Wa Ode Yuliastri 1* STIKES Mandala Waluya Kendari, Indonesia *
|
|
- Susanti Sucianty Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES JAHE (Zingiber officinale) TERHADAP PENURUNAN NYERI RHEUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RUMBIA KABUPATEN BOMBANA Wa Ode Yuliastri 1* STIKES Mandala Waluya Kendari, Indonesia * yulie_waode@yahoo.com Abstrak Berdasarkan hasil observasi pengambilan data awal minggu pada bulan Mei 2015 di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana di dapatkan bahwa jumlah lansia yang menderita rheumatoid arthritis pada tahun 2012 yaitu 28 orang, tahun 2013 adalah 32 orang dan tahun 2014 adalah 40. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pemberian kompres jahe (Zingiber officinale) terhadap penurunan nyeri rheumatoid arthritis pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Eksperimen dengan Design Non Equivalent control group pre-test dan post-test dengan jumlah sampel 40 orang yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu 20 orang kelompok perlakuan dan 20 orang kelompok kontrol. Cara pengambilan data dilakukan menggunakan lembar Observasi kemudian diolah dalam bentuk tabel dan narasi serta dianalisis menggunakan uji statistik (Uji Independent T-Test) dan statistik (Uji Paired T-Test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompres jahe efektif terhadap penurunan skala nyeri Rheumatoid Arthritis pada lansia dimana hasil Uji Independen T- Test P value < 0.05 dan t hitung > t tabel Selain itu hasil uji statistik (Uji Paired T-test) diperoleh P value < 0.05 dan t hitung > t tabel Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan setelah dilakukan kompres jahe terhadap penurunan skala nyeri rheumatoid arthritis pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana. Saran dari penelitian ini adalah bagi petugas kesehatan hendaknya lebih meningkatkan penyuluhan mengenai manfaat jahe terhadap kesehatan utamanya untuk meringankan nyeri rheumatoid arthritis pada lanjut usia. Kata Kunci : Kompres Jahe, Nyeri Rheumatoid Arthritis, Lansia, Puskesmas Rumbia. Pendahuluan Seiring dengan keberhasilan yang telah diwujudkan oleh pemerintah dalam pembangunan nasional diberbagai bidang yaitu kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dibidang medis telah meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Menurut KEMENKES RI (2012) usia harapan hidup (UHH) di Indonesia pada tahun 2011 untuk penduduk laki-laki yakni 69 tahun dan wanita 74 tahun. Meningkatnya umur harapan hidup berhubungan dengan terjadinya peningkatan jumlah penduduk. Terutama jumlah lanjut usia (lansia) yang cenderung bertambah cepat (Depsos RI, 2004). Lansia menurut UU No.13 Tahun Mandala Pharmacon Indonesia,Vol.1,No 2,2015-9
2 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapaii usia 60 tahun keatas. Menurut Depkes RI (2007) di Indonesia pada tahun 2005 persentase kelompok usia tua (diatas 50 tahun) sebesar 5,4% dan menurut KEMENKES RI (2012) bahwa pada tahun 2011 kelompok usia diatas 65 tahun meningkat menjadi 6%. Menurut Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia di Indonesia pada tahun 2000 sebanyak jiwa (7,18%), selanjutnya pada tahun 2010 meningkat menjadi jiwa (9,77%) pada tahun 2020 diprediksikan jumlah lansia mencapai jiwa (11,34%). Dengan meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia maka muncul berbagai macam penyakit kronis pada lansia, salah satu diantaranya adalah Rheumatoid Arthritis. Penderita Rheumatoid Arthritis di seluruh dunia telah mencapai angka 355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang didunia ini menderita Rheumatoid Arthritis. Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan mengalami kelumpuhan. WHO melaporkan bahwa 20%, penduduk dunia terserang penyakit arthritis rheumatoid. Dimana 5-10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan 20% mereka yang berusia 60 tahun keatas. Kata arthritis berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata. Yakni pertama arthron, yang berarti sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang sendi. Sedang rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi (Gordon, 2008). Mengatakan bahwa, rheumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung sistemik dan kronis dikarakteristikkan oleh inflamasi membran sinovial dan sendii diartrodial (Fitriani, 2009). Rheumatoid arthritis adalah penyakit yang menyerang sendi dan tulang atau jaringan penunjang sekitar sendi, golongan penyakit ini merupakan penyakit autoimun yang banyak di derita oleh kaum lanjut usia (usia 50 keatas), (junardi 2006). Penyakit ini lebih sering pada perempuan dan biasanya menyerang orang yang berusia lebih dari 40 tahun. Rheumatoid arthritis terutama menyerang sendi-sendi, tulang, ligamentum, tendon, dan persendiaan pada laki-laki maupun perempuan dengan segala usia (Arif, 2008). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara penderita Arthritis Rheumatoid pada tahun 2013 berjumlah orang dengan ratarata perbulannya mencapaii orang dan tahun untuk 2014 penderita Arthritis Rheumatoid berjumlah 562 orang dan tahun Rheumatoid Arthritis memang lebih sering dialami oleh lansia, untuk itu perlu perawatan dan perhatian khusus bagi lansia dengan arthritis rheumatoid terutama dalam keluarga. Kedudukan dan peranan orang lanjut usia dalam keluarga di anggap sebagai orang yang harus dihormati dan dihargai apalagi dianggap Mandala Pharmacon Indonesia,Vol.1,No 2,
3 memiliki prestise yang tinggi dalam masyarakat menjadikan secara psikologis lebih sehat secara mental. Perasaan diterima oleh orang lain akan mempengaruhi tanggapan mereka dalam memasuki hari tua, dan berpengaruh pula kepada derajat kesehatan lansia (Fitriani, 2009). Penanganan nyeri dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan terapi non farmakologi. Akhirakhir ini telah banyak digunakan terapi farmakologi berupa obat anti inflamasi non steroid (OAINS) yang bersifat selektif terhadap jalur obat inhibitor (COX-2) metabolisme asam arakidonat. Obat anti inflamasi non steroid (OAINS) yang selektif terhadap jalur obat inhibitor (COX-2) umumnya kurang berpengaruh buruk pada mukosa lambung dibanding dengan preparat obat anti inflamasi non steroid (OAINS) biasa. Efek samping lain yang mungkin dijumpai pada pengobatan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) antra lain adalah reaksi hipersensitivitas, gangguan fungsi hati dan ginjal serta penekanan sistem hematopoetik (Sudoyo, 2006). Sementara, tanaman-tanaman herbal banyak terdapat disekitar kita namun tidak dimanfaatkan dengan baik. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat penurunan nyeri adalah jahe (Zingiber officinale). Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Tamanan tersebut berasal dari Asia yang tersebar dari India sampai Cina. Jahe (Zingiber officinale). terbukti dapat menyembuhkan borok, menghilangkan gatal-gatal, mengurangi nyeri rematik (Muharja, 2009). Jahe merupakan salah satu tanaman yang dapat mengobati penyakit rematik. Jahe merupakan tanaman yang kaya akan khasiat bagi kesehatan. Misalnya senyawa phenol, terbukti memiliki efek anti radang dan diketahui ampuh mengusir penyakit sendi juga ketengangan yang dialami otot. Selain phenol, rimpang jahe juga mengandung zingilberene dan zhogol. Senyawa ini dikenal sebagai anti oksidan dan juga efektif melawan kanker maupun jantung (Handayani T, 2013). Dengan demikian, terapi non farmakologi kiranya patut menjadi salah satu alternatif lain. Nyeri hampir tidak terpisahkan dari Rheumatoid arthritis, hal ini berarti ketergantungan obat harus diusahakan seminimal mungkin. Cara-cara pengobatan non farmakologi seperti kompres panas/hangat (kompres jahe) atau latihan fisik dapat dipakai untuk penurunan nyeri (Price & Wilson, 2006). Hasil penelitian Devi Susanti di Sumatera Barat tahun 2014 tentang Pengaruh Kompres Hangat Jahe Terhadap Penurunan Skala Nyeri Artritis Rhematoid Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batu Sangkar 2014, menunjukan secara keseluruhan ada hubungan yang bermakna antara tingkat skala nyeri sebelum dan setelah pemberian kompres hangat jahe dengan p-value Pada data pre dan post treatment di dapatkan penurunan skala nyeri dari berat ke sedang dari skala sedang ke rendah dan tidak mengalami dari rendah ke sedang atau tinggi. Ada perbedaan signifikan Mandala Pharmacon Indonesia,Vol.1,No 2,
4 tingkat nyeri sebelum dan setelah pemberian kompres hangat jahe pada lanjut usia dengan artritis rheumatoid. Berdasarkan hasil observasi pengambilan data awal minggu pada bulan Mei 2015 di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana didapatkan bahwa jumlah lansia yang menderita rheumatoid arthritis pada tahun orang, tahun 2013 adalah 32 orang dan tahun 2014 adalah 40 orang. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa perawat Puskesmas Rumbia bahwa ternyata perawat disana belum pernah mengajarkan atau memberikan kompres jahe pada penderita rheumatoid arthritis. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Efektifitas Pemberian kompres Jahe Terhadap Penurunan Nyeri Rheumatoid Arthritis Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana. Metodologi Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasy Eksperimen dengan Design Non Equivalent control group pre-test dan post-test yaitu Sampel dilakukan pengukuran tingkat nyeri Rheumatoid Arthritis sebelum intervensi dan setelah intervensi yaitu pemberian kompres jahe. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana pada tanggal 12 Juni 12 Juli tahun Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah lansia yang menderita Rheumatoid Arthritis yang berada di wilayah kerja Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana yang berjumlah 40 yang ditentukan dengan total populasi. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan yang berjumlah 20 orang dan kelompok kontrol berjumlah 20 orang. Pada kedua kelompok ini dilakukan pre test sebelum perlakuan dan post test setelah perlakuan yang dilakukan 2 kali seminggu selama satu bulan. Hasil Penelitian dan Pembahasan Rheumatoid arthritis merupakan suatu penyakit autoimun sistemik menahun yang proses patologi utamanya terjadinya di cairan sinovial. Penderita Rheumatoid arthritis seringkali datang dengan keluhan arthritis yang nyata dan tanda-tanda keradangan sistemik. Setiap individu yang mengalami nyeri berbeda dan mempunyai tingkatan tertentu tergantung kepada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hal ini sesuai dengan pendapat (Andarmoyo, 2013) yang mengemukakan faktor yang mempengaruhi nyeri diantaranya adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, gaya koping, dan pengalaman sebelumnya. Pada penelitian ini banyak mengalami rheumatoid arthritis adalah jenis kelamin laki-laki dan kelompok umur 60 tahun keataspada penelitian ini jumlah sampel 40 responden yang terbagi atas dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan menggunakan instrumen lembar observasi dengan hasil sebagai berikut : Mandala Pharmacon Indonesia,Vol.1,No 2,
5 Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana No Jenis Kelamin Intervensi Kontrol Jumlah N % n % N % 1 Laki-laki ,5 2 Perempuan ,5 Jumlah Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana No Klasifikasi Umur (Tahun) Intervensi Kontrol Jumlah N % n % n % tahun , tahun tahun ,5 4 >80 tahun Jumlah Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana No Tingkat pendidikan Intervensi Kontrol Jumlah N % n % n % 1 Tidak Sekolah SD SMP Jumlah Tabel 4. Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Berdasarkan Skala Nyeri Sebelum dan Setelah Diberikan perlakuan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol No Skala Nyeri Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Pre Test Post Test Pre Test Post Test n % n % n % n % 1 Tidak Nyeri Ringan Sedang Berat Jumlah Mandala Pharmacon Indonesia,Vol.1,No 2,
6 Tabel 5. Analisis Skala Nyeri Pada Penderita Rheumatoid Arthritis Pada Lansia Sebelum Dan Setelah Diberikan Kompres Jahe No Skala Nyeri Pre Test Mean SD Post Test Mean SD 1 Tidak Nyeri Ringan Sedang Berat 6 4 Tabel 6. Perbedaan skala nyeri pada penderita rheumatoid arthritis pada lansia sebelum dan setelah diberikan kompres jahe pada kelompok intervensi dan pada kelompok kontrol sebelum dan setelah intervensi (Uji Independen T-Test) No Intensitas skala nyeri 1 Pre 2 Post Sumber : Data Primer 2015 Kelompok N mean SD t hitung t tabel P value α Intervensi Kontrol Intervensi Kontrol Tabel 7. Skala nyeri responden setelah intervensi pada Kelompok intervensi ( Uji Paired T-Test) 0.05 Skala Nyeri Mean SD t hitung P value Intervensi Kontrol Hasil Uji Independen T test pada tabel 6 nampak bahwa nilai rata-rata mean setelah diberikan intervensi pada kelompok intervensi adalah 2.55 dan pada kelompok kontrol adalah Dimana hasil pengujian uji independen T-test setelah intervensi t hitung (4.208) > t tabel (1.685) dan nilai P Value (0.000) < nilai α 0.05 berarti ada efektifitas kompres jahe terhadap penurunan nyeri rheumatoid arthritis pada lansia. Selain itu, pada uji paired T test pada tabel 7 nampak nilai ratarata nilai mean skala nyeri pada kelompok intervensi dengan nilai SD nilai t hitung adalah dan nilai P Value adalah Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai t hitung (18.905) > nilai P value (0.000) < nilai α 0.05 berarti ada efektifitas kompres jahe terhadap penurunan skala nyeri rheumatoid arthritis pada lansia. Menurut asumsi peneliti berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat pengaruh yang signifikan antara kompres jahe dengan penurunan skala nyeri rheumatoid arthritis pada lansia. Hal ini sesuai dengan salah satu intervensi non farmakologi yang Mandala Pharmacon Indonesia,Vol.1,No 2,
7 dapat dilakukan perawat seacara mandiri dalam menurunkan skala nyeri stimulasi kutaneus, yaitu dengan melakukan kompres hangat jahe pada pasien untuk menurunkan skala nyeri rheumatoid arthritis. Kompres hangat bagian dari teknik stimulasi yang merupakan salah satu intervensi non farmakologi dalam penanganan nyeri. Teknik stimulasi kutaneus dapat mengatasi nyeri karena menurunkan persepsi dengan stimulasi nyeri yang ditransmisikan ke otak. (Smeltzer & Bare, 2007) Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti berpendapat bahwa selama kompres jahe dilakukan pada lansia, hampir keseluruhan lansia mampu berkonsentrasi terhadap kompres jahe yang diberikan, sebab terdapat penurunan nyeri yang signifikan pada responden. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian tentang efektifitas pemberian kompres jahe (Zingiber officinale) terhadap penurunan nyeri rheumatoid arthritis pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana dapat disimpulkan bahwa efektif terhadap penurunan nyeri rheumatoid arthritis pada lansia dapat dilihat dengan rata-rata nilai mean skala nyeri pada kelompok intervensi adalah dengan SD Nilai t hitung adalah dan nilai P Value adalah Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai t hitung (18.905) > nilai P (0.000) < nilai α 0.05 berarti H 0 di tolak dan H a diterima. 2. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pada kelompok intervensi, sebelum diberikan kompres jahe terdapat 16 responden yang mengalami nyeri sedang, 4 responden yang mengalami nyeri berat. 3. Untuk hasil setelah diberikan intervensi (kompres jahe) terdapat 14 responden yang mengalami nyeri ringan, 4 responden yang mengalami nyeri sedang dan 2 responden yang tidak mengalami nyeri. Daftar Pustaka Arif Muttaqin, S.Kep, Jawaban- Jawaban Alternatif Untuk Atritis Dan Reumatik. Yogyakarta: Citra Aji Parama Depkes RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Arthritis Rheumatoid. Jakarta: 2007 Dinkes Prov. Sultra. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulkawesi Tenggara. Kendari Fitriani. Askep rematik pada lansia s.com, diakses tanggal 20 maret Gordon. Pengertian, Tanda & Gejala Rematik, Jakarta : Rineka Cipta Handayani T. Apotek Hidup. Jakarta : CV Ilmu Padi Infra Pustaka Makmur Potter, Perry. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses Dan Praktik. Jakarta : EGC Smeltzer, & Bare. Keperawatan Medikal Bedah, Burrner And Suddarth. Editor Monica Ester, Edisi 8, (Alih Bahasa Agung Waluyo) Jakarta : EGC Mandala Pharmacon Indonesia,Vol.1,No 2,
8 Mandala Pharmacon Indonesia,Vol.1,No 2,
BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) adalah kelompok usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lanjut usia (lansia) adalah kelompok usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial (Notoatmodjo, 2007). Usia lanjut dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat,
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Usila atau usia lanjut merupakan kelompok yang rentan yang selalu ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat, dan negara. Melihat kenyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika melaporkan bahwa terdapat sekitar 35 juta pasien rematik (Purwoastuti, 2009). Di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13 Tahun 1998). Secara biologis penduduk lansia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh para penggerak yang produktif. Namun hal ini sedikit terganggu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan dan perkembangan negara dari berbagai aspek tentunya dipengaruhi oleh para penggerak yang produktif. Namun hal ini sedikit terganggu dengan munculnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. organ dan jaringan tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan jaringan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia terdapat 230 sendi yang menghubungkan 206 tulang, perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, peraikan lingkungan hidup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola penyakit di Indonesia mengalami pergeseran, dimana penyakit infeksi dan kekurangan gizi berangsur-angsur turun, dilain pihak penyakit menahun yang disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk lanjut usia (lansia) merupakan penduduk yang telah memasuki periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga kematian. Proses menua berlangsung secara alamiah dalam tubuh yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses menua (aging process) adalah akumulasi secara progresif dari berbagai perubahan patofisiologi organ tubuh yang berlangsung seiring dengan berlalunya waktu dan
Lebih terperinciNora Haryani, Gambaran Pengetahua
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA PENDERITA ARTRITIS REUMATOID TERHADAP PERAWATAN NYERI SENDI DI DESA PAYA KULBI KECAMATAN KARANG BARU KABUPATEN ACEH TAMIANG Nora Hayani 1 1 Dosen Prodi D-III
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat proses alamiah yaitu proses menua dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada tahun 2020 menjadi sebesar 11,43% (Maryam, 2008). Semakin seseorang bertambah usia maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Kushariyadi, 2011). Indonesia menempati urutan ke-4 besar negara dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bertambahnya penduduk lanjut usia (lansia) akan mempengaruhi peningkatan di dunia dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Penduduk lanjut usia merupakan penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsurangsur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsurangsur yang
Lebih terperinciYenny Safitri Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau
PENGARUH AIR REBUSAN JAHE MERAH (ZINGIBER OFFICINALE ROSC) TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA ARTHRITIS RHEUMATOID DI DESA EMPAT BALAI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUOK Yenny Safitri Dosen STIKes Tuanku
Lebih terperinci2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan meningkat diberbagai bidang di Indonesia telah mewujudkan peningkatan kualitas kesehatan penduduk. Salah satu outcome atau dampak dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 2007). Sebagaimana dalam hirarki kebutuhan Maslow, kenyamanan merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Sebagaimana dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh sejak awal kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan perubahan akan terjadi pada tubuh manusia berkaitan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh sejak awal kehidupan sampai usia lanjut pada semua organ
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014
PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri sendi merupakan salah satu gangguan kesehatan yang bisa dialami oleh siapapun karena setiap orang di dalam tubuhnya memiliki persendian (Soeroso, 2006). Sendi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang manifestasi utamanya melibatkan seluruh organ tubuh yang dapat terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi utamanya melibatkan seluruh organ tubuh yang dapat terjadi pada semua umur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini. meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah menurunkan angka kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini berdampak pada meningkatnya usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas dinegara yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas dinegara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Menurut WHO pada tahun 2007 proporsi kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta bertambah baiknya kondisi sosial ekonomi menyebabkan semakin meningkatnya umur harapan hidup (life
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rheumatoid Arthritis (RA)merupakan penyakit kronis, yang berarti dapat berlangsung selama bertahun-tahun, pasien mungkin mengalami waktu yang lama tanpa gejala. RA merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita saat menstruasi. Nyeri dirasakan pada perut bagian bawah, kadang-kadang disertai pusing, lemas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Penurunan yang terjadi berbagai
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG Siti Romadoni, Aryadi, Desy Rukiyati PSIK STIKes Muhammadiyah Palembang Rumah
Lebih terperinciPOLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010
POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 Totok Hardiyanto, Sutaryono, Muchson Arrosyid INTISARI Reumatik adalah penyakit yang menyerang persendian dan struktur
Lebih terperinciLAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.
LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA KETUA: TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom Ns. Emira Apriyeni, S.kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN SENAM LANSIA DAN KEKAMBUHAN NYERI SENDI PADA LANSIA PENDERITA ARTHRITIS
PENELITIAN SENAM LANSIA DAN KEKAMBUHAN NYERI SENDI PADA LANSIA PENDERITA ARTHRITIS Sevilla Rain Dinianti *, Tori Rihiantoro**, Titi Astuti** Perubahan kondisi fisik pada lansia diantaranya adalah menurunnya
Lebih terperinciARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN
ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN OLEH : NOVANA AYU DWI PRIHWIDHIARTI 010214A102 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menyebabkan komplikasi dan kematian terbesar di dunia (Kristina, 2012). Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Padukuhan Kasihan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa
Lebih terperinciOleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
pp PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNANTEKANANDARAH PADA LANSIA PENDERITAHIPERTENSIDI PANTISOSIAL WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 2014 Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dewasa ini penyakit tidak menular kurang lebih mempunyai kesamaan dengan beberapa sebutan lainnya seperti salah satunya penyakit degeneratif (Bustan, 2007). Disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang dalam Pembangunan Nasional, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Kompres Jahe, Nyeri Lutut, Lansia Daftar Pustaka: 36 buah ( )
ABSTRAK Yunistiah Podungge. 201. Pengaruh Kompres Jahe Terhadap Nyeri Lutut Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Ilmu Keperawatan, Universitas Negeri Gorontalo.
Lebih terperinciPENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI
PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI Rofli Marlinda *)Rosalina, S.Kp.,M.Kes **), Puji Purwaningsih, S.Kep., Ns **) *) Mahasiswa PSIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pemerintah dalam pembangunan kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sesungguhnya maupun potensi kerusakan jaringan. Setiap orang pasti
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nyeri merupakan suatu pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang sesungguhnya maupun potensi kerusakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah tahun, lanjut usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lansia menjadi 4 yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah 45 59 tahun, lanjut usia (elderly) adalah 60 74 tahun, lanjut
Lebih terperinciKata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.
PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT PADA LANSIA DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUNAN LANJUT USIA BUDI AGUNG KUPANG Yasinta Asana,c*, Maria Sambriongb, dan Angela M. Gatumc
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai oleh perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari kemajuan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang medis, ilmu kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyangga tubuh. Bisa dibayangkan apabila tidak jeli untuk menjaga kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Punggung adalah bagian tubuh yang paling keras, punggung harus bekerja selama 24 jam sehari. Dalam posisi duduk, berdiri, bahkan tidur punggung harus bekerja keras
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang dibandingkan dengan negara berkembang. Perbandingan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk di negara maju mempunyai usia harapan hidup lebih panjang dibandingkan dengan negara berkembang. Perbandingan tersebut berdasarkan jenis kelamin menunjukkan
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Tresna Komalasari ABSTRAK Teknik relaksasi dengan
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS 6 Arif Kurniawan*, Yunie Armiyati**, Rahayu Astuti*** ABSTRAK Kecemasan dapat terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam waktu mendatang jumlah golongan usia lanjut akan semakin bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bertambahnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Reumatoid Arthritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Reumatoid Arthritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun yang menyerang persendian dan menyebabkan inflamasi yang ditandai dengan pembengkakan, nyeri, serta bisa menyebabkan
Lebih terperinciKOMPRES HANGAT MENURUNKAN NYERI PERSENDIAN OSTEOARTRITIS PADA LANJUT USIA
KOMPRES HANGAT MENURUNKAN NYERI PERSENDIAN OSTEOARTRITIS PADA LANJUT USIA Ani Dwi Pratintya, Harmilah, Subroto Poltekkes Kemenkes Yogyakarta E-mail: any_tintya@yahoo.co.id Abstract: The purpose of this
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lansia. Semua individu mengikuti pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini di kawasan Asia Tenggara penduduk yang berusia diatas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2050.
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE Abdul Gafar, Hendri Budi (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Lansia mengalami proses menua (aging process) secara alami yang tidak dapat dihindari (Hawari, 2007). Namun pengaruh proses menua sering menimbulkan bermacam-macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Kartika 7
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan derajat suhu tubuh sebelum dan sesudah diberikan perlakuan kompres
Lebih terperinciPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016
PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU DUSUN JELAPAN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: INDAH RESTIANI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh pemerintah telah mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum antara lain dapat dilihat
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER
PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER Dewi Rahmawati Abyu,Retno Dewi Prisusanti, AKBID Wijaya Kusuma Malang, Jln. Letjend S.Parman No.26A Malang Email
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota
55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN diperkirakan lansia menjapai 11,4% dari total jumlah penduduk atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara di Asia yang mengalami peningkatan jumlah penduduk lansia (60 tahun keatas) yang cukup pesat. Dalam kurun waktu sekitar 50 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut laporan WHO, Indonesia menempati urutan ke empat terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat DM dengan prevalensi 8,6% dari total
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Artritis reumatoid/rheumatoid Arthritis (RA) adalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Artritis reumatoid/rheumatoid Arthritis (RA) adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan
Lebih terperinci2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) dalam (Ishak & Daud, 2010) tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering terjadi pada lansia. Nyeri pada penyakit pada penyakit artritis reumatoid terutama disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Hipertensi diperkirakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: nyeri pinggang bawah, kompres hangat, lansia. Abstract
PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PINGGANG BAWAH (LOW BACK PAIN) PADA LANSAIA DI PANTI WREDHA PANGESTI LAWANG MALANG Tri Johan Agus Yuswanto*, Bambang Soemantri**, Anita Rahmawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi gawat darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui standart tim kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. deformitas sendi progresif yang menyebabkan disabilitas dan kematian dini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reumatoid Arthritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun yang menyerang persendian dan menyebabkan inflamasi yang ditandai dengan pembengkakan, nyeri, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap tahunnya terdapat 15 juta orang diseluruh dunia menderita stroke. Diantaranya ditemukan jumlah kematian
Lebih terperinciAji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI DESA NGUTER KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya berkembang lama (Riskesdas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hipertensi merupakan penyakit asimptomatik yaitu seringnya tidak menunjukkan tanda gejala sebelum menyerang organ lain seperti serangan jantung atau stroke. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara geografis terletak di wilayah yang rawan bencana. Bencana alam sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat, di mana saja, dan kapan saja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk lansia (lanjut usia) Indonesia pada tahun 2025 dibandingkan dengan keadaan pada tahun 1990 akan mengalami kenaikan sebesar 414% dan hal ini merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena penuaan populasi (population aging) merupakan fenomena yang telah terjadi di seluruh dunia, istilah ini digunakan sebagai istilah bergesernya umur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saluran pencernaan merupakan gerbang utama masuknya zat gizi sebagai sumber pemenuhan kebutuhan tubuh baik untuk melakukan metabolisme hingga aktivitas sehari-hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan tingkat pendapatan semakin meningkat. Salah satu penanda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia, terutama dalam bidang kesehatan, pendidikan, pengetahuan, dan tingkat pendapatan semakin meningkat. Salah satu penanda peningkatan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 Fransisca Imelda Ice¹ Imelda Ingir Ladjar² Mahpolah³ SekolahTinggi
Lebih terperinciPELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR
PELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR Liza Merianti, Krisna Wijaya Abstrak Hipertensi disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes melitus adalah sekelompok gangguan heterogen ditandai dengan naiknya kadar glukosa dalam darah atau sering disebut hiperglikemia yang biasanya terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga penyakit banyak muncul pada lansia. Selain itu masalah degeneratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur harapan hidup penduduk yang semakin meningkat seiring dengan perbaikan kualitas hidup dan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau optimal yaitu
Lebih terperinciEFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION
EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION ( TENS ) PULSE BURST DAN ARUS TRABERT DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK DI LUTUT PADA USIA LANJUT SKRIPSI Disusun Oleh: WIWIK WIDIYASARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses alami yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia adalah kelanjutan dari usia dewasa yang merupakan proses alami yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho, 2008). Akibatnya jumlah lanjut usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah komitmen negara terhadap rakyat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) adalah komitmen negara terhadap rakyat sendiri dan masyarakat global yang merupakan suatu kesepakatan dan kemitraan global untuk
Lebih terperinci