Nora Haryani, Gambaran Pengetahua
|
|
- Johan Sudjarwadi
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GAMBARAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA PENDERITA ARTRITIS REUMATOID TERHADAP PERAWATAN NYERI SENDI DI DESA PAYA KULBI KECAMATAN KARANG BARU KABUPATEN ACEH TAMIANG Nora Hayani 1 1 Dosen Prodi D-III Keperawatan Kota Langsa ABSTRAK Artritis Reumatoid penyakit yang paling sering diderita masyarakat di dunia, dengan penderita hampir satu milyar orang. Artritis Reumatoid dapat merupakan manifestasi artikular berbagai penyakit dan beberapa penyakit Artritis Reumatoid mempunyai manifestasi ekstraartikular pada berbagai organ. Penelitian ini bertujuan mengetahui Gambaran Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga Penderita Artritis Reumatoid Terhadap Perawatan Nyeri Sendi Di Desa Paya Kulbi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 215.Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cros sectional. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan peneliti berdasarkan variabel penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita artritis reumatoid yang terdapat di Desa Paya Kulbi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang, jumlah sampel sebanyak 48 responden teknik pengambilan sampel dengan cara total sampling. Hasil penelitian didapatkan dari 48 responden menunjukan bahwa mayoritas responden melakukan perawatan nyeri sendi yaitu sebanyak 33 responden (68,8%), dari faktor pengetahuan menunjukkan bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 22 responden (45,8), dan dari faktor dukungan keluarga menunjukkan bahawa mayoritas responden mendapatkan dukungan keluarga yaitu sebanyak 47 responden (98%). Diharapkan kepada masyarakat untuk dapat meningkatkan pengetahuan tentang perawatan nyeri sendi pada penderita artritis reumatoid sehingga masyarakat tidak menganggap bahwa penyakit artritis reumatoid merupakan penyakit yang biasa terjadi pada masyarakat. Kata Kunci : Pengetahuan, dukungan Keluarga, perawatan, nyeri sendi, artritis reumatoid ISSN :
2 PENDAHULUAN Artritis Reumatoid merupakan suatu penyakit yang menyerang sendi, semua orang rentan terkena penyakit Artritis Reumatoid, hal itu tentu saja tergantung pada jenis Artritis Reumatoid. Banyak macam penyakit yang memperhatikan gejala Artritis Reumatoid tergantung pada penyakit yang mendasari. Secara umum penderita Artritis Reumatoid akan merasa nyeri pada sendi dan tulang biasanya mulai terjadi pada usia pertengahan (Junaidi, 26). Penanganan Atritis Reumatoid difokuskan pada cara mengontrol rasa sakit, mengurangi kerusakan sendi, dan meningkatkan kualitas hidup. Penanganan untuk Artritis Reumatoid dapat meliputi terapi farmakologis (o bat-obatan) contohnya analgetik, kortikosteroid, non farmakologis dan tindakan operasi. Tindakan nonfarmakologis untuk penderita nyeri Artritis Reumatoid diantaranya adalah sentuhan terapeutik, akupresur, relaksasi dan tehnik imajinasi, distraksi, hypnosis, Terapi air hangat. Penatalaksanaan non farmakologi mempunyai kelebihan dan kekurangan walaupun manfaatnya sama untuk menurunkan nyeri, Keunggulan dari air hangat untuk penderita Artritis Reumatoid yaitu air hangat dapat memvasodilatasi pembuluh darah sehingga otot menjadi elastis atau tidak kaku sehingga otot tidak akan menekan pada sendi yang terkena dampak erosi, sehingga akan menurunkan persepsi nyeri. Terapi hangat merupakan tekhnik yang sangat sederhana untuk menurunkan rasa nyeri dan teknik ini bisa dilakukan secara mandiri dirumah tanpa menimbulkan efek samping sehingga keluarga dan klien bias mengontrol rasa nyeri secara mandiri (Potter & Perry, 26). Organisasi kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa 2% penduduk dunia terserang penyakit Artritis Reumatoid. Dimana 5-1% adalah mereka yang berusia 5-2 tahun dan 2% mereka yang berusia 55 tahun (wiyono, 21). Setelah penyakit jantung, Artritis Reumatoid menjadi penyakit nomor dua penyebab disability (ketidakmampuan gerak).who mencanangkan bahwa merupakan decade tulang dan sendi. Menurut survey yang dilakukan oleh Handoyo (21) terhadap orang -orang berusia diatas 5 tahun di Singosari-Malam terdapat 61,% mengalami reumatik. Sedangkan angka kejadian (prevelensi) terhadap berbagai keluhan rematik di kota madya malang wanita lebih tinggi (56,%) dengan keluhan paling banyak nyeri pada daerah lutut (23,4%). berdasarkan hasil penilitian dari zeng et al (211) prevelensi nyeri Artritis Reumatoid di Indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3%. Angka ini menunjukkan bahwa nyeri akibat Artritis Reumatoid sudah cukup mengganggu aktivitas masyarakat. Hasil Sensus Kesehatan Nasional (21), penduduk Indonesia berusia lebih dari 15 tahun sebanyak 6% pernah didiagnosa Artritis Reumatoid, sedangkan persentase penyakit Artritis Reumatoid di Sumatera 6,1%, Jawa-Bali 6,3%, dan kawasan Indonesia timur 5,%.(Depkes,21). Prevalensi nasional penyakit sendi adalah 3,3% dan sebanyak 11 provinsi mempunyai prevelensi penyakit sendi yang sama, termasuk Nanggro Aceh Darussalam. (Riset Kesehatan Nasional, 212). Provinsi Aceh pada tahun 213 terdapat (2,65%) penderita Artritis Reumatoid, Sedangkan dikabupaten Aceh Tamiang terdapat penderita Artritis Reumatoid (Dinkes Kabupaten Aceh Tamiang, 214) Data yang diperoleh dari buku register kunjungan pasien rawat jalan serta 1 penyakit terbesar di Karang Baru selama satu tahun dimulai dari bulan maret 214 sampai februari tahun 215 sebanyak 9 orang. Salah satu penyakit yang menonjol di kecamatan Karang Baru terutama pada desa paya kulbi tahun 214 adalah penyakit Artritis Reumatoid. ISSN :
3 Berdasarkan Survey awal yang dilakukan penulis di Desa Paya Kulbi kecamatan karang baru kabupaten aceh tamiang pada tahun 214 berjumlah 38 penderita dan pada tahun 215 berjumlah 48 penderita Artritis Reumatoid. Dari hasil wawancara dengan penderita Artritis Reumatoid yang berobat dipuskesmas diketahui bahwa masih banyak penderita Artritis Reumatoid yang belum mengetahui bagaimana cara merawat saat gejala timbul dirumah, hal yang sering dilakukan oleh pederita Artritis Reumatoid hanya memijat dan memberikan obat oles pada areal yang sakit. Masalah penyakit Artritis Reumatoid yang banyak terjadi di masyarakat dimana mereka lebih cenderung mengobati sendiri dengan mengkomsumsi obat bebas, jamu serta mencampurnya tanpa mencari pelayanan kesehatan yang tepat sehingga risiko terjadinya kekambuhan penyakit Artritis Reumatoid dapat terjadi. Menurut Effendi (211) dalam penelitiannya di Surabaya menyatakan bahwa nyeri dan kaku sendi merupakan gejala yang paling banyak dikeluhkan penderita Artritis reumatoid. Cukup sulit untuk mendeskripsikan nyeri karena nyeri merupakan gejala yang sangat subjektif. Sebagian orang yang mengalami nyeri berusaha menghilangkan pikiran itu agar lebih siap untuk menghadapinya. Oleh karena itu persoalan nyeri sangat bersifat individual (Gozana, 26). Serangan nyeri yang terus menerus dapat menimbulkan kelemahan sehinga mereka tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari, seperti memasak, mandi, berjalan, dan lain-lain (Sahar, 26). Banyak masyarakat yang cenderung untuk memandang obat sebagai satusatunya metode untuk menghilangkan nyeri. Diantara obat yang dipakai untuk menghilangkan nyeri adalah obat anti inflamasi non steroid (OAINS). Penggunaan OAINS yang tidak efektif dapat menyebabkan efek samping yang serius seperti erosi pada lambung, gangguan saluran pencernaan, kerusakan pada ginjal sampai perdarahan lambung. Resiko ini akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya usia penderita dan dosis yang dipakai (Myrnawati, 21). Pengetahuan penderita Artritis Reumatoid tentang mencari pengobatan sangat minim sekali, hal ini akan meningkatkan penderita Artritis Reumatoid, informasi global yang mudah di akses tidak mampu memberikan pengaruh besar bagi kaum awam penderita Artritis Reumatoid (Ocviyanti,21). Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat juga menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima. Dukungan keluarga dan masyarakat mempunyai andil besar dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan yaitu dengan adanya pengawasan dan pemberi dorongan kepada penderita (Niven, 26). Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap perawatan nyeri sendi pada Artritis Reumatoid di Desa Paya Kulbi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 215. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain Cross Sectional Study, Penelitian dilakukan di Desa Paya Kulbi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang, Populasi dalam penelitian ini sebanyak 48 orang, teknik pengambilan sampel dengan metode total sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, Data dianalisis secara univariat, penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan dan Dukungan Keluarga Penderita Artritis Rheumatoid Terhadap Perawatan Nyeri ISSN :
4 Sendi di Desa Paya Kulbi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 215, yang dilakukan terhadap 48 Penderita Artritis Reumatoid diperoleh dari hasil sebagai berikut: a. Perawatan Nyeri Sendi Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Perawatan Nyeri Sendi di Desa Paya Kulbi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 215 No Melakukan F % perawatan nyeri sendi 1 Ya 33 68,8 2. Tidak 15 31,2 Jumlah 48 1 b. Pengetahuan Tabel. 2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Penderita Artritis Rematoid di Desa Paya Kulbi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 215 No Pengetahuan F % 1. Baik 11 22, Cukup Kurang ,8 42,6 Jumlah 48 1 c. Dukungan Keluarga Tabel. 3 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Penderita Artritis Rematoid di Desa Paya Kulbi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 215 No Dukungan F % keluarga 1 Kurang Baik 47 9 Jumlah 48 1 N o Tabel Silang Tabel. 4 Distribusi Pengetahuan Penderita Artritis Rematoid terhadap Nyeri Sendi Desa Paya Kulbi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 215 N o Penge tahua n Perawatan Jumlah Nyeri sendi Ya Tidak F % F % F % 1. Baik 8 63, , Cuku 1 86, 3 13,7 2 p Kuran g 5 Jumla h Tabel Distribusi Dukungan Keluarga Penderita Artritis Rematoid terhadap Nyeri Sendi Desa Paya Kulbi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 215 Duku ngan Kelua rga Perawatan Jumlah Nyeri sendi Ya Tidak F % F % F % 1. Kuran g Baik 3 3 7, , Jumla h PEMBAHASAN Perawatan Nyeri Sendi Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 48 responden yang melakukan perawatan nyeri sendi sebanyak 33 responden ( 68,8%) dan yang tidak ISSN :
5 melakukan perawatan nyeri sendi sebanyak 15 responden (31,2%). Nyeri merupakan gejala penyakit Artritis reumatoid yang paling sering menyebabkan seseorang mencari pertolongan medis. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan banyak orang dibanding suatu penyakit manapun (Smeltzer, 24). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Munira (28) memperlihatkan bahwa mayoritas penderita artritis reumatoid melakukan perawatan nyeri sendi dikarenakan pengetahuan yang baik tentang perawatan nyeri sendi dan akibat rasa nyeri yang tidak terhahankan yang mengganggu aktifitas mereka. sehingga mereka harus melakukan perawatan pada sendi. Pengetahuan Penderita Artritis Rumatoid terhadap Perawatan Nyeri Sendi Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa dari 48 (1%) ada 11 responden yang memiliki pengetahuan baik, yang melakukan perawatan nyeri sendi yaitu sebanyak 8 responden ( 63,7%) dan yang tidak melakukan perawatan nyeri sendi yaitu sebanyak 3 responden (36,3%), dan ada 22 responden yang memiliki pengetahuan cukup, yang melakukan perawatan nyeri sendi yaitu sebanyak 19 responden (86,3%), dan yang tidak melakukan perawatan nyeri sendi pada penderita artritis reumatoid yaitu sebanyak 3 responden (13,7%), dan ada 15 responden yang memiliki pengetahuan kurang, melakukan perawatan nyeri sendi yaitu sebanyak 6 responden (4%), dan yang tidak melakukan perawatan nyeri sendi pada penderita artritis reumatoid yaitu sebanyak 9 responden (6%). Menurut Notoatmodjo (21), pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ikmaluddin (21) terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan pasien artritis reumatoid dengan perawatan nyeri sendi, dimana pasien yang berpengetahuan baik lebih besar kemungkinan melakukan perawatan nyeri sendi dengan baik. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andriani (212) memperlihatkan ada hubungan yang bermakna pengetahuan penderia artritis reumatoid dengan perawatan rematoid artritis. Dukungan Keluarga terhadap Perawatan Nyeri Sendi Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 48 responden (1%) ada 47 responden yang mendapat dukungan keluarga baik, tidak melakukan perawatan nyeri sendi yaitu sebanyak 14 responden (29,8%), dan ada 1 responden yang mendapat dukungan keluarga kurang, yang tidak melakukan perawatan nyeri sendi pada penderita artritis reumatoid yaitu sebanyak 1 responden (1%). Dukungan keluarga sangat mempengaruhi penderita Artritis reumatoid dalam melakukan perawatan nyeri sendi, hal ini dikarenakan dengan adanya dukungan yang diberikan keluarga pada penderita artritis reumatoid dalam perawatan nyeri sendi menyebabkan penderita mau melakukan perawatan nyeri sendi yang dialaminya (Seftriani, 28). ISSN :
6 Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendro Bijuni (21) didapatakan bahwa mayoritas penderita artritis reumatoid mendapatkan dukungan keluarga sebanyak 61,9%. Dengan adanya dukungan keluarga sangat berpengaruh dengan pasien melakukan perawatan nyeri sendi. Terdapat hubungan yang bermakna dukungan keluarga dengan pasien melakukan perawatan nyeri sendi. Karena dukungan keluarga mempunyai pengaruh besar dalam meningkatkan melakukan perawatan nyeri sendi. Terpenuhinya dukungan ini berarti keluarga sudah menghargai usaha yang telah dilakukan pasien dalam menjaga kesehatannya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuat kesimpulan secara umum, sebagai berikut : 1. Mayoritas dari responden adalah melakukan perawatan nyeri sendi dikarenakan keinginan sembuh yang sangat besar dari diri mereka yang mengakibatkan timbulnya kesadaran diri mereka untuk melakukan perawatan nyeri. 2. Mayoritas dari responden adalah berpengetahuan cukup tentang perawatan nyeri sendi. Namun dengan pengetahuan yang cukup mereka memiliki kesadaran diri yang besar untuk merawat kesehatan dirinya dan agar aktifitas mereka dapat berjalan sesuai dengan yang mereka inginkan tidak terhalang dengan rasa nyeri yang di akibatkan oleh artritis reumatoid. 3. Mayoritas dari responden adalah yang mendapat dukungan keluarga yang baik. Dikarenakan keluarga mampu menghargai usaha mereka untuk merawat dirinya dan memberi dukungan terhadap kesembuhan mereka. karena dukungan keluarga memiliki pengaruh yang besar dalam kesembuhan pasien yang mengakibatkan pasien patuh terhadap perawatan yang dijalaninya. SARAN 1. Bagi Penderita Dan Keluarga Agar lebih membuka wawasan tentang pengetahuan perawatan nyeri sendi agar membentuk prilaku yang mandiri untuk mengatasi nyeri sendi. 2. Bagi Institusi Pendidikan Agar menambah referensi tentang artritis reumatoid yang berhubungan dengan perawatan nyeri sendi sehingga dapat menambah pengetahuan perawatan nyeri sendi. Daftar Pustaka 1. Junaidi. 26. Pencegahan Reumatik. Akses 9 April Potter, P.A., & Perry,A.G. (25). Fundamental of Nursing Concept, Process and Practice. 4 th Edition. St Louis: Mosby Company. 3. Zeng et al Angka Kejadian Nyeri Artritis Reumatoid, Akses 7 April Depkes RI. 21. Penderita Artritis reumatoid. Akses 2 Maret Register Puskesmas Karang Baru Sudoyo.S, 27. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI 7. Myrnawati. 21. Gambaran Pengetahuan Penderita Reumatik terhadap Perawatan 8. Smelzer & Bare. (2 4). Buku ajar Keperawatan medikal bedah, Edisi 8. Jakarta, EGC. 9. Notoatmojo,S. 27. Motodologi penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. ISSN :
7 1. Sahar, 26. Gambaran pengetahuan Penderita Reumatik Terhadap Penatalaksanaan Kompres Hangat. Akses 9 April Seftariany, 29. Dukungan Keluarga Penderita Reumatik terhadap Perawatan Nyeri Sendi. http;// Akses 24 Juli Price, A.dkk. 26. Patofisiologi. Jakarta : EGC 13. Gordon, N. 26. Radang Sendi. Rajagrafindo; Jakarta ISSN :
BAB I PENDAHULUAN. periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk lanjut usia (lansia) merupakan penduduk yang telah memasuki periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat proses alamiah yaitu proses menua dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13 Tahun 1998). Secara biologis penduduk lansia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) adalah kelompok usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lanjut usia (lansia) adalah kelompok usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial (Notoatmodjo, 2007). Usia lanjut dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. organ dan jaringan tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan jaringan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia terdapat 230 sendi yang menghubungkan 206 tulang, perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta bertambah baiknya kondisi sosial ekonomi menyebabkan semakin meningkatnya umur harapan hidup (life
Lebih terperinciWa Ode Yuliastri 1* STIKES Mandala Waluya Kendari, Indonesia *
EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES JAHE (Zingiber officinale) TERHADAP PENURUNAN NYERI RHEUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RUMBIA KABUPATEN BOMBANA Wa Ode Yuliastri 1* STIKES Mandala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering terjadi pada lansia. Nyeri pada penyakit pada penyakit artritis reumatoid terutama disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas dinegara yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas dinegara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Menurut WHO pada tahun 2007 proporsi kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belatang kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan, sehingga tingkat yang diwakili oleh angka harapan hidup menjadi indikator yang akan selalu digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat,
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Usila atau usia lanjut merupakan kelompok yang rentan yang selalu ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat, dan negara. Melihat kenyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang manifestasi utamanya melibatkan seluruh organ tubuh yang dapat terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi utamanya melibatkan seluruh organ tubuh yang dapat terjadi pada semua umur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri sendi merupakan salah satu gangguan kesehatan yang bisa dialami oleh siapapun karena setiap orang di dalam tubuhnya memiliki persendian (Soeroso, 2006). Sendi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola penyakit di Indonesia mengalami pergeseran, dimana penyakit infeksi dan kekurangan gizi berangsur-angsur turun, dilain pihak penyakit menahun yang disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga kematian. Proses menua berlangsung secara alamiah dalam tubuh yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses menua (aging process) adalah akumulasi secara progresif dari berbagai perubahan patofisiologi organ tubuh yang berlangsung seiring dengan berlalunya waktu dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsurangsur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsurangsur yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada tahun 2020 menjadi sebesar 11,43% (Maryam, 2008). Semakin seseorang bertambah usia maka
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. yang merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita dan mencari upaya
BAB l PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Setiap individu pernah mengalami nyeri dalam tingkat tertentu. Individu yang merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita dan mencari upaya untuk menghilangkan nyeri
Lebih terperinciBAB I. tahun dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah penduduk usia lanjut secara dramatis pada abad 21 nanti. Berdasarkan data proyeksi penduduk tahun 1990-2025 dari Badan Pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, membuat usia harapan hidup manusia relatif bertambah panjang. Menurut United Nations: World Population
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai
Lebih terperinciHUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS
HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS Rizka Himawan,Diyah Krisnawati, ABSTRAK Latar Belakang:
Lebih terperinciEvangeline Hutabarat dan Wiwin Wintarsih. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor 1 dinegaranegara
GAMBARAN STRES PSIKOLOGIS SEBAGAI PENCETUS SERANGAN ULANG NYERI DADA PADA KLIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUANG PERAWATAN VIII RS. DUSTIRA CIMAHI Evangeline Hutabarat dan Wiwin
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Kartika 7
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2014
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD 1* Bejo, 2 Wahyudin 1,2 Akademi Keperawatan Prima Jambi *Korespondensi penulis : santosobejo43@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam waktu mendatang jumlah golongan usia lanjut akan semakin bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bertambahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lansia. Semua individu mengikuti pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah tahun, lanjut usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lansia menjadi 4 yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah 45 59 tahun, lanjut usia (elderly) adalah 60 74 tahun, lanjut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari satu periode (Udjianti,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi termasuk masalah yang besar dan serius karena sering tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua
Lebih terperinci2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan meningkat diberbagai bidang di Indonesia telah mewujudkan peningkatan kualitas kesehatan penduduk. Salah satu outcome atau dampak dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, peraikan lingkungan hidup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Post operasi merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh para penggerak yang produktif. Namun hal ini sedikit terganggu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan dan perkembangan negara dari berbagai aspek tentunya dipengaruhi oleh para penggerak yang produktif. Namun hal ini sedikit terganggu dengan munculnya
Lebih terperinciSKRIPSI. DiajukanSebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar sarjana Keperawatan. Oleh: JOKO PURNOMO J
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUA TENTANG PENYAKIT REUMATIK DENGAN SIKAP LANSIA DALAM MENGATASI KEKAMBUHAN PENYAKIT REUMATIK DI POSYANDU LANSIA KALURAHAN KARANGASEM KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Self Medication menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Self Medication menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan. Pada pelaksanaanya self medication dapat menjadi sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada saluran pencernaan (gastrointestinal) merupakan sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan medik. Kasus pada sistem gastrointestinal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan nasional yang berlangsung beberapa tahun terakhir telah menimbulkan pergeseran pola penyebab kematian dan masalah kesehatan. Sunaryo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi ini masalah kesejahteraan kesehatan di Indonesia dihadapkan pada situasi beban ganda, dimana pada satu sisi penyakit menular masih merupakan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat yang setinggi tingginya (Depkes, 2009). Adanya kemajuan ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sesungguhnya maupun potensi kerusakan jaringan. Setiap orang pasti
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nyeri merupakan suatu pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang sesungguhnya maupun potensi kerusakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak dua dekade terakhir ini telah terjadi kecenderungan operasi sesar (SC) semakin diminati orang. Angka kejadian operasi sesar di Amerika Serikat meningkat dari 5,5%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pernyataan ini diperkuat oleh data dari WHO (2014), yang menyebutkan bahwa tercatat satu milyar orang di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan di bidang ekonomi, perbaikan lingkungan hidup dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada peningkatan usia harapan hidup (life expectancy) seseorang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi sehat baik secara fisik, mental, sosial maupun spiritual yang mengharuskan setiap orang hidup secara produktif baik secara sosial maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Setiap individu tidak terlepas dari aktivitas atau pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut membutuhkan energi dan kekuatan
Lebih terperinciINFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :
TERDAPAT PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN ANESTESI UMUM DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Oleh: Satriyo Agung, Annisa Andriyani, Dewi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa
ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asma merupakan penyakit jalan napas obstruktif intermiten yang bersifat reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dan pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan
Lebih terperinciPENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI Muhammad Mudzakkir, M.Kep. Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UN PGRI Kediri muhammadmudzakkir@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut International Association for Study of Pain (IASP) dalam Potter & Perry
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri merupakan suatu rasa atau sensasi yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya
Lebih terperinciSTRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Nurhafizah* Erniyati** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan Maternitas
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 Fransisca Imelda Ice¹ Imelda Ingir Ladjar² Mahpolah³ SekolahTinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang terjadi akibat kurangnya produksi insulin oleh pankreas atau keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi
Lebih terperinciYenny Safitri Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau
PENGARUH AIR REBUSAN JAHE MERAH (ZINGIBER OFFICINALE ROSC) TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA ARTHRITIS RHEUMATOID DI DESA EMPAT BALAI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUOK Yenny Safitri Dosen STIKes Tuanku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh penyakit infeksi sekarang menuju ke angka kejadian penyakit tidak menular
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini banyak terjadi permasalahan di berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan, yang tak kalah penting dari masalah kesehatan yang terjadi sekarang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO tahun 2005, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejalagejala yang berlangsung
Lebih terperinciAdelima C R Simamora Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan. Abstrak
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU LANSIA TERHADAP PENCEGAHAN PENINGKATAN ASAM URAT DI POSKESDES DESA PARULOHAN KECAMATAN LINTONGNIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2016 Adelima C R Simamora Jurusan
Lebih terperinciTERAPI KOMPRES PANAS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI KLIEN LANSIA DENGAN NYERI REMATIK
TERAPI KOMPRES PANAS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI KLIEN LANSIA DENGAN NYERI REMATIK Noorhidayah 1, Alfi Yasmina 2, Eka Santi 3 1 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA
HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kaum lanjut usia, namun juga telah diderita usia dewasa bahkan usia remaja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang paling sering diderita oleh banyak orang khususnya masyarakat Medan. Hipertensi merupakan akibat dari pola hidup yang salah dan beban
Lebih terperinciFajarina Lathu INTISARI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN YOGYAKARTA Fajarina Lathu INTISARI Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada orang dewasa, salah satu manifestasi klinis penyakit jantung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan tipe penyakit jantung yang paling banyak terjadi pada orang dewasa, salah satu manifestasi klinis penyakit jantung koroner
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi atau pembedahan merupakan tindakan pengobatan dengan cara membuka atau menampilkan bagian dalam tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak kemajuan dari ilmu teknologi dan ilmu pengetahuan, terutama dibidang kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu melenyapkan berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Reumatoid Arthritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Reumatoid Arthritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun yang menyerang persendian dan menyebabkan inflamasi yang ditandai dengan pembengkakan, nyeri, serta bisa menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asma adalah penyakit paru kronik yang sering terjadi di dunia. Data mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade terakhir (Mchpee
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala utama nyeri (Dewi, 2009). Nyeri Sendi merupakan penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua manusia suatu saat pasti akan mengalami proses penuaan. Salah satu perubahan kondisi fisik karena menua adalah pada sistem muskuloskeletal yaitu gangguan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin (Soegondo,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis complex (Depkes RI, 2008). Tingginya angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru yaitu salah satu penyakit menular yang menyerang organ paru-paru. Tuberkulosis adalah salah satu penyakit yang tertua yang dikenal oleh manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi gawat darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui standart tim kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang mematikan. Hipertensi dijuluki sebagai silent killer, karena klien sering tidak merasakan adanya gejala dan baru
Lebih terperinci/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas
1 /BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara - negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh gangguan sekresi insulin, penggunaan insulin atau keduanya(ada,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan golongan penyakit metabolik yang dicirikan dengan kadar glukosa dalam darah meningkat, yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kualitas hidup. Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak (Price
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoarthritis (OA) masih merupakan masalah kesehatan utama. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa OA merupakan salah satu penyebab utama kegagalan fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan dan tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan melalui serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia. Semua individu pasti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan berbagai perubahan pola penyakit, yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Inflamasi adalah suatu respon dari jaringan hidup atau sel terhadap suatu rangsang atau infeksi yang dilakukan oleh pembuluh darah dan jaringan ikat. Tanda-tanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. deformitas sendi progresif yang menyebabkan disabilitas dan kematian dini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reumatoid Arthritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun yang menyerang persendian dan menyebabkan inflamasi yang ditandai dengan pembengkakan, nyeri, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini. meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah menurunkan angka kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini berdampak pada meningkatnya usia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah akibat dari kekurangan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular. Terjadinya transisi epidemiologi ini disebabkan oleh terjadinya perubahan
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Tresna Komalasari ABSTRAK Teknik relaksasi dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kemajuan ekonomi yang telah mengubah gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah menyebabkan transisi epidemiologi dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saluran pencernaan merupakan gerbang utama masuknya zat gizi sebagai sumber pemenuhan kebutuhan tubuh baik untuk melakukan metabolisme hingga aktivitas sehari-hari.
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN 2014 *Dewiyusrianti Lina ABSTRAK Stress merupakan hal yang dapat terjadi pada pasien
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Discharge planning adalah suatu proses dimana pasien mulai mendapat pelayanan kesehatan yang diberikan dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh dunia, Kesehatan yang baik merupakan suatu kondisi dimana terbebas dari suatu penyakit. Di Indonesia mengadakan
Lebih terperinci