I. PENDAHULUAN. Duku (Lansium domesticum Corr.) sebagai buah unggulan Provinsi Jambi,

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Duku (Lansium domesticum Corr.) sebagai buah unggulan Provinsi Jambi, memerlukan tempat tumbuh yang baik yaitu terletak di daerah beriklim basah sampai agak basah, dengan curah hujan antara mm per tahun. Duku menghendaki tanah kaya humus dan drainasenya baik misalnya tanah lempung berpasir dengan ph 6 7, suhu optimum C, dengan ketinggian kurang dari 650 m di atas permukaan laut, dan membutuhkan tempat-tempat yang terlindung (Anonim, 2000). Daerah sentra produksi duku di Provinsi Jambi meliputi Muaro Jambi, Batanghari, Bungo, Merangin, Tebo, dan Sarolangun yang tersebar di sepanjang daerah aluvial sungai Batanghari. Duku umumnya merupakan tanaman warisan dari generasi sebelumnya, yang tumbuh secara alami, sehingga petani pemilik belum menerapkan budidaya duku sehat. Duku tidak dirawat secara optimal, dibiarkan tumbuh begitu saja, bahkan pemeliharaannya hanya dilakukan ketika menjelang dan pada saat panen (Antony, 2010). Meskipun demikian, duku memiliki peranan penting dalam perekonomian daerah sebagai sumber penghasilan petani. Duku memiliki masa panen selama 3 bulan, dapat memberikan penghasilan dengan jumlah sebesar 9 milyar rupiah bagi seluruh petani duku di provinsi Jambi, dan memberikan peluang usaha bagi lebih kurang 500 pedagang buah duku di Jambi (Endrizal et al., 2009). Produksi buah duku di Provinsi Jambi dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Selama kurun tahun , terjadi penurunan tajam mulai tahun Dilaporkan pada tahun 2004 jumlah produksi buah duku Provinsi Jambi mencapai ton, dan pada tahun 2011 hanya sebesar ton. Hal ini 1

2 Produksi (ton) 2 dipengaruhi oleh iklim yang berubah dan perubahan musim, dan diakibatkan oleh kematian duku karena penyakit mati meranggas atau yang lebih dikenal dengan kanker batang. Produksi buah duku periode disajikan dalam Gambar Tahun Muaro Jambi Sarolangun Merangin Bungo Tebo Batanghari Gambar 1. Produksi buah duku di 6 kabupaten di Provinsi Jambi selama tahun (sumber: BPS Provinsi Jambi, ) Diperkirakan sejak tahun 2003, penyakit kanker batang duku telah tersebar di daerah sentra duku, yaitu Desa Terusan Kecamatan Marosebo Ilir, dan Desa Malapari Kecamatan Muara Bulian, Batanghari. (Prayudi et al., 2005; Endrizal et al., 2009). Gejala penyakit ini berupa nekrosis di batang yang segera diikuti menguning dan gugurnya daun-daun tanaman, mirip dengan gejala penyakit kanker batang pada durian. Diduga penyakit kanker batang duku disebabkan oleh jamur Phytophthora spp. yang merupakan patogen terbawa tanah, yang dapat tersebar melalui aliran air, dan mengakibatkan penyakit semakin meluas. Di beberapa wilayah yang mendapat luapan air sungai Batanghari sewaktu banjir pada musim penghujan, dilaporkan telah menunjukkan adanya gejala sakit. Duku yang sakit segera mati setelah beberapa bulan menunjukkan gejala penyakit (Prayudi et al., 2005), bahkan pertanaman duku di Desa Terusan dan Desa Malapari, pada

3 3 tahun 2012 telah mengalami kepunahan. Penyakit ini telah menjadi epidemi di Provinsi Jambi. Di wilayah Kumpeh, Muaro Jambi, duku masih tumbuh dengan baik. Hasil penelitian pendahuluan Handoko & Hadisutrisno (2011) menunjukkan bahwa terdapat populasi mikroba antagonis, dan jamur mikoriza yang lebih tinggi di wilayah Kumpeh, dibandingkan dengan wilayah kabupaten lainnya, sehingga Muaro Jambi merupakan satu-satunya daerah pertanaman duku yang masih bertahan dengan baik, dan dapat berproduksi pada tahun Kemungkinan mikroba antagonis dan jamur mikoriza dapat berperan menekan perkembangan penyakit kanker batang duku. Pemanfaatan mikroba antagonis sebagai agens pengendali hayati untuk pengendalian penyakit yang penyebabnya terbawa tanah, seperti Phytophthora spp., dan Fusarium spp. sudah banyak terbukti memberikan hasil baik. Dalam mekanisme pengendalian terhadap jamur patogen, jamur Trichoderma spp. memiliki beberapa aktivitas penekanan yaitu kompetisi, antibiosis dan mikoparasitisme. Kemampuan penekanan tersebut sesuai untuk pengendalian penyakit terbawa tanah (Hall, 1996). Trichoderma spp. mampu menekan perkembangan penyakit tanaman baik secara langsung maupun melalui pengimbasan ketahanan (Harman et al., 2004). Mikoriza merupakan istilah yang merujuk pada asosiasi simbiotik antara tanaman dan jamur yang mengkoloni jaringan korteks akar selama tanaman aktif tumbuh. Istilah simbiosis dalam mikoriza digunakan untuk menjelaskan hubungan mutualistik saling tergantung yang tinggi antara tanaman inang sebagai penerima hara dan jamur mikoriza sebagai penerima turunan karbon hasil fotosintesis (Harley, 1989). Jamur mikoriza berarti jamur akar, dan diketahui bahwa 80% spesies tanaman berkambium di dunia bersimbiosis dengan jamur mikoriza. Asosiasi tersebut dicirikan oleh aliran karbon

4 4 yang diproduksi tanaman ke jaringan jamur dan aliran hara yang diperantarai jamur ke jaringan tanaman (Sylvia et al., 2005). B. Perumusan Masalah Duku merupakan salah satu komoditas buah unggulan Provinsi Jambi. Daerah aluvial sungai Batanghari di Provinsi Jambi memiliki kesesuaian lahan dan lingkungan bagi pertumbuhan duku, sehingga sampai saat ini hanya di daerah tersebut duku dapat tumbuh dan menghasilkan buah dengan baik. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, muncul penyakit baru yang oleh masyarakat setempat dinamakan penyakit mati meranggas atau penyakit kanker batang, yang sangat merugikan. Sampai dengan tahun 2011, terdapat pohon atau sebesar 11,33% duku yang mati dan atau sebesar 47,63% tanaman bergejala penyakit, dari populasi pohon duku. Penyakit ini mengakibatkan produksi buah duku mengalami penurunan tajam. Pada tahun 2004 produksi buah duku sebesar ton, turun menjadi ton atau penurunan sebesar 93,73% pada tahun Penyakit ini sudah menyebar di beberapa wilayah kabupaten sentra duku di Provinsi Jambi. Duku sakit menjadi meranggas, selanjutnya mengalami kematian. Dikhawatirkan duku di Jambi akan punah bila penyakit ini tidak segera dikendalikan. Pengendalian penyakit kanker batang duku perlu segera dilaksanakan. Dari penelitian epidemi penyakit kanker batang duku akan diperoleh data yang diperlukan untuk menyusun strategi pengendalian penyakit yang efektif, efisien, dan aman. Penyusunan strategi ini memerlukan penelitian yang mencakup gatra epidemi penyakit, yang mengkaji sebaran dan perkembangan penyakit di lapangan, mengidentifikasi dan mengkaji penyebab penyakit, dan ekologinya, mengkaji faktorfaktor lingkungan abiotik yang berpengaruh terhadap perkembangan penyakit, dan

5 5 mengkaji peran mikroba antagonis, dan jamur mikoriza terhadap penekanan perkembangan penyakit. C. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui perkembangan, dan intensitas penyakit kanker batang duku di sentra duku di Provinsi Jambi. 2. Mengidentifikasi dan mengkaji patogen penyakit kanker batang duku. 3. Mengkaji unsur lingkungan baik lingkungan abiotik, maupun lingkungan biotik, yang berpengaruh terhadap perkembangan penyakit kanker batang duku di Provinsi Jambi, sebagai dasar penyusunan strategi pengendalian penyakit kanker batang duku. D. Manfaat Manfaat bagi masyarakat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu: 1. Membantu petani dalam budidaya duku sehat. 2. Meningkatkan produksi buah duku. 3. Meningkatkan penghasilan petani duku, dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). E. Kebaruan Penelitian penyakit kanker batang duku yang pernah dilakukan masih terbatas pada identifikasi patogen, yang sampai saat ini belum memperoleh kejelasan status patogennya, dan penelitian tentang cara pengendalian penyakit yang masih mengandalkan penggunaan fungisida kimiawi. Kajian tentang interaksi unsur-unsur epidemi terhadap perkembangan penyakit belum pernah dilakukan, padahal data

6 6 tersebut sangat diperlukan dalam penyusunan taktik pengendalian penyakit kanker batang duku. Kebaruan penelitian ini yaitu aktualitas informasi tentang penyakit kanker batang duku yang menjadi pendukung terjadinya epidemi di Provinsi Jambi. Penelitian identifikasi patogen kanker batang duku yang mencakup aspek morfologi, molekuler, dan ekologinya akan menjadi dasar dalam upaya penekanan perkembangan patogen sebagai bagian dari strategi pengendalian penyakit. Penelitian mengenai anasir cuaca yang mempengaruhi perkembangan penyakit, dilakukan berdasarkan keterkaitannya dengan fluktuasi intensitas penyakit di lapangan, sehingga dapat memberikan informasi anasir cuaca yang paling berperan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan penyakit kanker batang duku. Data tersebut akan dapat digunakan sebagai taktik pengendalian penyakit kanker batang duku, yang bila terjadi berurutan dapat digunakan sebagai strategi. Penelitian juga mengkaji faktor lingkungan biotik terutama peran mikroba antagonistik dan jamur mikoriza dalam menekan tingkat keparahan penyakit kanker batang duku. Kajian peran mikroba antagonis yaitu jamur Trichoderma harzianum, dan jamur mikoriza sangat perlu dilakukan untuk mendukung pengendalian patogen terbawa tanah, yang sulit dikendalikan menggunakan pestisida kimiawi. Hasil kajian jamur T. harzianum, dan jamur mikoriza unggul yang diperoleh dari lapangan dapat dimanfaatkan sebagai taktik pengendalian penyakit kanker batang secara terpadu, dan menjadi bagian penting yang mendukung upaya pelestarian duku Jambi.