PENGARUH HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN NYERI RHEUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA DI KECAMATAN LANGSA BARAT KOTA LANGSA. Idwar 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN NYERI RHEUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA DI KECAMATAN LANGSA BARAT KOTA LANGSA. Idwar 1"

Transkripsi

1 PENGARUH HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN NYERI RHEUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA DI KECAMATAN LANGSA BARAT KOTA LANGSA Idwar 1 1 Dosen Prodi Keperawatan Langsa Poltekkes Kemenkes Aceh ABSTRAK Rheumatoid Artritis merupakan penyakit degenerative dengan keluhan nyeri, kaku serta kelemahan pada sendi. Nyeri Rheumatoid Arthritis dapat diatasi dengan menggunakan tehnik hipnoterapi. Tujuan penelitian: untuk diketahuinya pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan nyeri rheumatoid arthritis pada lansia di Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan Quasi ekperimen. Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pre eksperimen. Sampel dalam penelitian ini adalah lansia sebanyak masing-masing 15 orang pada kelompok kontrol dan intervensi sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil : Hasil penelitian ini didapatkan bahwa skala nyeri kelompok kontrol mayoritas adalah responden yang mengalami nyeri berat terkontrol dengan jumlah 9 responden (60%) dan minoritas yang mengalami nyeri ringan dengan jumlah 6 responden (40%). Skala nyeri yang dilakukan hipnoterapi mayoritas adalah responden yang mengalami nyeri ringan dengan jumlah 13 responden (86,7%) dan mengalami nyeri berat terkontrol dengan jumlah 2 responden (13,3%). Kesimpulan dan Saran: Hasil uji statistik menunjukkan ada pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan skala nyeri rheumatoid arthritis dengan p-value = 0,000. Saran yang diberikan kepada responden dan petugas kesehatan agar dapat melaksanakan hipnoterapi sebagai terapi tanpa obat-obatan untuk menurunkan nyeri Rheumatoid Artritis. Kata Kunci: Hipnoterapi, Nyeri, Rheumatoid Arthritis, Lansia PENDAHULUAN Penyakit Rheumatoid Artritis (RA), adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi. Rheumatoid Artritis atau bisa disebut dengan rematik ini adalah penyakit yang berupa keluhan nyeri, kaku serta kelemahan sendi. Jika keluhan tersebut berlanjut dan tidak segera dikonsultasikan ke dokter, tentunya tidak menutup kemungkinan akan menjadi penyakit yang membahayakan. 1 Penyakit rematik tanda dan gejalanya sering di jumpai rasa nyeri dan pembengkakan pada persendian.secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat, nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalami. Nyeri adalah sensasi yang muncul akibat stimulasi nyeri berupa biologis, zat kimia, panas, listrik, serta mekanik. 2 Masalah penyakit degeneratif salah satu diantaranya adalah penyakit ISSN :

2 persendian atau artritis yang kebanyakan lansia mengalami penyakit tersebut karena seiring perubahan usia. Berdasarkan survey WHO bahwa pada tahun 2010 di temukan bahwa artritis/rheumatisme menepati urutan pertama (49%) dari pola penyakit lansia. 3 Prevalensi nyeri rematik dibeberapa negara Asean adalah 26.3% Bangladesh, 18.2% India, % Indonesia, 16.3% Filipina, dan 14.9% Vietnam. Dari data yang didapatkan ini, bisa dikatakan bahwa, negara Indonesia mempunyai prevalensi nyeri rematik yang cukup tinggi dimana keadaan seperti ini dapat menurunkan produktivitas negara akibat dari pada keterbatasan fungsi fisik penderita yang mengefek kualitas hidupnya. Rasa tidak nyaman dapat berupa rasa nyeri yang dirasakan oleh lanjut usia sebagai salah satu bentuk penurunan fungsi akibat dari penuaan seperti rematik, nyeri sendi dan sebagainya. Munculnya rasa nyeri secara berulang ini menimbulkan rasa kekhawatiran pada diri lanjut usia jika ras nyeri tersebut datang kembali. Lanjut usia yang memiliki penyakit nyeri tentunya telah memahami saat mana nyeri tersebut akan muncul yaitu seperti saat udara atau cuaca dingin dan sebagainya. Umumnya untuk menghilangkan nyeri pada sendi biasanya dengan pemberian obat obatan, seperti alopurinol dan proxikam tetapi mempunyai efek samping bagi kehidupan sel bahkan bisa jadi kefatalan, adapun upaya penyembuhan untuk menghilangkan nyeri sendi rematik tanpa efek samping lainnya non farmakologis yaitu dengan terapi komplementer. 4 Terapi komplementer bisa di bilang belum cukup dikenal oleh masyarakat, karena terapi komplementer lebih dikenal dengan pengobatan alternatif berkaitan dengan keluarnya peraturan Menteri Kesehatan RI nomor HK.02.02/MENKES148/1/2010 tahun 2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik perawat, maka terapi komplementer bisa dilakukan disarana pelayanan kesehatan. Terapi komplementer yang bisa di aplikasikan di klinik diantaranya akupuntur kesehatan, aroma terapi, terapi relaksasi, terapi herbal, dan hipnoterapi. Penelitian Wahida dan Khusniyah (2012) Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Nyeri Sendi Pada Lansia hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara skala nyeri pada lansia sebelum dan sesudah dilaksanakan hipnoterapi dengan nilai signifikan P = 0,032. Kesimpulannya adalah ada pengaruh hipnoterapi terhadap nyeri sendi pada lansia karena hipnoterapi menyebabkan relaksasi, sehingga tubuh akan mengeluarkan hormone endorphin yang menghambat signal nyeri di subtansia gelatinosa (kornudorsalis medulla spinalis). 5 Dalam buku hipnoterapi menurut Prabowo kata hypnosis berasal dari bahasa yunani yang merupakan dewa tidur (Hypnos berarti tidur) namun, hypnosis itu sendiri bukanlah tidur. Secara sederhana, yaitu fenomena yang mirip tidur, dimana alam bawah sadar lebih mengambil peranannya. Pada kondisi ini seseorang menjadi sangat sugesti (mudah dipengaruhi), karena alam bawah sadar yang seharusnya menjadi filter logic sudah tidak ada lagi mengambil peranan. Kunci dari hypnosis adalah adanya kekuatan sugesti/ keyakinan terhadap sesuatu hal yang positif yang muncul berdasarkan pada konsep dalam pikiran, sehingga akan memberikan energi positif bagi suatu tindakan yang dilakukan. Kajian inti dari hypnosis adalah berpijak pada asumsi dasar bahwa mind control dapat dicoba diterapkan dalam intervensi pembedahan jaringan. Hal ini lah yang sering disebut hypnoanasthesia. Keberhasilan menerapkan hypnosis dalam mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri (hypnoanasthesi) penggunaan metode ini mengakibatkan berkurangnya bahkan menghilangkan rasa nyeri yang dialami tubuh manusia sebagai respon terhadap suatu trauma ataupun adanya intervensi terhadap jaringan. 6 ISSN :

3 Hasil penelitian Wahida dan Khusniyah, (2012), tentang pengaruh hipnoterapi terhadap nyeri sendi pada lansia..hasil penelitian tersebut menunjukan adanya perbedaan antara skala nyeri pada lansia sebelum dan sesudah dilaksanakan hipnoterapi dengan nilai signifikan P= 0,032. Kesimpulannya adalah ada pengaruh hipnoterapi terhadap nyeri pada lansia karena hipnoterapi menyebabkan relaksasi, sehingga tubuh akan mengeluarkan hormone endorphin yang mengahmbat signal nyeri disubtansia gelatinosa (kornudorsalis medulla spinalis). Hipnoterapi dapat direkomendasikan sebagai terapi alternative lansia yang mengalami nyeri sendi. 5 Berdasarkan hasil survey awal pada responden dengan prinsip observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti langsung terhadap responden lansia yang mengalami nyeri, terdapat 7 diantaranya mengalami nyeri berat dan 8 diantaranya mengalami nyeri sedang kisaran umur dari 65 tahun keatas di Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa. Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan skala nyeri heumatoid. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: Apakah pemberian hipnoterapi berpengaruh terhadap penurunan nyeri Rheumatoid Artritis di Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa? Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan nyeri Rheumatoid Artritis pada lansia di Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa. METODE A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi ekperimen. Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pre eksperimen (one group pre dan post design) dimana sampel di observasi terlebih dahulu sebelum di beri perlakuan ( pre test) setelah diberikan perlakuan ( post test) sampel tersebut di observasi kembali 18. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti. 19 Adapun populasi penelitian ini adalah seluruh lansia yang mengalami nyeri rheumatoid arthritis dengan skala nyeri sedang dan berat yang berjumlah 34 orang. 2. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan di teliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. 20 Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel yang dikembangkan oleh para ahli. Secara umum dalam penelitian eksperimental jumlah sampel minimum 15 dari masing masing kelompok, untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eksperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah dengan ukuran sampai kecil antara 10 sampai dengan 20. Maka dari itu pada penelitian ini sampel ditetapkan secara non probability sampling (purposive sampling) yaitu tehnik dimana penentu sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki penelitian. 21 Jumlah sampel dalam penelitian ini 30 responden masing masing kelompok 15 responden. ISSN :

4 3. Kriteria Inskusi dan Eksklusi Sampel pada penelitian ini seluruh lansia yang mengalami nyeri sedang dan nyeri berat yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut : 1) Meliputi usia > 65 di kecamatan langsa barat kota langsa 2) Bersedia untuk menjadi responden penelitian 3) Lansia rheumatoid athritis yang mengalami nyeri sedang dan nyeri berat Adapun yang menjadi criteria eksklusi dalam penelitian ini adalah : 1) Lansia yang mengalami nyeri ringan 2) Tidak bersedia menjadi responden 3) Lansia yang tidak berpenyakit rheumatoid arthritis Cara Pengumpulan Data Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu: Persiapan penelitian, pelaksanan penelitian dan penyusunan laporan. 1. Persiapan penelitian Persiapan penelitian diawali dengan studi literatur dengan mempelajari beberapa hasil penelitian.selanjutnya melakukan usulan penelitian disertai dengan studi pendahuluan di di Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa. Setelah mendapatkan data maka dilakukan pengurusan perizinan. 2. Pelaksanaan penelitian a. Menentukan dan memilih responden sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Mengisi lembaran persetujuan sebagai responden. Bila responden menyetujui maka menandatangani informed consent yang telah disediakan. Proses pengumpulan data dan pengisian biodata dilakukan langsung oleh peneliti. b. Pengolahan dan analisis data. 3. Penyusunan laporan Tahap terakhir ini adalah penyusunan laporan setelah melakukan analisis data, pembahasan hasil, dan menyusun kesimpulan dari penelitian. Data yang dikumpulkan adalah data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari lapangan. Analisis Data. Tabulasi data dilakukan sesuai dengan variabel yang diteliti untuk mempermudah dalam melakukan analisis. Analisis data menggunakan komputer dengan program SPSS dengan tahapan sebagai berikut: 1. Analisis univariat Dilakukan dengan statistik deskriptif untuk melihat distribusi frekuensi masing-masing variabel penelitian (kelompok kontrol dan kelompokperlakuan) dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 2. Analisis bivariat Analisis bivariat yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel, yaitu pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan skala nyeri rheumatoid arthritispada lansia dengan menggunakan rumus t-test dependent sebab peneliti ingin membandingkan pengaruh intensitas nyeri saat rheumatoid arthritis sebelum dan sesudah pemberian hipnoterapi, dengan tingkat kepercayaan 95% atau dapat pula dengan membandingkan nilai p-value dengan membandingkan nilai α 0, ISSN :

5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat a. Skala Nyeri Rheumatoid Arthritis Kelompok Kontrol Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Rheumatoid Arthritis Kelompok Kontrol No Skala Nyeri Kelompok Kontrol Frekuensi Persentase (f) (%) 1 Nyeri Sedang Nyeri Berat Terkontrol 9 60 Jumlah Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2016) Berdasarkan tabel 4.1 hasil terkontrol penelitian menunjukkan bahwa skala nyeri kelompok kontrol mayoritas adalah responden yang mengalami nyeri berat dengan jumlah 9 responden (60%) dan minoritas adalah responden yang mengalami nyeri sedang dengan jumlah 6 responden (40%). b. Skala Nyeri Rheumatoid Arhritis Kelompok Hipnoterapi Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Rheumatoid Kelompok Hipnoterapi No Skala Nyeri Sesudah Hipnoterapi Frekuensi Persentase (f) (%) 1 Nyeri Ringan 13 86,7 2 Nyeri Sedang 2 13,3 Jumlah Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2016) Berdasarkan tabel 4.2 hasil penelitian menunjukkan bahwa skala nyeri dengan jumlah 13 responden (86,7%) dan mengalami nyeri sedang dengan jumlah 2 responden (13,3%). kelomok hipnoterapi mayoritas adalah responden yang mengalami nyeri ringan 2. Analisis Bivariat c. Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Rheumatoid Arthritis Pada Lansia Tabel 4.3 Uji Paired Samples Test (t test) Skala Nyeri Rheumatoid Arthritis Skala Nyeri Kelompok Kontrol Skala Nyeri Hipnoterapi Mean 3,60 2,13 Paired Differences Std. Std. 95% Devia Error Confidence tion Mean Interval of the Difference 0,507 0,352 0,133 0,091 t df P 1,181-1,753 11, ,000 ISSN :

6 Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa hasil pengukuran nyeri rheumatoid arthritis dengan Uji Paired Samples Test (t-test) didapatkan nilai signifikan yaitu 0,000 yang nilainya lebih kecil dari alpha 0,05 atau dengan signifikan 95% dan didapatkan nilai mean kelompok kontrol yaitu 3,60 dengan standart deviasi 0,507. Sedangkan nilai mean hipnoterapi adalah 2,13 dengan standart deviasi 0,352. PEMBAHASAN Bab ini mendiskusikan hasil penelitian yang telah di peroleh peneliti dan litelatur terkait dan penelitian yang di proleh pada penelitian sebelumnya. Selain itu bab ini akan membahas keterbatasan penelitian. 1. Nyeri Rheumatoid Arthritis Kelompok Kontrol dan Kelompok Hipnoterapi Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa skala nyeri kelompok kontrol mayoritas adalah responden yang mengalami nyeri berat terkontrol jumlah 9 responden (60%) dan mengalami nyeri ringan dengan jumlah 6 responden (40%). Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa skala nyeri kelompok kontrol mayoritas adalah responden yang mengalami nyeri berat terkontrol jumlah 9 responden (60%) dan mengalami nyeri ringan dengan jumlah 6 responden (40%). Rheumatiod atau biasa disebut reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri, dan kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitanya. 5 Secara umum penyakit reumatik meliputi cukupan luas dari penyakit dikarakteristikan oleh kecenderungan untuk mengefek tulang, sendi, dan jaringan lunak. 6 Penyakit reumatik dapat digolongkan kepada dua bagian, yang pertama dapat diuraikan sebagai penyakit jaringan ikat karena ia Terlihat nilai mean yang berbeda antara kelompok kontrol dengan kelompok hipnoterapi yaitu 1,467 dengan standart deviasi 0,516 dengan nilai t hitung 11,260 > t tabel 1,740. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara skala nyeri rheumatoid arthritis antara kelompok kontrol dengan kelompok hipnoterapi. mengefek rangka pendukung ( supporting framework) tubuh dan organ organ internalnya. Antara penyakit yang dapat digolongkan dalam golongan ini adalah osteoartritis, gout, dan fibromialgia. Golongan yang kedua pula dikenali sebagai penyakit autoimun karena ia terjadi apabila sistem imun yang biasanya memproteksi tubuh dari infeksi dan penyakit, mulai merusak jaringan jaringan tubuh yang sehat. Antara penyakit yang dapat digolongkan dalam golongan ini adalah rheumatoid artritis, spondiloartritis, lupus eritematosus sistemik, dan scleroderma. 7 Penyakit rematik tanda dan gejalanya sering di jumpai rasa nyeri dan pembengkakan pada persendian. Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat, nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalami. 8 Menurut Presetyo tahun 2010 nyeri adalah sensasi yang muncul akibat stimulasi nyeri berupa biologis, zat kimia, panas, listrik, serta mekanik. 10 Nyeri merupakan hal yang kompleks, banyak faktor yang mempengaruhi pengalaman seseorang terhadap nyeri. Nyeri selalu dikaitkan dengan adanya stimulus (rangsangan nyeri) dan reseptor, reseptor yang dimaksud dalah nosiseptor, yaitu ujung ujung saraf bebas kulit yang berespon terhadap stimulus yang kuat. Munculnya nyeri dimulai dengan adanya stimulus tersebut dapat berupa biologis, zat kimia, panas, listrik, serta mekanik. 7 ISSN :

7 Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologis yang mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi yang mengatasi masalah pikiran, perasaan, dan prilaku. Hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran menggunakan hipnotis. 20 Keberhasilan menerapkan hypnosis dalam mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri (hypnoanasthesi) penggunaan metode ini mengakibatkan berkurangnya bahkan menghilangkan rasa nyeri yang dialami tubuh manusia sebagai respon terhadap suatu trauma ataupun adanya intervensi terhadap jaringan 23 Berdasarkan hasil penelitian menyimpulan bahwa skala nyeri kelompok hipnoterapi mayoritas adalah responden yang mengalami nyeri ringan dengan jumlah 13 responden (86,7%) dan mengalami nyeri berat terkontrol dengan jumlah 2 responden (13,3%). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hipnoterapi terhadap skala nyeri rheumatoid arthritis pada lansia. Dari hasil observasi tingkat nyeri terbanyak sebelum hipnoterapi adalah mahasiswi dengan tingkat nyeri berat terkontrol menurun menjadi nyeri sedang dan ringan dan tingkat nyeri sedang menurun menjadi tingkat nyeri ringan. 1. Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Skala Nyeri Rheumatoid Arthritis Pada Lansia Ditinjau dari skala nyeri sebelum dan sesudah di lakukan hipnoterapi di dapatkan hasil observasi pengukuran nyeri rheumatoid arthritis dengan Uji T-Test didapatkan nilai signifikan yaitu 0,000 yang nilainya lebih kecil dari alpha 0,05 atau dengan signifikan 95% dan didapatkan nilai mean kelompok kontrol yaitu 3,60 dengan standart deviasi 0,507. Sedangkan nilai mean hipnoterapi adalah 2,13 dengan standart deviasi 0,352. Terlihat nilai mean yang berbeda antara kelompok kontrol dengan kelompok hipnoterapi yaitu 1,467 dengan standart deviasi 0,516 dengan nilai t hitung 11,260 > t tabel 1,740. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara skala nyeri rheumatoid arthritis sebelum dan sesudah dilakukan hipnoterapi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Wahida dan Zulfa Khusniyah, (2012), tentang pengaruh hipnoterapi terhadap nyeri sendi pada lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah pengetahui pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan nyeri pada lansia, penelitian ini menggunakan desain Quasy Eksperimental Tipe Non Randomized Control Group Pretestpostest. Besar sample masing masing kelompok 10 responden, menggunakan teknik purposive sampling. Uji statistic menggunakan wilcoxon dan mannwhitney tingkat P hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan antara skala nyeri pada lansia sebelum dan sesudah dilaksanakan hipnoterapi dengan nilai signifikan P = 0,032. Kesimpulannya adalah ada pengaruh hipnoterapi terhadap nyeri pada lansia karena hipnoterapi menyebabkan relaksasi, sehingga tubuh akan mengeluarkan hormone endorphin yang mengahmbat signal nyeri disubtansia gelatinosa (kornudorsalis medulla spinalis). 8 Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan ketegangan. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama atau teknik relaksasi nafas dalam, contoh bernafas dalam-dalam dan pelan. Hal ini di dukung oleh penelitian yang di lakukan oleh Ernawati, Tri Hartiti dan Idris Hadi tahun Menggunakan metode quasi eksperimen, dengan rancangan Non Equivalent Control Group Desain. Sample 50 orang usia 17 sampai 20 tahun. Dengan uji wiloxon di ketahui nilai signifikan difference P=0,000 < α (0,05). Sehingga ada perbedaan bermakna antara nyeri diminore sebelum ISSN :

8 dan sesudah dilakukan teknik reaksi nafas dalam. Kajian inti dari Hypnosis adalah berpijak pada asumsi dasar mind control dapat dicoba diterapkan dalam kegiatan intervensi pembedahan jaringan. Hal inilah yang sering disebut hypnoanasthesia. Keberhasilan menerapkan metode hypnosis dalam mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri (hypnoanasthesia), penggunaan metode ini mengakibatkan berkurangnya bahkan menghilangnya rasa nyeri yang dialami tubuh manusia sebagai respon terhadap suatu trauma ataupu adanya intervensi terhadap jaringan. 9 Asumsi peneliti sendiri bahwa terdapat adanya pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan nyeri rheumatoid arthritis pada lansia ini di lakukan selama 10 menit, sebagian dari responden pun memiliki tingkat sugestifitas sedang dan sedikit yang memiliki tingkat sugestifitas sulit. Walaupun demikian peneliti tetap harus meyakinkan respondent dengan test sugestifitas lebih lama dan lebih dalam lagi karena terdapat beberapa respondent masih ada yang kurang percaya diri untuk melakukan hipnoterapi. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Skala nyeri kelompok kontrol mayoritas adalah responden yang mengalami nyeri berat terkontrol dengan jumlah 9 responden (60%) dan mengalami nyeri ringan dengan jumlah 6 responden (40%). 2. Skala nyeri yang dilakukan hipnoterapi mayoritas adalah responden yang mengalami nyeri ringan dengan jumlah 13 responden (86,7%) dan minoritas adalah responden yang mengalami nyeri berat terkontrol dengan jumlah 2 responden (13,3%). 3. Hasil uji statistik menunjukkan ada pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan skala nyeri rheumatoid arthritis dengan p-value = 0,000. Saran 1. Untuk institusi kesehatan untuk mengembangkan ilmu keperawatan khususnya penerapan metode pengurangan rasa nyeri rheumatoid arthritis secara non farmakologis dengan penerapan hypnoterapi. 2. Untuk pengembangan ilmu keperawatan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang hipnoterapi untuk penurunan nyeri rheumatoid arthritis. 3. Untuk responden dapat melaksanakan hipnoterapi secara rutin yang dilakukan oleh petugas terlatih dan meningkatkan pengetahuan dalam pencegahan dan penurunan nyeri rheumatoid arthritis. DAFTAR PUSTAKA Adelia, (2011). Libas Reumatik dan Nyeri Otot Dari Hidup Anda Yogyakarta: Briliant Book. Arbaini Umi Qamariati, (2013). Jurnal Kesehatan Masyarakat, (online). hp.jkm A. Tamsuri, (2007). Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri EGC, Jakarta. Azizah, Lilik Ma rifatul, (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Yogyakarta: GrahaIlmu. Efendi, F., Makhfudli, (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Rizqi Yulida Astari dan Arina Maliya, (2010). Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Penurunan Nyeri Pada ISSN :

9 Pasien Post Operasi Fraktur Femur di Ruang Rawat Inap Bedah Rumah Sakit Ortopedi Surakarta. le/ /3696. Rudi Haryono dan Sulis Setianingsih, (2013). Awas Musuh Musuh Anda Setelah Usia 40 Tahun, Gosyen Publiishing.Buffer, (2010). Rheumatoid Arthritis. duwload.doc Nur Wahida dan Zulfa Khusniyah, (2012). Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Nyeri Sendi Pada Lansia. Wahida, Z Khusniyah - Prosiding Seminas Competitive, journal.unipdu.ac.id. National Institute Of Arthritis and Muskuloskletal And Skin Disease (NIAMS), Questions And Answer about Arthriris and Reumatik Disease. National Institute Of Health, United State: Maryam, R. Siti, dkk. (2008) Mengenal Lanjut Usia dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Medikal Book. Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare, (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Edisi 2., Jakarta: EGC Mubarak, (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas, Konsep dan Aplikasi, Salemba Medika. Rinajumita, (2011). Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kemandirian Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampasi Kecamatan PayaKumbuh Utara. repository.unand.ac.id Rudi Haryono dan Sulis Setianingsih, (2013). Awas Musuh Musuh Anda Setelah Usia 40 Tahun, Gosyen Publiishing.Buffer, (2010). Rheumatoid Arthritis. duwload.doc Kozier, Erb, Berman, Snyder, (2010). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, & Praktek, Edisi 7. Jakarta:ECG Setiadi, (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Iwan Ketan&Fadli Nur Haque, (2010). Fenomena Hipnotis Menguat Fakta Di Balik Mitos. Mini book Prabowo. PB, (2009). Hipnomedik, Hipnoterapi, & Hypnopregnancy. Yogyakarta: Nuha Medika Syarifudin. B, (2010). Panduan TA Keperawatan dan Kebidanan Dengan SPSS. Yogyakarta: Grafindo Litera Media. Tubagus Erwin Kusuma& Nenden Rilla Artistiana, (2013). Bebas Hipertensi Dengan Self-Hypnosis. Jakarta: Noura Book Nugroho, Wahyudi, (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi 3. Jakarta: EGC. ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah tahun, lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah tahun, lanjut usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lansia menjadi 4 yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah 45 59 tahun, lanjut usia (elderly) adalah 60 74 tahun, lanjut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan berada di wilayah Kota Pekalongan namun kepemilikannya adalah milik Pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri sendi merupakan salah satu gangguan kesehatan yang bisa dialami oleh siapapun karena setiap orang di dalam tubuhnya memiliki persendian (Soeroso, 2006). Sendi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, peraikan lingkungan hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio caesaera adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus. Angka sectio caesarea terus meningkat dari insidensi 3-4%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Lansia mengalami proses menua (aging process) secara alami yang tidak dapat dihindari (Hawari, 2007). Namun pengaruh proses menua sering menimbulkan bermacam-macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga kematian. Proses menua berlangsung secara alamiah dalam tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. hingga kematian. Proses menua berlangsung secara alamiah dalam tubuh yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses menua (aging process) adalah akumulasi secara progresif dari berbagai perubahan patofisiologi organ tubuh yang berlangsung seiring dengan berlalunya waktu dan

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 Fatma Abd Manaf 1, Andi ayumar 1, Suradi Efendi 1 1 School od Health

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika melaporkan bahwa terdapat sekitar 35 juta pasien rematik (Purwoastuti, 2009). Di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan kejadian yang akan dialami oleh semua orang yang diberi umur panjang, dan tidak dapat dihindari oleh siapapun. Proses menghilangnya secara perlahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada tahun 2020 menjadi sebesar 11,43% (Maryam, 2008). Semakin seseorang bertambah usia maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi gawat darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui standart tim kesehatan

Lebih terperinci

SKRIPSI SULASTRI J

SKRIPSI SULASTRI J PERBEDAAN TINGKAT NYERI ANTARA KELOMPOK KONTROL DAN EKSPERIMEN SETELAH DIBERIKAN TERAPI MUSIK PADA PASIEN POST OP FRAKTUR FEMUR DI RUANG RAWAT INAP BEDAH RUMAH SAKIT KARIMA UTAMA KARTASURA SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) adalah kelompok usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) adalah kelompok usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lanjut usia (lansia) adalah kelompok usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial (Notoatmodjo, 2007). Usia lanjut dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering terjadi pada lansia. Nyeri pada penyakit pada penyakit artritis reumatoid terutama disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang manifestasi utamanya melibatkan seluruh organ tubuh yang dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang manifestasi utamanya melibatkan seluruh organ tubuh yang dapat terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi utamanya melibatkan seluruh organ tubuh yang dapat terjadi pada semua umur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi eksperimental design, dengan rancangan yang digunakan adalah posttest only control

Lebih terperinci

Wa Ode Yuliastri 1* STIKES Mandala Waluya Kendari, Indonesia *

Wa Ode Yuliastri 1* STIKES Mandala Waluya Kendari, Indonesia * EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES JAHE (Zingiber officinale) TERHADAP PENURUNAN NYERI RHEUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RUMBIA KABUPATEN BOMBANA Wa Ode Yuliastri 1* STIKES Mandala

Lebih terperinci

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan meningkat diberbagai bidang di Indonesia telah mewujudkan peningkatan kualitas kesehatan penduduk. Salah satu outcome atau dampak dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13 Tahun 1998). Secara biologis penduduk lansia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Tresna Komalasari ABSTRAK Teknik relaksasi dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. organ dan jaringan tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. organ dan jaringan tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan jaringan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia terdapat 230 sendi yang menghubungkan 206 tulang, perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawataan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur harapan hidup penduduk yang semakin meningkat seiring dengan perbaikan kualitas hidup dan pelayanan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG Skripsi ARI WIJAYANTO NIM : 11.0758.S TAUFIK NIM : 11.0787. S PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Non-equivalent Control Group Design. Kelompok Eksperimen. Kelompok Kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Non-equivalent Control Group Design. Kelompok Eksperimen. Kelompok Kontrol BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Peneliti melakukan penelitian yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian Quasi Experimental Design. Rancangan yang digunakan adalah Non-equivalent

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh para penggerak yang produktif. Namun hal ini sedikit terganggu

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh para penggerak yang produktif. Namun hal ini sedikit terganggu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan dan perkembangan negara dari berbagai aspek tentunya dipengaruhi oleh para penggerak yang produktif. Namun hal ini sedikit terganggu dengan munculnya

Lebih terperinci

FIRMAN FARADISI J

FIRMAN FARADISI J PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUROTAL DENGAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUMAH SAKIT Dr.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan termasuk ke dalam penelitian eksperimen-kuasi (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan termasuk ke dalam penelitian eksperimen-kuasi (quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian yang digunakan termasuk ke dalam penelitian eksperimen-kuasi (quasi experiment) dengan menggunakan rancangan Posttest Only Control

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada saluran pencernaan (gastrointestinal) merupakan sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan medik. Kasus pada sistem gastrointestinal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke,

Lebih terperinci

BAB I. tahun dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, jumlah

BAB I. tahun dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah penduduk usia lanjut secara dramatis pada abad 21 nanti. Berdasarkan data proyeksi penduduk tahun 1990-2025 dari Badan Pusat

Lebih terperinci

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN OLEH : NOVANA AYU DWI PRIHWIDHIARTI 010214A102 PROGRAM

Lebih terperinci

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN : TERDAPAT PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN ANESTESI UMUM DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Oleh: Satriyo Agung, Annisa Andriyani, Dewi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola penyakit di Indonesia mengalami pergeseran, dimana penyakit infeksi dan kekurangan gizi berangsur-angsur turun, dilain pihak penyakit menahun yang disebabkan oleh

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2014 GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD 1* Bejo, 2 Wahyudin 1,2 Akademi Keperawatan Prima Jambi *Korespondensi penulis : santosobejo43@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERATIF SELAMA MENUNGGU JAM OPERASI ANTARA RUANG RAWAT INAP DENGAN RUANG PERSIAPAN OPERASI RUMAH SAKIT ORTOPEDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh : PARYANTO J.210

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar variabel yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat proses alamiah yaitu proses menua dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang dalam Pembangunan Nasional, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah desain penelitian eksperimen. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi eksperiment).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rheumatoid Arthritis (RA)merupakan penyakit kronis, yang berarti dapat berlangsung selama bertahun-tahun, pasien mungkin mengalami waktu yang lama tanpa gejala. RA merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari

Lebih terperinci

Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Nyeri SendiPada Lansia

Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Nyeri SendiPada Lansia Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Nyeri SendiPada Lansia Nur Wahida 1, Zulfa Khusniyah 2 1 Perawat praktisi di Pelayanan Kesehatan Gresik 2 Prodi S-I Keperawatan, FIK UNIPDU Jombang Email : zulfach@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010). 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Racangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik. Survei Analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini termasuk rancangan Quasy Experiment untuk menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien diabetes melitus.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad

Lebih terperinci

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia. PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT PADA LANSIA DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUNAN LANJUT USIA BUDI AGUNG KUPANG Yasinta Asana,c*, Maria Sambriongb, dan Angela M. Gatumc

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap tekanan baik internal maupun eksternal. Istilah kecemasan

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG Siti Romadoni, Aryadi, Desy Rukiyati PSIK STIKes Muhammadiyah Palembang Rumah

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA Sinopsis Rencana Tesis Oleh : Husna Maulida, SST BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian

Lebih terperinci

1. Menjelaskan maksud, tujuan, dan cara dilakukannya teknik relaksasi Pernapasan

1. Menjelaskan maksud, tujuan, dan cara dilakukannya teknik relaksasi Pernapasan Lampiran 1 PROSEDUR PELAKSANAAN DENGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TEKNIK RELAKSASI NAPAS DALAM 1. Menjelaskan maksud, tujuan, dan cara dilakukannya teknik relaksasi Pernapasan 2. Mengkaji intensitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terapi intravena adalah suatu cara dari pengobatan untuk memasukan obat atau vitamin ke dalam tubuh pasien (Darmawan, 2008). Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dewasa ini penyakit tidak menular kurang lebih mempunyai kesamaan dengan beberapa sebutan lainnya seperti salah satunya penyakit degeneratif (Bustan, 2007). Disebut

Lebih terperinci

KOMPRES HANGAT MENURUNKAN NYERI PERSENDIAN OSTEOARTRITIS PADA LANJUT USIA

KOMPRES HANGAT MENURUNKAN NYERI PERSENDIAN OSTEOARTRITIS PADA LANJUT USIA KOMPRES HANGAT MENURUNKAN NYERI PERSENDIAN OSTEOARTRITIS PADA LANJUT USIA Ani Dwi Pratintya, Harmilah, Subroto Poltekkes Kemenkes Yogyakarta E-mail: any_tintya@yahoo.co.id Abstract: The purpose of this

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode True Eksperiment Pre-

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode True Eksperiment Pre- BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode True Eksperiment Pre- Post Test Design yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu intervensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan

Lebih terperinci

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN Intan Pratika M *) Abstrak Desain penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Isa Khasani dan Nisa Amriyah Abstrak Sectio caesarea merupakan salah satu pembedahan

Lebih terperinci

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENYAKIT ISPA PADA BALITA SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ARIODILLAH PALEMBANG TAHUN 2012 Oleh : Amalia Dosen STIK Bina Husada

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan tipe atau jenis penelitian quasi eksperimen kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan memberikan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Self Medication menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Self Medication menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Self Medication menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan. Pada pelaksanaanya self medication dapat menjadi sumber

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan istilah khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti dari suatu masalah yang menarik perhatian. 28 Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses alami yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho,

BAB I PENDAHULUAN. proses alami yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia adalah kelanjutan dari usia dewasa yang merupakan proses alami yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho, 2008). Akibatnya jumlah lanjut usia

Lebih terperinci

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang pp PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNANTEKANANDARAH PADA LANSIA PENDERITAHIPERTENSIDI PANTISOSIAL WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 2014 Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat analitik prospektif dengan time series design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1.

Lebih terperinci

Nora Haryani, Gambaran Pengetahua

Nora Haryani, Gambaran Pengetahua GAMBARAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA PENDERITA ARTRITIS REUMATOID TERHADAP PERAWATAN NYERI SENDI DI DESA PAYA KULBI KECAMATAN KARANG BARU KABUPATEN ACEH TAMIANG Nora Hayani 1 1 Dosen Prodi D-III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMED CONSENT DENGAN TINGKAT KECEMASAN BAGI KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RUMAH SAKIT PANTI RAHAYU PURWODADI Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2)

Lebih terperinci

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam BAB I PANDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu terutama wanita. Pada masa ini, terjadi proses transisi dari masa anak ke

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental 39 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental dengan pretest-posttest with control group design yaitu menggunakan kelompok perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Pre Eksperiment dengan rancangan pre dan post test one group design yaitu responden dilakukan pengukuran tingkat nyeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep pada penelitian ini menggambarkan perbedaan pengaruh musik klasik Mozart dan instrumental modern Kitaro terhadap tingkat kecemasan ibu hamil

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS KUMUR AIR GARAM TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA NYERI GIGI

EFEKTIFITAS KUMUR AIR GARAM TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA NYERI GIGI EFEKTIFITAS KUMUR AIR GARAM TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA NYERI GIGI Sutomo Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : sutomo.ners@gmail.com ABSTRAK Nyeri gigi merupakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Jenis dari penelitian ini adalah penelitian eksperimen (intervensi) kepada responden berupa pemberian konseling gizi, yang kemudian diukur akibat atau pengaruh

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi

Lebih terperinci

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA 0 PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Reumatoid Arthritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Reumatoid Arthritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Reumatoid Arthritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun yang menyerang persendian dan menyebabkan inflamasi yang ditandai dengan pembengkakan, nyeri, serta bisa menyebabkan

Lebih terperinci

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn: Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Daerah Temporalis dengan Kompres Hangat Daerah Vena Besar Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Demam di Ruang Perawatan Anak BPK RSUD Poso Tasnim 1) Abstrak: Kompres

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012 EFEKTIFITAS PENYULUHAN KESEHATAN OLEH PEER GROUP DAN TENAGA KESEHATAN TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) CUCI TANGAN BERSIH PADA SISWA SD N 01 DAN 02 BONOSARI SEMPOR KEBUMEN Faisal Reza 1, Marsito

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh pemerintah telah mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum antara lain dapat dilihat

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT Helmi Fangidae a,c, Elisabeth Herwanti b, Maria Y. Bina c a Mahasiswa S-1 Prodi

Lebih terperinci

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Caecilia Takainginan 1, Ellen Pesak 2, Dionysius Sumenge 3 1.SMK Negeri I Sangkub kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2,3,

Lebih terperinci

Eva Marvia, Nia Firdianty, IGA Mirah Adhi Staf Pengajar STIKES Mataram ABSTRAK

Eva Marvia, Nia Firdianty, IGA Mirah Adhi Staf Pengajar STIKES Mataram ABSTRAK PERBEDAAN PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT DAN TEKNIK SLOW- STROKE BACK MASSAGE TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI PADA LANSIA YANG MENGALAMI PENYAKIT OSTEOARHRITIS DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PUSPAKARMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi ini masalah kesejahteraan kesehatan di Indonesia dihadapkan pada situasi beban ganda, dimana pada satu sisi penyakit menular masih merupakan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin

BAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin perawatan bayi selama ratusan tahun di banyak kebudayaan dan salah satu teknik terapi tertua di dunia.

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) Lampiran I FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) Judul : Pengaruh relaksasi pernapasan terhadap intensitas nyeri pada persalinan kala I. Nama peneliti : Nurlis Mawarni Nim : 095102066 Saya adalah mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat, 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Usila atau usia lanjut merupakan kelompok yang rentan yang selalu ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat, dan negara. Melihat kenyataan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasi experiment menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, yaitu. tertentu (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, yaitu. tertentu (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, yaitu sebagai kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul

Lebih terperinci