COMPARATIVE STUDY OF TWO HARBOUR TUG VOITH WATER TRACTOR AND AZIMUTH STERN DRIVE TUG TECHNICALLY AND ECONOMICALLY FOR MUARA KARANG LNG TERMINAL
|
|
- Glenna Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 COMPARATIVE STUDY OF TWO HARBOUR TUG VOITH WATER TRACTOR AND AZIMUTH STERN DRIVE TUG TECHNICALLY AND ECONOMICALLY FOR MUARA KARANG LNG TERMINAL Thomas Yulius* 1, Wasis Dwi Aryawan 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, ITS-Surabaya. 2 Staff Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, ITS-Surabaya. Abstrak PT Nusantara Regas bermaksud untuk mengembangkan dan mengoperasikan Floating Storage and Regasification Terminal (FSRT) yang terletak di Muara Karang, Jawa Barat, untuk memasok gas untuk Muara Karang dan Pembangkit Listrik Tanjung Priok. Dalam rangka mendukung penanganan kapal (berthing dan unberthing) dibutuhkan kapal tunda pelabuhan untuk membantu LNG carrier bersandar di Floating Storage and Regasofocation Unit (FSRU). Laporan tugas akhir ini menyajikan sebuah studi komparatif dua jenis tug yang kompeten dalam menangani LNG carrier tersebut yaitu Azimuth Stern Drive () dan Voith Water Tractor () Terminal LNG Muara Karang. Tugas akhir terutama didasarkan pada survei literatur yang tersedia di domain publik kemudian dilakukan perbandingan antara data data yang didapat, lalu diproses menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan engineering judgement dalam menentukan tingkat kepentingan dan pemilihan tug boat. Hasil yang diperoleh dari tugas akhir ini adalah lebih unggul daripada pada saat aspek performance kapal diutamakan dengan bobot masing masing sebesar 40,1% dan sebesar 59,9%. Namun, ketika aspek ekonomis diutamakan lebih unggul daripada dengan bobot sebesar 51,6% dan sebesar 48,4%. Kata kunci: Studi komparatif, Harbour Tug, Voith Water Tractor, Azimuth Stern Drive, Analytic Hierarchy Process 1. PENDAHULUAN PT Nusantara Regas bertujuan membangun dan mengoperasikan FSRT (Floating Storage and Regasification Terminal) untuk LNG yang terletak di Muara Karang. Dalam pengoperasian FSRT dibutuhkan tug boat dalam membantu olah gerak kapal yang hendak bersandar dan berlabuh di terminal tersebut. Dalam pengoperasiannya perusahaan ini menginginkan sebuah tug boat yang dapat melakukan operasi yang aman dan menjamin keselamatan dengan harga yang sepadan. Dalam dunia perkapalan terdapat dua buah jenis tug boat berdasarkan sistem propulsinya yang mampu bekerja dengan baik di sebuah FSRT yaitu Azimuth Stern Drive () tug and Voith- Schneider Propeller atau Voith Water Tractor () tug. Oleh sebab itu akan dilakukan studi perbandingan antara penggunaan tug dan tug dalam aspek teknis dan aspek ekonomis untuk mengetahui jenis tug boat yang paling berkompeten saat digunakan dalam membantu operasi FSRT tersebut. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Tug Boat Tugboat yang akan digunakan oleh FSRU dalam membantu berthing/unberthing kapal yang bersandar adalah (Azimuth Stern Drive) tug atau (Voith Water Tractor) tug, berikut penjelasan kedua jenis tug tersebut (Warsash Maritime Centre, 2001) : (1). Azimuth Stern Drive () Tug tug merupakan tug dengan sistem propulsi yang dapat bergerak 360 derajat. Propulsi utamanya terdiri dari dua unit azimuth propeller yang memiliki bentuk kort-nozzle namun dapat bergerak 360o sehingga kapal memiliki manuver yang handal. Tug dengan propulsi memiliki cara yang sama dengan tug konvensional dalam 1
2 operasional tetapi memiliki olah gerak yang lebih baik. Tug jenis ini bisa memiliki dua towing winch untuk melakukan towing, yaitu pada bagian haluan dan midship. tug memiliki potensi yang sangat baik dalam melakukan operasi push-pull mode. Untuk cara operasional menggunakan bagian midship, tug memiliki cara yang sama dengan namun resiko terjadi kecelakaan lebih tinggi karena dapat menyebabkan propeller terangkat dan mengurangi kemampuan maneuver kapal. (Peels Port Group,2010) (2). Voith Water Tractor Tug Voith merupakan tug dengan propulsi yang berlokasi pada 0.3xLOA, karena itu disebut sebagai tractor tug. Letak towing pada tug ini berada pada bagian stern kapal. Dikarenakan memiliki sistem propulsi yang terletak di 0.3xLOA, saat melakukan towing tug memiliki resiko kecelakaan yang kecil dan propeller tidak akan terangkat seperti halnya tug dan tug konvensional. diciptakan untuk memenuhi tujuan utama dalam shiphandling, manuver dan keselamatan dalam operasi (Peels Port Group,2010). Tug ini juga memiliki airfoil berupa skeg yang berada pada bagian ujung lambung sampai di dekat propeller. Foil ini berfungsi untuk meningkatkan gaya angkat dan sangat penting dalam menahan gaya samping saat tug melakukan berthing/unberthing. Kelemahan yang disebabkan oleh adanya foil adalah lebih kecilnya bollard pull yang dihasilkan pada tug dibanding tug saat power mesin yang diberikan sama Analytic Hierarchy Process (AHP) Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif. Peralatan utama Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak berstruktur dipecahkan ke dalam kelompok - kelompoknya. Kemudian kelompok - kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki. Beberapa hal yang perlu diperhatikan didalam melakukan proses penjabaran hirarki tujuan, yaitu: Pada saat penjabaran tujuan ke dalam sub tujuan, harus diperhatikan apakah setiap aspek dari tujuan yang lebih tinggi tercakup dalam sub tujuan tersebut. Meskipun hal tersebut terpenuhi, perlu menghindari terjadinya pembagian yang terlampau banyak, baik dalam arah horisontal maupun vertikal. Untuk itu, sebelum menetapkan suatu tujuan untuk menjabarkan hirarki tujuan yang lebih rendah, maka dilakukan tes kepentingan, apakah suatu tindakan/hasil yang terbaik akan diperoleh bila tujuan tersebut tidak dilibatkan dalam proses evaluasi? Tabel 2.2 Tabel penilaian AHP (Sumber : Saaty, 1990) Intensitas Kepentingan Keterangan Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya Penjelasan Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen 2
3 lainnya 7 9 2, 4, 6, 8 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya Nilai - nilai antara dua nilai pertimbangan - pertimbangan yang berdekatan Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan Nilai diberikan bila ada dua kompromi diantara dua pilihan 3. METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan Data Voith-Water Tractor dan Azimuth Stern Drive Perbandingan Metodologi Manuver Analisa Data Faktor Teknis Bollard pull Tug in wave ventilation risk Floating debris Analisa Data dan Persamaan linier Studi literature Studi literature Sarat Analisa Data Lebar Analisa Data Panjang Analisa Data Faktor Ekonomis Biaya Pembangunan Biaya Operasi Work breakdown structure Analytic Hierarchy Process Kesimpulan 3
4 Gambar 3.1. Flowchart Metodologi Penelitian 4. Studi Komparatif Teknis dan Ekonomis dan 4.1. Studi Komparatif Teknis (1). Manuver Berikut table perbandingan dan bobot pada perbandingan maneuver antara kedua jenis tug boat : Tabel 4.1 Perbandingan antara dan dan bobot Bobot [1 (rata rata waktu )/(rata rata waktu asd+vwt)] Manuver Manuver Manuver Bobot rata rata 0.23 Tabel 4.2 Perbandingan antara dan dan bobot Bobot [1 (rata rata waktu )/(rata rata waktu asd+vwt)] Manuver Manuver Manuver Bobot rata rata 0.77 (2). Bollard Pull Berikut ini table perbandingan bollard pull kedua jenis tug pada daya tertentu dan bobot dari kedua jenis tug tersebut : Tabel 4.3 Perbandingan Bollard pull dan pada power tertentu Bollard Pull Pada Perbandingan BP Pada Perbandingan 2000 hp 3000 hp 4000 hp 5000 hp 2000 hp 3000 hp 4000 hp 5000 hp Rata Rata (3). Thrust pada saat terjadi ventilasi Berikut perbandingan thrust antara dan saat terjadi ventilasi dengan perbandingan H/D (H = tinggi ventilasi, D = tinggi propeller) : Tabel 4.4 Perhitungan bobot pada thrust 4
5 H/D Bobot (4). Perbandingan Sarat Kapal Berikut ini perbandingan sarat antara dan, dimana sarat mempengaruhi kemungkinan kapal mengalami grounding. Tabel 4.5 Perhitungan bobot pada penilaian sarat kapal Sarat Kapal (m) Pada 2000 BHP 3000 BHP 4000 BHP 5000 BHP 2000 BHP 3000 BHP 4000 BHP 5000 BHP (5). Perbandingan Lebar Kapal Berikut ini perbandingan lebar antara dan : Bobot (sarat /jumlah sarat & ) Bobot rata rata Tabel 4.6 Perhitungan bobot pada lebar kapal Lebar Kapal (m) Pada Bobot (Lebar /jumlah lebar & ) pada 2000 BHP 3000 BHP 4000 BHP 5000 BHP 2000 BHP 3000 BHP 4000 BHP 5000 BHP Bobot rata rata (6). Perbandingan Panjang Kapal Berikut ini perbandingan panjang kapal : Tabel 4.7 Perhitungan bobot pada panjang kapal Panjang Kapal (m) Pada Bobot (Lebar /jumlah lebar asd & ) Bobot rata rata 2000 BHP 3000 BHP 4000 BHP 5000 BHP 2000 BHP 3000 BHP 4000 BHP 5000 BHP Studi Komparatif Ekonomis Dalam faktor ekonomis diperhatikan pengeluaran biaya dalam pembangunan kapal dan operasional kapal. Berikut perbandingan antara biaya pembangunan dan biaya operasional : Tabel 4.8 Perhitungan bobot pada biaya pembangunan 5
6 4.3. Analytic Hierarchy Process Perbandingan [1 (harga Biaya (Rupiah) /jumlah harga dan )] 91,008,694, ,446,294, Tabel 4.9 Perhitungan bobot pada biaya operasional Perbandingan [1 (harga Biaya (Rupiah) atau /jumlah harga dan )] 9,569,490, ,987,109, Perbandingan Berpasangan Pada Tingkat Kriteria Perbandingan berpasangan adalah dasar sebuah AHP, sehingga pada tahap ini dilakukan perbandingan berpasangan antara performance, pengaruh kondisi lingkungan dan ekonomis. Dalam penentuan niali kepentingan diberikan enam kondisi yaitu : Tabel 4 Perbandingan berpasangan pada kondisi pertama (performance-lingkungan-ekonomis) Performance Kondisi lingkungan daerah operasi Cost Performance Kondisi lingkungan daerah operasi 1/3 1 3 Cost 1/6 1/3 1 Tabel 4.11 Perbandingan berpasangan pada kondisi kedua (performance ekonomis lingkungan) Performance Kondisi lingkungan daerah operasi Cost Performance Kondisi lingkungan daerah operasi 1/6 1 1/3 Cost 1/3 3 1 Tabel 4.12 Perbandingan berpasangan pada kondisi ketiga (lingkungan performance ekonomis) Performance Kondisi lingkungan daerah operasi Cost Performance 1 1/3 3 Kondisi lingkungan daerah operasi Cost 1/3 1/6 1 Tabel 4.13 Perbandingan berpasangan pada kondisi keempat (lingkungan ekonomis performance) Performance Kondisi lingkungan daerah operasi Cost Performance 1 1/6 1/3 Kondisi lingkungan daerah operasi Cost 3 1/3 1 Tabel 4.14 Perbandingan berpasangan pada kondisi kelima (ekonomis performance lingkungan) 6
7 Performance Tabel 4.15 Perbandingan berpasangan pada kondisi keenam (ekonomis lingkungan performance) 2. Perbandingan Berpasangan Pada Tingkat Subkriteria Kondisi lingkungan daerah operasi Cost Performance 1 3 1/3 Kondisi lingkungan daerah operasi 1/3 1 1/6 Cost Performance Kondisi lingkungan daerah operasi Cost Performance 1 1/3 1/6 Kondisi lingkungan daerah operasi 3 1 1/3 Cost Berdasarkan tingkat kepentingan yang didasarkan pada kondisi daerah operasi tug dan operasi yang akan dilakukan oleh tug tersebut maka dilakukan perbandingan berpasangan antar subkriteria. Tabel 4.16 Perbandingan berpasangan pada tingkat subkriteria pada criteria performance Manuver Bollard pull Thrust in waves Manuver Bollard Pull 1/2 1 3 Thrust in waves 1/3 1/3 1 Tabel 4.17 Perbandingan berpasangan pada tingkat subkriteria pada criteria faktor lingkungan Draft Debris Width Length Draft Debris 1/ Width 1/3 1/3 1 1 Length 1/3 1/3 1 1 Tabel 4.18 Perbandingan berpasangan pada tingkat subkriteria pada criteria faktor ekonomis Pembangunan Operasi Pembangunan 1 1 Operasi 1 1 (3). Hasil Analytic Hierarchy Process Dari hasil pembobotan pada studi komparasi teknis dan ekonomis dan perbandingan berpasangan yang telah dilakukan dapat dilakukan perhitungan bobot total pada tug. Dengan bantuan software Expert Choice maka dilakukan perhitungan sehingga dihasilkan grafik sensitivitas seperti berikut : 1. Variasi pertama 7
8 Kondisi dimana performance menjadi aspek yang diutamakan kemudian aspek kondisi lingkungan menjadi aspek kedua dan aspek ekonomis menjadi aspek terakhir yang diperhitungkan. PERFORMANCE KONDISI LING BIAYA TOTAL OVERALL Gambar4.1 Performance sensitivity pada variasi kesatu Dari Gambar dapat dilihat performance sensitivity kedua buah tug berdasarkan kriteria yang memiliki keunggulan di daftor performance serta faktor kondisi lingkungan daerah operasi. Dikarenakan faktor performance memiliki bobot tinggi maka bobot tug terhadap goal secara keseluruhan jauh lebih baik daripada tug dengan nilai masing masing alternatif 40,1% untuk tug dan 59,9% untuk tug. 2. Variasi kedua Dari Gambar dapat dilihat performance kedua buah tug berdasarkan kriteria yang memiliki keunggulan di daftor performance serta faktor kondisi lingkungan daerah operasi. PERFORMANCEPENGARUH KON BIAYA TOTAL OVERALL Gambar 4.2 Performance sentivity pada variasi kedua 3. Variasi ketiga DariGambar 4.3 dapat dilihat performance kedua buah tug berdasarkan kriteria yang memiliki keunggulan di daftor performance serta faktor kondisi lingkungan daerah operasi dimana faktor kondisi lingkungan memiliki tingkat kepentingan teritnggi. PERFORMANCE PENGARUH LIN BIAYA TOTAL OVERALL Gambar 4.3 Performance sentivity pada variasi ketiga 8
9 4. Variasi keempat Dari Gambar dapat dilihat performance kedua buah tug berdasarkan kriteria yang memiliki keunggulan di daftor performance serta faktor kondisi lingkungan daerah operasi. PERFORMANCE PENGARUH LIN BIAYA TOTAL OVERALL Gambar 4.4 Performan sentivity pada variasi keempat 5. Variasi kelima Dari Gambar dapat dilihat performance kedua buah tug berdasarkan kriteria yang memiliki keunggulan di daftor performance serta faktor kondisi lingkungan daerah operasi. PERFORMANCE RISK ASSESSM COST OVERALL Gambar4.5 Performance sentivity pada variasi kelima 6. Variasi keeenam Dari Gambar dapat dilihat performance kedua buah tug berdasarkan kriteria yang memiliki keunggulan di daftor performance serta faktor Kondisi lingkungan daerah operasi. 3. KESIMPULAN DAN SARAN 3.1. Kesimpulan PERFORMANCE RISK ASSESSM COST OVERALL Gambar 4.6 Performance sentivity untuk variasi keenam 9
10 Pada Tugas Akhir ini ada beberapa hal yang dapat disimpulkan antara lain: 1. Dengan melakukan perbandingan antara sukriteria didapatkan : Pada perbandingan kemampuan manuver didapat kemampuan manuver lebih baik daripada. Pada perbandingan kemampuan bollard pull didapat bahwa kemampuan 1,25 kali lebih besar daripada. Pada perbandingan kemampuan operasi pada saat terjadi ventilasi didapat bahwa thrust yang dihasilkan lebih besar 4,68 kali daripada. Pada perbandingan dalam resiko terkena floating debris, lebih unggul daripada. Pada perbandingan sarat didapat bahwa 1,2 kali lebih tinggi daripada. Pada perbandingan lebar didapat bahwa 1,28 kali lebih besar daripada. Pada perbandingan panjang didapat bahwa panjang 1,2 kali lebih esar daripada. Pada perbandingan biaya pembangunan didapat 1,27 kali lebih besar daripada. Pada perbandingan biaya operasional didapat 1,2 kali lebih daripada. 2. Dengan melakukan 6 variasi kondisi pada kriteria dapat diketahui bahwa : Pada variasi 1, memiliki keunggulan daripada dengan bobot sebesar 40,1% dan sebesar 59,9% Pada variasi 2, memiliki keunggulan daripada dengan bobot sebesar 42,2% dan sebesar 57,8% Pada variasi 3, memiliki keunggulan daripada dengan bobot sebesar 44,5% dan sebesar 55,5% Pada variasi 4, bobot sebesar 47,6% dan sebesar 52,4% Pada variasi 5, memiliki keunggulan daripada dengan bobot sebesar 50,3% dan sebesar 49,7% Pada variasi 6, memiliki keunggulan daripada dengan bobot sebesar 51,6% dan sebesar 48,4% 3. Untuk kasus PT Nusatara Regas, dimana yang paling diutamakan adalah keselamatan dan efisiensi saat melakukan operasi, kondisi tersebut sama dengan kondisi pada variasi pertama, maka tug yang cocok dioperasikan di Muara Karang adalah tug Saran Berikut ini saran-saran dari penulis untuk pengembangan pada penelitian selanjutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu: (1). Dalam pemilihan menggunakan AHP diharapkan dilakukan menggunakan kuisoner bukan menggunakan engineering judgement saja dan kuisoner tersebut disebarkan kepada para ahli yang mengetahui kedua jenis propulsi ini. (2). Jenis tugboat yang digunakan untuk perbandingan diharapkan lebih dari dua jenis dikarenakan saat ini sudah terdapat jenis tug boat baru yang digunakan dalam assist LNG carrier seperti rotor tug dan azimuth tractor. 4. DAFTAR PUSTAKA Warsash Maritime Centre Notes on Shiphandling. Southampton : Southampton Institute. Peel Ports Group Towage Information for The Port of Liverpool. Liverpool : Peel Ports Group. Project Management Institute, Inc Practice Standard for Work Breakdown Structure Second Edition. Pennsyilvania : Project Management Institute, Inc. Division for Maritime Industry (DMI) Report : Interactive tug simulation study first phase. Brøndby : FORCE Technology Jürgens, Dirk, Michael Palm Voith Schneider Propeller - An Efficient Propulsion System for DP Controlled Vessels. Germany : Dynamic Positioning Comittee. Vanem, Erik, Pedro Antao, Ivan Østvik, Francisco dan Del Castillo de Comas Analysing The Risk of LNG Carrier Operations. Bergen : Elsevier. 10
Kajian Teknis dan Ekonomis Escort Tug untuk Terminal LNG : Studi Kasus PT Badak
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Kajian Teknis dan Ekonomis Escort Tug untuk Terminal LNG : Studi Kasus PT Badak Frenky Cahya Nugraha dan Ir. Wasis Dwi Aryawan,
Lebih terperinciANALISA TEKNIS PEMILIHAN DAYA TUG BOAT DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PT. PELABUHAN INDONESIA II. T u g a s A k h i r M P P L/O/G/O
ANALISA TEKNIS PEMILIHAN DAYA TUG BOAT DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PT. PELABUHAN INDONESIA II T u g a s A k h i r M P P Evi Kurniawati 4210100015 L/O/G/O www.themegallery.com Pembimbing 1: Ir. Indrajaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau mendorong kapal di pelabuhan, laut lepas atau melalui sungai atau terusan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kapal tunda merupakan jenis kapal khusus yang digunakan untuk menarik atau mendorong kapal di pelabuhan, laut lepas atau melalui sungai atau terusan. Kapal tunda digunakan
Lebih terperinciMODIFIKASI BENTUK BURITAN KAPAL DAN SISTEM PROPULSI KT ANGGADA XVI AKIBAT RENCANA REPOWERING. A.K.Kirom Ramdani ABSTRAK
MODIFIKASI BENTUK BURITAN KAPAL DAN SISTEM PROPULSI KT ANGGADA XVI AKIBAT RENCANA REPOWERING A.K.Kirom Ramdani 4205100037 ABSTRAK KT Anggada XVI adalah kapal tunda yang beroperasi di pelabuhan Balikpapan.
Lebih terperinciDesain Konseptual Hybrid Propulsion Mesin Diesel dengan Motor Listrik pada Tugboat 70 Ton Bollard Pull Untuk Aplikasi di Pelabuhan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-130 Desain Konseptual Hybrid Propulsion Mesin Diesel dengan Motor Listrik pada Tugboat 70 Ton Bollard Pull Untuk Aplikasi di
Lebih terperinciAHP (Analytical Hierarchy Process)
AHP (Analytical Hierarchy Process) Pengertian Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi
Lebih terperinciAnalisis Human Error terhadap Kecelakaan Kapal pada Sistem Kelistrikan berbasis Data di Kapal
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-10 Analisis Human Error terhadap Kecelakaan Kapal pada Sistem Kelistrikan berbasis Data di Kapal Lucky Andoyo W, Sardono Sarwito,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau
Lebih terperinciPenerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Evaluasi Agen Pangkalan LPG 3 kg
Prosiding INSAHP5 Semarang,14 Mei 2007 ISBN :... Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Evaluasi Agen Pangkalan LPG 3 kg Evi Yuliawati Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Lebih terperinciMonitoring dan Evaluasi Kinerja Pegawai Dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Pegawai Berprestasi
244 ISSN: 2354-5771 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Berprestasi Lili Tanti Sistem Informasi, STMIK Potensi Utama, Medan E-mail: lili@potensi-utama.ac.id Abstrak Proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan
Lebih terperinciPENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG
PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG Fitriyani STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Jl. Jend. Sudirman Selindung Pangkalpinang bilalzakwan12@yahoo.com
Lebih terperinciPendidikan Responden
BAB IV BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini meliputi para panitia pengadaan barang/jasa, serta jajaran dinas teknis terkait dengan pengadaan
Lebih terperinciMODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PRAKUALIFIKASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI DI SEBUAH PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS
MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PRAKUALIFIKASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI DI SEBUAH PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS Guntur Gantara dan Udisubakt Ciptomulyono Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)
ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciPEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING
PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program
Lebih terperinciPEMILIHAN ALTERNATIF JENIS PONDASI DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMILIHAN ALTERNATIF JENIS PONDASI DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana (S-1) Pada Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX
ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX Daniar Dwi Pratiwi 1, Erwin Budi Setiawan 2, Fhira Nhita 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputasi
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN
RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN Yosep Agus Pranoto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciBAB III METODE KAJIAN
47 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)
PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) Hendang Setyo Rukmi Hari Adianto Dhevi Avianti Teknik Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciStrategi Pemilihan Sistem Operasi Untuk Personal Computer
Strategi Pemilihan Sistem Operasi Untuk Personal Computer Fitriyani STMIK Atma Luhur Pangkalpinang; Jl.Jend. Sudirman Selindung Lama - Pangkalpinang Jurusan Sistem Informasi, STMIK Atma Luhur Pangkalpinang
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP Fitriyani Jurusan Sistem Informasi, STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Email : bilalzakwan12@yahoo.com ABSTRAK Sistem Pendukung Keputusan dirancang
Lebih terperinciOleh : Febrina Ikaningrum
Oleh : Febrina Ikaningrum 4207100041 1 LATAR BELAKANG Banyak owner yang meminta dbuatkan tug boat lebih sering menyebutkan kemampuan bollard pullnya Pentingnya kemampuan bollard pull pada saat mendesain
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam
BAB III METODOLOGI Metodologi merupakan kumpulan prosedur atau metode yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian. Menurut Mulyana (2001, p114), Metodologi diukur berdasarkan kemanfaatannya dan tidak
Lebih terperinciAPLIKASI AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT KULIAH DI BANGKA BELITUNG
APLIKASI AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT KULIAH DI BANGKA BELITUNG Fitriyani Jurusan Sistem Informasi, STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Jl.Raya Selindung Baru Pangkalpinang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 15 16
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya Sistem Pendukung Keputusan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE
34 EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE Faisal piliang 1,Sri marini 2 Faisal_piliang@yahoo.co.id,
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL
PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL Penelitian Thesis dilakukan di PT. SPIL. PT. SALAM PACIFIC INDONESIA LINES sebagai sebuah perusahaan dalam pelayanan
Lebih terperinciAplikasi Analytical Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Merencanakan Pembangunan Perekonomian
Performa (2002) Vol. 1, No.1: 14-19 Aplikasi Analytical Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Merencanakan Pembangunan Perekonomian Bambang Suhardi * Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas
Lebih terperinciTitis Handayani Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang. Abstract
Penerapan Sistem Pendukung Keputusan untuk Seleksi Mahasiswa Berprestasi menggunakan Metode AHP (Application of Decision Support System for The Selection of Student Achievement using AHP Method) Titis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) ini dilaksanakan di PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat pada
Lebih terperinciAPLIKASI PENILAIAN KUALITAS JASA/LAYANAN RETAIL DENGAN METODE RETAIL SERVICE QUALITY DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
APLIKASI PENILAIAN KUALITAS JASA/LAYANAN RETAIL DENGAN METODE RETAIL SERVICE QUALITY DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Nur Heri Cahyana 1), Bambang Yuwono 2), Dwi Normawati 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENGADAAN LAPTOP PADA PENGADILAN NEGERI PANGKALPINANG
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENGADAAN LAPTOP PADA PENGADILAN NEGERI PANGKALPINANG Tri Palupi Program Studi Sistem Informasi STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Jl. Raya Sungailiat Selindung Baru Pangkalpinang
Lebih terperinciSPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)
SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company) Zakaria 1, Addy Suyatno 2, Heliza Rahmania Hatta 3 1 Lab Software Engineering, Program Studi
Lebih terperinciPENEMPATAN JUKIR DI WILAYAH KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KEDIRI DENGAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS SKRIPSI
PENEMPATAN JUKIR DI WILAYAH KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KEDIRI DENGAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (
Lebih terperinciMODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005 MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikulsaleh
Lebih terperinciPengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )
Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process ) A. Pengertian AHP ( Analitycal Hierarchy Process ) AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar
Lebih terperinciPENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI
PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI Dwi Nurul Izzhati Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang 50131 E-mail : dwinurul@dosen.dinus.ac.id
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia. Analisis keberadaan..., Marthin Hadi Juliansah, FE UI, 2010.
26 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Kualitatif Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA Dwi Prasetyanto 1, Indra Noer Hamdhan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat Keputusan BPK RI Nomor 23/SK/
Lebih terperinciAnalisa Perhitungan Fixed Pitch Propeller (FPP) Tipe B4-55 Di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)
Analisa Perhitungan Fixed Pitch Propeller (FPP) Tipe B4-55 Di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Nama : Geraldi Geastio Dominikus NPM : 23412119 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Eko Susetyo
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terkait Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dita Monita seorang mahasiswa program studi teknik informatika dari STMIK Budi Darma Medan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebaiknya dilakukan analisis prioritas terhadap alternatif-alternatif tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seringkali sebuah organisasi dihadapkan dengan suatu masalah dimana organisasi tersebut mengalami kesulitan dalam memilih suatu alternatif dari sejumlah alternatif
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN TEKNIS & EKONOMIS ANTARA BARGE DITARIK TUG BOAT DAN BARGE MENGGUNAKAN SELF PROPULSION
STUDI PERBANDINGAN TEKNIS & EKONOMIS ANTARA BARGE DITARIK TUG BOAT DAN BARGE MENGGUNAKAN SELF PROPULSION 1. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis maritim saat ini sangat pesat, sehingga dibutuhkan pelayanan
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Mohamad Aulady 1) dan Yudha Pratama 2) 1,2) Program Studi Teknik Sipil FTSP ITATS Jl. Arief Rahman
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP
PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP Nama Mahasiswa : Juliette Willeke Sandy NRP : 9107 201 305 Jurusan : Manajemen Industri MMT
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP
PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP Juliette Willeke Sandy, Udisubakti Ciptomulyono Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti- peneliti sebelumnya yaitu :
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti- peneliti sebelumnya yaitu : Pustaka pertama oleh Akhmad Busthomy dkk.(2016) telah dibuat
Lebih terperinciMATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)
Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor
Lebih terperinciANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER PADA KOMPONEN LAMP CORD ASSY UNTUK SPEEDOMETER HONDA BLADE DI PT. INDONESIA NIPPON SEIKI
ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER PADA KOMPONEN LAMP CORD ASSY UNTUK SPEEDOMETER HONDA BLADE DI PT. INDONESIA NIPPON SEIKI Sambas Sundana, Yossy Yulia Sari Jurusan Teknik Industri Universitas Muhamadiyah Jakarta
Lebih terperinciSeleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi
Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi Program Studi Teknik Industri Universitas Komputer Indonesia Jalan Dipatiukur 112-116 Bandung Email: gabeinct@yahoo.com
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) AN ANALYSIS OF THE TUITION FEE PAYMENT SYSTEM IN UKRIDA USING ANALYTICAL
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, yaitu suatu metode penelitian mengenai gambaran lengkap tentang hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada sebuah kapal banyak sekali terdapat system permesinan yang salah satunya terkadang berkaitan pada saat kapal beroperasi, salah satunya adalah bow thruster yang
Lebih terperinciPenerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ
Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ Mia Rusmiyanti Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Bandung
Lebih terperinciISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014
PENERAPAN METODE TOPSIS DAN AHP PADA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA BARU, STUDI KASUS: IKATAN MAHASISWA SISTEM INFORMASI STMIK MIKROSKIL MEDAN Gunawan 1, Fandi Halim 2, Wilson 3 Program
Lebih terperinciSistem Propulsi Kapal LOGO
Sistem Propulsi Kapal LOGO P2 SKRIPSI (ME 091329) LOGO 4209 100 037 Handito Wicaksono DOSEN PEMBIMBING 1 : Ir.Suryo W.Adji M.Sc, Ceng,FIMarEST DOSEN PEMBIMBING 2 : Ir. Edi Jadmiko,ST.MT Outline IKHTISAR
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan - Kapal supply vessel Sam Prosper I dengan ukuran utama sebagai berikut : Length Over All : 34.00 m Length Waterline : 32.65 m Beam (moulded) : 9.00 m Depth (moulded)
Lebih terperinciGambar 3. Kerangka pemikiran kajian
III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Usaha pengolahan pindang ikan dipengaruhi 2 (dua) faktor penting yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek produksi, manajerial,
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
75 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari serangkaian perhitunganperhitungan dan analisa-analisa yang telah dilakukan sesuai dengan permasalahan yang ada. Disamping itu disampaikan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,
98 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan
Lebih terperinciPENERIMAAN SISWA BARU (PRAMUGARI) PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENERBANGAN (STUDI KASUS : LPP PENERBANGAN QLTC)
PENERIMAAN SISWA BARU (PRAMUGARI) PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENERBANGAN (STUDI KASUS : LPP PENERBANGAN QLTC) Safrizal1) 1) Manajemen Informatika Universitas Potensi Utama Jl K.L Yos Sudarso
Lebih terperinciANALISIS RANTAI PASOK SEMEN DI PAPUA BARAT
ANALISIS RANTAI PASOK SEMEN DI PAPUA BARAT Yandra Rahadian Perdana Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Jl. Marsda Adisucipto No. 1 Yogyakarta yrperdana@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pengalaman yang lalu hanya beberapa hari saja TPA Leuwigajah ditutup, sampah di Bandung Raya sudah menumpuk. Oleh karena itu sebagai solusinya Pemerintah
Lebih terperinciPENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX
PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX Vita Rias Prastika 1*, Ahmad Mubin 2*, Shanty Kusuma Dewi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri,
Lebih terperinciPraktikum 8 Sistem Pakar Analytical Hierarchy Process (AHP) Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB
Praktikum 8 Sistem Pakar Analytical Hierarchy Process (AHP) Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB Sekilas Tentang AHP Teknik AHP dikembangkan oleh Dr. Thomas L Saaty di Wharton School of Business pada tahun
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM PEREKOMENDASIAN PENERIMA BEASISWA DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ABSTRAK
IMPLEMENTASI SISTEM PEREKOMENDASIAN PENERIMA BEASISWA DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Dimas F Putranto 5108 100 601 Jurusan Teknik Informatika Bidang Studi Intelligent Business System-FTIf, Institut
Lebih terperinciKajian Teknis dan Ekonomis Bunkering LNG untuk Pemenuhan Bahan Bakar Gas Kapal Pelni
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-361 Kajian Teknis dan Ekonomis Bunkering LNG untuk Pemenuhan Bahan Bakar Gas Kapal Pelni Adi Mas Nizar, Ketut Buda Artana, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang, baik yang stand alone maupun yang online. Salah satu contoh penerapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, Teknologi Informasi sudah banyak diterapkan diberbagai bidang, baik yang stand alone maupun yang online. Salah satu contoh penerapan Teknologi Informasi
Lebih terperinciANALISA PENGARUH VARIASI SUDUT RAKE PROPELLER B-SERIES TERHADAP DISTRIBUSI ALIRAN FLUIDA DENGAN METODE CFD
ANALISA PENGARUH VARIASI SUDUT RAKE PROPELLER B-SERIES TERHADAP DISTRIBUSI ALIRAN FLUIDA DENGAN METODE CFD Oleh Wisnu Cahyaning Ati 1), Irfan Syarif Arief ST, MT ),Ir. Surjo W. Adji, M.Sc, CEng, FIMarEST
Lebih terperinci2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran
di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta meliputi: 1. Strategi Pemasaran (Relation Marketing) dilaksanakan dengan fokus terhadap pelayanan masyarakat pengguna, sosialisasi kepada masyarakat
Lebih terperinciBAB 3 PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria kriteria optimasi ini dikembangkan untuk memilih alternatif alternatif faktor pengambilan keputusan, yaitu : a) Memperkecil resiko b) Mengalihkan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tujuan analisa sistem dalam pembangunan aplikasi sistem pendukung keputusan ini adalah untuk mendapatkan semua kebutuhan pengguna dan sistem, yaitu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara
6 BAB 3: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini menjabarkan tentang tujuan dari perancangan sistem, kriteria dan pilihan kesimpulan dalam menentukan pemilihan pegawai terbaik. Selain itu juga tahapan
Lebih terperinciPENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE
PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Email: kustiannunu@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4.1. Objek Pengambilan Keputusan Dalam bidang manajemen operasi, fleksibilitas manufaktur telah ditetapkan sebagai sebuah prioritas daya saing utama dalam sistem
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metode penelitian berkaitan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SANTRI BERPRESTASI PONDOK PESANTREN ASSYAFI IYYAH KEDIRI DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SANTRI BERPRESTASI PONDOK PESANTREN ASSYAFI IYYAH KEDIRI DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380
PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 Penyusun Tugas Akhir: Fatkur Roji (NRP : 5206.100.701) Dosen Pembimbing: Rully Agus Hendrawan, S.Kom, M.Eng. Ahmad Mukhlason, S.Kom, M.Sc. Pengukuran kinerja tenaga kependidikan
Lebih terperinciP3 SKRIPSI (ME ) ERICK FEBRIYANTO
P3 SKRIPSI (ME 091329) LOGO 4209 100 099 ERICK FEBRIYANTO DOSEN PEMBIMBING 1 : Irfan Syarif Arief, ST. MT. DOSEN PEMBIMBING 2 : Ir. Tony Bambang Musriyadi, PGD. Outline IKHTISAR CPP merupakan propeller
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri 1 Kota Sukabumi merupakan salah satu sekolah unggulan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SMK Negeri 1 Kota Sukabumi merupakan salah satu sekolah unggulan yang terdapat di daerah Sukabumi yang memiliki hubungan kerja sama dengan beberapa perusahaan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
49 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Menentukan Kriteria Pemilihan Supplier Untuk menentukan kriteria pemilihan supplier, sebelumnya peneliti sudah melakukan verifikasi awal
Lebih terperinciMATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)
Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prioritas pemasok terbaik untuk produkproduk yang paling laris dijual di Toko Besi Nusantara Semarang. Prioritas pemasok terbaik ditentukan
Lebih terperinciKAJIAN EKSPERIMEN PENAMBAHAN PROPERTIES OUTLET PADA GAS BUANG ENGINE UNTUK MENAMBAH DAYA DORONG DAN EFEK TURBULENSI
KAJIAN EKSPERIMEN PENAMBAHAN PROPERTIES OUTLET PADA GAS BUANG ENGINE UNTUK MENAMBAH DAYA DORONG DAN EFEK TURBULENSI Dimas Bagas Prakoso 1), Irfan Syarief Arief ST,MT. 2), 1) Mahasiswa : Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
56 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Penelitian ini memiliki 2 (dua) tujuan,
Lebih terperinciMBTI L/O/G/O Analytical Hierarchy Process AHP
MBTI L/O/G/O Analytical Hierarchy Process AHP Alamanda INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah
Lebih terperinciPeralihan Moda Transportasi Jasa Pengiriman Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP): Studi Kasus PT. XYZ
Performa (2016) Vol. 15, No.2: 154-159 Peralihan Moda Transportasi Jasa Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP): Studi Kasus PT. XYZ Yuliyani Nur Angraini 1), Meilani Rosita 2), dan Amalia
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU KERTAS DENGAN MODEL QCDFR DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Widya Teknika Vol.20 No.2; Oktober 2012 ISSN 1411 0660: 32-38 1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Universitas Widyagama Malang 32 PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU KERTAS DENGAN MODEL QCDFR DAN ANALYTICAL
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1. Definisi Keputusan Keputusan (decision) yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Keputusan dapat dilihat pada kaitannya dengan proses,
Lebih terperinciA. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Analisa Korelasi Kebutuhan Daya Engine, Ukuran Utama Dan Thrust Propeller Terhadap Kemampuan Bollard Pull Pada Kapal Tug Boat Dengan Menggunakan Bantuan Perangkat Lunak Febrina Ikaningrum*, Irfan Syarif
Lebih terperinciISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN METODE MULTI-CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Faisal Piliang Sistem Informasi Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Yang Digunakan 3.1.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah kerangka atau framework untuk mengadakan penelitian. Dalam penelitian ini, jenis desain yang digunakan
Lebih terperinciJURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI
JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEKERJAAN MENGGUNAKAN KONTRAK UNIT PRICE (Studi Kasus: Peningkatan dan Pelebaran Aset Infrastruktur Jalan Alai-By Pass Kota Padang Sebagai Jalur
Lebih terperinci