Pendidikan Responden

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pendidikan Responden"

Transkripsi

1 BAB IV BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini meliputi para panitia pengadaan barang/jasa, serta jajaran dinas teknis terkait dengan pengadaan barang/jasa di lingkungan Perum Perumnas, penyedia jasa yang ikut dalam proses lelang dan ahli dalam bidang pengadaan barang/jasa. Responden penelitian ini diambil menggunakan purposive sampling yang mewakili stakeholder/pemangku kepentingan. Pada penelitian ini telah diambil responden sebanyak dua puluh dua (22) orang dengan perbedaan tingkat pendidikan dan pengalaman kerja Pendidikan Responden Berdasarkan tingkat pendidikannya, ada 1 (satu) responden berpendidikan SLTA dan atau sederajat, 7 (tujuh) responden berpendidikan Diploma 3 (D3),10 (sepuluh) responden berpendidikan Strata 1 (S1) dan 4 (empat) responden berpendidikan Strata 2 (S2). Tabel 4.1. memuat secara lebih jelas mengenai responden dan pengelompokan tingkat pendidikannya. Jumlah (orang) Pendidikan Responden SLTA atau Sederajat Diploma-3 (D3) Strata-1 (S1) Strata-2 (S2) Jenjang Pendidikan Gambar 4.1. Pendidikan Responden IV-1

2 NO. Pendidikan Responden Tabel 4.1. Pendidikan Responden Jumlah (orang) 1. SLTA atau Sederajat 1 2. Diploma-3 (D3) 1 3. Strata-1 (S1) Jabatan Responden Direktur CV. Karya Gemilang selaku penyedia barang/jasa (Kontraktor) Manager Departemen Rumah Tangga Kantor Pusat Perum Perumnas selaku panitia pengadaan barang/jasa Staff Divisi Pembangunan dan P2L Perum Perumnas selaku panitia pengadaan barang/jasa Staff Divisi Perencanaan Teknis Perum Perumnas selaku panitia pengadaan barang/jasa General Manager Divisi Umum Perum Perumnas selaku panitia pengadaan barang/jasa Deputy General Manager Divisi Perencanaan 1 Teknis Perum Perumnas selaku panitia pengadaan barang/jasa Manager Departemen Penelitian dan 1 Pengembangan Perum Perumnas selaku panitia pengadaan barang/jasa Manager Departemen Pengelolaan Aset dan 1 Pengendalian Biaya Umum Perum Perumnas selaku panitia pengadaan barang/jasa Pjs. Asisten Manager Pembangunan dan P2L 1 Perum Perumnas Regional I selaku panitia pengadaan barang/jasa Asisten Manager Perencanaan Perum Perumnas 1 Regional VII selaku panitia pengadaan barang/jasa Team Leader PT. Marina Widya Karsa selaku 1 Manajemen Konstruksi proyek renovasi wisma perumnas Staff Teknis PT. Marina Widya Karsa selaku 1 Manajemen Konstruksi proyek renovasi wisma perumnas 1 Direktur PT. Agra Propertindo selaku penyedia barang/jasa (Kontraktor) 1 Direktur PT. Pramutjipta Sehati selaku penyedia barang/jasa (Kontraktor) 4. Strata-2 (S2) 1 Selaku ahli pada bidang pengadaan barang/jasa Staff Divisi Perencanaan Strategis Perum Perumnas selaku panitia pengadaan barang/jasa Staff Divisi Perencanaan Teknis Perum Perumnas selaku panitia pengadaan barang/jasa Staff Divisi Umum Perum Perumnas selaku panitia pengadaan barang/jasa Dari tabel diatas terdapat 1 (satu) responden berijazah SLTA atau sederajat yaitu direktur penyedia barang/jasa selaku responden. Meskipun latar belakang pendidikan responden hanya SLTA atau sederajat tetapi sudah sangat berpengalaman di bidang pengadaan barang/jasa dengan masa kerja 40 (empat puluh) tahun. Jadi pengisian kuesioner dengan responden direktur yang berijazah SLTA atau sederajat masih layak karena responden ini sangat menguasai materi dari berbagai pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner dan merupakan hal yang ditemui sehari-hari bagi responden. IV-2

3 4.1.2 Pengalaman Responden Pengalaman kerja responden minimal 1 (satu) tahun dan paling lama 40 (empat puluh)tahun dengan rata-rata 12 tahun. Tabel 4.2. menampilkan pengelompokan respondenberdasarkan lama pengalaman kerjanya. Jumlah (orang) Pengalaman Responden 0-5 tahun tahun tahun tahun tahun Masa Kerja/Pengalaman Gambar 4.2. Pengalaman Responden NO. Tabel 4.2. Pengalaman Responden Masa Kerja Jumlah (orang) tahun IV-3 Jabatan Responden Staff Divisi Pembangunan dan P2L Perum Perumnas selaku panitia pengadaan barang/jasa Staff Divisi Perencanaan Teknis Perum Perumnas selaku panitia pengadaan barang/jasa Staff Divisi Umum Perum Perumnas selaku panitia pengadaan barang/jasa Staff Divisi Perencanaan Teknis Perum Perumnas selaku panitia pengadaan barang/jasa Staff Divisi Perencanaan Strategis Perum Perumnas selaku panitia pengadaan barang/jasa Asisten Manager Perencanaan Perum Perumnas 1 Regional VII selaku panitia pengadaan barang/jasa Pjs. Asisten Manager Pembangunan dan P2L 1 Perum Perumnas Regional I selaku panitia pengadaan barang/jasa Staff Teknis PT. Marina Widya Karsa selaku 1 Manajemen Konstruksi proyek renovasi wisma perumnas Team Leader PT. Marina Widya Karsa selaku tahun 1 Manajemen Konstruksi proyek renovasi wisma perumnas Manager Departemen Penelitian dan 1 Pengembangan Perum Perumnas selaku panitia pengadaan barang/jasa Deputy General Manager Divisi Perencanaan 1 Teknis Perum Perumnas selaku panitia pengadaan barang/jasa 1 Selaku ahli pada bidang pengadaan barang/jasa tahun 1 Direktur PT. Pramutjipta Sehati selaku penyedia barang/jasa (Kontraktor) tahun 1 Direktur PT. Agra Propertindo selaku penyedia barang/jasa (Kontraktor) 1 Manager Departemen Rumah Tangga Kantor Pusat Perum Perumnas selaku panitia pengadaan barang/jasa 1 Manager Departemen Pengelolaan Aset dan Pengendalian Biaya Umum Perum Perumnas selaku panitia pengadaan barang/jasa 1 General Manager Divisi Umum Perum Perumnas selaku panitia pengadaan barang/jasa tahun 1 Direktur CV. Karya Gemilang selaku penyedia barang/jasa (Kontraktor)

4 Tabel 4.2. memberikan ilustrasi yang lebih jelas tentang perbedaan responden berdasarkan masa kerjanya. Dimulai dari responden yang memiliki masa kerja paling singkat (1 tahun) sampai dengan responden dengan masa kerja paling lama (40 tahun) Status Responden 1. Penyedia Barang/Jasa di Lingkungan Perum Perumnas Penelitian ini hanya mengambil 5 (lima) penyedia jasa sebagai responden, dengan rincian 3 (tiga) penyedia jasa sebagai kontraktor dan 2 (dua) penyedia jasa sebagai konsultan manajemen konstruksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3. berikut ini : Tabel 4.3. Daftar Responden Penyedia Barang/Jasa di Lokasi Penelitian NO. 1. Penyedia Barang/Jasa Kontraktor 2. Konsultan M.K 2 Jumlah Jabatan Responden (orang) 1 Direktur PT. Pramutjipta Sehati 1 Direktur PT. Agra Propertindo 1 Direktur CV. Karya Gemilang Team Leader dan Staf Teknis PT. Marina Widya Karsa 2. Panitia Pengadaan Barang/Jasa Perum Perumnas Panitia pengadaan barang/jasa yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini jumlahnya 16 (enam belas) orang yang ada dalamdivisi yang sering melaksanakan pelelangan atau tender di lingkungan Perum Perumnas antara lain : Divisi Umum, Divisi Perencanaan Teknis dan Divisi Pembangunan & P2L, perwakilan regional (Regional I dan Regional VII) dan Divisi Perencanaan Strategis. Responden yang terlibat menjadi panitia pengadaan barang/jasa terdiri dari General Manager, Deputy General Manager, Manager dan Staff. 3. Ahli dalam Bidang Pengadaan Barang/Jasa Ahli dalam bidang pengadaan barang/jasa yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini jumlahnya 1 (satu) orang yang telah berpengalaman dalam proses pengadaan barang/jasa selama kurang lebih 20 tahun. Selain IV-4

5 berprofesi sebagai Staf Ahli di PT. Indotek Engineering, responden juga aktif mengajar sebagai dosen di beberapa universitas di Jakarta. 4.2 Analisis Hirarki Metode Evaluasi Sistem Nilai Passing Grade/Ambang Lulus dan Daftar Simak Tahapan Analytic Hierarchy Process yang dilakukan adalah : Decomposition Decomposition adalah memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya, sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut. Pada tahap decomposition, dilakukan identifikasi faktor pemenang lelang dari daftar simak dan nilai passing grade/ambang lulus, dilanjutkan penyusunan hierarki faktor penilaian lelang. Analisis hierarki proses dimaksudkan untuk menganalisis faktor-faktor dominan yang mempengaruhi proses evaluasi pada pengadaan barang/jasa di lokasi studi. Alat untuk mengukurnya digunakan kuesioner AHP (Analytical Hierarchy Process). Variabel AHP disusun berdasarkan tingkatan yaitu Goal/tujuan, kemudian kriteria model AHP yang terdiri dari PassingGrade/ambang lulus dan Daftar Simak. Sub-Kriteria/alternatif disusun berdasarkan faktor-faktoryang ada pada sistem penilaian lelang sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 43/PRT/M/2007 seperti pada Tabel 4.4. IV-5

6 Tabel 4.4. Faktor-Faktor Kriteria dan Sub-Kriteria Model AHP Sistem Penilaian Pelelangan Barang/Jasa Faktor Kode Keterangan Keuangan Teknis K1 K2 T1 T2 T3 T4 Adanya Dukungan Bank Sisa Kemampuan Keuangan Kemampuan Dasar Pengalaman Perusahaan Personil (Tenaga inti yang diperlukan) Peralatan Yang Dimiliki (Minimal yang dimiliki) Metode Pelaksanaan/Manajemen Mutu yang T5 Diusulkan A1 Data Administrasi Umum A2 Ijin Usaha A3 Landasan Hukum Pendirian Perusahaan A4 Adanya Pengurus Perusahaan Data Keuangan: Susunan Pemilik Saham, Pajak, Administrasi A5 Neraca Perusahaan Terakhir Diketahui Akuntan Publik Data Personil Tenaga Ahli/Teknis yang A6 Diperlukan A7 Data Peralatan Yang Dimiliki Data Pengalaman Perusahaan 7 (tujuh) tahun A8 terakhir A9 Data Pekerjaan Yang Sedang Dilakukan Pernyataan Minat - Pernyataan Minat Pakta Integritas - Pakta Integritas Kualifikasi - Kualifikasi Sumber: Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 43/PRT/M/2007, Observasi dan Wawancara Model AHP ditunjukkan dalam Gambar 4.3. Goal atau tujuan adalah level tertinggi dalam susunan hierarki model AHP. Tujuan dalam model AHP penelitian ini adalah Penentuan Pemenang Pelelangan Barang/Jasa. Penentuan pemenang lelang barang/jasa dilakukan dengan melihat poin-poin penilaian yang tercantum dalam passinggrade/ambang lulus dan daftar simak yang merupakan kriteria susunan hierarki ini. Keduakriteria ini dipecah menjadi 6 (enam) kriteria yaitu keuangan, teknis, administrasi, pernyataan minat, pakta integritas dan IV-6

7 kualifikasi. Sub-kriteria/alternatif keuangan terdiri dari dengan adanya dukungan bank, dan sisa kemampuan keuangan. Sub-kriteria/alternatifteknis mencakup kemampuan dasar, pengalaman perusahaan, personil, peralatan yang dimiliki, dan metode pelaksanaan yang diusulkan. Sub-kriteria/alternatifAdministrasi meliputi data administrasi umum, ijin usaha, landasan hukum pendirian perusahaan, adanya pengurus perusahaan, data keuangan, data personil tenaga ahli/ teknis yang diperlukan, data peralatan yang dimiliki, data pengalaman perusahaan 7 (tujuh) tahun terakhir, dan data pekerjaan yang sedang dilakukan. Sub-kriteria/alternatifpernyataan minat, pakta integritas dan kualifikasi tidak dipecah lagi. Alternatif model AHP ini yaitu sistem nilai. Gambar 4.3. Model AHP Metode Evaluasi Pengadaan Barang/Jasa Keterangan: K1 = Adanya Dukungan Bank K2 = Sisa Kemampuan Keuangan IV-7

8 T1 = Kemampuan Dasar T2 = Pengalaman Perusahaan T3 = Personil (Tenaga Inti yang Diperlukan) T4 = Peralatan yang Dimiliki (Minimal yang Dimiliki) T5 = Metode Pelaksanaan/ Manajemen Mutu yang Diusulkan A1 = Data Administrasi Umum A2 = Ijin Usaha A3 = Landasan Hukum Pendirian Perusahaan A4 = Adanya Pengurus Perusahaan A5 = Data Keuangan A6 = Data Personil Tenaga Ahli/ Teknis yang Diperlukan A7 = Data Peralatan yang Dimiliki A8 = Data Pengalaman Perusahaan 7 (Tujuh) Tahun Terakhir A9 = Data Pekerjaan yang Sedang Dilakukan Dengan menggunakan alat bantu Decision Analyst, maka model AHP yang sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 43 /PRT/M/2007 dibentuk sebagaimana disajikan pada Gambar 4.4. sebagai berikut : Gambar 4.4. Model AHP Metode Evaluasi Pengadaan Barang/Jasa dengan Decision Analyst IV-8

9 4.2.2 Pairwase Comparison Pairwise Comparison yaitu pengambil keputusan membandingkan dua alternatif yangberbeda dengan menggunakansebuahskala pembobotan terhadap kriteria evaluasi yaitu memberikanangka numerik dari 1 hingga 9 sebagai patokan dalam pertimbangan penilaian. Angka numerik tersebut berdasarkan angka penilaian yang disusun Thomas L. Saaty sebagai skala untuk penilaian perbandingan berpasangan. Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan kuesioner, diperoleh kriteria dan sub-kriteria/alternatif penilaian yang kemudian dihitung bobotnya Menentukan Prioritas Pilihan (Synthesis of priority) Synthesis of priority yaitu menentukan prioritas atas alternatif-alternatif yang telahdiperbandingkan pada pairwise comparison. Langkah pertama yang dilakukanadalah menghitung Nilai Evaluasi Prioritas dengan cara melakukan pembobotan parsial yang meliputi: a. Mengkalkulasikan nilai faktor dalam kolom tabel. Untuk mengkalkulasi nilai faktor dalam tabel digunakan skala 1 s.d 9 yang diperoleh dari kuesioner. b. Membagi tiap nilai faktor dalam kolom dengan nilai total kalkulasi per kolomnya. c. Menghitung nilai rata-rata baris dengan mengkalkulasikan nilai faktor perbarisnya dibagi 6 (enam). Maka didapat hasil berikut ini Rasio Konsistensi (CR/Consistency Ratio) Consistency Ratio, yaitu mengevaluasi tingkat konsistensi penilaian yang diberikanoleh responden pada tahap pairwise comparison. Langkah-langkah yang dilakukan adalah: 1) Menentukan Weighted Sum Vector, yaitu mengalikan hasil dari nilai rata-rata baris dengan tiap nilai faktor pada tabel Pairwise comparison. IV-9

10 4.3 Analisis AHP Menggunakan Program Expert Choice (EC) Analisis yang dilakukan terhadap permasalahan yang terjadi adalah dengan menentukan terlebih dahulu sumber penyebab terjadinya permasalahan dan selanjutnya dilakukan tindakan rekomendasi yang mungkin dapat dilakukan sebagai solusi permasalahan yang ada. Rekomendasi merupakan tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki permasalahan yang terjadi dan sangat tergantung pada penyebab terjadinya permasalahan serta dampak yang diakibatkannya (melalui analisis diagram sebab akibat). Salah satu cara atau teknik yang dapat digunakan untuk melakukan rekomendasi terhadap penentuan pemenang lelang di lingkungan Perum Perumnas adalah dengan menerapkan metode bantuan dalam pengambilan keputusan yaitu metode Analytical Hierarchy Process (AHP), dimana data yang didapat dari masing-masing kriteria tingkat pengaruh dan frekuensi terjadinya dianalisis untuk mendapatkan ranking rekomendasi. Metode AHP kemudian dianalisis dengan alat bantu aplikasi program yaitu Expert Choice. Dalam analsis AHP, langkah awal adalah pembuatan hirarki untuk menguraikan permasalahan menjadi lebih kecil.hirarki terdiri dari tingkat paling atas atau tujuan utama, tingkat kedua atau kriteria permasalahan, dan tingkatan terakhir atau sub-kriteria/alternatif tindakan rekomendasi seperti pada Gambar 4.2. Dalam metode AHP dikenal penilaian Comparatif Judgement. Comparatif Judgement berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat yang diatasnya. Hasil dari penilaian ini akan ditempatkan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise comparison. Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen, perlu dipahami tujuan yang diambil secara umum. Bobot yang diberikan untuk tiap kriteria serta alternatif didasarkan pada nilai intensitas kepentingan. Hasil perbandingan dari masing-masing elemen akan berupa angka dari 1 sampai 9 yang menunjukkan perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen. IV-10

11 Aplikasi yang digunakan merupakan salah satu alat bantu yang dapat digunakan dalam menganalisis AHP yaitu EC (Expert Choice). Analisis dengan dengan menggunakan EC dilaksanakan dengan beberapa langkah beikut ini, antara lain : Decomposition atau Menyusun Goal, Kriteria dan Sub-Kriteria/Alternatif Langkah awal menganalisis dengan menggunakan EC adalah dengan membuatdecomposition atau menyusun Goal, Kriteria dan Sub- Kriteria/Alternatif.Goal/tujuan dalam penelitian ini adalah menentukan faktor pengaruh terbesar penentuan pemenang pelelangan terbatas di lingkungan Perum Perumnas dengan pelaksanaan pelelangan yang akurat.kriteria dalam penelitian ini adalah faktor keuangan, teknis, administrasi, pernyataan minat, pakta integritas dan kualifikasi. Sedangkan Sub-Kriteria/Alternatif dalam penelitian ini adalah adanya dukungan bank, sisa kemampuan keuangan, kemampuan dasar, pengalaman perusahaan, personil (tenaga inti yang diperlukan), peralatan yang dimiliki (minimal yang dimiliki), metode pelaksanaan/manajemen mutu yang diusulkan, data administrasi umum, ijin usaha, landasan hukum pendirian perusahaan, adanya pengurus perusahaan, data keuangan, data personil tenaga ahli/teknis yang diperlukan, data peralatan yang dimiliki, data pengalaman perusahaan 7 (tujuh) tahun terakhir, data pekerjaan yang sedang dilakukan. Goal, Kriteria dan Sub-Kriteria/Alternatif disusun sesuai dengan urutannya sehingga menggambarkan sebuah model AHP. Contoh decomposition pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut ini : Gambar 4.5. Decomposition/Menyusun Goal, Kriteria dan Sub-Kriteria/Alternatif IV-11

12 4.3.2 Input Data Responden/Participants dari Kuesioner Input data kuesioner dilakukan dengan memasukkan semua data responden/participants satu per satu. Input ini dilakukan mulai dari responden internal di lingkungan Perum Perumnas yang berjumlah 16 (enam belas) orang, beberapa penyedia barang/jasa di lingkungan Perum Perumnas yang berjumlah 5 (lima) orang dan 1 (satu) ahli dalam bidang pengadaan barang/jasa, sehingga total ada 22 (dua puluh dua) responden/participants. Input data dilakukan dengan mencantumkan nama responden dan deskripsi asal responden. Setelah semua data responden diinput maka data semua data responden akan tersimpan dalam memori penyimpanan EC. Input data responden/participants dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut ini : Gambar 4.6. Input Data Responden/Participants dari Kuesioner Pairwase Comparison/Pembobotan Sub-Kriteria/Alternatif Pembobotan yang dilakukan dalam kuesioner menggunakan metode pembobotan kepentingan berdasarkan perbandingan berpasangan/pairwase comparison dengan menentukan prioritas pilihan (Synthesis of Priority).Di dalam kuesioner penelitian ini terdapat 171 (seratus tujuh puluh satu) pairwase comparison yang membandingkan satu per satu sub-kriteria/alternatif. IV-12

13 Tujuan dari pairwase comparison/pembobotan sub-kriteria/alternatif ini adalah untuk mendapatkan sub-kriteria/alternatif yang memiliki bobot tertinggi.subkriteria/alternatif yang memiliki bobot tertinggi inilah yang menjadi faktor subkriteria pengaruh terbesar dalam penentuan pemenang pelelangan terbatas di lingkungan Perum Perumnas. Contoh pairwase comparison/pembobotan sub-kriteria/alternatif pada penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 4.7. berikut ini : Gambar 4.7. Pairwase Comparison/Pembobotan Sub-Kriteria/Alternatif Pairwase Comparison/Pembobotan Kriteria Pembobotan menggunakan metode pembobotan kepentingan berdasarkan perbandingan berpasangan/pairwase comparison dengan menentukan prioritas pilihan (Synthesis of Priority).Di dalam kuesioner penelitian ini terdapat 15 (lima belas) pairwase comparison yang membandingkan satu per satu kriteria. Tujuan dari pairwase comparison/pembobotan kriteria ini adalah untuk mendapatkan kriteria yang memiliki bobot tertinggi.kriteria yang memiliki bobot tertinggi inilah yang menjadi faktor kriteria pengaruh terbesar dalam penentuan pemenang pelelangan terbatas di lingkungan Perum Perumnas. IV-13

14 Di dalam pairwase comparison/pembobotan kriteria ini terdapat inconsistency ratio atau yang disebut CR (Consistency Ratio) yang menunjukkan konsistensi dari preferensi yang diberikan oleh para responden. Apabila nilai CR lebih kecil atau sama dengan 10%, maka hasil penelitian tersebut dikatakan konsisten. Contoh pairwase comparison/pembobotan kriteria pada penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 4.8. berikut ini : Gambar 4.8. Pairwase Comparison/Pembobotan Kriteria Pengambilan Keputusan terhadap Hasil Analisis AHP Setelah melakukan decomposition, input data responden/participants, pairwase comparation sub-kriteria dan criteria maka langkah terakhir adalah menganalisis dan mengambil keputusan terhadap hasil analisis dengan menggunakan EC. Analisis dilakukan denganmelakukan kombinasi (combined individuals) terhadap data kuesioner. Hasil dari analisis adalah kriteria dan sub-kriteria yang memiliki bobot tertinggi yang berarti memiliki pengaruh terbesar terhadap penentuan pemenang pelelangan terbatas barang/jasa di lingkungan Perum Perumnas. IV-14

15 Dalam penelitian ini dilakukan 4 (empat) kali analisis guna mendapatkan beberapa alternatif kesimpulan dalam pengambilan keputusan. Analisis yang dilakukan terdiri dari : i. Analisis AHP terhadap semua responden/participants ii. Analisis AHP terhadap stakeholders (para responden yang meliputi panitia pengadaan barang/jasa di lingkungan Perum Perumnas) iii. Analisis AHP terhadap penyedia barang/jasa di lingkungan Perum Perumnas iv. Analisis AHP terhadap ahli dalam bidang pengadaan barang/jasa. 4.4 Analisis AHP terhadap Semua Data Responden/Participants Menggunakan Program EC Analisis terhadap semua data responden/participantsdilakukan untuk mendapatkan kesimpulan umum dalam pengambilan keputusan pengaruh terbesar dalam penentuan pemenang peleangan terbatas barang/jasa di lingkungan Perum Perumnas. Analisis ini dilakukan dengan mengkombinasikan semua data responden baik dari stakeholders/panitia pengadaan di lingkungan Perum Perumnas, beberapa penyedia barang/jasa di lingkungan perum perumnas dan seorang ahli dalam bidang pengadaan barang/jasa. Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan combine individualsterhadap semua data responden/participantsseperti terlihat pada Gambar 4.9. berikut : Gambar 4.9. Combine Individuals Analisis Semua Responden/Participants IV-15

16 Setelah combine individuals maka akan didapat hasil prioritas terhadap pairwase comparation yang telah dilakukan. Hasil yang didapat adalah prioritas pada kriteria beserta Consistency Ratio, prioritas sub-kriteria/alternatif dan sensitivity graph/grafik sensitivitas yang menggambarkan sensitivitas performance, dynamic, gradient dan two dimentional. Berikut hasil analisis pada penelitian terhadap semua data responden/participants antara lain : Gambar Hasil Analisis Kriteria terhadap Semua Data Responden/Participants yang Diurutkan Berdasarkan Skala Prioritas (sumber : analisis) Pada Gambar didapat hasil bobot kriteria yang diurutkan berdasarkan skala prioritas. Bobot teknis (0,212), administrasi (0,208), pakta integritas (0,187), keuangan (0,167), kualifikasi (0,139) dan pernyataan minat (0,086). Faktor kriteria teknis merupakan faktor yang paling mempengaruhi terhadap penentuan pemenang pelelangan terbatas barang/jasa di lingkungan Perum Perumnas dengan bobot (0,212). Inconsistency Ratio atau yang disebut CR (Consistency Ratio) adalah sebesar 0,00069 atau nilai CR lebih kecil dari 10%, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut valid/konsisten dan menunjukkan konsistensi dari preferensi yang diberikan oleh para responden. IV-16

17 Gambar Hasil Analisis Sub-Kriteria/Alternatif terhadap Semua Data Responden/Participants yang Diurutkan Berdasarkan Skala Prioritas (sumber : analisis) Pada Gambar didapat hasil bobot sub-kriteria/alternatif yang diurutkan berdasarkan skala prioritas. Bobot pakta integritas (0,076), pengalaman perusahaan (0,073), metode pelaksanaan/manajemen mutu (0,067), data keuangan (0,065), ijin usaha (0,062), landasan hukum (0,059), kualifikasi (0,057), adanya dukungan bank (0,055), data personil tenaga ahli/teknis (0,055), personil/tenaga inti yang diperlukan (0,051), adanya pengurusan perusahaan (0,050), sisa kemampuan keuangan (0,047), data peralatan yang dimiliki (0,047), data pengalaman perusahaan (0,043), data administrasi umum (0,040), kemampuan dasar (0,039), peralatan yang dimiliki minimal (0,039), data pekerjaan yang sedang dilakukan (0,039) dan pernyataan minat (0,036). Faktor subkriteria/alternatif pakta integritas merupakan faktor yang paling mempengaruhi terhadap penentuan pemenang pelelangan terbatas barang/jasa di lingkungan Perum Perumnas dengan bobot (0,076). Berdasarkan hasil analisis menggunakan EC terhadap semua responden di atas maka dapat disusun sebuah model penilaian yang terdiri dari bobot pengaruh yang akan diberikan dalam pemeriksaan dan evaluasi dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa seperti pada Tabel 4.5. sebagai berikut : IV-17

18 Tabel 4.5. Bobot Pengaruh pada Metode Sistem Nilai berdasarkan Hasil Analisis terhadap Semua Responden Menggunakan EC Hasil Analisis terhadap Semua Responden Menggunakan Program EC NO Sub-Kriteria/Alternatif Model AHP Kode Faktor Bobot Pengaruh Total Bobot Pengaruh (%) (decimal) (%) (decimal) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Adanya Dukungan Bank K Keuangan 2 Sisa Kemampuan Keuangan K Kemampuan Dasar T Pengalaman Perusahaan T Personil/Tenaga Inti yang Diperlukan T3 Teknis Peralatan yang Dimiliki Minimal T Metode Pelaksanaan/Manajemen Mutu T Data Administrasi Umum A Ijin Usaha A Landasan Hukum A Adanya Pengurusan Perusahaan A Data Keuangan A5 Administrasi Data Personil Tenaga Ahli/Teknis A Data Peralatan yang Dimiliki A Data Pengalaman Perusahaan A Data Pekerjaan yang Sedang Dilakukan A Pakta Integritas S Kualifikasi S2 Daftar Simak Pernyataan Minat S TOTAL sumber : analisis Bobot pengaruh pada metode sistem nilai disusun dengan jelas pada Tabel 4.5. Pada kolom (2) menjelaskan mengenai sub-kriteria model penilaian, kolom (5) dan (6) menjelaskan mengenai bobot pengaruh yang akan diberikan dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa, sedangkan kolom (7) dan (8) menjelaskan besarnya total bobot pengaruh yang akan diberikan dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa. Berdasarkan Tabel 4.5. maka pemeriksaan dan evaluasi dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa dengan menggunakan metode sistem nilai memiliki bobot pengaruh antara lain : 1. Faktor keuangan memiliki bobot 10,2% dengan sub-kriteria : adanya dukumgan bank 5,5% dan sisa kemampuan keuangan 4,7%. 2. Faktor Teknis memiliki bobot 26,9% dengan sub-kriteria : kemampuan dasar 3,9%, pengalaman perusahaan 7,3%, personil/tenaga inti yang diperlukan 5,1%, peralatan yang dimiliki minimal 3,9% dan metode pelaksanaan/manajemen mutu 6,7%. IV-18

19 3. Faktor Administrasi memiliki bobot 46,0% dengan sub-kriteria : data administrasi umum 4,0%, ijin usaha 6,2%, landasan hukum 5,9%, adanya pengurusan perusahaan 5,0%, data keuangan 6,5%, data personil tenaga ahli/teknis 5,5%, data peralatan yang dimiliki 4,7%, data pengalaman perusahaan 4,3% dan data pekerjaan yang sedang dilakukan 3,9%. 4. Faktor Daftar Simak memiliki bobot 16,9% dengan sub-kriteria : pakta integritas 7,6%, kualifikasi 5,7% dan pernyataan minat 3,6%. Hasil analisis juga menggambarkan sensitivitas dynamic yang dapat dilihat dalam Gambar 4.12 berikut ini : Gambar Hasil Analisis Dynamic Sensitivity terhadap Semua Data Responden/Participants (sumber : analisis) Berikut adalah gambar sensitivity graph performance, gradient dan two dimentional dari program Expert Choice (EC) : IV-19

20 Gambar Grafik Sensitivitas (Performance) terhadap Semua Data Responden/Participants Gambar Grafik Sensitivitas (Gradient) terhadap Semua Data Responden/Participants Gambar Grafik Sensitivitas (Two Dimentional) terhadap Semua Data Responden/Participants IV-20

21 4.5 Analisis AHP terhadap Stakeholders (Panitia Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan Perum Perumnas) Menggunakan Program EC Analisis terhadap responden/participants yang merupakan stakeholders yang terdiri dari para panitia pengadaan barang/jasa di lingkungan Perum Perumnas dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan secara internal/perum Perumnas dalam pengambilan keputusan pengaruh terbesar dalam penentuan pemenang peleangan terbatas barang/jasa di lingkungan Perum Perumnas. Analisis ini dilakukan dengan mengkombinasikan hasil kuesioner dari data responden yang berasal dari stakeholders/panitia pengadaan di lingkungan Perum Perumnas. Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan combine individuals terhadap data responden/participants stakeholders seperti pada Gambar berikut : Gambar Combine Individuals Analisis Data Responden/Participants Stakeholders Setelah combine individuals maka akan didapat hasil prioritas terhadap pairwase comparation yang telah dilakukan. Hasil yang didapat adalah prioritas pada kriteria beserta Consistency Ratio, prioritas sub-kriteria/alternatif dan sensitivity graph/grafik sensitivitas yang menggambarkan sensitivitas performance, dynamic, gradient dan two dimentional. Berikut hasil analisis pada penelitian terhadap data responden/participants stakeholders antara lain : IV-21

22 Gambar Hasil Analisis Kriteria terhadap Data Responden/Participants Stakeholders yang Diurutkan Berdasarkan Skala Prioritas (sumber : analisis) Pada Gambar 4.17 didapat hasil bobot kriteria yang diurutkan berdasarkan skala prioritas. Bobot teknis (0,200), pakta integritas (0,197), administrasi (0,189), keuangan (0,186), kualifikasi (0,152) dan pernyataan minat (0,075). Faktor kriteria teknis merupakan faktor yang paling mempengaruhi terhadap penentuan pemenang pelelangan terbatas barang/jasa di lingkungan Perum Perumnas dengan bobot (0,200). Inconsistency Ratio atau yang disebut CR (Consistency Ratio) adalah sebesar 0,00122 atau nilai CR lebih kecil dari 10%, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut valid/konsisten dan menunjukkan konsistensi dari preferensi yang diberikan oleh para responden. Gambar Hasil Analisis Sub-Kriteria/Alternatif terhadap Data Responden/Participants Stakeholders yang Diurutkan Berdasarkan Skala Prioritas (sumber : analisis) IV-22

23 Pada Gambar didapat hasil bobot sub-kriteria/alternatif yang diurutkan berdasarkan skala prioritas. Bobot pakta integritas (0,079), pengalaman perusahaan (0,073), data keuangan (0,071), ijin usaha (0,063), kualifikasi (0,060), metode pelaksanaan/manajemen mutu (0,059), adanya dukungan bank (0,058), landasan hukum (0,058), data personil tenaga ahli/teknis (0,056), sisa kemampuan keuangan (0,052), adanya pengurusan perusahaan (0,049), personil/tenaga inti yang diperlukan (0,047), data peralatan yang dimiliki (0,047), data pengalaman perusahaan (0,044), kemampuan dasar (0,040), data administrasi umum (0,037), data pekerjaan yang sedang dilakukan (0,037), peralatan yang dimiliki minimal (0,036), dan pernyataan minat (0,032). Faktor sub-kriteria/alternatif pakta integritas merupakan faktor yang paling mempengaruhi terhadap penentuan pemenang pelelangan terbatas barang/jasa di lingkungan Perum Perumnas dengan bobot (0,079). Berdasarkan hasil analisis menggunakan EC terhadap semua responden di atas maka dapat disusun sebuah model penilaian yang terdiri dari bobot pengaruh yang akan diberikan dalam pemeriksaan dan evaluasi dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa seperti pada Tabel 4.6. sebagai berikut : IV-23

24 Tabel 4.6. Bobot Pengaruh pada Metode Sistem Nilai berdasarkan Hasil Analisis terhadap Stakeholders Menggunakan EC Hasil Analisis terhadap Stakeholders Menggunakan Program EC NO Sub-Kriteria/Alternatif Model AHP Kode Faktor Bobot Pengaruh Total Bobot Pengaruh (%) (decimal) (%) (decimal) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Adanya Dukungan Bank K Keuangan 2 Sisa Kemampuan Keuangan K Kemampuan Dasar T Pengalaman Perusahaan T Personil/Tenaga Inti yang Diperlukan T3 Teknis Peralatan yang Dimiliki Minimal T Metode Pelaksanaan/Manajemen Mutu T Data Administrasi Umum A Ijin Usaha A Landasan Hukum A Adanya Pengurusan Perusahaan A Data Keuangan A5 Administrasi Data Personil Tenaga Ahli/Teknis A Data Peralatan yang Dimiliki A Data Pengalaman Perusahaan A Data Pekerjaan yang Sedang Dilakukan A Pakta Integritas S Kualifikasi S2 Daftar Simak Pernyataan Minat S TOTAL sumber : analisis Berdasarkan Tabel 4.6. maka pemeriksaan dan evaluasi dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa dengan menggunakan metode sistem nilai memiliki bobot pengaruh antara lain : 1. Faktor keuangan memiliki bobot 10,8% dengan sub-kriteria : adanya dukumgan bank 5,7% dan sisa kemampuan keuangan 5,1%. 2. Faktor Teknis memiliki bobot 25,8% dengan sub-kriteria : kemampuan dasar 4,0%, pengalaman perusahaan 7,3%, personil/tenaga inti yang diperlukan 4,7%, peralatan yang dimiliki minimal 3,9% dan metode pelaksanaan/manajemen mutu 5,9%. 3. Faktor Administrasi memiliki bobot 46,0% dengan sub-kriteria : data administrasi umum 3,9%, ijin usaha 6,5%, landasan hukum 5,5%, adanya pengurusan perusahaan 5,0%, data keuangan 6,7%, data personil tenaga ahli/teknis 5,5%, data peralatan yang dimiliki 4,7%, data pengalaman perusahaan 4,3% dan data pekerjaan yang sedang dilakukan 3,9%. IV-24

25 4. Faktor Daftar Simak memiliki bobot 17,4% dengan sub-kriteria : pakta integritas 7,6%, kualifikasi 6,2% dan pernyataan minat 3,6%. Hasil analisis juga menggambarkan sensitivitas dynamic yang dapat dilihat dalam Gambar berikut ini : Gambar Hasil Analisis Dynamic Sensitivity terhadap Data Responden/Participants Stakeholders (sumber : analisis) Berikut adalah gambar sensitivity graph performance, gradient dan two dimentional dari program Expert Choice (EC) : Gambar Grafik Sensitivitas (Performance) terhadap Data Responden/Participants Stakeholders IV-25

26 Gambar Grafik Sensitivitas (Gradient) terhadap Data Responden/Participants Stakeholders Gambar Grafik Sensitivitas (Two Dimentional) terhadap Data Responden/Participants Stakeholders 4.6 Analisis AHP terhadap Penyedia Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan Perum Perumnas Menggunakan Program EC Analisis terhadap responden/participants yang merupakan yang terdiri dari para penyedia pengadaan barang/jasa di lingkungan Perum Perumnas dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan dari sudut pandang external dalam pengambilan keputusan pengaruh terbesar dalam penentuan pemenang peleangan terbatas barang/jasa di lingkungan Perum Perumnas. Analisis ini dilakukan dengan IV-26

27 mengkombinasikan hasil kuesioner dari data responden yang berasal dari beberapa penyedia barang/jasa di lingkungan Perum Perumnas. Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan combine individuals terhadap data responden/participants stakeholders seperti pada Gambar : Gambar Combine Individuals Analisis Data Responden/Participants Penyedia Barang/Jasa di Lingkungan Perum Perumnas Setelah combine individuals maka akan didapat hasil prioritas terhadap pairwase comparation yang telah dilakukan. Hasil yang didapat adalah prioritas pada kriteria beserta Consistency Ratio, prioritas sub-kriteria/alternatif dan sensitivity graph/grafik sensitivitas yang menggambarkan sensitivitas performance, dynamic, gradient dan two dimentional. Berikut hasil analisis pada penelitian terhadap semua responden/participants antara lain : Gambar Hasil Analisis Kriteria terhadap Data Responden/Participants Penyedia Barang/Jasa di Lingkungan Perum Perumnas yang Diurutkan Berdasarkan Skala Prioritas (sumber : analisis) Pada Gambar didapat hasil bobot kriteria yang diurutkan berdasarkan skala prioritas. Bobot administrasi (0,285), teknis (0,248), pakta integritas (0,130), pernyataan minat (0,125), kualifikasi (0,115) dan keuangan (0,097). Faktor IV-27

28 kriteria administrasi merupakan faktor yang paling mempengaruhi terhadap penentuan pemenang pelelangan terbatas barang/jasa di lingkungan Perum Perumnas dengan bobot (0,285). Inconsistency Ratio atau yang disebut CR (Consistency Ratio) adalah sebesar 0,00284 atau nilai CR lebih kecil dari 10%, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut valid/konsisten dan menunjukkan konsistensi dari preferensi yang diberikan oleh para responden. Gambar Hasil Analisis Sub-Kriteria/Alternatif terhadap Data Responden/Participants Penyedia Barang/Jasa di Lingkungan Perum Perumnas yang Diurutkan Berdasarkan Skala Prioritas (sumber : analisis) Pada Gambar didapat hasil bobot sub-kriteria/alternatif yang diurutkan berdasarkan skala prioritas. Bobot metode pelaksanaan/manajemen mutu (0,094), pengalaman perusahaan (0,069), pakta integritas (0,062), personil/tenaga inti yang diperlukan (0,058), adanya pengurusan perusahaan (0,057), ijin usaha (0,056), landasan hukum (0,056), data personil tenaga ahli/teknis (0,056), data administrasi umum (0,050), kualifikasi (0,050), peralatan yang dimiliki minimal (0,049), data peralatan yang dimiliki (0,049), pernyataan minat (0,049), data keuangan (0,048), data pengalaman perusahaan (0,043), data pekerjaan yang sedang dilakukan (0,043), adanya dukungan bank (0,041), kemampuan dasar (0,036) dan sisa kemampuan keuangan (0,033). Faktor sub-kriteria/alternatif IV-28

29 metode pelaksanaan/manajemen mutu merupakan faktor yang paling mempengaruhi terhadap penentuan pemenang pelelangan terbatas barang/jasa di lingkungan Perum Perumnas dengan bobot (0,094). Berdasarkan hasil analisis menggunakan EC terhadap semua responden di atas maka dapat disusun sebuah model penilaian yang terdiri dari bobot pengaruh yang akan diberikan dalam pemeriksaan dan evaluasi dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa seperti pada Tabel 4.7. sebagai berikut : Tabel 4.7. Bobot Pengaruh pada Metode Sistem Nilai berdasarkan Hasil Analisis terhadap Penyedia Barang/Jasa di Lingkungan Perumnas Menggunakan EC Hasil Analisis terhadap Penyedia Barang/Jasa di Lingkungan Perum Perumnas Menggunakan Program EC NO Sub-Kriteria/Alternatif Model AHP Kode Faktor Bobot Pengaruh Total Bobot Pengaruh (%) (decimal) (%) (decimal) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Adanya Dukungan Bank K Keuangan 2 Sisa Kemampuan Keuangan K Kemampuan Dasar T Pengalaman Perusahaan T Personil/Tenaga Inti yang Diperlukan T3 Teknis Peralatan yang Dimiliki Minimal T Metode Pelaksanaan/Manajemen Mutu T Data Administrasi Umum A Ijin Usaha A Landasan Hukum A Adanya Pengurusan Perusahaan A Data Keuangan A5 Administrasi Data Personil Tenaga Ahli/Teknis A Data Peralatan yang Dimiliki A Data Pengalaman Perusahaan A Data Pekerjaan yang Sedang Dilakukan A Pakta Integritas S Kualifikasi S2 Daftar Simak Pernyataan Minat S TOTAL sumber : analisis Berdasarkan Tabel 4.7. maka pemeriksaan dan evaluasi dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa dengan menggunakan metode sistem nilai memiliki bobot pengaruh antara lain : 1. Faktor keuangan memiliki bobot 7,4% dengan sub-kriteria : adanya dukumgan bank 4,1% dan sisa kemampuan keuangan 3,3%. IV-29

30 2. Faktor Teknis memiliki bobot 30,6% dengan sub-kriteria : kemampuan dasar 3,6%, pengalaman perusahaan 6,9%, personil/tenaga inti yang diperlukan 5,8%, peralatan yang dimiliki minimal 4,9% dan metode pelaksanaan/manajemen mutu 9,4%. 3. Faktor Administrasi memiliki bobot 45,9% dengan sub-kriteria : data administrasi umum 5,0%, ijin usaha 5,6%, landasan hukum 5,6%, adanya pengurusan perusahaan 5,7%, data keuangan 4,9%, data personil tenaga ahli/teknis 5,6%, data peralatan yang dimiliki 4,9%, data pengalaman perusahaan 4,3% dan data pekerjaan yang sedang dilakukan 4,3%. 4. Faktor Daftar Simak memiliki bobot 16,1% dengan sub-kriteria : pakta integritas 6,2%, kualifikasi 5,0% dan pernyataan minat 4,9%. Hasil analisis juga menggambarkan sensitivitas dynamic yang dapat dilihat dalam Gambar berikut ini : Gambar Hasil Analisis Dynamic Sensitivity terhadap Data Responden/Participants Penyedia Barang/Jasa di Lingkungan Perum Perumnas yang Diurutkan Berdasarkan Skala Prioritas (sumber : analisis) IV-30

31 Berikut adalah gambar sensitivity graph performance, gradient dan two dimentional dari program Expert Choice (EC) : Gambar Grafik Sensitivitas (Performance) terhadap Data Responden/Participants Penyedia Barang/Jasa di Lingkungan Perum Perumnas Gambar Grafik Sensitivitas (Gradient) terhadap Data Responden/Participants Penyedia Barang/Jasa di Lingkungan Perum Perumnas IV-31

32 Gambar Grafik Sensitivitas (Two Dimentional) terhadap Data Responden/Participants Penyedia Barang/Jasa di Lingkungan Perum Perumnas 4.7 Analisis AHP terhadap Ahli dalam Bidang Pengadaan Barang/Jasa Menggunakan Program EC Analisis terhadap responden/participants yang merupakan ahli dalam bidang pengadaan barang/jasa dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan dari sudut pandang netral, dalam pengambilan keputusan pengaruh terbesar dalam penentuan pemenang peleangan terbatas barang/jasa di lingkungan Perum Perumnas. Analisis ini dilakukan dengan mengkombinasikan hasil kuesioner dari data responden 1 (satu) orang ahli dalam bidang pengadaan barang/jasa. Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan combine individuals terhadap data responden/participant stakeholders seperti pada Gambar : Gambar Combine Individuals Analisis Data Responden/Participant Ahli dalam Bidang Pengadaan Barang/Jasa IV-32

33 Setelah combine individuals maka akan didapat hasil prioritas terhadap pairwase comparation yang telah dilakukan. Hasil yang didapat adalah prioritas pada kriteria beserta Consistency Ratio, prioritas sub-kriteria/alternatif dan sensitivity graph/grafik sensitivitas yang menggambarkan sensitivitas performance, dynamic, gradient dan two dimentional. Berikut hasil analisis pada penelitian terhadap semua responden/participant antara lain : Gambar Hasil Analisis Kriteria terhadap Data Responden/Participant Ahli dalam Bidang Pengadaan Barang/Jasa yang Diurutkan Berdasarkan Skala Prioritas (sumber : analisis) Pada Gambar didapat hasil bobot kriteria yang diurutkan berdasarkan skala prioritas. Bobot keuangan (0,301). pakta integritas (0,301), teknis (0,144), administrasi (0,128), pernyataan minat (0,076) dan kualifikasi (0,049) dan Faktor criteria keuangan merupakan faktor yang paling mempengaruhi terhadap penentuan pemenang pelelangan terbatas barang/jasa di lingkungan Perum Perumnas dengan bobot (0,301). Inconsistency Ratio atau yang disebut CR (Consistency Ratio) adalah sebesar 0,00905 atau nilai CR lebih kecil dari 10%, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut valid/konsisten dan menunjukkan konsistensi dari preferensi yang diberikan oleh para responden. IV-33

34 Gambar Hasil Analisis Sub-Kriteria/Alternatif terhadap Data Responden/Participant Ahli dalam Bidang Barang/Jasa yang Diurutkan Berdasarkan Skala Prioritas (sumber : analisis) Pada Gambar didapat hasil bobot sub-kriteria/alternatif yang diurutkan berdasarkan skala prioritas. Bobot pakta integritas (0,117), adanya dukungan bank (0,110), pengalaman perusahaan (0,089), landasan hukum (0,089), personil/tenaga inti yang diperlukan (0,087), ijin usaha (0,067), metode pelaksanaan/manajemen mutu (0,062), pernyataan minat (0,058) data keuangan (0,051), data personil tenaga ahli/teknis (0,039), kemampuan dasar (0,038), sisa kemampuan keuangan (0,034), data administrasi umum (0,027), peralatan yang dimiliki minimal (0,026), adanya pengurusan perusahaan (0,024), kualifikasi (0,023), data peralatan yang dimiliki (0,022), data pengalaman perusahaan (0,018) dan data pekerjaan yang sedang dilakukan (0,018). Faktor sub-kriteria/alternatif pakta integritas merupakan faktor yang paling mempengaruhi terhadap penentuan pemenang pelelangan terbatas barang/jasa di lingkungan Perum Perumnas dengan bobot (0,117). Berdasarkan hasil analisis menggunakan EC terhadap semua responden di atas maka dapat disusun sebuah model penilaian yang terdiri dari bobot pengaruh yang akan diberikan dalam pemeriksaan dan evaluasi dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa seperti pada Tabel 4.8. sebagai berikut : IV-34

35 Tabel 4.8. Bobot Pengaruh pada Metode Sistem Nilai berdasarkan Hasil Analisis terhadap Ahli dalam Bidang Pengadaan Barang/Jasa Menggunakan EC Hasil Analisis terhadap Ahli dalam Bidang Pengadaan Barang/Jasa Menggunakan Program EC NO Sub-Kriteria/Alternatif Model AHP Kode Faktor Bobot Pengaruh Total Bobot Pengaruh (%) (decimal) (%) (decimal) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Adanya Dukungan Bank K Keuangan 2 Sisa Kemampuan Keuangan K Kemampuan Dasar T Pengalaman Perusahaan T Personil/Tenaga Inti yang Diperlukan T3 Teknis Peralatan yang Dimiliki Minimal T Metode Pelaksanaan/Manajemen Mutu T Data Administrasi Umum A Ijin Usaha A Landasan Hukum A Adanya Pengurusan Perusahaan A Data Keuangan A5 Administrasi Data Personil Tenaga Ahli/Teknis A Data Peralatan yang Dimiliki A Data Pengalaman Perusahaan A Data Pekerjaan yang Sedang Dilakukan A Pakta Integritas S Kualifikasi S2 Daftar Simak Pernyataan Minat S TOTAL sumber : analisis Berdasarkan Tabel 4.8. maka pemeriksaan dan evaluasi dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa dengan menggunakan metode sistem nilai memiliki bobot pengaruh antara lain : 1. Faktor keuangan memiliki bobot 14,4% dengan sub-kriteria : adanya dukumgan bank 11,0% dan sisa kemampuan keuangan 3,4%. 2. Faktor Teknis memiliki bobot 30,2% dengan sub-kriteria : kemampuan dasar 3,8%, pengalaman perusahaan 8,9%, personil/tenaga inti yang diperlukan 8,7%, peralatan yang dimiliki minimal 2,6% dan metode pelaksanaan/manajemen mutu 6,2%. 3. Faktor Administrasi memiliki bobot 35,6% dengan sub-kriteria : data administrasi umum 2,7%, ijin usaha 6,7%, landasan hukum 8,9%, adanya pengurusan perusahaan 2,5%, data keuangan 5,1%, data personil tenaga ahli/teknis 3,9%, data peralatan yang dimiliki 2,2%, data pengalaman perusahaan 1,8% dan data pekerjaan yang sedang dilakukan 1,8%. IV-35

36 4. Faktor Daftar Simak memiliki bobot 19,8% dengan sub-kriteria : pakta integritas 11,7%, kualifikasi 2,3% dan pernyataan minat 5,8%. Hasil analisis juga menggambarkan sensitivitas dynamic yang dapat dilihat dalam Gambar berikut ini : Gambar Hasil Analisis Dynamic Sensitivity terhadap Data Responden/Participant Ahli dalam Bidang Pengadaan Barang/Jasa yang Diurutkan Berdasarkan Skala Prioritas (sumber : analisis) Berikut adalah gambar sensitivity graph performance, gradient dan two dimentional dari program Expert Choice (EC) : IV-36

37 Gambar Grafik Sensitivitas (Performance) terhadap Data Responden/Participant Ahli dalam Bidang Pengadaan Barang/Jasa Gambar Grafik Sensitivitas (Gradient) terhadap Data Responden/Participant Ahli dalam Bidang Pengadaan Barang/Jasa Gambar Grafik Sensitivitas (Two Dimentional) terhadap Data Responden/Participant Ahli dalam Bidang Pengadaan Barang/Jasa IV-37

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT...

Lebih terperinci

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT Multi-Attribute Decision Making (MADM) Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik,

Lebih terperinci

BAB I. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam Pembangunan Nasional. Perum Perumnas adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk Perusahaan

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEKERJAAN MENGGUNAKAN KONTRAK UNIT PRICE (Studi Kasus: Peningkatan dan Pelebaran Aset Infrastruktur Jalan Alai-By Pass Kota Padang Sebagai Jalur

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Siswa-Siswi SMA (IPA/IPS/BAHASA) Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus SMA di Kota Padang).

Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Siswa-Siswi SMA (IPA/IPS/BAHASA) Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus SMA di Kota Padang). Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Siswa-Siswi SMA (IPA/IPS/BAHASA) Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus SMA di Kota Padang). PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. MCDM (Multiple Criteria Decision Making) Multi-Criteria Decision Making (MCDM) adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE 34 EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE Faisal piliang 1,Sri marini 2 Faisal_piliang@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran

Lebih terperinci

Abstrak

Abstrak PEMILIHAN ALTERNATIF SUPPLIER MENGGUNAKAN PENDEKATAN VENDOR PERFORMANCE INDICATOR (VPI) DAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCES (AHP) DI PT SUMBER BERKAT ANUGERAH INDONESIA Euis Nina Saparina Yuliani 1,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Sleman, yang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Mohamad Aulady 1) dan Yudha Pratama 2) 1,2) Program Studi Teknik Sipil FTSP ITATS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A)

PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A) PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A) Fauzia Mulyawati 1, Ig. Sudarsono 1 dan Cecep Sopyan 2 1 Jurusan Teksik

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa beberapa materi yang ada di kamus kompetensi saat ini tidak terdapat pada materi yang ada dalam form penilaian saat ini sehingga perlu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga, nomos berarti aturan. Sehingga

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN Yosep Agus Pranoto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Perhitungan Contoh Kasus AHP

Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Perhitungan Contoh Kasus AHP Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Perhitungan Contoh Kasus AHP Analytic Hierarchy Process atau AHP dikembangkan oleh Prof. Thomas L. Saaty sebagai algoritma pengambilan keputusan untuk permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan

Lebih terperinci

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan AHP

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya Sistem Pendukung Keputusan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX Daniar Dwi Pratiwi 1, Erwin Budi Setiawan 2, Fhira Nhita 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Yang Digunakan 3.1.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah kerangka atau framework untuk mengadakan penelitian. Dalam penelitian ini, jenis desain yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK 3.1 Pengertian Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) pertama kali dikembangkan oleh Thomas Lorie Saaty dari Wharton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh barang dan jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh barang dan jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan barang dan jasa pemerintah merupakan kegiatan untuk memperoleh barang dan jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya. Prosesnya

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor

Lebih terperinci

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company) SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company) Zakaria 1, Addy Suyatno 2, Heliza Rahmania Hatta 3 1 Lab Software Engineering, Program Studi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya dikarenakan faktor ketidakpasatian atau ketidaksempurnaan informasi saja. Namun masih terdapat penyebab

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI

PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI Sudarto STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 sudarto@mikroskil.ac.id

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERIJINAN DAN PENEMPATAN KOLAM JARING TERAPUNG MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS PT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERIJINAN DAN PENEMPATAN KOLAM JARING TERAPUNG MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS PT SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERIJINAN DAN PENEMPATAN KOLAM JARING TERAPUNG MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS PT. PJB CIRATA BADAN PENGELOLAAN WADUK CIRATA Erika Susilo Jurusan Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 UMUM Bagian ini akan menjelaskan hasil pengolahan data yang didapat melalui survey kuisioner maupun survey wawancara, beserta analisis perbandingan hasil pengolahan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENGADAAN LAPTOP PADA PENGADILAN NEGERI PANGKALPINANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENGADAAN LAPTOP PADA PENGADILAN NEGERI PANGKALPINANG SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENGADAAN LAPTOP PADA PENGADILAN NEGERI PANGKALPINANG Tri Palupi Program Studi Sistem Informasi STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Jl. Raya Sungailiat Selindung Baru Pangkalpinang

Lebih terperinci

Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pegawai Dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Pegawai Berprestasi

Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pegawai Dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Pegawai Berprestasi 244 ISSN: 2354-5771 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Berprestasi Lili Tanti Sistem Informasi, STMIK Potensi Utama, Medan E-mail: lili@potensi-utama.ac.id Abstrak Proses

Lebih terperinci

STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN SKRIPSI MAHASISWA STRATA SATU STMIK ATMA LUHUR

STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN SKRIPSI MAHASISWA STRATA SATU STMIK ATMA LUHUR STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN SKRIPSI MAHASISWA STRATA SATU STMIK ATMA LUHUR Hilyah Magdalena Program Studi Sistem Informasi, STMIK Atma Luhur Jl. Raya Sungailiat Selindung Baru, Pangkalpinang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemilihan Supplier Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan kegiatan strategis terutama apabila supplier tersebut memasok item yang kritis atau akan digunakan

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS) PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI PUGUNG, TANGGAMUS) Nungsiati Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Jl. Wismarini

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di 45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di Provinsi Lampung yaitu Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau

Lebih terperinci

Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP)

Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP) Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP) Agung Baitul Hikmah 1, Herlan Sutisna 2 1 AMIK BSI Tasikmalaya e-mail: agung.abl@ac.id 2 Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) AN ANALYSIS OF THE TUITION FEE PAYMENT SYSTEM IN UKRIDA USING ANALYTICAL

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv viii xv xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERSETUJUAN SKRIPSI... ii. PENGESAHANDEWAN PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iv

DAFTAR ISI. PERSETUJUAN SKRIPSI... ii. PENGESAHANDEWAN PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iv DAFTAR ISI PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PENGESAHANDEWAN PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... v UCAPAN TERIMA KASIH...

Lebih terperinci

MEMILIH METODE ASSESMENT DALAM MATAKULIAH PENERBITAN DAN PEMROGRAMAN WEB MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

MEMILIH METODE ASSESMENT DALAM MATAKULIAH PENERBITAN DAN PEMROGRAMAN WEB MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Abstract Migunani Program Studi Sistem Informasi STMIK PROVISI, Semarang miguns25@yahoo.com This paper discusses how to choose the method of assessment or evaluation of students in a course of study publication

Lebih terperinci

APLIKASI AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT KULIAH DI BANGKA BELITUNG

APLIKASI AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT KULIAH DI BANGKA BELITUNG APLIKASI AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT KULIAH DI BANGKA BELITUNG Fitriyani Jurusan Sistem Informasi, STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Jl.Raya Selindung Baru Pangkalpinang

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS) PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI PUGUNG, TANGGAMUS) LESDIANA Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika

Lebih terperinci

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM Oleh : Yuniva Eka Nugroho 4209106015 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan dalam permasalahan.(isikan sesuai dengan masalah di

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan dalam permasalahan.(isikan sesuai dengan masalah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Permasalahan Tuliskan latar belakang sesuai dengan yang ada pada Format Umum Laporan. Persoalan didefinisikan secara mendetail sesuai dengan ruang lingkup persoalan yang

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Paket Umroh (Studi Kasus: PT. Amanah Iman)

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Paket Umroh (Studi Kasus: PT. Amanah Iman) Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Paket Umroh (Studi Kasus: PT. Amanah Iman) Hasan Sistem Informasi, STMIK Pontianak

Lebih terperinci

PENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN)

PENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN) PEDEKT LITYCL HIERRCHY PROCESS (HP) DLM PEETU URUT PEGERJ PES PELGG (STUDI KSUS: PT TEMBG MULI SEM) urlailah Badariah, Iveline nne Marie, Linda Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

Penyebaran Kuisioner

Penyebaran Kuisioner Penentuan Sampel 1. Responden pada penelitian ini adalah stakeholders sebagai pembuat keputusan dalam penentuan prioritas penanganan drainase dan exspert dibidangnya. 2. Teknik sampling yang digunakan

Lebih terperinci

PEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS

PEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 PEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS Juliyanti 1,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 70 an ketika di Warston school. Metode AHP merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Email: kustiannunu@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP) BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1 Analytial Hierarchy Process (AHP) 2 1 1 Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode AHP merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang menggunakan faktor-faktor

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu

Lebih terperinci

PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI

PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI Harliwanti Prisilia Jurusan Teknik Industri Universitas 17 Agustus

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia) IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia) ABSTRAK Sistem pengambilan keputusan adalah sistem yang membantu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pendukung keputusan penentuan kenaikan kelas pada SMA Ar Rahman dengan sistem yang dibangun dapat

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR UNTUK JASA KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS DI PROYEK PLN

PEMILIHAN KONTRAKTOR UNTUK JASA KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS DI PROYEK PLN TESIS PM 092315 PEMILIHAN KONTRAKTOR UNTUK JASA KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS DI PROYEK PLN Bambang Eko Widodo 9108 201 503 DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA Yuli Astuti 1, M. Suyanto 2, Kusrini 3 Mahasiswa 1, Pembimbing 1 2, Pembimbing 2 3 Program Studi Magister Informatika STMIK AMIKOM

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN 47 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan

Lebih terperinci

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Sunggito Oyama 1, Ernawati 2, Paulus Mudjihartono 3 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor

Lebih terperinci

Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process dalam Analisis Profil Badan Usaha Milik Negara Tempat Kerja bagi Lulusan Program Studi Matematika

Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process dalam Analisis Profil Badan Usaha Milik Negara Tempat Kerja bagi Lulusan Program Studi Matematika Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process dalam Analisis Profil Badan Usaha Milik Negara Tempat Kerja bagi Lulusan Program Studi Matematika Suci Rizka Welza Putri 1, Minora Longgom Nasution 2, Muhammad

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun

Lebih terperinci

Pengertian Metode AHP

Pengertian Metode AHP Pengertian Metode AHP Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan

Lebih terperinci

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP A Yani Ranius Universitas Bina Darama, Jl. A. Yani No 12 Palembang, ay_ranius@yahoo.com ABSTRAK Sistem

Lebih terperinci

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMP N 5 PRINGSEWU)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMP N 5 PRINGSEWU) SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMP N 5 PRINGSEWU) Jumirin, Sudewi STMIK Pringsewu Jl. Wisma Rini No.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHICAL PROCESS (AHP) UNTUK PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHICAL PROCESS (AHP) UNTUK PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHICAL PROCESS (AHP) UNTUK PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER Wiwik Suharso Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014 PENERAPAN METODE TOPSIS DAN AHP PADA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA BARU, STUDI KASUS: IKATAN MAHASISWA SISTEM INFORMASI STMIK MIKROSKIL MEDAN Gunawan 1, Fandi Halim 2, Wilson 3 Program

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.Kom.) Pada Progam Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PRAKUALIFIKASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI DI SEBUAH PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS

MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PRAKUALIFIKASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI DI SEBUAH PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PRAKUALIFIKASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI DI SEBUAH PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS Guntur Gantara dan Udisubakt Ciptomulyono Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi

Lebih terperinci

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT CHOICE DALAM MENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN. Warjiyono

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT CHOICE DALAM MENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN. Warjiyono METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT CHOICE DALAM MENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN Warjiyono Manajemen Informatika Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bahan baku merupakan sumber daya utama dalam kegiatan produksi selain sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dan mesin sebagai sumber daya teknologi, dengan alasan diatas maka perlu dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terkait Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dita Monita seorang mahasiswa program studi teknik informatika dari STMIK Budi Darma Medan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Dewasa ini, Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process Joko Dwi Raharjo 1, Andriyan Darmadi 2 1 Dosen STMIK Bina Sarana Global, 2 Mahasiswa STMIK Bina Sarana Global Email

Lebih terperinci

Analytic Hierarchy Process

Analytic Hierarchy Process Analytic Hierarchy Process Entin Martiana INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele.

BAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manusia dan Pengambilan Keputusan Setiap detik, setiap saat, manusia selalu dihadapkan dengan masalah pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele. Bagaimanapun

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS Endang Widuri Asih 1 1) Jurusan Teknik Industri Institut Sains

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 56 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Penelitian ini memiliki 2 (dua) tujuan,

Lebih terperinci

Fasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096

Fasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096 PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERUSAHAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) SEBAGAI TEMPAT KERJA MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU) 1. Permasalahan Pemilihan Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI Pengertian Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan teori umum

BAB III LANDASAN TEORI Pengertian Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan teori umum BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analytic Hierarchy Process. 3.1.1 Pengertian Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan teori umum mengenai pengukuran. Empat macam

Lebih terperinci

PENERAPAN AHP UNTUK SELEKSI MAHASISWA BERPRESTASI

PENERAPAN AHP UNTUK SELEKSI MAHASISWA BERPRESTASI bidang TEKNIK PENERAPAN AHP UNTUK SELEKSI MAHASISWA BERPRESTASI SRI NURHAYATI, SRI SUPATMI Program Studi Teknik Komputer Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Tujuan dari Perguruan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PONDOK PESANTREN DI PURWOKERTO (STUDI KASUS : MAHASISWA STAIN PURWOKERTO)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PONDOK PESANTREN DI PURWOKERTO (STUDI KASUS : MAHASISWA STAIN PURWOKERTO) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PONDOK PESANTREN DI PURWOKERTO (STUDI KASUS : MAHASISWA STAIN PURWOKERTO) Nur Atikah Fitriani 1, Imam Tahyudin 2 1 Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Purwokerto, 2 Sistem

Lebih terperinci

Pertemuan 5. Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

Pertemuan 5. Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP). Pertemuan 5 Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP). Pengembangan Pendekatan SPK (II) Pengembangan Pendekatan SPK (II) Pengembangan SPK membutuhkan pendekatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming. PENENTUAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN PELAKSANA PROYEK Chintya Ayu Puspaningtyas, Alvida Mustika Rukmi, dan Subchan Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BANGUNAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PT. CIPTA NUANSA PRIMA TANGERANG

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BANGUNAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PT. CIPTA NUANSA PRIMA TANGERANG Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol.XIV, No.1, Maret 2017 1 PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BANGUNAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PT. CIPTA NUANSA PRIMA TANGERANG Rani Irma Handayani

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN RI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO

KEMENTERIAN KESEHATAN RI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO BERITA ACARA HASIL EVALUASI PEMBUKTIAN KUALIFIKASI NOMOR : PL. 01.01/1816/2012 Pada hari ini KAMIS tanggal SEPULUH Bulan MEI tahun DUA RIBU DUA BELAS kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa BBPK Ciloto telah

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS) ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS) M.Fajar Nurwildani Dosen Prodi Teknik Industri, Universitasa Pancasakti,

Lebih terperinci

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang ABSTRAK Penentuan range plafond diperlukan untuk menentukan

Lebih terperinci

SISTEM PENERIMAAN DOSEN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT COICE

SISTEM PENERIMAAN DOSEN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT COICE SISTEM PENERIMAAN DOSEN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT COICE Andi Harmin 1), Sitti Arni 2) Program Studi Teknik Komputer STMIK Profesional Makassar andiharmin@yahoo.com Program

Lebih terperinci

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN Indriyati APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN Indriyati Program Studi Teknik Informatika Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Abstrak Dalam era globalisasi dunia pendidikan memegang peranan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang digunakan Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA Dwi Prasetyanto 1, Indra Noer Hamdhan

Lebih terperinci

P11 AHP. A. Sidiq P.

P11 AHP. A. Sidiq P. P11 AHP A. Sidiq P. http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tujuan Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan

Lebih terperinci

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Jurnal Dinamika Informatika Volume 5, Nomor, November 05 ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Sunggito Oyama, Ernawati,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN RI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO

KEMENTERIAN KESEHATAN RI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO BERITA ACARA HASIL EVALUASI PEMBUKTIAN KUALIFIKASI NOMOR : PL. 01.01/1817/2012 Pada hari ini KAMIS tanggal SEPULUH Bulan MEI tahun DUA RIBU DUA BELAS kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa BBPK Ciloto telah

Lebih terperinci