BAB II TINJUAN UMUM TERHADAP GUNDAM DAN TOKUSATSU. 2.1 Sejarah dan perkembangan Gundam dan Tokusatsu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJUAN UMUM TERHADAP GUNDAM DAN TOKUSATSU. 2.1 Sejarah dan perkembangan Gundam dan Tokusatsu"

Transkripsi

1 BAB II TINJUAN UMUM TERHADAP GUNDAM DAN TOKUSATSU 2.1 Sejarah dan perkembangan Gundam dan Tokusatsu Gundam Anime series gundam pertama kali tayang di Jepang pada april tahun 1979 dengan judul Mobile Suit Gundam atau Kidou Senshi Gandamu 機動戦士ガンダム dalam bahasa Jepang. anime ini dibuat oleh Yoshiyuki Tomino dan Hajimete Yatate serta di produksi studio sunrise Jepang. anime ini memiliki 43 episode. Robot gundam didalam anime ini diberi seri Gundam RX-78. Mobile suit gundam bukanlah anime dengan genre robot pertama yang di tayangkan di Jepang. Tetsujin 28-go (1963) dan Maziger Z (1972) merupakan anime mecha pertama di Jepang. walaupun sama-sama bergenre mecha, gundam memiliki alur cerita yang berbeda dari tetsujin 28-go dan maziger Z yang memiliki alur cerita fantasi dan musuh-musuh bersifat komikal seperti makhluk luar angkasa, monster-monster sampai makhluk berkekuatan super hasil dari eksperimen. Sedangkan mobile suit gundam memiliki latar cerita politik dan peperangan antar negara dengan musuh manusia dan robot sebagai senjata untuk saling menghancurkan. Walaupun tidak ada penolakan dari segi cerita dari masyarakat, gundam tetap tidak begitu terkenal di masyarakat luas dikarenakan ceritanya yang terlalu realistis, cerita politiknya yang terlalu rumit serta robot yang digunakan sebagai alat di dalam perang tidak menarik minat masyarakat yang di masa itu sedang tergila-gila akan cerita mecha berunsur fantasi. 13

2 Pihak Clover yang merupakan perusahaan mainan Jepang yang menjadi sponsor anime gundam saat itu berniat menghentikan anime mobile suit gundam pada episode 39 dikarenakan penjualan mereka akan mainan gundam yang mereka cetak tidak seperti yang mereka harapkan. Tetapi pihak studio sunrise Jepang kembali bernegosiasi dengan pihak clover dan mobile suit gundam ini ditamatkan pada episode 43. Mainan gundam yang pertama kali dikeluarkan pihak Clover merupakan mainan dalam bentuk chogokin. Chogokin merupakan sebutan untuk action figure yang bagian tubuhnya serta aksesoris terbuat dari bahan metal. Nama chogokin sendiri diambil dari kata chougoukin 超合金 yang berarti campuran logam super. Chougoukin ini adalah bahan fiksi dari anime tetsujin 28-go dan mazinger Z. kata chougoukin di ubah menjadi chogokin dan menjadi salah satu sebutan mainan dijepang. Chogokin sangat terkenal di Jepang pada tahun 70an. Terutama dikalangan anak-anak. Hanya sedikit orang sadar bahwa mobile suit gundam merupakan awal dari genre real robot yang kita kenal saat ini terselamatkan oleh sebuah pabrik mainan. Setelah kehilangan Clover sebagai sponsor utamanya, mobile suit gundam kembali mendapat sponsor baru yaitu Bandai pada tahun Bandai juga merupakan perusahaan mainan di Jepang dan sudah sangat terkenal hingga sekarang. Berbeda dengan Clover yang membuat model robot dalam bentuk chogokin. Pihak Bandai membuat terobosan baru dengan menjadikan model robot gundam menjadi model kits. Model kits gundam atau lebih sering disebut gunpla ガンプラ. 14

3 Gunpla memiliki jenis berbeda tergantung bentuk, kualitas dan tingkat kesulitan saat merakitnya. Model plastik gundam ini sangat diminati para penggemar gundam yang umumnya laki-laki. Mereka mengumpulkan setiap versi dan limited edisi yang dikeluarkan pihak perusahaan mainan Jepang. Gunpla terbuat dari plastik, terbagi hanya dalam tiga warna, dan membutuhkan lem, cat serta semen khusus untuk model kits untuk merakitnya. Berbeda dengan mainan robot yang keluar sebelumnya dan harganya yang cukup murah saat itu membuat gunpla laris di pasaran. gunpla pertama gundam RX-78 Pada tahun 1981, sunrise membuat ulang mobile suit gundam ke dalam bentuk film teater. Film teater mobile suit gundam dibagi menjadi 3 film trilogi. Pemutaran pertama pada maret 1981, pemutaran kedua pada juli 1981 dan pemutaran ketiga pada maret Film teater mobile suit gundam lebih populer dibandingkan dengan anime episode mereka. Hal ini disebabkan pula oleh gunpla produksi bandai yang laris di masyarakat. Masyarakat mulai penasaran dan tertarik dengan cerita gundam kemudian menaikan popularitas film teater gundam pada saat itu. Kesuksesan anime gundam terus berlanjut dan gundam disebut sebagai pelopor real robot genre atau genre robot nyata. 15

4 Sebelum dikeluarkan dalam bentuk teater film, mobile suit gundam juga telah buat kedalam bentuk novel dan manga. Novel serta manga gundam sendiri diterbitkan tepat sebelum seriesnya berakhir. Novel gundam terdiri dari tiga volume. Didalam novel ini lebih menceritakan tentang latar belakang dari tokoh utama gundam. Sedangkan manganya hanya terdiri dari 2 volume saja. Setelah selesai dengan cerita mobile suit gundam, pihak studio sunrise kembali membuat anime gundam tetapi dengan cerita dan karakter yang berbeda. Hingga saat ini anime gundam memiliki banyak series baik dalam bentuk anime, manga, dan hingga novel. Beberapa series gundam mengikuti alur dan latar belakang dari cerita pertama tetapi selebihnya dibuat dalam bentuk cerita dan latar belakang dunia alternatif. walaupun dengan cerita alternatif seluruh series gundam memiliki inti cerita yang sama yaitu peperangan, robot sebagai senjata untuk saling menghancurkan satu sama lain dan pemeran utama serta kelompoknya akan menggunakan robot berserikan gundam. Penjualan barang atas nama gundam di dalam masyarakat sekarang ini sangat tinggi. Pada tahun 2000 pers menyatakan bahwa penjualan ritel barang gundam mencapai lima milyar dolar dan pada tahun 2008 mencapai lima puluh milyar yen (penjualan tertinggi di dapat dari model kits gundam). Anime gundam juga menduduki 4 peringkat dari 5 peringkat teratas penjualan anime di dunia, dan gunpla memegang 90% dari pasar model kits di Jepang. Tidak hanya sebagai tontonan atau hobi saja sekarang ini di Jepang gundam telah menjadi ikon untuk negaranya. Gundam skala 1:1 telah dibangun di daerah Odaiba sebagai perayaan 30 tahun gundam. Patung ini dibuka untuk umum pada 11 juli 2009 di Shiokaze Park Odaiba pulau di Tokyo, Jepang. Dan menarik lebih dari 4 juta pengunjung. Patung ini kemudian dibawa turun pada 16

5 bulan September. Dan kembali didirikan di kota Shizuoka pada bulan Juli 2010, kali ini dengan beam saber dan cahaya yang dapat keluar dari matanya dan terlihat seperti laser. Peralatan yang sedang dikembangkan oleh pihak badan pertahanan Jepang diberi kode GUNDAM. Barang-barang ini dipamerkan tanggal 7 November 2007, peralatan yang di pamerkan berisi kamera infra-merah dan cakupan yang dapat memverifikasi target yang masuk adalah teman atau musuh, serta dengan layar monitor yang dapat mengakses internet. Peralatan ini memiliki berat total 9 kg dan setelan powered dapat berjalan selama 8 jam. Tim uji terdiri dari klaim bahwa peningkatan utama harus difokuskan pada peningkatan masa pakai baterai dari sistem. Para peneliti juga bertujuan membuat system tunnel yaitu rudal yang bisa diam atau melayang-layang di udara. Serta robot kecil yang dapat menjadi kepanduan. Pihak departemen pemadam kebakaran Jepang menggunakan gundam untuk mempromosikan perkembangan masa depan pemadam kebakaran Jepang. poster Gundam dan pemadam Jepang Didalam bidang akademik, pihak MHI (Mitsubushi Heavy Industry) mengadakan seminar di enam kota besar di Jepang. tema seminar ini adalah 17

6 riwayat pengembangan mobile suit gundam yang mana mereka membahas syarat, dan proses yang dibutuhkan jika pabrik ini ingin membangun Gundam RX-78. Mitsubishi bekerjasama dengan bandai juga telah membangun simulator uji tipe untuk konsep mobil dengan betuk seperti cockpit gundam. Simulator ini memiliki sampai dengan percepatan simulasi 0.5G, layar 100 inci dengan 24 suara bit digital dan akomodasi untuk 4 orang dalam formasi baris 2 bahwa seaters depan akan mengontrol kendaraan disimulasikan. mobil simulator ini dirilis secara komersial, dan sekarang berada diteater di taman tema Toyota, Web Mega, yang terletak di Tokyo. Pada tahun 2008 juga diadakan konferensi di Hiroshima yang dihadiri oleh ratusan sarjana professional, mereka bersama mendiskusikan hubungan sains didalam anime dan teknologi modern dunia, hal ini termasuk juga didalamnya militer, bahasa, masalah ekonomi yang ada didalam anime gundam. Serta pandangan-pandangan bahwa teknologi yang ada digundam tidak jauh dari mimpi kita. Seorang ahli rancangan aeronoutika menjelaskan proyek ini harus mengikuti roket termonuklir dan spherical helper bots. Walaupun berawal dari sebuah anime masyarakat Jepang sekarang percaya bahwa robot Gundam dapat di realisasikan menjadi nyata Tokusatsu Tokusatsu atau tokushu satsuei ( 特殊撮影 ) adalah istilah dalam bahasa Jepang untuk efek spesial (efek khusus / efek visual) dan sering kali digunakan untuk menyebut film sci-fi/fantasi/horror live-action produksi Jepang. 18

7 ( Asal usul tokusatsu dimulai dari teater Jepang, yaitu kabuki dan bunraku. Kabuki adalah suatu jenis pertunjukan drama tari Jepang yang menggunakan gerakan tari dan make up sebagai cara menyajikan alur ceritanya. Bunraku adalah salah satu pertunjukan drama Jepang yang menggunakan boneka, music, teriakan penonton sebagai media penceritaannya. Kedua jenis teater tradisional Jepang inilah yang menjadi cikal bakal tokusatsu, yakni menjadi inspirasi untuk menjadi beberapa bentuk asal spesial effects. Hingga awal 1950-an, tokusatsu masih belum memiliki bentuk yang jelas. Mulai pada tahun 1954, Eiji Tsuburaya membuat tokusatsu bertemakan monster dengan judul Godzilla( ゴジラー ). Ide cerita Godzilla di ilhami dari film kingkong buatan Amerika. Di dalam cerita Godzilla merupakan seekor monster kadal raksasa yang terlahir karena terkena radiasi nuklir bom di Jepang pada perang dunia kedua. Dalam pembuatan film Godzilla banyak manggunakan teknik-teknik salah satunya adalah suitmation. Godzilla diperankan oleh seorang aktor menggunakan kostum monster berteknologi canggih yang terdapat dibeberapa bagian kostum, dengan bantuan remote control pada bagian seperti mata,mulut serta bagian ekor dapat bergerak menambah kesan hidup sang monster. Dalam film ini bersettingkan kota-kota inidengan berbagai miniatur bangunan, kendaraan serta pemandangan alam yang menyerupai aslinya. Godzilla sangat populer hingga beberapa tahun namun Setelah keberhasilan Godzilla dalam perindustrian film Jepang, tokusatsu kembali mundur dikarenakan anime dan manga lebih disukai oleh masyarakat. Akan 19

8 tetapi hal tersebut tidak membuat pihak produksi menyerah. Setelah membuat Ambasador Magma dan Ultraman nama tokusatsu kembali populer hingga sekarang. Walaupun sekarang Jepang sudah sangat maju tetapi dalam pembuatan tokusatsu tetap menggunakan Suitmation hal ini dikarenakan teknik ini sudah menjadi identik bagi tokusatsu, dan tentu saja tetap ada penambahan efek komputer tetapi tidak terlalu berlebihan. Tokusatsu juga cukup terkenal di negara Amerika. Godzilla, King of the monster! Merupakan tokusatsu Jepang yang pertama kali masuk ke Amerika pada tahun Dari pada di-dubbing dari bahasa Jepang ke bahasa Amerika, karya ini dibuat ulang secara keseluruhan dan mereka juga memasukan karakter baru (dimainkan oleh seorang actor Amerika bernama Raymond Burr). Pada tahun 1960, ultraman juga mendapatkan popularitas oleh masyarakat Amerika karena telah di-dubbing oleh United Artists. Sebuah gelombang besar dari adaptasi tokusatsu muncul di dunia pertelevisian Amerika tahun 1990-an. Dimulai pada tahun 1993 dengan pembelian footage seri super sentai keenambelasnya. Yaitu Kyoryu Sentai Zyuranger yang menjadi Mighty Morphin power rangers oleh pihak saban Entertainment. Ini merupakan permulaan dari kepopuleran power ranger. Mereka juga membeli kamen rider Black RX untuk menghasilkan Saban Masked Rider pada tahun Untuk menyaingi Saban entertainment pihak DC entertainment mengambil Denkou choujin Gridman dari Tsuburaya Production, untuk membuat Superhuman Samurai Suber-squad pada tahun 1994, sebelum kemudian mencoba konsep asli mereka. 20

9 Kamen rider ryuuki yang diubah menjadi kamen rider Dragon Knight mendapat penghargaan dalam ajang Daytime Emmy dengan kategori Outstanding Stunt Coordination untuk adegan aslinya. Masyarakat Amerika yang gemar akan cerita bertema Hero membuat cerita tokusatsu diterima baik disana. Tahun 2014 Godzilla kembali di buat ulang oleh pihak produksi Amerika dalam rangka ulang tahun Godzilla yang ke 60 tahun. Film ini kerjasama produksi Legendary Picture dan Warner Bros. Legendary Picture didistribusikan oleh Warner Bros secara luas, kecuali untuk Jepang yang ditangani langsung oleh pihak Toho. Ini merupakan film Godzilla ke dua yang secara keseluruhannya difilmkan oleh studio Amerika. 2.2 Jenis-jenis Model Kits Gundam Pada awal keluar nya model kits gundam, gunpla tidak memiliki banyak versi. Hanya terbagi menurut ukuran serta tinggi dan bentuk sangat sederhana. 1. 1/144 Gundam Keluar di pasaran pertama kali juli tahun Memiliki tinggi 13-15cm (5 inci), dan dengan harga berkisar 300yen atau 30-45ribu rupiah. 2. 1/100 Gundam Di pasarkan pada waktu yang bersamaan dengan 1/144 Gundam. Memiliki tinggi 18cm dan dengan harga berkisar 700yen atau 70-85ribu. 3. 1/60 Gundam Di pasarkan pada desember Memiliki tinggi 30cm dengan harga berkisar 2000yen atau ribu rupiah. 21

10 Minat masyarakat yang yang terus meningkat, membuat bandai kembali mengeluarkan versi baru dari Gunpla. Bandai mulai menambahkan tingkat kesulitan serta kedetailan gunpla. 4. HG (High Grade) Di pasarkan pada maret High grade awal dikeluarkan sebagai peringatan 10 tahun gunpla. Yang kemudian HG menjadi versi standar gunpla sekarang ini. HG memiliki sekala 1:144 dan 1:100 serta tinggi 13-18cm.Versi HG biasa dipakai oleh pengrakit pemula karena bentuk sederhana dan tidak begitu memiliki artikulasi yang tergolong sederhana. HG merupakan gunpla pertama yang bisa diposekan karena sudah memiliki joint part (bagian sendi penghubung).untuk pewarnaan HG ini menggunakan stiker yang ditempelkan pada bagian-bagian gunpla. Harga HG dipasaran berkisar ribu rupiah. 5. MG (Master Grade) Master grade dipasarkan pada peringatan gunpla yang ke 15tahun, Versi MG sudah mengalami beberapa kali perubahan dan penambahan agar gunpla terlihat lebih nyata. yaitu pada tahun 2000, tahun 2002, tahun 2007, dan tahun Master grade memiliki skala 1:100 serta tinggi 17-19cm. tingkat 22

11 kedetilan dan fleksibilitas yang tinggi membuat bagian tubuh gunpla MG mudah di gerakkan. Ukuran yang lebih besar memungkinkan pengrakit untuk melakukan pengecatan sendiri sesuai dengan imajinasi pengrakit masing-masing. Merakit gunpla versi ini membutuhkan waktu lebih lama dari yang biasa. Versi MG lebih di anjurkan kepada orang yang lebih sabar dan suka tantangan. Harga MG dipasaran berkisar 400ribu-1juta rupiah. 6. PG (perfect grade) Prefect grade dipasarkan pertama kali pada tahun Seperti namanya PG memiliki bentuk sempurna tidak hanya hanya dari luar, bagian cockpit tempat biasa pilot gundam duduk yang berada di bagian badan gunpla pun bisa dibuka. PG memiliki lebih dari 1000 parts, beberapa partsnya ada yang berbahan besi serta aksesoris dan senjata yang terlihat terbuat dari bahan metal. Dalam penyusunannya PG sudah memerlukan skrup kecil untuk mengencangkan beberapa bagian persendiannya. Gunpla versi PG juga bisa memiliki LED serta dipasangani kabel didalamnya agar gunpla dapat bersinar layaknya di dalam anime. PG memiliki skala 1:60 dan tinggi 30cm. Harga gunpla PG berkisar 1,5juta-3juta rupiah. Walaupun harganya cukup mahal PG tidak kehilangan penggemar. para pengrakit profesional cukup suka merakit PG dikarenakan 23

12 selain kualitas bahan yang bagus PG bisa dirakit dan bisa diberi penambahan sendiri sesuai imajinasi pengrakitnya. 7. HGUC ( High Grade Universal Century ) HGUC keluar pada tahun High grade universal century memiliki skala 1:144. HGUC merupakan gunpla HG yang dikembangkan dengan tehnik molding injection yang lebih modern. Hal ini membuat desain gunpla menjadi lebih halus. Pada tahun 2013, semua projek gumdam berpatokan pada HGUC sebagai dasar dalam memproduksi gunpla. Harga HGUC berkisar 150ribu- 450ribu rupiah. 8. Mega Size Model Gundam 24

13 Mega size model gundam keluar pada tahun Mega size model gundam memiliki skala 1:48 dan tinggi 40cm. gunpla ini tidak memerlukan alat untuk merakitnya. Partsnya dapat di lepas dengan tangan yang membuatnya menjadi sangat praktis. Mega size model gundam dikeluarkan pihak Bandai untuk pemula yang senang merakit gundam. Di pasaran gundam ini berkisar 800ribu-1juta rupiah. 9. RG ( Real Grade) Real grade merupakan pengembangan dari versi MG dengan ukuran yang lebih kecil yaitu skala 1:144. Keluar pada tahun 2010, RG ini memiliki garis dan memiliki kerangka-kerangka dalam serta banyak sendi untuk digerakkan dari versi sebelumnya. RG memiliki kerumitan tersendiri, tingkat kesulitan RG hampir masa dengan MG tetapi dengan parts yang lebih kecil karena dia memiliki ukuran sama dengan HG. Walaupun begitu RG sendiri adalah gunpla yang paling mudah digerakkan sesuai dengan keinginan pengrakitnya. Di pasaran harga gunpla ini berkisar 300 ribu-600 ribu rupiah. 25

14 10. RE/100 ( Reborn-one Hundred) RE/100 adalah gunpla keluaran terbaru yaitu tahun Berbeda dari keluaran sebelumnya kali ini banyak masyarakat yang dibuat kecewa dengan hadirnya versi baru ini, dikarenakan harganya yang sangat mahal tetapi kualitas tidak seperti konsumen harapkan. RE/100 sendiri memiliki standar lebih bagus daripada HG tetapi tidak melewati MG. RE/100 memiliki ukuran skala 1:144. Harga gunpla ini berkisar 900 ribu rupiah. 11. SD (Super Deformed) Gunpla SD merupakan gunpla terkecil dari semua jenis gunpla yang ada. Jenis SD hanya memiliki tinggi 8 hingga 10cm saja. Gunpla SD adalah salah satu gunpla keluaran terbaru yang sangat berbeda dengan versi-versi 26

15 sebelumnya. Perbedaannya adalah gunpla SD ini tidak bisa di pose kan sesuai keinginan kita. SD memiliki ruang gerak yang sangat terbatas, hal ini dikarenakan ukurannya yang kecil dan tidak memiliki joint part atau bagian sendi yang cukup fleksibel. SD sendiri merupakan gunpla yang lebih menonjolkan segi lucunya dan bukan gunpla poseable. Gunpla SD cukup digemari oleh perempuan dan pengrakit gunpla yang tidak suka kerumitan dan suka sesuatu yang lebih sederhana. SD dipasar memiliki harga berkisar 70 ribu ribu rupiah. 12. No grade (NG) gundam SD No grade gunpla adalah sebutan yang dibuat sendiri oleh penggemar rakit gundam sebab pihak Bandai tidak menamai gunpla ini. Ukuran gunpla ini sama dengan dengan HG. Gunpla ini tidak memiliki kerangka dalam oleh karena itu sangat minim untuk digerakkan. Dan memiliki harga yang cukup murah untuk ukurannya berkisar 200 ribu rupiah. no grade yang belum dirangkai 27

16 2.3 Genre-genre dalam Tokusatsu 1. Kaiju ( 怪獣 ) Kaiju adalah bentuk tokusatsu pertama yang diciptakan di Jepang. secara bahasa, kaiju memiliki arti mahluk aneh atau yang tidak sewajarnya ada disekitar kita. Tetapi istilah ini terus berkembang, mahluk raksasa atu monster. King kong (1933) adalah tokusatsu pertama yang ada di Jepang. tetapi Godzilla (1954) adalah film yang membawa nama tokusatsu menjadi terkenal dimasyarakat.. godzilla pertama 2. Kaijin ( 怪人 ) Selain kaiju, ada juga yang dikenal dengan istilah kaijin. Kaijin adalah mahkluk aneh yang berbentuk manusia. Manusia kaijin ini memiliki kelainan pada tubuh mereka, yang digunakan sebagai membela kebenaran. Kaijin juga terbagi atas beberapa sub, yaitu: Kamen rider ( 仮面ライダー ) Kamen secara bahasa berarti topeng dan Rider adalah pengendara motor. Saat ini, Kamen Rider adalah sosok super hero yang diciptakan dengan ciri khas menggunakan kostum dan mengendarai kendaraan. Kamen rider pada awalnya diangkat dari manga karangan Shotaro Ishimori di tahun

17 Kamen rider memiliki gaya bertarung individu dengan berbagai teknik beladiri. Kamen rider memiliki beberapa hal identik yang akan selalu ada di setiap film kamen rider. Yaitu kendaraan, belt (ikat pinggang yang digunakan untuk berubah menjadi super hero), dan jurus rider kick (sebutan untuk jurus pamungkas kamen rider). Kamen rider dibagi menjadi 2 era yaitu era showa dan heisei. Era showa adalah kamen rider di tahun 1970-an hingga 1990-an, dimana pada era ini terdapat sepuluh seri kamen rider. Dan enam belas seri kamen rider pada era heisei. Di dalam ceritanya sendiri era showa dan heisei masih memiliki inti cerita yang sama tetapi seiring perkembangan waktu cerita kamen rider heisei lebih rumit dan bukan lagi sekedar tontonan anak-anak. Super sentai ( スーパー戦隊 ) kamen rider V3 Berbeda dengan kamen rider yang menceritakan seorang hero, super sentai adalah tokusatsu yang menceritakan tentang tim superhero. Dalam ceritanya paling sedikit super sentai beranggotakan dari tiga orang dan paling banyak enam orang tergantung masing-masing cerita. Masing anggota memiliki warna khas masing-masing dan pasti akan dipimpin oleh warna merah. Dari segi cerita super sentai lebih terkesan anak-anak karena banyak unsur persahabatan di dalamnya dan musuh yang terlihat lebih kocak. 29

18 Hingga saat ini, telah ada 38 seri super sentai yang telah di putar dijepang. Super sentai juga di adaptasikan ceritanya oleh pihak amerika dengan judul power ranger. Di Indonesia sendiri lebih terkenal power ranger dibandingkan super sentai, hal ini mungkin karena pihak televisi kita lebih banyak memutar power ranger dibandingkan super sentai. go ranger Ultraman ( ウルトラマン ) Ultra series atau lebih dikenal dangan ultraman adalah series superhero selain kamen rider dan super sentai. Ultraman dapat memakai kekuatan Daikaiju(mahkluk raksasa) sebagai senjata utamanya. Musuh-musuh dari ultraman sendiri juga merupakan mahkluk monster raksasa jahat yang ingin menghancurkan bumi. Series ultraman ini sebenarnya merupakan pengembangan dari series kaijuu yang mengedepankan efek raksasa sebagai jalan cerita. ultraman Metal Heroes ( メタルヒーロー ) 30

19 Metal heroes juga merupakan sub-genre tokusatsu yang digambarkan dalam superhero berbentuk android, cyborg, atau manusia yang menggunakan pakaian berbahan metal. Metal heroes juga sering disebut dengan nama henshin heroes. Metal heroes biasanya memakai tema cerita teknologi, di mana teknologi digambarkan bisa menjadi pelindung bagi umat manusia. Metal heroes juga sering dikaitkan sebagai karakter superhero polisi penyelamat. Sejak tahun 1998 metal heroes berhenti diproduksi. Robotack merupakan metal heroes terakhir yang ditanyangkan di Jepang. Special Rescue Police Jipector 3. Giant Robot Genre giant robot adalah cerita hero yang mana pemerannya merupakan robot raksasa. Giant robot hampir mirip dengan cerita ultraman hanya saja ultraman adalah manusia yang dapat berubah menjadi raksasa sedang kan giant robot memang sebuah robot raksasa pembela bumi. 31

20 daitetsujin17 4. Tokusatsu heroin Tokusatsu heroin adalah cerita tokusatsu yang menjadikan perempuan sebagai hero didalamnya. Tentu saja perempuan tersebut memiliki kemampuan super atau bahkan memiliki kekuatan sihir untuk melawan kejahatan yang sedang melanda bumi. Umumnya tokusatsu heroin ini merupakan konsumsi dewasa karena memiliki banyak unsur yang tidak pantas untuk di tonton oleh anak-anak. Salah satu tokusatsu heroin Jepang adalah Sailor moon dan masked angel Rosetta. 5. Yokai series Yokai series adalah tokusatsu yang menceritakan tentang yokai (hantu atau mahluk halus) Jepang. yokai series juga termasuk ke dalam film horror tetapi dalam pembuatannya memakai teknik sama dengan pembuatan tokusatsu. Yokai series sudah tidak diproduksi lagi sejak tahun 1980an. yokai monster 32

21 2.4 Perkembangan komunitas Gundam dan Tokusatsu di Indonesia Di Indonesia anime gundam pertama kali diputar pada tahun 2000 an disalah satu tv lokal. Sedangkan tokusatsu sendiri lebih dulu di putar yaitu tahun Anime gundam dan tokusatsu lebih diminati oleh anak-anak pada masa itu, hal ini dikarenakan masyarakat kita berfikir bahwa anime dan tokusatsu merupakan tontonan untuk anak-anak. komunitas gundam pertama kali dibangun pada tahun 2008 dengan nama Gundam Community Indonesia yang berpusat di Jakarta. Anggota komunitas yang terus bertambah tidak hanya dari Jakarta tetapi juga dari luar Jakarta hingga ke sumatera membuat masingmasing daerah membuat masing-masing komunitas gundam di daerah tempat mereka berasal dan masih berhubungan dengan komunitas gundam Indonesia. Didalam pecinta gunpla ada yang disebut dengan modeler, kolektor dan costumer. Modeler adalah orang yang lebih gemar merakit gundam sesuai dengan petunjuk dan mengikuti bentuk asli. Kolektor adalah orang yang lebih gemar mengoleksi ketimbang merakitnya. Sedangkan costumer adalah orang yang lebih suka merombak ulang atau membentuk gundam sesuai keinginannya, biasanya gundam ini di beri aksesoris tambahan kreasi sendiri serta diikuti diorama atau latar penataan gundam. Pada tahun 2011 dibentuk pula GGI atau Gundam Generation Indonesia. GGI bukan merupakan komunitas tetapi sebuah organisasi yang membuat acara berbau gundam seperti pameran serta perlombaan merakit gundam di Indonesia. GGI dibentuk dikarenakan penggemar gundam di Indonesia sudah semakin besar tetapi mereka hanya sekedar merakit tanpa bisa menyalurkan 33

22 hobi mereka. Selain untuk mengadakan acara GGI juga workshop serta gashuuku untuk pemula yang ingin merakit gundam. Negara Indonesia juga ikut perpatisipasi dalam GBWC (Gundam Build World Cup) lomba merakit gundam international yang diadakan di Jakarta. Acara yang bertaraf international ini membawa juri dari Jepang dan Bandai sebagai promotor. sedangkan komunitas tokusatsu atau disingkat KOMUTOKU ini sudah berdiri sebelum Gundam Community Indonesia. KOMUTOKU, yang dibentuk pada 8 Mei 2007, memiliki jumlah anggota sebanyak lebih dari 4 ribu orang, dari berbagai wilayah Indonesia, dan beberapa negara lainnya, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Amerika. Disini, para anggotanya bisa saling bertukar informasi dan berdiskusi seputar film tokusatsu melalui forum, dan memberikan kesempatan untuk bisa ikut serta dalam kegiatan cosplay (costum player). Tahun 2010, KOMUTOKU pernah menjadi juara dua dalam Anime Festival Asia (AFAX), kompetisi cosplay tingkat Asia di Singapura, dan kerap kali ikut serta dalam berbagai pameran dan festival, yang berhubungan dengan Jepang, seperti Jakarta Japan Matsuri dan Japan Carnival. Indonesia juga sudah mengeluarkan empat film tokusatsu. Yaitu : Wild Warden Lenaiger, Sphere Trinity, GatotKaca : Rebirth, Bima Satria Garuda /Satria Garuda Bima-X. Dari empat tokusatsu Indonesia yang ada hanya Bima Satria Garuda yang masuk TV national bahkan sampai ke Jepang. tokusatsu Bima adalah kerjasama antara studio Indonesia serta studio tokusatsu Jepang. 34

23 2.5 Ideologi dalam Gundam dan tokusatsu Kata ideologi berasal dari bahasa Yunani, idein dan logos. Idein berarti ide, gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu dan ajaran jika digabungkan antara keduanya maka kita dapatkan pengertian ideologi kumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan yang bersifat menyeluruh dan sistematis. Ideologi ini menyangkut seluruh bidang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara seperti politik sosial, ekonomi, kebudayaan dan keagamaan. Ideologi dalam Syafiie (2009:78) adalah system pedoman hidup dan citacita yang ingin dicapai oleh banyak individu dalam sebagian besar masyarakat yang bersifat khusus disusun secara sadar oleh para pemikir di daerah tersebut. Ideologi suatu bangsa mencerminkan cara berfikir masyarakatnya dan mengarah suatu bangsa untuk mencapai tujuan national negaranya. Ideologi juga merupakan sebuah landasan semangat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ciri-ciri ideologi suatu negara antara lain adalah ideologi berada diposisi tertinggi sebagai nilai hidup berbangsa dan bernegara; serta ideologi mewujudkan asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, di amalkan, dan dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban (Simanjuntak, 2007). Jepang sendiri merupakan negara yang saat menjunjung tinggi ideologi negaranya. Ideologi negara Jepang adalah Shinto. Banyak yang berfikir bahwa Shinto merupakan sebuah agama tetapi dalam kenyataannya Shinto bukanlah sebuah agama melainkan ideologi negara Jepang. Kepercayaan Shinto mengajarkan kesetiaan kepada yang berkuasa, 35

24 sehingga menetralisasi (kemungkinan) sifat sombong seorang pejuang militer. Kepercayaan Shinto menekankan kesetiaan dan kecintaan kepada Negara dan Tenno. Shinto tidak mengenal ajaran dosa, tetapi lebih menekankan soal kehormatan dan harga diri (Suryohadiprojo, 1982:49). Ideologi ini juga dimasukkan kedalam cerita gundam. Para pilot gundam ini memiliki konsep dasar pemikiran seperti layaknya masyarakat Jepang. Hidup dan mati untuk pemimpin, melakukan apapun perintah pemimpinnya walaupun dia sendiri merasa perintah tersebut salah, serta kehormatan dan harga diri didalam peperangan. 36

JURNAL TUGAS AKHIR SEBAGAI HERO DALAM ANIME MOBILE SUIT GUNDAM ( ) Wahyu Seto Pramono NIM UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

JURNAL TUGAS AKHIR SEBAGAI HERO DALAM ANIME MOBILE SUIT GUNDAM ( ) Wahyu Seto Pramono NIM UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta JURNAL TUGAS AKHIR KAJIAN SEMIOTIKA GUNDAM RX-78-2 SEBAGAI HERO DALAM ANIME MOBILE SUIT GUNDAM (1979-1980) Wahyu Seto Pramono NIM 1210015124 PROGRAM STUDI S-1 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL JURUSAN DESAIN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I MEDAN. Kebudayaan Jepang dipengaruhi timbal-balik dengan karakteristik

BAB I MEDAN. Kebudayaan Jepang dipengaruhi timbal-balik dengan karakteristik BAB I FENOMENA KOMUNITAS GUNDAM DAN TOKUSATSU DI MEDAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan Jepang dipengaruhi timbal-balik dengan karakteristik masyarakatnya. Bangsa Jepang pada umumnya juga dikenal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TENTANG HOBI REPLIKA

BAB II TINJAUAN TENTANG HOBI REPLIKA BAB II TINJAUAN TENTANG HOBI REPLIKA II.1 Tinjauan tentang Model kit Model kit adalah tiruan dari sesuatu, dengan skala dan detail tertentu yang harus dirakit, dicat bahkan bisa dimodifikasi terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dari analisis yang telah dilakukan pada bab III dan bab IV, penulis dapat

BAB V KESIMPULAN. Dari analisis yang telah dilakukan pada bab III dan bab IV, penulis dapat BAB V KESIMPULAN Dari analisis yang telah dilakukan pada bab III dan bab IV, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan mengenai faktor-faktor apa saja yang membuat serial Super Sentai dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya populer yang berasal dari Jepang merupakan salah satu bentuk budaya asing yang masuk dan diterima oleh masyarakat Indonesia. Bentuk media visual tersebut

Lebih terperinci

Apa yang tersirat di pikiran Anda ketika mendengar. Nawa Rie Eda, Superhero dari Tanah Jawa

Apa yang tersirat di pikiran Anda ketika mendengar. Nawa Rie Eda, Superhero dari Tanah Jawa Nawa Rie Eda, Superhero dari Tanah Jawa Oleh: Ahmad Zaini Afrizal Apa yang tersirat di pikiran Anda ketika mendengar kata superhero? Yap! Pahlawan dengan kekuatan super yang siap untuk melindungi dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu hal dalam adat istiadat yang menjadi kebiasaan turun temurun yang erat hubungannya dengan masyarakat di setiap negara. Dengan adanya keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Karya Perancangan 1. Sampul buku Gambar 45 Rancangan sampul buku bagian luar Rancangan hard cover buku bagian luar terdiri dari bagian depan buku, punggung buku dan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kreatifitas adalah sebuah proses mental individu yang melahirkan sebuah gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang efektif, bersifat imajinatif, estetis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Akhir-akhir ini dunia hobi sangat berkembang pesat di kota-kota besar Indonesia, termasuk di kota Jogjakarta. Salah satu hobi yang berkembang saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi

BAB I PENDAHULUAN. terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi 1 BAB I PENDAHULUAN B. LATAR BELAKANG Jepang telah menyebarkan pengaruh budayanya ke seluruh dunia terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi Jepang) dan Manga (Komik Jepang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara yang terkenal karena banyak hal, salah satunya adalah bidang hiburan. Baik budaya tradisional maupun modern yang dihasilkannya sering kali berhasil

Lebih terperinci

2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS

2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Tokoh pahlawan atau superhero Indonesia sepertinya sudah lama sekali hilang di dunia perfilman dan media lainnya di tanah air. Tidak bisa dipungkiri, hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN kali peperangan di seluruh dunia. Kemudian sejak abad 19, manusia mulai

BAB I PENDAHULUAN kali peperangan di seluruh dunia. Kemudian sejak abad 19, manusia mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak zaman dahulu manusia tak henti-hentinya berperang. Bahkan menurut catatan sejarah, sejak 6000 tahun yang lalu sudah terjadi lebih dari 15.000 kali peperangan

Lebih terperinci

ABSTRAK PERANCANGAN TOKUSATSU CENTER DENGAN TEMA URBAN. Oleh : I Putu Gede Sanchia Janitra ( )

ABSTRAK PERANCANGAN TOKUSATSU CENTER DENGAN TEMA URBAN. Oleh : I Putu Gede Sanchia Janitra ( ) ABSTRAK PERANCANGAN TOKUSATSU CENTER DENGAN TEMA URBAN Oleh : I Putu Gede Sanchia Janitra (1263081) Abstrak - Tokusatsu merupakan genre film live action superhero yang di buat di Negara Jepang, namun pada

Lebih terperinci

GUNDAM COMMUNITY CENTER

GUNDAM COMMUNITY CENTER Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain GUNDAM COMMUNITY CENTER Cynthia Drs. Bagus Handoko, MT. Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: chia_kamikaze@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak individu menganggap bahwa tampil menarik di hadapan orang lain merupakan suatu hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.dengan kata lain, serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.dengan kata lain, serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal kebudayaan. Juga dalam kehidupan sehari- hari orang tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini keberadaan teko keramik telah mengalami banyak pergeseran

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini keberadaan teko keramik telah mengalami banyak pergeseran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini keberadaan teko keramik telah mengalami banyak pergeseran dari segi fungsi dan nilai terutama pada teko-teko yang ada dalam rumah masyarakat modern. Teko

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Perfilman di Jepang sudah dimulai lebih dari 100 tahun yang lalu,

PENDAHULUAN. Perfilman di Jepang sudah dimulai lebih dari 100 tahun yang lalu, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perfilman di Jepang sudah dimulai lebih dari 100 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1899. Sama seperti film-film di negara-negara barat pada awalnya film

Lebih terperinci

Anak-anak dari umur 3-15 tahun, terutama laki laki.

Anak-anak dari umur 3-15 tahun, terutama laki laki. LAMPIRAN Anak-anak dari umur 3-15 tahun, terutama laki laki. Menurut saya mereka adalah target yang cocok untuk mendapatkan edukasi yang indirect (mungkin yang tidak terlalu teoritis hal yang jarang diajarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jepang dikenal dengan kepercayaan Shintonya. Walaupun ada

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jepang dikenal dengan kepercayaan Shintonya. Walaupun ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang dikenal dengan kepercayaan Shintonya. Walaupun ada beberapa aliran kepercayaan dan agama yang berkembang di sana, masyarakat Jepang modern justru cenderung

Lebih terperinci

PRODUKSI FILM ANIMASI SEDERHANA

PRODUKSI FILM ANIMASI SEDERHANA PRODUKSI FILM ANIMASI SEDERHANA Oleh : Sutandi, ST, M.Pd Animasi merupakan gambar hidup yang digerakkan dari sekumpulan gambar, yang memuat tentang objek dalam posisi gerak yang beraturan. Objek tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mecintai dan menjaga bumi atau alam merupakan ajakan yang tidak pernah bosan disuarakan kepada manusia di seluruh dunia. Earth day merupakan gerakan untuk mencintai

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Gambar 1.1 Program Movies Televisi Indonesia (www.google.com di Akses pada tangal 24 September 2016 pukul 17.

BAB I. Pendahuluan. Gambar 1.1 Program Movies Televisi Indonesia (www.google.com di Akses pada tangal 24 September 2016 pukul 17. BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat Indonesia sangatlah beragam terutama dalam kebutuhan hiburan yang meliputi kebutuhan rohani manusia, salah satunya yaitu film. Film merupakan hiburan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. juga budaya. Joseph S. Nye, Jr. (2004) menyatakan bahwa sumber kekuatan

BAB 1 PENDAHULUAN. juga budaya. Joseph S. Nye, Jr. (2004) menyatakan bahwa sumber kekuatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dalam upaya mengejar kepentingan nasionalnya, negaranegara tidak hanya menekankan pada kekuatan militer atau ekonomi melainkan juga budaya. Joseph S. Nye,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D ( tiga dimensi) action dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D ( tiga dimensi) action dengan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D ( tiga dimensi) action dengan menggunakan teknik compositing visual effect yang berjudul The Cambo dengan tujuan animasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepanjang sejarahnya, Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negaranegara lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pada saat ini action figure sudah banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia khusus nya di kota Bandung mulai dari kalangan anak kecil sampai orang dewasa.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. DESAIN BENTUK DASAR Sebelum memasuki proses ini, Sebelumnya penulis berkordinasi dengan dosen pembimbing mengenai desain yang seperti apa yang nantinya akan diproduksi. Penilaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi sejak dilahirkan didunia, komunikasi tidak hanya berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 1. Pendahulun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 1. Pendahulun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Pendahulun Superhero adalah karakter fiktif yang mempunyai kekuatan luar biasa untuk kepentingan umum. Pahlawan super memiliki kemampuan atau kesaktian di atas rata-rata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Film adalah salah satu bentuk media komunikasi dengan cakupan massa yang luas. Biasanya, film digunakan sebagai sarana hiburan yang cukup digemari masyarakat.

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK

2015 EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan bahasa Jepang di Indonesia cukup pesat dari tahun ke tahun, hal ini bisa dilihat dari survei yang dilakukan oleh The Japan Foundation yang berpusat

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I LATAR BELAKANG. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Komik sesungguhnya lebih dari sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur. Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi II. METODOLOGI A. Kerangka Berpikir Studi Kerangka berpikir studi diatas merupakan tahap dari konsep berpikir penulis, berikut penjelasan secara singkat: 1. Passing note Judul dari film pendek yang diangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Boyztoyz adalah sebuah komunitas yang mewadahi sekumpulan orang yang memiliki kesamaan dalam minat dan kecintaannya terhadap hobi RC Drifting. RC (Radio-Controlled)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuatu yang baru. Contoh multimedia interaktif adalah multimedia. pembelajaran interaktif, aplikasi game, kios informasi, dll.

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuatu yang baru. Contoh multimedia interaktif adalah multimedia. pembelajaran interaktif, aplikasi game, kios informasi, dll. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi dan informasi telah berkembang dengan pesat dan sangat berperan besar dalam kehidupan manusia. Banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan adanya teknologi

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMIK FIKSI BERTEMA BULUTANGKIS DENGAN KARAKTER DAN SETTING INDONESIA

PERANCANGAN KOMIK FIKSI BERTEMA BULUTANGKIS DENGAN KARAKTER DAN SETTING INDONESIA PERANCANGAN KOMIK FIKSI BERTEMA BULUTANGKIS DENGAN KARAKTER DAN SETTING INDONESIA Latar Belakang PBSI mendukung adanya media yang bermanfaat seperti komik untuk menginspirasi dan memotivasi generasi generasi

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN BAB II METODOLOGI PERANCANGAN 2.1. Tujuan & Manfaat Perancangan 2.1.1. Tujuan Perancangan Sebelum penulis menentukan tujuan dari proses perancangan nantinya, penulis melakukan langkah awal dengan melihat

Lebih terperinci

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi

Lebih terperinci

Perancangan Media Komik Dari Buku Gajahmada Karangan Langit K.Hariadi. Gilbert Jansen

Perancangan Media Komik Dari Buku Gajahmada Karangan Langit K.Hariadi. Gilbert Jansen Perancangan Media Komik Dari Buku Gajahmada Karangan Langit K.Hariadi Gilbert Jansen 3405100071 Siapakah Gajah Mada? Gajah Mada dikenal sebagai sosok yang berperan besar dalam kejayaan Majapahit dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang modern, membuat seorang kreator film akan lebih mudah dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang modern, membuat seorang kreator film akan lebih mudah dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri perfilman terus melakukan perkembangan baik dalam hal teknologi peralatannya, maupun dalam segi kreativitasnya. Dengan peralatan film yang modern, membuat

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah 14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori membuat Komik Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah Gambar-gambar dan lambing-lambang yang terjukstaposisi dalam turutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai masa

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai masa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era informatika yang berkembang dikalangan masyarakat pada saat ini, dunia hiburan untuk masyarakat luas dan khususnya untuk anak-anak dapat dikatakan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari persoalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya media penyampaian suatu cerita sejak Tahun 70-an, film mulai banyak mengambil inspirasi atau karya- karya sastra yang telah ada sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya populer adalah budaya yang bersifat produksi, artistik dan komersial, diciptakan sebagai konsumsi massa dan dapat diproduksi kembali serta dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini televisi telah berkembang secara pesat dan menjadi media yang dibutuhkan oleh masyarakat. Berbagai acara televisi dapat disaksikan baik dari stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DESAIN ANTARMUKA DALAM FILM BERGENRE FIKSI ILMIAH DAN HUBUNGANN- YA DENGAN DUNIA NYATA

PERKEMBANGAN DESAIN ANTARMUKA DALAM FILM BERGENRE FIKSI ILMIAH DAN HUBUNGANN- YA DENGAN DUNIA NYATA PERKEMBANGAN DESAIN ANTARMUKA DALAM FILM BERGENRE FIKSI ILMIAH DAN HUBUNGANN- YA DENGAN DUNIA NYATA Abstrak: Buku ilustrasi tema kesenian Betawi ondel-ondel yang ditujukan untuk anak Sekolah Dasar sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara maju dan modern, tetapi negara Jepang tidak pernah meninggalkan tradisi dan budaya mereka serta mempertahankan nilai-nilai tradisi yang ada sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film Dokumenter tidak seperti halnya film fiksi (cerita) merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Film Dokumenter tidak seperti halnya film fiksi (cerita) merupakan sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film Dokumenter tidak seperti halnya film fiksi (cerita) merupakan sebuah rekaman peristiwa yang diambil dari penyajian fakta atau sungguh-sungguh terjadi. Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang kaya dengan adat dan istiadat, budaya serta suku memiliki berbagai macam tradisi. Salah satunya adalah Mesatua Bali (Mendongeng), sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemimpin atau seorang Leader tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat pada umumnya, hal ini disebabkan karena setiap manusia yang diciptakan didunia ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ke tahun. Ini disebabkan karena pemerintah tidak menyediakan saran atransportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. ke tahun. Ini disebabkan karena pemerintah tidak menyediakan saran atransportasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan kendaraan pribadi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini disebabkan karena pemerintah tidak menyediakan saran atransportasi umum yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. horor adalah film yang penuh dengan eksploitas unsur unsur horor yang

BAB I PENDAHULUAN. horor adalah film yang penuh dengan eksploitas unsur unsur horor yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Vincent Pinel (2006) Genres et Mouvements Au Cinémamenyebutkanfilm horor adalah film yang penuh dengan eksploitas unsur unsur horor yang bertujuanmembangkitkan ketegangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. contohnya ada pakaian tradisional kimono, pertunjukan boneka bunraku, samurai,

BAB I PENDAHULUAN. contohnya ada pakaian tradisional kimono, pertunjukan boneka bunraku, samurai, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang memiliki beragam kebudayaan yang unik dan menarik. Kebudayaan kebudayaan tersebut sebagai contohnya ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fotografi merupakan teknik yang digunakan untuk mengabadikan momen penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena melalui sebuah foto kenangan demi kenangan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi dan film video laser

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid 2.1 Definisi Film BAB II LANDASAN TEORI Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dapat diartikan dalam dua pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bike Trial merupakan olahraga keterampilan sepeda, termasuk salah satu olahraga sepeda ekstrim. Fokus gerakan dari sepeda trial adalah manajemen balance dan power.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Film merupakan suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. Dalam hal ini, praktikan bekerja pada Divisi Creative Production untuk program

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. Dalam hal ini, praktikan bekerja pada Divisi Creative Production untuk program BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK Dalam hal ini, praktikan bekerja pada Divisi Creative Production untuk program tayangan Professor Cilik. Praktikan bekerja pada bagian perencanaan pra production, creative production

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari bisnis itu sendiri. Menurut Peter Drucker (1954) 2 fungsi dalam bisnis itu adalah marketing dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki suku bangsa yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki suku bangsa yang begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki suku bangsa yang begitu beragam. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki budaya, bahasa, dan ciri khas tersendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa lampau seakan hilang seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, berhasil mempengaruhi sebagian besar masyarakat dunia dengan cara memperkenalkan atau menjual produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan penerangan (Shadily, 1980, p.1007). bergerak. Dalam bahasa Indonesia, dahulu dikenal istilah gambar hidup, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan penerangan (Shadily, 1980, p.1007). bergerak. Dalam bahasa Indonesia, dahulu dikenal istilah gambar hidup, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film merupakan suatu media komunikasi massa yang berupa serangkaian gambar-gambar yang diambil dari obyek bergerak yang memperlihatkan suatu serial peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

SIMULACRA DALAM INDUSTRI HIBURAN VISUAL; STUDI KASUS RAGNAROK ONLINE

SIMULACRA DALAM INDUSTRI HIBURAN VISUAL; STUDI KASUS RAGNAROK ONLINE SIMULACRA DALAM INDUSTRI HIBURAN VISUAL; STUDI KASUS RAGNAROK ONLINE ABSTRACT Wimba, 1. PENDAHULUAN Komik adalah sebuah media yang menyampaikan informasi atau pesan melalui sekuens visual atau urutan gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umum Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat memunculkan banyaknya alat komunikasi baru berbasis digital seperti ipad, iphone, Android, dan produk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran Daftar Pustaka Lampiran. viii

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran Daftar Pustaka Lampiran. viii DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Surat Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Halaman Persembahan... vi Daftar Isi... vii Daftar Istilah... ix Daftar Gambar... xii Daftar Tabel...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Film merupakan sebuah media yang dapat digunakan sebagai sarana hiburan. Selain itu, film juga berfungsi sebagai sebuah proses sejarah atau proses budaya suatu

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya.

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya. BAB 2 DATA DAN ANALISIS 2.1. Legenda Hanoman 2.1.1 Perang Wanara dan Raksasa Setelah lakon Hanoman Obong. Hanoman kembali bersama Sri Rama dan Laskmana beserta ribuan pasukan wanara untuk menyerang Alengka

Lebih terperinci

BAB III ANALISA TERHADAP DESAIN KARAKTER DAN PROPERTI GAME MAJAPAHIT DITINJAU DARI SEGI KONSEPTUAL DAN TEKNIS

BAB III ANALISA TERHADAP DESAIN KARAKTER DAN PROPERTI GAME MAJAPAHIT DITINJAU DARI SEGI KONSEPTUAL DAN TEKNIS BAB III ANALISA TERHADAP DESAIN KARAKTER DAN PROPERTI GAME MAJAPAHIT DITINJAU DARI SEGI KONSEPTUAL DAN TEKNIS 3.1 Analisa berdasarkan kekuatan dan peluang yang terdapat dalam konsep game Majapahit 3.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. film merupakan media massa yang digemari oleh masyarakat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. film merupakan media massa yang digemari oleh masyarakat di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan film di Indonesia saat ini semakin pesat, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah film setiap tahunnya yang ada di Indonesia. Dalam website

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk hidup dan berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam setiap faktor kehidupan, baik dalam hal organisasi,

Lebih terperinci

Komputer Dalam Konteks

Komputer Dalam Konteks Komputer Dalam Konteks Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma PTA 2015/2016 Tujuan Pembelajaran Mengetahui hubungan komputer dan masyarakat serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebenarnya novel grafis dan komik tidak ada bedanya hanya saja bobot maupun panjang cerita dari novel grafis merunut ke novel. Namun belakangan banyak penerbit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Metodologi dan perancangan karya adalah tahap menganalisa dan menyusun suatu karya yang nantinya akan menyelesaikan masalah, tentu dengan bantuan data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion merupakan hal yang memiliki berbagai macam arti. Fashion sendiri sebenarnya tidak hanya mengacu kepada gaya berbusana saja. Dengan kata lain, fashion merujuk

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Umum Action Figure

BAB II. Tinjauan Umum Action Figure BAB II Tinjauan Umum Action Figure 2.1. Pengertian Action Figure Dalam pandangan Stan Weston (penemu istilah action figure, seorang manager pemasaran di perusahaan mainan Hasbro), action figure berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kesenian tradisional daerah dengan kekhasannya masing-masing senantiasa mengungkapkan alam pikiran dan kehidupan kultural daerah yang bersangkutan. Adanya berbagai

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. Mencari dan Menemukan Ide Cerita. Drs. Moh. Hafizni, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Penyiaran

CREATIVE THINKING. Mencari dan Menemukan Ide Cerita. Drs. Moh. Hafizni, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Penyiaran CREATIVE THINKING Modul ke: Mencari dan Menemukan Ide Cerita Fakultas FIKOM Drs. Moh. Hafizni, M.I.Kom. Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Menggali Ide Cerita Ide atau gagasan yang baik merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. video dan audio video (film). Selama ini kebanyakan orang tidak menyadari hal itu

BAB I PENDAHULUAN. video dan audio video (film). Selama ini kebanyakan orang tidak menyadari hal itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan manusia dalam menangkap informasi berbeda-beda ada yang lebih mudah menerima informasi berupa tulisan, gambar, tulisan bergambar, audio, video dan audio video

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Popularitas dari buku komik bertema superhero telah mendefinisikan buku komik

BAB I PENDAHULUAN. Popularitas dari buku komik bertema superhero telah mendefinisikan buku komik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 1940-an sejak buku komik Superman telah dirilis. Buku-buku bertema superhero sudah banyak menyebar di seluruh pelosok Amerika Serikat. Popularitas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi semenarik mungkin agar penonton tidak merasa bosan. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi semenarik mungkin agar penonton tidak merasa bosan. Berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Film merupakan gambar bergerak yang di dalamnya memiliki alur dan cerita yang menarik untuk menghibur para penonton. Alur dan cerita pada film diproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam alur ceritanya yang berbeda-beda. Film yang bertemakan horor yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam alur ceritanya yang berbeda-beda. Film yang bertemakan horor yang banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern semakin banyak media hiburan film yang dapat dinikmati masyarakat.film merupakan sesuatu yang sudah dikenal oleh seluruh dunia.film merupakan media campuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak mulai mengenal dan belajar sesuatu. Anak kecil pada dasarnya senang mencoba aktivitas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah hallyu, pertama kali dimunculkan oleh para jurnalis di Beijing terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu tersebut. Hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sansekerta yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan industri hiburan seperti film, games, acara tv swasta, hingga berbagai event dan teknologi di era globalisasi ini, membuat semakin mudahnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Q : Menurut Bapak, apa itu Animasi Pendek? Q : Menurut bapak, animasi pendek yang bagus itu seperti apa?

LAMPIRAN. Q : Menurut Bapak, apa itu Animasi Pendek? Q : Menurut bapak, animasi pendek yang bagus itu seperti apa? LAMPIRAN Wawancara dengan Pak Gotot Prakosa Q : Menurut Bapak, apa itu Animasi Pendek? A : Animasi dari kata animare yang artinya memberi kehidupan, menghidupkan. Film animasi yaitu film yang dibuat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Video game adalah sebuah permainan elektronik yang diciptakan untuk manusia dan masih berkembang hingga saat ini. Dalam memainkan video game terdapat beberapa komponen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan kisah yang disampaikan dengan cara bercerita. Dongeng biasanya disampaikan dan dibacakan oleh guru TK, SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur

Lebih terperinci

Warner Bros. Entertainment, Inc.

Warner Bros. Entertainment, Inc. Film dengan penghargaan People's Choice Awards dan diperankan oleh Mila Kunis (Aktris dengan nominasi Golden Globes) dan Kristen Bell (aktris yang mengisi suara Anna di film animasi Frozen). Seorang ibu

Lebih terperinci