LAPORAN TAHUNAN 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN TAHUNAN 2017"

Transkripsi

1 LAPORAN TAHUNAN 2017 BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT MAKASSAR

2

3 ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GRAFIK... vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan Laporan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 BAB II ANALISA SITUASI AWAL TAHUN A. Hambatan Tahun Lalu... 4 B. Kelembagaan... 6 C. Sumber Daya Sumber Daya Manusia Sumber Daya Sarana dan Prasarana Sumber Daya Anggaran BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA A. Dasar Hukum B. Tujuan, Sasaran, dan Indikator Indikator Kinerja BLU (RBA) Key Performace Indikator (KPI) Matriks Indikator Kinerja Utama BBKPM Makassar C. Penetapan Kinerja BAB IV STRATEGI PELAKSANAAN A. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran B. Hambatan Dalam Pelaksanaan Strategi C. Upaya Tindak Lanjut... 27

4 iii BAB V HASIL KINERJA A. Pencapaian Target Kerja B. Pencapaian Kinerja Per Bidang C. Realisasi Anggaran BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran... 76

5 iv DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Jumlah SDM Berdasarkan Status Kepegawaian Tabel 2.2 Jumlah SDM Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 2.3 Jumlah SDM Berdasarkan Kelompok Profesi Tabel 2.4 Jumlah SDM BBKPM Makassar Untuk Kelompok SMF Tabel 2.5 Jumlah SDM BBKPM Makassar Untuk Kelompok Profesi Perawat Tabel 2.6 Jumlah SDM BBKPM Makassar Untuk Kelompok Penunjang Tabel 2.7 Jumlah SDM BBKPM Makassar Untuk Kelompok Umum Tabel 2.8 Rincian Pagu Anggaran BBKPM Makassar Berdasarkan Kegiatan Tabel 3.1 Indikator Kinerja Keuangan Tabel 3.2 Indikator Kinerja Pelayanan Tabel 3.3 Matriks Indikator Kinerja Utama BBKPM Makassar Tabel 3.4 Penetapan Kinerja Tabel 5.1 Capaian Target Kegiatan BBKPM Makassar Tahun Tabel 5.2 Sepuluh Besar Kasus di BBKPM Makassar Tabel 5.3 Distribusi Kunjungan Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.4 Distribusi Kunjungan Rawat Jalan Berdasarkan Cara Pembayaran Tabel 5.5 Distribusi Kunjungan Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Pasien Tabel 5.6 Distribusi Kunjungan SMF Pulmonologi Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.7 Distribusi Kunjungan SMF Pulmonologi Berdasarkan Cara Pembayaran Tabel 5.8 Distribusi Kunjungan SMF Pulmonologi Berdasarkan Jenis Pasien Tabel 5.9 Distribusi Kunjungan SMF Penyakit Dalam berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.10 Distribusi Kunjungan SMF Penyakit Dalam berdasarkan Cara Pembayaran Tabel 5.11 Distribusi Kunjungan SMF Penyakit Dalam berdasarkan Jenis Pasien Tabel 5.12 Distribusi Kunjungan SMF Respirologi Anak berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.13 Distribusi Kunjungan SMF Respirologi Anak berdasarkan Cara Pembayaran Tabel 5.14 Distribusi Kunjungan SMF Respirologi Anak berdasarkan Jenis Pasien Tabel 5.15 Distribusi Kunjungan Unit Gawat Darurat berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.16 Distribusi Kunjungan Unit Gawat Darurat berdasarkan Cara Pembayaran Tabel 5.17 Distribusi Kunjungan Unit Gawat Darurat berdasarkan Jenis Pasien Tabel 5.18 Distribusi Kunjungan Rawat Inap berdasarkan Jenis Kelamin... 56

6 v Tabel 5.19 Distribusi Kunjungan Unit Gawat Darurat berdasarkan Jenis Pasien Tabel 5.20 Distribusi Kunjungan Unit Gawat Darurat berdasarkan Cara Pembayaran Tabel 5.21 Data Statistik Pelayanan Rawat Inap Tahun Tabel 5.22 Kunjungan Radiologi berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.23 Kunjungan Radiologi berdasarkan Jenis Pasien Tabel 5.24 Kunjungan Radiologi berdasarkan Cara Pembayaran Tabel 5.25 Kunjungan Laboratorium berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.26 Kunjungan Laboratorium berdasarkan Jenis Pasien Tabel 5.27 Kunjungan Laboratorium berdasarkan Cara Pembayaran Tabel 5.28 Jumlah Resep yang Masuk ke Apotek berdasarkan Cara Bayar Tabel 5.29 Kunjungan Apotek berdasarkan Jenis Resep Tabel 5.30 Daftar Obat Kadaluarsa Tabel 5.31 Kunjungan Fisioterapi berdasarkan Jenis Tindakan Tabel 5.32 Pemeriksaan Diagnostik dan Tindakan Tabel 5.33 Data Penyuluhan Tahun Tabel 5.34 Jumlah Pasien HIV Posiitf Tabel 5.35 Jumlah Pasien On ARV Tabel 5.36 Distribusi Pasien Poli Henti Rokok berdasarkan Kelompok Umur Tabel 5.37 Kegiatan Sosialisasi Kesehatan Paru Tahun Tabel 5.38 Jumlah Kegiatan Magang/KKNP/Penelitian Tahun Tabel 5.39 Jumlah MoU Instansi Pendidikan Tahun Tabel 5.40 Jumlah Kegiatan Diklat Pegawai Tahun Tabel 5.41 Pencapaian Indikator Kinerja Keuangan Tabel 5.42 Pencapaian Indikator Kinerja Pelayanan Tabel 5.43 Realisasi Anggaran BBKPM Makassar Tahun Tabel 5.54 Realisasi Anggaran BBKPM Makassar Tahun

7 vi DAFTAR GRAFIK Grafik 2.1 Jumlah SDM Berdasarkan Status Kepegawaian Grafik 2.2 Jumlah SDM Berdasarkan Kelompok Profesi Grafik 5.1 Sepuluh Besar Penyakit di BBKPM Makassar Tahun Grafik 5.2 Distribusi Kunjungan Rawat Jalan berdasarkan Jenis Kelamin Grafik 5.3 Distribusi Kunjungan Rawat Jalan berdasarkan Cara Pembayaran Grafik 5.4 Distribusi Kunjungan Rawat Jalan berdasarkan Jenis Pasien Grafik 5.5 Distribusi Kunjungan SMF Pulmonologi berdasarkan Jenis Kelamin Grafik 5.6 Distribusi Kunjungan SMF Pulmonologi berdasarkan Cara Pembayaran Grafik 5.7 Distribusi Kunjungan SMF Pulmonologi berdasarkan Jenis Pasien Grafik 5.8 Distribusi Kunjungan SMF Penyakit Dalam berdasarkan Jenis Kelamin Grafik 5.9 Distribusi Kunjungan SMF Penyakit Dalam berdasarkan Cara Pembayaran Grafik 5.10 Distribusi Kunjungan SMF Penyakit Dalam berdasarkan Jenis Pasien Grafik 5.11 Distribusi Kunjungan SMF Resepirologi Anak berdasarkan Jenis Kelamin Grafik 5.12 Distribusi Kunjungan SMF Resepirologi Anak berdasarkan Cara Pembayaran Grafik 5.13 Distribusi Kunjungan SMF Resepirologi Anak berdasarkan Jenis Pasien Grafik 5.14 Distribusi Kunjungan Unit Gawat Darurat berdasarkan Jenis Kelamin Grafik 5.15 Distribusi Kunjungan Unit Gawat Darurat berdasarkan Cara Pembayaran Grafik 5.16 Distribusi Kunjungan Unit Gawat Darurat berdasarkan Jenis Pasien Grafik 5.17 Kunjungan Rawat Inap berdasarkan Jenis Kelamin Grafik 5.18 Kunjungan Rawat Inap berdasarkan Jenis Pasien Grafik 5.19 Kunjungan Rawat Inap berdasarkan Cara Pembayaran Grafik 5.20 Data Statistik Pelayanan Rawat Inap Tahun Grafik 5.21 Kunjungan Radiologi berdasarkan Jenis Kelamin Grafik 5.22 Kunjungan Radiologi berdasarkan Jenis Pasien Grafik 5.23 Kunjungan Radiologi berdasarkan Cara Pembayaran Grafik 5.24 Kunjungan Labratorium berdasarkan Jenis Kelamin Grafik 5.25 Kunjungan Labratorium berdasarkan Jenis Pasien Grafik 5.26 Kunjungan Labratorium berdasarkan Cara Pembayaran Grafik 5.27 Jumlah Resep yang Masuk ke Apotek berdasarkan Cara Bayar Grafik 5.28 Apotek berdasarkan Jenis Resep Grafik 5.29 Kunjungan Fisioterapi berdasarkan Jenis Tindakan... 59

8 vi Grafik 5.30 Pemeriksaan Diagnostik dan Tindakan Grafik 5.31 Jumlah Penyuluhan Individu, Kelompok dan Massal Grafik 5.32 Jumlah Pasien VCT Tahun Grafik 5.33 Jumlah Pasien Poli Henti Rokok Grafik 5.34 Jumlah Pasien TB yang diobati Grafik 5.35 Jumlah Suspek TB Grafik 5.36 Persentase Penyerapan Anggaran BBKPM Makassar Tahun

9 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyusunan laporan berkala dari tiap organisasi pemerintah merupakan kewajiban yang harus dilakukan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang pembentukan dan organisasi Kementerian Negara, menyebutkan dalam pasal 89 bahwa setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. Sedangkan di tingkat Kementerian Kesehatan tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, menyebutkan dalam pasal 996 bahwa Setiap Kepala Satuan Organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan tepat pada waktunya. Laporan berkala merupakan laporan pelaksanaan tugas dan fungsinya dari satuan kerja di lingkungan Ditjen Pelayanan Kesehatan yang memuat perkembangan dan hasil pencapaian kinerja baik kegiatan maupun anggaran dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Laporan berkala berisi uraian yang lebih menyeluruh mengenai kondisi sumber daya (sumber daya manusia, sarana prasarana dan dana) hasil kegiatan program, pencapaian kinerja dan masalah, hambatan serta terobosan sebagai upaya pemecahan masalah dalam pelaksanaan kegiatan dan laporan. Laporan Tahunan diharapkan bersifat analitik, interprentatif, disertai saran dan tindak lanjut. Laporan Tahunan ini juga merupakan salah satu cara evaluasi yang obyektif, efisien dan efektif, yang dapat member kontribusi dalam penyelenggaraan BBKPM Makassar yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. B. Maksud dan Tujuan Laporan Sebagai wujud pertanggungjawaban kegiatan yang telah dilaksanakan pada kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka memenuhi dan melaksanakan amanah Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor PR.03.02/1/1466/12 tentang Laporan Berkala Satuan Kerja (Laporan Semester 1 dan Laporan Tahunan) Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.

10 2 C. Ruang Lingkup Laporan KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan Laporan C. Ruang Lingkup BAB II. BAB III. BAB IV. BAB V. ANALISA SITUASI AWAL TAHUN A. Hambatan Tahun Lalu B. Kelembangaan C. Sumber Daya 1. Sumber Daya Manusia 2. Sumber Daya Sarana Dan Prasarana 3. Sumber Daya Anggaran TUJUAN DAN SASARAN KERJA A. Dasar Hukum B. Tujuan, Sasaran Indikator 1. Indikator Kinerja BLU (Indikator Kinerja Keuangan, Indikator Kinerja Area Klinis, Indikator Kinerja Area Manajerial) 2. Key Performance indikator (KPI) sesuai Renstra UPT 3. Matriks Indikator Kinerja Utama BBKPM Makassar 4. Penetapan Kinerja STRATEGI PELAKSANAAN A. Strategi Pencapaian Tahun Dan Sasaran B. Hambatan dalam Pelaksanaan Strategi C. Upaya Tindak Lanjut HASIL KINERJA A. Pencapaian Target Kinerja 1. Pencapaian Target Kegiatan dan Pendapatan 2. Pencapaian Kinerja BBKPM Makassar

11 3 3. Pencapaian Indikator BLU (Keuangan, Area Klinis, Area Manajerial) 4. SPM RS/Kinerja Per Bidang 5. Program Unggulan B. Realisasi Anggaran BAB VI. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran LAMPIRAN LAMPIRAN Penetapan Kinerja

12 4 BAB II ANALISA SITUASI AWAL TAHUN A. Hambatan Tahun Lalu Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dan bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, polotik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan RI memiliki tugas pokok dan fungsi yang spesifik dalam pelayanan kesehatan paru, promosi dan pemberdayaan Masyarakat serta diklat dan penelitian kesehatan paru masyarakat. 1. Pelayanan Kesehatan dan Penunjang Kesehatan Hal-hal yang mempengaruhi kinerja BBKPM Makassar dari segi pelayanan dan penunjang kesehatan adalah sebagai berikut: a. Kapasitas ruangan rawat inap masih kurang/belum memadai. b. Belum tercukupinya kebutuhan SDM dengan adanya pengembangan layanan. c. Masih kurangnya peralatan penunjang kesehatan untuk penegakan diagnosis seperti alat sensitivitas OAT. d. Masih ada pengadaan obat dan bahan habis pakai tidak sesuai dengan rencana pengadaan. e. Masih adanya alat kesehatan dan obat-obatan emergency di IGD dan Ambulans belum lengkap. f. Masih belum tersedianya pemeriksaan penunjang (elektrolit) khususnya untuk anak, sehingga menghambat proses pelayanan di IGD dan ODC Anak. 2. Promosi Kesehatan dan Pengembangan Sumber Daya Beberapa hal yang mempengaruhi kinerja Bidang Promosi adalah sebagai berikut: a. Sumber Daya Tenaga bidang promosi kesehatan yang masih terbatas dari segi pendidikan dan keterampilan b. Perlunya sinkronisasi antara data penyuluhan dan pelayanan

13 5 c. Kurangnya peralatan penunjang media untuk sarana promosi dan penyuluhan kesehatan, sehingga kurang optimalnya pelaksanaan promosi kesehatan di masyarakat. d. Belum terwujudnya pencapaian target pembinaan kader kesehatan untuk jejaring penderita TB di wilayah kerja. e. Tidak terlaksananya beberapa rencana kegiatan dalam pembinaan wilayah kerja karena tidak tersedianya alokasi anggaran. f. Terbatasnya peningkatan sumber daya tenaga pembimbing untuk BBKPM g. Terbatasnya Pembiayaan Diklat dan penelitian terkait kesehatan paru bagi tenaga kesehatan di BBKPM h. Belum terpenuhinya beberapa institusi pendidikan dan perguruan tinggi yang melakukan MoU di BBKPM i. Pendidikan dan latihan kesehatan kurang memberi peningkatan keterampilan sumber daya manusia dan keahlian di BBKPM Makassar j. Terbatasnya alokasi anggaran untuk pelaksanaan penelitian dan pengembangan dalam bidang kesehatan paru k. Sumber daya tenaga penelitian masih kurang / terbatas 3. Keuangan a. Pendapatan masih rendah b. Masih adanya jenis layanan tariff belum terdapat di PMK (Peraturan Menteri Keuangan). 4. Organisasi dan SDM a. Perubahan nomenklatur Balai menjadi Rumah Sakit masih dalam proses. b. Jenis dan jumlah SDM tertentu masih kurang (pelatih, peneliti, konselor, ahli bedah, ahli anestesi, ahli anak, perawat dan akuntan). c. Keterampilan dan kompetensi tenaga medik dan tenaga keperawatan belum memadai seiring dengan pengembangan layanan IGD, Rawat Inap, Bedah dan Anestesi. 5. Sarana dan Prasarana a. Gedung pelayanan belum memadai dalam rangka pengembangan layanan. b. Masih kurangnya peralatan penunjang kerja pemeliharaan sarpras. c. Kurangnya peralatan untuk sarana promosi dan penyuluhan kesehatan, sehingga kurang optimalnya pelaksanaan promosi kesehatan di masyarakat.

14 6 B. Kelembagaan 1. Landasan Hukum Berdasarkan SK Permenkes 1352/MENKES/PER/IX/2005 menetapkan BBKPM Makassar sebagai UPT Kementerian Kesehatan dengan tingkat Eselon IIb dan selanjutnya disempurnakan dengan SK Permenkes Nomor 532/MENKES/PER/IV/2007. Sesuai dengan SK tersebut maka BBKPM Makassar mempunyai wilayah kerja 10 propinsi meliputi: Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. 2. Visi. Sebagai sarana pelayanan kesehatan satu-satunya yang berkecimpung secara khusus dalam bidang kesehatan paru di Sulawesi Selatan dan Kawasan Timur Indonesia, maka seyogyanya mampu dan dapat mewadahi serta menjadi rujukan semua sarana kesehatan dalam penanganan berbagai permasalahan kesehatan paru yang ada. Permasalahan penyakit paru atau kesehatan paru harus dilihat secara menyeluruh, karena mengatasinya bukan hanya dengan cara kuratif tapi juga melalui suatu proses promotif, preventif dan juga rehabilitatif, dengan melibatkan berbagai unsur pemerintah dan swasta dan masyarakat. Visi BBKPM Makassar adalah; Menjadi Rumah Sakit Khusus Paru Kelas A Unggulan Pada Tahun 2019 Cita-cita BBKPM Makassar untuk menjadi rumah sakit khusus paru kelas A Unggulan tahun 2019 merupakan upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan paru secara menyeluruh, menggambarkan bahwa BBKPM Makassar merupakan pusat kegiatan kesehatan paru secara menyeluruh meliputi kegiatan promotif dan preventif, kuratif dan rehabilitatif serta penelitian dan pengembangan kesehatan paru dengan melibatkan unsur pemerintah, swasta dan masyarakat di Indonesia. Dalam melaksanakan kegiatan kesehatan paru tersebut diharapkan BBKPM Makassar sebagai pusat rujukan senantiasa unggul dalam berbagai kegiatan kesehatan paru masyarakat yaitu melakukan kegiatan dengan fasilitas sumber daya yang memadai, kompeten, berkualitas dan bersifat spesialistik melebihi kegiatan kesehatan paru di Unit Pelayanan Kesehatan Lain di Indonesia. Penetapan Visi ini merupakan visi bersama seluruh komponen terkait dalam Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar yang telah melalui proses Focus

15 7 Group Discussion (FGD) dan sosialisasi dari beberapa kali pertemuan. Penetapan visi ini diharapkan dapat menjadi arah bagi dilaksanakannya kegiatan oleh semua pegawai dalam mendukung suatu komitmen bersama dalam mencapai tujuan bersama. 3. Misi Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan BBKPM Makassar, maka disusunlah misi sebagai berikut: a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Paru Rujukan Spesialistik dan atau Subspesialistik. b. Menyelenggarakan Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan. c. Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan serta Penelitian di bidang Kesehatan Paru Masyarakat d. Mewujudkan prinsip tatakelola yang baik dalam penatausahaan sumber daya rumah sakit. 4. Tugas Pokok dan Fungsi Tugas pokok dan fungsi BBKPM Makassar sesuai dengan Permenkes No. 532/Menkes/Per/IV/2007 sebagai berikut: a. Tugas Pokok Melaksanakan pelayanan kesehatan, promosi kesehatan dan kemitraan serta pengembangan sumberdaya di bidang kesehatan b. Fungsi 1) Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan rujukan paru spesialistik dan atau subspesialistik yang berorientasi kesehatan masyarakat. 2) Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kemitraan dan pengembangan sumber daya di bidang kesehatan paru. 3) Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan paru masyarakat. 5. Motto Motto merupakan pola perilaku atau norma kebiasaan atau nilai bersama dihayati oleh seluruh pengawai BBKPM Makassar dan memiliki kesadaran untuk berpartisipasi

16 8 dalam memberikan pelayanan dan dalam upaya mewujudkan visi dan misi organisasi. Motto BBKPM Makassar adalah ProSEHAT yaitu singkatan dari; a. Profesional, memberikan jasa atau layanan sesuai dengan protocol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima kompensasi sebagai upah atas jasanya. b. Santun, memberikan pelayanan dengan tingkah laku yang natural, maupun bersikap dalam situasi dan kondisi apapun dengan rasa hormat, tersenyum, baik dan taat pada peraturan. c. Empati, mempunyai kemampuan untuk mengenal, mempersepsi dan merasakan perasaan orang lain. d. Harmonis, memberikan pelayanan dalam suasana yang penuh cinta kasih, saling menghargai, pengertian dan akrab. e. Akurat, memberikan informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan, jelas mencerminkan maksudnya. f. Terpercaya, tanggung jawab yang diberikan dapat dilaksanakan dengan sebaikbaiknya sesuai dengan aturan. 6. Struktur Organisasai Struktur organisasi BBKPM Makassar mengacu pada PERMENKES No.532/Menkes/Per/IV/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Organisasi dan Tata kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat, yaitu terdiri dari: a. Kepala b. Kepala Bagian Tata Usaha membawahi: 1) Kepala Sub Bagian Umum 2) Kepala Sub Bagian Keuangan c. Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Kesehatan membawahi: 1) Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan 2) Kepala Seksi Penunjang Kesehatan d. Kepala Bidang Promosi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia membawahi: 1) Kepala Seksi Promosi Kesehatan 2) Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia

17 9 e. Koordinator Instalasi f. Koordinator Kelompok Jabatan Fungsional Struktur Organisasi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassaar (PK-BLU) Saat ini struktur Organisasi BBKPM Makassar masih mengacu pada Peraturan Menkes No. 532/Menkes/Per/IV/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat.

18 10 C. Sumber Daya 1. Sumber Daya Manusia (SDM) Jumlah SDM BBKPM Makassar per 31 Desember 2017 adalah 169 orang dengan rincian sebagai berikut : a. Jumlah SDM berdasarkan status kepegawaian Tabel 2.1 Jumlah SDM Berdasarkan Status Kepegawaian Status Pegawai (PNS/Non PNS) Jumlah PNS 112 Non PNS 57 Total 169 Grafik 2.1 Jumlah SDM berdasarkan Status Kepegawaian Non PNS 34% PNS 66% b. Jumlah SDM berdasarkan tingkat pendidikan Tabel 2.2 Jumlah SDM Berdasarkan Tingkat Pendidikan TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH SMP 2 SMA 17 D.III 54 D.IV 8 S.1 74 S.2 14 Total 169

19 11 c. Jumlah SDM berdasarkan kelompok profesi Tabel 2.3 Jumlah SDM Berdasarkan Kelompok Profesi KELOMPOK PROFESI JUMLAH SMF 15 Perawat 46 Penunjang 53 Umum 55 Total 169 Grafik 2.2 Jumlah SDM Berdasarkan Kelompok Profesi SMF 9% Umum 33% Perawat 27% Penunjang 31% Tabel 2.4 Jumlah SDM BBKPM Makassar untuk Kelompok SMF KELOMPOK PROFESI JABATAN Kelompok Staf Medik Fungsional PER 31 Desember Spesialis Radiologi 2 Spesilais Penyakit Dalam 1 Spesialis Paru 1 Spesialis patologi Klinik 1 Spesialis Patologi Anatomi 1 Dokter Umum + Paru 3 Dokter Umum 6

20 12 Tabel 2.5 Jumlah SDM BBKPM Makassar untuk Kelompok Profesi Perawat KELOMPOK PROFESI JABATAN PER 31 Desember 2017 Kelompok Perawat 46 Perawat Muda 2 Perawat Pertama 4 Perawat Penyelia 5 Perawat Pelaksana Lanjutan 1 Perawat Pelaksana 7 Perawat Pemula 24 Perawat 3 Tabel 2.6 Jumlah SDM BBKPM Makassar untuk Kelompok Penunjang KELOMPOK PROFESI JABATAN PER 31 Desember 2017 Kelompok Penunjang 53 Apoteker 4 Asisten Apoteker 8 Radiografer 5 Fisika Medik 1 Nutrisionis 2 Penyuluh Kesehatan 6 Fisioterapis 3 Analis Kesehatan 9 Rekam Medis 2 Sanitarian 2 Teknisi Elektromedik 1 Teknisi Non Medis 10 Tabel 2.7 Jumlah SDM BBKPM Makassar untuk Kelompok Umum KELOMPOK PROFESI JABATAN PER 31 Desember 2017 Kelompok Umum 55 Struktural 10

21 13 Umum & Administrasi 35 Penjaga Keamanan 6 Pengemudi 3 Caraka 1 2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana. Laporan perkembangan Barang Milik Negara adalah sebagai berikut: a. BMN Intrakomptabel Posisi Awal (1 Januari 2017) : Rp ,- Penambahan : Rp ,- Pengurangan : Rp ,- Posisi Akhir (31 Desember 2017) : Rp ,- b. BMN Ekstrakomptabel Posisi Awal (1 Januari 2017) : Rp ,- Penambahan : Rp 0,- Pengurangan : Rp 0,- Posisi Akhir (31 Desember 2017) : Rp ,- c. BMN Gabungan Intrakomptabel dan Ekstrakomptabel Posisi Awal (1 Januari 2017) : Rp ,- Penambahan : Rp ,- Pengurangan : Rp ,- Posisi Akhir (31 Desember 2017) : Rp ,- d. BMN Aset Tak Berwujud Posisi Awal (1 Januari 2017) : Rp ,- Penambahan : Rp 0,- Pengurangan : Rp 0,- Posisi Akhir (31 Desember 2017) : Rp ,- 3. Sumber Daya Anggaran Sumber daya anggaran adalah gambaran jumlah pagu yang diterima BBKPM Makassar baik bersumber dari APBN RM maupun BLU tahun anggaran Sumber anggaran secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

22 14 Tabel 2.8 Rincian Pagu Anggaran BBKPM Makassar Berdasarkan Kegiatan Tahun Anggaran 2017 No Uraian Pagu I APBN / RM Rp ,- a. Gedung Layanan Rp ,- b. Sarana dan Prasarana Rp ,- c. Alat Kesehatan Rp ,- d. Layanan Operasional Balai Kesehatan Rp ,- e. Obat-Obatan dan Bahan Medis Habis Pakai Rp ,- f. Layanan Internal (Overhead) Rp ,- g. Layanan Perkantoran Rp ,- II BLU Rp ,- a. Layanan Operasional Balai Kesehatan Rp ,- b. Obat-obatan dan Bahan Medis Habis Pakai Rp ,- Total Rp ,-

23 15 BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA A. DASAR HUKUM Secara garis besar dasar hukum operasional BBKPM Makassar mengacu pada: 1. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan umum, (LN RI Tahun 2005 Nomor 48 Tambahan Lembaran Negara RI nomor: 4502). 3. Peraturan Presiden No.2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional. 5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 532/MENKES/PER/IV/2007 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat. 6. Peraturan Menteri Keuangan No. 44/PMK.05/2009 tentang Rencana Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum. 7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 035/MENKES/PER/VIII/2013 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. 8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 425/MENKES/SK/VI/2006 Tentang Kebijakan Dasar Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat. 10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 294/KMK.05/2011 Tentang Penetapan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar pada Kementerian Kesehatan sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. B. TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR 1. Indikator Kinerja BLU (RBA) Tabel 3.1 Indikator Kinerja Keuangan No Subaspek/Kelompok Indikator/Indikator Skor 1 Pertumbuhan Produktivitas 19

24 16 a. Rasio Kas (Cash Ratio) 2 b. Rasio Lancar (Current Ratio) 3 c. Periode Penagihan Piutang (Collection Period) 2 d. Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover) 2 e. Imbalan atas Aset tetap (Return on Fixed Asset) 2 f. Imbalan Ekuitas (Return on Equity) 2 g. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) 2 h. Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional 4 2 Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU 11 a. Rencana Bisnis dan Anggaran (Definitif) 2 b. Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan 2 c. Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU 2 d. Tarif Layanan 1 e. Sistem Akuntansi 1 f. Persetujuan Rekening 0.5 g. SOP Pengelolaan Kas 0.5 h. SOP Pengelolaan Piutang 0.5 i. SOP Pengelolaan Utang 0.5 j. SOP Pengadaan Barang dan Jasa 0.5 k. SOP Pengelolaan Barang Inventaris 0.5 Total 30 Tabel 3.2 Indikator Kinerja Pelayanan No Subaspek/Kelompok Indikator/Indikator Skor 1 Layanan a. Pertumbuhan Produktivitas 1 Pertumbuhan rata-rata kunjungan rawat jalan 2 2 Pertumbuhan rata-rata kunjungan rawat darurat 3 Pertumbuhan kunjungan One Day Care

25 17 b. c. 4 Pertumbuhan Pemeriksaan Radiologi 2 5 Pertumbuhan Pemeriksaan Laboratorium 2 6 Pertumbuhan Rehab Medik 2 7 Pertumbuhan Tindakan Spesialistik 2 8 Pertumbuhan Jumlah Penyuluhan 2 Efisiensi Pelayanan 14 1 Rasio Pasien Rawat Jalan dengan Dokter 1 2 Rasio Pasien Rawat Jalan dengan Perawat 1 3 Rasio Jumlah Pemeriksaan Laboratorium dengan Analis Laboratorium 1 4 Rasio Jumlah Pemeriksaan Radiologi dengan Petugas Radiographer 1 5 Angka Kegagalan Hasil Radiologi 2 6 Persentase Nilai Obat Kadaluarsa 2 7 Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium 2 8 Pengembalian Rekam Medik 2 9 Rasio Penyuluhan dan Petugas Penyuluhan 2 Perspektif Pertumbuhan Pembelajaran 5 1 Program Pendidikan dan Pelatihan 2 2 Penelitian 1 3 Program Reward dan Punishment 2 2 Mutu dan Manfaat kepada Masyarakat a. Mutu Pelayanan 12.5 b 1 Emergency Response Time 2 2 Waktu Tunggu Rawat Jalan 2 3 Kecepatan Pelayanan Resep Obat Jadi Waktu Tunggu Hasil Laboratorium Waktu Tunggu Hasil Radiologi Waktu Tunggu Sebelum Tindakan 2 7 Waktu Tunggu Penyuluhan/Konseling 2 Mutu Klinik 10 1 Angka Kematian di Gawat Darurat 2 2 Angka Kesalahan Pemeriksaan Laboratorium 2 3 Proporsi Pasien TB BTA Positif diantara Suspek 2 4 Angka Kesembuhan Pasien 2

26 18 c. d. e. 5 Kesalahan Pelayanan Obat 2 Kepedulian Kepada Masyarakat 8 1 Pembinaan kepada Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sarana Kesehatan Lain 2 Penyuluhan Kesehatan 2 3 Pelayanan Pasien Tidak Mampu 2 4 Pemberdayaan Masyarakat 2 Kepuasan Pelanggan 2 1 Penanganan Pengaduan 1 2 Kepuasan Pelanggan 1 Kepedulian Terhadap Lingkungan Program BBKPM Berseri Proper Lingkungan 1 Total Key Performace Indikator (KPI) Penjabaran dari Misi adalah tujuan.tujuan yang akan dicapai dituangkan dalam bentuk sasaran strategis adalah: a. Terwujudnya cost effectiveness dalam pelayanan b. Terwujudnya kepuasan pelanggan c. Terwujudnya sarana dan prasarana Rumah Sakit Khusus Paru Kelas A Unggulan d. Terwujudnya tata kelola Rumah Sakit Khusus Paru Kelas A e. Terwujudnya jenis pelayanan kesehatan paru unggulan f. Terwujudnya mutu pelayanan Rumah Sakit Khusus Paru Kelas A g. Terwujudnya rumah sakit jejaring h. Terwujudnya kerja sama lintas sektor dan program dalam Promkes, Diklat, dan Penelitian Kesehatan Paru. i. Terwujudnya Rumah Sakit Paru Makassar sebagai pusat rujukan kesehatan paru. j. Terwujudnya manajemen SDM yang excellence. k. Terwujudnya ICT terintegrasi. l. Terwujudnya budaya berkinerja Untuk mencapai tersebut di atas, maka perlu dukungan dan upaya dari semua stakeholder terkait.

27 19 3. Matriks Indikator Kinerja Utama BBKPM Makassar. Tabel 3.3 Matriks Indikator Kinerja Utama BBKPM Makassar No KPI Baseline 1 Pendapatan BLU 3.8 M 6 M Target ,5 M 9 M 11 M 2 Persentase POBO 20 % 26 % 28 % 30 % 33 % 3 Persentase Kepuasan pelanggan 70 % 74 % 75 % 76 % 77 % 4 Angka kematian di UGD <2 <2 <2 <2 <2 5 Waktu tunggu rawat jalan 120 menit 75 menit 65 menit 45 menit 30 menit Akreditasi KARS N/A 50 % 75 % % % Persentase prasarana terpenuhi sesuai syarat rumah sakit % 70 % 85 % kelas A % % Persentase pemenuhan peralatan kesehatan 40 % 70 % 85 % % % 9 Persentase utilitas alkes 14 % 18 % 20 % 25 % 30 % 10 Persentase kelengkapan perijinan sebagai rumahsakit 30 % 90 % 11 Jumlah jenis pelayanan spesialistik Jumlah jenis pelayanan subspesialistik N/A N/A Persentase kasus sulit tertangani N/A N/A & 14 Persentase infeksi aliran darah & % % % 15 Persentase kepatuhan dalam menggunakan formularium nasional 40 % 50 % 60 % 70 % 85 % Persentase pengembalian rekam medik 1x24 jam 40 % 65 % 80 % % % 17 Persentase fasyankes jejaring 10 % 30 % 40 % 50 % 60 % 18 Jumlah institusi pendidikan yang membuat MoU Jumlah kegiatan kemitraan dalam promkes paru Persentase pasien rujukan 70 % 75 % 80 % 82,5 % 85 % 21 Persentase penerapan sistem manajemen kinerja 28 % 50 % 70 % 80 % 90 % 22 Persentase SDM terpenuhi 50 % 70 % 80 % 85 % 90 %

28 20 23 Persentase kompetensi SDM terpenuhi 20 % 65 % 80 % 90 % 100 % 24 Persentase implementasi master plan/blue print/roadmap ICT 10 % 50 % 60 % 80 % 100 % 25 Indeks budaya berkinerja N/A 40 % 60 % 75 % 80 C. PENETAPAN KINERJA Tabel 3.4 Penetapan Kinerja No SasaranStrategis IndikatorKinerja Target 1 Terwujudnya cost effectiveness dalam pelayanan 2 Terwujudnya kepuasan pelanggan 3 4 Terwujudnya sarana dan prasarana rumah sakit khusus paru kelas A Unggulan Terwujudnya tata kelola rumah sakit khusus paru kelas A 5 Terwujudnya jenis pelayanan kesehatan 6 Terwujudnya mutu pelayanan rumah sakit khusus paru kelas A 1 Pendapatan BLU 6 M 2 Persentase POBO 26 % 3 Persentase Kepuasan pelanggan 80 % 4 Angka kematian di UGD < 2 5 Waktu tunggu rawat jalan 60menit 6 Akreditasi KARS 25 % 7 Persentase prasarana terpenuhi sesuai syarat rumah sakit kelas A 55 % 8 Persentase pemenuhan peralatan kesehatan 55 % 9 Persentase utilitas alkes 16 % 10 Persentase kelengkapan perijinan sebagai rumah sakit 85 % 11 Jumlah jenis pelayanan spesialistik 6 12 Jumlah jenis pelayanan subspesialistik N/A 13 Persentase kasus sulit tertangani N/A 14 Persentase infeksi aliran darah 8 % 15 Persentase kepatuhan dalam menggunakan formularium nasional 95 % 16 Persentase pengembalian rekam medic dalam 1x24 Jam 75 % 7 Terwujudnya rumah sakit jejaring 17 Persentase fasyankes jejaring 25 %

29 Terwujudnya kerja sama lintas sector dan program dalam promkes, diklat dan penelitian kesehatan paru Terwujudnya rumah sakit paru Makassar sebagai pusat rujukan kesehatan paru 10 Terwujudnya manajemen SDM yang excellence 11 Terwujudnya ICT terintegrasi Jumlah institusi pendidikan yang membuat MoUdalam diklat Jumlah kemitraan dalam promkes paru 20 Persentase pasien rujukan 93 % 21 Persentase penerapan sistem manajemen kinerja 35 % 22 Persentase SDM terpenuhi 77 % 23 Persentase kompetensi SDM terpenuhi Persentase implementasi master plan/blue print/roadmap ICT 12 Terwujudnya budaya berkinerja 25 Indeks budaya berkinerja 30 % % 30 %

30 22 BAB IV STRATEGI PELAKSANAAN A. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN. Dalam mencapai tujuan dan sasaran dari Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar maka diperlukan kebijakan-kebijakan sebagai sebuah strategi yang diperlukan untuk mencapai target dari indikator kinerja yang telah ditetapkan. Adapun strategi dalam pencapaian sasaran BBKPM Makassar adalah: 1. Tata Usaha Dalam upaya mewujudkan program dan kegiatan di bidang tata usaha maka ditetapkan sasaran dan indikator sebagai berikut: a. Terwujudnya cost effectiveness dalam pelayanan yang terindikasi dari: 1) Pendapatan BLU, melalui program pengembangan layanan kesehatan paru dengan kegiatan: a. Pengadaan obat-obatan b. Pengadaan alat kedokteran, kesehatan, dan KB 2) Persentase POBO, melalui program optimalisasi pembiayaan layanan kesehatan dengan kegiatan: a. Penyusunan RKAKL dan RBA b. Melaksanakan kegiatan SAI dan SABMN b. Terwujudnya kepuasan pelanggan yang terindikasi dari persentase kepuasan pelanggan, melalui program pengembangan kepuasan pelanggan dengan kegiatan : 1) Melaksanakan perbaikan mutu dan akreditasi balai 2) Pengadaan Cleaning Servis 3) Pengadaan pakaian dinas 4) Mengikuti pelatihan Emergency Nursing Basic Level dan Intermediate Level 5) Mengikuti pelatihan BHD 6) Mengikuti pelatihan Radiologi 7) Pelatihan Bronkoskopi 8) Dukungan penyelenggaraan tugas dan fungsi unit 9) Pengadaan fasilitas perkantoran

31 23 10) Pengadaan pemeliharaan sarana dan prasarana 11) Pelaksanaan pembinaan pasien TB c. Terwujudnya sarana dan prasarana Rumah Sakit Khusus Paru Kelas A Unggulan, yang terindikasi dari : 1) Sarana terpenuhi sesuai syarat Rumah Sakit Kelas A melalui program identifikasi sumber daya dan masalah dengan kegiatan : pengadaan gedung dan bangunan. 2) Pemenuhan peralatan kesehatan melalui program pengembangan pemenuhan peralatan kesehatan sesuai RS Kelas A dengan kegiatan : pengadaan alat kedokteran, kesehatan dan KB. 3) Utilitas Alkes, melalui program Optimalisasi pemanfaatan Alkes dengan kegiatan : a. Pengadaan alat kedokteran, kesehatan dan KB. b. Pemeliharaan alkes dan kalibrasi alat c. Kegiatan penyuluhan kesehatan luar gedung. d. Kegiatan sosialisasi ISTC e. Iklan layanan masyarakat di TV d. Terwujudnya tata kelola Rumah Sakit Khusus Paru Kelas A yang terindikasi dari : kelengkapan perijinan sebagai rumah sakit melalui program pengusulan perijinan rumah sakit dengan kegiatan : 1) Kegiatan pertemuan ARSABAPI 2) Melaksanakan perbaikan mutu dan akreditasi Balai 3) Pengadaan gedung dan bangunan. 4) Pengadaan alat kedokteran, kesehatan dan KB. e. Terwujudnya manajemen SDM yang excelence, yang terindikasi dari : 1) Penerapan sistem manajemen kinerja melalui program terselenggaranya penerapan manajemen kinerja dengan kegiatan : a. Program upaya pengendalian gratifikasi b. Operasional perkantoran dan pimpinan c. Konsul dan pertemuan Bagian Umum dan Kepegawaian 2) SDM terpenuhi melalui program pengembangan SDM dalam rangka terwujudnya rumah sakit khusus paru dengan kegiatan : belanja gaji dan tunjangan

32 24 3) Kompetensi SDM terpenuhi melalui program pengembangan kompetensi SDM yang dimiliki dengan kegiatan : a. Mengikuti pelatihan ACLS dan BCLS b. Mengikuti pelatihan Emergency Nursing Basic Level and Intermediate Level. c. Pelatihan BHD d. Mengikuti pelatihan radiologi f. Terwujudnya ICT terintegrasi yang terindikasi dari : implementasi Master Plan/Blue Print/Road Map ICT melalui program pengembangan ICT terintegrasi rumah sakit dengan kegiatan : 1) Operasional website 2) Pemeliharaan operasional komputer/notebook g. Terwujudnya budaya berkinerja yang terindikasi dari : indeks budaya berkinerja melalui program Reward and Consequencies dengan kegiatan : peningkatan kompetensi SDM 2. Pelayanan Sasaran strategis dan indikator di bidang pelayanan adalah sebagai berikut : a. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan 1) Terwujudnya SISFO BBKPM Makassar a) Memperbaiki sistem informasi dan pencatatan serta pelaporan dari yang manual ke sistem online b) Menyediakan perangkat komputer serta aplikasi untuk sistem informasi disetiap ruang poli c) Pelatihan staf entry data. 2) Terwujudnya perbaikan sistem pelayanan a) Memperbaiki alur pelayanan b) Sistem pelayanan harus sesuai dengan SPO 3) Terwujudnya perbaikan kualitas layanan a) Pemantapan Tim Patient Safety dan Tim Pengendalian Penyakit Infeksi b) Perbaikan formularium obat

33 25 c) Pelayanan yang berorientasi dengan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 d) Penerapan sistem pelayanan dengan Quality Assurance 4) Terwujudnya perbaikan kinerja SDM a) Evaluasi dan audit staf pelayanan b) Pemberian reward bagi pegawai yang berprestasi b. Terwujudnya kepuasan pelanggan 1) Evaluasi dan audit staf pelayanan 2) Pemberian reward bagi pegawai yang berprestasi c. Terwujudnya pelayanan pengobatan yang berkualitas 1) Pemenuhan kebutuhan obat-obatan dan bahan habis pakai d. Terwujudnya ketersediaan alat penunjang kesehatan 1) Pemeliharaan alat penunjang kesehatan (kalibrasi) 2) Pengadaan alat penunjang kesehatan 3. Promosi Kesehatan Sasaran strategis dan indikator bidang promosi kesehatan adalah sebagai berikut : a. Terwujudnya Rumah Sakit Jejaring Strategi : Pengembangan Fasyankes Jejaring Program : 1) Identifikasi Identifikasi Fasyankes Potensial 2) Promosi dan Koordinasi dengan Fasyankes Potensial 3) Implementasi Jejaring Fasyankes 4) Monitoring dan Evaluasi Kegiatan : Pelayanan Penyuluhan, Sentra Dots, Poli Henti Rokok, dan VCT, Penyuluhan Dalam dan Luar Gedung, Sosialisasi ISTC, Pelacakan Pasien TB Mangkir Berobat, Pemeriksaan Kontak Serumah Pasien TB, Sosialisasi Kesehatan Paru Kabupaten/ Kota, Pembuatan Meia Promosi, Simposium dan Dialog Ilmiah. b. Terwujudnya kerjasama Lintas Sektor dan Program dalam Promkes, Diklat, dan Penelitian Kesehatan Paru.

34 26 Strategi : 1) Pengembangan Kerjasama Institusi Pendidikan 2) Mengembangkan Jejaring Tahap 1 (satu) Program : 1) Identifikasi Institusi Pendidikan Potensial 2) Promosi dan Koordinasi dengan Institusi Pendidikan Potensial 3) Penandatanganan MoU 4) Implementasi MoU 5) Meningkatkan advokasi dan Koordinasi 6) Menjalin Kemitraan untuk meningkatkan pelayanan preventif dan promotif. Kegiatan : Pengambilan Data Mahasiswa, Penelitian, KKP, Peminjaman Alat, dan Pertemuan Koordinasi, Penyuluhan Luar Gedung, Sosialisasi ISTC, Sosialisasi Jejaring dan Kemitraan, dan Pemeriksaan Kesehatan Paru Gratis. c. Terwujudnya Manajemen SDM yang Excellence Strategi : Pengembangan Kompetensi SDM yang dimiliki Program : 1) Identifikasi Kebutuhan Kompetensi SDM 2) Perencanaan peningkatan dan pengembangan kompetensi SDM sesuai dengan kompetensi jabatan. 3) Pemenuhan kompetensi SDM 4) Monitoring dan Evaluasi kompetensi SDM Kegiatan : Workshop/ Seminar, Training Of Trainer (TOT), Sosialisasi/ Penyuluhan, Bimtek, Pelatihan Teknis, Diklat PIM, Lokakarya, dan Simposium. B. Hambatan Dalam Pelaksanaan Strategi. Ada beberapa hambatan yang dihadapi BBKPM Makassar pada tahun 2016, antara lain: 1. Sistem Informasi (SISFO) belum berjalan dengan baik. 2. Pemenuhan SDM belum tercapai. 3. Pengadaan obat dan bahan habis pakai melalui e-catalog belum optimal.

35 27 C. Upaya Tindak Lanjut. 1. Pengembangan Sistem Informasi (SISFO) menjadi lebih terintegrasi. 2. Meningkatkan kapasitas SDM melalui kegiatan pelatihan dan magang. 3. Melakukan kerja sama SDM tenaga ahli baik melalui lembaga/institusi maupun perseorangan. 4. Pemenuhan persyaratan akreditasi rumah sakit. 5. Peningkatan prasarana dan sarana rumah sakit. 6. Menyempurnakan SPO pengadaan barang dan jasa. 7. Penyempurnaan alur pelayanan 8. Melakukan pemeliharaan alat kesehatan lebih optimal. 9. Memperluas cakupan sasaran promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan kemitraan. 10. Pengusulan pengadaan alat penunjang kesehatan.

36 28 BAB V HASIL KINERJA A. Pencapaian Target Kerja. Hasil kegiatan yang sudah dilaksanakan sampai dengan 31 Desember 2017 seperti yang termuat diatas, dapat disusun suatu hasil pengukuran kinerja yang mencankup kinerja kegiatan dan tingkat pencapaian sasaran sebagai berikut: Tabel 5.1 Capaian Target Kegiatan BBKPM Makassar Tahun 2017 SASARAN STRATEGIS No Indikator Sasaran Strategis Target 2016 Realisasi Capaian Ket FINANCIAL 1 Terwujudnya cost effectiveness dalam pelayanan 1 Pendapatan BLU 8 Milyar 9,4 Milyar 117,50% Tercapai 2 % POBO 27% 34,14% 126,44% Tercapai STAKEHOLDERS 3 % kepuasan Tidak 80% 77,80% 97,25% pelanggan Tercapai Terwujudnya Angka kematian di 4 2 kepuasan UGD 2 2,32 116,00% Tercapai pelanggan Waktu tunggu rawat 5 jalan 45 Menit 20,75 Menit 216,87% Tercapai 6 Akreditasi KARS 25% 25% 100% Tercapai PROSES BISNIS INTERNAL Terwujudnya sarana dan prasarana rumah sakit khusus paru kelas A Unggulan Terwujudnya tata kelola rumah sakit khusus paru kelas A Terwujudnya jenis pelayanan kesehatan paru unggulan 7 8 % prasarana terpenuhi sesuai syarat rumah sakit kelas A % pemenuhan peralatan kesehatan 80% 80% 100% Tercapai 55% 60% 109,09% Tercapai 9 % utilitas alkes 20% 31,8% 159,00% Tercapai % kelengkapan perijinan sebagai rumah sakit Jumlah jenis pelayanan spesialistik Jumlah jenis pelayanan subspesialistik 85% 85% 100,00% Tercapai ,50% Tercapai N/A 1 100% Tercapai

37 Terwujudnya mutu pelayanan rumah sakit khusus paru kelas A Terwujudnya rumah sakit jejaring Terwujudnya kerjasama lintas sektor dan program dalam promkes, diklat dan penelitian kesehatan paru Terwujudnya rumah sakit paru Makassar sebagai pusat rujukan kesehatan paru Terwujudnya manajemen SDM yang excellence Terwujudnya ICT terintegrasi Terwujudnya budaya berkinerja 13 % kasus sulit tertangani N/A 1 100% Tercapai 14 % Infeksi aliran darah 6% 5,95% 100,84% Tercapai % kepatuhan dalam menggunakan formularium nasional % pengembalian rekam medik dalam 1 x 24 jam 95% 95% 100% Tercapai 80% 81% 101,25% Tercapai 17 % fasyankes jejaring 25% 71,57% 286,28% Tercapai Jumlah institusi pendidikan yang membuat MoU dalam diklat Jumlah kemitraan dalam promkes paru ,11% Tercapai % Tercapai 20 % pasien rujukan 93% 81,48% 87,61% 21 % penerapan sistem manajemen kinerja Tidak Tercapai 50% 88% 176,00% Tercapai 22 % SDM terpenuhi 80% 85% 106,25% Tercapai % kompetensi SDM terpenuhi % implementasi master plan/blue print/roadmap ICT Indeks budaya berkinerja 75% 80% 106,67% Tercapai 40% 70% 175,00% Tercapai 50% 50% 100,00% Tercapai Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 25 indikator kinerja utama, ada 2 indikator yang belum mencapai target, sehingga ketercapaian kinerja sebesar 92%. Indikator yang belum mencapai target tersebut adalah Terwujudnya rumah sakit paru Makassar sebagai pusat rujukan kesehatan paru dan persentase kepuasan pelanggan.

38 30 B. Pencapaian Kinerja Per Bidang 1. Seksi Pelayanan Kesehatan a) Sepuluh Besar Kasus Tahun 2017 Tabel 5.2 Sepuluh Besar Kasus di BBKPM Makassar Tahun 2017 NO DIAGNOSA JUMLAH 1 TB PARU ( - ) SUSPEK TB PARU SEQUELE TB PPOK BRONCHITIS BRONCHOPNEUMONIA BRONCHITIS KRONIK TB PARU ( + ) ASMA BRONCHITIS HAEMOPTOE 290 Grafik 5.1 Sepuluh Besar Penyakit di BBKPM Makassar Tahun

39 31 b) Data Kunjungan Rawat Jalan 1) Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.3 Distribusi Kunjungan Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Kelamin PERIODE JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.2 Distribusi Kunjungan Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Kelamin LAKI-LAKI PEREMPUAN Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak pada rawat jalan berdasarkan jenis kelamin pada Tahun 2017 adalah jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak kunjungan. Sedangkan untuk jenis kelamin perempuan adalah sebanyak 8571 kunjungan.

40 32 2) Berdasarkan Cara Pembayaran Tabel 5.4 Distribusi Kunjungan Rawat Jalan Berdasarkan Cara Pembayaran PERIODE CARA BAYAR UMUM JKN JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.3 Distribusi Kunjungan Rawat Jalan Berdasarkan Cara Pembayaran UMUM JKN Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak pada rawat jalan berdasarkan cara pembayaran pada Tahun 2017 adalah JKN yaitu sebanyak kunjungan, sedangkan pasien Umum sebanyak 3756 kunjungan.

41 33 3) Berdasarkan Jenis Pasien Tabel 5.5 Distribusi Kunjungan Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Pasien PERIODE JENIS PASIEN BARU LAMA JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.4 Distribusi Kunjungan Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Pasien PASIEN BARU PASIEN LAMA Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak pada rawat jalan berdasarkan jenis pasien pada Tahun 2017 adalah Pasien Lama yaitu sebanyak kunjungan. Sedangkan Pasien Baru adalah sebanyak kunjungan.

42 34 c) SMF Pulmonologi 1) Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.6 Distribusi Kunjungan SMF Pulmonologi Berdasarkan Jenis Kelamin UNIT JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH TB PARU ASMHA NON TB TOTAL Grafik 5.5 Distribusi Kunjungan SMF Pulmonologi Berdasarkan Jenis Kelamin 4957 LAKI-LAKI PEREMPUAN POLI TB POLI PARU POLI ASMHA NON TB Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan pasien berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada jenis kelamin perempuan. Kunjungan terbanyak berdasarkan jenis kelamin laki-laki adalah kunjungan pada poli TB yaitu sebanyak kunjungan sedangkan yang terendah adalah pada poli paru yaitu sebanyak 959 kunjungan. Kunjungan terbanyak berdasarkan jenis kelamin perempuan adalah kunjungan tertinggi pada poli TB yaitu sebanyak 3594 kunjungan dan yang terendah adalah poli asma yaitu sebanyak 534 kunjungan.

43 35 2) Berdasarkan Cara Pembayaran Tabel 5.7 Distribusi Kunjungan SMF Pulmonologi Berdasakan Cara Pembayaran UNIT CARA BAYAR UMUM JKN JUMLAH POLI TB POLI PARU POLI ASMHA NON TB TOTAL Grafik 5.6 Distribusi Kunjungan SMF Pulmonologi Berdasakan Cara Pembayaran 6716 UMUM JKN POLI TB POLI PARU POLI ASMHA NON TB Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan pasien umum tertinggi adalah pada poli TB yaitu sebanyak kunjungan, dan yang terendah adalah pada poli asma yaitu sebanyak 45 kunjungan. Kunjungan pasien JKN terbanyak pada SMF Pulmonologi adalah poli TB yaitu sebanyak kunjungan dan yang terendah adalah kunjungan pada poli asma yaitu sebanyak kunjungan.

44 36 3) Berdasakan Jenis Pasien Tabel 5.8 Distribusi Kunjungan SMF Pulmonologi Berdasakan Jenis Pasien UNIT JENIS PASIEN BARU LAMA JUMLAH POLI TB POLI PARU POLI ASMHA NON TB TOTAL Grafik 5.7 Distribusi Kunjungan SMF Pulmonologi Berdasakan Jenis Pasien PASIEN BARU PASIEN LAMA POLI TB POLI PARU POLI ASMHA NON TB Kunjungan pasien terbanyak pada SMF Pulmonologi berdasarkan jenis pasien adalah pasien lama. Kunjungan pasien baru pada poli TB adalah kunjungan yang tertinggi yaitu sebanyak kunjungan, dan yang terendah adalah poli paru yaitu sebanyak 66 kunjungan. Sama halnya dengan kunjungan pasien baru, kunjungan pasien lama pada poli TB adalah kunjungan tertinggi yaitu sebanyak kunjungan dan yang terendah adalah poli asma yaitu sebanyak kunjungan.

45 37 d) SMF Penyakit Dalam 1) Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.9 Distribusi Kunjungan SMF Penyakit Dalam Berdasarkan Jenis Kelamin PERIODE JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.8 Distribusi Kunjungan SMF Penyakit Dalam Berdasarkan Jenis Kelamin LAKI_LAKI PEREMPUAN Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak pada SMF Penyakit Dalam berdasarkan jenis kelamin pada Tahun 2017 adalah laki-laki yaitu sebanyak kunjungan sedangkan perempuan sebanyak kunjungan.

46 38 2) Berdasarkan Cara Pembayaran Tabel 5.10 Distribusi Kunjungan SMF Penyakit Dalam berdasarkan Cara Pembayaran PERIODE CARA BAYAR UMUM JKN JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.9 Distribusi Kunjungan SMF Penyakit Dalam Berdasakan Cara Pembayaran UMUM JKN Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak pada SMF Penyakit Dalam berdasarkan cara pembayaran pada Tahun 2017 adalah JKN yaitu sebanyak kunjungan, dan yang terendah adalah Umum sebanyak 254 kunjungan.

47 39 3) Berdasarkan Jenis Pasien Tabel 5.11 Distribusi Kunjungan SMF Spesialis Penyakit Dalam PERIODE Berdasakan Jenis Pasien BARU JENIS PASIEN LAMA JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.10 Distribusi Kunjungan SMF Penyakit Dalam Berdasakan Jenis Pasien PASIEN BARU PASIEN LAMA Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak pada SMF Penyakit Dalam berdasarkan jenis pasien pada Tahun 2017 Pasien Lama yaitu sebanyak kunjungan dan yang terendah pada kunjungan Pasien Baru yaitu sebanyak 310 kunjungan.

48 40 e) SMF Respirologi Anak 1) Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.12 Distribusi Kunjungan SMF Respirologi Anak Berdasakan Jenis Kelamin PERIODE JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.11 Distribusi Kunjungan SMF Respirologi Anak Berdasakan Jenis Kelamin LAKI_LAKI PEREMPUAN Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak pada SMF Respirologi Anak berdasarkan jenis kelamin pada Tahun 2017 adalah laki-laki yaitu sebanyak kunjungan sedangkan perempuan sebanyak kunjungan.

49 41 2) Berdasarkan Cara Pembayaran Tabel 5.13 Distribusi Kunjungan SMF Respirologi Anak Berdasakan Cara Pembayaran PERIODE CARA BAYAR UMUM JKN JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.12 Distribusi Kunjungan SMF Respirologi Anak Berdasakan Cara Pembayaran UMUM JKN Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak pada SMF Respirologi Anak berdasarkan cara pembayaran pada Tahun 2017 adalah JKN yaitu sebanyak kunjungan, sedangkan Umum sebanyak 468 kunjungan.

50 42 3) Berdasarkan Jenis Pasien PERIODE Tabel 5.14 Distribusi Kunjungan SMF Respirologi Anak Berdasakan Jenis Pasien BARU JENIS PASIEN LAMA JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.13 Distribusi Kunjungan SMF Respirologi Anak Berdasakan Jenis Pasien PASIEN BARU PASIEN LAMA Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak pada SMF Respirologi Anak berdasarkan jenis Pasien pada Tahun 2017 adalah Pasien Lama yaitu sebanyak kunjungan sedangkan Pasien Baru adalah sebanyak 613 kunjungan.

51 43 f) Unit Gawat Darurat (IGD) 1) Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.15 Distribusi Kunjungan Unit Gawat Darurat Berdasakan Jenis Kelamin PERIODE JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.14 Distribusi Kunjungan Unit Gawat Darurat Berdasakan Jenis Kelamin LAKI-LAKI PEREMPUAN Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak pada Unit Gawat Darurat berdasarkan jenis kelamin pada Tahun 2017 adalah laki-laki yaitu sebanyak 848 kunjungan sedangkan perempuan sebanyak 665 kunjungan.

52 44 2) Berdasarkan Cara Pembayaran Tabel 5.16 Distribusi Kunjungan Unit Gawat Darurat Berdasakan Cara Pembayaran PERIODE CARA BAYAR UMUM JKN JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.15 Distribusi Kunjungan Unit Gawat Darurat Berdasakan Cara Pembayaran UMUM JKN Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak pada Unit Gawat Darurat berdasarkan cara pembayaran pada Tahun 2017 adalah JKN yaitu sebanyak kunjungan, sedangkan umum sebanyak 109 kunjungan.

53 45 3) Berdasarkan Jenis Pasien Tabel 5.17 Distribusi Kunjungan Unit Gawat Darurat Berdasakan Jenis Pasien PERIODE JENIS PASIEN BARU LAMA JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.16 Distribusi Kunjungan Unit Gawat Darurat Berdasakan Jenis Pasien PASIEN BARU PASIEN LAMA Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak pada Unit Gawat Darurat berdasarkan jenis pasien pada Tahun 2017 adalah pasien baru sebanyak 1013 kunjungan, sedangkan Pasien Lama adalah sebanyak 500 kunjungan.

54 46 g) Data Kunjungan Rawat Inap 1) Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.18 Distribusi Pasien Rawat Inap berdasarkan Jenis Kelamin PERIODE LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.17 Kunjungan Rawat Inap berdasarkan Jenis Kelamin TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV LAKI-LAKI PEREMPUAN Berdasarkan tabel dan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak di Rawat Inap Dewasa berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2017 adalah jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 922 kunjungan. Sedangkan jenis kelamin perempuan adalah sebanyak 602 kunjungan.

55 47 2) Berdasarkan Jenis Pasien Tabel 5.19 Distribusi Pasien Rawat Inap berdasarkan Jenis Pasien PERIODE PASIEN BARU PASIEN LAMA JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.18 Kunjungan Pasien Rawat Inap Dewasa berdasarkan Jenis Pasien TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV PASIEN BARU PASIEN LAMA Berdasarkan tabel dan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak Rawat Inap Dewasa berdasarkan Status pasien baru dan lama pada tahun 2017 adalah pasien baru yaitu sebanyak 1163 kunjungan, sedangkan status pasien lama sebanyak 361 kunjungan.

56 48 3) Berdasarkan Cara Pembayaran Tabel 5.20 Distribusi Pasien Rawat Inap berdasarkan Cara Pembayaran PERIODE UMUM JKN JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.19 Kunjungan Pasien Rawat Inap berdasarkan Cara Pembayaran TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV UMUM JKN Berdasarkan tabel dan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak di Rawat Inap Dewasa berdasarkan cara pembayaran adalah JKN sebanyak 1391 kunjungan, sedangkan untuk pasien Umum sebanyak 133 kunjungan.

57 49 4) Data Statistik Pelayanan Rawat Inap Tabel 5.21 Data Statistik Pelayanan Rawat Inap Tahun TAHUN BOR LOS BTO TOI Grafik 5.20 Data Statistik Pelayanan Rawat Inap Tahun BOR LOS BTO TOI Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa angka BOR, LOS, BTO dan TOI secara umum mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari Tahun 2013 sampai Tahun Angka BOR di Tahun 2017 meskipun belum mencapai angka standar yaitu %, namun telah meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yaitu 43,0 %. Begitu pula dengan angka BTO yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu 51,2 kali. Capaian Angka LOS dan TOI juga sudah mendekati angka standar dimana untuk angka LOS Tahun 2017 diperoleh 3,1 dari standar 6-9 hari. Sedangkan untuk angka TOI Tahun 2017 diperoleh 4,1 dari standar 1-3 hari.

58 50 2. Seksi Penunjang Kesehatan a) Data Kunjungan Radiologi 1) Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.22 Kunjungan Radiologi Berdasarkan Jenis Kelamin PERIODE JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.21 Kunjungan Radiologi Berdasarkan Jenis Kelamin TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV LAKI-LAKI PEREMPUAN Berdasarkan tabel dan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak di radiologi berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2017 adalah laki-laki yaitu sebanyak orang, sedangkan pengunjung perempuan adalah sebanyak orang.

59 51 2) Berdasarkan Jenis Pasien Tabel 5.23 Kunjungan Radiologi Berdasarkan Jenis Pasien PERIODE JENIS PASIEN BARU LAMA JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.22 Kunjungan Radiologi Berdasarkan Jenis Pasien TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV PASIEN BARU PASIEN LAMA Berdasarkan tabel dan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak di radiologi berdasarkan Status pasien baru dan lama pada tahun 2017 adalah pasien baru yaitu sebanyak kunjungan. Sedangkan status pasien lama sebanyak kunjungan.

60 52 3) Berdasarkan Cara Pembayaran Tabel 5.24 Kunjungan Radiologi Berdasarkan Cara Pembayaran PERIODE CARA BAYAR UMUM JKN JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.23 Kunjungan Radiologi Berdasarkan Cara Pembayaran TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV UMUM JKN JKN Berdasarkan tabel dan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak di radiologi berdasarkan cara pembayaran pada tahun 2017 adalah JKN yaitu sebanyak kunjungan, sedangkan umum sebanyak kunjungan.

61 53 b) Data Kunjungan Laboratorium 1) Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.25 Kunjungan Laboratorium Berdasarkan Jenis Kelamin PERIODE JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.24 Kunjungan Laboratorium Berdasarkan Jenis Kelamin TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV LAKI-LAKI PEREMPUAN Berdasarkan tabel dan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak di laboratorium berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2017 adalah laki-laki yaitu sebanyak kunjungan sedangkan perempuan adalah sebanyak kunjungan.

62 54 2) Berdasarkan Jenis Pasien Tabel 5.26 Kunjungan Laboratorium Berdasarkan Jenis Pasien PERIODE JENIS PASIEN BARU LAMA JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.25 Kunjungan Laboratorium Berdasarkan Jenis Pasien TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV PASIEN BARU PASIEN LAMA Berdasarkan tabel dan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak di laboratorium berdasarkan status pasien baru dan lama pada tahun 2017 adalah pasien lama yaitu sebanyak kunjungan sedangkan status pasien baru sebanyak kunjungan.

63 55 3) Berdasarkan Cara Pembayaran Tabel 5.27 Kunjungan Laboratorium Berdasarkan Cara Pembayaran PERIODE CARA BAYAR UMUM JKN JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.26 Kunjungan Laboratorium Berdasarkan Cara Pembayaran TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV UMUM JKN Berdasarkan tabel dan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak di Laboratorium berdasarkan cara pembayaran pada tahun 2017 adalah JKN yaitu sebanyak kunjungan, sedangkan pasien umum sebanyak kunjungan.

64 56 c) Data Apotek 1) Berdasarkan Cara Bayar Tabel 5.28 Jumlah Resep Yang Masuk ke Apotek Berdasarkan Cara Bayar PERIODE CARA BAYAR UMUM JKN JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.27 Jumlah Resep Yang Masuk Ke Apotek Berdasarkan Cara Bayar UMUM JKN Berdasarkan tabel dan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak di apotek berdasarkan cara pembayaran pada tahun 2017 adalah JKN yaitu sebanyak kunjungan, sedangkan umum yaitu 4353 kunjungan. Jumlah resep yang sesuai dengan Fornas tahun 2017 adalah resep. Sedangkan non Fornas tahun 2017 adalah resep baik dari resep obat jadi maupun racikan.

65 57 2) Berdasarkan Jenis Resep Tabel 5.29 Kunjungan Apotek Berdasarkan Jenis Resep PERIODE JENIS OBAT JADI RACIKAN JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL Grafik 5.28 Apotek Berdasarkan Jenis Resep OBAT JADI RACIKAN Berdasarkan tabel dan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan terbanyak di Apotik berdasarkan jenis resep pada tahun 2017 adalah obat jadi yaitu resep. Sedangkan racikan yaitu resep.

66 58 3) Daftar Obat yang Kadaluarsa Tabel 5.30 Daftar Obat Yang Kadaluarsa Tahun 2017 NAMA OBAT KEMASAN JUMLAH EXP DATE Asam Folat (Fionat) 100/box 8 box Mei 2017 Ada beberapa obat yang terdaftar di apotek BBKPM sebagai obat yang kadaluarsa antara lain seperti pada tabel diatas, sedangkan daftar jumlah obat yang terdaftar di apotek BBKPM sebanyak 170 item obat. d) Data Fisioterapi Tabel 5.31 Kunjungan Fisioterapi berdasarkan Jenis Tindakan PERIODE MWD SWD STIMULASI TERAPI INHALASI TERAPI OKSIGEN MASSAGE EXERCISE POSTURAL DRAINAGE MOBILISASI SANGKAR THORAX TAPOTEMENT BREATNING EXC LATIHAN BATUK EFEKTIF IRR STRENGHENING ACTIV EXERCISE TERAPI EDUKASI UTRA SOUND TERAPI MANIPULASI UJI JALAN 6 MENIT SPIROMETRI JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL

67 59 Grafik 5.29 Kunjungan Fisioterapi berdasarkan Jenis Tindakan Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan terbanyak yang dilakukan di unit Fisioterapi pada Tahun 2017 adalah Spirometri dengan jumlah sebanyak 1399 tindakan. Total kunjungan Fisioterapi pada tahun 2017 adala sebanyak e) Data Pemeriksaan Diagnostik dan Tindakan Tabel 5.32 Pemeriksaan Diagnostik dan Tindakan PERIODE UJI FAAL EKG NEBULIZER FUNKSI USG MANTOUX OKSIGEN BRONKOSKOPI JUMLAH TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TOTAL

68 60 Grafik 5.30 Pemeriksaan Diagnostik dan Tindakan Berdasarkan tabel dan grafik diatas, dapat disimpulkan pada tahun 2017 bahwa jenis pemeriksaan paling banyak dilakukan adalah nebulizer yaitu sebanyak kali. Diantara pemeriksaan diagnostik dan tindakan diatas ada yang dilakukan langsung oleh dokter ahli dan ada pula yang dilakukan oleh perawat. Yang dilakukan oleh dokter ahli adalah tindakan funksi, dimana tindakan tersebut dilakukan oleh dokter ahli paru. Uji faal paru atau spirometri dilakukan oleh perawat (6 orang) di SMF Pulmonologi, EKG dilakukan oleh perawat (2 orang) di SMF Penyakit Dalam, nebulizer dilakukan oleh perawat (10 orang di UGD, 10 orang di rawat inap lantai I, 10 orang di rawat inap lantai II, 9 orang di rawat inap lantai III, 8 orang di rawat inap lantai IV dan 6 orang di SMF Pulmonologi). USG dilakukan oleh dokter ahli radiologi (2 orang), mantoux test dilakukan oleh perawat di SMF Respirologi Anak dan Rawat Inap Anak (12 orang), oksigenasi dilakukan oleh perawat (perawat UGD, Rawat Inap Dewasa, Rawat Inap Anak & SMF Pulmonologi), dan NGT dilakukan oleh perawat Anak (12 orang). 3. Seksi Promosi Kesehatan a. Penyuluhan Dalam Gedung Penyuluhan Dalam Gedung dilaksanakan setiap hari melalui kegiatan bimbingan dan penyuluhan penderita dan keluarga, yang diharapkan meningkatkan pengetahuan dan

69 61 kesadaran masyarakat tentang penyakit paru. Selama bulan Januari s/d Desember 2017 jumlah kegiatan penyuluhan dalam gedung sebagai berikut: Tabel 5.33 Data Penyuluhan Tahun 2017 BULAN PENYULUHAN INDIVIDU KELOMPOK MASSAL Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember TOTAL Grafik 5.31 Jumlah Penyuluhan Individu, Kelompok dan Massal Penyuluhan Individu Penyuluhan Kelompok Penyuluhan Massal

70 62 b. Penyuluhan Luar Gedung Penyuluhan Luar Gedung dilaksanakan setiap minggu sasaran pada kelompok masyarakat, kader posyandu, Majelis Ta lim dalam Wilayah Kota Makassar, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masalah kesehatan secara umum dan kesehatan paru secara khusus. Selama bulan Januari s/d Desember 2017 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Luar Gedung sebanyak 8 kali. c. Pelayanan VCT Grafik 5.32 Jumlah Pasien VCT dan TIPK bulan Januari s/d Desember

71 63 Tabel 5.34 Jumlah Pasien HIV Positif BULAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des Jml Tabel 5.35 Jumlah Pasien On ARV BULAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des Jml d. Poli Henti Rokok Grafik 5.33 Jumlah Pasien Poli Henti Rokok Tabel 5.36 Distribusi Pasien Poli Henti Rokok berdasarkan Kelompok Umur UMUR/ BULAN TAHUN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des < > TOTAL

72 64 e. Data DOTS Grafik 5.34 Jumlah Pasien TB yang diobati 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Jumlah Ekstra Paru Anak Negatif Positif 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Grafik 5.35 Jumlah Suspek TB Jumlah Ekstra Paru Anak Negatif Positif

73 65 f. Sosialisasi International Standar Tuberculosis Care (ISTC) kabupaten /kota pada bulan Januari 2017 yang diikuti sebanyak 46 peserta. g. Rapat Kerja Pengembangan Layanan BBKPM Makassar di Bira Kab. Bulukumba. Kegiatan ini sebagai wujud sosialisasi dalam rangka upaya peningkatan dan pengembangan layanan BBKPM Makassar yang diikuti oleh 130 pegawai. h. Percontohan Desa Sehat TB, melalui sosialisasi kesehatan paru bersama kader kesehatan dan tokoh masyarakat di kabupaten Gowa selama 2 kali pada bulan februari tahun i. Pembinaan Penderita TB di BBKPM, melalui pemberian makanan tambahan setiap hari dan pemberian insentif bagi PMO diharapkan dapat membantu memenuhi gizi seimbang penderita dan penyelesaian pengobatan secara teratur melalui pengawas PMO. Pada tahun 2017 dibina sebanyak 50 pasien dan PMO.

74 66 j. Pembuatan Media Promosi BBKPM Makassar Pembuatan Leaflet, Brosur, TV/Radio Spot, dan Buletin bertujuan sebagai bahan informasi pelayanan kesehatan paru di BBKPM, adalah sebagai berikut: - Brosur Aktivitas Germas = 1000 lembar - Brosur Henti Rokok = 1000 lembar - Brosur Kesehatan Paru = 1000 lembar - Iklan Layanan Radio Mercurius FM = 1 kali - Live Talkshow Radio Mercurius FM = 1 kali - Iklan Layanan Promosi pada bulan Ramadhan & Idul Fitri Tahun 2017 selama 33 hari pada bulan Mei Juni 2017 di TVRI Sulawesi Selatan. - Iklan Layanan Promosi BBKPM Makassar - Pembuatan Video Hand Hygiene - Pembuatan Video Safety Briefing k. Ketuk Pintu dalam Rangka Hari TB Sedunia Kegiatan Ketuk Pintu dilakukan pada wilayah kerja Puskesmas Karuwisi Makassar pada bulan maret 2017.

75 67 l. Pelacakan Pasien TB Mangkir Berobat Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan pengobatan TB sampai tuntas dan bersama sama dengan pasien mencari penyebab putusnya pengobatan TB dan mencari solusinya. Adapun jumlah pelacakan pasien TB pada tahun 2017 = 15 kali m. Pemeriksaan Kontak Serumah Pasien TB Kegiatan ini bertujuan untuk menemukan sedini mungkin pasien yang dicurigai menderita TB (suspek pasien TB) supaya bisa segera diobati dan memutuskan mata rantai penularan. Adapun jumlah pemeriksaan kontak serumah pasien TB tahun 2017 = 24 kali. n. Sosialisasi Kesehatan Paru Kabupaten/Kota Tujuan kegiatan ini adalah memberikan informasi tentang kesehatan paru pada masyarakat guna menambah wawasan atau pengetahuan tentang kesehatan paru khususnya TB dan meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam penanggulangan TB.

76 68 Tabel 5.37 Kegiatan Sosialisasi Kesehatan Paru Tahun 2017 NO. KEGIATAN TEMPAT WAKTU PELAKSANAAN 1. Sosialisasi Desa Binaan TB Kab. Gowa Februari Sosialisasi Kesehatan Paru Dinkes Palopo 6 8 September Sosialisasi Kesehatan Paru Dinkes Maros 15 November Sosialisasi Kesehatan Paru PKM. Bontokassi 16 November2017 Kab. Gowa 5. Sosialisasi Kesehatan Paru Panti Werdha Gowa 06 Desember Sosialisasi Kesehatan Paru Poltekkes Pare-Pare Desember 2017 o. Sosialisasi Penguatan Jejaring dan Kemitraan (Klinik) Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang sistem rujukan berjenjang. Peserta yang dihadiri dari beberapa klinik dan intern BBKPM Makassar, dilaksanakan pada tanggal 13 September p. Pemeriksaan Kesehatan Paru Gratis Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT RI Ke 47, adapun pemeriksaan yang dilakukan antara lain Donor Darah, Pemeriksaan Mikroskopik Dahak dan Glukosa Darah serta Pemeriksaan Kadar CO, dihadiri oleh Pegawai dan beberapa kalangan masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal Agustus 2017 di BBKPM Makassar.

77 69 q. Simposium dan Dialog Ilmiah (Sinergitas pada Penanganan PPOK) Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 September 2017, Tujuan Kegiatan adalah memahami penanganan PPOK secara umum terkini, dan memperoleh wawasan dalam penanganan PPOK secara efektif. 4. Seksi Pengembangan Sumber Daya a. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Selama Tahun 2017 telah difasilitasi pelaksanaan kegiatan Magang/PKL/KKN serta penelitian dan pengambilan data dengan berbagai institusi pendidikan sebagai berikut: Tabel 5.38 Jumlah Kegiatan Magang/KKNP/Penelitian dan Pengambilan Data dan Sampel Tahun 2017 No. Jenis Pendidikan Jumlah Peserta / org 1. S S D D SMK 9 No. Tabel 5.39 Jumlah MoU Institusi Pendidikan Tahun 2017 Institusi Pendidikan Institusi di Kota Makassar Institusi di Luar Kota Makassar 1. Universitas Akademi 1-3. Sekolah Kejuruan - -

78 70 b. Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Pegawai Kegiatan Diklat yang diikuti oleh pegawai BBKPM Makassar mulai dari Bulan Januari s/d Desember 2017 sebagai berikut: Tabel 5.40 Kegiatan Diklat Pegawai Tahun 2017 No. Jenis Kegiatan Jumlah Peserta / org 1. Workshop/ Seminar Training Of Trainer (ToT) 3 3. Sosialisasi / Penyuluhan Bimtek 4 5. Pelatihan Teknis Diklat PIM 2 7. Lokakarya 2 8. Simposium 2 3. Pencapaian Indikator BLU Tabel 5.41 Pencapaian Indikator Kinerja Keuangan No Subaspek/Kelompok Indikator/Indikator Skor Capaian 1 Pertumbuhan Produktivitas a. Rasio Kas (Cash Ratio) b. Rasio Lancar (Current Ratio) 3 3 c. Periode Penagihan Piutang (Collection Period) 2 2 d. Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover) e. Imbalan atas Aset tetap (Return on Fixed Asset) 2 2 f. Imbalan Ekuitas (Return on Equity) 2 2 g. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) 2 1 h. Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional 4 2

79 71 2 Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU a. Rencana Bisnis dan Anggaran (Definitif) b. Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan c. Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU 2 2 d. Tarif Layanan 1 1 e. Sistem Akuntansi 1 0 f. Persetujuan Rekening g. SOP Pengelolaan Kas h. SOP Pengelolaan Piutang i. SOP Pengelolaan Utang j. SOP Pengadaan Barang dan Jasa k. SOP Pengelolaan Barang Inventaris Total Tabel 5.42 Pencapaian Indikator Kinerja Pelayanan No Subaspek/Kelompok Indikator/Indikator Skor Capaian 1 Layanan a. Pertumbuhan Produktivitas b Pertumbuhan rata-rata kunjungan rawat jalan Pertumbuhan rata-rata kunjungan rawat darurat Pertumbuhan kunjungan One Day Care Pertumbuhan Pemeriksaan Radiologi Pertumbuhan Pemeriksaan Laboratorium Pertumbuhan Rehab Medik Pertumbuhan Tindakan Spesialistik Pertumbuhan Jumlah Penyuluhan 2 2 Efisiensi Pelayanan Rasio Pasien Rawat Jalan dengan Dokter Rasio Pasien Rawat Jalan dengan Perawat Rasio Jumlah Pemeriksaan Laboratorium dengan Analis Laboratorium Rasio Jumlah Pemeriksaan Radiologi dengan Petugas Radiographer Angka Kegagalan Hasil Radiologi 2 2

80 72 c. 6 Persentase Nilai Obat Kadaluarsa Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium Pengembalian Rekam Medik Rasio Penyuluhan dan Petugas Penyuluhan 2 1 Perspektif Pertumbuhan Pembelajaran Program Pendidikan dan Pelatihan Penelitian Program Reward dan Punishment Mutu dan Manfaat kepada Masyarakat a. Mutu Pelayanan b c. d. 1 Emergency Response Time Waktu Tunggu Rawat Jalan Kecepatan Pelayanan Resep Obat Jadi Waktu Tunggu Hasil Laboratorium Waktu Tunggu Hasil Radiologi Waktu Tunggu Sebelum Tindakan Waktu Tunggu Penyuluhan/Konseling 2 2 Mutu Klinik Angka Kematian di Gawat Darurat Angka Kesalahan Pemeriksaan Laboratorium Proporsi Pasien TB BTA Positif diantara Suspek Angka Kesembuhan Pasien Kesalahan Pelayanan Obat 2 2 Kepedulian Kepada Masyarakat Pembinaan kepada Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sarana Kesehatan Lain Penyuluhan Kesehatan Pelayanan Pasien Tidak Mampu Pemberdayaan Masyarakat 2 2 Kepuasan Pelanggan Penanganan Pengaduan Kepuasan Pelanggan e. Kepedulian Terhadap Lingkungan Program BBKPM Berseri Proper Lingkungan 1 0 Total

81 73 Dari ketiga indikator kinerja tersebut di atas, apabila dijumlahkan diperoleh hasil sebagai berikut : No INDIKATOR BOBOT NILAI NILAI RIIL 1 Indikator Kinerja Keuangan 30 22,15 2 Indikator Kinerja Layanan 70 61,28 TOTAL ,43 Sesuai dengan penilaian tingkat kesehatan rumah sakit BLU, maka BBKPM Makassar pada tahun 2017 berada dalam kondisi Sehat atau Kategori AA. C. Realisasi Anggaran Tabel 5.43 Realisasi Anggaran BBKPM Makassar Tahun 2017 No Uraian Pagu Realisasi Capaian I APBN / RM Rp ,- Rp , % a. Gedung Layanan Rp ,- Rp , % b. Sarana dan Prasarana Rp ,- Rp , % c. Alat Kesehatan Rp ,- Rp , % d. Layanan Operasional Balai Kesehatan e. Obat-Obatan dan Bahan Medis Habis Pakai f. Layanan Internal (Overhead) Rp ,- Rp , % Rp ,- Rp , % Rp ,- Rp , % g. Layanan Perkantoran Rp ,- Rp , % II BLU Rp ,- Rp , % a. Layanan Operasional Balai Kesehatan b. Obat-obatan dan Bahan Medis Habis Pakai Rp ,- Rp , % Rp ,- Rp , % Total Rp ,- Rp ,- 95,81%

82 74 Grafik 5.66 Persentase Penyerapan Anggaran BBKPM Makassar Tahun 2017 Total 95.81% Anggaran BLU 97.84% Anggaran RM 95.40%

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

LAKIP TAHUN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

LAKIP TAHUN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN LAKIP TAHUN 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... IKHTISAR EKSEKUTIF... i ii

Lebih terperinci

LAKIP TAHUN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN

LAKIP TAHUN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN LAKIP TAHUN 2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... IKHTISAR EKSEKUTIF... i

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM a. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 57/KMK.05/2010 tanggal 05 Februari 2010 tentang Penetapan pada Kementerian Kesehatan sebagai Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

1. Latar Belakang PENDAHULUAN

1. Latar Belakang PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme harus berpedoman pada azas umum penyelenggaraan negara yang meliputi kepastian hukum, tertib

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA. No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target. (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai

PENETAPAN KINERJA. No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target. (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai Lampiran 1 PENETAPAN KINERJA Unit Eselon II : Tahun Anggaran : 2013 No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai Jumlah capaian pemeriksaan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA. Unit Eselon II : Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun Anggaran : 2012

PENETAPAN KINERJA. Unit Eselon II : Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun Anggaran : 2012 Lampiran 1 PENETAPAN KINERJA Unit Eselon II : Tahun Anggaran : 2012 No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target 2012 Satuan (1) (2) (3) (4) 1 Terlaksananya berbagai jenis pelayanan laboratorium yang

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT(BBKPM) SURAKARTA Tahun 2016 Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan i NILAI-NILAI BBKPM

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA TAHUN 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Kesehatan

Lebih terperinci

LAKIP TAHUN 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT MAKASSAR

LAKIP TAHUN 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT MAKASSAR LAKIP TAHUN 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT MAKASSAR KATA PENGANTAR Assalamu

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BY LAWS) RUMAH SAKIT PARU JEMBER

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BY LAWS) RUMAH SAKIT PARU JEMBER GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BY LAWS) RUMAH SAKIT PARU JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR: 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN Laporan Tahunan Tahun 2015 BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT MAKASSAR Jl. A. P. Pettarani No. 43 Makassar Email: bbkpm_makassar@yahoo.com

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

JEJARING PROGRAM NASIONAL PENGENDALIAN TUBERKULOSIS DI INDONESIA

JEJARING PROGRAM NASIONAL PENGENDALIAN TUBERKULOSIS DI INDONESIA JEJARING PROGRAM NASIONAL PENGENDALIAN TUBERKULOSIS DI INDONESIA WIHARDI TRIMAN, dr.,mqih MT-TB Jakarta HP : 0812 660 9475 Email : wihardi_t@yahoo.com LATAR BELAKANG Thn.1995, P2TB mengadopsi Strategi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 A TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2017 RUMAH SAKIT dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI JALAN DR. SUMERU NO 114 BOGOR RENCANA KERJA TAHUNAN Unit

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH JL.SUMBERGLAGAH PACET, MOJOKERTO Telp. (0321) 690441 Kode Pos. 61374 Fax

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RS KUSTA DR RIVAI ABDULLAH PALEMBANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RS KUSTA DR RIVAI ABDULLAH PALEMBANG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RS KUSTA DR RIVAI ABDULLAH PALEMBANG RUMAH SAKIT KUSTA Dr. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Jl.

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.315, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. ORTA RS Kelas B dr. Suyoto. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT KELAS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG POLA TARIF BADAN LAYANAN UMUM BALAI KESEHATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

g.pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan keteknisan medik

g.pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan keteknisan medik Contoh Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo Struktur Organisasi ( lampiran 1) Rumah sakit umum pusat nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo/RSCM) merupakan Unit

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.401, 2012 KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. RS. Kusta Dr. Tadjuddin Chalid. Makasar. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 009 TAHUN 2012

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada penyakit, yaitu hanya

Lebih terperinci

LIST DOKUMEN GLD. GLD 1: Tanggung jawab dan akuntabilitas. Struktur organisasi:

LIST DOKUMEN GLD. GLD 1: Tanggung jawab dan akuntabilitas. Struktur organisasi: LIST DOKUMEN GLD GLD 1: Tanggung jawab dan akuntabilitas Struktur organisasi: Daftar nama pejabat structural dan fungsional Buku susunan dan uraian tugas serta tata hubungan kerja HBL Pedoman penilaian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan Klinik Geo Medika merupakan sebuah fasilitas layanan kesehatan milik swasta. Pada awal pendiriannya Klinik Geo Medika memberikan layanan kesehatan

Lebih terperinci

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

VI. PENUTUP A. Kesimpulan VI. PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Secara umum peran Dokter Puskesmas sebagai gatekeeper belum berjalan optimal karena berbagai kendala, yaitu : a. Aspek Input :

Lebih terperinci

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA 1. SEJARAH RSUD TARAKAN JAKARTA Pada mulanya tahun 1953, rsud tarakan hanya berbentuk balai pengobatan. Kemudian pada tahun 1956, beralih menjadi puskesmas

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS RUMAH SAKIT UMUM NEGARA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS RUMAH SAKIT UMUM NEGARA BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS RUMAH SAKIT UMUM NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DIREKTUR, WAKIL DIREKTUR, BIDANG, BAGIAN SEKSI DAN SUB BAGIAN Dl RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PADA

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT KUSTA DR. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

RUMAH SAKIT KUSTA DR. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI RUMAH SAKIT KUSTA DR. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Jl. Sungai Kundur Kelurahan Mariana Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum RSUD Pasaman Barat merupakan Rumah sakit Kelas C yang berdiri berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2005 pada tanggal 1 April 2005 dalam bentuk Lembaga Teknis Daerah

Lebih terperinci

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Perbedaan jenis pelayanan pada: APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT PRATAMA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.886, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Perubahan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1045/MENKES/PER/XI/2006 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KESEHATAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Rumah sakit adalah

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut : BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN A. Sejarah Ringkas Rumah Sakit Martha Friska berdiri sejak tanggal 2 Maret 1981 beralamat di jalan Komodor Laut Yos Sudarso No. 91 Medan, Sumatera Utara.Dengan status

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. izin penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus Pemerintah dari Gubernur Jawa

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. izin penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus Pemerintah dari Gubernur Jawa GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Rumah Sakit Paru Surabaya merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur berlokasi di wilayah Surabaya Utara tepatnya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 54 2001 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA RUMAH SAKIT UMUM dr. SLAMET KABUPATEN

Lebih terperinci

PANDUAN PELAYANAN DOTS TB RSU DADI KELUARGA TAHUN 2016

PANDUAN PELAYANAN DOTS TB RSU DADI KELUARGA TAHUN 2016 PANDUAN PELAYANAN DOTS TB RSU DADI KELUARGA TAHUN 2016 RUMAH SAKIT UMUM DADI KELUARGA Jl. Sultan Agung No.8A Purwokerto Tahun 2016 BAB I DEFINISI Sampai saat ini, Rumah Sakit di luar negeri termasuk di

Lebih terperinci

ALOKASI REALISASI ANGGARAN DAN PENERIMAAN RUMAH SAKIT TAHUN 2016

ALOKASI REALISASI ANGGARAN DAN PENERIMAAN RUMAH SAKIT TAHUN 2016 ALOKASI REALISASI ANGGARAN DAN PENERIMAAN RUMAH SAKIT TAHUN 206 Realisasi anggaran belanja tahun 206 adalah sebagai berikut : Anggaran Rupiah Murni : KODE URAIAN TERAKHIR REVISI VI SELF SETELAH SELF REALISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang jasa yang bergerak dalam bidang pelayanan

Lebih terperinci

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT 1. Mewujudkan kualitas pelayanan paripurna yang prima dengan mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan pelanggan. 2.

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 103 TAHUN 2013 103 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SATUAN KERJA RSUP DR. SARDJITO

PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SATUAN KERJA RSUP DR. SARDJITO KEMENTERIAN KESEHATAN RI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR SARDJITO YOGYAKARTA PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SATUAN KERJA RSUP DR. SARDJITO RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Jl. Kesehatan 1 Sekip Yogyakarta,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada

BAB IV PEMBAHASAN. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA RUMAH SAKIT DAERAH KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyusunan Laporan Tahunan Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka merupakan bagian pertanggung jawaban Rumah Sakit sebagai SKPD dalam menyampaikan laporan hasil program

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 54 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN RUMAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DIREKTUR, WAKIL DIREKTUR, BIDANG, BAGIAN, SEKSI DAN SUB BAGIAN Dl RUMAH SAKIT JIWA MENUR PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 2 TAHUN : 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LEUWILIANG KELAS C DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM REMUNERASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYEN KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 112 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 112 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 112 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DIREKTUR, WAKIL DIREKTUR, BIDANG, BAGIAN, SEKSI DAN SUB BAGIAN Dl RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO PROVINSI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 25 Tahun : 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 25 Tahun : 2014 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 25 Tahun : 2014 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2016 RUMAH SAKIT dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI JALAN DR. SUMERU NO 114 BOGOR RENCANA KERJA TAHUNAN Unit

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) RSUP RATATOTOK BUYAT TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Jln. J.W. Lasut Ratatotok, Kabupaten Minahasa

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR. SOEKANDAR KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B MAJALAYA KABUPATEN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI PADA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG Jl. Ahmad Yani 169 Magelang 56102 Telp. 0293-363601 Faks. 0293-365183 Website : www.rsjsoerojo.co.id

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG REMUNERASI PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun 2012

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun 2012 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun 2012 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MARDI WALUYO KOTA BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di bangun dalam rangka upaya mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government. SAKIP merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka sampai saat ini memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka sampai saat ini memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini didasarkan pada dasar hukum yang telah ditetapkan sebagai berikut 1. Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Kabupaten Buleleng disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah secara periodik dalam mencapai

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) LAPORAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2016 Disusun : TAHUN 2016 ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI. ii DAFTAR TABEL iii DAFTAR BAGAN v IKHTISAR EKSEKUTIF vi BAB

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 77 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BY LAWS) RUMAH SAKIT UMUM MOHAMMAD NOER PAMEKASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL PELAYANAN KESEHATAN BAGI PASIEN DENGAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAERAH DI RUMAH

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017 1 BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.316, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. JFT dan JFU. RS Kelas B dr. Suyoto. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG SUSUNAN DAN TATA KERJA JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan dalam masyarakat biasanya dilakukan dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 17 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM,

Lebih terperinci