MELINDUNGI HAK ANDA: STANDAR SOSIAL DAN LINGKUNGAN DI KELOMPOK BANK DUNIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MELINDUNGI HAK ANDA: STANDAR SOSIAL DAN LINGKUNGAN DI KELOMPOK BANK DUNIA"

Transkripsi

1 4 MELINDUNGI HAK ANDA: STANDAR SOSIAL DAN LINGKUNGAN DI KELOMPOK BANK DUNIA DI BAGIAN INI Tantangan untuk melindungi hak Kebijakan Perlindungan Bank Dunia Standar Performa IFC Kebijakan Pengaman MIGA Cari tahu lagi! Referensi Singkat: Kebijakan Pengaman Bank Dunia Melalui program peminjaman dan asistensi kebijakannya, Kelompok Bank Dunia mempengaruhi kebijakan sosial, ekonomi, dan lingkungan dan proyek investasi di negara peminjam. Saat Bank Dunia melakukan klaim terhadap promosi terhadap pembangunan berkelanjutan, konsekuensinya, aktifitasnya sering berkontradiksi dengan arti berkelanjutan itu sendiri- merusak sumber daya manusia, dan juga lingkungan daripada memperkuatnya bagi generasi mendatang. Mengenal kebijakan institusi ini akan berguna bagi aktifis dalam mencegah, mengekspos, dan memulihkan kerusakan-kerusakan yang terkait dengan operasi Bank Dunia, dan kepada komunitas yang bekerja untuk menuntut hak-hak mereka dalam konteks keputusan pembangunan yang berefek pada mereka. Bank Information Center 4-1

2 Tantangan-tantangan untuk membela hak Proyek pembangunan jalan, dam, dan pembangkit listrik, yang membiayai oleh ekstraksi sumber daya alam serta mempromosikan pembangunan agraris skala besar yang tidak dapat dihindari lagi- akan berbahaya bagi lingkungan dan tidak dapat diperbaiki. Di banyak kasus, proyek-proyek ini meminggirkan masyarakat dan mempengaruhi penghidupan mereka. Reformasi kebijakan yang di sponsori oleh Bank Dunia- seperti pemotongan subisdi pemerintah kepada petani kapas, privatisasi pelayanan air minum, ataupun perubahan peraturan investasi yang mempermudah perusahaan swasta untuk menguasai lahan- menyebabkan kerusakan yang serius pada lingkungan dan sosial. Komunitas lokal telah sejak lama melakukan perlawanan untuk melindungi hak-hak mereka akan dampak negatif yang disebabkan oleh pinjaman-pinjaman dari Lembaga Keuangan Internasional (LKI). Kelompok masyarakat sipil seringkali mencari perlindungan melalui perlindungan mereka dan pengadilan, hukum internasional terhadap hak asasi manusia, dan institusi itu sendiri. Banyak proses legislasi nasional akan hak asasi manusia lemah dan tidak didorong, mengabaikan akses individu dan komunitas terhadap keadilan. Banyak kelompok sering merujuk ke hukum internasional terhadap HAM untuk membela hak mereka. Hak-hak yang diartikulasikan di dalam konvensi internasional- seperti Deklarasi Universal terhadap Hak Asasi Manusia, Kovenan Internasional terhadap Hak-Hak Sipil dan Politik, serta Kovenan Internasional seringkali dilanggar dalam hal proses pinjam meminjam Lembaga Keuangan Internasional. Banyak perjanjian internasional terhadap lingkungan, buruh, dan hak atas perempuan, dibandingkan dengan yang lain, lebih sering diabaikan oleh LKI. Akan tetapi, penerapan hukum Hak Asasi Manusia dan standar internasional lainnya seringkali sulit dan mengkonsumsi waktu, membuat kesulitan lain bagi kelompok-kelompok untuk memperoleh kompensasi. BANK DUNIA DAN KEKEBALANNYA Artikel Perjanjian Bank Dunia membatasi tindakan hukum dari negara anggota untuk melawan Bank Dunia. Lebih lanjutnya, Bank Dunia menuntut agar negara anggota mengadopsi undang-undangnya untuk menyediakan imunitas skala besar kepada institusi serta karyawannya dari pengadilan nasional. Walaupun tidak absolut, kekebalan Bank Dunia membuat batasan yang signifikan bagi kelompok masyarakat sipil yang dipengaruhi aktifitas peminjamannya untuk melakukan tindakan hukum. TIDAK TERIKAT DENGAN HAK ASASI MANUSIA? Kelompok Bank Dunia bukanlah para pihak yang formal dalam konvensi internasional hak asasi manusia, walaupun anggota Bank Dunia adalah penandatangan konvensi hak asasi manusia itu. Kelompok Masyarakat Sipil serta akademisi telah menantang Bank Dunia untuk mengakui kewajibannya terhadap hak asasi manusia sebagai organisasi internasional, dan untuk mengedepankan HAM dalam kebijakan peminjamannya. 4-2 Bank Information Center

3 Yang lebih rumitnya lagi, Kelompok Bank Duni dan Kelompok LKI lainnya sangat kebal dari hukum nasional, ini membuat frustasi masyarakat sipil untuk melegalkan akuntabilitas institusi seperti ini. (lihat box Imunitas Bank Dunia ). Dengan proteksi yang tidak dapat dijamin oleh hukum nasional, dan kesulitan yang harus dihadapi dalam menjalankan hukum internasional terhadap hak asasi manusia serta standar internasional lainnya, kelompok masyarakat sipil menuntut agar Kelompok Bank Dunia sebagai institusi publik- mengadopsi standar sosial dan lingkungannya sendiri, yang akan diterapkan, tanpa melihat berbagai hukum nasional serta kebijakannya di negara tempat beroperasinya Bank Dunia. Sejak akhir tahun 1970an, Kelompok Bank Dunia (IBRD/IDA) telah menyetujui berbagai kebijakan internal yang seharusnya dapat menuntun pemilihan serta desain proyek dan reformasi kebijakan yang didukungnya. Pada tahun 1990an, IFC dan MIGA mengikutinya dengan baik, serta memperkenalkan kebijakan internal berdasarkan yang didorong oleh Bank Dunia, walaupun dikerjakan oleh sektor swastanya. Kebijakan Perlindungan Bank Dunia (Safeguards Policy) Pada tahun 1998, Bank Dunia membentuk sepuluh kunci kebijakan lingkungan serta sosialnya ke dalam kebijakan mengenai aturan perlindungan, yang secara bersamaan ditujukan untuk menyediakan perlindungan minimum kepada kelompok rentan serta lingkungan dari efek buruk dari aktifitas yang dibiayai oleh Bank Dunia. Referensi Singkat diakhir bab ini akan merangkum hal inti dari aturan perlindungan Bank Dunia. APA YANG DILAKUKAN OLEH KEBI- JAKAN PERLINDUNGAN? Kebijakan Perlindungan membentuk mandat standar serta prosedur yang harus diikuti oleh pemerintah yang meminjam bersama dengan Bank Dunia ketika menyiapkan serta mengimplementasikan proyek investasi yang dibiayai Bank Bank Information Center 4-3

4 Dunia. Misalnya, kebijakan perlindungan terhadap analisa dampak lingkungan yang menuntut agar dampak potensial dari proyek tertentu dapat dianalisa, serta komunitas yang terpengaruh harus dikonsultasikan sebelum proyek ini disetujui. Mengapa pengaman menjadi penting bagi kelompok masyarakat sipil? Kebijakan pengaman membuat adanya hak prosedural yang minimal dan kesempatan yang penting bagi partisipasi serta akses terhadap informasi. Kelompok masyarakat sipil telah menggunakan kebijakan perlindungan ini untuk merevisi desain proyek serta dampak sosial dan lingkungan yang besar dan juga untuk mengamankan keuntungan proyek yang besar kepada komunitas. Saat Bank Dunia ataupun pemerintah yang meminjam gagal untuk melakukan kebijakan Bank Dunia (tidak hanya kebijakan pengaman ini), komunitas dapat memasukkan komplain kepada Panel Inspeksi Independen Bank Dunia (lihat Bagian 5). KEBIJAKAN PENGAMAN BANK DUNIA OP 4.01 Penilaian terhadap Aspek Lingkungan OP 4.04 Habitat Alam OP 4.09 Manajemen Hama OP 4.10 Masyarakat Adat OP 4.12 Penggusuran OP 4.36 Kehutanan OP 4.37 Keamanan Bendungan OP 7.50 Proyek Jalan Air Internasional OP 7.60 Proyek di Area Sengketa OPN Properti Adat Cari tahu lagi di Referensi Singkat: Kebijakan Pengaman Bank Dunia (World Bank Safeguard Policies pull-out section). KEBIJAKAN PERLINDUNGAN SEBAGAI TUMPUAN Kebijakan perlindungan Bank Dunia memberikan titik tumpuan penting bagi komunitas lokal. Kewajiban kebijakan perlindungan- seperti tipe dan level kompensasi yang harus disediakan kepada komunitas lokal- tertulis di dalam perjanjian peminjaman, mengubah kebijakan Bank menjadi kewajiban legal dari peminjam. Saat otoritas lokal tidak mau memegang teguh komitmennya, komunitas dapat datang ke Bank Dunia sebagai alat penekan untuk memenuhi hak-hak mereka. Apakah Kebijakan perlindungan Bank Dunia diterapkan di seluruh proyeknya? Kebijakan perlindungan Bank Dunia hanya diterapkan ke proyek investasinya- misalnya konstruksi kerja publik, skema pembangunan industri, program agrikultur maupun ekstraksi sumber daya alam. Kebijakan tersebut tidak diterapkan pada peminjaman untuk perubahan kebijakan Bank Dunia untuk reformasi hukum nasional, peraturan maupun institusi, dan bahkan ketika menyangkut reformasi kebijakan yang memiliki dampak 4-4 Bank Information Center

5 signifikan kepada sosial dan lingkungan. Bank Dunia telah membuat kebijakan yang terpisah dan cukup lemah terkait dengan peninjauan ulang kondisi lingkungan dan sosial. (lihat Aturan Perlindungan dan Peminjaman untuk perubahan kebijakan ). Apakah masalah utama dengan perlindungan? Banyak sekali masalah yang timbul dengan adanya kebijakan pengaman, termasuk berikut ini: Kebijakan seringkali terlalu dangkal dalam mengatur hakhak internasional serta standar yang dapat menyediakan perlindungan yang lebih kuat dalam mempengaruhi komunitas. Kebijakan tidak melingkupi keseluruhan rangkaian dampak sosial maupun lingkungan yang diakibatkan oleh proyek yang dibiayai Bank Dunia. Kebijakan ini hanya diperuntukkan bagi operasi investasi Bank Dunia dan bukan pengembangan pinjaman untuk kebijakan (penyesuaian struktural). Bank Dunia dan peminjamnya seringkali tidak memenuhi keseluruhan provisi kebijakannya. ATURAN PERLINDUNGAN DAN PE- MINJAMAN UNTUK PERUBAHAN KEBI- JAKAN Pinjaman untuk kebijakan pembangunan (Development policy lending) nama baru bagi pinjaman penyesuaian struktural dapat menyebabkan dampak sosial dan lingkungan. Bank Dunia mengadopsi kebijakan operasional yang tersamar (OP 8.60) yang memberikan keleluasaan bagi karyawannya untuk menafsirkan dampak potensial dari pinjaman-pinjaman untuk perubahan kebijakan yang ditawarkan agar mencegah kemungkinan bagi masyarakat sipil dalam meminta peninjauan ulang terhadap kondisi sosial dan lingkungan terkait dengan peminjaman untuk perubahan kebijakannya. Kebijakan ini menuntut Bank Dunia untuk menentukan peminjaman untuk kebijakan akan condong menyebabkan kemiskinan yang signifikan serta konsekuensi sosial atau efek signifikan terhadap sumber- Bank Information Center 4-5

6 sumber daya alam, lingkungan, serta hutan sebuah negara. Kalau dampak semacam ini terjadi, Bank Dunia harus menilai seberapa baik hukum dan peraturan dari negara peminjam yang akan dapat mengurangi efek tadi, serta harus meminta tindakan segera. Kebijakan tersebut gagal menyediakan pilihan terhadap kemungkinan semacam ini, selain itu juga tidak menuntut Bank Dunia untuk menghindari dampak seperti itu. Ketiadaan perlindungan yang pasti dalam peminjaman untuk kebijakan tidak berarti masyarakat sipil harus tinggal diam terhadap konsekuensi yang timbul dari reformasi terhadap konstruksi masyarakat serta lingkungan yang didukung oleh Bank Dunia. Para aktifis telah meningkatkan kepedulian serta melakukan komplain terhadap pinjaman untuk kebijakan kepada Panel Inspeksi Bank Dunia (lihat Bagian 5) dalam membidik pelanggaran Bank Dunia terhadap kebijakan internal lainnya, seperti yang terkait dengan pengawasan dan pengurangan kemiskinan. Untuk mengakses kebijakan internal Bank Dunia dalam mengatur operasinya, lihat situs institusi ini di opmanual Standar Kinerja IFC IFC menyediakan pembiayaan dan serangkaian pelayanan langsung kepada klien sektor swasta yang berbisnis di negara berkembang. Banyak dukungan pinjaman IFC yang terkait dengan aktifitas yang menyebabkan dampak signifikan, seperti pertambangan emas, saluran pipa minyak dan gas, pabrik bubur kertas, dibandingkan dengan yang lain. Pada tahun 2006, IFC merombak total kebijakan sosial dan lingkungannya. Mereka meninggalkan kebijakan perlindungan sebelumnya, berdasarkan sistem baru terhadap prinsip-prinsip dan pedoman Bank Dunia. IFC mengadopsi sebuah Kebijakan terhadap Keberlanjutan Lingkungan dan Sosial yang mengkerangkakan kewajiban IFC dan seperangkat delapan Standar Kinerja yang mengidentifikasi kewajiban klien di ruang lingkup berikut: 4-6 Bank Information Center

7 SAAT HAK ANDA DILANGGAR: SEKILAS DARI BAGIAN 5 Saat seorang individu ataupun kelompok merasa bahwa haknya dilanggar, mereka dapat mengadukannya segera. Apabila otoritas lokal tidak merespon, kelompok harus meninjau ulang ukuran-ukuran yang disepakati antara Bank Dunia dan peminjam (yang tercantum di dokumen proyek yang tersedia di tataran lokal, seperti penilaian lingkungan) dan melakukan komplain ke Bank Dunia secepatnya. Karyawan Bank Dunia yang bertanggungjawab atas proyek ini (Task Manager), dapat berpengaruh signifikan, apalagi di tahapan awal. Apabila Task Manager mengabaikan komplain lingkungan, kelompok harus melakukan tindakan lanjutan, berkomunikasi langsung ke Direktur Bank Dunia di negara itu (Bank s Country Director). Kelompok dapat juga berkontak langsung ke Direktur Eksekutif yang mewakili negara mereka di Dewan Bank Dunia, atau meminta lembaga swadaya masyarakat yang berpihak di negara Utara yang dapat melakukan komplain juga dengan Direktur Eksekutifnya di Bank Dunia. Apabila komplainnya tidak juga dijawab, kelompok lokal dapat juga memasukkan komplain formal ke Panel Inspeksi Bank Dunia, sekaligus mencari tindakan hukum di pengadilan lokal, nasional, dan internasional. Kelompok juga harus mendokumentasikan segala tindakan yang diambil. Informasi lebih lanjut pada kebijakan pengaman MIGA, lihat: www. miga. org/ sitelevel2/ level2. cfm?id=1184 Penilaian sosial dan penilaian lingkungan serta sistem manajemen; Buruh dan kondisi kerjanya; Pencegahan polusi dan menguranginya; Kesehatan dan keamanan komunitas; Akuisisi lahan dan pemindahan penduduk dengan paksa; Konservasi Keanekaragaman Hayati serta manajemen keberlanjutan sumber daya alam; Masyarakat adat; dan Warisan adat. MENGAPA ADA PERUBAHAN PENDEKA- TAN DAN APA ARTINYA BAGI MASYARA- KAT YANG TERKENA DAMPAK? IFC mengklaim bahwa menjadi penting untuk mengadopsi kebijakan yang lebih menguntungkan dan menyediakan pedoman yang jelas bagi klien sektor swasta. Pada prosesnya, IFC menaruh seperangkat standar yang lebih fleksibel daripada kebijakan perlindungan sebelumnya. Sementara perbaikan yang ada sudah termasuk beberapa kemajuan seperti penambahan penilaian lingkungan sebagai persiapan proyek klien tertentu serta menghormati keseluruhan standar perburuhan- perhatian utama mengenai pilihan bahasa serta ketiadaan persyaratan untuk batas waktu serta batasan lain untuk konsultasi publik dan pembukaan informasi. Standar kinerja meningkatkan kepercayaan terhadap informasi yang dikeluarkan oleh klien, dan monitoring yang dilakukan sendiri oleh sektor swasta, memunculkan pertanyaan mengenai kedaulatan serta obyektifitas dari dampak yang dilaporkan. Dalam beberapa isu, seperti isu hak asasi manusia, standar IFC tidak setegas lembaga keuangan yang lain. SEBUAH PERUBAHAN DENGAN DAM- PAK GLOBAL Perbaikan kebijakan IFC telah menimbulkan beberapa dampak. Tidak hanya pengaruh IFC terhadap Lembaga Keuangan lain melalui aktifitas peminjaman serta investasinya (yang seringkali melibatkan bank lain), tapi juga dampak signifi- Bank Information Center 4-7

8 kannya terhadap lebih dari institusi pemberi pinjaman lain (umumnya bank komersial) yang telah berkomitmen terhadap standar sosial dan lingkungan IFC dalam proyeknya. Standar yang dibuat oleh IFC ini dikenal dengan Prinsip Katulistiwa/Equator Principles. KEBIJAKAN PENGAMAN MIGA Asuransi swasta, yang adalah perpanjangan tangan Bank Dunia, MIGA, mengadopsi penilaian lingkungan serta kebijakan untuk keterbukaan pada tahun 1999, berkomitmen bahwa proyeknya akan mengikuti kebijakan perlindungan lainnya. Sejak tahun 2002, MIGA telah memasukkan kedua hal ini; kebijakan penilaian lingkungan serta kebijakan pengaman bagi isu sementara/interim issue-specific safeguard policies : Habitat Alam Kehutanan Manajemen Hama Keamanan Bendungan Proyek Jalan Air (Waterways) Internasional Perpindahan yang Dipaksakan Sumber Daya Fisik Budaya Masyarakat Adat MIGA mengklaim bahwa tujuan pengaman tambahan ini adalah untuk menentukan kontribusi proyeknya terhadap proses pembangunan di negara tempat investasi. Akan tetapi, sangat sulit untuk mengetahui bagaimana MIGA membuat penilaian ini, karena keterbukaannya hanya untuk informasi yang sangat sedikit terkait dengan proyek yang didukungnya. Selain itu, tidak ada rekaman terkait dengan garansi yang diberikan di situsnya. Diharapkan, MIGA akan merevisi kebijakan pengamannya yang sekarang, terkait dengan adopsi kebijakan Standar Kinerja IFC. 4-8 Bank Information Center

9 SINGKATNYA... Walaupun Kelompok Bank Dunia mengklaim untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan, tapi aktivitasnya seringkali merusak sumberdaya manusia dan sumberdaya alam. Dalam merespon tekanan internasional, institusi ini mengadopsi Kebijakan Pengaman sebagai pedoman pemilihan proyek dan kebijakan. Oleh karena itu, IFC dan MIGA akan segera mengikuti Standar Kinerja dan Kebijakan Pengamannya. Pengertian akan kebijakan ini akan melengkapi Anda untuk mencegah, memaparkan, serta memperbaiki kerusakan yang diakibatkan oleh Kelompok Bank Dunia. CARI TAHU LAGI!... Sumber Bank Dunia Kebijakan Perlindungan Bank Dunia: Kebijakan Perlindungan IFC yang terbaru: Bank Information Center 4-9

10 REFERENSI SINGKAT: KEBIJAKAN PERLINDUNGAN BANK DUNIA... Di tahun 1998, Bank Dunia mengelompokkan sepuluh kebijakan kunci lingkungan dan sosialnya menjadi seperangkat kebijakan perlindungan yang secara bersama dibuat untuk menyediakan perlindungan minimal terhadap lingkungan dan kelompok rentan dari proyek Bank Dunia. Kebijakan Pengaman Bank Dunia menyediakan standar prosedur yang harus diikuti oleh peminjam dan juga Bank Dunia dalam perencanaan serta penerapan proyeknya. Lihat bagian 4 untuk lebih lengkapnya. Aturan kunci dari kebijakan perlindungan sektor swasta Bank Dunia (IBRD/IDA) digambarkan dibawah ini. Semakin banyak kelompok masyarakat sipil yang mengerti kebijakan Bank Dunia, maka mereka semakin dimungkinkan untuk melengkapi kebijakan itu dengan kepentingannya, dalam konteks proyek yang didukung Bank Dunia. Kebanyakan kebijakan pengaman institusi ini terdiri dari Kebijakan Operasional/Operational Policies (OP) yang mendata inti-inti persyaratan penting dan Prosedur Bank/Bank Procedures (BP) yang mendata prosedur yang harus dituruti karyawan Bank Dunia. Keseluruhan dokumen kebijakan ini dapat diakses di Penilaian Aspek Lingkungan (Environmental Assessment) OP/BP 4.01 (1999) Ini adalah kebijakan payung yang mengidentifikasi dampak potensial dari aspek sosial dan lingkungan. Proses penilaian menetapkan apakah kebijakan pengaman (seperti penggusuran) dapat diterapkan. Bank Dunia menseleksi proyek dengan identifikasi dampak potensialnya di siklus proyek sebelumnya, serta mengkategori proyek berdasarkan level dampaknya (lihat kotak). Mengkategori pemicu persyaratan yang bervariasi terkait dengan studi sebelum proyek, partisipasi, dan keterbukaan informasi. Peminjam melakukan penilaian. Mengidentifikasi dampak yang dapat dihindari ataupun diminimalisir, serta alternatif proyek. Peminjam melakukan penilaian terhadap area proyek, dan tidak hanya dampak, tapi juga daerah yang dipengaruhi (misalnya, akses jalan, saluran listrik, dan saluran air) dan juga pembangunan yang tidak direncanakan (perpindahan yang spontan, logging, dan sebagainya) sebagai akibat dari proyek. Penilaian terdiri dari ukuran pengurangan terhadap dampak negatif potensial terhadap aspek sosial dan lingkungan. Ukuran pengurangan sering tercantum dalam sebuah Manajemen Perencanaan Lingkungan (Environmental Management Plan). Bank dunia tidak seharusnya (tidak dapat) membiayai proyek yang melawan aturan hukum atau kewajiban dari sebuah Negara yang terikat dibawah perjanjian internasional yang terkait. Untuk proyek beresiko tinggi (Kategori A), peminjam harus mengajukan ahli independen yang tidak terkait dengan proyek yang sedang dinilai. Kategori A-B-C dari Proyek Bank Dunia Proyek-proyek ini dikategorikan menurut derajat dampak sosial dan lingkungannya Kategori A: dapat menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diubah/irreversible, bervariasi, ataupun kerusakan yang tidak ada presedennya. Kategori B: dampak-dampak yang spesifik di area, dan lebih dapat dikurangi daripada proyek Kategori A Kategori C: dampak lingkungan yang terjadi minimal atau tidak ada sama sekali.c. Kategori F1: untuk sub proyek yang dibiayai melalui para perantara finansial yang bisa berdampak negatif. Pada Kategori A dan B, para peminjam harus berkonsultasi dengan kelompok yang terkena dampak, serta organisasi non pemerintah di tingkat lokal mengenai aspek lingkungan proyek ini, lalu membawa pendapat mereka. Peminjam harus (a) menginisiasi konsultasi secapatnya; (b) untuk kategori A, peminjam harus berkonsultasi kepada kelompok tersebut paling tidak dua kali (sebelum finalisasi kerangka acuan penilaian, dan setelah draf laporan penilaian disiapkan); (c) peminjam berkonsultasi kepada kelompok yang terkena dampak sepanjang implementasi proyek mengenai isu terkait. Untuk kategori A dan B, peminjam harus menyediakan bahan yang relevan dalam waktu yang layak untuk proses konsultasi, dalam bentuk serta bahasa yang dapat dimengerti, serta dapat diakses oleh kelompok yang dikonsultasikan. Habitat Alami (Natural Habitats) OP/BP 4.04 (2001) Kebijakan ini menetapkan batasan proyek Bank Dunia yang dapat sangat berpengaruh pada tanaman dan spesies hewan yang selama ini tidak dapat diubah oleh aktivitas manusia Bank Information Center

11 but biasanya termasuk meminimalkan kehilangan habitat dan menetapkan sejenis kawasan lindung secara ekologis, sering disebut sebagai kompensasi:. persyaratan Konsultasi dan keterbukaan informasi dari kebijakan penilaian lingkungan berlaku. Tambahan bahasa dapat memberikan organisasi masyarakat sipil pengaruh; para peminjam harus memperhatikan, peran dan hak-hak kelompok, termask ornop dan komunitas lokal yang terkena dampak proyek yang dibiayai Bank Dunia, serta melibatkan mereka dalam proses perencanaan, desin, dan penerapannya serta monitoring dan evaluasi dari proyek yang bersangkutan Habital alami yang penting adalah: Kawasan lindung atau calon kawasan lindung wilayah yang diakui sebagai kawasan yang dilindungi oleh masyarakat adat (misal: hutan sakral) kawasan yang menjaga kondisi penting untuk kawasan dilindungi di atas area lain dengan nilai konservasi yang tinggi yang diidentifikasikan oleh Bank Dunia atau lembaga lain. Bank Dunia dapat membiayai proyek yang masuk dalam kategori konversi signifikan (atau rusak, lihat box) dari habitat alami jika tidak ditemukan lagi alternatif lain yang memadai ( dalam batasan finansial dan teknis). Analisa menyeluruh harus menunjukkan keuntungan keuntungan potensial yang secara substantif lebih penting dari ongkos sosial Bank Dunia tidak akan membiayai proyek yang melakukan konversi signifikan atau penurunan mutu dari habitat alami yang penting (lihat boks). Apa konversi signifikan itu? Bank dunia menentukan signifikan konversi atau degradasi berdasarkan kasus per kasus. Signifikan konversi terjadi ketika perubahan besar-besaran dalam pemanfaatan lahan dan air menghilangan atau melemahkan keutuhan habitat alami..degradasi terjadi kerika suatu kawasan diubah sehingga menghilangkan kemampuan untuk melindungi populasi spesies asli.. Proyek-proyek dengan dampak signifikan dapat dikategorikan sebagai Kategori A dan harus melihat ukuran mitigasi yang dapat diterima. Bagi Bank Dunia ukuran terse- Kehutanan OP/BP 4.36 (2002) Kebijakan ini menetapkan standar minimum dari bentuk-bentuk proyek kehutanan yang dibiayai bank dunia. Dibentuk untuk logging dan perkebunan komersial dengan kondisi yang ketat. Kebijakan kehutanan mengembangkan kebijakan habitat alami, jika Bank Dunia menentukan bahwa kawasan hutan bukanlah habitat alami yang penting. Kebijakan ini membolehkan pembiayaan proyek yang dapat membawa konversi sinifikan/penurunan jika (a) tidak ada alternatif lain dari proyek ini; ( b) analisis menyeluruh menunjukkan bahwa keuntungan menjadi lebih penting dari ongkos; dan (c) ukuran mitigasi yang layak diterapkan. Tidak ada pembiayaan untuk proyek yang mengakibatkan konversi signifikan atau degradasi dari habitat alami yang penting (termasuk kawasan hutan yang penting). Ini bukanlah standar sensitif dari zonasi yang diijinkan di kawasan kehutanan, tapi standar yang lebih lemah dari tidak membiayai proyek yang secara signifikan rusak di area-area tertentu. Bank Dunia tidak akan membiayai proyek yang mengabaikan penerapan hukum lingkungan internasional Tidak ada pembiayaan untuk perkebunan yang menyebabkan konversi atau degradasi atas habitat alami, termasuk habitat alami yang berdekatan atau bagian bawah dari habitat alami (standar yang lebih tinggi dari sekedar konversi signifikan ) Tidak ada pembiayaan untuk logging komersial jika kawasan tersebut adalah hutan penting atau berhubungan dengan habitat alami yang penting (standar lebih tinggi dari pada mengijinkan konversi signifikan ) Operasi loging komersial harus disertifikasi yang dilakukan oleh system sertifikasi kehutanan independent yang diterima oleh Bank Dunia. Bank Information Center

12 Partisipasi yang berarti dari masyarakat setempat, komunitas, dan organisasi-organisasi diperlukan dalam pengembangan sistem sertifikasi. Rencana Pengelolaan Kehutanan sering dikembangkan walaupun tidak disyaratkan. Keterbukaan informasi bukanlah mandatori tetapi dipertimbangkan sebagai praktik yang baik. Pemindahan Paksa/Penggusuran OP/BP 4.12 (2001) Kebijakan ini menerapkan standar dan prosedur untuk proyek yang memindahkan masyarakat dari kediamannya atau menyebabkan pemindahan secara ekonomi karena kehilangan lahan, bangunan, atau sumber pendapatan. Penggusuran paling tidak dapat diminimalisir atau dihindari. Merelokasi masyarakat harus dibantu dengan standar kehidupan dan penghidupan mereka. Walaupun tidak diharuskan, tapi peningkatan standar penghidupan seseorang saat dipindahkan tercantum di kebijakan. Persengketaan harus diselesaikan dan diproses sebagai program keberlanjutan pembangunan. Kebijakan digunakan saat proyek yang dibiayai Bank Dunia mengakibatkan hilangnya lahan (gedung), aset, ataupun sumber pendapatan. Kebijakan juga diterapkan apabila sebuah proyek membatasi akses dan mengisolir area. Masyarakat yang terkena dampak tanpa memiliki legitimasi ataupun status hukum terhadap tanah yang mereka miliki ditanggung oleh kebijakan, tapi akan tetap dibantu dengan relokasi (pemindahan), dan bukan penggantian atau kompensasi akibat kehilangan lahan. Apa yang dimaksud dengan nilai perpindahan penuh? (full replacement value)? Seluruh aset yang terkena dampak (tanah dan strukturnya) akan memperoleh kompensasi yang setara dengan nominal aset yang ada pada masa sekarang. Karena dibanyak negara peminjam, terutama di lokasi proyeknya, tidak akan berfungsi untuk penjualan rumah-rumah tua, maka penggantian atau kompensasinya harus setara dengan biaya konstruksi/ pembelian struktur yang baru, tanpa ada nilai pengurangan akibat proses depresiasi. Strategi perpindahan berbasis lahan harus disediakan kepada mereka yang penghidupannya juga berbasis lahan. Dan tidak membutuhkan kompensasi lahan ke lahan. Kompensasi kerugian tanah dan aset akan diganti dengan nilai perpindahan penuhnya.(lihat kotak) Mengambil alih lahan dan aset yang terkait hanya diperbolehkan ketika kompensasi telah dibayar dan lokasi perpindahan serta biaya perpindahan disediakan. Perpindahan masyarakat yang diberikan dukungan maupun bantuan pemulihan penghidupan menjadi tambahan di kompensasi. Masyarakat yang terkena dampak harus dikonsultasikan mengenai pilihan perpindahan dan diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam perencanaan, pengimplementasian, dan pengawasan. Peminjam mempersiapkan rencana perpindahan dengan semua aspek yang terkait. Harus mengidentifikasi pilihan bagi setiap masyarakat yang terkena dampak terkait dengan kompensasi dan ukuran perpindahan. Draf rencana perpindahan harus ada dan dapat diakses dengan bentuk, tatacara, dan bahasa yang dapat dipahami. Masyarakat Adat OP/BP 4.10 (2005) Kebijakan ini menerapkan standard an prosedur ketika aktivitas proyek akan mempengaruhi komunitas adat. Menyadari keterbatasan hak-hak procedural masyarakat adapt untuk mendukung atau menolak rencana proyek. Hindari potensial efek negatif pada komunitas adat, atau saat tidak dimungkinkan untuk dihindari, minimalisir, kurangi, ataupun kompensasikan efek tersebut. Proyek yang dibiayai Bank Dunia harus sesuai dengan keuntungan sosial dan ekonomi bagi komunitas adat. Bank Dunia mengakui adanya masyarakat adat atau sudah mengenali betul area lokasi proyek. Peminjam menyediakan penilaian aspek sosial. Kebijakan membuat standar konsultasi yang lebih tinggi dari pada yang biasanya diterapkan. Bank Dunia menyediakan pembiayaan proyek hanya apabila hasil konsultasi yang terkait dengan dukungan proyek bagi Masyarakat Adat yang 4-12 Bank Information Center

13 terkena dampak diinformasikan secara bebas, gratis. Kebijakan membuat akses yang lebih tinggi terhadap standar informasi: komunitas Masyarakat Adat yang menyediakan informasi relevan di setiap level persiapan dan implementasi. Dengan konsultasi dengan komunitas adat, peminjam harus mempersiapkan Rencana Masyarakat Adat yang memastikan bahwa (a) masyarakat adat yang terkena dampak menerima penggantian secara adat terhadap sosial dan ekonominya (b) Efek yang buruk harus dihindari, minimalisir, kurangi, maupun dikompensasikan. Hak Asasi Manusia Kebijakan Masyarakat Adat adalah satu-satunya kebijakan operasional Bank Dunia yang mereferensikan HAM; kebijakan ini bertujuan untuk memastikan bahwa proses pembangunan menghormati sepenuhnya HAM, aspek kedaulatan, perekonomian, dan kebudayaan masyarakat adat. Relokasi Fisik harus dihindari kecuali dalam kondisi tertentu, dan itu juga harus didukung oleh kelompok masyarakat adatnya sendiri. Strategi perpindahan berbasis lahan akan digunakan. Peminjam harus menaruh perhatian khusus tapi tidak diharuskan pada status hak-hak adat Masyarakat Adat ke tanah ataupun teritori yang dimiliki secara tradisional oleh mereka. Status hukum hanya diperlukan pada proyek yang tergantung pada status (seperti proyek kepemilikan lahan). Rencana tindak lanjut untuk status hukum akan dikembangkan di kasus semacam ini. Eksploitasi komersial terhadap sumber daya dan pengetahuan kultural masyarakat adat merupakan persyaratan berdasarkan perjanjian untuk pembangunan semacam ini (standar tertinggi dari semua kebijakan pengaman). Eksploitasi sumber daya alam di tanah adat hanya membutuhkan penguatan, merujuk pada standar konsultasi yang sudah diketahui. Klausul Dukungan Komunitas yang lebih Luas itu sangat jelas tidak ada di kebijakan ini. Pembatasan akses terhadap lahan dan area yang dilindungi, terutama akses ke wilayah suci mereka, seharusnya-tidak harus dihindari. Apabila tidak layak untuk menghindari akses yang membatasi, masyarakat adat hanya butuh dikonsultasikan di persiapan rencana manajemen untuk menyediakan pembagian keuntungan dari area yang tertutup tadi. Pengelolaan Hama OP/BP 4.09 (1998) Kebijakan ini mempromosikan penggunaan metode kontrol lingkungan atau kontrol biologi dan mengurangi Pestisida sintetis kimia dan membangun kondisi transisinya serta penggunaan pestisidanya. Populasi hama harus dikontrol melaluipendekatan Pengelolaan Hama Terpadu (IPM) (lihat boks). Bank Dunia dapat membiayai pembelian pestisida dengan menggunakan jusfikasi pendekatan IPM. Apakah IPM itu? IPM mengacu kepada gabungan antara pertanian petani dengan kontrol hamanya yang berbasis pengalaman yang bertujuan untuk mengurangi pestisida kimia yang sintetis. Termasuk (a) mengelola hama daripada membunuhnya; (b) bersandar pada ukuran-ukuran non kimia untuk menjaga populasi hama tetap rendah; serta (c) memilih dan menggunakan pestisida sedemikan hingga dapat mengurangi efek buruknya pada organisme yang berguna, manusia, serta lingkungan. Pemilihan dan Penggunaan pestisida (a) harus memiliki efek yang sangat kecil pada kesehatan manusia; (b) harus dapat menunjukkan dampak yang efektif pada target hama; (c) harus memiliki efek minimal pada makhluk yang bukan target serta lingkungan hidup; dan (d) harus dapat mencegah kekebalan pada hama itu. Pestisida yang akan di bungkus, dinamai, disimpan, dibuang, dan digunakan sesuai dengan standar toleransi Bank Dunia. Properti Adat OPN (1986) Kebijakan ini menuntut proyek Bank Dunia untuk menghindari pengrusakan dan membantu preservasi properti adat, seperti lokasi yang memiliki nilai-nilai arkeologis, paleontologis, historis, religius, serta nilai unik adat (kebijakan yang akan diupdate sebagai Sumber Fisik Adat /Physical Cultural Resources, OP 4.11). Bank Information Center

14 Biasanya, Bank Dunia menolak proyek yang akan merusak secara signifikan properti adat yang tidak dapat direplika dan hanya menyetujui proyek yang membuat kerusakan demikian. Menyediakan bantuan untuk melindungi properti adat melalui proyek yang didanainya, seringkali melalui relokasi serta preservasi museum. Karyawan Bank Dunia harus memiliki pengetahuan mengenai properti adat di area proyek. Para ahli harus melakukan survey terlebih dahulu, apabila diindikasikan ada properti semacam itu di area proyeknya. Keamanan Bendungan OP/BP 4.37 (1999) Kebijakan ini memuat prosedur dan persyaratan untuk keamanan konstruksi bendungan baru dan proyek lain yang tergantung pada fungsi keamanan dari bendungan yang sudah ada. Persyaratan diterapkan pada bendungan yang besar (harus 15 meter atau lebih, dengan pengecualian tertentu). Untuk konstruksi bendungan baru, peminjam harus membuat panel terdiri dari para ahli independen untuk meninjau desain, konstruksi, dan pengawalan operasi, serta menyiapkan rencana detil mengenai fase-fase pada proses konstruksi dan operasi bendungan. Bagi bendungan yang sudah ada, peminjam harus meminta spesialis independen bendungan untuk melakukan inspeksi, evaluasi status keamanan bendungan, meninjau ulang prosedur operasi serta keberlanjutan, lalu menyerahkan laporan tertulis bagi setiap pekerjaan yang terjadi. Karyawan Bank Dunia harus melakukan tinjau ulang pada laporan, melakukan verifikasi keseluruhan rekomendasi yang diadopsi, dan mengawasi keseluruhan aktifitas terkait dengan nilai-nilai keamanan bendungan. apabila peminjam keberatan, maka Bank Dunia akan memutuskan proses. Bank Dunia mendorong negara yang berbatasan dengan air (riparians) untuk membuat perjanjian terkait dengan jalan-air tersebut. Apabila riparians keberatan, Bank Dunia akan menunjuk ahli independen untuk meninjaunya. Kebijakan ini diterapkan pada bendungan, irigasi, pengendalian banjir, navigasi, air, sampah, dan proyek industri lainnya. Proyek di Area Sengketa OP/BP 7.60 (2001) Kebijakan ini menetapkan aturan minimal untuk Bank Dunia untuk mendanai proyek di area yang menjadi sengketa dari dua atau lebih negara. Bank Dunia dapat melanjutkan proyek jika pemerintahpemerintah yang terlibat dalam persengketaan setuju untuk dilanjutkan ttanpa ada prasangka untuk mengklaimnya. Bank Dunia dapat membiayai proyek walaupun jika pemerintah keberatan atas pernyataan Bank Dunia bahwa proyek ini aman terhadap orang-orang yang melakukan komplain, dan tidak ada klaim yang berat yang diadukan ke lingkup internasional. Memerlukan identifikasi dini dari sengketa teritori dan deskripsi dalam seluruh dokumen bank dunia. Proyek di Jalan-air Internasional OP/BP 7.50 (2001) Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi potensial konflik antar negara yang membatasi jalan-air internasional (atau teluk, tanjung, dll) dengan proyek yang dapat berpengaruh pada dampak polusi jalan-air tersebut. Mendorong peminjam untuk mengetahui dan menyediakan detil proyek sehingga negara lain dapat memutuskan apakah ada kepentingan yang akan dipengaruhi. Apabila peminjam menolak untuk mengembangkan pengetahuan terkait, maka Bank Dunia biasanya akan menolak juga. Dan 4-14 Bank Information Center

Perubahan ini telah memberikan alat kepada publik untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan ekonomi. Kemampuan untuk mengambil keuntungan dari

Perubahan ini telah memberikan alat kepada publik untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan ekonomi. Kemampuan untuk mengambil keuntungan dari PENGANTAR Sebagai salah satu institusi pembangunan publik yang terbesar di dunia, Kelompok (KBD/World Bank Group/WBG) memiliki dampak besar terhadap kehidupan dan penghidupan jutaan orang di negara-negara

Lebih terperinci

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 Apa saja prasyaarat agar REDD bisa berjalan Salah satu syarat utama adalah safeguards atau kerangka pengaman Apa itu Safeguards Safeguards

Lebih terperinci

AKSES INFORMASI DARI KELOMPOK BANK DUNIA

AKSES INFORMASI DARI KELOMPOK BANK DUNIA 3 AKSES INFORMASI DARI KELOMPOK BANK DUNIA PADA BAGIAN INI Informasi adalah hak! Kebijakan akan keterbukaan di Bank Dunia, IFC, dan MIGA Strategi lainnya untuk memperoleh informasi mengenai operasi Kelompok

Lebih terperinci

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER Kami meyakini bahwa bisnis hanya dapat berkembang dalam masyarakat yang melindungi dan menghormati hak asasi manusia. Kami sadar bahwa bisnis memiliki tanggung

Lebih terperinci

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di AUDIT PEMANTAUAN DAN LAPORAN PENUTUPAN CAO Audit IFC Kepatuhan CAO C-I-R6-Y08-F096 27 Maret 2013 Respon Pemantauan IFC ke Audit CAO mengenai investasi IFC di Wilmar Trading (IFC No. 20348) Delta Wilmar

Lebih terperinci

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas I. Ruang Lingkup: Seluruh ketentuan Sustainability Framework ini berlaku tanpa pengecualian bagi: Seluruh

Lebih terperinci

SAAT HAK ANDA DILANGGAR: MEMASTIKAN AKUNTABILITAS KELOMPOK BANK DUNIA

SAAT HAK ANDA DILANGGAR: MEMASTIKAN AKUNTABILITAS KELOMPOK BANK DUNIA 5 SAAT HAK ANDA DILANGGAR: MEMASTIKAN AKUNTABILITAS KELOMPOK BANK DUNIA DI BAGIAN INI Mekanisme Akuntabilitas Internal: sebuah pengantar Tantangan Akuntabilitas Eksternal: apalagi yang dapat dilakukan?

Lebih terperinci

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15A Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15A/ 1 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG

Lebih terperinci

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 - Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) 2 K168 Konvensi

Lebih terperinci

Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting

Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting Kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja di Asia Timur dan Tenggara: Panduan 1 Tujuan belajar Menetapkan konsep

Lebih terperinci

Masalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE

Masalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE Masalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE Pada tanggal 1 Juli 2015, the Komite Keefektifan Pembangunan (Committee on Development Effectiveness/CODE) membahas draf kedua dari Tinjauan dan Pembaruan

Lebih terperinci

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 1 K-143 Konvensi Pekerja Migran (Ketentuan Tambahan), 1975 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang

Lebih terperinci

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon Platform Bersama Masyarakat Sipil Untuk Penyelamatan Hutan Indonesia dan Iklim Global Kami adalah Koalisi Masyarakat Sipil untuk Penyelamatan Hutan

Lebih terperinci

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 2 K-189: Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi

Lebih terperinci

Pedoman Pemasok Olam. Dokumen terakhir diperbarui. April Pedoman Pemasok Olam April

Pedoman Pemasok Olam. Dokumen terakhir diperbarui. April Pedoman Pemasok Olam April Pedoman Pemasok Olam Dokumen terakhir diperbarui April 2018 Pedoman Pemasok Olam April 2018 1 Daftar Isi Pendahuluan 3 Prinsip Pedoman Pemasok 4 Pernyataan Pemasok 6 Lampiran 1 7 Pendahuluan Olam berusaha

Lebih terperinci

Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012

Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012 Latar belakang dan konteks Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012 AIPP bekerja untuk mempromosikan hak-hak masyarakat adat. Hak-hak masyarakat adat adalah bagian dari kerangka kerja hak-hak asasi

Lebih terperinci

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi ID Dokumen BAHASA INDONESIA Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi Kelompok Pakar Sejawat, Skema Lisensi Penilai (ALS) HCV Resource Network (HCVRN) Prosedur

Lebih terperinci

Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis

Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis Tanggal Mulai Berlaku: 2/28/08 Menggantikan: 10/26/04 Disetujui Oleh: Dewan Direksi TUJUAN PEDOMAN Memastikan bahwa praktik bisnis Perusahaan Mine Safety Appliances ("MSA")

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI 1 2012-2013 Kerugian terhadap lapangan kerja akibat krisis finansial dan ekonomi telah menyebabkan kesulitan hidup bagi pekerja perempuan dan laki-laki, keluarga dan komunitas,

Lebih terperinci

dengan pilihan mereka sendiri dan hak perundingan bersama. 2.2 Pihak perusahaan menerapkan sikap terbuka terhadap aktivitas-aktivitas serikat

dengan pilihan mereka sendiri dan hak perundingan bersama. 2.2 Pihak perusahaan menerapkan sikap terbuka terhadap aktivitas-aktivitas serikat Kode Etik Pemasok Kode Etik Pemasok 1. KEBEBASAN MEMILIH PEKERJAAN 1.1 Tidak ada tenaga kerja paksa atau wajib dalam bentuk apa pun, termasuk pekerjaan terikat, perdagangan manusia, atau tahanan dari penjara.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cagar Biosfer Cagar biosfer adalah suatu kawasan meliputi berbagai tipe ekosistem yang ditetapkan oleh program MAB-UNESCO untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati

Lebih terperinci

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15B Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15B/ 1 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS PERNYATAAN DAN PRINSIP KEBIJAKAN Sesuai dengan Undang-undang Intelijen Keuangan dan Anti Pencucian Uang 2002 (FIAMLA 2002), Undang-undang Pencegahan Korupsi 2002

Lebih terperinci

PERSETUJUAN TENTANG KERJA SAMA PARIWISATA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK PERANCIS

PERSETUJUAN TENTANG KERJA SAMA PARIWISATA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK PERANCIS PERSETUJUAN TENTANG KERJA SAMA PARIWISATA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK PERANCIS - 1 - Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Perancis, untuk selanjutnya disebut

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia

Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia MIGRANT WORKERS ACCESS TO JUSTICE SERIES Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia RINGKASAN EKSEKUTIF Bassina Farbenblum l Eleanor Taylor-Nicholson l Sarah Paoletti Akses

Lebih terperinci

Mengingat ketentuan-ketentuan yang relevan dari Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa tentang Hukum Laut tanggal 10 Desember 1982,

Mengingat ketentuan-ketentuan yang relevan dari Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa tentang Hukum Laut tanggal 10 Desember 1982, PERSETUJUAN PELAKSANAAN KETENTUAN-KETENTUAN KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA TENTANG HUKUM LAUT TANGGAL 10 DESEMBER 1982 YANG BERKAITAN DENGAN KONSERVASI DAN PENGELOLAAN SEDIAAN IKAN YANG BERUAYA TERBATAS

Lebih terperinci

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 2 R-166 Rekomendasi Pemutusan Hubungan Kerja, 1982 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.228, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Strategis. Penyelenggaraan. Tata Cara. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original Tata Tertib Semua unit Misi KONE adalah untuk meningkatkan arus pergerakan kehidupan perkotaan. Visi kita adalah untuk Memberikan pengalaman terbaik arus pergerakan manusia, menyediakan kemudahan, efektivitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN No Aspek Indikator Indikator Ekonomi 1 Kinerja Ekonomi Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan,

Lebih terperinci

Prinsip Dasar Peran Pengacara

Prinsip Dasar Peran Pengacara Prinsip Dasar Peran Pengacara Telah disahkan oleh Kongres ke Delapan Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB ) mengenai Pencegahan Kriminal dan Perlakuan Pelaku Pelanggaran, Havana, Kuba, 27 Agustus sampai 7

Lebih terperinci

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 2 R-201: Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak

Lebih terperinci

Penggunaan Sistem Upaya Perlindungan Negara (CSS) di Tingkat Instansi bagi Perusahaan Listrik Negara (PLN)

Penggunaan Sistem Upaya Perlindungan Negara (CSS) di Tingkat Instansi bagi Perusahaan Listrik Negara (PLN) Penggunaan Sistem Upaya Perlindungan Negara (CSS) di Tingkat Instansi bagi Perusahaan Listrik Negara (PLN) Ringkasan Konsultasi dengan Organisasi Masyarakat Sipil 11 Desember 2017, Le Méridien Hotel, Jakarta

Lebih terperinci

DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP. Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor

DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP. Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP Laporan No.: Nama Proyek Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor Lingkungan dan Pedesaan ID

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat

Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d 13.30 Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat Pimpinan pertemuan: Pak Sujana Royat, Deputi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat

Lebih terperinci

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial 2 Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan

Lebih terperinci

PROTOKOL CARTAGENA TENTANG KEAMANAN HAYATI ATAS KONVENSI TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI

PROTOKOL CARTAGENA TENTANG KEAMANAN HAYATI ATAS KONVENSI TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI PROTOKOL CARTAGENA TENTANG KEAMANAN HAYATI ATAS KONVENSI TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI Para Pihak pada Protokol ini, Menjadi Para Pihak pada Konvensi Tentang Keanekaragaman Hayati, selanjutnya disebut

Lebih terperinci

Persetujuan Bebas dan Sadar

Persetujuan Bebas dan Sadar Persetujuan Kartu-kartu ini dirancang untuk membantu komunitas yang dipengaruhi oleh proyek pembangunan berskala besar seperti bendungan, pertambangan dan penebangan hutan. Kartu-kartu ini menjelaskan

Lebih terperinci

KOMENTAR UMUM 7 (1997) Hak atas Tempat Tinggal yang Layak: Pengusiran Paksa (Pasal 11 [1]

KOMENTAR UMUM 7 (1997) Hak atas Tempat Tinggal yang Layak: Pengusiran Paksa (Pasal 11 [1] 1 KOMENTAR UMUM 7 (1997) Hak atas Tempat Tinggal yang Layak: Pengusiran Paksa (Pasal 11 [1] Perjanjian Internasional atas Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya 1. Dalam Komentar Umum No. 4 (1991), Komite

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

Petunjuk Undangan mengirimkan Proposal

Petunjuk Undangan mengirimkan Proposal Petunjuk Undangan mengirimkan Proposal Dedicated Grant Mechanism Indonesia 2017 The Samdhana Institute Jl. Tampomas 33, Bogor Apakah DGM Indonesia? Mekanisme Hibah Khusus Dedicated Grant Mechanism (DGM)

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII.

Lebih terperinci

MAKALAH. CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Oleh: Antarini Pratiwi Arna, S.H., LL.M

MAKALAH. CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Oleh: Antarini Pratiwi Arna, S.H., LL.M INTERMEDIATE HUMAN RIGHTS TRAINING BAGI DOSEN HUKUM DAN HAM Hotel Novotel Balikpapan, 6-8 November 2012 MAKALAH CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan Oleh: Antarini

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI Kebijakan Kepatuhan Global Maret 2017 Freeport-McMoRan Inc. PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Kebijakan Antikorupsi ini ("Kebijakan") adalah untuk membantu memastikan kepatuhan oleh Freeport-McMoRan Inc ("FCX")

Lebih terperinci

PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM

PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM Para Pihak pada Protokol ini, Menjadi para Pihak pada Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Perubahan Iklim,

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) LAMPIRAN 6 PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua Nama:

Lebih terperinci

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949 K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949 2 K-95 Konvensi Perlindungan Upah, 1949 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.34/MENLHK/SETJEN/KUM.1/5/2017 TENTANG PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN KEARIFAN LOKAL DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Indorama Ventures Public Company Limited

Indorama Ventures Public Company Limited Indorama Ventures Public Company Limited Kode Etik untuk Pemasok (Sebagaimana yang di setujui pada Desember 2014) Revisi 1 (Sebagaimana yang di setujui pada Mei 2017) Catatan Dalam hal ketentuan apa pun

Lebih terperinci

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA 1 R-198 Rekomendasi Mengenai Hubungan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000 K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000 2 K-183 Konvensi Perlindungan Maternitas, 2000 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL 1 tahun ~ pemberian izin masuk kembali bagi pemegang izin tinggal terbatas pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal

Lebih terperinci

Akses untuk Keadilan bagi Masyarakat yang Terkena Dampak Pertambangan PT Weda Bay Nickel Laporan Sementara Ringkasan Eksekutif

Akses untuk Keadilan bagi Masyarakat yang Terkena Dampak Pertambangan PT Weda Bay Nickel Laporan Sementara Ringkasan Eksekutif Akses untuk Keadilan bagi Masyarakat yang Terkena Dampak Pertambangan PT Weda Bay Nickel Laporan Sementara Ringkasan Eksekutif Shelley Marshall Samantha Balaton-Chrimes Omar Pidani Proyek Mekanisme Pengaduan

Lebih terperinci

Naskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention)

Naskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention) Naskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention) BAB 1 PRINSIP UMUM 1.1. Standar Definisi, Standar, dan Standar

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2012

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2012 RANCANGAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2012 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN TAHUN 1. Perlunya memajukan pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan kelautan)

Lebih terperinci

Kebijakan Safeguard Sosial dan Lingkungan di dalam PNPM MP

Kebijakan Safeguard Sosial dan Lingkungan di dalam PNPM MP Kebijakan Safeguard Sosial dan Lingkungan di dalam PNPM MP Tujuan Perlindungan Sosial dan Lingkungan Menjamin tidak adanya dampak negatif dari hasil pelaksanaan program kepada sosial dan lingkungan Optimalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hal tersebut menuai pro dan kontra. Kuswijayanti (2007) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hal tersebut menuai pro dan kontra. Kuswijayanti (2007) menjelaskan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada 2001, pembahasan mengenai penetapan Gunung Merapi sebagai kawasan taman nasional mulai digulirkan. Sejak saat itu pula perbincangan mengenai hal tersebut menuai

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN UNDP INDONESIA STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN UNDP INDONESIA Agenda Perserikatan Bangsa-Bangsa 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan Indikator

Lebih terperinci

Hak Atas Standar Penghidupan Layak dalam Perspektif HAM. Sri Palupi Peneliti Institute for Ecosoc Rights

Hak Atas Standar Penghidupan Layak dalam Perspektif HAM. Sri Palupi Peneliti Institute for Ecosoc Rights Hak Atas Standar Penghidupan Layak dalam Perspektif HAM Sri Palupi Peneliti Institute for Ecosoc Rights Hak atas standar penghidupan layak Dasar hukum: 1) Konstitusi Pasal 27 (2) 2) Pasal 25 Deklarasi

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN 369 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Selama tahun 1990-2009 terjadi pengurangan luas hutan SWP DAS Arau sebesar 1.320 ha, mengakibatkan kecenderungan peningkatan debit maksimum, penurunan debit minimum

Lebih terperinci

2 Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kerjasama Pemerintah dan badan u

2 Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kerjasama Pemerintah dan badan u No.62, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Kerja Sama. Infrastruktur. Badan Usaha. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA Jakarta, 1 Juli 2011 - 1 - Untuk menandai 60 tahun hubungan diplomatik dan melanjutkan persahabatan antara kedua negara, Presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. feminisme yang berkembang mulai abad ke-18 telah menjadi salah satu penanda

BAB I PENDAHULUAN. feminisme yang berkembang mulai abad ke-18 telah menjadi salah satu penanda 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kaum perempuan hari ini tidak hanya beraktifitas di ranah domestik saja. Namun, di dalam masyarakat telah terjadi perubahan paradigma mengenai peran perempuan di

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi Ditetapkan September 2005 Direvisi April 2012 Direvisi Oktober 2017 Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi Epson akan memenuhi tanggung jawab sosialnya dengan melaksanakan prinsip prinsip sebagaimana di bawah

Lebih terperinci

Terjemahan Tanggapan Surat dari AusAID, diterima pada tanggal 24 April 2011

Terjemahan Tanggapan Surat dari AusAID, diterima pada tanggal 24 April 2011 Terjemahan Tanggapan Surat dari AusAID, diterima pada tanggal 24 April 2011 Pak Muliadi S.E yang terhormat, Terima kasih atas surat Anda tertanggal 24 Februari 2011 mengenai Kalimantan Forests and Climate

Lebih terperinci

Prasyarat Penerima Hibah

Prasyarat Penerima Hibah Prasyarat Penerima Hibah Prinsip - Prinsip Grants Program Manager ( Pengelola Program Hibah ) atas nama MCA-Indonesia akan menilai dan menyaring semua Kertas Konsep dan / atau Proposal yang masuk dengan

Lebih terperinci

Indorama Ventures Public Company Limited. Kode Etik Pemasok

Indorama Ventures Public Company Limited. Kode Etik Pemasok Indorama Ventures Public Company Limited Kode Etik Pemasok Kode Etik Pemasok Indorama Ventures Public Company Limited dan anak perusahaan / afiliasi (secara kolektif disebut sebagai Perusahaan) berkomitmen

Lebih terperinci

K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA 1 K 138 - Usia Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II. DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Bagian

Lebih terperinci

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF Peran Penting Masyarakat dalam Tata Kelola Hutan dan REDD+ 3 Contoh lain di Bantaeng, dimana untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian, pemerintah kabupaten memberikan modal dan aset kepada desa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN

Lebih terperinci

Perempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women

Perempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women Perempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women Stand Alone Goal Prinsip Stand Alone Goal: 1. Kesetaraan Gender 2. Hak-hak perempuan sebagai hak asasi manusia. 3. Pemberdayaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA PERATURAN ARBITRASE SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE

DAFTAR ISI. Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA PERATURAN ARBITRASE SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA Bagian I PERATURAN ARBITRASE PROSES Acara Cepat KLRCA Bagian II SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI Bagian III PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE

Lebih terperinci

Oleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact

Oleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact Oleh : Arief Setyadi Persyaratan Gender dalam Program Compact Perempuan Bekerja Menyiangi Sawah (Foto: Aji) Program Compact memiliki 5 persyaratan pokok, yakni: 1. Analisis ERR di atas 10%, 2. Analisis

Lebih terperinci

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Ringkasan Selama 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami perubahan sosial dan politik luar biasa yang telah membentuk latar belakang bagi pekerjaan layak di negeri

Lebih terperinci

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN 1 K 111 - Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN. 12. Kemitraan.../3 AZIZ/2016/PERATURAN/KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

- 2 - MEMUTUSKAN. 12. Kemitraan.../3 AZIZ/2016/PERATURAN/KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG POLA KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas) LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA USULAN TINJAUAN DAN PEMBARUAN PEMBAHASAN TENTANG PENDEKATAN

KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA USULAN TINJAUAN DAN PEMBARUAN PEMBAHASAN TENTANG PENDEKATAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA USULAN TINJAUAN DAN PEMBARUAN PEMBAHASAN TENTANG PENDEKATAN 10 Oktober 2012 DAFTAR SINGKATAN BP CODE DPL EXT leg IFC LEG MDB MIGA OD OECD OMS OP OPCS OPN OPSOR PforR SDN

Lebih terperinci

R-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

R-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992 R-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992 2 R-180 Rekomendasi Perlindungan Klaim Pekerja (Kepailitan Pengusaha), 1992 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO)

Lebih terperinci

Bahan Diskusi Sessi Kedua Implementasi Konvensi Hak Sipil Politik dalam Hukum Nasional

Bahan Diskusi Sessi Kedua Implementasi Konvensi Hak Sipil Politik dalam Hukum Nasional Bahan Diskusi Sessi Kedua Implementasi Konvensi Hak Sipil Politik dalam Hukum Nasional Oleh Agung Putri Seminar Sehari Perlindungan HAM Melalui Hukum Pidana Hotel Nikko Jakarta, 5 Desember 2007 Implementasi

Lebih terperinci

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Bapak Presiden SMU PBB, Saya ingin menyampaikan ucapan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor kepuasan kerja dijelaskan oleh Umam (2010) bahwa terdapat dua indikator yaitu adanya ciri-ciri instrinsik dan ekstrinsik dari suatu pekerjaan yang menentukan

Lebih terperinci

Sintesis Pengaman Sosial dan Lingkungan (SES) TFCA Kalimantan

Sintesis Pengaman Sosial dan Lingkungan (SES) TFCA Kalimantan TFCA Kalimantan Sintesis Pengaman Sosial dan Lingkungan (SES) TFCA Kalimantan FCA 5.2.12: Setiap penerima hibah harus memiliki praktik terbaik, standar, dan kebijakan pengaman sosial dan lingkungan. Praktik

Lebih terperinci

4. Metoda penerapan Konvensi No.111

4. Metoda penerapan Konvensi No.111 Diskriminasi dan kesetaraan: 4. Metoda penerapan Konvensi No.111 Kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja di Asia Timur dan Tenggara: Panduan 1 Tujuan belajar Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan

Lebih terperinci

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN A. Dasar Pemikiran Pilar utama Perkumpulan adalah kemitraan dengan multi pihak yang tidak bersinggungan dengan kasus hukum yang sedang berlangsung atau belum

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PENDAPAT TERPISAH HAKIM ZEKIA

PENDAPAT TERPISAH HAKIM ZEKIA Saya menyetujui, dengan segala hormat, bagian pengantar keputusan terkait prosedur dan fakta dan juga bagian penutup tentang dengan penerapan Pasal 50 (pas. 50) dari Konvensi terhadap kasus ini. Saya juga

Lebih terperinci

-2- Instrumen ekonomi penting dikembangkan karena memperkuat sistem yang bersifat mengatur (regulatory). Pendekatan ini menekankan adanya keuntungan e

-2- Instrumen ekonomi penting dikembangkan karena memperkuat sistem yang bersifat mengatur (regulatory). Pendekatan ini menekankan adanya keuntungan e TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I LINGKUNGAN HIDUP. Instrumen Ekonomi. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 228) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Memastikan Kepatuhan yang Teliti dengan Peraturan-peraturan Anti-Gratifikasi

Memastikan Kepatuhan yang Teliti dengan Peraturan-peraturan Anti-Gratifikasi Yang terhormat Mitra Usaha, Memastikan Kepatuhan yang Teliti dengan Peraturan-peraturan Anti-Gratifikasi Dengan perluasan bisnis lintas batas di dunia, peraturan-peraturan terkait gratifikasi diperkuat

Lebih terperinci

23 Oktober Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia

23 Oktober Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia 23 Oktober 2017 Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Setelah mengikuti siklus ketiga Tinjauan Periodik Universal (Universal Periodic Review - UPR) Indonesia, saya menyambut

Lebih terperinci

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1

Lebih terperinci

Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama

Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama POL-GEN-STA-010-00 Printed copies of this document are uncontrolled Page 1 of 9 Kode Etik PT PBU & UN Global Compact Sebagai pelopor katering di Indonesia, perusahaan

Lebih terperinci