BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam sikap dan tingkah lakunya. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:3) hasil

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam sikap dan tingkah lakunya. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:3) hasil"

Transkripsi

1 BAB II 2.1 Hasil Belajar KAJIAN PUSTAKA Definisi Hasil Belajar Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar (Purwanto, 2013:45). Sebagaimana pendapat Winkel (Purwanto, 2013:45) Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:3) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan (Purwanto, 2013:44). Karenanya seseorang akan dilihat dari perubahan tingkah lakunya setelah ia melewati proses belajar. Menurut Winkel dalam (Purwanto, 2013:45) aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Seseorang dikatakan telah berhasil dalam belajar jika terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Namun, tidak semua hasil belajar bisa langsung diamati pada saat pembelajaran berlangsung dan tidak semua hal yang bisa diamati dikatakan sebagai hasil dari proses belajar. Gagne sebagaimana dikutip oleh Aunurrahman (2012:142) menyebutkan ada tiga perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar, yaitu: 9

2 10 1. Model kognitif (cognitive models) Model kognitif yaitu kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, model kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara berpikir agar terjadi aktivitas yang efektif. 2. Sikap (attitude) Sikap yaitu keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecendrungan bertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, di dalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak. Misalnya, sikap menghormati pendapat orang lain, kesediaan untuk bekerjasama, dan tangung jawab. 3. Kecakapan motorik (motor skill) Kecakapan motorik ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan fisik. Misalnya, keterampilan menggunakan sepeda atau membuat peta. Senada dengan pendapat Gagne, Syaodih (Hosnan, 2014:24) mengemukakan pendapatnya bahwa, hasil belajar dengan segala perilaku yang dimiliki sebagai akibat dari proses belajar yang berlangsung di sekolah yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotor disengaja atau tidak disengaja. Tipetipe hasil belajar yang diterjemahkan oleh Hosnan (2014:26) adalah sebagai berikut: 1. Tipe hasil belajar bidang kognitif, yang mencakup pada hafalan, pemahaman, aplikasi stimulus dan evaluasi.

3 11 2. Tipe hasil belajar bidang afektif, yang berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari beberapa tujuan dan tipe hasil belajar, yaitu kepekaan menerima rangsangan dari luar. 3. Tipe hasil belajar bidang psikomotor, tampak dalam bentuk keterampilan, kemampuan bertindak dari individu. Sedangkan menurut Sukmadinata (2005:102) hasil belajar merupakan realisasi potensi atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari prilakunya, baik prilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Dari uraian definisi definisi di atas dapat ditarik kesimpulan hasil belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai setelah mengalami proses belajar atau setelah mengalami interaksi dengan lingkungannya guna memperoleh ilmu pengetahuan yang akan menimbulkan tingkah laku sesuai dengan tujuan pembelajaran yang kemudian digambarkan dalam bentuk angka yang diperoleh melalui evaluasi formatif atau evaluasi sumatif. Pada hakikatnya, pendidikan merupakan kegiatan yang telah berlangsung seumur dengan manusia. Artinya, sejak adanya manusia telah terjadi usaha-usaha pendidikan dalam rangka memberikan kemampuan kepada subjek didik untuk dapat hidup dalam masyarakat dan lingkungannya. Dengan diberikan pendidikan, seorang anak didik sanggup untuk berbuat dan bertindak sebagai manusia yang berkepribadian sosial. Jadi, pendidikan merupakan proses pembelajaran yang outputnya berupa hasil belajar. Hasil belajar ini ditentukan oleh banyak faktor, sebagaimana yang dinyatakan Munadi

4 12 (2012:35) antara lain: 1) faktor internal yang meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis, 2) faktor eksternal yang meliputi faktor lingkungan dan instrumental Indikator Hasil Belajar Menurut Muhibbin syah (2014:148) bahwa pengugkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan hasil belajar. Kunci pokok untuk mnegetahui ukuran dan data hasil belajar siswa adalah dengan mengetahui garis-garis besar indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis hasil yang hendak diungkapkan atau diukur. Menurut Benjamin S. Bloom (Aunurrahman, 2012:49) bahwa hasil belajar diklasifikasikan ke dalam tiga ranah, yaitu: 1) ranah kognitif, 2) ranah afektif, 3) ranah psikomotor. Hasil belajar merupakan dampak dari aktivitas belajar yag telah dilakukan. Karena tujuan pengajaran adalah kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya, hal ini disampaikan oleh Sudjana dalam (Purwanto, 2013:45). Berdasarkan pendapat tersebut, indikator hasil belajar dalam penelitian ini mencakup ranah kognitif yang dilihat dari nilai ujian tengah semester siswa kelas XI IS pada mata pelajaran ekonomi. 2.2 Pemanfaatan Internet Pengertian Pemanfaatan Internet Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemanfaatan internet, maka terlebih dahulu didefinisikan arti dari kata pemanfaatan. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:711) disebutkan bahwa pemanfaatan mengandung arti proses, cara dan perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan sendiri.

5 13 Dalam Rusman (2013:129) internet atau Interconection Networking didefinisikan dua komputer atau lebih yang memiliki konektivitas membentuk jaringan komputer hingga meliputi jutaan komputer di dunia secara global yang saling berinteraksi dan bertukar informasi. Munadi (2012:154) internet adalah jaringan global yang menghubungkan jutaan komputer di seluruh dunia, di mana komputer yang tersambung ke internet menyediakan informasi yang terbuka untuk umum, sehingga pemakai internet akan dapat menghubungkan banyak komputer kapan saja di belahan bumi ini untuk mengirim berita, memperoleh informasi ataupun mentransfer data. Pendapat lain dikemukakan oleh Uno(2011:128) bahwa internet merupakan contoh sebuah jaringan komputer. Jaringan ini menghubungkan jutaan komputer yang tersebar di seluruh dunia. Menurut Munir (2012:132) pemanfaatan internet sebagai sumber belajar merupakan kegiatan menggunakan internet, berupa browsing untuk memperoleh informasi, dan bahan yang mendukung untuk materi pelajaran. Pemanfaatan internet yang dimaksud di sini terkait dengan kesesuaian materi di internet dengan materi pembelajaran ekonomi di dalam kurikulum, keterjangkauan dalam pembiayaan, ketersediaan jaringan internet untuk pemanfaatan sumber belajar ekonomi, kemudahan memanfaatkan internet, dan keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan internet. Hal ini sejalan dengan pendapat Rusman (2013:309) karena dengan menggunakan internet beserta segala fasilitasnya akan memberikan kemudahan untuk mengakses berbagai informasi untuk pendidikan. Maka, dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan internet berarti proses menggunakan sebagai sarana untuk mencari dan memanfaatkan informasi yang diperlukan, hal ini dapat mengkondisikan

6 14 siswa untuk belajar secara mandiri sehingga nantinya akan membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar. Pemanfaatan internet sebagai sumber belajar mengkondisikan peserta didik untuk belajar secara mandiri (Munadi, 2012:154). Peserta didik dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik, jurnal, koran, artikel dan lain sebagainya. Dengan keadaan yang demikian, siswa dapat belajar secara mandiri dan mempunyai kesempatan lebih banyak untuk menggali informasi yang belum diketahui guna membantunya dalam meningkatkan hasil belajar Manfaat Internet Sebagai Sumber Belajar Sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran tentunya sangat diperlukan sebagai pendamping guru dalam menjelaskan materi pelajaran kepada peserta didik. Belajar mengajar merupakan proses yang tidak terlepas dari komponenkomponen yang saling beringteraksi. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Menurut Rusman (2011:130) sumber belajar merupakan salah satu komponen yang membantu dalam proses belajar mengajar. Sumber belajar tidak lain adalah yang dapat dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau keseluruhan. Penerapan pemanfaatan sumber belajar ekonomi di dalam poses pembelajaran yang efektif adalah proses pembelajaran yang menggunakan

7 15 berbagai sumber belajar, seperti guru, buku penunjang materi ekonomi, lingkungan, dan internet. Menurut Hardjito dalam Rusman (2013:131) manfaat internet yaitu lebih banyak disebabkan oleh kecepatan, kemudahan, murah dan canggih. Kemudian menurut Tjiptono dalam Nafisah (2001:22) manfaat internet sebagai sumber belajar dapat dilihat melalui beberapa keunggulan yang dikemukakan sebagai berikut: 1. Konektifitas dan jangkauan global, internet memungkinkan peneliti yang mempunyai fasilitas terbatas untuk mengakses informasi dari database dan perpustakaan di seluruh dunia. Berbagai jurnal langka yang sulit dijumpai di perpustakaan terlengkap di Indonesia sekalipun, tersedia di jaringan internet. 2. Akses internet 24 jam, membolehkan informasi diakses setiap waktu tanpa batas. Perbedaan zone waktu tidak lagi menjadi kendala untuk menelusuri data. 3. Kecepatan mencari informasi, dilakukan secara elektronik melalui mesin pencari (search engine) sangat menghemat waktu, apalagi jika mencari informasi mengenai katalog, majalah, jurnal atau buku melalui website yang tersedia. 4. Kemudahan akses semakin banyak dengan tumbuh kembangnya warungwarung internet di setiap sudut perkotaan di Indonesia dengan berbagai kemudahan dalam ruangan yang nyaman.

8 16 5. Biaya relatif murah, penelusuran informasi melalui internet jauh lebih murah dibandingkan dengan membeli majalah/jurnal/buku asli. Pengguna Cuma perlu men-download atau mencetak fail/naskah tertentu sesuai kebutuhannya. 6. Interaktivitas dan fleksibilitas, suatu topik dapat didiskusikan melalui sarana Mailing List atau Chatting. Pendapat lain disampaikan oleh Soekartawi dalam Darmawan (2014:31-32). Menurutnya manfaat internet bagi pendidikan antara lain: 1. Tersedianya fasilitas e-moderating, di mana pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regulas atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu. 2. Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. 3. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses internet secara lebih mudah. 4. Relatif lebih efisien Indikator Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar Ekonomi Menurut Kenji Kitao dalam Munir (2010: ) ada enam karakteristik internet yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: 1. Fungsi Alat Komunikasi 2. Fungsi Akses informasi

9 17 3. Fungsi Pendidikan dan Pembelajaran 4. Fungsi Tambahan 5. Fungsi Pelengkap 6. Fungsi Pengganti Sementara itu, Ahmad Sultoni (skripsi: 78, diakses tanggal 19 september 2016) mencantumkan lima indikator pemanfaatan internet sebagai sumber belajar, yaitu: 1. Pemahaman serta sikap siswa terhadap konsep internet sebagai sumber belajar 2. Ketersediaan internet sebagai sumber belajar 3. Ketepatan fungsi nternet sebagai sumber belajar 4. Intensitas siswa mengakses informasi dari internet 5. Fasilitas-fasilitas yang seringkali digunakan di internet Dari pendapat-pendapat di atas, indikator pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dalam penelitian ini diantaranya; 1)alat komunikasi, 2)akses informasi, 3)download, 4)intensitas siswa mengakses informasi dari internet, dan 5)fasilitas-fasilitas yang seringkali digunakan di internet. 2.3 Motivasi Belajar Definisi Motivasi Belajar Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswasiswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku (Uno, 2015:23). Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

10 18 belajar, yang menjamin dari kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2014:75). Dengan adanya motivasi yang timbul dalam diri siswa pada kegiatan belajar, maka akan mendorong rasa ingin tahu siswa dan terus berusaha untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan baik khususnya dalam meningkatkan hasil belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat nonintelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar (Sardiman, 2014:75). Dengan memeberikan motivasi kepada siswa, secara tidak langsung guru juga memberikan daya penggerak agar siswa semangat dalam belajar, hal ini didukung oleh pendapat Dimyati dan Mudjiono (2013:80) pengertian motivasi belajar dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, motivasi belajar adalah suatu proses alamiah dari dalam diri manusia yang ditandai dengan munculnya suatu tingkah laku terhadap suatu tujuan yang ingin dicapai dalam belajar Konsep Motivasi Belajar Pengajaran tradisional menitikberatkan pada metode imposisi, yakni pengajaran dengan cara menuangkan hal-hal yang dianggap penting oleh guru bagi murid. Cara ini tidak mempertimbangkan apakah bahan pelajaran yang diberikan itu sesuai atau tidak dengan kesanggupan, kebutuhan, minat, dan tingkat kesanggupan/perkembangan, serta pemahaman murid. Tidak pula diperhatikan

11 19 apakah bahan-bahan yang diberikan itu didasarkan atas motif-motif dan tujuan yang ada pada murid. Sejak adanya penemuan-penemuan baru dalam bidang psikologi tentang kepribadian dan tingkah laku manusia, serta perkembangan dalam bidang ilmu pendidikan maka pandangan tersebut kemudian berubah. Faktor siswa didik justru menjadi unsur yang menentukan berhasil atau tidaknya pegajaran yang disampaikan oleh guru. Tokoh pendidikan yang memulai pandangan baru ini, antara lain: Dicroly (Hamalik, 2009:157) yang terkenal dengan pengajaran berdasarkan pusat minat anak makan, pakaian, permainan/bekerja. Kemudian menyusul tokoh pendidikan lainnya seperti Dewey (Hamalik, 2009: ), yang terkenal dengan pengajaran proyeknya, yang berdasarkan pada masalah yang menarik minat siswa, sistem persekolahan lainnya. Sehingga sejak itu pula para ahli berpendapat, bahwa tingkah laku manusia didorong oleh motif-motif tertentu, dan perbuatan belajar akan berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada murid. Murid dapat dipaksa untuk mengikuti suatu perbuatan, tetapi ia tidak dapat dipaksa untuk menghayati perbuatan itu sebagaimana mestinya. Seekor kuda dapat digiring ke sungai tetapi tak dapat dipaksa untuk minum. Demikian juga halnya dengan murid; guru dapat memaksakan bahan pelajaran kepada mereka, akan tetapi guru tidak mungkin dapat memaksanya untuk belajar dalam arti sesungguhnya. Inilah yang menjadi tugas guru yang paling berat, yakni bagaimana caranya berusaha agar murid mau belajar, dan memiliki keinginan untuk belajar secara kontinu (Hamalik, 2009: ).

12 Indikator Motivasi Belajar Uno (2015:23) menyatakan bahwa indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil. 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan. Sardiman (2014:83) mengemukakan ciri-ciri motivasi yang ada pada siswa di antaranya adalah: 1. Tekun dalam menghadapi tugas. 2. Ulet dalam menghadapi kesulitan. 3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. 4. Dapat mempertahankan pendapatnya, apabila sudah yakin akan sesuatu. 5. Senang bekerja secara mandiri 6. Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin 7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini 8. Suka memecahkan masalah Dari pendapat para ahli yang dikemukakan di atas, maka indikator yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap berbagai masalah, senang bekerja mandiri, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, dapat mempertahankan pendapatnya, dan suka memecahkan masalah. 2.4 Kajian Teoritis Dalam upaya memperkuat dasar penelitian ini, diperlukan beberapa teori dari para ahli yang sesuai dengan bidang penelitian ini.

13 Pengaruh Media Internet Terhadap Hasil Belajar Menggunakan internet sebagai alternatif sumber belajar dalam bidang pendidikan tentu akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Karena dengan menggunakan internet beserta segala fasilitasnya akan memberikan kemudahan utuk mengakses berbagai informasi untuk pendidikan yang secara langsung dapat meningkatkan pengetahuan siswa bagi keberhasilannya dalam belajar (Rusman, 2013:309). Hal ini dipertegas oleh Iskandar (2012:207) yang berpendapat bahwa dengan melalui internet tersebut siswa dapat mengakses berbagai literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dengan cepat sehingga dapat mempermudah proses belajar. Dengan begitu, siswa akan sangat leluasa menambah ilmu pengetahuannya sehingga dapat membantunya dalam menigkatkan hasil belajar. Dengan internet, peserta didik dapat belajar di mana saja dan kapan saja. Karena menurut Darmawan (2014:11-12) internet bisa diakses pada saat-saat (waktu) yang dikehendaki, dengan adanya sumber online, peserta didik akan memperoleh data, ide serta berbagai pengetahuan yang ada. Selain itu,internet juga dapat memberi peluang untuk mengembangkan wawasan secara luas dengan cara menginformasi bahan dengan sumber bacaan dari situs lainnya. Dengan kelebihan ini, akan menjadikan internet sebagai satu alternatif pembelajaran yang efektif untuk membantu meningkatkan hasil belajar Pengaruh Motivasi Terhadap Hasil Belajar Dalam menjalankan aktivitasnya seseorang seringkali akan melakukannya dengan maksimal apabila dirinya menerima pujian dari orang lain akibat dari

14 22 perbuatan yang ia lakukan. Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution dalam (Sardiman, 2014:79) yang mengatakan bahwa pekerjaan atau kegiatan belajar itu akan berhasil baik, kalau disertai dengan pujian. Aspek pujian ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja dan belajar dengan giat. Ketika seseorang terdorong untuk belajar lebih giat maka secara tidak langsung akan mempengaruhi hasil belajarnya. Adapun kekuatan terbesar yang mampu merubah tingkah laku dalam proses belajar adalah kemauan yang timbul dalam diri sendiri. Karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 2014:89). Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu (Sardiman, 2014:90). 2.5 Kajian Empiris Pengaruh Media Internet Terhadap Hasil Belajar Teori-teori pemanfaatan internet sebagai alternatif sumber belajar yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya sudah dibuktikan oleh beberapa hasil penelitian yang relevan sebagai berikut: 1. Annis Indrawati (2015) dengan judul penelitian Peningkatan Hasil Belajar IPS Dengan Menggunakan Internet Sebagai Sumber Belajar Siswa Kelas VII C Di SMP Negeri 9 Yogyakarta. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan internet sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Peningkatan hasil belajar IPS siswa dapat dilihat dari nilai tes siswa yang mencapai KKM.

15 23 2. Muhammad Mujib (2013) dengan judul penelitan Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Di Kota Yogyakarta menyatakan secara statistik analisa korelasi menunjukkan hasil yang signifikan karena besarnya angka signifikansi sebesar 0.00<0.05. angka koefisien korelasi pearson sebesar menunjukkan terdapat hubungan yang kuat antara penggunaan internet sebagai media belajar menunjukkan arah yang positif. 3. Muh. Rahhal Nazzala (2015) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Penggunaan Internet Sebagai Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Sistem Kmputer Siswa Kelas XI Jurusan Multimedia Di SMK 11 Semarang. Hasil dari penelitian ini yaitu penggunaan internet sebagai sumber belajar dalam kategori baik sedangkan hasil belajar siswa dalam kategori sangat memuaskan, jadi dapat diputuskan bahwa ada pengaruh penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI jurusan Multimedia di SMK Negeri Semarang Pengaruh Motivasi Terhadap Hasil Belajar Teori-teori motivasi belajar pada pembahasan sebelumnya juga didukung oleh beberapa hasil penelitian sebagai berikut: 1. Muhammad Hartono (2015) melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Kontinuitas Belajar Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri Bantul Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan

16 24 signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar IPS yang ditunjukkan dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,602>0,163). 2. Sartina (2016) judul penelitiannya adalah Pengaruh Motivasi Belajar, Lingkungan Sosial, dan Sikap Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi di SMA/MA Dampal Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil uji analisis regresi mengungkapkan bahwa secara parsial maupun simultan motivasi belajar, lingkungan tempat tinggal, dan sikap belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar. 3. Agung Surya Tama (2015) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Minat Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran pada Mata Diklat Kesiapan di SMK PGRI 1 Semarang. Dari hasil penelitiannya menyatakan bahwa motivasi belajar berpengaruh terhadap hasil belajar dengan taraf signifikansi 0,001<0, Pengaruh Internet dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar 1. Muhammad Iksan zakaria (2015) judul penelitiannya adalah Pengaruh Motivasi dan Penggunaan Internet Terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah Kelas XI IPS di MAN 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Menyatakan dalam penelitiannya bahwa ada pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama antara motivasi belajar dan penggunaan internet dengan hasil belajar. 2. Lilian Patilima (2015) melakukan penelitian dengan judul Hubungan Penggunaan Internet dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa di MA Muhammadiyah Isimu Gorontalo. Terdapat hubungan positif yang

17 25 signifikan pengguanaan internet dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar siswa. 3. Siti Nuriyah (2010) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pemanfaatan Internet dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Jurusan Akuntansi di SMK Negeri 1 Probolinggo. Dari hasil penelitiannya terdapat pengaruh pemanfaatan internet dan motivasi belajar secara simultan terhadap prestasi belajar siswa jurusan akuntansi di SMK Negeri 1 Probolinggo. Berdasarkan teori para ahli dan hasil peneliti terdahulu yang relevan dengan judul penelitian ini, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan penggunaan internet dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Maka dari itu peneliti semakin tertarik dan yakin bahwa pemanfaatan internet dan motivasi belajar akan memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi kelas XI IS di SMA Islam Al-Falah Kota Jambi. 2.6 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting (Sugiyono, 2014:92). Berdasarkan deskripsi teoritis yang telah dijelaskan di atas, selanjutnya diajukan kerangka berpikir dan model hubungan antar masing-masing variabel dalam penelitian ini. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yaitu tentang Pengaruh Pemanfaatan Internet dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi XI IS SMA Islam Al-Falah Kota Jambi, dapat diduga

18 26 yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah penggunaan media internet sebagai alternatif sumber belajar dan motivasi belajar siswa. Keseluruhan faktor tersebut mempunyai kaitan yang sangat erat antara variabel satu dengan variabel lainnya. 1. Pemanfaatan internet terhadap hasil belajar Pemanfaatan internet sebagai sumber belajar mengkondisikan peserta didik untuk belajar secara mandiri (Munadi, 2012:154). Peserta didik dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik, jurnal, koran, artikel dan lain sebagainya. Dengan keadaan yang demikian, siswa dapat belajar secara mandiri dan mempunyai kesempatan lebih banyak untuk menggali informasi yang belum diketahui guna membantunya dalam meningkatkan hasil belajar. 2. Pengaruh motivasi terhadap hasil belajar Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin dari kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2014:75). Dengan adanya motivasi yang timbul dalam diri siswa pada kegiatan belajar, maka akan mendorong rasa ingin tahu siswa dan terus berusaha untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan baik khususnya dalam meningkatkan hasil belajar. 3. Model kerangka konseptual Dalam penelitian ini peneliti menggambarkan kerangka berfikir berbentuk bagan sebagai berikut:

19 27 Bagan 2.1 Kerangka berpikir pemanfaatan Internet X 1 Hasil Belajar Y Motivasi Belajar X Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2013:71). Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat ditarik rumusan atau dugaan sementara yang diambil sebagai hipotesis sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh pemanfaatan internet (X 1 ), terhadap hasil belajar (Y) Terdapat pengaruh motivasi belajar (X 2 ), terhadap hasil belajar (Y) ekonomi kelas XI IS SMA Islam Al-Falah Kota Jambi. 2. Terdapat pengaruh pemanfaatan internet (X 1 ), motivasi belajar (X 2 ) secara bersama-sama dan signifikan terhadap hasil belajar (Y) ekonomi kelas XI IS SMA Islam Al-Falah Kota Jambi. 3. ekonomi kelas XI IS SMA Islam Al-Falah Kota Jambi.

BAB I PENDAHULUAN. tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan. hubungan kemanusiaan melalui peranan-peranan individu di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan. hubungan kemanusiaan melalui peranan-peranan individu di dalamnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk interaksi manusia, sekaligus tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan hubungan kemanusiaan melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Prestasi Belajar 1.1.1 Pengertian Prestasi Belajar Proses belajar mengajar penting bagi seorang pendidik untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik. Seberapa jauh kemampuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar,

BAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar, BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pengalaman Belajar Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar, pada hakekatnya belajar merupakan suatu masalah yang dihadapi sepanjang sejarah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. Sebelum membuat analisis

Lebih terperinci

Kata kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, prestasi belajar Sosiologi

Kata kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, prestasi belajar Sosiologi HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Abstrak. Ria Risty Rahmawati. K8409052.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 2 GORONTALO.

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 2 GORONTALO. PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 2 GORONTALO Zein Nasir Jurusan Pendidikan Ekonomi Telah di setujui oleh Dosen pembimbing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terkait perubahan kurikulum dalam pendidikan yang menggunakan acuan kurikulum 2013, terdapat beberapa perubahan system pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Perubahan tingkah laku dapat berupa hasil belajar siswa dalam sebuah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Perubahan tingkah laku dapat berupa hasil belajar siswa dalam sebuah 10 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hasil Belajar Perubahan tingkah laku dapat berupa hasil belajar siswa dalam sebuah proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1) Minat Belajar Apabila seseorang menaruh perhatian terhadap sesuatu, maka minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Slameto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan segala usaha yang dilaksanakan dengan sadar dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang lebih baik dan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasaran utamanya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Metode Pembelajaran Di dalam mengajar ilmu pengetahuan, metode menurut Soedomo Hadi (2008: 109) metode adalah cara bekerja menurut aturan-aturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa mampu menguasai saling keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 pasal 1.1, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar Motivasi belajar siswa dijaring dengan hasil observasi siswa selama pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan itu penting untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Karena pendidikan berguna dalam membina dan mengembangkan kemampuan dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu kondisi yang sengaja

II. KERANGKA TEORETIS. pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu kondisi yang sengaja II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Model Problem Based Learning (PBL) Masalah merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dalam konteks pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang sangat penting di era globalisasi ini. Melalui pendidikan diharapkan manusia menjadi sumber daya yang berkualitas sehingga

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Pustaka

BAB II. Kajian Pustaka 5 BAB II Kajian Pustaka 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat PKn Pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis dan bertanggung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Minat Belajar 2.1.1.1 Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keterlibatan guru dalam proses pembelajaran dan mengajar tidak lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal

Lebih terperinci

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan. 8 II. KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan diamanatkan bahwa proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teoritik 2.1.1 Hasil Belajar Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI OLEH: TRYSNA INDAH UTAMA A1A112019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Penelitian Telah kita ketahui bersama bahwasannya pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam semua aspek kehidupan, karena dengan pendidikan semua orang bisa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu mencapai kualifikasi dan kompetensi yang ditetapkan. Namun, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mampu mencapai kualifikasi dan kompetensi yang ditetapkan. Namun, salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses pendidikan, pembelajaran merupakan sesuatu yang harus ditempuh seseorang untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa agar mampu mencapai kualifikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki kegunaan besar dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, konsepkonsep dalam

Lebih terperinci

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI GURU MENGAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI KOTA BATAM Oleh: ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Keterampilan Mengajar Guru 2.1.1 Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. Bagian kedua ini akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. Bagian kedua ini akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS Bagian kedua ini akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting terutama bagi generasi muda agar dapat menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Pada setiap jenjang pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena pendidikan merupakan sarana utama dalam pembentukan generasi penerus bangsa. Semakin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT) BAB II KAJIAN TEORI A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT) 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT) Strategi pembelajaran increasing the capacity

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pendidikan adalah suatu usaha untuk mencerdaskan dan membudayakan manusia serta mengembangkannya menjadi sumber daya yang berkualitas. Berdasarkan UU

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pendidikan berkembang dengan pesat. Kini pendidikan merupakan hal yang utama bagi sebagian masyarakat di Indonesia, terbukti dengan menjamurnya

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning) 7 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning) Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, para ahli pembelajaran telah menyarankan penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pada sub bab ini, peneliti akan membahas mengenai teori - teori yang berkaitan dengan variabel yang sudah ditentukan. Adapaun teori yang berkaitan dengan variabel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini berisi tentang beberapa pendapat para ahli mengenai pembelajaran IPA, metode pembelajaran mind mapping, hasil belajar, penerapan mind mapping

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya, sebagaimana tersurat dalam UU no. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, Pendidikan itu berfungsi

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 PANGANDARAN

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 PANGANDARAN Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan dalam proses belajar-mengajar di kelas VIII MTs Negeri 1 Pangandaran, hasil belajar siswa

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan

II. KERANGKA TEORETIS. menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Intelegensi Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN TEORI 1. Lingkungan Sekolah a. Pengertian Lingkungan Sekolah Manusia sebagai makhluk sosial pasti akan selalu bersentuhan dengan lingkungan sekitar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Para ahli dalam bidang belajar pada umumnya sependapat bahwa perbuatan belajar itu adalah bersifat komplek, karena merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat IPA Ilmu sains merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. E-learning Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Praktik Pembelajaran praktik merupakan suatu proses untuk meningkatkan keterampilan peserta didik dengan menggunakan berbagai metode yang sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu Bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan demikian akan menimbulkan perubahan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 Abstrak. Suci Dwi Novia Sari. K8409063. HUBUNGAN MOTIVASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa untuk mencapai kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. bangsa untuk mencapai kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pendidikan merupakan pranan penting dalam perkembangan hidup suatu bangsa untuk mencapai kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Usaha memajukan pendidikan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan aktif dalam pembangunan negara. Untuk mengimbangi pembangunan di perlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Pengertian prestasi belajar menurut Sumadi Suryabrata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Model Inkuiri Inkuiri merupakan model pembelajaran yang membimbing siswa untuk memperoleh dan mendapatkan informasi serta mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan di berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Menurut Djamarah (2008:13) mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, baik pada jenjang. pendidikan dasar maupun menengah, lebih menekankan pada aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, baik pada jenjang. pendidikan dasar maupun menengah, lebih menekankan pada aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, baik pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah, lebih menekankan pada aspek pengetahuan bahasa, pemahaman isi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Munifah (2010) tentang Penerapan Model Reciprocal Teaching Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Selain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Pengertian Minat Menurut Sardiman (2011: 76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Menurut Sardiman belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II di MIN Sumberjati Kademangan Blitar pada mata pelajaran Fiqih dengan melalui penerapan model

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metode Cooperative Script Metode memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar memerlukan metode

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemajuan suatu negara tidak dapat terlepas dari maju dan berkembangnya pembangunan, pendidikan memiliki peranan penting dalam pembangunan suatu negara. Proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang sangat signifikan dalam menjalani kehidupan. Karena sepanjang perjalanan manusia pendidikan merupakan barometer untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak asasi manusia merupakan hak dasar manusia yang tidak boleh dilanggar oleh siapapun. Menurut Pasal 1 Ayat 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan pelanggaran

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Pemanfaatan Sumber Belajar, Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar

ABSTRAK. Kata Kunci: Pemanfaatan Sumber Belajar, Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar ABSTRAK Br Sinaga, Aznidar. Hubungan Pemanfaatan Sumber Belajar dan Motivasi Belajar Siswa dengan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi. Skripsi. PIPS FKIP Universitas Jambi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar Akuntansi a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu

Lebih terperinci

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II)

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II) PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TINANGKUNG KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Prestasi Belajar 1.1.1 Pengertian Belajar Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari belajar, karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil

Lebih terperinci

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIII-B DI SMP NEGERI 1 BOLAANG Tjitriyanti Potabuga 1, Meyko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ali Topan, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ali Topan, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis merencanakan bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran bagi setiap individu yang bisa didapat dari pengajaran, pelatihan maupun pengalaman yang didapat untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar Matematika 1. Pengertian Hasil Belajar Matematika Kasful Anwar menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu proses untuk menggambarkan perubahan dari diri siswa setelah

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) I. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis jenjang

Lebih terperinci