PedomanTeknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PedomanTeknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang merupakan komoditi strategis sebagai sumber pendapatan bagi petani yang memiliki arti dan peran dalam peningkatan kesejahteraan petani. Kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang selain dapat dijadikan bahan pangan dimanfaatkan juga sebagai bahan baku industri dan pakan ternak dalam bentuk bungkil. Pentingnya peran tersebut terlihat dengan semakin meningkatnya permintaan didalam negeri dan semakin beragamnya produk-produk olahan berbahan baku kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang yang dihasilkan oleh industri berskala rumah tangga maupun oleh industri besar. Untuk itu diperlukan strategi pencapaian produksi untuk pemenuhan kebutuhan kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang dalam negeri tahun 2012 yang akan dilakukan dengan peningkatan produktivitas melalui kegiatan pengembangan dan optimalisasi pembinaan didaerah sentra produksi maupun daerah pengembangan yang dilakukan oleh semua pihak baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), Stakeholders, Instansi terkait maupun masyarakat pertanian lainnya. Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan tersebut didaerah, maka disusun Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang Tahun Selanjutnya untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan di tingkat lapangan, perlu kiranya pedoman teknis ini dijabarkan kedalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) di tingkat provinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) di tingkat Kabupaten/Kota, yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi. i

3 Dengan diterbitkannya pedoman teknis ini, diharapkan semua pihak yang terkait memiliki persepsi yang sama untuk saling berkoordinasi dan bersinergi dalam kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang dapat berjalan sesuai yang diharapkan sehingga sasaran produksi dapat tercapai. Jakarta, Januari 2012 Direktur Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi DR. Ir. Maman Suherman, MM Nip ii

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR LAMPIRAN... v BAB. I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Sasaran... 3 D. Dasar Hukum... 4 BAB. II KERAGAAN, SASARAN, STRATEGI, PERMASALAHAN DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI. 7 A. Keragaan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau Tahun B. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Tahun C. Strategi D. Permasalahan E. Upaya Pencapaian Produksi BAB. III OUTPUT DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN BAB. IV A. Keluaran (Output) Dan Indikator Kunci Keberhasilan. 14 B. Penilaian Resiko Kegiatan PELAKSANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN A. Pelaksanaan Program B. Pelaksanaan Kegiatan C. Anggaran BAB. V MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN A. Monitoring B. Evaluasi C. Pelaporan BAB. VI PENUTUP LAMPIRAN Teknologi Budidaya Dan Deskripsi Varietas Kacang Tanah, Kacang Hijau Dan Aneka Kacang iii

5 DAFTAR TABEL Tabel 1 Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau Tahun Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau Tahun Skenario Pencapaian Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau Tahun Keluaran (output) Kegiatan Pengelolaan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang TA Faktor Resiko yang Kemungkinan Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan. 15 Hal iv

6 Lampiran DAFTAR LAMPIRAN 1. Lokasi Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 dan Acuan Penggunaan Saprodi pada Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012, Lokasi Kegiatan Aneka Kacang Tahun Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau Tahun Daftar CPCL Penerima Bansos Pengembangan Kacang Tanah Tahun Contoh Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Form RUK Pelaksana Pengembangan Kacang Tanah Tahun Surat Pernyataan Laporan KelompokTani Pelaksana Pengembangan Kacang Tanah Tahun Rekapitulasi Kebutuhan Saprodi Kelompok Tani (Tingkat Kecamatan) Blangko Rekapitulasi Kebutuhan Saprodi Kelompok Tani Rekapitulasi RUK Kuitansi Dana Bantuan Sosial Surat Perjanjian Kerjasama Berita Acara Penerimaan Dana Bantuan Sosial Tahun Rencana Jadwal Pelaksanaan Pengembangan Kacang Tanah Tahun Rencana dan Realisasi Tanam Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 Tingkat Kabupaten Rencana dan Realisasi Tanam Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 Tingkat Provinsi Hal v

7 17. Laporan Awal Pelaksanaan Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 (Tingkat Kecamatan) Laporan Awal Pelaksanaan Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 (Tingkat Kabupaten) Laporan Awal Pelaksanaan Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 (Tingkat Provinsi) Blangko Laporan Bulanan Kecamatan Realisasi Lokasi Pengembangan Kacang Tanah Tahun Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Lokasi Pengembangan Kacang Tanah Tahun Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Lokasi Pengembangan Kacang Tanah Tahun Laporan Akhir Pelaksanaan Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 (Tingkat Kecamatan) Laporan Akhir Pelaksanaan Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 (Tingkat Kabupaten) Laporan Akhir Pelaksanaan Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 (Tingkat Provinsi) Rencana Jadwal Pelaksanaan Optimalisasi Pembinaan Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang Tahun Rencana dan Realisasi Tanam Optimalisasi Pembinaan Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang Tahun Rencana dan Realisasi Panen Optimalisasi Pembinaan Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang Tahun Rencana dan Realisasi Produktivitas Optimalisasi Pembinaan Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang Tahun Rencana dan Realisasi Produksi Optimalisasi Pembinaan Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang Tahun Biaya Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang Per Hektar Tahun vi

8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi tanaman pangan memiliki peranan utama sebagai pemenuh kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri, yang setiap tahunnya cenderung meningkatseiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan. Sehingga dari sisi Ketahanan Pangan Nasional mempunyai fungsi penting dan strategis. Komoditi kacang tanah,kacang hijau dan aneka kacang memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhanprotein, bahan baku industri pangan olahan dan pakan selain kedelai. Selama kurun waktu tiga tahun terakhir produksi kacang tanah dan kacang hijau cenderung terus menurun, untuk memenuhi kebutuhan kacang tanah dipenuhi dari impor dengan rata-rata sebesar ton/tahun dan kacang hijau denganrata-rata imporsebesar ton/tahun. Peluang pengembangankacang tanah,kacang hijaudan aneka kacang masih terbuka luas diantaranya potensi lahan yang cukup besar, kesenjangan hasil per hektar antara hasil penelitian dengan rata-rata petani, meningkatnya kebutuhan dan berkembangnya industri olahan (susu, tahu, mie, minyak, biskuit, selai, bubur, dan kosmetik), peluang pasar yang cukup besar, serta tersedianya paket teknologi baru dan varietas benih unggul bermutu. Kegiatan pengelolaantanamankacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang sangat perlu dilakukan dalam rangka peningkatan produktivitas dan produksi baik melalui pemberian 1

9 bantuan sarana produksi (kegiatan pengembangan) maupun dengan memberikan pembinaan dan pengawalan kepada petani. Pengembangan kacang tanah bagi petani diharapkan dapat mendorong produksi dan penerapanteknologi usahatani melalui penggunaan input produksi yang efisien (spesifik lokasi) sehingga mampu menghasilkan tanaman yang berproduktivitas tinggi untukmenunjang peningkatan produksi secara berkelanjutan. Melalui pengembangan dan optimalisasi pembinaan kacang tanah, kacang hijaudan aneka kacang diharapkan petani akan mampu mengelola sumberdaya yang tersedia (varietas, tanah, air dan sarana produksi) secara terpadu dalam melakukan budidaya dilahan usahataninya berdasarkan kondisi spesifik lokasi sehingga petani menjadi lebih terampil serta mampu mengembangkan usahataninya dalam rangka peningkatan produksi. Namun demikian wilayah diluar pengembanganakan tetap dilakukan optimalisasi pembinaan peningkatan produksi sehingga produksi dan produktivitas dapat meningkat dan sasaran produksi 2012 tersebut akan tercapai. Kegiatan pengembangan kacang tanah tahun 2012 akan mendapat fasilitasi/dukungan penyediaan sarana produksi dari dana tugas pembantuan yang dialokasikan di Provinsi Maluku Utara pada areal seluas 100ha di Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Selatan masing-masing seluas 50 ha(lampiran 1). B. Tujuan 1) Menyediakan acuan bagi pelaksanaan pengembangan dan optimalisasi pembinaan kacang tanah,kacang hijau dan aneka kacang untuk mendukung kegiatan peningkatan produksi tahun

10 2) Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan peningkatan produksi melalui kegiatan pengembangan dan optimalisasi pembinaan kacang tanah,kacang hijau dan aneka kacang antara pusat, provinsi dan kabupaten. 3) Mempercepat penerapan komponen inovasi teknologi oleh petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usahataninya untuk mendukung peningkatan produksi nasional. 4) Mengoptimalkan pembinaan, memfasilitasi dan memediasi stakeholder terkait dalam rangka mendukung peningkatan produksi, pengembangan dan optimalisasi pembinaan kacang tanah,kacang hijau dan aneka kacang. 5) Meningkatkan produktivitas dan produksi kacang tanah,kacang hijau dan aneka kacang sesuai sasaran tahun C. Sasaran 1) Tersedianya acuan pelaksanaan pengembangan dan optimalisasi pembinaan kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang untuk mendukung peningkatan produksi tahun ) Terkoordinasi dan terpadunya pelaksanaan peningkatan produksi melalui pengembangan dan optimalisasi pembinaan kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang antara pusat, provinsi dan kabupaten. 3) Teradopsinya berbagai alternatif pilihan komponen teknologi spesifik lokasi kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang oleh petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usahataninya untuk mendukung peningkatan produksi Nasional. 3

11 4) Berkembangnya agribisnis kacang tanah (khususnya di kawasan timur yaitu Provinsi Maluku Utara), kacang hijau dan aneka kacang di Indonesia. 5) Tercapainya produksi kacang tanahsebesar 1,1 juta ton dan kacang hijau sebesar 0,39 ton pada tahun 2012, meningkatnya produktivitas kacang tanah, khususnya pada areal pengembangan sekitar 0,5 0,7 ton/ha. 6) Terbinanya daerah rintisan aneka kacang yang telah mendapatkan pembinaan/alokasi kegiatan sejak tahun D. Dasar Hukum Penyusunan Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dananeka Kacang merupakan salah satu bagian dalam Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi TA 2012 yang dilandasi dengan peraturan perundang-undangan sebagai berikut: 1. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 3. Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. 4. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. 5. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 6. Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. 4

12 7. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah. 10. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah (RKA-KL). 11. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. 12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. 13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. 14. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional. 15. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri. 16. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. 17. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. 18. Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 5

13 19. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 523/KMK.03/2000 tentang Tata Cara Penganggaran, Penyaluran Dana, Pertanggungjawaban dan Pelaporan Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. 22. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 59/KMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. 23. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan. 24. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 84/PMK.02/2011 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 93/PMK.02/2011 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA- KL) dan Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan dan Pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) TA Keputusan Menteri Keuangan Nomor 215/KMK.02/2011 Tentang Pagu Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Tahun

14 BAB II KERAGAAN, SASARAN, STRATEGI, PERMASALAHAN DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI A. Keragaan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau Tahun Perkembangan luas panen dan produksi kacang tanah selama kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir berfluktuasi cenderung menurun masing-masing sebesar 1,82% dan 0,46% sedangkan produktivitas kacang tanahnya berfluktuatif cenderung meningkat sebesar 1,36%. Perkembangan produksidan produkstivitas kacang hijau selama kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir meningkat berfluktuasi cenderung menurun masing-masing sebesar 2,03% dan 2,50% sedangkan luas panen menurun sebesar 0,47%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1. Dari data 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa upaya upaya peningkatan produksi khususnya 3 tahun terakhir masih belum menunjukkan laju peningkatan seperti yang telah direncanakan, disamping itu produktivitas rata-rata nasional masih dibawah potensi hasil masing-masing varietas. Dengan demikian pada tahun 2012 perlu dilakukan upaya upaya terobosan yang lebih terfokus pada persentase peningkatan yang signifikan. 7

15 Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau Tahun Tahun Luas Panen Produktivitas Produksi (Ha) % (Ku/Ha) % (Ton) % KACANG TANAH , ,65 11,49 3, , ,84 11,58 0, , (0,40) 11,61 0, (0,14) (1,91) 11,86 2, , (6,55) 11,95 0, (5,85) (4,02) 12,15 1, (2,41) (1,78) 12,49 2, , (0,33) 12,56 0, , * (12,90) 12,52 (0,26) (13,13) Rata-Rata (1,82) 11,90 1, (0,46) KACANG HIJAU , ,88 9,73 5, , (9,49) 9,95 2, (7,40) ,08 10,08 1, , (2,90) 10,23 1, (1,50) (0,94) 10,53 2, , (9,17) 10,72 1, (7,57) ,62 10,91 1, , (10,43) 11,30 3, (7,24) 2011 *) ,12 11,46 1, ,75 Rata-Rata (0,47) 10,37 2, ,03 Keterangan : *) ARAM III BPS 8

16 Aneka Kacang Perkembangan kegiatan aneka kacang yaitu Kacang Merah pada tahun 2003 telah dilaksanakan kegiatan pengembangan SL seluas 500 ha di Kabupaten Ngada NTT, Kacang Nagara telah dilaksanakan kegiatan pengembangan SL seluas 500 ha di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kalsel, Koro Pedang telah dilaksanakan kegiatan PTT tahun 2010 seluas 25 ha (3 provinsi 4 kabupaten) dan kegiatan dem area tahun 2011 seluas 70 ha (6 provinsi 14 kabupaten), secara terperinci pada Lampiran 1. B. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tahun 2012 Dalam upaya peningkatan produksi kacang tanah dan kacang hijau maka ditetapkan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi adalah seperti pada tabel 2 secara rinci pada Lampiran 2. Tabel 2. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau Tahun 2012 KOMODITI KACANG TANAH KACANG HIJAU URAIAN ARAM III 2011 SASARAN 2012 % Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) ,37 Produktivitas (Ku/Ha) 12,52 14,00 11,82 Produksi (Ton) ,51 Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) ,17 Produktivitas (Ku/Ha) 11,46 11,30 (1,40) Produksi (Ton) ,51 9

17 Sasaran produksi kacang tanah tahun 2012 jika dibanding dengan produksi berdasarkan ARAM III 2011 meningkat 62,51%. Sasaran produksi kacang tanah tahun 2012 dibanding sasaran tahun 2011 meningkat 13,40%.Sasaran produksi kacang hijau meningkat 16,51% dibanding ARAM III Sasaran luas panen naik 18,17% dan produktivitas yang lebih kecil dibanding ARAM III Pengembangan produksi aneka kacang seperti Kacang Merah, Kacang Nagara dan Kacang Koro Pedang pada daerah rintisan seluas ha diharapkan dapat berkembang menjadi daerah pertumbuhan baru. Sasaran tersebut dapat dicapai dengan asumsi semua faktor pendukung berjalan sesuai dengan yang diharapkan antara lain tersedianya sarana prasarana produksi, sumber daya manusia, lahan, air, iklim yang mendukung dan kebijakan yang kondusif. C. Strategi Pencapaian peningkatan produksi kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang tahun 2012 dilakukan melalui strategi sebagai berikut : 1. Peningkatan Produktivitas Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui (a) perakitan, diseminasi, dan penerapan paket teknologi tepat guna spesifik lokasi, (b) penerapan dan pengembangan teknologi, (c) GP3K (Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi), (d) perlindungan tanaman dari gangguan OPT dan DPI, (e) penurunan kehilangan hasil panen. 10

18 2. Perluasan Areal dan Optimasi Lahan Perluasan areal dan optimasi lahan dilaksanakan melalui (a) optimasi lahan melalui peningkatan indeks pertanaman (IP), (b) optimasi lahan pertanian lainnya, (c) optimasi lahan terlantar. 3. Penurunan Konsumsi Beras dan Pengembangan Diversifikasi Pangan Pengembangan diversifikasi pangan dilakukan melalui (a) pengembangan lahan perkarangan, (b) pengembangan pangan untuk orang miskin (Pangkin), (c) pengembangan agroindustri aneka tepung berbahan baku local, dan pengembangan produk olahan. 4. Penyempurnaan Manajemen Strategi ini dilakukan melalui (a) pengembangan kebijakan fiskal, (b) perbaikan sistem perkreditan pertanian, c) penguatan sistem data, (d) pengembangan kawasan food estate, (e) pengembangan sistem resi gudang, (f) penguatan petugas lapangan, (g) pemantapan pola pengadaan saprodi, (h) penataan kebijakan subsidi pertanian, dan (i) pengembangan kemitraan. D. Permasalahan a. Adanya kesenjangan produktivitas nasional dengan potensi hasil. b. Produsen yang menghasilkan benih kacang tanah, kacang hijaudan aneka kacang masih sedikit sehingga petani menggunakan benih lokal seadanya. c. Penerapan teknologi belum sesuai anjuran. d. Saprodi kurang tersedia pada saat dibutuhkan. 11

19 e. Lahan usahatani semakin terbatas persaingan dengan komoditi tanaman pangan lainnya. f. Kurangnya permodalan dan prosedur permodalan yang menyulitkan petani. E. Upaya Pencapaian Sasaran produksi Untuk mencapai sasaran produksi kacang tanah dankacang hijau ditempuh melalui program dan kegiatan seperti pada tabel 3. Sasaran produksi aneka kacang pada daerah rintisan difokuskan pada pembinaan dilokasi yang pernah diberi bantuan.skenario pencapaian sasaran produksi dapat dicapai dengan asumsi semua faktor pendukung berjalan sesuai dengan yang diharapkan antara lain tersedianya sarana prasarana produksi, sumberdaya manusia, lahan, air, iklim yang mendukung dan kebijakan yang kondusif. 12

20 Tabel 3: Skenario Pencapaian Produksi Kacang Tanah dan Kacang HijauTahun 2012 NO. KACANG TANAH URAIAN L. TANAM L. PANEN PROVITAS PRODUKSI (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 1 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS , Pembinaan teknologi budidaya pd pertanaman , swadaya petani (butuh Bantuan Benih unggul) dan pelaku usaha - Pengembangan kc.tanah bantuan Full paket , PERLUASAN AREAL TANAM , Promosi investasi kepada pelaku usaha untuk , investasi kemitraan budidaya kacang tanah, pembinaan teknologi budidaya, swadaya petani (butuh Bantuan Benih unggul) KACANG HIJAU JUMLAH , PENINGKATAN PRODUKTIVITAS , Pembinaan teknologi budidaya pd pertanaman , swadaya petani (butuh Bantuan Benih unggul) dan pelaku usaha 2 PERLUASAN AREAL TANAM , Promosi investasi kepada pelaku usaha untuk , investasi kemitraan budidaya kacang hijau, pembinaan teknologi budidaya swadaya petani (butuh Bantuan Benih unggul) JUMLAH ,

21 BAB III OUTPUT DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN a. Keluaran (Output) dan Indikator Kunci Keberhasilan Keluaran (output) yang harus dicapai sebagaimana telah ditetapkan dalam program/kegiatan pengembangan dan optimalisasi kacang tanah, kacang hijaudan aneka kacang dapat dilihat dalam Tabel 4 dibawah ini. Tabel 4. Keluaran (output) Kegiatan Pengelolaan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang TA 2012 Keluaran (Output) 1. Keluaran (Output) 2. Rancangan Pengembangan Kacang Tanah 3. Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah,Kacang hijau dan Aneka Kacang 4. Rapat-rapat 5. Laporan Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang 6. Laporan Evalusi Pengelolaan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang 7. Pengolahan data dan komunikasi Indikator Kinerja Luas penerapan budidaya tanaman kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang yang tepat dan berkelanjutan, antara lain: 1. Jumlah dokumen perencanaan program (pedoman teknis) 2. Jumlah dokumen perencanaan anggaran 3. Laporan Pengelolaan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang 4. Laporan evaluasi kegiatan pengembangan kacang tanah Peningkatan produksi Kacang Tanah 1,1 juta ton dan Kacang Hijau 0,39 juta ton. 14

22 b. Penilaian Resiko Kegiatan Luas areal penerapan budidaya tanaman kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang yang tepat dan berkelanjutan diprioritaskan pada kegiatan Pengembangan dan Optimalisasi Pembinaan budidaya kacang tanah dan kacang hijau ditekankan agar terealisasi 100%. Pembinaan daerah rintisananeka kacang dapat dilakukan lebih intensif. Sebagai tolak ukur keberhasilan kegiatan pengelolaan produksi kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang yaiturealisasi tanam dan penyerapan anggaran yang telah dialokasikan harus bersinergi baik ditingkat pusat sampai tingkat kabupaten/kota. Jika hal tersebut tidak berjalan sesuai yang diharapkan maka kinerja Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi dianggap kurang berhasil walaupun tidak berjalannya kegiatan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal yang tidak bisa ditanggulangi.untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu dilakukan langkah langkah pencegahan. Beberapa faktor resiko yang kemungkinan berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan seperti tabel 5 berikut : Tabel 5. Faktor Resiko yang Kemungkinan Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan No Uraian Kegiatan Resiko 1. Pengembangan Kacang Tanah a. Pedoman Teknis b. CPCL tepat waktu c. Surat Keputusan Dirjen d. Ketersediaan benih tepat waktu e. Kualitas benih termasuk varietas yang diminta 15

23 No Uraian Kegiatan Resiko Koordinasi dengan Stakeholder Pembinaan, Monitoring, Supervisi dan pendampingan Penyusun kebijakan, Pedoman, Juklak, Juknis, Sosialisasi, data dan informasi Sarana dan prasarana penunjang f. Gangguan OPT dan Penyakit g. Ketersediaan lahan (kompetisi antar komoditi misal Padi/Jagung) h. Akses informasi dan modal i. Pasar/kemitraan a. Kesepakatan kerjasama b. Komitmen peserta koordinsi c. Fasilitasi Kebijakan Pemerintah a. Ketersediaan anggaran b. Kontinuitas dan ketepatan pelaksanaan c. Ketersediaan SDM a. Komitment seluruh stakeholder dalam mengeluarkan kebijakan b. Ketersediaan SDM yang handal dalam penyajian data dan informasi c. Ketersediaan sarana teknologi data dan informasi, serta biaya a. Ketepatan pelaksanaan pengadaan b. Efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan 16

24 BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN Ruang lingkup Pelaksanaan Pengelolaan Produksi kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Penetapan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas, dan produksi tahunan 2. Penetapan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas, dan produksi bulanan 3. Penyusunan Skenario pencapaian sasaran produksi 4. Penyusunan kegiatan untuk pencapaian sasaran produksi 5. Penyusunan kebutuhan sarana prasarana faktor produksi 6. Monitoring dan evaluasi pencapaian sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi bulanan, triwulan dan tahunan 7. Koordinasi dan monitoring daerah pengembangan aneka kacang yang telah mendapatkan alokasi kegiatan dari tahun Program disusun dan dilaksanakan secara berjenjang sebagai berikut : 1. Program Tingkat Nasional, disusun dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang dikelola oleh Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, dengan mempertimbangkan hasil koordinasi dengan tingkat Provinsi dan instansi terkait, serta pemangku kepentingan lainnya. 2. Program Tingkat Provinsi merupakan penjabaran dari program nasional, disusun dan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi, dengan mempertimbangkan hasil 17

25 koordinasi dengan tingkat Kabupaten/Kota dan instansi terkait, serta pemangku kepentingan lainnya. 3. Program Tingkat Kabupaten/Kota merupakan penjabaran dari program Provinsi, dengan mempertimbangkan hasil koordinasi dengan tingkat Kecamatan dan instansi terkait, serta pemangku kepentingan lainnya. Hasil penyusunan program tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota agar disampaikan pada awal tahun anggaran, sedangkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dikirim ke pusat setiap bulan. A. Pelaksanaan Kegiatan 1. Pengembangan Fokus kegiatan peningkatan produktivitas kacang tanah tahun 2012 dilaksanakan melalui pengembangan yang berfungsi pusat percontohan para petani/kelompok tani, sekaligus tempat tukar menukar informasi dan pengalaman lapangan, pembinaan manajemen kelompok serta sebagai percontohan bagi kawasan lainnya. Petani pada lokasi tersebut nantinya mampu mengaplikasikan teknologi secara benar sehingga meningkatkan produksi dan pendapatannya. Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan sarana kelompok tani yang sudah terbentuk dan masih aktif. Kelompok tani yang dimaksud adalah kelompok tani yang dibentuk berdasarkan domisili atau hamparan, diusahakan yang lokasi lahan usaha taninya masih dalam satu hamparan. Hal ini perlu untuk mempermudah interaksi antar anggota karena mereka saling mengenal satu sama lainnya dan tinggal saling berdekatan sehingga bila teknologi yang sudah diadopsi secara individu akan mudah ditiru petani lainnya. Pertanaman kacang tanah 18

26 diareal ini ditargetkan mampu menghasilkan produksi sebesar 166 ton. Agar kegiatan pengembangan tersebut berkontribusi nyata pada produksi tahun 2012, maka pertanaman di areal pengembangan diharapkan harus sudah dilaksanakan paling lambat bulan Mei 2012, kecuali secara teknis maupun administratif tidak memungkinkan dilakukan pertanaman sehingga pertanaman baru dilakukan pada musim penghujan (Oktober Desember). Areal seluas 50 ha terdiri dari 5 = 10 ha. Sarana produksi (benih, pupuk, pestisida dan papan nama) yang digunakan untuk pelaksanaan pengembangan semuanya berasal dari dana APBN Tugas Pembantuan Kabupaten Tanaman Pangan Tahun Tiap unit pengembangan terdiri dari petani peserta yang berasal dari satu kelompok tani yang sama. Dalam setiap unit pengembangan perlu ditetapkan seorang ketua kelompok yang bertugas mengkoordinasikan aktivitas anggota kelompok, seorang sekretaris yang bertugas sebagai pencatat kegiatan kegiatan yang dilaksanakan pada setiap pertemuan dan seorang bendahara yang bertugas mengurusi masalah yang berhubungan dengan keuangan. Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pengembangan, perlu diusahakan paling tidak satu orang dari kelompok tani sebagai motivator yang mampu memberikan respon yang cepat terhadap inovasi dan mampu mendorong anggota kelompok lainnya dapat memberikan respon yang sama. Kelompok tani pada lokasi ini akan mengadakan pengamatan bersama sama di lokasi pengembangan, mendiskripsikan dan membahas temuan temuan lapangan. Pemandu Lapangan 19

27 berperan sebagai fasilitator untuk mengarahkan jalannya diskusi kelompok. Kelompok tani ini wajib mengikuti setiap tahap pertanaman dan mengaplikasikan kombinasi komponen teknologi yang sesuai spesifik lokasi mulai dari pengolahan tanah, budidaya, penanganan panen dan pasca panen. Pada setiap tahapan pelaksanaan, petani peserta diharapkan melakukan serangkaian kegiatan yang sudah direncanakan dan dijadwalkan di lokasi pengembangan. Pendampingan kegiatan pengembangan oleh Pemandu Lapangan (Petugas Penyuluh Lapangan, Mantri Tani, Pengawas Benih Tanaman Pangan) yang berperan sebagai: 1. Pemandu yang paham terhadap permasalahan, kebutuhan dan kekuatan yang ada di lapangan dan desa. 2. Dinamisator pelaksanaan pengembangan sehingga menimbulkan ketertarikan dan lebih bersemangat dalam pelaksanaan pengembangan tersebut. 3. Motivator yang kaya akan pengalaman dalam berolah tanam dan dapat membantu membangkitkan kepercayaan diri kelompok tani pengembangan. 4. Konsultan bagi petani pelaksana pengembangan untuk mempermudah menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam melaksanakan kegiatan usahataninya setelah kegiatan pengembangan selesai. a. Penentuan Calon Petani dan Calon Lokasi/Kelompok tani Pengembangan Pemilihan penempatan lokasi pengembangan dengan prioritas luasan areal memenuhi syarat, produktivitasnya 20

28 masih berpotensi untuk ditingkatkan dan petaninya responsif terhadap teknologi, Format CP/CL sebagaimana terlihat pada Lampiran Penentuan Calon Lokasi a. Lokasi dapat berupa lahan kering/lahan tadah hujandan lahan sawah yang produktivitasnya masih dapat ditingkatkan. Apabila dilaksanakan sebagai tanaman sela, maka luas areal tanam kacang tanah setara dengan 1 ha pada per tanaman monokultur (populasi tanam kacang tanah 1 ha ± tanaman). b. Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit, bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran dan sengketa. c. Unit pengembangan, diusahakan agar berada dalam satu hamparan yang strategis dan mudah dijangkau petani. 2. Penentuan Calon Petani/Kelompoktani a. Kelompok tani/petani yang dinamis dan bertempat tinggal dalam satu wilayah yang berdekatan. b. Petani yang dipilih adalah petani aktif yang memiliki lahan ataupun penggarap/penyewa dan mau menerima teknologi baru. c. Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pengembangan. d. Kelompok tani pengembangan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan yang membidangi tanaman pangan Kabupaten, sebagaimana contoh pada Lampiran 4. 21

29 b. Ketentuan Pelaksanaan Ketentuan pelaksanaansebagai berikut : 1. Lokasi pengembangan diusahakan berada pada satu hamparan/wilayah, mempunyai potensi peningkatan produktivitas dan anggota kelompok taninya responsif terhadap penerapan teknologi. 2. Luas satu unit pengembangan kacang tanah adalah 10 ha (1 kabupaten seluas 50 ha terdiri dari 5 unit). 3. Kelompok tani pengembangan idealnya terdiri dari petani yang berasal dari satu kelompok tani yang sama, namun jumlah petani dapat disesuaikan dengan luas pemilikan lahan serta situasi dan kondisi setempat. 4. Memiliki Pemandu Lapangan. c. Persyaratan Kelompok Tani Pelaksana 1. Kelompok tani tersebut masih aktif dan mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu Ketua, Sekretaris dan Bendahara. 2. Telah menyusun RUK sebagaimana terlihat dalam Lampiran Kelompok tani penerima bantuan pengembangan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. 4. Memiliki rekening yang masih berlaku/masih aktif di Bank Pemerintah (BUMN atau BUMD/Bank Daerah) yang terdekat dan bagi Kelompok tani yang belum memiliki, harus membuka rekening di bank. 5. Rekening bank dapat berupa rekening bank setiap kelompok tani ataupun rekening bank gabungan 22

30 kelompoktani (gapoktan). Jika menggunakan rekening gapoktan mekanisme pengaturan antar kelompok tani dan jumlah kelompok yang digabung rekeningnya ditentukan dan disesuaikan dengan kondisi kabupaten setempat serta diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Kabupaten yang bersangkutan. 6. Membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup menggunakan dana bantuan pengembangan sesuai peruntukannya dan sanggup mengembalikan dana apabila tidak sesuai peruntukannya sebagaimana terlihat dalam Lampiran Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pengembangan. d. Bantuan Pengembangan Bantuan yang diberikan kepada petani pelaksana pengembangan di Maluku Utara (Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Selatan, masing-masing seluas 50 ha) bersumber dari : 1. Dana APBN Tugas Pembantuan Tanaman Pangan Kabupaten Tahun 2012 untuk pengembangan kacang tanah dialokasikan untuk penyediaan sarana produksi full paket (benih, pupuk, pestisida, dan papan nama) pada areal seluas 100 ha. 2. Kabupaten yang mendapat dana APBD I dan II untuk koordinasi, sosialisasi, monitoring dan evaluasi kegiatan. e. Mekanisme Pelaksanaan Pengembangan 1. Persiapan a. Pertemuan persiapan dengan tokoh formal dan informal serta petani calon peserta sebelum pelaksanaan 23

31 pengembangan untuk membahas rencana kerja peningkatan produktivitas kacang tanah. b. Menetapkan langkah langkah yang menyangkut tujuan dan hasil yang diharapkan dari pengembangan yang dilakukan bersama sebagai suatu kesepakatan. 2. Monitoring dan Evaluasi oleh Pemandu Lapangan Kegiatan monitoring dan evaluasi pengembangan ditujukan untuk mengikuti, mengetahui kemajuan, pencapaian tujuan ataupun sasaran serta memberikan umpan balik upaya upaya mengatasi permasalahan yang dihadapi. 3. Membuat Pelaporan oleh Pemandu Lapangan Kegiatan pelaporan ditujukan untuk memberikan laporan hasil kegiatan selama pelaksanaan dengan langkah langkah antara lain : a. Mencatat kesulitan kesulitan dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan. b. Mencatat perkembangan pelaksanaan. c. Mengisi form laporan sebagaimana terlihat pada Lampiran7. f. Pembiayaan Sumber pembiayaan pelaksanaan pengembangan kacang tanah berasal dari APBN melalui dana Tugas Pembantuan di Kabupaten. Sedangkan pembinaan pengembangannya diharapkan dapat bersumber dari dana dekonsentrasi, APBD maupun sumber pendanaan lainnya yaitu antara lain sebagai berikut : 1. Koordinasi dan sosialisasi melalui dana dekonsentrasi yang terdapat di provinsi maupun kabupaten tahun

32 2. Bantuan Sosial (Bansos) dengan pola Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) melalui dana Tugas Pembantuan Tanaman Pangan Kabupaten Tahun 2012 dalam bentuk bantuan dana pembelian sarana produksi (benih, pupuk, pestisida dan papan nama). Harga benih yang dialokasikan adalah harga maksimal (sesuai Standar Biaya Umum). 3. Bantuan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan melalui dana dekonsentrasi yang terdapat di Dinas Pertanian Provinsi serta melalui dana Tugas Pembantuan di Dinas Pertanian Kabupaten. 4. Bantuan pendampingan sebagai Pemandu Lapang oleh PetugasPenyuluh Lapangan (PPL), Mantri Tani dan Pengawas Benih Tanaman Pangan (PBT) melalui dana BOP masing-masing Institusi. 5. Dana APBD maupun Dana Alokasi Khusus (DAK) Provinsi dan Kabupaten diharapkan dapat mendukung peningkatan produksi kacang tanah tahun Kemitraan dengan perusahaan mitra yang bergerak dibidang agribisnis tanaman pangan difasilitasi oleh Dinas Pertanian Provinsi maupun Kabupaten. g. Mekanisme Penetapan Kelompoktani Penerima 1. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melakukan sosialisasi kegiatan kepada Dinas Pertanian Provinsi, selanjutnya Dinas Pertanian Provinsi melakukan sosialisasi kepada Dinas Pertanian Kabupatendan Dinas Pertanian Kabupaten melakukan sosialisasi kepada kelompok tani. 2. Dinas Pertanian Kabupaten melakukan identifikasi CP/CL penerima kegiatan. Selanjutnya diajukan kepada Kepala 25

33 Dinas Pertanian Provinsi untuk diverifikasi dan mendapat persetujuan. 3. Atas dasar hasil verifikasi Dinas Pertanian Provinsi, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten menetapkan kelompok petani penerima bansos kegiatan di kabupaten yang bersangkutan. 4. Permohonan bantuan saprodi kelompok tani di tingkat kecamatan diseleksi dan diverifikasi oleh Mantri Tani/Kepala Cabang Dinas (KCD)/Petugas Penyuluh Pertanian setempat (Lampiran 8). 5. Permohonan yang telah memenuhi persyaratan, selanjutnya oleh Mantri Tani/Kepala Cabang Dinas (KCD)/Petugas Penyuluh Pertanian dilakukan rekapitulasi dan ditandatangani untuk disampaikan ke Dinas Pertanian Kabupaten (Lampiran 9). h. Mekanisme Pengajuan dan Penyaluran Dana Bantuan Sosial Rencana Usaha Kelompok (RUK) disusun oleh kelompok penerima bantuan yang bersangkutan dan disahkan/ditandatangani oleh Ketua Kelompok serta dua anggota kelompok tersebut. 1. Kelompok membuka rekening tabungan pada kantor cabang/unit BRI/Bank Pos atau Bank lain terdekat dan memberitahukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pertanian Kabupaten yang bersangkutan. 2. Ketua Kelompok mengusulkan RUK kepada PPK setelah diverifikasi oleh Penyuluh Pertanian/Petugas Lapang Lainnya dan disetujui oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten setempat. 26

34 3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) meneliti RUK yang akan dibiayai dan selanjutnya mengajukan ke Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Bila menyetujui, KPA mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) dengan lampiran : a. Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten tentang Penetapan Kelompok Sasaran (penerima bantuan) b. Rekapitulasi RUK (Lampiran 10) secara umum mencantumkan : 1) Nama Kelompok 2) Nama Ketua Kelompok 3) Nomor Rekening Tabungan a/n Ketua Kelompok 4) Nama Cabang/Unit Bank BRI/Bank Pos/Bank Lain terdekat 5) Jumlah dana dan susunan keanggotaan kelompok c. Kuitansi yang ditandatangani oleh Ketua Kelompok dan diketahui/disetujui oleh PPK Dinas Pertanian Kabupaten setempat (Lampiran 11) d. Surat Perjanjian Kerjasama antara PPK dengan Ketua Kelompok tentang pemanfaatan Dana Bantuan Sosial (Lampiran 12) 4. Atas dasar SPP-LS, Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (PPPP) menguji dan menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS), selanjutnya KPA menyampaikan SPM-LS ke KPPN setempat. 27

35 5. KPPN menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) sesuai ketentuan berlaku. j. Mekanisme Pengadaan Saprodi 1. Dana yang telah dicairkan oleh Kelompoktani dipergunakan untuk membeli saprodi sesuai dengan kebutuhan kelompok sebagaimana yang telah tertuang pada RUK. 2. Kelompoktani dapat membeli saprodi di kios/toko saprodi terdekat atau di Produsen Penyalur Saprodi sesuai dengan RUK. 3. Dalam rangka pengawasan pelaksanaan bantuan, Kelompoktani penerima bantuan agar melakukan halhal sebagai berikut : a. Mencatat semua keterangan tentang benih yang dibeli. b. Mencatatsemua keterangan tentang pupuk/saprodi yang dibeli. c. Membuat Berita Acara Penerimaan Bantuan sebagaimana terlihat dalam Lampiran 13. d. Saprodi yang belum digunakan agar disimpan dengan baik untuk menjaga mutu. 4. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bertanggung jawab penuh terhadap penyaluran dan penggunaan dana Bansos kegiatan. 2. Optimalisasi Pembinaan Fokus kegiatan peningkatan produktivitas kacang tanah, kacang hijaudan aneka kacang tahun 2012 dilaksanakan melalui optimalisasi pembinaan seluas 824,9 ribu ha untuk kacang tanah dan kacang hijauseluas 342,6 ribu ha dan 28

36 pembinaan daerahrintisan aneka kacang dilaksanakan melalui koordinasi stakeholder, sosialisasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi dan laporan. a. Pelaksanaan Kegiatan Koordinasi Stakeholder Kegiatan Koordinasi Stakeholder antara kelompok tani/petani, pelaku usaha komoditi kacang tanah, kacang hijaudan aneka kacang serta instansi terkait adalah upaya pemerintah pusat dalam rangka mendukung peningkatan produksi dan produktivitas, perluasan areal tanam, dan pengamanan produksi komoditi kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang melalui pola kerjasama yang akan dilaksanakan di 24 provinsi pengembangan komoditi tersebut (provinsi yang tidak mendapat alokasi bansos Tugas Pembantuan). Dalam koordinasi dan sosialisasi ini diharapkan dapat mensinergikan segala sumber daya yang ada untuk meningkatkan pemahaman petani dan petugas kabupaten dan provinsi untuk mengantisipasi penurunan produksi dan areal pertanaman dari tahun ke tahun, akibat alih fungsi lahan, menurunnya kemampuan petani dibidang permodalan, kurangnya penanganan secara profesional tentang pengelolaan lahan yang secara efektif dan efesien, serta kurangnya sumber informasi untuk mendapatkan benih bermutu dan penanganan pasca panen dan pemasaran. Dalam koordinasi ini materi yang disampaikan narasumber menjabarkan komoditi Akabi selain kedelai yaitu kacang tanah, kacang hijau, ubikayu, ubijalar dan pangan alternatif sehingga sasaran produksi komoditi Akabi selain kedelai tahun 2012 dapat tercapai. 29

37 b. Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan, Bimbingan dan Monitoring Dalam upaya pencapaian sasaran produksi TA.2012 untuk komoditas kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang dilakukan kegiatan pembinaan, bimbingan dan monitoring peningkatan produksi terhadap kelompok tani yang melaksanakan budidaya kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang secara swadaya, maupun yang menerima bantuan. Sasaran pembinaan, bimbingan dan monitoring adalah agar program dan kegiatan dapat dilaksanakan sesuai rencana dan sasaran peningkatan produksi tercapai. Pembinaan, bimbingan dan monitoring dilaksanakan secara berjenjang oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Kantor Cabang Dinas Pertanian Kecamatan, Penyuluh Pertanian Lapangan, dan pemangku kepentingan lainnya. c. Penyiapan Kebijakan dan Regulasi, Penyusunan Pedoman, Sosialisasi, Pengelolaan Data dan Informasi Kegiatan penyiapan kebijakan meliputi kebijakan yang mendorong peningkatan produksi kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang, dilaksanakan melalui pertemuan dan koordinasi dengan instansi terkait. Penyusunan PedomanPelaksanaan dan Teknis disiapkan oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Penyusunan Petunjuk Teknis dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi maupun kabupaten. Sosialisasi perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan, serta pengelolaan data dan informasi dilakukan secara berjenjang oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Provinsi, Kabupaten/Kota, kecamatan, dan tingkat lapangan. 30

38 B. Anggaran Kegiatan kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang Tahun Anggaran 2012 didanai dari APBN yang termasuk didalam anggaran Direktorat BUAKABI sebesar Rp. 175 milyar dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu Tingkat Pusat, Tingkat Provinsi (Dekonsentrasi) dan Tingkat Kabupaten (Tugas Pembantuan) : 1. Anggaran Kegiatan Ditingkat Pusat Pada Tahun Anggaran 2012 yang dialokasikan untuk kegitan di tingkat pusat (Direktorat Aneka Kacang dan Umbi) sebesar 7 (tujuh) milyar rupiah yang dialokasikan untuk kegitan : pembinaan, sosialisasi, koordinasi, monitoring, evaluasi dan pembelian peralatan kantor dalam menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan. 2. Anggaran Kegiatan Ditingkat Provinsi (Dekonsentrasi) Pembiayaan dengan anggaran dekonsentrasi kegiatan pengelolaan budidaya aneka kacang dan umbi sebesar 7,7 milyar digunakan untuk memfasilitasi kegiatan aneka kacang dan umbi yang bersifat non fisik dan dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan Provinsi. Fokus kegiatan adalah pembinaan diareal tanam kacang aneka dan umbi dan pembinaan diareal SL-PTT Kedelai dan Pengembangan budidaya kedelai, kacang tanah, ubikayu dan ubijalar dan kegiatan teknis lainnya (kacang hijau). Selain untuk pembinaan, monitoring dan evaluasi dana dekonsentrasi juga dialokasikan untuk kegiatan koordinasi kemitraan antara petani dengan stakeholder terutama untuk pengembangan kacang tanah, kacang hijau, ubikayu, ubijalar dan pangan alternatif. 31

39 3. Anggaran Kegiatan Ditingkat Kabupaten (Tugas Pembantuan) Pembiayaan dengan anggaran tugas pembantuan sebesar 160,9 milyar digunakan untuk memfasilitasi kegiatan aneka kacang dan umbi (termasuk kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang) yang bersifat fisik dan nonfisik yang dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan Tingkat Kabupaten. Fokus kegiatan adalah identifikasi calon lokasi sampai tingkat Desa (CL) pembinaan, monitoringdan evaluasi diareal tanam aneka kacang dan umbi, areal SL-PTT Kedelai dan Pengembangan untuk pengadaan saprodi budidaya kedelai, kacang tanah, ubikayu, dan ubijalar serta Ubinan SLPTT kedelai. Alokasi anggaran untuk pengembangan kacang tanah seluas 100 ha sebesar Rp. 292,95 juta. Dana APBN (dekonsentrasi dan tugas pembantuan) hanya sebagai pemicu/stimulan sehingga diharapkan ada sharing dari pemerintah daerah melalui dana APBD I, APBD II, swasta/stakeholders lainnya, serta dana dari masyarakat dalam bentuk tenaga dan sarana lainnya. Petani/kelompok tani diarahkan pula memanfaatkan fasilitas pembiayaan pemerintah untuk mendapatkan kredit usaha antara lain melalui : Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E),Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS), Bantuan Langsung Masyarakat untuk Keringanan Investasi Pertanian (BLM-KIP), Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP) dan lain sebagainya. 32

40 BAB V MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN A. Monitoring Kegiatan monitoring dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen oleh petugas Pusat, Provinsi dan Kabupaten sebagaimana terlihat dalam rencana jadwal pelaksanaan (Lampiran 14). Monitoring meliputi perkembangan pelaksanaan, hasil yang telah dicapai dll. Monitoring dilaksanakan pada awal pertanaman, fase pembungaan dan panen. Setiap hasil monitoring kabupaten dilaporkan ke provinsi dan pusat, hasil monitoring provinsi dilaporkan ke pusat. Pusat mengkompilasi dan memonitor lokasi secara langsung. B. Evaluasi Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh petugas Pusat, Provinsi dan Kabupaten setelah seluruh rangkaian kegiatan selesai sebagaimana terlihat dalam rencana jadwal pelaksanaan. Evaluasi meliputi: 1) Komponen kegiatan pelaksanaan, 2) Tingkat pencapaian sasaran areal dan hasil, 3) Kenaikan produktivitas dilokasi. Evaluasi dilaksanakan pada saat pencairan dana Bansos dan saat panen. Setiap hasil evaluasi kabupaten dilaporkan ke provinsi dan pusat, hasil evaluasi provinsi dilaporkan ke pusat. Pusat mengkompilasi dan mengevaluasi akhir kegiatan di lapangan. C. Pelaporan 1. Laporan Program a) sasaran dan realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi tahunan; b) sasaran dan realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi bulanan; 33

41 c) kendala dan permasalahan yang dihadapi ditingkat lapangan. 2. Laporan Kegiatan a) Laporan Pengembangan; Kegiatan pelaporan dilaksanakan oleh petugas Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan serta desa/unit secara periodik setiap bulan periode musim tanam (awal tanam, fase pembungaan dan panen). Pelaporan dilakukan secara berjenjang yaitu dari Pemandu Lapangan ke kabupaten, kabupaten ke provinsi dan provinsi ke pusat. Laporan PPL harus sudah diterima kabupaten pada minggu ke-2, laporan kabupaten harus sudah diterima provinsi dan pusat pada minggu ke-3. Pada minggu ke-4, pusat akan memasukan data dalam laporan bulanan Direktorat. Adapun Format Laporan pada Lampiran Laporan akhir memuat hasil evaluasi, kesimpulan, saran serta data dukung lainnya (realisasi penyerapan anggaran) dll. b) Laporan Optimalisasi Pembinaan Kegiatan pelaporan dilaksanakan oleh petugas Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan serta desa/unit secara periodik setiap bulan. Pelaporan dilakukan secara berjenjang yaitu dari Pemandu Lapangan ke kabupaten, kabupaten ke Provinsi dan Provinsi ke pusat (Lampiran 26-31). Laporan PPL harus sudah diterima kabupaten pada minggu ke-2, laporan kabupaten harus sudah diterima provinsi dan pusat pada minggu ke-3. Pada minggu ke-4, pusat akan memasukan data dalam laporan bulanan Direktorat. Laporan dikirim ke Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Jl. Raya Ragunan No. 15 Pasar Minggu Jakarta Selatan, No.Telepon/Fax : / direktorat.bukabi@gmail.com/subditkcl@yahoo.com. 34

42 BAB VI PENUTUP Peningkatan produktivitas kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang melalui pengembangan dan optimalisasi pembinaan merupakan salah satu terobosan yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang lebih besar pada produksi akan datang.pengembangan dan optimalisasi pembinaan ini akan berhasil meningkatkan produksi dan pendapatan petani apabila didukung oleh semua pihak termasuk pemangku kepentingan baik hulu, onfarm maupun hilir serta terciptanya koordinasi pelaksanaan pengembangan dan optimalisasi pembinaan yang sinkron dan sinergis disetiap tingkat pemerintahan mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan sampai ketingkat Desa. Jakarta, Januari 2012 Direktur Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi DR. Ir. Maman Suherman, MM Nip

43 L A M P I R A N

44 Lampiran 1 Lokasi Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 Propinsi Kabupaten Luas (Ha) Unit MALUKU UTARA 1 Halmahera Tengah Halmahera Selatan 50 5 Jumlah 2 Kabupaten ACUAN PENGGUNAAN SAPRODI PADA PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KACANG TANAH TAHUN 2012 URAIAN DOSIS SATUAN BIAYA (Rp) (Rp) Urea 50 Kg SP Kg NPK 25 Kg Pupuk Hayati 1 pkt Pestisida Biaya Saprodi Untuk 1 Ha 1 ltr Benih 120 kg Papan Nama Biaya Total 1 pkt

45 Lanjutan Lampiran 1 Lokasi Kegiatan Aneka Kacang Tahun Tahun Komoditi Provinsi Kabupaten Luas (Ha) 2003 KACANG MERAH NUSA TENGGARA TIMUR Ngada KACANG NAGARA KALIMANTAN SELATAN HSS KACANG KORO PEDANG LAMPUNG Lampung Selatan KACANG KORO PEDANG JABAR 1. Sukabumi 5 2. Subang KACANG KORO PEDANG BANTEN Lebak KACANG KORO PEDANG LAMPUNG Lampung Selatan KACANG KORO PEDANG JAWA BARAT 1. Bogor 5 2. Sukabumi 5 3. Subang KACANG KORO PEDANG BANTEN 1. Lebak 5 2. Pandeglang KACANG KORO PEDANG JAWA TENGAH 1. Sragen 5 2. Purworejo 5 3. Kebumen 5 4. Karanganyar KACANG KORO PEDANG DIY Gunung Kidul KACANG KORO PEDANG JAWA TIMUR 1. Ponorogo 5 Jumlah 2. Ngawi 5 8 provinsi, 15 kab. 1,085 37

46 Lampiran 2 SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI KACANG TANAH TAHUN 2012 Luas Luas Produktivitas Produksi No. Provinsi Tanam Panen (Ku/Ha) (Ton) (Ha) (Ha) 1 Nanggroe Aceh D , Sumatera Utara , Sumatera Barat , Riau , Jambi , Sumatera Selatan , Bengkulu , Lampung , Bangka Belitung , Riau Kepulauan , Sumatera , DKI Jakarta , Jawa Barat , Jawa Tengah , D.I. Yogyakarta , Jawa Timur , Banten , Jawa , Bali , Nusa Tenggara Barat , Nusa Tenggara Timur , Bali & Nusa Tenggara , Kalimantan Barat , Kalimantan Tengah , Kalimantan Selatan , Kalimantan Timur , Kalimantan , Sulawesi Utara , Sulawesi Tengah , Sulawesi Selatan , Sulawesi Tenggara , Gorontalo , Sulawesi Barat , Sulawesi , Maluku , Maluku Utara , Papua Barat , Papua , Maluku & Papua , Luar Jawa , Indonesia ,

47 Lanjutan Lampiran 2 SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI KACANG HIJAUTAHUN 2012 Luas Luas Produktivitas Produksi No Propinsi Tanam Panen (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 1 Nanggroe Aceh D , Sumatera Utara , Sumatera Barat , Riau , Jambi , Sumatera Selatan , Bengkulu , Lampung , Bangka Belitung Riau Kepulauan ,26 1 Sumatera , DKI Jakarta Jawa Barat , Jawa Tengah , D.I. Yogyakarta , Jawa Timur , Banten , Jawa , Bali , Nusa Tenggara Barat , Nusa Tenggara Timur , Bali & Nusa Tenggara , Kalimantan Barat , Kalimantan Tengah , Kalimantan Selatan , Kalimantan Timur , Kalimantan , Sulawesi Utara , Sulawesi Tengah , Sulawesi Selatan , Sulawesi Tenggara , Gorontalo , Sulawesi Barat , Sulawesi , Maluku , Maluku Utara , Papua Barat , Papua , Maluku & Papua , Luar Jawa , Indonesia ,

48 Lampiran 3 DAFTAR CALON PETANI DAN CALON LOKASI PENERIMA BANTUAN SOSIAL (BANSOS) PENGEMBANGAN KACANG TANAH TAHUN 2012 Nama Poktan / Gapoktan : Jumlah Anggota Kelompok : Desa : Kecamatan : Kabupaten : Komoditi : No. Nama Petani Luas Areal (ha) Kebutuhan Benih (kg) Varietas Jadwal Tanam dst Jumlah Mengetahui KCD/Penyuluh Ketua Kelompoktani Nama. Nama. 40

49 Lampiran 4 SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA NOMOR : TENTANG PENETAPAN KELOMPOK TANI PENERIMA DANA BANTUAN SOSIAL (BANSOS)...)* TAHUN ANGGARAN 2012 KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA Menimbang : a. Bahwa ketahanan pangan nasional perlu terus diupayakan melalui peningkatan produksi untuk menjamin kecukupan pangan yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. b. Bahwa Peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai tahun 2012 difokuskan pada peningkatan produktivitas melalui penerapan teknologi dalam SL-PTT. c. Bahwa pelaksanaan pengembangan kacang tanah untuk peningkatan produksi, produktivitas dan pendapatan petani perlu ditetapkan kelompoktani penerima Bansos pengembangan tahun d. Bahwa sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c perlu ditetapkan Kelompoktani Penerima Bantuan Pengembangan Kacang Tanah Tahun Anggaran Mengingat : 1. Undang Undang Nomor... Tahun... tentang...; 2. Surat Keputusan... Nomor... Tahun... tentang...; 3. Peraturan Daerah Kabupaten/ Kota Nomor... Tahun... tentang...; 4. dst 41

50 Memperhatikan : 1. DIPA Dinas Pertanian Kabupaten / Kota Nomor... Tanggal... Bulan... Tahun Pedoman Teknis Peningkatan Aneka Kacang Tahun Menetapkan : MEMUTUSKAN PERTAMA : Penetapan Kelompok tani penerima bantuan peningkatan...*) tahun anggaran 2012 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. KEDUA : Kelompoktani sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA berhak menerima dana bantuan sosial peningkatan...*) yang dibiayai dari dana APBN Kementerian Pertanian melalui anggaran tugas perbantuan pada DIPA**) Dinas pertanian Kabupaten/Kota Nomor... Tanggal... bulan... tahun... KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Pada Tanggal : Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota... NIP.... Tembusan : 1. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI di Jakarta 2. Bupati / Walikota di Kepala Dinas Pertanian Provinsi di dst. 42

51 *) disesuaikan dengan komoditi (SL-PTT BLBU padi non hibrida, BLBU padi hibrida, BLBU jagung hibrida, SL-PTT BLBU kedelai, pengembangan kedelai, pengembangan kacang tanah, pengembangan ubikayu dan pengembangan ubijalar) **) disesuaikan dengan sumber bantuan 43

52 Lanjutan Lampiran 4 Lampiran Surat Keputusan Kepala Dinas Kabupaten/Kota Penetapan Kelompoktani Penerima Dana Bansos Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 No dst Nama Poktan/Gapoktan Jumlah Nama Ketua Alamat Desa Kec. Nomor Rekening Jumlah ( Rp ) Alamat Bank Cabang, Unit Ditetapkan,, Bln Kepala Dinas Pertanian Kabupaten / Kota., Nama NIP. 44

53 Lampiran 5 Nama Kelompoktani : Alamat Kelompoktani : Luas Lahan : Jumlah Anggota Poktan : Rincian Kebutuhan Kel. : Komoditi : Varietas : Rencana Usaha Kelompok (RUK) Pelaksana Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 No dst Uraian Kebutuhan Jumlah Jenis Volume Harga Satuan Jumlah (Kg) (Rp.) (Rp.) Mengetahui, Penyuluh/Petugas.,.. Pertanian Bendahara Ketua Kelompok, Kelompok, Nama Nama Nama NIP 45

54 Lampiran 6 SURAT PERNYATAAN Yang bertandatangan dibawah ini adalah nama :.. selaku Ketua Kelompoktani... Desa. Kecamatan.. Kabupaten dengan ini menyatakan bahwa dana yang kami terima akan kami gunakan : a. Untuk pembelian saprodi pengembangan kacang tanah. b. Bersedia dan sanggup untuk melaksanakan penanaman, pemeliharaan sampai panen di areal pengembangan dan sanggup mengembalikan dana apabila tidak sesuai peruntukannya. Demikian Surat Pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Mengetahui Petugas Lapangan Ketua Kelompoktani Materai (...) (...) 46

55 Lampiran 7 LAPORAN KELOMPOKTANI PELAKSANA PENGEMBANGAN KACANG TANAH TAHUN 2012 (per unit = 10 ha) I. LOKASI 1. Nama Kelompoktani : 2. Jumlah Anggota : 3. Luas Areal : 4. Desa : 5. Kecamatan : 6. Kabupaten : II. TEKNOLOGI 1. Komoditi : 2. Varietas : 3. Tanggal Tanam : 4. Tanggal Panen : 5. Komponen Teknologi : 1). Benih Unggul Bermutu :... 2). Jumlah Benih/lubang :... 3). Tanam Monokultur/sebagai tanaman sela *) 4). Jarak Tanam : 5). Pemberiaan Pupuk : Urea : kg/ha, tanggal.. SP-36 :... kg/ha, tanggal.. NPK : kg/ha, tanggal.. Pupuk Hayati : kg/ha, tanggal.. Pestisida : kg/ha, tanggal.. 6). Pemeliharaan : Kali, tanggal. 47

56 III. HASIL No. Lokasi 1. Peningkatan 2. Sekitar Peningkatan 3. Sebelum Peningkatan Produktivitas (ku/ha) Produksi (ton) *) coret yang tidak sesuai Penyuluh / KCD... 48

57 Lampiran 8 Provinsi : Kabupaten : Kecamatan : Rekapitulasi Kebutuhan Saprodi Kelompok Tani (Tingkat Kecamatan) Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 No. Desa Nama Kel.Tani Jumlah Anggota Luas Tanam dst Kebutuhan Saprodi Tanggal Jenis Jumlah ( Kg ) Tanam dst Keterangan : * ) Coret yang tidak perlu Mengetahui, Mantan/KCD/PPL, (..Nama..) Nip. 49

58 Blangko Rekapitulasi Kebutuhan Saprodi Kelompok Tani Lampiran 9 Provinsi : Kabupaten : Kecamatan : Rekapitulasi Kebutuhan Saprodi Kelompok Tani Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 No. Desa Nama Kel.Tani Jumlah Anggota Luas Tanam dst Kebutuhan Saprodi Tanggal Jenis Jumlah ( Kg ) Tanam dst Keterangan : * ) Coret yang tidak perlu Kepala Dinas Kabupaten / Kota (..Nama..) Nip. 50

59 Lampiran 10 Rekapitulasi RUK Kelompok Desa/Kelurahan Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi : : : : : REKAPITULASI RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK) Kepada Yth : Kuasa Pengguna Anggaran Kab/Kota.. Sesuai dengan Surat Keputusan *). No... tanggal.. tentang penetapan kelompok sasaran kegiatan dengan ini kami mengajukan permohonan Dana Bantuan Sosial untuk Pertanian sebesar Rp... (terbilang..) sesuai Rencana Usaha Kelompok (RUK) terlampir dengan rekapitulasi kegiatan berikut : No. Kegiatan Jumlah Biaya (Rupiah) (1) (2) (3) Dst. Jumlah 51

60 Lanjutan Lampiran 10 Selanjutnya kegiatan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan Surat Perjajian Kerjasama Nomor.. tanggal., Dana Bantuan Sosial kelompok tersebut agar dipindahbukukan ke rekening petani/kelompok No. Rekening.. pada cabang/unit Bank. Di Menyetujui, Ketua Tim Teknis, Ketua Kelompok,.. NIP.. NIP. MENGETAHUI/MENYETUJUI, Pejabat Pembuat Komitmen Kabupaten/Kota. NIP.. *) Bupati/Walikota atau Kepala Dinas lingkup Pertanian atau pejabat yang ditunjuk **) Format ini dapat disesuaikan untuk kegiatan pada DIPA Pusat dan DIPA Provinsi 52

61 Lampiran 11 KUITANSI DANA BANTUAN SOSIAL KUITANSI No. :.. NPWP: MAK : T.A. : Sudah Terima : Kuasa Pengguna Anggaran Kabupaten/Kota Uang sebanyak : Untuk pembayaran : Dana Bantuan Sosial untuk.. Di Desa/Kelurahan Kecamatan Kabupaten/Kota Sesuai Surat Perjanjian Kerjasama No. Tanggal. Terbilang Rp : Mengetahui/Menyetujui, Pejabat Pembuat Komitmen Kabupaten/Kota.. Yang menerima, Petani/Ketua Kelompok Materai Rp NIP

62 Lanjutan Lampiran 11 Setuju dibayar, Kuasa Pengguna Anggara, Tanggal Bendaharawan,.. NIP.... NIP. *) Format kuitansi ini dapat disesuaikan untuk kegiatan pada DIPA Pusat dan DIPA Provinsi 54

63 Lampiran 12 Surat Perjanjian Kerjasama SURAT PERJANJIAN KERJASAMA Nomor: Antara PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN... KABUPATEN/KOTA... Dengan KELOMPOK... Tentang PEMANFAATAN DANA BANTUAN SOSIAL UNTUK. Pada hari ini,...tanggal...bulan...tahun dua ribu dua belas bertempat di Kantor...Jalan..., kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1....: Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)..., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)... DIPA Tahun Anggaran 2012 No... tanggal... yang berkedudukan di jalan... yang untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA : Ketua Kelompok..., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama kelompok... yang berkedudukan di Desa/Kelurahan... Kecamatan... Kabupaten/Kota...yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama yang mengikat dan berakibat hukum bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan pemanfaatan Dana Bantuan Sosial untuk Pertanian, dengan ketentuan sebagai berikut : Pasal 1 DASAR PELAKSANAAN 1. Keputusan Presiden No...Tahun..., tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 55

64 2. Pedoman/Petunjuk Teknis tentang Kegiatan... Tahun Anggaran 2012 yang diterbitkan oleh Dirjen/Kepala Badan..., Kementerian Pertanian; 3. DIPA..., Nomor :...tanggal ; 4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor :...tanggal..., tentang Penyaluran Dana Bantuan Sosial untuk Pertanian Tahun Anggaran 2012; 5. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : SE...tanggal...,tentang Penyediaan dan Pencairan Dana Bantuan Sosial untuk Pertanian Tahun Anggaran 2012; 6. Surat Keputusan Bupati/Walikota atau Kepala Dinas atau pejabat yang ditunjuk..., Nomor...tanggal...tentang Penetapan Kelompok Sasaran. Pasal 2 LINGKUP PEKERJAAN PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah setuju untuk menerima dan memanfaatkan Dana Bantuan Sosial untuk Pertanian tersebut sesuai dengan Rencana Usaha Kelompok (dirinci sesuai dengan bidang usaha kelompok masing-masing sebagaimana terlampir). Pasal 3 SUMBER DAN JUMLAH DANA Sumber dan jumlah Dana Bantuan Sosial untuk Pertanian yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah : 1. Sumber dana sebagaimana tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)... Nomor :... tanggal Jumlah dana yang disepakati kedua belah pihak sebesar Rp...(dengan huruf). Pasal 4 PEMBAYARAN Pembayaran Dana Bantuan Sosial untuk Pertanian dimaksud pada pasal 3 ayat (2) Surat Perjanjian Kerjasama ini akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah perjanjian kerjasama ini ditandatangani, dilaksanakan melalui Surat Perintah 56

65 Membayar (SPM) yang disampaikan oleh KPA kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara..., dengan cara pembayaran langsung ke rekening petani... Desa/Kelurahan... Kecamatan... Kabupaten/Kota... pada Bank... No. Rek :... Pasal 5 SANKSI Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pemanfaatan Dana Bantuan Sosial kapada petani sesuai dengan pasal 2, maka PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak mencabut seluruh dana yang diterima PIHAK KEDUA yang mengakibatkan surat perjanjian kerjasama batal. Pasal 6 PERSELISIHAN 1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sehubungan dengan surat perjanjian kerjasama ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh mufakat; 2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian, maka kedua belah pihak menyerahkan perselisihan ini kepada Pengadilan Negeri..., sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku; 3. Keputusan Pengadilan Negeri yang telah mempunyai kekuatan hukum adalah mengikat kedua belah pihak. Pasal 7 FORCE MAJEURE 1. Jika timbul keadaan memaksa (force majeure) yaitu hal-hal yang diluar kekuasaan PIHAK KEDUA sehingga tertundanya pelaksanaan kegiatan, maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis kepada PPK/KPA dengan tembusan kepada Tim Teknis dalam waktu 4 X 24 jam kepada PIHAK PERTAMA; 57

66 2. Keadaan memaksa (force majeure) yang dimaksud pasal 7 ayat (1) adalah : a. Bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir besar, kebakaran yang bukan disebabkan kelalaian PIHAK KEDUA; b. Peperangan; c. Perubahan kebijakan moneter berdasarkan Peraturan Pemerintah. Pasal 8 LAIN LAIN 1. Bea meterai yang timbul karena pembuatan surat perjanjian kerjasama ini menjadi beban PIHAK KEDUA; 2. Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama; 3. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih dahulu harus dengan persetujuan kedua belah pihak. Pasal 9 PENUTUP Surat perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab tanpa adanya paksaan dari manapun dan dibuat rangkap 6 (enam) yang kesemuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk digunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA Ketua Kelompok Pejabat Pembuat Komitmen... Kabupaten/Kota... Materai Rp NIP. MENGETAHUI/MENYETUJUI : Kuasa Pengguna Anggaran Kabupaten/Kota NIP. *) Format Surat Direktorat Perjanjian Budidaya Aneka Kerjasama Kacang dan ini Umbi, dapat Ditjen disesuaikan Tanaman Pangan untuk kegiatan pada DIPA Pusat dan DIPA Provinsi 58

67 BERITA ACARA PENERIMAAN DANA BANTUAN SOSIAL TAHUN 2012 Lampiran 13 Nama Kelompoktani : Alamat : Kecamatan : Desa : No dst Nama Anggota Jumlah Jumlah Dana yang Diterima ( RP ) Tanda Tangan Mengetahui, PPL/KCD/Petugas Pertanian Ketua Kelompok tani Kabupaten/Kota Nama NIP Nama Keterangan : *) Coret salah satu yang tidak perlu 59

68 60

69 Propinsi : Kabupaten : No Kecamatan Jumlah Rencana Dan Realisasi Tanam Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 Lampiran 15 Jan-2012 Feb-2012 Maret-2012 Apr-2012 Mei-2012 Jun-2012 Jul-2012 Ags-2012 Sept-2012 Okt-2012 Nov-2012 Des-2012 Total Renc. Real Renc. Real Renc. Real. Renc. Real. Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real. Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real Mengetahui Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Nip... 61

70 Propinsi : No Kabupaten Jumlah Rencana Dan Realisasi Tanam Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 Lampiran 16 Jan-2012 Feb-2012 Maret-2012 Apr-2012 Mei-2012 Jun-2012 Jul-2012 Ags-2012 Sept-2012 Okt-2012 Nov-2012 Des-2012 Total Renc. Real Renc. Real Renc. Real. Renc. Real. Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real. Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real Mengetahui Kepala Dinas Tanaman Pangan Provinsi Nip... 62

71 63

72 Laporan Awal Pelaksanaan Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 Lampiran 18 Provinsi : Kabupaten : No Kecamatan/ Nama Luas Tipologi Rencana Penyediaan Saprodi Rencana Desa Kel. Tani/ Tanam Lahan Benih Urea SP-36 KCl Pupuk Pestisida Tanam Panen Pola Tanam Petani (Ha) Jml (Kg/Stek) Varietas (Kg) (Kg) (Kg) Kandang (Kg/Ltr) (Tgl./Bln) (Tgl./Bln) Setahun Jumlah Mengetahui Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten... Nip.. 64

73 Laporan Awal Pelaksanaan Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 Lampiran 19 Provinsi : No Kabupaten Nama Luas Tipologi Rencana Penyediaan Saprodi Rencana Kel. Tani/ Tanam Lahan Benih Urea SP-36 KCl Pupuk Pestisida Tanam Panen Pola Tanam Petani (Ha) Jml (Kg/Stek) Varietas (Kg) (Kg) (Kg) Kandang (Kg/Ltr) (Tgl./Bln) (Tgl./Bln) Setahun Jumlah Mengetahui Kepala Dinas Tanaman Pangan Provinsi... Nip.. 65

74 Contoh Pengisian Blangko Kecamatan : Bulan : Blangko Laporan Bulanan Kecamatan Realisasi Lokasi Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 Lampiran 20 No 3 Desa SK Penetapan CPCL Proses Cair Luas Provitas Produksi (Ha) (%) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) A B dst Jumlah Desa Jumlah Poktan Luas Areal (Ha) Pengajuan ke Bank Realisasi Tanam Realisasi Panen Dilaksanakan MH 11/12 (Ha) Keterangan Mengetahui, KCD/PPL. Nip. 66

75 Contoh Pengisian Blangko Kabupaten : Bulan : Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Lokasi Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 Lampiran 21 No Kecamatan 3 SK Penetapan CPCL Proses Cair Luas Provitas Produksi Desa Poktan (Ha) (%) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) A B dst Jumlah Jumlah Luas Areal (Ha) Pengajuan ke Bank Realisasi Tanam Realisasi Panen Dilaksanakan MH 11/12 (Ha) Keterangan Tim Teknis Tingkat Kabupaten/Kota/ Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Nip. 67

76 Contoh Pengisian Blangko Provinsi : Bulan : Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Lokasi Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 Lampiran 22 No Kabupaten SK Penetapan CPCL Proses Cair Luas Provitas Produksi (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) A B dst Jumlah Jumlah Luas Areal (Ha) Pengajuan ke Bank Desa Poktan (Ha) (%) Realisasi Tanam Realisasi Panen Dilaksanakan MH 11/12 (Ha) Keterangan Mengetahui, Kepala Dinas Tanaman Pangan Provinsi. Nip. 68

77 Laporan Akhir Pelaksanaan Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 Provinsi : Kabupaten : Kecamatan : No Realisasi Varietas Permasalahan Kecamatan/ Nama Desa Kel. Tani/ Tanam Waktu Panen Provitas Provitas Produksi Petani Sebelum Sesudah (Ha) (Tgl/Bln) (Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ton) Jumlah Mengetahui KCD/PPL. Nip.. Lampiran 23 69

78 Laporan Akhir Pelaksanaan Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 Provinsi : Kabupaten : No Realisasi Varietas Permasalahan Kecamatan/ Nama Desa Kel. Tani/ Tanam Waktu Panen Provitas Provitas Produksi Petani Sebelum Sesudah (Ha) (Tgl/Bln) (Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ton) Jumlah Mengetahui Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten.. Nip.. Lampiran 24 70

79 Laporan Akhir Pelaksanaan Pengembangan Kacang Tanah Tahun 2012 Provinsi : No Realisasi Varietas Permasalahan Nama Kabupaten Kel. Tani/ Tanam Waktu Panen Provitas Provitas Produksi Petani Sebelum Sesudah (Ha) (Tgl/Bln) (Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ton) Jumlah Mengetahui Kepala Dinas Tanaman Pangan Provinsi.. Nip.. Lampiran 25 71

80 72

81 Provinsi : No Kabupaten Jumlah Rencana Dan Realisasi Tanam Optimalisasi Pembinaan Kacang Tanah/Kacang Hijau/Aneka Kacang Tahun 2012 Lampiran 27 Jan-2012 Feb-2012 Maret-2012 Apr-2012 Mei-2012 Jun-2012 Jul-2012 Ags-2012 Sept-2012 Okt-2012 Nov-2012 Des-2012 Total Renc. Real Renc. Real Renc. Real. Renc. Real. Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real. Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real Mengetahui Kepala Dinas Tanaman Pangan Provinsi.... Nip... 73

82 Provinsi : No Kabupaten Jumlah Rencana Dan Realisasi Panen Optimalisasi Pembinaan Kacang Tanah/Kacang Hijau/Aneka Kacang Tahun 2012 Lampiran 28 Jan-2012 Feb-2012 Maret-2012 Apr-2012 Mei-2012 Jun-2012 Jul-2012 Ags-2012 Sept-2012 Okt-2012 Nov-2012 Des-2012 Total Renc. Real Renc. Real Renc. Real. Renc. Real. Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real. Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real Mengetahui Kepala Dinas Tanaman Pangan Provinsi.... Nip... 74

83 Provinsi : No Kabupaten Jumlah Rencana Dan Realisasi Produktivitas Optimalisasi Pembinaan Kacang Tanah/Kacang Hijau/Aneka Kacang Tahun 2012 Lampiran 29 Jan-2012 Feb-2012 Maret-2012 Apr-2012 Mei-2012 Jun-2012 Jul-2012 Ags-2012 Sept-2012 Okt-2012 Nov-2012 Des-2012 Total Renc. Real Renc. Real Renc. Real. Renc. Real. Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real. Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real Mengetahui Kepala Dinas Tanaman Pangan Provinsi.... Nip... 75

84 Provinsi : No Kabupaten Jumlah Rencana Dan Realisasi Produksi Optimalisasi Pembinaan Kacang Tanah/Kacang Hijau/Aneka Kacang Tahun 2012 Lampiran 30 Jan-2012 Feb-2012 Maret-2012 Apr-2012 Mei-2012 Jun-2012 Jul-2012 Ags-2012 Sept-2012 Okt-2012 Nov-2012 Des-2012 Total Renc. Real Renc. Real Renc. Real. Renc. Real. Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real. Renc. Real Renc. Real Renc. Real Renc. Real Mengetahui Kepala Dinas Tanaman Pangan Provinsi.... Nip... 76

85 Provinsi : Kabupaten : Kecamatan : Desa : Lampiran 31 Biaya Produksi dan Pendapatan Usahatani Kacang Tanah/Kacang Hijau/Kacang Merah/Kacang Nagara/Kacang Koro Pedang Per Hektar Tahun 2012 NO URAIAN FISIK NILAI (RP) Riil Dikeluarkan Diperhitungkan I INPUT A TENAGA KERJA (HOK) 1. Pengolahan Tanah s/d siap tanam a. Manusia b. Ternak c. Traktor/Mesin 2. Menanam 3. Memupuk 4. Memberantas Hama 5. Menyiang 6. Memanen 7. Mengangkut Jumlah A B. SARANA PRODUKSI 1. Bibit/Stek (Batang) a. Pembelian b. Produksi Sendiri 2. Pupuk (Kg/Ltr) a. Urea b. TSP/SP-36 c. KCl d. Kandang/Hijau e. Lainnya (Tetes Miwon) 3. Pestisida (Kg/Ltr) a. Insektisida Padat Insektisida Cair b. Lainnya Padat Lainnya Cair Jumlah B C PENGELUARAN LAIN 1. Sewa Tanah 2. Pajak 3. Lainnya Jumlah C TOTAL (A+B+C) I BIAYA PRODUKSI 1. Per Hektar (Rp.) 2. Per Kilogram (Rp.) II OUT PUT 1. Produksi 2. Nilai Hasil III PENDAPATAN BERSIH (Rp) 1. Secara Usahatani a. Per musim = Rp. b. Per bulan = Rp. 2. Petani a. Per musim = Rp. b. Per bulan = Rp. IV R/C Keterangan : *) Coret yang tidak perlu Harga/Kg =. Umur Panen =. Varietas =. Nip Petugas. 77

86 TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN DESKRIPSI VARIETAS KACANG TANAH, KACANG HIJAU DAN ANEKA KACANG

87 TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG TANAH 1. Pola Tanam 1) Rotasi/Pola tanam kacang tanah adalah satu kali dalam satu tahun untuk mencegah hama dan penyakit. 2) Di lahan sawah penanaman dilakukan di awal musim kemarau sedangkan di lahan kering umumnya penanaman dilakukan di awal musim hujan. Musim ini berbeda-beda pada masing-masing daerah yang memungkinkan penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun di seluruh nusantara. 3) Di lahan kering dimana kebutuhan air kacang tanah semata-mata bergantung pada curah hujan, pada bulan pertama diperlukan curah hujan mm/bulan sedang pada bulan ketiga antara mm/bulan. 4) Di lahan Sawah tanaman kacang tanah ditanam sesudah padi yang jatuh pada musim kemarau untuk itu perlu pengairan dan irigasi 2. Varietas 1) Benih yang digunakan adalah benih yang berasal dari varietas unggul nasional yang mempunyai potensi hasil tinggi seperti Gajah, Macan, Kidang, Biawak, Kancil, Turangga dll. 2) Pemilihan varietas sebaiknya selain memperhatikan produksinya dan adaptasinya terhadap lingkungan juga memperhatikan kebutuhan pasar. Untuk kacang garing misalnya lebih baik digunakan varietas berbiji dua dengan bentuk biji dan polong yang bagus seperti Jerapah, Kancil, dan Tuban.

88 3) Kebutuhan benih tergantung pada ukuran biji sekitar 80 kg biji/ha atau 120 kg polong/ha dengan daya tumbuh benih lebih 80 %. 3. Penyiapan Lahan 1) Tanah dibajak 2 kali sedalam cm, lalu digaru, dan diratakan, dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma dan dibuat bedengan selebar 3-4 meter. 2) Antar bedengan dibuat saluran drainase dalam 30 cm dan lebar 20 cm yang berfungsi sebagai saluran irigasi pada saat kering. 4. Penanaman 1) Penanaman dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 40 x 10 cm, satu biji per lubang sehingga populasi tanaman sekitar tanaman. 2) Penanamanjugadapatdilakukan secara baris ganda (50 cm x 30 cm) x 15 cm, satu biji per lubang. 3) Penanaman dengan cara ditugal, kedalaman lubang tanam 3-5 cm. Lubang tanam ditutup dengan tanah. 5. Pemupukan 1) Dosis pupuk per hektar secara umum dapat diberikan 50 kg Urea, 50 Kg SP 36 dan 50 Kg KCL, 125 gr pupuk bio (rhizonut), dan pupuk organik secukupnya 2) Waktu Pemberian pupuk, terdiri atas pupuk dasar : semua pupuk bio (rhizonat) saat tanam dan ½ bagian Urea, seluruh TSP dan KCL satu hari sebelum atau saat tanam, pupuk susulan : 1/2 bagian urea pada saat umur tanaman HST

89 3) Cara Pemupukan: pupuk bio (rhizonat) dicampur dengan benih dan disemprot dengan air sebelum ditanam, pupuk dasar disebar merata saat pengolahan tanah akhir, pupuk susulan ditugal kiri kanan barisan tanaman sedalam 5-7 cm atau dengan sistem garit. 4) Pada tanah yang yang bersifat masam atau ph tanahnya rendah, diberikan dolomit sebanyak kg/ha dengan cara ditaburkan merata pada saat pengolahan tanah akhir. 6. Penyiangandan pembumbunan 1) Penyiangan gulma dilakukan 2 kali selama pertumbuhan tanaman. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 15 HST sebelum tanaman berbunga atau tergantung populasi gulma. Penyiangan dapat dilakukan dengan cara menggunakan kored atau pancong. Penyiangan kedua dilakukan pada 45 HST setelah ginofor masuk ke dalam tanah. Penyiangan tidak boleh dilakukan saat pembentukan polong karena dapat menyebabkan kegagalan pembentukan polong 2) Pembumbunan dilakukan bersamaan penyiangan. 7. Pengendalian Hama dan Penyakit. 1) Pengendalian Hama dan penyakit dilakukan secara bijaksana yang diawali dengan pemilihan benih varietas kacang tanah yang resisten atau toleran hama penyakit pada daerah setempat. 2) Apabila hama tetap menyerang dilakukan pencegahan secara mekanis dengan memungut hama secara manual atau bila serangan di atas ambang ekonomi dilakukan penyemprotan dengan pestisida.

90 3) Hama utama pada kacang tanah antara lain sebagai berikut Wereng kacang tanah (Empoasca fasialin), pengerek daun (Stmopteryx subsecivella), ulat jengkal (Plusia Chalcites) dan ulat grayak (Prodenia litura ), ulat penggulung daun (Lamprosema indicata), hama teresbut dapat dikendalikan dengan insektisida endosulfan, klorfirifos, monokrotofos, metamidofos, diazinon, (seperti Thiodan, Dursban, Azodrin, Tamaron dan Basudin). Untuk pencegahan, pestisida tersebut dapat diaplikasikan pada umur 25,35 dan 45 HST. 4) Penyakit utama kacang tanah antara lain layu bakteri (Pseudomonas solanacearum), bercak daun (Cercospora sp.)penyakit karat (Puccinia arachidis). Pengendalian dapat dilakukan dengan penanaman varietas tahan atau menggunakan fungisida benomil, mankozeb, bitertanol, karbendazim, dan klorotalonil (seperti Benlate, Dithane M- 45, Baycor, Delsane, MX200, dan Daconil). Untuk pencegahan fungisida tersebut dapat diaplikasikan pada umur dan 60 HST. 8. Pengairan 1) Pengairan diperlukan jika kacang tanah ditanam pada musim kemarau. Priode kritis tanaman terhadap air adalah periode pertumbuhan awal (umur hingga 15 hari), umur 25 hari (awal berbunga), umur 50 hari (pembentukan dan pengisian polong), dan umur 75 hari (pemasakan) 2) Pengairan dilakukan melalui selokanantar bedengan. 9. Panen dan Pasca Panen 1) Umur panen tergantung varietas dan musim tanam. Ratarata umur panen adalah hari atau pada saat masak fisiologis dimana tanda-tandanya adalah : kulit polong

91 mengeras, berserat, bagian dalam berwarna coklat, jika ditekan polong mudah pecah. Cara panen dilakukan secara manual (dicabut), sebelum panen tanah perlu dibasahi dengan diari agar tidak banyak polong yang tertinggal di dalam tanah. 2) Perontokan polong dilakukan secara manual atau dipetik dengan tangan atau menggunakan mesin pemipil polong (stripper), lalu polong disortir dan sisihkan polong muda dan rusak. 3) Hasil panen dapat langsung dijual ke pabrik pengolahan (tenggang waktunya tidak boleh lebih 24 jam) atau terlebih dahulu dikeringkan 4) Pengeringan dilakukan dengan dijemur pada lantai atau dengan alas tikar selama 5-6 haridengan matahari terik atau bila musim hujan dengan menggunakan pengering. Pengeringan dilakukan sampai kadar air biji menjadi % yang ditandai dengan mudah terkelupasnya kulit biji. 5) Pengupasan atau pembijian dilakukan dengan cara sederhana (polong dikupas dengan tangan) atau menggunakan mesin pengupas polong (peanut sheller). 6) Penyimpanan Penyimpanan kacang tanah dilakukan dalam gudang yang bersih, kering tidak lembab dan sirkulasi udara baik menggunakan wadah karung goni atau kantong plastik. Kacang tanah yang sudah dikemas ditumpuk dengan teratur di atas kayu/rak kayu.

92 Pohon Industri Kacang Tanah

93 TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG HIJAU Penerapan teknologi budidaya kacang hijau secara umum adalah sebagai berikut : 1. Syarat Tumbuh a. Tanah 1) Tekstur : Liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik. 2) Struktur tanah gembur 3) Ph 5,8 7,0 optimal 6,7 b. Iklim 1) Curah hujan optimal mm/bln 2) Temperatur C dengan kelembaban udara 50 80% dan cukup mendapat sinar matahari c. Tanah 1) Tekstur : Liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik. 2) Struktur tanah gembur 3) Ph 5,8 7,0 optimal 6,7 2. Benih dan Varietas 1) Semua varietas kacang hijau yang telah dilepas cocok ditanam di lahan sawah maupun tegalan. 2) Varietas terbaru tahan penyakit embun tepung dan bercak daun seperti Sriti, Kutilang, Perkutut, dan Mural dapat dianjurkan untuk ditanam pada daerah yang endemik penyakit tersebut.

94 3) Kebutuhan benih sekitar 20 kg/ha dengan daya tumbuh 90%. 3. Penyiapan lahan 1) Pada lahan bekas padi, tidak perlu dilakukan pengolahan tanah (Tanpa Olah Tanah = TOT). 2) Tunggul padi perlu dipotong pendek dan dibersihkan seperlunya atau dipinggirkan. 3) Apabila tanah becek maka perlu dibuat saluran drainase dengan jarak 3-5 m 4) Pada lahan tegalan atau bekas tanaman palawija lain (jagung) perlu pengolahan tanah: a. pembajakan sedalam cm, b. kemudian dihaluskan dan diratakan. c. saluran irigasi dibuat dengan jarak 3-5 m. 4. Cara tanam 1) Tanam dengan sistem tugal, dua biji/lubang. 2) Pada musim hujan, digunakan jarak tanam 40 cm x 15 cm sehingga mencapai populasi ribu tanaman/ha. 3) Pada musim kemarau digunakan Jarak tanam 40 cm x 10 cm sehingga populasinya sekitar ribu tanaman/ha. 4) Pada bekas tanaman padi, penanaman kacang hijau tidak boleh lebih dari 5 hari sesudah padi dipanen, 5) Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur tidak lebih dari 7 hari.

95 5. Pemupukan 1) Untuk lahan yang kurang subur, tanaman dipupuk 45 kg Urea kg SP36 + SD kg KCl/ha yang diberikan pada saat tanam secara larikan di sisi lubang tanam sepanjang barisan tanaman. 2) Bahan organik berupa pupuk kandang sebanyak 1520 ton/ha dan abu dapur sangat baik untuk pupuk dan diberikan sebagai penutup lubang tanam. 3) Di lahan sawah bekas padi yang subur, tanaman kacang hijau tidak perlu dipupuk maupun diberi bahan organik. 6. Mulsa jerami Untuk menekan serangan hama lalat bibit, pertumbuhan gulma, dan penguapan air, jerami padi sebanyak 5 ton/ha dapat diberikan sebagai mulsa. 7. Penyiangan Penyiangan dilakukan dua kali pada saat tanaman berumur 2 dan 4 minggu. 8. Pengairan 1) Pada daerah panas (suhu udara C) dan kelembaban udara rendah (54 52 %) pertanaman perlu diairi dua kali pada umur 21 hari dan 33 hari. 2) Pada daerah sedang (suhu udara C) dan kelembaban udara sedang hingga tinggi (77-82 %) pengairan cukup diberikan satu kali pada umur 21 hari atau 38 hari. 3) Periode kritis kacang hijau terhadap ketersediaan air adalah pada saat menjelang bertunga (umur 25 hari) dan pengisian

96 polong (45-50 hari), sehingga jika kekurangan air pada periode tersebut perlu dilakukan pengairan. 9. Pengendalian hama 1) Hama utama kacang hijau adalah : lalat kacang Agmmyxa phaseoti, ulat jengkal Piusia chaitites, kepik hijau Nezara virfduta, kepik coklat Riptonus tinearis, penggerek polong Maruca testutalis dan Etietla ztnckenetta, dan Kutu Thrips. 2) Pengendalian hama dapat dilakukan dengan insektisida, seperti: Cwifldor, Regent, Curacron, Atabnon, Furadan, atau Pegassus dengan dosis 2-3 ml/liter air dan volume semprot 5OIM>00 liter/ha. 3) Pada daerah endemik lalat bibit Agromyza phaseoti perlu tindakan perlakuan benih dengan insektisida Carbosulfan (10 g/kg benih) atau Fipnonil (5 cc/kg benih). 10. Pengendalian penyakit 1) Penyakit utama adalah bercak daun fcrcospeiu w-cscenst busuk batang, embun tepung Erysiptiepoiygoni, dan penyakit puru Bsinos giycines. 2) Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan fungisida seperti: Benlate, Dithane M-45, Baycor, Delsene MX 700 atau Daconil pada awal serangan dengan dosis 2 g/l air. 3) Penyakit embun tepung Erysiphepofygoni sangat efektif dikendalikan dengan fungisida hexakonal yang diberikan pada umur 4 dan 6 minggu. 4) Penyakit bercak daun efektif dikendalikan dengan fungisida hexakonazol yang diberikan pada umur 4, 5 dan 6 minggu.

97 11. Panen dan pascapanen 1) Panen dilakukan apabila polong sudah berwarna hitam atau coklat. Panen dengan cara dipetik dan polong segera dijemur selama 2-3 hari hingga kulit mudah terbuka. 2) Pembijian dilakukan dengan cara dipukul, sebaiknya di dalam kantong plastik atau kain untuk menghindari kehilangan hasil. Pembersihan biji dari kotoran dengan menggunakan nyiru (tampah) dan biji dijemur lagi sampai kering simpan yaitu kadar air mencapai 8 10 %.

98 Pohon Industri Kacang Hijau

99 TEKNOLOGI BUDIDAYA KORO PEDANG 1. Pengolahan tanah Sebelum ditanami lahan perlu diolah secara sederhana yaitu dengan cara dibajak untuk menggemburkan tanah, setelah dibajak dan diratakan maka lahan sudah siap untuk ditanami koro pedang. 2. Benih a. Penanganan benih sebelum ditanam 1) Benih berasal dari hasil panen saat musim tanam sebelumnya. Sebelum dijadikan benih maka biji disortir dipilih yang bagus dan dianggap sehat. 2) Setelah terkumpul biji hasil sortiran, biji dicuci dan di campur dengan rizobium sesuai dosis, selanjutnya dijemur kena sinar matahari langsung. 3) Setelah kering ditaruh diwadah tertutup dan segera ditanam. b. Kebutuhan benih kg/ha. 3. Penanaman 1) Jarak tanam ideal 1m x 1m 2) Ditugal dengan 2 biji per lubang 4. Pupuk 1) Pupuk organik dengan dosis 1 ton/ha Diberikan pada saat sebelum tanam sekitar 500 kg, susulan I dosis 250 kg pada saat umur hari dan susulan ke II dosis 250 kg saat umur hari.

100 2) Pupuk cair Dosis 3 liter per ha disemprotkan pada saat tanaman berumur 15 hari setelah tanam selanjutnya di berikan setiap 10 hari sekali sampai menjelang berbunga. 5. Pemeliharan Disiang setiap ada rumput yang tumbuh disekitartanaman. 6. Pengendalian OPT Dilakukan penyemprotan dengan pestisida setelah ada gejala serangan, paling utama adalah hama ulat. 7. Perawatan Buah Untuk menghindari buah yang busuk akibat menempel di tanah, perlu diberi tiang penyangga (anjang-anjang). Bila warna buah sudah kemerahan harus selalu dipantau, begitu warna mulai coklat segera dipetik. 8. Pasca Panen Kacang Koro Pedang mulai dapat dipetik setelah umur 4,5 bulan, selang 2-3 minggu berikutnya setelah pemanenan pertama dapat terus dipanen sampai umur 6 bulan.

101 TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG NAGARA 1. Syarat tumbuh : a. Tanah Tanah tekstur lempung sampai lempung berpasir, podsolik merah kuning, latosol, alluvial, gleisol dan organosol dan PH : b. Iklim Temperatur antara C, Curah Hujan tahunan antara mm 2. Benih a. Syarat Benih 1) Bebas hama penyakit, bernas, tidak keriput, seragam dan bersih 2) Daya Tumbuh sama atau > 80 %. b. Kebutuhan Benih : Kebutuhan benih 40 Kg/Ha c. Varietas : Kacang Tunggak Nagara 3. Penyiapan Lahan a. Di Lahan Lebak. Pengolahan lahan dilakukan dengan memotong rumput rawa dengan menggunakan alat kait, rumput digulung seperti menggulung kasur. Gulungan rumput dibiarkan selama dua minggu sampai kering kemudian dihamparkan kembali sebagai mulsa.

102 b. Di Lahan Rawa yang kurang subur Dilakukan dengan pembabatan semak yang diikuti pembakaran semak. Setelah lahan siap tanam, maka dilakukan penanaman. c. Di Lahan Kering Pengolahan tanah dilakukan dengan 2 (dua) kali bajak dan sedikit satu kali garu d. Di Lahan Sawah Tadah Hujan Di lahan sawah tadah hujan bekas tanaman padi ditanam tanpa olah tanah, jerami digunakan sebagai mulsa e. Di Lahan Sawah Di lahan sawah bekas tanaman padi tidak perlu diolah, perlu dibuatkan saluran setiap 3 m atau 4 m, dengan kedalaman saluran antara cm dengan lebar cm. Saluran tersebut berfungsi sebagai putusan bila air berlebih atau digunakan sebagai saluran irigasi apabila diperlukan penambahan air. 4. Penanaman a. Waktu tanam Lahan Rawa : Musim kemarau (bulan mei/juni) Lahan Lebak : waktu tanam pada musim kemarau, yaitu pada bulan Mei Juni Lahan Sawah : lahan sawah irigasi dan sawah tadah hujan ditanam sesudah padi pada bulan Juni Juli dan pada lahan irigasi terbatas pada bulan Maret/April

103 Lahan Kering : Ditanam setelah tanaman palawija lain atau setelah padi gogo (MK) atau menjelang musim kemarau sekitar bulan Februari/ Maret b. Cara dan jarak tanam 1) Cara tanam yang umum digunakan yaitu ditugal dan disebar. Jarak tanam harus disesuaikan dengan kondisi dan kesuburan tanah 2) Pada Lahan Lebak : Jarak tanam yang digunakan 60 cm x 100 cm. Benih ditanam sedalam 3 5 cm, 2-3 biji per lubang 3) Pada lahan kering : Benih ditaruh pada lubang tugal atau disebar pada bekas alur bajak. Jarak benih dalam alur bajak sekitar cm, dengan jarak tanam 44 cm x cm, 2 biji per lubang (populasi tanaman/hektar) 4) Pada lahan Sawah : ditanam dengan cara ditugal dan jarak tanam 30 cm x cm atau 40 cm x cm, 40 cm x 10 cm, 1 biji per lubang. Jumlah populasi tanaman/hektar 5. Pemeliharaan a. Penyulaman : Penyulaman tanaman yang mati pada umur 7 10 hari setelah tanam b. Pemangkasan pucuk dilaksanakan pada umur hari setelah tanam c. Pemupukan

104 1) Pupuk dasar diberikan setelah tanam dengan dosis per ha; Urea 35 kg, SP kg, KCL 35 kg atau NPK 150 kg dan pupuk organik kg 2) Dosis disesuaikan dengan rekomendasi setempat 3) Lahan sawah : Pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak memerlukan tambahan pupuk secara langsung, cukup berasal dari residu pupuk yang diberikan pada tanaman padi. Jenis tanah alluvial pemupukan dengan 22,5 kg urea = 45 kg TSP + 45 kg KCL/ha dapat meningkatkan hasil 0,17 ton/ha 4) Lahan kering : pada lahan kering respon tanaman terhadap pemupukan berbeda tergantung pada musim dan jenis tanah. Kacang Nagara yang ditanam pada musim kemarau kurang respon dibanding dengan yang ditanam pada musim hujan. Pemupukan 50 kg urea kg TSP per/ha dapat meningkatkan hasil 20% dibandingkan tanpa pupuk 6. Pengendalian Gulma 1) Kompetisi gulma merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan hasil,, apabil tidak dilakukan penanggulanga secara tepat. 2) Jenis gulma yang sering dijumpai antara lain : Enchinochoa colona, Amaranthus spinosus, Cyperus kilingia dan Lindrernia anaglis 3) Untuk menekan pertumbuhan gulma cukup dilakukan 2 (dua) kali penyiangan 4) Upaya lain dilakukan dengan meningkatkan populasi tanaman menjadi tanaman /ha

105 7. Pengendalian Hama dan Penyakit 1. Hama daun, penggerek polong, ulat grayak dan tikus merupakan hama yang dominan menyerang dan menurunkan potensi hasil kacang nagara 2. Untuk mengatasi diupayakan penggunaan pestisida secara bijaksana sistem pemantauan di lapangan 3. Dengan menggunakan pestisida dan pemupukan yang tepat dapat meningkatkan hasil sampai 34%. 8.Panen Ciri tanaman yang siap untuk dipanen adalah : 1) Tanaman telah berumur 2 bulan 2) Polong masak ditandai warna polong putih kecoklatan 3) % polong sudah kering 4) Polong hasil panen harus secepatnya dijemur agar lebih kering untuk selanjutnya dilakukan pembijian 5) Pada kondisi cukup kering, masa pengeringan polong hanya dilakukan 2 3 hari 6) Untuk makanan ternak dilakukan antara periode pembungaan dan pembentukan polong 9. Pasca Panen Polong yang telah dipetik dikumpulkan dan dijemur dibawah terik matahari salama 3 4 hari. Polong yang sudah kering ditandai dengan pecahnya sebagian polong secara otomatis. Pembijian dilakukan dengan memasukkan polong kedalam karung kemudian di pukul-pukul atau diinjak-injak. Kemudian biji dibersihkan

106 dengan cara ditampi atau dengan alat lainnya dengan prinsip pemisahan biji bernas dengan kotoran. Biji yang telah bersih dikeringkan sampai kadar air 14% untuk selanjutnya dilakukan penyimpanan dalam karung, sedangkan untuk benih penyimpanan dilakukan dengan menggunakan kaleng atau drum untuk menghindari serangan hama gudang. Apabila dilakukan penanganan yang baik benih kacang nagara dapat disimpan lebih dari 1 tahun.

107 Anjuran Teknologi Budidaya Kacang Nagara (secara umum)

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut. KATA PENGANTAR Kekayaan sumber-sumber pangan lokal di Indonesia sangat beragam diantaranya yang berasal dari tanaman biji-bijian seperti gandum, sorgum, hotong dan jewawut bila dikembangkan dapat menjadi

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN 2010 1 Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi perkebunan yang sebagian terbesar merupakan perkebunan rakyat, perjalanan sejarah pengembangannya antara usaha perkebunan rakyat dan perkebunan besar, berjalan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk besar sangat perlu memantapkan kestabilan pangan secara berkelanjutan, oleh karenanya perlu melakukan strategi dan upaya-upaya

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP KATA PENGANTAR Dalam upaya peningkatan produksi pertanian tahun 2010, pemerintah telah menyediakan berbagai fasilitas sarana produksi, antara lain subsidi pupuk untuk sektor pertanian. Tujuan pemberian

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 Bahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 3 4 Juni 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

Laporan Tahunan

Laporan Tahunan 1 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2013 telah selesai disusun. Dengan berakhirnya

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 87/Permentan/SR.130/12/2011 /Permentan/SR.130/8/2010 man/ot. /.../2009 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM Hingga tahun 2010, berdasarkan ketersediaan teknologi produksi yang telah ada (varietas unggul dan budidaya), upaya mempertahankan laju peningkatan produksi sebesar

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN TAHUN 2010

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN TAHUN 2010 PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN JAKARTA, 2010 KATA PENGANTAR Tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018

PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018 PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018 DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2018 KATA PENGANTAR Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017

PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017 PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017 Disampaikan pada Rapat Kerja Nasional Tanggal 4 Januari 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OUTLINE 1. Evaluasi 2016 2. Sasaran luas tanam

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi Kacang Tanah dan Ubijalar Melalui CF-SKR Tahun 2016 PETUNJUK TEKNIS

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi Kacang Tanah dan Ubijalar Melalui CF-SKR Tahun 2016 PETUNJUK TEKNIS PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KACANG TANAH DAN UBI JALAR MELALUI COUNTERPART FUND SECOND KENEDY ROUND (CF-SKR) TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2016 Direktorat

Lebih terperinci

Laporan Tahunan 2012

Laporan Tahunan 2012 i KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2012 telah selesai disusun. Dengan berakhirnya

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP 2017 Laporan Kinerja Triwulan II KATA PENGANTAR Dalam rangka memonitor capaian kinerja kegiatan Ditjen Tanaman Pangan pada triwulan II TA 2017 serta sebagai bahan penilaian aspek akuntabilitas kinerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip KATA PENGANTAR Dalam rangka pencapaian sasaran swasembada pangan berkelanjutan, Pemerintah berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya prasarana dan sarana pertanian guna peningkatan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 HASIL SEMBIRING DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN JAKARTA, 31 MEI 2016 PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 3 Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, HASIL SEMBIRING NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, 3 Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, HASIL SEMBIRING NIP KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan benih varietas unggul bersertifikat padi dan kedelai guna memenuhi kebutuhan benih untuk pelaksanaan budidaya tanaman pangan secara nasional, Pemerintah telah memprogramkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN. Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2009

PEDOMAN PELAKSANAAN. Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2009 PEDOMAN PELAKSANAAN Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2009 DEPARTEMEN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2009 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN Disampaikan Pada Rakornas Gubernur Dan Bupati/Walikota DEPARTEMEN PERTANIAN Jakarta, 31 Januari 2008 1 LATAR BELAKANG Pengembangan Usaha

Lebih terperinci

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT Ir. Mewa Ariani, MS Pendahuluan 1. Upaya pencapaian swasembada pangan sudah menjadi salah satu

Lebih terperinci

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan No.1161, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan Perpusnas. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema Catatan Kritis Atas Hasil Pemeriksaan BPK Pada KEGIATAN PERLUASAN (PENCETAKAN) SAWAH DALAM PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN TAHUN ANGGARAN 2007-2009 Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI RANCANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JalanAmpera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI (RDK) DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI (RDKK)

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI (RDK) DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI (RDKK) MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 273/Kpts/OT.160/4/2007 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI LAMPIRAN 2 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OKTOBER 2017 2017 Laporan Kinerja Triwulan III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 ii KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3 Lampiran 3 DAFTAR NAMA TLD/FDI PENERIMA DANA INSENTIF TAHUN 2012 PROVINSI :... NO NAMA ALAMAT *) KAB/KOTA NAMA BANK CABANG/UNIT NO. REKENING MASA KERJA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) *) sesuai dengan

Lebih terperinci

I. EVALUASI UPSUS 2015

I. EVALUASI UPSUS 2015 OUTLINE I. EVALUASI UPSUS 2015 A. Realisasi Tanam Okmar 2014/15 B. Realisasi Tanam Bulan April dan Mei 2015 C. Evaluasi Serapan Anggaran Bansos D. Evaluasi Serapan Anggaran Kontraktual II. RANCANGAN KEGIATAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah Tahun 2010

PEDOMAN PELAKSANAAN Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah Tahun 2010 PEDOMAN PELAKSANAAN Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah Tahun 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 Disampaikan pada acara : Pramusrenbangtannas Tahun 2016 Auditorium Kementerian Pertanian Ragunan - Tanggal, 12 Mei 201 KEBIJAKAN OPERASIONAL DIREKTORATJENDERALHORTIKULTURA

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN JAMBU METE TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N No.1764, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Dekonsentrasi. TA 2017. Dana. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa peranan pupuk

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.6-/21 DS264-891-4155-6432 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1712, 2016 PERRPUSNAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007 jumlah

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA SAWIT TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Pengertian dan Definisi...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Pengertian dan Definisi... KATA PENGANTAR Dalam rangka mencapai kedaulatan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani perlu upaya khusus, terutama dukungan kebijakan pemerintah untuk mengatasi berbagai permasalahan pembangunan

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI SERUYAN, Menimbang

Lebih terperinci

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Siwi Purwanto Direktorat Budi Daya Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan PENDAHULUAN Jagung (Zea mays) merupakan salah satu

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

PENGAWALAN INTEGRASI JAGUNG DI LAHAN PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017

PENGAWALAN INTEGRASI JAGUNG DI LAHAN PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017 PENGAWALAN INTEGRASI JAGUNG DI LAHAN PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017 Samarinda, 1 Maret 2017 1 LATAR BELAKANG Untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional dan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207.1/HK.140/C/02/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207.1/HK.140/C/02/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207.1/HK.140/C/02/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian, semoga laporan ini dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Jakarta, Maret 2012.

KATA PENGANTAR. Demikian, semoga laporan ini dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Jakarta, Maret 2012. LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT BUDIDAYA ANEKA KACANG DAN UMBI TAHUN 2011 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, 2012 KATA PENGANTAR Sesuai dengan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG 1 BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... i ii iii iv v iv I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Kedudukan,

Lebih terperinci

LAPORA TAHU AN 2016 LAPORAN TAHUNAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

LAPORA TAHU AN 2016 LAPORAN TAHUNAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN N LAPORA TAHU AN 2016 LAPORAN TAHUNAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG DAN UMBI 2016 Jl. Raya Ragunan No. 15 Pasar Minggu PO. BOX 7356/Jks, Jakarta

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 167/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA CADANGAN BENIH NASIONAL DAN BANTUAN LANGSUNG BENIH UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK TANI (RDKK) PUPUK BERSUBSIDI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK TANI (RDKK) PUPUK BERSUBSIDI PETUNJUK PELAKSANAAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK TANI (RDKK) PUPUK BERSUBSIDI DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Pengadaan dan Penyaluran

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN 2016

PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN 2016 PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2016 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian i Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 315, 2016 BAPPENAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. Pelimpahan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN BELITUNG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1043, 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsentrasi. PERATURAN

Lebih terperinci

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 Bahan Rapat Koordinasi Dengan Bupati/Walikota se Provinsi Jawa Timur Terkait Rekomendasi Dewan Pertimbangan Presiden Tentang Ancaman OPT Dan Progrnosa Produksi Padi Tahun

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.5-/216 DS995-2521-7677-169 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG KEPUTUSAN NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG PENETAPAN NAMA NAMA PENERIMA DANA PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2012 Menimbang :, a. bahwa jumlah lanjut usia yang membutuhkan perhatian dan penanganan

Lebih terperinci

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Oleh : Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS, DAA Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian *) Disampaikan

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi pertanian dari kondisi yang kurang menguntungkan menjadi kondisi yang lebih menguntungkan (long

Lebih terperinci

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.917, 2011 BAPPENAS. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Kapur Aktif Bersubsidi 2013

Petunjuk Teknis Kapur Aktif Bersubsidi 2013 Petunjuk Teknis Kapur Aktif Bersubsidi 2013 KATA PENGANTAR Petunjuk Teknis Kapur Aktif Bersubsidi ini dimaksudkan untuk memberikan acuan dan panduan bagi para petugas Dinas Pertanian Tanaman Pangan baik

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 12 TAHUN 2012 T E N T A N G KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA,

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 12 TAHUN 2012 T E N T A N G KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA, BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 12 TAHUN 2012 T E N T A N G KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung Program Peningkatan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.97,2012 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Pelimpahan. Sebagian Urusan. Dekonsentrasi PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR 7 TAHUN

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR 7 TAHUN PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI SIAK,

Lebih terperinci

STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA BAB I PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena berkah kekayaan alam yang berlimpah, terutama di bidang sumber

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03//Permentan/OT.140/1/2011 TANGGAL : 31 Januari 2011 PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN BERBASIS TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN BERBASIS TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013 PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN BERBASIS TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) TAHUN 2013

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) TAHUN 2013 KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) TAHUN 2013 Kementerian negara/lembaga : Pertanian Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan Program :

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI TA 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI TA 2016 PEDOMAN PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI TA 2016 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i iii DAFTAR

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2009 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5050); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaha

2016, No Tahun 2009 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5050); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaha BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1849, 2016 KEMEN-DPDTT. Pelimpahan dan Penugasan. TA 2017. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN

Lebih terperinci

Renja BP4K Kabupaten Blitar Tahun

Renja BP4K Kabupaten Blitar Tahun 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN R encana kerja (RENJA) SKPD Tahun 2015 berfungsi sebagai dokumen perencanaan tahunan, yang penyusunan dengan memperhatikan seluruh aspirasi pemangku kepentingan pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN SINJAI TAHUN ANGGARAN 2016

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2011

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2011 GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013 DIREKTUR PUPUK DAN PESTISIDA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Pada Konsolidasi Hasil Pembangunan PSP

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Pert/HK.060/2/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Pert/HK.060/2/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Pert/HK.060/2/2006 TENTANG PEDOMAN PENGUJIAN DAN PENYALURAN DANA PENGUATAN MODAL USAHA KELOMPOK KEPADA KELOMPOK SASARAN PADA KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN

Lebih terperinci

Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA)

Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA) 28 Bab V. Analisis Kebijakan Kapital, Sumberdaya Lahan dan Air Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA) Pendahuluan Latar Belakang Peraturan Presiden (PERPRES) Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci