Adapun jenis data yang dikumpulan terdiri dari 2 jenis data, yaitu: wawancara. Data yang dikumpulkan adalah:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Adapun jenis data yang dikumpulan terdiri dari 2 jenis data, yaitu: wawancara. Data yang dikumpulkan adalah:"

Transkripsi

1 8. Postur Kerja Variabel ini menyatakan postur kerja operator yang terbentuk pada saat sedang bekerja. 9. Dimensi Antropometri Variabel ini menyatakan dimensi/ukuran tubuh pekerja yang akan digunakan untuk merancang fasilitas kerja. 10. Lingkungan Kerja Variabel ini menyatakan bagaimana lingkungan kerja yang ada pada saat sedang bekerja Metode Pengumpulan Data Adapun jenis data yang dikumpulan terdiri dari 2 jenis data, yaitu: 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara. Data yang dikumpulkan adalah: a. Data produktivitas operator Produktivitas operator diperoleh dengan cara menghitung jumlah profile yang di packing per jam. Instrumen yang digunakan yaitu stopwatch. b. Keluhan Operator Diperoleh dengan menggunakan kuisioner SNQ. Metode yang digunakan adalah metode sampling jenuh dimana responden yang dipilih adalah seluruh operator Cutting and Packing.

2 c. Pendapat Personel Diperoleh melalui hasil wawancara dengan operator Cutting and Packing. Metode yang digunakan adalah metode judgment sampling dimana responden yang terpilih adalah operator pria dan wanita Cutting and Packing. Instrumen yang digunakan yaitu kuisioner terbuka. d. Pendapat Stakeholder Diperoleh melalui hasil wawancara dengan manager produksi. Metode yang digunakan adalah metode judgment sampling dimana responden yang terpilih adalah manager produksi. Instrumen yang digunakan yaitu kuisioner terbuka. e. Postur Kerja Diperoleh dengan cara merekam operator Cutting and Packing yang sedang bekerja. Metode yang digunakan adalah metode sampling jenuh dimana responden yang terpilih adalah seluruh operator Cutting and Packing. Instrumen yang digunakan yaitu kamera digital. f. Data antropometri Diperoleh dengan melakukan pengukuran dimensi tubuh operator Cutting and Packing. Metode yang digunakan adalah metode sampling jenuh dimana responden yang terpilih adalah seluruh opeator Cutting and Packing. Instrumen yang digunakan yaitu Human body martin. g. Lingkungan Kerja Diperoleh dengan cara melakukan pengamatan terhadap lingkungan kerja dan melakukan pengukuran suhu terhadap lingkungan kerja.

3 h. Proses Produksi Diperoleh melalui observasi dan diskusi dengan operator CV. Topaz Profile and Frame. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang sudah tersedia oleh pihak perusahaan sehingga tidak perlu lagi digali secara langsung dari sumbernya. Adapun data sekunder yang dikumpulkan adalah: a. Visi dan Misi, Diperoleh melalui informasi dari pihak CV. Topaz Profile and Frame. b. Struktur Organisasi Diperoleh dari dokumen CV. Topaz Proile and Frame 4.7. Metode Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan setelah keseluruhan data yang dibutuhkan terkumpul, dimana rinciannya dapat dilihat sebagai berikut: 1. Mendefinisikan subsitem organisasi, pada tahap ini visi dan misi, proses produksi, dan struktur organisasi telah diperoleh dari pihak CV. Topaz Profile and Frame. 2. Mendefinisikan tipe fasilitas kerja dan menetapkan tingkat kinerja yang dibutuhkan, pada tahap ini ditentukan rancangan fasilitas kerja yang dibutuhkan sesuai dengan penggunanya.

4 3. Mendefinisikan proses kerja dan analisis kerja, pada tahap ini diuraikan proses kerja pada stasiun kerja yang bermasalah dan menganalisis permasalahan yang terjadi dengan SNQ. 4. penentuan data varians, pada tahap ini ditentukan data-data yang diperlukan yaitu penilaian postur kerja operator. 5. Menganalisis peran personel, pada tahap ini mengidentifikasi permasalahan sebelumnya kemudian dihubungkan dengan peran personel. 6. Mengalokasikan fungsi dan penggabungan desain, pada tahap ini ditentukan alternatif mana yang akan dirancang. 7. Menganalisis persepsi dan tanggung jawab stakeholder, pada tahap ini akan dianalisis pendapat dari manager produksi. 8. Mendesain ulang dan menggabungkan subsistem, pada tahap ini dilakukan perancangan produk sesuai dengan spesifikasi yang diperoleh pada tahap sebelumnya dengan prinsip antropometri. Langkah-langkah proses penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2. berikut:

5 Studi Pendahuluan & Studi Pustaka Identifikasi Masalah Perumusan Masalah Penetapan Tujuan : 1.Menganalisis permasalahan yang terjadi dengan menggunakan metode Macroergonomic Analysis and Design (MEAD). 2.Memberikan usulan perbaikan untuk mengatasi permasalahan Pengumpulan Data Data Primer - Data Produktivitas kerja -Kuisioner SNQ - Pendapat Personel - Pendapat Stakeholder -Data Postur Kerja -Data Pengukuran Dimensi Antropometri Data Sekunder -Struktur Organisasi CV. Topaz Profile and Frame -Visi dan Misi CV. Topaz Profile and Frame -Proses Produksi - Proses Produksi Pengolahan Data - Mendefinisikan subsistem organisasi - Mendefinisikan tipe fasilitas kerja dan menetapkan tingkat kinerja yang dibutuhkan - Mendefinisikan proses kerja dan analisis kerja - Pengumpulan data varians - Menganalisis peran personel - Mengalokasikan fungsi dan penggabungan desain - Menganalisis persepsi dan tanggung jawab stakeholder - Mendesain ulang dan menggabungkan subsistem Pemecahan Masalah - Analisis Penerapan Macroergonomic Analysis and Design - Usulan Rancangan Fasilitas Kerja - Analisis Pemecahan Masalah Kesimpulan dan Saran Gambar 4.2. Langkah-langkah Proses Penelitian

6 BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 5.1. Pengumpulan Data Visi dan Misi Perusahaan Visi CV. Topaz Profile and Frame adalah menjadi produsen profile dan frame dengan kualitas terbaik, terkenal dan disukai oleh Konsumen. Misi CV. Topaz Profile and Frame: 5. Memberikan kepuasan pada konsumen akan produk CV. Topaz profile and frame. 6. Mengutamakan kualitas, desain dan kreatifitas agar konsumen tidak beralih ke pesaing sejenis lainnya. 7. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia untuk mengikuti perkembangan, perubahan dan inovasi di masa sekarang dan akan datang. 8. Memberikan variasi harga sesuai dengan kebutuhan konsumen. Uraian proses produksi dan struktur organisasi CV. Topaz Profile and Frame dapat dilihat pada Bab II Aktivitas Kerja Keseluruhan Pembuatan Profile and Frame Aktivitas kerja keseluruhan yang dilakukan operator selama proses pembuatan Profile and Frame dapat dilihat pada Tabel 5.1.

7 Tabel 5.1. Aktivitas Kerja Pembuatan Profile and Frame Aktivitas Gambar Gerakan Operator Membawa dan memasukkan biji plastik ke mesin pengeringan Operator memasukkan biji plastik yang telah di keringkan ke dalam goni kemudian ditimbang Operator melakukan pencampuran bahan baku dan bahan tambahan

8 Tabel 5.1. Aktivitas Kerja Pembuatan Profile and Frame (Lanjutan) Aktivitas Gambar Gerakan Operator memasukkan bahan yang sudah dicampur ke mesin pencetak Operator mengambil Profile yang sudah dipotong oleh mesin cutting Operator melakukan inspeksi pada profile yang telah dipotong

9 Tabel 5.1. Aktivitas Kerja Pembuatan Profile and Frame (Lanjutan) Aktivitas Gambar Gerakan Operator mengangkut profile-profile yang telah diperiksa ke bagian packing Operator melakukan proses packing Sumber : Pengumpulan Data Data Standard Nordic Questionnaire (SNQ) Seluruh Stasiun Kerja Kuesioner SNQ diberikan kepada seluruh stasiun kerja di CV. Topaz Profile and Frame untuk melihat pada stasiun kerja mana yang memiliki paling banyak keluhan rasa sakit pada 28 bagian tubuh manusia.

10 Data Lingkungan Kerja dan Desain mesin cutting and Packing Dari hasil Pengamatan pada Stasiun kerja Cutting and Packing Letak mesin Cutting dan rak Packing memiliki jarak yang cukup dekat dan tertutupnya stasiun kerja tersebut sehingga menimbulkan banyak debu dan menimbulkan suhu berkisar Ukuran dimensi mesin cutting yaitu 3,15m x 1,12m x 1,38m sedangkan rak packing berukuran 3,15m x 0,37m x 1,30m. Gambar lingkungan kerja dan desain mesin cutting and packing dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Sketsa Desain Fasilitas Cutting and Packing Postur Kerja dari Elemen Kegiatan Cutting and Packing Profile yang Dilakukan oleh Operator CV. Topaz Profile And Frame dalam proses produksinya memiliki mesin Cutting profile. Mesin Cutting Profile merupakan mesin pemotong otomatis yang digunakan dalam proses pemotongan Profile sesuai ukuran yang di inginkan.

11 Postur kerja dari elemen kegiatan packing profile yang dilakukan oleh operator mesin Cutting and Packing adalah sebagai berikut: 1. Operator Cutting and Packing (Pria) Tabel 5.3. Gerakan Kerja Operator Cutting and Packing Pria Gambar Gerakan Gerakan Kanan Kiri Operator sedang mengambil Profile yang sudah dipotong oleh mesin cutting Operator sedang melakukan inspeksi pada profile yang telah dipotong

12 Tabel 5.3. Gerakan Kerja Operator Cutting and Packing Pria (Lanjutan) Gambar Gerakan Gerakan Kanan Kiri Operator sedang mengangkut profileprofile yang telah diperiksa ke bagian packing Operator sedang melakukan proses packing Sumber : Pengumpulan Data

13 2. Operator Cutting and Packing (Wanita) Tabel 5.4. Gerakan Kerja Operator Cutting and Packing Wanita Gambar Gerakan Gerakan Kanan Kiri Operator sedang mengambil Profile yang sudah dipotong oleh mesin cutting Operator sedang melakukan inspeksi pada profile yang telah dipotong

14 Tabel 5.4. Gerakan Kerja Operator Cutting and Packing Wanita (Lanjutan) Gambar Gerakan Gerakan Kanan Kiri Operator sedang mengangkut profileprofile yang telah diperiksa ke bagian packing Operator sedang melakukan proses packing Sumber : Pengumpulan Data

15

16 Data Standard Nordic Questionnaire (SNQ) Operator Cutting and Packing Kuesioner SNQ diberikan kepada seluruh 4 operator yang bekerja di bagian packing di CV. Topaz Profile adn Frame. Operator yang bekerja di bagian Cutting and packing berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan umur operator berkisar dari 20 tahun sampai 30 tahun. Kuesioner ini membagi keluhan rasa sakit pada 28 bagian tubuh manusia menjadi 4 skala yaitu tidak sakit, agak sakit, sakit, dan sangat sakit. Operator diminta untuk mengisi kuesioner SNQ dengan cara didampingi oleh peneliti yang bertugas menerangkan pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner kepada operator. Penjelasan kategori keluhan yang dirasakan operator saat bekerja adalah sebagai berikut: 1. Tidak sakit (skor 0), apabila operator tidak merasakan keluhan yang berarti terhadap bagian tubuh. 2. Rasa agak sakit (skor 1), apabila operator hanya merasakan rasa nyeri sesekali saja ataupun kesemutan. 3. Rasa sakit (skor 2), apabila operator sering merasakan rasa nyeri ataupun pegal terhadap bagian tubuh. 4. Rasa sangat sakit (skor 3), apabila operator mengalami rasa pegal dan nyeri yang lama (masih dirasakan walaupun pekerjaan sudah selesai).

17 Data Produktivitas Kerja Pada penelitian ini pengukuran produktivitas operator khususnya bagian pemotongan dan pengemasan dilakukan dengan cara menghitung berapa banyak jumlah profile yang di potong dan di periksa per jam selama 7 jam kerja. Hasil kerja operator Cutting and Packing dapat dilihat sebagi berikut: Tabel 5.6. Hasil Kerja Operator Cutting dan Packing Jam Ke- Hasil Kerja Aktual (profile/jam) I 68 II 66 III 67 IV 66 V 67 VI 65 VII 67 Total 466 Rata-Rata 66, Data Pendapat Personel Untuk mendapatkan spesifikasi rancangan asilitas yang dibuat, dilakukan wawancara kepada operator bagian cutting and packing tentang tinggi kursi, tinggi sandaran kaki, bahan rangka kursi, bahan sandaran kursi, bahan alas dudukan kursi dan bentuk kaki kursi. Pendapat dari personel tersebut dapat diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner terbuka yang dapat dilihat pada lampiran Data Pendapat Stakeholder Pendapat stakeholder merupakan pendapat dari pemangku kepentingan perusahaan, dalam hal ini yaitu manajer produksi tentang pemilihan alternatif rancangan yang akan dirancang. Pendapat dari manajer produksi diperoleh dari

18 hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner terbuka yang dapat dilihat pada lampiran Pengolahan Data Terdapat 10 langkah metode MEAD yang akan dihubungkan dengan penelitian ini untuk menilai dan meningkatkan sistem kerja yaitu: Mendefinisikan Subsistem Organisasi Pada tahap ini ditentukan uraian proses produksi, struktur organisasi dan visi misi dari CV. Topaz Profile and Frame. Uraian proses produksi, struktur organisasi dan visi misi perusahaan CV. Topaz Profile and Frame dapat dilihat pada Bab II Mendefinisikan Tipe Fasilitas Kerja dan Menetapkan Tingkat Kinerja yang Dibutuhkan Penentuan fasilitas kerja pada CV. Topaz Profile and Frame mengarah pada perancangan fasilitas yang berbasis kebutuhan dan dimensi tubuh penggunanya. Sesuai dengan misi CV. Topaz Profile and Frame yaitu Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia untuk mengikuti perkembangan, perubahan dan inovasi di masa sekarang dan akan datang. Tingkat performansi yang ingin dicapai adalah:

19 1. Meningkatkan produktivitas operator untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 2. Menurunkan tingkat kelelahan operator yang dirasakan oleh operator cutting and packing di CV. Topaz Profile and Frame. 3. Meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan operator cutting and packing di CV. Topaz Profile and Frame Mendefinisikan Proses Kerja dan Analisis Kerja Proses pembuatan profile dan bingkai di CV. Topaz Profile and Frame terdiri dari 4 tahap yaitu Pengeringan, mixing, Pencetakan dan Cutting and packing. Proses kerja yang dianalisis adalah bagian cutting and packing. Terdapat 4 mesin cutting dan rak packing yang terdiri dari 1 operator per mesin. Operator bekerja pada posisi duduk ketika melakukan proses cutting. Kotak kemasan yang digunakan operator untuk packing berada di belakang operator sehingga operator perlu berdiri dan memutar tubuh untuk meletakkan profile kedalam kotak kemasan. Pekerjaan juga dilakukan dalam jangka waktu yang lama yaitu lebih dari 7 jam per hari. Secara jelasnya, proses kerja operator cutting and packing dapat dilihat pada gambar berikut :

20 Gambar 5.2. Proses Kerja Operator Cutting and Packing Berdasarkan identifikasi terhadap proses kerja yang ada pada perusahaan tersebut, maka dilakukan analisa kerja dengan menggunakan SNQ. Hasil penilaian SNQ dapat dilihat pada Lampiran 5. Keluhan yang dirasakan oleh operator di stasiun Cutting and packing profile didapatkan dari pengolahan kuesioner SNQ. Masing-masing operator mengalami keluhan yang berbeda-beda. Tabel berikut menerangkan jumlah operator yang mengalami keluhan pada bagian tubuh yang dirasakan oleh operator:

21 Berdasarkan tabel jumlah operator yang mengalami keluhan sakit diatas dapat dihitung persentasi keluhan yang paling sering dirasakan sakit oleh operator sebagai berikut: % Keluhan = % Leher Bagian Atas = = 50,00% Persentase keluhan operator bagian cutting and packing dalam bentuk histogram dapat dilihat sebagai berikut: Persentase Keluhan Operator Pada bagian Cutting and Packing Persentae (%) Jenis Keluhan Bagian Tubuh Gambar 5.3. Persentasi Keluhan Operator Bagian Cutting and Packing Dari hasil identifikasi keluhan SNQ menunjukkan bahwa keluhan yang paling sering dirasakan operator terdapat pada anggota tubuh bagian leher, bahu,pungggung, pinggang, lengan tangan kiri dan kanan, bokong, paha, lutut dan betis dan kaki. Posisi tubuh yang tidak alamiah dan cara kerja yang tidak

22 ergonomis dalam waktu lama dan terus-menerus dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada pekerja antara lain: a. Gangguan gerakan pada bagian tubuh tertentu (kesulitan menggerakan kaki, tangan atau leher). b. Menurunnya semangat, motivasi dan kenyamanan dalam bekerja. c. Dalam waktu lama dapat berisiko fatal seperti masalah peredaran darah, stroke dan kerusakan pada sendi tulang belakang seperti pinggul, lutut dan kaki Penentuan Data Varians Setelah diperoleh informasi dari manager produksi dan penyebaran kuisioner SNQ tentang keluhan operator, selanjutnya dilakukan penilaian postur kerja pada operator bagian Cutting and packing. Penilaian dilakukan terhadap tubuh bagian kanan dan kiri operator dengan menggunakan lembar penilaian Rapid Entire Body Assesesment (REBA) Assessment Worksheet. Faktor postur tubuh yang dinilai dibagi atas dua kelompok utama atau grup yaitu grup A yang terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri batang tubuh A(trunk), leher (neck) dan kaki (legs). Sedangkan grup B terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri dari lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), dan pergelangan tangan (wrist). Nilai skor di grup A dan grup B selanjutnya dimasukkan ke tabel C hingga menghasilkan nilai tabel C. Nilai skor REBA diperoleh dari penjumlahan nilai tabel C dan nilai aktivitas. Adapun contoh penilaian skor untuk postur kerja dapat dilihat pada Lampiran 6. Rekapitulasi penilaian postur kerja operator cutting and packing dapat dilihat pada Tabel 5.8. dan Tabel 5.9.

23 Tabel 5.8. Rekapitulasi Penilaian Postur Kerja Operator Cutting and Packing Pria No Elemen Kegiatan Bagian Tubuh Skor Tindakan Perbaikan 1 Mengambil profile 2 Memeriksa profile 3 Mengangkut Profile 4 Pengemasan profile Kanan 10 Perlu tindakan secepatnya Kiri 10 Perlu tindakan secepatnya Kanan 9 Perlu tindakan secepatnya Kiri 10 Perlu tindakan secepatnya Kanan 9 Perlu tindakan secepatnya Kiri 8 Perlu tindakan secepatnya Kanan 9 Perlu tindakan secepatnya Kiri 9 Perlu tindakan secepatnya Tabel 5.9. Rekapitulasi Penilaian Postur Kerja Operator Cutting and Packing Wanita No Elemen Kegiatan Bagian Tubuh Skor Tindakan Perbaikan 1 Mengambil profile Kanan 11 Perlu tindakan sekarang juga Kiri 8 Perlu tindakan secepatnya 2 Memeriksa profile Kanan 7 Perlu tindakan Kiri 10 Perlu tindakan secepatnya 3 Mengangkut Profile Kanan 11 Perlu tindakan sekarang juga Kiri 9 Perlu tindakan secepatnya 4 Pengemasan profile Kanan 9 Perlu tindakan secepatnya Kiri 4 Perlu tindakan Sumber : Pengolahan Data Dari penilaian postur kerja diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan operator cutting and packing berada dalam level risiko tinggi sehingga perlu tindakan sekarang juga. Kegiatan yang dilakukan oleh operator mesin tersebut berada dalam level resiko tinggi disebabkan karena tidak adanya fasilitas kerja yang memadai untuk operator bekerja sehingga dapat menyebabkan risiko kerja terhadap operator dan secara tidak langsung akan berdampak terhadap produktivitas operator. Berdasarkan penilaian SNQ, penilaian postur kerja dan informasi dari manajer produksi maka perlu dilakukan desain kursi kerja yang ergonomis dengan

24 menggunakan data dimensi tubuh operator agar dapat menurunkan keluhan yang dialami oleh operator, meningkatkan produktivitas, dan memberikan keselamatan dan kesehatan bagi operator CV. Topaz profile and frame Membuat Matriks Variansi Tahap ini bertujuan membuat matriks variansi, untuk mengidentifikasi apakah penyimpangan yang terjadi saling mempengaruhi dengan penyimpangan yang lain. Tahap ini tidak perlu dilakukan dalam penelitian ini, karena tahap ini dibahas dalam langkah ke 3 MEAD. No Menganalisis Peran Personel Pada tahap kelima dalam MEAD bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana variansi yang didapat dari langkah sebelumnya dihubungkan dengan peran personel yang bertanggung jawab pada unit kerja yang ada. Pada tahap ini peran personel yang dimaksud yaitu operator cutting and packing. Pada tahap ini dilakukan diskusi terhadap 2 orang perwakilan Operator Cutting and Packing untuk dilakukan desain kursi kerja dengan spesifikasi sebagai berikut: Tabel Spesifikasi Rancangan dan Pendapat Peran Personel Spesifikasi Rancangan Operator Cutting and Packing (Pria) Cutting and Packing (Wanita) 1. Tinggi kursi Adjustable Tinggi kursi tetap 2. Tinggi sandaran kaki Adjustable Tinggi sandaran kaki tetap 3. Bahan rangka kursi Besi Aluminium 4. Bahan sandaran kursi Busa Kain 5. Bahan alas kursi Busa Kain 6. Bentuk kaki kursi Memakai roda Memakai roda Sumber : Pengolahan Data

25 Mengalokasikan Fungsi dan Penggabungan Desain Dari hasil diskusi terhadap personel CV. Topaz profile and frame khususnya bagian cutting and packing, didapat 2 alternatif spesifikasi fasilitas kerja yang akan dirancang. Setelah didapat spesifikasi fasilitas kerja yang akan dirancang seperti tertera pada Tabel Tabel Perbandingan Harga Setiap Alternatif Alternatif Spesifikasi Rancangan Tinggi kursi Tinggi sandaran kaki Bahan rangka kursi Alternatif I Bahan sandaran kursi Bahan alas kursi Bentuk kaki kursi Tinggi kursi Tinggi sandaran kaki Bahan rangka kursi Alternatif II Bahan sandaran kursi Bahan alas kursi Bentuk kaki kursi Sumber : Pengolahan Data Bahan Adjustable Adjustable Besi Busa Busa Memakai roda Tinggi kursi tetap Tinggi sandaran kaki tetap Aluminium Kain Kain Memakai roda Total Harga (Rp) Menganalisis Persepsi dan Tanggung Jawab Stakeholder Dari hasil diskusi dengan manager produksi CV. Topaz Profile and frame maka dipilih alternatif I menjadi spesifikasi fasilitas kerja untuk operator bagian cutting and packing CV. Topaz Profile and frame. Alasan dipilihnya alternatif I karena bahan kursi yang digunakan terbuat dari besi sehingga tahan lebih lama, bahan sandaran kursi dan alas dudukan terbuat dari busa dan dibuat adjustable agar bisa dikondisikan dengan desain mesin.

26 Mendesain Ulang dan Menggabungkan Subsistem Setelah diperoleh spesifikasi yang akan digunakan untuk perancangan produk, maka dapat dirancang fasilitas kerja yang memiliki spesifikasi sebagai berikut : a. Bentuk kaki kursi : menggunakan roda b. Bahan rangka kursi : Besi c. Bahan sandaran kursi : Busa d. Bahan alas kursi : Busa e. Tinggi kursi : Adjustable f. Tinggi sandaran kaki : Adjustable Sebelum melakukan perancangan terhadap produk yang akan mempermudah kerja operator, maka perlu dilakukan pengolahan data antropometri tubuh manusia yang berkaitan dengan produk tersebut. Data antropometri yang digunakan untuk rancangan kursi kerja adalah lebar bahu (LB), tinggi bahu duduk (TBD), panjang popliteal (PPo), tinggi popliteal (TPo) dapat dilihat pada Lampiran 8. Setelah mendapatkan data dari suatu populasi maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum yang dapat dilihat pada Lampiran 8 dan hasilnya tertera pada Tabel berikut: Tabel Rekapitulasi Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi, Nilai Maksimum, dan Nilai Minimum No. Pengukuran X (cm) (cm) X min (cm) X maks (cm) 1 LB 40,23 2,67 36,7 42,4 2 TBD 56,58 5,34 50,1 61,4 3 PPo 44,88 0,41 44,5 45,4 4 TPo 45,40 2,20 43,7 48,6 Sumber : Pengolahan Data

27 Selanjutnya uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi spesifikasi. Apabila dalam suatu pengukuran terdapat satu jenis atau lebih data yang tidak seragam maka data tersebut tidak dapat digunakan. Pada penelitian ini digunakan tingkat keyakinan 95% dan tingkat ketelitian 5%. Rekapitulasi perhitungan keseragaman data untuk seluruh dimensi tubuh dapat dilihat pada Tabel Tabel Uji Keseragaman Data Antropometri Untuk Seluruh Dimensi No. Pengukuran X (cm) (cm) X maks (cm) X min (cm) Jumlah Data BKA BKB Ket 1 LB 40,23 2,67 42,4 36,7 4 45,57 34,89 S 2 TBD 56,58 5,34 61,4 50,1 4 67,26 45,9 S 3 PPo 44,88 0,41 45,4 44,5 4 45,7 44,06 S 4 TPo 45,4 2,2 48,6 43,7 4 49,8 41 S Sumber : Pengolahan Data Kemudian uji kecukupan data digunakan untuk menganalisa jumlah pengukuran apakah sudah memenuhi tingkat ketelitian yang ditetapkan. Apabila N <N maka data dianggap cukup dan tidak perlu dilakukan pengambilan data kembali, tetapi apabila N >N maka data belum mencukupi dan perlu dilakukan pengambilan data lagi. Rekapitulasi uji kecukupan data dapat dilihat pada Tabel dan Tabel Tabel Uji Kecukupan Data Sebelum Penambahan Data No. Dimensi N N Keterangan 1 LB 5,30 4 Tidak Cukup 2 TBD 10,72 4 Tidak Cukup 3 PPo 0,10 4 Cukup 4 TPo 2,81 4 Cukup Sumber: Pengolahan Data Tabel Uji Kecukupan Data Setelah Penambahan Data No. Dimensi N N Keterangan 1 LB 7,41 8 Cukup 2 TBD 6,59 8 Cukup 3 PPo 1,46 8 Cukup 4 TPo 2,12 8 Cukup

28 Sumber: Pengolahan Data Salah satu syarat penggunaan data antropometri yang akan diaplikasikan pada perancangan fasilitas menggunakan konsep persentil adalah data harus berdistribusi normal, sehingga perlu dilakukan uji normalitas. Metode kolmogorov-smirnov digunakan karena data antropometri yang digunakan adalah data parametrik yang dapat diketahui nilai parameter/statistik data (rata-rata, standar deviasi, dan sebagainya), merupakan data kontinu (hasil pengukuran), dan ukuran sampel memenuhi (8 sampel) sehingga metode kolmogorov-smirnov dapat digunakan untuk melakukan uji kenormalan data. Pengujian kenormalan data dengan kolmogorov-smirnov menggunakan software SPSS 24. Hasil pengujian data dengan Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov-Smirnov LB TBD Ppo TPo N Normal Parameters a,b Mean 38, , , ,5750 Std. Deviation 2, , , ,77261 Most Extreme Differences Absolute,180,162,260,139 Positive,148,124,175,139 Negative -,180 -,162 -,260 -,121 Kolmogorov-Smirnov Z,180,162,260,139 Asymp. Sig. (2-tailed),200 c,d,200 c,d,118 c,200 c,d a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance Perhitungan Persentil Perancangan fasilitas kerja pada operator cutting and packing disesuaikan dengan ukuran desain mesin. Ukuran dimensi mesin cutting yaitu

29 3,15m x 1,12m x 1,38m sedangkan tempat packing yaitu 3,15m x 0,37m x 1,30m. Gambar sketsa mesin cutting dan packing dapat dilihat pada Gambar 5.1. Data dimensi tubuh operator pada stasiun packing tidak cukup untuk digunakan sebagai acuan dalam perancangan fasilitas kerja, sehingga dilakukan penambahan data dimensi tubuh dari laboratorium E dan APK. Data antropometri operator packing (4 data) dengan data antropometri Laboratorium E dan APK (26 data) dilihat pada Tabel Setelah diperoleh data antropometri dari pengukuran operator packing dan Laboratorium E dan APK, selanjutnya ditentukan nilai persentil. Nilai persentil yang dicari adalah persentil 5, 50 dan 95. Contoh perhitungan nilai persentil data antropometri adalah sebagai berikut: 1. Persentil 5 Harga persentil 5 dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut: P 5 = -1,645 x Dimana: P 5 = Besar persentil 5 = Rata-rata x = Standar Deviasi dari data x Lebar Bahu (LB): P 5 = -1,645 x = 40,23 1,645(2,67) = 35,84 cm

30 2. Persentil 50 Harga persentil 50 dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut: P 50 = Dimana: P 50 = besar persentil 50 = rata-rata x Lebar Bahu (LB): P 50 = = 40,23 3. Persentil 95 Harga persentil 95 dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut: P 95 = + 1,645 x Dimana: P 95 = besar persentil 95 = rata-rata x x = standar deviasi Lebar Bahu (LB): P 95 = + 1,645 x = 40,23 + 1,645(2,67) = 44,62 cm Rekapitulasi perhitungan persentil 5, 50 dan 95 untuk masing-masing data dimensi antropometri dapat dilihat pada Tabel 5.18.

31 Tabel Perhitungan Persentil 5, 50 dan 95 untuk Seluruh Dimensi Antropometri No Dimensi Antropometri P5 (cm) P50 (cm) P95 (cm) 1 Lebar Bahu (LB) 35,84 40,23 44,62 2 Tinggi Bahu Duduk (TBD) 47,8 56,58 65,36 3 Panjang Popliteal (PPo) 44,21 44,88 45,55 4 Tinggi Popliteal (TPo) 41,78 45,4 49,02 Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan data diatas, data dimensi yang digunakan pada perancangan fasilitas kerja adalah Lebar Bahu (LB) menggunakan persentil 95, Tinggi Bahu Duduk (TBD) dengan menggunakan persentil 95, Panjang Popliteal menggunakan persentil 50 dan Tinggi Popliteal menggunakan persentil 50. Usulan fasilitas kerja yang akan dirancang sesuai dengan kebutuhan operator yaitu kursi kerja. Adapun produk usulan yang akan dirancang memiliki spesifikasi dengan penjelasan sebagai berikut: a. Tinggi kursi dirancang 45,4 cm sesuai dengan persentil 50 tinggi popliteal. Tinggi kursi dirancang adjustable agar bisa disesuiakan dengan pemakainya. Ketinggian maksimum kursi dirancang dengan penambahan ketinggian sampai 45cm sesuai dengan ukuran persentil 50 dimensi tubuh panjang popliteal. b. Lebar backrest dirancang 44,62cm sesuai dengan persentil 95 lebar bahu. Untuk lebar tempat duduk kursi dirancang dengan ukuran yang sama dengan ukuran lebar bahu. c. Tinggi backrest dirancang 65,36cm sesuai dengan persentil 95 tinggi bahu duduk. d. Kedalaman kursi dirancang 44,88cm sesuai dengan persentil 50 panjang popliteal.

32 e. Tinggi footrest dirancang adjustable. Tinggi footrest dirancang adjustable agar bisa disesuaikan dengan tinggi kursi. Ketinggian maksimum footrest dirancang dengan penambahan ketinggian sampai 46cm sesuai dengan ukuran persentil 50 dimensi tubuh tinggi popliteal Menerapkan, Mengatasi, dan Meningkatkan Kinerja Tahap ini bertujuan untuk mengimplementasikan perubahan proses kerja dan sistem kerja serta mengamati peningkatan kinerja yang dihasilkan. Tahap ini belum bisa langsung dilaksanakan karena adanya kebijakan-kebijakan perusahaan sehingga dalam menerapkan dan mengimplementasikan perubahan proses kerja dan sistem kerja tidak dapat dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Untuk mengatasi nya, maka dilakukan suatu simulasi untuk membantu melihat bagaimana penerapan perbaikan tersebut dalam perusahaan.

33 BAB VI PEMECAHAN MASALAH 6.1. Analisis Penerapan Macroergonomic Analysis and Design (MEAD) Analisis pertama kali dilihat dari keluhan operator cutting and packing terhadap fasilitas kerja yang ada di CV. Topaz Profile And Frame. Keluhan ini disebabkan karena desain mesin Cutting yang tinggi sehingga operator harus menggapai profile yang telah terpotong sambil membungkuk dan tempat Packing profile yang tinggi sehingga membuat operator bekerja dengan berdiri. Dengan posisi bekerja membungkuk pada saat menggapai profile dan berdiri saat melakukan packing, maka diusulkan suatu rancangan fasilitas kerja. Hasil SNQ menyatakan bahwa operator banyak mengeluh di bagian punggung, lengan atas, pinggang, lutut dan betis maka perancangan fasilitas mengarah kepada perancangan kursi kerja. Performansi yang ingin ditingkatkan dengan adanya kursi kerja ini adalah produktivitas kerja dan mengurangi keluhan operator. Spesifikasi yang diperoleh dari pendapat operator kemudian diteruskan ke pihak manager produksi CV. Topaz Profile And Frame untuk diminta pendapat tentang spesifikasi kursi kerja tersebut. Dari hasil diskusi dengan beberapa operator ditentukan dua alternatif produk yang akan diajukan ke pihak stakeholder/manajer produksi. Langkah ini dilakukan mengingat perancangan usulan tidak akan dapat dilakukan apabila tidak disetujui dengan pihak manajemen perusahaan. Hasil diskusi dengan pihak atasan perusahaan menghasilkan suatu unsulan rancangan produk dengan alternatif yang lebih mahal

34 dengan alasan perusahaan menginginkan fasilitas kerja yang memiliki daya tahan lebih lama dan dibuat adjustable agar bisa dikondisikan dengan desain mesin. Spesifikasi produk usulan yang akan dirancang memiliki bentuk kursi yang bisa dinaikturunkan sesuai kebutuhan, bahan rangka dari besi, bahan sandaran dan alas duduk dari busa, memiliki sandaran kaki (footrest) yang bisa dinaikturunkan Usulan Rancangan Fasilitas Kerja Dengan menggabungkan spesifikasi rancangan kursi yang diperoleh dari metode Macroergonomic Analysis and Design (MEAD) serta hasil perhitungan dimensi antropometri terhadap operator maka dirancang suatu fasilitas kerja baru yang dapat dilihat pada Gambar 6.1.

35 Gambar 6.1. Proyeksi Dimensi Rancangan Usulan Fasilitas Kerja Operator Cutting and Packing CV. Topaz Profile And Frame Perancangan dilakukan dengan menggunakan pendekatan antropometri, yaitu perancangan dengan prinsip user-centered. Dimensi tubuh yang digunakan dalam perancangan yaitu: 1. Tinggi popliteal sebagai dasar perancangan tinggi kursi dari lantai. 2. Tinggi bahu duduk sebagai dasar perancangan tinggi backrest. 3. Lebar bahu sebagai dasar perancangan lebar backrest. 4. Panjang popliteal sebagai dasar perancangan kedalaman kursi.

36 Sesuai dengan penetapan data antropometri, diperoleh bahwa tinggi kursi dirancang adjustable agar operator dapat meraih potongan profile dan dapat melakukan packing profile dengan nyaman serta dapat mengurangi intensitas lengan bawah operator. Dengan demikian, maka dihasilkanlah desain kursi kerja seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 6.2. Gambar 6.2. Proyeksi Dimensi Rancangan Usulan Fasilitas Kerja Tampak Samping dan Tampak Depan

37 Gambar 6.3. Proyeksi Dimensi Rancangan Usulan Fasilitas Kerja Tampak Aksonometri Analisis untuk kursi kerja: 1. Tinggi kursi dirancang adjustable. Hal ini bertujuan supaya operator dapat menggapai profile dan melakukan packing dengan nyaman. Dengan tinggi yang adjustable, maka operator dapat mengatur ketinggian kursi dan memposisikan tubuhnya agar tidak terlalu membungkuk. Dengan kata lain, kursi yang adjustable dapat mengurangi risiko nyeri punggung dan kaki. 2. Lebar bahu untuk perancangan lebar backrest sesuai dengan lebar bahu persentil 95 yaitu 44,62cm. Hal ini bertujuan agar punggung operator dapat tersandar seluruhnya. 3. Lebar tempat duduk kursi dirancang dengan ukuran yang sama dengan ukuran lebar bahu yaitu 44,62cm.

38 4. Tinggi backrest dirancang 65,36cm sesuai dengan persentil 95 tinggi bahu duduk. Semakin tinggi backrest, akan semakin baik karena dapat menyangga bagian lumbar spinal dengan aman. Tinggi backrest yang rendah hanya menyangga pinggang sedangkan backrest medium hanya menyangga sampai ke bahu. 5. Kedalaman kursi dirancang 44,88cm sesuai dengan persentil 50 panjang polipteal. Kedalaman kursi tidak boleh melebihi ukuran rata-rata pengguna dari suatu populasi. Di sisi lain, jika kursi terlalu dalam, akan mengakibatkan tekanan pada daerah belakang lutut (popliteal) dan akan mengurangi kebebasan gerak pada kaki operator. 6. Tinggi footrest dirancang adjustable agar kaki operator tidak kelelahan. Untuk jenis kursi tinggi, footrest adalah bagian yang paling penting. Jika tidak ada footrest, maka peredaran darah tidak lancar pada kaki. Diameter footrest dirancang memiliki ukuran yang sama dengan kedalaman kursi yaitu 44,88cm. Jika dirancang memiliki diameter yang lebih kecil dari kedalaman kursi, maka kemungkinan besar kaki akan menekuk dan berisiko dan jika dirancang melebihi kedalaman kursi, maka akan semakin membuat operator semakin jauh dari areal kerjanya. Setelah rancangan kursi kerja selesai, maka produk tersebut diaplikasikan ke mesin cutting dan tempat packing yang dapat dilihat pada Gambar 6.4. dan Gambar 6.5. berikut:

39 Gambar 6.4. Aplikasi Usulan Fasilitas Kerja Operator Cutting Gambar 6.5. Aplikasi Usulan Fasilitas Kerja Operator Packing 6.3. Analisis Pemecahan Masalah Sebelum dilakukan perbaikan fasilitas kerja, operator diukur produktivitasnya dengan cara menghitung profile yang sudah selesai dipacking per jam selama 7 jam kerja. Setelah itu rancangan produk diaplikasikan ke bagian

40 cutting and packing CV. Topaz Profile And Frame dan diukur kembali produktivitasnya dengan cara yang sama sebelum rancangan produk diaplikasikan. Hasil pengukuran kerja operator sebelum dan sesudah perbaikan dapat dilihat pada Tabel 6.1 Tabel 6.1. Hasil Pengukuran Kerja Operator Cutting and Packing Sebelum dan Sesudah Perbaikan Jam Ke- Hasil Kerja Aktual (profile/jam) Hasil Kerja Setelah Perbaikan (Profile/jam) I II III IV V VI VII Total Rata-Rata 66,57 69,71 Sumber : Pengamatan di Pabrik Grafik perbandingan produktivitas aktual dan usulan operator cutting and packing CV. Topaz Profile And Frame dapat dilihat pada Gambar 6.6. Rata-rata Produktivitas Operator Aktivitas Operator Cutting and Packing produktivitas aktual produktivitas usulan produktivitas aktual produktivitas usulan Gambar 6.6. Produktivitas Operator Cutting and Packing

41 Dari kedua gambar di atas, maka dapat dilihat terjadinya peningkatan produktivitas kerja dari operator dengan menggunakan fasilitas kerja yang baru. Dengan pendekatan macroergonomic analysis and design pada CV. Topaz Profile And Frame didapat penyelesaian masalah sebagai berikut: a. Hubungan perusahaan dengan pekerja CV. Topaz Profile And Frame membutuhkan pekerja untuk membantu segala operasional yang berjalan di perusahaan, maka dari itu perusahaan menggunakan pendekatan Macroergonomic Analysis and Design (MEAD) dalam melakukan perbaikan fasilitas kerja untuk meningkatkan kenyamanan bagi karyawan saat bekerja. Dengan meningkatnya kenyamanan karyawan maka karyawan dapat bekerja dengan maksimal dan produktivitas karyawan akan meningkat. b. Lingkungan Fisik Suhu pada stasiun kerja packing berkisar 30 0 C C dan berdebu, karena letak mesin cutting dan tempat packing yang berdekatan dan tertutupnya stasiun kerja Cutting and Packing. Oleh karena itu, diusulkan kepada pihak manajemen perusahaan untuk menambah alat exhaust fan, kipas angin dan masker di stasiun kerja Cutting and Packing. c. Teknologi Mesin cutting pada CV. Topaz Profile And Frame yang berfungsi sebagai pemotong profile serta tempat packing profile mengharuskan operator bekerja dengan cara berdiri dan membungkuk. Dengan permasalahan tersebut

42 diusulkan suatu fasilitas kerja yang baru yaitu kursi kerja agar dapat diterapkan oleh pihak manajemen perusahaan. Dengan pendekatan makro ergonomi pada sebuah perusahaan diharapkan kegiatan yang ada diperusahaan bisa berjalan dengan lebih harmonis, terintegrasi, dan mencapai sebuah sistem kerja yang optimal. Dampak Penerapan Macroergonomic Analsysis and Design (MEAD) terhadap perusahaan yaitu perusahaan dapat meningkatkan produktivitas kerja pada stasiun kerja cutting and packing dengan cara melakukan perbaikan fasilitas kerja. Hal ini dapat berdampak pada stasiun kerja yang lainnya sehingga produktivitas kerja pada stasiun kerja yang lain dapat meningkat.

43 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Penerapan metode macroergonomic analysis and design pada CV. Topaz Profile and Frame merekomendasikan peningkatan kenyamanan kerja pada operator. Pihak manajemen perusahaan dan operator memandang perlu adanya penambahan fasilitas kerja dan rancangannya dibuat dengan prinsip adjustable agar terdapat kesesuaian dengan desain mesin cutting dan rak packing. 2. Fasilitas kerja yang diusulkan pada stasiun kerja cutting and packing di CV. Topaz Profile and Frame adalah kursi kerja. Dengan adanya rancangan kursi kerja yang baru maka dapat dilihat peningkatan hasil kerja operator dalam 1 hari kerja dari 466 batang profile menjadi 488 batang profile Saran 1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan agar jenis perusahaan yang diteliti dengan metode MEAD jangan hanya perusahaan industri bisa berupa perusahaan jasa/pelayanan. 2. Pada penelitian selanjutnya, perlu dilakukan tinjauan mendetail pada lingkungan kerja CV. Topaz Profile and Frame.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN STANDARD NORDIC QUESTIONNAIRE I. IDENTITAS PRIBADI (Tulislah identitas saudara dan coret yang tidak perlu) 1. Nama :... 2. Umur/Tgl. Lahir :.../... 3. Stasiun Kerja :... 4. Status : Kawin/Belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, diantaranya yaitu membuat sistem kerja menjadi lebih baik. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, diantaranya yaitu membuat sistem kerja menjadi lebih baik. Pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri yang semakin maju dan kompetitif, menuntut penyesuaian yang terus-menerus harus dilakukan oleh para pelaku bisnis, diantaranya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire

Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire A. DATA RESPONDEN Nama : Usia : Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Status Pernikahan : Berat Badan Tinggi Badan : kg : cm Tangan dominan : a. Kanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Postur kerja adalah sikap tubuh pekerja saat melaksanakan aktivitas kerja. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator yang kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau didesain khusus untuk membantu pekerjaan manusia agar menjadi lebih mudah. Desain yang tepat

Lebih terperinci

Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) Chandra S.

Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) Chandra S. Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Latar Belakang Masalah Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan adanya aktivitas manual yaitu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii AYAT AL-QURAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xv DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stasiun kerja merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan berkenaan dalam upaya peningkatan produktivitas kerja. Kondisi kerja yang tidak memperhatikan kenyamanan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai model dan kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian mengenai desain perbaikan kursi untuk karyawan pada bagian kerja penyetelan dan pelapisan

Lebih terperinci

Rancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Pada Stasiun Pemarutan Tepung Tapioka

Rancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Pada Stasiun Pemarutan Tepung Tapioka Rancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Pada Stasiun Pemarutan Tepung Tapioka Anizar *1), Ikhsan Siregar 2), dan Laurent Monica 3) 123) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK..

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK.. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK.. i ii iii v vii ix x BAB I PENDAHULUAN...... I-1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Analisis Postur Tubuh Dan Pengukuran Skor REBA Sebelum melakukan perancangan perbaikan fasilitas kerja terlebih dahulu menganalisa postur tubuh dengan

Lebih terperinci

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR Abstrak. Meja dan kursi adalah fasilitas sekolah yang berpengaruh terhadap postur tubuh siswa. Postur tubuh akan bekerja secara alami jika menggunakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

DAFTAR ISI (LANJUTAN) DAFTAR ISI (LANJUTAN) BAB HALAMAN 5.6.4. Uji Distribusi Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Test... V-45 5.7. Penetapan Data Antropometri... V-48 5.7.1. Perancangan dengan Menggunakan Dimensi Tubuh yang Ekstrim...

Lebih terperinci

Gambar. Postur Batang Tubuh REBA Tabel. Skor Batang Tubuh REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal 1

Gambar. Postur Batang Tubuh REBA Tabel. Skor Batang Tubuh REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal 1 Lampiran 1. Form penilaian metode REBA Grup A: b.batang tubuh (trunk) Gambar. Postur Batang Tubuh REBA Tabel. Skor Batang Tubuh REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal 1 0-20 0 (ke depan dan

Lebih terperinci

RANCANGAN ERGONOMIS FASILITAS KERJA DI STASIUN PENGEMASAN PADA PT. FLORINDO MAKMUR UNTUK MEREDUKSI MUSCULOSKELTAL DISORDERS (MSDs)

RANCANGAN ERGONOMIS FASILITAS KERJA DI STASIUN PENGEMASAN PADA PT. FLORINDO MAKMUR UNTUK MEREDUKSI MUSCULOSKELTAL DISORDERS (MSDs) RANCANGAN ERGONOMIS FASILITAS KERJA DI STASIUN PENGEMASAN PADA PT. FLORINDO MAKMUR UNTUK MEREDUKSI MUSCULOSKELTAL DISORDERS (MSDs) TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 RANCANGAN ALAT PENCACAH PELEPAH SAWIT DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI (STUDI KASUS DI UKM TANI SIDORUKUN) TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

ANALISIS ERGONOMI DESAIN ULANG KURSI KERJA KARYAWAN BAGIAN STAMPING DI PT. SC JOHNSON MANUFACTURING MEDAN

ANALISIS ERGONOMI DESAIN ULANG KURSI KERJA KARYAWAN BAGIAN STAMPING DI PT. SC JOHNSON MANUFACTURING MEDAN ANALISIS ERGONOMI DESAIN ULANG KURSI KERJA KARYAWAN BAGIAN STAMPING DI PT. SC JOHNSON MANUFACTURING MEDAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai tambah bagi produk sehingga dapat dijual dengan harga kompetitif di

BAB I PENDAHULUAN. nilai tambah bagi produk sehingga dapat dijual dengan harga kompetitif di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan produksi merupakan integrasi dari tenaga kerja, material, metode kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi merupakan integrasi dari tenaga kerja, material, metode kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan nilai tambah bagi

Lebih terperinci

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN Disusun oleh: Daryono (344169) Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan industri-industri semakin pesat, baik industri manufaktur maupun jasa. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah UD. M Irfan Shoes merupakan usaha kecil menengah yang berada di dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang pembuatan sepatu. Proses

Lebih terperinci

PERANCANGAN FASILITAS KERJA DALAM PEMBUATAN DANDANG DI UD. KARYA DARMA

PERANCANGAN FASILITAS KERJA DALAM PEMBUATAN DANDANG DI UD. KARYA DARMA PERANCANGAN FASILITAS KERJA DALAM PEMBUATAN DANDANG DI UD. KARYA DARMA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh AHMAD FADLI POLEM 070403107 DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ Tengku Fuad Maulana 1, Sugiharto 2, Anizar 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina Industrial Engineering Journal Vol.5 No.2 (2016) 17-22 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina Amri 1*, Syarifuddin, As

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PENGULIR TANGKAI SAPU UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDER DI CV ARBA JAYA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas yang dilakukan oleh manusia pada dasarnya memberikan dampak yang positif dan negatif pada tubuh manusia. Salah satu bagian yang paling berdampak pada aktivitas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN (Studi Kasus Industri Tenun Pandai Sikek Sumatera Barat) Nilda Tri Putri, Ichwan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia industri yang semakin maju dan kompetitif,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia industri yang semakin maju dan kompetitif, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri yang semakin maju dan kompetitif, menuntut penyesuaian yang terus-menerus harus dilakukan oleh para pelaku bisnis, diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulang belakang (Benjamin W. Niebel, 2003). Serge Simoneau, dkk (1996)

BAB I PENDAHULUAN. tulang belakang (Benjamin W. Niebel, 2003). Serge Simoneau, dkk (1996) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kursi merupakan salah satu fasilitas kerja yang sangat penting untuk karyawan yang bekerja duduk, terkhusus untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian yang tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian. Metodologi penelitian ini akan membantu menyelesaikan penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan semakin meningkat pula. Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut banyak orang membuka usaha di bidang bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meja merupakan salah satu fasilitas sekolah berupa permukaan datar yang disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah sebuah fasilitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan Nai Shoes Collection merupakan home industry yang bergerak di bidang industri sepatu safety dan sepatu boot yang berlokasi di Jl. Cibaduyut Raya Gang Eteh Umi RT. 2 RW 1 kota Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mendapatkan gambaran tentang langkah-langkah pendekatan yang dilakukan untuk memcahkan masalah dalam penelitian ini, maka dalam bab ini akan dijelaskan secara terperinci

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Penelitian merupakan serangkaian aktivitas merumuskan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menarik suatu kesimpulan dari suatu permasalahan yang dijadikan objek

Lebih terperinci

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2015

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2015 USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI MUSCULOSKELETAL DISORDER (MSDs) PADA STASIUN PENDEMPULAN DI CV.SUPER PLATES TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh MATYANTO M. TUMANGGOR NIM.

TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh MATYANTO M. TUMANGGOR NIM. PERANCANGAN FASILITAS KERJA MENGGUNAKAN METODE QFD (Quality Function Deployment) DENGAN PENDEKATAN AHP (Analytical Hierarchy Process) DAN MEMPERHATIKAN PRINSIP ERGONOMI DI PT. CARSURINDO TUGAS SARJANA

Lebih terperinci

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN Daryono Mahasiswa (S1) Jurusan Teknik Industri Universitas Gunadarma Scochuu_kuro@yahoo.co.id ABSTRAKSI

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ Muhammad Zein Anwar 1, Abdul Rahim Matondang 2, Anizar 3 Departemen Teknik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT...

Lebih terperinci

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA PENGGILINGAN BATU UNTUK MENGURANGI MUSCULOSCELETAL DISORDER PADA PABRIK PT.MASYARAKAT PRATAMA ANINDITA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA DAN ALAT BANTU PADA BAGIAN PENGISIAN BANTAL DI CV. WOLKEN

USULAN RANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA DAN ALAT BANTU PADA BAGIAN PENGISIAN BANTAL DI CV. WOLKEN USULAN RANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA DAN ALAT BANTU PADA BAGIAN PENGISIAN BANTAL DI CV. WOLKEN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh

Lebih terperinci

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

B A B III METODOLOGI PENELITIAN B A B III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penulisan laporan ini, penulis membagi metodologi pemecahan masalah dalam beberapa tahap, yaitu : 1. Tahap Indentifikasi Masalah 2. Tahap Pengumpulan Data dan Pengolahan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT X bergerak di bidang industri manufaktur yang memproduksi karet sebagai hasil utamanya. Operator mengalami keluhan sakit pada leher, punggung, lengan, dan kaki akibat pekerjaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC BAB V ANALISA HASIL 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, OWAS & QEC Berdasarkan bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan analisis hasil pengolahan data terhadap pengukuran

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN BANGKU KERJA MASINIS UNTUK MENINGKATKAN KENYAMANAN KERJA MASINIS DI PT. KAI DIVRE I SUMATERA UTARA INDRI LESTARI SINUHAJI

USULAN PERBAIKAN BANGKU KERJA MASINIS UNTUK MENINGKATKAN KENYAMANAN KERJA MASINIS DI PT. KAI DIVRE I SUMATERA UTARA INDRI LESTARI SINUHAJI USULAN PERBAIKAN BANGKU KERJA MASINIS UNTUK MENINGKATKAN KENYAMANAN KERJA MASINIS DI PT. KAI DIVRE I SUMATERA UTARA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Data dan Informasi Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2016. Penelitian

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT. ANALISIS POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESMENT PADA OPERATOR DALAM PEMBUATAN PEMBERSIH AIR LIMBAH DI PT. KAMIADA LESTARI INDONESIA Disusun Oleh: Roni Kurniawan (36411450) Pembimbing:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1.Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh Fitriadi dan Bambang (2015) ini mengangkat judul Perancangan Alat Bantu Penyayatan untuk Peningkatan Kapasitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG Tri Widodo & Heli Sasmita Tiga_wd@yahoo.co.id Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD Satria merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang produksi linggis. Usaha ini dikelola secara turun menurun yang didirikan pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini memunculkan berbagai jenis usaha. Semua kegiatan perindustrian tersebut tidak terlepas dari peran manusia, mesin dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi (Eko

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM KERJA OPERATOR PENCETAKAN PAVING BLOCK PADA UKM GUNUNG JATI TUGAS SARJANA. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari

PERBAIKAN SISTEM KERJA OPERATOR PENCETAKAN PAVING BLOCK PADA UKM GUNUNG JATI TUGAS SARJANA. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari PERBAIKAN SISTEM KERJA OPERATOR PENCETAKAN PAVING BLOCK PADA UKM GUNUNG JATI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh MANDALA PUTRA NASUTION

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK Nama : Dimas Harriadi Prabowo NPM : 32411114 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo,

Lebih terperinci

Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ

Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ Tri Yanuar 1, Yayan Harry Yadi 2, Ade Sri Mariawati 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng

Lebih terperinci

ANALISIS KELUHAN RASA SAKIT PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA DI STASIUN PENJEMURAN

ANALISIS KELUHAN RASA SAKIT PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA DI STASIUN PENJEMURAN ANALISIS KELUHAN RASA SAKIT PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA DI STASIUN PENJEMURAN Michella Hasibuan 1, Anizar 2, Sugih Arto P 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat,

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perindustrian di Indonesia sekarang ini mengalami perkembangan yang pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat, rolling door, dan lan-lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cuci jet stream motor Al-Hidayah adalah suatu bidang jasa mencuci motor dengan menggunakan engine spray. Kelebihan dari cuci jet stream motor adalah bisa membersihkan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG Nama : Dimas Triyadi Wahyu P NPM : 32410051 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Ir. Asep

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Batu bata Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan dari kerikil dan batu-batu lainnya. Tanah ini banyak ditemui di sekitar kita. Itulah

Lebih terperinci

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA Samuel Bobby Sanjoto *1), M.Chandra Dewi K 2) dan A. Teguh Siswantoro 3) 1,2,3) Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik, salah satunya adalah fasilitas kerja yang baik dan nyaman bagi karyawan,

BAB I PENDAHULUAN. baik, salah satunya adalah fasilitas kerja yang baik dan nyaman bagi karyawan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semua perusahaan menginginkan produktivitas kerja karyawannya semakin meningkat, untuk mewujudkan hal itu di perlukan lingkungan kerja yang baik, salah satunya adalah

Lebih terperinci

RANCANGAN FASILITAS KERJA ERGONOMIS PADA STASIUN PENCETAKAN DENGAN METODE PAHL DAN BEITZ BERDASARKAN ANALISA POSTUR KERJA METODE MANTRA

RANCANGAN FASILITAS KERJA ERGONOMIS PADA STASIUN PENCETAKAN DENGAN METODE PAHL DAN BEITZ BERDASARKAN ANALISA POSTUR KERJA METODE MANTRA RANCANGAN FASILITAS KERJA ERGONOMIS PADA STASIUN PENCETAKAN DENGAN METODE PAHL DAN BEITZ BERDASARKAN ANALISA POSTUR KERJA METODE MANTRA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan dunia modern, mesin, peralatan dan segala produk sudah dipasarkan kepada seluruh masyarakat agar mereka merasa lebih mudah dan diuntungkan. Pada awalnya,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB III METODOLOGI PENELITAN BAB III METODOLOGI PENELITAN 3.1 Tahapan Penelitian Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis, maka perlu dibuat tahapan-tahapan dari penelitian itu sendiri. Adapun tahapan dalam penelitian

Lebih terperinci

MODUL I DESAIN ERGONOMI

MODUL I DESAIN ERGONOMI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem kerja, pada dasarnya terdiri dari empat komponen utama, yaitu: manusia, bahan, mesin dan lingkungan kerja. Dari keempat komponen tersebut, komponen manusia

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Alternatif yang dipilih untuk perancangan alat pilin tampar pandan menggunakan alternatif 3 dengan biaya pembuatan alat Rp 911.000,00 2. Setelah dianalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat kerja. Lingkungan tempat kerja merupakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA PROSES MEMAHAT UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA DI JAVA ART STONE

PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA PROSES MEMAHAT UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA DI JAVA ART STONE PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA PROSES MEMAHAT UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA DI JAVA ART STONE TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Teknik Industri

Lebih terperinci

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2015

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2015 A N A L I S I S R E D E S I G N A L A T B A N T U S O R T A S I T A N D A N B U A H S E G A R ( T B S ) K E L A P A S A W I T DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II SAWIT SEBERANG TUGAS SARJANA Diajukan Untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pabrik Tahu Cibuntu merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan di Bandung yang memproduksi tahu. Berlokasi di daerah jalan Babakan Ciparay, Kecamatan Bandung Kulon, pabrik ini memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Pustaka Studi Lapangan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 30 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1. Pengumpulan data 4.1.1 Layout Lini Produksi Sekarang Gambar 4.1 Layout Assembly Line Gambar di atas menunjukkan denah lini produksi PT. Federal Karyatama yang

Lebih terperinci

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N PERANCANGAN FASILITAS KERJA ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE QUALITY F U NC TI ON DEPLOYMENT PADA GUDANG BAHAN PENOLONG PT. GROWTH SUMATRA INDUSTRY TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pentingnya Konsep Ergonomi untuk Kenyamanan Kerja Ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni yang berupaya menserasikan antara alat, cara, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data dilakukan dengan cara melihat langsung pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja pada perusahaan yang diteliti. Data yang diambil

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kursi roda menjadi alat bantu yang sangat penting bagi penyandang cacat fisik khususnya penyandang cacat bagian kaki dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Akan tetapi, kursi roda yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Data Meja Belajar Tabel 4.1 Data pengukuran meja Pengukuran Ukuran (cm) Tinggi meja 50 Panjang meja 90 Lebar meja 50 4.1.. Data Kursi Belajar

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Hasil A. Penilaian Postur Kerja Berdasarkan Metode RULA Hasil pengolahan data postur kerja pengawas radiasi pertama di SDPFPI- DPFRZR-BAPETEN dengan metode RULA, dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu Ukuran dan model dari kursi taman/teras yang lama. Data anthropometri tentang ukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang secara sistematis memanfaatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang secara sistematis memanfaatkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang secara sistematis memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu

Lebih terperinci

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2015

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2015 R A N C A N G A N A L A T B A N T U K E R J A O P E R A T O R ANGKAT BUAH KELAPA SAWIT PADA STASIUN PEMANENAN DI UD. JERRY DOLOK MASIHUL DRAFT TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA Etika Muslimah 1*, Dwi Ari Wibowo 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

PERBAIKAN PROSES IRAT BAMBU DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI DI UKM ALIFA CRAFT WEDDING SOUVENIR KASONGAN,BANTUL

PERBAIKAN PROSES IRAT BAMBU DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI DI UKM ALIFA CRAFT WEDDING SOUVENIR KASONGAN,BANTUL PERBAIKAN PROSES IRAT BAMBU DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI DI UKM ALIFA CRAFT WEDDING SOUVENIR KASONGAN,BANTUL TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri

Lebih terperinci

USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z

USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z Jurnal Riset Industri Vol. 0 No., April 06, Hal. - USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z THE PROPOSED DESIGN OF WORK

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA 138 BAB V HASIL DAN ANALISA 5.2. Hasil PT. Intan Pertiwi Industri merupakan perusahaan industri yang bergerak dalam pembuatan elektroda untuk pengelasan. Untuk menemukan permasalahan yang terdapat pada

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUISIONER

LAMPIRAN 1 KUISIONER 1. KUISIONER KELELAHAN LAMPIRAN 1 KUISIONER KUESIONER 30 ITEMS OF RATING SCALES DENGAN SKALA LIKERT UNTUK MENGUKUR KELELAHAN SECARA UMUM Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban yang tersedia sesuai

Lebih terperinci

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las Sulistiawan I 1303010 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi tidak terlepas dari peran manusia, salah satu hal penting yang masih dilakukan pada industri kecil sampai menengah bahkan industri besar sekalipun.

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tahu Sumedang adalah salah satu makanan khas Kota Sumedang. Pabrik Tahu di Sumedang semakin berkembang karena potensi pasar yang tinggi. Salah satu pabrik tahu di Kota Sumedang yaitu pabrik tahu

Lebih terperinci

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang Nama : Tehrizka Tambihan NPM : 37412336 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Rossi

Lebih terperinci