Kata Pengantar. Road Map Reformasi Birokrasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Pengantar. Road Map Reformasi Birokrasi"

Transkripsi

1 Kata Pengantar P ada tahun 2011, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dahulu Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) telah berhasil menyusun dokumen usulan dan peta jalan (roadmap) reformasi birokrasi Kementerian Pendidikan Nasional Peta jalan tersebut mencakup delapan program area perubahan, sebagaimana yang diamanatkan oleh Peraturan Presiden nomor 81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 20 tahun 2010 tentang Dengan telah diterbitkannya Peraturan Presiden nomor 92 tahun 2011 tentang kedudukan, tugas dan fungsi kementerian negara yang baru, dimana fungsi kebudayaan digabungkan kembali dengan fungsi pendidikan, maka dampaknya peta jalan reformasi birokrasi Kemdiknas harus mengalami penyesuaian/ perubahan pula. Sehubungan dengan itu, dalam dokumen usulan dan peta jalan reformasi birokrasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini sudah ditambahkan delapan rencana aksi reformasi di bidang layanan kebudayaan. Di samping itu, agar reformasi birokrasi Kemdikbud dapat lebih komprehensif, maka layanan di bidang kebahasaan yang juga merupakan tugas Kemdikbud, telah pula ditambahkan dalam dokumen ini. Dengan telah ditambahkannya layanan kebudayaan dan kebahasaan tersebut, maka dari 11 program area perubahan yang menjadi fokus reformasi birokrasi di lingkungan Kemdikbud, kini berkembang menjadi 13 program, yaitu, 1) manajemen perubahan; 2) penataan peraturan perundang-undangan; 3) penataan dan penguatan organisasi; 4) penataan tata laksana; 5) penataan sistem manajemen SDM aparatur; 6) penguatan pengawasan; 7) penguatan akuntabilitas kinerja; 8) peningkatan layanan satuan pendidikan; 9) peningkatan layanan peserta didik; 10) peningkatan layanan pendidik dan tenaga kependidikan; 11) peningkatan layanan subtansi pendidikan; 12) peningkatan layanan kebudayaan; dan 13) peningkatan layanan kebahasaan. Agar seluruh program area perubahan dan layanan tersebut dapat lebih efektif dan efisien, maka tiga pendekatan utama yang menjadi dasar arah kebijakan reformasi birokrasi di lingkungan Kemdikbud, yaitu berbagi sumber daya (resource sharing), integrasi proses, dan pemanfaatan TIK akan terus disosialisasikan dan diimplementasikan pada seluruh unit kerja di lingkungan Kemdikbud. i

2 Implikasi bergabungnya kembali fungsi kebudayaan ke dalam fungsi pendidikan, organisasi Kemdikbud menjadi semakin besar, dengan anggaran lebih dari Rp. 66 trilyun, 122 ribu pegawai, 269 satuan kerja, dengan total aset lebih dari 115 trilyun rupiah. Sumber daya yang sangat besar tersebut apabila tidak dikelola dengan baik akan menjadi beban bagi organisasi. Oleh sebab itu, dituntut komitmen yang tinggi dari seluruh pimpinan dan pegawai Kemdikbud untuk selalu meningkatkan kinerja dan mensukseskan Reformasi Birokrasi. Selamat bekerja Sekretaris Jenderal selaku Ketua Tim RBI Kemdikbud, Ainun Na im ii

3 Daftar Isi Kata Pengantar.... i Daftar Isi.... iii Daftar Gambar.... viii Daftar Tabel.... ix Daftar Lampiran... xii I. Ringkasan Eksekutif II. Pendahuluan Kondisi Kemdikbud Permasalahan Upaya Mengatasi Pemasalahan III Konsolidasi Rencana Aksi Program Dan Kegiatan Reformasi Birokrasi A. Manajemen Perubahan a. Capaian b. Rencana c. Kriteria Keberhasilan d. Agenda Prioritas e. Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja f. Penanggung Jawab g. Rencana Anggaran B. Penataan Peraturan Perundang-Undangan a. Capaian b. Rencana c. Kriteria Keberhasilan d. Agenda Prioritas e. Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja f. Penanggung Jawab g. Rencana Anggaran C. Penataan Penguatan Organisasi a. Capaian b. Rencana c. Kriteria Keberhasilan d. Agenda Prioritas e. Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja iii

4 f. Penanggung Jawab g. Rencana Anggaran D. Penataan Tata Laksana a. Capaian b. Rencana c. Kriteria Keberhasilan d. Agenda Prioritas e. Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja f. Penanggung Jawab g. Rencana Anggaran E. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur a. Capaian b. Rencana c. Kriteria Keberhasilan d. Agenda Prioritas e. Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja f. Penanggung Jawab g. Rencana Anggaran F. Penguatan Pengawasan a. Capaian b. Rencana c. Kriteria Keberhasilan d. Agenda Prioritas e. Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja f. Penanggung Jawab g. Rencana Anggaran G. Penguatan Akuntabilitas Kinerja a. Capaian b. Rencana c. Kriteria Keberhasilan d. Agenda Prioritas e. Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja f. Penanggung Jawab g. Rencana Anggaran H. Peningkatan Kualitas Layanan Publik Peningkatan Layanan Peserta Didik ) Capaian ) Rencana ) Kriteria Keberhasilan ) Agenda Prioritas ) Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja ) Penanggung Jawab ) Rencana Anggaran iv

5 2. Peningkatan Layanan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ) Capaian ) Rencana ) Kriteria Keberhasilan ) Agenda Prioritas ) Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja ) Penanggung Jawab ) Rencana Anggaran Peningkatan Layanan Satuan Pendidikan ) Capaian ) Rencana ) Kriteria Keberhasilan ) Agenda Prioritas ) Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja ) Penanggung Jawab ) Rencana Anggaran Peningkatan Layanan Substansi Pendidikan ) Capaian ) Rencana ) Kriteria Keberhasilan ) Agenda Prioritas ) Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja ) Penanggung Jawab ) Rencana Anggaran Peningkatan Layanan Kebudayaan ) Capaian ) Rencana ) Kriteria Keberhasilan ) Agenda Prioritas ) Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja ) Penanggung Jawab ) Rencana Anggaran Peningkatan Layanan Kebahasaan ) Capaian ) Rencana ) Kriteria Keberhasilan ) Agenda Prioritas ) Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja ) Penanggung Jawab ) Rencana Anggaran I. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan a. Capaian b. Rencana v

6 c. Kriteria Keberhasilan d. Agenda Prioritas e. Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja f. Penanggung Jawab g. Rencana Anggaran J. Quick Wins Rehabilitasi Ruang Kelas Dalam Mendukung Wajib Balajar 9 Tahun ) Capaian ) Rencana ) Kriteria Keberhasilan ) Agenda Prioritas ) Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja ) Penanggung Jawab ) Rencana Anggaran Layanan Penyetaraan Ijazah Berbasis TIK ) Capaian ) Rencana ) Kriteria Keberhasilan ) Agenda Prioritas ) Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja ) Penanggung Jawab ) Rencana Anggaran Pengembangan Sistem Pengelolaan Materi, Metode dan Manajemen Lembaga Persekolahan dan PT Berbasis TIK (Rumah Belajar) ) Capaian ) Rencana ) Kriteria Keberhasilan ) Agenda Prioritas ) Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja ) Penanggung Jawab ) Rencana Anggaran Sistem Pengelolaan Sertifikasi Guru ) Capaian ) Rencana ) Kriteria Keberhasilan ) Agenda Prioritas ) Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja ) Penanggung Jawab ) Rencana Anggaran vi

7 5. Sistem Pengelolaan Bantuan Siswa dan Mahasiswa Miskin (tepat waktu, tepat sasaran dan tepat penggunaan ) Capaian ) Rencana ) Kriteria Keberhasilan ) Agenda Prioritas ) Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja ) Penanggung Jawab ) Rencana Anggaran Peningkatan Sistem Pengelolaan Ujian Nasional ) Capaian ) Rencana ) Kriteria Keberhasilan ) Agenda Prioritas ) Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja ) Penanggung Jawab ) Rencana Anggaran K. Quality Assurance a. Capaian b. Rencana c. Kriteria Keberhasilan d. Agenda Prioritas e. Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja f. Penanggung Jawab g. Rencana Anggaran L. Efisiensi/Optimalisasi Anggaran vii

8 Daftar Gambar Gambar 1. Penanggungjawab Program Manajemen Perubahan Pemetaan Kegiatan RB Internal Kemdikbud Bidang Tata Laksana Contoh e-layanan Penyaluran Siswa Dari LN viii

9 Daftar Tabel Tabel 1. Dasar Hukum Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemdikbud RI Kriteria Keberhasilan Program Manajemen Perubahan Rencana Waktu Pelaksanaan Program Manajemen Perubahan Penanggung Jawab Program Manajemen Perubahan Rincian Anggaran Program Manajemen Perubahan Rincian Anggaran Program Peraturan Perundang-undangan Tahapan Kerja Program Penataan dan Penguatan Organisasi Manfaat Contact Center Manfaat Portal Layanan Prima Pendidikan Nasional Manfaat Pengembangan Sistem Manajemen Keuangan Tahapan Kerja Program Penataan Tata Laksana Rincian Anggaran Program Penataan Tata Laksana Waktu dan Tahapan Kerja Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur Rincian Anggaran Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur Visi dan Misi Kemdikbud dan Itjen Kemdikbud Paradigma Baru Pengawasan Pendidikan Program RBI Itjen Kemdikbud IKU Program Pnguatan Pengawasan Rencana Aksi Program Penguatan Pengawasan ix

10 20. Waktu dan Tahapan Kerja Penguatan Pengawasan Penanggung Jawab Penguatan Pengawasan Rincian Anggaran Program Penguatan Pengawasan Tahapan Kerja Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja Rincian Anggaran Program Akuntabilitas Kinerja Manfaat Ijin Belajar Siswa WNA, WNI Sekolah Kerja Sama Asing, dan Penyaluran WNI dari Luar Negeri Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja Peningkatan Layanan Peserta Didik Manfaat Pendataan DAPODIK Tahapan Kerja Peningkatan Layanan PTK Rincian Anggaran Peningkatan Layanan PTK Tahapan Kerja Peningkatan Layanan Satuan Pendidikan Rincian Anggaran Peningkatan Layanan Satuan Pendidikan Tahapan Kerja Peningkatan Layanan Substansi Pendidikan Rincian Anggaran Peningkatan Layanan Substansi Pendidikan Tahapan Kerja Peningkatan Layanan Kebudayaan Rincian Anggaran Peningkatan Layanan Kebudayaan Tahapan Kerja Peningkatan Layanan Kebahasaan Rincian Anggaran Peningkatan Layanan Kebahasaan Kegiatan dan Tahapan Kerja Monitoring Kegiatan dan Tahapan Kerja Evaluasi Semesteran dan Tahunan Kegiatan dan Tahapan Kerja Evaluasi Menyeluruh Rencana Monitoring, Evaluasi, dan Pengendalian Rincian Anggaran Monitoring, Evaluasi dan Pengendalian Program Percepatan (quick wins) Kementerian Pendidikan Nasional x

11 44. Kegiatan dan Tahapan Kerja Quick Wins Rehabilitasi Ruang Kelas Dalam Mendukung Wajib Bejalar 9 Tahun Kegiatan dan Tahapan Kerja Quick Wins Layanan Penyetaraan Ijazah Berbasis TIK Rincian Anggaran Quick Wins Layanan Peyetaraan Ijazah Berbasis TIK Tahapan Kerja Quick Wins Pengembangan Sistem Pengelolaan Materi, Metode dan Manajemen Lembaga Persekolahan dan PT Berbasis TIK (Rumah Belajar) Rincian Anggaran Quick Wins Pengembangan Sistem Pengelolaan Materi, Metode, dan Manajemen Lembaga Persekolahan dan PT Berbasis TIK (Rumah Belajar) Tahapan Kerja Quick Wins Sistem Pengelolaan Sertifikasi Guru Tahapan Kerja Quick Wins Sistem Pengelolaan Bantuan Siswa dan Mahasiswa Miskin (Tepat Waktu, Tepat Sasaran, dan Tepat Penggunaan) Rincian Anggaran Quick Wins Sistem Peningkatan Bantuan Siswa dan Mahasiswa Miskin (Tepat Waktu, Tepat Sasaran, dan Tepat Penggunaan) Tahapan Kerja Quick Wins Peningkatan Sistem Pengelolaan Ujian Nasional Rincian Anggaran Quick Wins Peningkatan Sistem Pengelolaan Ujian Nasional Rincian Anggaran Penjaminan Mutu Efisiensi Belanja Modal Efisiensi Belanja Barang Rincian Efisiensi Kemdikbud melalui e-procurement. 244 xi

12 Daftar Lampiran Program/Kegiatan, Output, Tahapan Kerja, Waktu Pelaksanaan, Kriteria Keberhasilan, Rencana Anggaran, dan Penanggungjawab 1. Manajemen Perubahaan Penataan Peraturan Perundang-undangan Penataan dan Penguatan Organisasi Penataan Tata Laksana Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur Penguatan Pengawasan Penguatan Akuntabilitas Kinerja Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Monitoring, Evaluasi, dan Pengendalian Quick Wins Quality Assurance xii

13 Ringkasan Eksekutif Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam RPJMN ialah menjamin ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan dan kepastian layanan pendidikan (5K). Untuk mencapai misi 5K tersebut, maka Kemdikbud melakukan reformasi birokrasi yang meliputi delapan area perubahan: (1) manajemen perubahan, (2) penataan peraturan perundang-undangan, (3) penataan dan penguatan organisasi, (4) penataan tatalaksana, (5) penataan sistem manajemen SDM aparatur, (6) penguatan pengawasan, (7) penguatan akuntabilitas kinerja, (8) peningkatan kualitas pelayanan publik (layanan satuan pendidikan, layanan peserta didik, layanan pendidik dan tenaga kependidikan, layanan substansi pendidikan, layanan kebudayaan, dan layanan kebahasaan), dan satu lagi sebagai tambahan adalah monitoring, evaluasi dan pelaporan. A. Manajemen Perubahan Manajemen perubahan merupakan salah satu program yang disusun untuk membantu Kemdikbud dalam memahami perubahan, merencanakan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan serta memudahkan pelaksanaan reformasi birokrasi. Empat dimensi dasar yang penting dan patut untuk diperhatikan dan dikelola dengan baik selama jalannya masa transisi atau perubahan, yaitu: (1) Navigasi, merupakan dimensi yang terkait dengan perencanaan dan pengelolaan perubahan atau transisi dari keadaan organisasi sekarang menuju kondisi organisasi yang diinginkan; (2) Kepemimpinan, merupakan dimensi untuk membangun dan mengkomunikasikan visi perubahan di dalam kondisi yang diinginkan dan mengarahkan organisasi ke arah yang dituju; (3) Kepemilikan adalah dimensi yang berupaya menciptakan kebutuhan untuk berubah melalui reformasi birokrasi; (4) Penggerak, ialah dimensi yang terkait dengan penyediaan kompetensi atau keahlian, struktur dan lingkungan pendukung serta sumber daya lain untuk mendukung perubahan dan memastikan manfaat yang diharapkan dapat terealisasi. Memperhatikan empat dimensi tersebut di atas, program manajemen perubahan ini memuat enam kegiatan utama dalam pengelolaan perubahan, yaitu sebagai berikut. (1) Pembentukan Tim Manajemen Perubahan, yang terbagi ke dalam dua jenis, yaitu tim di tingkat kementerian dan tim di tingkat satuan kerja yang selanjutnya akan berperan sebagai agen perubahan; 1

14 (2) Perumusan budaya yang dibutuhkan dan kesenjangannya untuk mendapatkan model budaya yang dibutuhkan (3) Penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi; (4) Sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi; (5) Penerapan budaya kerja sesuai dengan tata nilai Kemdikbud; (6) Penguatan hasil perubahan. Guna mencapai program dalam manajemen perubahan tersebut diperlukan anggaran sebesar Rp ,- dengan rencana penghematan diharapkan dari kegiatan sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi. B. Penataan Peraturan Perundang-undangan Saat ini masih banyak peraturan perundang-undangan bidang pendidikan yang masih belum selaras dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan masih terjadi tumpang tindih antar peraturan perundang-undangan bidang pendidikan yang setingkat. Oleh karena itu, Biro hukum dan Organisasi melakukan penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan tahapan kerja, antara lain melakukan identifikasi, menyusun peta peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis atau tidak selaras, menyusun peta peraturan perundang-undangan yang mungkin dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan, menyusun peta peraturan perundang-undangan yang perlu direview kembali, menyusun rancangan regulasi dan deregulasi peraturan perundang-undangan, melakukan harmonisasi dan penyelarasan rancangan peraturan perundang-undangan, melakukan regulasi dan deregulasi peraturan perundang-undangan, melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan, melakukan implementasi peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan, serta melakukan monitoring dan evaluasi peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. Program/kegiatan tersebut dilaksanakan dalam waktu empat tahun dan membutuhkan anggaran sebesar Rp ,- (lima milyar tujuh ratus juta rupiah) per tahun dengan hasil ditetapkannya peraturan perundang-undangan bidang pendidikan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, harmonis, dan dapat dilaksanakan oleh para pemangku kepentingan. C. Penataan dan Penguatan Organisasi Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2012 tentang Wakil Menteri, yang menetapkan pengintegrasian fungsi kebudayaan ke dalam Kementerian Pendidikan Nasional sehingga 2

15 nomenklatur kementerian berubah menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Menindaklanjuti pengintegrasian kebudayaan tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penataan organisasi yang telah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebelumnya, pada saat masih Kementerian Pendidikan Nasional yang didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 dan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 dikarenakan masih ditemuinya berbagai kendala dan permasalahan, antara lain, masih terdapatnya tumpang tindih tugas dan fungsi antar unit kerja, serta masih belum tegasnya pembagian kewenangan antar unit kerja. Hal ini menyebabkan terjadinya tumpang tindih program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja tersebut yang menyebabkan terjadinya pemborosan dan efisiensi. Selain itu, beban kerja antar unit organisasi masih belum seimbang, sehingga masih terdapat unit kerja yang memiliki volume pekerjaan cukup besar sementara masih ada pula unit kerja yang beban tugasnya kurang memadai sebagai suatu unit organisasi. Sejalan dengan ditetapkannya reformasi di bidang pendidikan yang diarahkan pada peningkatan layanan, efisiensi, dan pemanfaatan TIK, melalui redefinisi visi dan misi serta Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan, telah dilakukan kajian dan analisis terhadap kondisi kelembagaan unit organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kajian tersebut diharapkan dapat mengidentifikasi semua kegiatan, program, tugas, dan tanggung jawab yang harus diemban oleh Kementerian. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut kemudian akan dilakukan perhitungan perkiraan beban kerja serta penataan terhadap tugas, fungsi, dan susunan organisasi yang proporsional, tepat ukuran, dan efisien. Penataan organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meliputi penataan unit organisiasi kementerian, yang terdiri atas unit utama dan pusat-pusat serta penataan organisasi unit pelaksana teknis (UPT). UPT Kementerian terbagi atas dua bidang, yaitu pendidikan dan kebudayaan. UPT bidang pendidikan meliputi Pusat Pemberdayaan dan Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, Pusat Pengembangan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal, Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal, Balai/Kantor Bahasa, Balai Pengembangan Media Radio/Televisi/Multimedia Pendidikan, dan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Adapun UPT bidang Kebudayaan meliputi Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala, Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Balai Arkeologi, Museum Nasional, Museum Sumpah Pemuda, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Museum Kebangkitan Nasional, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Museum Basoeki Abdullah, Galeri Nasional, dan Sekretariat Lembaga Sensor Film. Untuk dapat melihat efektivitas unit organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, setiap tahun dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi serta organisasi setiap unit kerja sehingga dapat diketahui keterlaksanaan atau ketidakterlaksanaan tugas dan fungsi setiap unit kerja serta permasalahannya sebagai bahan dalam penyempurnaan organisasi selanjutnya. 3

16 D. Penataan Tatalaksana Reformasi bidang tata laksana diharapkan dapat mendukung terciptanya layanan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang cepat, transparan, dan akutabel. Hal ini tentu memerlukan dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang andal dan aman. Untuk itu bidang tata laksana mengusulkan program perencanaan RBI 2011 s.d.2014 meliputi: (1) Rekayasa Proses, Simplifikasi, dan Integrasi Prosedur dan pemanfaatan TIK, (2) Pembangunan e-government yang meliputi, (a) (b) (c) perbaikan portal layanan prima, pengembangan BMN, manajemen dokumen, d) pengembangan sistem pengelolaan data pendidikan; (e) (f) sistem akuntansi dan keuangan, dan implementasi sistem perencanaan dan penganggaran. Kegiatan-kegiatan tersebut saling terkait dan akan melibatkan seluruh unit Kegiatankegiatan tersebut akan saling terkait dan akan melibatkan seluruh unit utama Kemdikbud mulai dari proses perencanaan, pengembangan, sosialisasi,implementasi, pengukuran dan evaluasi. Kondisi saat ini yang sudah dicapai untuk reformasi bidang tatalaksana antara lain adalah (1) reformasi contact center 177 dan portal layanan prima pendidikan dan kebudayaan, (2) penyusunan sistem pendokumentasian dan layanan informasi peraturan perundangundangan bidang pendidikan, (3) penyusunan sistem layanan bantuan hukum, (4) reformasi sistem perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja, (5) CPNS On-line, (6) pengembangan sistem informasi managemen keuangan Kemdikbud berbasis web, dan (7) reformasi pengembangan sistem pengelolaan kepegawaian berbasis kinerja. Kriteria keberhasilan reformasi bidang tata laksana, antara lain seluruh data dan informasi kependidikan dan layanan kepada masyarakat dapat disajikan dalam sebuah portal layanan prima sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Selain itu, seluruh unit utama di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diharapkan dapat melakukan penerapan e-government secara benar dan terintegrasi antara lain untuk pencatatan BMN, manajemen dokumen, sistem akuntansi keuangan, perencanaan, dan penganggaran. Anggaran yang diperlukan untuk seluruh kegiatan ini selama 2011 s.d adalah sebesar Rp ,- (seratus delapan milyar lima ratus juta rupiah), antara lain digunakan untuk kegiatan pengkajian, pengadaan infrastrukutur, pengembangan sistem dan aplikasi, sosialisasi, implementasi, pengukuran dan evaluasi. Anggaran tersebut akan diusulkan pada anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui satuan kerja terkait sesuai dengan tanggung jawab dan tugas masing-masing. E. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur Program penataan sistem manajemen SDM aparatur bertujuan meningkatkan 4

17 profesionalisme SDM aparatur di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peningkatan profesionalisme SDM aparatur, mencakup aspek perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi dan penempatan pegawai, penilaian kinerja pegawai, penggajian/ remunerasi, pelatihan dan pengembangan, perencanaan karir, penyusunan kompetensi serta sistem prosedur administrasi kepegawaian. Terkait dengan reformasi birokrasi maka penguatan SDM tentunya harus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai faktor penunjang terlaksananya reformasi birokrasi secara efektif dan efisien. Berbagai perangkat peraturan yang telah ada menjadi pedoman bagi terselenggaranya pengelolaan SDM yang berkualitas antara lain: (1) UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 43 Tahun 1999; (2) PP Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi PNS sebagaimana telah diubah dengan PP nomor 54 tahun 2003; dan (3) PP Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 13 Tahun Secara umum sistem pengelolaan SDM dapat dikelompokkan menjadi tiga hal utama, yaitu perencanaan dan pengadaan, pengembangan, serta pemberhentian pegawai. Berikut ialah hal-hal yang telah dilakukan. (1) Dibangunnya sistem pengelolaan SDM berbasis kinerja diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan SDM di lingkungan Kemdikbud. (2) Diaplikasikannya sistem informasi kepegawaian bagi mutasi dosen untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses kenaikan pangkat dosen. (3) Disiapkannya kebijakan dan regulasi yang diperlukan. (4) Dilakukannya terhadap peraturan perundangan yang telah terbit dan disesuaikan dengan kondisi organisasi serta sistem yang ada saat ini. F. Penguatan Pengawasan Pengawasan yang kuat dituntut publik untuk mengawal keterlaksanaan program dan anggaran Kemdikbud sebagai salah satu kementerian penerima anggaran terbesar. Sesuai dengan amanat PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Itjen Kemdikbud akan melakukan pembaruan dalam sistem pengawasan melalui Program Penguatan Pengawasan yang menitikberatkan pada efektivitas mekanisme kerja antara Itjen dan Satuan Pengawasan Intern. Saat ini hal-hal yang sudah dicapai untuk reformasi birokrasi bidang penguatan pengawasan, antara lain sebagai berikut. (1) Telah terumuskannya paradigma baru pengawasan. (2) Telah terbentuk unit satuan pengawasan intern sebanyak 77 unit. (3) Telah terlaksananya beberapa kegiatan pengawasan inovatif. (4) Telah diterbitkan Permendiknas No 16 Tahun 2009 tentang Satuan Pengawasan Intern dan Peraturan Inspektur Jenderal Kemdikbud Nomor 275/B/Kp.2009 tentang 5

18 Petunjuk Teknis Permendiknas Nomor 16 Tahun (5) Telah diterbitkannya POS-POS pengawasan. (6) Telah diterbitkannya Permendiknas Nomor 37 Tahun 2009 tentang Tindak Lanjut Hasil Audit. (7) Telah dilaksanakannya Diklat untuk anggota SPI. (8) Telah dilakukannya pelatihan SPIP berstandar internasional di Australia. (9) Telah tersusunnya Rencana Induk Pengembangan Pegawai Itjen. (10) Meningkatnya kualifikasi pendidikan Auditor. (11) Tersusunnya Kode Etik Auditor dan Pegawai Itjen. Adapun kondisi yang diharapkan pada tahun 2014 antara lain,sebagai berikut. (1) Sistem pengawasan mampu mengendalikan/mengawal kegiatan Kemdikbud secara efektif. (2) Struktur organisasi Itjen Kemdikbud menggunakan pendekatan fungsi. (3) Seluruh satuan kerja Kemdikbud telah membentuk SPI. (4) Kapasitas organisasi SPI semakin meningkat. (5) Laporan Keuangan Kemdikbud disajikan sesuai prinsip Akuntansi Pemerintah. (6) LAKIP Kemdikbud tersaji sesuai dengan kelengkapan SAKIP. (7) Jumlah auditor Itjen memadai, baik dalam hal kuantitas maupun kualifikasi keahliannya. Kriteria keberhasilan reformasi bidang penguatan pengawasan, antara lain ialah Laporan Keuangan Kemdikbud memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian dan LAKIP Kemdikbud memperoleh peringkat terbaik. Ada dua kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) Kemdikbud dan peningkatan peran Inspektorat Jenderal sebagai Quality Assurance dan Consulting. Anggaran yang dibutuhkan untuk implementasi program Penguatan Pengawasan sebesar Rp ,- (dua miliar lima ratus delapan belas juta tiga puluh empat ribu empat ratus rupiah). G. Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyiapkan berbagai perangkat peraturan dengan menata kembali sistem dan prosedur kerja, meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, menurunkan potensi konflik kepentingan, meningkatkan internal check, dan memperbaiki pelindungan terhadap aset, melalui: (1) Permendiknas Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pencabutan Pemberian Hak Monopoli Pengadaan Buku Kepada Balai Pustaka; (2) Permendiknas Nomor 43 Tahun 2007 tentang Koordinasi dan Pengendalian Program, peraturan ini setiap tahun berubah dan yang terakhir adalah Permendiknas Nomor. 18 Tahun 2011 Tentang Koordinasi dan Pengendalian Program di Lingkungan Kemdikbud; 6

19 (3) Permendiknas Nomor 44 Tahun 2007 tentang Alokasi, Klasifikasi, Mekanisme Belanja, dan Pertanggungjawaban Anggaran Belanja; (4) Penetapan POS Perencanaan dan Penganggaran; (5) Permendiknas Nomor 38 Tahun 2008 tentang TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi); (6) Permendiknas Nomor 42 Tahun 2008 tentang Penggunaan Ruang Kantor; (7) Permendiknas Nomor 68 Tahun 2008 tentang e-procurement; dan (8) Permendiknas Nomor 76 Tahun 2008 tentang Rumah Negara. Reformasi bidang akuntabilitas kinerja diharapkan dapat mendukung terciptanya manajemen kinerja organisasi yang andal serta layanan bidang pendidikan yang cepat, transparan, dan akuntabel. Oleh karena itu, dalam bidang penguatan akuntabilitas kinerja akan dilakukan program perencanaan 2011 s.d berikut. (1) Perevisian Renstra Kemdikbud (2) Penuntasan renstra 9 unit utama beserta unit kerja eselon II-nya. (3) Penuntasan renstra UPT dari masing-masing unit utama, (4) Penetapan indikator kinerja utama (IKU) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) hasil revisi dari unit utama, (5) Penyusunan penetapan kinerja untuk seluruh satker yang sesuai dengan target sasaran renstra, (6) Penyusunan pedoman penyusunan renstra, (7) Pembangunan sistem pengelolaan data kinerja, (8) membangun sistem pengukuran kinerja. (8) Penyusunan pedoman evaluasi kinerja. (9) Pembangunan sistem perencanaan dan penganggaran kinerja (10) Pembangunan sistem audit kinerja pendidikan. (11) Pembangunan sistem manajemen kinerja organisasi (unit kerja di lingkungan Kemdikbud). Berikut ini adalah langkah-langkah yang telah diambil dalam rangka penataan tata kelola dalam rangka penguatan sistem AKIP di lingkungan Kemdikbud. (1) Mengaplikasikan TIK untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem dan prosedur kerja. (2) Menginventarisasi barang milik negara (BMN) sesuai sistem akuntansi instansi (SAI) dengan aplikasi SIMAK-BMN untuk memback-up re-evaluasi BMN. Penataan ini, hampir seluruh satker (98%) telah menyelesaikannya. (3) Meningkatkan efektivitas dan efesiensi sistem dan prosedur pembukuan dan pelaporan keuangan sesuai SAI. (4) Meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparat. (5) Meningkatkan ketaatan aparat terhadap peraturan perundang-undangan. (6) Menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal, BPKP, dan BPK. Serta secara tegas dan konsisten memberikan sanksi pada semua pelanggaran sesuai peraturan perundang-undangan. 7

20 (7) Melaksanakan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. (8) Meningkatkan mutu manajemen unit kerja melalui program sertifikasi ISO. Kondisi saat ini yang sudah berhasil dicapai untuk reformasi birokrasi bidang penguatan akuntabilitas kinerja ialah pengembangan sistem AKIP yang mencakup hal-hal berikut. (1) Penyusunan renstra yang dilengkapi dengan sasaran strategis, indikator kinerja utama dan indikator kinerja kegiatan sebagai perwujudan dari keluaran yang dihasilkan oleh unit kerja eselon II. (2) Menyusun Instrumen Penerapan perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja, (3) Penertiban Pengelolaan BMN, (4) Pengelolaan arsip, (5) Penerapan e-government, (6) Pembangunan Decision Support System berbasis IT, (7) Peningkatan mutu pelayanan berbasis ISO 9001:2000 untuk seluruh satker di lingkungan Kemdikbud. (8) Pengembangan sistem pelaporan keuangan. Kriteria keberhasilan reformasi bidang akuntabilitas kinerja, Sebagai berikut. (1) Kriteria keberhasilan rencana strategis, yakni: (a) (b) (c) (d) (e) (f) Telah memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan dan program; Telah memuat indikator kinerja yang terukur (memiliki target). Telah memuat tujuan dan sasaran sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta telah berorientasi pada hasil; Telah memuat sasaran berorientasi pada hasil (outcome), selaras dengan bidang kewenangannya, yang dilengkapi dengan indikator kinerja yang terukur; Renstra telah digunakan dalam penyusunan RKT; Renstra telah digunakan dalam penyusunan RKA-KL. (2) Kriteria keberhasilan dari Rencana Kinerja Tahunan: Meliputi hal-hal berikut. (a) (b) (c) Telah memuat sasaran strategis yang berorientasi pada hasil, indikator kinerja yang dilengkapi dengan target kinerja; Rencana kinerja telah menjabarkan rencana strategis; Rencana kinerja telah digunakan untuk penyusunan RKA-KL. (3) Kriteria keberhasilan dari Penetapan Kinerja. Meliputi hal-hal berikut. (a) (b) (c) Telah memuat sasaran strategis yang berorientasi hasil, beserta indikator kinerjanya yang dilengkapi dengan target kinerja. Penetapasn kinerja telah selaras dengan rencana kinerja. Penetapan kinerja telah selaras dengan rencana kinerja. (4) Terbangunnya berbagai sistem yang dapat dioperasionalisasikan secara efektif untuk pelayanan prima pendidikan yang meliputi. 8

21 (a) (b) (c) (d) (e) Pembangunan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan, Pengembangan sistem pengelolaan data kinerja, pengembangan dan penetapan indikator kinerja, Pengembangan sistem pengukuran kinerja, pengembangan sistem evaluasi kinerja, Pengembangan sistem audit kinerja, Pengembangan sistem perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja. Anggaran yang diperlukan untuk kegiatan penguatan ini selama 2011 s.d adalah sebesar Rp ,- (Tiga ratus empat puluh tiga milyar enam ratus juta rupiah) yang antara lain digunakan untuk kegiatan pengkajian, pengadaan infrastruktur, pengembangan sistem dan aplikasi, sosialisasi, implementasi, pengukuran dan evaluasi. Anggaran tersebut akan diusulkan pada anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui satuan kerja terkait sesuai dengan tanggung jawab dan tugas masing-masing. H. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Peningkatan kualitas layanan publik di Kemdikbud meliputi peningkatan kualitas pelayanan: (1) satuan pendidikan, (2) peserta didik, (3) pendidik dan tenaga kependidikan, (4) substansi pendidikan, (5) kebudayaan, dan (6) kebahasaan. (1) Layanan Satuan Pendidikan Untuk menjamin kepastian layanan satuan pendidikan, Kemdikbud mengagendakan reformasi birokrasi bidang layanan satuan pendidikan. Reformasi birokrasi ini bertujuan untuk menciptakan sistem pelayanan satuan pendidikan yang prima sebagaimana visi misi Kemdikbud. Untuk mencapai pelayanan prima tersebut, ada tiga pendekatan yang dilakukan yaitu, optimasi prosedur, mergerisasi dan penerapan teknologi. Reformasi bidang pelayanan satuan pendidikan diharapkan dapat mendukung terciptanya layanan Kemdikbud yang cepat dan transparan. Untuk itu, bidang Layanan Satuan Pendidikan mengusulkan program perencanaan 2011 s.d.2014 meliputi: (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) sistem perizinan; penyelarasan pendidikan dengan dunia kerja melalui perizinan; penyediaan sistem pengakreditasian; penyaluran hibah dan pemantauannya; penyediaan sistem terpadu yang mengintegrasikan sistem perizinan, akreditasi, dan penyaluran hibah; penyusunan standar pelayanan minimal, standar nasional dan internasional pendidikan; tersedianya sistem pemetaan kondisi sekolah, daya tampung, dan cakupan layanan yang mengimplementasikan teknologi informasi; sistem pemantauan pemberdayaan partisipasi masyarakat berbasis teknologi informasi. 9

22 Kegiatan-kegiatan tersebut saling terkait dan akan melibatkan semua unit utama Kemdikbud, mulai dari proses perencanaan, pengembangan, sosialisasi, implementasi, pengukuran, dan evaluasi. Kondisi saat ini, hal-hal yang sudah dicapai reformasi bidang layanan satuan pendidikan adalah (1) prosedur perizinan satuan pendidikan tinggi, (2) sistem akreditasi sekolah/ madrasah dan perguruan tinggi, (3) panduan pemberian hibah dari unit-unit pelaksana hibah, dan (4) standar pelayanan minimal pendidikan dasar. Secara umum kriteria keberhasilan layanan satuan pendidikan ialah:, tersedianya portal sistem layanan satuan pendidikan terintegrasi yang dapat melayani semua jenjang/jenis satuan pendidikan. Anggaran yang diperlukan untuk kegiatan peningkatan kualitas pelayanan publik (satuan pendidikan) ini selama 2011 s.d sebesar Rp ,- (empat puluh tujuh milyar lima ratus juta rupiah) yang digunakan untuk kegiatan pengkajian, pengadaan infrastrukutur, pengembangan sistem dan aplikasi, sosialisasi, implementasi, pengukuran, dan evaluasi. Anggaran tersebut akan diusulkan pada anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui satuan kerja terkait sesuai dengan tanggung jawab dan tugas masing-masing. (2) Layanan Peserta Didik Reformasi birokrasi didasarkan pada suatu asumsi bahwa kebijakan publik dalam memberikan layanan kepada semua warga tidak bersifat diskriminatif. Kebijakan pendidikan bertujuan menjamin kesejahteraan pedagogis peserta didik tanpa membedabedakan yang pada dasarnya memfasilitasi proses pendidikan peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya. Pelayanan pendidikan tidak mendeskriminasi peserta didik berdasarkan faktor geografis, agama, dan latar belakang sosial ekonomi keluarga siswa. Namun demikian, faktor minat dan bakat siswa menjadi faktor pembeda antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya. 10 Dengan demikian, reformasi ini diharapkan dapat mendukung tema kebijakan nasional pendidikan periode , yaitu ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan, dan kepastian. Berikut ini penjelasan setiap masing-masing tema itu: (a) (b) (c) (d) (e) Ketersediaan, yakni menjamin tempat belajar bagi semua anak usia sekolah yang memadai (dimensi mutu), Keterjangkauan, yang mempunyai dua makna; yakni dalam arti geografis (reachable) mempertimbangkan siswa yang tinggal di daerah terpencil dan terisolasi, dan ekonomi (affordable) mempertimbangkan siswa yang kurang mampu secara ekonomi. Kualitas; yang mempunyai dua konotasi, yakni proses dan hasil. Ditjen Dikdas memusatkan pada proses. Kesetaraan; yakni kesamaan hak untuk mendapat pendidikan yang bermutu tanpa diskriminasi berdasarkan pada latar belakang sosial siswa. Kepastian; yakni menjamin kepastian mendapatkan tempat ketika peserta didik melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tanpa diskriminasi berdasarkan latar belakang sosial.

23 Dalam upaya menjamin kesejahteraan pedagogis tersebut, reformasi menitikberatkan pada dua core business, yaitu sistem perizinan, pemberian beasiswa, dan bantuan finansial bagi siswa serta sistem pendukung berupa sistem pendataan pendidikan. Sistem pendataan ditujukan untuk menjamin sistem perizinan bagi siswa WNI yang belajar di luar negeri dan ingin melanjutkan pendidikannya di dalam negeri. Pemberian beasiswa mempunyai sasaran para peserta didik yang mempunyai prestasi bidang akademis dan bidang non-akademis (misal kesenian dan olah raga). Sedangkan pemberian bantuan finansial mempunyai sasaran siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu atau yang tinggal di daerah teriolir dan pinggiran. Arah program ini ialah affirmative action. Anggaran yang diperlukan untuk seluruh kegiatan ini selama 2011 s.d ialah sebesar Rp ,- (empat belas milyar tujuh ratus lima puluh juta rupiah) yang antara lain digunakan untuk kegiatan Penyusunan program sampai dengan implementasi, pmasangan sistem kerja menggunakan TIK, operasional sistem dan evaluasi termasuk fine tuning sistem. (3) Layanan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Reformasi bidang peningkatan layanan pendidik dan tenaga kependidikan diharapkan dapat mendukung terciptanya layanan Kemdikbud yang cepat, transparan, dan akutabel. Hal ini tentu memerlukan dukungan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang handal dan aman. Untuk itu, Koordinator Reformasi Birokrasi Bidang Layanan Pendidik dan Tenaga Kependidikan mengusulkan program perencanaan RBI 2011 s.d.2014 meliputi: (1) pemenuhan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan, (2) sertifikasi pendidik, (3) peningkatan kualifikasi dan profesionalisme berkelanjutan bagi pendidik dan tenaga kependidikan, (4) penghargaan dan perlindungan, (5) kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan, dan (6) sistem informasi manajemen pendidik dan tenaga kependidikan. Kegiatan-kegiatan tersebut saling terkait, mulai dari proses perencanaan, pengembangan, sosialisasi, implementasi, pengukuran dan evaluasi. peningkatan layanan bidang pendidik dan Tenaga Kependidikan ini bertujuan tercapainya pemenuhan standar rasio peserta didik: pendidik pada setiap satuan pendidikan per jenis dan per jenjang pendidikan serta Peningkatan kualifikasi dan profesionalisme berkelanjutan bagi PTK dengan didukung oleh layanan terhadap penghargaan dan perlindungan Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Kesejahteraannya melalui Sistem Informasi manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang akuntabel. Kondisi saat ini yang sudah dicapai untuk reformasi bidang peningkatan layanan pendidik dan tenaga kependidikan antara lain sebagai berikut. (a) Perluasan dan pemerataan akses yang meliputi: Pemetaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan, Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, Peningkatan pendidikan jalur nonformal, Peningkatan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan, Penghargaan dan pelindungan pendidik dan tenaga kependidikan, Penghargaan dan perlindungan pendidik dan tenaga kependidikan, 11

24 (b) Perluasan akses guru, Perluasan PTK-PNF, Perluasan akses tenaga kependidikan, Peningkatan mutu, daya saing dan relevansi yang meliput: Kulifikasi Akademik Guru, Sertifikasi Guru, Peningkatan Profesionalisme PTK Berkelanjutan, Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, dan Peningkatan Mutu PNF. Kriteria keberhasilan reformasi bidang peningkatan layanan pendidik dan tenaga kependidikan ini antara lain sebagai berikut. 1. Tersajinya data dan informasi pendidik dan tenaga kependidikan dalam portal layanan PTK yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat. 2. Diterapkannya e-layanan integratif dalam pendataan, sistem informasi. Dan manajemen serta perencanaan dan penganggaran PTK. Anggaran yang diperlukan seluruh kegiatan ini selama 2011 s.d sebesar Rp ,- (Tiga trilyun enam ratus dua puluh tiga milyar sembilan ratus lima puluh lima juta dua ratus ribu rupiah) yang digunakan untuk kegiatan pengkajian, pengadaan infrastruktur, pengembangan sistem dan aplikasi, sosialisasi, implementasi, serta pengukuran dan evaluasi. (4) Layanan Substansi Pendidikan Untuk menjamin kepastian layanan satuan pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengagendakan reformasi birokrasi bidang layanan substansi pendidikan. Reformasi birokrasi ini bertujuan untuk menciptakan sistem pelayanan substansi pendidikan yang prima sebagaimana Visi-Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk mencapai pelayanan prima, ditempuh melalui tiga pendekatan, yaitu: (1) optimasi prosedur, (2) mergerisasi dan (3) penerapan teknologi. 12 Reformasi bidang pelayanan substansi pendidikan diharapkan dapat mendukung terciptanya layanan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang cepat, transparan, dan akuntabel. Untuk mengelola perubahan dan menciptakan budaya kinerja yang tinggi, serta mampu mempertanggungjawabkan beban pembangunan pendidikan secara akuntabel, telah disiapkan berbagai program perangkat layanan substansi pendidikan dengan menyiapkan dan mengembangkan tiga program berikut. (a) (b) (c) Pendidikan karakter, ekonomi kreatif dan kewirausahaan; Sistem berbagi pengetahuan dan pengalaman (rumah belajar); Sistem pembelajaran dan berbagi materi yang meliputi: Materi e-pembelajaran, Informasi kurikulum, Sistem informasi materi dan nilai ujian nasional, serta Sistem informasi hasil-hasil penelitian pendidikan.

25 Hal-hal yang sudah dicapai dalam reformasi bidang layanan substansi pendidikan, sebagai berikut. (a) (b) (c) Layanan substansi pendidikan secara bertahap. Telah dimulainya, yaitu: sistem regulasi pendidikan yang mendukung penerapan pendidikan karakter, ekonomi kreatif dan kewirausahaan, meliputi: konsep nilai-nilai pendidikan karakter; panduan pelaksanaan pendidikan karakter; konsep kompetensi dasar kreativitas; pedoman pendidikan kewirausahaan di satuan pendidikan dasar menengah, dan konsep model kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan pengintegrasian nilai-nilai karakter. Telah diterapkannya model sistem berbagi pengetahuan dan pengalaman (rumah belajar), meliputi: hal-hal berikut. Identifikasi sistem berbagi pengetahuan dan pengalaman yang ada. Identifikasi fungsi sistem berbagi analisis proses sistem berbagi pengetahuan dan pengalaman. Penentuan kebutuhan teknologi untuk peningkatan kecepatan. Jangkauan dan akurasi proses bisnis sistem berbagi pengetahuan dan pengalaman. Penentuan beban kerja, jumlah, dan kualifikasi SDM untuk tiap tahap proses pembangunan sistem berbagi pengetahuan dan pengalaman. Penentuan indikator kinerja sistem berbagi pengetahuan dan pengalaman. Analisis proses sistem berbagi pengetahuan dan pengalaman. Pembangunan sistem berbagi pengetahuan dan pengalaman. Penyusunan kebijakan dan regulasi untuk mendukung pelaksanaan sistem berbagi pengetahuan dan pengalaman. Sosialisasi fungsi sistem berbagi pengetahuan dan pengalaman. Sosialisasi proses bisnis sistem berbagi pengetahuan dan pengalaman. Sosialisasi kebijakan kebijakan dan regulasi untuk mendukung pelaksanaan sistem berbagi pengetahuan dan pengalaman. Instalasi sistem hasil rancangan dan pengembangan, termasuk pengadaan dan instalasi perangkat keras. Implementasi sistem berbagi pengetahuan dan pengalaman. Peningkatan kapabilitas SDM pengelola sistem berbagi pengetahuan dan pengalaman. Tersusunnya konsep awal sistem pembelajaran dan berbagi materi yang meliputi hal hal berikut: Identifikasi kebutuhan visualisasi dan interaksi untuk pembelajaran secara elektronik di tiap jenjang pendidikan. Penyusunan pola dan format standar untuk materi dan metode pendidikan 13

26 serta manajemen lembaga pendidikan. Penyusunan pola keterhubungan antarmodul materi maupun metode serta modul evaluasinya. Penyusunan standar tingkat kesulitan modul materi dan modul evaluasi yang digunakan untuk perhitungan skor pencapaian pengguna. Konversi buku sekolah elektronik (BSE) ke format modul standar. Peletakan modul-modul dalam kerangka kurikulum. Pengisian keterhubungan antarmodul BSE yang relevan. Penilaian tingkat kesulitan untuk setiap modul. Konversi metode pendidikan yang menjadi standar pembelajaran di sekolah formal dan nonformal ke dalam format modul standar. Pemantauan umpan balik dan masukan pengguna atas modul-modul yang tersedia. Evaluasi keterdukungan kurikulum oleh respon modul-modul materi pendidikan yang ada dalam sistem. Analisis kebutuhan modul untuk diprioritaskan pada pengisian konten gelombang kedua dengan memperhatikan keterdukungan kurikulum secara merata serta minat pengguna. Pembuatan modul-modul materi dan metode pendidikan gelombang kedua. Pemberian penghargaan atas kontribusi modul oleh PTK yang mendapat rating/dukungan tinggi dari pengguna yang tersebar secara geografis. Perumusan klasifikasi, kriteria dan aturan lomba kontribusi. Pengumuman dan sosialisasi lomba. Penjurian dan pengumuman hasil lomba. Perumusan kriteria yang dapat menjamin kesinambungan jejaring sebagai dasar pemberian penghargaan secara periodik. informasi awal sejumlah hasil penelitian pendidikan hard copy dan soft copy, jaringan penelitian di 270 kabupaten/kota dan 32 provinsi, dan konsep model pengembangan/ pembangunan pangkalan penelitian pendidikan (clearing house). Secara umum, kriteria keberhasilan layanan substansi pendidikan ialah sebagai berikut. (1) Terlaksananya pendidikan karakter, ekonomi kreatif, dan kewirausahaan pada tingkat satuan pendidikan. (2) Tersedianya dan berfungsinya sistem berbagi pengetahuan dan pengalaman. (3) Tersedianya dan berfungsinya sistem pembelajaran dan berbagi materi dalam bentuk: (a) materi e-pembelajaran, (b) informasi kurikulum, (c) sistem informasi materi dan nilai UN, serta (d) sistem informasi hasil-hasil penelitian pendidikan. Anggaran yang diperlukan untuk kegiatan peningkatan kualitas layanan pendidikan (substansi pendidikan) ini selama 2011 s.d sebesar Rp ,- (dua puluh milyar rupiah) yang akan digunakan untuk kegiatan pendidikan karakter, ekonomi kreatif, dan kewirausahaan pada tingkat satuan pendidikan; sistem berbagi pengetahuan dan pengalaman (rumah belajar); sistem pembelajaran dan berbagi materi dalam bentuk (a) materi e-pembelajaran, (b) informasi kurikulum, (c) sistem informasi materi dan nilai UN, serta (d) sistem informasi hasil-hasil penelitian pendidikan. 14

27 (5) Layanan Kebudayaan Sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 92 tahun 2011 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, fungsi kebudayaan kembali dileburkan dengan fungsi pendidikan. Dalam rangka implementasi Perpres tersebut, seiring dengan program reformasi birokrasi internal di lingkungan Kemdikbud yang sudah berjalan, maka perlu untuk memasukan fungsi layanan kebudayaan ke dalam rencana besar kegiatan reformasi birokrasi internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Indonesia memiliki kekayaan budaya benda dan tak benda, tradisi, kesenian, dan sejarah yang luar biasa banyak jumlah dan tinggi nilainya. Potensi kebudayaan yang luar biasa dimiliki oleh Bangsa Indonesia tersebut merupakan kewajiban Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan sesuai dengan Permendikbud No. 1 Tahun Melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan, peningkatan layanan kebudayaan menjadi salah satu rencana aksi dalam proses reformasi birokrasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Program peningkatan layanan kebudayaan dikemas menjadi 8 (delapan) rencana aksi yang diharapkan dapat memberikan dampak yang besar dan meluas serta menjawab kebutuhan akan layanan kebudayaan yang lebih baik. Rencana aksi tersebut adalah: 1. Registrasi Cagar Budaya 2. Pencatatan Warisan Budaya Nasional (Warisan Budaya Tak Benda) 3. Peningkatan Fungsi Museum 4. Peningkatan Fungsi Taman Budaya 5. Penyensoran Film 6. Rumah Budaya (Pusat Kebudayaan Indonesia di Luar Negeri) 7. Pelayanan Kebudayaan dalam Bidang Pendidikan 8. Pemberdayaan Lembaga Kepercayaan dan Komunitas Adat Anggaran yang dibutuhkan untuk program Peningkatan Kualitas Layanan Kebudayaan ini akan dialokasikan dalam anggaran Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Rencana anggaran yang dialokasikan sampai tahun 2014 adalah sebesar Rp ,- (Tujuh ratus dua puluh enam milyar dua puluh juta rupiah). (6) Layanan Kebahasaan Bahasa Indonesia merupakan sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Di sisi lain, bahasa Indonesia merupakan manifestasi kebudayaan yang berakar pada sejarah perjuangan bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya, dan kesamaan dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana pemersatu berbagai suku bangsa dan sebagai sarana komunikasi antardaerah 15

28 dan antarbudaya daerah. Sementara itu, dalam kedudukannya sebagai bahasa resmi negara, bahasa Indonesia berfungsi, antara lain, sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar pendidikan, bahasa komunikasi tingkat nasional, bahasa media massa, serta bahasa pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kondisi seperti itu, bahasa Indonesia memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting dan strategis dalam upaya mencerdaskan, memperkukuh jati diri, karakter, dan martabat untuk memperkuat daya saing bangsa sejalan dengan visi Kemdiknas 2014, yaitu terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional untuk membentuk insan Indonesia cerdas komprehensif. Penanganan masalah kebahasaan dan kesastraan, baik pengembangan maupun pembinaannya, berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan, merupakan amanat dari rakyat Indonesia untuk dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan. Untuk melaksanakan amanat tersebut, dirumuskan arah layanan kebahasaan sebagai berikut. 1. Mengembangkan dan melindungi bahasa dan sastra Indonesia 2. Meningkatkan mutu penelitian bahasa dan sastra Indonesia 3. Meningkatkan sikap positif masyarakat terhadap bahasa dan sastra 4. Meningkatkan mutu pelayanan informasi kebahasaan dan kesastraan 5. Meningkatkan mutu tenaga kebahasaan dan kesastraan 6. Meningkatkan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional 7. Mengembangkan kerja sama kebahasaan dan kesastraan 8. Mengembangkan pengelolaan organisasi dan kelembagaan Untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, dan akses layanan kebahasaan sebagaimana tertuang dalam delapan arah layanan kebahasaan tersebut, program reformasi birokrasi internal di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mempertajam layanan kebahasaan menjadi enam program kegiatan berikut. 1) UKBI Dalam Jaringan 2) Fasilitasi Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) 3) Pendampingan bahasa dalam penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan dokumen negara 4) Saksi ahli bahasa di lembaga penegakan hukum 5) Penerjemahan 6) Penyuntingan Anggaran yang dibutuhkan untuk program Peningkatan Kualitas Layanan Kebahasaan ini akan dialokasikan dalam anggaran Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Rencana anggaran yang dialikasikan sampai tahun 2014 adalah sebesar Rp ,- (Tiga belas miliar lima ratus tujuh puluh lima juta rupiah). 16

29 I Monitoring, Evaluasi, dan Pengendalian Monitoring, evaluasi, dan pengendalian merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan siklus perencanaan sesuatu yang ingin dicapai. Reformasi Birokrasi Internal di lingkungan Kemdikbud sudah diawali pada tahun 2010 yang telah lalu dan lebih inten lagi pada tahun 2011 yang pelaksanaannya direncanakan sampai dengan tahun Kondisi pada saat ini pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pengendalian pada dasarnya telah direncanakan oleh setiap satuan kerja ataupun pelaksanaan kegiatan dari setiap unit kerja. Namun pada kenyataannya bahwa kegiatan monev dan pengendalian merupakan hal yang masih belum dilihat sebagaimana fungsinya dan dijadikan sebagai bahan masukan untuk melakukan perubahan-perubahan kedepan untuk mencapai hasil seperti yang kita harapkan. Hal ini bisa terjadi diantaranya disebabkan bahwa kegiatan monev dan pengendalian dilakukan hanya sebatas memenuhi siklus perencanaan dan menghabiskan anggaran yang telah dialokasikan sebelumnya. Dengan kata lain bahwa, monev dan pengendalian kegiatan belum dapat berjalan seperti tugas dan fungsi yang disebabkan oleh pandangan dan kurangnya pelaksana-pelaksana kegiatan. Dari kondisi ini, maka diharapkan Monev dan Pengendalian dimasa-masa yang akan datang dapat didudukkan sebagai mana fungsi yang menjadi tugas pokok dari Monev dan Pengendalian. Cakupan program/bidang monev dan pengendalian meliputi delapan bidang perubahan yang akan dilakukan oleh Tim RBI Kemdikbud. Delapan program/bidang tersebut adalah: (1) Manajemen Perubahan; (2) Penataan Peraturan Perundang-undangan; (3) Penataan dan Penguatan Organisasi; (4) Penataan Tatalaksana; (5) Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur; (6) Penguatan Pengawasan; (7) Penguatan Akuntabilitas Kinerja; (8) Peningkatan Kualitas Layanan Publik: (a) Peningkatan Layanan Satuan Pendidikan; (b) Layanan Peserta Didik; (c) Layanan PTK; (d) Layanan Substansi Pendidikan; (e) Layanan Kebudayaan; (f) Layanan Kebahasaan. Program/bidang monev dan pengendalian itu sendiri, terdiri atas tiga kegiatan utama yang diharapkan dapat melakukan monitoring, evaluasi, dan pengendalian pelaksanaan RBI di lingkungan Kemdikbud sehingga dapat berfokus pada ketepatan waktu pelaksanaan dari masing-masing program/bidang dengan jadwal yang telah ditetapkan. Di samping itu, juga diharapkan dapat memberikan masukan/rekomendasi kepada masing-masing program/bidang yang ada. Berkaitan dengan rencana program di atas, kegiatan monev dan pengendalian dapat dikatakan berhasil apabila: (1) masing-masing program RBI di dalam pelaksanaannya dapat 17

30 berjalan seperti waktu yang telah ditentukan; dan (2) adanya masukan atau rekomendasi kepada masing-masing koordinator program/manajer untuk langkah-langkah perbeikan ke depannya. Secara singkat kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan Monitoring dilakukan sepanjang RBI di lingkungan Kemdikbud dilakukan sejak Bulan Agustus 2011 sampai dengan Desember 2014; (2) Kegiatan Evaluasi dilakukan enam bulan sekali dalam satu tahun dimulai dari tahun 2011 sampai dengan 2014; dan (3) Evaluasi menyeluruh yang dimulai pada awal tahun sampai dengan akhir tahun Dalam rangka menunjang seluruh kegiatan yang telah direncanakan, bidang monev dan pengendalian perlu didukung dengan anggaran sebesar Rp ,- (tiga belas milyar lima ratus dua puluh juta rupiah). Anggaran tersebut, direncanakan untuk membiayai seluruh kegiatan tahun Secara umum, delapan area perubahan tersebut akan dilaksanakan dalam kurun waktu tiga tahun ( ) dengan sasaran terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat, serta meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. Tabel 1. Dasar Hukum Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemdikbud RI DASAR KEPPRES 14/2010; 23/2010 DASAR HUKUM PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG Pembentukan Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional dan Tim Pengarah Reformasi Birokrasi Internal PERPRES 81/2010 Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional PERMENPAN 20 TAHUN 2010 Nasional PERMENPAN 7 TAHUN 2011 PERMENPAN 8 TAHUN 2011 PERMENPAN 9 TAHUN 2011 PERMENPAN 10 TAHUN 2011 PERMENPAN 11 TAHUN 2011 PERMENPAN 12 TAHUN 2011 PERMENPAN 13 TAHUN 2011 PERMENPAN 14 TAHUN 2011 PERMENPAN 15 TAHUN 2011 Pedoman Pengajuan Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi Pedoman Penilaian Dokumen Usulan dan Road Map Pelaksanaan RB Pedoman Penyusunan di K/L dan PEMDA Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen Perubahan Kriteria dan Ukuran Keberhasilan Reformasi Birokrasi Pedoman Penaaan Tata Laksana (Business Process) Pedoman Pelaksanaan Quick Wins Pedoman Pelaksanaan Program Manajeman Pengetahuan (knowledge management) Mekanisme Persetujuan Pelaksanaan RB dan Tunjangan Kinerja 18

31 Pendahuluan 1. Kondisi Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pendidikan dan kebudayaan dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan Negara, sebagaimana diamanatkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 1 Tahun tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan fungsi: (1) perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan; (2) pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; (3) pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; (4) pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di daerah; dan (5) pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional. Struktur organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terdiri dari 9 (sembilan) unit utama, yaitu: (1) Sekretariat Jenderal; (2) Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal; (3) Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar; (4) Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah; (5) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi; (6) Direktorat Jenderal Kebudayaan; (7) Inspektorat Jenderal; (8) Badan Penelitian dan Pengembangan; (9) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa; (10) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Semua unit utama didukung oleh 86 Eselon II yang terdiri dari direktorat dan pusat-pusat, serta 142 UPT yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Sebagian UPT dipimpin oleh pejabat eselon II/b maupun III/a. Jumlah pegawai Kemdikbud di seluruh Indonesia sebanyak orang (sumber Biro Kepegawaian per 27 Juli 2012). 19

32 Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tercantum dalam RPJMN ialah menjamin ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan, kepastian layanan pendidikan, dan kelestarian bahasa dan budaya bangsa (6K). Dalam menjalankan misi tersebut, Kemdikbud telah melakukan reformasi internal yang meliputi penguatan organisasi, penguatan SDM, dan pembenahan tata laksana. Reformasi internal tersebut diharapkan mampu mengungkit terjadinya reformasi layanan sehingga misi Kementerian dapat dicapai. Dengan terbitnya Peraturan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang , Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan melakukan reformasi birokrasi pada 8 area perubahan 14 program, yakni: (1) manajemen perubahan, (2) penataan peraturan perundang-undangan, (3) penataan dan penguatan organisasi, (4) penataan tata laksana, (5) penataan sistem manajemen SDM aparatur, (6) penguatan pengawasan, (7) penguatan akuntabilitas kinerja, (8) peningkatan kualitas layanan satuan pendidikan, (9) peningkatan kualitas layanan peserta didik, (10) peningkatan kualitas layanan PTK, (11) peningkatan kualitas layanan substansi pendidikan; (12) peningkatan kualitas layanan kebudayaan, (13) peningkatan kualitas layanan kebahasaan; dan (14) monitoring, evaluasi, dan pengendalian. 2. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait dengan 8 area perubahan 14 program tersebut antara lain: (1) Manajemen Perubahan Birokrasi yang ada saat ini masih belum diselenggarakan secara optimal, masih kurang responsif, masih kurang informatif, masih kurang accesible, masih kurang koordinatif, masih kurang terbuka, rumit, serta masih kurang efisien. Kondisi saat ini perlu diperbaiki/dibenahi. Beberapa penataan, seperti tatalaksana, organisasi, dan SDM dalam reformasi birokrasi akan ditingkatkan dalam rangka menciptakan perubahan yang diharapkan. Manajemen perubahan merupakan salah satu program yang disusun untuk membantu Kemdikbud dalam mengkomunikasikan dan mensosialisasikan perubahan-perubahan dimaksud. (2) Penataan Peraturan Perundang-undangan Belum harmonisnya peraturan perundang-undangan berkaitan dengan bidang pendidikan, belum adanya peta peraturan perundang-undangan yang dibutuhkan, 20

33 masih adanya peraturan perundang-undangan yang kadaluarsa, dan masih sering terjadi implementasi peraturan perundang-undangan yang ada tidak sesuai dengan harapan. (3) Penataan dan Penguatan Organisasi Belum semua tugas dan fungsi unit kerja kurang mencerminkan misi dan tujuan organisasi; pelaksanaan kegiatan belum seluruhnya mengacu pada tugas dan fungsi unit kerja; masih terdapat tumpang tindih tugas dan fungsi pada unit-unit kerja akibat pembinaan terhadap komponen-komponen pendidikan dilaksanakan terpisah pada tingkatan Unit Utama, dan tanggung jawab terhadap penjaminan mutu pendidikan untuk jenjang yang sama tersebar di beberapa Unit Utama; serta kurangnya pendelegasian wewenang kepada tingkatan manajemen yang lebih rendah. (4) Penataan Tata Laksana Dalam prakteknya masih terdapat layanan pendidikan yang tidak memiliki Prosedur Operasional Standar (POS). Akibatnya tidak ada kejelasan mengenai waktu, biaya maupun syarat-syarat pemberian layanan pendidikan. Sebagai contoh, saat ini belum ada infrastruktur yang memberi kesempatan luas bagi publik untuk mengakses hasil penelitian dan pengabdian masyarakat padahal hasil penelitian ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat. (5) Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur SDM Kemdikbud secara kuantitas berlebih namun secara kualitas kurang memadai, masih terdapat kesenjangan antara kualifikasi dan kompetensi dengan kebutuhan organisasi, belum akuratnya penempatan pegawai sesuai dengan kompetensinya, serta belum efektifnya sistem pengelolaan kepegawaian berdasarkan kinerja. Permasalahan lainnya terkait dengan data/informasi kepegawaian, yakni rendahnya tingkat keakuratan, kemutakhiran, keterpaduan, dan pemanfaatannya secara terpadu. (6) Penguatan Pengawasan Sampai dengan saat ini sistem pengawasan di lingkungan Kemdikbud masih belum optimal. Penerapan SPIP belum efektif, demikian pula halnya dengan kinerja Inspektorat Jenderal dan SPI satuan kerja. Hal ini terlihat jelas dari adanya penurunan peringkat opini BPK-RI atas Laporan Keuangan Kemdikbud dari Wajar Dengan Pengecualian menjadi Disclaimer (Tidak memberikan pendapat) yang merupakan opini berperingkat terendah. Sistem pengawasan yang ada juga belum mampu mencegah tindakan KKN dan penyimpangan pengelolaan keuangan. Beberapa kasus yang termuat di media massa merupakan realita yang mengemuka dan pada akhirnya menjadi perhatian dan konsumsi perbincangan publik. (7) Penguatan Akuntabilitas Kinerja Sampai dengan saat ini kualitas laporan akuntabilitas kinerja di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan masih relatif rendah mengingat bahwa laporan tersebut belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh ukuran kinerja organisasi yang belum jelas, dan Indikator Kinerja Utama masih belum tersusun secara jelas dan spesifik. 21

34 (8) Peningkatan Kualitas Layanan Satuan Pendidikan Layanan satuan pendidikan saat ini belum cepat, transparan, responsif, informatif, accesible, koordinatif, yang ditandai dengan: masih panjang dan kurang terbukanya proses perijinan sekolah di daerah dan perguruan tinggi mulai dari pengajuan hingga persetujuan; masih panjang dan kurang terbukanya proses perijinan pembukaan program studi baru di perguruan tinggi dan proses pengakreditasian program studi; masih panjang dan kurang terbukanya proses penyaluran dana bantuan/ hibah (block grant); belum tersedianya Standar Pelayanan Minimum pendidikan untuk tiap kabupaten/ kota sebagai bentuk dari pelaksanaan desentralisasi dan otonomi pendidikan; belum tersedianya peta kebutuhan daya tampung tiap jenjang pendidikan dan kondisi sekolah yang dimutakhirkan secara berkelanjutan dan pemenuhannya terhadap standar, baik minimum, nasional maupun internasional, yang akan menyulitkan implementasi strategi terkait sarana dan prasarana serta pendanaan. (9) Peningkatan Kualitas Layanan Peserta Didik Kualitas layanan peserta didik saat ini masih belum memadai yang ditandai dengan kurang akuratnya data/informasi peserta didik; pencapaian Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan dasar masih 95,4% untuk Sekolah Dasar (SD) dan 73,3% untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP); masih tingginya angka putus sekolah pada jenjang pendidikan SD yaitu 1,7% dan SMP yaitu 1,99%; masih rendahnya keakurasian dan kemutakhiran data peserta didik; serta belum tepatnya pemberian bantuan operasional sekolah dan beasiswa. (10) Peningkatan Kualitas Layanan Substansi Pendidikan Pendidikan saat ini belum membentuk kepribadian peserta didik secara utuh dalam pembekalan ilmu pengetahuan, sikap dan perilaku, yang ditandai dengan: masih kurangnya keselarasan luaran pendidikan dan kebutuhan dunia kerja terutama dari sisi kompetensi, jumlah dan sebaran; kurang diperhatikannya kebutuhan tenaga kerja dan potensi daerah, nasional dan internasional dalam perencanaan pembangunan pendidikan. (11) Peningkatan Kualitas Layanan PTK Distribusi pendidik dan tenaga Kependidikan masih belum ideal (1:20 untuk Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, serta 1:14 untuk Sekolah Menengah); kualifikasi dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan belum seluruhnya terpenuhi, belum melembaganya pemberian penghargaan dan perlindungan bagi pendidik dan tenaga kependidikan, belum terpemenuhinya kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan, dan belum tersedianya sistem informasi dan manajemen pendidik dan tenaga kependidikan yang memadai. (12) Peningkatan Kualitas Layanan Kebudayaan Pangkalan data tentang cagar budaya dan warisan budaya tak benda masih belum termutakhirkan. Belum maksimalnya pemanfaatan fungsi museum dan taman budaya. Proses penyensoran film yang masih belum efektif dan efisien. Pengenalan budaya Indonesia di komunitas internasional yang masih belum maksimal. Pelayanan kebudayaan di bidang pendidikan yang belum terintegrasi. Lembaga kepercayaan dan komunitas adat yang masih belum diberdayakan secara maksimal. 22

35 (13) Peningkatan Kualitas Layanan Kebahasaan Belum dimilikinya sistem standardisasi penilaian kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta fasilitasi penggunaan bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) yang belum maksimal. Selain itu, saat ini masih banyak layanan kebahasaan yang belum populer di masyarakat seperti pendampingan saksi ahli kebahasaan di lembaga penegakan hukum dan pendampingan bahasa dalam penyusunan peraturan dan perundang-undangan di berbagai tingkatan pemerintahan. (14) Monitoring, Evaluasi, dan Pengendalian Kegiatan monitoring, evaluasi dan pengendalian sampai dengan saat ini masih belum dilihat sebagaimana fungsinya dan dilakukan hanya sebatas memenuhi siklus perencanaan dan menghabiskan anggaran yang telah dialokasikan sebelumnya. 3. Upaya Mengatasi Permasalahan Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut, langkah-langkah pembenahan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Manajemen Perubahan Manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan melalui pembentukan Tim Manajemen Perubahan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi, serta sosialisasi dan internalisasi budaya kerja sesuai dengan tata nilai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2) Penataan Peraturan Perundang-undangan Penataan peraturan perundang-undangan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan melalui pemetaan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan yang mengacu kepada peraturan perundang-undangan, menyusun rancangan peraturan perundang-undangan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, dan menyusun rancangan peraturan perundang-undangan untuk mengakomodasi kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (3) Penataan dan Penguatan Organisasi Penataan dan penguatan organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan melalui penataan tugas, fungsi, dan organisasi Unit Utama dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dengan pembagian kewenangan yang jelas antar masing-masing unit kerja dalam rangka pencapaian visi dan misi Kemdikbud. (4) Penataan Tata Laksana Penataan tatalaksana di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan dengan melaksanakan rekayasa proses, simplifikasi, dan integrasi prosedur, serta pembangunan e-government dengan memberdayagunakan TIK. (5) Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur Penataan sistem manajemen SDM aparatur di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan melalui peningkatan kompetensi dan profesionalisme SDM aparatur, peningkatan akutabilitas dan transparansi pengelolaan SDM aparatur, peningkatan disiplin dan kinerja SDM aparatur; dan peningkatan kesejahteraan SDM aparatur. 23

36 (6) Penguatan Pengawasan Penguatan pengawasan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan melalui penguatan peran Satuan Pengawasan Intern dan penguatan karakter auditor. Penguatan peran Satuan Pengawasan Intern diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan program satuan kerja, sedangkan kekuatan karakter auditor diharapkan dapat meningkatkan integritas dan kepercayaan stakeholder terhadap profesi auditor. (7) Penguatan Akuntabilitas Kinerja Penguatan akuntabilitas kinerja di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan melalui penyempurnaan Rencana Strategis (Renstra) unit kerja, penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang mengacu pada Renstra, penyusunan Penetapan Kinerja (PK) di lingkungan unit kerja yang mengacu pada Renstra, RKT, dan IKU yang telah ditetapkan, penyempurnaan penyajian informasi kinerja dalam LAKIP unit kerja, peningkatan kapasitas SDM dalam bidang akuntabilitas dan manajemen kinerja di seluruh jajaran Kementerian Pendidikan national untuk mempercepat terwujudnya pemerintah yang berkinerja dan akuntabel. (8) Peningkatan Kualitas Layanan Satuan Pendidikan Peningkatan kualitas pelayanan satuan pendidikan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan melalui rekayasa proses, simplifikasi, pemanfaatan TIK, pengintegrasian sistem perizinan, akreditasi, dan penyaluran hibah, pemberdayaan badan akreditasi, sosialisasi peraturan menteri tentang standar pelayanan minimal di tingkat kabupaten/kota. (9) Peningkatan Kualitas Layanan Peserta Didik Peningkatan kualitas pelayanan peserta didik di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan melalui simplifikasi jalur birokrasi dan pengoptimalan pemanfaatan sumberdaya. (10) Peningkatan Kualitas Layanan Substansi Pendidikan Peningkatan kualitas pelayanan substansi pendidikan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan melalui pengayaan materi pembelajaran dengan pendidikan Karakter, Ekonomi Kreatif dan Kewirausahaan, pembangunan sistem berbagi pengetahuan dan pengalaman (rumah belajar), serta pengembangan sistem pembelajaran dan berbagi materi. (11) Peningkatan Kualitas Layanan PTK Peningkatan kualitas pelayanan pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan melalui pemenuhan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan, penataan layanan sertifikasi pendidik, peningkatan kualifikasi dan profesionalisme berkelanjutan bagi pendidik dan tenaga kependidikan, pemberian penghargaan dan perlindungan bagi pendidik dan tenaga kependidikan, pemenuhan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan, dan pengembangan sistem Informasi dan manajemen pendidik dan tenaga kependidikan. (12) Peningkatan Kualitas Layanan Kebudayaan Peningkatan kualitas layanan kebudayaan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan melalui pencatatan cagar budaya dan warisan budaya 24

37 nasional, peningkatan fungsi museum dan taman budaya, penyensoran film, rumah budaya, pelayanan kebudayaan di bidang pendidikan, serta pemberdayaan lembaga kepercayaan dan komunitas adat. (13) Peningkatan Kualitas Layanan Kebahasaan Peningkatan kualitas layananan kebahasaan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan melalui kegiatan uji kemahiran berbahasa indonesia (UKBI) dalam jaringan, fasilitasi bahasa indonesia bagi penutur asing (BIPA), pendampingan bahasa dalam penyusunan rancangan peraturan perundangundangan dan dokumen negara, saksi ahli bahasa di lembaga penegakan hukum, penerjemahan dan penyuntingan. (14) Monitoring dan Evaluasi Dalam rangka menjamin tercapai dan terlaksananya rencana RBI, bidang monitoring, evaluasi dan pengendalian perlu dibentuk dan perlu bersinergi dengan bidang quality assurance. 25

38 26

39 Konsolidasi Rencana Aksi Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Pada bagian ini setiap program/kegiatan akan dijelaskan, mencakup pencapaian program/kegiatan, rencana, kriteria keberhasilan, agenda prioritas, waktu pelaksanaan dan tahapan kerja, penanggung jawab, serta rencana anggaran. A. MANAJEMEN PERUBAHAN Manajemen perubahan (change management) merupakan pengelolaan sumber daya dalam rangka mencapai tujuan organisasi dengan kinerja lebih baik. Perubahan merupakan pergeseran organisasi dari keadaan sekarang menuju keadaan yang diinginkan. Dalam organisasi, perubahan tersebut meliputi struktur, proses, orang, pola pikir, dan budaya kerja. Perubahan sebagaimana yang diinginkan reformasi birokrasi bukanlah proses sederhana. Di samping itu, perubahan berpeluang memunculkan resistensi pada individu di dalam organisasi. Transparansi proses, komunikasi dan keterlibatan semua pihak dalam proses perubahan akan dapat mengurangi resistensi. Hal-hal tersebut merupakan faktor penting untuk mencapai tujuan dan sasaran reformasi yang memiliki kegiatan dan sasaran yang besar. Disisi lain tuntutan masyarakat terhadap pelayanan publik semakin meningkat, baik dari sisi kecepatan, ketepatan, maupun biaya. Belum terstandarnya layanan yang diberikan oleh kementerian, rendahnya pemahaman staf terhadap tugas dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat dan pemangku kepentingan serta belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi yang telah tersedia merupakan kondisi saat ini yang memerlukan perhatian. Birokrasi yang ada saat ini masih belum diselenggarakan secara optimal, masih kurang responsif, masih kurang informatif, masih kurang accesible, masih kurang koordinatif, masih kurang terbuka, rumit, serta masih kurang efisien. Kondisi saat ini perlu diperbaiki/ dibenahi. Beberapa penataan, seperti tatalaksana, organisasi, dan SDM dalam reformasi birokrasi akan ditingkatkan dalam rangka menciptakan perubahan yang diharapkan. Manajemen perubahan merupakan salah satu program yang disusun untuk membantu Kemdikbud dalam mengkomunikasikan dan mensosialisasikan perubahan-perubahan dimaksud. Dalam pengembangan pendidikan pemerintah telah melakukan upaya peningkatan akses, peningkatan mutu layanan, dan peningkatan daya saing di semua jenjang pendidikan. Upaya tersebut tentunya akan berimplikasi pada perlunya perubahan budaya kerja yang berorintasi pada pelayanan. Perubahan cara kerja Kemdikbud yang mengedepankan kebutuhan masyarakat bukan kepada pasokan sumber daya yang dimiliki dalam menyusun rencana dan anggaran 27

40 seperti yang terjadi saat ini perlu mendapat perhatian. Hal ini tentunya membutuhkan perubahan budaya kerja yang mengharuskan Kemdikbud mendengarkan kebutuhan masyarakat melalui penguatan interaksi dengan masyarakat. Keputusan dalam pemanfaatan TIK di setiap pelayanan Kemdikbud menyebabkan pola kerja menjadi berubah disesuaikan dengan nilai tambah teknologi tersebut yang memungkinkan untuk memberikan layanan 4A (any one, any where, any time, any channel/devise). Adanya kebijakan untuk melakukan integrasi proses dan berbagi sumber daya menyebabkan perubahan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang mengedepankan pemahaman bahwa semua adalah milik Kemdikbud untuk Kemdikbud bukan milik masing-masing unit. Secara struktur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terdiri atas sepuluh unit utama dan 142 UPT dengan jumlah pegawai sebesar orang yang tersebar di seluruh Indonesia (sumber Biro Kepegawaian per 27 Juli 2012). Keadaan ini merupakan tantangan tersendiri dalam mewujudkan reformasi birokrasi. Oleh karena itu, perlu diperlukan pengelolaan terhadap perubahan secara menyeluruh dan berjenjang. Dengan demikian reformasi birokrasi Kemdikbud dapat berjalan sesuai dengan target dan sasaran yang telah ditetapkan. Untuk itu, perlu disusun program manajemen perubahan Kemdikbud sebagai pedoman bagi semua unit di Kemdikbud dalam melaksanakan perubahan. Penyusunan program manajemen perubahan itu mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen Perubahan. a. Capaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan berbagai kegiatan yang mengarah pada peningkatan akses, peningkatan layanan dan peningkatan daya saing. Kegiatan yang telah dicapai oleh Kemdikbud antara lain: 1) Terbitnya Permendikbud Nomor 01 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan dilanjutkan dengan penataan pegawai. Manfaat yang dapat dirasakan oleh pegawai dan pemangku kepentingan ialah adanya kejelasan tugas dan fungsi organisasi yang mencerminkan visi dan misi Kemdikbud dalam mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, dan efisien. 2) Telah diterbitkan Permendiknas No 15 Tahun 2010 tentang Standar pelayanan minimal pendidikan dasar dan Permendiknas No 20 Tahun 2010 tentang Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria di Bidang Pendidikan, yang merupakan pedoman dan panduan dalam memberikan layanan prima pendidikan kepada para pemangku kepentingan. Dengan telah diterbitkannya peraturan Menteri tersebut dapat memberikan manfaat kepada para pemangku kepentingan untuk mendapatkan layanan pendidikan bermutu sesuai standar yang telah ditetapkan; 28

41 3) Dalam rangka merubah pola pikir dan budaya kerja pegawai Kemdikbud, khususnya pegawai yang memberikan layanan langsung kepada masyarakat telah dilakukan berbagai pelatihan peningkatan kompetensi SDM. Kegiatan-kegiatan pelatihan yang telah dilakukan, diantaranya pelatihan pelayanan prima bagi pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal, tahun Workshop budaya kerja bagi pegawai di lingkungan Direktorat Pendidikan Menengah, tahun Dengan meningkatnya kompetensi SDM, diharapkan dapat memberikan manfaat berupa peningkatan kualitas pelayanan prima kepada pemangku kepentingan; 4) Adanya komunikasi yang intensif dari para pengambil kebijakan terhadap seluruh pegawai juga telah dilakukan. Dengan adanya komunikasi yang intensif, akan memberikan manfaat berupa terciptanya alur informasi yang baik dari/dan kepada pemangku kepentingan; 5) Pada tahun 2010 telah dirumuskan budaya kerja yang disajikan dalam bentuk buku saku dan diharapkan pada tahun 2012 dapat dilakukan penerapannya. Budaya kerja yang telah dirumuskan dapat dijadikan sebagai pedoman perubahan di Kemdikbud. Manfaat yang diperoleh ialah melalui peumusan budaya kerja baru pegawai Kemdikbud akan memiliki karakter unggul yang selaras dengan visi dan misi Kemdikbud untuk menciptakan pemerintahan yang profesional, bersih, dan bebas KKN. Hal tersebut di atas merupakan capaian yang perlu dijaga kesinambungannya selain program-program yang memang sengaja dirancang untuk melakukan manajemen perubahan pada tahun , sehingga perubahan dalam rangka reformasi birokrasi Kemdikbud secara menyeluruh dapat terwujud di b. Rencana Capaian yang akan diraih dalam reformasi birokrasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan khususnya dalam manajemen perubahan terdiri atas empat Program/ kegiatan utama yaitu pembentukan tim manajemen perubahan, Penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sosialisaasi dan internalisasi dalam rangka manajemen perubahan, dan penguatan hasil perubahan. 1) Pembentukan tim manajemen perubahan Pembentukan tim manajemen perubahan ditempuh melalui tiga tahapan, yakni perencanaan, pembangunan, dan sosialisasi. a) Perencanaan Kegiatan perencanaan dalam pembentukan Tim Manajemen Perubahan dimulai dari identifikasi target dan sasaran reformasi birokrasi Kemdikbud, melakukan identifikasi area kerja dari tim manajemen perubahan, serta menyusun tugas, fungsi, dan susunan tim manajemen perubahan; Perencanaan dalam pembentukan tim manajemen perubahan dirinci dalam tahapan kerja sebagai berikut: (1) identifikasi penerapan budaya kerja baru Kemdikbud. (2) identifikasi area kerja tim manajemen perubahan. 29

42 (3) perancangan tugas, fungsi, dan susunan tim manajemen perubahan. (4) penentuan beban kerja dan kualifikasi SDM tim manajemen perubahan. b) Pembangunan Pada tahap pembangunan akan disusun struktur tim manajemen perubahan. Tim Manajemen Perubahan terdiri atas dua tingkatan. Tingkatan pertama ialah yang diangkat dengan surat keputusan menteri, sedangkan tingkatan kedua ialah tim yang diangkat dengan setiap kepala satuan kerja (Unit Eselon II). Tim kedua terdiri dari unit kerja yang kesehariannya dapat dijadikan contoh atau panutan bagi para pelaku organisasi di unit kerja tersebut. c) Sosialisasi Tahapan sosialisasi dirinci menjadi dua tahapan kerja berikut. 1. Sosialisasi awal untuk memberitahukan anggota tim mengenai keputusan menteri penetapan anggota tim; 2. sosialisasi penjelasan mengenai tugas tim manajemen perubahan guna memperjelas tugas-tugas yang harus dilakukan oleh setiap anggota tim. 2) Perumusan budaya yang dibutuhkan dan kesenjangannya Tahap berikutnya setelah terbentuknya Tim adalah melakukan perumusan budaya yang dibutuhkan dan kesenjangannya melalui identifikasi budaya kerja saat ini terhadap para pemangku kepentingan untuk mengetahui kondisi budaya kerja saat ini. Dan melakukan identifikasi budaya kerja masa mendatang sebagai model budaya kerja masa mendatang. 3) Penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi Pada Tahap ini akan dilakukan kegiatan asesmen dan perumusan strategi manajemen perubahan dan komunikasi. Pertama dilakukan pemetaan (mapping) terhadap para pemangku kepentingan untuk mengetahui sejauhmana peran dan kapasitas pemangku kepentingan dalam mempengaruhi keberhasilan jalannya perubahan dan prioritas perubahannya. Selain itu juga dilakukan identifikasi awal resistensi berdasarkan sifat dan pelakunya untuk mengetahui tingkat resistensi terhadap perubahan berdasarkan katagori: a) Champion (sangat mendukung perubahan dan tingkat resistansi perubahan yang sangat rendah); b) Floating Voter (tingkat mendukung perubahan dan tingkat resistansi sama tinggi, tidak konsisten dan sewaktu-waktu dukungan perubahan atau resistansi dapat berubah); dan c) Blocker (tidak mendukung perubahan sama sekali dan berpotensi melakukan sabotase terhadap perubahan yang akan dilakukan). Berikutnya adalah melakukan pengukuran terhadap besaran perubahan yang terjadi akibat adanya reformasi untuk mengetahui seberapa besar upaya yang harus dilakukan oleh tim manajemen perubahan dalam mengelola perubahan sehingga diketahui seberapa besar kesenjangan yang terjadi dan diupayakan untuk mendekatkan. Juga dilakukan pengukuran terhadap kesiapan organisasi dalam menghadapi perubahan, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui potensi hambatan dan tingkat resiko dari organisasi terhadap jalannya perubahan yang difokuskan pada area-area perubahan reformasi birokrasi. 30

43 Dari hasil asesmen di atas selanjutnya akan dirumuskan strategi manajemen perubahan yang akan digunakan sehingga dapat berjalan sesuai dengan rencana dan strategi komunikasi yang akan digunakan meliputi jenis-jenis kegiatan yang akan dikomunikasikan, sasaran, komunikator, dan media komunikasinya sebagai fasilitasi terjadinya perubahan dalam perilaku. Selanjutnya jika diperlukan akan dilakukan perumusan dan identifikasi struktur baru untuk memperoleh organisasi yang ideal dalam menunjang perubahan tersebut. Membuat strategi pelatihan merupakan hal terakhir pada tahap ini, untuk mengetahui strategi pelatihan yang akan dikembangkan yang dapat menunjang pelaksanaan perubahan. 4) Sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi Tahap ini merupakan implementasi dari manajemen perubahan berupa penyelenggaraan sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi yang telah ditetapkan oleh Kemdikbud. Sosialisasi dan Internalisasi Penerapan Manajemen Perubahan dilakukan agar semua pemangku kepentingan memahami tentang penerapan manajemen perubahan yang sedang dan akan berlangsung, meliputi: (1) Implementasi terhadap strategi dan rencana perubahan sehingga perubahan berjalan sesuai dengan yang diinginkan; (2) Implementasi terhadap rencana pelatihan dan workshop manajemen perubahan yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan teknis dan pemahaman terhadap adanya perubahan; (3) Melaksanakan program pelatihan TOT; (4) Melakukan update terhadap strategi dan rencana perubahan; (5) Implementasi terhadap strategi dan rencana komunikasi perubahan; (6) Melakukan workshop dan program promosi (poster, brosur, dll) untuk manajemen komunikasi; dan (7) Membuat laporan dan update tentang keberhasilan dan hambatan serta rekomendasi perbaikan dan tindakan perbaikan. 5) Penerapan budaya kerja sesuai dengan tata nilai Kemdikbud a) Perencanaan Tahap perencanaan dari penerapan budaya kerja yang pertama adalah melakukan identifikasi kebutuhan materi sosialisasi terkait dengan tata nilai Kemdikbud yang dilanjutkan dengan penentuan materi, metode, rencana sosialisasi, kebutuhan teknologi, dan kualifikasi SDM; b) Pembangunan Pada tahap ini akan dilakukan penyusunan kebijakan dan regulasi yang diperlukan untuk sosialisasi tata nilai Kemdikbud; c) Sosialisasi Langkah selanjutnya adalah melakukan sosialisasi terkait peningkatan ketrampilan/kompetensi SDM pelaksanaan sosialisasi tata nilai Kemdikbud (melalui TOT) dan sosialisasi tata nilai Kemdikbud kepada seluruh pegawai di 31

44 lingkungan Kemdikbud secara bertahap (pejabat struktural maupun pejabat fungsional); d) Implementasi Berikutnya adalah melakukan implementasi terhadap penerapan Budaya Kerja sesuai dengan Tata Nilai Kemdikbud; e) Pengukuran dan Evaluasi Selanjutnya akan dilakukan pengukuran dan evaluasi pelaksanaan sosialisasi tata nilai Kemdikbud; Penyusunan instrumen evaluasi penerapan tata nilai dan sistem penghargaan dan sangsi; Evaluasi penerapan tata nilai Kemdikbud; dan Pengukuran dan evaluasi efisiensi internal dan eksternal terkait penerapan tata nilai Kemdikbud. 6) Penguatan hasil perubahan Tahap ini merupakan penguatan Hasil Perubahan difokuskan pada pengukuran kemajuan atau tingkat keberhasilan perubahan yang dikaitkan area perubahan yang ditetapkan di dalam Peraturan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang , dan rencana serta tindak lanjut perbaikan atas hasil peninjauan ulang (review) dan evaluasi pelaksanaan perubahan. Kegiatannya meliputi: a) Pengukuran terhadap tingkat keberhasilan dari pelaksanaan rencana manajemen perubahan; b) Mengumpulkan dan menganalisis umpan balik dengan cara melakukan kunjungan lapangan dan mengevaluasi pelaksanaan manajemen perubahan; c) Mendiagnosa kembali kesenjangan dan mengelola penolakan yang terjadi dalam pelaksanaan manajemen perubahan; d) Mengimplementasikan tindakan perbaikan dan membuat langkah tindak lanjut untuk keberlanjutan proses perubahan; dan e) Memberikan penghargaan kepada pegawai yang berhasil mengimplementasikan perubahan dengan baik. Dari hasil kegiatan ini akan diperoleh masukan dalam melakukan pemutakhiran terhadap strategi dan rencana perubahan, pemutakhiran terhdap strategi dan rencana komunikasi untuk perubahan; dan pemutakhiran terhadap strategi dan rencana pelatihan, serta status report, evaluasi dan tindakan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi dan feedback yang diterima. c. Kriteria Keberhasilan Dalam mengukur keberhasilan pelaksanaan perubahan telah ditetapkan kriteria keberhasilan dari masing-masing kegiatan yang tertuang dalam tabel berikut: 32

45 Tabel 2. Kriteria Keberhasilan Program Manajemen Perubahan No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Kriteria Keberhasilan 1 Pembentukan tim manajemen perubahan 2 Perumusan Budaya yang dibutuhkan dan kesenjangannya 3 Penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi 4 Sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi Perencanaan Identifikasi target dan sasaran RB Kemdikbud Identifikasi area kerja tim manajemen perubahan Perancangan tugas, fungsi, dan susunan tim manajemen perubahan Pembangunan Penyusunan struktur tim manajemen perubahan Penyusunan tugas-tugas tim manajemen perubahan Pembentukan tim manajemen perubahan Sosialisasi Sosialisasi tim manajemen perubahan Sosialisasi tugas-tugas tim manajemen perubahan terkait RB Kemdikbud Identifikasi budaya kerja saat ini terhadap para pemangku kepentingan Identifikasi budaya kerja masa mendatang Pemetaan (mapping) terhadap para pemangku kepentingan Identifikasi awal resistensi berdasarkan sifat dan pelakunya (lokasi perubahan) Melakukan Pengukuran terhadap Besaran Perubahan Mengukur kesiapan organisasi dalam menghadapi perubahan Merumuskan Strategi Manajemen Perubahan Diketahuinya semua Target dan sasaran RB Kemdikbud Teridentifikasinya area kerja tim manajemen perubahan Tersusunnya rancangan uraian tugas, fungsi dan susunan tim manajemen perubahan Tersusunnya struktur tim manajemen perubahan Tersusunnya uraian tugas tim manajemen perubahan Terbentuknya Tim Kerja Manajemen Perubahan Tim Manajemen Perubahan yang mempunyai komitmen terhadap perubahan Tim manajemen perubahan dapat memahami dan melaksanakan tugasnya Diketahuinya Kondisi budaya kerja saat ini Adanya Model budaya kerja masa mendatang Diketahuinya peran dan kapasitas pemangku kepentingan dalam mempengaruhi keberhasilan jalannya perubahan dan prioritas perubahannya Diketahuinya tingkat resistensi pelaku organisasi terhadap perubahan Diketahuinya seberapa besar upaya yang harus dilakukan oleh tim manajemen perubahan dalam mengelola perubahan Diketahuinya potensi hambatan dan tingkat resiko atas jalannya perubahan Diketahuinya strategi perubahan yang dapat dilaksanakan pada unit kerja tersebut Merumuskan Strategi Komunikasi Diketahuinya strategi komunikasi yang cocok untuk memfasilitasi terjadinya perubahan dalam perilaku. Membuat Strategi Pelatihan Strategi pelatihan yang akan dikembangkan Implementasi Strategi dan Rencana Perubahan Tingkat resistensi rendah 33

46 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Kriteria Keberhasilan 5 Penerapan Budaya Kerja sesuai dengan Tata Nilai Kemdikbud Melaksanakan Program Pelatihan TOT Implementasi Rencana Pelatihan dan Workshop Manajemen Perubahan Implementasi Strategi dan Rencana Komunikasi Perubahan Implementasi Workshop dan Program Promosi untuk Manajemen Komunikasi Melakukan Update terhadap strategi dan rencana perubahan Membuat Laporan dan Update tentang Keberhasilan dan Hambatan serta Rekomendasi Perbaikan dan tindakan perbaikan Perencanaan Identifikasi kebutuhan materi sosialisasi tata nilai Kemdikbud untuk pegawai Kemdikbud Penentuan materi, metode, dan rencana sosialisasi tata nilai Kemdikbud Penentuan kebutuhan teknologi untuk sosialisasi tata nilai Kemdikbud Penetuan kualifikasi SDM untuk pelaksanaan sosialisasi tata nilai Kemdikbud Pembangunan Penyusunan kebijakan dan regulasi yang diperlukan untuk sosialisasi tata nilai Kemdikbud Sosialisasi Peningkatan ketrampilan/ kompetensi SDM pelaksanaan sosialisasi tata nilai Kemdikbud (melalui TOT) Sosialisasi tata nilai Kemdikbud kepada seluruh pegawai di lingkungan Kemdikbud secara bertahap (mulai dari pejabat struktural s.d. pegawai) Implementasi Penerapan Budaya Kerja sesuai dengan Tata Nilai Kemdikbud Pengukuran dan Evaluasi Pengukuran dan evaluasi pelaksanaan sosialisasi tata nilai Kemdikbud Agen Perubahan yang dapat menjadi contoh Perubahan dapat diikuti dengan komptensi yang sesuai Terlaksananya strategi dan rencana komunikasi perubahan Meningkatnya pemahaman terhadap perubahan Strategi dan rencana perubahan yang relevan Tersusunnya laporan dan update keberhasilan dan hambatan serta rekomendasi perbaikan dan tindakan perbaikan Tersedianya materi sosialisasi tata nilai Kemdikbud untuk pegawai Kemdikbud Tersedianya materi, metode, dan rencana sosialisasi tata nilai Kemdikbud Tersedianya kebutuhan teknologi untuk sosialisasi tata nilai Kemdikbud Tersedianya kualifikasi SDM untuk pelaksanaan sosialisasi tata nilai Kemdikbud Tersedianya kebijakan dan regulasi yang diperlukan untuk sosialisasi tata nilai Kemdikbud Terciptanya budaya kerja yang kondusif di lingkungan Kemdikbud Terlaksananya sosialisasi tata nilai Kemdikbud kepada seluruh pegawai di lingkungan Kemdikbud Terlaksananya budaya Kerja sesuai dengan Tata Nilai Kemdikbud Tersedianya laporan pengukuran dan evaluasi pelaksanaan sosialisasi tata nilai Kemdikbud 34

47 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Kriteria Keberhasilan 6 Penguatan Hasil Perubahan Penyusunan instrumen evaluasi penerapan tata nilai dan sistem penghargaan dan sangsi Evaluasi penerapan tata nilai Kemdikbud Pengukuran dan evaluasi efisiensi internal dan eksternal terkait penerapan tata nilai Kemdikbud Tersedianya instrumen evaluasi penerapan tata nilai dan sistem penghargaan dan sangsi Tersedianya laporan evaluasi penerapan tata nilai Kemdikbud Tersedianya laporan pengukuran dan evaluasi efisiensi internal dan eksternal terkait penerapan tata nilai Kemdikbud Mengukur tingkat kerberhasilan Tersajinya hasil pengukuran tingkat keberhasilan Mengumpulkan dan menganalisis umpan balik Melakukan diagnosa kembali terhadap kesenjangan dan mengelola penolakan Mengimplementasikan tindakan perbaikan dan membuat langkah tindak lanjut Melakukan pemberian penghargaan kepada pegawai yang berhasil mengimplementasikan perubahan dengan baik. terkumpulnya hasil analisis umpan balik Terlaksananya diagnosa kesenjangan Tingkat resistensi semakin rendah serta budaya kerja meningkat Budaya kerja semakin meningkat d. Agenda Prioritas Agenda prioritas dalam manajemen perubahan ialah sebagai berikut. (1) Pembentukan Tim Manajemen Perubahan Kementerian Pendidikan Nasional selesai pada bulan Oktober 2011 sebagai awal dalam pelaksanaan manajemen perubahan; (2) Berkaitan dengan integrasi fungsi kebudayaan ke Kementerian Pendidikan Nasional penyempurnaan Tim Manajemen Perubahan direncanakan selesai pada bulan September (3) Berikutnya adalah melakukan perumusan terhadap Budaya Kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan reformasi birokrasi. Pembentukan Tim Manajemen Perubahan. e. Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja Waktu pelaksanaan rencana aksi pada program manajemen perubahan dimulai sejak bulan September 2011 sampai dengan Desember Waktu pelaksanaan setiap kegiatan yang tertuang pada tahapan kegiatan baru untuk direncanakan pada waktu yang disesuaikan dengan kondisi saat akan diterapkankan. Berikut ialah tabel rencana waktu pelaksanaan program manajemen perubahan. 35

48 Tabel 3. Rencana Waktu Pelaksanaan Program Manajemen Perubahan No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu 1 Pembentukan tim manajemen perubahan Perencanaan a) Identifikasi target dan sasaran RB Kemdikbud b) Identifikasi area kerja tim manajemen perubahan c) Perancangan tugas, fungsi, dan susunan tim manajemen perubahan Oktober 2011 Oktober 2011 Oktober 2011 Pembangunan d) Penyusunan struktur tim manajemen perubahan e) Penyusunan tugas-tugas tim manajemen perubahan f) Pembentukan tim manajemen perubahan Oktober 2011 Oktober 2011 Oktober 2011 Sosialisasi g) Sosialisasi tim manajemen perubahan h) Sosialisasi tugas-tugas tim manajemen perubahan terkait RB Kemdikbud Oktober 2011 Oktober Perumusan Budaya yang dibutuhkan dan kesenjangannya 3 Penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi 4 Sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi a) Identifikasi budaya kerja saat ini terhadap para pemangku kepentingan b) Identifikasi budaya kerja masa mendatang a) Pemetaan (mapping) terhadap para pemangku kepentingan b) Identifikasi awal resistensi berdasarkan sifat dan pelakunya (lokasi perubahan) c) Melakukan Pengukuran terhadap Besaran Perubahan d) Mengukur kesiapan organisasi dalam menghadapi perubahan e) Merumuskan Strategi Manajemen Perubahan November-Desember 2011 November-Desember 2011 Januari 2012 Januari 2011 Februari 2012 Februari 2012 Maret 2012 f) Merumuskan Strategi Komunikasi Maret 2012 g) Merumuskan dan mengidentifikaskan struktur yang baru Maret 2012 h) Membuat Strategi Pelatihan Maret 2012 a) Implementasi Rencana Pelatihan dan Workshop Manajemen Perubahan b) Implementasi Strategi dan Rencana Komunikasi Perubahan Maret-Mei 2012 Maret-Mei 2013 Maret-Mei 2014 Maret 2012-Desember

49 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu c) Implementasi Workshop dan Program Promosi untuk Manajemen Komunikasi Maret-Mei 2012 Maret-Mei 2013 Maret-Mei Penerapan Budaya Kerja sesuai dengan Tata Nilai Kemdikbud d) Melakukan Update terhadap strategi dan rencana perubahan e) Membuat Laporan dan Update tentang Keberhasilan dan Hambatan serta Rekomendasi Perbaikan dan tindakan perbaikan Perencanaan a) Identifikasi kebutuhan materi sosialisasi tata nilai Kemdikbud untuk pegawai Kemdikbud b) Penentuan materi, metode, dan rencana sosialisasi tata nilai Kemdikbud c) Penentuan kebutuhan teknologi untuk sosialisasi tata nilai Kemdikbud d) Penetuan kualifikasi SDM untuk pelaksanaan sosialisasi tata nilai Kemdikbud Pembangunan Penyusunan kebijakan dan regulasi yang diperlukan untuk sosialisasi tata nilai Kemdikbud Sosialisasi a) Peningkatan ketrampilan/ kompetensi SDM pelaksanaan sosialisasi tata nilai Kemdikbud (melalui TOT) b) Sosialisasi tata nilai Kemdikbud kepada seluruh pegawai di lingkungan Kemdikbud secara bertahap Implementasi Penerapan Budaya Kerja sesuai dengan Tata Nilai Kemdikbud Pengukuran dan Evaluasi a) Pengukuran dan evaluasi pelaksanaan sosialisasi tata nilai Kemdikbud b) Penyusunan instrumen evaluasi penerapan tata nilai dan sistem penghargaan dan sangsi c) Evaluasi penerapan tata nilai Kemdikbud d) Pengukuran dan evaluasi efisiensi internal dan eksternal terkait penerapan tata nilai Kemdikbud September 2012 September 2013 September 2014 Juni & Desember 2012 Juni & Desember 2013 Juni & Desember 2014 Januari 2012 Januari 2012 Februari 2012 Februari-Maret 2012 Maret-April 2012 April-Mei 2012 Mei-September 2012 Juni-Desember 2012 Oktober 2012 November 2012 Desember 2012 Desember

50 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu 5 Penguatan Hasil Perubahan a) Mengukur tingkat kerberhasilan Juni & Desember 2012 Juni & Desember 2013 Juni & Desember 2014 b) Mengumpulkan dan menganalisis umpan balik Juni & Desember 2012 Juni & Desember 2013 Juni & Desember 2014 c) Melakukan diagnosa kembali terhadap kesenjangan dan mengelola penolakan Juni & Desember 2012 Juni & Desember 2013 Juni & Desember 2014 d) Mengimplementasikan tindakan perbaikan dan membuat langkah tindak lanjut Juni & Desember 2012 Juni & Desember 2013 Juni 2014 e) Melakukan pemberian penghargaan kepada pegawai yang berhasil mengimplementasikan perubahan dengan baik. Agustus 2012 Agustus 2013 Agustus 2014 f. Penanggungjawab Gambar 1. Penanggung Jawab Program Manajemen Perubahan 38

51 Tabel 4. Penanggung Jawab Program Manajemen Perubahan Posisi Sponsor Program Penasihat Menteri Sekretaris Jenderal Manajer Program 1. Direktur Jenderal PAUDNI 2. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Jabatan Struktural 3. Direktur Jenderal Pendidikan Menengah 4. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi 5. Direktur Jenderal Kebudyaaan 6. Inspektur Jenderal 7. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Manajer Pelaksana 1. Kepala Biro Umum 8. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 9. Kepala Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan 2. Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri 3. Kepala Biro Keuangan 4. Kepala Biro Kepegawaian 5. Kepala Biro Hukum dan Organisasi 6. Kepala Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi 7. Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat 8. Kepala Pusat Data dan Statistik Pendidikan 9. Kepala Pusat Arkeologi Nasional 10. Sekretaris Direktorat Jenderal PAUDNI 11. Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini 12. Direktur Pembinaan Kursus dan Pelatihan 13. Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat 14. Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal. 15. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar 16. Direktur Pembinaan Sekolah Dasar 17. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama 18. Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Dikdas 19. Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dikdas 20. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah 21. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas 22. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 23. Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Menengah 24. Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah. 25. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 26. Direktur Kelembagaan dan Kerja Sama 27. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan 28. Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan 39

52 Posisi Jabatan Struktural 29. Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. 30. Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan 31. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Direktorat Jenderal Kebudayaan 32. Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman Direktorat Jenderal Kebudayaan 33. Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan 34. Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan 35. Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan 36. Sekretaris Inspektorat Jenderal 37. Inspektur I 38. Inspektur II 39. Inspektur III 40. Inspektur IV 41. Inspektur Investigasi 42. Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan 43. Kepala Pusat Penelitian Kebijakan 44. Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan 45. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan 46. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan 47. Sekretaris Badan Pengembangan dan Peminaan Bahasa 48. Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan 49. Kepala Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan. 50. Sekretaris Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan 51. Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik 52. Kepala Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan 53. Kepala Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan. 54. Kepala LPMP Nanggroe Aceh Darussalam 55. Kepala LPMP Sumatera Utara 56. Kepala LPMP Sumatera Barat 57. Kepala LPMP Riau 58. Kepala LPMP Jambi 59. Kepala LPMP Sumatera Selatan 60. Kepala LPMP Bengkulu 61. Kepala LPMP Lampung 62. Kepala LPMP Bangka Belitung 63. Kepala LPMP Banten 64. Kepala LPMP DKI Jakarta 65. Kepala LPMP Jawa Barat 66. Kepala LPMP Jawa Tengah 67. Kepala LPMP DI. Yogyakarta 40

53 Posisi Jabatan Struktural 68. Kepala LPMP Jawa Timur 69. Kepala LPMP Kalimantan Barat 70. Kepala LPMP Kalimantan Tengah 71. Kepala LPMP Kalimantan Selatan 72. Kepala LPMP Kalimantan Timur 73. Kepala LPMP Sulawesi Tengah 74. Kepala LPMP Gorontalo 75. Kepala LPMP Sulawesi Selatan 76. Kepala LPMP Sulawesi Tenggara 77. Kepala LPMP Bali 78. Kepala LPMP Nusa Tenggara Barat 79. Kepala LPMP Nusa Tenggara Timur 80. Kepala LPMP Maluku 81. Kepala LPMP Papua 82. Kepala LPMP Maluku Utara 83. Kepala Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) 84. Kepala P4TK Bidang Bangunan dan Listrik Medan 85. Kepala P4TK Bidang Mesin dan Teknik Industri Bandung 86. Kepala P4TK Bidang Otomotif dan Elektronika Malang 87. Kepala P4TK Bahasa Jakarta 88. Kepala P4TK Bisnis dan Pariwisata Sawangan 89. Kepala P4TK Penjas dan Bimbingan Konseling Parung 90. Kepala P4TK IPA Bandung 91. Kepala P4TK TK dan PLB Bandung 92. Kepala P4TK Matematika Yogyakarta 93. Kepala P4TK Seni dan Budaya Yogyakarta 94. Kepala P4TK PKN dan IPS Malang 95. Kepala P4TK Pertanian Cianjur 96. Kepala P2PNFI Regional I Bandung 97. Kepala P2PNFI Regional II Semarang 98. Kepala BPPNFI Regional I Medan 99. Kepala BPPNFI Regional IV Surabaya 100. Kepala BPPNFI Regional V Makassar 101. Kepala BPPNFI Regional VI Banjarbaru 102. Kepala BPPNFI Regional VII Mataram 103. Kepala BPPNFI Regional VIII Jayapura 104. Kepala Balai Bahasa Yogyakarta 105. Kepala Balai Bahasa Ujung Pandang 106. Kepala Balai Bahasa Denpasar 107. Kepala Balai Bahasa Padang 108. Kepala Balai Bahasa Banjarmasin 41

54 Posisi Jabatan Struktural 109. Kepala Balai Bahasa Jayapura 110. Kepala Balai Bahasa Surabaya 111. Kepala Balai Bahasa Bandung 112. Kepala Balai Bahasa Semarang 113. Kepala Balai Bahasa Medan 114. Kepala Balai Bahasa Pekanbaru 115. Kepala Balai Bahasa Banda Aceh 116. Kepala Balai Bahasa Palembang 117. Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat 118. Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah 119. Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah 120. Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Timur 121. Kepala Kantor Bahasa Provinsi Suawesi Utara 122. Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung 123. Kepala Kantor Bahasa Provins Jambi 124. Kepala Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat 125. Kepala Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara 126. Kepala Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung 127. Kepala Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu 128. Kepala Kantor Bahasa Provinsi Kepulauan Riau 129. Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten 130. Kepala Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo 131. Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara 132. Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku 133. Kepala Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur 134. Kepala P2PNFI Regional I Bandung 135. Kepala P2PNFI Regional II Semarang 136. Kepala BPPNFI Regional I Medan 137. Kepala BPPNFI Regional IV Surabaya 138. Kepala BPPNFI Regional V Makassar 139. Kepala BPPNFI Regional VI Banjarbaru 140. Kepala BPPNFI Regional VII Mataram 141. Kepala BPPNFI Regional VIII Jayapura 142. Kepala Balai Pengembangan Media Televisi Surabaya 143. Kepala Balai Pengembangan Media Radio Yogyakarta 144. Kepala Balai Pengembangan Multimedia Semarang 145. Kepala Balai Pengembangan Layanan Pendidikan Tinggi Semarang 146. Koordinator Kopertis Wilayah I Medan 147. Koordinator Kopertis Wilayah II Palembang 148. Koordinator Kopertis Wilayah III DKI Jakarta 149. Koordinator Kopertis Wilayah IV Bandung 42

55 Posisi Jabatan Struktural 150. Koordinator Kopertis Wilayah V Yogyakarta 151. Koordinator Kopertis Wilayah VI Semarang 152. Koordinator Kopertis Wilayah VII Surabaya 153. Koordinator Kopertis Wilayah VIII Denpasar 154. Koordinator Kopertis Wilayah IX Makassar 155. Koordinator Kopertis Wilayah X Padang 156. Koordinator Kopertis Wilayah XI Banjarmasin 157. Koordinator Kopertis Wilayah XII Ambon Manajer Desain 1. Kepala Bagian Perencanaan dan Penganggaran Biro Umum 2. Kepala Bagian Perencanaan Program dan Anggaran Biro PKLN 3. Kepala Bagian Pembinaan Akuntabilitas Kinerja Biro Keuangan 4. Kepala Bagian Perencanaan dan Pengadaan Biro Kepegawaian 5. Kepala Bagian Ketatalaksanaan Biro Hukum dan Organisasi 6. Kepala Bagian Perencanaan dan Penganggaran Setditjen PAUDNI 7. Kepala Bagian Perencanaan dan Penganggaran Setditjen Dikdas 8. Kepala Bagian Perencanaan dan Penganggaran Setditjen Dikmen 9. Kepala Bagian Perencanaan dan Penganggaran Setditjen Dikti 10. Kepala Bagian Perencanaan dan Penganggaran Sesditjen Kebudayaan 11. Kepala Bagian Perencanaan dan Penganggaran Sekretariat Inspektorat Jenderal 12. Kepala Bagian Perencanaan dan Penganggaran Sekretariat Balitbang Manajer Perubahan 1. Kepala Bagian Barang Milik Negara Biro Umum 2. Kepala Bagian Rumah Tangga dan Kepegawaian Biro Umum. 3. Kepala Bagian Kerja Sama Luar Negeri Biro PKLN 4. Kepala Bagian Fasilitasi Internasional Biro PKLN 5. Kepala Bagian Perbendaharaan Biro Keuangan 6. Kepala Bagian Pembiayaan Biro Keuangan 7. Kepala Bagian Mutasi Dosen Biro Kepegawaian 8. Kepala Bagian Mutasi Jabatan dan Tenaga Fungsional Non Dosen Biro Kepegawaian 9. Kepala Bagian Peraturan Perundang-undangan Biro Hukum dan Organisasi 10. Kepala Bagian Kelembagaan Biro Hukum dan Organisasi 11. Kepala Bagian Hukum dan Kepegawaian Setditjen PAUDNI 12. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat PAUD 13. Kepala Subdirektorat Pembelajaran dan Peserta Didik Direktorat PAUD 14. Kepala Subdirektorat Sarana dan Prasarana Direktorat PAUD 15. Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Kemitraan Direktorat PAUD 16. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan 17. Kepala Subdirektorat Pembelajaran dan Peserta Didik Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan 18. Kepala Subdirektorat Sarana dan Prasarana Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan 43

56 Posisi Jabatan Struktural 19. Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Kemitraan Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan 20. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat 21. Kepala Subdirektorat Pembelajaran dan Peserta Didik Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat 22. Kepala Subdirektorat Sarana dan Prasarana Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat 23. Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Kemitraan Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat 24. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan PTK PAUDNI 25. Kepala Subdirektorat PTK dan PAUD Direktorat Pembinaan PTK PAUDNI 26. Kepala Subdirektorat PTK Kursus dan Pelatihan Direktorat Pembinaan PTK PAUDNI 27. Kepala Subdirektorat PTK Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan PTK PAUDNI 28. Kepala Bagian Hukum dan Kepegawaian Setditjen Dikdas 29. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan SD 30. Kepala Subdirektorat Pembelajaran Direktorat Pembinaan SD 31. Kepala Subdirektorat Sarana dan Prasarana Direktorat Pembinaan SD 32. Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Peserta Didik Direktorat Pembinaan SD 33. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan SMP 34. Kepala Subdirektorat Pembelajaran Direktorat Pembinaan SMP 35. Kepala Subdirektorat Sarana dan Prasarana Direktorat Pembinaan SMP 36. Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMP 37. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar 38. Kepala Subdirektorat Pembelajaran Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar 39. Kepala Subdirektorat Sarana dan Prasarana Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar 40. Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Peserta Didik Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar 41. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar 42. Kepala Subdirektorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar 43. Kepala Subdirektorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah Pertama 44. Kepala Subdirektorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar 45. Kepala Bagian Hukum dan Kepegawaian Setditjen Dikmen 46. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan SMA 47. Kepala Subdirektorat Pembelajaran Direktorat Pembinaan SMA 48. Kepala Subdirektorat Sarana dan Prasarana Direktorat Pembinaan SMA 49. Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMA 44

57 Posisi Jabatan Struktural 50. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan SMK 51. Kepala Subdirektorat Pembelajaran Direktorat Pembinaan SMK 52. Kepala Subdirektorat Sarana dan Prasarana Direktorat Pembinaan SMK 53. Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMK 54. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Menengah 55. Kepala Subdirektorat Pembelajaran Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Menengah 56. Kepala Subdirektorat Sarana dan Prasarana Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Menengah 57. Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Peserta Didik Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Menengah 58. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan PTK Dikmen 59. Kepala Subdirektorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah Atas Direktorat Pembinaan PTK Dikmen 60. Kepala Subdirektorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Pembinaan PTK Dikmen 61. Kepala Subdirektorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Pembinaan PTK Dikmen 62. Kepala Bagian Hukum dan Kepegawaian Setditjen Dikti 63. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Kelembagaan dan Kerja Sama Dikti 64. Kepala Subdirektorat Pengembangan Kelembagaan Direktorat Kelembagaan dan Kerja Sama Dikti 65. Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Kelembagaan Direktorat Kelembagaan dan Kerja Sama Dikti 66. Kepala Subdirektorat Kerja Sama Antar Lembaga Direktorat Kelembagaan dan Kerja Sama Dikti 67. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dikti 68. Kepala Subdirektorat Penyelarasan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dikti 69. Kepala Subdirektorat Pembelajaran Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dikti 70. Kepala Subdirektorat Kemahasiswaan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dikti 71. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dikti 72. Kepala Subdirektorat Perencanaan Pengadaan Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dikti 73. Kepala Subdirektorat Karir Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dikti 74. Kepala Subdirektorat Kualifikasi Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dikti 75. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dikti 76. Kepala Subdirektorat Penelitian Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dikti 77. Kepala Subdirektorat Kreativitas dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dikti 45

58 Posisi Jabatan Struktural 78. Kepala Subdirektorat Hak Kekayaan Intelektual dan Publikasi Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dikti 79. Kepala Bagian Hukum dan Kepegawaian Sesditjen Kebudayaan 80. Kepala Subdirektorat Registrasi Nasional Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman 81. Kepala Subdirektorat Pelindungan Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman 82. Kepala Subdirektorat Pengembangan dan Pemanfaatan Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman 83. Kepala Subdirektorat Eksplorasi dan Dokumentasi Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman 84. Kepala Subdirektorat Pembinaan Seni Pertunjukan Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman 85. Kepala Subdirektorat Pembinaan Seni Rupa Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman 86. Kepala Subdirektorat Literasi dan Apresiasi Film Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman 87. Kepala Subdirektorat Dokumentasi dan Publikasi Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman 88. Kepala Subdirektorat Kelembagaan Kepercayaan Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi 89. Kepala Subdirektorat Komunitas Kepercayaan Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi 90. Kepala Subdirektorat Pengetahuan dan Ekspresi Budaya Tradisional Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi 91. Kepala Subdirektorat Lingkungan Budaya dan Pranata Sosial Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi 92. Kepala Subdirektorat Sejarah Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya 93. Kepala Subdirektorat Pemetaan Nilai Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya 94. Kepala Subdirektorat Verifikasi dan Perumusan Nilai Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya 95. Kepala Subdirektorat Dokumentasi dan Publikasi Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya 96. Kepala Subdirektorat Internalisasi Nilai Budaya Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya 97. Kepala Subdirektorat Kekayaan Budaya Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya 98. Kepala Subdirektorat Warisan Budaya Nasional dan Dunia Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya 99. Kepala Subdirektorat Diplomasi Budaya Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya 100. Kepala Bagian Pengolahan Laporan Pengawasan Sekretariat Inspektorat Jenderal 101. Kepala Bagian Hukum dan Kepegawaian Sekretariat Balitbang 102. Kepala Bidang Pembinaan dan Jaringan Penelitian Pusat Penelitian Kebijakan 103. Kepala Bidang Penelitian Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, Nonformal, dan Informal Pusat Penelitian Kebijakan 104. Kepala Bidang Penelitian Pendidikan Menengah dan Tinggi Pusat Penelitian Kebijakan 46

59 Posisi Jabatan Struktural 105. Kepala Bidang Kurikulum dan Perbukuan Pendidikan Dasar Pusat Kurikulum dan Perbukuan 106. Kepala Bidang Kurikulum dan Perbukuan Pendidikan Menengah Pusat Kurikulum dan Perbukuan 107. Kepala Bidang Kurikulum dan Perbukuan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Pusat Kurikulum dan Perbukuan 108. Kepala Bidang Penilaian Akademik Pusat Penilaian Pendidikan 109. Kepala Bidang Penilaian Non-Akademik Pusat Penilaian Pendidikan 110. Kepala Bidang Analisis dan Sistem Informasi Penilaian Pusat Penilaian Pendidikan 111. Kepala Bidang Dokumentasi dan Publikasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan 112. Kepala Bagian Perencanaan dan Penganggaran Sekretariat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 113. Kepala Bagian Hukum dan Kepegawaian Sekretariat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 114. Kepala Bidang Pengkajian Pusat Pengembangan dan Pelindungan 115. Kepala Bidang Pembakuan dan Pelindungan Pusat Pengembangan dan Pelindungan 116. Kepala Bidang Informasi dan Publikasi Pusat Pengembangan dan Pelindungan 117. Kepala Bidang Pemasyarakatan Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan 118. Kepala Bidang Pembelajaran Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan 119. Kepala Bidang Peningkatan dan Pengendalian Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan 120. Kepala Bagian Perencanaan dan Penganggaran Sekretariat Badan Pengembangan SDM dan PMP 121. Kepala Bagian Hukum dan Kepegawaian Sekretariat Badan Pengembangan SDM dan PMP 122. Kepala Bidang Pengembangan Profesi Pendidik Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Pusat Pengembangan Profesi Pendidik 123. Kepala Bidang Pengembangan Profesi Pendidik Pendidikan Dasar Pusat Pengembangan Profesi Pendidik 124. Kepala Bidang Pengembangan Profesi Pendidik Pendidikan Menengah Pusat Pengembangan Profesi Pendidik 125. Kepala Bidang Pengembangan Tenaga Teknis dan Fungsional Non-Pendidik Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan 126. Kepala Bidang Pengembangan Tenaga Pimpinan Pegawai Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan 127. Kepala Bidang Penjaminan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan 128. Kepala Bidang Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan 129. Kepala Bidang Penjaminan Mutu Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan 130. Kepala Bidang Pengembangan Teknologi Pembelajaran Berbasis Radio, Televisi, dan Film Pustekkom Pendidikan 131. Kepala Bidang Pengembangan Teknologi Pembelajaran Berbasis Multimedia dan Web Pustekkom Pendidikan 132. Kepala Bidang Pengembangan Jejaring Pustekkom Pendidikan 133. Kepala Bidang Informasi Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat 47

60 Posisi Jabatan Struktural 134. Kepala Bidang Pengembangan Kemitraan Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat 135. Kepala Bidang Pencitraan Publik Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat 136. Kepala Bidang Data Peserta Didik, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan Pusat Data dan Statistik Pendidikan 137. Kepala Bidang Data Satuan Pendidikan dan Proses Pembelajaran Pusat Data dan Statistik Pendidikan 138. Kepala Bidang Pendayagunaan dan Pelayanan Data dan Statistik Pusat Data dan Statistik Pendidikan 139. Kepala Bidang Program dan Kerja Sama Pusat Arkeologi Nasional 140. Kepala Bidang Data dan Informasi Pusat Arkeologi Nasional Manajer Penjamin Mutu 1. Kepala Bagian Tata Usaha dan Protokol Biro Umum 2. Kepala Bagian Kebijakan dan Evaluasi Program Biro PKLN 3. Kepala Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Biro Keuangan 4. Kepala Bagian Pengembangan, Disiplin, dan Pensiun Biro Kepegawaian 5. Kepala Bagian Bantuan Hukum Biro Hukum dan Organisasi 6. Kepala Bagian Keuangan Setditjen PAUDNI 7. Kepala Bagian Umum Setditjen PAUDNI 8. Kepala Bagian Keuangan Setditjen Dikdas 9. Kepala Bagian Umum Setditjen Dikdas 10. Kepala Bagian Keuangan Setditjen Dikmen 11. Kepala Bagian Umum Setditjen Dikmen 12. Kepala Bagian Informasi dan Pelaporan Setditjen Dikti 13. Kepala Bagian Umum Setditjen Dikti 14. Kepala Bagian Hukum dan Kepegawaian Sekretariat Inspektorat Jenderal 15. Kepala Bagian Keuangan Sesditjen Kebudayaan 16. Kepala Bagian Umum Sesditjen Kebudayaan 17. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman 18. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman 19. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi 20. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya 21. Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya 22. Kepala Bagian Umum Sekretariat Inspektorat Jenderal 23. Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Balitbang 24. Kepala Bagian Umum Sekretariat Balitbang 25. Kepala Bagian Tata Usaha Pusat Kurikulum dan Perbukuan 26. Kepala Bagian Tata Usaha Pusat Penilaian Pendidikan 27. Kepala Bidang Program dan Kerja Sama Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan 28. Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 48

61 Posisi Jabatan Struktural 29. Kepala Bagian Umum Sekretariat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 30. Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Badan Pengembangan SDM dan PMP 31. Kepala Bagian Umum Sekretariat Badan Pengembangan SDM dan PMP 32. Kepala Bagian Tata Usaha Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan 33. Kepala Bagian Tata Usaha Pustekkom Pendidikan 34. Kepala Bagian Tata Usaha Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat 35. Kepala Bagian Tata Usaha Pusat Data dan Statistik Pendidikan 36. Kepala Bagian Tata Usaha Pusat Arkeologi Nasional Tabel 5. Rincian Anggaran Program Manajemen Perubahan POSISI JUMLAH Program Sponsor 1 Advisor 1 Program Manager 9 Project Manager 157 Design Manager 12 Change Manager 140 Quality Assurance Manager 36 TOTAL 356 g. Rencana Anggaran Anggaran kegiatan manajemen perubahan tahun ini bersumber dari alokasi anggaran dari masing-masing unit utama dan untuk koordinasi manajemen perubahan di tingkat Kementerian mulai tahun 2012 s.d. 2014, diperlukan dana khusus sebesar Rp ,- (lima milyar enam ratus tujuh juta lima ratus ribu rupiah). Tabel 5. Rincian Anggaran Program Manajemen Perubahan No Kegiatan Anggaran (Rp) 1 Pembentukan tim manajemen perubahan Penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi Sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi Penerapan Budaya Kerja sesuai dengan Tata Nilai Kemdikbud Penguatan Hasil Perubahan

62 B. PENATAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Dengan adanya perubahan paradigma dan perkembangan dunia pendidikan yang mengakibatkan adanya permasalahan dalam bidang pendidikan terutama dalam hal kebijakan di bidang pendidikan sehingga menuntut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakukan perubahan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan maupun yang berkaitan dengan pendidikan. Perubahan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan dilakukan karena adanya permasalahan dalam peraturan perundang-undangan yang harus diselesaikan, antara lain: Adanya sejumlah peraturan perundang-undangan bidang pendidikan yang secara hirarkis belum harmonis dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, contoh: masih banyak terdapat Peraturan Menteri yang merupakan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional belum diubah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Belum lengkapnya peta peraturan perundang-undangan yang dibutuhkan untuk memenuhi amanat Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah bidang pendidikan dan kebudayaan yang sudah ada; Adanya peraturan perundang-undangan yang secara substansi tidak sesuai lagi dengan perkembangan pendidikan, contoh: Keputusan Bersama Menteri Luar Negeri dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 191/81/01 dan Nomor 051/U/1981 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sekolah Indonesia Di Luar Negeri yang belum disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Implementasi peraturan perundang-undangan tidak sesuai dengan yang diharapkan, contoh: belum semua daerah melaksanakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/ Madrasah; Belum adanya peraturan perundang-undangan mengenai perguruan tinggi setelah Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat oleh putusan Mahkamah Konstitusi Nomor /PUU-VII/2009 tanggal 31 Maret 2009, khususnya mengenai tata kelola perguruan tinggi; Perlunya penataan kewenangan pendidikan akibat adanya otonomi daerah, contoh: berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, penyelenggaraan sekolah luar biasa merupakan tanggung jawab Provinsi, sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota tidak ditentukan secara jelas sekolah luar biasa menjadi kewenangan Provinsi; Belum adanya aturan maupun kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai beberapa hal yang menjadi sorotan masyarakat, seperti penyelenggaraan SBI dan RSBI, pendirian sekolah, sekolah yang berafiliasi dengan 50

63 lembaga pendidikan asing, dan pendanaan pendidikan yang tidak memberatkan orang tua; dan Perlunya penataan dan penyelarasan tata cara penulisan peraturan perundangundangan yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan, termasuk di dalamnya persyaratan dan tata cara perizinan, contoh: perlu penyelarasan antara rancangan Permendikbud tentang: - pendirian satuan pendidikan anak usia dini; - pendirian sekolah; - penyelenggaraan sekolah bertaraf internasional; dan - penyelenggaraan pendidikan jarak jauh. Perlunya penyusunan Peraturan Pemerintah tentang Pendaftaran Cagar Budaya, Museum, dan Pelestarian Cagar Budaya sesuai amanat Undang-undang nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Perlunya penyusunan Peraturan Pemerintah tentang Perfilman sesuai amanat Undang-undang nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan beberapa strategi sebagai berikut: Melakukan pemetaan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan yang mengacu kepada peraturan perundang-undangan (sesuai dengan jenis dan hirarki peraturan perundang-undangan); Melakukan riset mengenai kebutuhan peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan dan kebudayaan pada pemangku kepentingan; Melakukan koordinasi dengan instansi/unit kerja terkait dan seluruh pemangku kepentingan dalam penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan; dan Mengakomodasi kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan a. Capaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan berbagai program/ kegiatan yaitu: 1) Penyusunan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Peraturan Pemerintah bidang pendidikan. Adapun manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah tersedia peraturan perundang-undangan bidang pendidikan sebagai pijakan dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional; 2) Penyusunan peraturan perundang-undangan bidang kebudayaan sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Adapun manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah tersedia peraturan perundang-undangan bidang kebudayaan sebagai pijakan dalam penyelenggaraan fungsi kebudayaan; 3) Harmonisasi penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan bidang 51

64 pendidikan dan kebudayaan. Manfaat yang didapatkan dari kegiatan ini adalah terciptanya peraturan perundang-undangan yang baik melalui keselarasan antara maksud, tujuan dan kepentingan pemerintah dengan masyarakat; 4) Uji publik rancangan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan. Kegiatan ini memiliki manfaat berupa mendapatkan masukan dalam perancangan peraturan perundang-undangan agar sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pemangku kepentingan; 5) Penetapan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan. Manfaat dari kegiatan ini adalah menciptakan pelaksanaan kegiatan pendidikan yang taat hukum dan taat aturan; 6) Monitoring dan evaluasi peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan. Manfaat dari kegiatan ini ialah mengetahui proses dan hasil terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan, sebagai alat untuk mengukur tingkat keberhasilan dan kegagalan, sebagai perencanaan dalam merancang peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan yang lebih baik di masa mendatang, sebagai pengendali peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan; 7) Pemberian layanan informasi peraturan perundang-undangan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Adapun manfaat yang diperoleh ialah memudahkan pemangku kepentingan untuk memperoleh layanan informasi peraturan perundangundangan secara lebih cepat, tepat, dan akurat; 8) Penerbitan buku himpunan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan (Undang-undang dan Peraturan Pemerintah). Manfaat yang diperoleh ialah memudahkan pemangku kepentingan dalam memperoleh berbagai peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan dan sebagai bentuk dokumentasi; 9) Penerbitan dalam bentuk buku beberapa Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah mempermudah sosialisasi peraturan perundang-undangan, khususnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kepada pemangku kepentingan. Program/kegiatan tersebut menghasilkan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan yang harmonis. Untuk mencapai program/kegiatan tersebut dibutuhkan waktu sesuai dengan kebutuhan, sehingga peraturan perundang-undangan yang telah disusun dapat memberikan manfaat berupa pemberian layanan bagi para pemangku kepentingan. b. Rencana Kegiatan reformasi birokrasi yang sedang dilakukan Koordinator Program Penataan Peraturan Perundang-undangan ialah sebagai berikut. 1) Pengkajian peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan yang telah ada; 2) Koordinasi dengan unit kerja terkait dalam rangka penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan; dan 52

65 3) Penyusunan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan sebagai pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi; Program/kegiatan reformasi birokrasi yang sedang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: 1) Mengkaji peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan yang telah ada; 2) Melakukan rapat koordinasi dengan unit kerja terkait dalam rangka penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan; 3) Menyusun peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan sebagai pelaksanaan dari sebagai pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi; 4) Harmonisasi penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan; 5) Uji publik rancangan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan; dan 6) Monitoring dan evaluasi peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan. c. Kriteria Keberhasilan Kriteria keberhasilan dari program/kegiatan penataan berbagai peraturan perundangundangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: 1) Daftar peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan; 2) Peta peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis atau tidak sinkron; 3) Peta peraturan perundang-undangan yang mungkin dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan; 4) Peta peraturan perundang-undangan yang perlu direview kembali; 5) Rancangan peraturan perundang-undangan (RUU, RPP, Rancangan Permendikbud); 6) Kesesuaian rancangan peraturan perundang-undangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau sejajar; 7) Tersusunnya Peraturan perundang-undangan (UU, PP, Perpres, Permendikbud); 8) Dipahaminya peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan; 9) Terlaksananya peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan; 10) Teridentifikasinya permasalahan pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. d. Agenda Prioritas Program/kegiatan yang menjadi prioritas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu: 53

66 1) Menyusun Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai amanat dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi; 2) Menyusun Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai kebijakan. Program/kegiatan tersebut diprioritaskan karena merupakan amanat peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan kebutuhan yang mendesak. Apabila hal ini tidak dilaksanakan, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat dianggap melakukan pelanggaran hukum. Dalam hal kebijakan, jika tidak ditindaklanjuti dengan penyusunan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan maka para pemangku kepentingan tidak mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhannya. Dalam melaksanakan agenda prioritas, berikut ini ialah langkah-langkah implementasi yang perlu dilakukan: 1) Memastikan peraturan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan yang akan disusun merupakan amanat peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. 2) Menyusun rancangan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan. 3) Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan. 4) Melakukan harmonisasi penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan. 5) Melakukan uji publik rancangan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan. 6) Mengusulkan penetapan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan. 7) Melakukan monitoring peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan. e. Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja Waktu pelaksanaan dan tahapan kerja dalam program/kegiatan penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai berikut: 1) Identifikasi peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan dan dilaksanakan sepanjang tahun; 2) Penyusunan peta peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis atau tidak sinkron di lingkungan Kementerian/Lembaga masing-masing serta lainnya dilaksanakan setiap bulan Desember; 3) Penyusunan peta peraturan perundang-undangan yang mungkin dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan dilaksanakan setiap bulan Maret, Juni, September, dan Desember; 4) Penyusunan peta peraturan perundang-undangan yang perlu dikaji ulang (review) kembali dilaksanakan setiap bulan Maret, Juni, September, dan Desember; 54

67 5) Penyusunan rencana/rancangan regulasi dan deregulasi peraturan perundangundangan dilaksanakan sepanjang tahun; 6) Pelaksanaan harmonisasi dan sinkronisasi rancangan peraturan perundangundangan dilaksanakan sepanjang tahun; 7) Pelaksanaan regulasi dan deregulasi peraturan perundang-undangan dilaksanakan sepanjang tahun; 8) Pelaksanaan implementasi peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan dilaksanakan Sepanjang tahun; 9) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan dilaksanakan setiap bulan April dan Oktober. f. Penanggungjawab Penanggung jawab kegiatan penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ialah Kepala Biro Hukum dan Organisasi. g. Rencana Anggaran Rencana anggaran untuk program/kegiatan penataan berbagai peraturan perundangundangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebesar Rp ,- (lima milyar tujuh ratus juta rupiah) per tahun, dengan rincian masing-masing tahapan kerja sebagai berikut. Tabel 6. Rincian Anggaran Program Peraturan Perundnag-undangan No Kegiatan Anggaran (Rp) 1. Melakukan identifikasi peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/ diterbitkan 2. Menyusun peta peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis atau tidak sinkron di lingkungan Kementerian/Lembaga masing-masing serta lainnya 3. Menyusun peta peraturan perundang-undangan yang mungkin dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan Rp ,- Rp ,- Rp ,- 4. Menyusun peta peraturan perundang-undangan yang perlu direview kembali Rp ,- 5. Menyusun rencana/rancangan regulasi dan deregulasi peraturan perundangundangan 6 Melakukan harmonisasi dan sinkronisasi rancangan peraturan perundangundangan Rp ,- Rp ,- 7. Melakukan regulasi dan deregulasi peraturan perundang-undangan Rp ,- 8. Melakukan implementasi peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan Rp ,- 9. Melakukan monitoring dan evaluasi peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan Rp ,- 55

68 C. PENATAAN DAN PENGUATAN ORGANISASI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pendidikan dan kebudayaan dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara, sebagaimana diamanatkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam melaksanakan tugasnya, kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan; b. pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di daerah; dan e. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional. Struktur organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terdiri dari 10 (sepuluh) unit utama, yaitu: a. Sekretariat Jenderal; b. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal; c. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar; d. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah; e. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi; f. Direktorat Jenderal Kebudayaan; g. Inspektorat Jenderal; h. Badan Penelitian dan Pengembangan; i. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa; dan j. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Unit kerja di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terdiri atas 84 Eselon II yang meliputi direktorat dan pusat-pusat, serta UPT (setingkat eselon II/b dan III/a, bidang pendidikan 86 unit dan UPT bidang kebudayaan 43 unit), yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2012 tentang Wakil Menteri. Menindaklanjuti Undang- Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara dan pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II serta perkembangan kebijakan bidang pembangunan khususnya pembangunan di bidang pendidikan dan kebudayaan, maka perlu dilakukan penyesuaian 56

69 terhadap berbagai kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan termasuk visi dan misi Kementerian. Sejalan dengan hal tersebut, perlu dilakukan pengkajian dan penataan organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Secara umum permasalahan organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dijabarkan sebagai berikut. a. Ditinjau dari pencapaian target pendidikan, masih terdapat tumpang tindih tugas dan fungsi tiap unit kerja, sehingga terjadi hal-hal sebagai berikut: 1) Saling lempar tanggung jawab apabila ada masalah, 2) Saling berebut anggaran dan kegiatan, serta 3) Terjadi inefisiensi karena kegiatan yang sejenis dilakukan oleh beberapa unit kerja b. Tidak dapat menjalankan fungsi pendidikan secara utuh karena pembinaan terhadap komponen-komponen pendidikan dilaksanakan terpisah pada tingkatan Direktorat Jenderal, yang lebih sulit koordinasinya dibandingkan bila pada tingkatan yang lebih rendah; c. Tanggung jawab terhadap penjaminan mutu pendidikan untuk jenjang yang sama tersebar di beberapa Direktorat Jenderal; d. Belum sepenuhnya fungsi kebudayaan dan bahasa sebagai pembentuk karakter bangsa terintegrasi dengan fungsi pendidikan. 1. Kondisi Dan Permasalahan Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi Beberapa kondisi dan permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diantaranya adalah: 1) Penanganan pendidikan anak usia dini (PAUD) formal (Taman Kanak-kanak) dan nonformal (Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan sejenisnya)) dilaksanakan oleh 2 (dua) Direktorat Jenderal yang berbeda. Dalam implementasinya sasaran peserta didik PAUD (anak usia 4 6 tahun) antara PAUD formal (TK) dan PAUD tidak jelas batasannya, sehingga seringkali terjadi tumpang tindih (kesamaan) sasaran. Hal ini cukup membingungkan masyarakat karena seolah tidak ada bedanya antara TK yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan formal dengan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan nonformal. 2) Akreditasi dilaksanakan terpisah dari Ditjen yang membina penyelenggaraan pendidikan sehingga menyebabkan kurang selarasnya pembinaan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal dengan arah kebijakan akreditasi. 3) Pendidik dan Tenaga Kependidikan ditangani terpisah dari Ditjen yang membina penyelenggaraan pendidikan yang menyebabkan inefisiensi dalam pembinaan pendidikan, mengingat sasaran pembinaan oleh Ditjen PMPTK dan Ditjen Mandikdasmen adalah pendidik dan tenaga kependidikan. 4) Pendidikan kesetaraan (KEJAR Paket A, B, dan C) yang lulusannya dapat disetarakan dengan pendidikan formal dalam penyelenggaraannya perlu ditingkatkan pelayanannya agar mutu lulusan terjamin dan dapat disetarakan dengan pendidikan formal. Untuk itu, pelayanannya perlu didekatkan dengan pendidikan formal 57

70 dengan memanfaatkan secara optimal sarana dan prasarana yang ada pada satuan pendidikan formal; 5) Penanganan buku masih belum terpadu karena masih dilaksanakan oleh unit yang berbeda yaitu Pusat Perbukuan dan Ditjen MPDM khususnya dalam hal fasilitasi pengadaan buku pelajaran. Penilaian buku sesuai dengan ketentuan merupakan kewenangan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 6) Program/kegiatan pembinaan kesehatan dan kesegaran jasmani peserta didik (Pusat Pembinaan kesegaran Jasmani) masih dilakukan terpisah dengan pembinaan kesiswaan (Ditjen MPDM). 7) Kewenangan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra yang bersifat nasional dan lintas kementerian tidak dapat dilaksanakan secara optimal oleh unit kerja yang ada saat ini sehingga pengembangan, pembinaan, dan pelindungan Bahasa dan Sastra belum dapat dilakukan secara optimal, termasuk pengembangan bahasa Indonesia menjadi Bahasa Internasional. 8) Persepsi pemerintah pusat dan daerah dalam pengembangan layanan kebudayaan belum sama. Misalnya, pengelolaan museum dan cagar budaya tidak dikelola dengan baik oleh daerah karena dianggap tidak berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). 2. Perubahan Budaya Kerja, Pola Kerja, dan Pola Pikir Selain permasalahan tersebut di atas, perubahan juga perlu dilakukan terhadap budaya dan pola kerja dan pola pikir unit organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang semula dari unit organisasi pembuat dan pelaksana kebijakan pendidikan menjadi organisasi pembuat dan pengendali kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan. Penataan dan penguatan organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan dalam rangka pencapaian visi dan misi Kementerian yang diarahkan pada: 1) Otonomi penyelenggaraan pendidikan; 2) Penyederhanaan prosedur; 3) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi; 4) Pembagian kewenangan yang jelas antar unit kerja; dan 5) Perubahan pola pikir penanganan kepegawaian dari administratif menjadi pengembangan sumber daya manusia (human resources development). Pendekatan penataan tugas, fungsi, dan struktur organisasi mencangkup: 1) Pemetaan/Identifikasi substansi tugas dan sasaran/objek yang dilayani; 2) Pembagian kewenangan yang jelas antar unit kerja; 3) Perkiraan beban kerja sesuai dengan substansi tugas dan sasaran;dan 4) Pengelompokan dan penataan tugas, fungsi, dan nomenklatur sesuai dengan substansi tugas dan sasaran. 58

71 3. Penataan Tugas dan Fungsi Penataan tugas dan fungsi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meliputi: 1) Penataan tugas, fungsi, dan organisasi unit utama dan pusat, meliputi hal-hal berikut. a. Pengintegrasian pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan peningkatan kualifikasi, pendistribusian, penghargaan dan perlindungan, dan kesejahteraan ke dalam Direktorat Jenderal yang membina satuan pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan nonformal dan informal b. Pengintegrasian fungsi pembinaan pendidikan kesetaraan ke dalam fungsi pembinaan pendidikan formal dalam rangka pemanfaatan dan pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan formal c. Pengintegrasian fungsi pembinaan pendidikan Taman Kanak-Kanak (PAUD formal) ke dalam fungsi pembinaan pendidikan anak usia dini nonformal (PAUD nonformal) d. Pengintegrasian fungsi perbukuan dalam hal pengembangan materi dan naskah buku ke dalam tugas dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan dan fungsi fasilitasi perbukuan (bantuan pengadaan dan pendistribusian buku) ke dalam tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah e. Pengintegrasian fungsi pengembangan pendidikan jasmani, kesegaran jasmani, pendidikan kecakapan hidup, dan pendidikan kesehatan yang semula merupakan tugas Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani ke dalam tugas dan fungsi Balitbang. Fungsi pembinaan usaha kesehatan sekolah (UKS) dan kesehatan jasmani peserta didik diintegrasikan ke dalam fungsi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah f. Pengalihan kedudukan Pusat Statistik Pendidikan menjadi berada di bawah Menteri untuk mendukung semua unit kerja di lingkungan Kementerian dalam pemenuhan data dan informasi pendidikan. g. Pengintegrasian fungsi kebudayaan ke dalam fungsi Kementerian Pendidikan Nasional sehingga nomenklatur kementerian menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Fungsi kebudayaan ini semula berada di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata merupakan tugas dan fungsi dua direktorat jenderal dan tiga pusat, yaitu Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan, Pusat Penelitian Arkeologi, dan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Budaya dan Pariwisata. Setelah diintegrasikan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi tugas dan fungsi satu direktorat jenderal dan tiga pusat, yaitu Direktorat Jenderal Kebudayaan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan pada Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kebudayaan pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, dan Pusat Arkeologi Nasional yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal. 59

72 h. Peningkatan eselonisasi Pusat Bahasa menjadi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2010 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. 2) Penataan tugas, fungsi dan organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) fungsi pendidikan dan kebudayaan serta kebahasaan. a. Capaian Hal-hal yang telah di capai dalam penataan dan penguatan organisasi ialah sebagai berikut. 1) Tertatanya tugas, fungsi, dan susunan organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka pencapaian visi dan misi kementerian yang meliputi: (a) (b) Penataan Tugas, Fungsi, dan Organisasi Unit Utama Penataan Tugas, Fungsi, dan Organisasi UPT Manfaat yang didapatkan dari kegiatan ini adalah terbentuk dan tersusunnya tugas, fungsi, dan susunan organisasi yang mencerminkan pemerintahan yang bersih, dan bebas KKN. 2) Pemetaan/Identifikasi substansi tugas dan sasaran/objek yang dilayani. Manfaat yang didapatkan dari kegiatan ini adalah tersedianya dokumen peta tugas yang merupakan langkah awal untuk menciptakan organisasi yang memiliki keberpihakan kepada masyarakat; 3) Pembagian kewenangan yang jelas antar unit kerja untuk menghindari terjadinya duplikasi pekerjaan antar unit kerja. Manfaat yang didapatkan ialah pegawai memiliki deskripsi pekerjaan yang jelas, tidak tumpang tindih, berorientasi pada proses, dan lebih produktif; 4) Pengelompokan dan penataan tugas, fungsi, dan nomenklatur sesuai dengan substansi tugas dan sasaran. Manfaat yang dirasakan oleh pegawai ialah tugas, fungsi, dan nomenklatur memiliki keselarasan dengan substansi tugas dan sasaran yang memudahkan pegawai dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. b. Rencana Dalam rangka penataan dan penguatan organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, rencana program dan kegiatan yang sudah, sedang, dan akan dilaksanakan meliputi: 1) Program dan Kegiatan yang sudah dilaksanakan yaitu: Penataan tugas, fungsi, dan nomenklatur (Restrukturisasi) unit utama, pusat, dan UPT di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2) Program dan kegiatan yang sedang dilaksanakan adalah penyusunan rincian tugas unit kerja yang meliputi: 60

73 (1) Penataan Kedudukan, tugas, dan fungsi UPT sebagai tindak lanjut dari penataan tugas, fungsi dan susunan organisasi unit utama; (2) Penyusunan rincian tugas unit kerja: (a) Unit utama dan pusat-pusat; (b) Unit pelaksana teknis. c. Kriteria Keberhasilan Keberhasilan bidang penataan dan penguatan organisasi, di ukur dengan kriteria berikut. 1) Tersusunnya tugas, fungsi, dan organisasi unit utama, pusat-pusat, dan UPT yang efisien dan dapat mendukung pelaksana visi dan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2) Berkurangnya duplikasi tugas antar unit organisasi di lingkungan unit utama, pusatpusat, dan UPT; 3) Tersusunnya rincian tugas unit kerja di lingkungan unit utama, pusat-pusat, dan UPT dalam rangka operasionalisasi tugas dan fungsi; 4) Penyusunan program kerja unit kerja didasarkan pada tugas, fungsi, dan rincian tugas masing-masing unit kerja. d. Agenda Prioritas Pelaksanaan penataan dan penguatan organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, akan diprioritaskan pada kegiatan sebagai berikut. 1) Penyelesaian rincian tugas unit kerja di lingkungan unit utama, pusat-pusat, dan UPT. 2) Sosialisasi tugas, fungsi, dan rincian tugas unit kerja kepada seluruh pejabat dan pegawai serta pemangku kepentingan 3) Penyusunan intrumen pemantauan dan evaluasi organisasi unit utama, pusat-pusat, dan UPT e. Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja Pelaksanaan kegiatan Penataan dan Penguatan Organisasi di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan direncanakan berlangsung sampai tahun 2014, yang terdiri atas program/kegiatan restrukturisasi organisasi kementerian, restrukturisasi organisasi UPT, dan penyusunan rincian tugas unit. Adapun tahapan kerjanya kerjanya tampak dalam tabel sebagai berikut. 61

74 Tabel 7. Tahapan Kerja Program Penataan dan Penguatan Organisasi No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu 1 Restrukturisasi Organisasi Kementerian Perencanaan Mengevaluasi tugas, fungsi, dan struktur organisasi Kementerian sesuai dengan rencana strategis dan kebijakan di bidang pendidikan dan organisasi. Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi saat ini dan duplikasi tugas antar unit kerja. Menyusun naskah akademik usul restrukturisasi organisasi Kementerian Pembangunan Menyusun rancangan penataan tugas, fungsi, dan struktur organisasi Kementerian yang baru. Membahas rancangan tugas, fungsi, dan struktur organisasi dengan unit utama dan instansi terkait. Penetapan tugas, fungsi, dan struktur organisasi Kementerian Sosialisasi Sosialisasi tugas, fungsi, dan struktur organisasi Kementerian yang baru Implementasi Implementasi tugas, fungsi, dan struktur organisasi Kementerian yang baru Evaluasi 2 Restrukturisasi Organisasi UPT Penyusunan instrumen evaluasi kelembagaan unit utama Pemantauan dan evaluasi kelembagaan Perencanaan Mengevaluasi tugas, fungsi, dan struktur organisasi UPT disesuaikan dengan struktur organisasi baru Kemdikbud Pusat dan kebijakan di bidang pendidikan dan organisasi. Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi saat ini dan duplikasi tugas antar unit kerja. Menyusun naskah akademik usul restrukturisasi organisasi UPT. Januari-April 2012 Oktober-Desember 2012 Oktober-Desember 2013 Oktober-Desember

75 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu Pembangunan Menyusun rancangan tugas, fungsi, dan struktur organisasi UPT yang baru. Membahas rancangan tugas, fungsi, dan struktur organisasi UPT dengan unit utama terkait dan instansi terkait. Penetapan tugas, fungsi, dan struktur organisasi UPT. Maret-Juni 2011 Agustus-September 2011 Oktober 2011 Sosialisasi Sosialisasi tugas, fungsi, dan struktur organisasi UPT yang baru. Oktober 2011-Februari 2012 Implementasi Implementasi tugas, fungsi, dan struktur organisasi UPT yang baru Evaluasi 3 Restrukturisasi Organisasi Kementerian Integrasi Fungsi Kebudayaan Penyusunan instrumen evaluasi kelembagaan UPT Pemantauan dan evaluasi kelembagaan UPT Perencanaan Mengevaluasi tugas, fungsi, dan struktur organisasi Kementerian sesuai dengan rencana strategis dan kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan. Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi saat ini dan duplikasi tugas antar unit kerja. Menyusun naskah akademik usul restrukturisasi organisasi Kementerian. Pembangunan Menyusun rancangan penataan tugas, fungsi, dan struktur organisasi Kementerian yang baru. Membahas rancangan tugas, fungsi, dan struktur organisasi dengan unit utama dan instansi terkait. Penetapan tugas, fungsi, dan struktur organisasi Kementerian Sosialisasi Sosialisasi tugas, fungsi, dan struktur organisasi Kementerian yang baru. Implementasi Juli-September 2012 Oktober-Desember 2013 Oktober-Desember

76 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu Implementasi tugas, fungsi, dan struktur organisasi Kementerian yang baru Evaluasi 4 Penyusunan Rincian Tugas Unit 5 Penguatan Fungsi Organisasi dan Tata Laksana Biro Hukum dan Organisasi, Biro Kepegawaian, Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat, dan Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Penyusunan instrumen evaluasi kelembagaan unit utama Pemantauan dan evaluasi kelembagaan Perencanaan Analisis tugas, fungsi dan kewenangan unit organisasi. Mengidentifikasi seluruh kegiatan yang dilaksanakan unit utama dan permasalahannya serta kesesuaian dengan tugas dan fungsi. Pembangunan Penyusunan rincian tugas unit kerja di pada 10 unit utama Membahas rancangan rincian tugas dengan unit utama terkait. Penetapan tugas, fungsi, dan struktur organisasi UPT. Penetapan tugas, fungsi, dan struktur organisasi unit utama kebudayaan. Sosialisasi Sosialisasi rincian tugas unit kerja pada 9 unit utama. Sosialisasi rincian tugas unit kerja pada unit utama kebudayaan. Implementasi Implementasi rincian tugas unit organisasi. Evaluasi Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rincian tugas unit kerja Perencanaan Identifikasi kelemahan dan kendala dalam pelaksanaan tugas di bidang organisasi, tata laksana, kepegawaian, diklat, dan layanan informasi. Januari-April 2013 Oktober-Desember 2013 Oktober-Desember Oktober-Desember 2011 Maret-Desember Oktober-Desember 2012 Oktober-Desember 2013 Oktober-Desember 2014 Januari-Februari

77 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu Menyusun rencana penguatan unit kerja yang menangani fungsi organisasi, tatalaksana, kepegawaian, diklat, dan layanan informasi. menyusun rencana peningkatan kualitas SDM. menyusun rencana penguatan sarana dan prasarana serta sumber daya lainnya. menyusun rencana peningkatan peran unit kerja Februari-September 2012 Februari-Maret 2012 Mei-Juni 2012 Agustus-September 2012 Pembangunan Penyusunan program peningkatan kemampuan SDM unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, kepegawaian, diklat, dan layanan informasi. Penetapan kebijakan peningkatan peran unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, kepegawaian, diklat, dan layanan informasi. Pengembangan sistem dan mekanisme kerja unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, kepegawaian, diklat, dan layanan informasi yang berbasis IT dan kepuasan pelanggan dan sesuai tata nilai Kemdikbud. Pendidikan dan pelatihan bagi pegawai unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, kepegawaian, diklat, dan layanan informasi. November 2012-Januari 2013 Januari 2013 Februari-Desember 2013 Januari 2013-Januari 2014 Sosialisasi Sosialisasi sistem dan mekanisme kerja yang baru pada unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, kepegawaian, diklat, dan layanan informasi. Januari-Maret 2014 Implementasi Penerapan penguatan dan peningkatan peran unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, kepegawaian, diklat, dan layanan informasi. Januari-Desember 2014 Evaluasi Evaluasi pelaksanaan penguatan dan peningkatan peran unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, kepegawaian, diklat, dan layanan informasi. Oktober-Desember

78 f. Penanggung Jawab Penanggung jawab dari kegiatan penataan dan penguatan organisasi: Pengarah : Dirjen PAUDNI Penanggung Jawab : Pimpinan Unit Utama Koordinator : Inspektur I, Itjen Ketua : Kabag Kelembagaan, Biro Hukum dan Organisasi g. Rencana Anggaran Kegiatan penataan dan penguatan organisasi untuk tahun ini bersumber dari alokasi anggaran dari unit utama masing-masing unit utama, sedangkan untuk tahun 2012 sampai dengan 2014 diperlukan anggaran sebesar Rp ,- (dua belas milyar seratus empat puluh empat juta rupiah) yang dialokasikan pada masing-masing unit utama dan Biro Hukum dan Organisasi. D. PENATAAN TATALAKSANA Dalam rangka melaksanakan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kemdikbud telah melakukan reformasi internal yang meliputi penguatan organisasi, penguatan SDM, dan penataan tata laksana. Reformasi Internal tersebut diharapkan mampu mengungkit terjadinya reformasi layanan sehingga misi Kemdikbud dapat dicapai. Reformasi layanan merupakan upaya untuk memberikan layanan terbaik kepada para pemangku pendidikan dan kebudayaan. Para pemangku kepentingan utama ialah satuan pendidikan, peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, serta unsur dari kebahasaan dan kebudayaan. Pemangku utama yang lain ialah orang tua, pengelola pendidikan dan kebudayaan di daerah, pegawai, dunia usaha, dunia industri, pemangku budaya dan masyarakat serta pers. Dasar pemberian layanan prima ialah Undang-Undang nomor 25 tahun 2009 tentang standar pelayanan publik, Undang-Undang Nomor 14 tahun 2009 tentang keterbukaan informasi publik dan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang informasi dan transaksi elektronik. Layanan-layanan di atas akan lebih efisien dan lebih cepat jika dilakukan dengan memberdayakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Layanan yang semula tidak mungkin dilakukan, dengan bantuan TIK, menjadi mungkin. Layanan yang semula lambat, dengan bantuan TIK, menjadi cepat. Layanan konvensional yang selama ini telah diberikan bersifat kurang responsif, kurang informatif, kurang accesible, kurang koordinasi, kurang terbuka, rumit karena menempuh 66

79 birokrasi berjenjang, serta kurang efisien. Dengan bantuan TIK, layanan akan menjadi lebih responsif, lebih informatif, lebih accesible, lebih terkoordinasi, lebih terbuka, lebih sederhana, dan lebih efisien. Layanan yang mendayagunakan TIK disebut e-layanan. Untuk mendukung e-layanan tersebut, Kemdikbud perlu menyusun program tata laksana layanan pendidikan dan kebudayaan berbasis TIK. Dengan program tersebut diharapkan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat tercapai dengan lebih baik Adapun pemetaan kegiatan Reformasi Birokrasi Internal Kemdikbud Bidang Tata Laksana dapat digambarkan dalam skema berikut. Gambar 2. Pemetaan Kegiatan RB Internal Kemdikbud Bidang Tata Laksana a. Capaian Sampai dengan saat ini, capaian hasil Reformasi Birokrasi tahun 2010 yang terkait dengan Bidang Tata Laksana dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Reformasi Contact Center 177 dan Portal Layanan Prima Pendidikan Nasional, yaitu terintegrasinya pelayanan informasi pendidikan dan kebudayaan melalui voice, sms dan fax melalui contact center 177, dan tersedianya portal Adapun manfaat dari reformasi contact center 177 dan portal layanan prima sebagai berikut: a. Reformasi contact center

80 Tabel 8. Manfaat Kegiatan Contact Center 177 Keterangan Sebelum Setelah Efisiensi Jumlah Aktivitas Jumlah Aktivitas Manual b. Portal Layanan Prima Pendidikan dan Kebudayaan Tabel 9. Manfaat Portal Layanan Prima Pendidikan Nasional Keterangan Sebelum Setelah Jumlah Aktivitas (incoming call) Kurang lebih 25-30/ minggu Kurang lebih 150/ minggu Registrasi Penelpon Manual Tersistem Data/ FAQ Manual Tersistem Operator/ Saluran Telepon 3 6 Sistem Eskalasi/ Klarifikasi Manual Tersistem Proses Eskalasi/ Klarifikasi Tidak lebih dari 3 hari Tidak lebih dari 3 hari (2) Pengembangan Sistem Pengelolaan BMN. Manfaat yang diperoleh ialah tersedianya pedoman sistem pengelolaan BMN, dan tersedianya instrumen sistem pengelolaan BMN. (3) Sinkronisasi dan Sosialisasi Hasil Kajian Bidang Ketatalaksanaan. Manfaat yang didapatkan adalah tersedianya sistem dan mekanisme hubungan kerja di lingkungan Kemdikbud, tersedianya SOP di lingkungan Kemdikbud, dan diterapkannya hasil analisis jabatan. Namun demikian, hal-hal tersebut masih didasarkan atas struktur lama Kemdikbud. (4) Penyusunan Sistem Pendokumentasian dan Layanan Informasi Peraturan Perundang-undangan Bidang Pendidikan. Kegiatan ini menghasilkan manfaat berupa tersedianya perundang-undangan bidang pendidikan yang dapat di akses secara luas. (5) Penyusunan Sistem Layanan Bantuan Hukum. Adapun manfaat dari kegiatan ini yaitu tersedianya sistem fasilitasi bantuan hukum dan kecepatan menanggapi permintaan bantuan hukum. (6) Reformasi Sistem Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja. Manfaat bagi Kementerian ialah untuk kemudahan, kepastian, dan kecepatan mengakses data rencana kerja dan anggaran dan pemantauan realisasi fisik dan keuangan serta evaluasi. (7) CPNS On-line. Manfaat yang didapatkan ialah dapat mengetahui laporan data jumlah formasi, jumlah pelamar, peserta seleksi dan jumlah yang dinyatakan lulus seleksi secara on-line. (8) Pengembangan Sistem Informasi Managemen Keuangan Kemdikbud berbasis web dengan sasaran seluruh kantor/satuan kerja di lingkungan Kemdikbud, termasuk satuan kerja dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang mengelola dana dari Kemdikbud. Manfaat yang didapatkan, yaitu: 68

81 Tabel 10. Manfaat Pengembangan Sistem Manajemen Keuangan NO U R A I A N SEBELUM SETELAH 1. Pengiriman ADK Laporan Keuangan Manual melalui pos, kurir/ Online 2. Informasi Anggaran: Pagu, Laporan Daya Serap/ Realisasi Anggaran; 3. Pelaporan keuangan belum sepenuhnya berjenjang Tidak dapat segera diketahui (tidak tepat waktu) Belum optimal Dapat segera diketahui (tepat waktu) Lebih optimal (9) Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi. Manfaat yang diharapkan ialah dapat melayani keperluan seluruh aplikasi transaksi di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (10) Reformasi di lingkungan Inspektorat Jenderal dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan. Manfaat yang dicapai meliputi pengembangan standar audit aparat pengawasan internal pemerintah, reformasi penyusunan pos portal layanan masyarakat, reformasi pengkajian standar operasional prosedur pekerjaan serta reformasi revisi Permendiknas Nomor 16 tahun 2009 dan penyusunan petunjuk teknis satuan pengendalian internal. b. Rencana Program kerja bidang penataan tata laksana berikut ini ialah program mulai tahun 2011 s.d. tahun Program tersebut meliputi kegiatan perencanaan, pengembangan, sosialisasi, implementasi, pengukuran dan evaluasi untuk setiap kegiatan. Adapun kegiatan yang akan dilakukan adalah: 1) Rekayasa proses, simplifikasi, dan integrasi prosedur dan pemanfaatan TIK; yaitu kegiatan mengidentifikasi mekanisme kerja,mengevaluasi, dan mengintegrasikan prosedur kerja berbasis TIK seluruh unit utama Kemdikbud sesuai struktur terbaru Kemdikbud. 2) Pengembangan e-government, yaitu kegiatan mengembangkan sebuah pedoman tata laksana, spesifikasi teknologi dan sistem dalam rangka penerapan layanan kepemerintahan berbasis TIK, yang meliputi: (a) (b) (c) (d) (e) Perbaikan portal layanan prima, yaitu kegiatan pengkajian terhadap portal layanan prima yang ada saat ini, penambahan fitur-fitur baru sesuai kebutuhan dan penyempurnaan sistem aplikasi, termasuk layanan bahasa dan kebudayaan. Pengembangan barang milik negara (BMN), yaitu kegiatan mengembangkan sebuah sistem pencatatan BMN berbasis web di lingkungan Kemdikbud. Manajemen dokumen, yaitu kegiatan untuk menyiapkan dan mengembangkan sebuah sistem manajemen dokumen berbasis TIK di seluruh unit utama Kemdikbud. Pengembangan sistem pengelolaan data pendidikan dan kebudayaan, yaitu kegiatan penyempurnaan sistem, sosialisasi dan implementasi sistem pengolahan data pendidikan dan kebudayaan berbasis TIK. Implementasi sistem perencanaan dan penganggaran, yaitu kegiatan 69

82 (f) penyempurnaan sistem, sosialisasi dan implementasi sistem perencanaan dan penganggaran secara lebih luas. Sistem akuntansi dan keuangan, yaitu kegiatan pengkajian terhadap web yang ada saat ini, penambahan fitur-fitur baru sesuai dengan kebutuhan dan penyempurnaan sistem aplikasi, serta peningkatan komitmen pengguna dan perluasan pemanfaatannya. c. Kriteria Keberhasilan Program reformasi birokrasi bidang penataan tata laksana diharapkan memiliki dampak positif terhadap layanan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bagi masyarakat. Kriteria Keberhasilan bidang tata laksana ialah sebagai berikut: (1) Satuan kerja Kemdikbud telah menjalankan rekayasa proses, simplifikasi, serta integrasi prosedur dan pemanfaatan TIK.. (2) Tersedianya sistem layanan e-government di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan kriteria keberhasilan sebagai berikut: a) Semua layanan informasi pendidikan dan kebudayaan bisa dilayani menggunakan portal layanan prima Kemdikbud b) Satuan kerja Kemdikbud telah mengimplementasikan sistem informasi BMN secara benar. c) Terlaksananya penerapan manajemen dokumen berbasis TIK di satuan kerja Kemdikbud d) Tersedianya sistem pengelolaan data pendidikan dan kebudayaan yang komprehensif dan valid. e) Satuan kerja Kemdikbud dan unit terkait di daerah telah mengimplementasikan sistem akuntansi dan keuangan berbasis TIK. f) Satuan kerja Kemdikbud telah mengimplementasikan sistem perencanaan dan penganggaran. d. Agenda Prioritas Dari dua program utama yang ditetapkan, prioritas pertama pada tahun 2011 ialah rekayasa proses, simplifikasi, integrasi prosedur dan pemanfaatan TIK. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa untuk melaksanakan seluruh sistem tata laksana di lingkungan Kemdikbud dengan berbasis TIK maka diperlukan adanya rancangan rekayasa proses, simplifikasi, serta integrasi prosedur dan pemanfaatan TIK sehingga dapat dibangun sistem layanan yang lebih komprehensif, baik yang menyangkut layanan internal maupun eksternal. Selain itu terdapat program lanjutan dalam Bidang Pengembangan e-government sebagai berikut: 1) Rekayasa Proses, Simplifikasi, serta Integrasi Prosedur dan Pemanfaatan TIK; 2) Pengembangan e-government. 70

83 e. Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja Waktu pelaksanaan kegiatan bidang tata laksana direncanakan berlangsung hingga tahun Pada tahap awal kegiatan lebih difokuskan pada pengkajian rekayasa proses, simplikasi dan integrasi prosedur dan pemanfaatan TIK Kemdikbud sesuai dengan struktur terbaru. Adapun tahapan kerja yang akan dilakukan tampak dalam tabel berikut. Tabel 11. Tahapan Kerja Program Penataan Tata Laksana No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu 1 Rekayasa Proses, Simplifikasi, dan Integrasi Prosedur dan Pemanfaatan TIK Perencanaan Identifikasi sistem dan mekanisme kerja saat ini Penentuan kebutuhan instrument evaluasi sistem dan mekanisme kerja setiap unit organisasi Evaluasi sistem dan mekanisme kerja setiap unit organisasi saat ini September 2011 September 2011 September 2011 Pembangunan Penentuan indikator kinerja setiap tahapan sistem dan mekanisme kerja Oktober 2011 Penentuan tata nilai yang terkait. Oktober 2011 Pengembangan sistem dan mekanisme kerja baru Oktober-Desember 2011 Rekayasa Proses. Oktober-Desember 2011 Simplifikasi proses dan sinkronisasi proses. Integrasi Prosedur dan pemanfaatan TIK Penyusunan kebijakan dan regulasi yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan sistem dan mekanisme kerja Penyusunan instrumen evaluasi penerapan sistem dan mekanisme kerja baru. Oktober-Desember 2011 Desember 2011-Januari 2012 Desember 2011-Januari 2012 Januari 2012 Sosialisasi Sosialisasi hasil pengembangan sistem dan mekanisme kerja baru. Sosialisasi ttg kebijakan &regulasi baru terkait dg sistem & mekanisme kerja baru. Sosialisasi instrumen evaluasi sistem dan mekanisme kerja baru. Februari-April 2012 Februari 2012-April 2012 Februari 2012-April 2012 Implementasi Implementasi sistem dan meknisme kerja baru. Pengukuran dan Evaluasi Mei November (setiap 3 bulan) 71

84 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu 2 Pengembangan e-government: a) Perbaikan Portal Layanan Prima Perencanaan Mengidentifikasikan jenis pelayanan yang sudah terintegrasi dengan portal layanan prima Kemdikbud. Mendefinisikan jenis pelayanan yang belum terintegrasi Melakukan evaluasi terhadap kekurangan fitur yang ada di portal layanan prima Kemdikbud Menyusun fitur-fitur tambahan yang seharusnya ada di portal layanan prima Kemdikbud. Mengidentifikasi letak database layanan dan aplikasi Layanan. Mengembangkan standarisasi layanan berbasis web Mengembangkan standarisasi penggunan domain. Mengembangkan standarisasi database layanan Mengembangkan standarisasi komunikasi antar aplikasi Mengembangkan layanan cloud computing Mengembangkan standar layanan TIK di lingkungan Kemdikbud September-Oktober 2011 Oktober 2011 September-November 2011 November-Desember 2011 September-Oktober 2011 November-Desember 2011 November-Desember 2011 November-Desember 2011 November-Desember 2011 September-November 2011 November-Desember 2011 Pembangunan Membangun layanan cloud computing Membanguna layanan TIK di lingkungan Kemdikbud Melakukan intergrasi terhadap semua proses pelayanan yang masuk ke dalam portal layanan prima Kemdikbud Mengembangkan fitur-fitur yang sudah direncanakan untuk ditambahkan kedalam portal layanan prima Kemdikbud Oktober - Desember 2012 Januari 2012-Desember 2012 Januari 2012-Desember 2012 Januari 2012-Juni 2012 Membangun web service Januari 201-Maret 2012 Membangun portal layanan secara utuh Penyusunan kebijakan dan regulasi yang diperlukan untuk mendukung implementasi portal layanan Januari 2012-Juni 2012 Juli 2012 September 2012 Sosialisasi 72

85 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu Melakukan launching terhadap pegawai dan publik tentang portal layanan prima Kemdikbud Memberikan akses kepada pihak yang berkepentingan sesuai dengan kebutuhan Juli 2012 Juli 2012 Desember 2012 Implementasi Memperbaharui segala bentuk informasi ke dalam portal layanan prima Kemdikbud Menggunakan portal layanan prima Kemdikbud sebagai pusat transaksi pelayanan Kemdikbud Juli Desember 2014 Juli Desember 2014 b) Pengembang-an Sistem Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) Pengukuran dan Evaluasi Perencanaan Identifikasi sistem pengelolaan BMN saat ini Evaluasi dan penyusunan system pengelolaan BMN Penentuan kebutuhan teknologi/ instrumen untuk penyusunan sistem pengelolaan BMN Penentuan beban kerja dan kualifikasi SDM pengelola sistem pengelolaan BMN Pembangunan Penentuan indikator kinerja setiap proses penyusunan sisem pengelolaan BMN dan pelaksananya (Setiap 3 Bulan) September 2011 September 2011 Oktober 2011 Oktober 2011 November 2011 Penetuan tata nilai yang terkait November 2011 Penyusunan pedoman system pengelolaan BMN Pengembangan instrumen system pengelolaan BMN Penyusunan kebijakan dan regulasi yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan sistem pengelolaan BMN Sosialisasi Sosialisasi keterkaitan kegiatan penyusunan sistem pengelolaan BMN dengan pencapaian visi, misi dan strategi organisasi. Sosialisasi tentang hasil penyusunan sistem pengelolaan BMN Desember 2011 Februari 2012 Maret 2012-Mei 2012 Juni 2012-Agustus 2012 Juni 2013-Juli 2013 Juni 2014-Juli 2014 Juli 2012-September 2012 Juli 2013-Agustus 2013 Juli 2014-Agustus 2014 Juli 2012-September 2012 Juli 2013-Agustus 2013 Juli 2014-Agustus

86 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu Sosialisasi tentang system pengelolaan BMN Sosialisasi tentang kebutuhan jumlah dan kualifikasi SDM pengelola sistem pengelolaan BMN Sosialisasi tentang kebijakan dan regulasi baru terkait dengan sistem pengelolaan BMN Implementasi c) Manajemen Dokumen Perencanaan Instalasi instrumen sistem pengelolaan BMN, termasuk pengadaan dan instalasi perangkat keras Implementasi sistem pengelolaan BMN Peningkatkan kapabilitas SDM pengelola sistem pengelolaan BMN Pengukuran dan Evaluasi Identifikasi pengelolaan dokumen saat ini Analisis permasalahan pengelolaan dokumen saat ini Penentuan kebutuhan teknologi/ instrumen untuk pembuatan sistem pengelolaan dokumen Penentuan beban kerja dan kualifikasi SDM pengelola sistem pengelolaan dokumen Pembangunan Analisis proses bisnis system pengelolaan dokumen Perancangan sistem pengelolaan dokumen Perancangan database system pengelolaan dokumen Perancangan sistem pengelolaan dokumen Pembangunan sistem pengelolaan dokumen Sosialisasi Sosialisasi proses bisnis system pengelolaan dokumen Sosialisasi sistem pengelolaan dokumen Implementasi Agustus 2012-Oktober 2012 Agustus 2013-September 2013 Agustus 2014-September 2014 September 2012-November 2012 September 2013-Oktober 2013 September 2014-Oktober 2014 Oktober 2012-Desember 2012 Oktober 2013-November 2013 Oktober 2014-November 2014 Agustus 2012-Oktober 2012 Juli 2013-September 2013 Juli 2014-September 2014 September 2012-November 2012 Agustus 2013-Oktober 2013 Agustus 2014-Oktober 2014 Oktober 2012-Desember 2012 September 2013-November 2013 September 2014-November 2014 September 2011 September 2011 Oktober 2011 Oktober 2011 November 2011 Februari 2012 Maret 2012-Mei 2012 Maret 2012-Mei 2012 Maret 2012-Mei 2012 Juli 2012-September 2012 Juli 2013-Agustus 2013 Juli 2014-Agustus 2014 Agustus 2012-Oktober 2012 Agustus 2013-September 2013 Agustus 2014-September

87 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu d) Pengembang-an Sistem Pengelolaan Data Pendidikan dan Kebudayaan e) Implementasi Sistem Perencanaan dan Penganggaran Implementasi sistem pengelolaan dokumen Peningkapan kapabilitas SDM pengelola sistem pengelolaan dokumen Pengukuran dan Evaluasi Evaluasi hasil implementasi sistem pengelolaan dokumen Perencanaan Identifikasi sistem lama yang telah ada Evaluasi dan analisis sistem yang telah berjalan Pembangunan Pembangunan Sistem Pengelolaan Data Pendidikan dan Kebudayaan Sosialisasi Sosialisasi sistem pengelolaan data pendidikan dan Kebudayaan Implementasi Implementasi sistem pengelolaan data pendidikan dan Kebudayaan Pengukuran dan Evaluasi Perencanaan Identifikasi sistem perencanaan dan penganggaran saat ini Evaluasi dan penyusunan system penganggaran berbasis kinerja Penentuan kebutuhan teknologi/ instrumen untuk penyusunan perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja Penentuan beban kerja dan kualifikasi SDM pengelola system perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja Pembangunan Verifikasi dan penetapan indikator kinerja setiap proses penyusunan sistem remunerasi dan pelaksananya Penentuan dan kesepakatan tata nilai yang terkait Agustus 2012-Oktober 2012 Agustus 2013-Oktober 2013 Agustus 2014-Oktober 2014 September 2012-November 2012 September 2013-November 2013 September 2014-November 2014 Oktober 2012-Desember 2012 Oktober 2013-Desember 2013 Oktober 2014-Desember 2014 September 2011 Oktober 2011 Februari 2012-April 2012 Juni 2012-Agustus 2012 Juni 2013-Juli 2013 Juni 2014-Juli 2014 September 2011-November 2011 Agustus 2013-Oktober 2013 Agustus 2014-Oktober 2014 September 2011 September 2011 Oktober 2011 Oktober 2011 November 2011 November

88 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu Penyusunan pedoman sistem perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja Pengembangan instrumen sistem perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja Penyusunan kebijakan dan regulasi yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan sistem perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja Februari 2012-April 2012 Maret 2012-Mei 2012 April 2012 Juni 2012 Sosialisasi f) Sistem Akuntansi dan Keuangan. Sosialisasi keterkaitan kegiatan penyusunan sistem perencanaan dan penganggaran dangan pencapaian visi, misi da strategi organisasi Sosialisasi tentang hasil penyusunan sistem perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja Sosialisasi tentang Sistem Perencanaan dan Penganggaran berbasis kinerja Sosialisasi tentang kebutuhan jumlah dan kualifikasi SDM pengelola sistem perencanaan dan penganggaran Sosialisasi tentang kebijakan dan regulasi baru terkait dengan sistem perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja Implementasi Instalasi dan revitalisasi instrumen sistem penganggaran berbasis kinerja, termasuk pengadaan dan instalasi perangkat keras Uji coba instrumen sistem perencanaan dan penganggaran Implementasi sistem perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja Peningkatan kapabilitas SDM pengelola sistem perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja Pengukuran dan Evaluasi Perencanaan Identifikasi sistem akuntansi dan keuangan saat ini. Evaluasi dan penyusunan sistem akuntansi dan keuangan. Juni 2012-Agustus 2012 Juli 2013-Agustus 2013 Juli 2014-Agustus 2014 Juli 2012-September 2012 Agustus 2013-September 2013 Agustus 2014-September 2014 Agustus 2012-Oktober 2012 September 2013-Oktober 2013 September 2014-Oktober 2014 September 2012-November 2012 Oktober 2013-November 2013 Oktober 2014-November 2014 Oktober 2012-Desember 2012 November 2013-Desember 2013 November 2014-Desember 2014 Juli 2012-September 2012 Juli 2013-September 2013 Juli 2014-September 2014 Agustus 2012-Oktober 2012 Agustus 2013-Oktober 2013 Agustus 2014-Oktober 2014 September 2012-November 2012 September 2013-November 2013 September 2014-November 2014 Oktober 2012-Desember 2012 Oktober 2013-Desember 2013 Oktober 2014-Desember 2014 September 2011 September

89 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu Penentuan kebutuhan teknologi/ instrumen untuk penyusunan akuntansi dan keuangan. Penentuan beban kerja dan kualifikasi SDM pengelola sistem akuntansi dan keuangan. Oktober 2011 Oktober 2011 Pembangunan Verifikasi dan penetapan indikator kinerja setiap proses penyusunan sistem akuntansi dan keuangan. Penentuan dan kesepakatan tata nilai yang terkait. Penyusunan pedoman sistem akuntansi dan keuangan. Pengembangan instrumen sistem akuntansi dan keuangan. Penyusunan kebijakan dan regulasi yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan sistem akuntansi dan keuangan. November 2011 November 2011 Februari 2012-April 2012 Maret 2012 April 2012 Sosialisasi Sosialisasi keterkaitan kegiatan penyusunan sistem akuntansi dan keuangan dengan pencapaian visi, misi, dan strategi organisasi Sosialisasi tentang hasil penyusunan sistem akuntansi dan keuangan Sosialisasi tentang sistem akuntansi dan keuangan Sosialisasi tentang kebutuhan jumlah dan kualifikasi SDM pengelola sistem akuntansi dan keuangan Sosialisasi tentang kebijakan dan regulasi baru terkait dengan sistem akuntansi dan keuangan Implementasi Instalasi dan revitalisasi instrumen sistem akuntansi dan keuangan, termasuk pengadaan dan instalasi perangkat keras. Uji coba instrumen system akuntansi dan keuangan. Implementasi sistem Akuntansi dan Keuangan. Pengukuran dan Evaluasi Juni 2012-Agustus 2012 Juli 2013-Agustus 2013 Juli 2014-Agustus 2014 Juli 2012-September 2012 Agustus 2013-September 2013 Agustus 2014-September 2014 Agustus 2012-Oktober 2012 September 2013-Oktober 2013 September 2014-Oktober 2014 September 2012-November 2012 Oktober 2013-November 2013 Oktober 2014-November 2014 Oktober 2012-Desember 2012 November 2013-Desember 2013 November 2014-Desember 2014 Agustus 2012-Oktober 2012 Agustus 2013-Oktober 2103 Agustus 2014-Oktober 2014 September 2012-November 2012 September 2013-November 2013 September 2014-November 2014 Oktober 2012-Desember 2012 Oktober 2013-Desember 2013 Oktober 2014-Desember

90 f. Penanggung Jawab Penangung Jawab kegiatan Tata Laksana adalah Koordinator Program Penataan Tata Laksana (Kapustekkom). Adapun penanggung jawab untuk setiap kegiatan adalah sebagai berikut: Kelompok Kerja Kegiatan Penataan Tata Laksana Pengarah : Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Organisasi dan Manajemen; Pimpinan Unit Utama Koordinator : Kepala Pustekkom Sekretaris : Kepala Bagian Ketatalaksanaan Biro Hukum dan Organisasi Penanggung Jawab: 1) Kepala Pustekkom dan Kepala Biro Hukor (Rekayasa Proses, Simplifikasi, dan Integrasi Prosedur dan pemanfaatan TIK); 2) Kepala PIH dan Kepala Pustekkom (Perbaikan Portal Layanan Prima); 3) Kepala Biro Umum (Pengembangan Sistem Pengelolaan BMN) 4) Kepala PIH (Manajemen Dokumen); 5) Kepala PDSP (Pembangunan Sistem Pengelolaan Data Pendidikan dan Kebudayaan); 6) Kepala Biro Keuangan (Sistem Akuntansi Keuangan dan Akuntabilitas Kinerja); 7) Kepala Biro PKLN (Implementasi Sistem Perencanaan dan Penganggaran). g. Rencana Anggaran Anggaran yang dibutuhkan untuk keseluruhan kegiatan ini akan dialokasikan dalam anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah Rp ,- (seratus delapan milyar lima ratus juta rupiah) yang akan dibebankan pada anggaran masingmasing Satuan Kerja sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Adapun Rencana Anggaran tahun 2011 s.d. tahun 2014 untuk setiap kegiatan adalah sebagai berikut. Tabel 12. Rincian Anggaran Program Penataan Tata Laksana No Kegiatan Anggaran (Rp) 1. Rekayasa Proses, Simplifikasi, dan Integrasi Prosedur dan pemanfaatan TIK Rp ,- 2. Pembangunan atau pengembangan e-government Rp ,- 3. Perbaikan Portal Layanan Prima Rp ,- 4. Pembangunan BMN Rp ,- 5. Manajemen Dokumen Rp ,- 6 Pembangunan Sistem Pengelolaan Data Pendidikan Rp ,- 7. Sistem Akuntansi dan Keuangan Rp ,- 8. Implementasi Sistem Perencanaan dan Penganggaran Rp ,- TOTAL Rp ,- E. PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR 78

91 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan tata nilai yang merupakan sikap dan perilaku dasar seluruh SDM aparatur Kemdikbud dalam mewujudkan layanan prima pendidikan dan kebudayaan. Perbaikan-perbaikan sistemik dan komprehensif yang dilakukan oleh Kemdikbud dilakukan melalui salah satunya adalah penguatan SDM. Permasalahan umum yang dihadapi dalam pembangunan pendidikan dan kebudayaan, khususnya dalam lingkup pembangunan sistem SDM Aparatur, ialah bahwa SDM Kemdikbud secara kuantitas berlebih tetapi secara kualitas kurang memadai, masih terjadi kesenjangan antara kualifikasi dan kompetensi dengan kebutuhan organisasi, belum efektifnya sistem pengelolaan kepegawaian berdasarkan kinerja. Sedangkan jika melihat permasalahan tentang data/informasi maka permasalahannya adalah masih rendahnya tingkat keakuratan, kemutakhiran, dan keterpaduan data/informasi, masih kurangnya pemanfaatan bersama data/informasi yang diperoleh dari proses layanan lainnya, belum dilakukan rekaman data elektronik serta masih lemahnya standardisasi data/informasi yang memungkinkan terjadinya pertukaran data/informasi antar satuan kerja. Dari berbagai persoalan tersebut diatas maka diperlukan partisipasi aktif dari seluruh jajaran Kemdikbud dalam mendukung keseluruhan program reformasi birokrasi. Setiap layanan yang dibangun dirancang agar pemangku kepentingan dapat terlibat. Diperlukan adanya kinerja terukur dari setiap pegawai serta pembangunan dan pengembangan sistem yang mengacu kepada beban kerja dan kinerja. a. Capaian Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur terdiri dari 10 (sepuluh) kegiatan. Dari ke sepuluh kegiatan tersebut, ada yang sudah mulai dilaksanakan pada tahun 2010 dengan menggunakan dana pada tahun 2010, ada yang sedang dilaksanakan, dan ada yang memang baru dapat dilaksanakan pada tahun 2012 dan Beberapa kegiatan sebenarnya sudah dilaksanakan pada tahun 2010, tetapi mengingat terjadinya perubahan struktur organisasi maka perlu dilakukan kembali pada tahun a) Sistem Perencanaan dan Pengadaan Pegawai Sistem Perencanaan dan pengadaan pegawai mengikuti ketetapan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta Badan Kepegawaian Negara. Setiap tahunnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merencanakan kebutuhan tenaga berdasarkan analisis kebutuhan setiap unit kerja dan menyampaikannya kepada Kementerian PAN dan RB guna mendapat persetujuan teknis tambahan alokasi formasi bagi Kementerian. Proses Perencanaan Kebutuhan SDM merupakan upaya untuk menentukan kebutuhan SDM Kemdikbud pada suatu masa yang akan datang dari SDM yang tersedia saat ini baik jumlah kebutuhannya maupun bagaimana cara pemenuhannya. Selama kurun waktu sebelum tahun 2010 proses perencanaan belum dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan kebutuhan SDM dimulai dari proses penghitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja, persediaan SDM per jabatan sesuai dengan peta jabatan yang ada serta jumlah yang pensiun. Dengan adanya perubahan struktur organisasi, maka perlu dilakukan kembali penghitungan beban kerja serta peta jabatan. 79

92 Proses pemenuhan tenaga yang dibutuhkan berdasarkan hasil perhitungan tersebut dilakukan melalui proses seleksi yang akuntabel, terbuka, dan transparan. Pada tahun 2010 telah dibangun sistem rekrutmen pegawai secara online di lingkungan unit utama. Pada tahun 2011 tengah dibangun untuk seluruh unit kerja di lingkungan Kemdikbud. Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah seluruh unit kerja dapat menerapkan sistem rekrutmen pegawai pada tahun 2012 b) Pengembangan Karir Untuk pengembangan karir pegawai Kemdikbud, diperlukan adanya analisis jabatan, evaluasi jabatan, standar kompetensi jabatan, assessment kinerja individu, dan penetapan sistem penilaian kinerja individu. 1) Analisis Jabatan Analisis jabatan merupakan suatu teknik untuk mendapatkan informasi tentang suatu jabatan melalui proses penelitian dan pengkajian yang dilakukan secara analitis terhadap jabatan yang diperlukan dalam suatu unit organisasi untuk menjalankan misinya. Proses analisis jabatan berdasarkan struktur Kementerian yang lama sudah dilaksanakan, tetapi dengan adanya struktur organisasi kementerian yang baru sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 33 Tahun 2011 maka perlu dilakukan proses analisis jabatan dengan terlebih dahulu menetapkan rincian tugas dari masing-masing unit kerja. Hasil dari analisis jabatan adalah uraian jabatan setiap pemangku jabatan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Saat ini analisis jabatan sedang dalam proses penyelesaian. Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah seluruh pemangku jabatan dapat melaksanakan tugas sesuai uraian jabatan. 2) Evaluasi Jabatan Dari kegiatan evaluasi jabatan diharapkan tersedianya peringkat jabatan. Proses pelaksanaan evaluasi jabatan khususnya untuk unit utama pusat telah mendapatkan berita acara hasil validasi nilai jabatan dan kelas jabatan, sedangkan untuk di lingkungan UPT unit utama, Kopertis, PTN sedang dalam proses pelaksanaan. Dengan bergabungnya Direktorat Jenderal Kebudayaan ke dalam Kemdikbud sesuai OTK Kementerian yang baru yaitu Permendikbud No. 1 Tahun 2012, maka saat ini evaluasi jabatan untuk Ditjen Kebudayaan dan UPTnya juga sedang dalam proses pelaksanaan. Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah adanya nilai atau peringkat jabatan bagi seluruh pemangku jabatan sehingga dapat melaksanakan tugas sesuai uraian jabatan. 3) Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Kegiatan ini dilaksanakan agar tersedia dokumen standar kompetensi jabatan sebagai acuan dalam proses penataan SDM berdasarkan kompetensi dan kualifikasi akademik yang dimiliki. Dasar dalam melakukan penyusunan pedoman ini adalah hasil dari penghitungan beban kerja organisasi dan peta jabatan. Mengingat proses evaluasi jabatan masih dalam proses penyelesaian maka penyusunan standar kompetensi jabatan belum dapat dilaksanakan. Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah tersedia dokumen standar kompetensi jabatan sebagai acuan dalam proses penataan SDM berdasarkan 80

93 kualifikasi dan kompetensi yang dimiliki. 4) Assessment Kinerja Individu Berdasarkan Kompetensi Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kompetensi pegawai. Secara umum kompetensi adalah suatu kombinasi antara keterampilan (skill), atribut personal, dan pengetahuan (knowledge) yang tercermin melalui perilaku kinerja yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi. Kompetensi terdiri dari dua tipe yaitu soft competency dan hard competency. Soft competency merupakan jenis kompetensi yang berkaitan erat dengan kemampuan untuk mengelola proses pekerjaan, hubungan antar manusia serta membangun interaksi dengan orang lain. Adapun hard competency merupakan jenis kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan fungsional atau teknis suatu pekerjaan. Dalam penilaian kinerja selama ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan masih menggunakan penilaian atasan. Pada tahun 2010 telah dikembangkan suatu model penilaian kinerja individu. Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah tersedianya data profil kualifikasi dan kompetensi sebagai acuan dalam proses jumlah SDM yang memenuhi kualifikasi dan kompetensi. 5) Penerapan Sistem Penilaian Kinerja Individu Sistem penilaian kinerja individu di Kemdikbud masih menggunakan sistem penilaian DP3, yang dirasa sudah tidak sesuai lagi. Oleh karena itu dalam rangka menunjang terwujudnya pembinaan karir pegawai berdasarkan sistem merit dan berbasis kompetensi pada tahun anggaran 2010 telah disusun pedoman tentang pengelolaan kinerja individu. Sistem penilaian kinerja individu ini sangat diperlukan untuk : Bagi organisasi, sistem penilaian kinerja individu akan meningkatkan pencapaian sasaran organisasi yang secara langsung berdampak pada peningkatan prestasi kerja. Bagi pengelolaan SDM, sistem penilaian kinerja individu akan menjadi dasar pemberian penghargaan dan hukuman. Bagi pegawai yang bersangkutan, sistem penilaian kinerja individu digunakan sebagai alat komunikasi baik kepada bawahan maupun kepada atasan terhadap hal-hal yang harus atau tidak dikerjakan atau saran perubahan sikap dan perilaku pegawai, sekaligus sebagai sarana pembinaan dan pelatihan. Sistem penilaian kinerja individu dirancang dengan mempertimbangkan beberapa aspek, yakni penilaian prestasi kerja individu, penilaian kompetensi, DP3, dan pengembangan diri. Sistem penilaian kinerja individu dapat dilakukan dengan terlebih dahulu membuat indikator kinerja individu. Setelah itu dilakukan kajian metode SMART untuk menentukan indikator kinerja individu. Pembuatan indikator utama dirancang oleh bagian kepegawaian masingmasing unit utama dan divalidasi oleh pejabat eselon terkait. Perbaikan dan penyesuaian dapat dilakukan pada saat validasi berlangsung. Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah seluruh unit kerja dapat menerapkan sistem penilaian kinerja individu. 6) Pembangunan/Pengembangan Basis Data Pegawai 81

94 Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepegawaian terhadap PNS, perlu dilakukan perubahan proses administrasi dengan memanfaatkan teknologi informasi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengembangkan database kepegawaian semi elektronik. Pembangunan database sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 2007, dilaksanakan untuk mewujudkan sistem informasi pegawai yang akurat, transparan dan akuntabel. Mengingat pegawai terbesar di lingkungan Kemdikbud adalah dosen, maka dalam rangka menunjang pembinaan karir dosen serta kelancaran pelaksanaan tugas dan pelayanan administrasi proses kenaikan pangkat/jabatan dosen maka telah dikembangkan sistem informasi kepegawaian untuk proses kenaikan pangkat dosen. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan perbaikanperbaikan sistemik dan komprehensif terhadap sistem penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan melalui penguatan SDM dengan memanfaatkan sebesar-besarnya Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai faktor pemungkin dan penunjang terlaksananya Reformasi Birokrasi secara efektif dan efisien. Oleh karena itu pada tahun 2010 telah dibangun sistem yang mampu menjadikan kinerja sebagai dasar dalam pelaksanaan pengelolaan SDM, baik perencanaan, penyediaan, pengembangan maupun pemberhentian SDM. Pembangunan ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan SDM saat ini yaitu antara lain: Adanya beberapa sistem kepegawaian di unit utama-unit utama Kemdikbud yang sama-sama menangani informasi kepegawaian namun belum terintegrasi satu dengan lainnya. Kurang terjaganya kemutakhiran basis data pegawai kurang terbukanya sistem pengelolaan SDM yang ada saat ini untuk melibatkan partisipasi aktif pegawai dalam pengelolaan datanya. Belum jelasnya status kepegawaian tenaga perawat cagar budaya Dalam sistem pengelolaan SDM terdapat fungsi-fungsi pengelolaan kepegawaian, mulai dari perencanaan hingga evaluasi kepegawaian. Sistem kepegawaian yang tersebar di lingkungan Kemdikbud akan digeneralisir untuk kemudian disambung dengan proses pengelolaan SDM yang ada di Biro Kepegawaian, sehingga menjadi rantai fungsi manajemen pengelolaan SDM yang utuh. Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah data kepegawaian di lingkup Kemdikbud menjadi terintegrasi dan menjadi satu basis data sehingga pengelolaan data akan jauh lebih praktis, mudah diakses dan valid, kolaborasi data bisa dilakukan dengan mudah, proses pemeliharaan data menjadi lebih mudah, akurat dan kemutakhiran data tetap terjaga. 7) Sistem Pengelolaan Mutasi Pegawai Sistem ini dibangun dengan sasaran terbentuknya sistem pengelolaan mutasi pegawai yang lebih cepat, lebih tepat dan terbuka. Berbagai permasalahan mengenai lemahnya sistem pengelolaan mutasi pegawai dapat teratasi. Kegiatan yang telah dilaksanakan ialah 1. Identifikasi sistem pengelolaan mutasi yang ada; 82

95 2. Penentuan kebutuhan teknologi untuk peningkatan kecepatan dan akurasi proses mutasi 3. Penyusunan rancangan sistem informasi pengelolaan mutasi. Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah terbentuknya proses layanan mutasi pegawai yang lebih cepat, tepat dan terbuka. 8) Pengembangan Sistem Pengelolaan Kepegawaian Berbasis Kinerja Sistem ini dibangun dengan sasaran terbentuknya sistem dan organisasi yang dapat melaksanakan misi dan mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Berbagai permasalahan mengenai lemahnya sistem pengelolaan kepegawaian dapat teratasi. Pada tahun 2010 telah disiapkan sistem pengelolaan SDM berbasis kinerja walaupun belum secara keseluruhan siklus kepegawaian. Saat ini telah dilakukan evaluasi terhadap sistem yang sudah terbangun. Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah seluruh unit kerja dapat menerapkan sistem pengelolaan kepegawaian berbasis kinerja. 9) Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Berbasis Kompetensi Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan sistem pendidikan dan pelatihan pegawai yang mampu mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki pegawai dengan kompetensi yang dipersyaratkan. Need assessment bagi kebutuhan diklat telah dilaksanakan secara terus menerus setiap tahunnya meskipun sistem yang ada sekarang belum berdasarkan kompetensi. Kegiatan diklat di Kementerian telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku seperti, diklat penjenjangan/kepemimpinan bagi PNS yang akan menduduki jabatan struktural tertentu, dan diklat teknis. Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah tersedianya data profil kualifikasi dan kompetensi SDM dan diterapkannya sistem dan proses pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis kompetensi dalam pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik. c) Pemberhentian dan Pemensiunan Proses pemberhentian dan pemensiunan didukung oleh berbagai perangkat peraturan. Beberapa proses pengelolaan proses pemberhentian dan pemensiunan secara komputerisasi telah disiapkan pada tahun Untuk tahun 2011 akan dievaluasi dan dikembangkan lebih lanjut. b. Rencana Beberapa kegiatan yang direncanakan oleh Kementerian dalam rangka penataan sistem manajemen SDM aparatur adalah sebagai berikut: 1. Sosialisasi dan penerapan sistem rekrutmen pegawai secara online untuk seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian pada tahun 2012; 2. Evaluasi hasil analisis jabatan berdasarkan uraian jabatan sesuai OTK Kementerian yang baru yaitu Permendikbud No.1 Tahun 2012 dilaksanakan pada tahun 2012; 83

96 3. Penyusunan evaluasi jabatan berdasarkan uraian jabatan, peta jabatan, dan informasi faktor di lingkungan UPT unit utama, Kopertis, PTN serta Ditjen Kebudayaan dan UPTnya pada tahun 2012; 4. Penyusunan Peringkat jabatan di lingkungan UPT unit utama, Kopertis, PTN serta Ditjen Kebudayaan dan UPTnya pada tahun 2012; 5. Penerapan hasil evaluasi jabatan dan peringkat jabatan pada tahun 2012 dan seterusnya; 6. Pelaksanaan proses penataan SDM di lingkungan Unit Utama Pusat berdasarkan kompetensi dan kualifikasi jabatan pada tahun 2012; 7. Penyiapan assessment center pada tahun 2012; 8. Penyusunan pedoman assessment kinerja individu berdasarkan kompetensi pada tahun 2012; 9. Penyusunan pola karier pada tahun 2012; 10. Penyusunan instrumen sistem penilaian kinerja individu pada tahun 2012; 11. Penerapan sistem penilaian kinerja individu pada tahun 2012 dan seterusnya; 12. Pembangunan dan pengembangan database pegawai pada tahun 2012; 13. Penerapan sistem informasi pengelolaan mutasi pegawai, tahun 2013; 14. Pengembangan Sistem Pengelolaan Kepegawaian Berbasis Kinerja pada tahun 2012; 15. Penyusunan sistem dan proses pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis kompetensi pada tahun 2013; 16. Penerapan/pelaksanaan sistem dan proses pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis kompetensi pada tahun c. Kriteria Keberhasilan Hal-hal yang menjadi kriteria keberhasilan pada program/kegiatan Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur dalam rangka reformasi birokrasi di Kemdikbud adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya profesionalisme SDM aparatur di Kementerian; 2. Meningkatnya transparansi dan akutabilitas pengelolaan SDM aparatur; 3. Meningkatnya disiplin dan kinerja SDM Aparatur Kementerian; 4. Meningkatnya kesejahteraan SDM Aparatur Kementerian. Secara rinci kriteria keberhasilan dari sepuluh program/kegiatan Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur adalah sebagai berikut: 1. Tersedianya dan diterapkannya sistem rekrutmen pegawai Kemdikbud berbasis kompetensi yang transparan dan akuntabel; 2. Tersedianya dokumen uraian jabatan untuk seluruh jabatan struktural, fungsional umum dan fungsional tertentu sesuai dengan struktur organisasi Kemdikbud terbaru; 3. Tersedianya peringkat jabatan yang sudah divalidasi oleh Kementerian PAN 84

97 dan RB serta BKN; 4. Tersedianya dokumen standar kompetensi dan kualifikasi jabatan; 5. Terlaksananya proses penataan SDM berdasarkan kompetensi dan kualifikasi jabatan di lingkungan unit utama pusat; 6. Tersedianya peta profil kompetensi individu; 7. Tersedianya sistem penilaian kinerja individu; 8. Semua unit kerja dapat mengimplementasikan sistem penilaian kinerja individu; 9. Tersedianya database pegawai yang mutakhir dan akurat; 10. Semua layanan informasi kepegawaian dapat terlayani; 11. Tersedianya sistem pengelolaan mutasi pegawai; 12. Semua unit kerja dapat mengimplementasikan sistem pengelolaan mutasi pegawai; 13. Tersedianya sistem pengelolaan Kepegawaian Berbasis Kinerja; 14. Semua unit kerja dapat mengimplementasikan sistem pengelolaan kepegawaian berbasis kinerja; 15. Tersedianya sistem dan proses pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis kompetensi; 16. Semua unit kerja dapat mengimplementasikan sistem dan proses pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis kompetensi. d. Agenda Prioritas Kegiatan yang menjadi prioritas Kemdikbud dalam rangka penataan manajemen SDM aparatur saat ini adalah sebagai berikut. 1. Penataan sistem rekrutmen pegawai 2. Analisis jabatan 3. Evaluasi jabatan 4. Penyusunan standar kompetensi jabatan 5. Assessment kinerja individu berdasarkan kompetensi 6. Penerapan sistem penilaian kinerja individu 7. Pembangunan/pengembangan database pegawai 8. Sistem pengelolaan mutasi pegawai 9. Pengembangan sistem pengelolaan kepegawaian berbasis kinerja 10. Pengembangan pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis kompetensi. e. Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja Waktu pelaksanaan dan tahapan kerja program/kegiatan penataan sistem manajemen 85

98 SDM aparatur tampak dalam tabel berikut. Tabel 13. Waktu dan Tathapan Kerja Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu 1 Penataan Sistem Rekrutmen Pegawai Perencanaan Melakukan analisis kebutuhan sistem yang diperlukan Tahun 2010 Pembangunan Menyusun sistem rekrutmen pegawai secara online untuk lingkungan unit utama Menyusun sistem rekrutmen pegawai secara online untuk seluruh unit kerja di lingkungan Kemdikbud Melakukan uji coba sistem rekrutmen pegawai secara online untuk lingkungan unit utama Melakukan uji coba sistem rekrutmen pegawai secara online untuk seluruh unit kerja di lingkungan Kemdikbud Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2010 Agustus 2011 Sosialisasi Sosialisasi sistem rekrutmen pegawai secara online untuk seluruh unit kerja di lingkungan Kemdikbud Oktober 2011 Implementasi Menerapkan sistem rekrutmen pegawai secara online di lingkungan unit utama Menerapkan sistem rekrutmen pegawai secara online untuk seluruh unit kerja di lingkungan Kemdikbud Menerapkan data hasil rekrutmen pegawai ke dalam sistem pengelolaan sumber daya manusia Tahun 2010 Oktober 201-Desember 2014 Januari 2012-Desember 2014 Pengukuran dan Implementasi Melakukan evaluasi terhadap sistem rekrutmen pegawai secara online Januari Analisis Jabatan Perencanaan Menyusun rencana pelaksanaan proses analisis jabatan Agustus 2011 Pembangunan Menetapkan rincian tugas masingmasing unit kerja Agustus

99 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu Melaksanakan proses analisis jabatan berdasarkan tugas pokok serta rincian tugas masing-masing unit Agustus 2011 Sosialisasi Sosialisasi analisis jabatan Agustus 2011 Implementasi Finalisasi analisis jabatan Agustus 2011 Pengukuran dan Evaluasi Evaluasi hasil analisis jabatan Agustus Evaluasi Jabatan Perencanaan Menyusun rencana pelaksanaan evaluasi jabatan di lingkungan Kementerian Tahun 2010 Pembangunan Melaksanakan proses penyusunan evaluasi jabatan berdasarkan uraian jabatan, peta jabatan, dan informasi faktor di lingkungan unit utama pusat Melaksanakan proses penyusunan evaluasi jabatan berdasarkan uraian jabatan, peta jabatan, dan informasi faktor di lingkungan UPT dan Kopertis Melaksanakan proses penyusunan evaluasi jabatan berdasarkan uraian jabatan, peta jabatan, dan informasi faktor di lingkungan PTN Melaksanakan proses penyusunan formasi jabatan di lingkungan unit utama pusat Melaksanakan proses penyusunan formasi jabatan di lingkungan PTN Melaksanakan proses penyusunan formasi jabatan di lingkungan UPT dan Kopertis Merumuskan peringkat jabatan di lingkungan unit utama pusat Merumuskan peringkat jabatan di lingkungan UPT dan Kopertis Merumuskan peringkat jabatan di lingkungan PTN Melakukan evaluasi peringkat jabatan di lingkungan unit utama pusat oleh tim evaluasi Kementerian Melakukan validasi hasil peringkat jabatan di lingkungan unit utama pusat dengan Kementerian PAN-RB dan BKN Agustus 2011 November 2011 Januari 2012 Agustus 2011 November 2011 November 2011 Agustus 2011 November 2011 Maret 2012 September 2011 September

100 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu Melakukan evaluasi peringkat jabatan di lingkungan UPT dan Kopertis oleh tim evaluasi Kementerian Melakukan validasi hasil peringkat jabatan di lingkungan UPT dan Kopertis dengan Kementerian PAN-RB dan BKN Melakukan evaluasi peringkat jabatan di lingkungan PTN oleh tim evaluasi Kementerian Melakukan validasi hasil peringkat jabatan di lingkungan PTN dengan Kementerian PAN-RB dan BKN Menandatangani berita acara penetapan peringkat jabatan di lingkungan unit utama pusat Menandatangani berita acara penetapan peringkat jabatan di lingkungan UPT dan Kopertis Menandatangani berita acara penetapan peringkat jabatan di lingkungan PTN Menetapkan peringkat jabatan di lingkungan unit utama pusat Menetapkan peringkat jabatan di lingkungan UPT dan Kopertis Menetapkan peringkat jabatan di lingkungan PTN November 2011 Desember 2011 Februari 2012 April 2012 September 2011 Desember 2011 April 2012 September 2011 Desember 2011 April 2012 Sosialisasi Sosialisasi hasil evaluasi jabatan di lingkungan unit utama pusat, Sosialisasi hasil evaluasi jabatan di lingkungan UPT dan Kopertis Sosialisasi hasil evaluasi jabatan di lingkungan PTN September 2011 Desember 2011 April 2012 Implementasi Menerapkan hasil evaluasi jabatan di lingkungan unit utama pusat Menerapkan hasil evaluasi jabatan di lingkungan UPT dan Kopertis Menerapkan hasil evaluasi jabatan di lingkungan PTN Januari 2012-Desember 2014 Januari 2012-Desember 2014 Juni 2012-Desember 2014 Pengukuran dan Evaluasi Melakukan pengukuran/analisis beban kerja di lingkungan unit utama pusat Melakukan pengukuran/analisis beban kerja di lingkungan UPT dan Kopertis Melakukan pengukuran/analisis beban kerja di lingkungan PTN September 2011 September 2011 September

101 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu 5 Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Perencanaan Menyusun rencana pelaksanaan penyusunan pedoman tentang standar kompetensi dan kualifikasi jabatan di lingkungan unit utama pusat Agustus 2011 Pembangunan Melaksanakan penyusunan pedoman standar kompetensi dan kualifikasi jabatan di lingkungan unit utama pusat Menetapkan pedoman standar kompetensi dan kualifikasi jabatan di lingkungan unit utama pusat Menyiapkan proses penataan SDM berdasarkan standar kompetensi dan kualifikasi jabatan di lingkungan unit utama pusat September 2011 Oktober 2011 November 2011 Sosialisasi Sosialisasi pedoman standar kompetensi dan kualifikasi jabatan di lingkungan unit utama pusat November 2011 Implementasi Melakukan pembaruan SK penempatan pegawai sesuai jabatan Melaksanakan proses penataan SDM berdasarkan standar kompetensi dan kualifikasi jabatan di lingkungan unit utama pusat November 2011 November 2011 Pengukuran dan Evaluasi Melakukan evaluasi penataan SDM berdasarkan standar kompetensi dan kualifikasi jabatan di lingkungan unit utama pusat November Assessment Kinerja individu Berdasarkan Kompetensi Perencanaan Menyusun rencana pelaksanaan assessment kinerja individu berdasarkan kompetensi di lingkungan Kementerian Januari 2012 Pembangunan Membentuk assessment center Januari 2012 Menyusun pedoman assessment kinerja individu berdasarkan kompetensi di lingkungan Kementerian Februari 2012 Sosialisasi Sosialisasi pedoman assessment kinerja individu berdasarkan kompetensi di lingkungan Kementerian Februari

102 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu Implementasi Melaksanakan assessment kinerja individu berdasarkan kompetensi di lingkungan Kementerian Menyusun pola karier di lingkungan Kementerian Maret 2012 Maret 2012 Pengukuran dan Evaluasi Melaksanakan evaluasi assessment kinerja individu berdasarkan kompetensi di lingkungan Kementerian Maret Penerapan Sistem Penilaian Kinerja Individu Perencanaan Menyusun rencana pedoman penerapan sistem penilaian kinerja individu di lingkungan Kementerian Januari 2012 Pembangunan Mengevaluasi pedoman sistem penilaian kinerja individu yang telah disusun di lingkungan Kementerian Menyusun instrumen sistem penilaian kinerja individu di lingkungan Kementerian Melakukan uji coba sistem penilaian kinerja individu di lingkungan Kementerian Melakukan evaluasi sistem penilaian kinerja individu di lingkungan Kementerian Januari 2012 Februari 2012 Februari 2012 Februari 2012 Sosialisasi Melakukan sosialisasi sistem penilaian kinerja individu di lingkungan Kementerian Maret 2012 Implementasi Menerapkan sistem penilaian kinerja individu di lingkungan Kementerian April 2012-Desember 2014 Pengukuran dan Evaluasi Melakukan evaluasi penerapan sistem penilaian kinerja individu di lingkungan Kementerian Desember 2012-Desember Pembangunan/ Pengembangan Database Pegawai Perencanaan Melakukan inventarisasi data yang dibutuhkan Agustus 2011 Pembangunan Pembangunan database pegawai Agustus 2011-Desember

103 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu Melakukan updating database pegawai di lingkungan unit utama pusat November 2011 Sosialisasi Melakukan sosialisasi database pegawai dengan unit kerja Implementasi Pengembangan hardware dan software Sinkronisasi database pegawai dengan unit kerja Agustus 2011 Agustus 2011 Pengukuran dan Evaluasi Melakukan evaluasi database pegawai Desember Sistem pengelolaan mutasi pegawai Perencanaan Identifikasi sistem pengelolaan pegawai saat ini Evaluasi, perancangan ulang dan penyederhanaan sistem pengelolaan pegawai Penentuan kebutuhan teknologi untuk peningkatan kecepatan dan akurasi proses mutasi Penentuan beban kerja dan kompetensi SDM untuk tiap tahap proses mutasi Penentuan indikator kinerja tiap proses mutasi dan pelaksanaannya Januari 2012 Januari 2012-Februari 2012 Februari 2012 Februari 2012 Februari 2012 Penentuan tata nilai yang terkait Maret 2012 Pembangunan Penyusunan pedoman mutasi Maret 2012 Penyusunan rancangan sistem pengelolaan mutasi Penyusunan kebijakan dan regulasi yang diperlukan Maret 2012-Mei 2012 Maret 2012-Mei 2012 Sosialisasi Sosialisasi keterkaitan kegiatan peningkatan sistem pengelolaan mutasi dengan pencapaian visi, misi dan strategi organisasi Sosialisasi tentang peningkatan sistem pengelolaan mutasi Sosialisasi tentang sistem informasi pengelolaan mutasi Sosialisasi tentang kebutuhan jumlah dan kualifikasi SDM Sosialisasi tentang kebijakan dan regulasi baru Juni 2012 Juni 2012 Juni 2012 Juni 2012 Juni 2012 Implementasi 91

104 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu Pembangunan sistem informasi pengelolaan mutasi Implementasi sistem informasi pengelolaan mutasi Peningkatan kapabilitas SDM pemroses mutasi Mei 2012-Juli 2012 Juni 2012-Agustus 2012 Juli 2012-Agustus 2012 Pengukuran dan Evaluasi Penyusunan instrumen pengukuran dan evaluasi Pengukuran dan evaluasi efisiensi internal dan eksternal serta kinerja organisasi dan individu Penyesuaian standar layanan mutasi Pengukuran dan evaluasi efisiensi internal dan eksternal terkait mutasi September 2012 Oktober 2012 November 2012 Desember Pengembang-an Sistem Pengelolaan Kepegawai-an Berbasis Kinerja Perencanaan Identifikasi sistem pengelolaan kepegawaian berbasis kinerja Evaluasi dan penyusunan sistem pengelolaan kepegawaian berbasis kinerja Penentuan kebutuhan teknologi/ intrumen untuk penyusunan sistem pengelolaan kepegawaian berbasis kinerja Penetuan beban kerja dan kualifikasi SDM pengelola sistem pengelolaan kepegawaian berbasis kinerja Penentuan indikator kinerja setiap proses penyusunan sistem pengelolaan kepegawaian dan pelaksanaannya Januari 2012 Februari 2012 Maret 2012 April 2012 Mei 2012 Penentuan tata nilai yang terkait Juni 2012 Pembangunan Penyusunan pedoman sistem pengelolaan kepegawaian berbasis kinerja Pengembangan instrumen sistem pengelolaan kepegawaian berbasis kinerja Penyusunan kebijakan dan regulasi yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan sistem pengelolaan kepegawaian berbasis kinerja Juli 2012-Agustus 2012 Agustus 2012-September 2012 September 2012-Oktober 2012 Sosialisasi 92

105 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu Sosialisasi tentang hasil penyusunan sistem pengelolaan kepegawaian dengan pencapaian visi, misi dan strategi organisasi Sosialisasi tentang sistem pengelolaan kepegawaian berbasisi kinerja Sosialisasi tentang kebutuhan jumlah dan kualifikasi SDM pengelola sistem pengelolaan kepegawaian berbasis kinerja Sosialisasi tentang kebijakan dan regulasi baru terkait dengan sistem pengelolaan kepegawaian berbasis kinerja November 2012-Desember 2012 November 2012-Desember 2012 November 2012-Desember 2012 November 2012-Desember 2012 Implementasi Instalasi instrumen sistem pengelolaan kepegawaian berbasis kinerja, termasuk pengadaan dan instalasi perangkat keras Implementasi sistem pengelolaan kepegawaian berbasis kinerja Peningkatan kapabilitas SDM pengelola sistem pengelolaan kepegawaian berbasis kinerja November 2012-Desember 2012 Desember 2012-Februari 2013 Februari 2013-Maret 2013 Pengukuran dan Evaluasi Pengukuran dan evaluasi efisiensi internal dan eksternal serta kinerja organisasi dan individu Pengukuran ketercapaian hasil penerapan sistem pengelolaan kepegawaian berbasis kinerja Penyesuaian persyaratan sistem pengelolaan kepegawaian berbasis kinerja dengan sistem yang ada Pengukuran dampak penerapan sistem pengelolaan kepegawaian berbasis kinerja Mei 2013-Juni 2013 Juli 2013-Agustus 2013 September 2013-Oktober 2013 November 2013-Desember Pengembang-an Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Berbasis Kompetensi Perencanaan Need assessment terhadap kebutuhan diklat Menyusun rencana pengembangan pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis kompetensi Agustus 2011-November 2011 Januari 2012 Pembangunan Menyusun sistem dan proses pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis kompetensi Januari 2012 Sosialisasi 93

106 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu Sosialisasi penerapan sistem dan proses pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi dalam pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik Januari 2012 Implementasi Menerapkan sistem dan proses pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi dalam pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik Januari 2012-Desember 2014 Pengukuran dan Evaluasi Melakukan evaluasi penerapan sistem dan proses pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi dalam pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik Desember 2012, Desember 2013, Desember 2014 f. Penanggung Jawab Penanggung jawab program/kegiatan penataan sistem manajemen SDM aparatur adalah: Koordinator : Kepala Biro Kepegawaian Tim Kerja : Ketua Anggota : Kepala Bagian Perencanaan dan Pengadaan Biro Kepegawaian : Kepala Bagian di lingkungan Biro Kepeg Kepala Bagian Hukum dan Kepegawaian di lingkungan Unit Utama g. Rencana Anggaran Biaya untuk pelaksanaan program /kegiatan penataan sistem manajemen SDM aparatur adalah sebesar Rp ,00 (Empat belas milyar tiga ratus enam juta empat puluh lima ribu ribu seratus empat puluh rupiah) dengan rincian sebagaimana berikut. Tabel 14. Rincian Anggaran Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur No. Kegiatan Rencana Anggaran Penanggung Jawab 1 Penataan sistem rekrutmen pegawai Rp Ropeg 2 Analisis Jabatan - Biro Hukum dan Organisasi 3 Evaluasi Jabatan Rp Ropeg 4 Penyusunan standar kompetensi jabatan Rp Ropeg 5 Assessment kinerja individu berdasarkan kompetensi Rp Ropeg & Unit Utama 6 Penerapan sistem penilaian kinerja individu. Rp Ropeg & Unit Utama 7 Pembangunan/ Pengembangan database pegawai Rp Ropeg 94

107 No. Kegiatan Rencana Anggaran Penanggung Jawab 8 Sistem Pengelolaan Mutasi Pegawai Rp Ropeg 9 Pengembangan Sistem Pengelolaan Kepegawaian Berbasis Kinerja 10 Pengembangan pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis kompetensi Rp Rp Ropeg & Unit Utama BPSDM&K dan PMP&K Jumlah Rp F. PENGUATAN PENGAWASAN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan salah satu kementerian/lembaga pemerintah yang menerima alokasi anggaran dalam jumlah yang signifikan. Hal ini menandakan bahwa pemerintah memiliki prioritas yang tinggi terhadap pembangunan di sektor pendidikan. Kemdikbud mengemban amanah yang sangat strategis untuk merumuskan dan mengimplementasikan program pembangunan pendidikan yang mampu menghasilkan SDM yang berakhlak mulia, berkarakter kuat, berkompetensi tinggi, dan memiliki daya saing. Besarnya alokasi anggaran yang dikelola Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan harus diimbangi dengan pengawasan yang ketat agar tidak terjadi kebocoran dan penyimpangan dalam penggunaannya. Amanah pengawasan diemban oleh Inspektorat Jenderal selaku aparat pengawasan internal pemerintah (APIP) yang bertanggung dalam pengawasan pelaksanaan tugas Kemdikbud. Pengawasan dimaksud dilakukan dalam berbagai bentuk, mencakup audit, inspeksi, supervisi, reviu, dan evaluasi. Selaku APIP, Inspektorat Jenderal Kemdikbud menjalankan fungsi selaku penjamin mutu (quality assurance) terhadap implementasi program Kemdikbud. Paradigma baru dalam pengawasan internal pemerintah dimulai dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP). Dalam PP tersebut ditegaskan bahwa APIP harus melakukan pengawasan untuk memperkuat dan menunjang SPIP yang efektif. Penyelenggaraan SPIP dilakukan oleh Presiden dan seluruh jajaran pimpinan instansi pemerintah. Dengan adanya kewajiban untuk menyelenggarakan SPIP secara efektif maka tiap pimpinan instansi, termasuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, diberi mandat untuk melakukan pengendalian internal terhadap seluruh aktivitas kementeriannya. Pengendalian internal pada hakikatnya ialah seluruh alat dan metode pengendalian organisasi yang terkoordinasi untuk menjaga aset, mengecek keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi operasional, dan menaati ketentuan. Pengendalian internal ini harus dilakukan setiap saat oleh Mendikbud. Di sinilah terletak perbedaan yang sangat signifikan antara paradigma lama dan paradigma baru. Paradigma lama pengawasan bertumpu hanya pada inspektorat jenderal, sedangkan paradigma baru memberi kewenangan kepada Mendikbud dan jajarannya untuk melakukan pengendalian internal secara ketat setiap saat terhadap operasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sejak tahun 2009 Inspektorat Jenderal Kemdikbud telah merespon secara langsung terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 dengan memprakarsai pembentukan unit-unit fungsional satuan pengawasan internal (SPI) di lingkungan Kemdikbud. Prakarsa ini telah pula dilegalkan melalui penerbitan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2009 tentang 95

108 Satuan Pengawasan Internal Kemdikbud. Tujuan utama pembentukan unit SPI ini untuk membantu manajemen satuan kerja Kemdikbud dalam melakukan pengendalian internal terhadap operasional. Unit SPI diharapkan dapat melakukan penjaminan mutu dan pembenahan yang diperlukan sebelum satuan kerja tersebut diaudit oleh Inspektorat Jenderal dan aparat pengawasan eksternal pemerintah. Dengan demikian SPI juga akan berfungsi sebagai mitra Inspektorat Jenderal Kemdikbud dalam hal pengawasan organisasi Kemdikbud. Selain itu, Inspektorat Jenderal juga telah berperan aktif dalam melakukan pembinaan teknis pengawasan terhadap anggota-anggota SPI melalui pelatihan dan pemberian pedoman. Sampai dengan saat ini, sistem pengawasan di lingkungan Kemdikbud masih belum optimal. Penerapan SPIP belum efektif, demikian pula halnya dengan kinerja Inspektorat Jenderal dan SPI satuan kerja. Hal ini terlihat jelas dari adanya penurunan peringkat opini BPK-RI atas Laporan Keuangan Kemdikbud dari Wajar Dengan Pengecualian menjadi Disclaimer (Tidak memberikan pendapat) yang merupakan opini berperingkat terendah. Sistem pengawasan yang ada juga belum mampu mencegah tindakan KKN dan penyimpangan pengelolaan keuangan. Beberapa kasus yang termuat di media massa merupakan realita yang mengemuka dan menjadi perhatian dan konsumsi perbincangan publik. Dengan demikian, aspek pengawasan menjadi salah satu bidang manajemen pemerintahan yang harus direformasi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mencanangkan beberapa program reformasi birokrasi yang salah satunya ialah Program Penguatan Pengawasan. Misi utama program tersebut ialah mencegah tindakan KKN dan penyimpangan pengelolaan keuangan negara. Target terukur yang ingin dicapai adalah tercapainya opini Wajar Tanpa Pengecualian terhadap laporan keuangan Kemdikbud. Misi dan target ini dapat dicapai dengan menerapkan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah secara efektif. Inspektorat Jenderal Kemdikbud memperoleh kepercayaan untuk mengoordinasikan implementasi program penguatan pengawasan di lingkungan Kemdikbud. Langkah-langkah pembenahan yang akan dilakukan, antara lain adalah penguatan peran Satuan Pengawasan Intern dan penguatan karakter auditor. Penguatan peran SPI diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan program satuan kerja, sedangkan kekuatan karakter auditor diharapkan dapat meningkatkan integritas dan kepercayaan pemangku jabatan terhadap profesi auditor. Untuk memandu implementasinya selama , disusun dokumen peta jalan (Road Map) Program Penguatan Pengawasan. a. Capaian Sejak tahun 2009 Inspektorat Jenderal telah memperoleh beberapa capaian melakukan reformasi dan capaian-capaian yang telah diperoleh Inspektorat Jenderal dapat diklasifikasi dalam tiga aspek yaitu Keorganisasian, Ketatalaksanaan, dan SDM. Bagian ini juga menguraikan permasalahan yang mempengaruhi capaian kinerja dan menjabarkan faktor-faktor kunci keberhasilan yang menjadi prasyarat untuk implementasi program Penguatan Pengawasan. 96

109 a) Capaian Reformasi Birokrasi 1) Keorganisasian Inspektorat Jenderal mengawali proses reformasi birokrasi Sistem Pengawasan dengan merancang struktur dan mekanisme kerja keorganisasian yang sesuai dengan semangat reformasi, yakni menekankan pada aspek pengendalian internal yang kuat. Adapun hasil yang telah dicapai sebagai berikut. (1) Tersusunnya rencana strategis Itjen Kemdikbud Itjen Kemdikbud telah menyusun Rencana Strategis yang menjabarkan Renstra Kemdikbud ke dalam program kepengawasan. Manfaat Program Terumuskannya Rencana Strategis Inspektorat Jenderal Kemdikbud merupakan prestasi besar dan memberi manfaat yang sangat besar bagi institusi karena telah memberi arahan yang jelas kemana organisasi ini akan diorientasikan selama periode 5 tahun ke depan. Rencana Strategis telah memberi manfaat karena telah menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar filosofis tentang eksistensi organisasi yang mencakup di mana organisasi saat ini?, kemana organisasi akan pergi?, dan bagaimana organisasi mencapai tujuannya? (2) Terumuskannya visi dan misi baru Itjen Kemdikbud. Visi dan Misi Itjen Kemdikbud telah disesuaikan dengan visi dan misi Kemdikbud yang tercantum dalam Renstra Kemdikbud. Tabel 15. Visi dan Misi Kemdikbud dan Itjen Kemdikbud Visi Misi Kemdikbud Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia yang Cerdas dan Berkarakter Bangsa Kuat 1. Meningkatkan Ketersediaan Layanan Pendidikan; 2. Meningkatkan KeterJangkauan Layanan Pendidikan; 3. Meningkatkan Kualitas/Mutu dan Relevansi Layanan Pendidikan; 4. Mewujudkan Kesetaraan dalam Memperoleh Layanan Pendidikan; dan 5. Menjamin Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan Itjen Kemdikbud Terwujudnya Pengawasan yang Berkualitas terhadap Layanan Pendidikan dan Kebudayaan 1. Melaksanakan tata kelola yang handal dalam layanan pengawasan pendidikan; 2. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengawasan yang berorientasi akuntabilitas; 3. Menguatkan integritas dan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan bagi pengawas dan pengelola layanan pendidikan; 4. Mendorong terwujudnya pengawasan internal yang profesional dalam setiap unit layanan pendidikan; 5. Mengawal terjaminnya Laporan Keuangan dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang berkualitas. Manfaat Program Terumuskannya visi dan misi baru Inspektorat Jenderal merupakan upaya penyelarasan visi dan misi Inspektorat Jenderal terhadap visi dan misi Kementerian. Visi dan misi ini telah mengakomodir penyesuaianpenyesuaian yang diperlukan terkait dengan adanya peran baru dari Inspektorat Jenderal antara lain adalah sebagai fasilitator Satuan Pengawasan Intern dan pendampingan atau asistensi dalam penyusunan Laporan Keuangan dan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah. 97

110 (3) Telah tersusun paradigma baru pengawasan Itjen Kemdikbud telah melakukan perumusan Paradigma Baru Pengawasan Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pola pikir yang mendasari langkah-langkah kebijakan dan strategi organisasi. Paradigma Baru tersebut ialah sebagai berikut: Tabel 16. Paradigma Baru Pengawasan Pendidikan Manfaat Program: Terumuskannya paradigma baru merupakan terobosan yang sangat signifikan bagi institusi Inspektorat Jenderal Kemdikbud. Manfaat dari terumuskannya paradigma baru adalah perubahan pola pikir (mind set) dari auditor Itjen yang mendasari aktivitas pengawasannya. Salah satu perubahan pola pikir yang sangat signifikan adalah wacana auditor yang semula adalah Pemeriksaan menjadi Penjaminan Mutu (Quality Assurance). Paradigma baru membuat peran auditor ke depan lebih kepada konsultan manajemen dari pada pemeriksa. (4) Telah terbentuk unit satuan pengawasan intern sebanyak 77 unit. Keberadaan unit fungsional Satuan Pengawasan Intern (SPI) di lingkungan Kemdikbud merupakan sebuah prakarsa terobosan dan pencapaian yang luar biasa. Mekanisme kerja SPI diharapkan dapat diterapkan seperti 98

111 pada unit kantor audit internal pada perusahaan swasta. SPI dapat pula dipersamakan dengan satuan-satuan tugas (satgas) yang bekerja intensif untuk melakukan pengendalian internal di lingkungan satuan kerja. SPI satuan kerja merupakan mitra Inspektorat Jenderal yang bertugas melakukan penjaminan mutu (quality assurance) melalui kegiatan pengawasan terhadap penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang dilakukan pimpinan satuan kerja. Dengan adanya SPI diharapkan SPIP dapat terselenggarakan secara andal yang dapat menjamin efisiensi dan efektivitas keterlaksanaan operasional satuan kerja, serta tersusunnya laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan, teramankannya aset, dan terpatuhinya ketentuan peraturan yang berlaku. Terdapat lima komponen SPIP berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, yang harus diselenggarakan oleh pimpinan satuan kerja yakni sebagai berikut. (a) Lingkungan Pengendalian (Controlling Environment) Organisasi harus memiliki struktur dan uraian tugas yang jelas serta kepemimpinan yang kuat. Hal tersebut harus didukung dengan budaya kerja dan sistem nilai yang sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi. (b) Analisis Risiko (Risk Analysis) Organisasi harus mengidentifikasi, memetakan, dan menganalisis potensi risiko yang melekat pada setiap kegiatan. Analisis risiko harus menghasilkan suatu gambaran tentang jenis-jenis kegiatan berdasarkan tingkat risiko yang melekat di dalamnya, mencakup kegiatan yang berisiko sangat tinggi, berisiko tinggi, berisiko sedang, berisiko rendah, dan kegiatan tanpa risiko. (c) Kegiatan Pengendalian (Controlling Activities) Organisasi harus memiliki sistem pengamanan yang solid terhadap harta dan sumber daya. Perencanaan, penelaahan ketercapaian, dan pelaporan kinerja harus dilakukan secara sistematis. prosedur operasional standar (POS) kegiatan harus ditetapkan dan dipatuhi sehingga kualitas kerja dan output kegiatan dapat terjamin. Otorisasi kewenangan pejabat yang berhak untuk melakukan legalisasi administrasi harus dikendalikan secara ketat. Dokumentasi yang lengkap dan terklasifikasi dengan baik merupakan kegiatan pengendalian yang tidak boleh diabaikan. (d) Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Organisasi harus memiliki Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang dapat diandalkan untuk mengolah data dan menghasilkan informasi secara tepat waktu agar dapat dikomunikasikan oleh pihak-pihak yang relevan, serta menjadi bahan pertimbangan pimpinan dalam mengambil keputusan. (e) Monitoring dan Evaluasi (Monitoring and Evaluation) Organisasi harus memiliki sistem pemantauan dan evaluasi berkala yang dapat diandalkan. Pemantauan dilakukan agar organisasi dapat melihat kemajuan pencapaian pelaksanaan. Adapun evaluasi 99

112 dilakukan untuk mengidentifikasi keberhasilan dan kendala/masalah yang harus diatasi. Kemanfaatan Program Program ini telah memberikan manfaat yang sangat signifikan karena telah merubah pola pengawasan dari yang semula hanya bergantung pada Inspektorat Jenderal menjadi pengawasan intern oleh satuan kerja masing-masing melalui Satuan Pengawasan Intern. (5) Telah dilaksanakan beberapa kegiatan pengawasan inovatif Sejak tahun 2007 Itjen telah melakukan beberapa kegiatan pengawasan inovatif terutama untuk meningkatkan opini BPK-RI atas laporan keuangan Kemdikbud. Kegiatan inovatif tersebut antara lain sebagai berikut. (1) Peninjauan ulang (review) laporan keuangan Kemdikbud Reviu laporan keuangan dilakukan pada saat laporan keuangan Kemdikbud telah selesai tersusun. Reviu oleh Itjen merupakan prasyarat yang harus dipenuhi Kemdikbud sebelum laporan keuangan disampaikan ke Kemkeu. (2) Pendampingan penyusunan laporan keuangan Kemdikbud Pendampingan dilakukan pada saat laporan keuangan Kemdikbud masih dalam proses penyusunan. Pendampingan juga merupakan proses supervisi Itjen kepada satker dalam penyusunan laporan keuangan secara taat asas dan konsisten mengacu kepada standar akuntansi pemerintahan. (3) Supervisi pengadaan barang/jasa Supervisi dilakukan untuk menilai tahapan proses pengadaan barang/jasa di lingkungan Kemdikbud berdasarkan peraturan pemerintah. Penilaian dilakukan terhadap dokumentasi panitia pengadaan. Kemanfaatan Program Program ini telah memberikan manfaat yang sangat signifikan karena membuktikan bahwa Inspektorat Jenderal Kemdikbud selalu melakukan upaya-upaya perubahan dan penyempurnaan serta reformasi terhadap kegiatan pengawasan yang dilakukannya. Program ini juga membuktikan bahwa Inspektorat Jenderal Kemdikbud dapat berkontribusi dan berproses secara aktif dalam dinamika perubahan lingkungan yang begitu tinggi di era reformasi dewasa ini. Inspektorat Jenderal tidak mengalami stagnasi dalam melakukan pengawasannya. 2) Ketatalaksanaan (Business Process) Inspektorat Jenderal melaksanakan pembaharuan dan pemutakhiran berkesinambungan terhadap ketatalaksanaan atau proses bisnis Itjen, yaitu pengawasan. Hal-hal yang telah dicapai dalam Refomasi Birokrasi ketatalaksanaan, mencakup hasil berikut. (1) Telah diterbitkan Permendiknas No 16 Tahun 2009 tentang satuan pengawasan intern 100

113 SPI satker telah memiliki instrumen awal yang bersifat bekal dasar untuk beroperasional. Dengan berpedoman kepada Permendiknas No 16 tahun 2009 dan Per-Irjen No 237 Tahun 2009, SPI dapat memiliki legalitas untuk memenuhi amanat tugas dan fungsinya. Selain itu SPI juga dapat meminta POS-POS pengawasan dari Inspektorat Jenderal untuk menjadi acuan teknis dalam melakukan pengawasan. Manfaat Program: Program ini sangat bermanfaat terhadap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karena telah memberikan legalitas terhadap pembentukan unit fungsional pengawasan di lingkungan satuan kerjanya masing-masing bernama Satuan Pengawasan Intern (SPI). Keberadaan SPI ini merupakan perubahan paradigma pengawasan yang sangat besar karena telah meletakkan kewenangan pengawasan kepada SPI di samping Inspektorat Jenderal yang selama ini telah menjalankan tugas audit regulernya. (2) Telah diterbitkan peraturan inspektur jenderal Kemdiknas No 275 Tahun 2009 tentang petunjuk teknis Permendiknas No 16 Tahun 2009 Petunjuk teknis Permendiknas No 16 Tahun 2009 menjabarkan secara lebih mendetail tentang ketentuan-ketentuan yang masih bersifat umum dalam Permendiknas No 16 Tahun Dengan penjelasan yang lebih terperinci maka diharapkan Satuan Pengawasan Intern dapat menjalankan operasionalnya secara lebih efektif. Manfaat Program Program ini sangat bermanfaat karena telah berhasil menguraikan mekanisme kerja secara lebih spesifik dari uraian yang masih bersifat umum yang terdapat dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2009 tentang Satuan Pengawasan Intern. Dengan adanya penjelasan teknis tentang mekanisme kerja SPI, maka diharapkan anggota SPI tidak lagi memiliki keraguan dalam menjalankan operasional unitnya. Selain itu Petunjuk Teknis ini juga memiliki landasan legalitas yang kuat karena telah dikukuhkan dengan Peraturan Inspektur Jenderal Depdiknas. (3) Telah diterbitkan POS-POS pengawasan Itjen telah melakukan penyempurnaan atas Prosedur Operasional Standar (POS) pengawasan yang telah ada dan menyusun POS pengawasan baru. POS-POS yang telah disempurnakan adalah: (a) POS Audit untuk Tujuan Tertentu Merupakan prosedur baku Itjen dalam melakukan pengawasan yang dilakukan berdasarkan perintah Mendikbud, adanya perhatian publik terhadap masalah strategis pendidikan, dan analisis atas hasil audit sebelumnya. (b) POS Audit Aset Merupakan barang/jasa pemerintah merupakan prosedur baku Itjen dalam mengawasi berlangsungnya pelaksanaan kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (c) POS Audit Keuangan 101

114 Merupakan prosedur baku Itjen dalam mengawasi administrasi pengelolaan keuangan negara. Pembukuan dan dokumentasi buktibukti transaksi keuangan menjadi objek audit ini. (d) POS Audit Kinerja Prosedur baku Itjen terhadap aktivitas satuan kerja dalam penilaian kuantitatif, sehingga dapat diketahui total nilai kinerjanya. Dengan demikian, dapat dilakukan analisis perbandingan kinerja antara satuan kerja yang satu dengan lainnya. (e) POS Penanganan Pengaduan Masyarakat Merupakan prosedur baku terhadap pengaduan masyarakat atas ketidakpuasan pelayanan pendidikan. Penanganan yang baik dapat menentukan langkah terbaik untuk menyelesaikannya, baik dalam bentuk audit maupun bentuk lainnya. POS-POS yang baru disusun adalah: (a) POS Reviu Laporan Keuangan Merupakan prosedur baku Itjen untuk melakukan penelaahan laporan keuangan secara fokus karena pertimbangan keterbatasan waktu peninjauan ulang (review). (b) Petunjuk Teknis Akuntansi Merupakan prosedur baku Itjen untuk melakukan penelaahan laporan keuangan secara fokus karena pertimbangan keterbatasan waktu peninjauan ulang (review). (c) POS Audit Berbasis Risiko Prosedur baku itjen dalam melaksanakan audit dalam hal penyusunan program kerja audit. Program tersebut harus disusun berdasarkan analisis risiko terhadap kegiatan-kegiatan auditan. (d) POS Tindak Lanjut Pengawasan Internal Merupakan prosedur baku untuk menindaklanjuti hasil pengawasan. Tindak lanjut adalah hal yang sangat penting sebagai bagian dari penjaminan mutu. (e) POS Pelayanan Keberatan Auditan Merupakan prosedur baku Itjen dalam menerima keberatan auditan terhadap hasil audit Itjen. Auditan diberi kesempatan untuk menyampaikan argumentasi yang menjadi dasar ketidakpuasannya. Manfaat Program: Ketersediaan Prosedur Operasional Standar (POS) memberi manfaat yang sangat besar bagi tim auditor dalam melaksanakan tugasnya secara sistematis dan runtun. Adanya POS-POS yang menunjang pelaksanaan tugas audit merupakan bukti konkret bahwa tim auditor Inspektorat Jenderal melaksanakan tugasnya secara profesional. (4) Telah diterbitkan Permendiknas No 37 Tahun 2009 tentang Tindak Lanjut Hasil Audit Pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan merupakan kegiatan utama 102

115 (core activity) Itjen Kemdikbud setelah audit. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan tindak lanjut oleh auditan, disusun mekanisme baku yang menjadi standar dalam penyelesaian tindak lanjut. Manfaat Program Program ini telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi Inspektorat Jenderal karena telah memberi legalitas dalam melakukan pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan yang merupakan kegiatan utama Inspektorat Jenderal setelah audit. c) Sumber Daya Manusia Dalam reformasi di bidang penguatan pengawasan, khususnya SDM telah dicapai hasil-hasil berikut. (1) Telah dilakukan sosialisasi Permendiknas No 16 tahun 2009 Pada tahun 2009 telah dilakukan workshop untuk menyosialisasikan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2009 tentang Satuan Pengawasan Internal di lingkungan Depdiknas. Kemanfaatan Program Program ini sangat bermanfaat bagi unit utama dan satuan kerja Kemdikbud yang berguna untuk menetapkan mekanisme dan struktur organisasi Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang akan dibentuk di lingkungannya masing-masing. Kejelasan tentang mekanisme, legalitas, dan manajemen operasional SPI merupakan manfaat utama yang dirasakan oleh para peserta sosialisasi. (2) Telah diberikan diklat untuk anggota SPI Sejak tahun 2009 Itjen Kemdiknas telah menyelenggarakan Diklat Peningkatan Kompetensi untuk anggota SPI. Tema diklat, yaitu Diklat Audit Internal, Diklat Pengadaan Barang/Jasa, dan Diklat Audit Laporan Keuangan. Manfaat Program Program ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kompetensi di bidang pengawasan dan pemantauan bagi anggota SPI. Para anggota SPI pada umumnya masih awam dan minim pengetahuan tentang audit. Dengan terlaksananya program ini maka kompetensi mereka tentang audit dapat dengan segera dimiliki dan diterapkan dalam praktek. (3) Telah dilakukan pelatihan SPIP berstandar internasional di Australia Itjen Kemdiknas telah berpartisipasi secara aktif dalam pelatihan singkat internasional (Short Course) selama 5 hari sejak tanggal Juni 2011 di Sydney, Australia. Seorang inspektur, beberapa orang auditor dan staf sekretariat mengikuti pelatihan tentang Sistem Pengendalian Intern yang difasilitasi oleh Institute for Internal Auditor. Kemanfaatan Program Program ini telah memberi kemanfaatan berupa meningkatnya pemahaman dari peserta pelatihan tentang konsep Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Manfaat ini bertambah besar nilainya mengingat SPIP dipandang sebagai prasyarat kondisi utama untuk menciptakan lingkungan manajemen pemerintahan yang bebas dari praktek-praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). 103

116 (4) Tersusunnya rencana induk pengembangan pegawai Itjen Kemdikbud telah Rencana Induk Pengembangan Pegawai (RIPP) untuk memproyeksikan jumlah kualifikasi dan SDM yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan kinerja organisasi. Selain proyeksi tersebut juga dirumuskan strategi pemenuhan kebutuhan SDM Itjen Kemdikbud. Kemanfaatan Program Program ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi institusi Inspektorat Jenderal sebagai bagian dari manajemen SDM strategis. Inspektorat Jenderal dapat memprediksi kebutuhan pegawai baik yang berstatus sebagai auditor maupun sekretariat dalam hal jumlah dan kompetensi yang diperlukan untuk mendukung operasional institusi secara efektif dan efisien. (5) Meningkatnya kualifikasi pendidikan auditor Itjen telah berhasil meningkatkan kualifikasi pendidikan 38 orang auditor, dari jenjang pendidikan S1 menjadi S2 di bidang Akuntansi Pemerintahan/Pengawasan Keuangan Negara, dengan gelar akademik magister akuntansi. Program ini didukung beasiswa proyek STAR-SDP (State Audit Reform Sector Development Program) dari dana pinjaman ADB. Dengan meningkatnya jumlah auditor yang memahami akuntansi pemerintahan, diharapkan berdampak pada kualitas audit, sehingga dapat tercapai opini wajar tanpa pengecualian (WTP) atas laporan keuangan Kemdikbud. Kemanfaatan Program Program ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kepercayaan diri dari auditor. Penghargaan konkret atas prestasi akademik yang telah diraih selama proses pendidikan tentu sangat memiliki nilai dan arti yang tinggi bagi auditor yang bersangkutan. Selain itu program ini telah memberikan bekal dasar pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi auditor dalam bidang yang sangat relevan dalam pelaksanaan tugas auditnya yaitu Akuntansi Pemerintahan/Pengawasan Keuangan Negara. (6) Tersusunnya kode etik auditor dan kode etik pegawai Inspektorat Jenderal Kemdikbud Itjen Kemdikbud telah menyusun Kode Etik Auditor dan Pegawai Itjen dalam rangka mengatur norma dan etika dalam berperilaku dan berkomunikasi baik dengan pihak internal maupun eksternal. Kemanfaatan program Program ini telah memberi kemanfaatan besar bagi pegawai Inspektorat Jenderal khususnya auditor karena telah memberikan panduan dalam bertingkah laku dengan auditan dan sesama kolega pegawai. Panduan ini memberikan nilai-nilai positif yang diambil dari budaya, disiplin, dan religiusitas yang sangat bermanfaat bagi pengembangan integritas. (7) Terbangun karakter pegawai Itjen Kemdikbud Dalam rangka membangun karakter pegawai telah diselenggarakan Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ) bagi semua pejabat struktural dan auditor Itjen Kemdikbud. Kemanfaatan program Manfaat diklat ini adalah meningkatnya faktor psikologi dan etika yang 104

117 memberikan kesadaran kepada auditor dan pegawai Itjen untuk selalu melaksanakan tugas dan amanah yang dibebankan kepadanya dengan penuh tanggung jawab serta membentuk kepribadian pegawai menjadi pribadi yang berkarakter kuat. b) Permasalahan yang berpengaruh terhadap pencapaian kinerja Dalam melaksanakan proses reformasi birokrasi, Inspektorat Jenderal menghadapi beberapa permasalahan dan kendala yang mempengaruhi pencapaian kinerja. Berikut ini diuraikan permasalahan tersebut. (1) Menurunnya peringkat opini BPK dari WDP menjadi disclaimer Tahun 2011 opini BPK atas laporan keuangan Kemdiknas 2010 turun dari WDP menjadi disclaimer. Hal ini berarti Kemdikbud hanya dapat mempertahankan opini WDP selama dua tahun saja, yaitu pada tahun 2009 dan 2010 untuk laporan keuangan 2008 dan 2009, tanpa bisa mencapai opini berperingkat tertinggi yaitu, Wajar Tanpa Pengecualian. Hal ini sungguh amat disayangkan mengingat kontribusi Itjen Kemdikbud yang besar dalam memperbaiki opini Disclaimer menjadi WDP yang dicapai tahun (2) Belum dipahaminya nilai-nilai keorganisasian Itjen Kemdikbud yang baru Sistem nilai Itjen Kemdikbud belum Sepenuhnya dimengerti dan dijiwai oleh pegawai dan auditor. Nilai-nilai tersebut masih Seperti jargon yang belum tersosialisasikan secara luas. (3) Adanya auditor yang belum mengerti memahami Sistem Pengendalian Internal Pemerintah secara komprehensif Terdapat sementara kalangan auditor yang belum memahami definisi dan komponen-komponen SPIP secara utuh, pemahamannya masih parsial. Kondisi ini tidak ideal, mengingat audit Itjen Kemdikbud diharapkan dapat mengukur tingkat keandalan SPIP auditan dan mampu mendeteksi kelemahan SPIP yang perlu ditingkatkan. Selain itu, kondisi ini tidak efektif bagi auditan yang mengharapkan auditor Itjen dapat memberi nasihat (advis) selaku konsultan yang terpercaya. (4) Belum semua auditor memahami laporan keuangan Masih terbatasnya jumlah Auditor Itjen Kemdikbud yang memiliki pemahaman yang komprehensif tentang laporan keuangan berdasarkan sistem akuntansi pemerintahan. Hal tersebut disebabkan oleh terbatasnya jumlah auditor yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi. Kondisi ini sangat kritis mengingat Itjen Kemdikbud harus mampu mencapai target opini BPK atas Laporan Keuangan Kemdikbud dengan peringkat wajar tanpa pengecualian, selambat-lambatnya pada tahun (5) Belum semua auditor memahami SAKIP secara utuh Masih banyak auditor Itjen Kemdikbud yang belum memahami SAKIP secara utuh, sehingga pelaksanaan evaluasi LAKIP Kemdikbud tidak terlaksana secara baik. (6) Adanya sebagian auditor yang belum memahami mekanisme kerja antara 105

118 Inspektorat jenderal satuan pengawasan intern Sebagian auditor Itjen belum memahami mekanisme kerja antara Itjen SPI sebagai mitra kerja dalam penjaminan mutu. Semestinya setelah temu awal auditor Itjen dan menemui tim SPI mempelajari laporan SPI sebelum melakukan audit (7) Adanya butir dalam Permendikbud dan Per-Irjen yang perlu diralat Permendiknas Nomor 16 Tahun 2009 tentang Satuan Pengawasan Internal dan Peraturan Irjen Kemdiknas Nomor 275 tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis SPI. Salah satu contoh adalah bahwa Ketua SPI adalah auditor Itjen dan anggaran diberikan oleh Itjen. Oleh karena itu, kedua peraturan tersebut harus segera direvisi. (8) Perlunya reformulasi definisi pengawasan yang dilakukan oleh SPI Definisi pengawasan yang menjadi lingkup tugas SPI dikritisi anggota SPI, terutama berkaitan dengan cakupan kewenangan mengingat tidak semua anggotanya SPI memiliki sertifikat auditor. Ketidakjelasan makna pengawasan internal tersebut perlu dituntaskan dengan cara memformulasi ulang pengertian pengawasan internal. (9) Adanya resistensi terhadap SPI Adanya pegawai satuan kerja yang tidak nyaman dengan keberadaan SPI. Pegawai belum memahami filosofi telaahan rekan sejawat (peer review). Bagi pegawai satuan kerja, pengawasan yang dilakukan SPI sama dengan yang dilakukan aparat pengawasan lainnya. Hal itu menimbulkan perasaan tidak enak. (10) Rendahnya kompetensi anggota SPI Kompetensi anggota SPI masih sangat terbatas walaupun telah dilakukan. Kekurangan utama terletak pada mentalitas sikap dan independensi saat melakukan tugas pengawasan terhadap rekan sesama unit kerja. (11) Adanya konflik kepentingan anggota SPI Dari hasil pemantauan diketahui bahwa masih ditemukan adanya anggota SPI yang memiliki konflik kepentingan. Dalam arti, anggota tersebut merangkap sebagai pejabat atau staf struktural pada bagian keuangan. (12) Kurangnya integritas pegawai Kemdikbud Integritas adalah satunya kata dan perbuatan yang bersumber dari kesadaran dalam diri pribadi seseorang (inside out). Penegakan integritas merupakan hal yang efektif dalam mengatasi masalah dan mencegah/mengurangi tindakan KKN. Berdasarkan survey KPK integritas aparatur pemerintah dinilai rendah berdasarkan survey KPK termasuk kondisi aparatur di Kemdikbud. (13) Itjen Kemdikbud belum membentuk Satuan Pengawasan Intern Sampai saat ini Itjen belum membentuk unit SPI. Hal ini sesungguhnya sudah merupakan keharusan karena amanat dari Permendiknas No 16 Tahun 2009 agar tiap satuan kerja wajib membentuk unit SPI. 106

119 c) Faktor Kunci Keberhasilan (Key Success Factors) Berdasarkan analisis terhadap capaian reformasi dan permasalahan yang dihadapi, dapat diidentifikasi beberapa faktor kunci keberhasilan sebagai prasyarat bagi Itjen untuk mengimplementasikan program penguatan pengawasan secara efektif. (1) Penguasaan konsep sistem pengendalian internal pemerintah yang komprehensif Auditor Itjen dan anggota SPI harus memiliki wawasan yang memadai tentang lima komponen SPIP, teori maupun aplikasi. (2) Penguasaan konsep akuntansi pemerintahan dan laporan keuangan Auditor Itjen dan anggota SPI harus memahami prinsip dan standar akuntansi pemerintahan serta ketentuan penyajian sistematika laporan keuangan. (3) Operasional satuan pengawasan intern yang efektif Satuan pengawasan intern seluruh unit/satuan kerja Kemdikbud telah beroperasional secara efektif dan optimal, sehingga dapat menguatkan penyelenggaraan SPIP yang akan menghasilkan laporan keuangan dan kinerja yang andal, operasional institusi yang efektif, keamanan aset, dan mematuhi ketentuan peraturan yang berlaku. (4) Kompetensi auditor itjen dan anggota SPI yang memadai Auditor Itjen dan anggota SPI harus memiliki pengetahuan yang luas, keterampilan teknis yang memadai, dan perilaku yang independen. (5) Integritas yang tinggi dari seluruh pegawai Kemdikbud Dengan kesamaan pola pikir dan perilaku yang bersumber dari dalam diri, maka pegawai Kemdikbud diharapkan dapat menggerakkan roda organisasi menjadi lebih akuntabel dan amanah. b. Rencana Perencanaan reformasi birokrasi berfokus pada perumusan upaya-upaya yang realistis untuk mencapai kondisi yang diharapkan pada akhir tahun 2014, yaitu terwujudnya sistem pengawasan pendidikan dan kebudayaan yang lebih akuntabel dan sinergis antara Inspektorat Jenderal dan Satuan Pengawasan Intern di lingkungan Kemdikbud. a) Kondisi yang diharapkan pada tahun 2014 (Expected Condition) Pada tahun 2014 Inspektorat Jenderal Kemdikbud dapat memenuhi amanat tanggung jawab kepengawasan dan pengawalan terhadap pembangunan pendidikan secara efektif. (1) Sistem Pengawasan mengendalikan kegiatan Kemdikbud secara efektif Sistem pengawasan yang sinergi antara Itjen dan SPI diharapkan dapat mengendalikan kegiatan Kemdikbud. Sinergitas pengawasan ini akan memantapkan SPIP yang menjamin keterlaksanaan kegiatan secara efektif dan efisien. Pengelolaan keuangan negara juga dapat dikendalikan dengan lebih baik apabila SPIP-nya terselenggara secara optimal. (2) Struktur organisasi Itjen Kemdikbud menggunakan pendekatan fungsi 107

120 108 Organisasi Itjen diwacanakan dapat menjadi lebih efektif dalam melakukan pengawalan atas program pembangunan pendidikan apabila strukturnya dikelompokkan berdasarkan bidang pendidikan. Untuk itu, perlu dilakukan kajian akademik yang memadai. (3) Seluruh satuan kerja Kemdikbud Pada tahun 2014 diharapkan seluruh satuan kerja telah membentuk unit satuan pengawasan internal. Dengan keberadaan SPI, maka satuan kerja diharapkan mampu melakukan pengelolaan keuangan negara yang akuntabel. (4) Kapasitas organisasi SPI semakin meningkat Melalui pelatihan yang berkesinambungan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas organisasi SPI, terutama kompetensi dan kelengkapan infrastrukturnya. (5) Laporan keuangan Kemdikbud disajikan sesuai prinsip akuntansi Pemerintah Keberadaan SPI pada tiap satuan kerja diharapkan dapat berkontribusi penuh kepada pembenahan dalam penyusunan laporan keuangan. Laporan tersebut semestinya dapat menginformasikan kondisi keuangan secara faktual dan bisa dibuktikan secara fisik. (6) LAKIP Kemdikbud tersaji sesuai dengan kelengkapan SAKIP SPI diharapkan dapat memberikan supervisi kepada satuan kerja untuk melengkapi dokumentasi sebagaimana dipersyaratkan dalam SAKIP. Dengan demikian, dapat dilakukan penelusuran atas kesesuaian data antara yang tercantum dalam laporan dengan dokumen perencanaannya. (7) Jumlah auditor Itjen memadai baik dalam hal kuantitas maupun kualifikasi keahliannya Jumlah auditor Itjen diharapkan berada dalam kondisi yang ideal, baik dalam hal proporsionalitas antara beban kerja dan ketenagaan, maupun kompetensi yang relevan. Kondisi SDM yang ideal bagi Itjen Kemdikbud diharapkan dapat mengacu pada prediksi yang tertuang dalam Rencana Induk Pengembangan Pegawai. b) Permasalahan (gap analysis) Permasalahan adalah suatu kesenjangan kondisi yang diketahui dari hasil analisis perbandingan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diharapkan. (1) Belum efektifnya peran SPI SPI belum mampu menjalankan pengendalian secara efektif karena banyaknya permasalahan yang dihadapi antara lain adalah adanya resistensi dari pegawai satker, kurangnya kompetensi anggota SPI, dan kurangnya pedoman teknis pengawasan. (2) Status kelembagaan satuan pengawasan intern belum jelas Kelembagaan SPI belum jelas. Bila berpedoman pada Permendiknas Nomor 16 Tahun 2009 maka jelas terlihat bahwa status SPI merupakan perpanjangan tangan Itjen karena ketuanya diminta dari auditor Itjen dan bertanggung jawab kepada Inspektur Jenderal. Namun dalam prakteknya SPI diketuai oleh pegawai satuan kerja yang bersangkutan dan bertanggung jawab kepada pimpinan satker tersebut. Hal ini harus segera diperjelas dalam aturan yang berlaku.

121 (3) Eselonisasi Inspektorat dibatasi hanya pada empat esselon II kewilayahan (regional) dan satu Inspektorat investigasi Dengan cakupan tugas dan tanggung jawab pengawasan yang begitu besar dibandingkan dengan regionalisasi wilayah Inspektorat yang ada dirasakan ketimpangan dan tidak proporsionalnya beban kerja dengan sumber daya yang ada. (4) Belum semua jabatan memiliki prosedur operasional standar Proses bisnis dari pekerjaan belum semuanya memiliki POS yang mengatur tata kerja dan mekanisme hubungan koordinasi dengan pihak lain demi mencapai tujuan yang diharapkan. Ketersediaan POS merupakan kelengkapan instrumen manajerial yang penting untuk dapat melaksanakan tugas secara efektif. (5) Kondisi SDM belum proporsional dalam hal jumlah dan kompetensi untuk melakukan penguatan SPI Sumber Daya Manusia anggota SPI masih belum memadai proporsionalitasnya baik dalam hal jumlah,kualifikasi, maupun kompetensinya. c) Rencana Tindak (action plan) Program berorientasi hasil (outcomes oriented programs) untuk Inspektorat Jenderal Kemdikbud adalah program Penguatan Pengawasan. Tabel 17. Program RBI Itjen Kemdikbud Penguatan Pengawasan Program dan Kegiatan Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Kemdikbud Peningkatan peran Inspektorat Quality Assurance dan Consulting Jenderal sebagai Hasil yang Diharapkan Peningkatan ketaatan, efisiensi, dan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Peningkatan kualitas pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara Program Penguatan Pengawasan bertujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintah yang bersih dan bebas KKN. Target yang ingin dicapai melalui program ini adalah: 1) Meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan keuangan negara; Pengelolaan keuangan negara adalah indikator utama dalam tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance). Pengelolaan keuangan negara yang akuntabel dan taat pada peraturan akan menjadi tolok ukur bagi instansi pemerintahan yang kinerjanya baik. 2) Meningkatnya efektivitas pengelolaan keuangan negara; Pengelolaan keuangan negara harus diawasi secara ketat agar implementasinya sesuai dengan peruntukan yang telah ditetapkan dalam alokasi anggaran. Kinerja yang telah ditargetkan di awal harus terjamin ketercapaiannya di akhir periode. Output-output yang telah ditetapkan harus dijamin keberadaannya. 3) Meningkatnya status opini BPK; Status opini BPK atas laporan keuangan Kementerian merupakan tolok ukur kinerja Inspektorat Jenderal. Laporan Keuangan Kementerian yang beropini 109

122 Wajar Tanpa Pengecualian merupakan indikator utama yang menunjukkan bukti bahwa kinerja Inspektorat Jenderal sudah berjalan secara optimal. 4) Menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang. Pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal harus dapat menurunkan tingkat penyalahgunaan wewenang. Itjen akan melakukan pendekatan inovatif yang lebih fokus kepada revitalisasi integritas moral aparatur. Untuk mengukur keberhasilan reformasi birokrasi dilakukan melalui pencapaian sasaran reformasi birokrasi sebagaimana ditetapkan dalam Grand Design Reformasi Birokrasi dengan indikator kinerja utama berikut ini: Tabel 18. IKU Program Penguatan Pengawasan Sasaran Indikator Base line (2009) Target (2014) Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN Opini BPK (WTP) 42,17% 100% Untuk mengimplementasikan dan mencapai target Program Penguatan Pengawasan maka disusunlah rencana aksi berikut ini: Tabel 19. Rencana Aksi Program Penguatan Pengawasan Program Penguatan Pengawasan No Kegiatan Rencana Aksi 1 Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Kemdikbud Penguatan peran SPI 2 Peningkatan peran Inspektorat Jenderal sebagai Quality Assurance dan Consulting Penguatan Karakter Auditor c. Kriteria Keberhasilan 110 Keberhasilan Inspektorat Jenderal Kemdikbud dalam melakukan reformasi birokrasi harus memiliki tolok ukur indikator keberhasilan yang dapat dihitung secara spesifik dan kuantitatif. Apabila indikator tersebut dapat dicapai maka dapat disimpulkan bahwa upaya reformasi yang dilakukan telah berhasil. (1) Laporan keuangan Kemdikbud memperoleh opini wajar tanpa pengecualian; Laporan keuangan Kemdikbud harus segera memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK. Untuk itu, Itjen telah melakukan upaya reformasi terhadap proses auditnya. Audit Itjen saat ini berorientasi pada kegiatan yang sedang terlaksana (on going activities). Fokus audit ditekankan pada pembenahan laporan keuangan. Selain itu Itjen juga melakukan supervisi dan peninjauan ulang (review) terhadap laporan keuangan. (2) LAKIP Kemdikbud memperoleh peringkat terbaik; Penyusunan laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kemdikbud harus dikawal agar sesuai dengan kaidah-kaidah sistem akuntabilitas kinerja yang mencakup perencanaan, pengukuran, dan pelaporan. Peringkat LAKIP yang

123 diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi merupakan tolok ukur utama dari kinerja Inspektorat Jenderal karena Itjen diwajibkan untuk melakukan evaluasi atas LAKIP Kemdikbud sebelum LAKIP tersebut disampaikan kepada Kem-PAN dan RB untuk dinilai. Peringkat LAKIP akan disandingkan dengan LAKIP Kementerian/Lembaga pemerintah lainnya. d. Agenda Prioritas Kegiatan yang menjadi prioritas Kemdikbud dalam rangka penguatan pengawasan saat ini adalah sebagai berikut: 1) Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Kemdikbud; 2) Peningkatan peran Inspektorat Jenderal Kemdikbud sebagai Quality Assurance dan Consulting. e. Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja Kegiatan reformasi birokrasi harus bersifat pentahapan (sequence) yang mencerminkan kejelasan langkah di mana langkah terdahulu menjadi dasar bagi langkah selanjutnya, dan langkah kemudian menjadi pelanjut yang berkesinambungan dengan langkah sebelumnya. Tabel 20. Waktu dan Tahapan Kerja Penguatan Pengawasan No Kegiatan Rencana Aksi Tahun Tahapan Kerja 1 Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Kemdikbud 2 Peningkatan peran Inspektorat Jenderal Kemdikbud sebagai Quality Assurance dan Consulting Penguatan peran Satuan Pengawasan Internal Penguatan Karakter Auditor 2011 Identifikasi penerapan Satuan Pengawasan Intern 2012 Penentuan beban kerja dan kualifikasi SDM pemantau penguatan peran Satuan Pengawasan Intern 2013 Perancangan kerangka penguatan peran Satuan Pengawasan Intern 2014 Implementasi kerangka penguatan peran Satuan Pengawasan Intern 2011 Identifikasi kondisi integritas moral 2012 Peningkatan kompetensi dan integritas auditor 2013 Penentuan indikator penilaian integritas 2014 Penegakan kode etik auditor dan pegawai f. Penanggung Jawab Tabel 21. Penanggung Jawab Penguatan Pengawasan 111

124 No Kegiatan Penanggung Jawab 1 Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Kemdikbud 2 Peningkatan peran Inspektorat Jenderal Kemdikbud sebagai Quality Assurance dan Consulting Inspektur III Inspektur Investigasi g. Rencana Anggaran Kegiatan reformasi birokrasi untuk Program Penguatan Pengawasan akan didukung pembiayaannya dari DIPA Inspektorat Jenderal Kemdikbud untuk tahun anggaran 2011 dan 2012 sebesar Rp ,00 (dua miliar lima ratus delapan belas juta tiga puluh empat ribu empat ratus rupiah), dengan rincian sebagai berikut. Tabel 22. Rincian Anggaran Program Penguatan Pengawasan No Kegiatan Anggaran (Rp) 1 Pengembangan Satuan Pengawasan Intern ,- 2 Layanan Keberatan Auditan ,- 3 Penegakan Kode Etik Auditor ,- 4 Pedoman Pengawasan ,- 5 Manajemen SDM Auditor ,- 6 Sistem Informasi Manajemen Pengawasan ,- 7 Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan ,- Jumlah ,- G. PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan akuntabel, sangat diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Upaya tersebut sejalan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Dalam pasal 3 Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa salah satu asas umum penyelengaraan negara adalah asas akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara. Dalam rangka itu, pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Instruksi Presiden tersebut mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya yang didasarkan pada perencanaan strategik yang ditetapkan 112

125 oleh setiap instansi. Pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang menggambarkan kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan yang disampaikan kepada atasan sebagai pemberi mandat (amanah), lembaga pengawasan, lembaga penilai akuntabilitas dan akhirnya disampaikan kepada Presiden selaku kepala pemerintahan. Berdasarkan ketentuan tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai instansi pemerintah, setiap akhir tahun anggaran, berkewajiban untuk menyiapkan, menyusun dan menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) secara tertulis, periodik, dan melembaga untuk mengkomunikasikan keberhasilan maupun kegagalan tingkat capaian kinerja sebagai perwujudan normatif pertanggungjawaban. a. Capaian Penguatan Tata kelola secara bertahap dan sistemik telah dimulai. Hal ini penting karena beban dan tanggung jawab Kemdikbud yang sangat besar. Dengan jumlah anggaran paling besar (20%), rentang kendali skala nasional, beragamnya cakupan layanan pendidikan, dan jumlah SDM yang banyak serta tersebar di pelosok tanah air, maka agar tugas dan tanggung jawab dapat dikelola dengan baik dan amanah perlu dikembangkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang andal di lingkungan Kementerian. Untuk meningkatkan kinerja dalam pengelolaan pembangunan pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan 9 (sembilan) langkah strategis, sebagai berikut. a) Menata kembali sistem dan prosedur kerja untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, menurunkan potensi konflik kepentingan, meningkatkan internal check, dan memperbaiki pelindungan aset, antara lain melalui penerbitan peraturan berikut. (1) Permendiknas Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pencabutan Pemberian Hak Monopoli Pengadaan Buku Kepada Balai Pustaka; (2) Permendiknas Nomor 43 Tahun 2007 tentang Koordinasi Dan Pengendalian Program; (3) Permendiknas Nomor 44 Tahun 2007 tentang Alokasi, Klasifikasi, Mekanisme Belanja, Dan Pertanggungjawaban Anggaran Belanja; (4) Penetapan POS Perencanaan dan Penganggaran; (5) Permendiknas Nomor 38 Tahun 2008 tentang TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi); (6) Permendiknas Nomor 42 Tahun 2008 tentang Penggunaan Ruang Kantor; (7) Permendiknas Nomor 68 Tahun 2008 tentang e-procurement; (8) Permendiknas Nomor 76 Tahun 2008 tentang Rumah Negara. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini ialah pelaksanaan pengelolaan pembangunan yang taat azas dan aturan oleh pengguna untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN. 113

126 b) Mengaplikasikan TIK untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem dan prosedur kerja. Manfaat yang didapatkan ialah kemudahan, kecepatan, dan keakuratan dalam mengelola sistem dan prosedur kerja oleh pengguna; c) Menginventarisasi barang milik negara (BMN) sesuai sistem akuntansi instansi (SAI) dengan aplikasi SIMAK-BMN - memback-up revaluasi BMN - Hampir seluruh satker (98%) selesai. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut adalah adanya dokumentasi mengenai barang milik negara sesuai sistem akuntansi instansi (SAI); d) Meningkatkan efektivitas dan efesiensi sistem dan prosedur pembukuan dan pelaporan keuangan sesuai SAI. Manfaat yang dirasakan adalah kemudahan dalam melakukan pembukuan dan pelaporan keuangan; e) Meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparat. Manfaat yang didapatkan adalah profesionalitas aparat semakin meningkat untuk mendukung kinerja organisasi dan individu; f) Meningkatkan ketaatan aparat terhadap peraturan perundang-undangan. Manfaat yang dirasakan berupa pemahaman aparat terhadap peraturan perundangundangan yang diaktualisasikan melalui pelaksanaan kegiatan yang taat azas untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; g) Menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal, BPKP, dan BPK, serta secara tegas dan konsisten memberikan sanksi kepada semua pelanggaran sesuai peraturan perundang-undangan. Manfaat yang didapatkan ialah sebagai bahan evaluasi dan perbaikan terhadap berbagai kegiatan yang dijalankan di Kemdikbud; h) Melaksanakan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Dengan melaksanakan aturan tersebut akan memberikan manfaat berupa kesadaran aparat untuk mendukung pemberantasan korupsi di lingkungan Kemdikbud serta meminimalisasi segala tindakan yang tidak memberikan manfaat pada kementerian; i) Meningkatkan mutu manajemen unit kerja melalui program sertifikasi ISO. Manfaat dari kegiatan ini adalah tersosialisasikannya program sertifikasi ISO kepada unit utama di Kemdikbud untuk mendukung peningkatan mutu manajemen unit kerja; Beberapa Hal yang Telah Dihasilkan: 1) Penerapan Perencanaan Berbasis Kinerja Tahun ) Penertiban Pengelolaan BMN (Dilakukan 1 tahun lebih awal dari Keppres Nomor 17 Tahun 2007 ttg Tim Penertiban BMN) 3) Penerapan Sistem AKIP (menurut Kementerian PAN dan RB) Tahun Nomor 3 Terbaik Tahun Terbaik Tahun Terbaik Tahun Nomor 2 Terbaik 4) Pengelolaan Arsip - Terbaik (menurut Lembaga Arsip Nasional) 5) Penghematan Energi - Terbaik (menurut Kementerian ESDM) 6) E-Government - Peringkat 1 (menurut Kementerian Kominfo) 114

127 7) Desision Support System ) Mutu Pelayanan ISO 9001: Seluruh unit Eselon II 9) Laporan Keuangan WDP? Berdasarkan saran dan rekomendasi Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam upaya penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai berikut. (1) Menyempurnakan Renstra unit kerja di lingkungan kementerian agar lebih menggambarkan hasil (outcome oriented) yang dilengkapi dengan IKU dan target jangka menengah; (2) Penyusunan RKT harus mengacu pada Renstra serta menyajikan sasaran strategis, indikator kinerja, dan outcome yang terukur; (3) Penyusunan PK di lingkungan unit kerja Kemdikbud agar memperhatikan Renstra, RKT, dan IKU yang telah ditetapkan; (4) Menyempurnakan penyajian informasi kinerja dalam LAKIP unit kerja di lingkungan Kementerian, antara lain tentang capaian target Indikator Kinerja (IKU) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja, serta melakukan pembandingan data kinerja; (5) Meningkatkan evaluasi akuntabilitas kinerja di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, memanfaatkan hasil evalusi tersebut untuk perbaikan penerapan manajemen kinerja; (6) Meningkatkan kapasitas SDM dalam bidang akuntabilitas dan manajemen kinerja di seluruh jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mempercepat terwujudnya pemerintah yang berkinerja dan akuntabel. b. Rencana Program kerja bidang penguatan akuntabilitas kinerja yang akan dilaksanakan dalam reformasi birokrasi dalam Jangka waktu 2011 s.d dapat dikelompokkan menjadi 3 besaran berikut. a) Penyusunan instrumen kebijakan dan perencanaan pembangunan pendidikan dan kebudayaan yang mencakup: (1) penyusunan rencana strategis kementerian tahun dan dijabarkan ke dalam renstra unit utama, renstra unit kerja eselon II serta renstra UPT; (2) penyusunan rencana kinerja tahunan; (3) penyusunan penetapan kinerja. b) Pengembangan sistem/instrumen penunjang penguatan tata kelola untuk meningkatkan budaya kinerja Kemdikbud yang mencakup: (1) pembangunan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan; (2) pengembangan sistem pengelolaan data kinerja; (3) pengembangan sistem indikator kinerja; (4) pengembangan sistem pengukuran kinerja; 115

128 (5) pengembangan sistem evaluasi kinerja; (6) pengembangan sistem audit kinerja, dan (7) perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja. c) Pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi yang mencakup: (1) kelembagaan yang efektif; (2) tata laksana yang efisien; (3) pengelolaan SDM yang professional; (4) pengelolaan sumber daya yang akuntabel, dan (5) pelayanan berbasis IT. c. Kriteria Keberhasilan Program reformasi birokrasi bidang penguatan akuntabilitas kinerja diharapkan dapat memberi solusi alternatif dalam hal perbaikan dan peningkatan kualitas kinerja serta mewujudkan budaya kinerja pendidikan yang semakin mapan. Hal ini akan terwujud dan berjalan secara berkelanjutan jika diikuti dengan pelaksanaan evaluasi, monitoring, dan perbaikan berkelanjutan yang tersistem. a) Instrumen kebijakan dan perencanaan pembangunan pendidikan dan kebudayaan meliputi tiga komponen utama, yaitu rencana strategis, rencana kinerja tahunan dan penetapan kinerja. Untuk itu, setiap komponen harus memiliki indikator atau kriteria keberhasilan. Dengan demikian, rencana strategis (Renstra) harus memuat indikator visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan dan program, indikator kinerja yang terukur (memiliki target). Tujuan dan sasaran sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta telah berorientasi pada hasil. Sasaran yang berorientasi pada hasil (outcome), selaras dengan bidang kewenangannya dan dilengkapi dengan indikator kinerja yang terukur. Renstra telah digunakan sebagai acuan dalam penyusunan RKT. Rencana Kinerja Tahunan harus memuat sasaran strategis yang berorientasi hasil, sedangkan indikator kinerja dilengkapi dengan target kinerja. Rencana kinerja telah digunakan untuk penyusunan RKA-KL. Untuk penyusunan penetapan kinerja harus memuat sasaran strategis yang berorientasi hasil, beserta indikator kinerjanya yang dilengkapi dengan target kinerja, Penetapan kinerja telah selaras dengan rencana kinerja. b) Pengembangan sistem/instrumen penunjang penguatan tata kelola untuk meningkatkan budaya kinerja Kemdikbud harus memuat indikator berikut. (1) Semua satuan kerja telah mengimplementasikan sistem penunjang penguatan tata kelola. (2) Tersedianya layanan satker yang komprehensif guna menunjang terbangunnya layanan prima bidang pendidikan. c) Pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi harus memuat indikator : (1) pelayanan prima bidang pendidikan yang dilakukan satker-satker, (2) sistem yang dikembangkan dapat membantu pengelolaan manajemen kinerja organisasi, 116

129 (3) seluruh lembaga satker menjalankan fungsi organisasinya secara benar dan tidak ada tumpang tindih dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi organisasi. d. Agenda Prioritas Kegiatan yang menjadi prioritas Kemdikbud dalam rangka penguatan akuntabilitas kinerja saat ini adalah sebagai berikut: 1) Penguatan sistem akuntabilitas di lingkungan Kemdikbud; 2) Pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi. e. Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja Tabel 23. Tahapan Kerja Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu 1 Penguatan Sistem Akuntabilitas Di Lingkungan Kemdikbud Perencanaan Tahun Pembentukan tim penyusun 2. Pengumpulan data masukan revisi IKU dan targetnya dari Unit Utama Pembangunan Tahun Penyusunan draft revisi renstra 2. Pembahasan draft revisi renstra 3. Konfirmasi draft revisi Renstra 4. Workshop draf revisi renstra 5. Finalisasi Renstra Kemdikbud Sosialisasi Tahun Sosialisasi renstra Kemdikbud di lingkungan Kemdikbud Implementasi Tahun Renstra digunakan sebagai acuan penyusunan renstra unit kerja Pengukuran dan Evaluasi Tahun Reviu Renstra Kemdikbud 2 Penyusunan Pedoman Evaluasi SAKIP Perencanaan Tahun Pembentukan tim penyusun 2. Pengumpulan bahan-bahan referensi dan materi pendukung Pembangunan Tahun Penyusunan draft pedoman evaluasi SAKIP 117

130 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu 2. Pembahasan draft pedoman evaluasi SAKIP 3. Finalisasi draft pedoman evaluasisakip 4. Workshop pedoman evaluasi SAKIP 5. Uji petik pedoman evaluasisakip 6. Finalisasi pedoman evaluasi 7. Penyusunan payung hukum pedoman evaluasi SAKIP Sosialisasi Tahun Sosialisasi pedoman evaluasi di lingkungan Kemdikbud Implementasi Tahun EvaluasiSAKIP di lingkungan kemdikbud Pengukuran dan Evaluasi Tahun Reviu pedoman evaluasi SAKIP 3 Penyusunan Pedoman pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Perencanaan Tahun Pembentukan tim penyusun 2. Pengumpulan bahan-bahan dan materi pendukung Pembangunan Tahun Penyusunan draft pedoman pelaporan AKIP 2. Pembahasan draft pedoman pelaporan AKIP 3. Finalisasi draft pedoman pelaporan AKIP 4. Pembuatan payung hukum (legalitas) Sosialisasi Tahun Sosialisasi pedoman pelaporan AKIP di lingkungan Kemdikbud Implementasi Tahun Penggunaan pedoman pelaporan AKIP lingkungan kemdikbud Pengukuran dan Evaluasi Tahun Evaluasi LAKIP di lingkungan kemdikbud 4 Penyusunan Pedoman Penetapan Kinerja Perencanaan Tahun Pembentukan tim penyusun 2. Pengumpulan bahan-bahan dan materi pendukung Pembangunan Tahun Penyusunan draft pedoman penetapan kinerja 118

131 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu 2. Pembahasan draft pedoman penetapan kinerja 3. Finalisasi draft pedoman penetapan kinerja 4. Pembuatan payung hukum (legalitas) Sosialisasi Tahun Sosialisasi pedoman penetapan kinerja di lingkungan Kemdikbud Implementasi Tahun Penggunaan pedoman penetapan kinerja lingkungan kemdikbud Pengukuran dan Evaluasi Tahun Reviu pedoman penetapan kinerja 5 Penyusunan Pedoman Pengukuran Kinerja Perencanaan Tahun Pembentukan tim penyusun pengumpulan bahan-bahan dan materi pendukung Pembangunan Tahun Penyusunan draft pedoman pengukuran kinerja 2. Pembahasan draft pedoman pengukuran kinerja 3. Finalisasi draft pedoman pengukuran kinerja Sosialisasi Tahun Sosialisasi pedoman pengukuran kinerja di lingkungan Kemdikbud Implementasi Tahun Penggunaan pedoman pengukuran kinerja lingkungan kemdikbud Pengukuran dan Evaluasi Tahun Reviu pedoman pengukuran kinerja 6 Pembangunan LAKIP online (e-lakip) Perencanaan Tahun Pembentukan tim penyusun 2. Pengumpulan bahan-bahan dan materi pendukung Pembangunan Tahun Pembahasan konten dalam e-lakip 2. Pembuatan draft tampilan/layout/ flowchat e- lakip 3. Programing e-lakip 4. Uji coba sistem e-lakip 5. Reviu e-lakip 119

132 No. Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu 6. Finalisasi sistem e-lakip Sosialisasi Tahun Sosialisasi dan workshop sistem e-lakip di lingkungan Kemdikbud Implementasi Tahun Launcing dan penggunaan e-lakip di lingkungan kemdikbud Pengukuran dan Evaluasi Tahun Reviu efektifitas sistem e-lakip 7 Penyusunan Indikator Kinerja Utama Kemdikbud Perencanaan Tahun Pembentukan tim penyusun IKU Kemdikbud 2. Pengumpulan masukan IKU dari unit utama beserta target capaiannya Pembangunan Tahun Penyusunan draft IKU Kemdikbud beserta targetnya 2. Pembahasan IKU dan target capaiannya Kemdikbud 3. Finalisasi IKU dan target capaiannya Kemdikbud 4. Penyusunan payung hukum (legalitas) IKU Kemdikbud Sosialisasi Tahun Sosialisasi IKU Kementerian di lingkungan Kemdikbud Implementasi Tahun Penggunaan IKU Kementerian sebagai acuan kinerja di lingkungan kemdikbud Pengukuran dan Evaluasi Tahun Pengukuran pencapaian IKU Kemdikbud 2. Reviu IKU Kemdikbud f. Penanggung Jawab Kelompok Kerja kegiatan Penguatan Akuntabilitas Kinerja. 120 Pengarah : Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Organisasi dan Manajemen Penanggung Jawab : Pimpinan Unit Utama Koordinator : Kepala Biro Keuangan Ketua : Kepala Bagian Pembinaan Akuntabilitas Kinerja Sekretaris : Intan Nurcahya, S. KOM Anggota : 1) Semua Sekretaris Unit Utama; 2) Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran;

133 3) Kepala Pustekkom; 4) Kepala PDSP: 5) Semua Kepala Bagian Perencanaan, Unit Utama; 6) Semua Kasubbag di Bagian Pembinaan Akunbilitas Kinerja. g. Rencana Anggaran Kegiatan penguatan Akuntabilitas Kinerja ini bersumber dari alokasi anggaran dari setiap unit utama. Untuk koordinasi pengembangan dan penguatan SAKIP RBI di tingkat Kementerian mulai tahun 2012, diperlukan dana khusus. Sebesar Rp ,- (tiga ratus empat puluh tiga milyar enam ratus juta rupiah), dengan rincian sebagai berikut. Tabel 24. Rincian Anggaran Program Akuntabilitas Kinerja No Kegiatan Anggaran 1. Penyusunan Pedoman Penyusunan Renstra Rp ,- 2. Revisi dan Penyusunan Renstra Kemdikbud, Eselon I, Eselon II, Dan UPT Rp ,- 3. Penyusunan Pedoman Evaluasi Kinerja Rp ,- 4. Pembangunan Sistem Pengukuran Kinerja Rp ,- 5. Pembangunan Sistem Pengelolaan Data Kinerja Rp ,- 6. Pembangunan Sistem Perencanaan Dan Penganggaran Kinerja Rp ,- 7. Penyusunan LAKIP Kementerian, Eselon I, Eselon II Dan UPT Rp ,- 8. Pembangunan Sistem Audit Kinerja Pendidikan Rp ,- 9. Pembangunan Sistem Manajemen Kinerja Organisasi Rp ,- Kelembagaan yang efektif Tatalaksana yang efisien Pengelolaan SDM yang profesional Pengelolaan sumber daya yang akuntabel Pelayanan berbasis IT TOTAL Rp ,- H. PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PUBLIK Peningkatan kualitas layanan publik ini mencangkup enam jenis layanan pendidikan dan kebudayaan, yakni peningkatan kualitas layanan bagi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, layanan satuan pendidikan, layanan substansi pendidikan, layanan kebudayaan, dan layanan kebahasaan. 121

134 1. Peningkatan Layanan Peserta Didik Sebagai salah satu Kementerian yang memegang peranan penting dalam kehidupan kebangsaan, yaitu pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) selalu berupaya melakukan perbaikan-perbaikan sistemik dan komperehensif terhadap sistem penyelenggaraan pendidikan nasional. Hal itu dilakukan melalui penguatan kelembagaan, pembenahan ketatalaksanaan dan penguatan SDM serta pemanfaatan sebesar-besarnya teknologi informasi dan komunikasi sebagai pemungkin terlaksananya reformasi birokrasi secara efektif dan efisien. Sejalan dengan hal tersebut di atas, Kemdikbud melakukan perubahan paradigma dalam pemberian pelayanan perubahan paradigma itu dilandasi upaya untuk terus meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asasasas umum pemerintahan dan korporasi yang baik serta memberi pelindungan bagi setiap warga negara dan penduduk dari penyalahgunaan wewenang di dalam penyelenggaraan pelayanan publik, dan sejalan dengan reformasi birokrasi menuju pemerintahan yang baik (Good Governance). Pelayanan yang semula berfokus pada kepentingan birokrasi berubah menjadi pelayanan untuk kepentingan publik. Pelayanan diberikan sebaik-baiknya dengan mengubah pola pemberian informasi kepada masyarakat secara terbuka. Hal itu sesuai dengan Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dimana semua informasi dapat diakses oleh masyarakat. Dengan terlaksananya reformasi birokrasi internal di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, diharapkan sistem pengelolaan kinerja organisasi dan individu serta organisasi data yang andal dapat mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi secara efektif dan efisien serta memberi pelayanan publik yang lebih prima dalam mewujudkan pemerintahan yang baik. a. Capaian Terkait dengan capaian rencana aksi program dan kegiatan reformasi birokrasi bidang peningkatan kualitas layanan peserta didik mencangkup tiga hal berikut ) Peningkatan Sistem Perizinan Dalam hal perizinan yang meliputi izin belajar siswa WNA, WNI sekolah kerja sama asing, penyaluran WNI dari luar negeri, penyetaraan ijazah sekolah dan PT LN, sistem perizinan sudah berjalan dengan baik karena rencana aksi ini merupakan salah satu program quick win atau program yang perlu mendapat penanganan cepat dan tepat karena menyangkut pelayanan publik RBI tahun 2010 lalu dan dapat diakses melalui Manfaat program: Berkurangnya jumlah aktivitas manual dalam proses perijinan, waktu yang dibutuhkan dalam proses perijinan berkurang, jumlah kunjungan pada proses perijinan berkurang sehingga memudahkan peserta didik dalam melakukan proses perijinan yang meliputi ijin belajar siswa WNA, WNI sekolah kerja sama asing, penyaluran WNI dari luar negeri, penyetaraan ijazah sekolah dan PT LN.

135 siswa miskin tiap jenjang pendidikan; (3) Penentuan kebutuhan teknologi untuk peningkatan kecepatan, Jangkauan dan akurasi proses pendataan siswa miskin tiap jenjang pendidikan; (4) Pengembangan sistem pendataan Beasiswa miskin sekolah. Manfaat program: Memudahkan peserta didik dalam mendapatkan beasiswa atau bantuan dana pendidikan karena aplikasi ini telah menghilangkan 17 proses yang bersifat manual sehingga aplikasi ini dapatmemberikan efisiensi yang lebih nyata. 3) Peningkatan Sistem Penjaminan Bersekolah Sistem penjaminan bersekolah mencangkup sistem pendataan dan pencocokan peserta didik dan penduduk usia sekolah, serta sistem penjaminan kepastian memperoleh layanan pendidikan. Adapun hal-hal pencapaian yang sudah dilakukan sebagai berikut. (1) Identifikasi proses pendataan anak usia sekolah dan daya tampung tiap jenjang pendidikan saat ini; (2) Verifikasi, evaluasi, perancangan ulang dan penyederhanaan proses pendataan anak usia sekolah dan daya tampung tiap jenjang pendidikan; (3) Penentuan kebutuhan teknologi untuk peningkatan kecepatan, jangkauan dan akurasi proses pendataan anak usia sekolah dan daya tampung tiap jenjang pendidikan; (4) Pengembangan sistem pendataan daya tampung sekolah. Manfaat program: Memberikan kepastian bagi peserta didik dalam mendapatkan hak memperoleh pendidikan yang layak. b. Rencana Dalam pelaksanaannya ketiga program reformasi birokrasi bidang layanan peserta tersebut akan diterapkan melalui penjelasannya hanya ada dua tahapan berikut. 1) Tahap Perencanaan Tahap perencanaan merupakan tahap untuk menentukan skema program dan strategi pencapaian target. Dalam hal ini, perencanaan yang dimaksud tidak dimulai dari tahap eksplorasi. Tahap perencanaan yang dimaksud dilakukan melalui reinventing dan revitalisasi karena praktek pemberian izin; dan pemberian beasiswa dan bantuan; serta pendataan siswa telah berlangsung. Untuk menjamin tingkat keberhasilan, maka strategi reinventing dan revitalisasi akan mengidentifikasi good practices yang sudah berlangsung menggali potensi satuan kerja yang terlibat. Penerapan teknologi informasi dimaksudkan untuk mempercepat proses secara tepat dan akurat. 2) Tahap Sosialisasi Pada tahap pengelola program dan target terdapat dua sasaran yang harus dimiliki. Keduanya ditujukan agar program reformasi birokrasi bidang kesiswaan dapat 124

136 berlangsung secara transparan dan akuntabel. Indikator transparansi setiap proses dipahami oleh pengelola dan target ditetapkan secara obyektif dan proporsional. Kriteria akuntabel ialah jika target mendapat kepuasan yang maksimal. Untuk menjamin kedua kriteria sosialisasi tidak hanya memusatkan pada pemahaman, tetapi juga commitment pengelola dan compliances target terhadap aturan main yang telah ditetapkan secara terstandar. 3) Quick Wins Layanan Penyetaraan Ijazah Berbasis TIK (Sekolah dan PT) Dalam rangka percepatan layanan penyetaraan ijazah tersebut, perlu dilakukan penyempurnaan atas proses operasional standar, dengan memanfaatkan teknologi informasi komunikasi. Proses yang dimulai dengan permohonan, verifikasi, penilaian, dan penetapan dapat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi, dalam bentuk online. Aplikasi teknologi informasi komunikasi dalam hal ini akan menghasilkan layanan yang responsif, informatif, accesible, terkoordinasi, transparan, dan efisien. Untuk itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menjadikan layanan penyetaraan ijazah berbasik TIK sebagai salah satu ikon program percepatan reformasi birokrasi (quick wins). 4) Quick Wins Sistem Pengelolaan Bantuan Siswa dan Mahasiswa Miskin (Tepat Waktu, Tepat Sasaran, Tepat Penggunaan) Pendidikan bahkan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam memasuki era persaingan global yang sarat dengan persaingan antarbangsa yang sangat ketat. Karena melihat pentingnya peranan pendidikan dalam pembangunan bangsa, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk terus-menerus meningkatkan layanan pendidikan yang merata dan berkualitas bagi segenap anak bangsa melalui berbagai program dan kegiatan pembangunan bidang pendidikan, antara lain perluasan akses dan pemerataan pendidikan. Dalam hal ini pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan akses keterjangkauan siswa dan mahasiswa yang kurang mampu untuk mengenyam pendidikan. Karena selama ini masih ada persepsi bahwa pendidikan masih didominasi dari keluarga menengah ke atas. c. Kriteria Keberhasilan Reformasi birokrasi bidang peningkatan layanan peserta didik mempunyai dua kriteria keberhasilan, yaitu responsibility dan accountability. Kriteria responsibility meliputi: (1) Sebanyak 100% pengelola program mempunyai kompetensi dalam menjamin keberlangsungan sistem secara efesien dan efektif; (2) sistem kerja program berfungsi secara efisien dan efektif; (3) sistem pelayanan yang tepat dan cepat dengan menggunakan teknologi informasi; serta (4) mekanisme dan sistem koordinasi antarsatuan kerja yang bertanggung jawab terhadap kesiswaan, baik di tingkat pusat maupun daerah berfungsi secara efektif. 125

137 Kriteria accountability meliputi: (1) Sebesar 85% siswa miskin mendapat bantuan subsidi; (2) Sebesar 90% siswa berprestasi mendapat beasiswa prestasi, 85% siswa tinggal di daerah terisolir dan perbatasan, serta berkebutuhan khusus mendapat layanan pendidikan; serta tersedianya data siswa yang akurat dan tepat waktu. d. Agenda Prioritas Agenda yang menjadi prioritas dalam upaya peningkatan layanan peserta didik adalah: 1) Penjaminan pelayanan secara efisien dan transparan; 2) Pemberian beasiswa tepat sasaran dan tepat guna; 3) Penyelenggaraan sistem pendataan yang akurat dan mutakhir; 4) Quick Wins Layanan Penyetaraan Ijazah Berbasis TIK (Sekolah dan PT); 5) Quick Wins Sistem Pengelolaan Bantuan Siswa dan Mahasiswa Miskin (Tepat Waktu, Tepat Sasaran, Tepat Penggunaan) e. Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja Tabel 26. Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja Peningkatan Layanan Peserta Didik Program/ Kegiatan Tahapan Kerja Waktu Perencanaan 1) Pengembangan mekanisme kerja antar unit kerja di lingkungan Ditjen Dikdas 2) Penyusunan kegiatan dan tahapan pencapaian 3) Penghitungan pembiayaan setiap pencapaian tahap kegiatan Agustus-September 2011 Pertengahan September-Oktober 2011 Oktober ) Penyusunan contigency plan Awal-pertengahan Oktober 2011 Implementasi 1) Identifikasi existing program pada setiap unit kerja Pertengahan Oktober-November ) Pengembangan sistem penjaminan pelayanan 3) Penerapan sistem penjaminan pelayanan pada beberapa daerah Pertengahan November-Desember 2011 Januari-Desember 2012 Monev Pemantauan keterlaksanaan sistem April-Agustus 2012 Evaluasi efisiensi dan efektivitas sistem September-Oktober 2012 Fine-tuning sistem November-Desember 2012 f. Penanggung Jawab Penanggung jawab dari kegiatan Peningkatan Layanan Peserta Didik Pengarah : Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Organisasi dan Manajemen 126

138 Penanggung Jawab : Pimpinan Unit Utama Koordinator : Sesditjen Dikdas Ketua : Kepala Bagian Hukum dan Kepegawaian Sekretaris : Wulandoro Santoso Anggota : 1) Kepala Bagian Hukum dan Kepegawaian di Unit Utama 2) Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran, Setditjen Dikdas g. Rencana Anggaran Anggaran yang dibutuhkan untuk keseluruhan kegiatan ini akan dialokasikan dalam anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan dibebankan pada anggaran setiap Satuan Kerja sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Adapun Rencana Anggaran tahun 2011 s.d. tahun 2014 ialah sebesar Rp ,- (empat belas milyar tujuh ratus lima puluh juta rupiah) yang digunakan untuk kegiatan penyusunan program sampai dengan implementasi, pemasangan sistem kerja menggunakan TIK, operasional sistem, dan evaluasi termasuk fine tuning system. 2. Peningkatan Layanan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Reformasi birokrasi di Kemdikbud diarahkan pada pencapaian visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2025, yaitu untuk Mewujudkan insan Indonesia Cerdas Komprehensif, Kompetitif, dan Bermartabat (Insan Kamil/Insan Paripurna). Dalam Rencana Strategis (Renstra) , Kemdikbud telah ditetapkan Visi 2014 yakni Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan dan Kebudayaan untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya melakukan perbaikan-perbaikan sistemik dan komprehensif terhadap sistem penyelenggaraan pendidikan nasional melalui penguatan kelembagaan, pembenahan ketatalaksanaan dan penguatan SDM serta pemanfaatan sebesar-besarnya teknologi informasi dan komunikasi sebagai pemungkin terlaksananya reformasi birokrasi secara efektif dan efisien. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan sumber daya aparatur agar senantiasa menjaga amanah dalam melayani kebutuhan pendidikan bagi semua warga negara. Karena itu, setiap unit utama di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ditugaskan untuk melaksanakan reformasi sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk RPJMN , yaitu menjamin ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan, dan kepastian layanan pendidikan (5K). Untuk menjamin 5K tersebut, Kemdikbud telah melakukan reformasi internal yang meliputi penguatan kelembagaan, penguatan SDM, dan pembenahan tata laksana. Reformasi internal tersebut diharapkan mampu mendorong terjadinya reformasi layanan sehingga misi Kemdikbud dapat dicapai. Reformasi peningkatan kualitas layanan pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan upaya untuk memberikan layanan 127

139 terbaik bagi para pemangku pendidikan dan kebudayaan. Para pemangku kepentingan utama meliputi satuan pendidikan, peserta didik, dan pendidik dan tenaga kepandidikan. Pemangku utama yang lain ialah orang tua, pengelola pendidikan di daerah, pegawai, dunia usaha dunia industri, serta pers. Dasar pemberian layanan prima ialah Undang Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang standar pelayanan publik, Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik dan Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik. Layanan untuk pendidik dan tenaga kependidikan mencangkup pemenuhan dan perencanaan kebutuhan, kenaikan pangkat/jabatan, mutasi, peningkatan kualifikasi dan kompetensi, persertifikasian, serta layanan informasi dan pendataan. Adapun layanan bagi para pemangku kepentingan yang lain, berupa informasi yang transparan dan akuntabel. Layanan-layanan di atas akan lebih efisien dan lebih cepat jika dilakukan dengan memberdayakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Layanan yang tidak mungkin, dengan bantuan TIK, menjadi mungkin. Layanan yang lambat, dengan bantuan TIK, menjadi cepat. Layanan konvensional yang selama ini telah diberikan bersifat kurang responsif, kurang informatif, lambat diakses, kurang koordinasi, kurang terbuka, rumit, serta kurang efisien. Dengan bantuan TIK, layanan akan menjadi lebih responsif, lebih informatif, lebih accesible, lebih terkoordinasi, lebih terbuka, lebih sederhana dan lebih efisien. Layanan yang memberdayagunakan TIK itu disebut e-layanan. Untuk mendukung e-layanan tersebut, perlu dibangun layanan pendidik dan tenaga kependidikan berbasis TIK. Dengan model tata kelola layanan ini diharapkan dapat tercapai layanan pendidik dan tenaga kependidikan yang sesuai dengan Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk RPJMN a. Capaian Sampai dengan saat ini, capaian hasil Reformasi Birokrasi tahun 2010 yang terkait dengan Bidang Layanan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ialah sebagai berikut: (1) Reformasi pemetaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan melalui SIM DAPODIK. Manfaat yang diperoleh yaitu jumlah aktivitas manual yang dilakukan berkurang, waktu yang dibutuhkan berkurang, jumlah kunjungan berkurang sehingga lebih memudahkan melakukan pemetaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan. Gambar 27. Manfaat Pendataan DAPODIK yang terintegrasi meliputi satuan pendidikan, peserta didik, PTK, dan sarana prasarana yang pemanfaatannya dapat mendukung pengambilan keputusan seluruh kegiatan pendidikan dan cakupannya lebih luas dari SIM NUPTK dan sudah mulai dikembangkan sejak

140 (2) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelayanan PTK. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu teknologi informasi yang dimaksud antara lain penataan portal dan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dengan penataan tersebut diharapkan layanan pendidikan berbasis TIK, khususnya di lingkungan unit utama Kemdikbud sehingga memudahkan stakeholder untuk bekerja. (3) Peningkatan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan melalui pemberian tunjangan profesi sebagai tindak lanjut adanya peningkatan profesionalisme guru. Manfaat yang didapatkan dari kegiatan ini adalah para pendidik dan tenaga kependidikan dapat memiliki kesejahteraan yang lebih baik dan dapat bekerja lebih profesional. (4) Pembinaan Karir PTK melalui Penilaian Angka Kredit dalam rangka peningkatan karir PTK. Manfaat yang didapat dari kegiatan ini adalah para pendidik akan meningkat karirnya untuk mencapai pangkat dan jabatan fungsional sesuai amanat permenegpan dan RB no. 16 tahun 2009 dan permendiknas 35 tahun 2010 tentang jabatan fungsional guru dan Angka Kreditnya. (5) Penghargaan pendidik dan tenaga kependidikan yang berprestasi dan berdedikasi. Manfaat yang didapatkan dari kegiatan ini adalah para pendidik dan tenaga kependidikan dapat memicu terciptanya iklim penelitian dan memacu agar lebih berprestasi dan berdedikasi. (6) Perlindungan pendidik dan tenaga kependidikan dalam rangka memfasilitasi permasalahan-permasalahan guru terkait dengan pelindungan hukum, profesi serta keselamatan dan kesehatan kerja. Manfaat yang didapatkan dari kegiatan ini yaitu para pendidik dan tenaga kependidikan mendapatkan jaminan perlindungan hukum yang berkaitan dengan profesi serta keselamatan dan kesehatan kerja. (7) Perluasan akses pendidik dan tenaga kependidikan melalui pemberian insentif maupun peningkatan kompetensi dan profesionalisme. Manfaat yang didapatkan dari kegiatan ini yaitu tersebarnya pendidik dan tenaga kependidikan secara merata 129

141 tanpa ada ketimpangan sehingga peserta didik dapat mempelajari ilmu secara lebih baik. (8) Sertifikasi guru dalam jabatan yang berstatus PNS dan bukan PNS yang sudah mengajar pada satuan pendidikan baik yang diselenggarakan pemerintah/pemerintah daerah maupun masyarakat yang memiliki izin operasional dari pemerintah daerah. Manfaat yang didapatkan dari kegiatan ini yaitu guru dapat meningkatkan kinerjanya dalam proses belajar mengajar secara optimal dan profesional. (9) Peningkatan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akedemik dan kompetensi PTK secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni. Manfaat yang didapatkan dari kegiatan ini yaitu PTK dapat bekerja lebih profesional mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni. (10) Peningkatan kapasitas layanan dan akuntabilitas publik melalui peningkatan kapasitas maupun kompetensi pengelola pendidikan. Manfaat yang didapatkan dari kegiatan ini yaitu meningkatkan kapasitas layanan dan akuntabilitas publik. b. Rencana Program kerja Bidang Peningkatan Layanan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang akan dicantumkan di bawah ini merupakan program yang di mulai tahun 2011 s.d. tahun Program tersebut meliputi kegiatan perencanaan, pengembangan, sosialisasi, implementasi,pengukuran dan evaluasi untuk setiap kegiatan. Adapun kegiatan yang akan dilakukan ialah: 1) Pemenuhan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan, 2) Penataan layanan sertifikasi pendidik, 3) Peningkatan Kualifikasi Akademik bagi PTK, 4) Peningkatan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB) bagi PTK, 5) Peningkatan Layanan Pembinaan Karir Pendidik dalam rangka penilaian angka kredit melalui Sistem Informasi penilaian angka kredit (SIMPAK) yang terintegrasi dengan kab/kota dan provinsi. 6) Pemberian penghargaan dan perlindungan bagi pendidik dan tenaga kependidikan, 7) Pemenuhan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan, serta Pengembangan sistem informasi dan manajemen pendidik dan tenaga kependidikan. 8) Quick Wins Sistem Pengelolaan Sertifikasi dan Kualifikasi Guru Sebagai tenaga profesional, guru diharapkan dapat berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran dan berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. c. Kriteria Keberhasilan 130

Peta Jalan. Reformasi Birokrasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Peta Jalan. Reformasi Birokrasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peta Jalan Reformasi Birokrasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 ii KATA PENGANTAR Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah berhasil

Lebih terperinci

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS - 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS A. KEMAJUAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Sebagai langkah strategis,

Lebih terperinci

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI Manajemen Perubahan Seluruh proses reformasi birokrasi di instansi akan mengarah pada rekonseptualisasi organisasi dan mekanisme kerja instansi secara menyeluruh. Proses

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Agenda Prioritas Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kemlu

RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Agenda Prioritas Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kemlu RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI Agenda Prioritas mempunyai agenda prioritas yang dibagi 3 (tiga) fase yang masing-masing berlangsung selama 12 (dua belas) bulan. Untuk menjamin tercapainya

Lebih terperinci

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam RINGKASAN EKSEKUTIF Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, ditetapkan bahwa Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu unsur kementerian/ lembaga yang memiliki tugas

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA - 2-2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN Reformasi Birokrasi NASIONAL ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI Pengorganisasian Pelaksanaan Tim Pengarah Kementerian/Lembaga Ketua: Pimpinan K/L Sekretaris: Sekjen Anggota: Pejabat Eselon I Pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA buku 1 PEDOMAN pengajuan dokumen usulan reformasi birokrasi kementerian/lembaga Peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 7 tahun 2011 kementerian pendayagunaan

Lebih terperinci

Reformasi Birokrasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012. Latar Belakang

Reformasi Birokrasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012. Latar Belakang Reformasi Birokrasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012 Latar Belakang Reformasi Birokrasi didasarkan pada suatu asumsi bahwa kebijakan publik tidak bersifat diskriminatif dalam memberikan pelayanan

Lebih terperinci

1. Apa dan Mengapa diperlukan Road Map 2. Progra g m,,kegia g tan,,dan hasil yan

1. Apa dan Mengapa diperlukan Road Map 2. Progra g m,,kegia g tan,,dan hasil yan 1. Apa dan Mengapa diperlukan Road Map 2. Program, Kegiatan, dan hasil yang Diharapkan pada Tingkatan Mikro 3. Format Road Map 4. Langkah langkah Penyusunan Road Map 2 1 Road Map Road Map merupakan rencana

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN 17 A. Rincian Pelaksanaan Kegiatan BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN Rincian pelaksanaan kegiatankegiatan reformasi birokrasi pada tahun 2011 meliputi penanggung jawab, time frame per bulan, output /hasil yang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

Program LAYANAN KEBUDAYAAN

Program LAYANAN KEBUDAYAAN Program LAYANAN KEBUDAYAAN Reformasi Birokrasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Latar Belakang Para pakar berpendapat bahwa untuk membangun manusia yang berkarakter diperlukan pembangunan bidang kebudayaan.

Lebih terperinci

AREA PERUBAHAN 1. Program Manajemen Perubahan 2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

AREA PERUBAHAN 1. Program Manajemen Perubahan 2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan AREA PERUBAHAN Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) didasarkan pada kondisi dan kebutuhan Kemenko PMK dalam mewujudkan agenda

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.221, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG REFORMASI BIROKRASI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN 3.1 Arah Strategi dan kebijakan Nasional Arah strategi dan kebijakan umum pembangunan nasional 2010-2014 adalah sebagai berikut: 1. Melanjutkan pembangunan mencapai

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Tahun Anggaran 2016 Inspektorat Kota Pagar Alam Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan ( REVISI I ) KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (PASKA) 205 209 merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA Tahun 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembahasan isu-isu strategis dan analisis situasi dalam penyusunan rencana strategis (Renstra) Kopertis Wilayah

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO Lampiran A 73 KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 2015 2019 TINGKAT MAKRO Sasaran Reformasi A. yang bersih dan akuntabel. 1. Penerapan sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif. 2.

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan PANDUAN Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Disusun oleh Tim Pengembang Lembaga (TPL) LPMP/ BDK Klaster II BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH BIDANG PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN A. Latar Belakang BAB I

Lebih terperinci

RENCANA ANGGARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI 2018 (PROGRAM, SASARAN DAN INDIKATOR) 12

RENCANA ANGGARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI 2018 (PROGRAM, SASARAN DAN INDIKATOR) 12 RENCANA ANGGARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI 2018 (PROGRAM, SASARAN DAN INDIKATOR) 12 Dalam RAPBN 2018, anggaran Kementerian dan Kebudayaan sebesar Rp40.092 miliar atau meningkat sebesar 0,68

Lebih terperinci

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung 2015-2019 ini disusun melalui beberapa tahapan dengan mengacu kepada visi RPJMD Provinsi Lampung tahun 2015-2019, yaitu Lampung

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2017, No Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2

2017, No Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1140, 2017 KEMEN-DPDTT. Road Map. 2017-2019. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ROAD

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013 BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN JAKARTA - 2012 KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Sekretariat Badan Pengembangan Sumber

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2013 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2013 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1 LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A213 Halaman : 1 23 23.1 23.1.1 198 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1991 479 5172 5173 5174 23.2 23.2.3 1993 1994 1995 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 1.474.435.793

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMERINTAH DAERAH

PEDOMAN PENYUSUNAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMERINTAH DAERAH buku 3 PEDOMAN PENYUSUNAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMERINTAH DAERAH Peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 9 tahun 2011 kementerian

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Belanja Pegawai. Bantuan Sosial. kdindex kode uraian. jumlah nmsdana vol

Belanja Pegawai. Bantuan Sosial. kdindex kode uraian. jumlah nmsdana vol kdindex kode uraian jumlah nmsdana vol sat 02301 023.01 SEKRETARIAT JENDERAL 1,044,679,403 222,346,976 1,366,099,783-269,255,267-2,902,381,429-0230101 023.01.01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan petunjuk, taufik dan hidayah-nya, Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Kota Jambi Tahun 2017

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG. RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG. RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR... ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Kondisi Umum... 2 1.1.1 Profil Biro Perencanaan dan Keuangan/Biro Perencanaan dan Organisasi... 2 1.1.2 Capaian Biro Perencanaan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

Menetapkan Tim Manajemen Perubahan. Menyusun Tugas tugas dan Mekanisme Kerja Tim Manajemen Perubahan

Menetapkan Tim Manajemen Perubahan. Menyusun Tugas tugas dan Mekanisme Kerja Tim Manajemen Perubahan Program/Kegiatan, Output, Tahapan Kerja, Waktu Pelaksanaan, Kriteria Keberhasilan, Rencana Anggaran dan Penanggungjawab No PROGRAM/ KEGIATAN Output Tahapan Kerja Output Tahapan Kerja Kriteria Keberhasilan

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH Sasaran Reformasi Birokrasi Maraknya KKN Buruknya Pelayanan Publik Rendahnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja 8 Area Perubahan Bersih dari KKN Pelayanan

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Rincian Tugas. Unit Kerja. Inspektorat Jenderal PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Rincian Tugas. Unit Kerja. Inspektorat Jenderal PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN No.155, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Rincian Tugas. Unit Kerja. Inspektorat Jenderal PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, profesional dan bertanggungjawab

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2016. KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal

Lebih terperinci

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Tahun Sidang

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-33.1-/218 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.748, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.32/Menhut-II/2012

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 21 Maret 2011 Kepada, Nomor : 050 / 883 / SJ Yth. 1. Gubernur. Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota. Lamp : Satu berkas di - Hal : Pedoman Penyusun Program

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar No.924, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM INSPEKTORAT JENDERAL DEPDIKNAS

BAB IV GAMBARAN UMUM INSPEKTORAT JENDERAL DEPDIKNAS 48 BAB IV GAMBARAN UMUM INSPEKTORAT JENDERAL DEPDIKNAS IV.1. Struktur Organisasi Pengawasan pendidikan mulai dirintis sejak tahun 1948 dalam bentuk inspeksi-inspeksi di pusat yang tugasnya melakukan pembinaan

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN 2015-2019 BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENKES Kesehatan Gedung Prof Dr. Sujudi Lantai 8 9 Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav.

Lebih terperinci

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH SASARAN REFORMASI BIROKRASI pemerintahan belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah pemerintahan belum efektif dan efisien pemerintahan yang bersih,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI A. Pendahuluan Salah satu area perubahan dalam reformasi birokrasi yang wajib dilaksanakan oleh kementerian/lembaga/pemerintah daerah adalah penataan tata

Lebih terperinci

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI INSPEKTORAT UTAMA 7 AGUSTUS 2017 OUTLINE 1 2 3 Tujuan, Sasaran, Arah dan Kerangka Kebijakan RB Ukuran Keberhasilan RB Peran Inspektorat dalam

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Jakarta, Januari 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG NAMA JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 78 TAHUN 2016

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 78 TAHUN 2016 SALINAN Menimbang BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci