DAFTAR ISI DAFTAR BAGAN DAFTAR GRAFIK DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR GAMBAR REKAM JEJAK 2017 PUSTEKKOM KATA PENGANTAR IKHTISAR EKSEKUTIF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI DAFTAR BAGAN DAFTAR GRAFIK DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR GAMBAR REKAM JEJAK 2017 PUSTEKKOM KATA PENGANTAR IKHTISAR EKSEKUTIF"

Transkripsi

1 Daftar Isi DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR BAGAN DAFTAR GRAFIK DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR GAMBAR REKAM JEJAK 2017 PUSTEKKOM KATA PENGANTAR IKHTISAR EKSEKUTIF i ii iii iv v v vi viii x BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Dasar Hukum Maksud dan Tujuan Tugas, Fungsi dan Struktur Organiasi Permasalahan Utama 9 BAB II PERENCANAAN KINERJA 11 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Capaian Kinerja Realisasi Anggaran 73 BAB IV PENUTUP 91 LAMPIRAN 95 i Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

2 DAFTAR BAGAN Struktur Organisasi Pustekkom. 7 ii

3 Daftar Isi DAFTAR GRAFIK Grafik 3.1 Capaian Kinerja TA Grafik 3.2 Zona Sekolah Jardiknas TA Grafik 3.3 Sebaran Zona Kantor Jardiknas Grafik 3.4 Satker yang Terkoneksi Jaringan Online Berdasarkan Rumpun 29 Satker TA Grafik 3.5 Grafik Pengunjung Rumah Belajar Tahun Grafik 3.6 Sebaran Sekolah Inovatif. 35 Grafik 3.7 Sekolah yang Memanfaatkan PSB Berdasarkan Jenjang 38 Sekolah. Grafik 3.8 Penerima Sarana Pendukung Pembelajaran SGD (Menurut 39 Jenjang Sekolah). Grafik 3.9 Jumlah Kumulatif Satuan Pendidikan yang Mengakses dan 40 atau Memanfaatkan e-pembelajaran. Grafik 3.10 Jumlah Kumulatif Satuan Pendidikan yang Mengakses dan 43 atau Memanfaatkan Siaran Radio dan Televisi Pendidikan. Grafik 3.11 Jumlah e-layanan Kementerian yang Sesuai dengan Tata 48 Kelola TIK (Kumulatif). Grafik 3.12 Jumlah Lembaga/Satker yang Melakukan Kerjasama 53 Pendayagunaan TIK untuk Pendidikan dan Kebudayaan. Grafik 3.13 Bahan Ajar Berbasos Video/Televisi TA Grafik 3.14 Grafik Bahan Belajar Berbasis Audio/Radio Tahun Grafik 3.15 Jumlah Bahan Belajar Berbasis Multimedia dan Web 61 Berdasarkan Jenjang Sekolah. Grafik 3.16 Jumlah Kumulatif Bahan Belajar/Media Pembelajaran 62 Berbasis TIK. Grafik 3.17 Sebaran SDM yang Terampil dalam Mengembangkan dan 65 Memanfaatkan TIK. Grafik 3.18 Jumlah Kumulatif SDM yang Terampil dalam Mengembangkan 66 & Memanfaatkan TIK untuk Pendidikan & Kebudayaan. Grafik 3.19 Jumlah Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi 71 Pembelajaran yang Memperoleh Pembinaan. Grafik 3.20 Realisasi Anggaran TA 2017 Berdasarkan Jenis Belanja. 74 Grafik 3.21 Ikhtisar Realisasi Anggaran Berdasarkan Indikator Kinerja. 75 iii Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

4 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel Indikator Kinerja Tabel 3.2 Perbandingan Target Usulan dan Implementasi Program 25 USO. Tabel 3.3 Tabel Indikator Kinerja Tabel 3.4 Tabel Indikator Kinerja Tabel 3.5 Sebaran Implementasi Pembelajaran Berbasis TIK. 39 Tabel 3.6 Tabel Indikator Kinerja Tabel 3.7 Tabel Indikator Kinerja Tabel 3.8 Tabel Indikator Kinerja Tabel 3.9 Daftar Lembaga yang Menerapkan IDLN. 50 Tabel 3.10 Daftar Instansi Kerjasama Pendayagunaan TIK Tahun Tabel 3.11 Daftar Instansi Kerjasama Pendayagunaan TIK 52 yang Masih Berlaku di Tahun Tabel 3.12 Tabel Indikator Kinerja Tabel 3.13 Tabel Indikator Kinerja Tabel 3.14 Tabel Indikator Kinerja Tabel 3.15 Rekap jumlah SDM yang terampil mengembangkan dan 64 memanfaatkan TIK untuk e-pembelajaran dan e-administrasi berdasarkan jenjang sekolah Tabel 3.16 Tabel Indikator Kinerja Tabel 3.17 Alokasi Anggaran Berdasarkan Pengemban Indikator Kinerja. 73 Tabel 3.18 Tabel Alokasi anggaran Per Jenis Belanja. 75 Tabel 3.19 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja Tabel 3.20 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja Tabel 3.21 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja Tabel 3.22 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja Tabel 3.23 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja Tabel 3.24 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja Tabel 3.25 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja Tabel 3.26 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja Tabel 3.27 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja Tabel 3.28 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja-10. iv

5 Daftar Isi DAFTAR DIAGRAM Diagram 3.1 Jumlah PTP Berdasarkan Tingkatannya. 69 Diagram 3.2 Alokasi Anggaran Berdasarkan Pengemban Indikator 73 Kinerja. Diagram 3.3 Alokasi Anggaran Per Jenis Belanja. 74 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Sebaran Koneksi Internet pada Satuan Pendidikan yang 23 Terkoneksi dan Memanfaatkan Jaringan Online. Gambar 3.2 Monitoring Aktivitas Satker pada e-office TA v Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

6 REKAM JEJAK 2017 PUSTEKKOM vi

7 Rekam Jejak 2017 Pustekkom vii Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

8 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-nya Pustekkom dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom Kemendikbud) tahun 2017 merupakan pertanggungjawaban Pustekkom atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagai salah satu unit di lingkungan Kemendikbud sebagaimana diatur di dalam Permendikbud No. 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2016, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja ini dimaksudkan sebagai media pertanggungjawaban kinerja Pustekkom kepada seluruh stakeholders dan masyarakat, dan sebagai sumber informasi dalam upaya untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas kinerja Pustekkom di masa mendatang secara berkelanjutan (continuous improvement). LAKIP Pustekkom Kemendikbud tahun 2017 memuat tentang informasi rencana dan capaian kinerja selama tahun Rencana Kinerja tahun 2017 pada dasarnya merupakan sasaran kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2017 sesuai yang ditetapkan dalam rencana strategis, sedangkan capaian kinerja (performance results) adalah hasil realisasi dari rencana kinerja yang telah diperjanjikan dalam kontrak kinerja. Oleh karena itu di dalam laporan akuntabilitas kinerja ini menyajikan data kontribusi keberhasilan Pustekkom tahun 2017 yang meliputi kinerja atas terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan. viii

9 Kata Pengantar Dengan dukungan alokasi anggaran yang diberikan kepada Pustekkom, maka diharapkan Pustekkom dapat melaksanakan pembangunan pendidikan melalui pemanfaatan dan pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Rencana Kinerja Pustekkom tahun 2017 serta Rencana Strategis Kemendikbud tahun Dalam laporan akuntabilitas kinerja ini diungkapkan tentang kinerja yang telah berhasil dicapai Pustekkom selama tahun Selain itu diungkapkan pula tentang hambatan dan kendala yang dihadapi serta cara mengantisipasinya. Artinya menyajikan penjelasan atas kegagalan dan identifikasi peluang perbaikan ditahun mendatang. Di dalam laporan ini juga telah diberikan informasi dan analisis secara singkat terhadap capaian kinerja dari masing-masing sasaran/tujuan. Bahkan laporan akuntabilitas ini menyajikan informasi keberhasilan pencapaian tujuan/sasaran dengan menggunakan indikator kinerja output sebagai alat ukur keberhasilan. Semoga informasi kinerja yang disajikan dalam LAKIP memberikan informasi yang lengkap mengenai kinerja yang berhasil dicapai Pustekkom tahun 2017 dan dapat meningkatkan kinerja dan menguatkan akuntabilitas kinerja di lingkungan Kemendikbud. Jakarta, Januari 2018 Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan Gogot Suharwoto, Ph.D NIP ix Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

10 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Pustekkom Tahun 2017, adalah Laporan Kinerja yang berisi pertanggungjawaban Pustekkom selama tahun 2017, dalam mencapai tujuan/sasaran strategisnya. Kinerja Pustekkom diukur melalui capaian Penetapan Kinerja yang telah mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Pustekkom , yang disusun secara berjenjang/hirarkis berdasarkan renstra Kemendikbud , dan renstra Setjen Kemendikbud Tugas dan fungsi Pustekkom diadakan guna mendukung kegiatan pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dan kebudayaan. Renstra menetapkan 5 (lima) misi Pustekkom tahun yaitu: 1. Meningkatkan kualitas tata kelola birokrasi berbasis TIK di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2. Meningkatkan akses layanan TIK untuk pengembangan pendidikan dan kebudayaan; 3. Meningkatkan kualitas layanan pendidikan melalui penerapan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (e-pembelajaran); 4. Meningkatkan ketersediaan bahan belajar dan model media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi; dan 5. Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dan kebudayaan. Untuk mengukur pencapaian lima misi tersebut, Renstra menetapkan 8 tujuan strategis untuk mengembangkan dan medayagunakan teknologi informasi dan komunikasi, yang terdiri dari satu sasaran strategis, yang di tahun anggaran 2017 ditetapkan 10 Indikator Kinerja yang dijabarkan melalui 13 output dengan target dan pencapaiannya setiap tahun, seperti yang dipaparkan dalam Perjanjian Kinerja Kepala Pustekkom Adapun anggaran DIPA yang diperjanjikan dalam PK x

11 Ikhtisar Eksekutif sebesar Rp dari total pagu anggaran tahun 2017 sebesar Rp Sesuai dengan kebijakan pemerintah mengenai efesiensi, maka pagu anggaran Pustekkom mengalami revisi beberapa kali dengan total efesiensi atau pemotongan anggaran sebesar Rp sehingga pagu anggaran setelah revisi berubah menjadi Rp INDIKATOR KINERJA (IKK) adalah ukuran kinerja yang harus dicapai yang berbentuk kegiatan untuk mencapai hasil keluaran (output) yang ditetapkan. Ukuran keberhasilan kinerja Pusetkkom tahun 2017 dinilai melalui pencapaian 10 Indikator Kinerja sebagai berikut: 1. Jumlah satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online. 2. Jumlah satuan kerja/unit kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online. 3. Jumlah kumulatif satuan pendidikan yang mengakases dan atau memanfaatkan e-pembelajaran. 4. Jumlah satuan pendidikan yang dapat mengakses dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan (kumulatif). 5. Persentase e-layanan kementerian yang sesuai dengan tata kelola TIK (Kumulatif). 6. Jumlah lembaga/satuan kerja yang melakukan kerjasama pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan. 7. Jumlah satuan kerja dan satuan pendidikan yang memanfaatkan e-administrasi. 8. Jumlah Kumulatif bahan belajar/media pembelajaran berbasis TIK. 9. Jumlah Kumulatif SDM yang terampil dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk Pendidikan dan Kebudayaan. 10. Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran yang Memperoleh Pembinaan. Pecapaian target misi dalam Renstra yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja tahun 2017 melalui perspektif capaian fisik terdiri dari 10 Indikator Kinerja yang tersebar melalui 13 output sebagai berikut: xi Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

12 SASARAN STRATEGIS Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan. INDIKATOR KINERJA Jumlah satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online. Jumlah satuan kerja/unit kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online. Jumlah kumulatif satuan pendidikan yang mengakases dan atau memanfaatkan e-pembelajaran. Jumlah satuan pendidikan yang dapat mengakses dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan (kumulatif). Persentase e-layanan kementerian yang sesuai dengan tata kelola TIK (kumulatif). Jumlah lembaga/satuan kerja yang melakukan kerjasama pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan. JUMLAH OUTPUT 1 (satu) yaitu: Satuan pendidikan yang terkoneksi jardiknas. 1 (satu) yaitu: Satuan kerja dan satuan pendidikan yang terkoneksi jardiknas. 3 (tiga) yaitu: Satuan Pendidikan Yang Menerapkan TIK untuk e-pembelajaran. Sekolah yang Menerapkan Pusat Sumber Belajar. Sekolah Garis Depan Berbasis TIK/3T. 1 (satu) yaitu: Satuan pendidikan yang dapat mengakses dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan (kumulatif). 1 (satu) yaitu: Persentase e-layanan kementerian yang sesuai dengan tata kelola TIK (kumulatif). 1 (satu) yaitu: Lembaga yang Menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis TIK di Indonesia (IDLN). MELAMPAUI TARGET (>100%) % CAPAIAN 1 (satu) 100,12% TINGKAT PENCAPAIAN SESUAI TARGET (100%) % CAPAIAN 1 (satu) (satu) 100% 1 (satu) 100% 1 (satu) 100% 1 (satu) 100% 1 (satu) 100 BELUM MENCAPAI TARGET (<100%) % CAPAIAN 1 (satu) 95,88 xii

13 Ikhtisar Eksekutif SASARAN STRATEGIS Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan. INDIKATOR KINERJA Jumlah satuan kerja dan satuan pendidikan yang memanfaatkan e-administrasi. Jumlah Kumulatif bahan belajar/media pembelajaran berbasis TIK. Jumlah Kumulatif SDM yang terampil dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk pendidikan dan Kebudayaan. Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran yang Memperoleh Pembinaan. JUMLAH OUTPUT 2 (dua) yaitu: Peningkatan Kompetensi SDM dalam mengembangkan dan memanfaatkan e-office. Peningkatan Kemampuan SDM Teknis Jejaring Pendidikan. 1 (satu) yaitu: Bahan Belajar Berbasis TIK untuk Pembelajaran (Konten dan Aplikasi). 1 (satu) yaitu: SDM yang Terampil Dalam Mengembangkan dan Memanfaatkan TIK untuk e-pembelajaran dan e-administrasi. 1 (satu) yaitu: Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran yang Memperoleh Pembinaan. TINGKAT PENCAPAIAN MELAMPAUI TARGET (>100%) % CAPAIAN SESUAI TARGET (100%) % CAPAIAN 1 (satu) 160,42% 1 (satu) 100% 1 (satu) 106,83% 1 (satu) 100 BELUM MENCAPAI TARGET (<100%) % CAPAIAN 1 (satu) 91,27 1 (satu) 99,18% xiii Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

14 PRESENTASE CAPAIAN 90 % - 99,99% 100 % > 100% JUMLAH OUTPUT Berikut uraian rinci pencapaian 10 Indikator Kinerja tersebut: 1. Jumlah satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online. Berdasarkan data pada tahun 2017, sekolah telah terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online dengan persentase capaian sebesar 100%. 2. Jumlah satuan kerja/unit kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online. Berdasarkan data tahun 2017, 163 satuan kerja telah terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online dengan persentase capaian sebesar 95,88%. Capaian ini belum termasuk satuan kerja yang ada di lingkungan Kemendikbud yang ada di Senayan, Cipete, Rawamangun, dan Ciputat, jika dikumulatifkan jumlahnya mencapai 217 satker. 3. Jumlah kumulatif satuan pendidikan yang mengakases dan atau memanfaatkan e-pembelajaran. Pada tahun 2017 tercatat sekolah telah mengakses dan memanfaatkan e-pembelajaran, dengan persentase capaian 100,12%. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Satuan Pendidikan yang Memanfaatkan Rumah Belajar sebanyak sekolah; Satuan Pendidikan yang Menerapkan Model Pembelajaran Inovatif sebanyak 100 sekolah; Sekolah yang Menerapkan Pusat Sumber Belajar sebanyak 49 sekolah; dan Sekolah Garis Depan Berbasis TIK/3T sebanyak 164 SGD. 4. Jumlah satuan pendidikan yang dapat mengakses dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan (kumulatif). Berdasarkan data pada tahun 2017, satuan pendidikan telah mengakses dan memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan dengan persentase capaian 100%. 5. Persentase e-layanan kementerian yang sesuai dengan tata kelola TIK (Kumulatif). Berdasarkan data pada tahun 2017, Pengembangan dan pemanfaatan e-layanan khususnya untuk e-administrasi sampai dengan semester I tahun 2017 sebesar 10%. Pengukuran kinerja terhadap indikator yang dimaksud diperoleh capaian 100%. xiv

15 Ikhtisar Eksekutif 6. Jumlah lembaga/satuan kerja yang melakukan kerjasama pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan. Berdasarkan data capaian kinerja tahun 2017 jumlah lembaga/satuan kerja yang melakukan kerjasama pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan adalah sebanyak 70 lembaga atau sebesar 100%. 7. Jumlah satuan kerja dan satuan pendidikan yang memanfaatkan e-administrasi, capaiannya sebanyak 380 satuan kerja dan satuan pendidikan dengan persentase capaiannya 100%. 8. Jumlah Bahan Belajar/Media Pembelajaran berbasis TIK, capaiannya sebanyak 876 bahan ajar dengan persentase capaiannya 106,83%. 9. Jumlah SDM yang terampil dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk pendidikan, capaiannya sebanyak orang dengan persentase capaiannya 99,18%. 10. Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran yang Memperoleh Pembinaan, capaianya sebanyak 317 orang dengan persentase capaiannya sebesar 100%. Untuk Capaian kinerja yang optimal diperlukan evaluasi untuk memperbaiki hasil kinerja dan mengatasi permasalahan/kendala yang dihadapi dalam proses pencapaiannya, termasuk mengejar presentase capaian kinerja dan anggaran yang kurang maksimal karena kendala kebijakan pemotongan anggaran, pembatasan biaya perjalanan yang sudah ditetapkan, dan kekurangan dalam perencanaannya. Sehingga diharapkan untuk selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan agar target-target di tahun yang akan datang dapat tercapai dengan hasil maksimal. xv Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

16

17 Bab 1 - Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1

18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) adalah salah satu Satuan Kerja (Satker) di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bidang pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dan kebudayaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan. Pustekkom berdiri berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1978 dan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 0145/O/1979 yang diperbaharui dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 0222g/O/1980 dengan nama Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan atau dikenal dengan TKPK. Pada Tahun 2000 Pustekkom memperluas lingkup kerjanya dengan menambahkan unsur teknologi informasi ke dalam bidang tugasnya, sehingga nama lembaga ini menjadi Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, dengan akronim tetap Pustekkom (ICT Center for Education). Sejalan dengan tugas dan fungsinya Pustekkom hadir menjawab tantangan perkembangan peradaban bangsa. Pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi ditujukan untuk keperluan pembelajaran dan atau pendidikan yang mencakup penggunaan teknologi radio/audio, televisi/video, komputer, internet dan intranet, multimedia, web, dan mobile, serta peningkatan kemampuan sumberdaya manusia untuk mendukung upaya-upaya mengatasi kesenjangan digital dan kesenjangan pengetahuan, dalam rangka meningkatkan perluasan dan pemerataan akses serta peningkatan mutu pendidikan. Pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diharapkan akan mempunyai peran sebagai tulang punggung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam meningkatkan layanan pendidikan dan kebudayaan kepada masyarakat secara merata, berkeadilan dan berkualitas yang salah satunya dengan mengoptimalkan peran TIK untuk meningkatkan ketersediaan 2

19 Bab 1 - Pendahuluan serta keterjangkauan layanan pendidikan, baik untuk masyarakat yang berada di perkotaan maupun masyarakat yang berkebutuhan khusus, serta masyarakat yang berada di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Terwujudnya pembelajaran yang bermutu adalah harapan semua masyarakat yang dapat meningkatkan mutu pendidikan sesuai lingkup standar nasional pendidikan. Oleh sebab itu, fokus kebijakan harus berdasarkan percepatan peningkatan mutu untuk menghadapi persaingan global dengan pemahaman akan keberagaman, dan penguatan praktik baik dan inovasi. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya demi mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, legitimate dan akuntabel serta berorientasi pada hasil. Untuk itu, Pustekkom berkewajiban menyusun dan menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai bentuk pertanggungjawaban pencapaian kinerja dan pengelolaan anggaran dalam rangka mengembangkan dan mendayagunaakan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan. Dengan demikian, diharapkan LAKIP mampu menjadi alat kontrol untuk mengoreksi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih, dan bertanggung jawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Mengingat tahun anggaran 2017 sudah berakhir, maka laporan akuntabilitas kinerja kinerja (LAKIP) Pustekkom Kemendikbud tahun Anggaran 2017 perlu diinformasikan. LAKIP Pustekkom Kemendikbud Tahun 2017 merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban atas pencapaian kinerja yang dilaksanakan selama tahun 2017 dengan berbagai hambatan dan masalah yang dihadapi serta pemecahan masalah untuk pencapaian kinerja yang lebih baik dari tahun sebelumnya. 3 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

20 LAKIP Pustekkom Kemendikbud Tahun 2017 menyajikan akuntabilitas capaian kinerja dan keuangan yang terperinci dalam suatu kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing bidang dan bagian dalam suatu kinerja yang bersinergi untuk mencapai hasil kinerja yang optimal, sehingga tingkat ketercapaian kinerja dari masing-masing bidang dan bagian dapat diketahui dan diukur. Pelaksanaan pencapaian kinerja Pustekkom Kemendikbud berpedoman kepada tugas dan fungsi yang tercantum di dalam Permendikbud Nomor 11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan DASAR HUKUM a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara; e. Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; f. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; g. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; dan j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2016, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 4

21 Bab 1 - Pendahuluan 1.3. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud penyusunan LAKIP Pustekkom tahun 2017 Kemendikbud adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Kepala Pustekkom Kemendikbud kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui Sekretaris Jenderal atas pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan anggaran dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Tujuan penyusunan LAKIP Pustekkom tahun 2017 adalah antara lain untuk: a. Wujud pertanggungjawaban administratif dalam pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewenangan Pustekkom Kemendikbud kepada seluruh stakeholders yang berkepentingan. b. Mendorong Pustekkom Kemendikbud melaksanakan good governance, karena LAKIP merupakan dasar untuk mengukur kinerja secara transparan, sistemik, dan dapat dipertanggungjawabkan. c. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat dalam hal ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui Sekretaris Jenderal, atas kinerja yang telah dan seharusnya tercapai. d. Perbaikan yang berkesinambungan bagi Pustekkom Kemendikbud dalam meningkatkan kinerjanya TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI Berdasarkan Permendikbud Nomor 11 tahun 2015, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) adalah unsur pendukung tugas Kementerian di bidang teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan. Pustekkom Kemendikbud dipimpin oleh Kepala Pusat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sesuai dengan Permendikbud tersebut Pustekkom Kemendikbud mempunyai tugas: Melaksanakan pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dan kebudayaan. Untuk melaksanakan tugas itu, Pustekkom Kemendikbud menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. penyusunan kebijakan teknis di bidang teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan; b. pengembangan teknologi pembelajaran untuk pendidikan dan kebudayaan berbasis radio, televisi, film, multimedia, dan web; 5 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

22 c. pengembangan dan pengelolaan jejaring teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan; d. pengelolaan dan pengintegrasian e-layanan pendidikan dan kebudayaan; e. fasilitasi pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan; f. pemantauan dan evaluasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan; g. pelaksanaan kerja sama di bidang pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan; h. penyusunan laporan pelaksanaan pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan; i. pembinaan jabatan fungsional pengembang teknologi pembelajaran; dan j. pelaksanaan administrasi Pusat. Berdasarkan Permendikbud tersebut, Pustekkom Kemendikbud mempunyai 1 (satu) Bagian dan 3 (tiga) Bidang. Bagian Tata Usaha membawahi tiga Sub Bagian, yaitu Subbagian Perencanaan, Tata Laksana dan Kepegawaian, Subbagian Keuangan, dan Subbagian Rumah Tangga. Bidang Pengembangan Teknologi Pembelajaran Berbasis Radio, Televisi, dan Film membawahi 2 (dua) sub bidang, yaitu Subbidang Perancangan dan Produksi dan Subbidang Penyiaran dan Pengendalian. Bidang Pengembangan Teknologi Pembelajaran Berbasis Multimedia dan Web membawahi 2 (dua) sub bidang, yaitu Subbidang Perancangan dan Produksi dan Subbidang Aplikasi dan Pengendalian. Bidang Pengembangan Jejaring membawahi 2 (dua) sub bidang, yaitu Subbidang Pengkajian dan Perancangan dan Subbidang Pengembangan dan Pemeliharaan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka struktur organisasi Pustekkom Kemendikbud dapat digambarkan sebagai berikut: 6

23 Bab 1 - Pendahuluan STRUKTUR BAGAN ORGANISASI Pustekkom Kemendikbud SUBBAG. RUMAH TANGGA BAGIAN TATA USAHA BIDANG PTP BERBASIS RTF BIDANG PTP BERBASIS MM DAN WEB BIDANG PENGEMBANGAN JEJARING SUBBAG. PERENCANAAN, TATALAKSANA DAN KEPEGAWAIAN SUBBIDANG PERANCANGAN DAN PRODUKSI SUBBIDANG PENYIAR DAN PENGENDALIAN SUBBIDANG PERANCANGAN DAN PRODUKSI SUBBIDANG APLIKASI DAN PENGENDALIAN SUBBIDANG PENGKAJIAN DAN PERANCANGAN SUBBIDANG PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SUBBAG. KEUANGAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Agar tugas dan fungsi dapat terlaksana dengan baik, maka perlu dijabarkan ke dalam visi, misi, serta tujuan strategis Pustekkom Kemendikbud. Visi Pustekkom Kemendikbud adalah Terwujudnya layanan prima pendidikan dan kebudayaan melalui pendayagunaan teknologi infomasi dan komunikasi dengan melibatkan peranserta masyarakat. 7 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

24 Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, Pustekkom Kemendikbud telah merumuskan misi sebagai berikut: 1. Meningkatkan akses layanan TIK untuk pengembangan pendidikan dan kebudayaan; 2. Meningkatkan kualitas pendidikan melalui penerapan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (e-pembelajaran); 3. Meningkatkan ketersediaan bahan belajar dan model media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi; 4. Meningkatkan kompetensi TIK pendidik dan tenaga kependidikan untuk pembelajaran dan administrasi; dan 5. Meningkatkan kualitas tata kelola birokrasi berbasis TIK di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Adapun tujuan strategis yang akan dicapai selama 5 (lima) tahun ke depan adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan akses layanan TIK untuk pengembangan pendidikan dan kebudayaan; 2. Peningkatan kualitas pendidikan melalui penerapanan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (e-pembelajaran); 3. Peningkatan ketersediaan bahan belajar dan model media pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi; 4. Peningkatan kompetensi TIK pendidik dan tenaga kependidikan untuk pembelajaran dan administrasi; dan 5. Peningkatan kualitas tata kelola birokrasi berbasis TIK di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 8

25 Bab 1 - Pendahuluan Agar visi dan misi serta tujuan strategis yang telah ditetapkan dapat terwujud dengan baik, maka diperlukan tata nilai yang sesuai bagi seluruh pegawai Pustekkom Kemendikbud dalam melaksanakan tugasnya. Untuk itu, Kemendikbud telah menetapkan 7 (tujuh) tata nilai yang menjadi dasar bagi seluruh pegawai di lingkungan Kemendikbud termasuk Pustekkom, antara lain: memiliki integritas, kreatif dan inovatif, inisiatif, pembelajar, menjunjung meritokrasi, terlibat aktif, dan tanpa pamrih PERMASALAHAN UTAMA Untuk mewujudkan layanan prima pendidikan dan kebudayaan melalui pendayagunaan teknologi infomasi dan komunikasi dengan melibatkan peran serta masyarakat ada beberapa permasalahan yang perlu diselesaikan. Pustekkom Kemendikbud telah mengidentifikasi permasalahan tersebut, yaitu antara lain: a. Masih banyak satuan pendidikan yang belum tersambung akses internet bahkan masih ada yang belum memiliki jaringan listrik dan telepon khususnya di daerahdaerah terdepan, terpencil dan tertinggal. b. Masih rendahnya satuan pendidikan yang dapat penerapan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi sebagai upaya peningkatan mutu pembelajran dan atau pendidikan. c. Terbatasnya ketersediaan konten dan bahan-bahan belajar atau media pembelajaran berbasis TIK yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik. d. Masih rendahnya kompetensi TIK pendidik dan tenaga kependidikan yang dapat menerapkan dan memaanfaatkan TIK untuk pembelajaran dan administrasi dalam upaya untuk menunjang pelaksanaan tugasnya. Rendahnya dukungan kebijakan dari pejabat baik di pusat dan daerah serta kesadaran para staf tentang tata kelola birokrasi berbasis TIK sebagai upaya menuju e-goverment. 9 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

26 10

27 Bab 2 - Perencanaan Kinerja BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 11

28 BAB 2 PERENCANAAN KINERJA Selaras dengan tugas Pustekkom Kemendikbud, yaitu melaksanakan pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dan kebudayaan. Pustekkom Kemendikbud menyusun perjanjian kinerja dalam bentuk Penetapan Kinerja tingkat eselon II yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbud. Penetapan perjanjian kinerja merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 26 tahun 2014 tentang sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Perjanjian Kinerja merupakan sebuah bentuk dokumen yang berisi tentang komitmen kesepakatan kerja antara Kepala Pustekkom Kemendikbud selaku penerima amanah dengan Kepala Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan & Kebudayaan selaku pemberi amanah, dalam tugasnya untuk menjawab isu strategis yang tertuang dalam Renstra Pustekkom Kemendikbud Didalamnya mencakup sasaran strategis, indikator kinerja, target kinerja, dan pagu anggaran Pustekkom yang dialokasikan untuk membiayai kegiatan selama tahun 2017 sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan. Berikut adalah target kinerja yang dijabarkan dalam 10 indikator kinerja meliputi 13 INDIKATOR KINERJA/output, yang akan dipertanggungjawabkan oleh Kepala Pustekkom Kemendikbud selama tahun 2017, dalam rangka mencapai sasaran strategis: Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan 12

29 Bab 2 - Perencanaan Kinerja 1. IK : Jumlah satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online. Indikator Kinerja ini terdiri dari satu output, sebagai berikut: a. Jumlah satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jardiknas. Pada tahun 2017 Pustekkom Kemendikbud menetapkan target sebanyak satuan pendidikan. Anggaran yang disepakati untuk mendukung Indikator kinerja ini sebesar Rp Sejalan dengan kebijakan pemerintah, anggaran tersebut mengalami efisiensi sedangkan untuk target output tetap tidak mengalami perubahan. Adapun anggaran yang disepakati setelah efisiensi berubah menjadi Rp Dengan anggaran tersebut Pustekkom Kemendikbud berkomitmen untuk melakukan optimalisasi dalam pencapaian target. 2. IK : Jumlah satuan kerja/unit kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online. Indikator Kinerja ini terdiri dari satu output, sebagai berikut: a. Satuan kerja yang terkoneksi jardiknas. Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 170 satuan kerja. Anggaran yang disepakati untuk medukung Indikator kinerja ini sebesar Rp menjadi Rp Sejalan dengan kebijakan pemerintah, anggaran tersebut mengalami efisiensi sebesar Rp Adapun anggaran yang disepakati setelah efisiensi berubah menjadi Rp Dengan anggaran tersebut Pustekkom Kemendikbud berkomitmen untuk melakukan optimalisasi dalam pencapaian target. 13 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

30 3. IK : Jumlah satuan pendidikan yang memanfaatkan e-pembelajaran. Indikator Kinerja ini terdiri dari empat output, sebagai berikut: a. Satuan Pendidikan Yang Menerapkan TIK untuk e-pembelajaran. Dalam pencapaian kinerjanya output ini didukung oleh 2 suboutput dibawah ini: Satuan Pendidikan Yang Memanfaatkan Rumah Belajar. Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak sekolah; sedangkan untuk anggaran yang disepakati sebelum di revisi untuk medukung INDIKATOR KINERJA/output ini sebesar Rp Sejalan dengan kebijakan pemerintah, anggaran tersebut mengalami efisiensi sebesar Rp Alokasi anggaran setelah revisi berubah menjadi Rp Satuan Pendidikan Yang Menerapkan Model Pembelajaran Inovatif. Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 100 sekolah sedangkan anggaran yang disepakati sebelum di revisi untuk medukung INDIKATOR KINERJA/output ini sebesar Rp Sejalan dengan kebijakan pemerintah, anggaran tersebut mengalami efisiensi sebesar Rp Alokasi anggaran setelah revisi berubah menjadi Rp b. Sekolah yang Menerapkan Pusat Sumber Belajar. Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 49 sekolah; Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp Efisiensi anggaran untuk output Sekolah yang menerapkan Pusat Sumber Belajar sebesar Rp Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini berubah menjadi Rp

31 Bab 2 - Perencanaan Kinerja c. Sekolah Garis Depan Berbasis TIK/3T. Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 164 sekolah; Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp Efisiensi anggaran untuk output Sekolah Garis Depan Berbasis TIK/3T sebesar Rp Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini berubah menjadi Rp IK : Jumlah satuan pendidikan yang dapat mengakses siaran radio dan televisi pendidikan (kumulatif). Indikator Kinerja ini terdiri dari satu output, sebagai berikut : a. Satuan Pendidikan Yang Memanfaatkan Siaran TV Edukasi, Radio Edukasi dan Jejaring Pendidikan. Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak sekolah; Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp Efisiensi anggaran untuk output Satuan pendidikan yang dapat dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan sebesar Rp Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini berubah menjadi Rp Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

32 5. IK : Jumlah e-layanan yang menggunakan infrastruktur TIK Kementerian (aplikasi yang sesuai tatakelola. Perealisasiannya Indikator Kinerja ini terdiri dari satu output, sebagai berikut: a. Layanan Kementerian yang sesuai dengan Tata Kelola TIK. Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 10 layanan; Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp Efisiensi anggaran untuk output Layanan Kementerian yang sesuai dengan Tata Kelola TIK sebesar Rp Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini berubah menjadi Rp IK : Jumlah lembaga/satuan kerja yang melakukan kerjasama pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan. Indikator Kinerja ini terdiri dari satu output, sebagai berikut: a. Lembaga yang Menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis TIK di Indonesia (IDLN). Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 70 Lembaga; Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp Efisiensi anggaran untuk output Lembaga yang Menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis TIK di Indonesia (IDLN) sebesar Rp Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini berubah menjadi Rp

33 Bab 2 - Perencanaan Kinerja 7. IK : Jumlah satuan kerja yang memanfaatkan e-administrasi. Indikator Kinerja ini terdiri dari dua output/suboutput, sebagai berikut: a. Peningkatan Kompetensi SDM dalam mengembangkan dan memanfaatkan e-office. Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 48 Satker; Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp ,-. Efisiensi anggaran untuk suboutput peningkatan kompetensi SDM dalam mengembangkan dan memanfaatkan e-office sebesar Rp Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target berubah menjadi Rp b. Peningkatan Kemampuan SDM Teknis Jejaring Pendidikan. Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 332 satker; Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp Efisiensi anggaran untuk suboutput peningkatan kemampuan SDM Teknis Jejaring Pendidikan adalah sebesar Rp Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target berubah menjadi Rp IK : Jumlah bahan belajar/media pembelajaran berbasis TIK. Indikator Kinerja ini terdiri dari satu output, sebagai berikut: a. Bahan Belajar Berbasis TIK Untuk Pembelajaran (Konten Dan Aplikasi). Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 820 bahan belajar; Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp Efisiensi anggaran untuk output Bahan Belajar Berbasis TIK untuk Pembelajaran (Konten dan Aplikasi) sebesar Rp Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini berubah menjadi Rp Dengan anggaran tersebut Pustekkom Kemendikbud berkomitmen untuk melakukan optimalisasi dalam pencapaian target yang telah disepakati. 17 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

34 9. IK : Jumlah SDM yang terampil dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk pendidikan. Indikator Kinerja ini terdiri dari satu output, sebagai berikut: a. SDM yang Terampil Dalam Mengembangkan dan Memanfaatkan TIK untuk e-pembelajaran dan e-administrasi. Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak orang; Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp Efisiensi anggaran untuk output SDM yang terampil dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk e-pembelajaran dan e-administrasi sebesar Rp Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini berubah menjadi Rp Dengan anggaran tersebut Pustekkom Kemendikbud berkomitmen untuk melakukan optimalisasi dalam pencapaian target yang telah disepakati. 10. IK : Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran yang Memperoleh Pembinaan. Indikator Kinerja ini terdiri dari satu output, sebagai berikut: a. Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran Yang Memperoleh Pembinaan. Target kinerja yang disepakati untuk tahun 2017 sebanyak 317 orang; sedangkan anggaran yang disepakati untuk medukung INDIKATOR KINERJA/output ini sebesar Rp JUMLAH ANGGARAN Jumlah Anggaran yang yang ditetapkan untuk melaksanakan tugas dan fungsi Pustekkom Kemendikbud serta mendukung indikator kinerja yang tertuang dalam perjanjian kinerja adalah Rp ; adapun efisiensi anggaran yang diberlakukan karena kebijakan pemerintah untuk Tahun 2017 sebesar Rp , dan realokasi anggaran gaji Kemendikbud sebesar Rp , sehingga jumlah alokasi yang dapat dipergunakan untuk mendukung seluruh indikator kinerja di Pustekkom Kemendikbud setelah efisiensi adalah sebesar Rp

35 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA 19

36 BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA PUSTEKKOM KEMENDIKBUD Analisis capaian kinerja dilakukan dengan tujuan untuk: 1. mengukur efektivitas program dan kegiatan; 2. mengukur kecenderungan (trend) capaian program dan kegiatan; dan 3. mengukur efisiensi program dan kegiatan. Efektivitas program dan kegiatan diukur dengan membandingkan capaian kinerja indikator program dan kegiatan dengan kategori capaian. Semakin mendekati kategori memuaskan, maka program dan kegiatan dapat dikatakan semakin efektif. Ketercapaian Indikator Kinerja dilakukan dengan membandingkan capaian kinerja indikator tahun berjalan dengan capaian kinerja indikator tahun sebelumnya. Dengan perbandingan ini akan dapat dilihat apakah capaian kinerja tahun berjalan mengalami peningkatan atau penurunan. Peningkatan atau penurunan tersebut kemudian dianalisis faktor-faktor penyebabnya. Sedangkan efisiensi pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan membandingkan capaian kinerja keluaran/output dengan realisasi anggaran. Dengan perbandingan ini, dapat diperoleh gambaran apakah program/kegiatan yang terkait telah dilaksanakan secara efisien. Berikut tingkat ketercapaian sasaran strategis Pustekkom Kemendikbud Kemendikbud sampai dengan tahun anggaran 2017 sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun Tingkat keberhasilan maupun kegagalan pencapaian pada sasaran strategis Sekretariat Jenderal Kemendikbud adalah Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan dan kebudayaan. Renstra tersebut diukur/dilihat dari tingkat ketercapaian indikator kinerja yang ada di Pustekkom Kemendikbud. 20

37 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja Berdasarkan data kinerja, berikut rincian penjelasan tingkat ketercapaian sepuluh INDIKATOR KINERJA yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran strategis terselenggaranya pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dan kebudayaan. Adapun ikhtisar capaian output per indikator kinerja tahun 2017 dapat dilihat pada Grafik 3.1 berikut: Grafik 3.1 Capaian Kinerja Pustekkom Kemendikbud Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

38 INDIKATOR KINERJA PERTAMA Jumlah Satuan Pendidikan yang Terkoneksi dan Memanfaatkan Jaringan Online Indikator kinerja ini capaian realisasi kinerjanya diukur melalui 1 (satu) output, dengan capaian seperti yang tertera pada table 3.1 berikut. Tabel 3.1 Tabel Indikator Kinerja-1 Jumlah Satuan Pendidikan yang Terkoneksi dan Memanfaatkan Jaringan Online SASARAN STRATEGIS Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan & kebudayaan. INDIKATOR KINERJA Jumlah satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online. Output: 1. Satuan satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jardiknas. REALISASI CAPAIAN TA 2017 TARGET REALISASI % Satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jardiknas. Jumlah sekolah yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online tahun 2017 adalah sebanyak sekolah sesuai dengan target yang diperjanjikan dalam perjanjian kinerja tahun Pengukuran kinerja terhadap indikator yang dimaksud diperoleh capaian sebesar 100%. Data ini diperoleh dari penyediaan akses internet untuk sekolah sebanyak titik yang tersebar di 33 Provinsi. Akses internet yang disambungkan ke sekolah-sekolah atau satuan pendidikan tersebut telah dimanfaatkan untuk administrasi seperti pengiriman dapodik dan juga untuk pembelajaran seperti mencari sumber-sumber belajar baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Pencapaian output dapat diselesaikan seluruhnya pada Triwulan II. Proses implementasi dilakukan di bulan juni pada semua titik, sedangkan untuk pembayaran dilakukan per termin. Data sebaran satuan pendidikan yang terkoneksi internet dan memanfaatkan jaringan online tampak gambar 3.1 dan grafik 3.2 berikut. 22

39 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja Gambar 3.1 Sebaran Koneksi Internet pada Satuan Pendidikan yang Terkoneksi dan Memanfaatkan Jaringan Online Grafik 3.2 Zona Sekolah Jardiknas Tahun 2017 Selain satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jardiknas, Pustekkom Kemendikbud berkontribusi dalam penyediaan data sekolah dan pemanfaatan Program Akses Internet Program Universal Service Obligation (USO) khususnya Sekolah Garis Depan dan atau daerah 3T. 23 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

40 Program penyediaan akses internet merupakan salah satu program Redesain- USO (Universal Service Obligation/Kewajiban Pelayanan Universal) di bidang telekomunikasi dan informatika yang dikelola BP3TI Kemkominfo. Layanan ini menyediakan akses internet di sekolah-sekolah, balai latihan kerja, puskesmas, balai desa, kantor-kantor pemerintahan serta lokasi publik di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) bekerjasama dengan Kementerian dan atau Lembaga terkait. Khusus untuk bidang Pendidikan, program USO memiliki lokasi prioritas kepada daerah tertinggal, sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 131 tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal yang menetapkan 122 Kabupaten dari 24 Provinsi di Indonesia. Dari 122 Kabupaten tersebut terdapat sekolah (jenjang SD-SMP-SMA- SMK) dan sebanyak (36.60%) sekolah belum memiliki koneksi internet sendiri. Dasar Hukum Nota kesepahaman anatara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika nomor 583/M.KOMINFO / HK.03.02/ 8/2015, nomor 06/VIII/NK/2015 tentang Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Kebudayaan. 24

41 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja Perjanjian Kerjasama antara Sekretaris Jenderal Kemendikbud dengan Dirjen PPI Kemkominfo terkait penyediaan akses internet dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah daerah 3T melalui program USO atau Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal (KKPU). Tujuan Tujuan kerjasama mewujudkan percepatan penyediaan akses internet secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah, khususnya di daerah terpencil, terluar dan tertinggal. Kewajiban Kemendikbud (Pustekkom Kemendikbud) sesuai PKS, yaitu: 1. menyediakan data dan lokasi sekolah serta rencana penggunaan akses internet yang dibutuhkan; 2. menyiapkan sarana dan prasarana akses komputer; 3. melakukan pelatihan kepada guru dan siswa dalam rangka pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi; dan 4. melakukan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan. Kewajiban Kemkominfo (BP3TI) sesuai PKS, yaitu: 1. menyediakan akses internet sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan anggaran; 2. melakukan dukungan teknis untuk layanan akses internet; 3. memberikan informasi apabila terjadi gangguan atau masalah terhadap penyediaan dan prasarana akses internet; dan 4. melakukan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan. Berikut adalah usulan sekolah dari Pustekkom Kemendikbud untuk mendapatkan program USO dan implementasinya yang tampak pada tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2 Perbandingan Target Usulan dan Implementasi Program USO TAHUN TARGET USULAN IMPLEMENTASI TOTAL sekolah 397 sekolah 397 sekolah sekolah 208 sekolah 605 sekolah 2017 meneruskan sekolah 682 sekolah 25 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

42 Apabila target usulan Pustekkom Kemendikbud digabung dengan usulan PEMDA maka jumlah implementasi satuan pendidikan yang terkoneksi internet melalui program USO adalah sebanyak satuan pendidikan. Meskipun realisasi capaian telah mencapai target, namun pada saat pelaksanaannya masih ditemukan permasalahan sebagai berikut: Terjadinya pergeseran lokasi sekolah yang akan mendapatkan layanan. Keadaan geografis di daerah 3T sulit terjangkau, menyebabkan perangkat yang dimiliki pihak penyedia jasa layanan mengalami kesulitan dalam menjangkau daerah tersebut. Walapun demikian Pustekkom Kemendikbud mengupayakan dengan optimalisasi intergrasi data secara sinergi dengan satuan kerja lainnya yang memiliki tujuan sama sehingga output kinerja dapat tercapai. Langkah antisipasi yang dapat ditempuh antara lain sebagai berikut: Memberikan data cadangan sekolah penerima layanan jardiknas,data ini kemudian diinformasikan kepada pihak provider atau penyedia jasa. Agar keterjangkauan jaringan online dapat dimanfaatkan oleh daerah 3T, Pustekkom Kemendikbud menggunakan perangkat VSAT untuk sekolah yang kondisi geografisnya sulit untuk diakses. Berdasarkan data dapat dijelaskan bahwa Indikator Kinerja Jumlah satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online pada tahun 2017 tercapai 100%. Jika dibadingkan dengan realisasi sasaran pada tahun 2016, maka pada tahun ini mengalami penurunan 1,9% hal ini disebabkan oleh capaian fisik pada tahun 2016 dari program USO Kementerian Komunikasi dan Informatika di-klaim sebagai capaian fisik Pustekkom Kemendikbud dari indikator kinerja satuan pendidikan yang terkoneksi jaringan online sehingga pencapaian output bisa melebihi target, sedangkan di Tahun 2017 Pemanfaatan dana USO tercatat terpisah hal ini berdasar kepada perubahan kebijakan dimana Pustekkom Kemendikbud hanya sebagai penyedia nama dan lokasi sekolah yang akan dikoneksikan serta penyediaan sarana pembelajaran dan juga bimbingan teknis pemanfaatannya. 26

43 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja INDIKATOR KINERJA KEDUA Jumlah satuan kerja/unit kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online) Indikator kinerja ini capaian kinerjanya diukur melalui 1 (satu) output, dengan rincian tingkat pencapaian seperti pada table 3.3 berikut. Tabel 3.3 Tabel Indikator Kinerja-2 Jumlah satuan kerja/unit kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online SASARAN STRATEGIS Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan & kebudayaan. INDIKATOR KINERJA Jumlah satuan kerja/unit kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online. Output: 1. Satuan kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jardiknas. REALISASI CAPAIAN TA 2017 TARGET REALISASI % , ,88 1. Satuan kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jardiknas. Jumlah satuan kerja (satker) yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online tahun 2017 adalah sebanyak 163 satker, sedangkan target yang direncanakan dalam perjanjian kinerja tahun 2017 sebanyak 170 satker. Pengukuran kinerja terhadap indikator yang dimaksud diperoleh capaian sebesar 95,88%. Data ini diperoleh dari penyediaan akses internet untuk satker sebanyak 163 titik yang tersebar di 34 provinsi. Pencapaian output dapat diselesaikan pada Triwulan II. Proses implementasi dilakukan di bulan juni di 163 titik, sedangkan untuk pembayaran dilakukan per termin. Pustekkom Kemendikbud sebagai penyedia layanan Jardiknas Zona Kantor atau satker telah memberikan bantuan koneksi VPN (Virtual Private Network) ke kantor-kantor atau satker di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang ada di daerah serta beberapa unit pelaksana teknis daerah yang berada di seluruh Indonesia. Untuk memantau apakah bantuan yang telah diberikan sudah dimanfaatkan, maka Pustekkom Kemendikbud telah mengembangkan NMS (Network Monitoring System), yaitu untuk mengetahui apakah setiap titik yang diberikan bantuan akses Jardiknas dalam kondisi aktif atau tidak. Selain itu, untuk melihat trafik data yang dilakukan di setiap titik apakah sesuai dengan Service Level Agreement. Akses internet yang diterima oleh setiap satker 27 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

44 sebagian besar dimanfaatkan untuk mendukung e-goverment dan kelancaran administrasi perkantoran seperti untuk , e-office, e-pembelajaran, e-administrasi dan beberapa pengelolaan administrasi perkantoran lainnya di samping dimanfaatkan juga untuk menambah pengetahun dan ketrampilan para pegawai satker masing-masing. Sebaran satker yang terkoneksi jardiknas dapat di lihat pada grafik 3.3 berikut. Grafik 3.3 Sebaran Zona Kantor Jardiknas

45 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja Data penyediaan akses internet untuk satker berdasarkan rumpun satker di lingkungan Kemendikbud Tahun 2017 dapat dilihat pada grafik 3.4 berikut. Grafik 3.4 Satker yang Terkoneksi Jaringan online Berdasarkan Rumpun Satker TA 2017 Beberapa layanan yang telah dimanfaatkan oleh satker meliputi layanan bandwidth, kemdikbud dan domain Kemdikbud, layanan collocation, layanan hosting, dan layanan awan (cloud), dan layanan keamanan (security) serta layanan video conference. Seluruh satker yang menjadi target sudah terlayani dan secara rutin berkoordinasi dengan Pustekkom Kemendikbud selaku pengelola TIK untuk selanjutnya dapat menjalankan tata kelola TIK dengan baik sesuai dengan Permendikbud nomor 99 tahun Dalam pencapaian target tidak terlepas dari permasalahan, adapun kendala yang ditemukan antara lain: Minimnya bandwidth yang dibagikan ke masing-masing satker, menyebabkan pemanfaatan jaringan online kurang maksimal. Bandwidth yang diberikan hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan standar e-administrasi, belum bisa untuk memenuhi kebutuhan internet lain yang sifatnya bukan pekerjaan rutin kantor. 29 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

46 Pengelola TIK di masing-masing satker masih ada yang belum mampu mendistribusikan atau mengelola bandwidth yang tersedia secara maksimal. Langkah antisipasi yang dapat ditempuh untuk meyempurnakan capaian kinerja sebagai berikut: Agar penggunaan layanan internet dapat dilakukan dengan maksimal, bisa dilakukan dengan cara sharing koneksi internet kemudian mengintegrasikan koneksi Jardiknas dengan layanan koneksi internal di lokasi tersebut. Mengedukasi dan memberikan bimbingan teknis kepada para pengelola jaringan atau TIK di setiap satker. Berdasarkan data dapat dijelaskan bahwa Indikator Kinerja Jumlah satuan kerja/ unit kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online, pada tahun 2017 tercapai 95,88%. Jumlah realisasi sasaran pada tahun 2017 ini mengalami penuruanan sebesar 4,12% dibandingkan dengan realisasi sasaran tahun 2016 yaitu sebesar 100%. Meskipun secara persentase kinerja mengalami penurunan akan tetapi secara kuantitas satuan kerja yang terkoneksi jaringan online pada tahun 2017 jumlahnya lebih besar dibanding tahun Jumlah satker yang terkoneksi jaringan online pada tahun ini adalah sebanyak 163 satker sedangkan pada tahun 2016 hanya 138 satker. 30

47 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja INDIKATOR KINERJA KETIGA Jumlah kumulatif satuan pendidikan yang mengakases dan atau memanfaatkan e-pembelajaran Capaian fisik dari indikator kinerja satuan pendidikan yang mengakses dan atau memanfaatkan e-pembelajaran pada tahun 2017 adalah sebanyak sekolah. Pengukuran kinerja terhadap indikator yang dimaksud diperoleh capaian sebesar 100,12%. Adapun target tahunan yang dijanjikan dalam perjanjian kinerja tahun 2017 adalah sebanyak sekolah, sedangkan target secara kumulatif sampai dengan akhir tahun 2017 adalah sebanyak sekolah. Ketercapaian Indikator Kinerja ini didukung oleh tiga output seperti yang terdapat dalam tabel 3.4 berikut. Tabel 3.4 Tabel Indikator Kinerja-3 Jumlah kumulatif satuan pendidikan yang mengakases dan atau memanfaatkan e-pembelajaran SASARAN STRATEGIS Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan. INDIKATOR KINERJA Jumlah kumulatif satuan pendidikan yang mengakases dan atau memanfaatkan e-pembelajaran. Output: 1. Satuan Pendidikan Yang Menerapkan TIK untuk e-pembelajaran. 2. Satuan pendidikan yang menerapkan Pusat Sumber Belajar (PSB). 3. Sekolah Garis Depan /3T berbasis TIK. REALISASI CAPAIAN TA 2017 TARGET REALISASI % ,12 Sekolah Sekolah ,12 10,20 27,44 Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa: 1. Satuan Pendidikan Yang Menerapkan TIK untuk e-pembelajaran. Satuan pendidikan yang menerapkan TIK untuk e-pembelajaran diukur dari banyaknya sekolah yang memanfaatkan TIK khususnya Rumah Belajar dan sekolah yang menerapkan Model Pembelajaran Inovatif. RUMAH BELAJAR Salah satu penerapan TIK untuk e-pembelajaran adalah Rumah Belajar. Rumah Belajar merupakan portal pembelajaran berbasis internet (online) 31 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

48 yang dibangun secara khusus untuk memudahkan para guru dan siswa mendapatkan bahan untuk kepentingan pembelajaran. Portal ini bisa diakses melalui: Berbeda dengan situs internet pada umumnya, portal rumah belajar lebih menekankan pada sisi interaktivitas antara pengguna yakni guru dan siswa dengan portal rumah belajar. Melalui portal rumah belajar, para guru dan siswa bisa mengakses dan mengunduh bahan belajar serta berkomunikasi atau berinteraksi antar komunitas pendidikan. Portal ini juga bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain yang punya kemauan untuk belajar. Rumah Belajar merupakan sarana pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui peningkatan kolaborasi antara stakeholder pendidikan, antara guru dengan guru, antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa. Portal Rumah Belajar dirancang untuk secara bertahap dapat melayani kurang lebih 2,7 Juta Guru dan 45 Juta Siswa yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan Sekolah Indonesia di luar negeri (diambil dari data Dapodik Per 21 Des 2017). Oleh karena itu seiring dengan pengembangan Rumah Belajar yang sedang berjalan maka prasarana Layanan Bantuan Online Terintegrasi sangat penting diselenggarakan untuk mendukung program sosialisasi dan bantuan layanan teknis non teknis agar pengguna portal rumah belajar terus meningkat dari waktu ke waktu sehingga mampu membentuk komunitas. Dengan terbangunnya komunitas belajar melalui portal rumah belajar, diharapkan konten dalam Rumah Belajar bisa terus dikembangkan secara mandiri oleh para guru dan siswa yang aktif memanfaatkannya. 32

49 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja Dari data yang diperoleh, pada tahun 2017 Sekolah yang terdaftar di portal Rumah Belajar adalah sebanyak sedangkan secara kumulatif adalah sebanyak sekolah, guru yang mendaftar dan mengunduh sebesar dan siswa sebesar Persetase capaian kinerja untuk tahun 2017 sebesar 100,12%. Dalam proses pencapian target, sosialisasi pemanfaatan rumah belajar dilakukan melalui bimbingan teknis kepada guru-guru di daerah, fasilitasi pemanfaatan Rumah Belajar kepada MGMP, KKG dan dinas pendidikan kabupaten/kota yang meminta, selain sosialisasi melalui media sosial dan komunitas rumah belajar. Sosialisasi yang baik mengenai pemanfaatan Rumah Belajar berimbas baik terhadap capaian output yang dapat melebihi target yang ditetapkan di tahun Perolehan data ini dilihat dari jumlah guru dan siswa di sekolah yang mengakses rumah belajar baik untuk mengunduh konten pembelajaran, memanfaatkan kelas maya untuk pembelajaran online, BSE, laboratorium maya, bank soal, karya bahasa dan sastra maupun mengunggah hasil karya guru ke dalam portal rumah belajar. Untuk mengoptimalan pemanfaatan Rumah Belajar Pustekkom Kemendikbud berkomitmen untuk senantiasa mengembangkan dan memaksimalkan pemanfaatan Rumah Belajar dengan melakukan kegiatan pemberdayaan dan penguatan komunitas rumah belajar, optimalisasi duta rumah belajar dan dengan fasilitasi dan sosialisasi rumah belajar. Adapun pengunjung rumah belajar sampai dengan akhir tahun 2017 nampak pada grafik 3.5 berikut. 33 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

50 Grafik 3.5 Grafik Pengunjung Rumah Belajar Tahun 2017 SEKOLAH YANG MENERAPKAN PEMBELAJARAN INOVATIF Sekolah yang menerapkan model pembelajaran inovatif berbasis TIK merupakan implementasi dari satuan pendidikan yang menerapkan e-pembelajaran. Salah satu program yang dikembangkan untuk mewujudkan itu adalah program Pengembangan Sekolah Model Pembelajaran Inovatif berbasis TIK. Pengembangan model pembelajaran ini selaras dengan tugas dan fungsi Pustekkom Kemendikbud, yaitu pengembangan dan pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan yang salah satu fungsinya adalah pengembangan sistem atau model pembelajaran berbasis TIK misalnya multimedia dan web. Melalui sekolah model ini produkproduk pembelajaran yang dikembangkan Pustekkom Kemendikbud dapat dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya sekolah-sekolah dalam proses pembelajaran. Dengan banyaknya sekolah yang menerapkan model pembelajaran inovatif berbasis TIK diharapkan dapat mendorong peningkatan mutu pembelajaran. Pada tahun 2017 capain fisik untuk sekolah model pembelajaran inovatif berbasis TIK sebanyak 100 sekolah dengan rincian 26 sekolah model inovatif berbasis TIK di daerah perkotaan, 30 sekolah inovatif berbasis TIK di daerah 3T dan 44 sekolah terbuka berbasis TIK. Pencapaian ini meliputi dilaksanakanya 34

51 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja penguatan sekolah model melalui bimtek dan pendampingan untuk 26 sekolah, fasilitasi 30 sekolah di daerah 3T dan bimtek pemanfaatan rumah belajar oleh guru sekolah terbuka sebanyak 44 sekolah. Indikator ketercapaian untuk suboutput ini adalah telah tersusunnya pedoman, instrumen dan laporan penerapan model pembelajaran inovatif untuk sekolah. Secara statistik sebaran sekolah yang menerapkan model pembelajaran inovatif berbasis TIK dapat dilihat dalam grafik 3.6 berikut. Grafik 3.6 Sebaran Sekolah Model Pembelajaran Inovatif berbasis TIK Meskipun capaian kinerja untuk indikator kinerja ini memenuhi target namun dalam pelaksanaannya masih menemukan kendala, adapun kendala yang ditemukan pada saat pelaksanaan output ini adalah: 1. Pada satuan pendidikan yang memanfaatkan Rumah Belajar: masih minimnya motivasi dan dorongan dari guru serta siswa untuk memanfaatkan rumah belajar. Minimnya pemanfaatan rumah belajar dikarenakan antara lain masih rendahnya kompetensi TIK guru, kendala akses internet di sekolah, serta minimnya sosialisasi dan publikasi tentang keberadaan portal rumah belajar yang berisi berbagai fitur pembelajaran. 35 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

52 2. Pada sekolah yang menerapkan model pembelajaran inovatif berbasis TIK: Minimnya koordinasi dan sosialisasi tentang model inovatif berbasis TIK di sekolah sehingga model pembelajaran ini belum dipahami ke seluruh guru serta stakeholder di sekolah sehingga penerapan model pembelajaran ini masih belum optimal dan berpengaruh secara keseluruhan terhadap proses pembelajaran di sekolah. Kendala akses, kondisi geografis dan keterbatasan SDM menjadi penyebab penerapan model pembelajaran inovatif berbasis TIK ini kurang maksimal. Belum adanyanya payung hukum dan peraturan legal formal untuk penerapan model pembelajaran inovatif berbasis TIK di sekolah terbuka. Langkah antisipasi yang bisa ditempuh untuk meminimalisir hambatan dan memaksimalkan capaian fisik adalah: 1. Mengefektifkan publikasi rumah belajar secara massif melalui media elektronik dan media sosial serta peningkatan kompetensi TIK guru di sekolah melalui pelatihan, sosialisasi dan diseminasi tentang pemanfaatan rumah belajar. 2. Meningkatkan koordinasi tentang penerapan model pembelajaran inovatif berbasis TIK di sekolah khususnya dengan kepala sekolah dan pihak manajemen sekolah serta melakukan bimtek dan pendampingan tentang penerapan model pembelajaran ini. 3. Membuat prototipe pedoman pemanfaatan model pembelajaran inovatif berbasis TIK untuk sekolah di daerah 3T, sekolah terbuka dan sekolah model. 4. Mendesak para pemegang kebijakan untuk mendukung penerapan model pembelajaran inovatif berbasis TIK di sekolah terbuka dengan membuat payung hukum dan peraturan legal formalnya. 36

53 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja 2. Sekolah yang menerapkan Pusat Sumber Belajar (PSB) Dalam pengelolaan dan pemanfaatan TIK di sekolah perlu dilakukan secara efektif, efisien dan terarah sehingga dapat meningkatkan mutu dan perluasan akses layanan pendidikan. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu dibentuk sebuah unit Pusat Sumber Belajar di sekolah yang secara khusus memiliki tugas dan fungsi dalam pembelajaran, pelatihan, layanan sumber belajar, pengembangan media, konsultasi dan penelitian. Dalam pengembangan, pemanfaatan dan pengelolaan PSB di sekolah terdapat beberapa komponen yang terkait infrastruktur, kelembagaan, sumber daya manusia, sistem pemanfaatan, pengelolaan, pembinaan, monitoring dan evaluasi. Pada tahun 2017 capaian fisik untuk output sekolah yang menerapkan Pusat Sumber Belajar sebanyak 49 sekolah, dengan persentase capaian 100%. Berikut adalah grafik sekolah yang menerapkan Pusat Sumber Belajar berdasarkan jenjang sekolah dapat dlihat pada grafik 3.7 berikut. 37 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

54 Grafik 3.7 Sekolah yang Memanfaatkan PSB berbasis TIK berdasarkan Jenjang Sekolah Meskipun target dapat terpenuhi, namun dalam pelaksanaannya terdapat kendala, adapun kendala yang ditemukan adalah model PSB belum terlembaga dan belum mempunyai payung hukum sehingga pengembangan dan pemanfaatan PSB berbasis TIK di sekolah belum optimal. Langkah antisipasi yang dapat dilakukan adalah melakukan penyusunan model PSB berbasis TIK di sekolah dan model pengelolaan PSB disekolah serta mengoptimalkan Koordinasi dengan unit terkait dalam hal pengembangan PSB berbasis TIK di sekolah. Selain itu, payung hukum untuk penerapan PSB berbasis TIK di sekolah perlu disiapkan. 3. Sekolah Garis Depan/Daerah 3T berbasis TIK Pada tahun 2017 target capaian fisik untuk sekolah garis depan/3t berbasis TIK adalah 164 sekolah. Adapun Realisasi capaian fisik dari output Sekolah Garis Depan/3T berbasis TIK pada tahun 2017 adalah sebesar 100% atau sebanyak 164 sekolah, dengan realisasi anggaran pada tahun 2017 sebesar 98,34%. Implementasi pembelajaran berbasis TIK di daerah 3T sudah dilaksanakan di 164 sekolah di 30 provinsi seperti yang nampak pada tabel 3.5 sebagai berikut. 38

55 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja Tabel 3.5 Sebaran Implementasi Pembelajaran Berbasis TIK PROVINSI JUMLAH PROVINSI JUMLAH Aceh 10 Maluku Utara 8 Bangka Belitung 2 Nusa Tenggara Barat 5 Banten 2 Nusa Tenggara Timur 13 Bengkulu 5 Papua 12 Gorontalo 5 Papua Barat 13 Jambi 2 Riau 4 Jawa Timur 4 Sulawesi Barat 5 Kalimantan Barat 9 Sulawesi Selatan 4 Kalimantan Selatan 4 Sulawesi Tengah 10 Kalimantan Tengah 2 Sulawesi Tenggara 9 Kalimantan Timur 1 Sulawesi Utara 2 Kalimantan Utara 3 Sumatera Barat 4 Kepulauan Riau 5 Sumatera Selatan 4 Lampung 3 Sumatera Utara 6 Berikut adalah data sekolah di daerah 3T berdasarkan jenjang sekolah yang sudah menerima sarana pembelajaran berbasis TIK seperti yang terlihat pada grafik 3.8 berikut. Grafik 3.8 Penerima Sarana Pembelajaran berbasis TIK untuk SGD /Daerah 3T (Menurut Jenjang Sekolah) Meskipun pencapaian target untuk output ini dapat tercapai 100%, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih ditemukan hambatan. Adapun hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan pencapaian output ini adalah tiap sekolah SGD 39 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

56 atau daerah 3T belum mengoptimalkan pemanfaatan sarana pembelajaran berbasis TIK. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor antara lain: rendahnya kompetisi SDM dalam memanfaatkan TIK, faktor geografis yang mempersulit infrastruktur untuk bisa dimanfaatkan di daerah tersebut. Langkah antisipasi yang dapat dilakukan untuk meminimalisir hambatan tersebut adalah melakukan pendampingan pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK di sekolah SGD dan tau daerah 3T dengan cara offline dan online di sekolah, agar pembelajaran berbasis TIK di SDG dan atau daerah 3T dapat dioptimalkan. Berdasarkan data dapat dijelaskan bahwa Indikator Kinerja Jumlah kumulatif satuan pendidikan yang mengakases dan atau memanfaatkan e-pembelajaran jika dibandingkan antara realisasi dengan target kinerja yang ditetapkan, pada tahun 2017 tercapai 100,12%. Persentase realisasi target pada tahun 2017 ini mengalami peningkatan 4.95% dibandingkan dengan persentase realisasi target pada tahun 2016 yang hanya sebesar 95,22%. Apabila dilihat dari jumlah kumulatif capaian kinerja dari indikator kinerja ini terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya sebagaimana ditunjukkan dalam grafik 3.9 berikut. Grafik 3.9 Jumlah Kumulatif Satuan Pendidikan yang Mengakses dan atau Memanfaatkan e-pembelajaran 40

57 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja INDIKATOR KINERJA KEEMPAT Jumlah satuan pendidikan yang dapat mengakses siaran radio dan televisi pendidikan (kumulatif) Realisasi dari Indikator Kinerja ini pada tahun 2017 adalah sebanyak sekolah. Pengukuran kinerja terhadap indikator yang dimaksud diperoleh capaian sebesar 100%. Adapun target tahunan yang diperjanjikan dalam perjanjian kinerja tahun 2017 adalah sebanyak sekolah, sedangkan target secara kumulatif adalah sebanyak sekolah. Ketercapaian Indikator Kinerja ini didukung oleh satu output seperti yang tertera dalam tabel 3.6 berikut. Tabel 3.6 Tabel Indikator Kinerja-4 Jumlah satuan pendidikan yang dapat mengakses siaran radio dan televisi pendidikan. SASARAN STRATEGIS Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan. INDIKATOR KINERJA Jumlah satuan pendidikan yang dapat mengakses dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan (kumulatif). Output: 1. Satuan pendidikan yang dapat mengakses dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan (kumulatif). REALISASI CAPAIAN TA 2017 TARGET REALISASI % Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

58 Berdasarkan data diatas dapat dijelaskan bahwa: 1. Satuan Pendidikan yang dapat mengakses dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan (kumulatif). Peningkatan mutu di semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan merupakan salah satu pilar atau kebijakan pemerintah di bidang pembangunan pendidikan. Upaya peningkatan mutu pendidikan selama ini telah dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan menyediakan sarana dan prasarana maupun meningkatan kompetensi guru dan kesejahteraannya. Namun hal ini dirasakan belum cukup, mengingat masih terbatasnya sumber belajar terutama media pembelajaran yang memadai bagi siswa atau peserta didik. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran yang tidak bisa diabaikan. Pustekkom Kemendikbud sebagai salah satu instansi yang concern terhadap peningkatan mutu pendidikan melalui pengembangan dan pendayagunaan TIK, yang di antaranya mengembangkan model pembelajaran berbasis media televisi/video, radio/audio dan film. Model pembelajaran berbasis media televisi mulai dikembangkan sejak tahun 2004 dengan diselenggarakannya siaran pendidikan yang dikenal dengan nama Televisi Edukasi (TV Edukasi). Siaran pendidikan juga dilaksanakan melalui penyelenggaraan Radio Edukasi. Selain kedua media tersebut, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Pustekkom Kemendikbud, mulai tahun 2011 dikembangkan pula konten pendidikan berbasis film. 42

59 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja Pada tahun 2017, sebanyak sekolah telah mengakses dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan. Berdasarkan data tersebut, capaian untuk tahun 2017 adalah sebesar 100%. Pada pelaksanaan indikator kinerja ini, Pustekkom Kemendikbud menggelar Anugerah Kihajar sebagai salah satu tolak ukur termanfaatkannya model pembelajaran berbasis televisi dan radio oleh satuan pendidikan. Dari Anugerah Kihajar dapat terlihat animo dari satuan pendidikan terhadap produk Pustekkom Kemendikbud khususnya Televisi Edukasi dan Radio Edukasi. Anugerah Kihajar merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari Penganugerahan kepala daerah, Kuis Kihajar, Pameran Pendidikan, dan Seminar TIK untuk pendidikan. Meskipun target kinerja dapat tercapai, namun dalam pelaksanaannya masih ditemukan kendala. Adapun kendala yang dihadapi adalah terkait keterbatasan alokasi anggaran untuk kegiatan kihajar di beberapa provinsi yang mengakibatkan jumlah peserta kihajar di setiap provinsi tidak banyak serta pelaksanaannya kurang meriah. Kendala teknis lainnya yaitu tidak memadainya infrastruktur dibeberapa daerah sehingga menjadi penghambat dalam menjawab soal yang dilakukan secara online. Adapun langkah antisipasi yang dapat dilakukan adalah mengoptimalkan jumlah peserta daerah dengan meningkatkan kualitas peserta. Sementara itu kendala teknis mengenai infrastruktur dapat dilakukan dengan dengan cara sharing koneksi internet. 43 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

60 Berdasarkan data dapat dijelaskan bahwa Indikator Kinerja Jumlah Satuan Pendidikan yang dapat mengakses dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan (kumulatif) pada tahun 2017 tercapai 100%. Jumlah realisasi sasaran pada tahun 2017 ini mengalami peningkatan 1.87% dibandingkan dengan realisasi sasaran tahun 2016 sebanyak 98,13%. Apabila dilihat dari jumlah kumulatif perealisasian dari Indikator Kinerja ini mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya sebagaimana ditunjukkan dalam grafik 3.10 berikut. Grafik 3.10 Jumlah Kumulatif Satuan Pendidikan yang Mengakses dan atau Memanfaatkan Siaran Radio dan Televisi Pendidikan INDIKATOR KINERJA KELIMA Persentase e-layanan kementerian yang sesuai dengan tata kelola TIK (kumulatif) Realisasi dari Indikator Kinerja ini sampai dengan tahun 2017 adalah sebanyak 10 layanan yang sudah dikembangkan Pustekkom Kemendikbud. Pengukuran kinerja terhadap indikator yang dimaksud diperoleh capaian sebesar 100%. Ketercapaian Indikator Kinerja ini didukung oleh satu output seperti yang tertera dalam tabel 3.7 berikut. 44

61 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja Tabel 3.7 Tabel Indikator Kinerja-5 Jumlah e-layanan kementerian yang sesuai dengan tata kelola TIK SASARAN STRATEGIS Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan. INDIKATOR KINERJA Persentase e-layanan kementerian yang sesuai dengan tata kelola TIK (kumulatif). Output: 1. Layanan Kementerian yang sesuai dengan Tata Kelola TIK. REALISASI CAPAIAN TA 2017 TARGET REALISASI % 10 % 10 % 100 % 10% 10% 100% Berdasarkan data diatas dapat dijelaskan bahwa: 1. Layanan Kementerian yang sesuai dengan Tata Kelola TIK. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) oleh Kemendikbud menjadi sebuah kebutuhan untuk mendukung tercapainya penyediaan informasi dan pelaporan bagi penentu kebijakan pendidikan dan kebudayaan serta pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengembangan sistem informasi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan kementerian sebagai media e-administrasi dan e-pembelajaran perlu diupayakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja. Oleh sebab itu, perlu adanya keselarasan perencanaan, pengembangan, dan implementasi TIK sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pustekkom Kemendikbud sebagai ketua pelaksana tata kelola TIK dituntut agar pengelolaan dan layanan TIK dilakukan secara terpadu di antara satuan kerja di lingkungan Kemendikbud. Proses pengembangan e-layanan terkait dengan aplikasi pendidikan dan kebudayaan baik yang baru maupun modifikasi, harus memperhatikan standar-standar keamanan yang telah ditetapkan dalam sistem manajemen keamanan aplikasi. Yang perlu ditekankan pada proses ini adalah kesesuaian antara persyaratan teknis (technical equirements) dari layanan yang akan dikembangkan dengan standar keamanan. Pengembangan dan pemanfaatan e-layanan yang dapat dimanfaatkan di satker lingkungan Kemendikbud khususnya untuk e-administrasi sampai dengan tahun 2017 sebanyak 10 layanan. Pengukuran kinerja terhadap indikator yang dimaksud diperoleh capaian 100%. Adapun target yang diperjanjanjikan dalam PK tahun 2017 adalah 10 layanan yang pemanfaatannya untuk satker di lingkungan kemendikbud. 45 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

62 Layanan yang dapat dimanfaatkan oleh satker di lingkungan Kemendikbud meliputi layanan kemdikbud, bandwidth, domain kemdikbud, collocation, hosting, layanan awan kemdikbud (cloud), link Jardiknas atau data center, pengujian ketentraman keamanan (lab. security), dan layanan video conference, serta layangan pengembangan e-office. Sampai dengan tahun 2017 Pustekkom Kemendikbud memiliki lisensi , menurut data terdapat total akun , dan akun yang aktif. Jumlah ini merujuk pada satker yang mendapatkan layanan jardiknas dan sebagian besar sudah memanfaatkan e-layanan & e-office sebagai sarana pendukung e-administrasi. Satker di lingkungan Kemendikbud juga sudah memanfaatkan aplikasi SELI untuk setiap permintaan terkait layanan infrastruktur. Hal ini juga ditegaskan dengan penamaan domain yang resmi untuk semua satker dilingkungan Kemendikbud dengan Kemdikbud.go.id. Beberapa e-layanan yang sudah difasilitasi dan dapat diintegrasikan oleh Pustekkom Kemendikbud sesuai dengan layanan tata kelola TIK adalah sebagai berikut: 1. E-ADMINISTRASI 2. SISTEM PERSURATAN ONLINE/E-OFFICE (ELECTRONIC OFFICE) 3. KEMDIKBUD 4. E-PLANNING 5. SIMTRADA 6. E-MOLK 7. SPAD (SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DAN DOKUMEN) 8. DATA ASET KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 9. E-PEMBELAJARAN 46

63 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja Meskipun taget capaian sudah terpenuhi 100%, untuk kepentingan peningkatan kinerja, terdapat sejumlah catatan antara lain : Masih banyak Satker yang belum mengetahui layanan yang diberikan oleh Pustekkom Kemendikbud untuk menunjang tata kelola dan e-administrasi. Langkah antisipasi yang dapat ditempuh untuk meyempurnakan capaian kinerja sebagai berikut: Melakukan evaluasi, sosialisasi, peningkatan pemahaman kepada pengelola satker baik di pusat maupun daerah supaya dalam memberikan layanan kepada masyarakat dan pegawai dalam memanfaatkan TIK. Salah satu cerminan tata kelola yang baik di antaranya adalah efektif, efisien, transparansi dan akuntabel. Berdasarkan data dapat dijelaskan bahwa Indikator Kinerja Jumlah e-layanan kementerian yang sesuai dengan tata kelola TIK (kumulatif) jika dibandingkan antara realisasi dengan target kinerja yang ditetapkan, pada tahun 2017 tercapai 100%. Persentase capaian target pada tahun 2017 dapat dikatakan stabil jika dibandingkan dengan persentase tahun 2016 sebesar 100%. Pencapaian Kinerja dari Indikator Kinerja ini apabila dilihat dari jumlah kumulatif terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya sebagaimana ditunjukkan dalam grafik 3.11 berikut. 47 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

64 Grafik 3.11 Jumlah e-layanan Kementeruan yang Sesuai dengan Tata Kelola TIK (Kumulatif) INDIKATOR KINERJA KEENAM Jumlah lembaga/satuan kerja yang melaku kan kerjasama pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan Realisasi dari Indikator Kinerja ini sampai dengan tahun 2017 adalah sebanyak 70 lembaga. Pengukuran kinerja terhadap indikator yang dimaksud diperoleh capaian sebesar 70%. Adapun target tahunan yang diperjanjikan dalam perjanjian kinerja tahun 2017 adalah sebanyak 70 Lembaga. Ketercapaian Indikator Kinerja ini didukung oleh satu output seperti yang tertera dalam tabel 3.8 berikut. 48

65 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja Tabel 3.8 Tabel Indikator Kinerja-6 Jumlah lembaga/satuan kerja yang melaku kan kerjasama pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan SASARAN STRATEGIS Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan. INDIKATOR KINERJA Jumlah lembaga/ satuan kerja yang melaku kan kerjasama pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan. REALISASI CAPAIAN TA 2017 TARGET REALISASI % Output: 1. Lembaga yang Menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis TIK di Indonesia (IDLN) Indikator kinerja ini capaian realisasinya diukur melalui 1(satu) output dengan rincian tingkat pencapaian sebagai berikut: 1. Lembaga yang Menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis TIK di Indonesia (IDLN). Dalam rangka pemerataan mutu pendidikan serta pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan, maka harus diimbangi dengan pengembangan jaringan pembelajaran jarak jauh khususnya di Indonesia atau Indonesian Distance Learning Network (IDLN). Sejauh ini IDLN merupakan salah satu solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan pendidikan terutama dalam pemerataan akses dan kesenjangan mutu pendidikan antara daerah perkotaan dan dengan daerah lain yang berada di Indonesia. IDLN diharapkan mampu mengaplikasikan TIK dalam pengembangan pendidikan dan diklat dengan sistem belajar jarak jauh. Berdasarkan data capaian kinerja tahun 2017 Jumlah lembaga/satuan kerja yang melakukan kerjasama pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan adalah sebanyak 70 lembaga. Untuk mendukung indikator kinerja Jumlah lembaga/satuan kerja yang melakukan kerjasama pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan Pustekkom Kemendikbud melaksanakan kerja sama dengan berbagai instansi, baik itu melalui koordinasi langsung (melalui surat menyurat), maupun dengan kesepakatan tertulis, seperti nota kesepahaman dan atau perjanjian kerja sama. 49 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

66 Kerja sama pelaksanaan kerjasama pendayagunaan TIK yang ditangani oleh humas adalah bentuk kerja sama yang dituangkan dalam kesepakatan tertulis. Tercatat oleh humas sebanyak lembaga 18, 10 lembaga diantaranya baru dimulai tahun 2017 sedangkan 8 diantaranya merupakan lanjutan dari kerjasama tahun sebelumnya. Sedangkan pelaksanaan kerjasama yang ditangani oleh Pustekkom Kemendikbud pada Lembaga yang Menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis TIK di Indonesia (IDLN), capaian target fisik output Lembaga yang menerapkan pembelajaran jarak jauh berbasis TIK (IDLN) adalah 70 lembaga dengan indikator bahwa 70 lembaga tersebut terlibat berkontribusi dalam penyusunan naskah akademik pedoman pelaksanaan pembelajaran jarak jauh oleh lembaga. Berikut adalah daftar lembaga yang menerapkan pembelajaran jarak jauh berbasis TIK (IDLN): Tabel 3.9 Daftar Lembaga yang Menerapkan IDLN NO. SATUAN KERJA / LEMBAGA NO. SATUAN KERJA / LEMBAGA 1 Seamolec 36 Dinas pendidikan Pangandaran 2 P4TK Matematika 37 Dinas pendidikan Bandung Barat 3 Biro Kepegawaian Kemendikbud 38 Dinas pendidikan Humbang Hasundutan 4 BKLM 39 Dinas Pendidikan Padang Panjang 5 BPKLN 40 Dinas pendidikan Jakarta 6 LPMP DKI Jakarta 41 Dinas pendidikan Prov. Bali 7 Badan Pengembangan & Pembinaan Bahasa 42 Dinas pendidikan Pakpak Bharat 8 LPMP Banten 43 Dinas Pendidikan Darmasraya 9 Setditjen Paud dan Diknas 44 Dinas Pendidikan Gorontallo 10 LPMP Jawa Timur 45 Dinas Pendidikan Cilacap 11 Pusdiklat Pegawai Kemendikbud 46 Dinas Pendidikan Garut 12 LP2KS 47 Dinas Pendidikan Sidoarjo 13 P4TK IPA 48 Dinas Pendidikan Banyuwangi 14 Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) 49 Dinas Pendidikan Pekalongan Ciawi-Bogor,Kementerian Pertanian 15 Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), Kementerian Sosial 50 Dinas Pendidikan Slawi 16 Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) BPKP 51 Dinas Pendidikan Tangerang Selatan 50

67 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja NO. SATUAN KERJA / LEMBAGA NO. SATUAN KERJA / LEMBAGA 17 Pusat Pendidikan Dan Pelatihan (Pusdiklat),Kementerian Sekretariat 52 Dinas Pendidikan kota Bekasi Negara 18 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Pekerjaan 53 Dinas Pendidikan Makassar Umum dan Perumahan Rakyat 19 Pusdiklat, Kementerian Perdagangan 54 Dinas Pendidikan Pangkep 20 Balai Diklat BNN 55 MUI 21 Pusat Diklat SDM,kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 56 Direktorat Kebudayaan 22 BPSDM Provinsi DKI Jakarta 57 Direktorat PKLK 23 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pemerintahan Daerah, BPSDM 58 Dinas Pendidikan Surakarta Kemendagri 24 Pusdiklat Pengembangan SDM Kementerian Keuangan 59 Dinas Pendidikan Sragen 25 UT 60 Dinas Pendidikan Nganjuk 26 Dinas pendidikan Wonosari 61 Balai tekkom Kalimantan tengah 27 Dinas pendidikan Wonogiri 62 Balai tekkom Kalimantan Selatan 28 Dinas Pendidikan Majalengka 63 Balai tekkom Jawa Tengah 29 Dinas pendidikan Wonosobo 64 Balai Tekkom NTB 30 Dinas pendidikan Kediri 65 Balai tekkom NTT 31 Dinas pendidikan Kotawaringin Timur/ Sampit 66 Balai Tekkom Jambi 32 Dinas pendidikan Banyumas 67 Balai Tekkom Kepulauan Riau 33 Dinas pendidikan Kolaka Utara 68 Balai Tekkom Sulawesi Selatan 34 Dinas pendidikan Kulonprogo 69 Balai Tekkom Kalimantan Barat 35 Dinas pendidikan Temanggung 70 Balai Tekkom Riau Berikut adalah data Kerja sama pelaksanaan kerjasama pendayagunaan TIK yang ditangani oleh Pustekkom Kemendikbud. 51 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

68 Tabel 3.10 Daftar Instansi Kerjasama Pendayagunaan TIK Tahun 2017 NO. INSTANSI NAMA/LINGKUP PERJANJIAN 1. Pusdiklat Kemenlu KERJASAMA PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERSTANDAR NASIONAL UNTUK PELAKSANAAN KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI 2. Nusantara TV PELAKSANAAN PENYIARAN PROGRAM TELEVISI EDUKASI 3. Akademi Komunikasi Media Radio dan TV Jakarta PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DAN MEDIA KOMUNIKASI BERBASIS RADIO, TV, Web DAN MULTIMEDIA 4. AGBI PEMANFAATAN SIARAN TELEVISI EDUKASI UNTUK MENUNJANG PROGRAM PEMBINAAN DAN SIARAN KONTEN KOMUNITAS AGBI 5. Dinas Pendidikan DKI Jakarta PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA 6. BPSDM Kemendagri PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR BAGI APARATUR PEMERINTAHAN DALAM BIDANG PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI 7. Wahana Visi Indonesia PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN 8. TV Desa PELAKSANAAN PENYIARAN PROGRAM TELEVISI EDUKASI 9. Jaringan Sekolah Alam Nusantara PELAKSANAAN PENYIARAN RADIO SUARA EDUKASI JANGKA WAKTU 2 Tahun 2 Tahun 2 Tahun 2 Tahun 2 Tahun 1 Tahun Tabel 3.11 Daftar Instansi Kerjasama Pendayagunaan TIK yang Masih Berlaku di Tahun 2017 NO. INSTANSI 1. SMKN 5 Muhammadiyah Kepanjen 2. Dinas Pendidikan Kota Bontang NAMA/LINGKUP PERJANJIAN KERJASAMA RELAY SIARAN TV EDUKASI PEMANFAATAN TIK UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN TAHUN TTD JANGKA WAKTU 2013 Sudah diperpanjang lagi di Tahun 52

69 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja NO. INSTANSI 3. PKs Pemkab Sijunjung NAMA/LINGKUP PERJANJIAN PEMANFAATAN TIK UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN 4. LIPI PKS PEMBUATAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI DI SUMBA, NTT 5. Pemerintah Gorontalo PKS PEMANFAATAN TIK UNTUK KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN 6. MUI PKS PEMANFAATAN TIK UNTUK PENDIDIKAN BERAGAMA 7. PT. Mandiri Bintang Perdana 8. PT. TVMU Surya Utama PELAKSANAAN PENYIARAN PROGRAM TELEVISI EDUKASI PELAKSANAAN PENYIARAN PROGRAM TELEVISI EDUKASI TAHUN TTD JANGKA WAKTU Tahun Tahun Tahun Tahun Tanda tangan 20 Januari 2016 Tanda tangan 21 Januari Tahun 3 Tahun Berdasarkan data dapat dijelaskan bahwa Indikator Kinerja Jumlah lembaga/ satuan kerja yang melakukan kerjasama pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan jika dibandingkan antara realisasi dengan target kinerja yang ditetapkan, pada tahun 2017 tercapai 100%. Persentase target pada tahun 2017 dibandingkan dengan persentase realisasi capaian kinerja tahun 2016 dapat dikatakan stabil. Apabila dilihat dari jumlah kumulatif capaian kinerja untuk Indikator kinerja ini terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya sebagaimana ditunjukkan dalam grafik 3.12 berikut: Grafik 3.12 Jumlah Lembaga/Satker yang Melakukan Kerjasama Pendayagunaan TIK untuk Pendidikan dan Kebudayaan 53 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

70 INDIKATOR KINERJA KETUJUH Jumlah satuan kerja dan satuan pendidikan yang memanfaatkan e-administrasi Tabel 3.12 Tabel Indikator Kinerja-7 Jumlah satuan kerja dan satuan pendidikan yang memanfaatkan e-administrasi SASARAN STRATEGIS Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan. INDIKATOR KINERJA Jumlah satuan kerja yang memanfaatkan e-administrasi. Output: 1. Satuan kerja yang memanfaatkan e-administrasi. REALISASI CAPAIAN TA 2017 TARGET REALISASI % Sub Output: 1. Peningkatan kompetensi SDM dalam mengembangkan dan memanfaatkan e-office. 2. Peningkatan kemampuan SDM teknis jejaring pendidikan ,42 91,27 Indikator kinerja ini capaian realisasinya diukur melalui 2 (sub output) kegiatan dengan rincian tingkat pencapaian sebagai berikut: 1. Peningkatan Kompetensi SDM dalam mengembangkan dan memanfaatkan e-office. Salah satu Produk dari Indikator kinerja Satuan Kerja yang memanfaatkan e-administrasi adalah Pengembangan & Pengelolaan sistem e-office teritegrasi adalah Aplikasi Persuratan Elektronik merupakan aplikasi berbasis web yang digunakan untuk membantu pengelolaan Persuratan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dengan konsep membuat pekerjaan dan setiap tahapan proses dalam pengelolaan persuratan dilakukan secara elektronik sehingga dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja selama tersedia koneksi internet. Pada Tahun 2017 tercatat 77 satker di lingkungan Kemendikbud sudah terlibat dalam pemanfaatan e-office. Berikut data pemanfaatan e-office oleh satker di lingkungan Kemendikbud pada tahun

71 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja Gambar 3.2 Monitoring Aktivitas Satker pada e-office TA 2017 Perubahan proses pengelolaan persuratan dari manual menjadi elektronik, akan mengurangi kebutuhan penggunaan kertas, media penyimpanan arsip fisik dan penggunaan perangkat pengganda dokumen. Pengelolaan surat secara elektronik juga mengurangi resiko kehilangan surat, dan mempermudah pencarian surat. Sampai dengan saat ini, aplikasi Persuratan Elektronik,yang dikelola dan dikembangkan oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Biro Umum, telah diimplementasikan di hampir seluruh satuan kerja pusat dan di beberapa UPT daerah yang berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 55 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

72 Pada Tahun 2017 terdapat penambahan satker yang menggunakan aplikasi e-office dari UPT Kemendikbud, sebagai dampak dari kebijakan Unit Utama pembinanya. Tahun ini ditargetkan Aplikasi Persuratan Elektronik sudah diimplementasikan di seluruh satuan kerja Pusat kemudian diimplementasikan di seluruh UPT Daerah, sehingga manfaat percepatan layanan sebagai dampak dari implementasi aplikasi ini dapat segera dirasakan oleh seluruh pemangku kepentingan. Pemutakhiran Aplikasi Persuratan Elektronik dilakukan secara periodik untuk memenuhi kebutuhan pengguna baik dari sisi fitur, keamanan, kemudahan akses dan kenyamanan pengguna. Dari sisi perangkat lunak, di tahun 2017, Aplikasi Persuratan Elektronik dibuat dalam versi Android dan versi ios dan pada tahun yang sama pula, fitur tanda tangan elektronik akan mulai diujicobakan dengan didukung oleh regulasi yang mengesahkan bentuk tanda tangan elektronik untuk surat-surat yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian dari sisi perangkat keras, peningkatan performa juga dilakukan antara lain dengan peningkatan kapasitas penyimpanan data, peningkatan spesifikasi perangkat keras disesuaikan dengan jumlah akses dan data tersimpan, membuat sistem DRC (Disaster Recovery Center) serta perbaikan celah-celah keamanan secara rutin untuk menjamin kehandalan dan kecepatan akses dari Aplikasi Persuratan Elektronik. 56

73 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja Dalam proses pencapaian target, sosialisasi pemanfaatan e-office dilakukan melalui kegiatan bimtek dan fasilitasi, sehingga capaian kinerja untuk output ini dapat melebihi target yang ditetapkan di tahun Dalam pelaksanaan dilapangan terdapat sejumlah catatan sebagai berikut: Belum adanya payung hukum yang mewajibkan penggunaan aplikasi persuratan elektronik. Masih lemahnya kemampuan TIK, terutama staf di persuratan. Seringkali staf di persuratan ditempati oleh staf yg mendekati masa pensiun atau yang memiliki kemampuan TIK rendah, karena dianggap sebagai pekerjaan dengan resiko rendah. Sehingga seringkali pula ada kekhawatiran dari pejabat yang membawahi persuratan di tiap-tiap satker, kalau aplikasi e-office tidak akan bisa diimplementasikan karena lemahnya kemampuan SDM di persuratan. Masih ada beberapa satker yang bagian persuratannya belum memiliki infrastruktur yang baik. Serigkali dijumpai bagian yang menangani persuratan tidak mendapatkan infrastruktur TIK yang baik, karena dianggap tidak membutuhkan dukungan TIK dalam pemrosesan surat. Misalnya tidak adanya perangkat scanner yg memiliki fitur ADF, ketersediaan bandwidth yg kecil di bagian persuratan, banyaknya perangkat PC dan Laptop yg tidak mutakhir. Dengan kurang baiknya infrastuktur TIK di bagian persuratan, penggunaan aplikasi e-office menjadi tidak mempercepat pemrosesan surat, sehingga menjadi alasan untuk tidak menggunakan aplikasi e-office. Belum tersedianya Dukungan aplikasi untuk perangkat komunikasi bergerak (smartphone, tablet PC, dl). Aplikasi e-office sudah bisa diakses melalui perangkat komunikasi bergerak, namun belum murni menjadi aplikasi yang berjalan di dalam sistem operasi perangkat komunikasi bergerak tersebut. Sehingga masih membutuhkan internet browser untuk mengaksesnya dan untuk mengirimkan notifikasinya. Di era aplikasi smartphone seperti saat ini, hal tersebut menjadikan aplikasi e-office masih kurang praktis dan kurang user friendly jika diakses menggunakan perangkat komunikasi bergerak. Masih adanya satker yang menanggap aplikasi e-office belum sesuai dengan pengelolaan persuratan di satker tersebut. Hal ini dijadikan alasan untuk tidak menggunakan aplikasi e-office. Ada juga beberapa satker yang memiliki aplikasi sendiri namun tidak terintegrasi dengan e-office, dan hanya digunakan untuk lingkungan satkernya sendiri, sehingga masih belum mau memanfaatkan aplikasi e-office karena aplikasi yang dimiliki satker dianggap lebih cocok dan lebih lengkap untuk diimplementaskan di satkernya. 57 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

74 Masih belum disahkanya tanda tangan elektronik. Hal ini menyebabkan proses penandatangan surat tetap harus dalam bentuk hardcopy. Dengan belum adanya tanda tangan elektronik, manfaat aplikasi e-office untuk pemrosesan surat belum terlalu berasa manfaatnya dan belum secara signifikan memangkas waktu penerbitan sebuah surat. Saat ini untuk surat keluar, aplikasi e-office hanya menyediakan fitur penomoran saja. Dalam proses pencapaian target, sosialisasi pemanfaatan e-office dilakukan melalui kegiatan bimtek dan fasilitasi, sehingga capaian kinerja untuk output ini dapat melebihi target yang ditetapkan di tahun Adapun langkah antispasi yang bisa ditempuh untuk meminimalisir hambatan tersebut antara lain: Pembuatan permendikbud tentang tata naskah dinas elektronik, yang mewajibkan pemanfaatan aplikasi e-office dalam pemrosesan surat. Jika memungkinkan, ada semacam mekanisme rewad & punishment dalam pemanfaatan aplikasi e-office. Pelatihan TIK khusus yang diberikan untuk staf persuratan yang masih belum mampu menggunaan aplikasi e-office. Pendampingan intensif juga dilakukan dengan cara memberikan pelatihan penggunaan aplikasi e-office langsung di meja kerja, setiap hari selama rentang waktu tertentu. Aplikasi juga selalu dimutakhirkan sesuai masukan-masukan dari pengguna, sehingga tetap mudah dioperasikan oleh seorang pengguna yang memeliki kemampuan TIK tingkat rendah sekalipun. Pembuatan aplikasi berbasis Android dan ios di tahun Basis android & ios dipilih karena menjadi Sistem operasi terbanyak digunakan di perangkat komunikasi bergerak. Diharapkan dengan aplikasi ini, setiap pengguna yang mengakses via perangkat komunikasi bergerak menjadi lebih nyaman. Notifikasi surat/disposisi juga lgsg terintegrasi di perangkat milik masingmasing pengguna. Pemutakhiran aplikasi dilakukan secara terus menerus, berdasarkan masukan dari pengguna. Agar fitur-fitur yang tersedia di aplikasi menjadi semakin dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Mengajukan permendikbud yang mengatur penggunaan tanda tangan dan paraf elektronik, untuk melegalkan penggunaan tanda tangan elektronik dilingkungan Kemendikbud. Mempersiapkan aplikasi e-office untuk menunjang tanda tangan elektronik, dengan memperhatikan aspek kenyamanan pengguna dan keamanan. 58

75 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja 2. Peningkatan kemampuan SDM teknis jejaring pendidikan Capaian kinerja untuk output peningkatan kemampuan SDM teknis jejaring pendidikan pada tahun 2017 adalah 303 satker/satuan pendidikan adapun persentase capaian kinerjanya pada Tahun 2017 sebesar 91,27%. Peningkatan kemampuan teknis jejaring dilakukan di setiap satuan kerja baik itu dilingkungan sekolah maupun di satuan kerja/kantor yang berada dibawah Kemendikbud. Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa Indikator Kinerja Jumlah satuan kerja dan satuan pendidikan yang memanfaatkan e-administrasi jika dibandingkan antara realisasi dengan target kinerja yang ditetapkan, pada tahun 2017 tercapai 100%. Jumlah realisasi sasaran pada tahun 2017 ini dapat dikatakan stabil dibandingkan dengan realisasi sasaran tahun 2016 yang besaran capaiannya 100% pula. INDIKATOR KINERJA KEDELAPAN Jumlah Kumulatif bahan belajar/media pembelajaran berbasis TIK Realisasi dari Indikator Kinerja ini sampai dengan tahun 2017 adalah sebanyak 876 Bahan belajar. Pengukuran kinerja terhadap indikator yang dimaksud diperoleh capaian sebesar 106,83%. Adapun target tahunan yang diperjanjikan dalam perjanjian kinerja tahun 2017 adalah sebanyak 820 bahan ajar, sedangkan target secara kumulatif yang tertera dalam renstra adalah sebanyak Bahan belajar. Ketercapaian Indikator Kinerja ini didukung oleh satu output seperti yang tertera dalam tabel 3.13 berikut. Tabel 3.13 Tabel Indikator Kinerja-8 Jumlah kumulatif bahan belajar/media pembelajaran berbasis TIK SASARAN STRATEGIS Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan. INDIKATOR KINERJA Jumlah Kumulatif bahan belajar/media pembelajaran berbasis TIK. Output: 1. Bahan Belajar Berbasis TIK Untuk Pembelajaran (Konten Dan Aplikasi). REALISASI CAPAIAN TA 2017 TARGET REALISASI % , ,83 Indikator kinerja ini capaian realisasinya diukur melalui 1(satu) output dengan rincian tingkat pencapaian sebagai berikut: 59 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

76 1. Bahan Belajar Berbasis TIK Untuk Pembelajaran (Konten dan Aplikasi). Capaian fisik untuk Bahan Belajar Berbasis TIK untuk pembelajaran pada tahun 2107 adalah sebanyak 876 Bahan Belajar atau sebesar 106,83%. Dalam proses pencapaian target, pengembangan konten bahan belajar tahun ini dilakukan berbasis komunitas, melibatkan lebih banyak guru yang dikemas dalam kegiatan membatik (Membuat Bahan Belajar TIK), sehingga pencapaian target indikator kinerja ini dapat melebihi target yang ditetapkan di tahun Partisipasi guru dalam pembuatan bahan belajar hasilnya akan diupload ke dalam portal Rumah Belajar agar pemanfaatannya dapat diakses oleh setiap orang yang membutuhkan. Bahan Belajar berbasis TIK untuk pembelajaran dikelompokan menjadi 3, yaitu sebagai berikut: NO. JENIS BAHAN AJAR JUMLAH 1. Bahan Belajar Berbasis Video/Televisi Bahan Belajar Berbasis Audio/Radio Bahan Belajar berbasis Multimedia dan Web 409 TOTAL 876 Bahan belajar berbasis Video/Televisi Capaian fisik untuk bahan belajar berbasis video/televisi pada Tahun 2017 adalah 311 bahan belajar. Capaian fisik bahan ajar berbasis video/televisi tahun 2017 tergambar dalam grafik 3.13 berikut. Grafik 3.13 Bahan Ajar Berbasos Video/Televisi TA

77 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja Bahan belajar berbasis audio/radio Capaian fisik untuk bahan belajar berbasis audio/radio pada Tahun 2017 adalah 156 bahan ajar. Capaian fisik bahan ajar berbasis video/televisi tahun 2017 tergambar dalam grafik 3.14 berikut. Grafik 3.14 Grafik Bahan Belajar Berbasis Audio/Radio Tahun 2017 Bahan belajar berbasis Multimedia dan Web Capaian fisik untuk bahan belajar berbasis Multimedia dan Web pada tahun 2017 adalah 415 Bahan Belajar. Adapun data capaian fisik untuk bahan belajar berbasis Multimedia dan Web berdasarkan jenjang sekolah, dapat dilihat dalam grafik 3.15 berikut. Grafik 3.15 Jumlah Bahan Belajar Berbasis Multimedia dan Web Berdasarkan Jenjang Sekolah 61 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

78 Meskipun target dapat terlampaui, namun dalam pelaksanaannya tetap menemukan kendala. Adapun kendala yang ditemukan adalah prototipe bahan belajar belum terstandarisasi dengan baik, sehingga produksi bahan belajar masih mengandalkan prototipe yang sudah ada. Adapun langkah antisipasi yang dapat dilakukan adalah dilakukan penyusunan standarisasi baku dalam pembuatan prototipe bahan belajar. Berdasarkan data dapat dijelaskan bahwa Indikator kinerja Jumlah Kumulatif bahan belajar/media pembelajaran berbasis TIK, pada tahun 2017 persentase capaian kinerjanya sebesar 106,83%. Jumlah realisasi target pada tahun 2017 ini mengalami peningkatan 11,61% dibandingkan dengan realisasi target tahun 2016 sebesar 95,22%. Apabila dilihat dari jumlah kumulatif capaian kinerja untuk Indikator kinerja ini terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya sebagaimana ditunjukkan dalam grafik 3.16 berikut: Grafik 3.16 Jumlah Kumulatif Bahan Belajar/Media Pembelajaran Berbasis TIK INDIKATOR KINERJA KESEMBILAN Jumlah SDM yang terampil dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk pendidikan Realisasi dari Indikator kinerja SDM yang terampil dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk pendidikan pada tahun 2017 adalah sebanyak orang. Pengukuran kinerja terhadap indikator yang dimaksud diperoleh capaian sebesar 99,18%. Adapun target tahunan yang diperjanjikan dalam perjanjian kinerja tahun 2017 adalah sebanyak orang, sedangkan target secara kumulatif yang tertera dalam renstra adalah sebanyak orang. 62

79 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja Ketercapaian Indikator Kinerja ini didukung oleh satu output seperti yang tertera dalam tabel 3.14 berikut. Tabel 3.14 Tabel Indikator Kinerja-9 Jumlah SDM yang terampil dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk pendidikan SASARAN STRATEGIS Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan. INDIKATOR KINERJA KEGIATAN Jumlah SDM yang terampil dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk pendidikan. Output: 1. SDM yang Terampil Dalam Mengembangkan dan Memanfaatkan TIK untuk e-pembelajaran dan e-administrasi. REALISASI CAPAIAN TA 2017 TARGET REALISASI % , ,18 Indikator kinerja ini capaian realisasinya diukur melalui 1 (satu) output dengan rincian tingkat pencapaian sebagai berikut: 1. SDM yang Terampil dalam Mengembangkan dan Memanfaatkan TIK untuk e-pembelajaran dan e-administrasi. Output kegiatan ini didukung oleh sub output sebagai berikut: NO. SUB OUTPUT JUMLAH CAPAIAN (ORANG) 1. Peningkatan Kompetensi TIK Guru Untuk pembelajaran Berbasis Multimedia dan Web 2. Peningkatan Kompetensi TIK Guru untuk pembelajaran Berbasis RTF 3. Peningkatan Kompetensi TIK Guru untuk 779 pembelajaran berbasis Jejaring Pendidikan TOTAL Berdasarkan data yang terekam dalam aplikasi Rumah Belajar, berikut rekap jumlah SDM yang terampil mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk e-pembelajaran dan e-administrasi berdasarkan jenjang sekolah: 63 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

80 Tabel 3.15 Rekap jumlah SDM yang terampil mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk e-pembelajaran dan e-administrasi berdasarkan jenjang sekolah NO. PROVINSI JUMLAH SDM TERLATIH JENJANG SEKOLAH SD SMP SMA/SMK 1 Jawa Timur Banten DKI Jakarta Lampung Sulawesi Tenggara Sumatera Barat Sulawesi Tengah Aceh Sumatera Selatan Kalimantan Utara Kalimantan Tengah Riau Jawa Tengah Jawa Barat Kalimantan Selatan Sulawesi Selatan Sumatera Utara Maluku

81 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja NO. PROVINSI JUMLAH SDM TERLATIH JENJANG SEKOLAH SD SMP SMA/SMK 19 Daerah Istimewa Yogyakarta Kalimantan Barat Jambi Nusa Tenggara Barat Gorontalo Kepulauan Bangka Belitung Maluku Utara Sulawesi Barat Bengkulu Bali Kepulauan Riau Nusa Tenggara Timur Kalimantan Timur Papua Papua Barat Sulawesi Utara JUMLAH Grafik 3.17 Sebaran SDM yang Terampil dalam Mengembangkan dan Memanfaatkan TIK 65 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

82 Dalam upaya pencapaian target, tentu tidak terlepas dari hambatan, adapun hambatan yang ditemukan adalah sebagai berikut: Masih minimnya kesadaran dari unit /instansi di daerah tentang perlunya peningkatan kompetensi TIK Guru di daerahnya, sehingga program untuk peningkatan kompetensi TIK Guru terus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Dengan demikian Guru yang telah mendapat peningkatan kompetensi TIK dapat diberdayakan secara optimal dan mampu mensosialisasikan nya kembali kepada guru lain di daerahnya. Peningkatan kompetensi TIK SDM belum terpola secara berkelanjutan dan Instruktur daerah belum berperan secara optimal dalam memberdayakan SDM di daerah. Adapun langkah antisipasi adalah sebagai berikut: Membuat program kegiatan untuk menfasilitasi guru dari tiap komunitas/ MGMP untuk meningkatkan kompetensi dalam mengembangkan bahan belajar melalui pelatihan online dan pemberdayaan guru yang telah dilatih di tiap daerah. Membuat pola peningkatan Kompetensi SDM TIK berkelanjutan mengacu pada UNESCO dan standar Kompetensi Guru. Berdasarkan data dapat dijelaskan bahwa Indikator kinerja Jumlah SDM yang terampil dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk pendidikan jika dibandingkan antara realisasi dengan target kinerja yang ditetapkan, pada tahun 2017 tercapai 98,69%. Jumlah realisasi target pada tahun 2017 ini mengalami peningkatan 2,92% dibandingkan dengan realisasi target tahun 2016 sebesar 95,77%. Apabila dilihat dari jumlah kumulatif capaian Kinerja untuk Indikator kinerja ini terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya sebagaimana ditunjukkan dalam grafik 3.18 berikut. Grafik 3.18 Jumlah Kumulatif SDM yang Terampil dalam Mengembangkan & Memanfaatkan TIK untuk Pendidikan & Kebudayaan 66

83 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja INDIKATOR KINERJA KESEPULUH Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran yang Memperoleh Pembinaan Tabel 3.16 Indikator Kinerja-10 Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran yang Memperoleh Pembinaan SASARAN STRATEGIS Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan. INDIKATOR KINERJA Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran yang Memperoleh Pembinaan. Output: 1. Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran Yang Memperoleh Pembinaan. REALISASI CAPAIAN TA 2017 TARGET REALISASI % Indikator kinerja ini capaian realisasinya diukur melalui 1 (satu) output kegiatan dengan rincian tingkat pencapaian sebagai berikut: 1. Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran Yang Memperoleh Pembinaan. Berdasarkan Permenpan No: PER/2/M.PAN/3/2009, Pengembang Teknologi Pembelajaran adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengembangan teknologi pembelajaran yang diduduki oleh PNS dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. Teknologi pembelajaran adalah suatu bidang yang secara sistematik memadukan komponen sumber daya belajar yang meliputi: orang, isi ajaran, media atau bahan belajar, peralatan, teknik, dan lingkungan, yang digunakan untuk membelajarkan peserta didik pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan (Permenpan No: PER/2/M.PAN/3/2009). Sedangkan pengembangan teknologi pembelajaran (PTP) adalah suatu proses analisis, pengkajian, perancangan, produksi, penerapan dan evaluasi sistem/model teknologi pembelajaran (Permenpan No: PER/2/M.PAN/3/2009). 67 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

84 JF-PTP termasuk dalam rumpun pendidikan lainnya yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang pengembangan teknologi pembelajaran pada instansi pemerintah sehingga merupakan jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus sebagai PNS yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Tugas pokok pengembang teknologi pembelajaran adalah melaksanakan analisis dan pengkajian sistem/model teknologi pembelajaran, perancangan sistem/ model teknologi pembelajaran, produksi media pembelajaran, penerapan sistem/model dan pemanfaatan media pembelajaran, pengendalian sistem/ model pembelajaran, dan evaluasi penerapan sistem/model dan pemanfaatan media pembelajaran. Secara lebih rinci tugas-tugas tersebut telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 128 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Teknologi Pembelajaran dan Angka Kreditnya. Atas dasar pemikiran tersebut maka Pustekkom Kemendikbud mempunyai tugas dalam pengembangan pembinaan PTP. Berikut adalah data Jumlah PTP berdasarkan tingakatannya. 68

85 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja NO. TINGKATAN PTP JUMLAH 1. Calon PTP (yang sudah dinyatakan lulus) PTP Pertama PTP Muda PTP Madya 11 TOTAL 317 Diagram 3.1 Jumlah PTP Berdasarkan Tingkatannya Menurut data capaian kinerja tahun 2017, persentase capaian kinerja untuk output ini adalah sebesar 100%. Sampai dengan tahun 2017 terdapat 188 PTP telah memperoleh pembinaan dan berperan aktif dalam kegiatan penilaian JF PTP dan 129 calon PTP yang telah melakukan tes dan pemberkasan. Adapun target yang diperjanjikan dalam Perjanian Kinerja Tahun 2017 adalah 317 orang PTP. Proses pembinaan PTP dilingkungan Kemendikbud masih terus dilaksanakan hingga target capaian dalam PK dan Renstra mencapai 100%. Beberapa program kegiatan yang mendorong tercapainya target antara lain sebagai berikut: Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran yang dilakukan 2 kali dalam setahun. Fasilitasi Jabatan Fungsional PTP. Penyusunan draft juklak JUKNIS PTP. 69 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

86 Fasilitasi Tatalaksana pengelolaan JF PTP (pembentukan tim PAK, sekretariat) Penyusunan Kurikulum Diklat Penjenjangan Jabatan Fungsional PTP. Penyusunan bahan ajar kurikulum diklat perjenjangan PTP. Sosialisasi Peraturan terkait JF PTP. Fasilitasi organisasi Profesi PTP melaui Asosiasi, komunitas dan konsolidasi organisasi terkait baik di dalam dan luar negeri. Regional Simposium Pengembang Teknologi Pembelajaran. Adapun capaian lain yang telah dilakukan dalam rangka menunjang pencapaian target indikator kinerja ini adalah revisi Permenpan JF-PTP melalui nomor Permenpan Nomor 28 tahun 207 tentang Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pemebelajaran. Selain finalisasi usulan revisi JF-PTP, konsentrasi program kerja Pustekkom Kemendikbud pada tahun 2017 adalah menjalankan amanah Permenpan Nomor 26 tahun 2016 tentang penyesuaian/inpassing kedalam jabatan fungsional. Permenpan tersebut mengamanahkan pada semua instansi pembina jabatan fungsional (termasuk Pustekkom Kemendikbud) untuk melakukan serangkaian kegiatan guna mewujudkan program pemerintah untuk mengangkat PNS dalam jabatan fungsional tertentu. Kegiatan inpassing ini diawali dengan penyusunan tatacara inpassing JF-PTP melalui Persejen Nomor 2 tahun Pustekkom Kemendikbud, secara simultan juga melakukan penyusunan soal uji kompetensi JF-PTP bagi tiap jenjangnya yaitu jenjang pertama, muda, madya dan utama. Serta melakukan perancangan sistem aplikasi uji kompetensi yang diberi nama LUKe (layanan uji kompetensi elektronik) JF-PTP. Setelah seluruh perangkat uji kompetensi tersebut selesai, selanjutnya dilakukan penyusunan bahan sosialisasi inpassing JF-PTP dan pelaksanaan sosialisasinya ke 18 Propinsi dengan mengundang unit-unit yang berpotensi memiliki pejabat fungsional PTP, antara lain yaitu lembaga diklat dinas/kabupaten kota, Pusdiklat kementerian di tiap daerah, universitas, dinas pendidikan dan juga unit dilingkungan kemendikbud yang memiliki fungsi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Tugas sebagai instansi pembina lainnya juga telah dilakukan Pustekkom Kemendikbud dalam tahun 2017 ini antara lain adalah melakukan kegiatan bimbingan teknis kepada pejabat fungsional PTP dan atasan langsung dalam melaksanakan tugas jabatan sebagai JF-PTP, Sosialisasi pemanfaatan DUPAK-e (aplikasi elektroni yang digunakan dalam pengusulan angka kredit bagi pejabat fungsional PTP), penyelenggaraan simposium PTP, sebagai sarana tukar 70

87 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja pikiran sesama pejabat fungsional PTP dan juga sekaligus sarana menambah pengetahuan dalam bidang teknologi pembelajaran. Meskipun taget capaian sudah terpenuhi 100%, untuk kepentingan peningkatan kinerja, terdapat sejumlah catatan antara lain belum terlaksananya beberapa tugas sebagai Instansi Pembina disebabkan karena berbagai keterbatasan seperti anggaran yang tersedia kurang memadai, dan keterbatasan jumlah tenaga yang bertugas pada sekretariat yang mengurusi jabatan fungsional PTP. Langkah antisipasi yang bisa ditempuh adalah Meningkatkan kerjasama dengan unit lain (Pusdiklat Pegawai dan Biro Kepegawaian) untuk penyelenggaraan diklat dan penyusunan pedoman formasi, serta optimalisasi anggaran dan meningkatkan kinerja tenaga di sekretariat. Berdasarkan data dapat dijelaskan bahwa Indikator kinerja Jumlah Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran yang Memperoleh Pembinaan pada tahun 2017 tercapai 100%. Secara Persentase capaian kinerja indikator kinerja Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran yang memperoleh Pembinaan dapat dikatakan STABIL jika dbandingkan dengan persentase capaian kinerja pada tahun Apabila dilihat dari jumlah capaian kinerja kumulatif Indikator Kinerja Jumlah Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran yang Memperoleh Pembinaan terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya sebagaimana ditunjukkan dalam grafik 3.19 berikut: Grafik 3.19 Jumlah Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran yang Memperoleh Pembinaan 71 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

88 Seluruh perealisasian sasaran strategis Pustekkom Kemendikbud dalam pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan juga didukung oleh pelaksanaan urusan ketatausahaan, yang meliputi kegiatan Layanan dukungan manajemen eselon I, Layanan internal (overhead), Layanan perkantoran yang realisasi pencapaian nya pada tahun anggaran 2017 adalah sebagai berikut: Layanan dukungan manajemen eselon I, capain kinerja untuk layanan dukungan manajemen eselon I sebesar 100%. Realisasi capaian kinerja pada tahun 2017 adalah 6 layanan sebagai berikut: 1. Layanan Rencana Program. 2. Layanan Rencana Anggaran. 3. Layanan Kepegawaian. 4. Layanan Keuangan. 5. Layanan Rumah Tangga. 6. Layanan Pemantauan dan Evaluasi. Layanan internal (overhead), capaian kinerja untuk layanan internal (overhead) pada adalah 100 %.Realisasi capaian kinerja pada tahun 2017 adalah 5 layanan sebagai berikut: 1. Overhead. 2. Kendaraan Bermotor. 3. Perangkat Pengolah Data Komunikas. 4. Peralatan Fasilitas Perkantoran. 5. Gedung dan Bangunan. Layanan perkantoran, output ini direlaisasikan melalui beberapa kegiatan meliputi, pembayaran gaji dan tunjangan, serta penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran selama 12 bulan anggaran. Capaian kinerja pada tahun anggaran 2017 untuk output ini sebesar 100% atau 12 bulan anggaran. 72

89 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja 3.2 REALISASI ANGGARAN Realisasi anggaran merupakan penggunaan anggaran dalam upaya pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan sesuai penetapan kinerja tahun Pada tahun 2017 total anggaran Pustekkom Kemendikbud sebesar Rp , dan yang diperjanjikan dalam PK sebesar Rp Tahun 2017 Pustekkom Kemendikbud mengalami efisiensi sebesar Rp dan Realokasi anggaran Gaji sebesar Rp sehingga total pagu anggaran setelah efisiensi dan realokasi adalah sebesar Rp , dan alokasi anggaran yang diperjanjikan dalam perjanjian kinerja setelah revisi adalah Rp Pagu tersebut dilaksanakan untuk membiayai 10 Indikator Kinerja yang terdapat dalam perjanjian kinerja yang diemban oleh 4 bidang dan 1 bagian Tata usaha. Berikut diagram pengalokasian anggaran pada 4 bidang dan 1 bidang di lingkungan Pustekkom Kemendikbud. Diagram 3.2 Alokasi Anggaran Berdasarkan Pengemban Indikator Kinerja Tabel 3.17 Alokasi Anggaran Berdasarkan Pengemban Indikator Kinerja BIDANG/BAGIAN ALOKASI ANGGARAN (Rp.) SELF BLOCKING % Pengembangan Jejaring Rp % PTP Berbasis RTF Rp % PTP Berbasis MM & Web Rp % Tata Usaha Rp % Sedangkan sebaran alokasi anggaran berdasarkan jenis belanja adalah sebagai berikut. 73 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

90 Diagram 3.3 Alokasi Anggaran Per Jenis Belanja Tabel 3.18 Tabel Alokasi anggaran Per Jenis Belanja BIDANG/BAGIAN ALOKASI ANGGARAN (Rp.) % Belanja Pegawai Rp ,24% Belanja Barang Rp ,19% Belanja Modal Rp ,58% Selama tahun 2017 pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi serta mewujudkan target Kinerja yang ingin dicapai, anggaran yang berhasil terealisasi pada tahun 2017 adalah sebesar Rp atau berhasil terserap 96,71% dari alokasi anggaran revisi terkahir sebesar Rp Rincian realisasi anggaran dapat dilihat pada grafik 3.20 berikut. Grafik 3.20 Realisasi Anggaran TA 2017 Berdasarkan Jenis Belanja 74

91 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja Grafik 3.21 Ikhtisar Realisasi Anggaran Berdasarkan Indikator Kinerja Rincian realisasi anggaran yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja diatas adalah sebagai berikut: INDIKATOR KINERJA PERTAMA Jumlah satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online Tabel 3.19 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja-1 Jumlah satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online. SASARAN STRATEGIS Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan dan Kebudayaan. INDIKATOR KINERJA Jumlah satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online. Output: 1. Satuan pendidikan yang terkoneksi jardiknas. REALISASI ANGGARAN TA 2017 ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) % , ,41 75 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

92 1. Satuan pendidikan yang terkoneksi jardiknas. Berdasarkan data kinerja keuangan diatas dapat dijelaskan alokasi anggaran untuk pencapaian Indikator Kinerja Jumlah satuan pendidikan yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online sebelum revisi adalah sebesar Rp Sejalan dengan kebijakan pemerintah mengenai efisiensi, maka alokasi anggaran untuk Indikator kinerja ini mengalami efisiensi sebesar Rp , adapun alokasi anggaran setelah efisiensi yang dapat digunakan adalah sebesar Rp yang tersebar ke 4 (empat) kegiatan pendukung sebagai berikut : Penyediaan Bandwidth Zona Sekolah dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (98,45%). Integrasi Data dan Layanan TIK untuk Pendidikan dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (96,39%). Verifikasi dan Rekonsiliasi Penggunaan Bandwidth dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (98,55%). FGD Penentuan Service Level Management Layanan Berbasis TIK dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (96,63%). Dari total alokasi anggaran untuk indikator ini berhasil terealisasi sebesar Rp atau sebersar 98,41%. Efisiensi anggaran dilakukan pada komponen Penyediaan Bandwidth Zona Sekolah. Efisiensi dapat dilakukan dengan cara memprediksi secara akurat penggunaan yang bandwidht zona sekolah sampai dengan akhir tahun 2017, sehingga dapat diketahui berapa estimasi pemakaian anggaran maksimal sampai dengan akhir tahun Dengan demikian pemotongan anggaran bisa dilakukan secara cermat pada komponen ini untuk dialihkan pada komponen lain atapun untuk dilakukan pemotongan anggaran. 76

93 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja INDIKATOR KINERJA KEDUA Jumlah satuan kerja/unit kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online Tabel 3.20 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja-2 Jumlah satuan kerja/unit kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online SASARAN STRATEGIS Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan dan Kebudayaan. INDIKATOR KINERJA Jumlah satuan kerja/unit kerja yang terkoneksi dan memanfaatkan jaringan online. Output: 1. Satuan kerja/ unit kerjayang terkoneksi jardiknas. REALISASI ANGGARAN TA 2017 ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) % , ,74 1. Satuan kerja atau Unit kerja yang terkoneksi jardiknas. Berdasarkan data kinerja keuangan diatas dapat dijelaskan alokasi anggaran untuk pencapaian Indikator Kinerja ini sebelum revisi adalah sebesar Rp Efesiensi anggaran yang diberlakukan untuk indikator satuan kerja/unit kerja yang terkoneksi jardiknas sebesar Rp , sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target adalah sebesar Rp Adapun realisasi anggaran untuk TA 2017 sebesar Rp atau sebesar 97,74%. Alokasi anggaran tersebut tersebar ke 7 (Tujuh) kegiatan pendukung sebagai berikut: Koordinasi Pengelola Jardiknas dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (97,74%). Integrasi Data dan Layanan TIK untuk Pendidikan dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (99,01%). Pengembangan Sistem dan Aplikasi Kemendikbud dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (43,64%). Verifikasi dan Rekonsiliasi Penggunaan Bandwidth dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (90,48%). Pengembangan Infrastruktur Pendukung e-pendidikan dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (97,41%). 77 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

94 FGD Penentuan Service Level Management Layanan Berbasis TIK dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (64,16%). Satuan Kerja yang Terkoneksi Jaringan Online dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (99,05%). Efisiensi anggaran dilakukan pada komponen Satuan Kerja yang Terkoneksi Jaringan Online, Efisiensi dapat dilakukan dikarenakan adanya adendum kontrak dalam penyediaan Bandwidht zona satker. Dengan demikian pemotongan anggaran bisa dilakukan secara cermat pada komponen ini untuk dialihkan pada komponen lain atapun untuk dilakukan efisiensi. INDIKATOR KINERJA KETIGA Jumlah kumulatif satuan pendidikan yang mengakases dan atau memanfaatkan e-pembelajaran Tabel 3.21 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja-3 Jumlah kumulatif satuan pendidikan yang mengakases dan atau memanfaatkan e-pembelajaran SASARAN STRATEGIS Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan dan Kebudayaan. INDIKATOR KINERJA Jumlah kumulatif satuan pendidikan yang mengakases dan atau memanfaatkan e-pembelajaran. Output: 1. Satuan Pendidikan Yang Menerapkan TIK untuk e-pembelajaran. 2. Sekolah Yang Menerapkan Pusat Sumber Belajar. 3. Sekolah Garis Depan Berbasis TIK/3T. REALISASI ANGGARAN TA 2017 ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) % 98,22 98,21 99,28 98,04 Berdasarkan data kinerja keuangan diatas dapat dijelaskan Alokasi anggaran awal untuk pencapaian Indikator Kinerja ini adalah sebesar Rp Efesiensi anggaran yang diberlakukan untuk indikator Jumlah kumulatif satuan pendidikan yang mengakses dan atau memanfaatkan e-pembelajaran untuk TA 2017 sebesar 78

95 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja Rp Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target adalah sebesar Rp Adapun realisasi anggaran untuk TA 2017 sebesar Rp atau sebesar 98,22%. Berikut rincian realisasi anggaran yang digunakan untuk masing-masing output pendukung. 1. Satuan Pendidikan yang Menerapkan TIK untuk e-pembelajaran. Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp Pemotongan anggaran untuk output satuan Pendidikan yang Menerapkan TIK untuk e-pembelajaran sebesar Rp Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini sebesar Rp Adapun anggaran yang terealisasi TA 2017 adalah sebesar Rp ; dengan persentase sebesar 97,52%. Alokasi anggaran tersebut digunakan untuk membiayai dua sub output yang mendukung pencapaian target, sebagaimana terinci berikut. Satuan Pendidikan yang Memanfaatkan Rumah Belajar Alokasi Anggaran awal untuk suboutput ini sebesar Rp , adapun efisiensi yang diberlakukan untuk sub output ini adalah sebesar Rp Alokasi anggaran setelah revisi adalah sebesar Rp , dengan realisasi anggaran sebesar Rp (99,19%). Efisiensi dilakukan dengan cara mengurangi 6(enam) subkomponen kegiatan tanpa mempengaruhi substansi dan mengurangi target capaian kinerjanya. 6 subkomponen kegiatan tersebut antara lain: 1. Integrasi layanan aplikasi rumah belajar (Single Sign On). 2. Integrasi Database Rumah Belajar dengan Data Pendidikan (DAPODIK). 3. Audit dan Evaluasi Sistem dan Aplikasi Rumah Belajar. 4. Evaluasi Pemanfaatan Rumah Belajar. 5. Temu Mitra Komunitas Rumah belajar. 6. Evaluasi Pemanfaatan Rumah Belajar berbasis Komunitas. Satuan Pendidikan yang Menerapkan Model Pembelajaran Inovatif Alokasi Anggaran awal untuk suboutput ini sebesar Rp adapun efisiensi yang diberlakukan untuk sub output ini adalah sebesar Rp Alokasi anggaran setelah revisi adalah sebesar 79 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

96 Rp , dengan realisasi anggaran sebesar Rp (96,28%). Efisiensi dilakukan dengan cara mengurangi perjalanan dinas pada kegiatan Pendampingan teknis Implementasi pembelajaran Inovatif. 2. Sekolah yang Menerapkan Pusat Sumber Belajar Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp Efisiensi anggaran untuk output Sekolah yang menerapkan Pusat Sumber Belajar sebesar Rp Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini sebesar Rp Adapun anggaran yang terealisasi TA 2017 adalah sebesar Rp ; dengan persentase sebesar 99,28 %. Efisiensi dilakukan dengan cara mengurangi perjalanan dinas pada kegiatan Pendampingan Teknis Penguatan Literasi TIK PSB di sekolah. 3. Sekolah Garis Depan Berbasis TIK/3T. Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp Efisiensi anggaran untuk output Sekolah Garis Depan Berbasis TIK/3T sebesar Rp Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini sebesar Rp Adapun anggaran yang terealisasi TA 2017 adalah sebesar Rp ; dengan persentase sebesar 98,04 %. Efisiensi dilakukan dengan cara mengurangi perjalanan dinas pada komponen Pendampingan Teknis Implementasi pembelajaran TIK sekolah Garis Depan, serta penghapusan subkomponen Produksi Bahan belajar Multimedia Untuk Sekolah Garis Depan. Pemilahan penghapusan subkomponen tersebut atas dasar fokus sasaran output untuk Sekolah Garis depan Berbasis TIK/3T tahun ini berfokus pada Peningkatan Sarana pendukung pembelajaran sekolah garis depan (SGD). 80

97 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja INDIKATOR KINERJA KEEMPAT Jumlah satuan pendidikan yang dapat mengakses dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan (kumulatif) Tabel 3.22 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja-4 Jumlah satuan pendidikan yang dapat mengakses dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan SASARAN STRATEGIS Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan dan Kebudayaan. INDIKATOR KINERJA Jumlah satuan pendidikan yang dapat mengakses dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan (kumulatif). Output: 1. Jumlah satuan pendidikan yang dapat mengakses dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan (kumulatif). REALISASI ANGGARAN TA 2017 ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) % 99,77 99,77 Berdasarkan data kinerja keuangan diatas dapat dijelaskan bahwa dari Indikator Kegiatan tersebut realisasi pencapaian targetnya sebagaimana dijelaskan berikut: 1. Jumlah satuan pendidikan yang dapat mengakses dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan (kumulatif). Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp Efisiensi anggaran untuk output Satuan pendidikan yang dapat dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan sebesar Rp Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini sebesar Rp Adapun anggaran yang terealisasi TA 2017 adalah sebesar Rp ; dengan persentase sebesar 99,78 %. Alokasi anggaran tersebut tersebar ke 4 (empat) komponen pendukung sebagai berikut: Pembinaan Satuan Pendidikan yang Menerapkan Sistem dan Model e-pembelajaran (Kihajar) dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (99,89%). 81 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

98 Penyelenggaraan TV edukasi dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (99,7%). Fasilitasi Pemanfaatan TV edukasi dan Suara Edukasi dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (99,77%). Penyelenggaraan Siaran Radio Pendidikan dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (99,73%). Efisiensi anggaran dilakukan pada Indikator kinerja Satuan pendidikan yang dapat dan atau memanfaatkan siaran radio dan televisi pendidikan, antara lain pada subkomponen Jaringan Telekomunikasi Satelit. Efisiensi dapat dilakukan dikarenakan adanya adendum kontrak dalam belanja sewa pada subkomponen Jaringan Telekomunikasi Satelit. INDIKATOR KINERJA KELIMA Persentase e-layanan kementerian yang sesuai dengan tata kelola TIK (kumulatif) Tabel 3.23 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja-5 Persentase e-layanan kementerian yang sesuai dengan tata kelola TIK SASARAN STRATEGIS Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan dan Kebudayaan. INDIKATOR KINERJA Persentase e-layanan kementerian yang sesuai dengan tata kelola TIK (kumulatif). Output: 1. Layanan Kementerian yang sesuai dengan Tata Kelola TIK. REALISASI ANGGARAN TA 2017 ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) % 78,53 78,53 Berdasarkan data kinerja keuangan diatas dapat dijelaskan rincian realisasi anggaran yang digunakan untuk masing-masing output: 1. Jumlah Satuan Pendidikan Yang memanfaatkan Rumah Belajar (e-pembelajaran). Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp Efisiensi anggaran untuk output Layanan Kemeterian yang sesuai dengan Tata Kelola TIK sebesar Rp Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini 82

99 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja sebesar Rp Adapun anggaran yang terealisasi TA 2017 adalah sebesar Rp ; dengan persentase sebesar 78,53%. Alokasi anggaran tersebut tersebar ke 4 (empat) sub output pendukung sebagai berikut: Penyusunan pedoman yang sesuai dengan tata kelola TIK dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (98,93%). Pengembangan Layanan Tata Kelola TIK dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (76,4%). Implementasi Tata Kelola TIK dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (61,51%). Monitoring dan Evaluasi Tata Kelola TIK dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (89,55%). Efisiensi anggaran dilakukan pada Indikator kinerja Layanan Kementerian yang sesuai dengan Tata Kelola TIK, antara lain pada subkomponen Monitoring dan Pelatihan Penanganan Gangguan Zona LAN Satker Kemendikbud. Efisiensi terbesar dilakukan dengan cara mengurangi perjalanan dinas pada kegiatan Monitoring dan Pelatihan Penanganan Gangguan Zona LAN Satker Kemendikbud. 83 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

100 INDIKATOR KINERJA KEENAM Jumlah lembaga/satuan kerja yang melaku kan kerjasama pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan Tabel 3.24 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja-6 Jumlah lembaga/satuan kerja yang melakukan kerjasama pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan SASARAN STRATEGIS Terlenggaranya peningkatan kerjasama di bidang pengem bangan dan pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan. INDIKATOR KINERJA Jumlah lembaga/ satu an kerja yang melakukan kerjasama penda yagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan. Output: 1. Lembaga yang Menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis TIK di Indonesia (IDLN). REALISASI ANGGARAN TA 2017 TARGET (Rp) REALISASI (Rp) % 99,05 99,05 1. Lembaga yang Menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis TIK di Indonesia (IDLN). Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp Efisiensi anggaran untuk output Lembaga yang Menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis TIK di Indonesia (IDLN) sebesar Rp Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini sebesar Rp Adapun anggaran yang terealisasi TA 2017 adalah sebesar Rp ; dengan persentase sebesar 99,05%. Alokasi anggaran tersebut tersebar ke 3 (empat) sub output pendukung sebagai berikut: Lembaga yang tergabung dalam Komunitas IDLNdengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (97,89%). Satuan Kerja Kemendikbud yang memanfaatkan aplikasi pembelajaran Jarak Jauh Berbasis TIK dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (99,71%). 84

101 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja di daerah yang menyelenggarakan Pembelajaran Online untuk Guru dan tenaga kependidikan dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (99,59%). Efisiensi anggaran dilakukan pada Indikator kinerja Lembaga yang Menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis TIK di Indonesia (IDLN) antara lain pada subkomponen Fasilitasi Pembelajaran Jarak jauh oleh IDLN, serta menghilangkan 2 komponen pada sub output Satuan Kerja Kemendikbud yang memanfaatkan aplikasi pembelajaran Jarak Jauh Berbasis TIK. Efisiensi terbesar dilakukan dengan cara mengurangi perjalanan dinas. INDIKATOR KINERJA KETUJUH Jumlah satuan kerja dan satuan pendidikan yang memanfaatkan e-administrasi Tabel 3.25 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja-7 Jumlah satuan kerja dan satuan pendidikan yang memanfaatkan e-administrasi SASARAN STRATEGIS Terlenggaranya peningkatan kerjasama di bidang pengem bangan dan pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan. INDIKATOR KINERJA Jumlah satuan kerja dan satuan pendidikan yang memanfaatkan e-administrasi. Output: 1. Peningkatan Kompetensi SDM dalam mengembangkan dan memanfaatkan e-office. 2. Peningkatan Kemampuan SDM Teknis Jejaring Pendidikan. REALISASI ANGGARAN TA 2017 TARGET (Rp) REALISASI (Rp) % , ,74 83,93 Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp Efisiensi anggaran untuk output Jumlah satuan kerja dan satuan pendidikan yang memanfaatkan e-administrasi sebesar Rp Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini sebesar Rp Adapun anggaran yang terealisasi TA 2017 adalah sebesar Rp ; dengan persentase sebesar 88,57%. 85 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

102 Berikut rincian realisasi anggaran yang digunakan untuk masing-masing sub output pendukung: Peningkatan Kompetensi SDM dalam mengembangkan dan memanfaatkan e-office, dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (99,74%). Peningkatan Kemampuan SDM Teknis Jejaring Pendidikan. dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (3,93%. ). Efisiensi anggaran dilakukan pada Indikator kinerja Jumlah satuan kerja dan satuan pendidikan yang memanfaatkan e-administrasi antara lain dengan mengurangi jumlah perjalanan dinas di beberapa komponen kegiatan. INDIKATOR KINERJA KEDELAPAN Jumlah Kumulatif SDM yang terampil dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk pendidikan dan Kebudayaan Tabel 3.26 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja-8 Jumlah Kumulatif bahan belajar/media pembelajaran berbasis TIK SASARAN STRATEGIS Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan. INDIKATOR KINERJA Jumlah Kumulatif bahan belajar/media pembelajaran berbasis TIK. Output: 1. Bahan Belajar Berbasis TIK Untuk Pembelajaran (Konten dan Aplikasi). REALISASI ANGGARAN TA 2017 TARGET (Rp) REALISASI (Rp) % , ,14 1. Bahan Belajar Berbasis TIK Untuk Pembelajaran (Konten dan Aplikasi) Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp Efisiensi anggaran untuk output Bahan Belajar Berbasis TIK Untuk Pembelajaran (Konten dan Aplikasi) sebesar Rp Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini sebesar Rp Adapun anggaran yang terealisasi TA 2017 adalah sebesar Rp ; dengan persentase sebesar 99,14%. 86

103 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja Alokasi anggaran tersebut tersebar ke 3 (tiga) sub output sebagai berikut: Bahan Belajar Berbasis Video/Televisi, dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (99,02%). Bahan Belajar Berbasis Audio/Radio dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (98,52%). Bahan Belajar berbasis Multimedia dan Web dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (99,79%). Efisiensi anggaran dilakukan pada Indikator kinerja Jumlah Kumulatif bahan belajar/media pembelajaran berbasis TIK antara lain dilakukan pada komponen Pengembangan Program FTV subkomponen Produksi dan pasca produksi. Pemilahan komponen ini berdasarkan pada kebijakan internal yang mengagendakan produksi FTV akan dilakukan pada tahun 2018, sehingga pada tahun ini untuk subkomponen tersebut dilakukan pemotongan anggaran. Selain itu efisiensi terbesar juga dilakukan pada komponen Pengembangan Audio, Produksi Bahan Siar Suara Edukasi, Liputan News dan Semua Subkomponen Preview hasil produksi bahan belajar berbasis multimedia. INDIKATOR KINERJA KESEMBILAN Jumlah Kumulatif SDM yang terampil dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk pendidikan dan Kebudayaan Tabel 3.27 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja-9 Jumlah SDM yang terampil dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk pendidikan SASARAN STRATEGIS Terselenggaranya peningkatan kerjasama di bidang pengem bangan dan pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan. INDIKATOR KINERJA Jumlah SDM yang terampil dalam mengem bangkan dan meman faatkan TIK untuk pendidikan. Output: 1. SDM yang Terampil Dalam Mengembangkan dan Memanfaatkan TIK untuk e-pembelajaran dan e-administrasi. REALISASI ANGGARAN TA 2017 TARGET (Rp) REALISASI (Rp) % 96,84 96,84 87 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

104 1. Jumlah Kumulatif SDM yang terampil dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk Pendidikan dan Kebudayaan. Alokasi anggaran awal yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp Efisiensi anggaran untuk output SDM yang terampil dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk e-pembelajaran dan e-administrasi sebesar Rp Sehingga alokasi anggaran setelah revisi yang dapat digunakan untuk mencapai target output ini sebesar Rp Adapun anggaran yang terealisasi TA 2017 adalah sebesar Rp ; dengan persentase sebesar 96,84%. Alokasi anggaran tersebut tersebar ke 3 (tiga) sub output sebagai berikut: Peningkatan Kompetensi TIK Guru Untuk pembelajaran Berbasis Multimedia dan Web dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (99,47%). Peningkatan Kompetensi TIK Guru untuk pembelajaran Berbasis RTF dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (99,04%). Peningkatan Kompetensi TIK Guru untuk pembelajaran berbasis Jejaring Pendidikan dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (89,75%). Efisiensi anggaran dilakukan pada Indikator kinerja Jumlah SDM yang terampil dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK untuk e-pembelajaran dan e-administrasi antara lain pada komponen pemutakhiran aplikasi SIM pelatihan pemanfaatan TIK Untuk pembelajaran dan Seminar pemanfaatan TIK Untuk Guru. Serta pengurangan perjalanan dinas di beberapa komponen kegiatan. 88

105 Bab 3 - Akuntabilitas Kinerja INDIKATOR KINERJA KESEPULUH Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran yang Memperoleh Pembinaan Tabel 3.28 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja-10 Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran yang Memperoleh Pembinaan SASARAN STRATEGIS Terselenggaranya peningkatan kerjasama di bidang pengem bangan dan pendayagunaan TIK untuk pendidikan dan kebudayaan. INDIKATOR KINERJA Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran Yang Memperoleh Pembinaan. Output: 1. Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran Yang Memperoleh Pembinaan. REALISASI ANGGARAN TA 2017 TARGET (Rp) REALISASI (Rp) % 92,84 92,84 1. Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran Yang Memperoleh Pembinaan Alokasi anggaran yang digunakan untuk mendukung pencapaian output ini sebesar Rp Adapun anggaran yang terealisasi TA 2017 adalah sebesar Rp ; dengan persentase sebesar 92,84%. Alokasi anggaran tersebut tersebar ke 10 (sepuluh) sub output sebagai berikut : Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (88,99%). Fasilitasi Jabatan Fungsional PTP dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (91,21%). Penyusunan draft juklak JUKNIS PTP dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (97,05%). Fasilitasi pengembangan kompetensi pejabat fungsional PTP dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (97,39%). Fasilitasi Tatalaksana pengelolaan JF PTP (pembentukan tim PAK, sekretariat) dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (78,78%). 89 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

106 Sosialisasi Peraturan terkait JF PTP dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (88,84%). Fasilitasi organisasi Profesi PTP melalui Asosiasi, komunitas dan konsolidasi organisasi terkait baik di dalam dan luar negeri dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (98,45%). Regional Simposium Pengembang Teknologi Pembelajaran dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (99,69%). Bimbingan Teknis JF PTP dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (93,93%). Penyusunan Kurikulum Diklat Tim Penilai PTP dengan alokasi anggaran sebesar Rp , dan terealisasi sebesar Rp (98,5%). Selain dari sepuluh Indikator Kinerja yang diperjanjikan dalam PK Pustekkom Kemendikbud Tahun 2017, juga didukung dengan perealisasian anggaran untuk urusan ketatausahaan dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Pustekkom Kemendikbud. Anggaran yang disepakati untuk tahun 2017 adalah sebesar Rp , dengan pemotongan anggaran sebesar Rp dan telah terealisasi pada Tahun 2017 sebesar Rp dengan rincian sebagai berikut: Layanan Perkantoran. Kegiatan ini direalisasikan melalui beberapa output kegiatan yang meliputi pembayaran gaji dan tunjangan, serta penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran selama 12 bulan anggaran, Adapun realisasi anggaran untuk Tahun 2017 adalah sebesar Rp dengan persentase sebesar 95,98% dari pagu Anggaran yang setelah efisiensi sebesar Rp Efisiensi terjadi pada output gaji dan tunjangan sebesar Rp untuk di realokasikan ke Ditjen GTK. Layanan Dukungan Manajemen Eselon I. Anggaran yang ditetapkan untuk tahun 2017 setelah efisiensi adalah Rp , dengan realisasi anggaran pada TA 2017 sebesar Rp Adapun persentasenya adalah sebesar 96,81%. Layanan Internal (overhead). Anggaran yang ditetapkan untuk tahun 2017 adalah Rp Realisasi anggaran untuk Layanan internal adalah sebesar Rp (98,72%). 90

107 Bab 4 - Penutup BAB 4 PENUTUP 91 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

108 BAB 4 PENUTUP Secara umum dapat disimpulkan bahwa selama Tahun 2017 Pustekkom Kemendikbud dapat merealisasikan berbagai sasaran program dan kegiatan yang menjadi Indikator Kinerja Tahun 2017 untuk mencapai tahapan pembangunan jangka menengah tahun Hal ini didukung fakta bahwa kinerja Pustekkom Kemendikbud selama tahun anggaran 2017 telah berupaya merealisasikan 10 indikator kinerja yang di dalamnya terdapat 13 output kegiatan yang merupakan penjabaran dari 2 misi Pustekkom Kemendikbud: (a) Meningkatkan akses dan mutu pendidikan dengan mendayagunakan TIK, dan (b) Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan dan pelayanan pendidikan berbasis TIK. Pencapaian indikator kinerja yang merupakan manifestasi misi Pustekkom Kemendikbud tersebut dititikberatkan pada terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan dan kebudayaan. Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data berikut ikhtisar capaian kinerja untuk 10 indikator kinerja yang tersebar dalam 13 output utama: PRESENTASE CAPAIAN 90 % - 99,99% 100 % > 100% JUMLAH OUTPUT Dari seluruh output kegiatan yang digunakan dalam penetapan kinerja dan rencana kinerja tahun 2017, persentase capaian realisasi anggaran yang terserap untuk membiayai 10 indikator kinerja yang tersebar kedalam 13 output dan layanan pendukung lainnya adalah sebesar 96,71% atau senilai Rp dari total anggaran setelah efisiensi Rp Adapun besaran efisensi yang diberlakukan pada tahun 2017 adalah sebesar Rp dan realokasi anggaran gaji sebesar Rp Untuk mendukung pencapaian sasaran strategis Pustekkom Kemendikbud dalam melaksanakan tugas dan fungsinya juga tercapainya sasaran strategis Pustekkom Kemendikbud yaitu Terlaksananya pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan dan kebudayaan yang dalam pelaksanaannya didukung pula oleh urusan ketatausahaan Pustekkom 92

109 Bab 4 - Penutup Kemendikbud yang meliputi layanan perkantoran, sarana & prasarana kantor (inventaris/peralatan), dokumen perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan anggaran, dokumen kerumahtanggaan, tatalaksana dan kepegawaian serta gedung/bangunan kantor sebagai tempat semua proses pelaksanaan tugas dan fungsi Pustekkom Kemendikbud diselenggarakan. Hasil yang telah dicapai pada tahun 2017 ini merupakan acuan bagi Pustekkom Kemendikbud untuk melaksanakan dan menyelesaikan program-program yang telah dicanangkan dalam jangka menengah Renstra Pustekkom Kemendikbud , dan sekaligus menjadi barometer agar program-program pada masa mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisiensi sesuai sasaran target yang ditetapkan dengan mengacu pada sasaran strategis Kemendikbud. Apabila dimungkinkan Pustekkom Kemendikbud perlu mengambil langkahlangkah strategis baik berupa perubahan, penyesuaian dan pembaharuan untuk menjawab tantangan mengenai pelaksanaan pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan dan kebudayaan dengan penyediaan basis data yang memadai. 93 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan - LAKIP 2017

110 94

111 Lampiran LAMPIRAN 95

112 Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan Dengan Sekretaris Jenderal TUGAS Melaksanakan pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dan kebudayaan. FUNGSI 1. Penyusunan kebijakan teknis di bidang teknologi informasi dan komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan; 2. Pengembangan teknologi pembelajaran untuk pendidikan dan kebudayaan berbasis radio, televisi, film, multimedia dan web; 3. Pengembangan dan pengelolaan jejaring teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan; 4. Pengelolaan dan pengintegrasian e-layanan pendidikan dan kebudayaan; 5. Fasilitasi pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan; 6. Pemantauan dan evaluasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan; 7. Pelaksanaan kerja sama di bidang pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan; 8. Penyusunan laporan pelaksanaan pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan; 9. Pembinaan jabatan fungsional pengembang teknologi pembelajaran; dan 10. Pelaksanaan administrasi pusat. 96

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016 LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016 LAKIP Jl. Ketintang Wiyata No. 15 Surabaya Telp. : (031) 8290243, 8273734, & Fax : (031) 8273734 Email : lpmpjatim@yahoo.co.id DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...ii IKHTISAR EKSEKUTIF...iii

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 /PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN STANDARDISASI NASIONAL JAKARTA 2017 KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M SEKRETARIAT DAERAH KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 188.4/747/Org./X/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN 2014 BADAN SAR NASIONAL JAKARTA, MARET 2015 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... IKHTISAR EKSEKUTIF... i ii iii BAB I PENDAHULUAN....

Lebih terperinci

User [Pick the date]

User [Pick the date] RENCANA KERJA KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG TAHUN 2016 User [Pick the date] KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG Jl babakan sari no.177 Bandung telepon (022) 7271101 2015 Rencana Kerja Kecamatan Kiaracondong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Administrasi Kepegawaian. Meningkatnya Pelayanan Administrasi Kepegawaian di Lingkungan Kementerian Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Administrasi Kepegawaian. Meningkatnya Pelayanan Administrasi Kepegawaian di Lingkungan Kementerian Kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Kepmenkes Nomor 021/MENKES/SK/I/2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (Renstra Kemenkes) Tahun 2010 2014 dalam melaksanakan tugas pokok dan

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Pusat Data dan Teknologi Informasi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

PELAPORAN KINERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

PELAPORAN KINERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA PALEMBANG TAHUN 2017 PELAPORAN KINERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA PALEMBANG TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2018 Kata Pengantar Puji dan syukur kita sanjungkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat,

Lebih terperinci

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan dasar untuk terselenggaranya Good Governance yang artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 1-1? 134Hoci 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAKIP TA Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan i

LAKIP TA Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan i LAKIP TA 2014 - Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan i KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas izin-nya maka Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Kandis merupakan bagian dari Kabupaten Siak, yang dibentuk berdasarkan pemekaran dari kecamatan Minas yang diundangkan sesuai Perda

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang baik (Good Governance) yang merupakan tuntutan masyarakat, mengharuskan pemerintah menyelenggarakan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT Jalan Tamansari No. 55 Telepon (022) 2502898 Fax. (022) 2511505 http:// diskominfo.jabarprov.go.id/ e-mail

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Jakarta, Januari 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji Syukur ke hadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Bagian Keuangan dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Bagian

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review pejabat

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA 2012 Kedeputian Pelayanan Publik Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Biro Umum dan Hubungan Masyarakat Tahun 2015 di susun dalam bentuk rencana kegiatan Biro Umum dan Hubungan Masyarakat, yang berisi tentang kegiatan dan target

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah S.W.T., atas limpahan rahmat, hidayah dan inayahnya, sehingga proses penyusunan Laporan Kinerja

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016 TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh Subhanahu Wa Ta ala, karena

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2016 ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2018 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo No.1452, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. SAKIP. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2013

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2013 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2013 Ringkasan Eksekutif LAKIP Kementerian Komunikasi dan Informatika merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2017 1 KATA PENGANTAR Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.980, 2015 KEMEN-KOMINFO. Pelayanan. Universal. Kewajiban. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI BALI TAHUN 2014 Pengantar Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Badan Diklat Provinsi Bali

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun LPMP Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun LPMP Sulawesi Selatan LPMP SULSEL, 2016 1 KATA PENGANTAR P uji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-nya, telah menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016. Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 21 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 21 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 21 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 567 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PENETAPAN KINERJA DAN PELAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara demokratis, Langsung Umum Bebas Rahasia, Jujur dan Adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan IKHTISAR EKSEKUTIF Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, memberikan kewenangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BULELENG TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BULELENG TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BULELENG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang No: 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH Semarang, 29 Februari 2016 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENYEDIAAN KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Inayah-NYA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Kabupaten Barru Tahun 2013 telah selesai

Lebih terperinci