BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat analitik prospektif dengan time series design Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan Waktu Penelitian Penelitian Dilakukan selama 5 bulan, terhitung dari tanggal 1 November Maret Populasi Penelitian Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien laki-laki dan perempuan bangsa Indonesia yang datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP H. Adam Malik Medan dengan fraktur terbuka 12 jam setelah trauma.

2 3.4. Sampel Penelitian Cara Pengambilan Sampel Penelitian Cara pemilihan sampel yaitu consecutive sampling dimana semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi Besar Sampel Besar sampel dihitung berdasarkan rumus : (16) Zα² PQ n = d² dimana n = besar sampel minimum Zα = tingkat kemaknaan (1,96) P = proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari Q = 1 - P d = tingkat ketepatan absolute yang dikehendaki (0,2) n = (1,96)² (0,3) (0,7) (0,2)² (3,84)(0,21) n = 0,04 = 20,16 Jadi besar sampel minimum pada penelitian ini setara dengan 20 sampel.

3 3.5. Kriteria Penelitian Kriteria Inklusi 1) Laki laki dan perempuan dengan fraktur terbuka pada ekstremitas atas dan atau bawah kurang dari atau sama dengan 12 jam 2) Dirawat di rumah sakit minimal 7 hari 3) Bersedia ikut dalam penelitian Kriteria Ekslusi 1) Pasien dengan fraktur terbuka yang disertai trauma lain 2) Pasien dengan infeksi traktus urinarius, infark micardial, pneumonia dan gejala infeksi yang terdeteksi lainnya 3.6. Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Pasien yang setuju untuk ikut serta dalam penelitian harus mengisi lembar informed consent Variabel Penelitian Variabel Bebas 1) Fraktur terbuka 2) CRP

4 Variabel Terikat 1) Luka infeksi 2) Luka tidak infeksi 3.8. Definisi Operasional 1) Jenis kelamin: keadaan tubuh yang dibedakan secara fisik dan biologis berdasarkan organ genitalia eksterna, dibedakan antara laki-laki dan perempuan 2) Usia adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun. Usia responden digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu a. Kelompok 1: 5 15 tahun b. Kelompok 2: tahun c. Kelompok 3: tahun 3) Fraktur terbuka Fraktur terbuka adalah fraktur dimana terdapat hubungan fragmen fraktur dengan dunia luar, baik ujung fragmen fraktur tersebut yang menembus dari dalam hingga kepermukaan kulit atau kulit dipermukaan yang mengalami penetrasi suatu objek yang tajam dari luar hingga kedalam. Penderita yang masuk dalam kriteria penelitian ini adalah penderita dengan fraktur terbuka tipe I, tipe II, tipe IIIA, tipe IIIB dan tipe IIIC menurut klasifikasi Gustilo-Anderson. 4) Lokasi fraktur Lokasi fraktur adalah lokasi patah tulang terbuka pada tulang panjang. Di bagi menjadi 4 lokasi yaitu : a. Humerus b. Radius ulna c. Femur

5 d. Tibia fibula 5) Infeksi luka Infeksi luka adalah apabila secara klinis di temukan salah satu dari kriteria di bawah ini : (21) Dijumpai adanya pus pada luka Pasien harus memiliki 4 atau lebih dari gejala atau tanda sebagai berikut : Demam >38º dan atau terdapat gangguan kesadaran Bengkak pada daerah luka Kemerahan pada daerah luka Peningkatan nyeri pada daerah luka Hangat pada daerah luka Luka memproduksi cairan serous 6) Luka tidak infeksi Luka tidak infeksi adalah tidak ditemukan tanda atau gejala yang sesuai dengan kriteria luka infeksi. 7) CRP CRP adalah protein fase akut yang dapat menggambarkan suatu respon fase akut pada inflamasi. Kadar CRP normal Kadar CRP meningkat : < 6 mg/ dl : apabila dijumpai adanya peningkatan kadar CRP pada hari ke 4 dibandingkan hari ke 2 Kadar CRP tetap Kadar CRP menurun : apabila kadar CRP hari ke 2 dan ke 4 sama : apabila dijumpai adanya penurunan kadar CRP pada hari ke 4 dibandingkan hari ke 2

6 3.9. Cara Pengumpulan dan Pengolahan Data Metode yang digunkan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan melakukan pemeriksaan kadar CRP pada pasien pasien dengan fraktur terbuka 12 jam paska trauma yang memenuhi criteria inklusi yang masuk melalui Instalasi Gawat Darurat RSUP.H. Adam Malik Medan. Kemudian dilakukan debridement maksimal 40 jam paska trauma. Semua pasien mendapatkan antibiotik prophylaxis golongan cephalosporine. Dilakukan X ray pada extremitas yang telibat, suhu tubuh diukur dan dilakukan pengambilan sampel darah rutin termasuk CRP dari vena perifer pada saat pasien masuk ke IGD, hari ke 2 dan hari ke 4 paska operasi. Pengukuran kadar CRP dilakukan secara semi kwantitatif denganmenggunakan metode Latex agglutinasi Analisis Data Analisis data menggunakan software SPSS for Windows versi 15. Tahapan analisis meliputi : 1) Analisis univariat untuk mengetahui gambaran karakteristik untuk distribusi masing-masing variabel. 2) Analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan antara kadar setiap CRP digunakan uji Anova. Dan untuk mengetahui perbedaan antara kadar CRP pasien tidak infeksi dengan pasien infeksi di gunakan uji Independent Samples T Test.

7 3.11. Alur Penelitian Gambar 4. Alur Penelitian

8 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Data diperoleh dari pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang kemudian dirawat di ruang perawatan Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan yang memenuhi kriteria inklusi penelitian sejak bulan Januari 2014 Maret Penilaian yang dilakukan adalah ditribusi sampel meliputi karakteristik demografik jenis kelamin, usia, diagnosa, kadar CRP 12 jam paska trauma, kadar CRP hari ke 2 dan ke 4, insidensi kejadian infeksi serta perbedaan kadar CRP Karakteristik Responden Terjadinya patah terbuka pada penelitian ini seluruhnya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. Pada penelitian ini menunjukkan distribusis jenis kelamin pasien didominasi oleh laki-laki yaitu sebanyak 16 orang (76,2%) sedangkan perempuan sebanyak 5 orang (23,8 %) (tabel 1). Tabel 1. Distribusi Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 16 76,2 Perempuan 5 23,8 Total ,0 Populasi penelitian memiliki rentang umur antara 7 tahun hingga 54 tahun. Kelompok umur dibagi menjadi tiga kelompok umur (5-15 tahun, tahun,

9 26-55 tahun). Responden dalam penelitian ini paling banyak berasal dari kelompok umur tahun yaitu sebesar 57,2 % (tabel 2). Tabel 2. Distribusi Umur Umur (tahun) Frekuensi Persentase , , ,2 Total ,0 Tabel 3. Distribusi Lokasi Fraktur Lokasi Frekuensi Persentase Humerus 0 0 Radius ulna 2 9,5 Femur 5 23,8 Tibia fibula 14 66,7 Total ,0 Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa kejadian fraktur terbuka paling banyak adalah pada daerah ekstremitas bawah, dengan lokasi yang paling sering adalah tungkai bawah (tibia fibula) yaitu sebanyak 66,7 %. Sedangkan derajat fraktur terbuka yang paling banyak berdasarkan klasifikasi Gustilo-Anderson adalah fraktur terbuka grade IIIa sebanyak 14 kasus (66,7) (tabel 4). Tabel 4. Distribusi Derajat Fraktur dan Hasil Setelah Debridement Derajat Tidak Infeksi Infeksi Total I 0 (0 %) 0 (0 %) 0 (0 %) II 2 (9,53%) 0 (0 %) 2 (9,53) IIIa 13 (61,91%) 1 (4,76 %) 14 (66,7) IIIb 1 (4,76%) 1 (4,76 %) 2 (9,52) IIIc 0 (0 %) 3 (14,28 %) 3 (14,28) Total 16 (76,2 %) 5 (23,8 %) 21 (100 %) Pada tabel 5 dapat dilihat distribusi kadar CRP pada 12 jam paling banyak pada 24 mg/dl (33,3 %), pada hari ke 2 paska debridement paling banyak adalah

10 48 mg/dl (47,6 %). Sedangkan pada hari ke 4 paska debridement paling banyak pada < 6 mg/dl (23,8 %). Sedangkan kadar rerata CRP secara keseluruhan yang diukur pada saat 12 jam kejadian adalah 14,29 ± 12,219 mg/dl dan terjadi peningkatan setelah 2 hari pasca debridement yaitu 40,86 ± 23,053 mg/dl dan mengalami penurunan pada hari ke 4 yaitu 27,71 ± 32,615 mg/dl. Tabel 5. Distribusi Kadar CRP Kadar CRP (mg/dl) 12 jam Pre op Hari ke 2 post Debridement Hari ke 4 post Debridement < 6 5 (23.8 %) 0 (0 %) 5 (23,8 %) 6 2 (9,5 %) 1 (4,8 %) 3 (14,3 %) 12 6 (28,6 %) 1 (4,8 %) 3 (14,3 %) 24 7 (33,3 %) 7 (33.3 %) 4 (19,0 %) 48 1 (4.8 %) 10 (47,6 %) 3 (14,3 %) 96 0 (0 %) 96 (9,5 %) 3 (14.3 %) Mean ± SD 14,29 ± 12, ,86 ± 23,053 27,71 ± 32,615 Total 21 (100 %) 21 (100 %) 21 (100 %) Kadar CRP pada pasien infeksi dan pasien tidak infeksi pada fraktur terbuka di RSUP H. Adam Malik Medan Sebelum dilakukan uji statistic, dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil uji Kolmogorov- Smirnov pada penelitian ini didapati bahwa nilai signifikansi untuk data CRP pada pasien tidak infeksi adalah sebesar 0,062 dan nilai signifikansi untuk data pasien infeksi adalah sebesar 0,384. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Untuk mengukur perbedaan rata rata kadar CRP dilakukan analisis dengan menggunakan uji One Way Annova, dan uji independent sample T-test untuk mengukur perbedaan rata rata CRP antara pasien tidak infeksi dengan pasien infeksi.

11 Tabel 6. Kadar CRP pada 21 pasien No pasien Jenis kelamin/ Umur (thn) 12 jam Pre op CRP (mg/dl) Hari ke 2 post Debridement Hari ke 4 post debridement Pasien tidak infeksi 1 M/ <6 3 M/ P/7 < 6 24 <6 5 M/54 < M/ M/14 < 6 24 <6 11 M/ M/ P/14 <6 48 <6 15 M/ M/ M/ <6 18 M/ M/ P/ M/18 < Mean ± SD 12,00 ±12,961 34,12 ± 15,134 12,38 ±13,411 Pasien infeksi 2 M/ M/ P/ M/ P/ Mean ± SD 21,60 ±5,367 62,40 ± 32,199 76,80 ± 26,291 Dari hasil uji statistik Anova pada pasien tidak infeksi didapati bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kadar CRP preoperatif dengan kadar CRP hari ke 2 paska debridement (p = 0,000), dan antara kadar CRP paska debridement hari ke 2 dan kadar CRP paska debridement hari ke 4 (p = 0,000). Namun tidak

12 terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar CRP pre operatif dan kadar CRP paska debridement hari ke 4 (p = 0,939) (tabel 7). Tabel 7. Hasil uji statisik One way Anova pada pasien tidak infeksi Pasien tidak Infeksi Sig. CRP 12 jam CRP post debri hari ke 2 0,000 CRP post debri hari ke 4 0,939 CRP post debri hari ke 2 CRP 12 jam 0,000 CRP post debri hari ke 4 0,000 CRP post debri hari ke 4 CRP 12 jam 0,939 CRP post debri hari ke 2 0,000 Pada pasien yang infeksi dijumpai adanya perbedaan yang signifikan antara kadar CRP pre operatif dengan kadar CRP paska debridement hari 2 (p=0,021) dan perbedaan yang signifikan antara kadar CRP pre operatif dan paska debridement hari ke 4 (p = 0,004). Namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar CRP paska debridement hari ke 2 dan paska debridement hari ke 4 (p = 0,365) (tabel 8). Tabel 8. hasil uji statisik One way Anova pada pasien infeksi

13 Pasien infeksi Sig. CRP 12 jam CRP post debri hari ke 2 0,021 CRP post debri hari ke 4 0,04 CRP post debri hari ke 2 CRP 12 jam 0,021 CRP post debri hari ke 4 0,365 CRP post debri hari ke 4 CRP 12 jam 0,04 CRP post debri hari ke 2 0,0365 Dari hasil uji Independent Samples T Test, Perbedaan kadar CRP 12 jam antara pasien yang tidak infeksi dan pasien yang infeksi menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,128). Demikian pula halnya dengan perbedaan kadar CRP hari kedua paska debridement antara pasien yang tidak infeksi dan pasien yang infeksi (p=0,121). Namun terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar CRP paska debridement hari ke 4 antara pasien yang tidak infeksi dan pasien yang infeksi (p=0,004) (tabel 9).

14 Tabel 9. Hasil uji statisik dengan Independent SamplesT Test pada pasien tidak infeksi dan pasien infeksi Pasien tidak infeksi & Pasien infeksi N Mean Sd Independent SamplesT Test CRP 12 jam, pasien tidak infeksi 16 12,00 12,961 CRP 12 jam, pasien infeksi 5 21,60 5,367 Sig. 0,128 CRP post debri hari ke 2 pasien tidak infeksi CRP post debri hari ke 2 pasien infeksi 16 34,13 15, ,40 32,199 0,121 CRP post debri hari ke 4 pasien tidak infeksi 16 12,38 13,411 CRP post debri hari ke 4 pasien infeksi 5 76,80 26,291 0, Pembahasan Dari hasil penelitian ini dijumpai bahwa penyebab terjadinya fraktur terbuka adalah kecelakaan lalu lintas (100%) dengan karakteristik pasien yang mengalami fraktur terbuka lebih sering terjadi pada laki laki yaitu sebanyak 16 orang (76,2 %) dengan kelompok umur 26th -55 th yaitu sebesar 57,2%. Hal ini menunjukan bahwa aktivitas laki laki dengan usia produktif memiliki mobilitas yang lebih tinggi. Selain itu kejadian fraktur terbuka pada penelitian ini lebih banyak terjadi pada ekstremitas bawah yaitu pada tulang tibia fibula (66,7 %) dengan grade fraktur terbuka berdasarkan Gustilo anderson yang terbanyak adalah grade IIIa (66,7 %). Jason dkk melakukan perbandingan kadar CRP pada pasien pasien paska total hip replacement dan total knee replacement dan menemukan bahwa kadar

15 CRP akan meningkat mencapai puncaknya pada hari ke 2 dan ke 3 paska operasi. (5) Penelitian yang dilakukan oleh Okafor dan Maclellan pada pasien pasien paska operasi ganti sendi panggul, 8 pasien mengalami infeksi dari toatal 70 pasien sebagai respoden. Hasil penelitian tersebut menunjukan adanya peningkatan kadar CRP pada hari ke 2 paska operasi. Pada pasien yang mengalami infeksi kadar CRP tetap persiten meningkat pada hari ke 7 dan ke 21 paska operasi. Penelitian ini juga menyatakan bahwa terdapat perbedaan kadar CRP antara pasien yang tidak infeksi dengan pasien yang infeksi (p=0,001). Dari penelitian ini juga diketahui bahwa tidak ada hubungan antara usia dan jenis kelamin terhadap peningkatan kadar CRP. (6) Pada penelitian yang dilakukan oleh Douraiswami dkk, menujukkan bahwa dari 30 pasien dengan fraktur terbuka, 11 pasien mengalami infeksi. Pada pasien yang mengalami infeksi di jumpai perbedaan kadar CRP yang signifikan antara pre operasi dengan kadar CRP hari ke 2 paska operasi (p=0,04), dan perbedaan yang signifikan antara kadar CRP pre operasi dengan kadar CRP paska operasi hari ke 4 (p=0,001) namun tidak ada perbedaan yang signifikan antar hari ke 2dan ke 4 paska operasi (p=0,210). (4) Pada pasien pasien yang tidak mengalami infeksi pada penelitian ini dijumpai adanya perbedaan yang signifikan pada kadar CRP 12 jam dan paska debridement hari ke 2, dan perbedaan yang signifikan antara kadar CRP paska debridement hari ke 2 dan ke 4. Namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar CRP 12 jam dan kadar CRP paska debridement hari ke 4. Hal ini menunjukan bahwa kadar CRP kembali menurun mulai hari ke 2 paska debridement. Sedangkan pada pasien pasien yang mengalami infeksi dijumpai adanya perbedaan yang signifikan antara kadar CRP 12 jam dengan kadar CRP paska debridement hari ke 2 dan perbedaanyang signifikan antar kadar CRP 12 jam dengan kadar CRP paska debridement hari ke 4. Namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar CRP paska debridement hari ke 2 dan ke 4. Hal ini menunjukan bahwa kadar CRP pada hari ke 2 dan ke 4 paska debridement adalah persisten atau menetap.

16 Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan pada kadar CRP 12 jam dan paska debridement hari ke dua antara pasien yang tidak infeksi dan infeksi. Hal ini menunjukan bahwa paska trauma kadar CRP akan meningkat dan mencapai puncak nya pada hari ke 2 paska debridement. Namun terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar CRP hari ke 4 paska debridement antara pasien yang tidak infeksi dengan pasien yang mengalami infeksi. Hal ini menunjukan bahwa pada pasien yang tidak mengalami infeksi kadar CRP akan kembali menurun mulai hari ke 2 paska debridement.namun apabila pasien mengalami infeksi, maka kadar CRP akan menetap mulai hari ke 2 dan hari ke 4. Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa kadar CRP akan menetap atau meningkat pada hari ke 4 apabila terjadi infeksi pada pasien fraktur terbuka walaupun tanda klinis infeksi luka seperti pus belum muncul.

17 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan 1) Pada penelitian ini ditemukan adanya perbedaan antara kadar CRP pada pasien yang tidak mengalami infeksi dengan pasien yang mengalami infeksi pada fraktur terbuka di RSUP.H.Adam Malik Medan 2) Kadar CRP paska debridement hari ke 2 dan ke 4 menetap atau meningkat pada pasien yang mengalami infeksi sebelum infeksi luka terlihat secara klinis. 3) CRP dapat digunakan sebagai pemeriksaan untuk mendeteksi secara dini adanya infeksi pada pasien pasien dengan fraktur terbuka Saran 1) Perlu dilakukan penelitian yang sejenis dengan jumlah sampel dan serial pemeriksaan CRP yang lebih banyak sehingga hasil penelitian lebih akurat 2) Dikarenakan pemeriksaan CRP pada awal awal terjadinya fraktur terbuka belum sering dilakukan, diperlukan sosaialisasi untuk melakukan pemeriksaan CRP pada pasiean dengan fraktur terbuka sehingga kemungkinan terjadinya infeksi pada pasien pasien dengan fraktur terbuka dapat ditangani lebih baik dan terencana.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang bersamaan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan derajat suhu tubuh sebelum dan sesudah diberikan perlakuan kompres

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam pembangunan nasional di bidang kesehatan. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fraktur terbuka adalah fraktur dimana terdapat hubungan fragmen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fraktur terbuka adalah fraktur dimana terdapat hubungan fragmen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fraktur Terbuka 2.1.1 Definisi : Fraktur terbuka adalah fraktur dimana terdapat hubungan fragmen fraktur dengan dunia luar, baik ujung fragmen fraktur tersebut yang menembus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Bedah khususnya Bedah Ortopedi.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Bedah khususnya Bedah Ortopedi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Bedah khususnya Bedah Ortopedi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Instalasi Rawat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Bedah. 3.1.2 Ruang Lingkup Waktu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. one group design. Desain ini melibatkan satu kelompok dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. one group design. Desain ini melibatkan satu kelompok dengan 32 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan pre-post test only one group design.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengambilan data lapangan terhadap perawat yang bekerja di shift malam

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengambilan data lapangan terhadap perawat yang bekerja di shift malam BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Responden Pengambilan data lapangan terhadap perawat yang bekerja di shift malam dilakukan pada periode 10 Juli 16 Juli 2012. Hasilnya adalah 99 orang responden dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Kesehatan Anak, imunologi, dan mikrobiologi RSUP dr.kariadi Semarang

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Kesehatan Anak, imunologi, dan mikrobiologi RSUP dr.kariadi Semarang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Kesehatan Anak, imunologi, dan mikrobiologi RSUP dr.kariadi Semarang 4.2 Rancangan, Jenis dan Desain penelitian Penelitian menggunakan rancangan/metoda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang mempengaruhi penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang mempengaruhi penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2011). 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah sebuah rancangan penelitian yang menjadi pedoman peneliti untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang sedang dilakukan secara obyektif dengan desain penelitian cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. yang sedang dilakukan secara obyektif dengan desain penelitian cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian A.1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah Ilmu Bedah khususnya tentang appendisitis. A.2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one-group

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one-group 22 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one-group pre-test and post-test design (rancangan pra-pasca test dalam satu kelompok). Pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan metode pendekatan cross sectional yaitu mengukur variabel bebas aktivitas olahraga dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang dari

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Mulut. Lingkup disiplin ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Gigi dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif, 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif, yakni mempelajari perbandingan variabel-variabel dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005). BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mendapatkan peringkat kelima atas kejadian kecelakaan lalulintas di dunia. Kecelakaan lalulintas dapat menyebabkan berbagai dampak, baik

Lebih terperinci

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 TENGAH DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO. PROF DR. R SOEHARSO SURAKARTA Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J 100 050 035

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Osteosarkoma adalah keganasan pada tulang yang sering dijumpai pada anak-anak dan dewasa. Ketepatan diagnosis pada keganasan tulang sangat penting karena

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan variabel independen dan dependen dinilai sekaligus

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005). 43 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) dengan rancangan pretest-posttest group design (Dahlan, 2010). Rancangan ini

Lebih terperinci

BAB 3 SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 SUBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB 3 SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Subjek Penelitian 3.1.1. Kriteria Subjek Penelitian Subjek penelitian ini ialah pasien yang mengalami fraktur femur di Rumah Sakit Haji Adam Malik pada tahun Januari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diikuti dengan semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai dengan kesadaran masyarakat tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Definisi fraktur secara umum adalah pemecahan atau kerusakan suatu bagian terutama tulang (Dorland, 2002). Literatur lain menyebutkan bahwa fraktur atau patah tulang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Analisis Karakteristik Responden 5.1.1 Usia Gambar 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di Instalasi Gawat Darurat RS. Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini observasional analitik dengan pendekatan crosssectional. Penelitian analitik yaitu penelitian yang hasilnya tidak hanya berhenti pada taraf

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuantitatif. Tipe penelitian kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007

BAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007 50 BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian akan dilakukan di Bangsal Rawat Inap UPF Penyakit

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Tentang Lansia yang Diberikan Perlakuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Tentang Lansia yang Diberikan Perlakuan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Tentang Lansia yang Diberikan Perlakuan Pemeriksaan kadar asam urat pada lansia Tegalsari di gedung Ganesia Paut yang terletak berdekatan dengan rumah ketua RW

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial (Brunner & Suddarth, 2005).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan menggunakan desain penelitian cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika

Lebih terperinci

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENYAKIT ISPA PADA BALITA SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ARIODILLAH PALEMBANG TAHUN 2012 Oleh : Amalia Dosen STIK Bina Husada

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi 51 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancang Bangun Penelitian Jenis Penelitian Desain Penelitian : Observational : Cross sectional (belah lintang) Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian R0 K1 R0 K2 R1 K1 R1 K2

Lebih terperinci

BAB IV METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. RSUP Dr. Kariadi Semarang

BAB IV METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. RSUP Dr. Kariadi Semarang BAB IV METODA PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian - Tempat : Instalasi Geriatri Paviliun Lanjut Usia Prof. Dr. Boedhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang bagian saraf dan rehabilitasi medik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang bagian saraf dan rehabilitasi medik BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang ilmu saraf dan rehabilitasi medik 2. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini berlokasi di RSUP

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dilaksanakannya penelitian adalah di bagian bangsal bedah Rumah

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dilaksanakannya penelitian adalah di bagian bangsal bedah Rumah BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah khususnya Bedah Thoraks Kardio Vaskuler. 4.2. Tempat dan waktu penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-analitik dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-analitik dengan III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan data yang menyangkut variabel bebas dan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang atau tulang rawan umumnya di karenakan rudapaksa (Mansjoer, 2008). Dikehidupan sehari hari yang semakin

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan landasan teori, dibuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Dependen Edukasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan BAB III. METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan menggunakan Pretest and posttest design pada kelompok intervensi dan kontrol.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes saat ini menjadi masalah besar di seluruh. dunia dengan insidensi yang diperkirakan akan meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes saat ini menjadi masalah besar di seluruh. dunia dengan insidensi yang diperkirakan akan meningkat BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Diabetes saat ini menjadi masalah besar di seluruh dunia dengan insidensi yang diperkirakan akan meningkat secara signifikan menjadi lebih dari 5 juta pada tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian bersifat eksperimen atau percobaan adalah kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Kejadian TBC Usia Produktif Kepadatan Hunian Riwayat Imunisasi BCG Sikap Pencegahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu penyakit dalam yang menitikberatkan pada hubungan status gizi dengan kualitas hidup pada ODHA di

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian nefrologi. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang Lingkup Tempat Semarang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Penelitian ini dilakukan pada Polisi Lalu Lintas, mulai tanggal 1 Juli 2011-25 Juli 2011 dengan menyebar 100 kuesioner. Berikut ini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain 49 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain penelitian cross sectional yang bertujuan untuk menggali apakah terdapat perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. 35 BAB III METODE PENELITIAN III.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. III.2. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian experimental dengan menggunakan rancangan pre-experimental (pre-post test with control group design) untuk

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan belah lintang (crosssectional)

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan belah lintang (crosssectional) BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan belah lintang (crosssectional) dimana peneliti melakukan pengukuran variabel pada saat tertentu. Setiap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pretest dan posttest

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pretest dan posttest 26 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pretest dan posttest design. Pemeriksaan dilakukan sebelum melakukan senam aerobik dan setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa. 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. o Riwayat Operasi Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. o Riwayat Operasi Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian 21 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 5.1 Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : o Penularan melalui darah o Penggunaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Anak. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Gigi dan Mulut dan ilmu Psikiatri 1.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Poli Gigi Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) dan klinik gigi jejaring

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya subbagian Perinatologi. Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNDIP/ RS

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya subbagian Perinatologi. Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNDIP/ RS BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu kesehatan Anak, khususnya subbagian Perinatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah di Rumah Sakit

Lebih terperinci

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek BAB 4 HASIL PENELITIAN Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 sampai dengan Desember 2011 di instalasi rawat jalan Ilmu Penyakit Saraf RSUP Dr.Kariadi Semarang. Pengambilan subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%). BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Paparan Demografis Responden 4.1.1 Gambaran Usia Rentang usia responden pada penelitian ini adalah 21-39 tahun dengan mean usai 31,5 tahun. Jumlah responden terbanyak ada pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan potong lintang (cross sectional). 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2 17 METODOLOGI Desain, Waktu dan Tempat Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah experimental study yaitu percobaan lapang (field experiment) dengan menggunakan rancangan randomized treatment trial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional yang menghubungkan antara perbedaan jenis kelamin dengan derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang cukup tinggi. Data Kepolisian RI tahun 2009 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang cukup tinggi. Data Kepolisian RI tahun 2009 menyebutkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kecelakaan lalu lintas yang cukup tinggi. Data Kepolisian RI tahun 2009 menyebutkan sepanang tahun

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr. 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Hematologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh penerapan metode pembelajaran Team Based Learning terhadap. Keperawatan STIKES Satria Bhakti Nganjuk.

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh penerapan metode pembelajaran Team Based Learning terhadap. Keperawatan STIKES Satria Bhakti Nganjuk. 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan design penelitian Quasy Experiment pre and post test with control group. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh penerapan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilakukan di Klinik Penyakit Dalam Instalasi Rawat

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilakukan di Klinik Penyakit Dalam Instalasi Rawat BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dilakukan di Klinik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan

METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan 35 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit 24 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Profil Subjek Penelitian Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus University angkatan 2011 dan angkatan 2012 dengan hasil yang mengisi 124 orang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang. 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian respirologi. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan anak, sub ilmu 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres kerja dan kepuasan kerja yang meliputi hasil penelitian data, hasil pembahasan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan belah lintang ( cross sectional ). 3.2. Ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep DIABETES MELITUS TIPE 2 KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL Indeks CPITN Kadar Gula Darah Oral Higiene Lama menderita diabetes melitus tipe 2 3.2 Hipotesis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur 8-12 minggu dengan berat badan 200-300 gr. Sampel penelitian dipilih secara

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Lampiran 1. Surat Izin Penelitian 46 47 Lampiran 2. Informed Consent Assalamualaikum wr.wb INFORMED CONSENT (PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN) Perkenalkan nama saya Mustika Restriyani (20120350071) mahasiswa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. KATA PENGANTAR... v. ABSTRAK... vi. ABSTRCT... vii RINGKASAN...

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. KATA PENGANTAR... v. ABSTRAK... vi. ABSTRCT... vii RINGKASAN... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vi ABSTRCT... vii RINGKASAN... viii SUMMARY...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. clearance disetujui sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi. Populasi target penelitian ini adalah pasien kanker paru.

BAB III METODE PENELITIAN. clearance disetujui sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi. Populasi target penelitian ini adalah pasien kanker paru. 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Onkologi Medik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di RSUP Dr.

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 1 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Ilmu Kesehatan Anak subbidang neurologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan ke arah perkembangan di bidang industri yang lebih maju. Hal ini ditandai dengan munculnya industri-industri

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Ruang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41. Deskripsi Data Deskripsi data dalam hasil penelitian dan pembahasan akan dibahas mengenai data hasil belajar pretes kelas yang akan menggunakan teori Van Hiele

Lebih terperinci

Distribusi antara waktu Debridemen dan Insiden Terjadinya Infeksi pada Pasien Patah Tulang Panjang Terbuka

Distribusi antara waktu Debridemen dan Insiden Terjadinya Infeksi pada Pasien Patah Tulang Panjang Terbuka Distribusi antara waktu Debridemen dan Insiden Terjadinya Infeksi pada Pasien Patah Tulang Panjang Terbuka No No. Nama/Jenis Lokasi Grade Waktu RM Kelamin/ Debridemen Hasil Kultur Bakteri Umur (dlm Jam)

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah. 29 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Jiwa 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat non-eksperimental dengan rancangan penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. B. Lokasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kohort deskriptif dengan metode pendekatan kuantitatif yang diarahkan untuk mengetahui kejadian phlebitis pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif yang membandingkan komplikasi yang terjadi antara pasien efusi pleura yang menggunakan small bore

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan pendekatan III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan pendekatan Cross Sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas adalah suku bangsa dan variabel

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian. 4.1

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Sub Bagian Neurologi dan Sub Bagian Infeksi dan Penyakit Tropik. 3.2. Tempat

Lebih terperinci