PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE"

Transkripsi

1 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE 2017

2 Page i KATA PENGANTAR Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah gambaran derajat kesehatan dengan penyediaan data dan informasi yang lebih akurat dan relevan berlangsung selama 1 (Satu) tahun yang ada diwilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe. Dalam mewujudkan derajat kesehatan maka diperlukan kesadaran, kemauan serta kemampuan hidup lebih sehat sehingga upaya pembangunan kesehatan dapat tercapai. Program prioritas pembangunan kesehatan pada periode dilaksanakan melalui Program Indonesia Sehat dengan mewujudkan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh pendekatan, kebijakan, dan strategi program yang tepat serta sasaran yang jelas. Dengan adanya pendekatan keluarga dan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) diharapkan dapat terwujud paradigma sehat. Penguatan pelayanan kesehatan diselenggarakan secara terintegrasi sejak dari perencanaan sampai ke pelaksanaan, pemantauan dan evaluasinya. Dukungan data dan informasi kesehatan yang akurat, tepat, dan cepat sangat menentukan dalam pengambilan keputusan menuju arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan yang tepat sasaran. Profil Kesehatan 2017 ini menyajikan data dan informasi tentang Demografi, Sarana Kesehatan, Tenaga Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan, Kesehatan Keluarga, serta Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan. Data dan informasi yang ditampilkan pada Profil Kesehatan Indonesia dapat membantu dalam membandingkan capaian pembangunan kesehatan antara satu puskesmas dengan puskesmas lainnya, mengukur capaian pembangunan kesehatan di wilayah kerja Kepulauan Sangihe, serta sebagai dasar untuk perencanaan program pembangunan kesehatan kedepannya. Buku Profil Kesehatan merupakan pemenuhan hak terhadap akses informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab sehingga pemanfaatannya akan lebih optimal. Melalui kesempatan ini pula diharapkan kepada semua pihak untuk saling bersinergi dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan guna tercapainya sasaran pembangunan kesehatan yang berbasis data. Akhir kata disampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam penyusunan Profil Kesehatan 2017 ini. Semoga Profil Kesehatan ini dapat berguna bagi semua pihak, baik pemerintah, sektor Swasta, BUMN, organisasi profesi dan akademisi, serta semua lapisan masyarakat dengan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan kesehatan. Kritik dan saran, kami harapkan sebagai penyempurnaan profil pada waktu yang akan datang. Tuhan Memberkati kita Semua, Terima Kasih. Penulis Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2017

3

4 Page iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i i SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KAB.KEPL. SANGIHE... ii ii DAFTAR ISI... iii iii DAFTAR TABEL... iv V BAB I : PENDAHULUAN BAB II : GAMBARAN UMUM LETAK GEOGRAFIS DAERAH KONDISI GEOGRAFIS DAERAH GAMBARAN EKONOMI DAN POTENSI DAERAH PEMERINTAHAN DAN PENDUDUK PENDIDIKAN, EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN MORTALITAS Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Ibu (AKI) Status Gizi MORBIDITAS Sepuluh Penyakit Menular Menonjol Penyakit TB Paru Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Penyakit HIV / AIDS Penyakit Kusta Penyakit Malari Penyakit Demam Berdarah (DBD) Penyakit Diare BAB IV : UPAYA PELAYANAN KESEHATAN KESEHATAN IBU Pelayanan AnteNatal (K1 dan K4) Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Pelayanan Nifas Pelayanan Pemberian Tablet Zat Besi FE 1 dan FE Penanganan Komplikasi

5 Page iv 4.2. KESEHATAN ANAK Cakupan Pel. Kunjungan Neonatal (KN1) dan KN Lengkap Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi IMUNISASI BAYI Imunisasi HB < 7 Hari (HB0) Imunisasi BCG Imunisasi DPT-HB-Hib Imunisasi Polio Imunisasi Campak BAB V 54 : SUMBER DAYA KESEHATAN SARANA / FASILITAS KESEHATAN PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (Puskesmas) PUSKESMAS PEMBANTU (Pustu) POS PELAYANAN TERPADU (Posyandu) DESA SAIAGA RUMAH SAKIT SARANA KESEHATAN LAINNYA TENAGA KESEHATAN PEMBIAYAAN KESEHATAN BAB VI : KESIMPULAN LAMPIRAN... x X TABEL LAMPIRAN PROFIL KESEHATAN

6 Page v DAFTAR TABEL Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KASUS BARU TB BTA +, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER PENDUDUK Tabel 8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA + MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA + SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 PENEMUAN KASUS PNEMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPILIS MENURUT JENIS KELAMIN PRESENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS MENURUT JENIS KELAMIN Tabel 13 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

7 Page vi Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 23 KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA TIPE/ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENR/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD31) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD31) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS Lanjutan JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 24 PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 25 Tabel 26 Tabel 27 PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER KEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB

8 Page vii Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 34 Tabel 35 Tabel 36 Tabel 37 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PERSENTASE CAKUPAN IMUNISAI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPAT TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROPOSRSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN DAN PUSKESMAS JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 38 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 39 Tabel 40 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

9 Page viii Tabel 42 CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 43 CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 45 Tabel 46 Tabel 47 Tabel 48 Tabel 49 JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 50 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 51 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 52 Tabel 53 Tabel 54 Tabel 55 Tabel 56 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN JULMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN ANGKA KEMATIAN PASIEN RUMAH SAKIT INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT

10 Page ix Tabel 57 Tabel 58 Tabel 59 Tabel 60 Tabel 61 Tabel 62 Tabel 63 Tabel 64 Tabel 65 Tabel 66 Tabel 67 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PERSENTASE RUMAH SAKIT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM YANG BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARAAN AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBAIS MASYARAKAT PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN Tabel 68 PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) LEVEL 1 Tabel 69 Tabel 70 Tabel 71 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 74 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN JUMLAH TENAGA MEDIS FASILITAS KESEHATAN JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN

11 Page x Tabel 75 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN Tabel 76 Tabel 77 Tabel 78 Tabel 79 Tabel 80 Tabel 81 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN JUMLAH TENAGA PENUNJANG / PENDUKUNG DI FASILITAS KESEHATAN ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

12 Page 1 BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan pada dasarnya adalah upaya dan tindakan yang dilakukan oleh semua individu bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam periode sebelumnya. Dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat diwujudkan melalui visi Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe yaitu Terwujudnya Sumber Daya Manusia Dan Masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe Yang Sehat, Berkualitas, Mandiri, Sejahtera, Dan Berdaya Saing Global. Di samping Visi tersebut terdapat Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah : 1. Melaksanakan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel dan bebas KKN pada dinas kesehatan dan jajarannya serta melaksanakan gerakan revolusi mental melalui gerakan dinkes sangihe bersih, gerakan dinkes sangihe tertib, gerakan dinkes sangihe bersatu, gerakan dinkes sangihe melayani, dan gerakan dinkes sangihe mandiri dibidang pelayanan kesehatan. 2. Mewujudkan sumber daya manusia sangihe yang sehat, unggul, dan berdaya saing melalui pembangunan kesehatan individual dengan pendekatan Siklus Hidup ( Life Cycle Approach ). 3. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dengan melaksanakan program sangihe sehat melalui upaya Kesehatan berbasis masyarakat berupa pembentukan kampung/kelurahan sehat dan siaga dengan mengimplementasikan metode pendekatan keluarga sehat. 4. Mewujudkan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang aman, terjangkau dan berkualitas melalui penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang terakreditasi, berdaya saing global, dan yang tersebar merata pada semua wilayah kabupaten kepulauan sangihe. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

13 Page 2 5. Melaksanakan pemenuhan dan pemerataan sumber daya manusia kesehatan yang profesional, disiplin, berintegritas tinggi, penuh dedikasi dan loyalitas, menjunjung tinggi etika profesi serta taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mewujudkan sumber daya manusia kesehatan, baik kualitas maupun kuantitas. 6. Meningkatkan aksesbilitas masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas melalui program jaminan kesehatan semesta (Universal Coverage) yang akuntabel, terjangkau, serta efisien dan efektif bagi segenap lapisan masyarakat di kabupaten kepulauan sangihe. 7. Mendayagunakan sistem informasi manajemen terpadu secara elektronik seiring dengan kemajuan teknologi informatika terkini pada semua level pelayanan baik poskesdes, puskesmas pembantu, puskesmas, dan rumah sakit, serta menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPKBLUD) pada semua unit pelayanan kesehatan baik Puskesmas maupun Rumah Sakit. Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan upaya mengatasi masalah kesehatan yang dilakukan oleh sektor kesehatan, non kesehatan, swasta dan peran serta masyarakat maka perlu dicatat dan dikelola dengan baik dalam suatu Sistem Informasi Kesehatan (SIK). Salah satu produk Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah dokumen Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe dan diterbitkan setiap tahun. Setiap edisi memuat berbagai data dan informasi mengenai kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, pendidikan, fasilitas kesehatan, pencapaian program-program kesehatan dan keluarga berencana. Tujuan penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2017 adalah memberikan acuan dan pedoman perencanaan program serta penjabaran program-program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama setahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe menggambarkan situasi derajat kesehatan masyarakat yang meliputi angka kelahiran, angka kesakitan, angka kematian dan status gizi. Upaya kesehatan meliputi pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat, keadaan lingkungan. Sumber daya Kesehatan meliputi sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

14 Page 3 BAB II GAMBARAN UMUM Kabupaten Kepulauan Sangihe secara geografis terdiri dari 26 Pulau berpenghuni dan 79 Pulau tidak berpenghuni yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga yaitu Republik Philipina LETAK GEOGRAFIS DAERAH Kabupaten Kepulauan Sangihe secara geografis terletak diantara 4 4' '22 Lintang Utara dan 125 9' '57 Bujur Timur, berada diantara Pulau Sulawesi dengan Pulau Mindanao (Republik Philipina), sehingga Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat dikategorikan Daerah Perbatasan dan merupakan bagian integral administrasif dari Propinsi Sulawesi Utara dengan ibukota Tahuna dengan jarak tempuh sekitar 142 mil Laut dari Manado sebagai ibukota Propinsi. Secara keseluruhan luas wilayah mencapai ,58 km2 yang terdiri dari daratan seluas 736,98 km2 atau 6,2 % (60 % dataran, 40% lereng) dan lautan seluas ,61 km2. Kabupaten Kepulauan Sangihe terdiri atas 105 pulau kecil dan sangat kecil dimana 26 pulau di huni dan 79 tidak berpenghuni. Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe berbatasan dengan : Sebelah Utara : Laut Mindano Philipina dan Kepl.Talaud Sebelah Barat : Laut Sulawesi Sebelah Selatan : Kepulauan Siau Sebelah Timur : Laut Maluku dan Samudera Pasifik Uraian Jumlah Satuan Luas 736,98 Km Jumlah Pulau 105 Buah Pulau Berpenduduk 26 Buah Pulau Tidak Berpenduduk 79 Buah 3 Buah Gunung Berapi Sumber: BPS Kab. Kepl. Sangihe Tahun 2017 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

15 Page KONDISI GEOGRAFIS DAERAH 1. Iklim Gambaran umum suhu udara rata-rata per bulan pada pengukuran Stasiun Meteorologi Naha Tahun 2017 adalah 28,54 C, di mana suhu terendah 22,75 C pada bulan Juli dan tertinggi 29,85 C di bulan Desember. Curah hujan di suatu tempat antara lain di pengaruhi oleh iklim, keadaan geografi, dan perputaran udara sehingga curah hujan pada setiap bulan tidak sama. Sebagai daerah kepulauan, Sangihe sering terancam dan mengalami fenomena alam yang terkadang dapat merenggut jiwa manusia serta menimbulkan korban maupun kerugian material yang sangat besar, yang umumnya berupa banjir, tanah longsor, badai/gelombang pasang, angin puting beliung maupun letusan gunung berapi. Iklim di daerah ini dipengaruhi oleh angin muson dengan suhu rata-rata 27,3 C perbulan. 2. Topografi Kondisi Topografi merupakan pegunungan dan daratan yang berbukit-bukit dengan kondisi tanah (aluvial dan latosol) yang agak labil dengan ketinggian 0 sampai dengan 750 m dpl, dengan kemiringan daratan berupa dataran rendah dan landai umumnya berada di pesisir pantai, sedangkan lereng berada di perbukitan dengan ketinggian berkisar 1 sampai an m dan merupakan daerah lintasan gunung berapi trans pasifik dari daerah Hawai, Jepang, Philipina dan berakhir di kawasan Maluku sehingga kawasan ini merupakan daerah Rawan Bencana Alam. 3. Karakteristik Daerah Keadaan geografis Kepulauan Sangihe secara umum memiliki 4 (Empat) karakteristik utama yaitu : Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

16 Page 5 1. Benteng Utara NKRI Wilayah Kepulauan Sangihe berhadapan langsung dengan negara Philipina, kondisi ini secara tegas dan baku tertuang dalam : 1. Undang-undang RI Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara. 2. Undang-undang Nomor 77 Tahun 1957 tentang Persetujuan mengenai warga negara yang berada secara tidak sah di daerah RI dan Republik Philipina (LNRI Tahun 1957 No. 167, tambahan LNR No.1489). 3. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN dimana menyatakan Kota Tahuna sebagai Pusat Kegiatan Stratejik Nasional (PKSN). 4. Peraturan Presiden RI Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan PulauPulau Kecil Terluar, menyatakan bahwa Kabupaten Kepulauan Sangihe memiliki 4 (Empat) pulau terluar yaitu : a) Pulau Kawaluso, luas + 1,22 Km2, jumlah penduduk 186 KK / 600 jiwa. Di pulau ini terdapat titik dasar No. TD 053A, titik referensi No.TR 053 b) Pulau Kawio, Luas + 0,9 Km2, jumlah penduduk 121 KK / 294 jiwa. Di pulau ini terdapat titik dasar No. TD 054A, titik referensi No.TR 054 (PP No. 38 Tahun 2002) c) Pulau Marore, Luas + 1,56 Km2, jumlah penduduk 121 KK / 294 jiwa. Pulau ini terdapat titik dasar No. TD 055A, titik referensi No. TR 055. d) Pulau Batubawaikang (Batu Pebawaekang), pulau batu yang tidak berpenghuni. 2. Kabupaten Bahari Ciri khas Kabupaten Kepulauan Sangihe memiliki pesisir pantai pasir putih menjadi tempat yang strategis bagi wisatawan yang datang berkunjung dengan melakukan aktivitas diving dimana terdapat potensi kekayaan wisata gunung api di bawah laut yang langka. Dengan adanya kekayaan laut ini sehingga 60 % penduduk yang mempunyai mata pencarian sebagai nelayan. Sebagai daerah kepulauan kawasan ini terdiri atas gugusan pulau besar dan kecil berjumlah 105 pulau dimana 26 pulau berpenghuni dan 79 pulau belum berpenghuni yang masing-masing di batasi dengan laut (UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil) memiliki Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

17 Page 6 garis pantai mencapai 297 km2, pengembangannya lebih dominan pada pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan. 3. Unik, Langka dan Spesifik Dunia Kepulauan Sangihe mempunyai 3 Gunung merapi, dimana tersimpan kandungan vulkanik dari gunung api Awu serta 2 (dua) gunung api di bawah laut di Pulau Mahangetang dan Pulau Kawio Barat yang menyimpan sejuta misteri untuk di teliti, disamping itu di perkaya dengan aneka biota/spesies yang langka berupa : penyu hijau, tarsius (Senggasi), Napoleon, Burung Sempiri, Anggrek Buhinting, Dalugha, dan lain-lain. 4. Religius, berbudaya dan toleran Masyarakat Kepulauan Sangihe sudah mengenal agama sejak abad ke-15 dimana di dalamnya terdapat agama Kristen dan Islam dengan memiliki agenda dan keragaman elemen budaya tradisional yang tetap terjaga dan terus di lestarikan hingga kini. Toleran antar umat beragama menjadi bagian secara menyeluruh dalam rutinitas tatanan kehidupan antar umat beragama GAMBARAN EKONOMI DAN POTENSI DAERAH Kabupaten Kepulauan sangihe memiliki keragaman dan karakteristik tersendiri sehingga secara tidak langsung berpengaruh pada keberadaan perekonomian dan potensi daerah dengan gambaran sebagai berikut : 1. Pertanian Tanaman pangan meliputi padi sawah/ladang, kacang-kacangan, ubi kayu, ubi jalar dan Talas. Kepulauan Sangihe memiliki komponen Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

18 Page 7 makanan pokok lokal yang sudah ada sejak turun temurun yaitu Sagu Baruq (Metroxyllon sp. Sangihe). Tepung Sagu Baruq tumbuh subur di dataran kering dan berkembang di Kepulauan Sangihe dengan memberikan manfaat sebagai makanan pokok penduduk lokal, di mana pada bulan oktober 2014 Sagu Baruq mendapat pengakuan normatif Nasional sebagai salah satu kekayaan pangan alamiah yang disumbangkan oleh bumi Nusa Utara. Selain Sagu Baruq, di daerah ini terdapat jenis khas lainnya yang tak kalah kontribusinya terhadap kemandirian pangan penduduk yaitu Dalugha (Cyrtosperma Merkusii) yang tumbuh di tanah berlumpur/basah, Dalugha masuk jenis keladi namun dalam bentuk yang sangat besar di mana setiap pohon dapat menghasilkan kg umbi. Tanaman sayuran yang di hasilkan berupa tomat, cabe rawit, terong, daun bawang, wortel, bayam, kangkung, buncis, sawi, kacang panjang, ketimun, Tanaman buah-buahan yaitu durian, langsat, mangga, pisang, nenas, nangka, sirsak, jeruk, manggis, sukun, rambutan, melinjo, alpukat, pepaya, serta duku. Tanaman perkebunan menjadi salah satu andalan daerah Sangihe yaitu kelapa, cengkeh dan pala. 2. Perikanan dan Kelautan Berdasarkan luas wilayah laut Kepulauan Sangihe ,61 Km2 atau 93,8% dari luas wilayah Kabupaten posisi Sangihe berada tepat pada persimpangan 3 (tiga) hamparan negara yaitu Samudera Pasifi, Laut Sulawesi dan Laut Maluku dengan menyediakan potensi sumber daya alam yang sangat luar biasa bagi kepentingan kesejahteraan bangsa. Potensi dengan keragaman ikan ekonomis, ikan hias termasuk spesies endemik yang berlimpah bukan hanya untuk kepentingan daerah tapi mampu memberikan kontribusi ekonomi secara nasional. Kemampuan armada tangkap yang belum memadai dan kultur nelayan tradisional hanya sebatas untuk konsumsi dan pasaran lokal sehingga di waktu yang akan datang perlu ditingkatkan baik armada yang lebih memadai dan modern serta pemahaman/pola pikir untuk eksport ke luar negeri. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

19 Page 8 3. Pariwisata Beberapa sektor kepariwisataan yang telah di kembangkan Pemerintah Daerah bersama masyarakat yaitu : Festival Budaya dan Upacara Adat Tulude merupakan agenda budaya masyarakat turun-temurun dan telah dilembagakan sejak tahun 1983 dan telah di kembangkan menjadi agenda Budaya Internasional bekerja sama dengan komunitas adat/budaya Sangihe yang berada di Filipina bagian selatan. Menjadi bagian dalam Festival Sail International sejak tahun Festival Sangihe yang telah di canangkan mulai tahun Dukungan infrasruktur primer antara lain memiliki bandara Naha dengan waktu tempuh 55 menit dari bandara international Sam Ratulangi dan 45 menit dari bandara Davao Filipina; Moda transportasi laut setiap hari yaitu pada malam hari beroperasi 2 kapal dari Tahuna/Manado (PP) dan 1 Kapal Cepat setiap pagi PP Tahuna/Manado. 4. Perindustrian dan perdagangan Kegiatan perindustrian tradisional sebagian berasal dari industri rumah tangga dengan beragam produk kerajinan antara lain kerajinan Kain Koffo ditenun dengan bahan dasar serat pisang abaca dan Kain Kerawang. Kerajinan Kuliner bahan Sagu, Dalugha dan Halua Kenari. Kerajian Pandai Besi dengan memproduksi peralatan rumah tangga, cenderamata dan bahan kontruksi. Kerajinan Meubelir Bambu Buhinting. Kerajinan Alat Musik Bambu Buhinting. Usaha Batu Bata, pengolahan hasil perikanan berupa ikan asin kadar garam rendah serta produksi daging buah Pala (Nutmeg) berupa Manisan, Wine, Dodol, Selai, serta Syrup Pala yang mempunyai khasiat dalam mengobati berbagai penyakit yang baik untuk kesehatan. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

20 Page PEMERINTAHAN DAN PENDUDUK Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe memiliki luas wilayah 697 Km2 dan secara wilayah administrasif terdapat 15 Kecamatan meliputi 145 desa dan 22 kelurahan. Kabupaten Kepulauan Sangihe di kepalai oleh seorang Bupati dan Wakil Bupati dalam menjalankan roda pemerintahan. Pada Tahun 2017 merupakan keadaan penting dalam Pemerintahan Daerah, dimana telah dilaksanakannya Pemilihan Kepala Daerah untuk masa jabatan 2017 s/d 2022 dengan terpilihnya Bupati Jabes Ezar Gaghana, SE, ME dan Wakil Bupati Helmud Hontong, SE adalah Pemimpin Utama dalam penentu masa depan daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe sampai dengan Mei 2022, Sedangkan untuk instansi teknis Dinas Kesehatan Kab. Kepl. Sangihe bulan Januari s.d April di pimpin oleh plt dr Handry Pasandaran, ME dan pada Bulan Mei s.d Desember 2017 di pimpin oleh Plt. Jeffry F Gaghana, SH, MH. Kepadatan penduduk dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan baik secara alami ( Lahir/Mati ) maupun karena perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah yang lain. Adanya indikator kepadatan penduduk sangat berguna dalam melihat kerapatan jumlah penduduk dalam satu satuan ruang sedangkan Rasio kepadatan penduduk merupakan angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk terhadap luas wilayah atau berapa banyaknya penduduk per kilometer persegi pada periode tahun tertentu. Penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2017 Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe memakai proyeksi data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kepulauan Sangihe Semester I Tahun 2017 untuk jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Sangihe yaitu jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak jiwa dan kepadatan penduduk 204,92 jiwa/km2. Kecamatan Tabukan Utara memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu jiwa (15,63 %) dan Kepulauan Marore memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu jiwa (1,14 %) dari seluruh ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

21 Page 10 Lebih jelasnya dapat dilihat pada chart berikut : Jumlah Rumah Tangga Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Jumlah Penduduk Tahun 2017 Jumlah penduduk dan Rumah Tangga Tahun Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di pandang perlu untuk di ketahui, dimana terdapat informasi banyaknya orang yang tinggal di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu, ini dapat dilihat dari perbandingan jenis kelamin dimana jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Data pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tahun 2017 mengenai perbandingan jumlah perempuan sebanyak jiwa sedangkan laki-laki sebanyak jiwa dengan tingkat rasio jenis kelamin persen. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kab. Kepl. Sangihe Tahun Laki-laki Series 1 Perempuan Total Penduduk Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

22 Page 11 Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan pada Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat di lihat pada Tabel di bawah ini. PROPORSI PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN RASIO JENIS KELAMIN NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN ,07 108,63 112,81 107,11 107,07 107,85 115,26 111,90 109,57 102,57 105,34 107,09 98,44 83,02 80,27 58, , JUMLAH RASIO JENIS KELAMIN LAKI-LAKI + PEREMPUAN Sumber : Dinas Dukcapil Semester I Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagian besar merupakan penduduk usia produktif yaitu pada kelompok umur tahun dengan rasio 108,79 dan komposisi terbesar pada penduduk berumur tahun. Demikian pula dengan komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, nampak penduduk laki-laki terbesar berada pada kelompok umur tahun sedangkan penduduk perempuan pada kelompok umur tahun sehingga kondisi ini sangat menguntungkan karena sebagian besar merupakan penduduk usia kerja. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

23 Page PENDIDIKAN, EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA Kemajuan dari pembangunan suatu daerah sangat di pengaruhi dengan faktor sumber daya manusia, Salah satu faktor yang menjadi ukuran untuk kualitas penduduk di lihat dari tingkat pendidikan dimana tingkat pendidikan menjadi salah satu aspek ukuran dari kualitas penduduk. Adanya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai memicuh angka penduduk yang menamatkan tingkat pendidikannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang di selesaikan maka semakin baik kualitas Sumber Daya Manusia di wilayah tersebut. Tamat sekolah diartikan sebagai tahap pendidikan yang telah berhasil di selesaikan oleh seseorang dengan di buktikan adanya ijasah atau Surat Tanda Tamat Belajar. Namun ukuran ini masih harus ditambah dengan semangat kerja dan kemampuan dalam keahlian secara profesional, baik dalam menjalankan usaha sebagai pengusaha, nelayan, petani, Aparatur Sipil Negara, TNI, POLRI. Dari segi sosial budaya dan ekonomi yang menjadi permasalahan masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe memiliki karakteristik yang masih berorientasi pada sektor primer, kurangnya kesempatan kerja dan adanya arus migrasi dan urbanisasi. Sebagian besar penduduk di Kabupaten Kepulauan Sangihe bekerja sebagai petani dan nelayan, penduduk yang bekerja di sektor pertanian terbagi atas para petani penggarap dan pemilik lahan. Modal kerja yang memadai dapat mendorong masyarakat untuk selalu optimis bekerja sehingga terjalin hubungan sosial yang baik di antara sesama pelaku ekonomi. Pelaku ekonomi menyatakan bahwa yang di butuhkan tidak saja ketrampilan tetapi juga kepribadian sebab ketrampilan dapat di tingkatkan melalui pelatihan maupun seminar. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

24 Page 13 IPM diperkenalkan oleh United Nations Development Programme (UNPD) pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun Indeks tersebut dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH), yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk bertahan hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur saat kelahiran sama sepanjang usia bayi. Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Pembangunan manusia di Indonesia terus mengalami kemajuan. Pada tahun 2017, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mencapai 70,81. Angka ini meningkat sebesar 0,63 poin atau tumbuh sebesar 0,90 persen dibandingkan tahun Bayi yang lahir pada tahun 2017 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 71,06 tahun, lebih lama 0,16 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir tahun sebelumnya. Anak-anak yang pada tahun 2017 berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 12,85 tahun (Diploma I), lebih lama 0,13 tahun dibandingkan dengan yang berumur sama pada tahun Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,10 tahun (kelas IX), lebih lama 0,15 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2017, masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan hidup dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebesar 10,66 juta rupiah per tahun, meningkat 244 ribu rupiah dibandingkan pengeluaran tahun sebelumnya. Peningkatan IPM di Sulawesi Utara juga tercermin pada level kabupaten dan kota. Selama periode 2016 hingga 2017, IPM di seluruh kabupaten dan kota mengalami peningkatan. Pada periode ini, tercatat tiga kabupaten dan kota dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yaitu Kabupaten Minahasa Utara (0,99 persen), Kabupaten Kepulauan Sangihe (0,90 persen), dan Kabupaten Minahasa Tenggara (0,72 persen). Kemajuan pembangunan manusia di Kabupaten Minahasa Utara didorong oleh dimensi standar hidup layak, sementara di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Minahasa Tenggara lebih dikarenakan perbaikan dimensi pendidikan dan standar hidup layak. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Sangihe IPM Pada tahun 2016 sebesar 68,52 persen lebih besar di bandingkan dengan tahun 2015 sebesar 67,56 persen. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

25 Page 14 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 3.1. MORTALITAS Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas adalah salah satu dari 3 komponen demografi selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk, dengan adanya data kematian sebagai alat proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan. Ada 3 konsep keadaan vital mutually exclusive (keadaan yg satu tidak mungkin terjadi bersamaan dengan salah satu keadaan lainnya) yaitu : 1. Lahir hidup (live birth), 2. Mati (death) dan 3. Lahir Mati (fetal death) Lahir hidup kemudian Mati. Kematian merupakan peristiwa menghilangnya semua tanda - tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Organisasi Kesehatan Dunia -WHO-). Lahir hidup (live birth) peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi. Mortalitas Lahir mati (fetal death) : peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya. Dibedakan atas 3 kejadian, yaitu: Stillbirth (late fetal death), Keguguran dan Aborsi. Peristiwa Kematian Intra uterin yaitu : 1) Abortus : <16 minggu, 2) Immatur : minggu, 3) Prematur : >28 minggu. Extra uterin yaitu : 1) Still birth, 2) Neonatal death : < 1 bulan, 3) Post neo natal death : 1 bulan - < 1 tahun, dan 4) Infant mortality : < 1 tahun. Komitmen Untuk Mencapai Tujuan Millenium Development Goals (Mdg s) menurunkan Angka Kematian Anak sebesar dua per tiga dari angka di tahun 1990 atau menjadi 20 per 1000 kelahiran bayi pada tahun 2015 dan menurunkan AKI sebesar tiga perempatnya menjadi 124 per kelahiran. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

26 Page Angka Kematian Bayi (AKB) Kasus kematian bayi merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh para pemangku kebijakan, terutama negara berkembang seperti Indonesia yang tidak mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) untuk penurunan angka kematian bayi (AKB). AKB mencerminkan tingkat pembangunan kesehatan dari suatu negara serta kualitas hidup dari masyarakatnya. Angka ini digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi program, serta kebijakan kependudukan dan kesehatan suatu negara di seluruh dunia. Indonesia sendiri telah mengeluarkan kebijakan dalam upaya menurunkan AKB ini melalui program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga melalui Permenkes No.39 Tahun Namun kebijakan publik tersebut belum menjangkau seluruh stakeholder, terutama puskesmas sebagai ujung tombak pelaksanaan program Indonesia Sehat, sehingga implementasi dari kebijakan belum optimal. Pada Tahun 2017 terdapat penurunan jumlah kematian Neonatal yaitu 7 Kasus di bandingkan pada tahun 2016 sebesar 10 kasus sedangkan untuk tahun 2017 tidak ada kasus kematian bayi di bandingkan tahun 2016 terdapat 2 kasus. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada tabel dan Grafik dibawah ini : NO PUSKESMAS 1 LAPANGO 2 KAHAKITANG 3 TAMAKO 4 DAGHO 5 MANALU 6 SALURANG 7 PINTARENG 8 KUMA 9 MANGANITU 10 MANENTE 11 TONA 12 TAHUNA BARAT 13 ENEMAWIRA 14 KALASUGE 15 NUSA 16 MARORE 17 KENDAHE TOTAL KABUPATEN TOTAL KEMATIAN NEONATAL Sumber : Pemegang Program KIA Dinkes Kab. Kepl. Sangihe Tahun 2017 TOTAL KEMATIAN BAYI Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

27 Page 16 Presentase Angka Kematian Bayi Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017 KENDAHE MARORE NUSA KALASUGE ENEMAWIRA TAHUNA BARAT LAPANGO KAHAKITANG TAMAKO DAGHO 1 TONA MANENTE Kematian Balita Kematian Neonatal SALURANG 1 2 Kematian Bayi MANALU PINTARENG KUMA MANGANITU 3 Sumber : Dinas Pemegang Program KIA Dinkes Kab. Kepl. Sangihe Tahun Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi), tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan. Pada Kabupaten Kepulauan Sangihe untuk tahun 2017 berbagai upaya yang telah di lakukan untuk menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) berhasil menunjukkan perbaikan yang sangat berarti di mana tidak ada kasus untuk kematian balita bila di bandingkan dengan pada tahun 2016 terdapat 11 kasus. Sedangkan di Indonesia, angka kematian balita menurun 68 persen antara tahun 2012 dan 2017, terutama berkat perluasan layanan imunisasi dan penggunaan terapi rehidrasi oral untuk mengobati diare. Dengan adanya pembentukan lebih dari pos kesehatan masyarakat (Posyandu) di tingkat desa dalam 25 tahun terakhir yang menyediakan perawatan kesehatan khusus bagi ibu dan anak-anak serta pelaksanaan program-program kesehatan dasar termasuk keluarga berencana, gizi, dan imunisasi juga memberikan kontribusi terhadap penurunan jumlah kematian bayi dan anak. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

28 Page Angka Kematian Ibu ( AKI ) Angka kematian ibu (AKI) = Maternal Mortality Rate (MMR) adalah Jumlah kematian ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan dan pasca bersalin (nifas) per kelahiran hidup pada masa tertentu. Kematian ibu adalah kematian wanita dalam masa kehamilan, persalinan dan dalam masa 42 hari (6 minggu) pasca bersalin, dengan rincian sebagai berikut: Berakhirnya kehamilan tanpa memandang usia kehamilan, tempat melekatnya janin dan plasenta maupun yang disebabkan oleh penyakit pada masa kehamilan bukan akibat kecelakaan. Pada persalinan dengan penyulit yang menimbulkan perdarahan hebat dan Pasca persalinan (nifas) dengan kurun waktu 42 hari (6 minggu) mengalami perdarahan hebat, infeksi dan penyakit lain sehingga mengakibatkan kematian. Kematian ibu dikelompokkan menjadi dua (2), yaitu: Kematian sebagai akibat langsung kasus kebidanan dan Kematian sebagai akibat tidak langsung kasus kebidanan yang disebabkan penyakit yang sudah diderita ibu sebelumnya atau penyakit yang timbul selama kehamilan bukan akibat langsung kebidanan tetapi diperberat karena wanita tersebut sedang hamil. Kematian wanita hamil akibat kecelakaan (misalnya kecelakaan mobil dan kecelakaan lainnya) tidak digolongkan sebagai kematian ibu. Penting untuk mengetahui penyebab kematian ibu agar dapat melakukan upaya-upaya pencegahan yang diperlukan sehingga kasus serupa tidak terus berulang terjadi. Penyebab utama kematian ibu adalah faktor obstetrik dan kondisi selama kehamilan yang dapat dibagi menjadi 4 kelompok : 1. 4 Terlalu o Terlalu muda (<20 tahun) o Terlalu tua (>35 tahun) o Terlalu sering/banyak (anaknya >3) o Terlalu dekat (jaraknya <2 tahun) Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

29 Page Gizi ibu hamil yang kurang, sehingga mengalami KEK (kurang energi kronis), anemia dan defisiensi zat besi. 3. Penyakit Menular seperti AIDS, herpes simplex, sifilis, herpes genital. 4. Penyakit lain seperti anemia berat, hipertensi, infeksi dalam kehamilan (abortus), infeksi bukan karena kehamilan (terkena AIDS dan malaria) Kondisi ibu semakin memburuk ketika penyakit yang dideritanya saat hamil menjadi komplikasi, dan ada faktor lain selain obstetrik, yaitu faktor eksternal seperti pendidikan, sosial ekonomi, kultur dan geografis. Yang disebut dengan istilah "tiga terlambat" 1. Terlambat Merujuk, disebabkan karena terlambat dalam mengenali tanda bahaya kehamilan dan persalinan, terlambat mengambil keputusan. Biasanya disebabkan oleh taraf pendidikan yang rendah, sehingga cenderung dibiarkan dan tidak dibawa untuk diperiksa ke Bidan/dokter. 2. Terlambat Sampai ke Rumah sakit, yang dimulai dengan diskusi yang terlalu lama sehingga terlambat mengambil keputusan, yang akhirnya terlambat sampai ke Rumah Sakit. Faktor keterlambatan ini dapat pula karena kondisi ekonomi dan letak geografis yang tidak strategis. Bagi orang-orang yang tinggal di tempat terpencil, terlambat sampai ini karena Transportasi ke rumah sakit/puskesmas jauh apalagi jika harus menyewa kapal untuk menyebrang ke kota. 3. Terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat, karena sudah terlambat sampai sehingga dalam penanganannya pun terlambat juga. Kondisi ibu sudah makin melemah, ditambah lagi bila sesampainya disana, fasilitasnya kurang lengkap atau tenaga medisnya kurang. Akhirnya benar-benar terlambat ditangani. Untuk mencegah hal ini terjadi, dibutuhkan pengaturan kehamilan melalui alat kontrasepsi dengan tujuan untuk menunda, menjarangkan dan membatasi kehamilan agar tidak terjadi "4 Terlalu" yang berakibat pada Angka Kematian Ibu (AKI) yang semakin tinggi. Dan untuk tenaga medis agar melakukan penyuluhan kepada warga mengenai hal-hal yang berhubungan dengan ibu hamil, bersalin dan nifas. Mengikuti pelatihan sehingga lebih berkompeten dalam menegakkan diagnosa, melakukan pencegahan dan penanganan kegawatdaruratan agar tidak terjadi "3 Terlambat". Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

30 Page 19 Berdasarkan pemaparan hasil penelitian, ada beberapa hal penyebab utama angka kematian ibu dan bayi baru lahir yaitu : 1. Masih ada kesenjangan akses terhadap pelayanan kesehatan berkualitas, yang berhubungan erat dengan kondisi ekonomi dan sosial, 2. Keterlambatan mendapat pertolongan pada keadaan darurat, yang berhubungan dengan lokasi kelahiran dan proses pengambilan keputusan untuk mencari pertolongan tenaga ahli, 3. Pengetahuna tentang pendidikan kesehatan reproduksi yang belum memadai. 4. Deteksi awal dan upaya pencegahan yang belum maksimal untuk penyakit komplikasi kehamilan, seperti malaria, tuberculosis, hepatitis B, diabetes melitus, jantung dan obesitas, 5. Belum terpadunya data dan sistem informasi kesehatan yang berpengaruh pada pengambilan kebijakan, 6. Regulasi yang tumpang tindih dan bias gender, contohnya UU perkawinan No.1/1974 yang mnegatur usia pernikahan minimal 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki. Statistik data kematian ibu untuk 3 tahun terakhir di Kabupaten Kepulauan Sangihe mengalami penurunan, dimana pada tahun 2017 sebesar 2 kasus, 4 kasus di tahun 2016 dan 6 kasus pada tahun Permasalahan kematian ibu dan bayi memiliki penyebab yang kompleks, sehingga upaya penurunannya memerlukan kolaborasi dari berbagai sektor seperti profesional di bidang kesehatan, pemerintah, dan masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada chart di bawah ini: 1,2 1 0,8 0, ,4 0, Enemawir Salurang a Kematian Ibu Sumber : Pemegang Program KIA Dinas Kesehatan Kab. Kepl. Sangihe Tahun 2017 Dari chart diatas, dapat disimpulkan bahwa kasus kematian ibu terdapat di wilayah kerja Puskesmas Kuma dan Puskesmas Salurang sebanyak 1 kasus. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

31 Page Status Gizi Kasus gizi buruk di Indonesia masih menjadi perhatian utama pemerintah. Menurut laporan Global Nutrition pada 2016 menunjukkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-108 di dunia dengan kasus gizi buruk terbanyak. Ini artinya masalah kasus gizi buruk di Indonesia harus benar-benar dicari solusinya agar angka kasus gizi buruk bisa terus ditekan. Apalagi kasus ini tak hanya berdampak pada terhambatnya pertumbuhan fisik balita, tapi juga berdampak pada organ bagian dalam tubuhnya. Masalah kekurangan gizi pada anak di awal kehidupan dapat mempengaruhi metabolisme tubuh agar menyesuaikan dengan kondisi kekurangan gizi. Namun ketika gizi mudah diperoleh, tubuh anak menjadi rentan terhadap obesitas dan mudah terkena penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, jantung koroner hingga stroke. Anak dengan gizi buruk berpeluang mengalami kematian akibat diare lima kali lipat lebih tinggi, akibat radang paru empat kali lebih tinggi, malaria empat kali lipat lebih tinggi, dan tiga kali lipat lebih tinggi akibat campak. Belum lagi masalah penurunan kecerdasan yang dialami anak dengan gizi buruk yang merosot sebanyak 7 hingga 31 poin dibandingkan anak-anak dengan status gizi yang baik. Pada gilirannya tingkat kecerdasan yang rendah menyebabkan anak dengan gizi buruk rentan mengalami gangguan perilaku emosi, performa sekolah yang menurun dan keberhasilan karir di masa mendatang. Kenapa berpengaruh ke kecerdasan? Itu karena 95 persen pembentukan otak anak terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan, hingga usia 6 tahun. Ketika balita berusia 2 tahun maka pembentukan otaknya hampir mencapai 80 persen, sehingga 2 tahun pertama usia anak harus termonitor dengan baik berat badannya. Pada tahun 2017, kasus gizi buruk yang ada di kepulauan Sangihe tercatat sebanyak 6 Kasus. Angka ini mengalami penurunan bila di bandingkan dengan tahun 2016 sebanyak 11 kasus. Dalam satu kasus penderita gizi buruk mendapat bantuan sebesar Rp 4,5 juta ini tidak diberikan tunai bagi penderita tetapi dibelanjakan bahan makanan untuk menunjang gizi penderita. Bantuan ini untuk makanan satu bulan dan nanti petugas gizi yang akan memasak makanan setiap hari untuk diantar ke rumah penderita. Bantuan ini nantinya diberikan kepada Puskesmas yang memasukkan pengajuan kasus gizi buruk. Kebanyakan penderita di bawah ke Puskesmas dan dirawat selama tiga bulan agar perkembangan gizinya dapat terus dipantau petugas Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

32 Page 21 gizi, pihak Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Jika bulan berikutnya gizinya belum stabil maka penderita tersebut masih akan menerima kembali bantuan dengan terus melakukan pemantauan dari petugas gizi. Berikut ini merupakan Perbandingan kasus gizi buruk yang ada di Kab.Kepl. Sangihe tahun 2017 : KASUS GIZI BURUK KASUS GIZI BURUK Sumber Data: Pemegang Program Gizi Dinas Kesehatan Kab. Kepl. Sangihe Tahun 2017 Pemberian makanan tidak berpola misalnya makanan untuk orang tua diberikan kepada anaknya, padahal bukan makanan khusus untuk balita. Bahkan, banyak ditemukan di masyarakat, bayi dibawah usia enam bulan sudah diberi makan. Banyak ibu-ibu yang mempunyai kesadaran sangat rendah, sehingga masih malas untuk memberi makanan khusus untuk balitanya. Dengan adanya pelayanan oleh petugas gizi yang ada di setiap wilayah kerja puskesmas mampu melakukan monitoring dan penanganan perawatan secara intensif dengan pemberian makanan tambahan. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

33 Page MORBIDITAS Morbiditas lebih merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode waktu tertentu. Morbiditas dapat menimpa manusia lebih dari satu kali dan selanjutnya rangkaian morbiditas ini atau sering disebut morbiditas kumulatif pada akhirnya menghasilkan peristiwa yang disebut kematian. Ukuran morbiditas dan mortalitas digunakan sebagai d a s a r u n t u k m e n e n t u k a n t i n g g i r e n d a h n ya tingkat kesakitan dan kematian suatu komunitas penduduk. A n g k a k e m a t i a n "Mortalitas dan angka kesakitan "Morbiditas digunakan untuk menggambarkan pola penyakit yang terjadi di masyarakat. Kegunaan dari mengetahui angka kesakitan dan kematian ini adalah sebagai indikator yang digunakan sebagai ukuran derajat kesehatan untuk melihat status kesehatan penduduk dan keberhasilan pelayanan kesehatan serta upaya pengobatan yang dilakukan Sepuluh Penyakit Menular Menonjol Sepanjang tahun 2017 berdasarkan data yang dihimpun dari system Surveilance Terpadu Puskesmas (STP) dan Laporan - laporan penyakit yang di kirimkan oleh puskesmas dan diolah di kabupaten, maka penyakit Infeksi Saluan Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang paling menonjol di Kabupaten Kepulauan Sangihe sebanyak kasus di bandingkan pada tahun 2016 sebanyak kasus, disusul dengan penyakit hipertensi sebanyak kasus dan gastritis merupakan penyakit ketiga tertinggi sebanyak kasus. meskipun demikian data 10 penyakit menonjol tersebut sangat dipengaruhi oleh kelengkapan laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan indikator utama dari pelaksanaan surveilens terpadu penyakit. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

34 Page 23 Di bawah ini merupakan chart 10 penyakit menonjol di Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2017 : Penyakit Menonjol Tahun 2017 ISPA Gastritris Hipertensi Peny. Kulit Alergi Peny. Pada sist. Otot/jar. Pengikat Kecelakaan pada Ruda Paksa Diare Peny. Kulit infeksi Observasi Febris Karies gigi Penyakit TB Paru TBC atau tuberculosis adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang dan merusak jaringan tubuh manusia. Bakteri tersebut dapat ditularkan melalui saluran udara. TBC biasanya menyerang paru-paru, namun bisa juga menyebar ke tulang, kelenjar getah bening, sistem saraf pusat, jantung, dan organ lainnya. Jika pasien memiliki sistem kekebalan tubuh yang melemah (misalnya pada penderita HIV, kanker, atau pasien yang menjalani kemoterapi), maka TBC akan berkembang lebih cepat. TB juga diliputi masalah sosial sebab penderita TB masih distigma, ketika ada anggota keluarga yang menderita penyakit ini, tidak jarang anggota keluarga lain malah mengucilkan. Saran dari tenaga kesehatan untuk memeriksakan semua anggota keluarga serumah pun terkadang dihindari. Sikap semacam inilah yang bisa menggagalkan program pemberantasan TB. Ketika anggota keluarga serumah takut untuk memeriksakan diri, upaya deteksi awal kasus TB putus sampai di sini. Selain itu, pengobatan TB yang memakan waktu cukup lama, Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

35 Page 24 dengan rentang waktu 6-9 bulan, tidak jarang membikin penderita TB hanya mengkonsumsi obat hanya ketika gejala datang. Faktor itu ditambah mitos yang mengakar di masyarakat umum bahwa konsumsi obat terlalu lama bisa merusak ginjal dan hati. Penderita TB pun tambah ketakutan untuk mengkonsumsi obat terusmenerus selama 6 bulan, sehingga pengobatannya tidak tuntas. Karena pengobatan terputus, sangat umum penderita datang kembali dengan kondisi yang memburuk, sampai akhirnya mengalami resistensi obat. Akhirnya, penderita itu pun harus mendapatkan pengobatan dengan jangka waktu lebih lama. perokok lebih berisiko terserang TB, sementara di Kabupaten Kepl. Sangihe menjadi lingkungan yang sangat ramah bagi perokok. Hampir di setiap area terbuka, kita mudah menemukan orang merokok, baik anak-anak yang masih menggunakan seragam putih biru sampai orang dewasa. Bahkan, orangtua pun tidak segan merokok di dekat anaknya. Belum lagi hambatan dalam pencegahan penularan TB. Kita masih berkutat dengan urusan sepele seperti orang yang membuang dahak secara asal-asalan di jalanan, atau orang yang tidak menutup mulutnya saat batuk. Ketika orangtua tidak menutup mulutnya saat batuk dan membuang dahak tidak dengan tepat, anak-anak pun bisa meniru perilaku itu. Maka, penularan penyakit yang menular melalui udara pun sangat mudah terjadi. Pada tahun 2017 Jumlah suspect TB Paru yang diperiksa yaitu 848 kasus dan yang BTA (+) ada 136 kasus. Di bawah ini merupakan chart penderita TB di Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2017 : Sumber : Pemegang Program TB, Kusta dan HIV Dinkes Kab. Kepl. Sangihe Tahun 2017 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017 Suspek BTA (+)

36 Page Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pneumonia adalah penyakit infeksi yang menyerang paru, sehingga menyebabkan kantung udara di dalam paru meradang dan membengkak. Kondisi kesehatan ini sering kali disebut dengan paru-paru basah, sebab paru bisa saja dipenuhi dengan air atau cairan lendir. Kondisi paru-paru basah ini dapat dialami oleh siapa pun. Kasus pneumonia pada bayi dan balita bisa sangat berbahaya dan menyebabkan kematian. Cakupan penemuan penderita Pneumonia pada Bayi dan Balita di Kabupaten Kepulauan Sangihe untuk tahun 2016 sebanyak 352 kasus. Gambaran antara Jumlah balita dan cakupan penderita Pnemonia berdasarkan Puskesmas tahun 2016 dapat di lihat pada grafik di bawah ini : Jumlah Balita Jumlah Perkiraan Penderita LAPANGO KAHAKITANG TAMAKO DAGHO MANALU SALURANG PINTARENG KUMA MANGANITU MANENTE TONA TAHUNA BARAT ENEMAWIRA KALASUGE NUSA MARORE KENDAHE Sumber : Pemegang program imunisasi Dinkes Kab. Kepl. Sangihe Tahun Penyakit HIV / AIDS Human Immunodeficiency Virus, atau HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). HIV secara drastis dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga memungkinkan penyakit, bakteri, virus, dan infeksi lainnya menyerang tubuh Anda. Tidak seperti virus lainnya, tubuh Anda tidak bisa menyingkirkan HIV sepenuhnya. Jika Anda terinfeksi HIV, Anda akan memilikinya sepanjang hidup. AIDS adalah kondisi yang paling parah dari penyakit HIV dan Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

37 Page 26 ditandai dengan munculnya penyakit lain, seperti kanker dan berbagai infeksi, yang muncul seiring dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh HIV dan virus ini ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh dari pasien HIV, termasuk darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu. Pada tahun 2017 tercatat sebanyak 3 Kasus untuk HIV dan 7 Kasus untuk AIDS sedangkan kematian akibat AIDS sebanyak 5 Kasus. Tahun 2017 terjadi penurunan kematian bila di bandingkan tahun 2016 sebanyak 19 kasus. Persentase kematian AIDS untuk pria lebih tinggi dari perempuan yaitu pria sebesar 60 dan 40 pada perempuan hal ini disebabkan faktor pekerjaan di luar daerah sangihe. Berikut ini merupakan persentase berdasarkan kelompok umur yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2016 : HIV AIDS - < 4 5Tahun Tahun Tahun Tahun - 49Tahun > 50 Tahun Sumber : Pemegang Program TB, Kusta dan HIV Dinkes Kab. Kepl. Sangihe Tahun Penyakit Kusta Kusta atau sering disebut dengan lepra dan morbus hansen adalah infeksi kulit kronik yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Kusta termasuk pernyakit tertua, dikenal sejak tahun 1400 sebelum masehi. Infeksi ini terutama menyerang saraf tepi dan kulit, kemudian saluran pernapasan atas, dan bisa juga menyerang organ lain kecuali otak. Kusta merupakan salah satu penyakit yang ditakuti karena dapat menyebabkan kecacatan, mutilasi, ulserasi, dan lainnya. Infeksi kulit ini disebabkan karena adanya kerusakan saraf besar di daerah wajah, anggota gerak, Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

38 Page 27 dan motorik; diikuti dengan rasa baal (kulit mati rasa) yang disertai kelumpuhan otot dan pengecilan massa otot. Lepra merupakan penyakit yang bisa disembuhkan asalkan pengobatannya rutin dan tuntas. Kusta yang terlambat dideteksi atau terlambat diobati bisa menyebabkan kecacatan pada penderita, baik yang sementara, maupun yang selamanya. Pemerintah Indonesia telah menggratiskan pengobatan kusta, jadi apa alasan Anda untuk tidak berobat? Kusta ditularkan melalui kontak kulit yang lama dan erat dengan penderita. Lepra memerlukan waktu inkubasi yang cukup lama, antara 40 hari sampai 40 tahun, rata-rata membutuhkan 3-5 tahun setelah tertular sampai timbulnya gejala. Centers for Disease Control and Prevention (CDC), menyatakan bahwa 95 persen orang tubuhnya mampu melawan bakteri penyebab kusta sehingga tak menyebabkan penyakit ini muncul dan hanya sekitar 5% yang dapat tertular. Dari sejumlah 5%, sekitar 70% akan sembuh sendiri, dan hanya 30% yang menjadi sakit kusta. Artinya, dari 100 orang yang terpapar erat oleh bakteri Mycobacterium leprae, hanya 2 orang yang akan sakit. Jumlah penderita Kusta di Kabupaten Kepulauan Sangihe pada tahun 2017 tercatat Kusta Kering / Pausi Basiler (PB) sebanyak 10 Kasus mengalami kenaikan 100 % dibandingkan tahun 2016 tidak ada kasus, sedangkan Kusta Basah / Multi Basiler (MB) sebanyak 25 kasus lebih banyak dari tahun 2016 sebesar 16 kasus Kusta Kering / Pausi Basiler 3 Kusta Basah / Multi Basiler Sumber : Pemegang Program TB, Kusta dan HIV Dinkes Kab. Kepl. Sangihe Tahun 2017 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

39 Page Penyakit Malaria Malaria adalah penyakit yang menyebar melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi parasit. Infeksi malaria bisa terjadi hanya dengan satu gigitan nyamuk. Jika tidak ditangani dengan benar, penyakit ini bisa menyebabkan kematian. Malaria jarang sekali menular secara langsung dari satu orang ke orang lainnya. Penyakit ini bisa menular jika terjadi kontak langsung dengan darah penderita. Janin di dalam kandungan juga bisa terinfeksi malaria karena tertular dari darah sang ibu. Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium. Sebetulnya ada banyak jenis parasit Plasmodium, tapi hanya lima jenis yang menyebabkan malaria pada manusia. Parasit Plasmodium hanya disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina. Dua jenis parasit yang umum di Indonesia adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Gigitan nyamuk malaria lebih sering terjadi pada malam hari. Setelah terjadinya gigitan, parasit akan masuk ke dalam aliran darah. Penderita malaria bisa sembuh total jika diobati dan dirawat dengan benar. Menghindari diri dari gigitan nyamuk adalah cara yang paling penting untuk mencegah penularan malaria. Salah satu bentuk kepedulian pemerintah dengan pemberian kalambu lewat dinas kesehatan di salurkan ke 17 puskesmas, sehingga masyarakat bisa memakai kelambu untuk menutupi ranjang saat tidur, pemberian obat-obatan antimalaria, menyingkirkan genangan air di sekitar rumah, memakai lotion anti serangga, dan menggunakan pakaian atau selimut yang menutupi kulit tubuh. Pada tahun 2017 berdasarkan data yang terhimpun, terdapat setidaknya ada kasus malaria yang telah diperiksa dengan sediaan darah dan positif malaria 133 penderita. Kasus yang paling banyak terjadi di wilayah kerja Puskesmas Manalu sebanyak 413 kasus dan terendah di wilayah kerja Puskemas Tahuna Barat sebanyak 2 kasus Sediaan Darah diperiksa (Positif) Suspek Sumber : Bidang P2P, Seksi Penyakit Menular Dinkes Kab. Kepl. Sangihe Tahun 2017 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun

40 Page Penyakit Demam Berdarah (DBD) Penyakit demam berdarah masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Apalagi saat memasuki musim hujan, penyakit ini mulai berkeliaran lewat perantara nyamuk yang membawa virus dengue (demam berdarah). Di Indonesia sendiri, virus ini ditularkan oleh dua jenis nyamuk demam berdarah betina, yaitu Aedes aegypti sebagai vektor utama dan Aedes albopictus sebagai vektor sekunder. Jenis nyamuk demam berdarah ini memiliki sifat anthropofilik, artinya mereka lebih memilih untuk menghisap darah manusia. Selain itu juga bersifat multiple feeding, artinya untuk memenuhi kebutuhan darah sampai kenyang biasanya nyamuk ini bisa menghisap darah beberapa kali. Sifat multiple feeding inilah yang dapat meningkatkan risiko penularan demam berdarah di wilayah perumahan yang penduduknya lebih padat. Sebab, satu nyamuk yang infektif dalam satu periode waktu menggigit akan mampu menularkan virus kepada lebih dari satu orang. Kasus demam berdarah di Kabupaten Kepulauan Sangihe terjadi penurunan kasus sebesar 39,28 persen yaitu dari 140 kasus di tahun 2016 menjadi 55 kasus di tahun Incidence rate per penduduk sejumlah 38,5. KASUS DBD KASUS DBD Sumber : Bidang P2P, Seksi Penyakit Menular Dinkes Kab. Kepl. Sangihe Tahun 2017 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

41 Page Penyakit Diare Diare adalah penyakit yang ditandai dengan buang air besar yang lembek atau berair dengan frekuensi lebih sering daripada biasanya, umumnya penyebab diare adalah makanan atau minuman yang kotor dan terkontaminasi mikroorganisme hal ini bisa terjadi pada siapa saja baik orang dewasa maupun anak-anak, tanpa memandang usia maupun jenis kelamin. Ada 3 jenis diare yaitu diare akut yang berlangsung beberapa hari hingga seminggu, Diare yang berlangsung selama 3 minggu dan diare kronis yang berlangsung lebih dari 4 minggu. Diare sangat umum terjadi, rata-rata orang dewasa mengalaminya 4 kali setahun. Apabila diare berlangsung terlalu lama tanpa ditangani, diare dapat menjadi pertanda gangguan serius, seperti Inflammatory Bowel Disease (penyakit radang usus) atau Irritable Bowel Syndrome (IBS), atau sindrom iritasi usus. Diare ada di peringkat tiga belas penyebab kematian secara umum di Indonesia dengan proporsi 3.5 persen. Sedangkan untuk kategori penyakit menular, diare menduduki peringkat ketiga. Diare masih menjadi masalah kesehatan besar di Kabupaten Kepulauan Sangihe, hal ini disebabkan karena angka morbiditas (perbandingan antara kelompok masyarakat yang sakit dan yang sehat dalam sebuah populasi) dan mortalitas cukup tinggi. Gambaran antara Jumlah target penemuan dan diare yang ditangani berdasarkan Puskesmas tahun 2017 dapat di lihat pada chart di bawah ini : Kasus Diare yang ditangani Jumlah Target Penemuan Sumber : Bidang P2P, Seksi Penyakit Menular Dinkes Kab. Kepl. Sangihe Tahun 2017 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun

42 Page 31 BAB 1V UPAYA PELAYANAN KESEHATAN 4.1. KESEHATAN IBU Pelayanan AnteNatal (K1 dan K4) Antenatal Care atau dikenal dengan ANC merupakan suatu pemeriksaan yang sangat penting untuk ibu hamil, diketahui bahwa ANC sendiri terdiri K1 dan K4. Pentingnya pemeriksaan K1 erat kaitannya dengan besar peranan ibu dalam mewujudkan sasaran pembangunan kesehatan, sehingga perlu terjalin kesinergisan dari peran pemerintah dengan masyarakat untuk menurunkan angka kematian ibu atau dikenal dengan Mother Mortality Rate (MMR) dan angka kematian bayi (AKB) yang masih cukup tinggi. Pelayanan Antenatal (Antenatal Care) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama hamil yang sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang ditentukan. Dalam rangka pencapaian target Millenium Development Goals MDGs maka dilakukan upaya pelayanan kesehatan salah satunya adalah pelayanan bagi kesehatan ibu dan anak, dengan pelaksana Antenatal care yaitu tenaga kesehatan yang terdiri dari tenaga medis (dokter) dan tenaga paramedis (bidan, PKE, perawat yang sudah mendapat pelatihan ANC, perawat bidan mahir). Dalam melakukan ANC, dapat dilakukan dibeberapa tempat yaitu puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, pondok bersalin, rumah bersalin, dan praktik swasta. Pada tahun 2017, cakupan kunjungan ibu hamil k1 adalah kunjungan atau sebesar 97,51 % dan k4 sejumlah atau sebesar 86,17 % dari sasaran sebanyak ibu bersalin. Sedangkan cakupan K1 dan K4 tertinggi untuk puskesmas Manente, dan terendah puskesmas Marore. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

43 Page 32 Berikut ini adalah cakupan K1 dan K4 ibu hamil mendatangi fasilitas kesehatan tahun 2017 di Kabupaten Kepulauan Sangihe berdasarkan puskesmas : K Sasaran Ibu Hamil 25 K Sumber : Pemegang Program KIA Dinas Kesehatan Kab. Kepl. Sangihe Tahun Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang terampil dan terlatih sesuai standar yaitu bidan, dokter, dan tenaga paramedis lainnya di fasilitas kesehatan yang bersih, aman dan keselamatan pada ibu hamil dan bayi. Cakupan pertolongan pada persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan untuk Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2017 sebesar 82,95 % dari sasaran sebanyak ibu bersalin. Berikut ini merupakan chart cakupan persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2017 : Lapango Kahakitang Tamako Dagho Manalu Salurang Pintareng Kuma Manganitu Manente Tona Tahuna Barat Enemawira Kalasuge Nusa Marore Kendahe 120 Jumlah Ibu Hamil Ditolong Nakes Sumber : Pemegang Program KIA Dinas Kesehatan Kab. Kepl. Sangihe Tahun 2017 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

44 Page Pelayanan Nifas Pelayan nifas merupakan pelayanan kesehatan yang sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas penting di berikan pada ibu dan bayi, karena merupakan masa krisis baik ibu dan bayi. 60 % kematian ibu terjadi setelah persalinan, dan 50 % kematian pada masa nifas terjadi 24 jam pertama. Demikian halnya dengan masa neonatus juga merupakan masa krisis dari kehidupan bayi. Dua pertiga kematian bayi terjadi 4 minggu setelah persalinan, dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi 7 hari setelah lahir. Dengan adanya pelayanan nifas dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, pemberian makanan yang mengandung nutrisi, Keluarga Berencana, cara menyusui bayi, pemberian imunisasi kepada bayinya serta perawatan bayi sehat. Pelayanan ibu nifas di Kabupaten Kepulauan Sangihe sebesar orang atau sebesar 87,46 % dari ibu hamil. Dibawah ini adalah cakupan pelayanan ibu nifas di Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2017 : 250 PELAYANAN NIFAS PELAYANAN NIFAS Sumber : Pemegang Program KIA Dinas Kesehatan Kab. Kepl. Sangihe Tahun 2017 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

45 Page Pemberian Tablet Zat Besi FE1 dan FE3 Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini terutama diperlukan dalam hemopoboesis (pembentukan darah) yaitu sintesis hemoglobin (Hb). Hemoglobin (Hb) yaitu suatu oksigen yang mengantarkan eritrosit berfungsi penting bagi tubuh. Hemoglobin terdiri dari Fe (zat besi), protoporfirin, dan globin (1/3 berat Hb terdiri dari Fe). Zat besi juga berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh. Untuk meningkatkan derajat kesehatan pada ibu hamil adalah sangat penting memberikan asupan besi sejak masa pre-maternal supaya cadangan besi pada saat hamil cukup memadai. Pada wanita hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan 2 kehamilan (abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia uteri, atonia uteri, partus lama), gangguan pada masa nifas (sub involusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal dan lain-lain). Pada wanita hamil sangat rentan terjadi anemia defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodolusi yang menyebabkan terjadinya pengenceran darah, pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma, kurangnya zat besi dalam makanan dan kebutuhan zat besi meningkat serta gangguan pencernaan. Untuk menanggulangi masalah anemia di Indonesia, pemerintah telah mencanangkan pemerataan pendistribusian tablet Fe ke pelayanan-pelayanan kesehatan untuk dapat dibagikan keseluruh ibu hamil secara gratis. Pendistribusian tersebut termasuk salah satu target capaian dalam Asuhan Antenatal Care (ANC), empat kali kunjungan ANC dianggap cukup dengan rincian satu kali setiap trimester dan dua kali pada trimester terakhir 5. Salah satu frekuensi kunjungan dalam ANC adalah untuk cakupan Fe1 dan fe3, dimana pemberian tablet zat besi pada ibu hamil dapat dibedakan menjadi Fe1 yaitu yang mendapat 30 tablet dan Fe3 yaitu yang mendapat 90 tablet selama masa kehamilan 6. Program pemerintah yang telah dijalankan tersebut terlihat pada angka cakupan pemberian tablet Fe1 dan Fe3 pada ibu hamil di Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2017 sebesar dan orang. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

46 Page 35 Berikut ini merupakan chart pemberian tablet Fe kepada ibu hamil di Kabupaten Kepulauan Sangihe selama tahun 2017 : Fe Fe1 0 0 Sumber : Pemegang Program KIA Dinas Kesehatan Kab. Kepl. Sangihe Tahun Penanganan Komplikasi Pada umumnya kebanyakan kehamilan berlangsung normal-normal saja. Namun, ada juga kondisi kehamilan yang memerlukan perawatan atau pengobatan khusus. Komplikasi kehamilan mungkin saja terjadi pada ibu hamil, tanpa memandang usia kehamilan. Karena itu, ibu hamil perlu mengetahui masalah medis yang serius agar memahami cara menanganinya jika diperlukan. Komplikasi kehamilan dapat berupa gangguan pada fisik dan mental. Hal ini juga bisa terjadi baik pada ibu maupun bayi di dalam kandungan. Gejalanya pun bervariasi, mulai dari ringan, sedang, hingga berat. Pada kasus-kasus yang parah, komplikasi kehamilan dapat mengancam jiwa. Ada beberapa komplikasi kehamilan yang umum terjadi dan harus diantisipasi antara lain : morning sickness yaitu Mual dan muntah selama awal kehamilan tampaknya menjadi hal yang biasa dijumpai pada ibu hamil. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

47 Page 36 Keguguran diartikan sebagai kematian janin di dalam kandungan saat usianya belum mencapai 20 minggu. Tanda-tanda terjadinya keguguran adalah perdarahan di vagina, perut terasa sakit tidak tertahankan, keram, sakit pada punggung, tubuh lemah, dan demam tinggi. Keguguran yang disebabkan oleh kondisi ini biasa terjadi pada trimester kedua. Ibu yang mengidap diabetes juga menjadi faktor risiko keguguran. Anemia yaitu kekurangan Zat Besi. kebutuhan zat besi pada saat hamil menjadi meningkat dua kali lipat. Jadi, jika ibu hamil mengalami defisiensi zat besi, maka akan mengalami anemia. Perdarahan bisa menjadi kondisi yang serius bila terjadi di sekitar plasenta (perdarahan subkorionik), perdarahan yang menjadi gejala-gejala keguguran yang biasanya disertai gejala sakit perut berat, perdarahan karena kehamilan di luar kandungan (kehamilan ektopik), atau kehamilan dengan pertumbuhan janin abnormal (kehamilan molar/hamil anggur). Kurang cairan ketuban dapat menyebabkan komplikasi persalinan, misalnya posisi bayi sungsang karena tidak memiliki cukup ruangan untuk mengubah posisi kepala ke bawah. Namun, langkah pemeriksaan kandungan secara rutin memungkinkan dokter untuk memberikan penanganan yang tepat begitu hal ini diketahui. Komplikasi selama masa nifas seperti pendarahan masa nifas yaitu kehilangan darah lebih dari 500 ml pada saat melahirkan lewat vagina, Atonia uteri seperti kelahiran ganda, polihidramnion, makrosomia janin, Cedera jalan lahir, Jaringan plasenta yang tertahan, Implantasi plasenta yang rendah, Inversio uteri. Dengan memeriksakan kondisi kehamilan kepada ahli medis secara rutin pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan seperti Polindes, Puskesmas, Rumah Bersalin, RSUD dapat menghindari terjadinya komplikasi kehamilan dengan mengenali gejalagejala kepada kondisi tersebut. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

48 Page 37 Dibawah ini merupakan chart cakupan penanganan komplikasi di Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun Cakupan Penanganan Komplikasi Kab.Kepl. Sangihe Pintareng Salurang PERKIRAAN NEONATAL KOMPLIKASI PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL Kendahe Marore Nusa Kalasuge Enemawira Tahuna Barat Tona Manente Manganitu Kuma Manalu Dagho Tamako Kahakitang Lapango 0 Sumber Pemegang Program KIA Dinas Kesehatan Kab.Kepl. Sangihe Tahun 2017 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

49 Page KESEHATAN ANAK Cakupan Pelayanan Kunjungan Neonatal (KN1) dan KN Lengkap Neonatal adalah jabang bayi baru lahir hingga berumur empat minggu. Pertumbuhan dan perkembangan normal masa neonatal adalah 28 hari. Kunjungan Neonatal adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali yaitu kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir, kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3-7 hari, kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 28 hari. Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/bidan/perawat, dapat dilaksanakan dipuskesmas atau melalui kunjungan rumah. Dengan memberikan pelayanan kesehatan neonatal dasar (ASI eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B1 apabila tidak diberikan pada saat lahir dan manajemen terpadu bayi muda). Pada tahun 2017, cakupan pelayanan KN1 untuk Kabupaten Kepulauan Sangihe sebesar sedangkan untuk KN lengkap jiwa. Berikut ini merupakan distribusi cakupan KN1 dan KN lengkap di Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2017 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

50 Page Kendahe Marore Nusa Kalasuge Enemawira Tahuna Barat Tona Manente Manganitu Kuma Pintareng Salurang Manalu Dagho Tamako Kahakitang 0 0 KN1 Lapango 0 KN1 KN Lengkap Sumber : Pemegang Program KIA Dinas Kesehatan Kab. Kepl. Sangihe tahun Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 1-12 bulan di sarana pelayanan kesehatan maupun rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya, melalui kunjungan petugas. (Umur 1-12 bulan yang dimaksud adalah 12 bulan kurang 1 hari). P e l a y a n a n k e s e h a t a n t e r s e b u t m e l i p u t i d e t e k s i d i n i k e l a i n a n t u m b u h k e m b a n g b a y i, stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi, manajemen terpadu balita, dan penyuluhan peralatan kesehatan bayi di rumah menggunakan buku KIA yang diberikan oleh dokter, bidan dan pera wat yang memiliki kopetensi klinis kesehatan bayi meliputi : konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan dan pemberian Vitamin A kapsul biru pada usia 611 bulan. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur1-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan dan 1 kali pada umur 9-12 bulan. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

51 Page 40 Berikut ini merupakan chart kunjungan bayi yang didapatkan dari tiap puskesmas yang ada di wilayah Kab.Kepl. Sangihe tahun 2017 : Cakupan Kunjungan Bayi Kab. Kepl. Sangihe Tahun Kunjungan Bayi Sumber : Pemegang Program Gizi Dinas Kesehatan Kab, Kepl. Sangihe Tahun 2017 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

52 Page IMUNISASI BAYI Salah satu target keberhasilan program imunisasi adalah tercapainya UCI yang merupakan cakupan imunisasi dasar lengkap bayi secara merata pada bayi di 100% desa/kelurahan. Imunisasi adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit dengan cara memberikan mikroorganisme bibit penyakit berbahaya yang telah dilemahkan (vaksin) ke dalam tubuh sehingga merangsang sistem kekebalan tubuh terhadap jenis antigen tersebut dimasa yang akan datang. Metode pemberian vaksin dalam imunisasi beragam, ada yang dengan cara disuntikkan, dimasukkan (ditetesi) ke dalam mulut, atau bahkan disemprotkan ke dalam mulut atau hidung. Sejumlah vaksin ada yang hanya diberikan sekali seumur hidup dan ada juga yang perlu diberikan secara berkala agar kekebalan tubuh terbentuk dengan sempurna. Bayi baru lahir memang telah memiliki antibodi dari ibunya yang diterima saat masih di dalam kandungan, namun kekebalan ini hanya dapat bertahan hingga beberapa minggu atau bulan saja. Setelah itu, bayi akan menjadi rentan terhadap berbagai jenis penyakit dan perlu mulai memproduksi antibodi sendiri. Dengan imunisasi, sistem kekebalan tubuh anak akan siap untuk menghadapi serangan penyakit tertentu di masa depan, seperti cacar, campak, polio, tetanus, dan gondongan, sesuai dengan jenis vaksin yang diberikan. Imunisasi juga bisa membantu mencegah epidemi penyakit menular serta menekan pengeluaran karena biaya pencegahan lebih murah daripada biaya pengobatan. UCI (Universal Child Immunization) adalah tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, WUS dan anak sekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis, 1 dosis campak. Ibu hamil dan WUS meliputi 2 dosis TT. Anak sekolah tingkat dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak, dam 2 dosis TT. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

53 Page 42 Suatu desa/kelurahan telah mencapai target UCI apabila >80% bayi didesa/kelurahan tersebut mendapat imunisasi lengkap. Untuk tahun 2017, cakupan desa kelurahan UCI Kabupaten Kepulauan Sangihe hanya sebesar 76% atau 127 Desa dari total 167 desa. Seperti tergambar pada chart distribusi cakupan desa/kelurahan UCI tahun 2017 di bawah ini : Cakupan Desa/Kelurahan UCI Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun ,0 33,3 62,5 28,6 76,9 75,0 75,0 100,0 93,8 85,7 83,3 88,9 87,5 50,0 72,2 88,9 50,0 Lapango Kahakitang Tamako Dagho Manalu Salurang Pintareng Kuma Manganitu Manente Tona Tahuna Barat Enemawira Kalasuge Nusa Marore Kendahe Sumber : Pemegang Program Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Kepl. Sangihe Tahun Imunisasi HB < 7 Hari (HB0) Vaksinasi hepatitis B menjadi salah satu jenis vaksin yang wajib diberikan kepada bayi yang baru lahir. Orang dewasa pun dapat menghindari diri dari infeksi berbahaya dengan vaksinasi tersebut. Pemberian vaksin hepatitis B dimaksudkan untuk menangkal infeksi organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Vaksinasi juga dimaksudkan untuk mencegah berbagai akibat yang dapat ditimbulkan infeksi hepatitis B, seperti kanker hati dan sirosis. Pemberian imunisasi bayi memperoleh empat dosis vaksinasi hepatitis B. Dosis pertama pada saat baru dilahirkan, dosis kedua pada usia 1-2 bulan, dosis ketiga pada usia 3 bulan, dan dosis keempat pada usia 4 bulan. Sebagian bayi menerima empat dosis jika menggunakan vaksinasi Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

54 Page 43 hepatitis kombinasi. Vaksinasi Hepatitis B sebaiknya diberikan sedini mungkin, sebelum bayi berusia 12 jam, untuk menghindari virus masuk ke dalam tubuh bayi lebih dulu dibanding vaksin. Cakupan pemberian Imunisasi HB0 di Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah sebesar 64,85 % masih dibawah target nasional yaitu > 95 %. Puskesmas dengan cakupan Imunisasi HB0 tertinggi adalah Puskesmas Tona sebesar 97,81 %, sedangkan yang terendah adalah Puskesmas Marore yang hanya 20,00 %. Cakupan Imunisasi HB0 250 Kab. Kepl. Sangihe Tahun Jumlah Lahir Hidup Imunisasi HB Sumber : Pemegang Program Imunisasi Dinas Kesehatan Kab, Kepl. Sangihe Tahun Imunisasi BCG Imunisasi BCG merupakan salah satu imunisasi yang wajib diberikan pada bayi. BCG merupakan kepanjangan dari Bacillus Calmette Guérin. Pemberian imunisasi BCG pada bayi di Indonesia umumnya dilakukan pada bayi yang baru lahir dan dianjurkan paling lambat diberikan sebelum bayi berusia 3 bulan. Fungsinya adalah untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC) atau yang sekarang dikenal dengan sebutan TB. Vaksin BCG adalah vaksin yang akan melindungi kita dari tuberkulosis atau lebih sering disingkat TB. TB merupakan penyakit berbahaya yang menyerang paru-paru. Dalam vaksin BCG terkandung bakteri TB yang telah dimodifikasi. Vaksin ini akan menstimulasi sisem kekebalan tubuh untuk melawan bakteri TB. Bayi yang baru lahir hingga berusia dua bulan merupakan usia paling efektif untuk menerima Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

55 Page 44 imunisasi BCG. Imunisasi BCG memang efektif untuk melindungi dan menurunkan risiko komplikasi TB berupa meningitis TB pada anak-anak, namun bukan berarti kita terlindungi sepenuhnya. Kita harus tetap berhati-hati dan waspada. Vaksin ini hanya perlu dijalani sebanyak satu kali melalui suntikan oleh dokter atau petugas medis. Cakupan Imunisasi BCG untuk Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah sebesar 88,66 %, dengan persentase tertinggi sebesar 107,10 % terdapat pada Puskesmas Tona dan sangat terendah pada Puskesmas Marore sebesar 15,0 %. 250 Cakupan Imunisasi BCG Kab. Kepl. Sangihe Tahun Imunisasi BCG Jumlah Lahir Hidup Sumber : Pemegang Program Imunisasi Dinas Kesehatan Kab, Kepl. Sangihe Tahun Imunisasi DPT-HB-Hib1 Imunisasi DPT-HH-Hib atau pentavalen merupakan vaksin gabungan dari vaksin gabungan dari vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus), vaksin HB (Hepatitis B) dan vaksin hib (Haemophilus Infuensa tipe B) adalah imunisasi untuk pencegahan terhadap 6 penyakit sekaligus yaitu difteri, pertussis (batuk rejan), tetanus, hepatitis b, Haemophilus influensa tipe b (pneumonia) dan radang otak (meningitis) yang diberikan pada bayi berusia 2 bulan, 3 bulan,4 bulan dan 18 bulan, sebanyak 4 kali suntikan. Cakupan Imunisasi DPT-HB-Hbib pada Kabupaten Kepulauan Sangihe Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

56 Page 45 adalah sebesar 82,31 %, dengan persentase terendah yaitu 107,10 % terdapat pada Puskesmas Lapango dan sangat tertinggi pada Puskesmas Tona sebesar 119,78 %. Cakupan Imunisasi DPT-HB-Hib Kab. Kepl. Sangihe Tahun Imunisasi DPT-HBHib Jumlah Lahir Hidup Sumber : Pemegang Program Imunisasi Dinas Kesehatan Kab, Kepl. Sangihe Tahun Imunisasi Polio Pemberian imunisasi polio bertujuan untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap virus polio. Vaksin polio berisi virus polio yang sudah dilemahkan. Keberadaan virus polio yang lemah tersebut, tidak dapat menginfeksi tubuh, namun akan merangsang tubuh membentuk antibodi sebagai respons imun untuk melawannya. Ketika antibodi sudah terbentuk, maka apabila virus polio datang menyerang di kemudian hari, maka akan langsung dibunuh dan tidak sampai menimbulkan penyakit polio. Terdapat dua macam vaksin polio, yaitu vaksin virus polio oral (OPV = Oral Polio Vaccine) dan Incativated Polio Vaccine (IPV). Di Indonesia yang sering digunakan adalah OPV. Vaksin polio oral mengandung virus yang sudah dilemahkan. Vaksin polio oral diberikan dengan cara diteteskan ke mulut sedangkan vaksin IPV diberikan dengan cara disuntikkan. Sesuai dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Vaksin polio oral (OPV) diberikan Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

57 Page 46 saat lahir, usia 2, 4, 6, 18 bulan (atau usia 2, 3, 4 bulan sesuai program pemerintah), sedangkan untuk vaksin polio suntik (IPV) diberikan pada usia 2, 4, 6-18 bulan dan 6-8 tahun. Apabila imunisasi polio terlambat diberikan, jangan mengulang pemberiannya dari awal, tetapi lanjutkan dan lengkapi sesuai jadwal, tidak peduli berapa pun interval keterlambatan dari pemberian sebelumnya. Efek samping dapat dikurangi dengan minum lebih banyak air, kompres dingin pada lokasi penyuntikan, memberikan parasetamol kepada anak Anda untuk mengurangi nyeri atau demam (perhatikan dosis yang dianjurkan menurut usia anak Anda). Cakupan Imunisasi Polio untuk Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah sebesar 82,31 %, dengan persentase tertinggi pada Puskesmas Tona sebesar 119,08 % dan sangat terendah pada Puskesmas Lapango yaitu 40,14 %. Cakupan Imunisasi Polio Kab. Kepl. Sangihe Tahun Jumlah Lahir Hidup Imunisasi Polio Sumber : Pemegang Program Imunisasi Dinas Kesehatan Kab, Kepl. Sangihe Tahun 2017 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun

58 Page Imunisasi Campak Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini menyebar melalui udara saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Siapapun dapat terkena campak, jika belum divaksinasi atau mendapatkan vaksin campak. Namun, penyakit ini lebih sering terjadi pada anak kecil. Penyakit campak dapat dicegah dengan vaksin campak atau vaksin MMR. Vaksin MMR melindungi dari tiga penyakit, yakni campak, gondongan, dan juga rubella. Vaksin MR ini memberikan perlindungan terhadap penyakit yang sama yaitu campak dan rubella. Bagi Anak usia 12 bulan yang belum mendapat vaksin campak sesuai jadwal, dapat diberikan vaksin MR. Vaksin campak diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada usia 9 bulan dan 24 bulan. Namun, vaksin campak kedua pada usia 24 bulan tidak perlu lagi diberikan ketika anak sudah mendapatkan vaksin MMR pada usia 15 bulan. Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit campak berat yang dapat menyebabkan pneumonia (radang paru), diare, dan bahkan bisa menyerang otak. Cakupan pemberian imunisasi campak pada Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah 80,32 %. Dengan persentase tertinggi terdapat pada Puskesmas Enemawira sebesar 108,54 % dan terendah pada Puskesmas Kahakitang sebesar 36,92 % Cakupan Imunisasi Campak 400 Kab. Kepl. Sangihe Tahun Jumlah Lahir Hidup Imunisasi Campak Sumber : Pemegang Program Imunisasi Dinas Kesehatan Kab, Kepl. Sangihe Tahun 2017 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun

59 Page 48 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN Dalam mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan maka di perlukan Sumber daya kesehatan. Sumber daya kesehatan merupakan tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan, Pendidikan / pelatihan, serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.. Di dalamnya terdapat sumber daya sarana/fasilitas kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya seperti media komunikasi SARANA / FASILITAS KESEHATAN Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, prefentif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( Puskesmas ) Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan pada upaya promotif dan prefentif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tinginya. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanyadalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

60 Page 49 Di Kabupaten Kepulauan Sangihe terdapat 17 Puskesmas, yang terdiri dari 6 puskesmas Non Perawatan dan 11 puskesmas Perawatan. Untuk wilayah Kecamatan Tamako dan Tabukan Utara terdapat 2 Puskesmas dalam 1 kecamatan yaitu di kecamatan Tamako terdapat puskesmas Siloam Tamako dan puskesmas dagho, sedangkan di kecamatan Tabukan Utara yaitu puskesmas Enemawira dan puskesmas Kalasuge. Dibawah ini merupakan daftar puskesmas berdasarkan tipe puskesmas yang tersebar di Kabupaten Kepulauan Sangihe : PUSKESMAS LAPANGO KAHAKITANG SILOAM TAMAKO DAGHO MANALU SALURANG PINTARENG KUMA MANGANITU TONA TAHUNA BARAT ENEMAWIRA KALASUGE MARORE NUSA KENDAHE MANENTE Perawatan Non Perawatan Sumber: Bidang Kesehatan Masyarakat Kab. Kepl. Sangihe Tahun PUSKESMAS PEMBANTU ( Pustu ) Puskesmas Pembantu (Pustu) merupakan jaringan pelayanan Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas Pembantu merupakan bagian integral Puskesmas, yang harus dibina secara berkala oleh Puskesmas. Tujuan Puskesmas Pembantu adalah untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas Pembantu didirikan dengan perbandingan 1 (satu) Puskesmas Pembantu untuk melayani 2 (dua) sampai 3 (tiga) Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

61 Page 50 desa/kelurahan. Penanggungjawab Puskesmas Pembantu adalah seorang perawat atau Bidan, yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan atas usulan Kepala Puskesmas. Tenaga minimal di Puskesmas Pembantu terdiri dari 1 (satu) orang perawat dan 1 (satu) orang bidan. Pendirian Puskesmas Pembantu harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan kesehatan dan ketenagaan. Bangunan, prasarana dan peralatan kesehatan di Puskesmas Pembantu harus dilakukan pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala agar tetap laik fungsi. Di Kabupaten Kepulauan Sangihe terdapat 79 Puskesmas Pembantu (Pustu) POS PELAYANAN TERPADU ( Posyandu ) Pos pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah sarana pelayanan kesehatan yang bersumber swadaya masyarakat. Untuk melayani kebutuhan pelayanan kesehatan sampai ke pelosok pedesaan, maka dibangun fasilitas atau sarana kesehatan lainnya yaitu yang bersumber daya masyarakat (UKBM) seperti halnya posyandu. Tercatat setidaknya ada 197 posyandu yang tersebar di 167 desa/kelurahan sebagai fasilitas kesehatan untuk melayani masyarakat luas ditambah dengan 4 pos malaria desa (Posmaldes). Namun yang menjadi kendala adalah sumber daya manusia kesehatan seperti halnya tenaga bidan, apoteker, dokter spesialis, dokter gigi yang rasionya tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang akan dilayani di 15 kecamatan DESA SIAGA Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri, desa siaga adalah suatu konsep peran serta dan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa disertai dengan pengembangan kesiagaan dan kesiapan masyarakat untuk memelihara kesehatannya sendiri, di Kabupaten Kepulauan Sangihe terdapat 62 desa siaga dari total 167 desa Desa/kelurahan. Suatu desa dikatakan menjadi desa siaga apabila: memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Memiliki tenaga satu orang tenaga bidan yang menetap di desa tersebut dan sekurang kurangnya dua kader Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

62 Page 51 desa 2. Memiliiki minimal satu bangunan pos pengobatan desa (poskesdas) beserta peralatan dan perlengkapannya. Poskesdes tersebut dikembangkan oleh masyarakat yakni UKBM yang melaksanakan kegiatan: pengamatan epidemiologi penyakit menular dan yang berpotensi menjadi KLB serta faktor-faktor resiko, penanggulangan penyakit menular yang potensial KLB serta kekurangan gizi, kesiapsiagaan pelayanan penanggulangan kesehatan dasar bencana sesuai dan dengan kegawatdaruratan potensinya, serta kesehatan, kegiatan pengembangan seperti promosi kesehatan kadarsi, PHBS, penyehatan lingkungan dan lain-lain. Adapun jumlah desa siaga di Kabupaten Kepulauan Sangihe yang memiliki poskesdes tahun 2017 sebanyak 22 Poskesdes RUMAH SAKIT Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Untuk Kabupaten Kepulauan Sangihe terdapat 2 rumah sakit yaitu RSUD Liun Kendage beralamat di Tahuna dan Rumah Sakit Pratama yang telah selesai di bangun pada akhir tahun 2017 yang terletak di kampung Naha Kecamatan Tabukan Utara, RS Pratama belum ada kegiatan kesehatan sampai dengan akhir tahun Untuk RSUD Liun Kendage Tahuna menjadi satu-satunya rumah sakit rujukan yang ada ditingkat Kabupaten dengan keadaan sarana dan tenaga kesehatan yang masih terbatas. Ada beberapa dokter spesialis yang statusnya dokter kontrak daerah, demikian juga dengan tenaga analis yang sangat langka. Dengan adanya keterbatasan pelayanan serta obat-obatan di RSUD Liun Kendage yang kurang maksimal dari pihak rumah sakit, sehingga mengharuskan pasien yang berobat lanjut di luar daerah dengan tujuan mendapatkan perawatan yang lebih intensif dengan fasilitas yang lebih memadai SARANA KESEHATAN LAINNYA Untuk sarana kesehatan lainnya yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe pada tahun 2017 antara lain seperti balai pengobatan/klinik dengan jumlah 10 buah, Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

63 Page 52 praktek dokter bersama 2 buah, praktek dokter perseorangan 35 buah, Apotek ada 11 buah. Di bawah ini merupakan sarana pelayanan kesehatan berdasarkan kepimilikan yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe : SARANA PELAYANAN KESEHATAN BERDASARKAN KEPEMILIKKAN DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE NO FASILITAS KESEHATAN KEMENKES RUMAH SAKIT UMUM 1 KEPEMILIKAN PENGELOLAH PEM.KAB /KOTA TNI / BUMN SWASTA POLRI RUMAH SAKIT JIWA RUMAH SAKIT BERSALIN RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA PUSKESMAS PERAWATAN PEUSKESMAS NON PERAWATAN PEUKESMAS KELILING PUSKESMAS PEMBANTU RUMAH BERSALIN 2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK PRAKTIK DOKTER BERSAMA PRAKTIK DOKTER PERSEORANGAN UNIT TRANSFUSI DARAH PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL POSKESDES POSYANDU APOTEK TOKO OBAT GFK INDUSTRI OBAT TRADISIONAL INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Kepl. Sangihe 2017 JUMLAH TENAGA KESEHATAN Tenaga kesehatan yaitu semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional di bidang kesehatan, berpendidikan formal kesehatan atau tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan. Tujuan khusus Sumber Daya Kesehatan yaitu untuk menghasilkan sumber daya manusia kesehatan yang memiliki Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

64 Page 53 kompetensi dengan mengembangkan dan memutakhirkan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang promosi kesehatan dengan cara menguasai dan memahami pendekatan, metode dan kaidah ilmiahnya disertai dengan keterampilan penerapannya di dalam pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia kesehatan. Dalam lampiran profil kesehatan terdapat baberapa jenis tenaga kesehatan yakni: tenaga medis, yang terdiri dari tenaga dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter spesialis gigi; tenaga perawat dan bidan, tenaga farmasi, kesehatan masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya. Pada tahun 2017 tenaga kesehatan yang berada di puskesmas antara lain 13 dokter umum, 2 dokter gigi, 72 bidan ASN dan 1 bidan PTT, 264 perawat, 14 perawat gigi, 1 apoteker, 7 kesehatan masyarakat, 20 kesehatan lingkungan, sedangkan di Rumah Sakit Umum Daerah Liun Kendage terdapat 13 dokter Umum, 13 dokter spesialis, 1 dokter gigi, 1 dokter gigi spesialis, 20 bidan, 111 perawat, 3 perawat gigi, 4 apoteker serta 5 tenaga teknis kefarmasian. Untuk rasio dokter umum sebesar 36,40 per penduduk. Berikut ini merupakan chart jumlah tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga gizi, tenaga sanitasi, kesmas dan teknis di Kab. Kepl.Sangihe. Jumlah Tenaga Medis Di Sarana Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun dr. Spesialis 10 8 dr. Umum 6 dr. Gigi Marore Kendahe RSUD LK Tahuna Dinkes Kab. Sangihe 2 Nusa 2 Kalasuge dr. Spesialis Gigi Enemawira 1 Tahuna Barat Pintareng 0 3 Tahuna Timur 1 Manganitu 1 Kuma 1 Salurang Dagho 0 Kahakitang Lapango 0 1 Tamako 2 3 Manalu 3 Manente 4 2 Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Kepl. Sangihe 2017 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

65 Page PEMBIAYAAN KESEHATAN Pembiayaan atau anggaran kesehatan adalah dana penyelenggaraan yang disediakan untuk upaya kesehatan yang dialokasikan melalui APBD baik provinsi maupun kabupaten/kota. Adapun total anggaran APBD Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2017 sesuai data yang diperoleh dari Sub bagian Program, Keuangan dan Pelaporan Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017 adalah: atau ,39 per kapita. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

66 Page 55 BAB VI KESIMPULAN Dambaan mewujudkan masyarakat derajat indonesia kesehatan di bidang masyarakat yang kesehatan yaitu dengan setinggi-tingginya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Kenyataan yang terjadi sampai saat ini derajat kesehatan masyarakat masih rendah khususnya pada masyarakat miskin. Hal ini jelas terlihat dari setiap program pembangunan kesehatan yang ada di masyarakat. Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan mengacu pada visi Kementerian Kesehatan yakni Indonesia sehat yang mandiri dan berkeadilan, kemudian menetapkan visi Dinas Kesehatan Terwujudnya Sumber Daya Manusia dan Masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe Yang Sehat, Berkualitas, Mandiri, Sejahtera, dan Berdaya Saing Global. Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan upaya mengatasi masalah kesehatan yang dilakukan oleh sektor kesehatan, non kesehatan, swasta dan peran serta masyarakat maka perlu dicatat dan dikelola dengan baik dalam suatu Sistem Informasi Kesehatan pembangunan sehingga kendala/masalah kesehatan dapat di tangani dan layani dengan baik, karena kendala geografis sebagai Daerah Terpencil Perbatasan Kepulauan, tantangan-tantangan mengenai alokasi dana/pembiayaan anggaran kesehatan masih belum sesuai yang diharapkan, SDM kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masih belum sepenuhnya memadai maka kedepannya diharapkan perhatian dari Pemerintah Daerah, Provinsi dan Pusat sehingga tanggung jawab pelayanan kesehatan bukan hanya tanggung jawab pelaksana teknis yakni Dinas Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit dan lainya tetapi menjadi satu kesatuan bersama dengan pemerintah. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2017

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN 3.1. TUJUAN UMUM Meningkatkan pemerataan, aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat terutama kepada masyarakat miskin dengan mendayagunakan seluruh

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M MORTALITAS Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M 1 Mortalitas Salah satu dari tiga komponen demografi selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta KATA PENGANTAR Profil Kesehatan merupakan data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi Kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

JUMLAH DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN PER KAB/KOTA DI PROV. SULUT TAHUN JMH DESA/KELURAHAN JMH KECAMATAN

JUMLAH DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN PER KAB/KOTA DI PROV. SULUT TAHUN JMH DESA/KELURAHAN JMH KECAMATAN JUMLAH DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN PER KAB/KOTA DI PROV. SULUT TAHUN 2016 270 202 167 153 177 131 144 109 93 81 80 87 69 44 33 15 25 15 19 17 10 6 10 12 6 5 12 8 5 4 JMH DESA/KELURAHAN JMH KECAMATAN JUMLAH

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret Filosofi Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat UKM_Maret 2006 1 MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS Tujuan Pembangunan Millenium (MDG) yg meliputi : 1 Menghapuskan kemiskinan & kelaparan.

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 dapat diterbitkan.

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat. Visi ini dicapai dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, oleh karena itu

Lebih terperinci

Manggal Karya Bakti Husuda

Manggal Karya Bakti Husuda LAPORAN INDIKATOR INDONESIA SEHAT 2010 DAN PENETAPAN INDIKATOR KABUPATEN SEHAT SEBAGAI TARGET KABUPATEN POLEWALI MANDAR SEHAT (Keputusan Menkes RI No. 1202 /Menkes/SK/VIII/2003) Disajikan Dalam Rangka

Lebih terperinci

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Millennium Development Goals (MDGs) Komitmen Negara terhadap rakyat Indonesia dan global Komitmen Indonesia kepada masyarakat Suatu kesepakatan dan kemitraan global

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta ala, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga buku "Profil Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh lingkungan sehat,

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain dari 7

Lebih terperinci

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat di Mandar 2007-2009 Indikator 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 Tujuan Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Menurunkan Proporsi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu terciptanya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS KESEHATAN Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 KESEHATAN Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Sarana Kesehatan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi NTB

Profil Kesehatan Provinsi NTB Profil Kesehatan Provinsi NTB January 1 2013 [Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi informatif

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK Assalammu alaikum Wr.Wb Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkat dan karunianya maka buku Profil Dinas Kesehatan Kota Depok

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012 PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman tingkat persaingan di bidang kesehatan semakin meningkat demikian

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS PROVINSI BANTEN 2012-2017 DATA CAPAIAN Persentase Balita Ditimbang Berat 1 2 1 PROGRAM BINA GIZI DAN Badannya

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci