II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. Bagian kedua ini akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian
|
|
- Yohanes Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS Bagian kedua ini akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesis antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis. A. Tinjauan Pustaka Bagian tinjauan pustaka akan membahas teori-teori yang mendasari tentang hasil belajar, pemberian umpan balik, dan motivasi berprestasi. Bagian ini juga menjelaskan teori-teori yang mempengaruhi antara pemberian umpan balik terhadap hasil belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar. 1. Hasil Belajar Setiap siswa yang melakukan kegiatan belajar akan selalu ingin mendapatkan dan mengetahui hasil dari belajarnya selama ini. Untuk dapat mengetahui hasil dari proses belajar tersebut, dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan evaluasi kepada siswa sehingga guru dapat memberikan penilaian terhadap hasil belajar yang telah dilakukan oleh siswa. Setelah belajar individu akan mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap, dan memperoleh hasil belajar yang berupa kapabilitas untuk mengetahui dan memahami konsep. Timbulnya kapabilitas
2 14 tersebut karena adanya stimulus yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan siswa. Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Menurut Darsono (2001: 4) Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Sejalan dengan itu, Slameto (2003: 3) megemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Hasil belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar diri siswa (faktor eksternal). Sependapat dengan pendapat di atas, Soemartono (2003: 16) Hasil belajar merupakan suatu nilai yang menunjukkan hasil belajar yang dicapai menurut kemampuan anak dalam mengerjakan sesuatu pada saat itu. Hasil belajar dipengaruhi oleh masukan yang diterima oleh siswa (input) serta proses yang terjadi dalam diri siswa. Menurut Anni (2002: 4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar juga merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah
3 mengalami kegiatan belajar (Nashar, 2004: 77). Hasil belajar adalah terjadinya 15 perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh terhadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar (Keller dalam Nashar, 2004: 77). Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi. Jadi, hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar, maka didapat hasil belajar. Mengenai hasil belajar Dimiyati dan Mudjiono (2006: 3) mengemukakan Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dilihat dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Sedangkan dilihat dari sisi siswa, hasil belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah laku yang relatif menetap. Menurut Sukmadinata (2007: 102) Hasil belajar merupakan pencapaian (achievement) yaitu realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Hasil belajar di sekolah dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya. Menurut Fathurohman dalam Ningsih (2010: 24) mengklasifikasikan hasil belajar dalam
4 16 tiga ranah yaitu : (a) ranah kognitif (cognitive domain); (b) ranah afektif (affective domain); (c) ranah psikomotorik (psychomotoric domain). Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Hal ini didukung oleh pendapat Sagala (2003: 38) menyatakan bahwa agar peserta didik dapat berhasil belajar diperlukan persyaratan tertentu sebagai berikut. 1. Kemampuan berpikir yang tinggi bagi para siswa, hal ini ditandai dengan berpikir kritis, logis, sistematis dan obyektif (acolastic aptitude test). 2. Menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran (interest inventory). 3. Bakat dan minat yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya (differential aptitude test). 4. Menguasai bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran di sekolah yang menjadi lanjutannya (achievement test), dan sebagainya. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang juga dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Hasil belajar di sekolah dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya. Menurut Sudjana (2001: 47) hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri-ciri sebagai berikut. a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. b. Menambah keyakinan atau kemampuan dirinya.
5 17 c. Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri, dan mengembangkan kreatifitasnya. d. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, ranah afektif atau sikap, serta ranah psikomotor atau keterampilan. e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya. Setelah belajar individu akan mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap, dan memperoleh hasil belajar yang berupa kapabilitas untuk mengetahui dan memahami konsep. Timbulnya kapabilitas tersebut karena adanya stimulus yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan siswa. Menurut Hamalik (2004: 36) proses belajar dan hasil belajar bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola struktur, dan isi kurikulumnya. Akan tetapi, sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan yang membimbing mereka dan guru yang berkompeten akan lebih mudah menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar para siswanya akan berada pada tingkat yang optimal. Hal ini didukung oleh Syah (2003: 156) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar sebagai berikut. 1. Faktor internal siswa, meliputi : (a) aspek fisiologis siswa yaitu jasmani seperti mata dan telinga, (b) aspek psikologis siswa yaitu intelegensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi. 2. Faktor eksternal siswa, meliputi : (a) faktor lingkungan sosial yaitu keluarga, guru dan staf, masyarakat, dan teman, (b) lingkungan non-sosial yaitu rumah, sekolah, peralatan, dan alam. 3. Faktor pendekatan siswa dalam belajar, meliputi : (a) pendekatan tinggi yaitu pendekatan spekulative dan pendekatan achieving, (b) pendekatan sedang yaitu pendekatan analytical dan pendekatan deep, (c) pendekatan rendah yaitu pendekatan reproductive dan pendekatan surface.
6 18 Menurut Hakim (2005: 6) faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar sebagai berikut. a. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri individu itu sendiri. b. Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar individu yang bersangkutan. Faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi empat yaitu : (a) bahan atau materi yang dipelajari; (b) lingkungan; (c) faktor instrumental; dan (d) kondisi peserta didik. Faktor- faktor tersebut baik secara terpisah maupun bersama- sama memberikan kontribusi tertentu terhadap prestasi belajar peserta didik (Darmadi, 2010: 187). Berdasarkan pendapat di atas, hasil belajar adalah kemampuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. 2. Pemberian Umpan Balik a. Pengertian Umpan Balik (Feedback) Pemberian umpan balik merupakan suatu strategi yang bertujuan memotivasi siswa dalam belajar. Pemberian umpan balik dalam proses pembelajaran merupakan suatu perangsang bagi anak didik dalam meningkatkan hasil belajar. Menyadari akan kelemahan bahasa untuk menggambarkan suatu konsep secara tepat, guru berusaha memilih alternatif lain yaitu memanfaatkan alat bantu pengajaran. Penggunaan alat bantu dapat membangkitkan dan meningkatkan
7 umpan balik dari anak didik sehingga memudahkan pengertian anak didik 19 terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Lutan (2001: 300) umpan balik adalah pengetahuan yang diperoleh berkenaan dengan sesuatu tugas, perbuatan atau respon yang telah diberikan. Sedangkan menurut Suherman (2001: 124) mengemukakan umpan balik (feedback) yaitu guru mengobservasi siswa secara individu dan menilai bagaimana siswa melakukan aktivitas serta apa yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa itu. Penggunaan metode yang bervariasi adalah salah satu strategi untuk membangkitkan motivasi belajar anak didik sehingga umpan balik yang diharapkan dari anak didik terjadi dengan tepat. Penggunaan metode itu dilakukan guru untuk mempengaruhi gaya belajar anak didik agar sejalan dengan gaya mengajar guru. Kesesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar anak didik dapat menciptakan interaksi dua arah. Umpan balik pun berlangsung selama guru memberikan pelajaran kepada anak didik di kelas. Sejalan dengan itu, Brophy (2004: 99) menyatakan bahwa umpan balik adalah informasi tentang kompetensi siswa bagaimana mereka berkembang. Sedangkan menurut Hattie & Timperley (2007: 100) menyatakan bahwa umpan balik adalah informasi tentang validitas konstruksi pengetahuan siswa yang membantu mengembangkan pemahaman yang sudah ada. Menurut Apruebo (2005: 99) Feedback is information that athletes would receive from coach/trainer or environment regarding the level of their motor skill
8 or performance. It serves as a groundwork for the athletes learning 20 development. Hal ini lebih menekankan kepada aktivitas latihan berkenaan dengan informasi dari pelatih terkait dengan tingkat motor skill atau penampilan atletnya sebagai dasar dalam mengembangkan penampilan atlet. b. Manfaat dan Fungsi Umpan Balik (Feedback) Umpan balik mempunyai peran yang penting, baik bagi siswa maupun guru. Melalui umpan balik seorang siswa dapat mengetahui sejauh mana bahan yang telah diajarkan dapat dikuasainya atau dengan kata lain sebagai sarana korektif terhadap kemajuan belajar siswa itu sendiri. Sedangkan bagi guru, dengan umpan balik guru dapat mengetahui sejauh mana materi yang diajarkannya telah dikuasai oleh siswa. Menurut Hattie & Timperley (2007: 109) manfaat umpan balik adalah mempersempit kesenjangan antara pemahaman yang ada dan tujuan belajar. Beberapa keuntungan penggunaan umpan balik menurut Suherman (2001: 124) antara lain sebagai berikut. a. Mendorong siswa untuk terus berlatih. Proses pemberian umpan balik kepada siswa secara tidak langsung akan memberi tahu siswa bahwa latihannya selalu dilihat dan diperhatikan oleh gurunya. b. Mencerminkan perilaku guru yang efektif. Dalam prosesnya, umpan balik hanya akan diperoleh apabila guru aktif selama kegiatan pembelajaran. Guru harus selalu memperhatikan siswa, bergerak untuk memantau dan mengamati aktivitas belajar yang dilakukan oleh setiap siswa di sekitar tempat belajar (berlatih). c. Membantu siswa untuk menilai penampilan (kemampuan) yang tidak bisa dilihat dan dirasakannya sendiri. d. Mendorong guru untuk menilai seberapa relevansi antara aspek-aspek pembelajaran dengan tingkat kemampuan siswa dalam menguasai tugas gerak (bahan ajar) seperti yang diinginkan oleh gurunya. Selain memiliki manfaat, umpan balik juga memiliki fungsi yaitu membantu siswa untuk menilai penampilan yang tidak dapat dilihat dan dirasakan oleh dirinya
9 21 sendiri. Fungsi umpan balik yang lainnya yang paling sering disajikan guru adalah sebagai alat untuk memotivasi siswa. Hal ini diperkuat oleh Brophy (2004: 155) mengemukakan umpan balik juga penting bagi motivasi karena memberi siswa informasi tentang kompetensi mereka yang kian meningkat dan membantu memenuhi kebutuhan mereka untuk berkembang. c. Jenis-Jenis Umpan Balik Pemberian umpan balik yang diberikan oleh anak didik selama pelajaran berlangsung ternyata bermacam-macam, tergantung dari rangsangan yang diberikan. Rangsangan yang diberikan bermacam-macam dengan tanggapan yang bermacam-macam. Rangsangan dalam bentuk tanya jawab antara guru dengan anak didik. Menurut Suherman (2001: ) mengemukakan beberapa jenis umpan balik berdasarkan kajian dari beberapa literatur antara lain sebagai berikut. 1. General dan specific feedback General feedback atau umpan balik umum misalnya berkaitan dengan gerakan umum, tingkah laku siswa, atau pakaian yang digunakan. Specifik feedback atau umpan balik khusus adalah berisikan informasi yang menyebabkan siswa mengetahui apa yang harus dilakukan dan mengetahui bagaimana seharusnya siswa melakukan tugas gerak dengan benar dan bagaimana harus berlatih.. 2. Congruent dan Incongruent feedback Congruent feedback adalah umpan balik yang terfokus pada aktivitas belajar yang sedang dipelajari siswa. Misalnya pada saat siswa sedang mempelajari footwork dalam stroke bulu tangkis. Umpan balik yang berhubungan dengan footworks tersebut dapat dikatakan congruent feedback. Sedangkan yang berhubungan dengan stroke sebagai incongruent feedback. 3. Simple Feedback Simple feedback adalah umpan balik yang hanya terfokus pada satu komponen keterampilan dalam satu saat.
10 22 4. Positive, Netral, dan Negatif Feedback Ketiga jenis umpan balik ini paling sering dijumpai dalam kegiatan belajar mengajar penjas yang bersifat praktik di lapangan dan lebih mudah dilakukan oleh guru. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa umpan balik adalah suatu cara untuk mencari informasi tentang penampilan siswa yang sampai dimana siswa itu mengerti bahan yang diajarkan atau bahan yang telah dibahas. Umpan balik juga berkenaan dengan kemampuan siswa dan guru guna lebih meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh keduanya, baik dalam konteks pembelajaran maupun dalam pelatihan olahraga. Informasi yang dimasud adalah berkaitan dengan apa yang sudah dilakukan, bagaimana hasilnya, dan apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya. 3. Motivasi Berprestasi Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, diantaranya adalah motivasi. Dengan adanya motivasi dalam diri siswa, maka siswa akan terdorong untuk melakukan perbuatan yang benar-benar keluar dari keinginan batinnya. Motivasi dapat diartikan sebagai suatu energi yang terjadi dalam diri seseorang yang mendorong orang yang bersangkutan untuk melakukan tindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan untuk kepuasan dirinya. Hal ini diperkuat oleh Uno (2008: 1) motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Motivasi merupakan keinginan yang besar dari dalam diri setiap individu, individu yang ingin meraih prestasi haruslah memiliki aktivitas-aktivitas yang dapat menunjang keberhasilan yang ingin dicapai.
11 Hal tersebut senada dengan pendapat Sardiman, (2005: 73) motivasi dapat 23 diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan aktivitas aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Menurut Hamalik, (2011: 157) motivasi merupakan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk pencapaian tujuan. Jadi, ada suatu kekuatan pada diri seseorang yang menggerakkan keinginan orang yang bersangkutan untuk berbuat berbagai hal sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Keinginan, tujuan, dan kebutuhan dalam diri seseorang akan berbeda dengan yang lain. Dorongan atau motivasi yang terdapat dalam diri seseorang dapat dilihat dari karakteristik individu atau orang itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (2004: 161) mengemukakan tentang fungsi motivasi sebagai berikut. 1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar. 2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan. 3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Proses belajar dalam pelaksanaannya sangat memerlukan motivasi, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu tercapai (Sardirman, 2005: 75).
12 24 Sedangkan Hamalik (2004: ) membagi motivasi menjadi 2 jenis sebagai berikut. 1. Motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang sebenarnya yang timbul dalam diri siswa sendiri dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional, seperti keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu. 2. Motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti penghargaan, persaingan dan hukuman. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi belajar. Seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi, maka seseoarang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi belajar yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar. Menurut Sardiman (2004: 83) ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseoarang adalah sebagai berikut: (1) tekun menghadapi tugas, (2) ulet menghadapi kesulitan, (3) menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah, (4) lebih senang bekerja mandiri, (5) cepat bosan pada tugas-tugas rutin, (6) dapat mempertahankan pendapatnya, (7) tidak mudah melepas hal yang diyakininya itu, dan (8) senang mencari dan memecahkan soal-soal. Hal ini diperkuat oleh Kartadinata (2001: 72) mengemukakan bahwa hal yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan motivasi belajar siswa sebagai berikut: (1) memperjelas tujuan pembelajaran, (2) menghindari adanya tekanan-
13 tekanan, (3) melengkapi sumber dan alat belajar, (4) Pelajari hasil belajar yang 25 diperoleh siswa. Motivasi berprestasi adalah hasrat untuk mengerjakan sesuatu, melakukan sebuah pekerjaan dengan baik, dan menjadi yang terbaik dari kebanyakan orang. Seseorang dengan kebutuhan berprestasi yang tinggi akan mendapatkan kepuasan dalam bekerja dan termotivasi untuk menjadi yang terbaik dalam mengerjakan apapun Fitri (2009: 48). Hal ini sependapat dengan Clellend (2002: 6) menyatakan siswa yang bermotivasi tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut. a. Memiliki tanggung jawab yang tinggi. b. Cenderung memilih tugas yang berkesulitan sedang. c. Berkeinginan kuat untuk mendapatkan balikan yang kongkrit dari tugas yang dikerjakan. d. Selalu ingin dan berupaya menyelesaikan tugas secara sempurna. Menurut Sardiman (2004: 87 ) ada beberapa bentuk dan cara yang dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sebagai berikut. 1. Memberi angka 2. Hadiah 3. Saingan atau Kompetensi 4. Ego-Involvement 5. Memberi ulangan 6. Mengetahui hasil 7. Pujian 8. Hukuman 9. Hasrat untuk belajar 10. Minat 11. Tujuan yang diakui
14 Berdasarkan pendapat para ahli di atas, bahwa motivasi adalah terjadinya 26 perubahan kekuatan yang positif pada diri seseorang yang membuat orang itu terdorong untuk melakukan reaksi-reaksi tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ketika seorang berbuat atau melaksanakan suatu kegiatan yang didasarkan pada motivasi yang tinggi, tentu akan didapat hasil yang optimal. motivasi belajar merupakan dasar penggerak atau pendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, motivasi merupakan faktor penting dalam kehidupan terutama dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Motivasi belajar juga merupakan dasar penggerak atau pendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, motivasi merupakan faktor penting dalam kehidupan terutama dalam dunia pendidikan dan pengajaran. 4. Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang sejenis dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Oleh karena itu, pada bagian ini dilengkapi beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah ini, antara lain sebagai berikut. Tabel 3. Penelitian Yang Relevan No Nama Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Budiman 2009 Pengaruh pemberian umpan balik terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMKN 2 Bengkulu Tahun Pelajaran 2008/2009 Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara pemberian umpan balik terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Hal ini ditunjukan dengan t hitung > t tabel yaitu 6,810
15 2 Hadi Mustafa 2013 Pengaruh motivasi belajar dan disiplin belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa Kelas X Semester II SMK TI Airlangga Samarinda Tahun Pembelajaran 2009/ > 1,973 dan koefisien determinasi (r²) sebesar 0,207. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan disiplin belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa yang dibuktikan dengan hasil perhitungan uji t diperoleh t hitung > t tabel yaitu 3,89 >1,645 koofisien determinasi (r 2 ) sebesar Puspitasari Diminarni 2010 Pengaruh disiplin belajar dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas Kelas XI di M.A. Ghozaliyah Jogoroto Jombang TP 2009/2010. Menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara disiplin belajar dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa. Besarnya pengaruh tersebut adalah r = 0, Riris Purnomowati 2006 Pengaruh disiplin dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMK Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006 Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa yang dibuktikan dengan hasil perhitungan uji t diperoleh t hitung > t tabel yaitu 2,741 > 2,008 koofisien determinasi (r 2 ) sebesar 0,128.
16 5 Nikki Tri Sakung 2006 Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru, Media Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X1 Ips Semester Ganjil Sma Pgri I Punggur Tahun Pelajaran 2010/ Ada pengaruh positif antara Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru, Media Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa. Hal ini ditunjukkan dengan perhitungan F hitung 43,382 > F tabel 3,0675 dengan koefisien korelasi (R) 0,636 dan koefisien determinasi (R²) sebesar 0, Fransiska E. Lestari 2006 Pengaruh ketersediaan sarana belajar di rumah, dan motivasi belajar serta cara belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI semester I SMA Negeri 1 Sukoharjo Tanggamus Tahun pelajaran 2005/2006 Ada pengaruh positif dan signifikan ketersediaan sarana belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI semester I SMA Negeri 1 Sukoharjo Tanggamus tahun pelajaran 2005/2006 dengan t hitung > t tabel yaitu 10,101 > 2,00 maka hipotesis diterima 7 Arlina Prihesti 2006 Pengaruh ketersediaan sarana belajar di rumah dan motivasi belajar siswa mengikuti bimbingan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas 3 IPS semester ganjil SMA Utama wacana metro tahun pelajaran 2005/2006 Ada pengaruh ketersediaan sarana belajar di rumah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas 3 IPS semester ganjil SMA Utama wacana metro tahun pelajaran 2005/2006 ditunjukkan dengan koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,0497 dan berdasarkan uji t diperoleh t hitung > t tabel
17 yaitu 2,83 > 1, Nikki Tri Sakung 2011 Pengaruh persepsi siswa tentang Metode Mengajar Guru, Media Pembelajaran dan Motivasi Belajar siswa terhadap prestasi belajar Ekonomi siswa kelas X SMA PGRI 1 Punngur Tahun Pelajaran 2010/2011 Ada pengaruh yang signifikan antara metode mengajar guru terhadap hasil belajar siswa yang dibuktikan dengan hasil perhitungan uji t diperoleh t hitung > t tabel yaitu 2,741 > 2,008 koofisien determinasi (r 2 ) sebesar 0, Hesti Kartika Sari 2009 Pengaruh Motivasi Belajar dan Disipin Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa kelas XI Semester Ganjil MA Al-Fatah Natar Tahun Pelajaran 2007/2008. Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS semester ganjil MA AL-Fatah Natar tahun pelajaran 2007/2008 yang dibuktikan dengan hasil perhitungan uji t diperoleh t hitung >t tabel yaitu 5,560>1,688 koofesien determinasi (r 2 ) sebesar 0, Febri Listiana Damayanti 2009 Pengaruh Motivasi Belajar, Cara Belajar dan Sikap akan Cara Guru Mengajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Semester Ganjil Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2008/2009 Sumber: Skripsi FKIP Universitas Lampung Ada pengaruh signifikan cara belajar dengan prestasi belajar IPS siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri I Natar Lampung Selatan tahun pelajaran 2008/2009 yang dibuktikan dengan hasil perhitungan uji t diperoleh t hitung >t tabel yaitu 6,808>1,753 koofesien determinasi (r 2 ) sebesar 0,345.
18 B. Kerangka Pikir 30 Setiap guru selalu menginginkan para siswanya untuk mendapatkan nilai yang baik inilah suatu sekolah dapat diukur mutu pendidikannya, namun pada kenyataannya masih banyak masalah yang dihadapi. Berhasil tidaknya siswa dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pemberian umpan balik dan motivasi belajar siswa. Pemberian umpan balik sangat penting untuk mendorong siswa agar belajar secara aktif dan penuh tanggung jawab sehingga akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Seorang guru harus mempunyai strategi yang dapat diandalkan dalam kegiatan proses pembelajaran, strategi yang dimaksud adalah pendekatan pembelajaran, teknik mengajar dan metode mengajar. Namun pada kenyataannya masih banyak guru yang menggunakan teknik dan metode mengajar yang monoton sehingga semangat belajar siswa pun berkurang karena merasa jenuh dan bosan. Pendidik seharusnya bisa dengan cermat membangkitkan gairah belajar siswa agar hasil belajar yang didapat memuaskan. Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, diantaranya adalah motivasi. Motivasi belajar yang tinggi akan mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan penuh tanggung jawab, sehingga akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Besar kecilnya pengaruh tergantung pada intensitasnya. Klauismeier Djaali (2008: 110) menyatakan bahwa perbedaan dalam intensitas motivasi belajar ditunjukkan dalam berbagai tingkatan prestasi yang dicapai oleh berbagai individu.
19 Penjelasan di atas membuktikan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh 31 beberapa faktor, diantaranya adalah pemberian umpan balik dan motivasi berprestasi siswa. Semakin baik pemberian umpan balik dan motivasi berprestasi siswa semakin baik pula hasil belajar yang dicapai. Untuk memberi gambaran yang jelas dalam penelitian ini, penulis menggunakan skema yang digambarkan sebagai berikut. Pemberian Umpan Balik (X 1 ) Hasil Belajar Ekonomi (Y) Motivasi Berprestasi (X 2 ) Gambar 1. Paradigma teoritis pengaruh peubah bebas X 1 dan X 2 terhadap Y C. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian sebagai berikut. 1. Ada pengaruh pemberian umpan balik terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Candipuro Tahun Pelajaran 2013/ Ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Candipuro Tahun Pelajaran 2013/ Ada pengaruh pemberian umpan balik dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Candipuro Tahun Pelajaran 2013/2014.
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS Bagian kedua ini akan membahas mengenai tinjaun pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN UMPAN BALIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PENGARUH PEMBERIAN UMPAN BALIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Wayan Andi Kusuma Nurdin dan Pujiati Pendidikan Ekonomi PIPS FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 01
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Disiplin Belajar Siswa Disiplin merupakan istilah yang sudah memasyarakat di berbagai instansi pemerintah maupun swasta. Kita
Lebih terperinciWUJUD PEMBAHASAN. Setelah belajar individu akan mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan
10 II. WUJUD PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar Setelah belajar individu akan mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan memperoleh hasil belajar yang berupa kapabilitas untuk mengetahui
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. Sebelum membuat analisis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Belajar Siswa Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang
Lebih terperinciUMPAN BALIK (FEEDBACK) memberikan umpan balik (feedback) yaitu sebagai salah satu upaya
UMPAN BALIK (FEEDBACK) Pada saat siswa sudah mampu melaksanakan tugas gerak dan memiliki pemahaman tentang apa yang sudah dilakukannya, maka pada saat itu guru tidak harus memberikan tantangan sebab siswa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS
16 BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Konsep Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar Slameto (2010, h. 1) mengatakan, Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu kondisi yang sengaja
II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Model Problem Based Learning (PBL) Masalah merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dalam konteks pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Minat Belajar 2.1.1.1 Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu mencapai kualifikasi dan kompetensi yang ditetapkan. Namun, salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses pendidikan, pembelajaran merupakan sesuatu yang harus ditempuh seseorang untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa agar mampu mencapai kualifikasi
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 PANGANDARAN
Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan dalam proses belajar-mengajar di kelas VIII MTs Negeri 1 Pangandaran, hasil belajar siswa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Prestasi Belajar 1.1.1 Pengertian Prestasi Belajar Proses belajar mengajar penting bagi seorang pendidik untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik. Seberapa jauh kemampuan
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :
II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Belajar Kegiatan belajar di perguruan tinggi merupakan suatu proses yang panjang dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan ketabahan.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Metakognisi merupakan suatu istilah yang dimunculkan oleh beberapa ahli
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Keterampilan Metakognisi Metakognisi merupakan suatu istilah yang dimunculkan oleh beberapa ahli psikologi sebagai hasil dari perenungan mereka terhadap kondisi
Lebih terperinciOleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT
PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI GURU MENGAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI KOTA BATAM Oleh: ABSTRACT
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Pengertian Minat Menurut Sardiman (2011: 76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG FITRIANI
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG FITRIANI ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di SMP Karya Indah Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
7 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Belajar Siswa Motivasi adalah tenaga pendorong yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi pada
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Menurut Slameto (2003:102) pengertian persepsi adalah proses yang menyangkut
Lebih terperinciPENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS
PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS Ade Rahmawati R. Gunawan Sudarmanto dan Nurdin Pendidikan Ekonomi P. IPS FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
11 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar Setelah belajar individu mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Setelah belajar maka memperoleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,
I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1) Minat Belajar Apabila seseorang menaruh perhatian terhadap sesuatu, maka minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu
6 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi belajar Melakukan perbuatan belajar secara relatif tidak semudah melakukan kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR The influence of study motivation through students study achievement in student of class XI IPS at SMA Negeri 2 Metro Academic year 2012/2013 Mar atur
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. akan terlihat dalam seluruh aspek tingkah laku. Slameto (2003 : 2) mendefinisikan belajar adalah suatu proses usaha yang
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran a. Belajar Sebelum menjelaskan tentang prestasi belajar Geografi, maka akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian tentang belajar dan pembelajaran
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
II. TINJAUAN PUSTAKA, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar karena kegiatan belajar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. relevan, kerangka pikir dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Bagian kedua ini akan membahas mengenai tinjaun pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Keterampilan Mengajar Guru 2.1.1 Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Sejarah a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penentu bagi kemajuan bangsa. Dengan pendidikan manusia dituntut untuk memproleh kepandaian dan ilmu, sehingga akan mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting terutama bagi generasi muda agar dapat menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Pada setiap jenjang pendidikan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan merupakan salah satu tempat bagi peserta didik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Lembaga pendidikan tersebut diharapkan dapat membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disemua jenjang pendidikan yang memiliki peran yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran matematika
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai kebutuhan sangat dirasakan
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Motivasi Belajar Berawal dari kata motif, maka motivasi dapat di artikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Upaya peningkatan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. menghadapi persaingan yang semakin ketat pada era globalisasi dewasa ini.
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pendidikan di sekolah diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan yang semakin
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan
II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Intelegensi Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, prestasi belajar merupakan hal yang sangat penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi belajar pada hakekatnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice)
BAB II LANDASAN TEORI A. MOTIVASI BELAJAR 1. Definisi Motivasi Belajar Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUATAKA. tujuan (Mc. Donald dalam Sardiman A.M, 2001:73-74). Menurut Mc. Donald. motivasi mengandung 3 elemen penting, yaitu:
7 BAB II KAJIAN PUATAKA A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Mc.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar siswa, salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Karena dengan pendidikan jasmani dapat mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan. hubungan kemanusiaan melalui peranan-peranan individu di dalamnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk interaksi manusia, sekaligus tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan hubungan kemanusiaan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa depannya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. yang sewaktu baru dilahirkan sedemikian tidak berdayanya seperti bayi
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Prestasi Belajar Pengantar Akuntansi Manusia perlu dididik dan harus selalu belajar. Di dunia ini tak ada makhluk yang sewaktu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswanya sehingga menghasilkan manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pembelajaran Sistem pembelajaran tradisional dicirikan dengan adanya pertemuan antara pelajar dan pengajar untuk melakukan proses belajar mengajar (Ali dkk, 2006) Metode
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar Akuntansi a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi merupakan pendorong bagi perbuatan siswa. Menyangkut soal mengapa siswa berbuat demikian dan apa tujuannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan itu penting untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Karena pendidikan berguna dalam membina dan mengembangkan kemampuan dasar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIK
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Penalaran Matematis Penalaran merupakan konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk memperoleh suatu kesimpulan sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Disiplin Belajar di Rumah Displin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Slavin (1994:152) dalam (Anni,2004:2) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman, lebih lanjut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses pendidikan merupakan suatu proses pembinaan, pengayoman, pengajaran dan pembentukan karakter manusia baik secara fisik dan mental untuk mencapai
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)
7 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning) Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, para ahli pembelajaran telah menyarankan penggunaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR, MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI Erma Yuni, I Komang Winatha, dan Nurdin Pendidikan Ekonomi PIPS FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.
Lebih terperinciOLEH : DELVIZA SURYANI
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU, PERHATIAN ORANG TUA DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII MTsN LEMBAH GUMANTI JURNAL OLEH :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat mengembangkan potensi-potensinya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Para ahli dalam bidang belajar pada umumnya sependapat bahwa perbuatan belajar itu adalah bersifat komplek, karena merupakan suatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih dalam naungan serta pengawasan pemerintah. Tujuan dan fungsi lembaga pendidikan
Lebih terperinci: NOVITA TYAS SUVIANA NIM K
HUBUNGAN KAUSAL ANTARA MOTIVASI INTERNAL DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 1 CAWAS TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : NOVITA TYAS SUVIANA
Lebih terperinciPENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA
PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA Reda Hardianti Dr. R. Gunawan S, S.Pd, S.E, M.M.dan Drs. Yon Rizal, M.Si. Pendidikan Ekonomi P. IPS FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan pada umumnya dilaksanakan disetiap jenjang pendidikan melalui pembelajaran. Oleh karena itu, ada beberapa komponen yang menentukan keberhasilan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hakekat Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Pada hakekat belajar diartikan sebagai proses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang dialaminya sehingga terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses yang dapat mengubah obyeknya. Pendidikan nasional harus dapat mempertebal iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kualitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi manusia sebagai makhluk individu maupun kelompok. Pendidikan memberikan pengalaman
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teoritik 2.1.1 Hasil Belajar Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang. Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut
Lebih terperinci2015 MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari banyak kalangan. Namun dalam pelaksanaannya pembelajaran pendidikan jasmani berjalan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Metode Pembelajaran Di dalam mengajar ilmu pengetahuan, metode menurut Soedomo Hadi (2008: 109) metode adalah cara bekerja menurut aturan-aturan
Lebih terperinciguna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.
8 II. KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan diamanatkan bahwa proses pembelajaran
Lebih terperinciPENGARUH CARA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISWA KELAS III JURUSAN LISTRIK SMK NEGERI 5 MAKASSAR
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2009 PENGARUH CARA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISWA KELAS III JURUSAN LISTRIK SMK NEGERI 5 MAKASSAR Muh. Yusuf
Lebih terperinciHubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi
Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Ibnu Muchamad Romandhon (0712003) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi belajar dapat dilihat dari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan IPA di SD Ketrampilan proses adalah salah satu pendekatan, disamping pendekatan yang menekankan pada fakta dan pendekatan konsep, yang digunakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik terdapat kekuatan mental penggerak belajar. Kekuatan mental yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan dan kegagalan proses belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang secara garis besar dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
Lebih terperinciSementara itu, Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Sejalan dengan itu, R. Gagne dalam Susanto (2013:1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 pasal 1.1, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan berpartipasi secara aktif dalam pembangunan. Pendidikan memegang. agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas pendidikan warganya. Karena dengan pendidikan dapat mencapai kesejahteraan hidup, mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
Lebih terperinciRATIH DEWI PUSPITASARI K
HUBUNGAN ANTARA IQ, MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: RATIH DEWI PUSPITASARI K4308021
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan kejuruan yang bertujuan menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang terampil dan mengutamakan kemampuan
Lebih terperinciPENGARUH PERSEPSI SISWA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, SIKAP SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR
PENGARUH PERSEPSI SISWA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, SIKAP SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR Ana Rinjani Yon Rizal dan Nurdin Pendidikan Ekonomi P. IPS FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang
6 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1 Disiplin Belajar Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep,
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Hasil Belajar 2.1.1.1 Definisi Hasil Belajar Secara umum hasil adalah segala sesuatu yang diperoleh setelah melakukan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU Agtifah Sari R. Gunawan S dan Yon Rizal Pendidikan Ekonomi P. IPS FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro
Lebih terperinci