BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Leony Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Prestasi Belajar Pengertian Prestasi Belajar Proses belajar mengajar penting bagi seorang pendidik untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik. Seberapa jauh kemampuan mahasiswa memahami, menerima berbagai hal yang telah disampaikan dosen. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:23) prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar. Sedangkan menurut Suryabrata (2002: 233 ), prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar diri siswa (faktor eksternal) individu. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah sebagai hasil perubahan yang telah dicapai seseorang setelah melakukan usaha belajar dalam waktu tertentu yang dibuktikan dengan keberhasilan menguasai sejumlah pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk huruf dan angka yang diperoleh melalui tes. Prestasi belajar merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia, karena manusia selalu butuh akan pengukuran dan sekaligus sebagai sarana untuk mengukur kemampuan dirinya. Bagi mahasiswa diperguruan tinggi prestasi belajar merupakan faktor penting untuk
2 mengetahui sejauhmana keberhasilan mahasiswa menguasai materi yang dipelajari selama satu semester Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar yang diperoleh seseorang merupakan suatu bentuk yang ditimbulkan dari proses belajar mengajar, dimana proses belajar banyak faktor yang mempengaruhinya. Menurut Slameto (2010:54) terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang yaitu faktor intern dan faktor ekstren. a. Faktor internal adalah faktor yang dalam diri individu yang sedang belajar, meliputi faktor fisiologis, faktor psikologi dan faktor kelelahan. b. Faktor eksternal Faktor eksternal ialah faktor yang ada di luar individu yang sedang belajar. Faktor eksternal tersebut dikelompokan menjadi tiga faktor, yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat Indikator Prestasi Belajar Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa prestasi belajar dapat dinyatakan berhasil apabila memenuhi ketentuan kurikulum yang disempurnakan. Menurut Muhibbin Syah (2008:141) Evalusai adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.hal ini dapat dilihat sejauh mana perubahan yang telah terjadi melalui kegiatan belajar mengajar. Pengajar harus mengetahui sejauh mana mahasiswa akan mengerti bahan yang akan diajarkan. Penilaiaan memberi informasi hasil pengajaran
3 yang telah dilaksanakan.untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa dapat menggunakan suatu alat untuk mengevaluasi yaitu dengan test. Muhibbin Syah (2008: 151) jenis, indikator, dan cara evaluasi prestasi dapat disajikan dalam: Tabel 2.1. Jenis dan Indikator Prestasi Belajar No Prestasi belajar Indikator prestasi belajar 1. Ranah Cipta (Kognitif) a. Pengamatan b. Ingatan c. Pemahaman d. Penerapan e. Analisis (pemeriksaan dan pemilahan secara teliti) f. Sintesis (membuat panduan baru dan utuh) - Dapat menunjukkan - Dapat membandingkan - Dapat menghubungkan - Dapat menyebutkan - Dapat menunjukkan kembali - Dapat menjelaskan - Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri - Dapat memberikan contoh - Dapat menggunakan secara tepat - Dapat menguraikan - Dapatmengklasifikasikan/memilahmilah - Dapat menghubungkan - Dapat menyimpulkan - Dapat menggenerelasasikan (membuat 2. Ranah Rasa (Afektif) a. Penerimaan b. Sambutan c. Apresiasi (sikap menghargai) d. Internalisasi (pendalaman) e. Karaktirasasi 3. Ranah Karsa (Psikomotor) a. Ketrampilan bergerak dan bertindak b. Kecakapan kespresi verbal dan nonverbal Sumber: Muhibbin Syah (2008:151) prinsip baru) - Mengingkari - Melembagakan atau meniadakan - Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari) - Mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya - Mengucapkan - Membuat mimik dan gerakan jasmani Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan untuk mengetahui prestasi belajar dapat dilakukan dengan cara memberi penilaiaan atau evaluasi dengan cara memberikan test baik tertulis maupun secara lisan yang mencakup semua materi yang telah diajarkan pada mata kuliah yang diambil pada satu semester. Penelitian ini, penulis menggunakan indikator ranah kognitif untuk pembuatan
4 angket dan data dokumentasi mahasiswa berupa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang dinyatakan dalam bentuk angka yang dilaksanakan pada waktu kuliah selama satu semester. 1.2 Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar Setiap individu mempunyai kecenderungan untuk melakukan kegiatan berdasarkan faktor pendorong dan tujuan. Adanya dorongan dalam diri individu bertujuan untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Menurut Hamzah B Uno (2009:23) motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita, sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Sedangkan menurut Sardiman (2011: 75) mendefinisikan motivasi sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Sedangkan Winkel (2012:169) Motivasi Belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Pendapat lain mengenai motivasi dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono (2009:80) mengemukakan bahwa motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku
5 manusia, termasuk perilaku belajar. Berdasarkan uraian tersebut motivasi sebagai dorongan atau daya penggerak dari dalam diri individu yang memberikan arahan dan semangat untuk belajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki. Jadi peran motivasi bagi mahasiswa dalam belajar sangat penting, dengan adanya motivasi dapat menambah dan memperkuat proses belajar Indikator Motivasi Belajar Hakikat motivasi belajar Menurut Hamzah B Uno (2009:23) adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar yang dijelaskan oleh Hamzah B Uno (2009:23) dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil. b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan. d. Adanya penghargaan dalam belajar. e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. f. Aktif mengadakan diskusi pada saat diluar jam kuliah Berdasarkan pendapat Hamzah B Uno (2009:23) diharapkan pendidik memperhatikan dan menggunakan indikator-indikator tersebut maka akan mendukung proses pembelajaran sesuai harapan. Dosen juga dapat menumbuhkan motivasi belajar dalam diri mahasiswa sehingga mereka
6 mengalami perubahan tingkah laku yang lebih baik. Selain menggunakan indikator-indikator tersebut Ciri-ciri Motivasi Sardiman (dalam Sulistiyorini,2014:56), seseorang yang memiliki motivasi belajar yang kuat memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Tekun menghadapi tugas, dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai. 2. Ulet menghadapi kesulitan, tidak mudah putus asa, tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin dan tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai. 3. Mewujudkan minat terhadap bermacam-macam masalah 4. Lebih senang bekerja mandiri 5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif. 6. Dapat mempertahankan pendapat yang diyakininya 7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu 8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi selalu tekun dan ulet dalam mengerjakan tugasnya, tidak mudah putus asa, mempunyai minat untuk belajar, mudah bosan dengan tugas yang monoton, mahasiswa lebih tertantang untuk memecahkan masalah yang ada pada tugasnya dan suka bekerja mandiri.
7 2.2.4 Fungsi motivasi Motivasi sebagai proses pembelajaran memiliki beberapa fungsi khususnya dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut Ngalim Purwanto (dalam jurnal Sri Rejeki, 2012) yaitu: 1. Mendorong manusia untuk berbuat baik atau tidak baik Berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas. 2. Menentukan arah perbuatan Yakni kearah perwujudan sesuatu tujuan atau cita-cita. Makin jelas motivasi itu, makin jelas pula yang akan ditempuh 3. Menyeleksi perbuatan Menentukan perbuatan perbuatan mana yang harus dilakukan guna mencapai tujuan yang diharapkan. Dari uraian tersebut motifasi berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi belajar. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi, dengan adanya usaha yang tekun dan didasari motivasi maka seseorang yang belajar akan memunculkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi mahasiswa menentukan tingkat pencapaiaan hasil belajar dan prestasi belajarnya. Peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan dengan motivasi, mahasiswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif dalam melakukan kegiatan belajar. 2.3 Status Sosial Orang Tua Pengertian Status Sosial Orang Tua
8 Status sosial orang tua erat kaitanya dengan kegiatan belajar, keluarga bertanggung jawab menyediakan dana untuk kebutuhan anak. Keluarga (orang tua) yang status sosialnya tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang status sosialnya rendah. Sewel dan Hauser dalam Purwanto (2004:42) mengemukakan bahwa kemampuan ekonomi keluarga akan memberikan pengaruh baik langsung maupun tidak langsung pada pendidikan dan pekerjaan atau jabatan serta mempertimbangkan hasil yang dicapai pada pendidikan dan pekerjaan. Ini berarti kondisi kemampuan ekonomi keluarga turut mempengaruhi pola perilaku individu dalam kehidupannya, termasuk pendidikan dan pekerjaan atau jabatan tertentu yang dimasukinya. Menurut Soerjono Sukanto (2010 : 210) mengemukakan bahwa status sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisnya dan hak-hak serta kewajiban. Status atau kedudukan sosial tidak terbatas pada pengertian kumpulan status-status seseorang dalam kelompok-kelompok yang berbeda, melainkan statusstatus sosial tersebut mempengaruhi status orang tadi dalam kelompokkelompok yang berbeda. Jhon W. Santrock (2009: 194) status sosial ekonomi adalah ketegorisasi orang-orang menurut karakteristik ekonomi, pendidikan dan pekerjaan mereka. Adapun Sugihartono (dalam skripsi Sulistiyorini, 2014) mengemukakan status sosial ekonomi orang tua meliputi tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua. Sebab hal
9 ini bergantung pada sikap-sikap orang tuanya dan bagaimana corak interaksi didalam keluarga. Status sosial ekonomi orang tua yang berada, tetapi apabila mereka tidak memperhatikan pendidikan anaknya hal itu juga akan berpengaruh terhadap perkembangan sosial anaknya. Berkaitan dengan uraian diatas dapat dipahami keluarga yang status sosial ekonominya tinggi ada pula yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya karena kesibukan atau karena berasumsi bahwa uang segala-galanya, sehingga menomerduakan pendidikan. Sementara ada keluarga yang status sosial ekonominya menengah justru lebih mementingkan pendidikan yang baik dan memadai bagi anaknya agar mereka dapat memperbaiki kedudukan sosialnya Indikator Status Sosial Orang Tua Menurut Tatik Suryani (2008: 268) terdapat beberapa variabel yang sering digunakan sebagai indikator untuk mengukur status sosial ekonomi antara lain pekerjaan, pendapatan, dan tingkat pendidikan. Basu Swasta dan Hani Handoko (2012: 65) menambahkan, ukuran atau kriteria yang dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas tertentu adalah kekayaan,kekuasaan atau jabatan, kehormatan, dan pendidikan atau ilmu pengetahuan. Pendapat menurut Gerungan (2004:197) menyatakan bahwa yang menjadi kriteria rendah tingginya status sosial ekonomi adalah jenis, lokasi rumahnya, penghasilan keluarga, dan beberapa kriteria lainnya mengenai kesejahteraan keluarga.
10 Sedangkan Menurut Tatik Suryani (2008:267) Terdapat beberapa variabel yang sering digunakan sebagai indikator untuk mengukur status sosial ekonomi antara lain : 1. Pekerjaan Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 2. Pendapatan Pendapatan adalah jumlah semua hasil suatu pekerjaan yang yang diterima oleh kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam bentuk uang dan barang. Semakin tinggi pendapatan semakin makmur, sejahtera dan dihargai di masyarakat (Tatik Suryani, 2008: 269). 3. Tingkat pendidikan Pendidikan adalah aktifitas dan usaha untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (fikiran, cipta, rasa, dan hati nurani) serta jasmani (panca indera dan keterampilan-keterampilan). Pendidikan formal ini terdiri atas pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi.
11 2.3.3 Faktor-Faktor Yang Menentukan Status Sosial Orang Tua Manusia dilahirkan memiliki kedudukan yang sama dan sederajat, Menurut beberapa para ahli ada beberapa faktor yang mementukan tinggi rendahnya status sosial orang tua, yaitu:menurut Nasution (2004:27) ada beberapa metode atau cara untuk menentukan status sosial orang tua yaitu sebagi berikut: 1. Metode objektif, stratifikasi sosial ditentukan berdasarkan kriteria objektif antara laian jumlah pendapatan,lama atau tinggi pendidikan dan jenis pekerjaan, 2. Metode subjektif, penggolongan sosial dirumuskan menurut pandangan anggota masyarakat menilai dirinya dalam hierarki kedudukan dalam masyarakat itu. 3. Metode reputasi, penggolongan sosial ditentukan bagaimana anggota masyarakat menempatkan masing-masing dalam stratifikasi mayarakat itu. Ktiteria Sorenson dalam Nasution (2004:39) tingkat ststus sosial ekonomi dilihat dari pekerjaan orang tua, pengahasilan dan kekayaan, tingkat pendidikan orang tua, keadaan rumah tinggal dan lokasi, pergaulan dan aktivitas sosial. Pekerjaan dan jabatan mencakup aktualisasi pekerjaan orang tua, cara memimpin dan keterlibatan orang tua dimasyarakat. Selanjutnya pekerjaan mencakup penghasilan terutama dalam anggaran biaya pendidikan.
12 2.4 Penelitian Relevan Berdasarkan penelitian dari Dian Anita (2014) berjudul Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Motivasi Berprestasi Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Muhamadiyah 2 Bantul Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi product moment untuk hipotesis pertama dan kedua serta analisis korelasi ganda untuk hipotesis ketiga. Hasil penelitian ini adalah : (1) terdapat hubungan positif anatar status sosial ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Muhammadiyah 2 Bantul tahun ajaran 2014/2015 yang ditujukan dengan nilai sebesar 0,733 dan sebesar 0,381 pada taraf signifikan 5%. (2) terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Muhammadiyah 2 Bantul tahun ajaran 2014/2015 yang ditujukan dengan nilai sebesar 0,704 dan sebesar 0,381 pada taraf signifikan 5%. (3) terdapat hubungan positif dan antara status sosial ekonomi orang tua dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Muhammadiyah 2 Bantul tahun ajaran 2014/2015 yang ditujukan dengan nila koefisien korelasi ganda( ) sebesar 0,795 dan sebesar 22,271. Berdasarkan penelitian Selmi.R.A.Nggaji (2014) berjudul Hubungan Antara Prestasi Belajar Dan Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan
13 Kesiapan Menjadi Guru Profesional Dikalangan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP-UKSW Salatiga. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Ada hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar (X1) dengan kesiapan menjadi guru profesional (Y) mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP- UKSW Salatiga koefisien korelasinya sebesar 0,483 (positif) dan kategori sedang dan α (0,05) (0,000<0,05) signifikan. (2) Ada hubungan positif dan tidak signifikan antara kondisi sosial ekonomi orang tua (X2) dengan kesiapan menjadi guru profesional (Y) mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP-UKSW Salatiga dengan koefisien korelasi 0,054 (positif) pada kategori sangat rendah dan α (0,05) (0,691 > 0,05) sehingga tidak signifikan. 2.5 Kerangka Berfikif Kerangka berfikir menurut Purwanto(2007:81) adalah argumentasi dalam merumuskan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dengan masalah yang diajukan. Kerangka yang baik akan menjelaskan secara teoritis antara variabel yang akan diteliti. Kerangka berfikir merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan. Ada berbagai faktor untuk menciptakan keberhasilan pendidikan salah satunya motivasi bagi mahasiswa. Motivasi merupakan keadaan pribadi mahasiswa yang mendorong, menggerakkan dan menggarahkan mahasiswa untuk belajar agar mencapai keberhasilan dalam suatu pendidikan. Motivasi juga berhubungan dengan keberhasilan seseorang pada bidang yang ditekuninya maka dapat ditunjukan dengan prestasi belajar, motivasi
14 mempunyai hubungan dengan prestasi belajar mahasiswa yang ditunjukan dengan IPK. Dengan demikian diharapakan mahasiswa dapat lebih rajin dalam belajar. Status sosial berperan dalam keberhasilan suatu pendidikan. Pada proses belajar mahasiswa membutuhkan fasilitas, sarana dan prasarana yang menunjang demi kelancaran belajar, yang membutuhkan biaya cukup banyak. Terpenuhi atau tidaknya hal tersebut tergantung dari kondisi sosial orang tua mahasiswa. Semakin tinggi status sosial orang tua maka akan terpenuhi semua kebutuhan belajarnya, sebaliknya jika status sosial orang tua yang rendah, mahasiwa membantu orang tua untuk mencukupi kebutuhan keluarganya mengakibatkan kesempatan belajar kurang dan akan berdampak pada prestasi belajar yang rendah. Prestasi belajar mahasiswa dapat dibedakan antara mahasiswa yang mempunyai prestasi tinggi dan rendah. Prestasi belajar dapat dilihat dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) menunjukan penguasaan teori atau pengetahuan materi kuliah dan IPK digunakan untuk menilai keberhasilan belajar mahasiswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi belajar dan status sosial orang tua mempunyai hubungan dengan prestasi belajar mahasiswa.
15 Gambar 2.1 Kerangka Berfikir MOTIVASI BELAJAR (X1) PRESTASI BELAJAR (Y) STATUS SOSIAL ORANG TUA (X2) 2.6 Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2010: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Mengacu pada rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah dibuat, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2012 sampai 2015 FKIP-UKSW Salatiga. 2. Ada hubungan positif dan signifikan antara status sosial orang tua dengan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2012 sampai 2015 FKIP UKSW Salatiga. 3. Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dan status sosial orang tua dengan prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2012 sampai 2015 FKIP-UKSW Salatiga.
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang dilakukan pada seseorang dapat menciptakan kepribadian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan yang dilakukan pada seseorang dapat menciptakan kepribadian yang dapat dibina, ditingkatkan harkat dan martabat dan nilai-nilai kemanusiaannya. Pendidikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian
Lebih terperinciPENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DONDO KABUPATEN TOLI-TOLI
1 PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DONDO KABUPATEN TOLI-TOLI MOH TAUFIK A 351 09 013 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Pengertian Minat Menurut Sardiman (2011: 76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila
Lebih terperinciBAB II PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
BAB II PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP A. Status Sosial Ekonomi 1. Pengertian PRESTASI BELAJAR Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mengamati adanya perbedaan status antarwarga baik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif, dalam bahasa inggris adalah motive atau motion, lalu motivation yang berarti gerakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Prestasi Belajar
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar pada dasarnya berasal dari dua suku kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi belajar sendiri mempunyai
Lebih terperinciSutamat Amin, Patni Ninghardjanti, Jumiyanto Widodo. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT PENGHASILAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar Matematika a. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1) Minat Belajar Apabila seseorang menaruh perhatian terhadap sesuatu, maka minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang
6 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1 Disiplin Belajar Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI
ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI OLEH: TRYSNA INDAH UTAMA A1A112019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Keterampilan Mengajar Guru 2.1.1 Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS
16 BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Konsep Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar Slameto (2010, h. 1) mengatakan, Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi merupakan pendorong bagi perbuatan siswa. Menyangkut soal mengapa siswa berbuat demikian dan apa tujuannya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahanperubahan dalam
Lebih terperinciARTIKEL/JURNAL OLEH ROBIATUL AINI RRA
ARTIKEL/JURNAL HUBUNGAN MINAT BACA SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS VIISMP NEGERI 30 MUARO JAMBI OLEH ROBIATUL AINI RRA1109069 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Perubahan tingkah laku dapat berupa hasil belajar siswa dalam sebuah
10 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hasil Belajar Perubahan tingkah laku dapat berupa hasil belajar siswa dalam sebuah proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih dalam naungan serta pengawasan pemerintah. Tujuan dan fungsi lembaga pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau
Lebih terperinciAbstract. Keywords: Keterampilan Mengajar Guru, Fasilitas Belajar, Prestasi Belajar. p-issn : e-issn : JURNAL NIAGAWAN
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN FASILITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATANG KUIS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ainul Mardhiyah 1), Susanto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan itu penting untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Karena pendidikan berguna dalam membina dan mengembangkan kemampuan dasar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Pengertian prestasi belajar menurut Sumadi Suryabrata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIK
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Penalaran Matematis Penalaran merupakan konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk memperoleh suatu kesimpulan sebagai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan Menurut UU No. 2o Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Belajar Siswa Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Lebih terperinciKontribusi Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Gambar Dasar Teknik Bangunan Siswa Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Padang
Kontribusi Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Gambar Dasar Teknik Bangunan Siswa Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Padang Yuanda Usmanan 1, Maryati Jabar 2, Totoh Andayono 3 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan peningkatan mutu sumber daya manusia pada masa yang akan datang, bangsa Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. membantu kita untuk menerangkan tingkah laku yang kita amati dan meramalkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Motivasi dan Kebutuhan 1. Pengertian Motivasi Motivasi adalah suatu proses di dalam individu. Pengetahuan tentang proses ini membantu kita untuk menerangkan tingkah laku
Lebih terperinciPERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2
PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/ 2012 JURNAL PUBLIKASI Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Pada diri mahasiswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persiapan Persiapan adalah faktor penenu keberhasilan mahasiswa dalam menguasai materi perkuliahan (Rapiyanta, 2015). Salah satu cara mempersiapkan materi perkuliahan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan setiap individu dapat meningkatkan potensi yang ada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mewujudkan pembangunan nasional. Dengan pendidikan yang baik maka dapat menciptakan sumber daya manusia
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Putria Maharani (Putriamaharani81@yahoo.co.id) 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3 ABSTRACT The purpose of this research was to know the
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
Lebih terperinciPENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS
PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS Ade Rahmawati R. Gunawan Sudarmanto dan Nurdin Pendidikan Ekonomi P. IPS FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro
Lebih terperinciHUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM
1 HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 PANGANDARAN
Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan dalam proses belajar-mengajar di kelas VIII MTs Negeri 1 Pangandaran, hasil belajar siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula
BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Penelitian Telah kita ketahui bersama bahwasannya pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam semua aspek kehidupan, karena dengan pendidikan semua orang bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Minat Belajar 2.1.1.1 Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :
II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Belajar Kegiatan belajar di perguruan tinggi merupakan suatu proses yang panjang dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan ketabahan.
Lebih terperinciHubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi
Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Ibnu Muchamad Romandhon (0712003) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi belajar dapat dilihat dari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
Lebih terperinciSTUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO
STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif korelasional
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 1. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam kelas VIII di MTs.
110 BAB V PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa temuan dan kesimpulan berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA oleh: Yopi Nisa Febianti, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
Lebih terperinciPengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ABSTRAK
1 Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo Memin Day 1, Irina Popoi 2, Hj. Fitri Hadi Yulia Akib, 3 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK
Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi Zunita Riana Wati (09130020) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Belajar yang
Lebih terperinciPENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA (Pada Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMP N 1 Trangkil Tahun Ajaran2014/2015)
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Ika Fitriana Lestari; Budiyono Program Studi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: iqhazlaluztia@gmail.com;
Lebih terperinciOleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT
PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI GURU MENGAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI KOTA BATAM Oleh: ABSTRACT
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar Akuntansi a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Status Sosial Orang Tua (X2), dan variabel Prestasi Belajar (Y).
BAB III METODELOGI PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, karena peneliti akan mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban
Lebih terperinciNusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial ) e-issn X Volume 2 Nomor 1 Januari 2018
PERANAN MODEL PEMBELAJARAN DEBATE TERHADAP PERESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DEGAN MATERI POKOK UANG PADA PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG NATAL TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Ali Nurdin
Lebih terperinciDenny Ramadhany Effendy Samsul Hadi. Pendidikan Teknik Mesin, FKIP UST Yogyakarta ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR OTOMOTIF TERHADAP MINAT BERWIRASWASTA SISWA SMK MUHAMMADIYAH BAMBANGLIPURO YOGYAKARTA Denny Ramadhany Effendy Samsul Hadi Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Abstrak.Yulianita Diah Utami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, prestasi belajar merupakan hal yang sangat penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi belajar pada hakekatnya
Lebih terperinciHUBUNGAN MINAT BACA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR
HUBUNGAN MINAT BACA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR Eva Ristiani, Erlina Rupaidah, Darwin Bangun Pendidikan Ekonomi PIPS FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro This study
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XIX/November 2015
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK PADA SISWA KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH I KALASAN TAHUN 2012/2013 Linggar Pramesti, S.Pd. Guru Mata Pelajaran Matematika SMP Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULIAN. Dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan serta
BAB I PENDAHULIAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan serta perubahan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era
Lebih terperinciOLEH : DELVIZA SURYANI
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU, PERHATIAN ORANG TUA DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII MTsN LEMBAH GUMANTI JURNAL OLEH :
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015
HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh: Deis Isyana Nur Putri ABSTRAK Motivasi dapat membuat seseorang berbuat demi mencapai tujuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN MASALAH 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Pemerintah membuktikan bahwa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) memiliki lima kosentrasi yaitu Koperasi, Akuntasi, Perkantoran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait, antara lain; guru (pendidik),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses pendidikan merupakan suatu proses pembinaan, pengayoman, pengajaran dan pembentukan karakter manusia baik secara fisik dan mental untuk mencapai
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. diantaranya adalah: Carin yang dikutip oleh Holil dalam. gejala maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistimatis.
II. KAJIAN PUSTAKA 1. Hakekat Pembelajaran IPA Pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang berkenaan dengan alam semesta beserta ciri-ciri dan kejadian kejadian alamnya, hal ini sesuai dengan pendapat beberapa
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK Oleh : Moh. Aniq, Khairul Mar ati UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang agar mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi
STUDI TENTANG PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP MATA KULIAH DASAR AKUNTANSI KEUANGAN I PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciKata kunci: Perhatian Orang Tua, Kebiasaan Belajar, Nilai UAN
PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA SISWA, KEBIASAAN BELAJAR, DAN NILAI UAN TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN TEORI PERMESINAN KELAS 1 SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA DAN SMK MUHAMADIYAH 3 YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013 Oleh:
Lebih terperinciPengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa
26 INOVASI, Volume XX, Nomor 1, Januari 2018 Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Meilantifa Email : meilantifa@gmail.com Program Studi Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciBAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2
BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Di dalam proses pembelajaran hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi
Lebih terperinciOleh: Binuko Pambagyo, Widiyatmoko Pendidikan Teknik Otomotif FKIP. Universitas Muhammadiyah Purworejo
Vol.05/No.01/Januari 2015 ISSN: 2303-3738 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LATAR BELAKANG KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRAKTIK MOTOR STARTER SISWA KELAS XI TKR DI SMK MA ARIF 1 KEBUMEN TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciMOTIVASI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN STUDI DI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG. Oleh: YULIANI 57617/2010
MOTIVASI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN STUDI DI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Oleh: YULIANI 57617/2010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Metode Demonstrasi Demonstrasi adalah peragaan atau pertunjukan untuk menampilkan suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode demonstrasi adalah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode dan jenis penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Arikunto (013: 03) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode dan jenis penelitian yang
Lebih terperinciPENGARUH CARA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISWA KELAS III JURUSAN LISTRIK SMK NEGERI 5 MAKASSAR
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2009 PENGARUH CARA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISWA KELAS III JURUSAN LISTRIK SMK NEGERI 5 MAKASSAR Muh. Yusuf
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG STRATEGI BELAJAR GROUP RESUME DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi
KONTRIBUSI SIKAP BELAJAR MAHASISWA DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PEMBELAJARAN DOSEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR DALAM MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT I PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN
Lebih terperinciadalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi menurut Irwanto, et al (dalam Rangkuti & Anggaraeni, 2005), adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinciBIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 2 No.1 Pebruari 2016 ISSN
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI (Studi Deskriptif di SMPN 2 Sidamulih Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran) Aris Risyanto ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 pasal 1.1, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harkat, martabat dan nilai-nilai kemanusiaannya. Undang Undang Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia menjadi hal yang sangat penting dan utama dalam pembangunan suatu bangsa. Oleh karena itu pendidikan merupakan salah satu sasaran dalam rangka
Lebih terperinci