GAMBARAN PERILAKU WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO DAN FAKTOR PREVENTIF KANKER PAYUDARA DI LINGKUNGAN VI, KELURAHAN SUNGGAL, KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN PERILAKU WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO DAN FAKTOR PREVENTIF KANKER PAYUDARA DI LINGKUNGAN VI, KELURAHAN SUNGGAL, KECAMATAN MEDAN SUNGGAL"

Transkripsi

1 GAMBARAN PERILAKU WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO DAN FAKTOR PREVENTIF KANKER PAYUDARA DI LINGKUNGAN VI, KELURAHAN SUNGGAL, KECAMATAN MEDAN SUNGGAL SKRIPSI Oleh : ZSIZSI AKBARINDA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

2 GAMBARAN PERILAKU WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO DAN FAKTOR PREVENTIF KANKER PAYUDARA DI LINGKUNGAN VI, KELURAHAN SUNGGAL, KECAMATAN MEDAN SUNGGAL SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Oleh : ZSIZSI AKBARINDA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

3 i

4 ii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Gambaran Perilaku Wanita Tentang Faktor Risiko dan Faktor Preventif Kanker Payudara di Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal yang merupakan salah satu syarat kelulusan pendidikan sarjana kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menemukan banyak hambatan. Namun, berkat pengarahan, bimbingan, serta masukan yang banyak dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesarbesarnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada : 1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K) selaku dekan Fakultas Kedokteran. 2. dr. Radita N.A. Ginting, M.Ked(PA), Sp.PA selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing saya mengerjakan skripsi ini. 3. dr. Causa Trisna, M.Ked(PA), Sp.PA dan dr. Jelita Siregar, M.Ked(Clin Path), Sp.PK selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktunya dalam seminar proposal dan seminar hasil penelitian ini. 4. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku dosen penasihat akademik selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran. 5. Kepada kedua orang tua saya, H. Zulwan Rahman, SE dan Hj. Irlinda Lubis, SE yang tidak pernah putus memberikan doa, perhatian, serta semangat kepada saya. Juga saya ucapkan terima kasih kepada ketiga saudara saya, Muhammad Imanurrahman, S.Kom, Raissa Fitri, S.Farm, dan Almira Retna Ananda yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan.

5 iii 6. Kepada pihak Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal yang telah membantu dalam pengambilan data untuk penelitian ini. 7. Kepada teman-teman saya yang turut mendukung dan membantu penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir. 8. Kepada seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulisan skripsi ini, saya mengucapkan terima kasih. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini dan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki kesalahan serta menambah ilmu pengetahuan untuk sarana evaluasi kedepannya. Medan, 22 Desember 2017 Penulis, Zsizsi Akbarinda

6 iv DAFTAR ISI Halaman Halaman Pengesahan... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... vi Daftar Tabel... vii Daftar Singkatan... viii Abstrak... ix Abstract... x BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian Bidang Penelitian Bidang Pendidikan Bidang Pelayanan Masyarakat... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Perilaku Pengetahuan Sikap Tindakan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Penilaian Tingkat Perilaku Kanker Payudara Anatomi dan Histologi Payudara Definisi Kanker Payudara Faktor Risiko Kanker Payudara Klasifikasi Kanker Payudara Stadium Kanker Payudara Gejala Klinis Kanker Payudara Diagnosis Kanker Payudara Tatalaksana Kanker Payudara Faktor Preventif Kanker Payudara Komplikasi Kanker Payudara Prognosis Kanker Payudara Kerangka Teori Kerangka Konsep... 26

7 v BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Penelitian Sampel Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Definisi Operasional BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN PERNYATAAN... 85

8 vi DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 2.1 Kelenjar Payudara Normal Perubahan dan Perkembangan Payudara pada Masa Reproduktif Kerangka Teori Kerangka Konsep... 26

9 vii DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 2.1 Harapan Hidup Pasien Kanker Payudara dalam Hidup Seseorang Definisi Operasional Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Tingkat Pendidikan, dan Pekerjaan Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang Faktor Risiko Kanker Payudara Distribusi Frekuensi Sikap tentang Faktor Risiko Kanker Payudara Distribusi Frekuensi Tindakan tentang Faktor Risiko Kanker Payudara Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang Faktor Preventif Kanker Payudara Distribusi Frekuensi Sikap tentang Faktor Preventif Kanker Payudara Distribusi Frekuensi Tindakan tentang Faktor Preventif Kanker Payudara... 36

10 viii DAFTAR SINGKATAN TDLU : Terminal-Duct Lobular Unit BRCA : Breast Cancer Susceptibility Gene PTEN : Phosphatase and Tensin Homolog Gene TP53 : Tumor Protein 53 DES : Dietilstilbesterol KGB : Kelenjar Getah Bening TNM : T (Tumor), N (Regional), M (Metastasis) USG : Ultrasonografi MRI : Magnetic Resonance Imaging CT Scan : Computerized Tomography Scan SADARI : Pemeriksaan Payudara Sendiri SADANIS : Pemeriksaan Payudara Klinis ACS : American Cancer Society WHO : World Health Organization AJCC : American Joint Committee on Cancer NCI : National Cancer Institue

11 ix ABSTRAK Latar Belakang. Kanker payudara adalah kanker yang paling sering diderita oleh wanita di dunia. Diperkirakan pada tahun 2011 lebih dari wanita meninggal diakibatkan menderita kanker payudara. Prevalensi kanker payudara di Indonesia tertinggi terdapat pada provinsi D.I. Yogyakarta (2,4%) sedangkan untuk di Sumatera Utara sebesar 0,4%. Beberapa faktor risiko kanker payudara adalah riwayat keluarga, faktor reproduksi, penggunaan kontrasepsi oral, terapi penggantian hormon, dan indikator objektif kesehatan. Pencegahan harus dimulai dengan pengetahuan tentang faktor risiko dan tindakan atas pengetahuan itu, saat bersamaan telah dilakukan pencegahan dini. Tujuan. Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui gambaran perilaku wanita tentang faktor risiko dan faktor preventif kanker payudara di Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal. Metode. Penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan populasi 1560 orang wanita di Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling dan didapatkan sampel sebanyak 318 orang wanita lalu disesuaikan menurut kriteria. Data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan kuesioner. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal memiliki pengetahuan yang kurang (50,6%), sikap yang cukup (44,6%), dan tindakan yang kurang (56,5%) tentang faktor risiko kanker payudara. Selanjutnya wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal memiliki pengetahuan yang baik (58,3%), sikap yang cukup (43,5%), dan tindakan yang kurang (39,3%) tentang faktor preventif kanker payudara. Kata kunci : kanker payudara, faktor risiko, faktor preventif, perilaku, wanita

12 x ABSTRACT Background. Breast cancer is the most common cancer in woman worldwide. It is estimated in 2011 more than woman died due to breast cancer. The highest prevalence of breast cancer in Indonesia is in special territory of Yogyakarta province (2.4%), while for North Sumatera at 0.4%. Several risk factors are family history, reproductive factors, uses of oral contraceptive, therapy hormone replacement, and the health object indicator. The prevention should begin with knowledge of risk factors and actions of that knowledge, while at the same time early prevention has been done. Objective. The primary purpose of research writing is to know of woman behavior about breast cancer risk factor and preventive factor in Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal. Methods. The study method was descriptive with cross sectional design with population of 1560 female in Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal. Sampling is done by simple random sampling and was obtained 318 females samples and adjusted according to criteria. The data collected through interviews with questionnaires. Results. The research results show that woman have less knowledge (50.6%), adequate attitudes (44.6%), and less action (56.5%) about breast cancer risk factors. Results show that woman have better knowledge (58.3%), adequate attitudes (43.5%), and less action (39.3%)about breast cancer prevention factors. Key word : breast cancer, risk factor, preventive factor, behavior, woman

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kanker adalah salah satu masalah kesehatan yang paling penting di dunia. Kejadian kanker meningkat dengan pesat di negara berkembang (Ghoncheh et al., 2015). Diagnosis dan perawatan dini sangat penting, demikian pula identifikasi penderita yang memiliki risiko tinggi untuk terkena kanker (neoplasma) sebelum perkembangan kanker itu sendiri. Statistik menunjukkan beberapa bentuk kanker dapat diderita oleh lebih dari sepertiga populasi dan merupakan penyebab lebih dari 20% kematian. Di negara-negara maju, lebih dari 10% total biaya perawatan medis digunakan untuk perawatan kanker atau penyakit keganasan (Wulandari, 2010). Kanker payudara adalah kanker yang paling sering diderita oleh wanita di dunia (Indrati et al., 2008). Diperkirakan bahwa di seluruh dunia lebih dari wanita meninggal pada tahun 2011 akibat kanker payudara. Meskipun kanker payudara dianggap penyakit negara maju, hampir 50% dari kasus kanker payudara dan 58% kematian terjadi di negara-negara berkembang (WHO, 2013). The American Cancer Society memperkirakan wanita di Amerika Serikat didiagnosis menderita kanker payudara (stadium I-IV) dan orang meninggal pada tahun Selanjutnya, Canadian Cancer Society mengatakan penderita kanker payudara pada tahun 2005 di Kanada mencapai wanita dan orang meninggal dunia (Khasanah, 2013). Kanker payudara adalah keganasan yang paling umum pada wanita Asia (Ghoncheh et al., 2015). Epidemiologi dan profil biologi kanker payudara di Asia- Pasifik berbeda dengan negara-negara Barat. Screening dan pengobatan kanker payudara di kawasan Asia-Pasifik berbeda dengan di negara-negara Barat. Faktor budaya dan ekonomi yang berbeda juga menimbulkan hambatan untuk menegakkan diagnosis dan pemberian pengobatan kanker payudara di kawasan Asia-Pasifik (Green dan Raina, 2008). 1

14 2 Di India, insiden kanker payudara meningkat dengan perkiraan jumlah kasus baru yang terdiagnosis sejumlah setiap tahunnya. Di Malaysia kanker payudara telah menjadi penyebab kematian yang pertama pada wanita (Rianti et al., 2012). Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI dan Data Penduduk Sasaran, Pusdatin Kementerian Kesehatan RI, prevalensi kanker payudara di Indonesia tertinggi terdapat pada Provinsi D.I Yogyakarta, yaitu sebesar 2,4%. Sedangkan prevalensi kanker payudara di Sumatera Utara sebesar 0,4% (Depkes RI, 2015). Berdasarkan data WHO beberapa faktor risiko untuk kanker payudara telah didokumentasikan dengan baik. Sebuah riwayat keluarga kanker payudara meningkatkan risiko sampai dua atau tiga kali. Selain itu faktor reproduksi seperti haid pertama kali lebih awal, menopause terlambat, dan melahirkan pertama pada usia cenderung tua juga meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Penggunaan kontrasepsi oral dan terapi penggantian hormon juga lebih berisiko dibandingkan yang tidak menggunakan (WHO, 2013). The U.S. Department of Health and Human Services mengidentifikasi indikator objektif kesehatan seperti gaya hidup, obesitas, dan alkohol merupakan perilaku berisiko dan berhubungan dengan faktor risiko kanker payudara (Walther, 2013). The American Cancer Society mengatakan bahwa pencegahan harus dimulai dengan pengetahuan tentang faktor risiko dan tindakan atas pengetahuan itu sehingga pada saat bersamaan telah dilakukan pencegahan dini. Peningkatan kesadaran dan perawatan medis, deteksi dini melalui pemeriksaan, serta penurunan penggunaan terapi penggantian hormon dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas dari kanker payudara (Walther, 2013). Pariksit (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Wanita Terhadap Kanker Payudara di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2012 mendapati hasil pengetahuan responden tentang kanker payudara pada kategori sedang sebanyak 33 responden (48.5%), sikap responden tentang kanker payudara pada kategori sedang sebanyak 40 responden (58.8%), dan tindakan responden terhadap kanker payudara pada kategori baik sebanyak 35 responden (51.5%).

15 3 Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang masalah ini, maka peneliti tertarik untuk mengkaji gambaran perilaku wanita tentang faktor risiko dan faktor preventif kanker payudara di Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimanakah gambaran perilaku wanita tentang faktor risiko dan faktor preventif kanker payudara di Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal? 1.3 TUJUAN PENELITIAN TUJUAN UMUM Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku wanita tentang faktor risiko dan faktor preventif kanker payudara di Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal TUJUAN KHUSUS Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pengetahuan wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal tentang faktor risiko kanker payudara. b. Untuk mengetahui sikap wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal tentang faktor risiko kanker payudara. c. Untuk mengetahui tindakan wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal tentang faktor risiko kanker payudara.

16 4 d. Untuk mengetahui pengetahuan wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal tentang faktor preventif kanker payudara. e. Untuk mengetahui sikap wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal tentang faktor preventif kanker payudara. f. Untuk mengetahui tindakan wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal tentang faktor preventif kanker payudara. 1.4 MANFAAT PENELITIAN BIDANG PENELITIAN a. Sebagai salah satu sumber informasi dan bahan pertimbangan terhadap penelitian selanjutnya. b. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti BIDANG PENDIDIKAN a. Upaya pengembangan ilmu pengetahuan peneliti khususnya tentang gambaran perilaku wanita tentang faktor risiko dan faktor preventif kanker payudara. b. Sebagai bahan pemikiran bagi Institusi Pendidikan Kesehatan dalam mengembangkan pendidikan yang berkenaan tentang kanker payudara BIDANG PELAYANAN MASYARAKAT a. Sebagai informasi kepada wanita tentang kanker payudara. b. Sebagai masukan kepada wanita mengenai faktor risiko dan faktor preventif kanker payudara sehingga dapat mengantisipasinya.

17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI PERILAKU Perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai rentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Perilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama atau resultan antara beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Berdasarkan teori Bloom perilaku manusia dibagi dalam tiga domain, yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan (Notoatmodjo, 2012) PENGETAHUAN Definisi pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi jika seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui atau kepandaian yang dimiliki seseorang yang diperoleh dari pengalaman, latihan, atau melalui proses belajar. Dalam proses belajar seseorang hanya ditentukan memiliki kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Seseorang dituntut memiliki kemampuan memecahkan masalah, mengambil keputusan, kemampuan beradaptasi, kreatif dan inovatif, dari kemampuan-kemampuan tersebut sangat diperlukan untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Menurut Bloom pengetahuan merupakan kognitif yang paling rendah namun sangat penting karena dapat membentuk perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan yaitu: tahu (know), memahami (comperehension), aplikasi (application), 5

18 6 analisa (analysis), sintesis (syntesis), dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo, 2010). a. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall), terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. b. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. d. Analisa (analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan materi atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (synthesis), menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk melakukan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru. f. Evaluasi (evaluation), adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek SIKAP Definisi sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan seharihari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo, 2010). Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu: menerima (receiving), merespon (responding), menghargai (valuing) dan bertanggung jawab (responsible) (Notoatmodjo, 2010).

19 7 a. Menerima (receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperlihatkan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang gizi. b. Merespon (responding), adalah memberikan jawaban apabila ditanya, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. c. Menghargai (valuing), adalah mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang mengajak orang lain (tetangganya, saudaranya, dan sebagainya) untuk pergi menimbangkan anaknya ke posyandu, atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak. d. Bertanggung jawab (responsible), diartikan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri TINDAKAN Tindakan adalah sesuatu yang dilakukan atau tindakan yang dilaksanakan untuk mengatasi sesuatu (Kemdikbud, 2017). Definisi tindakan adalah seseorang yang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik) (Notoatmodjo, 2012). Adapun tingkat tindakan dibagi sebagai berikut: respon terpimpin, mekanisme, dan adopsi (Notoatmodjo, 2012).

20 8 a. Respon terpimpin, yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh merupakan indikator tindakan pertama. b. Mekanisme, adalah apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai tindakan tingkat kedua. c. Adopsi, adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya, tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU a. Usia adalah lamanya seseorang hidup dihitung dari lahirnya sampai dengan ulang tahunnya yang terakhir. Variabel umur merupakan sebuah konsep yang masih abstrak, bahkan cenderung menimbulkan variasi dalam pengukurannya (Notoatmodjo, 2007). Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang (Budiman dan Riyanto, 2013). Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin memburuk. b. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik mampu mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya. Konsep dasar pendidikan merupakan suatu proses belajar yang berarti, didalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih matang baik pada individu, kelompok maupun masyarakat (Budiman dan Riyanto, 2013). c. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal

21 9 balik ataupun tidak, yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. d. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional, serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menular secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya (Budiman dan Riyanto, 2013) PENILAIAN TINGKAT PERILAKU Menurut Arikunto perilaku seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu: Baik (Hasil persentase 76%-100%), Cukup (Hasil persentase 56%-75%), dan Kurang (Hasil persentase < 56%) (Wawan dan Dewi, 2010). 2.2 KANKER PAYUDARA ANATOMI DAN HISTOLOGI PAYUDARA Kelenjar payudara ditutupi oleh kulit dan jaringan subkutan yang terletak di M. pectoralis, dipisahkan oleh fascia. Fungsi utama organ ini adalah sebagai kelenjar, suatu struktur kompleks bercabang yang terdiri dari lobus-lobus, terbagi atas 2 komponen utama: terminal duct-lobular unit (TDLU) dan large duct system. TDLU dibentuk oleh suatu lobulus dan duktus terminal yang berperan sebagai bagian sekretorik dari kelenjar payudara. Lobulus dan duktus terminal ini terhubung ke subsegmental duct, yang akan terhubung lagi ke segmental duct, lalu terhubung ke collecting duct (lactiferous

22 10 atau galactophorous), yang akan berakhir di puting payudara. Pelebaran fusiform yang terletak di bawah puting payudara antara collecting duct dan segmental duct dikenal sebagai lactiferous duct (Rosai, 2011). Gambar 2.1 Kelenjar payudara normal (Rosai, 2011). Large duct system pada payudara masa prepubertal pria dan wanita berakhir di duktus terminal dengan formasi lobulus yang minimal. Perubahan dan perkembangan payudara yang paling besar dan dinamis terjadi pada masa reproduktif. Ketika endometrium tumbuh dan meluruh setiap siklus menstruasi, hal yang sama juga terjadi pada payudara. Setelah ovulasi, di bawah pengaruh estrogen dan meningkatnya kadar progesteron, proliferasi sel dan jumlah sel acini tiap lobulus meningkat. Stroma intralobular juga berakumulasi secara berlebih (edematous). Saat menstruasi, turunnya kadar estrogen dan progesteron memicu terjadinya regresi pada lobulus dan menghilangnya edema stromal (Kumar et al., 2010). Ketika masa kehamilan dimulai, payudara menjadi matur dan fungsional sepenuhnya. Lobulusnya meningkat secara progresif baik dalam jumlah maupun ukurannya. Sebagai konsekuensinya, pada akhir masa kehamilan payudara hampir sepenuhnya diisi oleh lobulus yang dipisahkan oleh sedikit stroma (Kumar et al., 2010). Segera setelah melahirkan, sel luminal dari lobulus ini memproduksi colostrum yang kaya akan protein dan akan berubah menjadi ASI dalam 10 hari selanjutnya, bersamaan dengan menurunnya kadar progesteron. ASI yang

23 11 dihasilkan ini tidak hanya memenuhi asupan bayi dari mulai lahir hingga beberapa tahun setelahnya, namun juga memberikan proteksi terhadap infeksi, alergi, dan penyakit autoimun. Antibodi maternal, vitamin, enzim, dan mediator lainnya seperti sitokin, antioksidan, fibronektin, dan lisozim juga membantu untuk meningkatkan pertahanan imun bayi (Kumar et al., 2010). Setelah masa laktasi, epitel dan stroma payudara mengalami perubahan bentuk. Sel epitel mengalami apoptosis, lobulus berregresi dan atrofi, serta mengecilnya ukuran payudara. Akan tetapi, tidak seluruhnya mengalami regresi karena lobulus-lobulus di payudara ini sudah berubah jumlah dan ukurannya secara permanen akibat masa kehamilan (Kumar et al., 2010). Setelah dekade ketiga, jauh sebelum terjadinya menopause, lobulus dan stroma mulai berinvolusi. Atrofi lobular telah terjadi seluruhnya dan stroma interlobular juga mulai berubah, dimana radiodense fibrous stroma digantikan dengan jaringan radioluscent adipose (Kumar et al., 2010). Gambar 2.2 Perubahan dan perkembangan payudara pada masa reproduktif mulai dari A. Mammogram wanita usia muda yang terlihat radiodense atau putih; B. Kepadatan payudara usia dewasa tergantung dari serat stroma interlobular dan kapasitas jaringan adiposa. Sebelum hamil lobulus kecil dan membesar dikarenakan seluler stroma interlobular longgar; C. Selama masa kehamilan duktus terminal menghasilkan lebih banyak lobulus besar. Sel luminal dalam lobulus mengalami perubahan laktasi, sebuah prekursor pembentukan susu; D. Dengan bertambahnya usia, ukuran dan jumlah lobulus berkurang dan stroma interlobular digantikan oleh jaringan adiposa; E. Mammogram menjadi leih radiolucent seiring bertambahnya usia akibat peningkatan jaringan adiposa (Kumar et al., 2010) DEFINISI KANKER PAYUDARA Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel duktus saluran maupun lobulusnya) maupun komponen selain kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh darah, dan persarafan jaringan payudara (Rasjidi, 2010).

24 FAKTOR RISIKO KANKER PAYUDARA The American Cancer Society (ACS) mengklasifikasikan faktor risiko kanker payudara menjadi: (1) faktor risiko yang tidak bisa diubah dan (2) pola hidup yang berisiko lebih/ faktor risiko potensial (Walther, 2013). (1) Faktor risiko yang tidak bisa diubah a. Usia Risiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Sekitar 1 dari 8 invasif kanker payudara ditemukan pada wanita yang berumur dibawah 45 tahun, sementara sekitar 2 dari 3 invasif kanker payudara ditemukan pada wanita yang berumur 55 tahun atau lebih (Medscape, 2016). b. Jenis kelamin Wanita merupakan faktor risiko utama untuk terkena kanker payudara. Pria juga bisa menderita kanker payudara, namun penyakit ini sudah umum 100 kali lebih terkena pada wanita dibandingkan pada pria. Sel payudara wanita selalu berubah dan tumbuh yang diakibatkan oleh hormon estrogen dan progesteron pada wanita (Breastcancer.org, 2017). c. Faktor genetik Sekitar 5-10% dari kanker payudara disebabkan oleh faktor genetik. Gen keturunan yang paling umum menyebabkan kanker payudara adalah BRCA1, BRCA2, PTEN (Sindrom Cowden), dan TP53 (sindrom Li- Fraumeni). Apabila diturunkan gen BRCA1 akan meningkatkan sekitar 55-65% terkena kanker payudara, sedangkan gen BRCA2 sekitar 45-47% (The Breast Health Global Initiative, 2014). d. Riwayat keluarga Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara (Breastcancer.org, 2017).

25 13 e. Penyakit payudara Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker invasif memiliki risiko tertinggi untuk menderita kanker payudara. Setelah payudara yang terkena diangkat, maka risiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat meningkat 0,5-1%/tahun (Medscape, 2016). f. Lama terpapar hormon estrogen Semakin lama wanita terpapar dengan hormon estrogen di dalam tubuhnya, semakin besar pula risiko untuk terkena kanker payudara. Hal ini berkaitan dengan kehidupan reproduksi yang ditemukan mempengaruhi risiko terkena kanker payudara, yaitu (1) risiko lebih tinggi pada wanita menopause diatas 55 tahun, (2) risiko lebih tinggi pada wanita yang memiliki kehamilan pertama setelah usia 30 tahun, (3) risiko lebih tinggi pada wanita yang belum pernah hamil, dan (4) risiko lebih tinggi pada wanita yang pertama kali menstruasi sebelum usia 12 tahun (Walther, 2013). (2) Pola hidup yang berisiko lebih/ faktor risiko potensial a. Penyinaran Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada), pada masa kanak-kanak atau dewasa muda bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Namun, apabila melakukan penyinaran setelah usia 40 tahun tampaknya tidak meningkatkan risiko kanker payudara (Medscape, 2016). b. Terapi penggantian hormon Terapi penggantian hormon tampaknya juga sedikit meningkatkan risiko kanker payudara dan risikonya meningkat jika pemakaiannya lebih lama. Penggunaan estrogen dan progesteron yang disebut dengan terapi kombinasi meningkatkan 24% pengguna terkena kanker payudara setelah 5 tahun (Walther, 2013). c. Obesitas Obesitas merupakan salah satu faktor risiko kanker payudara terutama setelah wanita menopause. Hal ini dikarenakan lemak melakukan reaksi

26 14 kimia yang mengakibatkan peningkatan produksi estrogen. Meskipun sebagian besar hormon estrogen wanita diproduksi oleh ovarium, jaringan lemak mengubah hormon lainnya menjadi estrogen sehingga meningkatkan kadar estrogen wanita. Wanita gemuk memiliki risiko 18%-40% terkena kanker payudara setelah menopause. Beberapa ahli menyarankan hingga 20% dari kasus kanker payudara dapat dihindari dengan meningkatkan aktivitas fisik dan menghindari kenaikan berat badan (The Breast Health Global Initiative, 2014). d. Kontrasepsi oral Pil KB bisa sedikit meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara, yang tergantung kepada usia, lamanya pemakaian dan faktor lainnya. Belum diketahui berapa lama efek pil akan tetap ada setelah pemakaian pil dihentikan (Pariksit, 2012). Penggunaan masa lalu tidak membawa risiko jangka panjang, sehingga ketika kontrasepsi oral dihentikan, risiko menurun (Walther, 2013). e. Alkohol Semakin banyak alkohol dikonsumsi, semakin tinggi risiko terkena kanker payudara walaupun hanya dengan porsi kecil. Minum 2-5 porsi bir, anggur, atau minuman keras per hari meningkatkan peluang wanita terkena kanker payudara sebesar 40%. National Breast Cancer Centre mendefinisikan konsumsi alkohol dalam tiga kategori : (1) Konsumsi bertanggung jawab yaitu minum kurang dari dua gelas per hari, (2) Konsumsi berbahaya yaitu minum dua sampai tiga gelas per hari, dan (3) Konsumsi sangat berbahaya yang minum empat atau lebih gelas per hari. Disebutkan jika wanita berada dalam kategori berbahaya akan meningkatkan terkena kanker payudara sebesar 31%, sedangkan apabila berada di kategori sangat berbahaya akan berisiko 60% terkena kanker payudara (Walther, 2013). f. Penggunaan Dietilstilbestrol (DES) Pada tahun an beberapa wanita hamil diberi DES, seperti obat estrogen karena menurunkan peluang kehilangan bayi (keguguran). Wanita

27 15 yang mengkonsumsi DES memiliki risiko tinggi menderita kanker payudara (Medscape, 2016) KLASIFIKASI KANKER PAYUDARA Berdasarkan klasifikasi World Health Organization (WHO) tumor payudara bisa berasal dari epithelial tumours, mesenchymal tumours, fibroepithelial tumours, tumours of the nipple, malignant lymphoma, dan metastatic tumours (Lakhani et al., 2012). Berikut adalah beberapa kanker payudara yang paling sering terkena pada wanita antara lain (Medscape, 2016): - Ductal carcinoma in situ - Lobular carcinoma in situ - Invasive ductal carcinoma (ductal breast cancer) - Invasive lobular carcinoma - Medullary carcinoma - Mucinous (colloid) carcinoma - Tubular carcinoma - Papillary carcinoma - Metaplastic breast cancer - Phyllodes tumors - Mammary paget disease STADIUM KANKER PAYUDARA Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan Sistem Klasifikasi TNM American Joint Committee on Cancer (AJCC) 2010, Edisi 7, untuk Kanker Payudara (KPKN, 2015). - Kategori T (tumor): TX: Tumor primer tidak bisa diperiksa. T0: Tumor primer tidak terbukti. Tis: Carcinoma in situ.

28 16 Tis (DCIS): Ductal carcinoma in situ. Tis (LCIS): Lobular carcinoma in situ. Tis (Paget s): Paget s disease pada puting payudara tanpa tumor. T1: Tumor 2 cm atau kurang pada dimensi terbesar. T1mic: Mikroinvasi 0,1 cm atau kurang pada dimensi terbesar. T1a: Tumor lebih dari 0,1 cm atau kurang pada dimensi terbesar. T1b: Tumor lebih dari 0,5 cm tetapi tidak lebih dari 1 cm pada dimensi terbesar. T1c: Tumor lebih dari 1 cm tetapi tidak lebih dari 2 cm pada dimensi terbesar. T2: Tumor lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 5 cm pada dimensi terbesar. T3: Tumor berukuran lebih dari 5 cm pada dimensi terbesar. T4: Tumor berukuran apapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada/ kulit. T4a: Ekstensi ke dinding dada, tidak termasuk ke otot pectoralis. T4b: Edema (termasuk peau d orange) atau ulserasi kulit payudara atau sattelite skin nodules pada payudara yang sama. T4c: Gabungan T4a dan T4b. T4d: Inflammatory carcinoma. - Kategori Kelenjar Getah Bening (KGB) regional (N): NX: KGB regional tidak dapat dinilai. N0: Tidak terdapat metastasis KGB regional. N1: Metastasis pada KGB aksila ipsilateral level I dan II yang masih dapat digerakkan. pn1mi: Mikrometastasis > 0,2 mm < 2 mm. pn1a: 1-3 KGB aksila. pn1b: KGB mamaria interna dengan metastasis mikro melalui sentinel node biopsy tetapi tidak terlihat secara klinis. pn1c: 1-3 KGB aksila dan KGB mamaria interna dengan metastasis mikro melalui sentinel node biopsy tetapi tidak terlihat secara klinis.

29 17 N2: Metastasis pada KBG aksila ipsilateral yang terfiksir atau matted, atau KGB mamaria interna yang terdeteksi secara klinis. N2a: Metastasis pada KGB aksila ipsilateral yang terfiksir satu sama lain (matted) atau terfiksir pada struktur lain. pn2a: 4-9 KGB aksila. N2b: Metastasis hanya pada KGB mamaria interna yang terdeteksi secara klinis. pn2b: KGB mamaria interna, terlihat secara klinis tanpa KGB aksila. N3: Metastasis pada KGB infraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB aksila, atau pada KGB mamaria interna yang terdeteksi secara klinis. N3a: Metastasis pada KGB infraklavikula ipsilateral. pn3a: > 10 KGB aksila atau infraklavikula. N3b: Metastasis pada KGB mamaria interna ipsilateral dan KGB aksila. pn3b: KGB mamaria interna, terlihat secara klinis, dengan KGB aksila atau > 3 KGB aksila dan mamaria interna dengan metastasis mikro melalui sentinel node biopsy namun tidak terlihat secara klinis. N3c: Metastasis pada KGB supraklavikula ipsilateral. pn3c: KGB supraklavikula. - Kategori M (metastasis jauh): Mx: Metastasis jauh tidak dapat dinilai. M0: Tidak ada metastasis jauh. M1: Terdapat metastasis jauh. Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut (American Cancer Society, 2013): - Stadium 0 : Tis N0 M0 - Stadium IA : T1 N0 M0 - Stadium IB : T0 N1mic M0 T1 N1mic M0 - Stadium IIA : T0 N1 M0

30 18 T1 N1 M0 T2 N0 M0 - Stadium IIB : T2 N1 M0 T3 N0 M0 - Stadium IIIA: T0 N2 M0 T1 N2 M0 T2 N2 M0 T3 N1-N2 M0 - Stadium IIIB: T4 N1-N2 M0 - Stadium IIIC: Semua T N3 M0 - Stadium IV : Semua T Semua N M GEJALA KLINIS KANKER PAYUDARA Penderita yang terkena kanker payudara stadium awal atau dini tidak merasakan adanya nyeri atau sakit pada payudaranya. Namun demikian, jika payudara diraba, ada benjolan yang tumbuh di dalamnya. Besar-kecilnya benjolan yang tumbuh tersebut sangat bervariasi, tergantung seberapa cepat penderita bisa mendeteksinya. Setelah melewati stadium dini atau memasuki stadium lanjut, gejala serangan kanker payudara semakin banyak seperti berikut ini (Mardiana, 2009): 1) Timbul rasa sakit atau nyeri pada payudara. 2) Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin membesar. 3) Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul pembengkakan. 4) Mulai timbul luka pada payudara dan puting susu seperti koreng atau eksim. 5) Kulit payudara menjadi berkerut mirip kulit jeruk. 6) Terkadang keluar cairan atau darah berwarna merah kehitam-hitaman dari puting susu.

31 DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA Diagnosis kanker payudara terdiri dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan pencitraan, dan pmeriksaan patologi anatomi (KPKN, 2015). a. Anamnesis - Keluhan utama: Benjolan di payudara; kecepatan tumbuh dengan/ tanpa rasa sakit; nipple discharge, retraksi puting susu, dan krusta; kelainan kulit, dimpling, peau d orange, ulserasi, venektasi; benjolan ketiak dan edema lengan. - Keluhan tambahan: Nyeri tulang (vertebra, femur); sesak; dan lain sebagainya. b. Pemeriksaan Fisik - Menilai status generalis: Tanda vital-pemeriksaan menyeluruh tubuh untuk mencari kemungkinan adanya metastase dan atau kelainan medis sekunder. - Menilai status lokalis dan regionalis: Inspeksi dilakukan dengan pasien duduk, pakaian atas dan bra dilepas dan posisi lengan di samping, di atas kepala dan bertolak pinggang. Inspeksi pada kedua payudara, aksila dan sekitar klavikula yang bertujuan untuk mengidentifikasi tanda tumor primer dan kemungkinan metastasis ke kelenjar getah bening. Palpasi payudara dilakukan pada pasien dalam posisi terlentang (supine), lengan ipsilateral di atas kepala dan punggung diganjal bantal. Kedua payudara dipalpasi secara sistematis, dan menyeluruh baik secara sirkular ataupun radial. Palpasi aksila dilakukan dalam posisi pasien duduk dengan lengan pemeriksa menopang lengan pasien. Palpasi juga dilakukan pada infra dan supraklavikula.

32 20 c. Pemeriksaan Laboratorium Dianjurkan: - Pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan kimia darah sesuai dengan perkiraan metastasis. - Tumor marker: apabila hasil tinggi, perlu diulang untuk follow-up. d. Pemeriksaan Pencitraan - Mamografi payudara: Pencitraan menggunakan sinar X pada jaringan payudara yang dikompresi. Mamografi dapat bertujuan skrining kanker payudara, diagnosis kanker payudara, dan follow-up/kontrol dalam pengobatan. Mamografi dikerjakan pada wanita usia diatas 35 tahun. Pemeriksaan mamografi sebaiknya dikerjakan pada hari ke 7-10 dihitung dari hari pertama masa menstruasi; pada masa ini akan mengurangi rasa tidak nyaman pada wanita pada waktu dikompresi dan akan memberi hasil yang optimal. - USG payudara: Salah satu kelebihan USG adalah dalam mendeteksi massa kistik. Gambaran USG pada benjolan yang harus dicurigai ganas diantaranya: permukaan tidak rata, taller than wider, echo interna heterogen, vaskularisasi meningkat, tidak beraturan, dan masuk ke dalam tumor membentuk sudut 90 o. - MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT-Scan: MRI dapat dipertimbangkan pada wanita muda dengan payudara padat atau pada payudara dengan implant, dipertimbangkan pasien dengan risiko tinggi untuk menderita kanker payudara. e. Pemeriksaan Patologi Anatomi Pemeriksaan patologi pada kanker payudara meliputi pemeriksaan sitologi, morfologi (histopatologi), pemeriksaan immunohistokimia, in situ hibridisasi dan gene array.

33 TATALAKSANA KANKER PAYUDARA Penatalaksanaan kanker payudara bersifat lokal dan sistemik. Terapi yang bersifat lokal adalah terapi pembedahan yang dilakukan dengan pengangkatan benjolan atau keseluruhan payudara. Sedangkan terapi yang bersifat sistemik adalah radioterapi, kemoterapi, dan terapi hormonal. Radioterapi adalah terapi yang digunakan untuk membunuh sel-sel kanker di tempat pengangkatan kanker atau sekitarnya dengan menggunakan radiasi yang bersumber dari energi radioaktif. Kemoterapi dilakukan dengan pemberian pil atau suntikan secara berkala dengan fase istirahat setiap 3 atau 6 bulan yang bertujuan untuk membunuh sel-sel yang berkembangbiak dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya. Terapi hormonal digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh (KPKN, 2015) FAKTOR PREVENTIF KANKER PAYUDARA Pencegahan primer adalah usaha agar tidak terkena kanker payudara. Pencegahan primer berupa mengurangi atau meniadakan faktor-faktor risiko yang diduga sangat erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker payudara. Pencegahan primer atau supaya tidak terjadinya kanker secara sederhana adalah mengetahui faktor-faktor risiko kanker payudara, seperti yang telah disebutkan di atas, dan berusaha menghindarinya. Pencegahan sekunder adalah melakukan penapisan kanker payudara. Penapisan kanker payudara adalah pemeriksaan atau usaha untuk menemukan abnormalitas yang mengarah pada kanker payudara pada seseorang atau kelompok orang yang tidak mempunyai keluhan. Tujuan dari penapisan adalah untuk menurunkan angka morbiditas akibat kanker payudara dan angka kematian. Penapisan untuk kanker payudara adalah mendapatkan orang atau kelompok orang yang terdeteksi mempunyai kelainan/ abnormalitas yang mungkin kanker payudara dan selanjutnya memerlukan diagnosis konfirmasi. Penapisan ditujukan untuk mendapatkan kanker payudara dini sehingga hasil pengobatan menjadi

34 22 efektif, dengan demikian menurunkan mortalitas dan memperbaiki kualitas hidup. Beberapa tindakan untuk skrining adalah: (1) Periksa Payudara Sendiri (SADARI), (2) Periksa Payudara Klinis (SADANIS), dan (3) Tes penapisan dengan mammografi (KPKN, 2015). Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih berat dan memberikan penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya yang bertujuan untuk menyembuhkan, memperpanjang harapan hidup, dan meningkatkan kualitas hidup. Prioritas pengobatan harus ditujukan pada kanker dengan stadium awal dan yang lebih berpotensial untuk sembuh. Standar pengobatan kanker meliputi: operasi (surgery), radiasi, kemoterapi, dan hormonal yang disesuaikan dengan indikasi patologi (Kementerian Kesehatan RI, 2013). The American Cancer Society (ACS) dan National Cancer Institue (NCI) merekomendasikan beberapa beberapa strategi untuk mengurangi risiko terkena kanker payudara (Walther, 2013). 1. Mengurangi atau berhenti minum alkohol Berdasarkan penelitian, 4% kasus kanker payudara dikarenakan mengkonsumsi alkohol yang berlebih. Untuk itu, agar mengurangi risiko terkenanya kanker payudara direkomendasikan untuk membatasi minum alkohol tidak lebih dari 1 gelas sehari. 2. Mengelola berat badan dengan indeks massa tubuh kurang dari 25 Obesitas dan aktivitas fisik yang cukup dikaitkan dengan risiko terkena kanker payudara. Lemak melakukan reaksi kimia yang menghasilkan produksi hormon estrogen.wanita dengan kelebihan berat badan 10kg akan memiliki risiko terkena kanker payudara sebesar 18%, sedangkan jika kelebihan berat badan 22,5kg akan berisiko sebesar 40%. Untuk itu direkomendasikan mengurangi berat badan dan menjaga indeks massa tubuh kurang dari 25, aktif secara fisik, dan mempertahankan diet yang sehat.

35 23 3. Mendapatkan pemeriksaan rutin payudara (mammogram) Kanker payudara ditemukan lebih dini melalui pemeriksaan mammogram dapat menyebabkan pengobatan yang lebih sukses. Berdasarkan hasil penelitian dikatakan bahwa tingkat kematian akan menurun sebesar 30-50% apabila wanita mendapatkan pemeriksaan mammogram. 4. Melakukan pemeriksaan payudara sendiri Pemeriksaan payudara sendiri secara bulanan adalah pemeriksaan tambahan antara pemeriksaan mammogram tahunan dan telah terbukti efektif sebagai bagian penting dari deteksi dini kanker payudara karena pemeriksa dapat mendeteksi setiap perubahan yang terjadi sebelum menjadi terlambat. The American Cancer Society (ACS) merekomendasikan untuk sudah mulai melakukan pemeriksaan payudara sendiri untuk wanita diatas 20 tahun. 5. Mengkonsumsi makanan yang dapat melawan efek hormon estrogen The National Breast Cancer Center membuktikan bahwa perubahan gizi pola makan sangat mempengaruhi pengurangan risiko kanker payudara. Dukungan nutrisi yang mengurangi risiko kanker payudara dapat berupa mengkonsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan disertai dengan mengurangi konsumsi lemak dan alkohol. Selain itu, dengan mengkonsumsi diet tinggi serat tubuh juga akan diberikan perlindungan terhadap kanker payudara KOMPLIKASI KANKER PAYUDARA Komplikasi yang mungkin terjadi dari kanker payudara biasanya berasal dari pemberian penatalaksanaannya antara lain (1) Pembedahan, diantaranya bisa terjadi infeksi, penumpukan seroma, nekrosis flap, dan edema lengan. (2) Terapi hormon, diantaranya hot flashes, vaginal discharge, menstruasi tidak teratur, dan tromboemboli. (3) Kemoterapi, diantaranya dini atau lambat (KPKN, 2015).

36 PROGNOSIS KANKER PAYUDARA Kelangsungan hidup pasien kanker payudara dipengaruhi oleh banyak hal seperti karakteristik tumor, status kesehatan, faktor genetik, level stres, imunitas, keinginan untuk hidup, dan lain-lain (Breastcancer.org, 2017). Angka harapan hidup pasien dengan kanker payudara tergantung kepada stadium klinis seperti tercantum di Tabel 2.1. Tabel 2.1 Harapan hidup pasien kanker payudara dalam lima tahun (Breastcancer.Org). Breast Cancer Stage 5-Year Survival Rate for Women 0 93% I 88% IIA 81% IIB 74% IIIA 67% IIIB 41% IIIC 49% IV 15%

37 KERANGKA TEORI Berikut adalah kerangka teori penelitian: Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Faktor risiko: - Usia - Jenis kelamin - Faktor genetik - Riwayat keluarga - Penyakit payudara - Lama terpapar hormon estrogen - Penyinaran - Penggunaan Diestilbesterol (DES) - Terapi penggantian hormon - Obesitas - Kontrasepsi oral - Alkohol Deteksi Dini Rencana Edukasi Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) Mammografi Skrining Pencegahan Primer: Menghindari faktor risiko Pencegahan Sekunder: Wanita yang memiliki risiko terkena kanker payudara dianjurkan melakukan deteksi dini Gangguan proliferasi jaringan epitel sistem duktus Hiperplasia duktal payudara atipikal Pencegahan Tersier: Wanita yang terkena kanker payudara diberi tatalaksana untuk meningkatkan kualitas hidup Terapi Lokal: Pembedahan Kanker Payudara Tatalaksana Terapi Sistemik: Radioterapi Kemoterapi Terapi hormonal Gambar 2.3 Kerangka Teori.

38 KERANGKA KONSEP Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah: Variabel Independen Variabel Dependen Faktor Risiko dan Faktor Preventif Kanker Payudara Perilaku: - Pengetahuan - Sikap - Tindakan Gambar 2.4 Kerangka Konsep.

39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional, yang bertujuan untuk mengidentifikasikan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita tentang faktor risiko dan faktor preventif kanker payudara di Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal. 3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal. Penelitian diawali dari tahap persiapan hingga seminar proposal yang dimulai pada April s.d. Juni Selanjutnya tahap pengambilan data penelitian secara langsung ke masyarakat dilaksanakan pada bulan Agustus s.d. September Pengolahan data dan penyusunan hasil penelitian dilakukan pada bulan Oktober s.d. November POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN POPULASI PENELITIAN Adapun yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh wanita di Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal yang berjumlah 1560 wanita SAMPEL PENELITIAN Setelah diketahui jumlah populasi dalam penelitian ini, maka langkah selanjutnya adalah menentukan berapa jumlah sampel yang digunakan. Dalam 27

40 28 menghitung besarnya sampel untuk mengukur proporsi dengan derajat akurasi pada tingkat statistik yang bermakna (significance) digunakan rumus : n = n = Keterangan: n = Besar sampel N = Besar populasi d = Tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan 5% = = = = 318, Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 318 wanita. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan Simple Random Sampling atau pengambilan sampel secara acak sederhana yaitu pengambilan sampel dimana setiap anggota/ unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Sampel yang dikehendaki peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan kriteria sampel sebagai berikut: Kriteria Inklusi 1. Wanita yang tinggal di Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal. 2. Wanita yang sudah menikah. 3. Wanita yang berumur tahun. 4. Wanita yang bersedia menjadi responden. Kriteria Eksklusi 1. Wanita tidak bisa membaca dan menulis. 2. Wanita yang tidak bersedia menjadi responden.

41 29 Setelah data sampel disesuaikan menurut kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, didapatkan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 168 wanita. Maka dari itu teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan Total Sampling. 3.4 METODE PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengidentifikasi perilaku wanita tentang faktor risiko dan faktor preventif kanker payudara. 3.5 METODE ANALISIS DATA Data yang terkumpul akan ditabulasi dan kemudian diolah secara komputerisasi. Setelah semua data penelitian terkumpul kemudian akan dilakukan analisis data menggunakan software SPSS. 3.6 DEFINISI OPERASIONAL Berikut adalah tabel definisi operasional: Variabel Pengetahuan wanita tentang faktor risiko kanker payudara. Sikap wanita tentang faktor risiko kanker payudara. Definisi Operasional Segala sesuatu yang diketahui oleh wanita tentang faktor risiko kanker payudara. Reaksi atau respon wanita terhadap faktor risiko kanker payudara. Tabel 3.1 Definisi Operasional. Alat Ukur Cara Ukur Kuesioner Wawancara Kuesioner Wawancara Hasil Ukur Baik (76%-100%), Cukup (56%-75%), Kurang (< 56%). Baik (76%-100%), Cukup (56%-75%), Kurang (< 56%). Skala Ukur Ordinal Ordinal Tindakan wanita tentang faktor risiko kanker payudara. Segala sesuatu yang telah dilakukan oleh wanita yang berhubungan dengan faktor risiko kanker payudara. Kuesioner Wawancara Baik (76%-100%), Cukup (56%-75%), Kurang (< 56%). Ordinal

42 30 Pengetahuan wanita tentang faktor preventif kanker payudara. Sikap wanita tentang faktor preventif kanker payudara. Tindakan wanita tentang faktor preventif kanker payudara. Segala sesuatu yang diketahui oleh wanita tentang faktor preventif kanker payudara. Reaksi atau respon wanita terhadap faktor preventif kanker payudara. Segala sesuatu yang telah dilakukan oleh wanita yang berhubungan dengan faktor preventif kanker payudara. Kuesioner Wawancara Kuesioner Wawancara Kuesioner Wawancara Baik (76%-100%), Cukup (56%-75%), Kurang (< 56%). Baik (76%-100%), Cukup (56%-75%), Kurang (< 56%). Baik (76%-100%), Cukup (56%-75%), Kurang (< 56%). Ordinal Ordinal Ordinal

43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian dengan judul gambaran perilaku wanita tentang faktor risiko dan faktor preventif kanker payudara di Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal ini dilakukan di Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal. Responden yang menjadi sampel penelitian ini adalah wanita di Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal yang sudah menikah dan berumur tahun. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel 168 orang wanita di Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal. Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Tingkat Pendidikan, dan Pekerjaan. Karakteristik Responden Jumlah (n) Persentase (%) Usia (tahun) , , , ,8 Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah 5 3,0 Tidak Tamat SD 10 6,0 Tamat SD 26 15,5 Tamat SMP 25 14,9 Tamat SMA 77 45,8 Tamat D3/S ,7 Tamat S2/S3 2 1,2 Pekerjaan 97 57,7 Pegawai Swasta 7 4,2 Asisten 27 16,1 31

44 32 Buruh 3 1,8 Wiraswasta 13 7,7 Lain-lain 21 12,5 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden sebagian besar adalah rentang umur tahun (31,0%). Tingkat pendidikan kebanyakan responden adalah tamatan SMA (45,8%) dengan sebagian besar (57,7%) tidak bekerja, yaitu seorang ibu rumah tangga. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang Faktor Risiko Kanker Payudara. Kategori Jumlah (n) Persentase (%) Baik 13 7,7 Cukup 70 41,7 Kurang 85 50,6 Total ,0 Berdasarkan Tabel 4.2 tingkat pengetahuan wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal tentang faktor risiko kanker payudara pada kategori kurang ada sebanyak 85 orang (50,6%), pada kategori cukup ada sebanyak 70 orang (41,7%), dan pada kategori baik hanya 13 orang (7,7%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal tentang faktor risiko kanker payudara masih berada pada kategori kurang. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Irurhe (2012) yang menunjukkan bahwa 62,3% responden dari populasi Nigeria berpengetahuan kurang mengenai kanker payudara. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Buamona (2014) yang mendapatkan hasil penelitian pada kategori cukup/kurang sebesar 62,2%. Namun, hasil penelitian ini lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pariksit (2012) yang mendapatkan responden dengan pengetahuan kanker payudara berada pada kategori cukup. Hal ini dikarenakan informasi yang diperoleh wanita di lingkungan tersebut masih sangat sederhana dan juga sedikit.

45 33 Teori Budiman dan Riyanto (2013) menyebutkan bahwa pendidikan dan pengalaman belajar dalam bekerja berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Dapat dilihat, tingkat pendidikan responden sebagian besar tamatan SMA dan tidak bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa wanita di lingkungan tersebut hanya mendapat informasi tentang faktor risiko kanker payudara melalui media massa ataupun petugas kesehatan. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sikap tentang Faktor Risiko Kanker Payudara. Kategori Jumlah (n) Persentase (%) Baik 74 44,0 Cukup 75 44,6 Kurang 19 11,3 Total ,0 Sikap wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal tentang faktor risiko kanker payudara berdasarkan tabel 4.3 tertinggi berada pada kategori cukup, yaitu sebanyak 75 orang (44,6%), diikuti kategori baik sebanyak 74 orang (44,0%), dan kategori kurang sebanyak 19 orang (11,3%). Dapat disimpulkan bahwa sikap wanita di lingkungan ini masih berada pada kategori cukup. Hal ini sama dengan hasil penelitian Pariksit (2012) mengenai bagaimana sikap wanita di Puskesmas Padang Bulan tentang kanker payudara yang juga berada pada kategori cukup. Teori Notoatmodjo (2010) menyebutkan definisi sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Bila dilihat dari hasil pengetahuan yang masih di kategorikan kurang, dapat ditarik kesimpulan dengan minimnya pengetahuan wanita di lingkungan tersebut membuat mereka tidak tahu cara menyikapi hal-hal yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara.

46 34 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tindakan tentang Faktor Risiko Kanker Payudara. Kategori Jumlah (n) Persentase (%) Baik 47 28,0 Cukup 26 15,5 Kurang 95 56,5 Total ,0 Tindakan wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal tentang faktor risiko kanker payudara berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan kategori tertinggi yaitu kurang sebanyak 95 orang (56,5%), diikuti kategori baik sebanyak 47 orang (28,0%), dan kategori cukup sebanyak 26 orang (15,5%). Dapat disimpulkan bahwa tindakan wanita di lingkungan ini masih berada pada kategori kurang. Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Sesuai dengan teori ini, hal yang menyebabkan tindakan wanita di lingkungan tersebut kurang ialah karena tingkat pengetahuan wanita tentang faktor risiko kanker payudara tersebut juga masih kurang. Selain itu, teori Azwar (2011) juga mengemukakan bahwa sikap adalah kesiapan seseorang dalam bertindak terhadap hal-hal tertentu. Dilihat dari sikap wanita di lingkungan tersebut berada pada kategori cukup, berarti kesiapan wanita untuk bertindak terhadap faktor risiko kanker payudara masih belum maksimal. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang Faktor Preventif Kanker Payudara. Kategori Jumlah (n) Persentase (%) Baik 98 58,3 Cukup 58 34,5 Kurang 12 7,1 Total ,0 Berdasarkan tabel 4.5 tingkat pengetahuan wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal tentang faktor preventif kanker payudara

47 35 tertinggi berada di kategori baik, yaitu sebanyak 98 orang (58,3%), kategori cukup sebanyak 58 orang (34,5%), dan kategori kurang hanya 12 orang (7,1%). Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan wanita di lingkungan ini tentang faktor preventif sudah berada pada kategori baik. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Desanti (2013) mengenai pengetahuan wanita di Kota Semarang tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yang merupakan salah satu faktor preventif kanker payudara juga berada pada kategori baik. Namun hasil pengetahuan ini berbanding terbalik dengan hasil pengetahuan tentang faktor risiko kanker payudaranya. Hal ini dapat dimengerti bahwa informasi-informasi tentang faktor preventif kanker payudara lebih luas dibandingkan faktor risikonya. Selain itu juga kebanyakan wanita secara umum lebih mengutamakan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dapat mencegah terjadinya kanker payudara dibandingkan mengetahui hal-hal yang dapat meningkatkan kejadian kanker payudara. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Sikap tentang Faktor Preventif Kanker Payudara. Kategori Jumlah (n) Persentase (%) Baik 39 23,2 Cukup 73 43,5 Kurang 56 33,3 Total ,0 Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sikap wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal tentang faktor preventif kanker payudara tertinggi pada kategori cukup, yaitu sebanyak 73 orang (43,5%), diikuti kategori kurang sebanyak 56 orang (33,3%), dan kategori baik sebanyak 39 orang (23,2%). Dapat disimpulkan sikap wanita tentang faktor preventif kanker payudara sama dengan sikap wanita tentang faktor risiko kanker payudara yaitu pada kategori cukup. Hal ini tidak sejalan dengan pengetahuan wanita tentang faktor preventif kanker payudara yang berada pada kategori baik.

48 36 Teori Alhamda (2014) mengemukakan bahwa sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk merespon (secara positif atau negatif) terhadap orang, objek, atau situasi tertentu. Dapat disimpulkan masih ada wanita di lingkungan ini yang memberikan respon negatif terhadap faktor preventif kanker payudara walaupun informasi-informasi tentang faktor preventif kanker payudara sudah jelas diketahuinya. Jika dilihat dari teori Notoatmodjo (2010) yang menyebutkan bahwa sikap memiliki beberapa tingkatan, bisa disimpulkan bahwa tingkatan sikap untuk wanita di lingkungan ini masih pada tingkatan terendah yaitu hanya sekedar menerima informasi-informasi tentang faktor preventif kanker payudara tetapi tidak memberikan respon sehingga diperoleh hasil sikap tentang faktor preventif kanker payudara pada kategori cukup. Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tindakan tentang Faktor Preventif Kanker Payudara. Kategori Jumlah (n) Persentase (%) Baik 64 38,1 Cukup 38 22,6 Kurang 66 39,3 Total ,0 Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa tindakan wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal tentang faktor preventif kanker payudara tertinggi berada pada kategori kurang, yaitu sebanyak 66 orang (39,3%), diikuti kategori baik sebanyak 64 orang (38,1%), dan kategori cukup sebanyak 38 orang (22,6%). Dapat disimpulkan bahwa tindakan wanita di lingkungan ini tentang faktor preventif kanker payudara sama dengan faktor risiko kanker payudara yaitu pada kategori kurang. Hal ini berbanding terbalik dengan hasil pengetahuan wanita di lingkungan ini tentang faktor preventif kanker payudara yang sudah berada pada kategori baik. Teori Notoatmodjo (2010) menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Tetapi pengetahuan memiliki beberapa tingkatan yang dapat mempengaruhi sikap atau

49 37 tindakan yang akan dilakukan seseorang. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan wanita di lingkungan ini tentang faktor preventif berada pada tingkatan terendah yaitu hanya sekedar tahu mengenai informasi-informasi faktor preventif kanker payudara tetapi tidak bisa diaplikasikan ke kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hernianti (2017) tentang perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yang merupakan salah satu faktor preventif kanker payudara memperoleh hasil responden pada kategori kurang juga. Hal ini dikarenakan masih banyak responden yang hanya sekedar tahu tetapi tidak dilakukan. Responden merasa bahwa payudaranya baik-baik saja sehingga tidak membutuhkan tindakan khusus. Adapun keterbatasan penelitian ini adalah berkurangnya jumlah sampel yang didapatkan dari yang seharusnya. Hal tersebut terjadi karena berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Kebanyakan wanita di lingkungan tersebut berumur di luar dari kelompok umur tahun serta masih banyak yang belum menikah. Selain itu, ada beberapa wanita yang juga menolak menjadi responden sehingga didapatkan sampel sebanyak 168 orang.

50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dengan judul gambaran perilaku wanita tentang faktor risiko dan faktor preventif kanker payudara di Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengetahuan wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal tentang faktor risiko kanker payudara adalah pada kategori kurang sebanyak 85 orang. 2. Sikap wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal tentang faktor risiko kanker payudara adalah pada kategori cukup sebanyak 75 orang. 3. Tindakan wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal tentang faktor risiko kanker payudara adalah pada kategori kurang sebanyak 95 orang. 4. Pengetahuan wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal tentang faktor preventif kanker payudara adalah pada kategori baik sebanyak 98 orang. 5. Sikap wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal tentang faktor preventif kanker payudara adalah pada kategori cukup sebanyak 73 orang. 6. Tindakan wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal tentang faktor preventif kanker payudara adalah pada kategori kurang sebanyak 66 orang. 38

51 SARAN Beberapa hal yang dapat disarankan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain : 1. Bagi Petugas Kesehatan Melakukan program edukasi kesadaran kanker payudara dengan memberikan penyuluhan tentang faktor risiko dan faktor preventif kanker payudara. 2. Bagi Pemerintah Mengambil langkah yang lebih proaktif dengan meningkatkan lagi program kesadaran tentang faktor risiko dan faktor preventif kanker payudara pada peringkat daerah. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Kepada peneliti selanjutnya agar dapat lebih mengembangkan penelitian ini sehingga bisa menjadi sumber pembelajaran yang lebih akurat.

52 DAFTAR PUSTAKA Alhamda, S., 2014, Buku Ajar Sosiologi Kesehatan, Deepublish, Yogyakarta. American Cancer Society 2013, Breast Cancer, accessed 12 April 2017, Available at: pdf.pdf. Azwar, S., 2011, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya 2 nd ed, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. BreastCancer.org. 2017, What Does Prognosis Mean?, accessed 10 April 2017, Available at: Budiman & Riyanto, B. 2013, Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta. Buamona, N., Baharuddin & Bahar, B. 2014, Pengetahuan Tentang Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara di Kalangan Mahasiswi STIKES Nani Hasanuddin Makassar Angkatan 2009, Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3, accessed 29 November 2017, Available at: Depkes RI. 2015, Infodatin: Stop Kanker, accessed 5 April 2017, Available at: Ghoncheh, M., Hafshejani, A. M. & Salehiniya, H. 2015, Incidence and Mortality of Breast Cancer and their Relationship to Development in Asia, Asian Pasific Journal of Cancer Prevention, accessed 5 April 2017, Available at: Green, M. & Raina, V. 2008, Epidemiology, screening and diagnosis of breast cancer in the Asia-Pasific region: Current perspectives and important considerations, Asia-Pasific Journal of Clinical Oncology, accessed 6 April 2017, Available at: Hernianti, Sakka, A. & Saptaputra, S. K., 2017, Studi Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo Tahun 2016, accessed 30 November 40

53 , Available at: Indrati, R., Setiawan H. & Handoyo, D. 2008, Faktor-Faktor Risiko yang Berpengaruh terhadap Kejadian Kanker Payudara Wanita, Jurnal Epidemiologi, accessed 6 April 2017, Available at: Irurhe, N. K., et al. 2012, Knowledge and Awareness of Breast Cancer among Female Secondary School Students in Nigeria, accessed 29 November 2017, Available at : c0fbc.pdf. Kementerian Kesehatan RI 2013, Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim, accessed 2 Juli 2017, Available at: ayudara_dan_ca_cervix.pdf. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2017, Kamus Besar Bahasa Indonesia, accessed 2 Juli 2017, Available at: kbbi.kemdikbud.go.id/entri/tindakan. Khasanah, F.T. 2013, Karsinoma Mammae Stadium IV dengan Tanda-Tanda Dyspnoe dan Paraplegia Ekstremitas Inferior, Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, oct., pp , accessed 5 April 2017, Available at: Komite Nasional Penanggulangan Kanker (KPKN) 2015, Panduan Nasional Penanganan Kanker Payudara, accessed 24 Mei 2017, Available at: Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N. & Aster, J.C. 2010, Robbins and Cotran Pathologic basis of disease (8th ed), Elsevier Saunders, Philadelphia. Lakhani, S. R., Ellis, I. O., Schnitt, S. J., Tan, P. H. & Vijver, M. J. 2012, WHO Classification of Tumours of the Breast, 4 th Ed, International Agency for Research on Cancer, Lyon. Mardiana, L. 2009, Mencegah dan Mengobati Kanker Pada Wanita dengan Tanaman Obat, Penebar Swadaya, Jakatya. Medscape 2016, Breast Cancer Histology, accessed 12 April 2017, Available at: Notoatmodjo, S. 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta. 40

54 42 Notoatmodjo, S. 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, S. 2012, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Pariksit, A. 2012, Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Wanita Terhadap Kanker Payudara di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2012, Skripsi,, accessed 7 April 2017, Available at: Rasjidi, I. 2010, 100 Questions and Answers Kanker Pada Wanita, Elex Media Komputindo, Jakarta. Rianti, E., Tirtawati, G.A. & Novita, H. 2012, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Risiko Kanker Payudara Wanita, Journal Health Quality, nov., 3(1), pp , accessed 6 April 2017, Available at: docx. Rosai, J. 2011, Rosai and Ackerman s Surgical Pathology 10th ed Vol 1, Elsevier Inc, Philadelphia. The Breast Health Global Initiative 2014, Prevention: Breast Cancer Risk Factors and Prevention, accessed 4 April 2017, Available at: Projects/bci2_5/pdf/UICC_Prevention_Risk_Factors_FA.pdf Walther, S.M. 2013, Are Woman Aware? Factors Related to Women s Knowledge of Risk and Preventive Factors in Breast Cancer, accessed 13 April 2017, Available at: text=dissertations. Wawan, A. & Dewi, M. 2010, Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia, Nuha Medika, Yogyakarta. World Health Organisation (WHO) 2013, Breast Cancer: Prevention and control, 6 April 2017, Available at: Wulandari, R. D. 2010, Genetika Kanker, Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma, jan., 2(1), pp. 1-6, accessed 5 April 2017, Available at: uari.2008/genetika%20kanker.pdf. 40

55 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Zsizsi Akbarinda NIM : Tempat / l Lahir : Medan / 12 November 1996 Agama : Islam Nama Ayah : H. Zulwan Rahman, SE Nama : Hj. Irlinda Lubis, SE Alamat : Komp. Bumi Seroja Permai H-46 Medan Riwayat Pendidikan : 1. TK Medina Medan ( ) 2. SD Harapan I Medan ( ) 3. SMP Harapan I Medan ( ) 4. SMA Harapan I Medan ( ) 5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2014- sekarang) Riwayat Pelatihan : 1. Peserta PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) FK USU Peserta MMB (Manajemen Mahasiswa Baru) FK USU Anggota PORSENI FK USU Sekretaris PORSENI FK USU 2016 Riwayat Organisasi : 1. Anggota PMR SMA Harapan I Medan ( ) 2. Sekretaris Divisi Humas SCOPH PEMA FK USU ( )

56 LAMPIRAN A LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera. Saya yang bernama Zsizsi Akbarinda adalah Mahasiswi Fakultas Kedokteran (USU) yang sedang melakukan Penelitian yang berjudul Gambaran Perilaku Wanita Tentang Faktor Risiko dan Faktor Preventif Kanker Payudara di Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi di Fakultas Kedokteran (USU). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat perilaku wanita di Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal mengenai faktor risiko dan faktor preventif kanker payudara. Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya kanker payudara. Antara lain riwayat keluarga, faktor reproduksi seperti haid pertama kali lebih awal, menopause terlambat, melahirkan pertama pada usia cenderung tua, penggunaan kontrasepsi oral dan terapi penggantian hormon, gaya hidup, obesitas, dan konsumsi alkohol. Sedangkan untuk pencegahannya dimulai dengan mengetahui faktor risikonya dan melakukan tindakan atas pengetahuan itu. Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain mengurangi atau berhenti minum alkohol, mengelola berat badan, melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin, dan mengkonsumsi makanan yang berfungsi untuk mencegah terkena kanker payudara. Data yang saya peroleh dari ibu akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Partisipasi ibu bersifat sukarela tanpa adanya paksaan. Apabila ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, dengan senang hati

57 saya berharap kiranya ibu mau mengisi kuesioner yang saya berikan. Atas partisipasi kerja sama dan waktunya, saya ucapkan terima kasih. Medan, Peneliti Zsizsi Akbarinda

58 LAMPIRAN B LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Usia : No. Telepon : Setelah membaca penjelasan mengenai tujuan penelitian diatas, maka saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari Zsizsi Akbarinda dengan judul Gambaran Perilaku Wanita Tentang Faktor Risiko dan Faktor Preventif Kanker Payudara di Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal. Demikianlah persetujuan ini, saya tanda tangani dengan sukarela tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Medan, 2017 Responden ( )

59 LAMPIRAN C KUESIONER PERILAKU WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO DAN FAKTOR PREVENTIF KANKER PAYUDARA DI LINGKUNGAN VI, KELURAHAN SUNGGAL, KECAMATAN MEDAN SUNGGAL Petunjuk pengisian kuesioner : 1. Isilah identitas pribadi Anda dengan lengkap! 2. Pilih dan jawaban yang menurut Anda benar! Data Pribadi Nama Umur tahun Alamat Tingkat Pendidikan Pekerjaan Status Pernikahan Jumlah Anak Kandung Nomor Telepon o Tidak Sekolah o Tidak Tamat SD o Tamat SD o Tamat SMP o Tamat SMA o Tamat D3/S1 o Tamat S2/S3 o o Pegawai Swasta o Asisten o Pegawai Negeri Sipil (PNS) o Buruh o Wiraswasta o Lain-lain, sebutkan. orang

60 *Beri tanda silang ( ) pada pilihan jawaban yang telah disediakan A. Kuesioner Pengetahuan Tentang Faktor Risiko Kanker Payudara 1. Pada usia berapakah risiko tinggi terkena kanker payudara? a tahun b. 55 tahun atau lebih c. Tidak tahu 2. Siapa sajakah yang bisa terkena kanker payudara? a. Wanita dan Pria b. Wanita saja c. Tidak tahu 3. Bagaimanakah tanda dari kanker payudara? a. Adanya benjolan dan luka pada payudara b. Bengkak dan luka yang tidak sembuh-sembuh pada payudara c. Tidak tahu 4. Risiko kanker payudara meningkat pada? a. Menopause di atas 55 tahun b. Haid pertama pada usia lebih dari 12 tahun c. Tidak tahu 5. Apakah riwayat keluarga (ibu atau saudara perempuan yang menderita kanker payudara) meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara? a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

61 6. Faktor risiko yang menyebabkan kanker payudara adalah? a. Tidak menggunakan obat estrogen untuk mencegah keguguran (penguat rahim di masa kehamilan) b. Menggunakan pil KB c. Tidak tahu 7. Apakah melakukan penyinaran dengan sinar rontgen di dada meningkatkan risiko terkena kanker payudara? a. Ya, apabila dilakukan setelah usia 40 tahun b. Ya, apabila dilakukan pada masa kanak-kanak atau dewasa muda c. Tidak tahu 8. Jenis makanan yang bagaimana bisa meningkatkan risiko kanker payudara? a. Mengandung lemak b. Tinggi serat c. Tidak tahu 9. Kebiasaan apa yang bisa menjadi faktor risiko terkena kanker payudara? a. Minum-minuman alkohol dan merokok b. Makan sayur-sayuran dan tidak merokok c. Tidak tahu 10. Apakah kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara? a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

62 *Beri tanda checklist ( ) pada kolom yang telah disediakan B. Kuesioner Sikap Tentang Faktor Risiko Kanker Payudara No. Pernyataan Setuju Mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Sering menggunakan pil KB berisiko untuk mendapat kanker payudara. Makan makanan berlemak meningkatkan risiko kanker payudara. Mempunyai payudara yang besar berisiko mendapat kanker payudara. Mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Kurang Setuju Tidak Setuju *Beri tanda checklist ( ) pada kolom yang telah disediakan C. Kuesioner Tindakan Tentang Faktor Risiko Kanker Payudara No. Pernyataan Sering Jarang Saya mengurangi konsumsi lemak untuk mengurangi risiko terkena kanker payudara. Saya menghindari minum alkohol yang salah satu maksudnya untuk mengurangi risiko kanker payudara. Saya tidak mengkonsumsi pil KB karena tidak ingin berisiko terkena kanker payudara. Saya tidak menggunakan KB hormonal berupa suntik dan pil KB untuk mengurangi terkena kanker payudara. Untuk menghindari keguguran pada masa kehamilan, saya pernah menggunakan obat penguat rahim. Tidak Pernah

63 *Beri tanda silang ( ) pada pilihan jawaban yang telah disediakan D. Kuesioner Pengetahuan Tentang Faktor Preventif Kanker Payudara 1. Apa yang harus dilakukan untuk mencegah terkena kanker payudara? a. Olahraga b. Mengurangi aktivitas fisik c. Tidak tahu 2. Kapan kita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri? a. Setahun sekali b. Setiap bulan c. Tidak tahu 3. Apakah melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin dapat mencegah terkena kanker payudara? a. Ya b. Tidak c. Tidak Tahu 4. Pemeriksaan payudara sendiri direkomendasikan sudah mulai dilakukan pada usia? a. Di atas 20 tahun b. Di bawah 20 tahun c. Tidak tahu 5. Apa yang akan diketahui wanita jika melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin? a. Bentuk dari payudara normal b. Mendiagnosis terkena kanker payudara c. Tidak tahu

64 6. Untuk mencegah kanker payudara, makanan yang bagaimana harus kita konsumsi? a. Makanan yang mengandung lemak b. Makanan yang berserat tinggi c. Tidak tahu 7. Makanan apa yang harus dikonsumsi untuk mencegah terjadinya risiko kanker payudara? a. Sayur-sayuran, buah-buahan, gandum b. Daging c. Tidak tahu 8. Untuk mengurangi risiko terkena kanker payudara maka harus. a. Menaikkan berat badan sampai berlebih b. Mengelola berat badan dengan indeks massa tubuh kurang dari 25 c. Tidak tahu 9. Apakah memperbaiki pola makan berpengaruh terhadap risiko terkena kanker payudara? a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu 10. Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kanker payudara? a. Mempertahankan diet yang sehat b. Mengkonsumsi alkohol c. Tidak tahu

65 *Beri tanda checklist ( ) pada kolom yang telah disediakan E. Kuesioner Sikap Tentang Faktor Preventif Kanker Payudara No. Pernyataan Setuju Pemeriksaan payudara sendiri secara rutin setiap bulan bermanfaat untuk pencegahan kanker payudara. Untuk mendeteksi adanya kelainan pada payudara adalah dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri pada satu sisi. Mengkonsumsi minuman beralkohol dapat meningkatkan dampak terkenanya kanker payudara. Mengurangi konsumsi lemak dan menambah konsumsi serat tinggi dapat mencegah terkena kanker payudara. Mengkonsumsi buah-buahan, sayursayuran, biji-bijian, dan kacangkacangan dapat menambah risiko kanker payudara. Kurang Setuju Tidak Setuju *Beri tanda checklist ( ) pada kolom yang telah disediakan F. Kuesioner Tindakan Tentang Faktor Preventif Kanker Payudara No. Pernyataan Sering Jarang Saya melakukan pemeriksaan payudara sendiri untuk mencegah terkena kanker payudara. Saya melakukan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulannya. Untuk menurunkan risiko kanker payudara, maka saya harus meningkatkan konsumsi sayursayuran dan buah-buahan. Saya mengurangi konsumsi daging untuk mengurangi risiko kanker payudara. Saya selalu menjaga berat badan agar tidak berlebih untuk mencegah terkena kanker payudara. Tidak Pernah

66 LAMPIRAN D

67 LAMPIRAN E

68 LAMPIRAN F

69 LAMPIRAN G

70 LAMPIRAN H

71 LAMPIRAN I TABEL HASIL PERHITUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER SPSS Tabel Hasil Uji Validasi Kuesioner Pengetahuan Tentang Faktor Risiko Kanker Payudara Correlations

72 Reliability Case s Case Processing Summary N % Valid Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Tabel Hasil Uji Validasi Kuesioner Sikap Tentang Faktor Risiko Kanker Payudara Correlations

73 Reliability Case s Case Processing Summary N % Valid Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Tabel Hasil Uji Validasi Kuesioner Tindakan Tentang Faktor Risiko Kanker Payudara Correlations

74 Reliability Case s Case Processing Summary N % Valid Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Tabel Hasil Uji Validasi Kuesioner Pengetahuan Tentang Faktor Preventif Kanker Payudara Correlations

75 Reliability Case s Case Processing Summary N % Valid Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Tabel Hasil Uji Validasi Kuesioner Sikap Tentang Faktor Preventif Kanker Payudara Correlations

76 Reliability Case s Case Processing Summary N % Valid Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Tabel Hasil Uji Validasi Kuesioner Tindakan Tentang Faktor Preventif Kanker Payudara Correlations

77 Reliability Case s Case Processing Summary N % Valid Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Tabel Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Statistics UmurResponden N Valid 168 Missing 0 Mean 2.44 Median 3.00 Mode 3 Sum 410 UmurResponden Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 30-35tahun tahun tahun tahun Total

78 Tabel Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Statistics TingkatPendidikanRespo nden N Valid 168 Missing 0 Mean 4.40 Median 5.00 Mode 5 Sum 740 TingkatPendidikanResponden Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak Sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA /S /S Total

79 Tabel Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Statistics PekerjaanResponden N Valid 168 Missing 0 Mean 2.57 Median 1.00 Mode 1 Sum 432 Valid Pegawai Swasta Asisten PekerjaanResponden Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Buruh Wiraswasta Lain-lain Total

80 Tabel Distribusi Frekuensi Pengetahuan Wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggan tentang Faktor Risiko Kanker Payudara Statistics InterpretasiPengetahuan FR N Valid 168 Missing 0 Mean 2.43 Median 3.00 Mode 3 Sum 408 Valid Baik (76%- 100%) = Cukup (56%- 75%) = Kurang (<56%) = 0-11 InterpretasiPengetahuanFR Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Total

81 Tabel Distribusi Frekuensi Sikap Wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggan tentang Faktor Risiko Kanker Payudara Statistics InterpretasiSikapFR N Valid 168 Missing 0 Mean 1.67 Median 2.00 Mode 2 Sum 281 Valid Baik (76%- 100%) = 9-10 Cukup (56%- 75%) = 7-8 Kurang (<56%) = 0-6 InterpretasiSikapFR Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Total

82 Tabel Distribusi Frekuensi Tindakan Wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggan tentang Faktor Risiko Kanker Payudara Statistics InterpretasiTindakanFR N Valid 168 Missing 0 Mean 2.29 Median 3.00 Mode 3 Sum 384 Valid Baik (76%- 100%) = 9-10 Cukup (56%- 75%) = 7-8 Kurang (<56%) = 0-6 InterpretasiTindakanFR Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Total

83 Tabel Distribusi Frekuensi Pengetahuan Wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggan tentang Faktor Preventif Kanker Payudara Statistics InterpretasiPengetahuan FP N Valid 168 Missing 13 Mean 1.49 Median 1.00 Mode 1 Sum 250 Valid Baik (76%- 100%) = Cukup (56%- 75%) = Kurang (<56%) = 0-11 InterpretasiPengetahuanFP Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Total

84 Tabel Distribusi Frekuensi Sikap Wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggan tentang Faktor Preventif Kanker Payudara Statistics InterpretasiSikapFP N Valid 168 Missing 13 Mean 2.10 Median 2.00 Mode 2 Sum 353 Valid Baik (76%- 100%) = 9-10 Cukup (56%- 75%) = 7-8 Kurang (<56%) = 0-6 InterpretasiSikapFP Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Total

85 Tabel Distribusi Frekuensi Tindakan Wanita Lingkungan VI, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggan tentang Faktor Preventif Kanker Payudara Statistics InterpretasiTindakanFP N Valid 168 Missing 13 Mean 2.01 Median 2.00 Mode 3 Sum 338 Valid Baik (76%- 100%) = 9-10 Cukup (56%- 75%) = 7-8 Kurang (<56%) = 0-6 InterpretasiTindakanFP Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Total

86 LAMPIRAN J Respon den Umur (tahun) Tingkat Pendidikan Pekerjaan Data Induk Penelitian Status Pernikahan Peng etahu an FR Sikap FR Tinda kan FR Peng etahu an FP 1 35 Tamat SMA Janda Tamat SMA Menikah Tamat SMA Asisten Menikah Tamat SMP Menikah Tamat SMA Menikah Menikah /S Tamat SMA Menikah Tamat SMA Menikah Tamat SMA Menikah Tamat SD Lain-lain Janda Tamat SMP Asisten Menikah Tamat SMP Asisten Menikah Tamat SMA Menikah Tamat SMA Asisten Menikah Tamat SMA Menikah Sikap FP Tinda kan FP

87 16 40 Tamat SMA Tamat SMA Tamat SMA Tamat SMA Tamat SMA Tamat SMA Tamat SMA Tamat SD Tamat SMP Tidak Tamat SD Tamat SMP Tidak Sekolah Tamat SMA Tamat SMP Tamat SMA Tamat SMP Tamat SMA Tamat SD Wiraswast a Wiraswast a Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Janda Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah

88 34 47 Tamat SMA Tamat SMA Tamat SMA Tamat SMA Tamat SMP Tidak Tamat SD Tamat SMA Tamat SD Tamat SD Tamat SMA Tamat SMA Tidak Sekolah Tamat SMP Tamat SD Tamat SMA Tidak Tamat SD Tamat SMP Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Janda Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Janda Menikah

89 51 40 Tamat SMA Tamat SD Tamat SD Tamat SMA Tamat SMP Tamat SD Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SD Tamat SMA Tamat SMA Tamat SMP Tamat SD Tidak Tamat SD Tamat SD Asisten Asisten Pegawai Swasta Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Janda Menikah Menikah Menikah Menikah Tamat SMP Buruh Menikah Tidak Tamat SD Menikah

90 69 34 Tamat SMA Menikah Tamat SD Asisten Menikah Tamat SMA Lain-lain Menikah Tamat SMA Lain-lain Menikah Tamat SD Lain-lain Menikah Tamat SMA Lain-lain Menikah Tamat SMP Lain-lain Menikah Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Asisten Asisten Menikah Menikah Menikah Menikah Tamat SMA Lain-lain Menikah Tamat SMA Asisten Menikah Tamat SMA Asisten Menikah Tamat SD Asisten Menikah Tamat SMP Asisten Menikah Asisten Tidak Tamat SD Menikah Tamat SMA Menikah Tamat SMA Menikah Tamat SMA Menikah

91 89 44 Tamat SMA Tamat SMP Tamat SMA Tamat SMA /S Tamat SMA Tamat SMP Tidak Tamat SD Tamat SMA /S Tamat SMA Tamat SMA Tamat SMA Tamat SMA Tamat SMA Tamat SMA Tamat SD /S Tamat SD Asisten Pegawai Swasta Asisten Asisten Pegawai Swasta Janda Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Lain-lain Menikah Wiraswast a Wiraswast a Asisten Wiraswast a Menikah Janda Menikah Menikah Janda Janda Menikah Menikah Janda

92 Tamat SMA Menikah Tamat SMA Wiraswast a Menikah Tamat SMA Menikah Tamat SMP Menikah Tamat SMA Menikah Tamat SMP Wiraswast a Janda Tamat SD Asisten Menikah Tamat SMP Buruh Menikah Tamat SD Asisten Menikah Tamat SD Menikah Tamat SMA Asisten Menikah Tidak Tamat SD Tamat SMA Tamat SMA Tamat SD Tamat SMA Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Pegawai Swasta Menikah Janda Menikah Menikah Janda Menikah Menikah Menikah

93 Tamat SD /S1 /S3 /S1 /S3 /S1 /S1 Tidak Sekolah /S1 /S1 Tamat /S1 /S1 /S1 /S1 Wiraswast a Menikah Menikah Menikah Lain-lain Menikah Wiraswast a Wiraswast a Menikah Menikah Menikah Janda Lain-lain Menikah Lain-lain Menikah Lain-lain Menikah Lain-lain Menikah Lain-lain Menikah Lain-lain Menikah /S1 Lain-lain Menikah Tamat SMP Asisten Menikah Tamat SMA Buruh Menikah Pegawai /S1 Swasta Menikah Pegawai /S1 Swasta Menikah Tamat SMA Lain-lain Menikah Tamat SMA Lain-lain Menikah Tamat SMA Lain-lain Menikah Tamat SMA Menikah Tamat SMA Asisten Menikah

94 Tamat SMA Tamat SMA Tamat SMA /S1 /S1 /S Tamat SMA /S Tamat SMA Tamat SMA Tamat SMA /S1 /S Tamat SMP Tidak Sekolah Tidak Sekolah Tidak Tamat SD Tamat SMA Asisten Asisten Pegawai Swasta Menikah Menikah Menikah Menikah Lain-lain Janda Lain-lain Menikah Wiraswast a Wiraswast a Wiraswast a Asisten Asisten Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Janda Menikah Menikah Janda Menikah

95 LAMPIRAN K DOKUMENTASI PENELITIAN

96

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15 Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau

Lebih terperinci

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. Pengertian a. Payudara Payudara yang dalam bahasa latin disebut mamma adalah organ tubuh bagian atas dada dari spesies mamalia berjenis kelamin betina, termasuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat

Lebih terperinci

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran kanker tidak terkontrol,

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013 ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013 Bram Adhitama, 2014 Pembimbing I : July Ivone, dr, MKK.MPd.Ked Pembimbing II : Cherry Azaria,dr.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009 ABSTRAK Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009 Fifi, 2010. Pembimbing I: Laella Kinghua Liana, dr., Sp.PA, M.Kes Pembimbing II: Evi Yuniawati,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ;

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ; 4 BAB II LANDASAN TEORI A. TinjauanPustaka 1. Kanker Payudara a. Definisi Kanker atau neoplasma adalah istilah yang digunakan untuk penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan mampu menyerang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv ABSTRAK...v ABSTRACT... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN Indah Nur aini *, Rizqy Amelia 1, Fadhiyah Noor Anisa 1 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA Oleh : Debby dan Arief Dalam tubuh terdapat berjuta-juta sel. Salah satunya, sel abnormal atau sel metaplasia, yaitu sel yang berubah, tetapi masih dalam batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa lima besar karsinoma di dunia adalah karsinoma paru-paru, karsinoma mamae, karsinoma usus besar dan karsinoma lambung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara Kanker payudara adalah sel-sel epitel ganas proliferasi yang berjajar disaluran atau lobulus payudara. (Lippman, 2005). Menurut National Cancer Institute,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan pada jaringan payudara yang berasal dari epitel duktus atau lobulus. 1 Di Indonesia kanker payudara berada di urutan kedua sebagai

Lebih terperinci

Mempelajari kebenaran tentang kanker payudara dapat menyelamatkan hidup Anda MITOS, KEBENARAN DAN FAKTA

Mempelajari kebenaran tentang kanker payudara dapat menyelamatkan hidup Anda MITOS, KEBENARAN DAN FAKTA Buku Payudara Mempelajari kebenaran tentang kanker payudara dapat menyelamatkan hidup Anda MITOS, KEBENARAN DAN FAKTA Dan Fakta Raising breast cancer awareness in Bali Meningkatkan kesadaran kanker payudara

Lebih terperinci

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA MAMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA MAMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008 ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA MAMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008 Cory Primaturia, 2009, Pembimbing I : dr.freddy Tumewu A.,M.S Pembimbing II : dr. Hartini Tiono Karsinoma

Lebih terperinci

ABSTRAK. Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini

ABSTRAK. Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini ABSTRAK Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini Stephen Iskandar, 2010; Pembimbing pertama : Freddy T. Andries,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker Payudara merupakan masalah kesehatan di dunia, kejadian dan kematian akibat kanker payudara terus meningkat di semua negara, baik negara maju, berkembang, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemui dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita oleh kaum wanita dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM.. i LEMBAR PERSETUJUAN ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii UCAPAN TERIMAKASIH iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI.. v ABSTRAK.. vi ABSTRACT... vii RINGKASAN.. viii

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. viabel. Jika seorang wanita hamil kembar, kehamilannya tetap dihitung satu kali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. viabel. Jika seorang wanita hamil kembar, kehamilannya tetap dihitung satu kali 35 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Paritas Paritas menunjukkan jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran janin viabel. Jika seorang wanita hamil kembar, kehamilannya tetap dihitung satu kali kehamilan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun lobulusnya) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari periode pubertas dimana hormone seksual mulai mempengaruhi tubuh. Dan di mulainya sesaat proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. 1 Pada saat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali, yang dapat menyerang dan menyebar ke tempat yang jauh dari tubuh. Kanker dapat menjadi penyakit yang parah,

Lebih terperinci

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS OLEH : Dr. EMI RACHMAWATI. CH PUSAT KLINIK DETEKSI DINI KANKER GRAHA YAYASAN KANKER INDONESIA WILAYAH DKI JL.SUNTER PERMAI RAYA No.2 JAKARTA UTARA 14340 Pendahuluan Kanker

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM pada tahun 2007. Data yang didapatkan adalah sebanyak 675 kasus. Setelah disaring

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Payudara Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat adanya perubahan sel tubuh menjadi sel yang abnormal dan membelah diri di luar kendali yang dikenali sebagai sel

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA RAWAT INAP TUMOR PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA RAWAT INAP TUMOR PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA RAWAT INAP TUMOR PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 Sielvyana Sie, 2011 Pembimbing I : July Ivone, dr., MKK. MPd. Ked. Pembimbing II : Sri Nadya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi 13% kematian dari 22% kematian akibat penyakit tidak menular utama di dunia (Shibuya et al., 2006).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker telah menjadi masalah kesehatan serius bagi negara, disebabkan insidennya semakin meningkat. Penyakit ini termasuk salah satu jenis penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah

Lebih terperinci

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012 ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012 Fajri Lirauka, 2015. Pembimbing : dr. Laella Kinghua Liana, Sp.PA, M.Kes.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pemerintah disibukkan dengan penyakit kanker payudara yang saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak normal, cepat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam keadaan normal, reproduksi sel adalah suatu proses yang terkontrol ketat. Rangsangan tertentu dan berbagai faktor pertumbuhan, baik fisiologis maupun patologis, dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan proliferasi maligna dari sel epitel pada duktus atau lobulus payudara (Fauci, 2008). Menurut data WHO, kanker payudara menempati posisi kedua

Lebih terperinci

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global, kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh

Lebih terperinci

GAMBARAN KANKER PAYUDARA BERDASARKAN STADIUM DAN KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN

GAMBARAN KANKER PAYUDARA BERDASARKAN STADIUM DAN KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN GAMBARAN KANKER PAYUDARA BERDASARKAN STADIUM DAN KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012-2013 Oleh : IKKE PRIHATANTI 110100013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel 35 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. KANKER PAYUDARA 1.1. Defenisi Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel pada payudara. Munculnya sel kanker tersebut terjadi sebagai hasil dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kanker ovarium adalah kanker ginekologi yang dijumpai hampir 30% dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada perempuan,

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009

ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009 ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009 Ervina, 2011 Pembimbing I : dr. July Ivone, MKK, Mpd Ked Pembimbing II : dr. Sri Nadya Saanin M.Kes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan ketujuh dari seluruh kejadian keganasan pada manusia (Cancer Research United Kingdom, 2010).

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan ancaman serius dan tantangan utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan dan penyebaran sel secara tidak terkendali, sering menyerang jaringan sekitar dan dapat bermetastasis atau menyebar ke organ lain (World Health

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada akhir abad 20 prevalensi penyakit menular mengalami penurunan, sedangkan penyakit tidak menular cenderung mengalami peningkatan. Penyakit tidak menular (PTM)

Lebih terperinci

2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir

2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv ABSTRAK...v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... viii KATA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Payudara 2.1.1. Anatomi Payudara Kelenjar mammae (payudara) dimiliki oleh kedua jenis kelamin. Kelenjar ini menjadi fungsional saat pubertas untuk merespons estrogen pada perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami pertumbuhan, yang biasanya akan mencapai perkembangan maksimal ketika mencapai usia 16-18 tahun. Dalam masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker

BAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker paru-paru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh dijaringan payudara, yakni didalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak hingga jaringan ikat pada payudara. Kanker

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang 16 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian kanker Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh secara terus-menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebermaknaan Hidup. yang dianggap sanggat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebermaknaan Hidup. yang dianggap sanggat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebermaknaan Hidup 1. Pengertian Kebermaknaan Hidup Bastaman (2007) mengemukakan bahwa kebermaknaan hidup adalah halhal yang dianggap sanggat penting dan berharga serta memberikan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 20 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM Jakarta periode tahun 2004. Data yang didapatkan adalah sebanyak

Lebih terperinci

Kanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan

Kanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan Kanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan Apakah kanker Prostat itu? Kanker prostat berkembang di prostat seorang pria, kelenjar kenari berukuran tepat di bawah kandung kemih yang menghasilkan

Lebih terperinci

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah istilah medis untuk penyakit tekanan darah tinggi, dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak diderita di seluruh dunia, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tumor ovarium merupakan bentuk neoplasma yang paling sering ditemukan pada wanita. Sekitar 80% merupakan tumor jinak dan sisanya adalah tumor ganas ovarium (Crum,

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kabo (2010) hipertensi adalah suatu penyakit kronis dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh Report of the Joint National Committe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi beban kesehatan masyarakat karena keberadaannya tersebar di

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi beban kesehatan masyarakat karena keberadaannya tersebar di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu kelompok penyakit yang memberi beban kesehatan masyarakat karena keberadaannya tersebar di seluruh dunia dan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mioma uteri adalah tumor jinak kandungan (uterus) yang terjadi pada otot polos dan jaringan ikat. Mioma dikenal juga dengan istilah leiomyoma uteri, fibromioma uteri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal atau terus menerus dan tak terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat yang jauh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini menduduki peringkat kedua terbanyak penyakit kanker setelah kanker

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benjolan pada payudara merupakan keluhan yang paling sering ditemui pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang bersifat jinak mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker kolorektal adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan kanker kolorektal menyumbang 9% dari semua kejadian kanker

Lebih terperinci

Mencegah dan Mengobati Kanker Payudara

Mencegah dan Mengobati Kanker Payudara Mencegah dan Mengobati Kanker Payudara www. Daftar Isi Pengertian Kanker Payudara... 3 Anatomi Payudara... 3 Gejala Kanker Payudara... 5 Stadium Kanker Payudara... 7 Diagnosis Kanker Payudara... 10 Epidemiologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada struktur saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan penyebab kematian kelima

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Inna Antriana, S.SiT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Usia dengan Tipe Histopatologi, Grading, dan Metastasis Kelenjar Getah Bening pada Penderita Karsinoma Payudara di Bagian Patologi Anatomi Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker atau karsinoma merupakan istilah untuk pertumbuhan sel abnormal dengan kecepatan pertumbuhan melebihi normal dan tidak terkontrol. (World Health Organization,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker payudara ialah sejumlah sel di dalam payudara dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker payudara ialah sejumlah sel di dalam payudara dan berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara ialah sejumlah sel di dalam payudara dan berkembang dengan tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma Mammae) merupakan salah satu kanker yang sangat

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GAMBARAN HISTOPATOLOGI PENDERITA KANKER PAYUDARA BERDASARKAN UMUR DI KOTA MEDAN PERIODE

KARAKTERISTIK GAMBARAN HISTOPATOLOGI PENDERITA KANKER PAYUDARA BERDASARKAN UMUR DI KOTA MEDAN PERIODE KARAKTERISTIK GAMBARAN HISTOPATOLOGI PENDERITA KANKER PAYUDARA BERDASARKAN UMUR DI KOTA MEDAN PERIODE 2010-2012 Oleh : NATHANIA VICKI RIANA 100100066 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

Lebih terperinci

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Kanker payudara menjadi penyebab kematian kedua terbanyak bagi wanita Amerika pada tahun 2013

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANC (Antenatal Care) 1. Pengertian ANC Antenatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), Antenatal

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada struktur saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Menurut WHO 8-9 % wanita akan mengalami kanker payudara.

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU WANITA PEKERJA TERHADAP PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI PT. X KABUPATEN CIREBON TAHUN 2011

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU WANITA PEKERJA TERHADAP PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI PT. X KABUPATEN CIREBON TAHUN 2011 ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU WANITA PEKERJA TERHADAP PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI PT. X KABUPATEN CIREBON TAHUN 2011 Widiya Wijaya, 2011. Pembimbing I Dani, dr., M.Kes.

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: APRILIA PRAFITA SARI ROITONA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: APRILIA PRAFITA SARI ROITONA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara 1 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 20-50 TAHUN TENTANG SADARI SEBAGAI SALAH SATU DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI KELURAHAN TANJUNG REJO MEDAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat dan tidak terkendali, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang cenderung didiagnosis pada stadium lanjut dan merupakan penyakit dengan angka kejadian tertinggi serta menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka diharapkan masyarakat kelompok atau individu dapat memperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka diharapkan masyarakat kelompok atau individu dapat memperoleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Penyampaian Informasi 1. Pengertian Suatu kegiatan atau suatu usaha menyampaikan informasi kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan adanya informasi tersebut

Lebih terperinci

ABSTRAK OBESITAS MENINGKATKAN RISIKO KANKER PAYUDARA PADA WANITA POSTMENOPAUSE

ABSTRAK OBESITAS MENINGKATKAN RISIKO KANKER PAYUDARA PADA WANITA POSTMENOPAUSE ABSTRAK OBESITAS MENINGKATKAN RISIKO KANKER PAYUDARA PADA WANITA POSTMENOPAUSE Clara Santi Trisnawati, 2007 Pembimbing : Freddy Tumewu Andries, dr., M.S Obesitas dan kanker payudara merupakan masalah kesehatan

Lebih terperinci

Panduan Nasional Penanganan Kanker Kanker Payudara

Panduan Nasional Penanganan Kanker Kanker Payudara KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Panduan Nasional Penanganan Kanker Kanker Payudara Komite Nasional Penanggulangan Kanker (KPKN) Versi 1.0 2015 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang serba modern seperti sekarang ini banyak penyakit yang bermunculan dan di derita oleh manusia, seperti penyakit menular ataupun penyakit tidak menular.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah di dunia yang sedang berkembang sudah terbukti dengan jelas, kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap mortalitas

Lebih terperinci

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat :

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat : EFEKTIFITAS METODE CERAMAH DAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI KELURAHAN DWIKORA KECAMATAN MEDAN HELVETIA TAHUN 2015 Nama : Usia : Usia pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak dengan karakter tidak nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak dengan karakter tidak nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fibroadenoma mammae atau sering disingkat dengan FAM adalah tumor jinak dengan karakter tidak nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas dan berkonsistensi padat kenyal

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG Muliatul Jannah SST.,M.Biomed Dosen Universitas Islam Sultan Agung

Lebih terperinci