EFEKTIFITAS KUMUR AIR GARAM TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA NYERI GIGI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEKTIFITAS KUMUR AIR GARAM TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA NYERI GIGI"

Transkripsi

1 EFEKTIFITAS KUMUR AIR GARAM TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA NYERI GIGI Sutomo Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Dian Husada Mojokerto sutomo.ners@gmail.com ABSTRAK Nyeri gigi merupakan suatu gejala nyeri yang dapat timbul ketika terkena bermacam-macam rangsangan. Beberapa keluhan yang biasa dikemukakan pasien bersifat subjektif dan bervariasi berupa keluhan gatal, ngilu, nyeri yang kadangkadang timbul jika ada rangsang seperti dingin atau panas, dan nyeri yang berdenyut-denyut. Penelitian ini ditujukan bagi penderita nyeri gigi untuk mengetahui efektifitas kumur air garam terhadap penurunan nyeri gigi. Desain penelitian ini menggunakan metode Pre-Eksperimental jenis One-group pra-post test design. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Variable independen dalam penelitian ini adalah kumur air garam sedangkan variabel dependennya adalah penurunan nyeri gigi. Sampel yang diambil sebanyak 14 responden yaitu penderita nyeri gigi (karies gigi) yang bertempat tinggal di Sumolepen Kelurahan Balongsari Kota Mojokerto, pada bulan Maret- April Responden didapatkan dengan cara menyebarkan leaflet dan data diambil dengan menggunakan lembar observasi skala nyeri Wong Beker. Setelah ditabulasi data yang ada dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon dengan nilai signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 14 responden didapatkan nilai rata-rata tingkat nyeri sebelum diberikan kumur air garam adalah 6 (Mengganggu aktivitas). Kemudian tingkat nyeri setelah dilakukan kumur air garam adalah 2 (Sedikit sakit). Dan dari 14 responden, 12 responden mengalami penurunan nyeri gigi, 1 responden nyerinya tetap dan 1 responden lagi mengalami peningkatan nyeri gigi. Dari hasil uji statistik diperoleh adanya efektifitas kumur air garam terhadap penurunan nyeri gigi dimana nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,003 dengan nilai signifikan p value (< 0,05). Melihat hasil penelitian ini maka kumur air garam dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pengobatan dalam mengurangi nyeri pada penderita nyeri gigi. Kata kunci : kumur air garam, nyeri gigi Halalaman 64

2 PENDAHULUAN Nyeri gigi merupakan suatu gejala nyeri yang dapat timbul ketika terkena berbagai macam rangsangan, rangsangan tersebut dapat berupa makanan atau minuman yang terlalu panas atau terlalu dingin, terlalu manis atau makanan-makanan yang bersifat lengket. Keluhan nyeri yang dikemukakan oleh setiap individu bersifat subyektif, yaitu ngilu, nyeri yang kadang timbul atau berdenyut. Nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh dan timbul apabila ada jaringan yang rusak (Prabowo, 2010). Mekanisme nyeri berawal dari rangsang berbahaya yang diubah menjadi impuls nyeri sampai persepsi nyeri gigi, dimana impuls nyeri dihantarkan melalui impuls serabut saraf (Dovgan, 2002). Untuk mengatasi nyeri gigi dapat diberikan obatobatan pereda nyeri atau analgesik tetapi sebagian masyarakat justru menggunakan cara tradisional untuk mengatasi nyeri gigi, salah satunya dengan melakukan kumur air garam. Sebagian masyarakat Sumolepen, Balongsari Mojokerto percaya bahwa air garam dapat mengurangi nyeri gigi sehingga mereka melakukan kumur air garam ketika mengalami nyeri gigi. Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah tangga (SKRT) pada tahun 2001 dalam Survey Kesehatan Nasional (Sukesnas) menyebutkan bahwa penyakit gigi dikeluhkan penduduk Indonesia telah menurun sekitar 60 %. Meskipun demikian angka 60% masih terlampau tinggi. Dan masalah gigi yang paling banyak dikeluhkan adalah karies gigi (gigi berlubang) dan hal ini terlihat dari prevalensi karies gigi pada penduduk usia 10 tahun ke atas sebesar 70% yakni pada usia 12 tahun sebesar 43,9%, usia 15 tahun mencapai 37,4%, usia 18 tahun 51,1%, usia tahun 80,1% dan usia 65 tahun ke atas mencapai 96,7% sedangkan berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2004 dilaporkan bahwa prevalensi karies telah mencapai 90,05% yang berarti hampir seluruh penduduk Indonesia menderita karies gigi. Masalah tingginya angka penyakit gigi dan mulut saat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya dari perilaku masyarakat sendiri. Hal ini terlihat dari 22,8% penduduk Indonesia tidak menyikat gigi dan dari 77,2% yang menyikat gigi hanya 8,1% yang menyikat gigi tepat waktu. Kesadaran masyarakat untuk datang berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan masih rendah. Hal ini terlihat dari 87% masyarakat yang mengeluh sakit gigi tetapi tidak berobat, 12,3% masyarakat yang mengeluh sakit gigi datang berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan gigi sudah dalam keadaan terlambat sehingga dari rata-rata 6,4% gigi yang rusak 4,4% gigi sudah dicabut dan 0,7% lebih memilih mencari pengobatan tradisional (Herijulianti, 2001). Sedangkan di daerah Sumolepen Mojokerto sendiri jumlah penderita nyeri gigi di Puskesmas Gedongan kurang lebih orang perbulan dari sekitar penduduk yang datang ke puskesmas untuk berobat pada periode bulan November hingga Desember. Dan dari hasil study pendahuluan di Desa Sumolepen Kelurahan Balongsari dengan cara melakukan wawancara dari rumah ke rumah dari 15 orang warga desa, 9 diantaranya menyatakan bahwa mereka mengatasi nyeri gigi dengan melakukan kumur air garam untuk mengurangi nyeri gigi. Hal ini disebabkan karena kepercayaan, pengalaman dan anggapan masyarakat bahwa di dalam air garam terdapat antibakteri yang dapat membunuh kuman penyebab nyeri sehingga nyeri gigi dapat berkurang. Sebagian masyarakat tidak berkunjung ke dokter gigi atau pelayanan kesehatan, bahkan ketika datang rasa sakit yang menyengat, masyarakat justru mengambil tindakan penyembuhan sendiri, dengan melakukan kumur air garam karena masyarakat percaya bahwa di dalam air garam terdapat antibakteri yang dapat membunuh kuman penyebab nyeri gigi sehingga nyeri gigi dapat berkurang. Di mana hal ini sudah dilakukan secara turun temurun berdasarkan pengalaman dan mitos yang ada di masyarakat. Kepercayaan masyarakat ini menyebabkan minat masyarakat untuk berkunjung ke pelayanan kesehatan ketika nyeri gigi relatif rendah. Padahal jika dibiarkan, gigi yang bermasalah dapat menimbulkan infeksi, dimana bakteri di dalam gigi yang terinfeksi dapat masuk ke aliran darah melalui persarafan gigi sehingga dapat memicu berbagai penyakit seperti kanker, jantung, reumatik, diabetes bahkan kelainan pada otak (Tomoko, 2010). Sampai saat ini telah banyak diupayakan untuk mengurangi atau mengatasi rasa nyeri. Berbagai obat anti nyeri telah Hal 65

3 banyak dikembangkan termasuk penggunaan bahan herbal. Penggunaan obat ini memegang peranan penting dalam dunia kedokteran gigi. Selain penggunaan obatobatan adapula cara tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi atau mengurangi rasa nyeri pada gigi yakni dengan menggunakan garam makan yang dicampurkan dengan air lalu dikumur oleh penderita sakit gigi. Garam mengandung antibakteri yang mampu mengurangi bakteri di dalam gigi dan iodium di dalam garam dapat menurunkan ngilu pada gigi (Wahyudi, 2008). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa efektifitas kumur air garam terhadap penurunan nyeri gigi pada penderita nyeri gigi di Sumolepen Kelurahan Balongsari Mojokerto. Hipotesis dalam penelitian ini adalah kumur air garam efektif terhadap penurunan nyeri pada penderita nyeri gigi di Sumolepen, Kelurahan Balongsari Mojokerto. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan rancangan penelitian Pre-Eksperimental jenis One-group pra-post test design. Subjek Pra Perlakuan Post K O I OI Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3 Keterangan : K : Subjek nyeri gigi O : Observasi tingkat nyeri sebelum kumur air garam I : Perlakuan kumur air garam OI : Observasi tingkat nyeri setelah kumur air garam Dalam penelitian ini populasinya adalah penderita nyeri gigi yang bertempat tinggal di Sumolepen, Kelurahan Balongsari, Kecamatan Magersari Kota Mojokerto. Besar populasi sebanyak 14 orang selama periode bulan Maret-April Sampel dari penelitian ini didapatkan 14 responden. Sampel ini diambil dari penderita nyeri gigi yang bertempat tinggal di Sumolepen Kelurahan Balongsari Kecamatan Magersari Kota Mojokerto dengan mempertimbangkan kriteria Inklusi dan Eksklusi dan digunakan teknik pengambilan sampling Purposive Sampling. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah kumur air garam dan variabel dependennya adalah penurunan nyeri gigi. Instrument pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Dalam proses pengumpulan data peneliti melakukan observasi skala nyeri kepada sampel penelitian setelah itu melakukan intervensi dengan memberikan kumur air garam dan dilakukan observasi skala nyeri kembali untuk mengetahui perubahan (penurunan) tingkat skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan menggunakan skala nyeri Ekspresi Wajah (Wong Beker). Hasil data yang diperoleh ditabulasi dalam bentuk tabel, dengan mengurangkan angka dari tingkat nyeri sebelum dan sesudah diberikan kumur air garam. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat nyeri sebelum dan sesudah dilakukan kumur garam, maka dilakukan uji signifikan dengan menggunakan uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan ρ < α ( α = 0,05) HASIL PENELITIAN 1. Identifikasi tingkat nyeri gigi sebelum diberikan kumur air garam Sebelum Kumur Air No. Responden Garam Kategori (Skala nyeri Wong Beker) 1 4 Agak Mengganggu 2 6 Mengganggu Aktifitas 3 8 Sangat Mengganggu 4 8 Sangat Mengganggu 5 4 Agak Mengganggu 6 4 Agak Mengganggu 7 10 Tak Tertahankan 8 6 Mengganggu Aktifitas 9 2 Sedikit Sakit 10 6 Mengganggu Aktifitas Halalaman 66

4 No. Responden Sebelum Kumur Air Kategori Garam (Skala nyeri Wong Beker) 11 4 Agak Mengganggu 12 4 Agak Mengganggu 13 4 Agak Mengganggu 14 2 Sedikit Sakit Mean Standar Deviasi Dilihat dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 14 responden didapatkan nilai rata-rata tingkat nyeri sebelum diberikan kumur air garam adalah atau 6 (Mengganggu aktivitas) dengan standart deviasi sebesar TINGKAT KATEGORI FREKUENSI PROSENTASE NYERI 0 Tidak Sakit 0 0 % 2 Sedikit Sakit 2 14,3 % 4 Agak Mengganggu 6 42,9 % 6 Mengganggu Aktivitas 3 21,4 % 8 Sangat Mengganggu 2 14,3 % 10 Tak Tertahankan 1 7,1 % JUMLAH Identifikasi tingkat nyeri gigi setelah diberikan kumur air garam No. Responden Setelah Kumur Air Kategori Garam (Skala nyeri Wong Beker) 1 0 Tidak Sakit 2 2 Sedikit Sakit 3 4 Agak Mengganggu 4 2 Sedikit Sakit 5 2 Sedikit Sakit 6 2 Sedikit Sakit 7 0 Tidak Sakit 8 0 Tidak Sakit 9 2 Sedikit Sakit 10 2 Sedikit Sakit 11 2 Sedikit Sakit 12 2 Sedikit Sakit 13 6 Mengganggu Aktifitas 14 0 Tidak Sakit Mean Standar Deviasi Dilihat dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 14 responden didapatkan nilai rata-rata tingkat nyeri setelah diberikan kumur air garam adalah atau 2 (Sedikit sakit) dengan standart deviasi sebesar TINGKAT NYERI KATEGORI FREKUENSI PROSENTASE 0 Tidak Sakit 4 28,6 % 2 Sedikit Sakit 8 57,2 % 4 Agak Mengganggu 1 7,1 % 6 Mengganggu Aktivitas 1 7,1 % 8 Sangat Mengganggu 0 0 % 10 Tak Tertahankan 0 0 % JUMLAH Hal 67

5 3. Efektifitas Kumur Air Garam Terhadap Penurunan Nyeri Gigi TINGKAT NYERI KATEGORI SEBELUM PROSENTASE SETELAH PROSENTASE 0 Tidak Sakit 0 0 % 4 28,6 % 2 Sedikit Sakit 2 14,3 % 8 57,2 % 4 Agak Mengganggu 6 42,9 % 1 7,1 % 6 Mengganggu Aktivitas 3 21,4 % 1 7,1 % 8 Sangat Mengganggu 2 14,3 % 0 0 % 10 Tak Tertahankan 1 7,1 % 0 0 % JUMLAH % % Dari gambar diatas menunjukkan bahwa dari 14 responden 12 (85,8%) diantaranya mengalami penurunan nyeri gigi PEMBAHASAN 1. Identifikasi Tingkat Nyeri Gigi Sebelum Kumur Air Garam Berdasarkan hasil penelitian sebelum diberikan kumur air garam, telah didapatkan hasil bahwa tingkat nyeri pada tiap-tiap responden bervariasi. Data menunjukkan nilai rata-rata tingkat nyeri sebelum diberikan kumur air garam adalah 6 (Mengganggu aktivitas) dengan standart deviasi sebesar Variasi tingkat nyeri tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor Usia, Jenis Kelamin, Ras, Makna Nyeri, Lokasi dan Tingkat Keparahan Nyeri, Perhatian, Ansietas (Kecemasan), Keletihan, Pengalaman Sebelumnya, Dukungan Keluarga dan Sosial, Pendidikan dan pekerjaan (Sigit Nian Prasetyo, 2010). Dari faktor jenis kelamin, telah didapatkan data dari gambar 4.1 didapatkan data bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yakni sejumlah 10 orang (71,4 %). Sebenarnya secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara signifikan dalam berespon terhadap nyeri. Akan tetapi dari penelitian terakhir memperlihatkan bahwa hormon seks pada mamalia berpengaruh terhadap tingkat toleransi nyeri. Hormon seks testosteron menaikkan ambang nyeri pada testosteron binatang, sedangkan estrogen meningkatkan sensitifitas tehadap nyeri (Sigit Nian Prasetyo, 2010). Sedangkan dari gambar diatas di dapatkan hasil bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 4 orang (28,6 %) berusia tahun. Usia merupakan variabel yang penting dalam mempengaruhi nyeri pada individu. Dengan bertambahnya usia, ambang reaksi nyeri akan meninggi (Prabowo, 2010). Anak yang masih kecil mempunyai kesulitan dalam memahami nyeri dan prosedur pengobatan yang dapat menyebabkan nyeri (Sigit Nian Prasetyo, 2010). Tetapi dari hasil penelitian ini faktor usia tidak menjadi pengaruh terhadap tingkat nyeri yang di rasakan responden. Dari gambar diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SD sejumlah 6 orang (42,9 4), kemudian SMP sejumlah 4 orang (28,6 %) dan SMA sejumlah 4 orang (28,6 %). Dan tidak satu pun responden yang berpendidikan perguruan tinggi. Tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuannya, pada umumnya tingkat pengetahuan yang tinggi akan memudahkan seseorang untuk memecahkan informasi dan kemudian dapat menentukan pilihan dalam pelayanan kesehatan dan menerapkan hidup yang sehat dikemudian hari. Sedangkan dari gambar diatas menunjukkan bahwa 5 orang responden (35,7 %) tidak bekerja, dan tidak satupun responden sebagai pensiunan. Hal ini di sebabkan berat ringannya pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi nyeri yakni seseorang yang terbiasa bekerja memiliki persepsi nyeri yang lebih rendah Halalaman 68

6 karena mengganggap nyeri adalah sesuatu yang biasa. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa pada penderita nyeri gigi sebelum dilakukan kumur air garam merasakan tingkat nyeri yang berbeda-beda sehingga peneliti menyimpulkan bahwa karakteristik nyeri yang dirasakan individu berbeda sesuai dengan latar belakang usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. 2. Identifikasi Tingkat Nyeri Gigi Setelah Kumur Air garam Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik tingkat nyeri yang dirasakan responden setelah melakukan kumur air garam rata-rata adalah 2 (sedikit sakit) artinya responden mengalami penurunan tingkat nyeri. Hal ini terbukti dari hasil penelitian bahwa dari 14 responden, 12 responden mengalami penurunan nyeri gigi, 1 responden nyerinya tetap dan 1 responden lagi mengalami peningkatan nyeri gigi setelah kumur air garam. Nyeri gigi merupakan suatu gejala nyeri yang dapat timbul ketika terkena bermacam-macam rangsangan, antara lain : rangsang termis yang ditandai dengan perubahan suhu, minum minuman yang panas atau dingin, mekanis terjadi melalui masuknya makanan yang manis dan lengket, ataupun juga elektris yaitu rasa nyeri pada saat gigi dikenai tindakan perawatan. Selain adanya rangsangan, nyeri juga dapat timbul secara spontan. Nyeri gigi ditimbulkan oleh rangsang yang diterima melalui struktur gigi yaitu , kemudian diteruskan ke dentin, sampai ke hubungan pulpa-dentin, yang mengandung reseptor nyeri dan akhirnya ke pulpa. Reseptor nyeri tersebut merupakan nosiseptor. Pada nosiseptor terjadi proses perubahan rangsang menjadi impuls saraf. Rangsang pada nosiseptor akan menimbulkan impuls nyeri. Impuls nyeri dari gigi akan dihantarkan melalui serabut saraf cabang saraf maksilaris dan mandubularis yang keduanya merupakan cabang dari saraf trigeminus. Saraf maksilaris manghantarkan impuls nyeri dari gigi bagian rahang atas, sedangkan impuls nyeri dari gigi bagian rahang bawah dihantarkan oleh saraf mandibularis (Prabowo, 2010). Untuk mengurangi nyeri tersebut dapat menggunakan garam makan yang dicampurkan dengan air lalu dikumur oleh penderita sakit gigi. Garam mengandung antibakteri yang mampu mengurangi bakteri di dalam gigi dan iodium di dalam garam dapat menurunkan ngilu pada gigi (Wahyudi, 2008). Sebagian besar responden mengalami penurunan nyeri setelah melakukan kumur air garam, hal ini karena kandungan yang terdapat di dalam garam itu sendiri yakni iodium dan anti bakteri di mana iodium dapat menekan impuls nyeri ke reseptor sehingga rangsangan dentin berkurang dan impuls tidak sampai ke reseptor pulpa sehingga impuls nyeri berkurang dan nyeri menurun, selain itu karena garam juga mengandung anti bakteri, maka bakteri yang terdapat pada gigi yang bermasalah dapat berkurang. Meskipun demikian juga ada responden yang mengalami peningkatan nyeri hal ini disebabkan karena pada saat penelitian selain mengalami nyeri gigi responden juga mengalami peradangan pada gusi sehingga terasa nyeri saat dilakukan kumur air garam. 3. Efektifitas Kumur Air Garam Terhadap Penurunan Nyeri Gigi Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 14 responden didapatkan nilai rata-rata tingkat nyeri sebelum diberikan kumur air garam adalah 6 (Mengganggu aktivitas) dengan standart deviasi sebesar sedangkan nilai rata-rata tingkat nyeri setelah diberikan kumur air garam adalah 2 (Sedikit sakit) dengan standart deviasi sebesar Dari hasil observasi tingkat nyeri antara sebelum dan setelah kumur air garam tersebut kemudian dilakukan uji normalitas dan diketahui hasilnya dari tabel Shapiro-Wilk untuk data Skala nyeri sebelum kumur air garam didapatkan nilai sebesar 0,120 dan data Skala nyeri setelah kumur air garam didapatkan nilai sebesar 0,004 maka dapat disimpulkan bahwa salah satu data tidak berdistribusi normal, sehingga tidak dapat dilakukan uji statistik dengan uji Hal 69

7 Paired T test (uji komparasi 2 sampel berpasangan). Karena data tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji Wilcoxon Match Pairs Test dengan derajat kemaknaan p 0,05. Dari hasil uji Wilcoxon Match Pairs Test didapatkan 12 responden mengalami penurunan nyeri gigi, 1 responden nyerinya tetap dan 1 responden lagi mengalami peningkatan nyeri gigi setelah kumur air garam. Dengan uji Wilcoxon diperoleh angka Asymp. Sig. (2-tailed) 0,003 karena nilai p value (< 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya Kumur air garam efektif terhadap penurunan nyeri pada penderita nyeri gigi di Sumolepen Kelurahan Balongsari Mojokerto. Sampai saat ini telah banyak diupayakan untuk mengurangi atau mengatasi rasa nyeri. Berbagai obat anti nyeri telah banyak dikembangkan termasuk penggunaan bahan herbal. Penggunaan obat ini memegang peranan penting dalam dunia kedokteran gigi. Selain penggunaan obat-obatan ada pula cara tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi atau mengurangi rasa nyeri pada gigi yakni dengan menggunakan kumur air garam oleh penderita sakit gigi. Garam mengandung antibakteri yang mampu mengurangi bakteri di dalam gigi dan iodium di dalam garam dapat menurunkan ngilu pada gigi (Wahyudi, 2008). Dalam penelitian ini sebelum diberikan kumur air garam, terlebih dahulu peneliti mengobservasi tingkat nyeri gigi responden. Di mana responden yang akan menjadi subjek penelitian tidak diperkenankan menggunakan obat-obatan nyeri gigi selama penelitian, hal ini dimaksudkan agar obat pereda nyeri tersebut tidak mempengaruhi efektifitas kumur air garam itu sendiri. Kemudian peneliti memberikan air garam kepada responden dengan komposisi air 100 ml dan garam 24 gram( 1 sendok makan penuh ) diaduk hingga tercampur, lalu anjurkan responden untuk melakukan kumur air garam berulang-ulang selama 5 menit dan pada saat kumur tahan air garam di dalam mulut kurang lebih selama 1 menit dan tunggu hasilnya ± 10 menit. Setelah itu observasi kembali tingkat nyeri gigi responden untuk mengetahui perubahan tingkat nyeri yang dialami responden. Dimana peneliti mengambil 14 responden dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang berbeda, dari 14 responden tersebut sebagian besar mengalami penurunan nyeri gigi. Oleh karena itu, penanganan nyeri gigi selain dengan terapi pengobatan (farmakologis) juga harus didukung dengan terapi non farmakologis seperti kumur air garam, karena relatif mudah dan murah sehingga dengan kumur air garam diharapkan penanganan nyeri gigi bisa lebih efektif. Tetapi bagaimanapun juga apabila nyeri gigi tidak berkurang setelah diberikan kumur air garam sebaiknya memeriksakan ke Dokter gigi karena apabila terlambat banyak sekali komplikasi yang dapat ditimbulkan, selain itu perawatan gigi sebagai pencegahan masalah gigi juga sangat penting seperti menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur. SIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa kumur air garam efektif terhadap penurunan nyeri pada penderita nyeri gigi. DAFTAR PUSTAKA Admin.b (2007). Macam, jenis, manfaat dan bahaya garam.www/http : ubb.ac.id Alimul, Aziz. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika Amirta, Yolanda. (2007). Sehat Murah Dengan Air. Purwokerto : Kelurga Dokter Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineke Cipta Dovgan, J.E.(2002). Tootache and Tooth Pain Guide.www/http: endodovgan.com Fatmawati, Renika.(2010). Rumus Cerdas Kimia SMP. Yogyakarta : Andra Publishing Herijulianti, Eliza. (2001). Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta : EGC Halalaman 70

8 Masaro, Emoto. (2006). The True Power Of Water. Jakarta : Gramedia M. D, Batmanghelidj. (2007). Air Untuk Menjaga Kesehatan Dan Menyembuhkan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Potter. (2005). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta : EGC. Halaman Prasetyo, Prabowo. Et all. (2010). Cara Cepat Menguasai Hypno Healing. Yogyakarta : Leutika Prasetyo.(2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha Ilmu Republika Newsroom. (2009). Gigi Sehat Berkat Garam dan Sirih. www/http : koran.republika.co.id Sulaiman, Subhi. (2009). Terapi Penyembuhan Dengan Air. Jakarta : Zitad Visi Media Setiadi. (2007). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta. Graha Ilmu Sweetspe. (2010). Penyebab Sakit Gigi Dan Cara Penanganannya. www/http: sweetspearls.com Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC Tomoko.(2010). Sakit Gigi Sumber Penyakit kronis. www/http : roemah-imut.com Nury, Nusdwinuriningtyas.(2008). Kala Nyeri Harus Terukur.www/http : wikumu.com Wahyudi, Eva.(2008). Dari Dasar Laut.www/http : duniawanita.com Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (2010). Sifat Kimia Dan Fisika Air. http//id.wikipedia.org Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (2010). Karies Gigi. www/http : id.wikipedia.org Hal 71

EFEKTIFITAS KUMUR AIR GARAM TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA NYERI GIGI DI SUMOLEPEN KELURAHAN BALONGSARI KOTA MOJOKERTO

EFEKTIFITAS KUMUR AIR GARAM TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA NYERI GIGI DI SUMOLEPEN KELURAHAN BALONGSARI KOTA MOJOKERTO EFEKTIFITAS KUMUR AIR GARAM TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA NYERI GIGI DI SUMOLEPEN KELURAHAN BALONGSARI KOTA MOJOKERTO Nuris Kushayati, S.Kep.Ns ABSTRACT Dental pain is a symptom of pain that

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI Widhi Sumirat Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Secara umum kesehatan mulut dan gigi telah mengalami peningkatan

Lebih terperinci

KEPATUHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI DI SDN KEBUN DADAP BARAT KECAMATAN SARONGGI

KEPATUHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI DI SDN KEBUN DADAP BARAT KECAMATAN SARONGGI KEPATUHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI DI SDN KEBUN DADAP BARAT KECAMATAN SARONGGI Andri Setiya Wahyudi, Program Studi Diploma Kebidanan UNIJA Sumenep, e-mail; andry_remas@yahoo.co.id Sudarso,

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B Khoiro Fatim 1), Iis Suwanti 2) *Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Dian Husada, Email : khoirocute@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan tekanan darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas normal, dimana tekanan sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau optimal yaitu 120

Lebih terperinci

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN Intan Pratika M *) Abstrak Desain penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN... Dian Nurafifah ...ABSTRAK...

PENDAHULUAN... Dian Nurafifah ...ABSTRAK... HUBUNGAN PERILAKU PENCEGAHAN KARIES GIGI DAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI DUSUN SUMBERPANGGANG DESA LOPANG KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN Dian Nurafifah.......ABSTRAK....... Karies gigi

Lebih terperinci

PERBEDAAN SKALA NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE PUNGGUNG DAN TANPA MASASE PUNGGUNG

PERBEDAAN SKALA NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE PUNGGUNG DAN TANPA MASASE PUNGGUNG PERBEDAAN SKALA NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE PUNGGUNG DAN TANPA MASASE PUNGGUNG Kiftiyah Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : kiftiyah83@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan dirumuskan dalam visi dan misi Indonesia Sehat 2010. Usaha mewujudkan pembangunan

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG ANEMIA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN. Kiftiyah

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG ANEMIA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN. Kiftiyah PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG ANEMIA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN Kiftiyah Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : kiftiyahsugiarto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu masalah kesehatan yang membutuhkan penanganan yang berkesinambungan karena memiliki dampak yang sangat luas, sehingga

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI Anas Tamsuri*, Ahmad Subadi.** *) Dosen Akper Pamenang Pare **) Perawat Magang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Lansia mengalami proses menua (aging process) secara alami yang tidak dapat dihindari (Hawari, 2007). Namun pengaruh proses menua sering menimbulkan bermacam-macam

Lebih terperinci

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN Hariyadi,S.Kp.,M.Pd (Prodi Keperawatan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental Semu (Quasi Experiment Design) yaitu desain. Rancangan yang dipilih adalah One Group Pretest-Postest

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental Semu (Quasi Experiment Design) yaitu desain. Rancangan yang dipilih adalah One Group Pretest-Postest BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Melihat dari rumusan masalah yang ada, yaitu untuk mengetahui apakah air rebusan daun salam berpengaruh terhadap penurunan kadar asam urat pada

Lebih terperinci

PERBEDAAN KHASIAT ANTARA BIJI ALPUKAT DAN BUNGA CENGKEH DALAM MENGHILANGKAN SAKIT GIGI (HYPEREAMI PULPA) PADA MASYARAKAT YANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS

PERBEDAAN KHASIAT ANTARA BIJI ALPUKAT DAN BUNGA CENGKEH DALAM MENGHILANGKAN SAKIT GIGI (HYPEREAMI PULPA) PADA MASYARAKAT YANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS PERBEDAAN KHASIAT ANTARA BIJI ALPUKAT DAN BUNGA CENGKEH DALAM MENGHILANGKAN SAKIT GIGI (HYPEREAMI PULPA) PADA MASYARAKAT YANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS Abral dan Asmaul Husna Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA Suryagustina*, Rimba Aprianti**, Isna Winarti*** Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Personal hygiene adalah suatu cara pemeliharaan kesehatan diri seseorang baik fisik maupun psikis yang bertujuan untuk mencegah terjangkitnya penyakit serta memperbaiki

Lebih terperinci

1. Mitos: Menyikat gigi beberapa kali sehari merugikan enamel.

1. Mitos: Menyikat gigi beberapa kali sehari merugikan enamel. 1. Mitos: Menyikat gigi beberapa kali sehari merugikan enamel. Fakta: Mungkin saja sebagian mitos ini benar. Biasanya, itu sudah cukup untuk menyikat gigi dua kali sehari, tapi jika Anda memiliki kesempatan

Lebih terperinci

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang pp PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNANTEKANANDARAH PADA LANSIA PENDERITAHIPERTENSIDI PANTISOSIAL WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 2014 Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina

Lebih terperinci

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI HERNIA DI RSUD WILAYAH KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi DIAN APRIANTO NIM : 08.0263.S

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Lexy Oktora Wilda STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com ABSTRAK Background. Prevalensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Dwi Helynarti, S.Si *) Abstrak Kanker serviks uteri merupakan penyakit

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga banyak penderita yang tidak mengetahui

Lebih terperinci

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia. PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT PADA LANSIA DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUNAN LANJUT USIA BUDI AGUNG KUPANG Yasinta Asana,c*, Maria Sambriongb, dan Angela M. Gatumc

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi tubuh keseluruhan. Gigi merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuat sayatan serta diakhiri dengan penutupan dan penjahitan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA Oleh : Diyono 1 Sriyani Mugiarsih 2 Budi Herminto 3 Abstract Background. Pain is an unpleasant sensory

Lebih terperinci

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA PENGARUH TERAPI KOGNITIF TERHADAP PENURUNAN RESPON DEPRESI PADA PASIEN KUSTA Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, M.Kep. Sp.Kep.J 0028108104 PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Jenis dari penelitian ini adalah penelitian eksperimen (intervensi) kepada responden berupa pemberian konseling gizi, yang kemudian diukur akibat atau pengaruh

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS OBAT KUMUR DALAM MENGHILANGKAN BAU MULUT (HALITOSIS) PADA PEROKOK AKTIF

EFEKTIVITAS OBAT KUMUR DALAM MENGHILANGKAN BAU MULUT (HALITOSIS) PADA PEROKOK AKTIF EFEKTIVITAS OBAT KUMUR DALAM MENGHILANGKAN BAU MULUT (HALITOSIS) PADA PEROKOK AKTIF Asmaul Husna dan Abral Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Pontianak Email: doktergigiabral@gmail.com Abstrak: Bau mulut

Lebih terperinci

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari enamel terus ke dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah faktor (multiple factors)

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU MENGHADAPI MENOPAUSE DI PEDUKUHAN DAGARAN PALBAPANG BANTUL KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Wulandari

Lebih terperinci

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN : TERDAPAT PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN ANESTESI UMUM DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Oleh: Satriyo Agung, Annisa Andriyani, Dewi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia sangat memerlukan anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan pembangunan kelak di kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016 PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU DUSUN JELAPAN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: INDAH RESTIANI

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP KADAR GULA DARAH PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS DI RS GATOEL MOJOKERTO

PENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP KADAR GULA DARAH PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS DI RS GATOEL MOJOKERTO PENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP KADAR GULA DARAH PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS DI RS GATOEL MOJOKERTO Anton Basuki 1, Sri Sudarsih, S.Kp., M.Kes. 2 ) Abstrak Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai

Lebih terperinci

BAB IV. Pendidikan SMP SMA DIII S1 S2 Jumlah 2.9% 100% S2 3% SMP 29% DIII 15%

BAB IV. Pendidikan SMP SMA DIII S1 S2 Jumlah 2.9% 100% S2 3% SMP 29% DIII 15% 46 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Pendidikan Pendidikan terakhir responden di RW 04 Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang yaitu SMP, SMA, DIII, S1, dan S2 dengan distribusi

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab Pengertian

Pendahuluan. Bab Pengertian Bab 1 Pendahuluan 1.1 Pengertian Nyeri dento alveolar yang bersifat neuropatik merupakan salah satu kondisi nyeri orofasial dengan penyebab yang hingga saat ini belum dapat dipahami secara komprehensif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami oleh setiap wanita adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang wajar yang ditandai dengan berhentinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian pra-experimental menggunakan one graup pre testpost

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian pra-experimental menggunakan one graup pre testpost 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian pra-experimental menggunakan one graup pre testpost test

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan

Lebih terperinci

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore Gambaran Perbedaan Intensitas Dismenore Setelah Melakukan Senam Dismenore Pada Remaja OCTA DWIENDA RISTICA, RIKA ANDRIYANI *Dosen STIKes Hang Tuah ABSTRAK Dismenore merupakan gangguan menstruasi yang sering

Lebih terperinci

Putri Indah Dwipayanti, S.Kep.Ns ABSTRACT

Putri Indah Dwipayanti, S.Kep.Ns ABSTRACT EFEKTIFITAS BUAH BELIMBING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI SUMOLEPEN KELURAHAN BALONGSARI KOTA MOJOKERTO The Effectiveness Of Star Fruit On Reducing Blood Pressure In Hypertensive

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG Siti Romadoni, Aryadi, Desy Rukiyati PSIK STIKes Muhammadiyah Palembang Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu masalah kesehatan yang memerlukan penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai dampak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian eksperimental quasi yang telah dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya pengaruh obat anti ansietas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering memengaruhi individu pada segala usia, karies gigi merupakan masalah oral yang utama pada anak-anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan jenis gangguan mental paling sering terjadi di dunia dengan prevalensi lebih dari 15%, dengan persentase wanita lebih banyak dibandingkan pria

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. one group design. Desain ini melibatkan satu kelompok dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. one group design. Desain ini melibatkan satu kelompok dengan 32 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan pre-post test only one group design.

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan kejadian yang akan dialami oleh semua orang yang diberi umur panjang, dan tidak dapat dihindari oleh siapapun. Proses menghilangnya secara perlahan

Lebih terperinci

MEDIA AUDIO VISUAL DAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK PRA SEKOLAH

MEDIA AUDIO VISUAL DAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK PRA SEKOLAH MEDIA AUDIO VISUAL DAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK PRA SEKOLAH Dian Nurafifah Dosen Prodi D3 Kebidanan STIKes Muhammadiyah Lamongan email: diannurafifah66@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup Fisiologi dan Ilmu Kedokteran Olahraga. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di

Lebih terperinci

PENGARUH PERAN ORANG TUA TENTANG PERAWATAN GIGI TERHADAP TERJADINYA KARIES DENTIS PADA ANAK PRA SEKOLAH

PENGARUH PERAN ORANG TUA TENTANG PERAWATAN GIGI TERHADAP TERJADINYA KARIES DENTIS PADA ANAK PRA SEKOLAH PENGARUH PERAN ORANG TUA TENTANG PERAWATAN GIGI TERHADAP TERJADINYA KARIES DENTIS PADA ANAK PRA SEKOLAH Darsini Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Insan Cendekia Medika Jombang Email : darsiniwidyanto4@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental 39 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental dengan pretest-posttest with control group design yaitu menggunakan kelompok perlakuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres 2.1.1 Definisi Stres dan Jenis Stres Menurut WHO (2003) stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health,

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Dewi Winahyu. *) Dera Alfiyanti **), Achmad Solekhan ***)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini termasuk rancangan Quasy Experiment untuk menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien diabetes melitus.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi hingga menjalar ke dentin. 1 Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

Lebih terperinci

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RUANG KUTILANG RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG-MALANG Rakhma Nora Ika

Lebih terperinci

PENTINGNYA PERAWATAN GIGI DAN MULUT SELAMA KEHAMILAN

PENTINGNYA PERAWATAN GIGI DAN MULUT SELAMA KEHAMILAN PENTINGNYA PERAWATAN GIGI DAN MULUT SELAMA KEHAMILAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknologi Informasi dalam Kebidanan yang dibina oleh Nurudin Santoso,ST.,MT. Oleh Indah Maswari Agustin NIM 1302100029

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina Korespondensi: Lilin Turlina, d/a : STIKes Muhammadiyah

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS SENAM JANTUNG TERHADAP PERUBAHAN STATUS TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI PADA PENGHUNI RUMAH TAHANAN KLAS IIB PRAYA LOMBOK TENGAH ABSTRAK

EFEKTIFITAS SENAM JANTUNG TERHADAP PERUBAHAN STATUS TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI PADA PENGHUNI RUMAH TAHANAN KLAS IIB PRAYA LOMBOK TENGAH ABSTRAK ISSN : 2477 0604 Vol. 2 No. 2 Oktober-Desember 2016 11-19 EFEKTIFITAS SENAM JANTUNG TERHADAP PERUBAHAN STATUS TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI PADA PENGHUNI RUMAH TAHANAN KLAS IIB PRAYA LOMBOK TENGAH 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini desain komparasi menggunakan quasi experiment

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini desain komparasi menggunakan quasi experiment BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini desain komparasi menggunakan quasi experiment yaitu penelitian yang menguji coba suatu intervensi pada sekelompok subyek dengan atau

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*) EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO Dwi Helynarti Syurandari*) Abstrak Perilaku Hidup bersih dan Sehat merupakan sekumpulan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan. Jika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin

BAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin perawatan bayi selama ratusan tahun di banyak kebudayaan dan salah satu teknik terapi tertua di dunia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan manusia, terutama dalam proses pencernaan makanan. Untuk itu kesehatan gigi dan mulut anak sangat

Lebih terperinci

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

Disusun Oleh : MIA JIANDITA PENGARUH PEMBERIAN JUS ALPUKAT DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU EDELWEIS DUSUN SERUT PALBAPANG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi

Lebih terperinci

PENTINGNYA OLAH RAGA TERHADAP KEBUGARAN TUBUH, KESEHATAN GIGI DAN MULUT.

PENTINGNYA OLAH RAGA TERHADAP KEBUGARAN TUBUH, KESEHATAN GIGI DAN MULUT. PENTINGNYA OLAH RAGA TERHADAP KEBUGARAN TUBUH, KESEHATAN GIGI DAN MULUT. FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG OLAH RAGA ADALAH SERANGKAIAN GERAK TUBUH YANG TERATUR DAN TERENCANA SERTA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis kronik yang berobat di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD Dr. Moewardi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Respirologi, Alergi dan Imunologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Karya Tulis Ilmiah Disusun untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Padukuhan Kasihan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebersihan mulut merupakan hal yang sangatlah penting. Beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebersihan mulut merupakan hal yang sangatlah penting. Beberapa masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebersihan mulut merupakan hal yang sangatlah penting. Beberapa masalah mulut bisa terjadi karena karena kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut sehingga kesadaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang diambil merupakan jenis penelitian kuantitatif yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post test control

Lebih terperinci

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH (Games Therapy Towards to Psychologic Adaptation in School Age Children) Retno Twistiandayani*, Siti Mahmudah** * Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis kronik yang berobat di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL. Selama penelitian diambil sampel sebanyak 50 pasien

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI Rofli Marlinda *)Rosalina, S.Kp.,M.Kes **), Puji Purwaningsih, S.Kep., Ns **) *) Mahasiswa PSIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terapi intravena adalah suatu cara dari pengobatan untuk memasukan obat atau vitamin ke dalam tubuh pasien (Darmawan, 2008). Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Tresna Komalasari ABSTRAK Teknik relaksasi dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU Titiek Idayanti Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto E-mail : tik.nurul@gmail.com ABSTRAK Seorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era BAB 1 PENDAHULUAN 1.I. LATAR BELAKANG Penyakit hipertensi termasuk penyakit yang banyak diderita orang tanpa mereka sendiri mengetahuinya. Penyakit hipertensi dapat mengakibatkan berbagai hal yang menyusahkan,

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI Ibrahim N. Bolla ABSTRAK Tindakan pembedahan adalah suatu tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah suatu penyakit yang tidak kalah pentingnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah suatu penyakit yang tidak kalah pentingnya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi adalah suatu penyakit yang tidak kalah pentingnya dengan penyakit lain, karena karies gigi dapat mengganggu aktifitas seseorang dalam melaksanakan tugasnya

Lebih terperinci

Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi

Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi Komplikasi diabetes mellitus pada kesehatan gigi masalah dan solusi pencegahannya. Bagi penderita diabetes tipe 2 lebih rentan dengan komplikasi kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan quasy eksperiment pre-test & post-test with control group

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan quasy eksperiment pre-test & post-test with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini menggunakan quasy eksperiment pre-test & post-test with control group design.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design dengan menggunakan rancangan two group pretest-post test with control group design. Observasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 2 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara dua variabel yaitu menopause dengan Sindroma Mulut Terbakar (SMT).

Lebih terperinci

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN Sri Hidayati 1, Naning K.Utami 2, Metty Amperawati 3 ABSTRAK Karies gigi adalah suatu proses kerusakan yang terbatas pada jaringan

Lebih terperinci