Kepala Subbagian Dokumentasi dan Informasi Hukum. b. Tugas Kelompok Kerja 7 - Bidang Penguatan Peraturan Perundang-undangan Meningkatkan efektivitas pengelolaan Peraturan Perundang- Undangan di bidang pengawasan obat dan makanan yang
13 -9- dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan, yaitu antara lain dengan cara: 1) melakukan identifikasi, analisis, pemetaan, dan revisi Peraturan Perundang-Undangan di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan yang mempunyai resiko tumpang tindih / tidak harmonis/tidak sinkron; 2) menyusun sistem dan melakukan evaluasi pengendalian penyusunan Peraturan Perundang-Undangan di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan; dan 3) melakukan deregulasi peraturan terkait pelayanan publik. 8. Kelompok Kerja 8 - Bidang Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. a. Susunan Keanggotaan Kelompok Kerja 8 Koordinator : 1) Direktur Pengawasan Keamanan, Mutu, dan Ekspor Impor Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif. 2) Kepala Pusat Data dan Informasi Obat dan Makanan. a) Sub Tim Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Pre- Market (Sebelum Beredar). Koordinator : Direktur Registrasi Pangan Olahan. Sekretaris : Kepala Subdirektorat Registrasi Pangan Olahan Risiko Tinggi. 1) Direktur Registrasi Obat; 2) Direktur Registrasi Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik; 3) Kepala Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara dan Rumah Tangga; 4) Kepala Subdirektorat Penilaian Uji Klinik dan Pemasukan Khusus; 5) Kepala Subdirektorat Registrasi Obat Generik; 6) Kepala Subdirektorat Penilaian Uji Pra Klinik/Klinik Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, Kosmetik, dan Dokumen Informasi Produk Kosmetik; 7) Kepala Subdirektorat Registrasi Kosmetik; dan
14 -10-8) Kepala Subdirektorat Registrasi Pangan Olahan Risiko Rendah dan Bahan Tambahan Pangan. b) Sub Tim Perkuatan Sistem Pengawasan Post-Market (Selama Beredar). Koordinator : Direktur Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor. Sekretaris : Kepala Subdirektorat Pengawasan Sarana Distribusi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Bahan Obat; 1) Direktur Pengawasan Produksi Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor; 2) Direktur Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan; 3) Direktur Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru; 4) Direktur Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang; 5) Kepala Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional; 6) Kepala Subdirektorat Pengawasan Keamanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor; 7) Kepala Subdirektorat Pengawasan Sarana Produksi Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor; 8) Kepala Subdirektorat Pengawasan Sarana Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan; 9) Kepala Subdirektorat Inspeksi Pangan Olahan Tertentu; 10) Kepala Subdirektorat Inspeksi Pangan Risiko Rendah; 11) Kepala Balai Besar POM di Banda Aceh; 12) Kepala Balai Besar POM di Bandung; 13) Kepala Balai Besar POM di Denpasar; 14) Kepala Balai Besar POM di Jakarta; 15) Kepala Balai Besar POM di Jayapura; 16) Kepala Balai Besar POM di Makassar;
15 -11-17) Kepala Balai Besar POM di Manado; 18) Kepala Balai Besar POM di Medan; 19) Kepala Balai Besar POM di Palembang; 20) Kepala Balai Besar POM di Semarang; 21) Kepala Balai Besar POM di Surabaya; 22) Kepala Balai Besar POM di Yogyakarta; 23) Kepala Balai Besar POM di Bandar Lampung; 24) Kepala Balai Besar POM di Banjarmasin; 25) Kepala Balai Besar POM di Mataram; 26) Kepala Balai Besar POM di Padang; 27) Kepala Balai Besar POM di Pekanbaru; 28) Kepala Balai Besar POM di Pontianak; 29) Kepala Balai Besar POM di Samarinda; 30) Kepala Balai POM di Ambon; 31) Kepala Balai POM di Bengkulu; 32) Kepala Balai POM di Jambi; 33) Kepala Balai POM di Kendari; 34) Kepala Balai POM di Kupang; 35) Kepala Balai POM di Palangka Raya; 36) Kepala Balai POM di Palu; 37) Kepala Balai POM di Batam; 38) Kepala Balai POM di Gorontalo; 39) Kepala Balai POM di Manokwari; 40) Kepala Balai POM di Pangkalpinang; 41) Kepala Balai POM di Serang; 42) Kepala Balai POM di Mamuju; dan 43) Kepala Balai POM di Sofifi. c) Sub Tim Rebranding Pelayanan Publik Koordinator : Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Dukungan Strategis Pimpinan. Sekretaris : Kepala Bagian Komunikasi dan Publikasi. 1) Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha; 2) Kepala Bidang Tata Kelola Data dan Informasi;
16 -12-3) Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Pelaku Usaha; 4) Kepala Bagian Perencanaan; dan 5) Kepala Subbagian Pengelolaan Opini Publik. d) Sub Tim Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Koordinator : Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Dukungan Strategis Pimpinan. Sekretaris : Kepala Bagian Pengaduan Masyarakat. 1) Inspektur I; 2) Inspektur II; 3) Kepala Subbagian Layanan Pengaduan Masyarakat; 4) Kepala Subbidang Perencanaan dan Penyelenggaran Pendidikan dan Pelatihan Teknis; dan 5) Kepala Subbagian Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi. b. Tugas Kelompok Kerja 8 - Bidang Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik yaitu meningkatkan kualitas pelayanan publik yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Perkuatan Sistem Pengawasan Pre Market dan Post Market, Rebranding, dan Pengelolaan Pengaduan Masyarakat), dengan cara antara lain: 1) memperkuat dan mengembangkan best practices peningkatan kualitas pelayanan, pengawasan, dan sistem pemberdayaan masyarakat melalui melakukan review dan perbaikan kebijakan/pedoman standar pelayanan dan pengawasan; 2) meningkatkan kualitas pelayanan dan pengawasan yang berbasis sistem manajemen mutu yang diakui secara internasional melalui: a) melakukan sosialisasi/pelatihan dalam upaya meningkatkan penerapan budaya pelayanan prima; b) meningkatkan sarana layanan terpadu/terintegrasi dan kemudahan pengaksesan informasi; c) melakukan inovasi layanan;
17 -13-3) meningkatkan indeks kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui: a) meningkatkan pengelolaan pengaduan pelayanan; b) melakukan penilaian kepuasan pelayanan; c) peningkatan pemanfaatan teknologi informasi; 4) melakukan promosi pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan pemberdayaan masyarakat, berdasarkan data yang didapat dari hasil monitoring maupun data dari Tim PMPRB melalui media informasi. 9. Tim Pelaksana selain sebagaimana disebutkan di atas, juga mempunyai tugas untuk: a. merumuskan Road Map Reformasi Birokrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan; b. merumuskan quick wins; c. menjadi agen perubahan; d. melaksanakan koordinasi, kerja sama, dan fasilitasi kepada semua pemangku kepentingan dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan; e. melakukan internalisasi dan sosialisasi kepada pegawai dan masyarakat tentang Reformasi Birokrasi di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan; f. mengikutsertakan dan/atau bekerjasama dengan para pakar dan pemangku kepentingan; g. melaporkan perkembangan hasil kerjanya kepada Ketua Tim Pelaksana serta menembuskan kepada Tim Monitoring dan Evaluasi, paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan; dan h. menyiapkan data dan dokumen pendukung sebagai bahan penilaian PMPRB bagi Tim Asesor PMPRB. C. TIM ASESOR PMPRB DAN MONEV RB 1. Susunan Keanggotaan Tim Asesor PMPRB dan Monev RB Koordinator : Inspektur Utama. Ketua : Inspektur II. Sekretaris : a. Kepala Bagian Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Kinerja. b. Noviana Susanti (Auditor Madya).
18 -14- a. Bidang Manajemen Perubahan Koordinator : Kepala Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional. 1) Kepala Bidang Standardisasi dan Penilaian Kompetensi Sumber Daya Manusia; 2) Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat Konsumen; 3) Kepala Subbagian Dukungan Strategis Pimpinan; 4) Kepala Subbagian Tata Usaha Biro Hukum dan Organisasi; dan 5) Brigitta Melati I.O (Auditor Pertama). b. Bidang Penguatan Sistem Pengawasan Koordinator : Direktur Pengawasan Kosmetik. 1) Kepala Subbagian Program dan Evaluasi Inspektorat Utama; 2) Kepala Subdirektorat Registrasi Pangan Olahan Risiko Sedang; 3) Kepala Subdirektorat Pengawasan Sarana Distribusi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Bahan Obat Regional II; dan 4) Wikan Yogi Pratomo (Auditor Muda). c. Bidang Penguatan Akuntabilitas Kinerja Koordinator : Inspektur II. 1) Kepala Subbagian Penganggaran Pusat; 2) Kepala Subbagian Keuangan dan Umum - Inspektorat Utama; 3) Kepala Subbagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan; 4) Kepala Subbagian Pembendaharaan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak; dan 5) M. Nur Herman Syah (Auditor Muda). d. Bidang Penguatan Kelembagaan Koordinator : Kepala Biro Kerja Sama. 1) Kepala Bagian Protokol dan Kesekretariatan Pimpinan;
19 -15-2) Kepala Subdirektorat Penyidikan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif; 3) Kepala Subbagian Advokasi Hukum I; 4) Agus Sulisno (Auditor Madya); dan 5) Ardianto Nugroho (Auditor Pertama). e. Bidang Penguatan Tata Laksana Koordinator : Kepala Pusat Riset dan Kajian Obat dan Makanan. 1) Kepala Subdirektorat Standardisasi Keamanan Pangan; 2) Kepala Subdirektorat Standardisasi Obat Tradisional; 3) Kepala Subbidang Layanan Data dan Informasi; 4) Mahardhika H. (Auditor Muda); dan 5) Fadhila Nurfida Hanif (Auditor Pertama). f. Bidang Penguatan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur Sipil Negara Koordinator : Direktur Standardisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif. 1) Kepala Bagian Keuangan; 2) Kepala Subbidang Standardisasi dan Penilaian Kompetensi Teknis; 3) Kepala Subbagian Pengelolaan Karier Jabatan Fungsional; 4) Istiqomah (Auditor Pertama); dan 5) Dedi Gunawan (Auditor Pertama). g. Bidang Penguatan Peraturan Perundang-undangan Koordinator : Direktur Standardisasi Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik. 1) Kepala Bagian Advokasi Hukum; 2) Kepala Subdirektorat Standardisasi Kosmetik; 3) Kepala Subdirektorat Inspeksi Pangan Teknologi Baru; 4) Kepala Bagian Kerja Sama Dalam Negeri; dan 5) Farizka Dhian (Auditor Muda).
20 -16- h. Bidang Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Koordinator : Inspektur I. 1) Kepala Subdirektorat Pengawasan Produksi Produk Biologi dan Sarana Khusus; 2) Kepala Subdirektorat Pengawasan Informasi dan Promosi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan; 3) Kepala Subdirektorat Inspeksi Pangan Risiko Sedang dan Bahan Tambahan Pangan; 4) Kepala Subbagian Tata Usaha Inspektorat I; 5) Kepala Subbagian Penatausahaan Barang Milik Negara; 6) Kepala Subbagian Rumah Tangga; dan 7) Agung Wicaksono (Auditor Madya). 1. Tugas Tim Asesor PMPRB dan Monev RB sebagai berikut: a. Koordinator 1) mengoordinasikan pelaksanaan PMPRB Badan Pengawas Obat dan Makanan; 2) memperbarui data profil sebelum melakukan penilaian; 3) melakukan review terhadap kertas kerja Asesor sebelum menyusun kertas kerja instansi; 4) menginput data hasil PMPRB ke dalam aplikasi PMPRB online dan menyampaikan kepada Sekretaris Utama; 5) menyampaikan secara online hasil penilaian dan rencana perbaikan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, yang sebelumnya telah diperiksa oleh Sekretaris Utama; dan 6) melaporkan perkembangan hasil kerja kepada Ketua Tim Pelaksana, paling sedikit 3 (tiga) bulan. b. Sekretaris 1) membantu pelaksanaan tugas Koordinator PMPRB Badan POM; dan 2) mengarsipkan data dan atau dokumen terkait PMPRB.
21
EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH
EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH Sasaran Reformasi Birokrasi Maraknya KKN Buruknya Pelayanan Publik Rendahnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja 8 Area Perubahan Bersih dari KKN Pelayanan
Lebih terperinciEVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH
EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH SASARAN REFORMASI BIROKRASI pemerintahan belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah pemerintahan belum efektif dan efisien pemerintahan yang bersih,
Lebih terperinci2017, No beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor
No.180, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KELEMBAGAAN. Badan Pengawas Obat dan Makanan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengawasan Obat dan
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, dan FUNGSI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, dan FUNGSI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Bimbingan Teknis Ujian Dinas Tingkat I dan Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat Tahun 2017 Jakarta, 18 Juli 2017 DASAR HUKUM, TUGAS,
Lebih terperinciLEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017
LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017 A. PROSES (60) I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 3,46 1 Tim Reformasi Birokrasi (1) 0,78 a. Tim Reformasi Birokrasi
Lebih terperinciLEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014
LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014 BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN PENILAIAN A. PROSES (60) I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 5.0
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BAPPEDA KOTA BANDA ACEH
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BAPPEDA KOTA BANDA ACEH A. DASAR HUKUM Dengan berlakunya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi
Lebih terperinciLEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : POLDA NTB TAHUN : 2016
LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : POLDA NTB TAHUN : 2016 PENILAIAN A. PROSES (60) I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 5.00 100.00% 1 Tim Reformasi Birokrasi (1) 1.00 100.00% a. Tim
Lebih terperinci- 2 - Pasal 3. Pasal 5 Area sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala Badan ini.
- 2 - Pasal 1 Menetapkan Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika tentang Road Map Reformasi Birokrasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika 2015 2019. Pasal 2 Road Map Reformasi
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI A. DASAR HUKUM Dengan berlakunya Peraturan Menteri Pendayagunaan
Lebih terperinciKEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.07 TAHUN 2010 TENTANG
KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.07 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PER.KBSN-01/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
Lebih terperinciKEPUTUSAN KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 30 Tahun 2018
PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI KECAMATAN CICURUG Jalan Siliwangi Nomor 111 Telepon (0266) 731002 Faksimil (0266) 731002 Website: sidikcicurug@yahoo.com email: cicurug.marema@gmail.com CICURUG 43359 KEPUTUSAN
Lebih terperinciPENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN
PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR 23 TAHUN 2017 PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR
RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR A. DASAR 1. Peraturan Menteri Pendayagunanaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinci2016, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13); 4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 201
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1430, 2016 KEMEN-DPDTT. Road Map RB 2015-2019. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinciPENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B
1 PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR 26 TAHUN 2017 T E N T A N G RENCANA KERJA PEMBANGUNAN REFORMASI BIROKRASI PADA PENGADILAN NEGERI BANTUL KETUA PENGADILAN
Lebih terperinciMENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : bahwa sebagai
Lebih terperinciSetyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI
Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Menteri PAN dan RB, pelaksanaan proses pembangunan zona integritas harus dilaksanakan dengan perencanaan yang baik, karena di sini akan menentukan
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.04.1.24.11.12.7154 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN TIM REFORMASI BIROKRASI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPALA BADAN PENGAWAS
Lebih terperinci2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan
No.1864, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Perwakilan. Orta. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BNN TAHUN Jakarta, Juli 2015
EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BNN TAHUN Jakarta, Juli 1 SURAT KEPUTUSAN KEPALA BNN KEANGGOTAAN REFORMASI BIROKRASI 1. Keputusan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor : KEP/146/IV/2013/BNN tanggal
Lebih terperinciPEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM
PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM Jakarta, Mei 2015 DAFTAR ISI Halaman Pengertian.... 2 Syarat Penetapan WBK/WBBM. 3 Komponen Pengungkit dan Hasil. 3 I. Komponen Pengungkit... 3 II. Komponen
Lebih terperinciPERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS
Lebih terperinciLampiran-1 RINCIAN TAMBAHAN FORMASI CPNS PUSAT DARI PELAMAR UMUM BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TAHUN ANGGARAN 2014
Lampiran-1 RINCIAN TAMBAHAN FORMASI CPNS PUSAT DARI PELAMAR UMUM BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TAHUN ANGGARAN 2014 NO NAMA JABATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN 1 Apoteker. III/b 192 1 Direktorat Standardisasi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI DINAS PENANAMAN
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA BANDA ACEH TAHUN
Lebih terperinciHasil Laporan Evaluasi
Hasil Laporan Evaluasi Instansi : Badan Narkotika Nasional Nama Inspektur : IRTAMA BNN Waktu Pengisian : 2015-04-21 14:10 Waktu Pengevaluasian : Tahap : Tahap 3 *) Penilaian Penjelasan Jawaban Nilai Presentase
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.400, 2014 ADMINISTRASI. Keuangan. BPKP. Tugas. Fungsi. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesejahteraan
Lebih terperinciPROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI
PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI Manajemen Perubahan Seluruh proses reformasi birokrasi di instansi akan mengarah pada rekonseptualisasi organisasi dan mekanisme kerja instansi secara menyeluruh. Proses
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-63.1-/216 DS462-7237-737-7577 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP-417/K/JF/2003 TENTANG PEJABAT YANG BERWENANG MENANDATANGANI SURAT KEPUTUSAN PENGANGKATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, DAN PEMBERHENTIAN
Lebih terperinciSKEMA ZONA INTEGRITAS WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM)
SKEMA ZONA INTEGRITAS WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) KOMPONEN PENGUNGKIT 60% INDIKATOR HASIL 40% MANAJEMEN PERUBAHAN PENATAAN TATA LAKSANA PENATAAN SISTEM
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan I
No.1273, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KOMINFO. ORTA. UPT Monitor Frekuensi Radio. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciREFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017
1 REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017 2 REFORMASI BIROKRASI PENGERTIAN Upaya melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: KEP-418/K/JF/2003 TENTANG PEJABAT YANG BERWENANG MENANDATANGANI SURAT KEPUTUSAN PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendorong percepatan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.221, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG REFORMASI BIROKRASI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciAREA PERUBAHAN 1. Program Manajemen Perubahan 2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
AREA PERUBAHAN Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) didasarkan pada kondisi dan kebutuhan Kemenko PMK dalam mewujudkan agenda
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi birokrasi merupakan salah
Lebih terperinciROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BNN Jakarta, 1 Desember 2015
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BNN 2015-2019 Jakarta, 1 Desember 2015 LANDASAN PENYUSUNAN ROAD MAP BNN 2015-2019 1. Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 (Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010); 2.
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinci2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.753, 2015 KEMEN-ESDM. Reformasi Birokrasi. Unit Pengelola. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG UNIT PENGELOLA
Lebih terperinciPERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005
PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005 DENGAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR
Lebih terperinciLEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : SETJEN WANTANNAS TAHUN : 2017
LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : SETJEN WANTANNAS TAHUN : PENILAIAN A. PROSES (60) I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 5.00 100.00% 1 Tim Reformasi Birokrasi (1) 1.00 100.00% a.
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 56 Undang-Undang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciDINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU
DOKUMEN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK)/WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU Kabupaten Tanah Bumbu,
Lebih terperinciMENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 67 ayat (3) Undang- Undang Nomor
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : PER- 955/K/SU/2011 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR KEP-06.00.00-286/K
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2007 TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.00.05.21.3592 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 05018/SK/KBPOM TAHUN 2001 TENTANG
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INOONESIA TENTANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PRESIDEN REPUBLIK INOONESIA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pengawasan Obat dan Makanan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
r PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang :
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN PENILAIAN MANDIRI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI BAB I PENDAHULUAN
TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR LAPORAN PELAKSANAAN PENILAIAN MANDIRI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan
Lebih terperinciNOMOR : 36 TAHUN 2015 TANGGAL z 9 SEPTEMBER2OlS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PENYELENGGARA SELEKSI CALON DAN PENILAIAN KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 36 TAHUN 2015
Lebih terperincilingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintahan Daerah
PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSEVASI LAUT NOMOR PER. IOI.9 IBALITBANG KP.3.1/BPOL/RC.31O11112016 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.710, 2015 LEMSANEG. Zona Integritas. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini
BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat
Lebih terperinciPENGADILAN NEGERI BOGOR
PENGADILAN NEGERI BOGOR KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN REFORMASI BIROKRASI PADA PENGADILAN NEGERI BOGOR KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR, Menimbang
Lebih terperinciPERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH
PERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH 2018-2019 OLEH: DR. BUDI UTOMO, S.IP., M.Si. KEPALA BAGIAN REFORMASI BIROKRASI PADA BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Jl. Ki Hajar Dewantoro 80 Jebres Kotak Pos 187 Surakarta 57126 Telp. (0271) 641442 Fax. (0271)648920 E-mail : rsjsurakarta@jatengprov.go.id
Lebih terperinciHasil Evaluasi Pelayanan Publik Tahun Jakarta 24 Januari 2018
Hasil Evaluasi Pelayanan Publik Tahun 2017 Jakarta 24 Januari 2018 Evaluasi Pelayanan Publik Tahun 2017 Evaluasi Pelayanan Publik Tahun 2017 Evaluasi Pelayanan Publik Tahun 2017 ASPEK KEMENTERIAN Evaluasi
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
- 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOORDINATOR
SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa
Lebih terperinci2013, No BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disebut LAN adalah lembaga pemerintah nonke
No.127, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADMINISTRASI. Lembaga administrasi Negara. Organisasi. Fungsi. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2016
LAPORAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2016 DAFTAR ISI Kata Pengantar..... i Daftar Isi..... ii Daftar Gambar... v Daftar Tabel... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...
Lebih terperinciTUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001, Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, Badan Pengawas Obat dan Makanan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI
Lebih terperinciROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BNN Jakarta, 11 Februari 2016
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BNN 2015-2019 Jakarta, 11 Februari 2016 GRAND DESIGN & ROAD MAP RB 2010-2025 PERPRES NO. 81 TAHUN 2010 GRAND DESIGN RB 2010-2025 ROAD MAP RB 2010-2014 RMRB 2015-2019 RMRB 2020-2024
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Nomor Tahun 2015
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Nomor Tahun 2015 DAFTAR NAMA JABATAN STRUKTURAL, KELAS JABATAN, DAN PERSEDIAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI,
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciMENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN
Lebih terperincibirokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam
RINGKASAN EKSEKUTIF Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, ditetapkan bahwa Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu unsur kementerian/ lembaga yang memiliki tugas
Lebih terperinci2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1249, 2015 BNP2TKI. Zona Integritas. Pembangunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015
EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015 Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) adalah Model
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA
- 2-2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN
PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam
Lebih terperinci2016, No Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Maluku, dan Provinsi Papua; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 T
No.247, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA.. Prov. Sumbar. Prov.Riau. Prov. Jambi. Prov. Bengkulu. Prov. Lampung. Prov.Kalbar. Prov.Kaltim. Prov. Kalsel. Prov.NTT. Prov.Sulteng. Prov. Sultra. Prov.Maluku.
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-61/K/SU/2012 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR KEP-06.00.00-286/K/2001
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa hubungan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinci