PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang menghasilkan berbagai macam komoditi pertanian terutama dalam sektor agribisnis. Perkembangan dunia agribisnis yang dijadikan andalan dalam pergerakan perekonomian Indonesia akan semakin baik dan menarik sejalan dengan berkembangnya animo masyarakat terhadap kegiatan agribisnis secara luas. Salah satu produk subsektor agribisnis yang cukup menjanjikan adalah hortikultura. Hortikultura memegang peranan penting dalam sumber pendapatan petani, perdagangan maupun penyerapan tenaga kerja. Dengan adanya potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang besar, sektor pertanian sangat tepat dijadikan sebagai sektor andalan dalam membangun perekonomian nasional. Besarnya kontribusi subsektor hortikutura terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dapat dilihat pada Tabel 1. Dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, nilai kontribusi subsektor hortikultura terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional terus mengalami peningkatan pada tahun 2008 nilainya sebesar milyar, lebih tinggi 9 persen dari tahun 2007 dan pada tahun 2009 nilai kontribusi subsektor hortikultura menjadi milyar atau meningkat 5 persen dari tahun Jika dilihat dari laju pertumbuhan share pada Produk Domestik Bruto (PDB) hortikultura, subsektor tanaman hias bernilai postif yang berarti terjadi peningkatan pada komoditi tersebut sebesar 0,87 %/tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa subsektor hortikultura merupakan subsektor yang mempunyai prospek baik dimasa mendatang sehingga dapat diandalkan untuk memajukan perekonomian Indonesia. Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa komoditas hortikultura yang mengalami peningkatan cukup tajam adalah komoditas tanaman hias atau florikultura. Florikultura merupakan salah satu subsektor yang memiliki potensi sebagai pusat pertumbuhan baru sektor pertanian. Selain itu florikultura di Indonesia menjadi salah satu industri yang sedang dikembangkan dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani, memperluas lapangan pekerjaan, pariwisata serta menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman. 1

2 Tabel 1. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku pada Tahun PDB 2007 PDB 2008 PDB 2009 Laju Pertumbuhan Komoditas Nilai Nilai Nilai Share % % % (Milyar Rp) (Milyar Rp) (Milyar Rp) (%/tahun) Sayuran , , ,53 1,82 Buah-buahan , , ,84-0,28 Tanaman hias , , ,22 0,87 Biofarmaka , , ,41-9,12 Total ,71 Sumber: Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 (diolah) Peluang pasar komoditas hortikultura cukup besar baik peluang pasar domestik maupun ekspor. Untuk pasar domestik Indonesia masih belum mampu memenuhi kebutuhan domestik dan bersaing dengan komoditas impor. Negara tujuan ekspor komoditas Indonesia antara lain Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, China, Jepang, Spanyol dan Taiwan. Adanya upaya untuk meningkatkan daya saing produk hortikultura merupakan solusi agar komoditas hortikultura Indonesia dapat bersaing dan lebih unggul dibandingkan komoditas impor serta bisa bersaing di pasar internasional. Langkah-langkah yang dapat ditempuh antara lain dengan menerapkan Good Agricultural Practices (GPA) yaitu penanganan yang baik mulai pada on farm, panen, pasca panen dan pemasaran, penataan rantai pasok, meningkatkan kemitraan usaha dan peningkatan investasi di bidang hortikultura. Selain itu produk hortikultura dalam negeri harus diarahkan untuk menjadi produk yang mampu mensubstitusi impor. Hal tersebut dapat dicapai dengan upaya promosi peningkatan kesadaran mengkonsumsi produk hortikultura dalam negeri. Tabel 2. Perkembangan Ekspor Hortikultura Tahun Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Sayuran Buah-buahan Tanaman Hias Biofarmaka Total Sumber: Direktorat Jenderal Hortikultura (2011) (diolah) 1 Gambaran Kinerja Makro Hortikultura 2008 [25 Juli 2011] 2

3 Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa secara umum terjadi peningkatan volume dan nilai ekspor dari tahun 2007 sampai 2008, namun pada tahun 2009 volume dan nilai ekspor mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa volume dan nilai ekspor komoditas tanaman hias mengalami fluktuasi. Volume ekspor mengalami penurunan sebesar 71 persen pada tahun 2008, sedangkan pada tahun 2009 mengalami peningkatan 14 persen dibandingkan tahun Sedangkan nilai ekspor pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 18 pesen dan tahun 2009 mengalami penurunan 5 persen. Penurunan volume dan nilai ekspor hortikultura ini disebabkan adanya tren tanaman hias yang tidak stabil, sehingga mempengaruhi jumlah produksi dan kualitas tanaman hias yang dihasilkan. Menurut Saragih (2001), Agribisnis florikultura adalah keseluruhan kegiatan bisnis yang terkait dengan bunga-bungaan dan terdapat tiga alasan yang mendukung perkembangan florikultura di Indonesia yaitu : (1) Potensi keragaman jenis tanaman hias yang mempunyai nilai ekonomi tinggi (2) Potensi keragaman jenis tanaman hias baik domestik maupun ekspor, dan (3) Potensi ketersediaan lahan bagi pengembangan tanaman hias di Indonesia yang masih cukup luas. Tanaman hias merupakan salah satu komoditas agribisnis yang cukup digemari di Indonesia. Selain mudah ditanam di areal sekitar, beberapa tanaman hias memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Tanaman hias dapat dibagi sesuai daya tariknya dan penempatan atau pemanfaatannya. Berdasarkan daya tariknya, tanaman hias dikelompokkan menjadi tanaman hias bunga dan tanaman hias daun. Sedangkan dari segi penempatan atau pemanfaatannya, dikelompokkan menjadi tanaman hias pot, tanaman hias taman, dan tanaman hias bunga potong. Saat ini perkembangan komoditas tanaman hias sangat pesat, dari mulai pinggir jalan sampai perusahaan besar. Hal ini sebagai dampak dari kesadaran masyarakat akan keindahan lingkungan, baik diluar maupun di dalam ruangan. Disamping itu, penjualan tanaman hias sangat menjanjikan keuntungan yang cukup besar (Tamam dan Soedjatmiko. 2006). Keberadaan tanaman hias mulai menjadi daya tarik masyarakat untuk mengembangkan industri florikultura dalam negeri. Adanya fluktuasi volume ekspor menunjukkan adanya peluang usaha yang menjanjikan untuk 3

4 mengembangkan usaha tanaman hias. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 yang menunjukan perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas komoditas hortikultura di Indonesia. Tabel 3. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Hortikultura di Indonesia Tahun Komoditas Luas Panen (ribu Ha) Produksi (juta ton) Produktivitas (juta ton/ ribu Ha) Sayuran 1.001, , ,16 9,46 10,04 10,63 0,009 0,009 0,009 Buah-buahan 756,77 781,33 834,34 17,12 18,65 18,65 0,023 0,024 0,022 Tanaman Hias 0,92 1,09 1,39 179,37 263,53 263,53 194, , ,589 Biofarmaka 24,41 22,66 20,38 0,44 0,40 0,40 0,018 0,018 0,019 Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) (diolah) Tabel 3 menjelaskan bahwa terjadi peningkatan luas panen, produksi dan produktivitas komoditas hortikultura di Indonesia tahun Komoditas hortikultura yang mengalami perkembangan adalah tanaman hias. Pada tahun 2008 tanaman hias mengalami perkembangan produksi sebesar 84,16 juta ton dibandingkan tahun Jika dilihat dari segi luas panen tanaman hias mengalami peningkatan dari tahun sebesar 0,47 ribu ha. Adanya peningkatan produksi dan luas panen menunjukkan bahwa tanaman hias memegang peranan penting dalam subsektor hortikultura pada khususnya dan sektor pertanian pada umumnya. Usaha budidaya tanaman hias dilakukan oleh pelaku usaha berskala kecil, menengah dan besar dengan segmentasi pasar yang berbeda. Pelaku usaha kecil dan menengah umumnya berorientasi memenuhi segmen pasar domestik sedangkan pelaku usaha berskala besar membidik segmen pasar yang lebih besar yaitu pasar internasional. Adanya perbedaan segmen dan orientasi pasar diantara ketiga pelaku usaha tersebut tidak terlepas dari kemampuan menghasilkan produk dengan kualitas sesuai dengan persyaratan dan standar dari pasar yang dimasuki. Pasar internasional menerapkan standar mutu yang lebih tinggi dengan imbalan insentif harga yang lebih tinggi dibandingkan pasar domestik. Oleh karena itu, pelaku usaha berskala besar biasanya mengadopsi teknologi modern sesuai dengan kemampuan modalnya agar bisa memenuhi standar mutu yang ditetapkan. Sementara pelaku usaha kecil yang umumnya memiliki keterbatasan modal hanya 4

5 menerapkan teknologi sederhana dalam usaha produksinya. Tabel 4 memperlihatkan produksi tanaman hias di Indonesia selama tahun Tabel 4. Produksi Tanaman Hias di Indonesia Periode Produksi (Tangkai) Laju Komoditas Produksi (%/tahun) Mawar ,558 Krisan ,968 Anggrek ,113 Kuping Gajah ,100 Anyelir ,603 Gerbera ,323 Gladiol ,648 Pisang-pisangan ,188 Sedap Malam ,618 Dracaena 1 ) ,630 Melati 2 ) ,848 Palem 3 ) ,828 Adenium 3 ) ,642 Keterangan: 1) Satuan dalam batang 2) Satuan dalam kg 3) Satuan dalam pohon Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011) 2 Dari Tabel 4 dapat dilihat produksi berbagai tanaman hias memperlihatkan tren yang berbeda dari tahun 2006 sampai tahun Perkembangan produksi berbagai tanaman di daerah Indonesia tidak konsisten dari waktu ke waktu, kadang cenderung mengalami peningkatan dan kadangkala mengalami penurunan atau kontraksi produksi. Naik turunnya produksi tanaman hias tersebut menunjukkan usaha tanaman hias mempunyai risiko dalam pengusahaannya. Salah satu penyebab adanya variasi produksi berbagai tanaman hias disebabkan perbedaan teknologi yang diadopsi dan digunakan dalam proses produksi serta faktor eksternal seperti kondisi lingkungan. Dari uraian di atas diketahui bahwa dalam usaha tanaman hias terdapat risiko produksi. Sumber risiko teknis adalah kondisi cuaca yang tidak pasti, serangan hama penyakit, dan efisiensi penggunaan input. Risiko tersebut sangat mempengaruhi pendapatan perusahaan, sehingga perlu dilakukan strategi untuk mengelola risiko yang tersebut. Oleh karena itu, penelitian mengenai risiko 2 Data Statistik Produksi Tanaman Hias di Indonesia Periode [10 Agustus 2011] 5

6 tanaman hias sangat perlu dilakukan agar dapat menekan risiko produksi yang ada dalam usaha tanaman hias tersebut. Tanaman hias adenium merupakan tanaman hias yang cukup diminati di Indonesia, karena adenium memiliki bunga yang indah dengan aneka macam warna dan juga memiliki bonggol yang menarik. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5 yang menunjukkan perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas Adenium di Indonesia Tahun Tabel 5. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Adenium di Indonesia Tahun Tahun Luas Panen Produksi Produktivitas (M 2 ) (Pohon) (Pohon/ M 2 ) , , *) ,53 Keterangan: *) Angka sementara (Januari-Juni 2010) Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011) (diolah) Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan luas panen dan produksi adenium yang cukup signifikasikan dari tahun Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar M 2 dari tahun 2008, hal yang sama juga terlihat pada produksi adenium pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar pohon dari tahun Hal ini mengindikasikan bahwa adenium mempunyai peluang yang besar untuk dikembangkan. Salah satu sentra tanaman hias di Indonesia adalah Provinsi Jawa Barat. Hal ini mengindikasikan bahwa pengembangan agribisnis tanaman hias di Jawa Barat memiliki potensi yang besar. Daerah sentra tanaman hias di Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 6. Karawang dan Bekasi merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang menjadi sentra tanaman hias. Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa daerah Karawang dan Bekasi merupakan salah satu sentra tanaman hias khususnya untuk jenis cemara, palem, melati, zingiberaceae, adenium, anggrek, aglonema dan dracaena. Hal ini didukung oleh tersedianya lahan, sumberdaya serta kondisi iklim kota Karawang dan Bekasi yang sesuai untuk memproduksi tanaman hias. 6

7 Tabel 6. Sentra Tanaman Hias di Provinsi Jawa Barat No Kota Jenis Tanaman 1 Kab. Bandung Mawar, Anggrek, Kaktus, Krisan, Gladiol, Anthurium, Palem, Bougenville, Heliconia, Gerbera 2 Cianjur Mawar, Sedap Malam, Kaktus, Anggrek, Krisan, Gladiol, Gerbera, Draceaena, Zingiberaceae, Aspharagus 3 Sukabumi Mawar, Melati, Sedap Malam, Kaktus, Krisan, Gladiol, Gerbera, Draceaena, Holiconia, Cycas, Pakis 4 Bogor Mawar, Melati, Anggrek, Krisan, Holiconia, Zingiberaceae, Adenium, Ficus, Aglaonema, Euphorbia, Pakis 5 Karawang dan Bekasi Cemara, Palem, Melati, Zingiberaceae, Adenium, Anggrek, Aglaonema, Draceaena 6 Garut Anggrek, Palem, Melati, kaktus, Krisan, Gladiol, Antthurium, Draceaena, Cordeline 7 Kota Bandung Palem, cemara, Bougenville, Ficus, Anthurium 8 Depok Anggrek, Bougenville, Cemara, Palem, Draceaena, Cordeline, Aglaonema, Adenium, Anthurium Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat 3 (2010) Tanaman hias yang cukup digemari masyarakat saat ini adalah tanaman hias adenium. Adenium merupakan tanaman hias yang selalu menjadi incaran para hobiis karena keindahan bunga dan keunikan bonggolnya, hal ini dapat dilihat pada Tabel 7. Dalam kurun beberapa tahun terakhir, tanaman hias adenium cukup diminati dikalangan masyarakat, walaupun banyak tanaman-tanaman hias baru yang muncul di pasaran. Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa pulau Jawa merupakan daerah yang sangat potensial untuk tanaman hias adenium, hal ini terlihat dari luas panen dan produksi tanaman hias adenium yang meningkat setiap tahunnya. Untuk itu penelitian tentang tanaman hias adenium cocok dilakukan di pulau Jawa karena kondisi cuaca dan iklim serta lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman hias, salah satunya daerah Jawa Barat yang memiliki kondisi tanah yang subur dan cuaca yang cocok untuk berbagai tanaman hias khususnya tanaman hias adenium. Perusahaan Anisa Adenium terletak di Bekasi Timur, Jawa Barat. Perusahaan Anisa Adenium merupakan salah satu perusahaan yang fokus memproduksi tanaman hias adenium, dan pada saat terjadi penurunan tren adenium pada tahun 2008, perusahaan ini tetap bertahan sampai saat ini. Dimana 3 Sentra Tanaman Hias di Provinsi Jawa Barat [22 Agustus 2011] 7

8 perusahaan Anisa Adenium selalu memperhatikan perkembangan dari tanaman hias adenium. Tabel 7. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Hias Adenium di Berbagai Provinsi Tahun Luas Panen Produksi Produktivitas Pulau (M 2 ) (Pohon) (Pohon/M 2 ) *) *) *) Sumatera ,02 2,18 5,29 Jawa ,20 2,54 5,30 Bali dan Nusa Tenggara ,70 6,72 3,59 Kalimantan ,95 10,52 16,27 Sulawesi ,12 11,36 17,50 Maluku dan Papua ,70 10,85 2,78 Keterangan: *) Angka sementara (Januari-Juni 2010) Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011) (diolah) Perusahaan Anisa Adenium juga merupakan perusahaan yang cukup maju, dimana perusahaan ini bermitra dengan produsen tanaman hias adenium yang ada di Thailand dalam hal pengadaan benih, batang atas dan juga informasi-informasi terbaru tentang tanaman hias adenium. Perusahaan Anisa Adenium melakukan penjualan sebagaian besar secara online, sehingga mempermudah konsumen untuk memperoleh tanaman hias adenium yang di tawarkan, dan juga penjualan dapat menjangkau seluruh wilayah yang ada di Indonesia. Untuk itu, penelitian tentang risiko produksi tanaman hias adenium cocok dilakukan di perusahaan Anisa Adenium Perumusan Masalah Permintaan tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco tahun mengalami peningkatan, sehingga produsen adenium tetap mempertahankan untuk memproduksi tanaman hias adenium. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 8, dimana perusahaan Anisa Adenium tetap memproduksi tanaman hias adenium untuk memenuhi permintaan pasar. Jika dilihat dari laju permintaan tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco, permintaan ketiga varietas adenium bernilai positif yang berarti terjadi peningkatan permintaan setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa tanaman hias adenium merupakan komoditi yang mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. 8

9 Tabel 8. Permintaan Tanaman Hias Adenium pada Perusahaan Anisa Adenium Tahun Varietas Adenium Permintaan (Pot) Laju Permintaan (%/tahun) Arabicum ,45 Obesum ,78 Taisoco ,94 Sumber : Perusahaan Anisa Adenium (2011) Perusahaan Anisa Adenium merupakan salah satu usaha yang fokus dalam budidaya adenium yang berlokasi di Bekasi Timur. Pada awalnya Perusahaan Anisa Adenium mendirikan usaha tanaman hias dengan mengusahakan satu jenis tanaman hias adenium yaitu Adenium varietas Arabicum. Sejak tahun 2006 perusahaan Anisa Adenium mulai melakukan pengembangan usaha dengan melakukan diversifikasi untuk merespon permintaan pasar. Diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan Anisa Adenium adalah mengusahakan tanaman hias adenium varietas Obesum dan Taisoco. Diversifikasi ini dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar dan juga untuk menekan risiko yang dialami saat memproduksi tanaman hias adenium. Produksi/budidaya tanaman hias tidak selalu berhasil dan menguntungkan. Hal ini dikarenakan setiap kegiatan usaha pasti mempunyai risiko bisnis yang berbeda dalam kegiatan produksinya. Risiko produksi tanaman hias umumnya dapat disebabkan oleh perubahan iklim, cuaca, kelembaban, serangan hama dan penyakit serta sumberdaya manusia yang kurang terampil pada saat proses perbanyakan tanaman. Risiko produksi ini dapat dilihat dari persentase keberhasilan produksi tanaman hias yang dihasilkan. Tanaman hias adenium varietas Arabicum dan Taisoco dikatakan berhasil dalam produksinya yaitu jika tanaman sudah berumur tiga bulan. Kriteria dari tanaman adenium yang berhasil untuk varietas Arabicum dan Taisoco adalah : 1. Bonggol berdiameter minimal 5 cm permukaan bonggol bebas jamur, warna bonggol tidak kusam, biasanya warna bonggol yang baik adalah kuning bersih atau hijau. 2. Batang mempunyai ukuran diameter minimum 2 cm, diameter yang besar menandakan pertumbuhan adenium baik dan subur, panjang batang minimum 10 cm, dan tidak berjamur. 9

10 3. Jumlah daun minimal 15 helai, berwarna hijau segar, tidak kusam, tidak ada bercak goresan, bekas telur hama atau bekas sarang serangga lainnya. Sedangkan untuk tanaman hias adenium varietas Obesum dikatakan berhasil jika tanaman yang disambung dibuka dari sungkupnya setelah 7-8 hari, tanaman sudah mengeluarkan tunas daun baru dari batang yang telah disambung, warna tunas hijau segar. Bonggol dan batang tidak kusam, dan tidak banyak bekas luka sayatan dan tanaman dalam keadaan sehat. Namun hasil produksi adenium varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco tersebut tidak sesuai dengan kriteria yang diharapkan oleh perusahaan, sehingga mempengaruhi pendapatan perusahaan. Berdasarkan Lampiran 1, persentase keberhasilan tanaman hias adenium di perusahaan Anisa Adenium mengalami fluktuasi keberhasilan produksi yaitu berkisar antara persen. Persentase keberhasilan produksi diperoleh dari hasil perhitungan pertumbuhan tanaman yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan perusahaan. Perhitungan keberhasilan tanaman tersebut diperoleh dari jumlah produksi tanaman yang telah berhasil dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan, dibagi dengan jumlah tanaman yang diproduksi pada setiap periode, hasil dari pembagian tersebut diakumulasi dalam bentuk persentase. Dengan adanya fluktuasi keberhasilan produksi tersebut mengindikasikan bahwa terdapat risiko produksi dalam memproduksi tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum, dan Taisoco. Persentase keberhasilan produksi adenium di Perusahaan Anisa Adenium dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Persentase Keberhasilan Produksi Adenium di Perusahaan Anisa Adenium Tahun Sumber : Perusahaan Anisa Adenium (2011) 10

11 Kegiatan produksi tanaman hias di perusahaan Anisa Adenium berlangsung setiap tiga bulan sekali. Oleh karena itu, dalam setahun perusahaan Anisa Adenium memproduksi empat kali tanaman hias adenium. Fluktuasi produksi merupakan salah satu indikasi adanya risiko produksi dalam tanaman hias adenium. Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa persentase keberhasilan produksi adenium di perusahaan Anisa Adenium berfluktuasi. Fluktuasi ini dikarenakan adanya tingkat keberhasilan yang berbeda-beda dalam proses produksinya. Risiko produksi dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Kerugian akibat risiko produksi yang dialami adalah jumlah produksi rendah dan kualitas hasil panen yang menurun. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk dapat meminimalkan risiko yang dapat mengganggu proses produksi, salah satunya dengan melakukan diversifikasi. Secara teoritis diversifikasi merupakan strategi untuk menekan risiko dengan cara mengusahakan beberapa aktivitas usaha atau asset (Harwood et al. 1999). Saat ini Perusahan Anisa Adenium melakukan usaha diversifikasi, yaitu dengan mengusahakan berbagai jenis varietas adenium seperti Taisoco, Arabicum dan Obesum. Hal ini menjadi bahan kajian dan penelitian mengenai manajemen risiko perusahaan dalam mengendalikan sumber-sumber yang menyebabkan risiko untuk dapat meminimalkan risiko yang akan terjadi. Berdasarkan perumusan diatas, dapat disimpulkan permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian, yaitu : 1. Apa saja yang menjadi sumber-sumber risiko yang dihadapi Perusahaan Anisa Adenium dalam memproduksi adenium? 2. Apakah diversifikasi yang dilakukan perusahaan Anisa Adenium dapat meminimumkan risiko produksi? 1.3. Tujuan Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi sumber-sumber risiko yang dihadapi perusahaan Anisa Adenium dalam memproduksi adenium. 11

12 2. Menganalisis usaha diversifikasi yang dilakukan perusahaan Anisa Adenium dalam upaya menurunkan risiko. 3. Menganalisis strategi yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi di perusahaan Anisa Adenium Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak berikut ini : 1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan berguna sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan bagi Perusahaan Anisa Adenium dalam pengelolaan dan penanganan risiko usaha tanaman hias adenium. 2. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya atau kegiatan lain yang bersangkutan. 3. Bagi penulis, penelitian ini merupakan media untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan Ruang Lingkup 1. Produk yang dikaji dan diteliti pada penelitian ini adalah tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco yang diusahakan oleh Perusahaan Anisa Adenium. 2. Data yang digunakan merupakan data produksi selama kurun waktu tahun 2009 sampai Lingkup kajian masalah yang diteliti adalah mengenai analisis sumbersumber risiko dikaitkan dengan diversifikasi yang diterapkan oleh perusahaan Anisa Adenium dan strategi penanganan risiko yang dilakukan untuk menekan risiko pada usaha tanaman hias adenium varietas Arabicum, Obesum dan Taisoco. 12

ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS ADENIUM DI PERUSAHAAN ANISA ADENIUM, BEKASI TIMUR PROVINSI JAWA BARAT

ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS ADENIUM DI PERUSAHAAN ANISA ADENIUM, BEKASI TIMUR PROVINSI JAWA BARAT ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS ADENIUM DI PERUSAHAAN ANISA ADENIUM, BEKASI TIMUR PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI YUNITA ARIANI ZEBUA H34096127 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor strategis yang memberikan kontribusi dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat Ekonomi ASEAN yang telah diberlakukan pada akhir 2015 lalu tidak hanya menghadirkan peluang yang sangat luas untuk memperbesar cakupan bisnis bagi para pelaku dunia

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tanaman Pangan ,42. Hortikultura

I PENDAHULUAN. Tanaman Pangan ,42. Hortikultura 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Hortikultura merupakan salah-satu subsektor penting dalam pembangunan pertanian. Secara garis besar, komoditas hortikultura terdiri dari kelompok tanaman sayuran (vegetables),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akan tetapi juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. akan tetapi juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Usaha agribisnis tanaman hias saat ini sedang berkembang cukup pesat. Tanaman hias tidak hanya berperan dalam pembangunan sektor pertanian, akan tetapi juga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan komoditas pertanian serta sebagian besar penduduknya adalah petani. Sektor pertanian sangat tepat untuk dijadikan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai kekayaan hayati yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian dibidang pertanian. Sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu subsektor unggulan dalam sektor pertanian di Indonesia. Perkembangan hortikultura di Indonesia dapat dilihat dari perkembangan produksi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan sumberdaya hayati yang beraneka ragam. Hal tersebut dikarenakan letak geografis Indonesia yang berada pada garis katulistiwa

Lebih terperinci

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

Bab 5 H O R T I K U L T U R A Bab 5 H O R T I K U L T U R A Komoditas hortikultura yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai usaha agribisnis. Pengelolaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat populer di mata dunia karena memiliki bunga yang cantik, indah dan menarik. Selain itu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sub sektor dalam sektor pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Indonesia memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan karena sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis dan relatif subur. Atas alasan demikian Indonesia memiliki kekayaan flora yang melimpah juga beraneka ragam.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI

ANALISIS RISIKO PRODUKSI VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI 6.1. Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Usaha pengurangan risiko melalui diversifikasi tanaman hias adenium tidak sepenuhnya mampu menghilangkan risiko. Adanya risiko dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki arti penting dalam bidang pertanian karena letaknya yang strategis.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki arti penting dalam bidang pertanian karena letaknya yang strategis. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan berbagai jenis tanaman hias. Di samping terkenal sebagai negara agraris juga merupakan salah satu negara yang memiliki

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Subsektor hortikultura merupakan bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam menunjang peningkatan perekonomian nasional dewasa ini. Subsektor ini

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA A. Sasaran Umum Selama 5 (lima) tahun ke depan (2015 2019) Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) sasaran utama, yaitu: 1. Peningkatan ketahanan pangan, 2.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi masyarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat (Sugiarti, 2003).

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam yang melimpah serta didukung dengan kondisi lingkungan, iklim, dan cuaca yang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Komoditas hortikultura dapat menjadi sumber pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional. Peranannya sebagai menyumbang pembentukan PDB penyediaan sumber devisa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011)

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki peluang besar dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang melimpah untuk memajukan sektor pertanian. Salah satu subsektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu bidang produksi dan lapangan usaha yang paling tua di dunia yang pernah dan sedang dilakukan oleh masyarakat. Sektor pertanian adalah sektor

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan. Pengembangan hortikuktura diharapkan mampu menambah pangsa pasar serta berdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program pengembangan agribisnis. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi berkembangnya usaha agribisnis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting karena selain sebagai penghasil komoditi untuk memenuhi kebutuhan pangan, sektor pertanian juga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor Pertanian memegang peranan penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang berperan dalam pembentukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Tahun Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Tahun Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan produksi pertanian. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha agribisnis tanaman hias saat ini sedang berkembang cukup pesat. Tanaman hias tidak hanya berperan dalam pembangunan sektor pertanian, akan tetapi juga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor strategis dalam pembangunan perekonomian nasional seperti dalam hal penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan bagi masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat luas dan juga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Komoditas pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses

I. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis buah-buahan Indonesia saat ini dan masa mendatang akan banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses globalisasi, proses yang ditandai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah) 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Sektor pertanian adalah salah satu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang memiliki kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Pertanian merupakan salah

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS DIPLADENIA CRIMSON DI PT ISTANA ALAM DEWI TARA SAWANGAN DEPOK

ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS DIPLADENIA CRIMSON DI PT ISTANA ALAM DEWI TARA SAWANGAN DEPOK ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS DIPLADENIA CRIMSON DI PT ISTANA ALAM DEWI TARA SAWANGAN DEPOK ORIZA SOFIANI H34096078 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang terus menerus telah ikut mempengaruhi perekonomian Indonesia baik secara makro maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota yang memiliki julukan sebagai Kota Kembang. Hal tersebut karena lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. kota yang memiliki julukan sebagai Kota Kembang. Hal tersebut karena lebih dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Bandung salah satu kota besar yang ada di Indonesia, merupakan kota yang memiliki julukan sebagai Kota Kembang. Hal tersebut karena lebih dari 70% mata

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di perusahaan Anisa Adenium, yang berada di Bekasi Timur, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilaksanakan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka dimana lalu lintas perekonomian internasional sangat penting dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Luas wilayah Indonesia dengan keragaman agroklimatnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku untuk industri, obat ataupun menghasilkan sumber energi. Pertanian merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon Melon (Cucumis melo L.) berasal dari daerah Mediterania kemudian menyebar luas ke Timur Tengah dan Asia. Akhirnya, tanaman melon menyebar ke segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumbu penyedap makanan serta obat tradisonal. Komoditas ini juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bumbu penyedap makanan serta obat tradisonal. Komoditas ini juga merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk ke dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian. Ekspor negara Indonesia banyak dihasilkan dari sektor pertanian, salah satunya hortikultura

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, di mana perekonomian dunia semakin terintegrasi. Kebijakan proteksi, seperi tarif, subsidi, kuota dan bentuk-bentuk hambatan lain, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengembangkan agribisnis dan meningkatkan kesejahteraan petani, mengisyaratkan bahwa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan produksi pertanian. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang mampu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi

I. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan. Sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Peningkatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian unggulan yang memiliki beberapa peranan penting yaitu dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, peningkatan pendapatan

Lebih terperinci

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan Juli 1997 mempunyai dampak yang besar terhadap perekonomian negara. Sektor pertanian di lndonesia dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi jangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Tanah pertanian di Indonesia pada umumnya kaya akan bahan organik dengan lapisan olah yang cukup dalam. Keadaan tersebut memungkinkan tanaman dapat dengan mudah

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL Gamal Nasir Direktorat Jenderal Perkebunan PENDAHULUAN Kelapa memiliki peran strategis bagi penduduk Indonesia, karena selain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, PDB komoditi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Disamping peranan sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sektor ini

Lebih terperinci

PENGERTIAN TANAMAN HIAS

PENGERTIAN TANAMAN HIAS PENGERTIAN TANAMAN HIAS Tanaman hias merupakan bidang hortikultura yg berhubungan dengan bunga potong, tanaman hias pot, tanaman hias bedeng, tanaman hias daun dsb atau sering disebut juga sbg Floriculture,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 Disampaikan pada acara : Pramusrenbangtannas Tahun 2016 Auditorium Kementerian Pertanian Ragunan - Tanggal, 12 Mei 201 KEBIJAKAN OPERASIONAL DIREKTORATJENDERALHORTIKULTURA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang dibudidayakan dalam hortikultura meliputi buah-buahan, sayur-sayuran,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melimpah, menjadikan negara ini sebagai penghasil produk-produk dari alam

I. PENDAHULUAN. melimpah, menjadikan negara ini sebagai penghasil produk-produk dari alam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, menjadikan negara ini sebagai penghasil produk-produk dari alam yang dapat diandalkan salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka, di mana lalu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai sumber bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam dan memiliki wilayah yang cukup luas. Hal ini yang membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Hal tersebut tentunya membuka peluang bagi Indonesia untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sektor ini memiliki share sebesar 14,9 % pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Agribisnis peternakan memberikan banyak kontribusi bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaaan dan berperan dalam pembangunan. Berdasarkan data statistik

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Cabai Merah Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura sayursayuran buah semusim untuk rempah-rempah, yang di perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana mata pencaharian mayoritas penduduknya dengan bercocok tanam. Secara geografis Indonesia yang juga merupakan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Subsektor perkebunan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan dari nilai devisa yang dihasilkan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian telah memberikan peranan yang besar dalam perekonomian Indonesia melalui penyediaan pangan, bahan baku produksi, perolehan devisa negara dalam kegiatan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan potensial untuk dikembangkan menjadi andalan ekspor. Menurut ICCO (2012) pada tahun 2011, Indonesia merupakan produsen biji

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian di bidang pangan khususnya hortikultura pada saat ini ditujukan untuk memantapkan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan memperbaiki

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat strategis dalam pembangunan perekonomian negara Indonesia. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia yaitu sekitar

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia, kebutuhan jagung di Indonesia mengalami peningkatan, yaitu lebih dari 10 juta ton pipilan kering

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%)

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara bahari dan kepulauan yang dikelilingi oleh perairan laut dan perairan tawar yang sangat luas, yaitu 5,8 juta km 2 atau meliputi sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian memiki arti penting dalam pembangunan perekonomian bangsa. Pemerintah telah menetapkan pertanian sebagai prioritas utama pembangunan di masa mendatang. Sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian ke depan. Globalisasi dan liberasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan tanaman florikultura telah memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi sektor pertanian maupun perekonomian nasional, yang dapat dilihat dari Produk Domestik

Lebih terperinci