BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Suryadi Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perubahan Sosial Pemasaran sosial adalah aplikasi program yang disusun secara sistematis untuk memecahkan persoalan sosial di masyarakat (Rogers 1995). Pemasaran sosial dapat pula dikatakan sebagai penerapan dari metode memasarkan produk atau jasa dalam bentuk pengelolaan program sosial dengan suatu pendekatan yang terencana untuk memecahkan persoalan tertentu yang terjadi dalam suatu komunitas masyarakat tertentu (Kotler dan Roberto 1989). Dalam hal kegiatan konservasi maka pemasaran sosial direncanakan dengan menggali semua pengetahuan lokal dan perilaku tertentu pada masyarakat setempat yang mendukung kegiatan pengelolaan lingkungan atau konservasi. Semua bentuk kegiatan yang memang terpola sebagai bagian dari perilaku masyarakat baik yang mendukung atau bertentangan dengan prinsip konservasi diangkat dan susun menjadi tawaran baru dalam bentuk produk pemasaran sosial konservasi. Kotler dan Roberto (1989) menguraikan hal-hal yang terkait karakteristik kelompok sasaran untuk mendorong keberhasilan pendidikan konservasi adalah: a. Sosiodemografi meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, agama, kelas sosial, suku, status pernikahan, jumlah anggota keluarga dan lain sebagainya. b. Psikologis meliputi sikap, nilai, norma, motivasi, kepribadian, orientasi sikap dan orientasi ekonomi serta perilaku gaya hidup. c. Perilaku meliputi pola perilaku, kebiasaan dan cara mengambil keputusan. Pelaku pemasaran sosial juga harus dapat mengidentifikasi kelompok yang dapat mempengaruhi kelompok sasaran untuk menetralisir penolakan dan pengalangan dukungan untuk mencapai tujuan perubahan. Kotler et al. (2006) memberikan perhatian khusus pada beberapa kelompok yang dapat mempengaruhi kelompok sasaran seperti : 1) kelompok pemberi izin atau lembaga yang berwenang memberi izin yang diperlukan dalam merancang, memulai dan melaksanakan aktivitas pemasaran sosial di lapangan seperti unsur pemerintah dan pengambil kebijakan umum; 2) kelompok pendukung berupa individu atau kelompok
2 9 dukungan diperlukan dalam program pemasaran sosial seperti lembaga adat, kepala adat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan kelompok sosial ekonomi masyarakat berupa koperasi dan sebagainya; 3) kelompok penentang adalah kelompok atau lembaga yang perlu didekati, supaya dapat mendorong percepatan penerimaan pemasaran sosial kelompok ini biasanya adalah kaum mapan secara ekonomi dan sosial dengan anggapan bahwa perubahan dapat saja membuat mereka tidak semakin baik tapi malah sebaliknya seperti aturan dan larangan merubah adat dan kebiasaan masyarakat adat. Untuk mencapai hasil yang memuaskan pada program pendidikan konservasi dengan metode kampanye pemasaran sosial maka program tersebut harus mengenali kebiasaan mayarakat yang selaras dengan konservasi dan menghilangkan kendala serta dapat memanfaatkan hal-hal yang mendorong percepatan penerimaan pesan oleh masyarakat sasaran. Untuk mendapatkan sebuah perubahan yang berarti maka pelaku pemasaran sosial. wajib mengetahui 1) siapa kelompok sasarannya, misalnya kelompok pemburu, penebang kayu atau petani; 2) bagaimana kondisi dan motivasi yang dapat merubah kelompok masyarakat sasaran, misalnya kondisi alam atau hasil hutan yang semakin sulit didapatkan; 3) apa yang harus dilakukan dan dapat memilih mana yang paling memberikan perubahan berarti seperti sumber-sumber yang memang dimiliki sebelumnya atau telah ada pada kelompok masyarakat sasaran atau hal-hal yang memang sudah dikenal masyarakat dengan baik sebelum program dirancang. Andreasen dan Alan (1995) menekankan bahwa proses perubahan seseorang atau kelompok dari sebuah kebiasaan lama menuju hal baru, umumnya akan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Pre-contemplation, yaitu tahapan dimana kelompok sasaran masih memerlukan informasi dan pembuktian hal yang disampaikan dan menarik perhatian. 2) Contemplation, yaitu tahapan dimana masyarakat sasaran mulai memikirkan dirinya dan kelompoknya serta hubungannya dengan pesan yang diterima. 3) Action, adalah tahapan dimana hal yang mengubah tingkah laku mulai terlihat. Pesan harus terus-menerus diupayakan untuk mengurangi kendala yang mungkin terjadi sebagai penghambat, dengan adanya perubahan ini pesan
3 10 harus dapat pula diteruskan oleh orang yang menjadi panutan atau tokoh yang mereka kenal. 4) Maintenance adalah usaha untuk mempertahankan pesan agar tetap dilakukan tahapan ini sangat terkait dorongan reward atau hasil yang didapat memberikan perubahan yang baik bagi mereka. Kotler dan Roberto (1989) mengungkapkan bahwa pendidikan konservasi dengan metode kampanye perubahan sosial adalah usaha yang disusun oleh agen perubahan dengan tujuan untuk mempengaruhi atau merubah perilaku kelompok sasaran, dari kebiasaan lama pada sebuah kebiasaan lain yang baru dengan ajakan, saran dan contoh tertentu. Beberapa hal yang penting dalam kampanye perubahan perilaku ialah: a. Sebab-akibat : yaitu tujuan sosial yang diyakini oleh agen perubahan dapat menghasilkan jawaban yang diinginkan atas suatu masalah sosial. Tujuan kampanye perubahan sosial meliputi: Peningkatan kesadaran/pengetahuan/kognitif misalnya penyebaran informasi tentang bahaya banjir dan tanah longsor pada areal hutan yang mengalami degradasi vegetasi. Ajakan untuk melakukan suatu aksi tunggal pada suatu waktu tertentu, misalnya melakukan penanaman pohon dalam mendukung program one man one tree. Mengubah perilaku/aksi berulang seperti meninggalkan perilaku lama, mencoba mempraktekkan perilaku baru dan mempertahankan pola perilaku baru misalnya merubah perilaku membuang sampah sembarangan, memilah dan mengolah sampah rumah tangga, menanam tanaman obat keluarga (toga). Mengubah nilai, misalnya mengubah nilai agama atau budaya yang dianggap hal yang pali atau tabu. Umumnya, orang akan menolak pesan yang bertentangan dengan nilai-nilainya. Seorang agen perubahan dapat memberdayakan hukum dan sanksi legal untuk mempromosikan sikap, perilaku dan nilai baru yang harus diadopsi oleh kelompok sasaran. Setelah jangka waktu tertentu, kepatuhan pada hukum baru akan menghasilkan perubahan sikap, perilaku dan nilai yang diinginkan.
4 11 b. Agen perubahan yaitu individu, organisasi, pemerintah atau gabungan ketiganya yang berupaya mewujudkan perubahan sosial. c. Kelompok sasaran yaitu individu, kelompok atau masyarakat yang menjadi sasaran upaya perubahan. d. Saluran komunikasi dan distribusi terbangun bilamana terjadi pertukaran pengaruh dan tanggapan secara dua arah antara agen perubahan dan sasaran. e. Strategi perubahan yaitu arah program yang diadopsi oleh agen perubahan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku sasaran, meliputi dari segi teknologi, ekonomi, politik, pendidikan dan pemasaran sosial. Selanjutnya dalam kampanye perubahan sosial sangat memerlukan perhatian khusus pada faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan agar dapat mendorong individu dan kelompok sasaran terus-menerus mau melakukan kegiatan yang dikampanyekan sebagai wujud kesuksesan kampanye. Faktorfaktor yang mempengaruhi kesuksesan kampanye perubahan sosial (Kotler dan Roberto 1989) adalah sebagai berikut: a. Faktor kelompok sasaran, misalnya sikap apatis dan defensif terhadap pesan yang disampaikan. b. Faktor pesan, misalnya pesan yang disampaikan harus memuat manfaat yang menguntungkan bagi kelompok sasaran dengan cara yang menarik perhatian. c. Faktor media, misalnya menggunakan media pada waktu yang tepat, sehingga sasaran dapat optimal menerima pesan kampanye. d. Faktor mekanisme tanggapan, misalnya dengan menyediakan cara mudah dan nyaman bagi kelompok sasaran yang telah termotivasi, untuk secara positif menanggapi dan melakukan aksi tindak lanjut sesuai pesan yang dimaksud dalam kampanye Membangun dukungan Konservasi melalui Pemasaran Sosial Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007) disebutkan bahwa pemasaran adalah proses, cara dan perbuatan memasarkan barang atau jasa termasuk menyebarluaskan ide, barang dan jasa tersebut ke tengah-tengah masyarakat. Pemasaran sosial adalah cara untuk mengubah perilaku melalui pendekatan tradisional yang menggunakan segala modal sosial yang ada di
5 12 masyarakat kemudian menggabungkannya dengan teknologi modern dalam komunikasi, ketrampilan dan seni pemasaran (Kotler dan Roberto 1989). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemasaran sosial yang berhubungan dengan kegiatan konservasi adalah bentuk, perencanaan dan pengendalian program yang dapat diukur tingkat keberhasilan atau efektifitasnya, karena dalam kegiatan kampanye konservasi produk yang dipasarkan tidak berbentuk barang yang langsung memiliki efek dalam waktu singkat. Menurut Kotler dan Roberto (1989) pemasaran sosial juga menggunakan konsep dan prinsip pemasaran komersial layaknya sebuah produk atau barang yang ditawarkan dengan konsep pembauran dalam memperkenalkan dan memasarkan ide, perilaku dan objek yang dapat dilihat. Ke-empat konsep tersebut diuraikan sebagai berikut : a. Product adalah ide, perilaku dan obyek fisik yang ditawarkan oleh agen perubahan pada kelompok sasaran, b. Price adalah pengorbanan yang harus dikeluarkan berupa, uang, waktu, tenaga, upaya serta tuntutan psikologis oleh kelompok sasaran dalam menerima produk, c. Place adalah sarana yang digunakan dalam penyampaian produk kepada kelompok sasaran, (dalam program kampanye konservasi place berupa alat penyampai produk seperti media massa elektronik seperti radio, dan media cetak seperti bahan-bahan kampanye yang berisi pesan) d. Promotion adalah sarana untuk memperkenalkan produk (pesan) kepada kelompok sasaran melalui diskusi, interaksi, iklan layanan masyarakat dan kegiatan lain yang bertujuan menyampaikan pesan konservasi. Dalam menyampaikan pesan konservasi dengan metode pemasaran sosial terdapat beberapa saluran yang memang sudah dikenal masyarakat sebagai bagian dari budaya mereka. Hal ini harus mendapat perhatian karena saluran tersebut sudah terbangun di masyarakat dan menjadi bagian dari masyarakat tersebut yang terwujud dalam komponen individu dan modal sosial seperti: 1. Rapat kampung atau sarasehan yang memberikan kesempatan bertatap muka, saluran ini dapat berupa individu yang memanfaatkan pertemuan dalam
6 13 penyampaian ide, gagasan dan pesan kampanye. Biasanya saluran ini sangat efektif dalam penyampaian pesan. 2. Tokoh kampung atau pemuka masyarakat yang memiliki kredibilitas dan dapat dipercaya dianggap pantas untuk dijadikan teladan. Informasi dari sumber yang dapat dipercaya akan mempengaruhi keyakinan, opini, sikap dan tingkah laku melalui pendalaman masalah. Sekali penerima mendalami sebuah opini atau sikap, maka opini atau sikap itu akan tercakup dalam sistem keyakinannya dan dapat bertahan walaupun sumber pesan sudah dilupakan. Pesan melalui orang seperti ini akan cepat diterima secara komunal. Dalam implentasi pendidikan konservasi sebaiknya memperhatikan saluran komunikasi ini yang biasanya dimiliki oleh tokoh adat, tokoh agama, seniman dan aktifis masyarakat. Kelompok ini akan sangat efektif sebagai duta penyampaian pesan terutama bila intensitas penyampaian pesan tidak cukup banyak dan keterbatasan waktu dalam implementasi program serta perbedaan tingkat kemampuan menerima dari masing-masing individu. Kelompok ini juga dapat dipakai untuk memelihara pesan terutama pada saat diskusi antar masyarakat yang biasanya seringkali merka tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan pendapat atau bertanya kepada orang yang belum dikenal baik. Prosedur kegiatan umum yang diperlukan dalam membangun sebuah program pemasaran sosial konservasi, karena produk yang diberikan adalah ide yang tidak serta-merta dapat dirasakan manfaatnya dalam waktu singkat, namun demikian hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan pemasaran sosial adalah 1) pendefenisan masalah yang jelas dan terukur; 2) menetapkan penilaian kelompok sasaran yang akan diubah; 3) membagi kelompok sasaran dalam segmen; 4) menetapkan kelompok sasaran yang akan diubah; 5) menetapkan pembauran kelompok sasaran, 6) menetapkan program, dan; 7) evaluasi terhadap pelaksanaan program Produk Sosial Produk sosial dalam pemasaran sosial dibedakan berdasarkan : 1. Tingkat tekanan pasar (difficulty of market peneteration) yaitu kemampuan produk sosial memberikan tingkat kepuasan lebih yang tidak dimiliki produk lain dan atau setidaknya memenuhi kebutuhan dasar saat ini. Dalam kegiatan
7 14 kampanye konservasi produk seperti ini adalah produk sosial yang paling sulit dipasarkan kepada kelompok sasaran. 2. Beban kompleksitas pasar (complication of marketing task) yaitu tingkat kerumitan dalam memasarkan produk sosial berupa ide dan sekaligus praktek sosial yang berwujud dan tidak berwujud dalam objek fisik. 3. Berdasarkan obyek akhir yang diadopsi (object/end-result of adoption) berupa ide, aksi perseorangan, praktek prilaku (ulangan aksi yang terus-menerus dan menghasilkan pola tertentu) dapat diuraikan dalam Gambar 2 berikut : Gambar 2. Tipe produk sosial (Sumber: Kotler dan Roberto 1989). Selanjutnya Kotler dan Roberto (1989) menguraikan bahwa ide dibangun dari 3 unsur yaitu: 1) kepercayaan berupa gambaran terhadap kenyataan tanpa perlu melakukan evaluasi terlebih dahulu; 2) sikap berupa hasil evaluasi positif ataupun negatif terhadap orang atau agen, pelaku, ide dan kejadian atau peristiwa dan situasi tertentu; dan 3) nilai) berupa pemahaman benar-salah terhadap orang, ide maupun keadaan. Kepercayaan adalah suatu hal yang disadari atau tidak tergambar dari perkataan dan berwujud tindakan untuk mengambil atau memilih. Sikap adalah tanggapan terhadap sesuatu hal yang didasari pada rangkuman kepercayaan terus-menerus terhadap suatu obyek atau situasi yang selanjutnya mempengaruhi seseorang dalam menanggapi suatu hal. Nilai adalah hal yang mendasari dan mendorong seseorang untuk bersikap dan berharga dalam suatu usaha pencapaian yang berorientasi pada sistem kepercayaan secara menyeluruh pada suatu hal. Umumnya orang akan memilih untuk mengikuti kegiatan tertentu dan berperilaku terus menerus jika: 1) mereka tahu memahami benar kegiatan dan manfaatnya serta mengerti implikasi tingkah laku alternatif yang kurang berkelanjutan; 2) kendala yang mereka hadapi untuk
8 15 melaksanakan kegiatan atau tingkah laku baru sudah teratasi atau terkurangi; 3) mereka mengerti bahwa manfaat kegiatan yang baru atau perubahan dari tingkah laku lama akan memberi manfaat lebih daripada terus bertahan dengan tingkah laku yang ada Pendidikan Konservasi Program pendidikan konservasi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode kampanye konservasi bangga yang diperkenalkan oleh Rare. Metode kampanye ini adalah metode pendidikan konservasi yang digabungkan dengan teknik pemasaran sosial dengan tujuan merubah perilaku kelompok sasaran kampanye. Program ini dirancang untuk mempercepat perubahan perilaku masyarakat, yang diawali dengan berbagai kegiatan untuk peningkatan pengetahuan dan sikap masyarakat sasaran dalam pengelolaan kawasan hutan sekitar mereka. Metode kampanye ini diperkenalkan di Indonesia dalam 3 tahun terakhir pada beberapa kawasan seperti Gunung Leuser Nanggro Aceh Darussalam dan Sumatera Utara, Pulau Siberut Sumatera Barat, Pantai Berau Kalimantan Timur dan Kepulauan Togean di Sulawesi Utara, Kepulauan Komodo di NTT, Kawasan Konservasi Laut Daerah Raja Ampat Papua Barat dan beberapa kawasan tahura dan taman nasional di pulau Jawa dan Sumatera. Salah satu kunci sukses kampanye ini adalah pelibatan dan pembentukan komitmen pada kelompok masyarakat seperti: masyarakat awam, aparatur pemerintahan desa, kecamatan dan kabupaten, kelompok agamawan dan usahawan. Pesan kampanye dan bentuk kampanye yang dilaksanakan membawa pesan khusus terkait isu lingkungan yang terjadi pada masing-masing kawasan. Isu yang paling sering diangkat dalam kampanye adalah kehutanan dan kelautan didasarkan pada kondisi kawasan dan ancaman kerusakan lingkungan pada kawasan kampanye. Metode kampanye ini umumya memperkenalkan program dengan ikon tertentu untuk melekatkan ingatan masyarakat dengan spesies tertentu yang terkait erat dengan kampanye, dirancang bersama masyarakat menjadi ikon sebagai flagship spesies. Beberapa contoh flagship spesies sebagai ikon dalam kampanye bangga adalah: 1) ikan kerapu di pulau Togean; 2) harimau sumatera di Nanggro
9 16 Aceh Darussalam; 3) penyu di Pantai Berau Kalimantan Timur dan berbagai jenis burung pada beberapa kampanye terkait isu konservasi hutan RARE (2007) Persepsi Masyarakat terhadap Konservasi Konservasi atau pelestarian lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan, agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan mahluk hidup lain. Konservasi sumberdaya hutan adalah upaya pelestarian sumberdaya hutan untuk menjamin kesinambungan ketersediaan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragaman hayati yang terdapat di dalam kawasan hutan Kementerian Lingkungan Hidup (2002). Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilalui seseorang untuk menerima, memilah, mengorganisir dan menafsirkan informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti tentang dunia. Persepsi dapat pula diartikan sebagai pengalaman, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu dengan menggunakan pengertian sendiri dalam memandang sebuah persoalan (Rakhmat 2005). Atkinson dan Hilgard (1991) dalam Hadi (2001) menyatakan bahwa sebagai suatu cara pandang atau penilaian, persepsi termasuk proses komunikasi yang timbul karena adanya respon dalam bentuk interpretasi, penilaian, harapan atau aspirasi seseorang terhadap obyek. Berdasarkan pengertian persepsi di atas, maka proses pembentukan persepsi merupakan proses yang terjadi pada diri individu yang dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan sikap dan perilaku masyarakat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa persepsi masyarakat dapat diartikan dua konsep, yaitu: 1) masyarakat sebagai sebuah tempat bersama, yakni sebuah wilayah geografi yang sama, dan; 2) masyarakat sebagai kepentingan bersama, yakni kesamaan kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas.
10 17 Yang dimaksudkan dengan persepsi masyarakat terhadap konservasi dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai tanggapan masyarakat tentang pentingnya upaya konservasi hutan sebagai bagian dari sumber kehidupan mereka. Persepsi masyarakat umumnya timbul dalam tahap-tahap proses adopsi atau penerimaan ide yang dimulai dari penyampaian inovasi sampai dengan terjadinya perubahan perilaku Departemen Kehutanan (2000) yaitu: 1) kelompok sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi (awareness); 2) adanya minat yang ditandai dengan keinginan bertanya dan ingin tahu lebih banyak tentang inovasi yang disampaikan (interest); 3) menanggapi atau memberikan penilaian terhadap baik/buruk atau manfaat dari inovasi (evaluation); 4) timbulnya keinginan untuk melakukan atau mencoba dalam skala kecil (trial), dan; 5) siap untuk menerapkan dengan penuh keyakinan dalam skala yang lebih besar (adoption) Budidaya Tanaman Lokal Percepatan adopsi masyarakat terhadap inovasi dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: 1) inovasi yang ditawarkan yaitu bersifat intrinsik atau melekat pada inovasinya; 2) inovasi baru harus memiliki keunggulan teknis, ekonomis dan budaya; mudah tidaknya dikomunikasikan dan diamati; serta sifat ekstrinsik yang mencakup kesesuaian lingkungan setempat dan tingkat keunggulan relatif dibanding teknologi yang ada sebelumnya. Inovasi secara umum dipahami dalam konteks peribahan perilaku. Inovasi biasanya erat kaitannya dengan lingkungan yang berkarakteristik dinamis dan berkembang. Inovasi merupakan gagasan atau sebuah ide, praktek, atau objek yang dianggap baru dalam perspektif individu maupun komunal yang merupakan satu rangkaian kegiatan proses pembuatan, penawaran jasa atau barang baru dengan beberapa kelebihan dalam hal kemudahan dan peluang pemanfaatnya (Rogers 1995). Sejak abad ke 7, masyarakat Dayak telah melakukan budidaya tanaman lokal buah-buahan di ladang dan disekitar perkampungan mereka (MacKinnon 2000) seperti durian (Durio spp), nangka (Artocarpus intigra), rotan (Daemonorops sp) dan tumbuhan lain yang digunakan dalam upacara adat. Salah satu jenis tumbuhan lokal yang memiliki nilai ekonomi tingi dan berpotensi besar dalam jumlah maupun luas penyebarannya di kawasan ini adalah gaharu.
11 18 Secara umum masyarakat Dayak pedalaman mendapatkan sumber penghidupanya pada hasil berburu atau mengumpul gaharu (Aquilaria malaccanensis) Soehartono dan Mardiasuti (2003). Kegiatan berladang memerlukan modal awal berupa biaya dan tenaga yang cukup besar, modal untuk memulai kegiatan berladang biasanya dari hasil mendapatkan gaharu. Intensitas kegiatan mencari gaharu menjadi sangat tinggi karena perburuan tidak hanya dilakukan oleh masyarakat lokal terkadang, para pengumpul juga sering membawa orang luar (perantau baru) untuk berburu. Hal ini mengakibatkan keberadaan jenis penghasil gaharu alam semakin langka. Saat ini jenis A. malaccensis telah masuk dalam kategori Appendiks II (langka) menurut CITES, sehingga ekspor atau perdagangannya dipantau dan dibatasi oleh kuota. Sangat disayangkan sampai saat ini tidak ada sama sekali inisiatif masyarakat untuk membudidayakan tanaman ini.
mendorong menemukan pasar untuk produk yang sudah ada dan mendukung spesies-spesies lokal yang menyimpan potensi ekonomi (Arifin et al. 2003).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Habitat hutan pegunungan sangat rentan terhadap gangguan, terutama yang berasal dari kegiatan pengelolaan yang dilakukan manusia seperti pengambilan hasil hutan berupa
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KONSERVASI TENTANG FUNGSI KAWASAN HUTAN PADA MASYARAKAT PEGUNUNGAN MULLER KALIMANTAN TENGAH JHON PITER MANALU NRP: E
PENGARUH PENDIDIKAN KONSERVASI TENTANG FUNGSI KAWASAN HUTAN PADA MASYARAKAT PEGUNUNGAN MULLER KALIMANTAN TENGAH JHON PITER MANALU NRP: E051064055 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
Lebih terperinciVII. PERSEPSI MASYARAKAT KASEPUHAN SINAR RESMI TERHADAP PERLUASAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS)
VII. PERSEPSI MASYARAKAT KASEPUHAN SINAR RESMI TERHADAP PERLUASAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS) 7.1. Persepsi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi terhadap Keberadaan Hutan Penilaian
Lebih terperinciREUSAM KAMPUNG BENGKELANG KECAMATAN BANDAR PUSAKA KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR : TAHUN 2010
REUSAM KAMPUNG BENGKELANG KECAMATAN BANDAR PUSAKA KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR : TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM (ADAT MERAGREH UTEN) BISMILLAHHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciTEMANGGUNG (25/11/2015)
2015/11/25 13:42 WIB - Kategori : Artikel Penyuluhan PENYEBARLUASAN INOVASI TEKNOLOGI KELAUTAN DAN PERIKANAN MELALUI METODE DEMONSTRASI CARA/HASIL TEMANGGUNG (25/11/2015) www.pusluh.kkp.go.id Salah satu
Lebih terperinciPENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan
PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagian besar hutan yang ada di Indonesia adalah hutan hujan tropis, yang tidak saja mengandung kekayaan hayati flora yang beranekaragam, tetapi juga termasuk ekosistem terkaya
Lebih terperinciBAB II. LANDASAN TEORI
9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
Lebih terperinciBab 3. Model Perilaku Konsumen
Bab 3 Model Perilaku Konsumen PERILAKU KONSUMEN Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti
Lebih terperinciREUSAM KAMPUNG BATU BEDULANG KECAMATAN BANDAR PUSAKA KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR : 147 TAHUN 2010
REUSAM KAMPUNG BATU BEDULANG KECAMATAN BANDAR PUSAKA KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR : 147 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM ( ADAT MERAGREH UTEN ) BISMILLAHHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran
BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sumberdaya hutan yang ada bukan hanya hutan produksi, tetapi juga kawasan konservasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ruang aktivitas manusia dan budayanya tidak bisa lepas dari atmosfir, biosfir,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia hidup di dunia selalu berinteraksi dan adaptasi dengan alam. Kompleksitas interaksi dan adaptasi manusia dengan alam tidak terlepas dari pengaruh unsur biotik
Lebih terperinciREUSAM KAMPUNG KALOY. No : Tahun 2010 TENTANG PERATURAN KAMPUNG (REUSAM) TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM / ADAT MERAGREH UTEN
REUSAM KAMPUNG KALOY No : Tahun 2010 TENTANG PERATURAN KAMPUNG (REUSAM) TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM / ADAT MERAGREH UTEN BISMILLAHHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Hutan kemasyarakatan atau yang juga dikenal dengan community forestry
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian hutan kemasyarakatan Hutan kemasyarakatan atau yang juga dikenal dengan community forestry memiliki beberapa pengertian, yaitu : 1. Hutan kemasyarakatan menurut keputusan menteri
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 3 Tahun 2004 tentang Tata Ruang Wilayah Berau tahun 2001 2011 tanggal 29 Mei 2004, telah menetapkan secara khusus kawasan alokasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertanian Konvensional Pertanian Konvensional adalah sistem pertanian tradisional yang mengalami perkembangan dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga bisa dikatakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian ini, penulis menggunakan pengertian pariwisata menurut Undang Undang No. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pariwisata Banyak para pakar dan ahli pariwisata serta organisasi pariwisata yang memberikan batasan atau pengertian dari pariwisata tetapi untuk menyatukan pengertian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mahluk hidup memiliki hak hidup yang perlu menghargai dan memandang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahluk hidup memiliki hak hidup yang perlu menghargai dan memandang makhluk hidup lain sebagai bagian dari komunitas hidup. Semua spesies hidup memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumberdaya alam yang banyak dimiliki di Indonesia adalah hutan. Pembukaan hutan di Indonesia merupakan isu lingkungan yang populer selama dasawarsa terakhir
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Lahirnya Kelembagaan Lahirnya kelembagaan diawali dari kesamaan karakteristik dan tujuan masing-masing orang dalam kelompok tersebut. Kesamaan kepentingan menyebabkan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia yang semakin maju dan mengalami perkembangan, ini ditunjukkan semakin banyaknya bermunculan perusahaan industri, baik industri
Lebih terperincikelimpahan air dalam jangka pendek. Tetapi jika hal tersebut tidak dilakukan maka sumber air yang ada saat ini tidak mampu mendukung kehidupan
VI. PEMBAHASAN Hasil kegiatan kampanye Pride di Kawasan Potorono-Gunung Sumbing merupakan rangkaian kegiatan mulai perencanaan dengan mengetahui masalah, mencari solusi, memetakan kekuatan dan kekurangan
Lebih terperinciBAB. III PEMASARAN SOSIAL DAN HIJAU
BAB. III PEMASARAN SOSIAL DAN HIJAU Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan; 1) Perkembangan permasalahan sosial 2) Pelaksanaan Pemasaran Hijau 3) Implementasi Pemasaran Sosial
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
31 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penentuan Lokasi Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling) difokuskan pada kawasan yang berada di hulu sungai dan
Lebih terperinciBAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pemasaran (Marketing) Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasimengenai barang atau jasa dalam kaitannya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya bagi kesejahteraan manusia. Keberadaan sumber daya alam dan manusia memiliki kaitan yang sangat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) : Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. (1968) disebut sebagai tragedi barang milik bersama. Menurutnya, barang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup di alam ini. Selain itu, air juga merupakan barang milik umum, sehingga air dapat mengalami
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pemasaran adalah suatu kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan
Lebih terperinciPENGARUH ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KEMAMPUAN MENJUAL ADAPTIF TERHADAP PRESTASI PENJUALAN. Skripsi
PENGARUH ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KEMAMPUAN MENJUAL ADAPTIF TERHADAP PRESTASI PENJUALAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: 1. Tahap Perencanaan, yang dilaksanakan pada bulan September 2006 Februari 2007, dilaksanakan di Aceh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Data Balai Pemantapan Kawasan Hutan Jawa-Madura tahun 2004 menunjukkan bahwa kawasan hutan Jawa seluas 3.289.131 hektar, berada dalam kondisi rusak. Lahan kritis di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media informasi dewasa ini berkembang amat pesat, baik media cetak, elektronik maupun media internet. Dalam hal ini peningkatan dalam penyampaian informasi
Lebih terperinciKONSEP MODERN KAWASAN DILINDUNGI
KONSEP MODERN KAWASAN DILINDUNGI KONSEP MODERN KAWASAN DILINDUNGI *) PERLINDUNGAN PELESTARIAN MODERN Suatu pemeliharaan dan pemanfaatan secara bijaksana Pertama: kebutuhan untuk merencanakan SD didasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang terpanjang di dunia, lebih dari 81.000 KM garis pantai dan 17.508 pulau yang membentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut menjadi isu yang sangat penting untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut menjadi isu yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena akhir-akhir ini eksploitasi terhadap sumberdaya pesisir dan laut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan. Sesungguhnya
Lebih terperinciKonservasi Lingkungan. Lely Riawati
1 Konservasi Lingkungan Lely Riawati 2 Dasar Hukum Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
44 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Arat Sabulungan adalah akar budaya dan juga cara pandang hidup masyarakat Mentawai yang tetap menjaga dan mengatur masyarakat Mentawai melalui tabu dan pantrngannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena untuk hidup sehat manusia membutuhkan air bersih. Pada era modern ini sangat sulit mendapatkan air
Lebih terperinciKRITERIA KAWASAN KONSERVASI. Fredinan Yulianda, 2010
KRITERIA KAWASAN KONSERVASI Fredinan Yulianda, 2010 PENETAPAN FUNGSI KAWASAN Tiga kriteria konservasi bagi perlindungan jenis dan komunitas: Kekhasan Perlindungan, Pengawetan & Pemanfaatan Keterancaman
Lebih terperinciLaporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar
Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar Ketua : Marfuatul Latifah, S.H.I, L.LM Wakil Ketua : Sulasi Rongiyati, S.H., M.H. Sekretaris : Trias
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran ( Marketing ) merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesan kepada konsumen atau public mengenai keberadaan barang atau jasa yang. buku Komunikasi Pemasaran Modern (2010:16-17) adalah:
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam memasarkan suatu barang atau jasa diperlukan komunikasi pemasaran, karena komunikasi pemasaran merupakan suatu proses penyampaian pesan kepada konsumen
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN DAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN DAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG Menimbang : a. bahwa dalam penjelasan pasal 11 ayat (1)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk dapat mencapai tujuan organisasinya. Salah satunya adalah merancang strategi pemasaran yang efektif. Pemasaran merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan yang pesat serta. penggunaan teknologi modern telah membawa berbagai perubahan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan yang pesat serta penggunaan teknologi modern telah membawa berbagai perubahan dalam kehidupan masyarakat meliputi
Lebih terperinciBAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis
BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis PASAR KONSUMEN DAN TINGKAH LAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI Pasar konsumen: Semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Iklan merupakan salah satu bagian dari bauran promosi yang berdampak vital
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Iklan merupakan salah satu bagian dari bauran promosi yang berdampak vital pada strategi pemasaran produk. Iklan merupakan wujud presentasi sekaligus pencitraan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Kekayaan sumberdaya alam tersebut salah satunya tercurah pada sektor pertanian. Berbagai macam komoditas
Lebih terperinciPengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak
Geografi Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pariwisata terjadi karena adanya gerakan manusia di dalam mencari sesuatu yang belum di ketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru, mencari perubahan suasana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis pasar modern sudah cukup lama memasuki industri retail Indonesia dan dengan cepat memperluas wilayahnya sampai ke pelosok daerah. Bagi sebagian konsumen pasar
Lebih terperinciPENDEKATAN PEMASARAN SOSIAL DI DALAM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN KEHUTANAN. Heru Budiono BDLHK Kadipaten,
PENDEKATAN PEMASARAN SOSIAL DI DALAM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN KEHUTANAN Heru Budiono BDLHK Kadipaten, hersamodro@yahoo.com A. Pendahuluan. Penyuluh kehutanan dapat dipandang sebagai proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata Pariwisata merupakan semua gejala-gejala yang ditimbulkan dari adanya aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dari tempat tinggalnya dalam waktu sementara,
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Baros (2007) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh atribut produk terhadap terbentuknya citra merek (Brand Image) di PT. Radio Kidung Indah Selaras
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2014 T E N T A N G PENGELOLAAN KAWASAN BERNILAI KONSERVASI TINGGI DALAM USAHA PERKEBUNAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis Siti Chadidjah Kaniawati pada situs Balai Taman Nasional Kayan Mentarang menjelaskan dalam beberapa
Lebih terperincii:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...
itj). tt'ii;,i)ifir.l flni:l l,*:rr:tililiiii; i:.l'11, l,.,it: I lrl : SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI DAFTAR SINGKATAN viii tx xt xii... xviii BAB
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam mendongkrak pendapatan di sektor usaha atau pendapatan daerah. Dunia pariwisata saat ini sudah mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (funding) dalam bentuk Giro, Tabungan dan Deposito yang dana tersebut. disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peranan yang sangat penting, dimana dalam kegiatannya bank sebagai penghimpun dana masyarakat (funding) dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Semakin beragamnya keinginan dan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
101111111111105 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki sumberdaya alam hayati laut yang potensial seperti sumberdaya terumbu karang. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumberdaya energi mempunyai peran yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi nasional. Dalam jangka panjang, peran energi akan lebih berkembang khususnya guna mendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (2007) Indonesia memiliki kawasan mangrove yang terluas
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut FAO (2007) Indonesia memiliki kawasan mangrove yang terluas di dunia sekitar 19% dari total hutan mangrove dunia, dan terluas se-asia Tenggara sekitar 49%
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. masyarakat serta desakan otonomi daerah, menjadikan tuntutan dan akses masyarakat
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan perubahan kondisi sosial masyarakat serta desakan otonomi daerah, menjadikan tuntutan dan akses masyarakat dalam pemanfaatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Produk Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. dalam memilih tempat untuk berbelanja, sedangkan bagi perusahaan retail
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi yang terjadi di Indonesia dewasa ini semakin mempengaruhi daya beli yang ada pada masyarakat, semakin banyak macam hasil produk yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal memiliki potensi sumberdaya alam yang tinggi dan hal itu telah diakui oleh negara-negara lain di dunia, terutama tentang potensi keanekaragaman hayati
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Konservasi No. 5 Tahun 1990, sumberdaya alam hayati adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumberdaya alam nabati (tumbuhan) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu kawasan yang mempunyai berbagai macam jenis tumbuhan dan hewan yang saling berinteraksi di dalamnya. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem
Lebih terperinciTATA CARA MASUK KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU
TATA CARA MASUK KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor: P.7/IV-Set/2011 Pengertian 1. Kawasan Suaka Alam adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang , 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, terletak di daerah khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Lebih terperinciPP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP)
Copyright (C) 2000 BPHN PP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 62 TAHUN 1998 (62/1998) TENTANG PENYERAHAN
Lebih terperinciLampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi
I. Keanekaragaman hayati UU No. 5, 1990 Pasal 21 PP No. 68, 1998 UU No. 41, 1999 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Pengawetan keanekaragaman hayati serta ekosistemnya melalui Cagar Alam
Lebih terperinciPengambilan Keputusan Konsumen
Nama : M. Afifi Rahman NIM : 105020200111036 Pengambilan Keputusan Konsumen A.Setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar
Lebih terperinciVIII. ANALISIS KEBUTUHAN LAHAN DAN ALTERNATIF PILIHAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP DALAM KERANGKA REDD
VIII. ANALISIS KEBUTUHAN LAHAN DAN ALTERNATIF PILIHAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP DALAM KERANGKA REDD 8.1. PENDAHULUAN 8.1.1. Latar Belakang Keberadaan masyarakat di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa yang patut dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia yang sangat besar dari Tuhan Yang Maha Esa yang patut dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan baik agar menjadi sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun
17 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini banyak muncul industri-industri yang menawarkan serta memasarkan sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun terakhir
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau
I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia yakni 3,2 juta ha (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau besar mulai dari Sumatera,
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : masyarakat adat, Suku Dayak Limbai, Goa Kelasi, aturan adat, perlindungan sumberdaya hutan
1 PERAN ATURAN ADAT SUKU DAYAK LIMBAI DALAM PERLINDUNGAN SUMBERDAYA HUTAN : STUDI KASUS GOA KELASI DI ZONA PENYANGGA TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA, PROVINSI KALIMANTAN BARAT Nurul Iman Suansa, Amrizal
Lebih terperinciBerikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu elemen pokok yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan. Pemasaran berkaitan erat dengan bagaimana cara perusahaan dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Sikap Konsumen Setiap orang mempunyai kecenderungan untuk bersikap dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu objek tertentu. Sikap merupakan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. latar Belakang Masalah. dan teknologi yang sangat terasa adalah terjadinya perubahan yang sangat cepat di
BAB I PENGANTAR A. latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini dampak perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat terasa adalah terjadinya perubahan yang sangat cepat di segala aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kalimantan Selatan merupakan salah satu dari lima provinsi yang ada di Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan keanekaragaman
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Produk Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ikan) yang cukup tinggi, namun jika dibandingkan dengan wilayah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu Kabupaten yang paling banyak memproduksi Ikan, komoditi perikanan di Kabupaten Kupang merupakan salah satu pendukung laju perekonomian masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada pelanggan atas produk yang di hasilkannya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dalam menjalankan aktifitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu melaksanakan strategi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI DASAR / TEORI UMUM 2.1.1 DEFINISI PUBLIC RELATIONS Hubungan masyarakat ( humas ) atau yang lebih dikenal dengan istilah Public Relation merupakan serangkaian kegiatan untuk
Lebih terperinciBUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI SIMEULUE, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagian besar konsumen yang memberi pengaruh pada pergerakan konsumsi adalah konsumen akhir yang biasanya merupakan konsumen individu (Engel et al. 1995). Setiap konsumen individu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan Rakyat 2.1.1. Definisi dan Batasan Hutan Rakyat Hutan menurut Undang-undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan diartikan sebagai suatu kesatuan ekosistem
Lebih terperinciPROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PELESTARIAN, PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE
SALINAN PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PELESTARIAN, PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan konsep yang mendasari perumusan masalah. Kerangka pemikiran dan hipotesis. Melihat kerangka konsep
Lebih terperinciII. TinjauanPustaka A. Definisi Sasi
II. TinjauanPustaka A. Definisi Sasi Sasi merupakan bentuk aturan pengelolan sumberdaya alam berbasis masyarakat yang telah dilakukan oleh masyarakat pedesaan di Maluku. Sasi merupakan kearifan tradisional
Lebih terperinci