BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Provinsi Gorontalo, melalui undang-undang Nomor 38 Tahun 2000 merupakan Provinsi ke 32 setelah memarkan diri dari provinsi Sulawesi Utara pada tanggal 16 Februari Secara geografis terletak diantara 0,19ˈ-1,15ˈ Litang Utara (LU) dan 121,23ˈ123,43ˈ Bujur Timur (BT), batas wilayah Provinsi, Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Buol Toli-Toli dan Laut Sulawesi. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Donggola. Sebelah Timur berbatasan dengan Bolaang Mongondow.Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tominip. Provinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah ,66 km 2 dengan jumlah penduduk jiwa khusus untuk Kota Gorontalo yang terdiri dari 9 Kecamatan dan 100 Kelurahan dalam luas 66,25 km 2 dengan jumlah penduduk jiwa menurut sumber data profil Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo tahun Kota Gorontalo Merupakan Ibukota Provinsi Gorontalo. Secara Geografis mempunyai luas 79,03 km² atau o.65 persen dari luas Provinsi Gorontalo. Kota Gorontalo dibagi menjadi 9 Kecamatan, terdiri dari 50 Kelurahan. Kecamatan dengan luas terbesar adalah Kecamatan Kota Barat. Secara astronomis, Kota Gorontalo terletak antara 00º º Lintang Utara dan antara 122º º05 59 Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Gorontalo memiliki batas-batas: Utara- Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango, Selatan Teluk Tomini, Barat Kecamatan Telaga dan Batudaa Kabupaten Gorontalo, Timur Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolanggo. Kondisi topografi Kota Gorontalo adalah tanah datar yang dilalui tiga buah sungai yang brmuara di Teluk Tomini, Pelabuhan Gorontalo. Bagian selatan diapit dua pegunungan berbatu kapur/pasir. Ketinggian dari permukaan laut antara 0 sampai 470 meter. Pesisir pantai landai berpasir.

2 2. Keadaan Penduduk Penduduk merupakan salah satu wilayah yang cukup luas dengan berbagai potensi serta didukung oleh sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Secara umum keadaan penduduk dibedakan menurut mata pencaharian dan tingkat pendidikan. Pada tahun 2011 jumlah penduduk Kota Gorontalo jiwa dengan tingkat kepadatan orang/km 2 pendududuk Kota Gorontalo di lihat pada tabel di bawah. Untuk lebih jelas melihat Tabel 2. Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo, 2013 No Kecamatan Jumlah Penduduk (Org) 1 Kota Barat Dungingi Kota Selatan Kota Timur Hulontalangi Dombo Raya Kota Utara Kota Tengah Sipatana Jumlah Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,2011 Berdasarkan tabel 2 di atas, yang paling terbanyak di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo dengan jumlah penduduk yang berjumlah orang dan jumlah penduduk yang paling sedikit berada di Kecamatan Hulontalangi Kota Gorontalo dengan jumlah penduduk. 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu negara adalah tersedianya cukup sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Di Kota Gorontalo pada tahun 2011, angka partisipasi sekolah (APS) pada penduduk kelompok usia sekolah 7-12 tahun sebesar 99,40 persen atau naik dari tahun 2010 yang sebesar 98,08 persen. Sementara itu, APS penduduk kelompok usia sekolah tahun dan tahun naik jika dibandingkan tahun sebelumnya. Angka partisipasi murni (APM) tingkat SD/MI

3 pada tahun 2011 sesar 89,39 persen. Sementara itu, AMP tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA masing-masing sebesar 63,08 persen dan 75,43 persen. Tabel 3. Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Jenjang Pendidikan di Kota Gorontalo (Persen), No jenjang Pendidikan APM APK (1) (2) (3) 1 SD/MI 89,39 104,71 2 SMP/MTS 63,08 93,78 3 SMA/SMK/MA 54,57 75,43 Sumber: BPS RI (Susenas, Agustus,2011) Berdasarkan Tabel 3. Maka dapat diketahui angka partisipasi murni dan angka partisipasi kasar. Untuk jenjang pendidikan SD/MI angka partisipasi murninya mencapi 89,39 dan angka partisipasi kasar mencapai 104,71, kemudian untuk SMP/MTS angka partisipasi murni mencapai 63,08 dan angka partisipasi kasar yaitu 93,78 sedangkan pada SMA/SMK/MA angka partisipasi murni mencapi 54,57 dan angka partisipasi kasar mencapi 75, Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Mata pencaharian merupakan salah satu upaya peningkatan taraf hidup sehari-hari dalam segala hal, rata-rata umur yang yang sudah mempunyai pekerjaan yaitu di atas 15 tahun karena sudah produktif dan bisa memenihi kebutuhan hidup, untuk itu penduduk yang berumur 15 tahun keatas. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada tabel 4 tentang jenis kegiatan sehari-hari sebagai berikut:

4 Tabel 4. Penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut Jenis Kegiatan Utama di Kota Gorontalo, Jenis Kegiatan Utama (1) (2) (3) (4) (5) I. Angkatan kerja Berkerja Pengangguran II. Bukan Angkatan Kerja Sekolah Mengurus Rumah Tangga Lainnya Jumlah/Total Sumber: BPS RI (Sakrnas 2011) Berdasarkan Tabel 4. Maka dapat dilihat penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut kegiatan utama mereka dala 4 tahun terakhir. Pada tahun 2008 total keseluran orang dalam melakukan kegiatan mereka sehari-hari, pada tahun 2009 mencapai orang, kemudian pada tahun 2010 mencapai orang sedangkan pada tahun 2011 mencapi orang. Jadi dalam tabel ini di lihat yang paling banyak penduduk yang melakukan kegiatan/bekerja yaitu pada tahun 2011, sedangkan yang paling sedikit penduduk yang bekerja pada tahun B. Gambaran Pasar Sentral Kota Gorontalo Pasar Sentral merupakan salah satu pasar yang terbesar di Kota Gorontalo, yang terletak di pusat Kota. Pasar Sentral tersebut buka setiap hari mualai dari jam wita, di sana juga menjual bermacam-macam barang dan jasa. Terutama menjual kebutuhan sehari-hari dari pakaian sampai keperluan dapur hingga makanan. Pasar sentral ini terletak di jalan Setiabudi No.1 Kelurahan Limba U1 Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Luas pasar Sentral m 2 kepemilikan pasar Sentral adalah pemerintah dan diserahkan oleh pengelolah pasar. Jumlah pasar tradisional yang ada di Provinsi Gorontalo adalah 128 pasar tersebar di sejumlah Kabupaten dan Kota. Untuk Kota Gorontalo sendiri terdapat 11 pasar. Pasar Sentral adalah salah satu dari pasar yang beroperasi di Kota

5 Gorontalo. Jumlah pedagang yang ada di pasar Sentral berjumlah ± 882 pedagang yang terjadi dari pedagang bahan pangan. Pedagang ikan dan daging, dan pedagang-pedagang lainnya, untuk itu dapat dilihat pada table 5 tentang rekapitulasi jumlah pedagang di Pasar Sentral Kota Gorontalo pada bagian area landasan adalah sebagai berikut: Tabel 5. Jumlah Pedagang di Pasar Sentral Kota Gorontalo Pada Bagian Area Landasan, No Nama Tempat Jenis Dagangan Jumlah Pedagang (Org) 1 Landasan A Barang Campuran Landasan E Barang Campuran 48 3 Pelantara A Barang Campuran 25 4 Pelantara C Barang Campuran 31 5 Pelantara D barang Campuran 16 6 Pelantara F Barang Campuran 97 7 Selasar Blok B Barang Campuran 19 8 Selasar Blok C Barang Campuran 19 9 Selasar Blok D Barang Campuran Selasar Blok E Barang Campuran Landasan Ikan/Daging Ikan dan daging Landasan Ayam Hidup Ayam Kaki Lima Atas (PKL) Kantin 27 Jumlah 595 Sumber : Data Dinas Pasar Sentral Kota Gorontalo, 2013 Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa jumlah pedagang di Pasar Sentral Kota Gorontalo pada bagian area landasan sekitar 595 orang pedagang sedangkan jumlah pedagang yang paling banyak yaitu pada landasan A yaitu 135 orang, sedangkan pedagang yang paling sedik pada bagian Selasar blok E yaitu 10 orang. Untuk itu jumlah pedagang yang menjual di Pasar Sentral Kota Gorontalo, pada bagian area blok mencapai 921. Untuk lebih jelas dapat di sajikan pada tabel 6 tentang rekapitulasi jumlah pedagang.

6 Tabel 6. Jumlah Pedagang di Pasar Sentral Kota Gorontalo Pada Area Petak, NO Nama Tempat Jenis Dagangan Jumlah Pedagang (Org) 1 Petak Blok BA Barang Campuran 34 2 Petak Blok BB Barang Campuran 34 3 Petak Blok CB Barang Campuran 52 4 Petak Blok DA Barang Campuran 24 5 Petak Blok DB barang Campuran 24 6 Petak Blok EB Barang Campuran 12 7 Petak Blok FA Barang Campuran 47 8 Petak Blok FB Barang Campuran 47 9 Petak Blok GA Barang Campuran 1 10 Petak Blok GB Barang Campuran Petak Bawah Tangga Barang Campuran 4 Jumlah 291 Sumber : Dinas Pasar Sentral Kota Gorontalo, 2013 Berdasarkan Tabel 6 maka diketahui jumlah pedagang yang ada di pasar Sentral Kota Gorontalo pada bagian area petak mencapai 291 orang sedangkan jumlah pedagang yang paling bayak pada area bagian petak blok CB yaitu 52 orang pedagang, sedangkan yang paling sedikit pedagangnya pada Area bagian petak blok GA yaitu 1 orang pedagang. C. Identitas Responden Peternakan 1. Umur Umur merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi tingkat kemampuan dalam mengelola usaha terutama dalam beternaknya. Umumnya Peternak yang masih muda dan sehat relativ lebih mudah menerima serapan teknologi dan mudah menanggung resiko serta memiliki kemampuan fisik yang kuat dan berenergik untuk bekerja dibandingkan pedagang yang sudah lanjut usia. Untuk mengetahui lebih jelas umur peternak sapi dapat dilihat pada Tabel 7 beriku:

7 Tabel 7. Karakteristik Peternak Daging Sapi Responden berdasarkan Tingkat Umur di Kota Gorontalo, 2013 No Umur Jumlah Responden Presentase (%) Keterangan Belum Produktif Produktif 3 > Tidak Produktif Jumlah Sumber : Data diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 7 diatas, terbagi atas 3 tingkatan umur peternak. Pertama, pedagang dari 0-15 tahun 10%, pada umur ini pedagang belum produktif dan masih dalam kisaran umur wajib sekolah, karena pada umur ini kemampuan fisik pedagang masih labil belum maksimal. Kedua, peternak yang memiliki kisaran umur tahun berjumlah 8 orang atau 80%, pada umur ini peternak telah bekerja produktif, karena di usia yang masih terbilang muda kemampuan fisik peternak sangat kuat dan berenergik, sehingga sangat menunjang dalam meningkatkan produktivitas berternak Ketiga, sedangkan peternak yang berumur lebih dari 60 tahun atau tidak propduktif berjumlah 1 orang atau 0%, karena umur yang sudah lanjut usia kemampuan fisiknya sangat lemah. Ketiga kelompok ini tergolong kelompok belum produktif, produktif dan tidak produktif. 2. Pendidikan Semakin tinggi tingkat pendidikan, diharapkan pola fikir semakin rasional untuk menerima inovasi atau teknologi baru dalam pengembangan usahanya. Dengan tingkat pendidikan tersebut, sehingga peternak menjadi lebih dinamis dalam berani mengambil resiko dengan pertimbangan yang matang. Presentase jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat disajikan pada Tabel 8 berikut:

8 Tabel 8. Karakteristik Peternak Sapi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kota Gorontalo, 2013 No Pendidikan Jumlah (Org) Persentase (%) 1 SD SMP SMA 2 20 Jumlah Sumber: Data diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa sebagian besar peternak responden memiliki tingkat pendidikan yang relativ rendah. Hal ini terlihat dari umumnya peternak responden sebagian besar duduk di bangku sekolah dasar (SD), sebanyak 6 orang atau 60%. Sedangkan di tingkat sekolah menengah pertama (SMP), sebanyak 2 orang atau 20% dan yang melanjutkan ke tingkat sekolah menengah atas (SMA), hanya berjumlah 2 orang atau 20%. Hal tersebut menunjukan bahwa tingkat pendidikan peternak responden, dan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan, meskipun dengan pendidikan rendah minimal peternak telah dapat mengetahui pentingnya suatu usaha dalam berternak. 3. Jumlah Tanggungan Keluarga Semakin besar jumlah tanggungan keluarga Peternak akan termotifasi untuk bekerja memperoleh pendapatan yang besar agar dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Tanggungan keluarga yang produktif bagi peternak merupakan sumber tenaga kerja yang utama untuk menunjang kegiatan usahanya, peternak responden di Kota Gorontalo dapat disajikan pada Tabel 10 berikut : Tabel 9. Karakteristik Peternak Sapi berdasarkan Jumlah Tanggungan KotaGorontalo, 2013 No Jumlah Tanggungan (Org) Jumlah Responden (Org) Persentase (%) > Jumlah Sumber: Data diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 9, dapat dilihat bahwa sebagian besar peternak sapi responden memiliki jumlah tanggungan keluarga yang cukup besar, ini dapat dilihat dimana jumlah responden yang memiliki tanggungan keluarga 4-6 orang

9 atau lebih, sebanyak 8 orang atau 80%. Hal tersebut akan mengakibatkan pengeluaran untuk keperluan pemenuhan kebutuhan sehari-hari semakin bertambah. Sedangkan yang memiliki tanggungan 0-3 orang berjumlah 1 orang atau 5%, kemudian jumlah tanggungan yang > 6 orang berjumlah 1 orang atau 10% Pengeluaran tersebut terbilang standar untuk biaya tanggungan keluarga petenak daging sapi responden, karena biaya yang ditanggung hanya sedikit dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. 4. Pengalaman Bertenak Peternak yang berpengalaman lebih berhati-hati dalam menerima suatu teknologi, karena mengandalkan kemampuan yang dimilikinya. Pengalaman dari peternang responden ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pengalaman pedagang yang kurang dari 5 tahun dan pengalaman beternak yang lebih dari 5 tahun keatas. Karakteristik pedagang responden berdasarkan pengalaman dalam berdagang daging sapi dapat disajikan pada Tabel 10 berikut : Tabel 10. Karakteristik Peternak Sapi berdasarkan Pengalaman Berternak Kota Gorontalo, 2013 No Pengalaman Berdagang Jumlah Responden Persentase (Tahun) (Orang) (%) 1 < > Jumlah Sumber: Data yang di olah, 2013 Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa pengalaman berternak yang dimiliki peternak responden cukup lama karena rata-rata peternak telah memiliki pengalaman beternak lebih dari 5 tahun sebesar 5 orang atau 50%, peternak yang memiliki pengalaman kurang dari 5 tahun sebesar 20% atau 2 orang. Sedangkan sisanya peternak responden yang sudah tidak produktif lagi sebanyak 3 orang atau 30%, karena mengingat usia yang sudah lanjut usia. Pada umumnya nelayan memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai beternak sapi secara turun temurun.

10 D. Identitas Responden Pedagang di Tempat Pemotongan Sapi dan Pedagang di Pasar Sentral 1. Umur Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan Pedagang dalam mengelolah usahanya. Umumnya Pedagang yang masih muda dan sehat relative lebih mudah menerima serapan teknologi dan mudah menanggung resiko serta memiliki kemampuan fisik yang kuat dan berenergik untuk bekerja dibandingkan Pedagang yang sudah lanjut usia. Persentase jumlah Pedagang responden berdasarkan tingkat umur disajikan pada Tabel 11 berikut: Tabel 11. Karakteristik Pedagang Daging Sapi Responden berdasarkan Tingkat Umur di Tempat Pemotongan dan di Pasar Sentral Kota Gorontalo, 2013 No Umur Jumlah Responden Presentase (%) Keterangan Belum Produktif Produktif 3 > Tidak Produktif Jumlah Sumber : Data diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 11 diatas, terbagi atas 3 tingkatan umur pedagang. Pertama, pedagang dari 0-15 tahun 5%, pada umur ini pedagang belum produktif dan masih dalam kisaran umur wajib sekolah, karena pada umur ini kemampuan fisik pedagang masih labil belum maksimal. Kedua, pedagang yang memiliki kisaran umur tahun berjumlah 18 orang atau 90%, pada umur ini pedagang telah bekerja produktif, karena di usia yang masih terbilang muda kemampuan fisik pedagang sangat kuat dan berenergik, sehingga sangat menunjang dalam meningkatkan produktivitas berdagang. Ketiga, sedangkan pedagang yang berumur lebih dari 60 tahun atau tidak propduktif berjumlah 1 orang atau 5%, karena umur yang sudah lanjut usia kemampuan fisiknya sangat lemah. 2. Pendidikan Semakin tinggi tingkat pendidikan, diharapkan pola fikir semakin rasional untuk menerima inovasi atau teknologi baru dalam pengembangan usahanya. Dengan tingkat pendidikan tersebut nelayan menjadi lebih dinamis dan berani mengambil resiko dengan pertimbangan yang matang. Persentase jumlah

11 responden berdasarkan tingkat pendidikan di Kota Gorontalo, dapat disajikan pada Tabel 12 berikut. Tabel 12. Karakteristik Pedagang Daging Sapi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan di Temapat Pemotong dan Pasar Sentral Kota Gorontalo, 2013 No Pendidikan Jumlah (Org) Presentase (%) 1 SD SMP SMA 1 5 Jumlah Sumber : Data diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa sebagian besar pedagang responden memiliki tingkat pendidikan yang relativ rendah. Hal ini terlihat dari umumnya pedagang responden sebagian besar duduk di bangku sekolah dasar (SD), sebanyak 16 orang atau 80%. Sedangkan di tingkat sekolah menengah pertama (SMP), sebanyak 3 orang atau 15% dan yang melanjutkan ke tingkat sekolah menengah atas (SMA), hanya berjumlah 1 orang atau 5%. Hal tersebut menunjukan bahwa tingkat pendidikan pedagang responden, dan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan, meskipun dengan pendidikan rendah minimal pedagang telah dapat mengetahui pentingnya suatu usaha dalam berdagang. 1. Tanggungan Keluarga Semakin besar jumlah tanggungan keluarga Pedagang akan termotifasi untuk bekerja memperoleh pendapatan yang besar agar dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Tanggungan keluarga yang produktif bagi Pedagang merupakan sumber tenaga kerja yang utama untuk menunjang kegiatan usahanya, pedang responden di Kota Gorontalo dapat disajikan pada Tabel 13 berikut :

12 Tabel 13. Karakteristik Pedagang Daging Sapi Responden berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Pedagang Pemotongan Sapi dan Pedagang di Pasar Sentra Kota Gorontalo, 2013 No Jumlah Tanggungan (Org) Jumlah Responden (Org) Presentase (%) > Jumlah Sumber : Data diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 13, dapat dilihat bahwa sebagian besar pedagang daging sapi responden memiliki jumlah tanggungan keluarga yang cukup besar, ini dapat dilihat dimana jumlah responden yang memiliki tanggungan keluarga 4-6 orang atau lebih, sebanyak 16 orang atau 90%. Hal tersebut akan mengakibatkan pengeluaran untuk keperluan pemenuhan kebutuhan sehari-hari semakin bertambah. Sedangkan yang memiliki tanggungan 0-3 orang berjumlah 1 orang atau 5%, kemudian jumlah tanggungan yang > 6 0rang berjumlah1 orang atau 5% Pengeluaran tersebut terbilang standar untuk biaya tanggungan keluarga pedagang daging sapi responden, karena biaya yang ditanggung hanya sedikit dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. 2. Pengalaman Berdagang Pedagang yang berpengalaman lebih berhati-hati dalam menerima suatu teknologi, karena mengandalkan kemampuan yang dimilikinya. Pengalaman dari pedagang responden ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pengalaman pedagang yang kurang dari 5 tahun dan pengalaman nelayan yang lebih dari 5 tahun keatas. Karakteristik pedagang responden berdasarkan pengalaman dalam berdagang daging sapi dapat disajikan pada Tabel 14 berikut:

13 Tabel 14. Karakteristik Pedagang Daging Sapi Responden Berdasarkan Pengalaman Berdagang Daging Sapi, di Tempat Pemotong dan di Pasar Sentral Kota Gorontalo, 2013 No Pengalaman Berdagang Jumlah Responden Presentase (Tahun) (Orang) (%) 1 < > Jumlah Sumber: Data diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 14, dapat dilihat bahwa pengalaman berdagang yang dimiliki pedagang responden cukup lama karena rata-rata pedagang telah memiliki pengalaman bedagang lebih dari 5 tahun sebesar 5 orang atau 25%, pedagang yang memiliki pengalaman kurang dari 5 tahun sebesar 10% atau 2 orang. Sedangkan sisanya nelayan responden yang sudah tidak produktif lagi sebanyak 13 orang atau 65%, karena mengingat usia yang sudah lanjut usia. Pada umumnya nelayan memperoleh pengalaman berdagang daging sapi secara turun temurun. E. Deskripsi Pedagang Daging Sapi dan pengetahuan mengenai Pedagang daging sapi merupakan orang memperjual belikan hasil produk yang di miliki, salah satunya menjual daging sapi di pasar sentral Kota Gorontalo. Daging sapi di jual bermacam-macam harga dari Rp /kg sampai Rp /kg, karena tergantung kualitasnya yang di jual. Pedagang yang ada di Pasar Sentral Kota Gorontalo berasal dari berbagai tempat tinggal di Kota Gorontalo, pedagang daging sapi di pasar sentral berjumlah 10 orang rata-rata yang menjual kaum pria. Keberhasilan dalam berdagang merupakan strategi yang di lakukan oleh setiap pedagang, untuk merpertimbangkan harga yang akan di tetapkan dalam penjualan. Dalam menjual harus menyesuaikan setiap keuntungan yang di peroleh para pedagang. Ketersediaanya sarana dan transportasi dalam melakukan usaha berdagang merupakan salah satu penghambat setiap pedagang dalam mempertimbangkan kondisi fluktuasi harga daging sapi yang mereka temui. Setiap daging sapi diperjual belikan di Pasar Sentral Kota Gorontalo merupakan daging sapi yang

14 mereka beli di tempat pemotongan sapi. Harga yang diperoleh dari para pemotong sapi berkisar Rp /kg sampai Rp /kg tergantung pembelian dan tergantung kualitas yang akan di jual. dalam satu hari pemotongan daging sapi berkisar 2-4 ekor sapi yang di potong. Banyak ternak sapi yang dipotong tergantung permintaan setiap pedagang Pasar Sentral Kota Gorontalo. Strategi pemotongan sapi yang di lakukan di tempat pemotongann sapi di mulai dari pagi hari, itu karena mereka ingin mempercepat proses pembersihan daging sap untuk jemput oleh para pedagang di pasar sentral Kota Gorontalo. F. Lembaga Pemasaran Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran daing sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo yaitu : a. Peternak sapi Peternak sapi merupakan orang yang membudidayakan atau memelihara sapi dan menjual sapi kepada pedagang di tempat pemotongan sapi dan konsumen. Rata rata umur peternak sapi ini berumur lebih dari 15 tahun ke atas dengan pengalaman berusaha lebih dari 1 tahun. Peternak menjual sapi dengan bermacam macam harga yaitu sebesar Rp /ekor, Rp /ekor, dan Rp /ekor tergantung besar kecilnya sapi tersebut. b. Pedagang tempat pemotongan sapi Pedagang pemotong yaitu pedagang yang membeli sapi langsung dari peternak untuk diproses yaitu dipotong, dibersihkan dari bulu dan isi perutnya kemudian dijual kepada pedagang pasar sentral. Rata rata usia pedagang pemotong yaitu lebih dari 21 tahun dengan pengalaman berusaha lebih dari 4 tahun. Pedagang pemotong menjual daging sapi ke Pasar Sentral Kota Gorontalo dan melakukan pemotongan di tempat tersebut kemudian lansung dijual ke konsumen. Adapun pedagang pemotong menjual daging sapi di rumah tanpa harus datang ke Pasar Sentral Kota Gorontalo. Pedagang pemotong membeli sapi dari peternak dengan rata rata harga sebesar Rp /ekor setiap hari pedagang pemotong mampu menjual daging sapi sampai kg per hari tergantung permintaan konsumen.

15 c. Pedagang Pasar Sentral Pedagang Pasar Sentral adalah pedagang yang membeli daging sapi dari pedagang pemotong sapi dan langsung menjual kepada konsumen dengan cara menjajakan daganganya ke konsumen yang datang di Pasar Sentral Kota Gorontalo. Rata rata umur pedagang kecil yaitu berumur lebih dari 21 tahun dengan pengalaman beusaha lebih dari 10 tahun. Pedagan Pasar Sentral Kota Gorontalo membeli daging sapi dari pedagang pemotong setelah di potong, dibersihkan bulu dan isi perutnya. Pedagang Pasar Sentral membeli daging sapi dari pedagang pemotong (pemasok) dengan rata rata harga sebesar Rp Rp /kg dan menjual kembali konsumen dengan harga sebesar Rp Rp /kg Pedagang pasar sentral mampu menjual daging sapi sampai 80 kg per hari, tergantung bayaknya pembeli. d. Konsumen akhir Konsumen yaitu orang yang membeli daging sapi dari pedagang pemotong, maupun dari pedagang Pasar Sentral. Konsumen membeli daging sapi di pasar tradisional melalui pedagang pemotong, pedagang Pasar Sentral Kota Gorontalo atau datang lansung ke tempat pemotongan yang tersebar di Kota Gorontalo. konsumen biasanya membeli daging sapi harga berkisar Rp Rp /kg tergantung pembeliannya. G. Saluran Pemasaran Daging Sapi Saluran pemasaran merupakan serangkaian lembaga pemasaran yang mengambil alih hak, atau membantu dalam pengalihan hak dalam hal ini pedagang membantu penyaluran komoditi daging sapi dari peternak hingga konsumen. Saluran pemasaran komoditi daging sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo melibatkan beberapa lembaga pemasaran, diantaranya: saluran I yaitu dari peternak, pedagang pemotong, pedagang Pasar Sentral sampai kekonsumen akhir. Untuk itu dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah tentang saluran pemasaran daging sapi.

16 Peternak Sapi Pedagang Pasar TPS Konsumen Sentral Akhir Gambar 2. Bentuk-bentuk Saluran I Pemasaran Daging Sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo Berdasarkan Gambar 2 dapat kita lihat bahwa saluran I merupakan pemasaran yang di awali dari peternak, pedagang tempat pemotongan sapi, pedagang pasar sentral dan sampai ke konsumen akhir. Untuk itu pada saluran pemasaran dapat kita lihat pada gambar 3 yang di sajikan di bawah ini adalah sebagai berikut: Peternak Sapi Pedagang Pasar Sentral Konsumen Akhir Gambar 3. Bentuk-bentuk Saluran II Pemasaran Daging Sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo Berdasarkan Gambar 3 maka dapat dilihat sistem saluran II dapat menggambarkan proses penyaluran daging sapi diawali dari peternak menjual kepedagang di Pasar Sentaral Kota Gorontalo Setelah itu pedagang Pasar Sentral langsung menjual daging sapi tersebut ke konsumen. H. Efisiensi Pemasaran Daging Sapi Dalam pemasaran ini yang digunakan dalam mengetahui efisiensi pemasaran daging sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo dapat dilihat dari marjin pemasaran, bagian harga yang diterima peternak/produsen (farmer s share), rasio keuntungan biaya, efisiensi operasional, dan elastisitas harga. 1. Marjin pemasaran, Distribusi Marjin dan Farmer s Share Marjin pemasaran merupakan selisih antra harga yang diterima oleh peternak. Komponen marjin pemasaran sendiri dan biaya-biaya yanag dikeluarkan oleh setiap lembaga pemasaran dalam menjalankan fungsi-fungsi pemasaran dan keuntungan yang ingin diperoleh oleh lembaga pemasaran, sehingga besarnya marjin pemasaran pada dasarnya merupakan penjumlahan antara biaya-biaya dan keuntungan di terima lembaga pemasaran. Analisis marjin pemasaran daging sapi

17 pada setiap saluran pemasaran di Pasar Sentral Kota Gorontalo dapat dilihat pada tabel 15. Tabel 15. Analisis Marjin, Distribusi Marjin dan Farmers s Share pada Saluran I pemasaran Daging Sapi pada saluran I di Pasar Sentral Kota Gorontalo, No Uraian Harga Distribusi Framer's (Rp/kg) Marjin (%) Share (%) 1 Peternak Harga jual ,667 2 Pedagang TPS Harga beli ,667 Biaya Transportasi 870 3,107 1,16 Biaya pemotongan 870 3,107 1,16 Keuntungan ,214 24,347 Harga jual ,333 3 Pedagang Pasar Sentral Harga beli ,333 Biaya Transportasi 434 1,55 0,579 Sewa tempat , Rentribusi ,929 3,333 Keuntungan ,736 4,754 Harga jual Marjin pemasaran Sumber : Data Diolah, 2013 Tabel 15 dapat dilihat bahwa saluran pemasaran I besarnya marjin pemasaran sebesar Rp , (farmer s share) untuk peternak adalah sebesar 62,667% dan untuk pedagang pasar sentral adalah sebesar 89,333%. Sedangkan pada distribusi marjin keuntungan dari pemasaran yang diperoleh pedagang tempat pemotongan sapi adalah sebesar 65,214%, kemudian keuntungan yang dipeoleh pada pedagang Pasar Sentral adalah sebesar 12,736%. Untuk analisis marjin pemasaran dan distribusi marjin dan farmer s share pada saluran pemasaran II dapat dilihat pada tabel 16.

18 Tabel 16. Analisis Marjin, Distribusi Marjin dan Farmer s Share Pemasaran Daging Sapi Pada Saluran II di Pasar Sentral Kota Gorontalo, 2013 No Uraian Harga Distribusi Framer's (Rp/kg) Marjin (%) Share (%) 1 Peternak Harga jual ,308 2 Pedagang Pasar Sentral Harga beli ,308 Biaya Transportasi 434 2,411 0,668 Biaya pemotongan 870 4,833 1,338 sewa tempat ,333 2,308 Retribusi ,846 Keuntungan ,54 19,532 Harga jual Marjin pemasaran Sumber : Data Diolah, 2013 Tabel 16 dapat dilihat bahwa dari saluran II nilai dari marjin pemasaran adalah Rp /kg. Bagian harga yang diterima peternak ( Farmer s Share) adalah 72,308%, untuk biaya transportasi 0,668% dan keuntungan 3,846%. Sedangkan distribusi marjin pemasaran untuk biaya transportasi adalah sebesar 4,833% dan keuntungan 70,54%. Dari kedua saluran pemasaran yang terbentuk, saluran pemasaran I memiliki nilai marjin terbesar yaitu , besarnya selisih harga daging sapi antara panjangnya saluran pemasaran dan untuk selisih marjin pada saluran II melalui harga daging sapi antra pedagang pasar sentral dan peternak sapi. Untuk itu saluran pemasaran yang efisien berada pada saluran II, karena nilai marjinnya sebesar Rp sehinga semakin panjang saluran, maka makin sedikit keuntungan yang diperoleh dan semakin pendek salurannya maka, semakin besar keuntungan yang diperoleh. 2. Elastisitas Tranmisi Harga Analisis elastisitas transmisi harga digunakan untuk mengetahui respon harga daging sapi ditingkat peternak karena perubahan harga ditingkat pedagang Pasar Sentral. Elastisitas transmisi harga dapat dilihat dari hasil regresi sederhana untuk mengetahui hasil analisis regresi linier sederhana digunakan program Komputer

19 SPSS for Window. Hasil elastisitas transmisi harga dapat dilihat pada tabel 19. Tabel 17. Elastisitas Transmisi Harga daging Sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo, 2013 Variabel Β SE T R2 Sig Constant 5,296 3,053 1,734 0,121 X 0,131 0,628 0,209 0,119 0,840 Sumber : Data Diolah, 2013 Nilai persamaan regresi untuk elastisitas transmisi harga sebagai berikut: L n P r = L n β 1 L n P r + e Ln Pr = 5, ,131 + e Dari persamaan di atas maka dapat di lihat hasil analisis elastisitas transmisi harga adalah 0,131 (lebih kecil dari satu) artinya, perubahan harga sebesar 1% di tingkat pengecer akan mengakibatkan perubahan harga di tingkat produsen sebesar 0,131% dan menunjukan harga terbentuk antara peternak dan pasar konsumen lemah sehingga stuktur pasar yang terbentuk bukan pasar persaingan sempurna yaitu pasar oligopoli karena dilihat dari banyaknya penjual hanya terdapat sedikit penjual daging sapi melakukan perubahan dapat mempengaruhi penjual lainnya. Menurut Sudiyono, (2004:242 ) pada umumnya nilai elastisitas transmisi harga lebih kecil dari pada satu. Menurut Rahim dan Hastuti (2002:156 ) bahwa jika E r < 1 maka keadaan tersebut mencerminkan lembaga pemasaran pada persaingan tidak sempurna dan efisien suatu sistem pemasaran tidak terlepas dari kondisi persaingan yang bersangkutan. Pasar persaingan sempurna dapt menciptakan sistem yang efisien. Maka jika pasar yang terbentuk bukan pasar persaingan sempurna dapat dikatakan sistem pemasarannya tidak efisien.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi a. Letak Geografis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo merupakan ibukota Provinsi Gorontalo. Secara geografis mempunyai luas 79,03 km 2 atau 0,65 persen dari luas Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kecamatan Pulubala merupakan salah satu dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo. Secara Geografis Kecamatan ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Daerah Penelitian 1. Letak Geografis Daerah Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo terletak antara 00 0 28 17-00 0 35 56 lintang Utara dan antara 122 0 59 44-123 0 051 59

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAGING SAPI DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAGING SAPI DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAGING SAPI DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO Findriyaningsih Rais 1), Dr. Amir Halid. SE. M.Si 2), Yuriko Boekosoe. SP. M.Si ABSTRACT Fidriyaningsih Rais "614409076" 2013 Beef

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem Pemasaran Dalam penelitian ini yang diidentifikasi dalam sistem pemasaran yaitu lembaga pemasaran, saluran pemasaran, serta fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR 6.1 Gambaran Lokasi Usaha Pedagang Ayam Ras Pedaging Pedagang di Pasar Baru Bogor terdiri dari pedagang tetap dan pedagang baru yang pindah dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam agar terjamin keselamatan dan kenyamanannya. Beberapa bentuk

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam agar terjamin keselamatan dan kenyamanannya. Beberapa bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam menimbulkan resiko atau bahaya terhadap kehidupan manusia, baik kerugian harta benda maupun korban jiwa. Hal ini mendorong masyarakat disekitar bencana

Lebih terperinci

A. Keadaan Geografis Dan Topografi

A. Keadaan Geografis Dan Topografi BAB II GAMBARAN UMUM PROVINSI GORONTALO Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Provinsi Gorontalo di bentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 tahun 2000, maka secara administratif sudah terpisah dari Provinsi

Lebih terperinci

Gambar 2. Lokasi penelitian Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo

Gambar 2. Lokasi penelitian Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Pulubala merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo yang memiliki 11 desa. Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah administrasi yang merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Kubu Raya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 meter diatas permukaan laut. Lokasi Kabupaten Kubu Raya terletak pada posisi

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1, Letak dan Keadaan Geogrqfls Desa Pantai Raja terletak di kecamatan Perhentian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1, Letak dan Keadaan Geogrqfls Desa Pantai Raja terletak di kecamatan Perhentian 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1, Letak dan Keadaan Geogrqfls Desa Pantai Raja terletak di kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar. Desa Pantai Raja merupakan satu

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL. Analisis Margin Pemasaran Ternak Sapi Bali Di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. INDRYANI ALI NIM.

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL. Analisis Margin Pemasaran Ternak Sapi Bali Di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. INDRYANI ALI NIM. LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL Analisis Margin Pemasaran Ternak Sapi Bali Di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. INDRYANI ALI NIM. 621409041 TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI Pembimbing I Pembimbing II Sri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1) Usahatani Karet Usahatani karet yang ada di Desa Retok merupakan usaha keluarga yang dikelola oleh orang-orang dalam keluarga tersebut. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga berjarak 10

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai potensi untuk dikembangkan. Ternak ini berasal dari keturunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai potensi untuk dikembangkan. Ternak ini berasal dari keturunan A. Sapi Bali BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali merupakan salah satu jenis sapi asal Indonesia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan. Ternak ini berasal dari keturunan banteng (Bibos) yang telah mengalami

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ini dilakukan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penentuan daerah

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Kariyana Gita Utama (KGU) yang berlokasi di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBAHASAN. Kota Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo, Kecamatan Kabila juga di lintasi

BAB IV HASIL PEMBAHASAN. Kota Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo, Kecamatan Kabila juga di lintasi BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1. Letak Geografis Kecamatan Kabila dilihat dari letak geografisnya terletak di posisi yang sangat strategis karena selain di lintasi oleh akses

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017 sampai April 2017.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Letak Dan Keadaan Geografis Kecamatan Telaga berjarak 6 km dari ibukota Kabupaten Gorontalo. Daerah ini bertofografi rendah dengan luas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. di bawah permukaan laut. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan. Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka.

TINJAUAN PUSTAKA. di bawah permukaan laut. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan. Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka. TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Kota Medan Kotamadya Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota ini merupakan wilayah yang subur di wilayah dataran rendah timur

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada 4.1. Profil Wilayah BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 49 29 Lintang Selatan dan 6 0 50 44

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro 61 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Metro Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro termasuk bagian dari Provinsi Lampung, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo 4.1.1 Keadaan Geografis Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bonebolango.

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Desa Penelitian Pada bagian ini diuraikan profil Desa Sambirejo, yaitu meliputi letak geografis, keadaan tanah, luas penggunaan lahan dan keadaan pertanian. Pada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga desa di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yaitu Desa Ciherang, Cipendawa, dan Sukatani. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK 56 TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA Agus Trias Budi, Pujiharto, dan Watemin Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap,

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap, IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Cilacap Selatan berada dipusat kota Cilacap

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Keadaan topografi dan letak wilayah Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang terdapat di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk 28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

VII ANALISIS PEMASARAN KEMBANG KOL 7.1 Analisis Pemasaran Kembang Kol Penelaahan tentang pemasaran kembang kol pada penelitian ini diawali dari petani sebagai produsen, tengkulak atau pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI

Lebih terperinci

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi 54 IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN IV.1. Deskripsi Umum Wilayah yang dijadikan objek penelitian adalah kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. Kecamatan Muara Gembong berjarak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian secara purposive di kecamatan Medan Labuhan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder daerah tersebut merupakan salah satu

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Wilayah Desa Jogonayan 1. Kondisi Geografis dan Administrasi Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada pertumbuhan tanaman, hewan, dan ikan. Pertanian juga berarti kegiatan pemanfaatan sumber daya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Tataniaga Saluran tataniaga sayuran bayam di Desa Ciaruten Ilir dari petani hingga konsumen akhir melibatkan beberapa lembaga tataniaga yaitu pedagang pengumpul

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaram Umum Objek Penelitian 1. Kota Bandar Lampung a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 Gambar 4.1. Peta Administrasi Bandar

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang, BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006), istilah tataniaga dan pemasaran merupakan terjemahan dari marketing, selanjutnya tataniaga

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil Desa Desa Jambenenggang secara admistratif terletak di kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah Kabupaten Sukabumi yang terletak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo lahir pada hari kamis, 18 Maret 1728 M atau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo lahir pada hari kamis, 18 Maret 1728 M atau 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Kota Gorontalo Kota Gorontalo lahir pada hari kamis, 18 Maret 1728 M atau bertepatan dengan kamis, 6 Sya ban

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kabupaten Brebes merupakan daerah sentra produksi bawang merah di Indonesia, baik dalam hal luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas per

Lebih terperinci

JURNAL EFISIENSI PEMASARAN NANAS DI DESA LOBONG KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW CHRISANDI JORDAN MANGGOPA

JURNAL EFISIENSI PEMASARAN NANAS DI DESA LOBONG KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW CHRISANDI JORDAN MANGGOPA JURNAL EFISIENSI PEMASARAN NANAS DI DESA LOBONG KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW CHRISANDI JORDAN MANGGOPA 614 408 010 JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS ILMU-ILMU PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM Pada bab IV ini penulis akan menyajikan gambaran umum obyek/subyek yang meliputi kondisi geografis, sosial ekonomi dan kependudukan Provinsi Jawa Tengah A. Kondisi Geografis Provinsi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, dan

TINJAUAN PUSTAKA. berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, dan TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Ternak Sapi Potong Ternak sapi, khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting artinya di dalam kehidupan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Gunung Mulya Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer) ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer) Dimas Kharisma Ramadhani, Endang Siti Rahayu, Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi. IV. KEADAAN UMUM WILAYAH Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, secara makro Kabupaten Sleman terdiri dari daerah dataran rendah yang subur pada bagian selatan,

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5 IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.1. Kondisi Geografi dan Topografi Provinsi Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya Barat, berdiri atas dasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa. 31 IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografis Kecamatan Galur merupakan salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulonprogo, terdiri dari 7 desa yaitu Brosot, Kranggan, Banaran, Nomporejo, Karangsewu,

Lebih terperinci

PEMETAAN STRUKTUR PASAR DAN POLA DISTRIBUSI KOMODITAS STRATEGIS PENYUMBANG INFLASI DAERAH

PEMETAAN STRUKTUR PASAR DAN POLA DISTRIBUSI KOMODITAS STRATEGIS PENYUMBANG INFLASI DAERAH Boks.2 PEMETAAN STRUKTUR PASAR DAN POLA DISTRIBUSI KOMODITAS STRATEGIS PENYUMBANG INFLASI DAERAH Pengendalian inflasi merupakan faktor kunci dalam menstimulasi kegiatan ekonomi riil yang berkembang sekaligus

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pada penelitian yang berjudul Pasar Tradisional Mandiraja, Banjarnegara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pada penelitian yang berjudul Pasar Tradisional Mandiraja, Banjarnegara 28 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Pada penelitian yang berjudul Pasar Tradisional Mandiraja, Banjarnegara ditinjau dari segi sosial dan ekonomi dari tahun 2001-2014 ini, berlokasi di kecamatan

Lebih terperinci

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GABAH (Oriza sativa ) DI GAPOKTAN SAUYUNAN (Suatu Kasus di Desa Karangbenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GABAH (Oriza sativa ) DI GAPOKTAN SAUYUNAN (Suatu Kasus di Desa Karangbenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran) ANALISIS SALURAN PEMASARAN GABAH (Oriza sativa ) DI GAPOKTAN SAUYUNAN (Suatu Kasus di Desa Karangbenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran) Oleh: Dede Kurnia 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, hal ini dapat dilihat dari sebagian besar

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, hal ini dapat dilihat dari sebagian besar I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, hal ini dapat dilihat dari sebagian besar penduduknya yang bekerja sebagai petani. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebarannya

BAB I PENDAHULUAN. bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebarannya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang ekologi manusia yang bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebarannya dan aktivitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Desa Mekarjaya merupakan salah satu dari 13 (tiga belas desa) yang berada di Kecamatan Bungbulang. Kecamatan Bungbulang merupakan salah satu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id 35 III. METODE PENELITIAN A. Metode dasar penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan adalah penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yang tertuju pada pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Terdiri dari 18 Kecamatan, 191 Desa, dan 14 Kelurahan. Letak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Terdiri dari 18 Kecamatan, 191 Desa, dan 14 Kelurahan. Letak BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Gorontalo memiliki letak yang sangat strategis sebagai pusat akses lintas daerah karena posisinya berada di titik tengah wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung Tengah Provinsi Lampung. Kecamatan ini mulai dibuka pada tahun 1954,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung Tengah Provinsi Lampung. Kecamatan ini mulai dibuka pada tahun 1954, IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kecamatan Punggur Kecamatan Pungur merupakan salah satu dari 28 Kecamatan yang ada di Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung. Kecamatan ini mulai dibuka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun Data Umum Kota Semarang Tahun 2007-2010 I. Data Geografis a. Letak Geografis Kota Semarang Kota Semarang merupakan kota strategis yang beradadi tengah-tengah Pulau Jawa yang terletak antara garis 6 0 50

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Luas Wilayah Kecamatan Tilongkabila Kecamatan Tilongkabila merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di kabupaten Bone Bolango. Kecamatan ini

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN DODOL SIRSAK

ANALISIS PEMASARAN DODOL SIRSAK ANALISIS PEMASARAN DODOL SIRSAK (Annona muricata) (Suatu Kasus pada Pengusaha Pengolahan Dodol Sirsak di Desa Singaparna Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Angga Lenggana 1, Soetoro 2, Tito

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah)

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki peran penting yaitu sebagai makanan manusia dan ternak. Indonesia merupakan salah satu penghasil

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan 77 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras 1. Keadaan Umum Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Pulau Pahawang merupakan sebuah pulau yang terletak di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung yang berada pada 5º40,2-5º43,2 LS dan 105º12,2-105º15,2 BT, Pulau Pahawang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kerangka Teoritis 2.1.1. Pemasaran Pemasaran menarik perhatian yang sangat besar baik oleh perusahaan, lembaga maupun suatu negara. Terjadi pergeseran kebutuhan sifat dari

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian 33 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Wilayah dan Kependudukan Kabupaten Maluku Tengah merupakan Kabupaten terluas di Maluku dengan 11 Kecamatan. Kecamatan Leihitu merupakan salah satu Kecamatan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini merupakan hasil pemekaran ketiga (2007) Kabupaten Gorontalo. Letak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini merupakan hasil pemekaran ketiga (2007) Kabupaten Gorontalo. Letak BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat penelitian Kabupaten Gorontalo Utara adalah sebuah kabupaten di Provinsi Gorontalo, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kwandang. Kabupaten ini

Lebih terperinci