BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI.1 Batik Asal kata batik pertama kali berasal dari jawa yang memiliki arti menulis dan titik. Batik adalah kerajinan tangan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak lama. Keterampilan membatik pada masa lampau sering dijadikan sebagai mata pencaharian dan membatik adalah pekerjaan eksklusif khusus untuk perempuan sampai ditemukannya batik cap yang memungkinkan pria masuk ke dalam bidang ini. lain halnya dengan daerah pesisir dimana membatik adalah hal lazim bagi kaum laki-laki. Beberapa jenis variasi batik dapat ditemukan di beragam daerah di Indonesia. Steelyana and Patriana (010). Ada beragam jenis batik menurut daerah asalnya yaitu: a. Batik Jawa Keraton Keraton Jawa dikenal juga dengan nama batik pedalaman, yang memiliki perbedaan dengan batik pesisiran, batik ini memiliki kombinasi warna yang tidak mencolok seperti hitam,coklat dan kuning muda. Tekstur batik Jawa Keraton memiliki arti simbolik dan bahkan beberapa jenis batik tidak diperbolehkan dipakai oleh orang umum. Dua 7

2 8 kota Keratonan di Jawa Tengah yang terkenal melesatarikan budaya adalah Solo dan Yogyakarta. b. Batik Pekalongan Tempat yang paling terkenal dalam produksi batik pesisir adalah kota Pekalongan. Tekstur pada batik pekalongan mendapat pengaruh oleh tekstil Eropa dan Cina, contohnya buketan yang dipengaruhi tekstur bunga eropa pada tekstil. c. Batik Cirebon Terkenal dengan batik trusmi karena menjadi area utama produksi batik di Cirebon. Salah satu batik Cirebon yang paling terkenal selain batik trusmi adalah mega mendung yang dulu hanya digunakan oleh bangsawan Cirebon. batik ini menunjukkan pengaruh budaya cina yang terlihat pada tekstur awan pada kainnya. d. Batik Madura Batik Madura menunjukkan warna-warna cerah seperti merah dan kuning, salah satu tekstur unik dari batik Madura adalah tekstur pucuk tombak dan juga aneka ragam tekstur flora dan fauna. e. Batik Ciamis Batik Ciamis dikenal dengan gaya teksturnya yang tidak terlalu kompleks. Salah satu yang terkenal adalah tekstur ciamisan yaitu tekstur flora dan fauna yang digambarkan dengan warna hitam, putih atau coklat kekuningan. Secara teknik pembuatan tekstur, batik Ciamis

3 9 memiliki persamaan dengan batik Cirebon tetapi ketebalan dalam pewarnaan lebih mirip dengan batik pedalaman(jawa Keraton). Teknik penebalan dari pewarnaan batik Ciamis disebut sebagai sarian. Berikut beberapa contoh batik beserta gambar dan makna nya: Tabel.1 Contoh Ragam Batik Nama - Batik Kawung Gambar Batik Makna Batik Batik dengan motif kawung dipakai oleh raja dan keluarganya. Kawung menggambarkan keadilan dan kuasa. Truntum Batik dengan pola truntum biasa digunakan oleh orang tua dari pengantin. Truntum sendiri berarti membimbing Parang Parang diartikan sebagai simbol kekuatan dan kekuasaan Perbedaan dari bentuk dan tektur dari batik adalah bentuk adalah komponen dasar penentu jenis batik misalnya adanya gambar kupu-kupu dan bunga teratai yang khas pada batik sidomukti sedangkan tekstur batik sendiri adalah kumpulan-kumpulan pola bentuk yang sama dan bahkan ada batik yang

4 10 merupakan hasil kombinasi dari kedua elemen itu. Contoh gambar dari batik dengan tekstur yang sama: Tabel. Contoh batik dengan tekstur yang sama Batik Tekstur Kawung Batik Tekstur Kawung Tabel.3 Contoh batik dengan bentuk yang sama Batik bentuk Lereng Batik bentuk Lereng

5 11 Tabel.4 Tabel Contoh Batik Kombinasi Batik Kawung+sidomukti Batik parang+sidomukti. Pengukuran Kinerja Sistem Dalam menentukan kinerja sistem temu kembali pada citra akan terhitung benar dan akurat, jika jumlah citra yang berhasil diidentifikasi dengan benar oleh sistem. Walaupun dengan kasat mata keakuratan tersebut dapat ditentukan dari presentase yang dihasilkan. Pengukuran kinerja sistem ini dapat menggunakan persamaan sebagai berikut : A. Citra yang relevant ( X) x ycitrahasilquery X = citradatabase B. Citra yang presisi (Y) Y= x ycitrahasilquery citradatabase

6 1.3 Pengukuran Kedekatan Citra Dalam melakukan pengukuran kedekatan citra, dapat dilakukan berdasarkan fungsi jarak antara dua ciri citra, dimana jarak digunakan untuk mengukur ketidakmiripan antara dua obyek data. Pada penelitian ini akan memakai cara untuk menghitung jarak euclid. a. Jarak euclid Prinsip dasar yang digunakan pada metode jarak Euclid adalah dengan mengukur jarak antar dua titik (x dan y), dengan x adalah sinyal suara yang tidak diketahui (data testing) dengan y adalah pola yang telah diketahui (data training). d ( i, j) = ( xi 1 x j1 + xi x j xip x jp ) b. Citra Terdapat dua parameter citra yang digunakan yaitu jumlah pixel dan warna RGB. Satu parameter tambahan untuk keperluan proses segmentasi warna yaitu warna referensi. Rincian parameter tersebut sebagai berikut : 1. Jumlah Pixel: K = m x n dengan K = jumlah pixel m, n = jumlah pixel vertikal dan horizontal

7 13. Citra RGB (Gonzales dan Woods, 00) r( x, y) crgb ( x, y) = g( x, y) b( x, y) dengan crgb = citra RGB r, g, b = nilai warna R, G, B x, y = koordinat pixel c. Nilai Grade Citra Perhitungan nilai grade citra dilakukan dengan proses fuzzyfikasi terhadap parameter jarak euclid ciri warna dan bentuk sebagai masukan crisp. Proses fuzzyfikasi dilakukan dengan terlebih dahulu sampai terbentuk daftar grade tekstur dan bentuk untuk masing-masing citra. Proses fuzzyfikasi dilakukan dengan menggunakan kurva S sebagai representasi nilai grade tekstur dan bentuk. Sebagai masukan proses fuzzyfikasi adalah : 7 v = 1 D Q Jarak euclid ciri bentuk : ( ) d b = ( ϕ v ϕ ) Dimana H = histogram warna, ϕ = momen invarian D = basisdata, Q = query v 1.4 Pengenalan Pola(Pattern Recognition) Pengenalan pola adalah bidang ilmu komputer yang memiliki tujuan untuk mengklasifikasi objek-objek menjadi suatu kategori (Theodoridis., Koutrumbas,

8 14 006, p.1). Pengenalan pola bertujuan untuk mencapai perkembangan perancangan algoritma yang menghasilkan kemiripan dengan kemampuan manusia dalam mengenali suatu objek. Aplikasi dari pengenalan pola ini sendiri sangat banyak sekali dan berhubungan dengan banyak bidang kegiatan.(j.p Marques, 001, p.1).4.1 Struktur dari Sistem Pengenalan Pola Sistem pengenalan pola terdiri dari sensor,metode pencarian fitur dan algoritma untuk klasifikasi atau pengenalan. Berikut penjelasan masing-masing tahapan tersebut. i. Sensor Sensor memiliki fungsi untuk menangkap objek dari dunia nyata dan dirubah menjadi sinyal digital. ii. Pre-Processing Mempersiapkan citra atau sinyal yang telah ditangkap sensor sebelumnya agar gangguan-gangguan dapat dikurangi dan informasi lebih terlihat di tahapan selanjutnya. iii. Pencari dan Seleksi Fitur Dalam tahap ini ciri yang membedakan satu citra dengan citra lain akan dicari dan dibentuk jadi sekumpulan bilangan yang dapat mewakili sifat utama. iv. Algoritma Klasifikasi Algoritma yang berfungsi untuk mengelompokkan fitur ke dalam kategori-kategori yang sesuai.

9 15 v Algoritma Deskripsi Algoritma ini memiliki fungsi untuk memberikan deskripsi pada sinyal atau citra. Gambar.1 Sistem Pengenalan Pola.5 Content Base Image Retieval(CBIR) Dalam proses temu kembali citra ada beberapa citra yang sudah tersimpan didalam database. Dalam proses ini dibutuhkan sistem yang berisi ratusan kata kunci yang berbeda yang dapat menggambarkan cirri-ciri citra tertentu. Selain itu, dalam penyediaan kata kunci pada setiap data citra dilakukan secara manual oleh pengguna,sehingga bersifat subjektif, sehingga mungkin berbeda persepsi dari satu pengguna dengan pengguna yang lain. Untuk itu dalam mengatasi kekurangan dari sistem berbasis kata kunci (keyword) dalam pencarian citra, maka dibutuhkan teknik pengindeksan otomatis berdasarkan ciri citra, seperti tekstur dan bentuk. Sistem ini yang dikenal content based image retrieval (CBIR), yang mengatur database citra berdasarkan ciri yang secara otomatis dikenali, sekaligus juga memungkinkan proses query dilakukan dengan menggunakan citra query (contoh) atau disebut dengan Query By Example (QBE). QBE

10 16 merupakan tipe metode query dimana proses inputan citra contoh (query) kedalam sistem, kemudian sistem akan menampilkan dan menghasilkan beberapa citra yang mirip dan sudah tersimpan di dalam database. Pengukuran kemiripan didefinisikan berdasarkan ciri warna, teksture dan bentuk. CBIR dilakukan dengan membandingkan nilai jarak citra query dengan citra pada basis data (image distance measure) (A.Harris Rangkuti, Ariandy Ferdinand, David. 01) Kokare (007) mengambarkan satu-satunya cara mencari suatu koleksi citra tersebut adalah dengan menggunakan indeks kata kunci,atau hanya dengan browsing. Namun, perkembangan database tumbuh lebih besar, dan para penguna menyadari bahwa kata kunci tradisional yang didasarkan dari metode mengambil gambar tertentu, dengan banyaknya jumlah yang ada sekarang, akan membuat sistem menjadi tidak efisien. Permasalahan dalam konten berbasis pencarian sistem adalah untuk menemukan fitur yang dapat mewakili unik karakteristik dari citra, sehingga fitur dapat digunakan untuk secara akurat mengidentifikasi citra. Fitur visual yang dapat diekstraksi dari data citra adalah tekstur, warna,dan bentuk. Terkait dengan citra batik,fitur tekstur merupakan fitur penting karena ornamen pada kain batik dapat dilihat sebagai komposisi tekstur yang berbeda. Namun dalam penelitian ini difokuskan juga pada fitur bentuk dan tekstur pada citra batik. Citra secara alami dikaruniai dengan atribut atau konten informasi yang dapat membantu dalam memecahkan masalah pengambilan citra Isi

11 17 informasi yang dapat diperoleh dari sebuah citra diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan(a.harris Rangkuti, Ariandy Ferdinand, David. 01). a. Low Level contohnya termasuk ciri visual seperti warna, tekstur, informasi bentuk, ruang dan gerak. b. Middle Level contohnys termasuk keberadaan atau susunan jenis benda tertentu, termasuk peran dan adegan. c. High Level contohnya tampilan seperti emosi dan makna yang terkait dengan kombinasi fitur persepsi. Contohnya termasuk objek atau adegan dengan makna emosional atau keagamaan. Level pada isi citra merupakan ukuran tingkat ekstraksi ciri.pada low level merupakan tingkat dasar ciri citra yang diekstrak(warna, bentuk, tekstur, informasi spasial dan gerak) disebut fitur primitif karena mereka hanya dapat diekstraksi oleh informasi yang diperoleh pada tingkat pixel. Secara lebih jelas dapat lihat gambar dibawah ini : Gambar. Level Level Pada Ekstrasi Citra (Source A.Harris Rangkuti, Ariandy Ferdinand, David. 01)

12 18 Gambaran umum dari tahapan proses CBIR adalah sebagai berikut : Gambar.3 Tahapan Content Base Image Retrieval (CBIR) (Source A.Harris Rangkuti, Ariandy Ferdinand, David. 01) Penjelasan pada gambar 3 untuk konsep CBIR adalah sebagai berikut: User terlebih dahulu memasukkan query yang berupa gambar --> kemudian query tersebut di ekstraksi --> sehingga menghasilkan vektor ciri (ciri khusus suatu gambar), begitu pula data-data gambar yang tersimpan dalam database akan mengalami struktur yang sama seperti query sehingga ditemukan vektor ciri --> kemudian akan dibandingkan satu sama lain untuk mencari kesamaannya. Setelah proses perbandingan tersebut, maka akan terpilih beberapa gambar yang memiliki nilai-nilai vektor yang sama atau hampir sama --> kemudian dilakukan indexing dan retrieval data yang telah terpilih tadi --> sehingga ditemukan urutan gambar yang (dalam database)

13 19 yang memiliki kesamaan dengan formasi gambar (sesuai keinginan user)..5 Decision tree Decision tree adalah salah satu metode klasifikasi berbentuk berkas atau penyimpanan yang mengalami perulangan untuk setiap contoh sample. Decision tree memiliki node-node yang membentuk tree dengan sebuah root yang memiliki input atau parent lebih dari satu. Node dengan satu output disebut sebagai node internal atau node percobaan dan yang lainnya disebut leaves. Dalam decision tree tiap node internal terpisah menjadi dua atau lebih output menurut fungsi diskrit dari nilai input suatu atribut(lior Rokach,Oded Maimon,010). Setiap leaf mewakili satu kelas yang paling dekat dengan target nilai. Leaf memiliki probabilitas vektor yang menunjukkan atribut dari target yang memiliki sebuah nilai tersendiri, seluruhnya akan diklasifikasi dengan mengatur mereka kedalam sebuah tree yang dimulai dari root hingga leaf paling akhir. Berikut contoh penggambaran decision tree: Gambar.4 Decision Tree Gambar.4 Decision tree

14 0 Node internal direpresentasikan dengan bentuk lingkaran, sedangkan leaf direpresentasikan dengan bentuk segitiga..7 Tranformasi Wavelet(Wavelet Transform) Transformasi Wavelet adalah suatu metode yang digunakan menyajikan data atau fungsi ke dalam komponen-komponen frekuensi yang berlainan, dan kemudian mengkaji setiap komponen dengan suatu resolusi sesuai dengan skalanya(krisnawati,007) Wavelet merupakan alat analisis yang biasa digunakan untuk menyajikan data atau fungsi atau pun operator ke dalam komponen-komponen frekuensi yang berlainan, dan kemudian akan dilakukan analisis pada setiap komponen dengan suatu resolusi yang sesuai dengan skalanya.(daubechies,1995) Wavelet juga merupakan fungsi yang dihasilkan oleh wavelet basis atau disebut juga mother wavelet. Dua operasi utama yang mendasari wavelet adalah pergeseran dan penskalaan. Kombinasi kedua operasi ini menghasilkan keluarga wavelet seperti haar, daubechies, symlets dan yang lainnya(sutarno 010). Khusus pada penelitian ini penulis akan menggunakan wavelet haar. Secara umum keluarga wavelet pada umumnya dinyatakan dengan persamaan Dengan a,b a adalah parameter penskalaan

15 1 b adalah parameter pergeseran posisi adalah normalisasi energi yang sama dengan energi induk Source:Sutarno,010 Transformasi Wavelet memiliki kemampuan dalam mengekstraksi ciri khusus yang dimiliki oleh suatu citra. Transformasi wavelet dibagi menjadi bagian besar yakni: a. Transformasi wavelet diskrit b. Transformasi wavelet kontinu.7.1 Transformasi Wavelet Diskrit Transformasi wavelet diskrit merupakan proses dekomposisi citra pada frekuensi sub-band dari citra tersebut. Komponen subband pada transformasi wavelet dihasilkan dengan cara menurunkan level dekomposisi. Implementasi dari wavelet diskrit dilakukan dengan melewatkan sinyal melalui low pass filter dan high pass filter lalu melakukan downsampling pada keluaran masing-masing filter. Pasangan filter high-pass dan low-pass yang digunakan harus merupakan Quadrature Mirror Filter(QMF),yaitu pasangan filter yang memenuhi persamaan berikut: h[l-1-n]= Dengan h[n] adalah high pass filter,g[n] adalah low pass filter dan L adalah panjang dari masing-masing filter. Proses sinyal asal melewati high pass filter dan low pass filter inilah yang disebut proses

16 dekomposisi, proses dekomposisi ini dapat melalui salah satu atau lebih tingkatan. Dekomposisi tingkat satu ditulis dengan persamaan berikut: Y tinggi [k]= Y rendah [k]= y[k] tinggi dan y[k] rendah adalah hasil dari highpass filter dan lowpass filter, x[n] adalah signal,h[n] adalah high pass filter dan g[n] adalah low pass filter. Prosedur ini dapat dilakukan untuk dekomposisi level selanjutnya(ni Wayan Sumartini,010) Gambar.5 Dekomposisi Wavelet Tiga Tingkat Dekomposisi pada citra menghasilkan informasi tentang frekuensi yang berbeda-beda seperti: LL(low-low frequency)

17 3 LH(low-high frequency) HL(high-low frequency) HH(high-high frequency) Gambar.6 Ilustrasi Proses Dekomposisi.7. Transformasi Wavelet Kontinu Source:Wikipedia Cara kerja dari transformasi wavelet kontinu adalah dengan cara menghitung konvolusi sinyal dengan sebuah jendela modulasi pada setiap waktu yang diinginkan. Jendela modulasi yang mempunyai skala fleksibel inilah yang biasa disebut induk wavelet. Dalam transformasi wavelet digunakan istilah translasi dan skala, translasi adalah lokasi jendela modulasi saat digeser sepanjang sinyal,berhubungan dengan informasi waktu, sedangkan skala berhubungan dengan frekuensi. Transformasi wavelet kontinu secara matematis dapat didefiniskan sebagai berikut:

18 4 Dimana adalah fungsi sinyal setelah transformasi, dengan variabel s(skala) dan (translasi) sebagai dimensi baru. f(t) adalah sinyal asli sebelum transformasi. Fungsi dasar * S,T (t) disebut sebagai wavelet, dengan * menunjukkan konjugasi kompleks. Fungsi dasar wavelet secara matematika dapat didefinisikan sebagai berikut:.8 Momen Invariant(Invariant Moment) invariant Moment adalah metode pengenalan objek yang berorientasi dalam hal area, posisi,orientasi yang dapat menghasilkan vektor ciri untuk pengenalan objek(jan Flusser, Barbara Zitova, Tomas Suk.009).8.1 Momen Dalam pemrosesan citra dan bidang yang sejenis, momen dipakai menjadi sebuah ukuran rata-rata dari intensitas sebuah titik (pixel)dari sebuah citra Momen(raw moment)berguna untuk mendeskripsikan objek setelah proses segmentasi dengan mendapatkan informasi tentang titik tengah dan orientasi citra (Jan Flusser, Barbara Zitova, Tomas Suk.009) Untuk fungsi kontinu bidang D memiliki persamaaan Source:Lecture Guido Gerig,010 m pq=

19 5 Untuk fungsi dimana p,q=0,1, M 0,0 =area atau volume,pixel jika citra binary M 1,0 =rerata atas X M 0,1= rerata atas y Cara mendapatkan koordinat titik tengah: =M 10/ M 00 =M 01/ M Extract set of Features Invariant Feature Representative of Shape Class Gambar.7 Proses Penentuan Ciri Dengan Invariant Moment

20 6.8. Hu orthogonal invariants Metode yang diperkenalkan oleh Hu yang didasarkan dari perhitungan momen di tengah bidang, menghasilkan tujuh persamaan yang berguna karena tidak terpengaruh posisi,ukuran dan orientasi(zhihu Huang, Jinson Leng,010) yaitu: φ = + 1 η 0 η 0 ( η + η ) φ + = 0 0 4η 11 φ ( η 3η ) + ( η η ) 3 = ( η + η ) + ( η ) φ + 4 = η 03 φ = 5 { } { } ( η30 3η 1 ) ( η30 + η1 ) ( η30 + η1 ) 3( η 1 + η 03 ) ( 3η η )( η + η ) 3( η + η ) ( η + η ) ( η η ) ( η + η ) ( η + η ) { } + η ( η + η )( η ) φ = η03 φ = 7 ( 3η 1 η 30 )( η30 + η1 ) ( η30 + η1 ) 3( η 1 + η 03 ) ( 3η η )( η + η ) 3( η + η ) ( η + η ) { } { } Dibawah ini adalah contoh gambar dari penelitian pengenalan pesawat dengan metode invariant moment, dimana hasil perhitungan kemiripan tidak mengalami banyak perubahan walaupun citra mengalami rotasi.

21 7 Phantom F104 Mirage Gambar.8 Aplikasi Invariant Moment Pada Pengenalan Pesawat Tabel.5 Tabel Hasil Perhitungan Invariant Moment 1 0 Degree 45 Degree 90 Degree Scale X M1 M M3 M4 M5 M Phantom

22 8 Tabel.6 Tabel Hasil Perhitungan Invariant Moment M1 M M3 M4 M5 M6 0 Degree Degree Degree Scale X F104 Tabel.7 Tabel Hasil Perhitungan Invariant Moment 3 0 Degree 45 Degree 90 Degree Scale X M1 M M3 M4 M5 M Mirage Source:Lecture:Guido Gerig,010

Bab III ANALISIS&PERANCANGAN

Bab III ANALISIS&PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Bab III ANALISIS&PERANCANGAN Pada penelitian sebelumnya yaitu ANALISIS CBIR TERHADAP TEKSTUR CITRA BATIK BERDASARKAN KEMIRIPAN CIRI BENTUK DAN TEKSTUR (A.Harris Rangkuti, Harjoko Agus;

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER M. Jamaluddin 1, Nanik Suciati 2, Arya Yudhi Wiajaya 3 1,2,3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra atau image adalah suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar

Lebih terperinci

Penyusun Tugas Akhir Alvian Adi Pratama [ ] Dosen Pembimbing Diana Purwitasari, S.Kom, M.Sc. Dr. Eng. Nanik Suciati, S.Kom., M.Kom.

Penyusun Tugas Akhir Alvian Adi Pratama [ ] Dosen Pembimbing Diana Purwitasari, S.Kom, M.Sc. Dr. Eng. Nanik Suciati, S.Kom., M.Kom. Penyusun Tugas Akhir Alvian Adi Pratama [5106100108] Dosen Pembimbing Diana Purwitasari, S.Kom, M.Sc. Dr. Eng. Nanik Suciati, S.Kom., M.Kom. Latar Belakang Batik merupakan harta kebudayaan Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 Permasalahan CBIR ( Content Based Image Retrieval) akhir-akhir ini merupakan salah satu bidang riset yang sedang berkembang pesat (Carneiro, 2005, p1). CBIR ini menawarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Computer Vision Computer vision dapat diartikan sebagai suatu proses pengenalan objek-objek berdasarkan ciri khas dari sebuah gambar dan dapat juga digambarkan sebagai suatu deduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Tekstur adalah salah satu elemen dasar citra. Elemen dasar ini berupa ciriciri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Tekstur adalah salah satu elemen dasar citra. Elemen dasar ini berupa ciriciri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tekstur adalah salah satu elemen dasar citra. Elemen dasar ini berupa ciriciri atau sifat-sifat yang terdapat didalam citra dan membentuk suatu pola-pola dengan interval

Lebih terperinci

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL BERDASARKAN CIRI TEKSTUR MENGGUNAKAN WAVELET

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL BERDASARKAN CIRI TEKSTUR MENGGUNAKAN WAVELET CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL BERDASARKAN CIRI TEKSTUR MENGGUNAKAN WAVELET Nana Ramadijanti RG. Computer Vision, Program Studi Teknologi Informasi, Politeknik Elektronika Negri Surabaya E-mail: nana@eepis-its.edu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Proses pencocokan citra dilakukan dengan mengidentifikasi dan mengukur pasangan titiktitik sekawan antara citra satu dengan citra lainnya untuk objek yang sama pada

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem aplikasi yang digunakan sebagai user interface untuk menangkap citra ikan, mengolahnya dan menampilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Retrival Citra Saat ini telah terjadi peningkatan pesat dalam penggunaan gambar digital. Setiap hari pihak militer maupun sipil menghasilkan gambar digital dalam ukuran giga-byte.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk memahami

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA BERBASIS ISI DENGAN FITUR TITIK-TITIK SIGNIFIKAN

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA BERBASIS ISI DENGAN FITUR TITIK-TITIK SIGNIFIKAN IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA BERBASIS ISI DENGAN FITUR TITIK-TITIK SIGNIFIKAN Rifky Alif Tama 1, Nanik Suciati 2, Arya Yudhi Wijaya 3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, ITS email : rifkyalif@gmail.com

Lebih terperinci

Fourier Descriptor Based Image Alignment (FDBIA) (1)

Fourier Descriptor Based Image Alignment (FDBIA) (1) Fourier Descriptor Based Image Alignment (FDBIA) (1) Metode contour tracing digunakan untuk mengidentifikasikan boundary yang kemudian dideskripsikan secara berurutan pada FD. Pada aplikasi AOI variasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM)

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM) PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM) Rima Tri Wahyuningrum *) Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar / Umum Landasan teori dasar / umum yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. 2.1.1 Speaker Recognition Pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Berikut adalah beberapa definisi dari citra, antara lain: rupa; gambar; gambaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sebuah fungsi dua dimensi, f(x, y), di mana x dan y adalah

Lebih terperinci

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL Makalah Nomor: KNSI-472 PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL Barep Wicaksono 1, Suryarini Widodo 2 1,2 Teknik Informatika, Universitas Gunadarma 1,2 Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Fotogrametri adalah suatu seni, pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya tentang suatu obyek fisik dan keadaan sekitarnya melalui proses

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Program aplikasi ini dirancang dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual C# 2008 Express Edition. Proses perancangan menggunakan pendekatan Object Oriented

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi jumlah citra dijital yang dapat diakses oleh pengguna. Basis data citra

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi jumlah citra dijital yang dapat diakses oleh pengguna. Basis data citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat, semakin tinggi jumlah citra dijital yang dapat diakses oleh pengguna. Basis data citra akan

Lebih terperinci

Pencocokan Citra Digital

Pencocokan Citra Digital BAB II DASAR TEORI II.1 Pencocokan Citra Digital Teknologi fotogrametri terus mengalami perkembangan dari sistem fotogrametri analog hingga sistem fotogrametri dijital yang lebih praktis, murah dan otomatis.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 4.1 Struktur Neural Network Backpropagation Tabel 4.2 Hasil Pengujian Identifikasi Data Uji... 34

DAFTAR TABEL. Tabel 4.1 Struktur Neural Network Backpropagation Tabel 4.2 Hasil Pengujian Identifikasi Data Uji... 34 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Struktur Neural Network Backpropagation... 9 Tabel 4. Hasil Pengujian Identifikasi Data Uji... 34 Tabel 4.3 Hasil Pengujian Sistem... 37 xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

Gambar IV-1. Perbandingan Nilai Korelasi Antar Induk Wavelet Pada Daerah Homogen Untuk Level Dekomposisi Pertama

Gambar IV-1. Perbandingan Nilai Korelasi Antar Induk Wavelet Pada Daerah Homogen Untuk Level Dekomposisi Pertama BAB IV ANALISIS IV.1 Analisis Terhadap Hasil Pengolahan Data Gambar IV-1 menunjukkan peningkatan nilai korelasi dari sebelum transformasi wavelet dengan setelah transformasi wavelet pada level dekomposisi

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. Warna merupakan ciri dominan yang bisa dibedakan secara visual untuk

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. Warna merupakan ciri dominan yang bisa dibedakan secara visual untuk VI. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Segmentasi Warna merupakan ciri dominan yang bisa dibedakan secara visual untuk mendapatkan informasi dari basisdata citra. Segmentasi warna adalah proses mengelompokkan citra

Lebih terperinci

SELEKSI CITRA BERDASARKAN CIRI DENGAN ALGORITMA THRESHOLD MENGUNAKAN FUZZY KURVA S DAN FUNGSI MIN

SELEKSI CITRA BERDASARKAN CIRI DENGAN ALGORITMA THRESHOLD MENGUNAKAN FUZZY KURVA S DAN FUNGSI MIN SELEKSI CITRA BERDASARKAN CIRI DENGAN ALGORITMA THRESHOLD MENGUNAKAN FUZZY KURVA S DAN FUNGSI MIN A. Haris Rangkuti Computer Science Department, School of Computer Science, Binus University Jln. K. H.

Lebih terperinci

2.Landasan Teori. 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data.

2.Landasan Teori. 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data. 6 2.Landasan Teori 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data. Informasi Multi Media pada database diproses untuk mengekstraksi fitur dan gambar.pada proses pengambilan, fitur dan juga atribut atribut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komputer dan internet semakin maju

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komputer dan internet semakin maju BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komputer dan internet semakin maju menyebabkan data digital yang dihasilkan, disimpan, ditransmisikan, dianalisis, dan diakses menjadi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. bagian dari kecerdasan buatan (berbasis pengetahuan) yang memungkinkan

TINJAUAN PUSTAKA. bagian dari kecerdasan buatan (berbasis pengetahuan) yang memungkinkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pakar Sistem pakar yang berbasis pengetahuan kecerdasan merupakan salah satu bagian dari kecerdasan buatan (berbasis pengetahuan) yang memungkinkan komputer dapat berpikir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi GUI GUI diimplementasikan sesuai dengan program pengolah citra dan klasifikasi pada tahap sebelumya. GUI bertujuan untuk memudahkan pengguna mengidentifikasi

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Saat ini, kebutuhan manusia akan teknologi semakin meningkat karena tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi tersebut dapat meringankan pekerjaan manusia. Hal ini juga diimbangi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Digital [3] Citra atau gambar didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y), di mana x dan y adalah koordinat bidang datar, dan harga fungsi f di setiap

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus BAB II DASAR TEORI 2.1 Meter Air Gambar 2.1 Meter Air Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menginterprestasi sebuah citra untuk memperoleh diskripsi tentang citra tersebut melalui beberapa proses antara lain preprocessing, segmentasi citra, analisis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh

Lebih terperinci

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

Pembentukan Citra. Bab Model Citra Bab 2 Pembentukan Citra C itra ada dua macam: citra kontinu dan citra diskrit. Citra kontinu dihasilkan dari sistem optik yang menerima sinyal analog, misalnya mata manusia dan kamera analog. Citra diskrit

Lebih terperinci

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Junia Kurniati Computer Engineering Department Faculty of Computer Science Sriwijaya University South Sumatera Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penentuan Masalah Penelitian Masalah masalah yang dihadapi oleh penggunaan identifikasi sidik jari berbasis komputer, yaitu sebagai berikut : 1. Salah satu masalah dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KLASIFIKASI TEKSTUR DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA PAKET WAVELET

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KLASIFIKASI TEKSTUR DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA PAKET WAVELET PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KLASIFIKASI TEKSTUR DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA PAKET WAVELET Sarwosri, Rully Soelaiman, dan Esther Hanaya Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Penggunaan citra yang semakin meningkat menimbulkan kebutuhan retrival citra yang juga semakin meningkat. Diperlukan suatu metode retrival citra yang efektif

Lebih terperinci

APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN FITUR WARNA DAN BENTUK

APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN FITUR WARNA DAN BENTUK APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN FITUR WARNA DAN BENTUK Arwin Halim 1, Hardy 2, Alvin Yufandi 3, Fiana 4 Program Studi Teknik Informatika, STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 122, 124, 140 Medan

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka Pada bab ini dibahas mengenai konsep-konsep yang mendasari ekstraksi unsur jalan pada citra inderaja. Uraian mengenai konsep tersebut dimulai dari ekstraksi jalan, deteksi tepi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi berisi tahapan-tahapan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Digital Citra digital dapat didefinisikan sebagai fungsi dua variabel, f(x,y), dimana x dan y adalah koordinat spasial dan nilai f(x,y) adalah intensitas citra pada koordinat

Lebih terperinci

CONTEND BASED IMAGE RETRIEVAL UNTUK PENGENALAN CITRA 2D BATIK MENGGUNAKAN FITUR TEKSTUR WARNA DAN FUNGSI JARAK MINKOWSKI

CONTEND BASED IMAGE RETRIEVAL UNTUK PENGENALAN CITRA 2D BATIK MENGGUNAKAN FITUR TEKSTUR WARNA DAN FUNGSI JARAK MINKOWSKI CONTEND BASED IMAGE RETRIEVAL UNTUK PENGENALAN CITRA D BATIK MENGGUNAKAN FITUR TEKSTUR WARNA DAN FUNGSI JARAK MINKOWSKI Retno Indriani (1),Ricardus Anggi Pramunendar () Universitas Dian Nuswantoro, Ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan diuraikan penjelasan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan

Lebih terperinci

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MOTIF KARAWO MENGGUNAKAN METODE INVARIANT GENERALIZED HOUGH TRANSFORM

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MOTIF KARAWO MENGGUNAKAN METODE INVARIANT GENERALIZED HOUGH TRANSFORM 1 CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MOTIF KARAWO MENGGUNAKAN METODE INVARIANT GENERALIZED HOUGH TRANSFORM Venny Mar atul Jannah Ismail 1, Arip Mulyanto 2, Abd. Aziz Bouty 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

FUZZY RULE-BASED SISTEM TEMUKEMBALI CITRA BUNGA ADI SUCIPTO AJI

FUZZY RULE-BASED SISTEM TEMUKEMBALI CITRA BUNGA ADI SUCIPTO AJI FUZZY RULE-BASED SISTEM TEMUKEMBALI CITRA BUNGA ADI SUCIPTO AJI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tesis saya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. Citra Digital Menurut kamus Webster, citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra digital adalah representasi dari citra dua dimensi

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR...

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii PERNYATAAN... iii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iv BERITA ACARA TUGAS AKHIR... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Video Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang citra bergerak. Teknologi ini biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan. Pada hari Jumat tanggal 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, United Nations Educational, Scientific, and Culture Organization (UNESCO) memberikan

Lebih terperinci

IMAGE COLOR FEATURE. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

IMAGE COLOR FEATURE. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya IMAGE COLOR FEATURE Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Materi: 1. Image Color Feature 2. Application Using Image Color Feature 3. RGB-Cube 4. Histogram RGB Gabungan Layer Color Indeks

Lebih terperinci

Implementasi Content Based Image Retrieval Untuk Menganalisa Kemiripan Bakteri Yoghurt Menggunakan Metode Latent Semantic Indexing

Implementasi Content Based Image Retrieval Untuk Menganalisa Kemiripan Bakteri Yoghurt Menggunakan Metode Latent Semantic Indexing Implementasi Content Based Image Retrieval Untuk Menganalisa Kemiripan Bakteri Yoghurt Menggunakan Metode Latent Semantic Indexing Meivi Kartikasari, Chaulina Alfianti Oktavia Sekolah Tinggi Informatika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Phalaenopsis atau yang biasa disebut dengan anggrek bulan mempunyai banyak jenis. Ada 26 jenis yang sudah dikenali di Indonesia. Anggrek dapat diklasifikasikan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Beberapa definisi tentang tutupan lahan antara lain:

BAB II TEORI DASAR. Beberapa definisi tentang tutupan lahan antara lain: BAB II TEORI DASAR 2.1 Tutupan Lahan Tutupan Lahan atau juga yang biasa disebut dengan Land Cover memiliki berbagai pengertian, bahkan banyak yang memiliki anggapan bahwa tutupan lahan ini sama dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra

Lebih terperinci

BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET. 1980, dalam bahasa Prancis ondelette, yang berarti gelombang kecil.

BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET. 1980, dalam bahasa Prancis ondelette, yang berarti gelombang kecil. BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET A. Dasar Teori Transformasi Kata dikemukakan oleh Morlet dan Grossmann pada awal tahun 1980, dalam bahasa Prancis ondelette, yang berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di bidang informasi spasial dan fotogrametri menuntut sumber data yang berbentuk digital, baik berformat vektor maupun raster. Hal ini dapat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH Fitri Afriani Lubis 1, Hery Sunandar 2, Guidio Leonarde Ginting 3, Lince Tomoria Sianturi 4 1 Mahasiswa Teknik Informatika, STMIK Budi Darma

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Representasi Citra

Pertemuan 2 Representasi Citra /29/23 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 2 Representasi Citra Representasi Citra citra Citra analog Citra digital Matrik dua dimensi yang terdiri

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Sistem Optik dan Proses Akuisisi Citra Digital 2 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 Bisa dilihat pada slide berikut. SISTEM OPTIK MANUSIA

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Indera pendengaran manusia tidak dapat mengetahui secara pasti jenis nada apa yang didengar olehnya, terkecuali para pemusik profesional. Hal

Lebih terperinci

ANALISIS SELEKSI CITRA MIRIP DENGAN MEMANFAATKAN KONSEP CBIR DAN ALGORITMA THRESHOLD

ANALISIS SELEKSI CITRA MIRIP DENGAN MEMANFAATKAN KONSEP CBIR DAN ALGORITMA THRESHOLD ANALISIS SELEKSI CITRA MIRIP DENGAN MEMANFAATKAN KONSEP CBIR DAN ALGORITMA THRESHOLD A. Haris Rangkuti Computer Science Department, School of Computer Science Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

PENEMUAN KEMBALI CITRA TENUN DENGAN KEMIRIPAN MOTIF MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT

PENEMUAN KEMBALI CITRA TENUN DENGAN KEMIRIPAN MOTIF MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT TUGAS AKHIR - SM141501 PENEMUAN KEMBALI CITRA TENUN DENGAN KEMIRIPAN MOTIF MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT AGISTA REGIASWURI NRP 1212 100 028 Dosen Pembimbing Dr. Dwi Ratna Sulistyaningrum, S.Si.,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan pada skripsi. 1.1. Latar

Lebih terperinci

ANALISIS SEGMENTASI CIRI CITRA BUAH DAN BUNGA DENGAN INVARIANT MOMENT DAN ALGORITMA THRESHOLD

ANALISIS SEGMENTASI CIRI CITRA BUAH DAN BUNGA DENGAN INVARIANT MOMENT DAN ALGORITMA THRESHOLD ANALISIS SEGMENTASI CIRI CITRA BUAH DAN BUNGA DENGAN INVARIANT MOMENT DAN ALGORITMA THRESHOLD A Haris Rangkuti 1 1 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer,Universitas Bina Nusantara Jl. KH Syahdan

Lebih terperinci

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. perhitungan LSI dan juga interface yang akan dibuat oleh penulis.

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. perhitungan LSI dan juga interface yang akan dibuat oleh penulis. BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI Pada Bab ini, penulis akan membahas mengenai prosedur dan metodologi seperti perhitungan LSI dan juga interface yang akan dibuat oleh penulis. 3.1 Sistem CBIR Gambar 3.1 Sistem

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS IKAN BANDENG MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERDASARKAN TEKSTUR PADA CITRA ABSTRAK

PENENTUAN KUALITAS IKAN BANDENG MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERDASARKAN TEKSTUR PADA CITRA ABSTRAK PENENTUAN KUALITAS IKAN BANDENG MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERDASARKAN TEKSTUR PADA CITRA Rahmanika Ratna Sari 1, Hanny Haryanto 2 1,2 Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN GAMBAR BERDASARKAN FITUR WARNA DAN TEKSTUR DENGAN FGKA CLUSTERING (FAST GENETICS K-MEANS ALGORITHM) UNTUK PENCOCOKAN GAMBAR

PENGELOMPOKAN GAMBAR BERDASARKAN FITUR WARNA DAN TEKSTUR DENGAN FGKA CLUSTERING (FAST GENETICS K-MEANS ALGORITHM) UNTUK PENCOCOKAN GAMBAR PENGELOMPOKAN GAMBAR BERDASARKAN FITUR WARNA DAN TEKSTUR DENGAN FGKA CLUSTERING (FAST GENETICS K-MEANS ALGORITHM) UNTUK PENCOCOKAN GAMBAR Dewi Wulansari, S.ST 1, Entin Martiana K, M.Kom 2, Nana Ramadijanti,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan semakin luasnya pemanfaatan teknologi komputer di berbagai bidang kehidupan, kebutuhan akan efisiensi pengelolaan

Lebih terperinci

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci

ANALYSIS PERFORMANCE FITUR BENTUK, WARNA DAN TEKSTUR CITRA PADA PENELUSURAN INFORMASI ASET BERBASIS CBIR

ANALYSIS PERFORMANCE FITUR BENTUK, WARNA DAN TEKSTUR CITRA PADA PENELUSURAN INFORMASI ASET BERBASIS CBIR ANALYSIS PERFORMANCE FITUR BENTUK, WARNA DAN TEKSTUR CITRA PADA PENELUSURAN INFORMASI ASET BERBASIS CBIR Jumi¹ ), Achmad Zaenuddin 1) 1 Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Semarang jumimail06@gmail.com

Lebih terperinci

APLIKASI IMAGE RETRIEVAL MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE COLOR MOMENT DAN GABOR TEXTURE

APLIKASI IMAGE RETRIEVAL MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE COLOR MOMENT DAN GABOR TEXTURE APLIKASI IMAGE RETRIEVAL MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE COLOR MOMENT DAN GABOR TEXTURE Arwin Halim 1, Hardy 2, Christina Dewi 3, Sulaiman Angkasa 4 Program Studi Teknik Informatika, STMIK Mikroskil Jl. Thamrin

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Citra menurut kamus Webster adalah suatu representasi atau gambaran, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda, contohnya yaitu foto seseorang dari kamera yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI TEMU KEMBALI CITRA BUAH BERDASARKAN BENTUK DAN WARNA MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR

PERANCANGAN APLIKASI TEMU KEMBALI CITRA BUAH BERDASARKAN BENTUK DAN WARNA MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR PERANCANGAN APLIKASI TEMU KEMBALI CITRA BUAH BERDASARKAN BENTUK DAN WARNA MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR Muhammad Nasir 1, Amri 2, Husaini 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Komputer, Politeknik Negeri Lhokseumawe

Lebih terperinci

JURNAL PENGENALAN JENIS MOTIF KAIN BATIK MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR DAN BRAY CURTISE DISTANCE

JURNAL PENGENALAN JENIS MOTIF KAIN BATIK MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR DAN BRAY CURTISE DISTANCE JURNAL PENGENALAN JENIS MOTIF KAIN BATIK MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR DAN BRAY CURTISE DISTANCE recognition type motif of batik using feature extraction and bray curtise distance Oleh: DWI SETYANTO 12.1.03.02.0130

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komoditas terbesar dari budaya Indonesia, karena batik mewariskan suatu nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. komoditas terbesar dari budaya Indonesia, karena batik mewariskan suatu nilai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keanekaragaman motif dari batik dapat menjadikan batik menjadi sebuah komoditas terbesar dari budaya Indonesia, karena batik mewariskan suatu nilai tradisional di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batik Besurek 2.1.1 Sejarah Batik Besurek Bengkulu Kain Batik Besurek merupakan salah satu bentuk batik hasil kerajinan tradisional daerah Bengkulu yang telah diwariskan dari

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang kaya akan warisan budaya. Bali menjadi salah satu destinasi wisata penting yang dimiliki Indonesia. Selain dapat menjadi

Lebih terperinci

Identifikasi Iris Mata Menggunakan Alihragam Wavelet Haar dan Transformasi Hough

Identifikasi Iris Mata Menggunakan Alihragam Wavelet Haar dan Transformasi Hough Identifikasi Iris Mata Menggunakan Alihragam Wavelet Haar dan Transformasi Hough Okta Silvia M 1, Febi Yanto 2 1,2 Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R.

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Lampung merupakan bahasa tradisional masyarakat Lampung. Masyarakat Lampung sering menggunakan Bahasa Lampung sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Biasanya,

Lebih terperinci

corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Kain batik merupakan ciri khas dari bangsa I

corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Kain batik merupakan ciri khas dari bangsa I Pembuatan Perangkat Lunak Untuk Menampilkan Deskripsi Mengenai Batik dan Pola Citra Batik Berdasarkan Segmentasi Objek Maulana Sutrisna, maulanasutrisna@gmail.com Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

100% Akurasi = (11) Lingkungan Pengembangan

100% Akurasi = (11) Lingkungan Pengembangan Algoritme Dekomposisi Wavelet Dekomposisi wavelet Haar dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 Transformasi linear digunakan untuk mengubah ruang warna secara linear menjadi warna dasar. Karena citra yang

Lebih terperinci

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer Pengolahan Citra / Image Processing : Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer Teknik pengolahan citra dengan mentrasformasikan citra menjadi citra lain, contoh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Citra (image) adalah bidang dalam dwimatra (dua dimensi) (Munir, 2004). Sebagai salah satu komponen multimedia, citra memegang peranan sangat penting sebagai

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 1 Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Citra atau Image merupakan istilah lain dari gambar, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Timor Leste terletak di antara garis lintang 8 dan 10 S, dan bujur 124

BAB I PENDAHULUAN. Timor Leste terletak di antara garis lintang 8 dan 10 S, dan bujur 124 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Timor Leste terletak di antara garis lintang 8 dan 10 S, dan bujur 124 dan 128 E. Terletak di Asia Tenggara, Pulau Timor merupakan bagian dari Asia Tenggara Maritim,

Lebih terperinci

APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN ALGORITMA SOBEL S EDGE DETECTION Arwin Halim 1, Hernawati Gohzali 2, In Sin 3, Kelvin Wijaya 4

APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN ALGORITMA SOBEL S EDGE DETECTION Arwin Halim 1, Hernawati Gohzali 2, In Sin 3, Kelvin Wijaya 4 APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN ALGORITMA SOBEL S EDGE DETECTION Arwin Halim 1, Hernawati Gohzali 2, In Sin 3, Kelvin Wijaya 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Informatika, STMIK Mikroskil, Medan 1,2,3,4

Lebih terperinci

Pencocokan Citra Berbasis Graph untuk Pengenalan dan Pemilihan Kembali (Retrieval) Oleh: Yureska Angelia ( )

Pencocokan Citra Berbasis Graph untuk Pengenalan dan Pemilihan Kembali (Retrieval) Oleh: Yureska Angelia ( ) Pencocokan Citra Berbasis Graph untuk Pengenalan dan Pemilihan Kembali (Retrieval) Oleh: Yureska Angelia (867) Dosen Pembimbing Dr. Ir. Wirawan, DEA Latar Belakang Teknik pemodelan struktur graph telah

Lebih terperinci

Teknik Watermarking dalam Domain Wavelet untuk Proteksi Kepemilikan pada Data Citra Medis

Teknik Watermarking dalam Domain Wavelet untuk Proteksi Kepemilikan pada Data Citra Medis Teknik Watermarking dalam Domain Wavelet untuk Proteksi Kepemilikan pada Data Citra Medis Mulaab Email : mulaab@if.trunojoyo.ac.id Laboratorium Pemrograman, Jurusan Teknik Informatika Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari

Lebih terperinci

Pengolahan Citra Digital FAJAR ASTUTI H, S.KOM., M.KOM

Pengolahan Citra Digital FAJAR ASTUTI H, S.KOM., M.KOM Pengolahan Citra Digital FAJAR ASTUTI H, S.KOM., M.KOM PENILAIAN TUGAS : 30% UTS : 30% UAS : 40% REFERENSI Slides & Hand outs; Digital Image Processing; Rafael C. Gonzalez & Richard E Woods; Addison Wesley

Lebih terperinci

Identifikasi Ciri Kain Menggunakan Fitur Tekstur dan Gray Level Difference Method

Identifikasi Ciri Kain Menggunakan Fitur Tekstur dan Gray Level Difference Method Identifikasi Ciri Kain Menggunakan Fitur Tekstur dan Gray Level Difference Method Inwijayati Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarmai Universitas Gunadarma Depok, Indonesia Prihandoko, Bertalya

Lebih terperinci