Disusun oleh Setiyo Agustiono.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Disusun oleh Setiyo Agustiono."

Transkripsi

1

2 DRAFT PANDUAN PERSIAPAN DAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI ( PRAKERIN ) SISWA SMK POLA PENDIDIKAN SISTEM GANDA SEBENARNYA OLEH : SETIYO AGUSTIONO Pendahuluan Sekolah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat SMK, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP atau sederajat (Undang- undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003). Tujuan pendidikan menengah kejuruan menurut Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003, sebagai berikut: a. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu be mandiri, mengisi lowongan pean yang ada sebagai tenaga tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya; b. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya; c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi; dan d. Membekali peserta didik dengan kompetensi- kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. Pola pelaksanaan pendidikan SMK dilakukan dengan Pendidikan Sistem Ganda (PSG), Penyelenggaraan PSG dibakukan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor 323/U/1997 tentang Penyelenggaraan Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan tanggal 31 Desember 1997, yang memuat komponen- komponen yang diperlukan dalam penyelenggaraan PSG. Pendidikan Sistem Ganda merupakan suatu pola pendidikan kejuruan yang mementingkan kompetensi siswa dengan penyerapan langsung lulusan yang mempunyai kompetensi, dilakukan dengan memadukan pendidikan di Sekolah dan

3 pelatihan di Dunia Usaha- Dunia Industri (DUDI) secara sistematik dan sinkron guna mencapai kompetensi sesuai standard dan bidangnya. Pola PSG merupakan pola dua kaki berjalan bersama dimana kaki satu adalah SMK dan kaki kedua adalah DUDI, yang dilaksanakan dalam waktu yang imbang antara belajar di kelas SMK dan berlatih di tempat DUDI guna mencapai kompetensi siswa. Pola pelaksanaan PSG ada unsur- unsurnya yang meliputi : - Isi Merupakan isi dari pola PSG adalah sinkronisasi kurikulum SMK dengan standar industri untuk menjadi suatu kurikulum kompetensi siswa yang harus dipenuhi. Kurikulum kompetensi merupakan acuhan didalam pelatihan di DUDI. - Bentuk Merupakan bentuk pola PSG adalah kelompok kemitraan SMK-DUDI, yang telah ada MOU dengan tujuan menciptakan siswa SMK yang kompeten dan siap be atau siap diterima menjadi karyawan di DUDI. Dengan bentuk kelompok kemitraan ini diharapkan siswa SMK untuk berlatih lebih tertata dan terjamin didalam mencapai kompetensinya, serta DUDI bisa mendapat manfaat didalam mempersiapkan karyawan baru yang lebih effektif dan effisien. - Pelaku Merupakan keharusan pada pola PSG adalah disekolah SMK yang bertanggungjawab belajar dikelas adalah, sedangkan pada DUDI yang bertanggungjawab melatih siswa SMK adalah. Pelatih tempat merupakan karyawan DUDI yang mempunyai kompetensi pedagogic untuk melakukan pelatihan terhadap siswa SMK didalam mencapai kompetensinya. Pola PSG sangat mementingkan pelatihan atau praktek, karena siswa SMK akan dapat kompetensi untuk siap hanya dengan melakukan praktek di DUDI dengan lingkungan yang sesungguhnya. Praktek di DU-DI harus dilakukan oleh siswa SMK mulai awal karena dunia sekolah jauh berbeda dengan dunia Industri, sehingga siswa SMK akan banyak belajar yang tidak terdapat disekolah yaitu sikap /budaya, wawasan pe, budaya K3 serta produktivitas pe dengan baik dan benar dalam waktu yang panjang. Praktik Kerja Industri yang disingkat dengan prakerin merupakan bagian dari program pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta didik di Dunia Kerja, sebagai wujud nyata dari pelaksanaan PSG di SMK. Sebelum program prakerin

4 dilakukan maka perlu disusun bersama antara SMK dan DUDI dalam rangka memenuhi kompetensi yang akan dicapai oleh siswa SMK dan sebagai kontribusi DUDI terhadap pengembangan program pendidikan SMK. Landasan Prakerin - Undang- undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor 323/U/1997 tentang Penyelenggaraan Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan tanggal 31 Desember 1997 Tujuan Prakerin a. Pemenuhan Kompetensi sesuai tuntutan Kurikulum Penguasaan pengetahuan siswa SMK dengan pembelajaran di sekolah dan pengenalan kompetensi sangat ditentukan oleh fasilitas pembelajaran yang tersedia. SMK selalu ketersediaan fasilitas penunjang kompetensi terbatas dan bukan dalam nuansa sehingga SMK perlu merancang pelatihan kompetensi di Industri (DUDI) dengan praktek industri (prakerin). Pelaksanaan pelatihan kompetensi tersebut bukan diserahkan sepenuhnya ke Dunia Kerja, tetapi melalui kesepakatan sekolah SMK dan DUDI agar dapat membuat sinkronisasi kurikulum SMK dan Standard Industri sebagai arahan/acuhan tentang apa yang seharusnya dilatihkankan kepada siswa SMK. b. Implementasi Kompetensi ke dalam dunia Kemampuan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa SMK, perlu dilatih dan praktik di Industri (prakerin) secara nyata, sehingga siswa SMK mempunyai kompetensi yang benar dan tumbuh sikap yang baik. Dengan begitu siswa SMK akan lebih percaya diri karena dengan kompetensi lebih mudah untuk mencapai cita- citanya. c. Penumbuhan etos /Pengalaman. SMK sebagai lembaga pendidikan yang diharapkan lulusannya langsung masuk ke dunia, berarti lulusan SMK mempunyai kesiapan baik dari kompetensi dan etos serta pengalaman saat praktek industri (prakerin) perlu

5 memperkenalkan lebih dini lingkungan sosial yang berlaku di Dunia Kerja. Pengalaman prakerin akan membuat siswa SMK menjadi karyawan yang berdaya saing tinggi. Langkah Persiapan Prakerin. Sebelum pelaksanaan Pakerin maka, SMK harus melakukan langkah- langkah persiapan yaitu : a. SMK telah bermitra dengan DUDI SMK harus telah melakukan kemitraan dengan DUDI yang bidangnya sesuai dengan bidang studi yang di punyai oleh SMK. Kemitraan bersifat win- win solution guna mencapai tujuan bahwa siswa SMK mempunyai kompetensi sesuai standard yang telah disepakati. Kemitraan dpat ditunagkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) dan dapat ditegaskan didalam Perjanjian Kerja Sama (PKS). PKS merupakan bentuk lebih detail dengan menjelaskan aspek- aspek hak dan kewajiban serta outcome dari program tersebut. DUDI harus mempersiapkan wakilnya yang disebut, dan bertugas untuk melatih siswa yang prakerin. b. Telah dilakukan Sinkronisasi Kurikulum antara SMK- DUDI Setelah adanya kemitraan maka SMK bersama DUDI dapat membahas sinkronisasi kurikulum dengan Standar operasional atau kompetensi yang dikehendaki oleh DUDI. Sinkronisasi harus tertuang secara sistematis dengan waktu pelajaran disekolah dan waktu pakerin di DUDI, agar mendapatkan pola pendidikan kejuruan yang optimal didalam mencapai kompetensi siswa. c. Pola prakerin mengacuh Standar kompetensi Pola prakerin telah disepakati bersama antara SMK- DUDI dituangkan pada kurikulum prakerin (unit kompetensi) dengan mengacuh pada standar kualifikasi atau standar kebutuhan DUDI (standar khusus). Pola prakerin menunjang pencapaian kompetensi siswa, maka pihak SMK dan DUDI harus mempunyai acuhan/standar kompetensi yang ditetapkan bersama. Standard dapat dilakukan dengan mengambil SKKNI(kualifikasi) atau standard khusus yang ada di DUDI itu sendiri dengan memperhatikan level KKNI siswa SMK.

6 Didalam membuat kurikulum pelatihan harus memperhatikan aspek- aspek kompetensi yaitu Pengetahuan, Ketrampilan dan sikap. Pada pelaksanaan kurikulum prakerin harus juga telah memasukan dimensi kompetensi (task skill, manage skill, contigency skill, enviroment skill) agar siswa SMK mencapai Kompetensi Bertindak (siap langsung pada DUDI) Model dan Pelaksanaan Prakerin 1. Model waktu Prakerin a. Day Release adalah bentuk pelaksanaan kegiatan praktik industri bagi siswa yang dilakukan satu hari belajar di sekolah, satu hari berikutnya belajar di industri. b. Weak Release adalah bentuk pelaksanaan kegiatan praktik industri bagi siswa yang dilakukan secara mingguan belajar disekolah dan di industri. c. Block Release adalah bentuk pelaksanaan kegiatan praktik industri bagi siswa yang dilakukan secara penuh belajar di industri sesuai waktu yang disepakati bersama. 2. Waktu dan Pelaksanaan Prakerin a. Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaan prakerin secara ideal sesuai PSG, adalah 70% waktu pendidikan. PSG menuntut kompetensi siswa sehingga waktu terbanyak adalah pakerin di DUDI, tetapi Indonesia belum bisa melakukan waktu ideal. Sebaiknya mengacu pada tuntutan kompetensi siswa sesuai kebutuhan DUDI maka dapat dilakukan selama 12 bulan, jika adanya keterbatasan SMK dengan DUDI prakerin dapat dilakukan minimal 6 bulan. Waktu prakerin adalah penting, jika kurang dari 6 bulan maka siswa tidak akan bisa mempunyai kompetensi bertindak atau tidak sesuai dengan kebutuhan DUDI b. Pelaksaaan Prakerin Kegiatan prakerin harus berdasarkan pada kompetensi sesuai bidang studi dengan standar kompetensi yang telah disepakati SMK- DUDI:

7 - Siswa SMK kelas I dapat dikirim ke DUDI, tujuannya untuk orientasi DUDI dan pengenalan sikap yang sebenarnya, serta dapat pula dilakukan pengenalan praktek dasar jika DUDI yang bersangkutan memiliki fasilitas praktik dasar (contoh Bengkel- bengkel Industri besar). Pelaksanaan prakerin Model Day Release dapat dilakukan pada pertengahan kelas I atau semester 2. - Siswa SMK kelas II dengan model Block Release, Weak Release atau Day Release yang dianggap telah mempelajari di sekolah penguasaan pengetahuan- pengetahuan kompetensi dasar dan perlu melakukan prakerin di DUDI untuk mengasah ketrampilan- ketrampilan penguasaan komponen dasar sesuai dengan program kompetensinya. Pelaksanaan prakerin sudah bisa dilakukan dari semester 3 dan 4. - Siswa SMK kelas III dengan model Block Release, karena telah dianggap cukup maksimal menguasai pengetahuan, ketrampilan serta sikap di DUDI sebelum melakukan uji kompetensi. Pelaksanaan prakerin bisa dilakukan full di semester 6 dan langsung di akhiri dengan uji kompetensi. Pada pelaksanaan pakerin harus tetap memperhatikan standar kompetensi secara lengkap, jika pada DUDI belum terpenuhi standar secara lengkap, maka siswa harus prakerin pada DUDI lainnya guna melengkapi standard yang kurang. Contoh, jika standar kompetensi ada 15 unit, sedangkan pada DUDI A hanya terdapat 10 unit maka sisa 5 unit harus prakerin pada DUDI B. 3. Nilai tambah Prakerin jika dilakukan dengan benar a. Nilai Tambah Bagi Industri Penyelenggaraan prakerin memberi keuntungan nyata bagi industri antara lain : 1. Perusahaan dapat langsung mengenal kualitas peserta prakerin dengan benar dan dapat langsung menarik untuk menjadi karyawan, yang berarti mengurangi biaya requitment

8 2. Umumnya peserta prakerin telah ikut dalam proses produksi secara aktif sehingga peserta prakerin dapat berproduksi dan memberi keuntungan. 3. Perusahaan dapat menyiapkan peserta prakerin sebagai calon pegawai dengan kompetensi yang sesuai dan menjadikan SDM perusahaan yang mempaunyai daya saing tinggi untuk kemajuan pengambangan perusahaan. 4. Memberi kepuasan bagi DUDI karena diakui ikut serta dalam pengembangan generasi muda untu menentukan hari depan bangsa melalui Praktik Kerja Industri (Prakerin). b. Nilai Tambah Bagi Sekolah SMK Penyelenggaraan prakerin memberi keuntungan nyata bagi SMK antara lain: 1. Outcome SMK tercapai yaitu membekali lulusan dengan kompetensi bertindak dan dapat langsung pean (menjadi karyawan). 2. SMK selalu menjadikan siswanya mempunyai kompetensi sesuai bidang studynya sesuai dengan kondisi nyata (kebutuhan DUDI). 3. SMK dapat selau meng update kurikulum untuk mencapai kompetensi sesuai dengan perkembangan teknologi dan bisnis yang didapat dari kemitraan bersama DUDI dalam rangkah prakerin siswa. 4. SMK tidak tergantung pada penyedian peralatan- peralatan yang terbaru, karena prakerin siswa di DUDI selalu menggunakan peralatan- peralatan terbaru yang ada di DUDI sesuai dengan perkembangannya. 5. SMK dapat selalu mengupdate kemampuan - untuk menyesuaikan perkembangan di DUDI, karena kemitraan untuk prakerin siswa. 6. SMK dapat selalu mengupdate kurikulum pembelajaran di sekolah karena selalu disesuaikan dengan kondisi yang ada di DUDI.

9 c. Nilai Tambah Bagi Praktikan/siswa Penyelenggaraan prakerin memberi keuntungan nyata bagi siswa SMK antara lain: 1. Tujuan siswa SMK tercapai yaitu mempunyai kompetensi bertindak dan dapat langsung be pada DUDI 2. Siswa SMK akan selalu belajar dengan kodisi terbaru karena disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan bisnis sesuai kebutuhan DUDI. 3. Siswa SMK menjadi SDM yang bedaya saing tinggi karena kompetensinya sesuai dengan perkembangan terbaru dari DUDI. 4. Kompetensi yang didapat siswa SMK dapat mengangkat harga diri dan rasa percaya diri tamatan serta sebagai bekal untuk pengembangan dirinya secara berkelanjutan. Prosedur Kegiatan Prakerin 1. Penentuan Jadual Prakerin Prakerin untuk siswa harus terjadual dan ini dilakukan dengan masing- masing DUDI sesuai kesepakatan antara SMK dan Pelatih tempat (DUDI). Penjadualan ini dibuat untuk setiap tahun ajaran baru, sesuai dengan kapasitas/kemampuan DUDI didalam menampung siswa prakerin. SMK harus punya banyak mitra DUDI agar memungkinkan seluruh siswa SMK dapat bagian didalam pelaksanaan prakerin. 2. Penyeleksian siswa SMK untuk prakerin Pada DUDI tertentu akan melakukan penyeleksian siswa SMK untuk prakerin, kondisi ini terjadi karena spesifikasi kompetensinya membutuhkan kriterian tertentu sehingga diperlukan seleksi. Pada DUDI yang kompetensinya sangat umum dapat juga dilakukan penyeleksian karena nantinya peserta prakerin dapat langsung menjadi karyawan jika telah lulus SMK. 3. Penanda tanganan kontrak Prakerin Peserta sebelum prakerin sebaiknya dibuatkan kontrak prakerin, kontrak prakerin harus telah disepakati bersama antara SMK dan DUDI. Peserta prakerin harus dilindungi dengan Kontrak Praktek Kerja Industri, guna

10 memperjelas hak dan kewajiban masing- masing pihak, dan memudahkan didalam pelaksanaannya. 4. Penempatan Siswa SMK Penempatan siswa SMK di DUDI harus sesuai dengan jadual dan kurikulum yang telah disepakati bersama, jika ada perubahan maka antara SMK dan DUDI harus membahas bersama agar tidak merugikan siswa didalam mencapai kompetensinya. Kegiatan Prakerin di DUDI Pada pelaksanaan prakerin Sekolah SMK akan menunjuk Guru Prakerin dan di DUDI akan menunjuk seorang karyawan/manager untuk menjadi Pelatih tempat sebagai penanggungjawab terhadap prakerin di perusahaannya. - Guru Pembimbing Prakerin Guru Pembimbing prakerin dari SMK adalah yang ditugaskan oleh kepala sekolah untuk bertanggung jawab atas persiapan dan pelaksanaan prakerin. Guru Pembimbing prakerin mempersiapkan, mengarahkan, memotivasi, membimbing, dan menjembatani antara siswa dengan pihak DUDI selama persiapan/sebelum, komunikasi aktif bersama selama kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin). Tugas Pembimbing Sekolah dalam Prakerin: Koordinasi dan sama dengan industri dalam menentukan kegiatan yang dikan siswa : a. Membuat kurikulum kompetensi dan jadual kegiatan prakerin bersama DUDI sebelum kegiatan Praktik Kerja Industri atau pada setiap tahun ajaran baru. b. Membantu tahap seleksi siswa Pakerin yang dilakukan pihak DUDI ( ) c. Menyiapkan siswa untuk siap prakerin dengan cara memberikan bekal sebagai penegtahuan orientasi tempat be, karena nantinya siswa peserta prakerin akan ditempatkan pada pean yang sesuai dengan program yang telah disepakati serta diperlakukan sebagaimana layaknya

11 pe pada umumnya. Segala sesuatu yang menyangkut peraturan dan tatatertib, disiplin pe di institusi dunia dapat dilakukan terhadap peserta sejauh berkaitan dengan program prakerin. d. Memberikan informasi tentang perkembangan siswa sebagai masukan untuk Pelatih tempat. e. Pembimbing sekolah Memberikan pengetahuan sebelum kegiatan Praktik Kerja Industri. f. Membantu menyelesaikan masalah dan mencari solusi penyelesaian masalah jika terjadi masalah pada prakerin. g. Selalu monitoring dengan komunikasi yang baik antara industri, sekolah, dan siswa. - Pelatih Tempat Kerja Pelatih tempat adalah karyawan/manager yang mempunyai sertifikat training of trainer (ToT) yang ditugaskan oleh Pimpinan DUDI sebagai pelatih untuk prakerin. Pelatih tempat harus mempunyai ketrampilan/kompetensi didalam bertugas untuk mempersiapkan, mengarahkan, memotivasi, melatih, membimbing, dan menilai peserta kegiatan prakerin dalam mencapai kompetensinya. Kemampuan Pelatih Tempat Kerja 1. Memeriksa prasyarat pendidikan kejuruan dan merekrut pemagang yang cocok, yang meliputi : Sistem pendidikan SMK, Kerjasama dengan pihak eksternal yang terkait 2. Mempersiapkan pendidikan kejuruan, merencanakan pendidikan kejuruan, yang meliputi : Merencanakan pendidikan kejuruan, Tempat belajar pendidikan kejuruan, Penerapan rencana- rencana pendidikan kejuruan, Kerja sama belajar antara sekolah kejuruan SMK dan perusahaan 3. Melaksanakan pendidikan kejuruan secara praktis, yang meliputi : Tujuan pembelajaran, isi pembelajaran dan bidang pembelajaran; Kemampuan bertindak profesi; Metode pendidikan kejuruan; Aspek- aspek perkembangan kepribadian; Penanganan konflik; Kontrol keberhasilan pembelajaran; Evaluasi pemagang

12 4. Menyelesaikan pendidikan kejuruan, yang meliputi : Tindakan- tindakan untuk menjamin keberhasilan pembelajaran (persiapan ujian); Evaluasi perusahaan untuk sertifikat (rapor dan evaluasi) Tugas Pelatih tempat : Sebagai organisator, pembelajaran, moderator dan penyampai informasi. Titik berat pean terletak pada pendampingan dan dukungan untuk peserta prakerin(pendamping proses belajar). Tugasnya meliputi pengembangan kompetensi keahlian, kompetensi metodologis, kepribadian dan kompetensi sosial. Tugas akan selalu berkordinasi dan besama dengan SMK prakerin dalam membahas, menentukan dan melaksanakan kurikulum kompetensi(unit kompetensi) yang dikaitkan dengan kegiatan- kegiatan yang dapat dilatihkan/dikan siswa di industry sesuai dengan jadual yang telah disepakati bersama SMK- DUDI. Evaluasi Evaluasi sangat berguna untuk mendeteksi perkembangan kompetensi para siswa peserta prakerin di DUDI, karena pelaksanaan dilakukan sejak siswa semester 2 hingga semester 6 sebelum siswa melakukan uji kompetensi. Evaluasi dapat dilakukan :. 1. Pelaporan kegiatan prakerin oleh siswa dengan memberikan salinan/copy dari logbook prakerin industri ke sekolah dilakukan secara rutin selama kegiatan setiap saat bila ada permasalahan. 2. Pelaporan dari hasil kegiatan oleh guna mencegah permasalahan terjadi atau sebagai bahan evaluasi untuk prakerin selanjutnya. 3. Monitoring bersama dari prakerin sekolah dan pelatih tempat yang dilakukan secara periodik. 4. Dibuat skill paspor setiap unit kompetensi yang telah dilakukan uji kompetensi agar prestasi kompetensi siswa prakerin termonitor, hasil skill paspor seluruh peserta prakerin menjadi bahan evaluasi bersama.

13 Lampiran- lampiran. Contoh Kemitraan SMK- DUDI BIDANG KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN PAKET KEAHLIAN PILIHAN Jumlah siswa Jumlah DUDI yang terkait : BISNIS DAN MANAJEMEN : ADMINISTRASI : ADMINISTRASI PERKANTORAN : 30 anak : 20 Perusahaan Tabel Penempatan Prakerin pada DUDI paket Keahlian Administrasi Perkantoran No. Nama Perusahaan Nama Siswa Prakerin Keterangan 1 PT. Nomor Satu (Unit kompetensi lengkap) 2 PT. Nomor DUA ( tidak ada Kluster 3 : Mail Handling (Penanganan Surat/ Dokumen masuk dan keluar)) 3 PT. Nomor TIGA (Unit kompetensi lengkap) Dan seterusnya 1. Siswa nama A 2. Siswa nama B 3. Siswa nama C 4. Siswa nama D 5. Siswa nama E 6. Siswa nama F 7. Siswa nama G 8. Siswa nama H 9. Siswa nama I 10. Siswa nama J 11. Siswa nama K 12. Siswa nama L 13. Siswa nama M 14. Siswa nama N 15. Siswa nama O 16. Siswa nama P 17. Siswa nama Q Siswa prakerin untuk klaster Correspondence (Pembuatan Surat Pribadi, Niaga dan Dinas) Siswa prakerin untuk klaster Correspondence (Pembuatan Surat Pribadi, Niaga dan Dinas) Siswa prakerin untuk klaster Correspondence (Pembuatan Surat Pribadi, Niaga dan Dinas)

14 MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (SURAT KESEPAKATAN KERJASAMA) NO. SMK dengan PT.... Pada hari ini.tanggal bulan.....tahun dua ribu delapan belas, bertempat di... Yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Jabatan : Kepala Sekolah SMK Alamat Sekolah : Jln. Yang selanjutnya disebut pihak I Nama :... Jabatan : Nama Perusahaan : Alamat : Yang selanjutnya disebut pihak II Dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk mengikatkan diri dalam perjanjian sama SMK Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) dengan ketentuan sebagai berikut : Pasal 1 JENIS KEGIATAN 1. Pihak pertama mengadakan sama dengan pihak kedua untuk kegiatan praktik industri (prakerin) 2. Pihak kedua bersedia untuk menjadi tempat prakerin dengan menugaskan dalam melaksanakan prakerin seperti disebut pada butir 1 (satu) di atas. 3. Pengembangan kurikulum prakerin yaitu melakukan sinkronisasi kurikulum sekolah dengan standar kompetensi SKKNI atau Standar khusus DUDI baik untuk siswa maupun. 4. Pihak kedua bersama pihak pertama bersama melakukan uji kompetensi dan mengeluarkan sertifikat kompetensi bagi siswa yang prakerin yang lulus uji kompetensi. Pasal 2 PELAKSANAAN KEGIATAN Dalam rangka mempertanggungjawabkan tugas siswa prakerin, siswa bertanggungjawab langsung kepada pihak kedua yang dalam praktek di tunjuk dan tugas monitoring dan evaluasi dilakukan bersama antara. Pasal 3 JANGKA WAKTU KEGIATAN Jangka waktu pelaksanaan sama ini adalah 3 tahun, terhitung sejak... s.d.... dan selalu ditinjau setiap berakhir untuk dapat diperbarui atau diakhiri. Pasal 4 KEADAAN MEMAKSA Apabila terjadi keadaan memaksa (bencana alam atau darurat), kedua belah pihak tidak dapat melaksanakan kegiatan, maka pihak pertama atau pihak kedua memberikan laporan tertulis pada pihak kedua atau sebaliknya dalam jangka waktu 3x24 jam. Pasal 5 PENEMPATAN Pihak kedua berhak menempatkan siswa praktik industri dimana saja dilokasi pengelolaan pihak kedua dengan mempertimbangkan aspek kompetensi dan kebutuhan perusahaan sesuai program keahliannya.

15 Pasal 6 LAIN-LAIN Perubahan atas sama ini dapat dilakukan atas persetujuan kedua belah pihak: 1. Perubahan dan/atau pembatalan baik sebagian atau keseluruhan dari naskah perjanjian sama ini akan dimusyawarahkan kedua belah pihak. 2. Apabila terjadi perbedaan pendapat dalam melaksanakan sama ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat. 3. Hal-hal lain yang belum diatur dalam perjanjian ini akan diatur kemudian dengan kesepakatan kedua belah pihak. Pasal 7 PENUTUP 1. Surat perjanjian sama ini mulai berlaku pada tanggal sampai tanggal. 2. Surat perjanjian sama ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana disebutkan pada awal perjanjian dalam rangkap 2 (asli), masingmasing sama bunyinya dan mempunyai kekuatan hukum yang sama, satu rangkap untuk pihak pertama dan satu rangkap untuk pihak kedua. Ditetapkan di :. Pada tanggal :... PIHAK KEDUA DUDI PT... PIHAK PERTAMA Kepala SMK...

16 SURAT KONTRAK ANTARA DUDI DENGAN SISWA PRAKERIN Nomor Kontrak. Pada hari ini.tanggal bulan.....tahun dua ribu delapan belas, bertempat di... Yang bertandatangan dibawah ini : Nama :... Jabatan : Nama Perusahaan : Alamat : Yang selanjutnya disebut pihak I Nama : Kelas/ jurusan : Kelas. /Semester... Siswa SMK : Sekolah SMK Alamat Sekolah : Jln. Alamat rumah :. No. Telp Rumah :.. Yang selanjutnya disebut pihak II Dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk mengikatkan diri dalam kontrak untuk praktek Industri (prakerin) dengan ketentuan sebagai berikut : Pasal 1 JENIS KEGIATAN 1. Pihak pertama melatih praktek pihak kedua untuk mencapai kompetensi di bidang.. 2. Pihak kedua bersedia melaksanakan prakerin seperti disebut pada butir 1 (satu) di atas. Pasal 2 PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Pelaksanaan kegiatan oleh pihak pertama dalam praktek di tunjuk yang bertugas melatih pihak kedua untuk mencapai kompetensi sesuai kurikulum prakerin yang telah disepakati 2. Pihak kedua melaksanakan kegiatan prakerin sesuai program yang dibuat pihak pertama, dengan mentaati ketentuan-ketentuan tata tertib sebagai berikut. 1. Mentaati semua peraturan yang berlaku di perusahaan dari pihak pertama; 2. Menghormati atau supervisor dari setiap bagian/departemen; 3. Selalu tertib dan mempergunakan seragam/pakaian yang telah ditetapkan; 4. Selama prakerin tidak bergurau, berkelahi atau berbuat onar yang mengganggu ketertiban dan pean serta tidak akan melakukan mogok selama praktik; 5. Tidak merokok terutama di lingkungan perusahaan; 6. Selalu menjaga komunikasi yang baik kepada orang termasuk sesama peserta prakerin; 7. Menjaga kebersihan, berilaku sopan dan santun kepada siapapun dan selalu menjaga nama baik diri sendiri, keluarga, sekolah serta nama bangsa dan negara; 8. Melaksanakan Program K3 dari pihak pertama. 9. Tidak dibenarkan meninggalkan tempat prakerin kecuali mendapat ijin dari pihak pertama dan yang telah ditunjuk pihak pertama; 10. Tidak dibenarkan melakukan/mengerjakan diluar program yang telah ditetapkan dalam Kurikulum prakerin; 11. Apabila ada masalah didalam pelaksanaan program prakerin pihak pertama agar menyampaikan pada supervisor lapangan, kemudian melaporkan ke pihak kedua atau ke pelatih tempat. 12. Pihak kedua tidak dapat pulang sebelum prakerin berakhir, kecuali bila ada ijin dari pihak pertama; 13. Pihak kedua tidak dibenarkan membawa/mengambil/mencuri barang-barang milik pihak pertama maupun milik siapapun dimanapun berada; 14. Pihak kedua jika tidak masuk harus membuat surat ijin dari orang tua atau wali murid;

17 3. Pihak kedua sepakat jika melanggar ketentuan tersebut diatas (2), akan kena sanksi bersedia dipulangkan tanpa menuntut hak apapun dan. bersedia tidak mendapat sertifikasi kompetensi. 4. Para pihak sepakat pelaksanaan program prakerin dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan untuk mencapai kompetensi pihak kedua. Pasal 3 JANGKA WAKTU KEGIATAN Jangka waktu pelaksanaan sama ini adalah 3 tahun, terhitung sejak... s.d.... Pasal 4 KEADAAN MEMAKSA Apabila terjadi keadaan memaksa (bencana alam atau darurat), kedua belah pihak tidak dapat melaksanakan kegiatan, maka pihak pertama atau pihak kedua memberikan laporan tertulis pada pihak kedua atau sebaliknya dalam jangka waktu 3x24 jam. Pasal 5 PENEMPATAN Pihak pertama berhak menempatkan pihak kedua untuk praktik industri dimana saja dilokasi pengelolaan pihak pertama dengan mempertimbangkan aspek keamanan dan keselamatan, kompetensi serta kebutuhan pihak pertama sesuai program kompetensinya. Pasal 6 LAIN-LAIN Perubahan atas sama ini dapat dilakukan atas persetujuan kedua belah pihak: - Perubahan dan/atau pembatalan baik sebagian atau keseluruhan dari naskah perjanjian sama ini akan dimusyawarahkan kedua belah pihak. - Apabila terjadi perbedaan pendapat dalam melaksanakan sama ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat. - Hal-hal lain yang belum diatur dalam perjanjian ini akan diatur kemudian dengan kesepakatan kedua belah pihak. Pasal 7 PENUTUP 1. Surat Kontrak prakerin ini mulai berlaku pada tanggal sampai tanggal. Surat kontrak prakerin ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana disebutkan pada awal perjanjian dalam rangkap 2 (asli), masing-masing sama bunyinya dan mempunyai kekuatan hukum yang sama, satu rangkap untuk pihak pertama dan satu rangkap untuk pihak kedua. Ditetapkan di :. Pada tanggal :... PIHAK KEDUA Siswa SMK... PIHAK PERTAMA Perusahaan... SAKSI-SAKSI GURU PEMBIMBING SMK ORANG TUA SISWA.

18 PROGRAM KERJA AWAL PRAKERIN SISWA BARU SMK TAHUN AJARAN BARU No Program dan Jenis Kegiatan Hasil yang diharapkan Waktu pelaksanaan Pelaksana TAHAP PERSIAPAN 1 Inventarisasi kebutuhan/kemampuan DUDI 2 Penyusunan rencana Jadual progam Prakerin tahun ajaran baru 3 Pertemuan SMK dan DUDI membahas jadual prakerin tahun ajaran baru 4 Membahas Sinkronisasi kurikulum dan Standard kompetensi dengan DU/DI 5 Menyusun jadual prakerin yang sesuai dengan program studi keahliannya 6 Penyeleksian siswa semester 1 untuk prakerin saat di semester 2, sesuai kebutuhan DUDI 7 Pembuatan log book siswa semester 1 untuk nanti pada semester 2 hingga semester 6, sesuai bidang studi masing2 8 Penyusunan kontraka atas masing- masing siswa untuk kegiatan Prakerin Terinventarisir DUDI yang akan ditempati Prakerin tahunajaran baru Rencana Jadual prakerin untuk semua DUDI Memastikan jadual prakerin di DUDI Memastikan program kurikulum kompetensi (unit) dengan DUDI Pebruari 28 Maret - 28 Mei - 28 Mei - Juli 28 Detail jadual prakerin sesuai program studi keahliannya masing- masing Agustus 28 Siswa hasil seleksi dipersiapkan sesuai jadual Tersedianya log book semester 2 hingga semester 6, sesuai bidang studi masing2 Kontrak siap didasarkan atas masing- masing siswa yang akan prakerin. TAHAP PELAKSANAAN Kelas 1 semester 2 1 Pembekalan siswa Prakerin Siswa yang akan prakerin telah memahami jadual, logbook dan isi kontrak serta telah mempunyai pengetahuan atas DUDI tempat prakerin 2 Jadual siswa Prakerin Siswa disiplin melakukan prakerin sesuai jadual ke DUDI (hanya program 1bulan, setiap minggu 2 hari) September 28 September oktober 28 November 28 Januari 29 Maret 29 Seluruh prakerin semester 2 hingga semester 6, sesuai bidang studi masing2

19 No Program dan Jenis Kegiatan Hasil yang diharapkan Waktu pelaksanaan 3 Kegiatan Siswa Prakerin di DUDI Siswa melasanakan pelatihan sesuai log book yang ada dengan jadwal yang telah ditetapkan Maret 29 4 Siswa kembali belajar ke Sekolah Siswa mendapat kompetensi sesuai unit kompetensi l yang ada pada skill paspor Maret 29 TAHAP PELAKSANAAN Kelas 2 semester 1 (semester 3 SMK) 1 Pembekalan siswa Prakerin Siswa yang akan prakerin telah memahami jadual, logbook dan isi kontrak serta telah mempunyai pengetahuan atas DUDI tempat prakerin 2 Jadual siswa Prakerin Siswa disiplin melakukan prakerin sesuai jadual ke DUDI (hanya program 2 bulan, setiap minggu 2 hari) 3 Kegiatan Siswa Prakerin di DUDI Siswa melasanakan pelatihan sesuai log book yang ada dengan jadwal yang telah ditetapkan Juli 29 Agustus- September 29 Agustus- September 29 4 Siswa kembali belajar ke Sekolah Siswa mendapat kompetensi sesuai unit kompetensi l yang ada pada skill paspor Oktober 29 TAHAP PELAKSANAAN Kelas 2 semester 2 (semester 4 SMK) 1 Pembekalan siswa Prakerin Siswa yang akan prakerin telah memahami jadual, logbook dan isi kontrak serta telah mempunyai pengetahuan atas DUDI tempat prakerin 2 Jadual siswa Prakerin Siswa disiplin melakukan prakerin sesuai jadual ke DUDI (hanya program 3 bulan, setiap minggu 2 hari) 3 Kegiatan Siswa Prakerin di DUDI Siswa melasanakan pelatihan sesuai log book yang ada dengan jadwal yang telah ditetapkan Februari 2020 Februari- April 29 Februari- April 29 4 Siswa kembali belajar ke Sekolah Siswa mendapat kompetensi sesuai unit kompetensi l yang ada pada skill paspor Mei 29 TAHAP PELAKSANAAN Kelas 3 semester 2 (semester 6 SMK) 1 Pembekalan siswa Prakerin Siswa yang akan prakerin telah memahami jadual, logbook dan isi kontrak serta telah mempunyai Januari 2020 Pelaksana

20 No Program dan Jenis Kegiatan Hasil yang diharapkan pengetahuan atas DUDI tempat prakerin 2 Jadual siswa Prakerin Siswa disiplin melakukan prakerin sesuai jadual ke DUDI (hanya program 5 bulan, setiap hari) Waktu pelaksanaan Januari- Mei Kegiatan Siswa Prakerin di DUDI Siswa melasanakan pelatihan sesuai log book yang ada dengan jadwal yang telah ditetapkan Januari- Mei Siswa kembali belajar ke Sekolah Persiapan Uji Kompetensi dan Unas TAHAP EVALUASI 1 Kegiatan Monitoring Siswa Prakerin di DUDI 2 Rapat Koordinasi pelatih tempat secara rutin Siswa mendapat kompetensi sesuai standar kompetensi dan sertifikat kompetensi setelah uji kompetensi Semua siswa dapat melaksanakan Prakerin sesuai dengan jadual dan log book yang telah ditetapkan Laporan Evaluasi dalam pelaksanaan monitoring pencapaian kompetensi siswa 3 Penyimpulan hasil monitoring Membuat persiapan materi hasil evaluasi untuk perencanaan berikutnya TAHAP PELAPORAN Mei 2020 Setiap akhir semester Setiap akhir semester Setiap akhir semester Pelaksana 1 Pembuatan laporan kegiatan Prakerin Laporan evaluasi hasil prakerin siswa per periode dan bidang studi sesuai masing- masing DUDI Setiap akhir semester Guru Pembimbing 2 Laporan akhir periode (dari kelas 1 hingga kelas 3) Laporan evaluasi hasil prakerin didasarkan pada kesimpulan tahap 1. Setiap akhir tahun ajaran Guru Pembimbing

21 DATA PRIBADI CURRICULUM VITAE SISWA PESERTA PRAKERIN PADA PERUSAHAAN. Nama Lengkap :... Nama Panggilan :... Tempat, tanggal lahir :... Agama :... Jenis Kelamin :... Sekolah :... Alamat Sekolah :... Nomor Telpon :... Kelas :... Tinggi badan :... Cm Berat Badan :...Kg Golongan Darah :... Anak ke :... Dari... bersaudara Alamat Lengkap :... No. HP : DATA ORANG TUA Nama Ibu :... Umur :... Pean :... Pendidikan :... Alamat Lengkap :... No. HP :... Nama Ayah :... Umur :... Pean :... Pendidikan :... Alamat Lengkap :... No. HP :... Riwayat Pendidikan Tingkat Nama Sekolah Tahun TK SD SMP Riwayat Kesehatan :... Demikian data pribadi saya buat dengan sebenarnya...,...28 Hormat Saya..

22 CONTOH SINKRONISASI KURIKULUM DENGAN SKKNI STRUKTUR KURIKULUM SMK.. BIDANG KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN PROGRAM KEAHLIAN : ADMINISTRASI PAKET KEAHLIAN PILIHAN : ADMINISTRASI PERKANTORAN MATA PELAJARAN Kelompok A (Wajib) KELAS X XI XII Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Bahasa Indonesia Matematika Sejarah Indonesia Bahasa Inggris Kelompok B (Wajib) 1 Seni Budaya Prakarya dan Kewirausahaan Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan Kelompok C (Peminatan Administrasi Perkantoran) C1 Dasar Bidang Kejuruan 10 Pengantar Ekonomi dan Bisnis Pengantar Administrasi Perkantoran Pengantar Akuntansi C2 Dasar Kompetensi Kejuruan 14 Otomatisasi Perkantoran Korespondensi Kearsipan Simulasi Digital C3 Kompetensi Kejuruan Paket Keahlian : Administrasi Perkantoran 18 Adminisrasi Kepegawaian Administrasi Keuangan Administrasi sarana dan prasarana Administrasi Humas dan keprotokolan TOTAL

23 SINKRONISASI KURIKULUM SMK DAN SKKNI ADMINISTRASI PERKANTORAN Secara Global Kluster 1: Correspondence (Pembuatan Surat Pribadi, Niaga dan Dinas) Kurikulum SMK N o C1/11, C2/14 1 C1/11, C2/14 C1/11, C2/14 C1/11, C2/14, C2/15 C1/11, C2/14, C2/15 A6, C1/11, C2/15 A6, C1/11, C2/ Kode Unit ADM.PK.005. ADM.PK02.0. ADM.PK ADM.PK ADM.PK ADM.PK ADM.PK Judul Unit Kompetensi Mengoperasikan Komputer/ Perangkat Keras Mengoperasikan Aplikasi Perangkat Lunak Mengakses dan Penarikan data komputer Menciptakan dan menggunakan dokumen dan lembar sederhana Memproduksi dokumen di kantor Membaca dalam Bahasa Inggris pada Tingkat Operasional Dasar Menulis dalam Bahasa Inggris pada Tingkat Operasional Dasar Rincian Detail sinkronisasi kurikulum dan SKKNI Administrasi Perkantoran, Kluster Correspondence (Pembuatan Surat Pribadi, Niaga dan Dinas) Unit Kompetensi ADM.PK.005. Mengoperasikan Komputer/ Perangkat Keras Mata Pelajaran Pengantar Adm Perkantoran No Kode Unit/ Elemen ADM.PK.005. /1. Memulai pengoperasian komputer dan dasar sistem informasi ADM.PK.005. / 2. Menyimpan data di Komputer ADM.PK.005. / 3. Mengatur petunjuk dasar dan struktur folder. Kriteria Unjuk Kerja 1.1.Komputer dinyalakan sesuai dengan prosedur pemakaian Fungsi dasar diidentifikasi berdasarkan pemakaian sistem informasi 1.3. Susunan perangkat keras disusun dengan benar jika perlu dengan bantuan dari orang- orang yang ahli 1.4. Tersedianya fasilitas bantuan yang dapat digunakan jika dibutuhkan Bagian- bagian desktop sepenuhnya dipilih, dibuka dan ditutup untuk akses keistimewaan dalam komputer (petunjuk/folder, file, perlengkapan network, recycle bin dan waste basket) 2.2. Peranan yang berbeda dan bagian- bagian dari desktop diidentifikasi untuk fungsi tertentu 2.3. Program dibuka, diubah ukurannya dan ditutup untuk tujuan navigasi Shortcuts dari desktop dibuat, jika perlu dengan bantuan dari orang- orang yang ahli Petunjuk- petunjuk/folder dengan petunjuk bagian/bagian folder dibuat dan diberi nama yang sesuai 3.2. Perlengkapan- perlengkapan petunjuk/folder (ukuran, tanggal, dll) diidentifikasi Petunjuk bagian/folder dipindahkan diantara petunjuk- petunjuk/folder 3.4. Petunjuk- petunjuk/folder diganti namanya apabila diperlukan 3.5. Petunjuk- petunjuk/folder dan bagian petunjuk/ folder diakses melalui jalan yang berbeda- beda.

24 ADM.PK.005. / 4. Mengatur file untuk pemakai (user) dan/atau keperluan pengaturan data ADM.PK.005. / 5. Mencetak data/informasi ADM.PK.005. / 6. Mematikan komputer 4.1. Model yang lazim dipakai dari file dalam petunjuk/folder diidentifikasi 4.2. File dibuat dan diberi nama yang sesuai, bila perlu 4.3. Kelompok file dipilih dan dibuka serta diganti namanya apabila diperlukan 4.4. File dicopy ke tempat penyimpan data (CD, Flash Disc, dll) atau dipilah dan dipindahkan melalui petunjuk Penghilangan file dapat diperbaiki/dikembalikan apabila perlu Alat- alat perangkat lunak digunakan untuk menempatkan file 5.1. Data / Informasi dicetak dari mesin printer yang telah di- install 5.2. Proses pencetakan dilihat, diperiksa dan dibatalkan jika perlu Kesalahan dalam pencetakan dapat diubah dalam daftar printer yang diinstalasi jika tersedia Menutup komputer dengan menutup terlebih dahulu semua aplikasi yang telah dibuka Komputer dimatikan sesuai ketentuan prosedur pemakaian. Unit Kompetensi ADM.PK Membaca dalam Bahasa Inggris pada Tingkat Operasional Dasar Mata Pelajaran Bahasa Inggris, Pengantar Adm Perkantoran 3 3 No 1 2 Kode Unit/ Elemen ADM.PK / 1. Mengenali tanda- tanda umum yang biasa digunakan pada Industri ADM.PK / 2. Membaca dokumen sederhana Kriteria Unjuk Kerja 1.1. Memahami arti tanda- tanda baca dan singkatan bahasa Inggris serta dapat menafsirkan maknanya 2.1. Mengidentifikasikan maksud dan isi dokumen 2.2. Apabila diperlukan, menanggapi maksud yang diidentifikasi dari dokumen 2.3. Mencari bantuan apabila diperlukan ADM.PK / 3. Membaca teks instruksional sederhana ADM.PK / 4. Membaca diagram sederhana 3.1. Mengidentifikasi tujuan dan inti teks 3.2. Apabila diperlukan, menanggapi maksud yang diidentifikasi dari teks 3.3. Mencari bantuan apabila diperlukan 4.1. Mengidentifikasi maksud dan inti diagram/simbol sebagai sarana komunikasi 4.2. Apabila diperlukan, menanggapi tujuan yang diidentifikasi dari teks 4.3. Mencari bantuan apabila diperlukan

25 Kluster 2 : Filling (Penanganan Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat dan Dokumen) Kurikulum SMK N o C2/11, C2/14 1 C2/11, C2/14, C2/16 C2/11, C2/14, C2/16 C2/11, C2/14, C2/16 C2/11, C2/14, C2/ Kode Unit ADM.PK.006. ADM.PK ADM.PK02.1. ADM.PK02.3. ADM.PK02.4. Judul Unit Kompetensi Menggunakan Peralatan Kantor Melakukan Penyimpanan Surat/ Dokumen Mengatur Penggandaan/ Pengumpulan dokumen Mengelola dan Menjaga Sisteem Kearsipan Memelihara Data di Komputer Kluster 3 : Mail Handling (Penanganan Surat/ Dokumen masuk dan keluar) Kurikulum SMK N o C3/20, C3/21 1 C2/15, C2/16 C2/15, C2/ Kode Unit ADM.PK.003. ADM.PK ADM.PK Judul Unit Kompetensi Besama dengan Kolega dan Pelanggan Menangani Penerimaan Surat/ Dokumen Menangani Pengiriman Surat/ Dokumen

26 CONTOH KURIKULUM ADMINISTRASI PERKANTORAN DUDI SESUAI SKKNI NAMA DUDI/PERUSAHAAN NAMA SMK KURIKULUM KOMPETENSI PERIODE TAHUN AJARAN :. :.. 1. MASA ORIENTASI KELAS 1 SEMESTER 2 Kurikulum SMK PENGENALAN DUDI DAN PEMBEKALAN PENGENALAN K3 PEMBEKALAN N o MATERI ORIENTASI PRESENTASI UNTUK MEMAHAMI PERATURAN- PERATURAN PERUSAHAAN DAN BUDAYA KERJA PRESENTASI UNTUK MEMAHAMI K3 MELAKSANAKAN ORIENTASI (MELAKSANAKAN 10 MATERI ORIENTASI) TEMPAT ORIENTASI/BAGIAN RUANG KELAS/RUANG RAPAT RUANG KELAS/RUANG RAPAT DAN LAPANGAN BAGIAN HRD, BAGIAN FINANCE, BAGIAN OPERASIONAL, BAGIAN LOGISTIK NO KRITERIA DAN URAIAN A BAIK SEKALI MOTIVASI Minat, perhatian dan kepedulian terhadap lingkungan area pean untuk mencapai tujuan praktek. KESIAGAAN 02 Tanggap terhadap setiap instruksi yang diberikan oleh dan mampu melaksanakan perintah dengan cepat dan tepat. INISIATIF 03 Usaha sendiri didalam menjaga suasana kondusif dan efektif di lingkungan area pean dan yang berkaitan dengan pean. TANGGUNGJAWAB Selalu menyelesaikan tugas sebaik-baiknya 04 dengan efektif dan tepat waktu, dengan menjaga suasana antar siswa di lingkungan area sesuai SOP perusahaan. KEPRIBADIAN Sikap dan tingkah laku siswa termasuk 05 penyesuaian dengan lingkungan area, sikap pribadi pada teman, pe lain dan atasan B BAIK C SEDANG D KURANG E SANGAT KURANG

27 PENAMPILAN Kerapian diri dan kelengkapan pakaian seragam dan kerapian tempat serta menjaga kebersihan di lingkungan area. ETIKA BEKERJA Memberikan salam, sopan santun, perhatian dan dapat berkomunikasi dengan baik serta menghargai kepada orang lain, tamu, teman se dan atasan,. DISIPLIN Selalu mentaati peraturan yang berlaku dengan benar. KERJA TIM (KERJASAMA) Mampu besama dengan dan teman tanpa konflik dalam melaksanakan tugas. K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Selalu menggunakan dan memperhatikan Kesehatan dan keselamatan serta membersihkan tempat dan alat-alat sebelum dan setelah be sesuai dengan aspek K3. LEMBAR PENILAIAN MASA ORIENTASI SISWA PRAKERIN (DIISI OLEH DU/DI) SISWA KELAS X SEMESTER 2 TAHUN AJARAN Nama Peserta :... Perusahaan :..Departemen:... Lama masa orientasi :.. Tingkat keberhasilan Trainer ditetapkan dengan huruf (A) sampai dengan huruf (E) dengan ketentuan sebagai berikut : A = Baik sekali ( ) D = Kurang ( ) B = Baik ( ) E = Sangat Kurang ( ) C = Cukup ( ) Penilaian dengan mencantumkan tanda ( ) pada kolom yang tersedia : NO KRITERIA DAN URAIAN A B C D E MOTIVASI Minat, perhatian dan kepedulian terhadap lingkungan area pean untuk mencapai tujuan praktek. KESIAGAAN Tanggap terhadap setiap instruksi yang diberikan oleh pelatih tempat dan mampu melaksanakan perintah dengan cepat dan tepat. INISIATIF Usaha sendiri didalam menjaga suasana kondusif dan efektif di lingkungan area pean dan yang berkaitan dengan pean. TANGGUNGJAWAB Selalu menyelesaikan tugas sebaik-baiknya dengan efektif dan tepat waktu, dengan menjaga suasana antar siswa di lingkungan area sesuai SOP perusahaan. KEPRIBADIAN Sikap dan tingkah laku siswa termasuk penyesuaian dengan lingkungan area, sikap pribadi pada teman, pe lain dan atasan

28 PENAMPILAN Kerapian diri dan kelengkapan pakaian seragam dan kerapian tempat serta menjaga kebersihan di lingkungan area. ETIKA BEKERJA Memberikan salam, sopan santun, perhatian dan dapat berkomunikasi dengan baik serta menghargai kepada orang lain, tamu, teman se dan atasan,. DISIPLIN Selalu mentaati peraturan yang berlaku dengan benar. KERJA TIM (KERJASAMA) Mampu besama dengan dan teman tanpa konflik dalam melaksanakan tugas. K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Selalu menggunakan dan memperhatikan Kesehatan dan 10 keselamatan serta membersihkan tempat dan alat-alat sebelum dan setelah be sesuai dengan aspek K3. ANGKA HURUF Nilai Rata-rata : Rekomendasi :...,... Pelatih Tempat Kerja Petunjuk Penilaian LEMBAR ORIENTASI Untuk mengevaluasi keberhasilan peserta pelatihan (siswa) pada pelaksaan Prakerin di dunia usaha/ dunia industri digunakan kriteria dan skala nilai sebagai berikut : Range Nilai Kualifikasi Indikator Baik sekali Menyelesaikan semua tugas yang dibebankan, dapat dikan dengan baik, dengan hasil sempurna. Mutu paling tinggi dalam standar industri Baik Menyelesaikan semua tugas yang dibebankan, dilaksanakan dengan benar. Hanya terdapat kesalahan-kesalahan kecil. Mutu tinggi dalam pean Cukup Hanya mencukupi untuk persyaratan minimal yang diharapkan dari tenaga atau sesuai dengan standar rata-rata tenaga yang ada Kurang Sangat Kurang Tidak mencukupi untuk persyaratan minimal yang diharapkan dari tenaga. Tidak mengerjakan, tidak menghasilkan, tanpa suatu nilai, atau tidakl berguna.

29 No Aspek yang dinilai Baik Sekali (A) Baik (B) Kualifikasi Cukup (C) Kurang (D) Disiplin Selalu mentaati peraturan DU/DI Pada umumnya mentaati peraturan dan ketentuan jam yang ditetapkan DU/DI Ada kalanya tidak melaksanakan peraturan dan ketentuan jam yang ditetapkan oleh DU/DI Sering mengabaik-an ketentuan jam yang ditetapkan DU/DI 2. Kerja sama Selalu mampu be sama dengan dan rekan lain tanpa konflik dalam melaksana-kan tugas/ pean Pada umum-nya mampu be sama dengan dan rekan lain tanpa konflik dalam melaksana-kan tugas /pean Adakalanya timbul konflik dengan atau rekan lain dalam melaksanakan tugas /pean Sering timbul konflik dengan atau rekan lain dalam melaksana-kan tugas /pean 3. Inisiatif Selalu mencari cara yang berdayaguna tanpa menunggu perintah dari atasan. Pada umumnya mancari yang berdayaguna dan berhasil guna Adakalanyamenc ari cara yang berdayaguna dan berhasil guna Jarang mencari cara yang berdayagu-na dan berhasil guna 4. Tanggung jawab Selalu menyelesai-kan tugas dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu merawat tempat dan alatalat yang digunakan Pada umumnya menyelesai-kan tugas dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu dengan merawat tempat dan alatalat yang digunakan Adakalanya tidak melaksanakan tu gas dan adakalanya tidak merawat tempat dan alat-alat yang digunakan Sering tidak menyelesai-kan tugas dan sering tidak merawat tempat dan alat-alat yang digunakan 5. Kepribadian Selalu sikap baik dan bertegur sapa /mengucapkan salam setiap bertemu teman, pe lain dan atasan, menunjukan tauladan sikap yang baik dan sopan santun Pada umumnya sikap baik dan bertegur sapa /mengucapkan salam setiap bertemu teman, pe lain dan atasan, menunjukan tauladan sikap yang baik dan sopan santun Adakalanya kurang sikap baik dan bertegur sapa /mengucapkan salam setiap bertemu teman, pe lain dan atasan, kurang menunjukan tauladan sikap yang baik dan sopan santun Sering tidak bertegur sapa /mengucapkan salam setiap bertemu teman, pe lain dan atasan, tidak menunjukan tauladan sikap yang baik dan sopan santun

30 2. PRAKERIN TAHAP 1 KELAS 2 SEMESTER 3 Kluster 1: Correspondence (Pembuatan Surat Pribadi, Niaga dan Dinas) Kurikulum SMK N o C1/11, C2/14 1 C1/11, C2/14 C1/11, C2/14 C1/11, C2/14, C2/15 C1/11, C2/14, C2/15 A6, C1/11, C2/15 A6, C1/11, C2/ Kode Unit ADM.PK.005. ADM.PK02.0. ADM.PK ADM.PK ADM.PK ADM.PK ADM.PK Judul Unit Kompetensi Mengoperasikan Komputer/ Perangkat Keras Mengoperasikan Aplikasi Perangkat Lunak Mengakses dan Penarikan data komputer Menciptakan dan menggunakan dokumen dan lembar sederhana Memproduksi dokumen di kantor Membaca dalam Bahasa Inggris pada Tingkat Operasional Dasar Menulis dalam Bahasa Inggris pada Tingkat Operasional Dasar Rincian Detail sinkronisasi kurikulum dan SKKNI Administrasi Perkantoran, Kluster Correspondence (Pembuatan Surat Pribadi, Niaga dan Dinas) Unit Kompetensi ADM.PK.005. Mengoperasikan Komputer/ Perangkat Keras Mata Pelajaran Pengantar Adm Perkantoran 3 3 No Kode Unit/ Elemen ADM.PK.005. /1. Memulai pengoperasian komputer dan dasar sistem informasi ADM.PK.005. / 2. Menyimpan data di Komputer ADM.PK.005. / 3. Mengatur petunjuk dasar dan struktur folder. Kriteria Unjuk Kerja 1.1.Komputer dinyalakan sesuai dengan prosedur pemakaian Fungsi dasar diidentifikasi berdasarkan pemakaian sistem informasi 1.3. Susunan perangkat keras disusun dengan benar jika perlu dengan bantuan dari orang- orang yang ahli 1.4. Tersedianya fasilitas bantuan yang dapat digunakan jika dibutuhkan Bagian- bagian desktop sepenuhnya dipilih, dibuka dan ditutup untuk akses keistimewaan dalam komputer (petunjuk/folder, file, perlengkapan network, recycle bin dan waste basket) 2.2. Peranan yang berbeda dan bagian- bagian dari desktop diidentifikasi untuk fungsi tertentu 2.3. Program dibuka, diubah ukurannya dan ditutup untuk tujuan navigasi Shortcuts dari desktop dibuat, jika perlu dengan bantuan dari orang- orang yang ahli Petunjuk- petunjuk/folder dengan petunjuk bagian/bagian folder dibuat dan diberi nama yang sesuai 3.2. Perlengkapan- perlengkapan petunjuk/folder (ukuran, tanggal, dll) diidentifikasi Petunjuk bagian/folder dipindahkan diantara petunjuk- petunjuk/folder 3.4. Petunjuk- petunjuk/folder diganti namanya apabila

31 diperlukan 3.5. Petunjuk- petunjuk/folder dan bagian petunjuk/ folder diakses melalui jalan yang berbeda- beda ADM.PK.005. / 4. Mengatur file untuk pemakai (user) dan/atau keperluan pengaturan data ADM.PK.005. / 5. Mencetak data/informasi ADM.PK.005. / 6. Mematikan komputer 4.1. Model yang lazim dipakai dari file dalam petunjuk/folder diidentifikasi 4.2. File dibuat dan diberi nama yang sesuai, bila perlu 4.3. Kelompok file dipilih dan dibuka serta diganti namanya apabila diperlukan 4.4. File dicopy ke tempat penyimpan data (CD, Flash Disc, dll) atau dipilah dan dipindahkan melalui petunjuk Penghilangan file dapat diperbaiki/dikembalikan apabila perlu Alat- alat perangkat lunak digunakan untuk menempatkan file 5.1. Data / Informasi dicetak dari mesin printer yang telah di- install 5.2. Proses pencetakan dilihat, diperiksa dan dibatalkan jika perlu Kesalahan dalam pencetakan dapat diubah dalam daftar printer yang diinstalasi jika tersedia Menutup komputer dengan menutup terlebih dahulu semua aplikasi yang telah dibuka Komputer dimatikan sesuai ketentuan prosedur pemakaian. Unit Kompetensi ADM.PK Membaca dalam Bahasa Inggris pada Tingkat Operasional Dasar Mata Pelajaran Bahasa Inggris, Pengantar Adm Perkantoran 3 3 No 1 2 Kode Unit/ Elemen ADM.PK / 1. Mengenali tanda- tanda umum yang biasa digunakan pada Industri ADM.PK / 2. Membaca dokumen sederhana Kriteria Unjuk Kerja 1.1. Memahami arti tanda- tanda baca dan singkatan bahasa Inggris serta dapat menafsirkan maknanya 2.1. Mengidentifikasikan maksud dan isi dokumen 2.2. Apabila diperlukan, menanggapi maksud yang diidentifikasi dari dokumen 2.3. Mencari bantuan apabila diperlukan ADM.PK / 3. Membaca teks instruksional sederhana ADM.PK / 4. Membaca diagram sederhana 3.1. Mengidentifikasi tujuan dan inti teks 3.2. Apabila diperlukan, menanggapi maksud yang diidentifikasi dari teks 3.3. Mencari bantuan apabila diperlukan 4.1. Mengidentifikasi maksud dan inti diagram/simbol sebagai sarana komunikasi 4.2. Apabila diperlukan, menanggapi tujuan yang diidentifikasi dari teks 4.3. Mencari bantuan apabila diperlukan

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KORESPONDENSI (CORRESPONDENCE) KLASTER

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KORESPONDENSI (CORRESPONDENCE) KLASTER PELATIHAN BERBASIS KORESPONDENSI (CORRESPONDENCE) KLASTER KODE PROGRAM PELATIHAN : K.74.9.0.1.2.32.II.01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

ADMINISTRASI PERKANTORAN

ADMINISTRASI PERKANTORAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK Al Hafidz pada Tahun Pelajaran 2014/2015 telah membuka jurusan baru yaitu Administrasi Perkantoran. Jurusan ini telah menerima 41 siswa didik. Sebagai jurusan baru tentunya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting di dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Terutama dalam menghadapi arus globalisasi saat ini, dimana perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis sesuai dengan perubahan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat ini,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Praktek Kerja Industri (Prakerin) a. Pengertian Praktik Kerja Industri Pembelajaran di dunia kerja adalah suatu strategi dimana setiap peserta mengalami proses

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB 1 P E N D A H U L U A N BAB 1 P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Undang-undang No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

Lebih terperinci

KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono

KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono 1. MASIH BANYAK YANG BELUM MELIHAT PENTINGNYA REVITALISASI SMK DALAM PENINGKATAN SEKTOR EKONOMI. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan sekolah didirikan, kurikulum disusun dan guru diangkat serta sarana dan prasarana pendidikan diadakan semuanya untuk kepentingan siswa atau anak didik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah ketatnya persaingan dalam memasuki dunia kerja, para calon tenaga kerja dituntut untuk memiliki mental kuat, pengetahuan dan keterampilan yang memadai dan sesuai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sebuah lembaga pendidikan kejuruan formal yang didirikan oleh pemerintah sebagai salah satu upaya untuk mempersiapkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 195/MEN/IV/2007 TENTANG

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 195/MEN/IV/2007 TENTANG LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 195/MEN/IV/2007 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA SEKTOR JASA PERUSAHAAN SUB SEKTOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN MAGANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN

BUKU PEDOMAN MAGANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN BUKU PEDOMAN MAGANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRISAKTI 2016 KATA PENGANTAR Program Pendidikan Profesi Akuntan Fakultas

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 28 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 28 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN PELATIHAN KERJA DI LEMBAGA PELATIHAN MILIK PEMERINTAH, SWASTA DAN PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat untuk menghadapi era globalisasi, bukan hanya masyarakat terpencil saja bahkan seluruh

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KEPALA SMK NEGERI 1 BLITAR Nomor : 420 / 631.a / / 2017

SURAT KEPUTUSAN KEPALA SMK NEGERI 1 BLITAR Nomor : 420 / 631.a / / 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 BLITAR Jl. Kenari No. 30 Telp./Fax. (0342) 801947 e-mail : info@smkn1blitar.sch.id BLITAR 66134 SURAT KEPUTUSAN KEPALA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...5 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...

DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...5 RUANG LINGKUP PEKERJAAN... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...5 1. KOMPETENSI UMUM...5 2. KOMPETENSI KEJURUAN...6 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...8 SUBSTANSI

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan 161 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda Pelaksanaan pendidikan di SMK

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS Menimbang BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Bagian ini merupakan bab penutup terdiri dari: 1) Kesimpulan, 2) Implikasi, dan 3) Saran. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat pengangguran di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI Menimbang Mengingat SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR

Lebih terperinci

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Pengertian kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,

Lebih terperinci

PEDIDIKAN JAWA TIMUR YANG BERDAYA SAING GLOBAL

PEDIDIKAN JAWA TIMUR YANG BERDAYA SAING GLOBAL 2/11/2017 PEDIDIKAN JAWA TIMUR YANG BERDAYA SAING GLOBAL 2 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR 1 Indek Pembangunan Manusia Jawa Timur PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN PEMERATAAN IPM SECARA BERSAMAAN (DOUBLE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,

Lebih terperinci

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru. PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI GURU DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KATA PENGANTAR UU No 14 Tahun 2005 Tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seperti sekarang ini setiap negara di seluruh dunia. semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seperti sekarang ini setiap negara di seluruh dunia. semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi seperti sekarang ini setiap negara di seluruh dunia semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang politik, bidang industri, bidang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peran DUDI terhadap implementasi pendidikan sistem ganda di SMKN 1 Salatiga, dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu bagian dari Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di BAB I PENDABULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di dalam pelaksanaannya sejak disahkannya Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1646, 2013 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Pendidikan dan Pelatihan. Pengujian Mutu Barang. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/M-DAG/PER/12/2013

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.604, 2010 OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA. Pengangkatan. Pemberhentian. Asisten Ombudsman. Prosedur.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.604, 2010 OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA. Pengangkatan. Pemberhentian. Asisten Ombudsman. Prosedur. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.604, 2010 OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA. Pengangkatan. Pemberhentian. Asisten Ombudsman. Prosedur. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SYARAT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...5

DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...5 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...5 1. Kompetensi Umum...5 2. Kompetensi Kejuruan...6 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...9 SUBSTANSI

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, dan memberikan peningkatan kualitas dalam persaingan di dunia kerja.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan dasar. Pendidikan Menengah Kejuruan merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,

Lebih terperinci

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 3 C. Ruang Lingkup... 3 BAB II JUDUL BAB II... 4 A. Pengertian Peminatan,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : / 4078 / 2015

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : / 4078 / 2015 PEMERINTAH DINAS Jalan Pahlawan No. 4, Telepon. (024) 8311708, 8311705, 8419826, 8417601, Fax. 8311707, 8451700 SEMARANG - 50241 KEPUTUSAN KEPALA DINAS NOMOR : 821.05 / 4078 / 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI

Lebih terperinci

-2- Geofisika Nomor 15 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan

-2- Geofisika Nomor 15 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan -2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR 2013, No.1242 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR PEDOMAN

Lebih terperinci

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID KEPUTUSAN KETUA STT NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO NOMOR : NJ-T06/0204/A.1.1/08-2011 TENTANG PEDOMAN ETIKA DOSEN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu program SMK adalah dengan adanya Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu program SMK adalah dengan adanya Pendidikan Sistem Ganda (PSG) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kejuruan merupakan salah satu jenis pendidikan yang mempunyai tugas mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kerja guna

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PAM.MM02.003.01 BUKU DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...5 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...5 RUANG LINGKUP PEKERJAAN... DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...5 1. KOMPETENSI UMUM...5 2. KOMPETENSI KEJURUAN...6 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...9 SUBSTANSI

Lebih terperinci

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1255, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI INFORMASI PUBLIK. Pengelolaan. Pelayanan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara No.107, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Guru. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 15 Depdiknas (2006: 8) menyebutkan bahwa Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu wahana untuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : WALIKOTA

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 547/SK/R/UI/2005 Tentang PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Menimbang

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA 31 CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA SURAT PERJANJIAN KERJA Nomer: ---------------------------------- Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : Jabatan : Alamat : Dalam hal ini bertindak atas nama direksi

Lebih terperinci

2017, No Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Peg

2017, No Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Peg No.1160, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Kode Etik PNS. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong tumbuhnya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 KISI-KISI SOAL PRAKTIK KEJURUAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 KISI-KISI SOAL PRAKTIK KEJURUAN DOKUMEN NEGARA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 KISI-KISI SOAL PRAKTIK KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian : Administrasi

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ATAU UNIT KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR TAHUN 0 TENTANG TENAGA KEPENDIDIKAN TETAP NON PNS UNIVERSITAS BRAWIJAYA REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In No.1421, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Kode Etik Pegawai. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga Pendidikan tingkat menengah, diselenggarakan untuk menghasilkan tamatan calon tenaga kelas kerja

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAAN MAGANG. Systec Medika Jakarta pusat selama 30 hari, terhitung 16 Januari 2017 s/d 24

BAB III PELAKSANAAAN MAGANG. Systec Medika Jakarta pusat selama 30 hari, terhitung 16 Januari 2017 s/d 24 BAB III PELAKSANAAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis memulai praktek kerja lapangan atau magang pata PT. Global Systec Medika Jakarta pusat selama 30 hari, terhitung 16 Januari 2017 s/d

Lebih terperinci

Rancangan Program Kerja Dan Action Plan Pokja Prakerin PROGRAM KERJA POKJA PRAKERIN TAHUN KERJA

Rancangan Program Kerja Dan Action Plan Pokja Prakerin PROGRAM KERJA POKJA PRAKERIN TAHUN KERJA Rancangan Program Kerja Dan Action Plan 2012 - PROGRAM KERJA POKJA PRAKERIN TAHUN KERJA 2012 - No. Program dan Jenis Kegiatan Hasil yang diharapkan Waktu pelaksana 1 2 3 4 TAHAP PERSIAPAN 1 Inventarisasi

Lebih terperinci

2017, No di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tenta

2017, No di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tenta No.43, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. PPNPN. Tata Cara. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan No.1799, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. LPK. Akreditasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PELATIHAN KERJA

Lebih terperinci

(JUNIOR ADMINISTRATIVE ASSISTANT)

(JUNIOR ADMINISTRATIVE ASSISTANT) PELATIHAN BERBASIS SEKRETARIS YUNIOR LEVEL III (JUNIOR ADMINISTRATIVE ASSISTANT) KODE PROGRAM PELATIHAN : K.74.9.0.1.2.3.III.01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 6, 1989 (PEMBANGUNGAN. PENDIDIKAN. Kebudayaan. Prasarana. Warga Negara. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1094, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. Kode Etik. Pegawai Negeri Sipil. Pembinaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.271, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Kode Etik. PNS. Kementerian. Hukum. HAM. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-07.KP.05.02

Lebih terperinci

PERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015

PERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015 PERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN PEMBINAAN KARAKTER BERBASIS RELIGI(PKBR) BAGI MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1507, 2017 KEMENKUMHAM. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG KODE

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016 SALINAN WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam membentuk, mengembangkan dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kualitas

Lebih terperinci

2 Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik I

2 Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1423. 2015 KEMENLU. Kode Etik. Pegawai. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN

Lebih terperinci

PANDUAN KERJA MAGANG (INTERNSHIP)

PANDUAN KERJA MAGANG (INTERNSHIP) PANDUAN KERJA MAGANG (INTERNSHIP) Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Bobot : Magang Kerja : EA4694 : 6 SKS Magang Kerja merupakan mata kuliah yang dapat dipilih oleh mahasiwa sebagai kelengkapan 144 SKS yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Seperti yang dinyatakan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 2004,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt Menimbang : jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 08/MEN/ V/2008 TENTANG TATA CARA PERIZINAN DAN PENYELENGGARAAN PEMAGANGAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA FINAL HARMONISASI RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER 1274/K/JF/2010 TENTANG

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER 1274/K/JF/2010 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER 1274/K/JF/2010 TENTANG PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN SERTIFIKASI AUDITOR APARAT PENGAWASAN INTERN

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan formal, yang mempunyai tujuan mempersiapkan para siswanya untuk menjadi tenaga kerja tingkat

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PESERTA UJI KOMPETENSI MANAJEMEN RISIKO

BUKU PANDUAN PESERTA UJI KOMPETENSI MANAJEMEN RISIKO BUKU PANDUAN PESERTA UJI KOMPETENSI MANAJEMEN RISIKO Edisi Januari 2009 1 PANDUAN PESERTA UJI KOMPETENSI MANAJEMEN RISIKO Pendaftaran Uji Kompetensi Manajemen Risiko dapat dilakukan secara kolektif dari

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07PRT/M/2017 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : a. bahwa pembentukan

Lebih terperinci

2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se

2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se No.547, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07/PRT/M/2017 TENTANG KODE ETIK DAN KODE

Lebih terperinci